BAB III SIKLUS ANALISA KEPUTUSAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III SIKLUS ANALISA KEPUTUSAN"

Transkripsi

1 BAB III SIKLUS ANALISA KEPUTUSAN SIKLUS ANALISA KEPUTUSAN Suatu prosedur untuk menganalisa suatu persoalan keputusan, untuk memastikan bahwa langkahlangkah yang penting telah benar dilakukan. 1

2 SIKLUS ANALISA KEPUTUSAN A. LANGKAH-LANGKAH DALAM ANALISA KEPUTUSAN INFORMASI AWAL Ada 3 tahapan utama : 1. Tahap deterministik : definisikan & saling hubungkan variabel, penetapan nilai, ukur tingkat kepentingan variabel tanpa terlebih dulu memperhatikan unsur ketidakpastiannya. 2. Tahap probabilistik : penentuan besarnya ketidakpastian yang meliputi variabel-variabel penting & menyatakan dalam bentuk sutau nilai 3. Tahap informasional : meninjau hasil 2 tahap terdahulu guna menentukan nilai ekonomis, bila ingin mengurangi ketidakpastian variabel yang dirasa penting. 2

3 Bila nilai informasi < ongkos yang dikeluarkan, tidak perlu cari informasi tambahan Bila nilai informasi > ongkos yang dikeluarkan, cari info baru -perubahan model -nilai kemungkinan dari variabel penting pengulangan langkah 1, 2, & 3 B. TAHAP DETERMINISTIK Tahap analisa sistem dari persoalan yang dihadapi bisa dibedakan atas dua kegiatan : 1. Pembuatan model Proses untuk menggambarkan berbagai hubungan dalam persoalan yang sedang dihadapi dalam bentuk formal atau matematis a. Pembatasan persoalan: menentukan dengan jelas batasan-batasan keputusan yang akan dibuat penentuan alternatif-alternatif yang ada. b. Identifikasi alternatif mencari alternatif baru, bisa muncul konsep baru atau kombinasi dari alternatif-alternatif yang ada 3

4 c. Penetapan hasil menentukan berbagai hasil dari alternatif tersebut bisa dinyatakan dalam berbagai bentuk. Contoh : tingkat penjualan & ongkos produksi atau keuntungan tahunan. d. Penentuan variabel sistem Seluruh variabel yang dapat mempengaruhi hasil keputusan. Contoh : tingkat penjualan produk baru berhubungan dengan harga & kualitas produk kita berhubungan dengan harga & kualitas produk saingan Variabel sistem variabel keputusan dalam pengendalian pengambil keputusan variabel status ditentukan lingkungan, diluar kemampuan pengendali pengambil keputusan Contoh : pengenalan produk baru - harga produk variabel keputusan - ukuran fasilitas produksi - harga bahan baku variabel status - tingkat promosi saingan 4

5 e. Pembuatan model struktural penentuan hubungan-hubungan diantara variabel sistem perlu digambarkan dalam bahasa logika matematik, misal : persamaan f. Penentuan nilai untuk masing-masing hasil harus dibedakan hasil & nilai yang terkait dengan hasil. Contoh : operasi sembuh 100% amputasi tangan sembuh sebagian sakit kanker meninggal tulang ditangan sembuh 100% tidak operasi sembuh sebagian meninggal g. penentuan preferensi waktu mencari satu ukuran untuk tiap pola waktu 2. Analisa Analisa sensitivitas terhadap variabel keputusan a. terhadap variabel keputusan bila pengaruh kecil dihilangkan b. terhadap variabel status bila pengaruh kecil fixated variabel bila pengaruh besar variabel aleatori 5

6 C. TAHAP PROBABILISTIK Penentuan nilai kemungkinan variabel aleatori & kodifikasi preferensi MODEL : * Kodifikasi ketidakpastian pada veriabel aleatori * Kodifikasi preferensi terhadap resiko ANALISA : * Bentuk lotere nilai & ekivalen tetap * Ukur sensitivitas stokastik * Ukur sensitivitas resiko Preferensi atas resiko Bila diantara alternatif-alternatif ternyata tidak ada alternatif yang mendominasi stokastik terhadap alternatif lain perlu ditentukan preferensi atas resiko jenis pengambil keputusan penghindar resiko penggemar resiko netral terhadap resiko preferensi terhadap resiko dinyatakan dalam bentuk kurva utility 6

7 Sikap seseorang dalam menghadapi resiko tergantung pada beberapa hal : - sifat dasar - persoalan yang dihadapi - situasi saat ini Dari studi ; ada kecenderungan orang dalam menghadapi : - kejadian tak pasti yang relatif kecil & berulang bersikap netral - kejadian tak pasti melibatkan konsekuensi penting penghindar resiko - menyangkut aspirasi yang amat penting penggemar resiko. Misal : kenaikan pangkat D. TAHAP INFORMASIONAL Tujuan : untuk mengetahui apakah akan harga untuk mengumpulkan informasi tambahan guna mengurangi ketidakpastian yang ada. ANALISA * ukur nilai atau sensitivitas ekonomi menghitung nilai informasi sempurna (dalam kenyataan hampir tidak mungkin) MODEL * cari cara pengumpulan informasi cari alternatif pengumpulan informasi apakah dengan survai atau penelitian lab. 7

