Potensi Cabe Jamudi Beberapa Kabupaten di Madura sebagai Bahan Jamu

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Potensi Cabe Jamudi Beberapa Kabupaten di Madura sebagai Bahan Jamu"

Transkripsi

1 Potensi Cabe Jamudi Beberapa Kabupaten di Madura sebagai Bahan Jamu Ratna Dewi Judhaswati Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Timur Abstrak Ramuan Jamu Madura sudah sangat terkenal sampai seantero nusantara. Ramuan Asli Madura menurut Kepala BPOM merupakan hasil kreativitas intelektual masyarakat Madura yang berupa metode ramuan dengan formula serta komposisidari bahan tumbuhan sehingga mengandung khasiat khusus bagi praktik pengobatan yang diperoleh secara turun temurun berdasarkan pengalaman. Salah satu bahan dalam pembuatan ramuan jamu Madura ini yaitu Cabe Jamu sudah banyak dibudidayakan di Pulau Madura.Cabe jawa atau cabe jamu (Piper Retrofractum Vahl.) merupakan tanaman penghasil rempah dan fitofarmaka yang penting baik ditinjau dari pemenuhan kebutuhan bumbu dan obat tradisional bagi masyarakat maupun bagi industri makanan, minuman, jamu dan obat.rasa pedas yang dikeluarkan buahnya berasal dari senyawa piperine. Sejumlah penyakit bisa diatasi dengan cabe jamu, antara lain : kejang perut, muntah-muntah, mulas, disentri, diare, sakit kepala, sakit gigi, batuk, demam, hidung berlendir, lemah syahwat, sukar melahirkan, neurastenia, tekanan darah rendah, kembung, tidak dapat hamil karena rahim dingin, membersihkan rahim setelah melahirkan, badan terasa lemah, stroke, rheumatik, gout, nyeri pinggang (Haryanto, 2009).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi cabe jamu di kabupaten-kabupaten di Madura.Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode Location Quotient (LQ).Sumber datanya berupa data sekunder yang berasal dari Badan Pusat Statistik berupa data series4 (empat) Kabupaten di Madura, yaitu Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan, dan Kabupaten Sumenep Dalam Angka Dengan diketahuinya potensi dari komoditas cabe jamu ini diharapkan akan dapat lebih diperhatikan pengembangannyaoleh pemerintah kabupaten setempat. Kata Kunci :Cabe Jamu, Potensi, LQ (Location Quotient) A. PENDAHULUAN Minum jamu merupakan kebiasaan dari masyarakat Madura terutama yang masih keturunan kerajaan. Kebiasaan minum jamu telah dikenalkan kepada anak sejak usia dini, terutama bagi anak perempuan, sampai mereka berprinsip lebih baik tidak makan daripada tidak minum jamu (Handayani, 2003). Jamu Madura memiliki kekhasan dibandingkan dengan jamu daerah lain. Bila dibandingkan dengan jamu jawa, jamu Madura lebih pahit tidak manis seperti jamu jawa dan aroma yang khas rempah-rempah yang membuat jamu Madura lebih berkhasiat dibanding jamu yang lain. Ramuan Jamu Madura sudah sangat terkenal sampai seantero nusantara.ramuan Asli Madura menurut Kepala BPOM merupakan hasil kreativitas intelektual masyarakat Madura yang berupa metode ramuan dengan formula serta komposisidari bahan tumbuhan sehingga mengandung khasiat khusus bagi praktik pengobatan yang diperoleh secara turun temurun berdasarkan pengalaman. Salah satu bahan dalam pembuatan ramuan jamu Madura ini yaitu Cabe Jamu.Cabe jawa merupakan tanaman rempah dan obat asli Indonesia, digunakan sebagai bahan bakupenting industri jamu (Evizal, 2013). Cabe jawa atau cabe jamu (Piper Retrofractum Vahl.) berasal dari Pulau Jawa dan banyak ditanam di Madura dan Lamongan (Winarto, 2008).merupakan tanaman penghasil rempah dan fitofarmaka yang penting baik ditinjau 195

2 dari pemenuhan kebutuhan bumbu dan obat tradisional bagi masyarakat maupun bagi industri makanan, minuman, jamu dan obat. Rasa pedas yang dikeluarkan buahnya berasal dari senyawa piperine. Sejumlah penyakit bisa diatasi dengan cabe jamu, antara lain : kejang perut, muntahmuntah, mulas, disentri, diare, sakit kepala, sakit gigi, batuk, demam, hidung berlendir, lemah syahwat, sukar melahirkan, neurastenia, tekanan darah rendah, kembung, tidak dapat hamil karena rahim dingin, membersihkan rahim setelah melahirkan, badan terasa lemah, stroke, rheumatik, gout, nyeri pinggang (Haryanto, 2009). Penelitian yang dlakukan oleh Handayani et. al (1996) menyebutkan bahwa cabe jamu digunakan dalam beberapa ramuan jamu Madura terutama bagi perempuan yang mengalami masalah dengan menstruasi. Industri jamu di Madura telah mengolah cabe jamu lebih bervariatif seperti dibuat serbuk minuman, jadi lebih praktis dan mudah penggunaannya.saat ini disinyalir tercatat sebanyak ±77 kemasan jamu tradisional yang diproduksi oleh pabrik-pabrik jamu terkemuka seperti Jamu Jago, Air Mancur, Sidomuncul, dan pabrik-pabrik lainnya menggunakan bahan baku cabe jamu (Djauhariya dan Rosman, 2007).Begitu banyaknya khasiat dari cabe jamu ini maka dilakukan penelitian ini yang bertujuan untuk melihat potensi cabe jamu per kecamatan di 4 (empat) kabupaten di Madura. B. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif, yaitu untuk menjelaskan berbagai kondisi atau variable yang timbul di masyarakat (Bungin, 2005) dengan menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variable-variabel dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik.sumber datanya berupa data sekunder yang berasal dari Badan Pusat Statistik berupa data series 4 (empat) Kabupaten di Pulau Madura, yaitu Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan, dan Kabupaten Sumenep Dalam Angka Metode Analisis yang digunakan adalah metode Location Quotient (LQ).Analisis ini digunakan untuk mengetahui komoditas basis pada masing-masing kecamatan di wilayah penelitian.teknik analisis yang digunakan adalah Location Quotient(LQ), yaitu perbandingan antara besarnya peranan komoditas tersebut secara nasional atau pada wilayah yang lebih luas sehingga diperoleh derajat relatif spesialisasi suatu komoditas.secara sistematis perhitungan LQ dinyatakan sebagai berikut: LQ = pi/pt PI/Pt dimana: LQ = Location Quotient pi = Produksi (luas panen) jenis komoditas i pada tingkat kecamatan pt = Produksi (luas panen) tanaman pangan semua komoditas j pada tingkat kecamatan Pi = Produksi (luas panen) jenis komoditas i pada tingkat kabupaten Pt = Produksi (luas panen) tanaman pangan komoditasi j pada tingkat kabupaten Jika :LQ > 1 menunjukkan terdapat konsentrasi relative disuatu wilayah dibandingkan dengan keseluruhan wilayah. Hal ini berarti komoditas i disuatu wilayah merupakan sektor basis yang berarti komoditas i di wilayah itu memiliki keunggulan komparatif. LQ = 1 merupakan sektor non basis, artinya komoditas i disuatu wilayah tidak memiliki keunggulan komparatif. produksi komoditas yang dihasilkan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sendiri dalam wilayah itu. LQ < 1.merupakan sektor non basis, artinya komoditas i disuatu wilayah tidak memiliki keunggulan komparatif, produksi komoditas i di wilayah itu tidak dapat memenuhi kebutuhan sendiri dan harus mendapat pasokan dari luar wilayah. 196

