PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN"

Transkripsi

1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN

2 BAB 6. KONDISI PENGAMBILAN KEPUTUSAN 1. Pendahuluan 2. Kondisi Pengambilan Keputusan dalam Kepastian 3. Kondisi Pengambilan Keputusan dalam Ketidakpastian 4. Kondisi Pengambilan Keputusan dalam Resiko

3 1. Pendahuluan Keputusan yang diambil oleh seseorang dipengaruhi oleh pandangannya terhadap situasi yang dihadapi. Setiap orang dalam membuat keputusan akan selalu berhubungan dengan kemungkinan kondisi pada masa depan (state of nature). Hal ini disebabkan adanya konsekuensi suatu keputusan yang akan dialami pada masa yang akan datang.

4 Kondisi pembuatan keputusan ini menyangkut berbagai aspek yang tidak dapat diketahui dan sulit diprediksikan, seperti reaksi pesaing tertentu yang bergerak secara cepat, atau tingkat inflasi yang dapat mempengaruhi keuangan suatu organisasi. Manajer dalam pembuatan keputusan akan dihadapkan paling tidak pada 3 kondisi yaitu kondisi pengambilan keputusan kepastian (certainty), kondisi pengambilan keputusan berisiko (risk), dan kondisi pengambilan keputusan ketidakpastian (uncertainty).

5 Kondisi yang dihadapi manajer dalam pengambilan keputusan Certainty (kondisi pengambilan keputusan dalam kepastian) KONDISI PENGAMBILAN KEPUTUSAN Risk (kondisi pengambilan keputusan beresiko) Uncertainty (kondisi pengambilan keputusan ketidakpastian)

6 2. Kondisi Pengambilan Keputusan dalam Kepastian Kondisi kepastian berarti segala sesuatu yang akan terjadi pada masa yang akan datang secara pasti dapat diperkirakan. Hal ini disebabkan tersedianya informasi yang akurat, terpercaya dan dapat diukur sebagai dasar keputusan. Manajer membuat keputusan dalam kondisi kepastian berarti ia telah mengetahui secara pasti apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang.

7 Misalnya manajer akan melakukan investasi berskala besar jika sudah dipastikan tentang pemasokan bahan baku lancar dan adanya jaminan penjualan produk yang lancar juga adanya jaminan kontrak baik terhadap para supplier bahan baku sebagai input maupun terhadap penyalur produk jadi sebagai output perusahaan.

8 Apabila pengambil keputusan dihadapkan pada banyak pilihan keputusan dalam kondisi kepastian, maka secara rasional la akan memilih keputusan yang terbaik. Keputusan terbaik bagi pengambil keputusan dalam kondisi kepastian adalah dengan melihat apa yang akan diputuskan. Jika pilihan menyangkut biaya dan dapat diperkirakan secara pasti, maka keputusan terbaik adalah biaya yang paling murah. Jika pilihan berkaitan dengan manfaat (keuntungan) dan diperkirakan secara pasti, maka keputusan terbaik adalah yang paling tinggi.

9 Jika keputusan berkaitan dengan kombinasi dari berbagai kemungkinan pilihan alternatif, maka kombinasi yang menghasilkan nilai optimal yang menjadi dasar pengambilan keputusan terbaik. Masalah optimalisasi berkaitan dengan dua hal yaitu maksimalisasi untuk manfaat (laba) dan minimalisasi untuk pengorbanan (biaya). Alat analisis yang dapat digunakan adalah Linear Programming.

10 Kondisi Pengambilan Keputusan dalam Kepastian Pengambilan Keputusan dalam Kepastian Linear Programming

11 Linear programming merupakan alat analisis atau teknik matematis yang digunakan untuk membantu manajer dalam pengambilan keputusan dalam kondisi deterministik (mendasarkan pada asumsi-asumsi kepastian). Ciri khusus penggunaan teknik ini berusaha mendapatkan maksimalisasi atau minimalisasi. Maksimalisasi dapat berupa memaksimalkan keuntungan atau memaksimalkan return on investment atau memaksimalkan efektivitas promosi dan lain sebagainya yang bersifat perolehan manfaat. Minimalisasi dapat berupa meminimalkan biaya atau hal-hal yang bersifat pengorbanan.