SIKLUS KEPUTUSAN AMALIA, ST, MT

SIKLUS KEPUTUSAN AMALIA, ST, MT SIKLUS KEPUTUSAN AMALIA, ST, MT Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu membuat suatu keputusan yang terbaik dalam suatu permasalahan dengan menggunakan model keputusan yang tepat Tujuan Pembelajaran Mahasiswa

Lebih terperinci

MATRIK SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH TEORI KEPUTUSAN ( T.INDUSTRI / S1 ) KODE / SKS : AK / 2 SKS

MATRIK SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH TEORI KEPUTUSAN ( T.INDUSTRI / S1 ) KODE / SKS : AK / 2 SKS MATRIK SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH TEORI KEPUTUSAN ( T.INDUSTRI / S1 ) KODE / SKS : AK0143212 / 2 SKS Minggu Pokok Bahasan ke Dan TIU 1 Lingkup keputusan tentang deskripsi, analisa, dan formalisasi

Lebih terperinci

PENENTUAN PILIHAN. 1. Pilihan Langsung

PENENTUAN PILIHAN. 1. Pilihan Langsung 1. Pilihan Langsung PENENTUAN PILIHAN Menentukan pilihan diantara 2 alternatif adalah membandingkan keduanya secara langsung, secara intuitif Akan tetapi makin kompleksnya pesoalan, kita tidak mampu mengumpul

Lebih terperinci

( A) 1 BAB 2 LANDASAN TEORI Beberapa Definisi

( A) 1 BAB 2 LANDASAN TEORI Beberapa Definisi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Beberapa Definisi Kejadian tak pasti adalah kejadian yang munculnya tidak pasti sehingga tidak bisa diduga terlebih dahulu. Contohnya pada seperti pelemparan sebuah dadu, orang

Lebih terperinci

Rumus : Ekspektasi keuntungan = pay o * probabilitas.

Rumus : Ekspektasi keuntungan = pay o * probabilitas. 1 KRITERIA EKSPEKTASI KEUNTUNGAN Rumus : Ekspektasi keuntungan = pay o * probabilitas. Kelemahan : - probabilitas bersifat subjektif - belum mencakup faktor resiko 2 Contoh Si A mendapat tawaran untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan ini penuh dengan ketidakpastian, selain itu dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan ini penuh dengan ketidakpastian, selain itu dalam kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kehidupan ini penuh dengan ketidakpastian, selain itu dalam kehidupan terdapat karakteristik kejadian yang kompleks, dinamis, persaingan, dan keterbatasan terhadap

Lebih terperinci

OPERATION RESEARCH-1

OPERATION RESEARCH-1 OPERATION RESEARCH-1 Prof.Dr.H.M.Yani Syafei,MT MATERI PERKULIAHAN 1.Pemrograman Linier (Linear Programming) Formulasi Model Penyelesaian dengan Metode Grafis Penyelesaian dengan Algoritma Simplex Penyelesaian

Lebih terperinci

BAB III TEORI UTILITAS

BAB III TEORI UTILITAS BAB III TEORI UTILITAS 3.1 Teori Keputusan Teori keputusan adalah konsep mengenai pengambilan keputusan berdasarkan alternatif terbaik dari beberapa alternatif yang ada pada saat keaadaan yang tidak pasti.

Lebih terperinci

Sistem kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem.

Sistem kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Sistem kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Karakteristik Sistem a. Komponen Sistem (Components) suatu sistem terdiri dari sejumlah komponenyang saling berinteraksi,

Lebih terperinci

Sesi X ANALISIS KEPUTUSAN

Sesi X ANALISIS KEPUTUSAN Mata Kuliah :: Riset Operasi Kode MK : TKS 4019 Pengampu : Achfas Zacoeb Sesi X ANALISIS KEPUTUSAN e-mail : zacoeb@ub.ac.id www.zacoeb.lecture.ub.ac.id Hp. 081233978339 Pendahuluan Causes Problems Actions

Lebih terperinci

2/28/2017. a. Bagaimana situasi lingkungan b. Bagaimana kemampuan manusia c. Proses pengambilan keputusan intuisi d. Bagaimana menilai keputusan

2/28/2017. a. Bagaimana situasi lingkungan b. Bagaimana kemampuan manusia c. Proses pengambilan keputusan intuisi d. Bagaimana menilai keputusan Masalah keputusan memiliki lingkup berbeda dengan masalah lainnya, karena adanya batas yang tak terhubungkan antara harapan dan kenyataan Harapan dinyatakan dalam keputusan, yang sepenuhnya dapat kita

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : E124701 / Pengambilan Keputusan Revisi 4 Satuan Kredit Semester : 2 SKS Tgl revisi : 16 Juli 2015 Jml Jam kuliah dalam seminggu