3 C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. KABUPATEN BANGKALAN Berdasarkan data yang diperoleh di Kabupaten Bangkalan terdapat 10 (sepuluh) kecamatan yang memiliki areal panen tanaman cabe jamu dari 18 kecamatan yang ada. Dari 10 kecamatan tersebut yang memiliki luas areal panen terbesar yaitu kecamatan Tanjung Bumi dengan rata-rata luasan 100,68 Ha. Dari hasil analisis Location Quotient (LQ) terdapat 6 (enam) kecamatan yang memiliki nilai LQ> 1 yaitu Blega (4,51), Tragah (2,29), Bangkalan (1,36), Burneh (2.40), Kokop (1,02), dan Tanjung Bumi (3,42) yang artinya bahwa tanaman cabe jamu di 6 (enam) kecamatan tersebut menjadi sektor basis dan merupakan komoditi unggulan di daerah tersebut.perkembangan luas areal panen cabe jamu per kecamatan dari tahun dan Nilai LQ per kecamatan dari tahun disajikan pada Tabel 1.1.dan Tabel 1.2. Tabel 1.1. Luas Areal Panen Tanaman Cabe Jamu per kecamatan di Kabupaten Bangkalan (ha) 1 Kamal 0,00 0,00 0,00 0,00 0, Labang 0,00 0,00 0,00 0,00 0, Kwanyar 0,00 0,00 0,00 0,00 0, Modung 0,00 0,00 0,00 0,00 0, Blega 30,3 30,24 41,59 41,59 41, Konang 0,00 0,00 0,00 0,00 0, Galis 14,4 14,36 15,81 14,46 14, Tanah Merah 22,1 21,92 22,16 22,16 22, Tragah 14,9 14,74 14,90 14,90 14, Socah 0,00 0,00 0,00 0,00 0, Bangkalan 15,7 12,79 15,76 15,76 15, Burneh 18,9 17,79 18,99 18,99 18, Arosbaya 0,00 0,00 0,00 0,00 0, Geger 0,00 0,00 0,00 0,00 0, Kokop 40,8 40,39 40,81 40,81 40, Tanjung Bumi 102, 102,5 102,72 102,7 92, Sepulu 1,85 1,62 1,85 1,85 1, Klampis 7,55 7,33 7,55 7,55 7, Total Sumber : Badan Pusat Statistik Tabel 1.2. Analisis Location Quotient (LQ) Tanaman Cabe Jamuper kecamatan di Kabupaten Bangkalan Rat Klasifikas a- i Nilai LQ 1 Kamal Non 2 Labang Non 3 Kwanyar Non 4 Modung Non 5 Blega Basis 6 Konang Non 7 Galis Non 197

4 8 Tanah Merah Non 9 Tragah Basis 10 Socah Non 11 Bangkalan Basis 12 Burneh Basis 13 Arosbaya Non 14 Geger Non 15 Kokop Basis 16 Tanjung Basis 17 Sepulu Non 18 Klampis Non Sumber : Data Diolah KABUPATEN SAMPANG Berdasarkan data yang diperoleh di Kabupaten Sampang terdapat 6 (enam) kecamatan yang memiliki areal panen tanaman cabe jamu dari 14 kecamatan yang ada. Dari 6 kecamatan tersebut yang memiliki luas areal panen terbesar yaitu kecamatan Ketapang dengan rata-rata luasan 358 Ha. Dari hasil analisis Location Quotient (LQ) terdapat 3 (tiga) kecamatan yang memiliki nilai LQ > 1 yaitu Banyuates (2,37), Ketapang (2,18), dan Sokobanah (1,22), yang artinya bahwa tanaman cabe jamu di 3 (tiga) kecamatan tersebut menjadi sektor basis dan merupakan komoditi unggulan di daerah tersebut.perkembangan luas areal panen cabe jamu per kecamatan dari tahun dan Nilai LQ per kecamatan dari tahun disajikan pada Tabel 2.1.dan Tabel 2.2. Tabel 2.1. Luas Areal Panen Tanaman Cabe Jamu per kecamatan di Kabupaten Sampang (ha) 1 Sreseh 0,00 0,00 0,00 0,00 0, Torjun 0,00 0,00 0,00 0,00 0, Pangarengan 0,00 0,00 0,00 0,00 0, Sampang 0,00 0,00 0,00 0,00 0, Camplong 0,00 0,00 0,00 0,00 0, Omben 0,00 0,00 0,00 0,00 0, Kedungdung 0,00 0,00 0,00 0,00 0, Jrengik 0,00 0,00 0,00 0,00 0, Tambelangan 15,00 15,00 15,00 15,00 15, Banyuates 262,00 262,00 262,00 262,00 262, Robatal 30,00 30,00 30,00 30,00 30, Karang 15,00 15,00 15,00 15,00 15, Ketapang 358,00 358,00 358,00 358,00 358, Sokobanah 206,00 206,00 208,00 208,00 206, Total Sumber : Badan Pusat Statistik Tabel 2.2. Analisis Location Quotient (LQ) Tanaman Cabe Jamu per kecamatan di Kabupaten Sampang Rata Klasifikasi rata Nilai LQ 1 Sreseh Non Basis 198

5 2 Torjun Non Basis 3 Pangarengan Non Basis 4 Sampang Non Basis 5 Camplong Non Basis 6 Omben Non Basis 7 Kedungdung Non Basis 8 Jrengik Non Basis 9 Tambelangan Non Basis 10 Banyuates Basis 11 Robatal Non Basis 12 Karang Non Basis 13 Ketapang Basis 14 Sokobanah Basis Sumber : Data Diolah KABUPATEN PAMEKASAN Berdasarkan data yang diperoleh di Kabupaten Pamekasan terdapat 9 (sembilan) kecamatan yang memiliki areal panen tanaman cabe jamu dari 13 kecamatan yang ada. Dari 9 kecamatan tersebut yang memiliki luas areal panen terbesar yaitu kecamatan Larangan dengan rata-rata luasan 198Ha. Dari hasil analisis Location Quotient (LQ) terdapat 2 (dua) kecamatan yang memiliki nilai LQ > 1 yaitu Larangan (6,89)dan Kadur (2,67), yang artinya bahwa tanaman cabe jamu di 2 (dua) kecamatan tersebut menjadi sektor basis dan merupakan komoditi unggulan di daerah tersebut.perkembangan luas areal panen cabe jamu per kecamatan dari tahun dan Nilai LQ per kecamatan dari tahun disajikan pada Tabel 3.1.dan Tabel 3.2. Tabel 3.1. Luas Areal Panen Tanaman Cabe Jamu per kecamatan di Kabupaten Pamekasan (ha) 1 Tlanakan 0,00 0,00 0,00 0,00 0, Pademawu 0,00 0,00 0,00 0,00 0, Galis 0,00 0,00 0,00 0,00 0, Larangan 208,00 208,00 188,50 184,50 205, Pamekasan 0,00 0,00 0,00 0,00 0, Proppo 5,00 5,00 32,00 31,00 39, Palengan 31,00 31,00 35,00 32,00 44, Pegantenan 7,00 7,00 27,00 37,00 48, Kadur 111,00 111,00 105,00 122,00 147, Pakong 9,00 9,00 31,00 33,00 49, Waru 26,00 26,00 45,00 40,00 53, Batumarmar 57,00 57,00 40,00 35,00 48, Pasean 44,00 44,00 46,00 44,00 58, Total Sumber : Badan Pusat Statistik Tabel 3.2. Analisis Location Quotient (LQ) Tanaman Cabe Jamu per kecamatan di Kabupaten Pamekasan Nilai Klasifikasi LQ 199

6 1 Tlanakan Non 2 Pademawu Non 3 Galis Non 4 Larangan Basis 5 Pamekasan Non 6 Proppo Non 7 Palengan Non 8 Pegantenan Non 9 Kadur Basis 10 Pakong Non 11 Waru Non 12 Batumarmar Non 13 Pasean Non Sumber : Data Diolah KABUPATEN SUMENEP Berdasarkan data yang diperoleh di Kabupaten Sumenephampir semua kecamatan memiliki areal panen tanaman cabe jamu dan hanya satu kecamatan dari 27 kecamatan yang tidak memiliki areal tanam cabe jamu yaitu kecamatan Sapeken. Dari 26 kecamatan tersebut yang memiliki luas areal panen terbesar yaitu kecamatan Bluto dengan rata-rata luasan mencapai586,67ha. Dari hasil analisis Location Quotient (LQ) terdapat 11 (sebelas) kecamatan yang memiliki nilai LQ > 1 yaitu Bluto (5,07), Saronggi (1,15), Giligenting (1,15), Talango (4.07), Kalianget (3,02), Kota (2,09), Guluk-guluk (2,26), Pasongsongan (1,02), Rubaru (1,07), Gayam (3,00), Raas (2,50), yang artinya bahwa tanaman cabe jamu di 11 (sebelas) kecamatan tersebut menjadi sektor basis dan merupakan komoditi unggulan di daerah tersebut.perkembangan luas areal panen cabe jamu per kecamatan dari tahun dan Nilai LQ per kecamatan dari tahun disajikan pada Tabel 4.1. dan Tabel 4.2. Tabel 4.1. Luas Areal Panen Tanaman Cabe Jamu per kecamatan di Kabupaten Sumenep (ha) 1 Pragaan 82,51 82,51 82,51 88,40 88, Bluto 568,57 568,5 568,57 613,83 613, Saronggi 74,11 74,11 74,11 73,94 73, Giligenting 36,00 36,00 36,00 36,14 36, Talango 39,93 39,93 39,93 39,25 39, Kalianget 36,86 36,86 36,86 36,89 36, Kota 32,76 32,76 32,76 32,82 32, Batuan 16,38 16,38 16,38 16,41 16, Lenteng 224,72 224,7 224,72 233,66 233, Ganding 279,42 279,4 287,58 303,86 303, Guluk-guluk 150,04 150,0 151,04 150,46 150, Pasongsong 68,16 68,16 68,16 58,22 58, Ambunten 85,26 85,26 85,26 84,59 84, Rubaru 68,92 68,92 68,92 69,20 69, Dasuk 48,77 48,77 48,77 48,45 48, Manding 67,45 67,45 67,45 66,91 66, Batuputih 41,45 41,45 41,45 41,64 41,