12 Komponen dalam penggunaan linear programming adalah variabel keputusan, fungsi tujuan, dan fungsi kendala. Variabel Keputusn Komponen Linear Programming Fungsi Tujuan Fungsi Kendala

13 Variabel Keputusan Variabel keputusan merupakan nilai atau ukuran dari konsepsi tindakan pemilihan atas beberapa alternatif yang mempunyai range dan variasi untuk setiap alternatif yang berbeda-beda. Untuk memudahkan bentuk formulasi linear programming maka variabel keputusan dibuat dalam notasi matematis. Misalnya x 1 = unit yang akan diproduksi jenis tertentu dan x 2 = unit yang akan diproduksi jenis yang berbeda, dan seterusnya.

14 Fungsi tujuan Fungsi tujuan merupakan fungsi yang menggambarkan sasaran di dalam permasalahan linear programming yang berkaitan dengan pengaturan secara optimal sumber daya-sumber daya untuk memperoleh keuntungan yang maksimal atau biaya yang minimal. Fungsi tujuan ini juga harus dinyatakan secara matematis. Koefisien dalam fungsi tujuan merupakan keuntungan per unit atau biaya produksi per unit.

15 Fungsi kendala Fungsi kendala merupakan bentuk penyajian secara matematis batasanbatasan kapasitas yang tersedia yang akan dialokasikan secara optimal ke berbagai kegiatan. Fungsi kendala harus dapat dinyatakan dalam matematis dan merupakan batas kemampuan dalam memilih nilai variabel keputusan. Batasan-batasan yang ada bisa berupa batasan mesin, batasan tenaga kerja, batasan bahan baku, batasan dana, batasan permintaan, dan lainnya.

16 Ketiga macam komponen dalam linear programming tersebut dapat dilihat contoh aplikasinya dalam tabel berikut :

17 Dalam mengatasi atau menganalisis suatu masalah, penggunaan linear programming ini ada dua cara yaitu metode grafik dan metode simpleks. Metode grafik digunakan untuk memecahkan masalah yang hanya memiliki dua variabel keputusan sedangkan metode simpleks digunakan untuk memecahkan masalah dengan dua variabel atau lebih variabel keputusan.

18 Contoh : Masalah produk mix, perusahaan ABC akan memproduksi dua jenis produk, yaitu SEPATU dan TAS. Untuk memproduksi kedua produk tersebut, diperlukan bahan baku A, bahan baku B dan jam tenaga kerja. Maksimal penyediaan bahan baku A adalah 60 kg per hari, bahan baku B 30 kg per hari, dan tenaga kerja 40 jam per hari. Kebutuhan setiap unit produk terhadap bahan baku dan jam kerja dilihat pada tabel berikut ini :

19 SEPATU TAS

20 Kedua Jenis produk tersebut memberikan sumbangan keuntungan sebesar Rp. 40,00 untuk SEPATU dan Rp. 30,00 untuk TAS. Masalah yang harus dipecahkan adalah bagaimana memproduksi SEPATU dan TAS agar diperoleh kombinasi produk yang optimal. Contoh kasus tersebut dapat diselesaikan dengan metode grafik atau metode simpleks. ldentifikasi masing-masing komponen dan penyelesaian akhir adalah sebagai berikut :

21 Tahapan menjawab : Variabel keputusan X1 = jumlah SEPATU yang diproduksi per hari X2 = jumlah TAS yang diproduksi per hari Fungsi tujuan Z mak = 40 X X 2 Fungsi Kendala / constrain 2X1 + 3X2 60 untuk bahan baku A 2X2 30 untuk bahan baku B 2X1 + X2 40 untuk jam Tenaga Kerja X1,X2 > 0