Lebih terperinci

LINGKUP KEPUTUSAN AMALIA, ST, MT

LINGKUP KEPUTUSAN AMALIA, ST, MT LINGKUP KEPUTUSAN AMALIA, ST, MT Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu membuat suatu keputusan yang terbaik dalam suatu permasalahan dengan menggunakan model keputusan yang tepat Tujuan Pembelajaran Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu aktiva finansial yang paling populer saat ini adalah saham. Saham adalah salah satu jenis sekuritas yang diperdagangkan di pasar modal. Jika investor membeli

Lebih terperinci

PERAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN ORGANISASI

PERAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN ORGANISASI PERAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN ORGANISASI PENDAHULUAN SIM adalah suatu sistem formal tentang golongan, dan penyebaran informasi kepada orang-orang yang tepat dalam suatu organisasi.

Lebih terperinci

E volusi dan aplikasi sistem informasi berbasis komputer. S umber : Internet

E volusi dan aplikasi sistem informasi berbasis komputer. S umber : Internet E volusi dan aplikasi sistem informasi berbasis komputer S umber : Internet E VOLUS I S IS TE M INFOR M AS I BE R BAS IS KOMPUTE R Fokus awal pada data, Pengolahan Data E lektronik (E DP) kemudian berubah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Berdasarkan jenis operasi perusahaan, persediaan dapat diklasifikasikan

BAB II LANDASAN TEORI. Berdasarkan jenis operasi perusahaan, persediaan dapat diklasifikasikan 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan (Inventory) 2.1.1 Pengertian Persediaan Berdasarkan jenis operasi perusahaan, persediaan dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua): 1. Pada perusahaan manufaktur yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran dan 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2012-2013 dan bertempat di Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

8. MODEL MATEMATIKA.

8. MODEL MATEMATIKA. 8. MODEL MATEMATIKA alsen.medikano@gmail.com 1 1. DEFINISI Matematika, mempelajari keteraturan hubungan antar lambang/simbol/unsur yang mempunyai arti (mewakili obyek tertentu) dengan aturan tertentu dan

Lebih terperinci

PENGANTAR MODEL STOKASTIK. Teknik Industri 2015

PENGANTAR MODEL STOKASTIK. Teknik Industri 2015 PENGANTAR MODEL STOKASTIK hanna.udinus@gmail.com Teknik Industri 2015 the model must fit the data, not vice versa J.P. Benzecri Agenda Masalah Industri Konsep Model Klasifikasi dan Jenis Model Model Stokastik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Pada dasarnya setiap manusia hidup untuk suatu tujuan, dimana tujuan telah disusun dan dirancang dengan mempertimbangkan atau memperhatikan peristiwa-peristiwa sekarang

Lebih terperinci

POHON KEPUTUSAN DOSEN : DIANA MA RIFAH

POHON KEPUTUSAN DOSEN : DIANA MA RIFAH POHON KEPUTUSAN DOSEN : DIANA MA RIFAH PENDAHULUAN Kompleksnya kegiatan dan permasalahan yang dihadapi membuat manajer sering menggunakan berbagai cara untuk mengurangi unsurunsur keraguan dan ketidakpastian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Proyek konstruksi merupakan kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu yang terbatas, dengan sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasaran

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

BAB I. PENDAHULUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN BAB I. PENDAHULUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN Model keputusan merupakan alat yang menggambarkan permasalahan keputusan sedemikian rupa sehingga memungkinkan identifikasi dan evaluasi sistematik semua alternatif

Lebih terperinci

DEFINISI PASAR OLIGOPOLI Pasar oligopoli adalah pasar yang hanya terdiri dari beberapa produsen saja. Jika hanya dua perusahaan disebut dengan

DEFINISI PASAR OLIGOPOLI Pasar oligopoli adalah pasar yang hanya terdiri dari beberapa produsen saja. Jika hanya dua perusahaan disebut dengan OLIGOPOLI DEFINISI PASAR OLIGOPOLI Pasar oligopoli adalah pasar yang hanya terdiri dari beberapa produsen saja. Jika hanya dua perusahaan disebut dengan duopoli CIRI-CIRI PASAR OLIGOPOLI 1. Menghasilkan

Lebih terperinci

Ekonomi Mikro OLIGOPOLI

Ekonomi Mikro OLIGOPOLI Ekonomi Mikro OLIGOPOLI Definisi Pasar Oligopoli Pasar oligopoli adalah pasar yang hanya terdiri dari beberapa produsen saja. Jika hanya dua perusahaan disebut dengan duopoli Ciri-ciri Pasar Oligopoli

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan rencana, sehingga menyebabkan beberapa

BAB II LANDASAN TEORI. tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan rencana, sehingga menyebabkan beberapa BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Keterlambatan Pengertian penundaan (delay) adalah sebagian waktu pelaksanaan yang tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan rencana, sehingga menyebabkan beberapa kegiatan yang