7 18 Gapura 54,06 54,06 54,06 53,82 53, Batang- 101,60 101,6 101,60 103,62 103, Dungkek 40,91 40,91 40,91 40,74 40, Nonggunon 82,85 82,85 82,85 84,55 84, Gayam 96,30 96,30 96,30 100,31 100, Raas 1,72 1,72 1,72 1,56 1, Sapeken 0,00 0,00 0,00 0,00 0, Arjasa 23,10 23,10 23,10 23,57 23, Kangayan 11,55 11,55 11,55 11,80 11, Masalembu 36,80 36,80 36,80 37,25 37, Total 2,370. 2,370 2,379. 2, ,451. Sumber : Badan Pusat Statistik Tabel 4.2. Analisis Location Quotient (LQ) Tanaman Cabe Jamu per kecamatan di Kabupaten Sumenep Rata Klasifikas rata i Nilai LQ 1 Pragaan Non 2 Bluto Basis 3 Saronggi Basis 4 Giligenting Basis 5 Talango Basis 6 Kalianget Basis 7 Kota Basis 8 Lenteng Non 9 Ganding Non 10 Guluk-guluk Basis 11 Pasongsong Basis 12 Ambunten Non 13 Rubaru Basis 14 Dasuk Non 15 Manding Non 16 Batuputih Non 17 Gapura Non 18 Batang Non 19 Dungkek Non 20 Nonggunon Non 21 Gayam Basis 22 Raas Basis 23 Arjasa Non 24 Sapeken Basis Non 25 Kangayan Basis Non 26 Masalembu Basis Non Sumber : Data Diolah Basis D. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dari analisis LQ di 4 (empat) kabupaten di Madura, potensi cabe jamu di kabupaten-kabupaten tersebut sangat besar dengan diketahuinya kecamatan-kecamatan dengan nilai LQ > 1 yang artinya bahwa kecamatan tersebut menjadikan cabe jamu sebagai sektor basis dimana cabe jamu tersebut menjadi komoditi unggulan di kecamatan tersebut. Kabupaten 201

8 Sumenep yang hampir seluruh kecamatannya mengusahakan cabe jamu memiliki potensi besar untuk lebih dikembangkan lagi, terutama bagi kecamatan yang menjadikan cabe jamu sebagai sektor basis dan komoditi unggulan, agar Pemerintah daerah lebih memperhatikan lagi pengembangannya dan dapat mempertahankan cabe jamu yang menjadi bahan jamu racikan Madura pada setiap kecamatan sehingga dapatmeningkatkan pendapatan daerah.bagi kecamatan yang belum menjadi basis dari cabe jamu tetapi berpotensi diharapkan lebih diperhatikan pengembangannya agar bisa juga menjadi komoditi unggulan di kecamatan tersebut.demikian halnya untuk 3 (tiga) kabupaten yang lain yaitu Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampang dan Kabupaten Pamekasan. Dengan diketahuinya potensi cabe jamu ini diharapkan agar cabe jamu dipertahankan keberadaannya dan lebih dikembangkan lagi baik dari proses penanamannya sampai proses pasca panennya dan dibantu dalam proses pemasaran ke industri-industri jamu. Dengan dukungan Pemerintah Daerah diharapkan dapat meningkatkan pendapatan daerah dan cabe jamu ini bisa menjadi ikon komoditi unggulan dari Madura. DAFTAR PUSTAKA Bachrein S, 2003, Penetapan Komoditas Unggulan Provinsi, BP2TP Working Paper, Bogor, Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Badan Pusat Statistik (BPS), , Kabupaten Bangkalan Dalam Angka 2010, Pemerintahan Kabupaten Bangkalan,Bangkalan. Badan Pusat Statistik (BPS), ,Kabupaten Sampang Dalam Angka 2010, Pemerintahan Kabupaten Sampang, Sampang. Badan Pusat Statistik (BPS), ,Kabupaten Pamekasan Dalam Angka 2010, Pemerintahan Kabupaten Pamekasan. Pamekasan. Badan Pusat Statistik (BPS), ,Kabupaten Sumenep Dalam Angka Pemerintahan Kabupaten Sumenep,Sumenep. Bungin, Burhan2005, Metodologi Penelitian Kuantitatif : Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta, Kencana Prenada Media Group. Djauhariya, E., & Rosman, R. (2007).Status teknologi tanaman cabe jamu (Piper retrofractum Vahl.).Perkembangan Teknologi Tanaman Rempah dan Obat, 13, Evizal, R 2013, Status Fitofarmaka Dan Perkembangan Agroteknologi Cabe Jawa (Piper Retrofractum Vahl.), Jurnal Agrotropika 18(1): Handayani, L 2003, Membedah Rahasia Ramuan Madura, Agromedia Pustaka, Jakarta, hlm : 3 Handayani, et.al 1998, Inventarisasi Jamu Madura Yang Dimanfaatkan Untuk Pengobatan Atau Perawatan Gangguan Kesehatan Berkaitan Dengan Fungsi Reproduksi Wanita, diakses pada 19 September 2016 ( Haryanto, Sugeng Ensiklopedi Tanaman Obat Indonesia.Cetakan I. Palmall.Yogyakarta. Pangerang, 2014, Analisis Location Quotient (LQ ) Dalam Penentuan Komoditi Unggulan Kecamatan di Kabupaten Maros, Agronomi Pertanian. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI Nomor : HK tentang Kriteria dan Tata Laksana Pendaftaran Obat Tradisional, Obat Herbal Berstandar dan Fitofarmaka Winarto, 2008, Cabe Jawa : Si Pedas Berkhasiat Obat, Agromedia Pustaka, Jakarta. 202

Sidang Akhir Tugas Akhir

Sidang Akhir Tugas Akhir Sidang Akhir Tugas Akhir Aji Muda Casaka Laboratorium E-Bisnis Jurusan Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Dosen Pembimbing: Faizal Johan Atletiko, S.Kom,

Lebih terperinci

PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI PULAU MADURA BERDASARKAN SEKTOR PERTANIAN SEBELUM DAN SETELAH BERDIRI JEMBATAN SURAMADU

PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI PULAU MADURA BERDASARKAN SEKTOR PERTANIAN SEBELUM DAN SETELAH BERDIRI JEMBATAN SURAMADU SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI PULAU MADURA BERDASARKAN SEKTOR PERTANIAN SEBELUM DAN SETELAH BERDIRI JEMBATAN SURAMADU Oleh : Aizeh Mauludina (1310 105 01) Dosen Pembimbing : Dr.