22 Kasus tersebut jika diselesaikan baik dengan metode grafik maupun metode simpleks akan diperoleh suatu keputusan yang optimal sebagai berikut : X 1 = 15 unit; X 2 = 10 unit Z = Rp. 900,00 Hasil akhir tersebut memberikan informasi kepada manajemen bahwa untuk memperoleh kombinasi keputusan yang maksimal harus diproduksi SEPATU (X 1 ) sebanyak 15 unit dan TAS (X 2 ) sebanyak 10 unit dan akan diperoleh keuntungan maksimal (Z) sebesar Rp. 900,00.

23 3. Kondisi Pengambilan Keputusan Dalam Ketidakpastian Pengambil keputusan dikatakan dalam kondisi ketidakpastian jika ia dapat mengidentifikasi beberapa skenario tentang masa depan (state of nature) terhadap beberapa alternatif keputusan yang akan diambil. Tetapi ia tidak dapat mengetahui probabilitas terjadinya masing-masing skenario kondisi masa depan tersebut. Ketidakpastian ini muncul dari dua kemungkinan sumber. Sumber pertama, pengambil keputusan menghadapi kondisi eksternal baik sebagian atau seluruhnya diluar kendali mereka. Sumber kedua adalah pengambil keputusan tidak mempunyai akses pada informasi kunci.

24 Pengambilan keputusan dalam kondisi ketidakpastian dapat dilakukan dengan lebih tepat apabila menggunakan metode - metode kuantitatif untuk mengantisipasi dan memperkirakan kejadiankejadian di masa yang akan datang. Metode kuantitatif apabila dikaitkan dengan sikap pengambil keputusan dapat dibedakan pesimisme atau konservatif dan optimisme atau agresif. Pengambil keputusan yang konservatif akan dihadapkan pada dua kriteria yaitu maximin dan minimax. Sedangkan yang agresif akan dihadapkan pada kriteria maximax dan minimin.

25 Kondisi Pengambilan Keputusan Dalam Ketidakpastian Pengambilan Keputusan Dalam Ketidakpastian Maximin (Manfaat) Minimax (Biaya) Maximax (Manfaat) Minimin (Biaya) Pesimisme / Konservatif Optimisme / Agresif

26 Maximin Kriteria ini didasarkan atas usaha memaksimalkan kemungkinan keuntungan yang minimal. Pendekatan ini dipakai pada pengambil keputusan yang bersikap konservatif atau pesimistis. Dengan kriteria ini, pengambil keputusan memilih keputusan yang mencerminkan nilai maksimal dari hasil yang minimal. Langkah-langkah penggunaan kriteria maximin adalah sebagai berikut : 1. Tentukan payoff minimal untuk setiap alternatif keputusan (option). 2. Pilih alternatif keputusan yang mempunyai payoff maksimal dari payoff minimal langkah 1.

27 Dasar pemikiran (penalaran) terhadap langkah pertama adalah asumsi bahwa setiap alternatif keputusan akan terjadi pada kondisi yang paling buruk. Sedangkan langkah 2 merupakan hasil maksimal yang pesimistis. CONTOH : Sebuah perusahaan mebel sedang menghadapi masalah tentang pembelian sarana transportasi yang digunakan dalam operasi perusahaan. Alternatif yang tersedia adalah 3 buah truk dengan d 1, (membeli truk ukuran kecil), d 2 (truk ukuran sedang), dan d 3 (membeli truk ukuran besar). Ada empat kemungkinan state of nature yaitu S 1, S 2, S 3, dan S 4. Jika ketiga alternatif dan keempat state of nature tersebut dituangkan dalam sebuah tabel payoff akan terlihat sebagai berikut :