Lebih terperinci

KAJIAN ANALISIS KEPUTUSAN MENGGUNAKAN ANALISIS SENSITIFITAS DENGAN FUNGSI UTILITY EKSPONENSIAL SKRIPSI MISDARWANA NASUTION

KAJIAN ANALISIS KEPUTUSAN MENGGUNAKAN ANALISIS SENSITIFITAS DENGAN FUNGSI UTILITY EKSPONENSIAL SKRIPSI MISDARWANA NASUTION KAJIAN ANALISIS KEPUTUSAN MENGGUNAKAN ANALISIS SENSITIFITAS DENGAN FUNGSI UTILITY EKSPONENSIAL SKRIPSI MISDARWANA NASUTION 080823032 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Persediaan Ristono (28) menyatakan bahwa persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa atau periode yang akan datang.

Lebih terperinci

Pengantar Riset Operasi. Riset Operasi Minggu 1 (pertemuan 1) ARDANESWARI D.P.C., STP, MP

Pengantar Riset Operasi. Riset Operasi Minggu 1 (pertemuan 1) ARDANESWARI D.P.C., STP, MP Pengantar Riset Operasi Riset Operasi Minggu 1 (pertemuan 1) ARDANESWARI D.P.C., STP, MP 1 Kontrak Perkuliahan Keterlambatan 15 menit Mengoperasikan HP dan sejenisnya : di luar kelas Mengerjakan laporan/tugas

Lebih terperinci

Hal ini menunjukkan bahwa teknologi pengomposan dipandang lebih mampu. memberikan peluang kerja bagi masyarakat, lebih memiliki potensi konflik yang

Hal ini menunjukkan bahwa teknologi pengomposan dipandang lebih mampu. memberikan peluang kerja bagi masyarakat, lebih memiliki potensi konflik yang Gambar 16. Perbandingan Skala Prioritas antara Incenerator dan Pengomposan Berdasarkan Kriteria dalam Aspek Sosial. Keterangan : TENAKER = Penyerapan tenaga kerja KONFLIK = Potensi konflik dengan masyarakat

Lebih terperinci

Hidayat Wiweko,S.E.,M.Si.

Hidayat Wiweko,S.E.,M.Si. Modul ke: Manajemen Persediaan PENENTUAN JUMLAH PERSEDIAAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL STOKASTIK (PROBABILITAS) Fakultas EKONOMI & BISNIS Hidayat Wiweko,S.E.,M.Si. Program Studi Manajemen MODUL 5 : PENENTUAN

Lebih terperinci

Portofolio yang Efisien dan Optimal

Portofolio yang Efisien dan Optimal Teori Portofolio 1 Portofolio yang Efisien dan Optimal Portofolio efisien ialah portofolio yang memaksimalkan return yang diharapkan dengan tingkat risiko tertentu yang bersedia ditanggungnya, atau portofolio

Lebih terperinci

Manajemen Sains. Pengenalan Riset Operasi. Eko Prasetyo Teknik Informatika

Manajemen Sains. Pengenalan Riset Operasi. Eko Prasetyo Teknik Informatika Manajemen Sains Pengenalan Riset Operasi Eko Prasetyo Teknik Informatika Univ. Muhammadiyah Gresik 2011 Pendahuluan Riset Operasi (Operations Research/OR) banyak diterapkan dalam menyelesaikan masalahmasalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Peranan Persediaan Merujuk pada penjelasan Herjanto (1999), persediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 21 Teori Himpunan Fuzzy Pada himpunan tegas (crisp), nilai keanggotaan suatu item x dalam himpunan A, yang sering ditulis dengan memiliki dua kemungkinan, yaitu: 1 Nol (0), yang berarti

Lebih terperinci

Perencanaan Resiko Teknik Informatika S1 IST AKPRIND Yogyakarta

Perencanaan Resiko Teknik Informatika S1 IST AKPRIND Yogyakarta Perencanaan Resiko Teknik Informatika S1 IST AKPRIND Yogyakarta Resiko: Pada umumnya resiko dikaitkan dengan peluang mendapatkan kerugian atau akibat buruk lain.!!! ada kerugian & ketidakpastian Resiko

Lebih terperinci

Sesi IX : RISET OPERASI. Perkembangan Riset Operasi

Sesi IX : RISET OPERASI. Perkembangan Riset Operasi Mata Kuliah :: Riset Operasi Kode MK : TKS 4019 Pengampu : Achfas Zacoeb Sesi IX : RISET OPERASI e-mail : zacoeb@ub.ac.id www.zacoeb.lecture.ub.ac.id Hp. 081233978339 Perkembangan Riset Operasi Dimulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi manajerial yang paling penting dalam sistem operasional suatu perusahaan adalah pengendalian sistem inventori (inventory control), hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini tentu akan meningkatkan resiko dari industri pertambangan.