Lebih terperinci

Dr. Vita Ratnasari, S. Si, M. Si Kresnayana Yahya, M. Sc Madu Ratna, M. Si

Dr. Vita Ratnasari, S. Si, M. Si Kresnayana Yahya, M. Sc Madu Ratna, M. Si Dr. Vita Ratnasari, S. Si, M. Si Kresnayana Yahya, M. Sc Madu Ratna, M. Si Analisis Statistika Mengenai Potensi Pengembangan Madura Berdasarkan Sektor Demografi, Sosial Dan Pertanian Sebelum Dan Setelah

Lebih terperinci

Hierarchical Clustering via Minimax Linkage pada Pengelompokkan Kecamatan di Pulau Madura berdasarkan Indikator Pemerataan Pendidikan

Hierarchical Clustering via Minimax Linkage pada Pengelompokkan Kecamatan di Pulau Madura berdasarkan Indikator Pemerataan Pendidikan JURUSAN STATISTIKA - FMIPA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2011 Padmi Ganifandari 1308 100 044 Hierarchical Clustering via Minimax Linkage pada Pengelompokkan Kecamatan di Pulau Madura berdasarkan

Lebih terperinci

PERAN DAYA DUKUNG WILAYAH TERHADAP PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN SAPI MADURA

PERAN DAYA DUKUNG WILAYAH TERHADAP PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN SAPI MADURA Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume 13, Nomor 2, Desember 2012, hlm.316-326 PERAN DAYA DUKUNG WILAYAH TERHADAP PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN SAPI MADURA Budi Hartono Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

Sekapur Sirih. Sumenep, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep. Maryadi, SH, M.Hum

Sekapur Sirih. Sumenep, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep. Maryadi, SH, M.Hum 1 Sekapur Sirih Sesuai dengan Undang undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik, Badan Pusat Statistik (BPS) bertanggung jawab menyediakan data statistic dasar dengan menyelenggarakan kegiatan Sensus

Lebih terperinci

PEMETAAN KERUSAKAN MANGROVE DI MADURA DENGAN MEMANFAATKAN CITRA DARI GOOGLE EARTH DAN CITRA LDCM

PEMETAAN KERUSAKAN MANGROVE DI MADURA DENGAN MEMANFAATKAN CITRA DARI GOOGLE EARTH DAN CITRA LDCM PEMETAAN KERUSAKAN MANGROVE DI MADURA DENGAN MEMANFAATKAN CITRA DARI GOOGLE EARTH DAN CITRA LDCM Oleh : Firman Farid Muhsoni, S.Pi., M.Sc Program Studi Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo Madura email

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMENEP NOMOR : 19 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMENEP Menimbang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari hasil penelitian ini dihasilkan 12 komoditas pertanian yang menjadi komoditas unggulan

Lebih terperinci

Jumlah penduduk Kabupaten Bangkalan berdasarkan hasil SP2010 sebanyak orang dengan laju pertumbuhan sebesar 1,46 persen per tahun

Jumlah penduduk Kabupaten Bangkalan berdasarkan hasil SP2010 sebanyak orang dengan laju pertumbuhan sebesar 1,46 persen per tahun Jumlah penduduk Kabupaten Bangkalan berdasarkan hasil SP2010 sebanyak 907.255 orang dengan laju pertumbuhan sebesar 1,46 persen per tahun Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat Undang-undang Nomor 16 Tahun

Lebih terperinci

Pengembangan Wilayah Berbasis Agroindustri di Kabupaten Sumenep

Pengembangan Wilayah Berbasis Agroindustri di Kabupaten Sumenep Pengembangan Wilayah Berbasis Agroindustri di Kabupaten Sumenep Oleh : Maulina Oktavia 3608100060 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sumenep Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sumenep Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sumenep Tahun 2013 sebanyak 227.648 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Sumenep Tahun 2013 sebanyak 6 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN Jalan Urip Sumoharjo No. 6 Telpon (0328) S U M E N E P

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN Jalan Urip Sumoharjo No. 6 Telpon (0328) S U M E N E P No. 02/KD-UmHK/435.109/2013 No. Paket : KD1302 Dengan ini diberitahukan bahwa setelah diadakan evaluasi dan Pembuktian menurut ketentuan yang berlaku oleh Panitia Pengadaan Proyek Anggaran Pendapatan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan juga termasuk produk yang tidak memiliki subtitusi (Suhelmi et al.,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan juga termasuk produk yang tidak memiliki subtitusi (Suhelmi et al., BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Garam merupakan komoditas yang keberadaannya sangat penting dan belum ada produk tertentu yang dapat menggantikannya berdasarkan aspek fungsi dan kegunaannya. Garam

Lebih terperinci

PROFIL DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN SUMENEP TAHUN 2010

PROFIL DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN SUMENEP TAHUN 2010 PROFIL DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN SUMENEP TAHUN 2010 SATUAN KERJA A. DASAR HUKUM SATUAN KERJA 1. Peraturan daerah Kabupaten Sumenep Nomor 02 Tahun 2006 tentang Pembentukan Organisasi Dinas

Lebih terperinci

ARAHAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN SAMPANG

ARAHAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN SAMPANG Tugas Akhir RP091333 ARAHAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN SAMPANG Oleh: Azza Auliyatul Faizah 3609 100 009 Dosen Pembimbing Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic. Rer. Reg. Page 1

Lebih terperinci

STRATEGI PEMETAAN KAWASAN DALAM MENENTUKAN LOKASI YANG TEPAT UNTUK AGROWISATA BUAH DI KABUPATEN SUMENEP

STRATEGI PEMETAAN KAWASAN DALAM MENENTUKAN LOKASI YANG TEPAT UNTUK AGROWISATA BUAH DI KABUPATEN SUMENEP STRATEGI PEMETAAN KAWASAN DALAM MENENTUKAN LOKASI YANG TEPAT UNTUK AGROWISATA BUAH DI KABUPATEN SUMENEP Rusnani, SE., MM 1 Ribut Santosa, SP., MP 2 Cholilul Chayati, ST., MT 3 1 Dosen Program Studi Manajemen,

Lebih terperinci

PERSEMBAHAN PRODI ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA UNTUK MARITIM MADURA

PERSEMBAHAN PRODI ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA UNTUK MARITIM MADURA PERSEMBAHAN PRODI ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA UNTUK MARITIM MADURA Penanggung Jawab: Ketua Program Studi Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo Madura Editor: Prof. Dr. Ir. M. Zainuri, M.Sc.

Lebih terperinci

ANALISIS EKONOMI REGIONAL KOMODITAS TEMBAKAU DI KABUPATEN PAMEKASAN

ANALISIS EKONOMI REGIONAL KOMODITAS TEMBAKAU DI KABUPATEN PAMEKASAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL KOMODITAS TEMBAKAU DI KABUPATEN PAMEKASAN Isdiana Suprapti Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Abstract Tobacco is a seasonal crop, an important commodity

Lebih terperinci

PENETAPAN KADAR MINYAK ATSIRI PADA CABE JAWA (Piper Retrofractum Vahl.) DENGAN METODE DESTILASI AIR

PENETAPAN KADAR MINYAK ATSIRI PADA CABE JAWA (Piper Retrofractum Vahl.) DENGAN METODE DESTILASI AIR PENETAPAN KADAR MINYAK ATSIRI PADA CABE JAWA (Piper Retrofractum Vahl.) DENGAN METODE DESTILASI AIR Sri Wahyuni, Sunyoto, Muchson Arrosyid INTISARI Cabe jawa (Piper Retrofractum Vahl.) banyak digunakan

Lebih terperinci

DAFTAR PESERTA PLPG TAHAP I WILAYAH MADURA TANGGAL 11/08/ /08/2009 MATA PELAJARAN BIMBINGAN KONSELING

DAFTAR PESERTA PLPG TAHAP I WILAYAH MADURA TANGGAL 11/08/ /08/2009 MATA PELAJARAN BIMBINGAN KONSELING MATA PELAJARAN BIMBINGAN KONSELING (810) 1 09052981010459 SITI SOERTINY SMP BK SMPN 2 Bangkalan Jl. KH. Hasyim Asyari 20 Bkl BANGKALAN 2 09052981010460 KUSBANDINAH, BA SMP BK SMPN 1 Kamal Jl. Banyujauh

Lebih terperinci

2016 PROFIL FISIKOKIMIA BUAH CABE JAWA

2016 PROFIL FISIKOKIMIA BUAH CABE JAWA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan hayati yang beraneka ragam. Diperkirakan terdapat 30.000 spesies tumbuhan ditemukan di dalamnya dan

Lebih terperinci

Jurnal KELAUTAN, Volume 4, No.1 April 2011 ISSN : INVENTARISASI DATA POTENSI SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KABUPATEN SUMENEP

Jurnal KELAUTAN, Volume 4, No.1 April 2011 ISSN : INVENTARISASI DATA POTENSI SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KABUPATEN SUMENEP INVENTARISASI DATA POTENSI SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KABUPATEN SUMENEP Firman Farid Muhsoni 1 Mohammad Syarief 2 Mahfud Effendi 2 1 Jurusan D3 Manajemen Informatika Universitas Trunojoyo Madura 2 Jurusan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Sumenep 1. Sejarah Kabupaten Sumenep Sejak berdiri pada tahun 1269 M sampai dengan tahun 2010, Kabupaten Sumenep pernah diperintah oleh