BAB I PENDAHULUAN. ini tentu akan meningkatkan resiko dari industri pertambangan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan merupakan salah satu industri yang membutuhkan investasi besar, teknologi yang memadai serta beresiko tinggi terutama pada tahap eksplorasi. Untuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Program stokastik merupakan program matematika, dimana beberapa data yang termuat pada tujuan atau kendala mengandung ketidakpastian. Ketidakpastian biasanya dicirikan oleh distribusi

Lebih terperinci

BAB III PREFERENSI ATAS RISIKO DAN FUNGSI UTILITY. mempelopori perkembangan suatu ukuran utility.bernoulli mengusulkan bahwa

BAB III PREFERENSI ATAS RISIKO DAN FUNGSI UTILITY. mempelopori perkembangan suatu ukuran utility.bernoulli mengusulkan bahwa 22 BAB III PREFERENSI ATAS RISIKO DAN FUNGSI UTILITY 3.1 Teori Utility Pada permulaan abad ke-18, ahli matematika Daniel Bernoulli telah mempelopori perkembangan suatu ukuran utility.bernoulli mengusulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan berkembangnya teknologi yang semakin canggih banyak sekali perusahaan yang bergerak di bidang jasa maupun manufaktur yang menyebabkan persaingan yang

Lebih terperinci

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION 2

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION 2 Modul ke: INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION 2 PRODUCT LIFE CYCLE Fakultas ILMU KOMUNIKASI Cherry Kartika, SIP, M. Ikom Program Studi Advertising & Marketing Communication www.mercubuana.ac.id Product

Lebih terperinci

Materi minggu ke-2 r a z I q h a s a n

Materi minggu ke-2 r a z I q h a s a n pengertian Simulasi dan pemodelan Materi minggu ke-2 r a z I q h a s a n PENGERTIAN SISTEM, PEMODELAN DAN SIMULASI DEFINISI SISTEM Sekelumpulan / sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan

Lebih terperinci

Metode Pengendalian Persediaan Tradisional L/O/G/O

Metode Pengendalian Persediaan Tradisional L/O/G/O Metode Pengendalian Persediaan Tradisional L/O/G/O Perencanaan Persediaan Input data yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan jumlah dan periode siklus waktu antar pemesanan/ pembuatan adalah: Total

Lebih terperinci

Hanif Fakhrurroja, MT

Hanif Fakhrurroja, MT Pertemuan 2 Model-Model Riset Operasional Hanif Fakhrurroja, MT PIKSI GANESHA, 2013 Hanif Fakhrurroja @hanifoza hanifoza@gmail.com Pendahuluan Pendahuluan Model Dalam Riset Operasional Sebuah model keputusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Hampir semua fenomena di dunia ini memiliki beberapa ketidakpastian,

BAB 1 PENDAHULUAN. Hampir semua fenomena di dunia ini memiliki beberapa ketidakpastian, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hampir semua fenomena di dunia ini memiliki beberapa ketidakpastian, yang tidak dapat diperkirakan sebagai sesuatu yang pasti. Pada umumnya pengukuran berulang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Standar hidup suatu bangsa dalam jangka panjang tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Standar hidup suatu bangsa dalam jangka panjang tergantung pada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Standar hidup suatu bangsa dalam jangka panjang tergantung pada kemampuan bangsa dalam menggapai tingkat produktivitas yang tinggi dan berkesinambungan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah... 2 1.3 Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

PENERAPAN PENJADWALAN PROBABILISTIK MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PURI ADHYAKSA JAKARTA TIMUR

PENERAPAN PENJADWALAN PROBABILISTIK MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PURI ADHYAKSA JAKARTA TIMUR PENERAPAN PENJADWALAN PROBABILISTIK MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PURI ADHYAKSA JAKARTA TIMUR Oleh : HENRY PALMER SIREGAR (3105 100 015) Dosen Pembimbing : TRIJOKO WAHYU ADI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persediaan merupakan suatu hal yang cukup penting dari suatu organisasi perusahaan. Terlebih pada perusahaan manufaktur, persediaan ada dimana-mana dan memiliki bentuk,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB LANDASAN TEORI Efisiensi Menurut Vincent Gaspersz (998, hal 4), efisiensi adalah ukuran yang menunjukan bagaimana baiknya sumber daya digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan output Efisiensi

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN BAB 7. POHON KEPUTUSAN 1. Pendahuluan 2. Konsep Pohon Keputusan 3. Komponen Pohon Keputusan 4. Prosedur Pembuatan Pohon Keputusan 5. Diagram Pohon Keputusan 1. Pendahuluan

Lebih terperinci

Outline 0 PENDAHULUAN 0 FORMULASI MODEL 0 FORMULASI MODEL DETERMINISTIK 0 FORMULASI MODEL STOKASTIK

Outline 0 PENDAHULUAN 0 FORMULASI MODEL 0 FORMULASI MODEL DETERMINISTIK 0 FORMULASI MODEL STOKASTIK Outline 0 PENDAHULUAN 0 FORMULASI MODEL 0 FORMULASI MODEL DETERMINISTIK 0 FORMULASI MODEL STOKASTIK Pendahuluan 0 Dalam formulasi model, seorang analis dipengaruhi oleh pengalaman dalam bidang profesinya

Lebih terperinci

PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113

PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113 PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113 Exponential Smoothing w/ Trend and Seasonality Pemulusan level/keseluruhan Pemulusan Trend Pemulusan Seasonal Peramalan periode t : Contoh: Data kuartal untuk

Lebih terperinci

Jl. Veteran 2 Malang

Jl. Veteran 2 Malang PENGEMBANGAN MODEL DASAR EOQ DENGAN INTEGRASI PRODUKSI DISTRIBUSI UNTUK PRODUK DETERIORASI DENGAN KEBIJAKAN BACKORDER (Studi Kasus Pada UD. Bagus Agrista Mandiri, Batu) Siti Aisyah 1, Sobri Abusini 2,

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN BAB 6. KONDISI PENGAMBILAN KEPUTUSAN 1. Pendahuluan 2. Kondisi Pengambilan Keputusan dalam Kepastian 3. Kondisi Pengambilan Keputusan dalam Ketidakpastian 4. Kondisi Pengambilan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep program linier ditemukan dan diperkenalkan pertamakali oleh George Dantzig yang berupa metode mencari solusi masalah program linier dengan banyak variabel keputusan.

Lebih terperinci

Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolio optimal Perbedaan tentang aset berisiko dan aset bebas risiko. Perbedaan preferensi investor dalam

Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolio optimal Perbedaan tentang aset berisiko dan aset bebas risiko. Perbedaan preferensi investor dalam Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolio optimal Perbedaan tentang aset berisiko dan aset bebas risiko. Perbedaan preferensi investor dalam memilih portofolio optimal. Ada tiga konsep dasar yang

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP ELASTISITAS DALAM PERMINTAAN DAN PENAWARAN.

PENERAPAN KONSEP ELASTISITAS DALAM PERMINTAAN DAN PENAWARAN. PENERAPAN KONSEP ELASTISITAS DALAM PERMINTAAN DAN PENAWARAN. Elastisitas merupakan salah satu konsep penting untuk memahami beragam permasalahan di bidang ekonomi. Konsep elastisitas sering dipakai sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengendalaian persediaan merupakan salah satu aspek penting dari beberapa aspek yang diuraikan diatas. Kebutuhan akan sistem pengendalian persediaan, pada dasarnya

Lebih terperinci

Presentasi harus mencakup kisi-kisi yang sudah ditetapkan Boleh ditambahkan materi, JIKA DIBUTUHKAN Gunakan referensi seluas-luasnya Urutan

Presentasi harus mencakup kisi-kisi yang sudah ditetapkan Boleh ditambahkan materi, JIKA DIBUTUHKAN Gunakan referensi seluas-luasnya Urutan Presentasi harus mencakup kisi-kisi yang sudah ditetapkan Boleh ditambahkan materi, JIKA DIBUTUHKAN Gunakan referensi seluas-luasnya Urutan pembahasan boleh tidak berurutan, sesuaikan dengan alur dan logika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masalah umum dalam suatu model persediaan bersumber dari kejadiankejadian yang dihadapi tiap saat dalam bidang usaha, baik di bidang dagang maupun di bidang

Lebih terperinci

MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN DOSEN : DIANA MA RIFAH

MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN DOSEN : DIANA MA RIFAH MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN DOSEN : DIANA MA RIFAH PENDAHULUAN Model dalam pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara teoritis dan realistis, bagaimana para manajer dan praktisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komoditas, model pergerakan harga komoditas, rantai Markov, simulasi Standard

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komoditas, model pergerakan harga komoditas, rantai Markov, simulasi Standard BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dibahas beberapa tinjauan mengenai teori yang diperlukan dalam pembahasan bab-bab selanjutnya antara lain tentang kontrak berjangka komoditas, model pergerakan

Lebih terperinci

Psikometri. Ragam Skala dalam Pengukuran Psikologi. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

Psikometri. Ragam Skala dalam Pengukuran Psikologi. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi Modul ke: Psikometri Ragam Skala dalam Pengukuran Psikologi Fakultas PSIKOLOGI Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Ragam Skala dalam Pengukuran Psikologi Skala dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan besarnya imbalan yang diperoleh pemilik modal, yang biasanya

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan besarnya imbalan yang diperoleh pemilik modal, yang biasanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bunga adalah suatu bentuk imbalan yang diberikan oleh peminjam modal kepada pemilik modal atas hilangnya kegunaan modal akibat kegiatan pinjammeminjam selama waktu tertentu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses

Lebih terperinci

VARIABEL DASAR DAN BIDANG RUNTUH*

VARIABEL DASAR DAN BIDANG RUNTUH* TKS 6112 Keandalan Struktur VARIABEL DASAR DAN BIDANG RUNTUH* * www.zacoeb.lecture.ub.ac.id Pendahuluan Kinerja suatu struktur dapat dinilai dari tiga hal berikut : 1. Sisi keamanan (safety), dimana struktur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dilahirkan ke dunia dengan tujuan menjalankan kehidupannya sesuai dengan kodratnya yakni tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berarti setiap