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DAERAH TERTINGGAL (UNDERDEVELOPMENT REGION) DI KABUPATEN SAMPANG

PENGEMBANGAN DAERAH TERTINGGAL (UNDERDEVELOPMENT REGION) DI KABUPATEN SAMPANG Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya PENGEMBANGAN DAERAH TERTINGGAL (UNDERDEVELOPMENT REGION) DI KABUPATEN SAMPANG

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN SAMPANG

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN SAMPANG 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN SAMPANG 4.1 Kondisi Geografis dan Administratif Luas wilayah Kabupaten Sampang 1 233.30 km 2. Kabupaten Sampang terdiri 14 kecamatan, 6 kelurahan dan 180 Desa. Batas administrasi

Lebih terperinci

POTENSI RUMPUT LAUT DI KABUPATEN SUMENEP

POTENSI RUMPUT LAUT DI KABUPATEN SUMENEP POTENSI RUMPUT LAUT DI KABUPATEN SUMENEP Ika Fatmawati P 1, dan Didik Wahyudi 2 Fakultas Pertanian Universitas Wiraraja Sumenep ABSTRAK Mengingat besarnya potensi wilayah peraiaran Indonesia untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Pengembangan Komoditas Unggulan Pertanian dengan Konsep Agribisnis di Kabupaten Pamekasan

Pengembangan Komoditas Unggulan Pertanian dengan Konsep Agribisnis di Kabupaten Pamekasan Pengembangan Komoditas Unggulan Pertanian dengan Konsep Agribisnis di Kabupaten Pamekasan Ratiza Rizkian Azwartika, dan Sardjito Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

Lebih terperinci

Perencanaan dan Penataan Menara Telekomunikasi Seluler Bersama di Kabupaten Bangkalan Menggunakan MapInfo Dwi Adha Manjayanti

Perencanaan dan Penataan Menara Telekomunikasi Seluler Bersama di Kabupaten Bangkalan Menggunakan MapInfo Dwi Adha Manjayanti Perencanaan dan Penataan Menara Telekomunikasi Seluler Bersama di Kabupaten Bangkalan Menggunakan MapInfo Dwi Adha Manjayanti 2211106048 Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Achmad Mauludiyanto, MT. Overview Pendahuluan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Urusan Pemerintahan : Organisasi : RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN SAMPANG TAHUN ANGGARAN 2016 1.21. - KETAHANAN PANGAN 1.21.01. - Formulir RKA - SKPD 2.2 Halaman 1 dari

Lebih terperinci

IN Guru Kelas SD (Kelas Awal)

IN Guru Kelas SD (Kelas Awal) DAFTAR NAMA CALON PESERTA DIKLAT INSTRUKTUR NASIONAL GURU PEMBELAJAR GURU KELAS PPPPTK BIDANG OTOMOTIF DAN ELEKTRONIKA MALANG TAHUN ANGGARAN IN Guru Kelas SD (Kelas Awal) YUNITA ISMIK MADIANI SUWARIH LISTIOWATI

Lebih terperinci

SKENARIO MADURA SEBAGAI PULAU SAPI

SKENARIO MADURA SEBAGAI PULAU SAPI SKENARIO MADURA SEBAGAI PULAU SAPI Farahdilla Kutsiyah Jurusan Ekonomi dan Bisnis Islam STAIN Pamekasan, email: keindahanmaduraku@gmail.com Abstrak Tahun 2012 Pemerintah Provinsi Jawa Timur memplot bahwa

Lebih terperinci

Pengembangan Komoditas Unggulan Pertanian dengan Konsep Agribisnis di Kabupaten Pamekasan

Pengembangan Komoditas Unggulan Pertanian dengan Konsep Agribisnis di Kabupaten Pamekasan JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-168 Pengembangan Komoditas Unggulan Pertanian dengan Konsep Agribisnis di Kabupaten Pamekasan Ratiza Rizkian Azwartika dan

Lebih terperinci

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Tanam (1-15 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Tanam (1-15 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi 1 Jawa Timur 327.626 77.054 98.950 100.111 95.523 119.253 89.191 135.506 98.832 638.534 1.146.130 2 Bangkalan 16.694 2.795 3.888 4.671 3.647 2.651 3.320 3.940 1.036

Lebih terperinci

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Maks. Vegetatif (41-54 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Maks. Vegetatif (41-54 HST) Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi 1 Jawa Timur 393.003 97.575 113.606 100.126 68.271 93.843 56.322 40.435 159.810 472.603 1.146.325 2 Bangkalan 15.821 4.071 4.551 1.129 1.313 5.190 1.790 1.462 7.243

Lebih terperinci

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Tanam (1-15 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Tanam (1-15 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi 1 Jawa Timur 271.950 109.814 98.191 91.431 89.108 126.914 142.780 88.846 112.181 637.270 1.147.111 2 Bangkalan 9.239 7.260 4.193 3.737 3.437 2.987 5.009 2.414 3.460

Lebih terperinci

PENDUGAAN TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN SUMENEP DENGAN PENDEKATAN SAE

PENDUGAAN TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN SUMENEP DENGAN PENDEKATAN SAE PENDUGAAN TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN SUMENEP DENGAN PENDEKATAN SAE Moh. Yamin Darsyah dan Rochdi Wasono Program Studi Statistika Unimus, Semarang mydarsyah@yahoo.com ABSTRAK Small area estimation

Lebih terperinci

Tanam (1-3 HST) Vegetatif 1 (4-20 HST)

Tanam (1-3 HST) Vegetatif 1 (4-20 HST) 1 Jawa Timur 445.654 58.114 88.181 71.737 46.636 88.309 87.829 76.577 168.323 1.131.360 2 Bangkalan 18.960 753 1.266 2.883 717 2.249 5.811 4.647 4.699 41.985 3 Arosbaya 926 34 55 53 19 178 532 307 396

Lebih terperinci

Tanam (1-3 HST) Vegetatif 1 (4-20 HST)

Tanam (1-3 HST) Vegetatif 1 (4-20 HST) 1 JAWA TIMUR 375.911 79.155 78.922 80.258 71.327 73.862 64.359 41.998 201.483 1.067.275 2 BANGKALAN 21.985 1.400 2.700 1.324 1.066 2.234 1.846 907 6.756 40.218 3 AROSBAYA 1.340 32 233 48 75 145 178 83

Lebih terperinci

Rekomendasi Penggunaan Pupuk Tunggal di Provinsi Jawa Timur

Rekomendasi Penggunaan Pupuk Tunggal di Provinsi Jawa Timur Rekomendasi Penggunaan Pupuk Tunggal di Provinsi Jawa Timur Pupuk Tunggal Pupuk Tunggal Pupuk Tunggal 1 BANGKALAN MODUNG 250 100 100 2 KWANYAR 250 75 100 3 LABANG 250 75 100 4 KAMAL 250 75 100 5 BLEGA

Lebih terperinci

0 DISKANLA JATIM COVER

0 DISKANLA JATIM COVER 0 DISKANLA JATIM COVER PROFIL DESA PESISIR JAWA TIMUR Volume 3 (Kepulauan Madura) SUKANDAR CITRA SATRYA UTAMA DEWI MULIAWATI HANDAYANI CHULDYAH J. HARSINDHI ARSYIL WISUDA MAULANA SUPRIYADI ALI BAHRONI

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PELAKSANA RENCANA STRATEGIS TAHUN

PERATURAN KEPALA BADAN PELAKSANA RENCANA STRATEGIS TAHUN BADAN PELAKSANA BADAN PENGEMBANGAN WILAYAH SURABAYA-MADURA PERATURAN KEPALA BADAN PELAKSANA BADAN PENGEMBANGAN WILAYAH SURABAYA-MADURA NOMOR : 05/PER/BP-BPWS/IV/2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS BADAN PELAKSANA

Lebih terperinci

Penghitungan Zakat Perniagaan Industri Kecil dan Sederhana Kabupaten Sumenep Madura tahun 2006

Penghitungan Zakat Perniagaan Industri Kecil dan Sederhana Kabupaten Sumenep Madura tahun 2006 Penghitungan Zakat Perniagaan Industri Kecil dan Sederhana Kabupaten Madura tahun 2006 NO. NAMA ALAMAT JML JML SENTRA/KOMOD VOLUME UNIT JALAN/ Pekerja ITI Kecamatan Kab/Kota USAHA PELABURAN PENJUALAN DESA