Lebih terperinci

MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK STATIS WAKHID AHMAD JAUHARI TEKNIK INDUSTRI UNS 2015

MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK STATIS WAKHID AHMAD JAUHARI TEKNIK INDUSTRI UNS 2015 MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK STATIS WAKHID AHMAD JAUHARI TEKNIK INDUSTRI UNS 2015 Pendahuluan Model ini terjadi apabila seluruh variabel dan faktornya bersifat pasti dimana secara statistik ditandai

Lebih terperinci

Oleh: Dwi Esti Andriani, M. Pd. Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan Prodi Manajemen Pendidikan FIP-UNY

Oleh: Dwi Esti Andriani, M. Pd. Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan Prodi Manajemen Pendidikan FIP-UNY Oleh: Dwi Esti Andriani, M. Pd. Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan Prodi Manajemen Pendidikan FIP-UNY BATASAN Pembuatan keputusan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi internet pada bidang perdagangan. E-commerce

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi internet pada bidang perdagangan. E-commerce BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang masalah Electronic commerce atau e-commerce adalah salah satu dampak perkembangan teknologi internet pada bidang perdagangan. E-commerce memberikan berbagai kemudahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhannya. Perkembangan ini menciptakan suatu persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhannya. Perkembangan ini menciptakan suatu persaingan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin cepat dan batas yang semakin tipis membuat masyarakat sekarang ini lebih selektif dan menuntut dalam pemenuhan

Lebih terperinci

DECISION THEORY DAN GAMES THEORY

DECISION THEORY DAN GAMES THEORY DECISION THEORY DAN GAMES THEORY PENGANTAR Lingkungan di mana keputusan dibuat sering digolongkan kedalam empat keadaan: certainty, risk, uncertainty, dan conflict. Decision theory terutama berhubungan

Lebih terperinci

EKONOMI INFORMASI, RISIKO DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

EKONOMI INFORMASI, RISIKO DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN EKONOMI INFORMASI, RISIKO DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam teori ekonomi ada dua masalah pokok yang sering terjadi dalam dunia nyata, yaitu masalah ketidakpastian dan ketidak sempurnaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan 1. Pengertian Kepuasan Pasien Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa dari seseorang yang mendapat kesan dari membandingkan hasil pelayanan kinerja dengan harapan-harapannya.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Produksi Produksi adalah suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output) yang berupa

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR (PSDA) Dosen : Fani Yayuk Supomo, ST., MT ATA 2011/2012

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR (PSDA) Dosen : Fani Yayuk Supomo, ST., MT ATA 2011/2012 PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR (PSDA) Dosen : Fani Yayuk Supomo, ST., MT ATA 2011/2012 1. PENGERTIAN BAB V PERANCANGAN ( PLANNING ) PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR Perancangan Pengembangan Sumber Daya Air adalah

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN ANALISIS PERILAKU KONSUMEN TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN Teori tingkah laku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan : Pendekatan nilai guna (utility) kardinal dan pendekatan nilai guna ordinal.

Lebih terperinci

RINGKASAN BAB VII KERANGKA KONSEPTUAL FASB

RINGKASAN BAB VII KERANGKA KONSEPTUAL FASB RINGKASAN BAB VII KERANGKA KONSEPTUAL FASB Setelah mengetahui anggota dari panitia pembuat dokumen (FASB) dan berasal dari AICPA, APB dan AAA. Rangkaian dari dokumen sangatlah penting, dimana dua hal yang

Lebih terperinci

MATA KULIAH RISET OPERASIONAL [KODE/SKS : IT045233/ 2 SKS]

MATA KULIAH RISET OPERASIONAL [KODE/SKS : IT045233/ 2 SKS] MATA KULIAH RISET OPERASIONAL [KODE/SKS : IT045233/ 2 SKS] Ady Daryanto SP MSi E-mail : adydaryanto@staff.gunadarma.co.id MATA KULIAH RISET OPERASIONAL [KODE/SKS : IT045233 / 2 SKS] KONTRAK KULIAH Jumlah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Arti Riset Operasi Ada beberapa pengertian Riset Operasi menurut para ahli, di antaranya: Secara Global Riset operasi adalah penerapan metode-metode ilmiah terhadap masalah-masalah

Lebih terperinci

BAB 2 PREFERENSI PASAR DAN PROSES PEMILIHAN

BAB 2 PREFERENSI PASAR DAN PROSES PEMILIHAN BAB 2 PREFERENSI PASAR DAN PROSES PEMILIHAN Dua studi awal yang penting mengenai adopsi teknologi dilakukan oleh Balcer dan Lipman (1984) dan Gaimon (1985a, 1985b). Balcer dan Lipman mengembangkan teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persoalan keputusan sering diformulasikan sebagai. persoalan optimisasi, jadi dalam berbagai situasi, pengambil keputusan ingin

BAB 1 PENDAHULUAN. Persoalan keputusan sering diformulasikan sebagai. persoalan optimisasi, jadi dalam berbagai situasi, pengambil keputusan ingin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia saat ini dilanda oleh adanya kondisi ketidakpastian yang tinggi, namun pengambil keputusan tetap harus menentukan keputusan walau dalam kondisi yang demikian.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pengambilan keputusan ialah pemilihan satu di antara sekian banyak alternatif yang tersedia. Hal ini tidak selalu menjadi hal yang mudah untuk dilakukan karena sebelum

Lebih terperinci

PENGUNGKAPAN INFORMASI KEUANGAN

PENGUNGKAPAN INFORMASI KEUANGAN PENGUNGKAPAN INFORMASI KEUANGAN Kelompok 2 Robby Maulana Septiani Pratiwi Siti Rusjanah Frindiane Endah Komariah Pengertian Disclosure Definisi pengungkapan atau disclosure menurut Siegel dan Shim (1994:147)

Lebih terperinci

11/23/2011. (SUMBER: SCHWALBE, I.T.PROJECT MANAGEMENT, THOMSON LEARNING,2006 dengan modifikasi) Hendri Sopryadi,M.T.

11/23/2011. (SUMBER: SCHWALBE, I.T.PROJECT MANAGEMENT, THOMSON LEARNING,2006 dengan modifikasi) Hendri Sopryadi,M.T. 2 Hendri Sopryadi,M.T.I (SUMBER: SCHWALBE, I.T.PROJECT MANAGEMENT, THOMSON LEARNING,2006 dengan modifikasi) KEBU- TUHAN & HARAP- AN STAKE- HOLDER CAKUPAN SDM WAKTU BIAYA MUTU MANAJEMEN INTEGRASI KOMUNI-

Lebih terperinci

SISTEM PENGEMBANGAN PRODUK BAGAIMANA MEMBUAT HOUSE OF QUALLITY

SISTEM PENGEMBANGAN PRODUK BAGAIMANA MEMBUAT HOUSE OF QUALLITY SISTEM PENGEMBANGAN PRODUK BAGAIMANA MEMBUAT HOUSE OF QUALLITY Disusun oleh : Nama : Alfonsa Radite Asthingkara NIM : 122110085 Kelas : B PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO PROYEK

MANAJEMEN RISIKO PROYEK MANAJEMEN RISIKO PROYEK 1. D E F I N I S I R I S I K O 2. D E F I N I S I M A N A J E M E N R I S I K O 3. T O L E R A N S I T E R H A D A P R I S I K O 4. P R O S E S M A N A J E M E N R I S I K O 1 DEFINISI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep program linier (linear programming) ditemukan dan diperkenalkan seorang ahli matematika bangsa Amerika, Dr.George Dantzig yaitu dengan dikembangkannya metode

Lebih terperinci

Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c

Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c PROGRAM MAGISTER AGRIBISNIS UNIVERSITAS JAMBI Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. & Ir. R. Sihotang, MS. Mata Kuliah Kode / SKS Mata Kuliah :

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah persediaan merupakan permasalahan yang selalu dihadapi para pengambil keputusan dalam bidang persediaan. Persediaan dibutuhkan karena pada dasarnya pola permintaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fungsi produksi adalah hubungan di antara faktor-faktor produksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fungsi produksi adalah hubungan di antara faktor-faktor produksi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Fungsi Produksi Fungsi produksi adalah hubungan di antara faktor-faktor produksi terhadap jumlah output yang dihasilkan. Kegiatan produksi bertujuan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN : Pertama / 2 x 45 menit : Ceramah dan praktik o Menyiapkan instrumen secara tepat serta melakukan pengukuran dengan benar berkaitan dengan besaran pokok panjang, massa, waktu, dengan mempertimbangkan

Lebih terperinci

6.4.2 Hasil seleksi Provinsi dengan metode SAA 100 BAB 7 KESIMPULAN 107 DAFTAR PUSTAKA 109

6.4.2 Hasil seleksi Provinsi dengan metode SAA 100 BAB 7 KESIMPULAN 107 DAFTAR PUSTAKA 109 6.4.2 Hasil seleksi Provinsi dengan metode SAA 100 BAB 7 KESIMPULAN 107 DAFTAR PUSTAKA 109 x DAFTAR TABEL Nomor Judul Halaman 3.1 Produktivitas φ (bashan i, prod j) 42 6.1 Hirarki Kriteria 74 6.2 Mean

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persediaan adalah barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada periode mendatang (Kusuma, 2001). Salah satu fungsi persediaan adalah memenuhi permintaan pelanggan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendugaan secara ilmiah adalah pembuatan ramalan yang didasarkan pada

BAB I PENDAHULUAN. pendugaan secara ilmiah adalah pembuatan ramalan yang didasarkan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Semua organisasi beroperasi dalam suatu lingkungan yang mengandung unsur ketidakpastian, tetapi keputusan harus tetap diambil yang nantinya akan mempengaruhi

Lebih terperinci