Lebih terperinci

Pengembangan Daerah Tertinggal di Kabupaten Sampang

Pengembangan Daerah Tertinggal di Kabupaten Sampang JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 C -38 Pengembangan Daerah Tertinggal di Kabupaten Ovi Resia Arianti Putri dan Eko Budi Santoso. Program Studi Perencanan Wilayah dan Kota, Fakultas

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMENEP NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SUMENEP TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMENEP NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SUMENEP TAHUN - 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMENEP NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SUMENEP TAHUN 2013-2033 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMENEP Menimbang a. bahwa untuk

Lebih terperinci

HASIL PENILAIAN PLPG DIKNAS TAHAP I DI PAMEKASAN TANGGAL 11 AGUSTUS 19 AGUSTUS 2009 no no_peserta nama jenjang mapel tempat_tugas alamat daerah

HASIL PENILAIAN PLPG DIKNAS TAHAP I DI PAMEKASAN TANGGAL 11 AGUSTUS 19 AGUSTUS 2009 no no_peserta nama jenjang mapel tempat_tugas alamat daerah 1 09052915710456 MUSI RUMAPEA SMP B. INGGRIS SMP N 1 KOKOP JL. RAYA DUPOK BANGKALAN LULUS 2 09052915710457 DRS. MOHAMMAD ZAMRI SMP B. INGGRIS SMP N 5 BANGKALAN JALAN CEMPAKA 33 BANGKALAN BANGKALAN LULUS

Lebih terperinci

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG TAHUN ANGGARAN 2015

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG TAHUN ANGGARAN 2015 Urusan Pemerintahan : 1.21. KETAHANAN PANGAN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG TAHUN ANGGARAN 2015 Formulir Halaman : 1 DPASKPD 2.2 Organisasi : 1.21.01.

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA PEREKONOMIAN REGIONAL DAN SEKTORAL DI KABUPATEN BANGKALAN MELALUI ANALISIS SHIFT SHARE

EVALUASI KINERJA PEREKONOMIAN REGIONAL DAN SEKTORAL DI KABUPATEN BANGKALAN MELALUI ANALISIS SHIFT SHARE EVALUASI KINERJA PEREKONOMIAN REGIONAL DAN SEKTORAL DI KABUPATEN BANGKALAN MELALUI ANALISIS SHIFT SHARE Kurniyati Indahsari Dosen Jususan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Unoyo ABSTRAKSI Evaluasi kinerja

Lebih terperinci

AGROVIGOR VOLUME 5 NO. 2 SEPTEMBER 2012 ISSN

AGROVIGOR VOLUME 5 NO. 2 SEPTEMBER 2012 ISSN AGROVIGOR VOLUME 5 NO. 2 SEPTEMBER 2012 ISSN 1979 5777 125 PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI AIR DALAM PERTANIAN MADURA Arsyad Munir Prodi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo

Lebih terperinci

DISPARIATAS EKONOMI ANTAR KECAMATAN DI KABUPATEN BANGKALAN. Fuad Hasan dan Ikhsanudin*) ABSTRACT

DISPARIATAS EKONOMI ANTAR KECAMATAN DI KABUPATEN BANGKALAN. Fuad Hasan dan Ikhsanudin*) ABSTRACT DISPARIATAS EKONOMI ANTAR KECAMATAN DI KABUPATEN BANGKALAN PENDAHULUAN Agenda dari suatu pertumbuhan adalah bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan kunci untuk mengatasi kemiskinan, menurunkan tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR : 14 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMPANG, Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Urusan Pemerintahan : Organisasi : RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG TAHUN ANGGARAN 2015 1.03. - PEKERJAAN UMUM 1.03.03. - DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA

Lebih terperinci

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2)

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2) KABUPATEN / KOTA : PACITAN 35.01 PACITAN 25.00 239.655 496.662 1 35.01.01 DONOROJO 16.892 16.009 32.901 2 35.01.02 PRINGKUKU 14.006 13.238 2.244 3 35.01.03 PUNUNG 16.188 15.33 31.525 4 35.01.04 PACITAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMENEP NOMOR : 21 TAHUN 2011 TENTANG PENGENDALIAN PENYELENGGARAAN MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : Mengingat

Lebih terperinci

KEARIFAN LOKAL ORANG MADURA TENTANG JAMU UNTUK KESEHATAN IBU DAN ANAK. Oleh Drs. Mudjijono, M.Hum Dra. Isni Herawati Dra. Siti Munawaroh Drs.

KEARIFAN LOKAL ORANG MADURA TENTANG JAMU UNTUK KESEHATAN IBU DAN ANAK. Oleh Drs. Mudjijono, M.Hum Dra. Isni Herawati Dra. Siti Munawaroh Drs. Pengobatan modern sudah banyak dikenal oleh berbagai masyarakat, namun di berbagai masyarakat masih juga ada yang mengobati penyakit atau menjaga kesehatan dengan cara tradisional, di antaranya dengan

Lebih terperinci

Propinsi JAWA TIMUR. Total Kabupaten/Kota

Propinsi JAWA TIMUR. Total Kabupaten/Kota Propinsi JAWA TIMUR Total Kabupaten/Kota Total Kecamatan Total APBN (Juta) Total APBD (Juta) Total BLM (Juta) : 38 : 662 : Rp. 861.975 : Rp. 54.878 : Rp. 916.853 161 of 342 PERDESAAN PERKOTAAN KAB ALOKASI

Lebih terperinci

PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK DARI SEKTOR TRANSPORTASI UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANNYA DI KABUPATEN SUMENEP-JAWA TIMUR

PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK DARI SEKTOR TRANSPORTASI UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANNYA DI KABUPATEN SUMENEP-JAWA TIMUR PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK DARI SEKTOR TRANSPORTASI UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANNYA DI KABUPATEN SUMENEP-JAWA TIMUR Qorry Nugrahayu 1), Rachmat Boedisantoso 2) dan Joni Hermana 3) 1,2,3)

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DAERAH TERTINGGAL (UNDERDEVELOPMENT REGION) DI KABUPATEN SAMPANG

PENGEMBANGAN DAERAH TERTINGGAL (UNDERDEVELOPMENT REGION) DI KABUPATEN SAMPANG JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 PENGEMBANGAN DAERAH TERTINGGAL (UNDERDEVELOPMENT REGION) DI KABUPATEN SAMPANG Ovi Resia Arianti Putri, Eko Budi Santoso. Program Studi Perencanan Wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanaman obat di dunia, ± dari 3000 sampai 4000 jenis tumbuhan obat yang

BAB I PENDAHULUAN. tanaman obat di dunia, ± dari 3000 sampai 4000 jenis tumbuhan obat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan keragaman hayati terkaya di dunia setelah Brasil dan Zaire. Alam Indonesia sebenarnya merupakan gudangnya tanaman obat

Lebih terperinci

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG TAHUN ANGGARAN 2014

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG TAHUN ANGGARAN 2014 Urusan Pemerintahan :.. KETAHANAN PANGAN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG TAHUN ANGGARAN 04 Formulir Halaman : DPASKPD. Organisasi :..0. BADAN KETAHANAN

Lebih terperinci

BAB III SETTING PENELITIAN

BAB III SETTING PENELITIAN BAB III SETTING PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Sumenep Kabupaten Sumenep merupakan kabupaten yang berada di ujung timur Pulau Madura yang terdiri dari Kepulauan berjumlah 126 pulau. 1 Kabupaten

Lebih terperinci

Daya Dukung Lahan Pertanian terhadap Hasil Produksi Padi di Kabupaten Sampang

Daya Dukung Lahan Pertanian terhadap Hasil Produksi Padi di Kabupaten Sampang Daya Dukung Lahan Pertanian terhadap Hasil Produksi Padi di Kabupaten Sampang DAYA DUKUNG LAHAN PERTANIAN TERHADAP HASIL PRODUKSI PADI DI KABUPATEN SAMPANG Fara Vita Maisyaroh Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu tanaman yang

I. PENDAHULUAN. Tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu tanaman yang 2 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu tanaman yang mempunyai banyak kegunaan antara lain sebagai ramuan, rempah - rempah, bahan minyak

Lebih terperinci

Lampiran I.35 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

Lampiran I.35 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014 Lampiran I.5 ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI No DAERAH PEMILIHAN JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KURSI DP Meliputi Kab/Kota. SIDOARJO.748.75. KOTA SURABAYA.79.859 DP Meliputi Kab/Kota 8. PROBOLINGGO

Lebih terperinci

POTENSI RETRIBUSI MENARA TELEKOMUNIKASI BERDASARKAN DATA DINAS KOMINFO, BPPT DAN KECAMATAN

POTENSI RETRIBUSI MENARA TELEKOMUNIKASI BERDASARKAN DATA DINAS KOMINFO, BPPT DAN KECAMATAN POTENSI RETRIBUSI MENARA TELEKOMUNIKASI BERDASARKAN DATA DINAS KOMINFO, BPPT DAN KECAMATAN No Nama Perusahaan Tinggi Menara Lokasi Menara Diskominfo Kecamatan BPPT Ket. A. KECAMATAN KOTA SUMENEP 1 PT.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Masyarakat kita sudah sejak lama mengenal tanaman obat. Saat ini

PENDAHULUAN. Masyarakat kita sudah sejak lama mengenal tanaman obat. Saat ini PENDAHULUAN Latar Belakang Masyarakat kita sudah sejak lama mengenal tanaman obat. Saat ini prospek pengembangan produk tanaman obat semakin meningkat, hal ini sejalan dengan perkembangan industri obat

Lebih terperinci

BAB III PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SUMENEP. NO 1208/Pdt.G/2008/PA/SMP TENTANG PERCERAIAN KARENA PENENTUAN TEMPAT TINGGAL BERSAMA OLEH ORANG TUA

BAB III PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SUMENEP. NO 1208/Pdt.G/2008/PA/SMP TENTANG PERCERAIAN KARENA PENENTUAN TEMPAT TINGGAL BERSAMA OLEH ORANG TUA 44 BAB III PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SUMENEP NO 1208/Pdt.G/2008/PA/SMP TENTANG PERCERAIAN KARENA PENENTUAN TEMPAT TINGGAL BERSAMA OLEH ORANG TUA A. Deskripsi Pengadilan Agama Sumenep 1. Sejarah Pembentukan

Lebih terperinci

MOBILE GIS FASILITAS UMUM UNTUK PENGGUNA JALAN BERBASIS ANDROID

MOBILE GIS FASILITAS UMUM UNTUK PENGGUNA JALAN BERBASIS ANDROID JURNAL TEKNIK POM Vol. X,. X, (Mar, 203) ISSN: 230-92 MOBILE GIS FASILITAS UMUM UNTUK PENGGUNA JALAN BERBASIS ANDROID Fadhoelor Rohman, Agung Budi Cahyono Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan

Lebih terperinci

SMALL AREA ESTIMATION TERHADAP PENGELUARAN PER KAPITA DI KABUPATEN SUMENEP DENGAN PENDEKATAN NONPARAMETRIK

SMALL AREA ESTIMATION TERHADAP PENGELUARAN PER KAPITA DI KABUPATEN SUMENEP DENGAN PENDEKATAN NONPARAMETRIK SMALL AREA ESTIMATION TERHADAP PENGELUARAN PER KAPITA DI KABUPATEN SUMENEP DENGAN PENDEKATAN NONPARAMETRIK Moh Yamin Darsyah Prodi Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

IV. ARAHAN PERATURAN ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI JAWA TIMUR. Tabel 1 Arahan Pemanfaatan Ruang Blad A2

IV. ARAHAN PERATURAN ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI JAWA TIMUR. Tabel 1 Arahan Pemanfaatan Ruang Blad A2 IV. ARAHAN PERATURAN ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI JAWA TIMUR Tabel 1 Arahan Pemanfaatan Ruang Blad A2 Blad A2 Kawasan Rencana Penggunaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Pemanfaatan

Lebih terperinci

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG TAHUN ANGGARAN 2014

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG TAHUN ANGGARAN 2014 Urusan Pemerintahan :.05. KELAUTAN DAN PERIKANAN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG TAHUN ANGGARAN 04 Formulir Halaman : DPASKPD. Organisasi :.05.0.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Jalan RE. Martadinata N0.1 Bangkalan

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Jalan RE. Martadinata N0.1 Bangkalan PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Jalan RE. Martadinata N0.1 Bangkalan DAFTAR INFORMASI PUBLIK PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN TAHUN 2017 URUSAN WAJIB PELAYANAN DASAR PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 24 Januari 2015

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 24 Januari 2015 PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON BESERTA PEMETAANNYA DARI PENGGUNAAN BAHAN BAKAR UNTUK MEMASAK DI KABUPATEN SUMENEP, JAWA TIMUR Nurfakhrina Ramadhani Ardedah 1, *), Rachmat Boedisantoso

Lebih terperinci

Pengembangan Jagung Varietas Lokal Sumenep

Pengembangan Jagung Varietas Lokal Sumenep Pengembangan Varietas Lokal Sumenep Zainal Arifin 1), Nurul Istiqomah 1) dan Fatmawati 2) 1)BPTP Jawa Timur, Jl. Raya Karangploso Km. 4 Po Box 188 Malang 6511 Jawa Timur 2)Balai Penelitian Tanaman Serealia

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 154/PHPU.D-VIII/2010 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN Nomor 154/PHPU.D-VIII/2010 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN Nomor 154/PHPU.D-VIII/2010 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada tingkat

Lebih terperinci

Kondisi dan Potensi Dampak Pemanfaatan Air Tanah di Kabupaten Bangkalan ABSTRAK

Kondisi dan Potensi Dampak Pemanfaatan Air Tanah di Kabupaten Bangkalan ABSTRAK Volume 7, Nomor 1, Agustus 2009 Jurnal APLIKASI Kondisi dan Potensi Dampak Pemanfaatan Air Tanah di Kabupaten Bangkalan Hendra Wahyudi Staf pengajar Program Studi Diploma Teknik Sipil FTSP ITS ABSTRAK

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PENGEMBANGAN PASCA PANEN TANAMAN MENGKUDU (Morinda citrifolia L) DI KECAMATAN PAKONG KABUPATEN PAMEKASAN. Zainol Arifin

TEKNOLOGI PENGEMBANGAN PASCA PANEN TANAMAN MENGKUDU (Morinda citrifolia L) DI KECAMATAN PAKONG KABUPATEN PAMEKASAN. Zainol Arifin 1 TEKNOLOGI PENGEMBANGAN PASCA PANEN TANAMAN MENGKUDU (Morinda citrifolia L) DI KECAMATAN PAKONG KABUPATEN PAMEKASAN Zainol Arifin Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Islam Madura,

Lebih terperinci

STUDI POTENSI OBYEK WISATA PANTAI DI KABUPATEN SAMPANG

STUDI POTENSI OBYEK WISATA PANTAI DI KABUPATEN SAMPANG FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN JURUSAN TEKNIK KELAUTAN Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Telp. (031) 5928105, 5994251-55 Ext. 1105 Fax. : (031) 5928105 E-mail: kajur_tkelautan@oe.its.ac.id STUDI POTENSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena saat ini menunjukkan bahwa penggunaan produk-produk alami

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena saat ini menunjukkan bahwa penggunaan produk-produk alami BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomena saat ini menunjukkan bahwa penggunaan produk-produk alami semakin meningkat seiring dengan meningkatnya perhatian dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan.

Lebih terperinci

Skenario Pembibitan Sapi madura di Pulau Madura (Scenario of Madura Cattle Breeding in Madura Island)

Skenario Pembibitan Sapi madura di Pulau Madura (Scenario of Madura Cattle Breeding in Madura Island) Skenario Pembibitan Sapi madura di Pulau Madura (Scenario of Madura Cattle Breeding in Madura Island) Farahdilla Kutsiyah 1,a, Moh. Zali 2,b, Riszqina 2 dan Selvia Nurlaila 2 1 Jurusan Ekonomi dan Bisnis

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TIMUR A.

PROVINSI JAWA TIMUR A. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi membutuhkan Tenaga Pendamping Profesional Tahun Anggaran 2017 yang akan ditempatkan di Kabupaten,, dan Desa dengan ketentuan sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rempah yang sudah diakui dunia, berbagai tanaman yang tumbuh disetiap

BAB I PENDAHULUAN. rempah yang sudah diakui dunia, berbagai tanaman yang tumbuh disetiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan rempah rempah yang sudah diakui dunia, berbagai tanaman yang tumbuh disetiap daerah yang ada di indonesia menjadi keunggulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. komoditas tanaman pangan pada 21 kecamatan di wilayah Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. komoditas tanaman pangan pada 21 kecamatan di wilayah Kabupaten BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini berfokus pada komoditas unggulan, keragaman (diversitas), tingkat konsentrasi, dan tingkat spesialisasi komoditas tanaman

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN. Madura yang memiliki luas wilayah 2.093,47 km² yang didiami oleh jiwa.

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN. Madura yang memiliki luas wilayah 2.093,47 km² yang didiami oleh jiwa. BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Sumenep Kabupaten Sumenep merupakan kabupaten yang berada di ujung timur Pulau Madura yang memiliki luas wilayah 2.093,47 km² yang didiami

Lebih terperinci

POTENSI BUAH UNTUK AGROWISATA DALAM MENDUKUNG MASYARAKAT EKONOMI ASEAN DI KABUPATEN SUMENEP

POTENSI BUAH UNTUK AGROWISATA DALAM MENDUKUNG MASYARAKAT EKONOMI ASEAN DI KABUPATEN SUMENEP POTENSI BUAH UNTUK AGROWISATA DALAM MENDUKUNG MASYARAKAT EKONOMI ASEAN DI KABUPATEN SUMENEP Rusnani.SE.MM, Ribut Santoso,SP.,MP. Cholilul Chayati,ST.,MT Universitas Wiraraja Sumenep ABSTRAK Kabupaten Sumenep

Lebih terperinci

KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL FAKULTAS TARBIYAH

KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL FAKULTAS TARBIYAH KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL FAKULTAS TARBIYAH Jl. Jend. A. Yani 117 Surabaya 60237 Telp. (031) 8437893 Fax (031) 8437893-8413300 E-mail: tarbiyah@sunan-ampel.ac.id Website:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan sebagai usaha tanaman industri. Rimpangnya memiliki banyak

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan sebagai usaha tanaman industri. Rimpangnya memiliki banyak BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Jahe (Zingiber officinale) merupakan salah satu rempah-rempah penting. Oleh karena itu, jahe menjadi komoditas yang mempunyai prospek untuk dikembangkan sebagai usaha

Lebih terperinci

AGROVIGOR VOLUME 7 NO. 1 MARET 2014 ISSN

AGROVIGOR VOLUME 7 NO. 1 MARET 2014 ISSN 56 AGROVIGOR VOLUME 7 NO. 1 MARET 2014 ISSN 1979 5777 PROSPEK INDUSTRI GULA DALAM EKONOMI WILAYAH KABUPATAN SAMPANG MADURA Ahmad Arsyadmunir Prodi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian universitas Trunojoyo

Lebih terperinci

DAFTAR KELAS PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DALAM JABATAN KUOTA 2012 RAYON LPTK FAK. TARBIYAH IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA ANGKATAN 3

DAFTAR KELAS PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DALAM JABATAN KUOTA 2012 RAYON LPTK FAK. TARBIYAH IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA ANGKATAN 3 KELAS 3-A 1 12050112720004 MURTAZAM SMP N 1 TAMBAK Gresik 2 12050112720015 ULYATI MUIZZAH SMPN 1 WRINGINANOM Gresik 3 12050112720016 MUHAMMAD ARIF SMP NU BAHRUL ULUM Gresik 4 12050112720019 MASKURI SMP

Lebih terperinci

PEMURNIAN DAN PENGEMBANGAN JAGUNG VARIETAS MANDING, TALANGO DAN GULUK-GULUK DI KABUPATEN SUMENEP

PEMURNIAN DAN PENGEMBANGAN JAGUNG VARIETAS MANDING, TALANGO DAN GULUK-GULUK DI KABUPATEN SUMENEP PEMURNIAN DAN PENGEMBANGAN JAGUNG VARIETAS MANDING, TALANGO DAN GULUK-GULUK DI KABUPATEN SUMENEP Zainal Arifin 1) dan Fatmawati ) 1) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur ) Balai Penelitian Tanaman

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Verifikasi dan Validasi Model Verifikasi Model Verifikasi Model KlasteRula dilakukan untuk memastikan bahwa model klaster industri rumput laut terbebas dari kekeliruan proses logis

Lebih terperinci

SMALL AREA ESTIMATION PENGELUARAN PER KAPITA DI KABUPATEN BANGKALAN DENGAN METODE HIERARCHICAL BAYES

SMALL AREA ESTIMATION PENGELUARAN PER KAPITA DI KABUPATEN BANGKALAN DENGAN METODE HIERARCHICAL BAYES Statistika, Vol., No., November 5 SMALL AREA ESTIMATION PENGELUARAN PER KAPITA DI KABUPATEN BANGKALAN DENGAN METODE HIERARCHICAL BAYES Andi Muhammad Ade Satriya, Nur Iriawan, Brodjol Sutijo S. U,, Program

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN. berdirilah bangunan megah, berlantai tiga (lantai empat hanya untuk kamar mandi

BAB IV PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN. berdirilah bangunan megah, berlantai tiga (lantai empat hanya untuk kamar mandi 40 BAB IV PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN 4.1 Paparan Data Hasil Penelitian 4.1.1 Profil BMT-UGT Sidogiri Koperasi BMT UGT berada di sebelah barat pondok pesantren sidogiri, berdirilah bangunan

Lebih terperinci

AGROINDUSTRI TAHU PENYOKONG PENDAPATAN MASYARAKAT DI DESA TEJA TIMUR KABUPATEN PAMEKASAN. Zainol Arifin*)

AGROINDUSTRI TAHU PENYOKONG PENDAPATAN MASYARAKAT DI DESA TEJA TIMUR KABUPATEN PAMEKASAN. Zainol Arifin*) AGROINDUSTRI TAHU PENYOKONG PENDAPATAN MASYARAKAT DI DESA TEJA TIMUR KABUPATEN PAMEKASAN Zainol Arifin*) ABSTRAK Untuk lebih meningkatkan peranan agroindustri khususnya agroidustri rumah tangga dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUMENEP. perekonomian daerah, sosial budaya dan kelembagaan.

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUMENEP. perekonomian daerah, sosial budaya dan kelembagaan. BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUMENEP A. Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik Gambaran umum wilayah Kabupaten Sumenep meliputi kondisi geografis, 1 administratif, kondisi fisik wilayah,

Lebih terperinci

Rekapitulasi Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Belanja Langsung Menurut Program dan Kegiatan. Target Kinerja (kuantitatif) Lokasi Kegiatan

Rekapitulasi Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Belanja Langsung Menurut Program dan Kegiatan. Target Kinerja (kuantitatif) Lokasi Kegiatan Halaman : DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG TAHUN ANGGARAN 06 Formulir DPPA - SKPD. Urusan Pemerintahan Organisasi :.05. - KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Daerah Asal dan Penyebaran Botani dan Morfologi

TINJAUAN PUSTAKA Daerah Asal dan Penyebaran Botani dan Morfologi 5 TINJAUAN PUSTAKA Daerah Asal dan Penyebaran Cabe jawa atau lada panjang (Piper retrofractum Vahl.), dikenal juga dengan nama cabe jamu (Balitro 2004). Nama daerah cabe jawa adalah campli puta (Aceh),

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG TAHUN ANGGARAN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG TAHUN ANGGARAN 2017 Halaman : DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG TAHUN ANGGARAN 07 Formulir DPAOPD. Urusan Pemerintahan :.0. KESEHATAN Organisasi :.0.0. DINAS KESEHATAN Rekapitulasi

Lebih terperinci

SOCIAL & ECONOMIC MAPPING SISI MADURA DAN SISI SURABAYA DALAM MENDUKUNG TATA RUANG SURAMADU. M.Andri Hakim.A Abstract

SOCIAL & ECONOMIC MAPPING SISI MADURA DAN SISI SURABAYA DALAM MENDUKUNG TATA RUANG SURAMADU. M.Andri Hakim.A Abstract SOCIAL & ECONOMIC MAPPING SISI MADURA DAN SISI SURABAYA DALAM MENDUKUNG TATA RUANG SURAMADU M.Andri Hakim.A Abstract The view of the Madura as the isolated area and low investment attractiveness, to be

Lebih terperinci

PENGELOMPOKAN WILAYAH MADURA BERDASAR INDIKATOR PEMERATAAN PENDIDIKAN MENGGUNAKAN PARTITION AROUND MEDOIDS DAN VALIDASI ADJUSTED RANDOM INDEX

PENGELOMPOKAN WILAYAH MADURA BERDASAR INDIKATOR PEMERATAAN PENDIDIKAN MENGGUNAKAN PARTITION AROUND MEDOIDS DAN VALIDASI ADJUSTED RANDOM INDEX Journal of Information Systems Engineering and Business Intelligence Vol. 1, No. 1, April 2015 PENGELOMPOKAN WILAYAH MADURA BERDASAR INDIKATOR PEMERATAAN PENDIDIKAN MENGGUNAKAN PARTITION AROUND MEDOIDS

Lebih terperinci