28 Tabel Payoff tersebut mencerminkan penjualan pada masingmasing alternatif tiap-tiap state of nature. Dari tabel tersebut dapat diselesaikan langkah-langkah: Langkah pertama (1) Mengidentifikasikan payoff minimal untuk tiap-tiap alternatif keputusan (d 1, d 2, dan d 3 ); dari hasil pengidentifikasian tersebut dapat dibuatkan suatu tabel payoff maximin sebagai berikut :

29 Langkah Kedua (2) Memilih alternatif keputusan yang mempunyai payoff maksimal pada langkah pertama. Payoff maksimal adalah 35 juta (d 1 ) yang berarti merekomendasikan untuk membeli truk berukuran kecil. Oleh karena itu, dengan penggunaan kriteria maximin, maka perusahaan akan membeli truk berukuran kecil (d 1 ) dengan memperoleh hasil penjualan minimal sebesar 35 juta rupiah. Kemungkinan lain ia akan menerima hasil penjualan 40 juta rupiah, 50 juta rupiah, atau 60 juta rupiah.

30 Minimax Kriteria ini didasarkan atas usaha meminimalisasikan kemungkinan biaya yang maksimal. Pendekatan ini dipakai oleh pengambil keputusan yang bersikap konservatif (pesimis). Pengambil keputusan akan memilih keputusan yang mencerminkan nilai minimal dari hasil nilai yang maksimal. Adapun langkah-langkah kriteria minimax adalah sebagai berikut : Tentukan payoff maksimal untuk setiap alternatif keputusan. Pilihlah alternatif keputusan yang mempunyai nilai payoff paling rendah (minimum) dari payoff maksimal langkah pertama.

31 CONTOH : Seorang eksekutif sedang mempertimbangkan pembelian mobil dari tiga jenis yang tersedia. pada akhir tahun keempat, eksekutif tersebut akan menjual kembali mobil yang telah dipilihnya. Biaya operasi selama pemakaian (4 tahun) sangat tergantung pada barga premium (bensin) dan peraturan pemerintah tentang pengawasan polusi udara. Eksekutif tersebut mengidentifikasi empat kemungkinan yaitu 1. Menggunakan premium harga rendah dengan aturan yang lebih moderat 2. Menggunakan premium harga rendah dengan aturan yang lebih ketat. 3. Menggunakan premix dengan aturan yang lebih moderat. 4. Menggunakan premix dengan aturan yang lebih ketat.

32 Estimasi biaya total selama empat tahun pemakaian untuk setiap jenis mobil adalah sebagai berikut : Langkah Pertama Mengidentifikasikan maksimal payoff dari tiap-tiap alternatif keputusan (A, B, dan C), hasilnya kemudian dibuatkan tabel payoff minimax, sebagai berikut :

33 Langkah Kedua Memilih alternatif keputusan yang mempunyai payoff minimal pada langkah pertama. Payoff minimal adalah 7,5 juta rupiah yang berarti merekomendasikan untuk membeli mobil merk B. Dengan membeli mobil merk B, maka eksekutif tersebut akan dapat menekan biaya paling minimal dari kemungkinan biaya yang maksimal. Kemungkinan lain apabila ia memilih mobil merk B tersebut adalah biaya bisa lebih rendah dari 7,5 juta rupiah, yaitu bisa 6,5 juta rupiah, atau 6 juta rupiah, ataupun 5 juta rupiah.

34 Maximax Kriteria maximax merupakan kriteria keputusan yang mengandung sikap optimistik bagi pengambil keputusan, yaitu dengan cara memilih keputusan yang mempunyai payoff maksimal tanpa memperhatikan peristiwa apa yang akan terjadi. Kriteria ini digunakan untuk memutuskan masalah-masalah yang berkaitan dengan pemilihan manfaat (profit atau benefit). Penggunaan kriteria maximax meliputi langkah-langkah : Tentukan payoff maksimal dari setiap alternatif keputusan. Pilih alternatif keputusan yang mempunyai payoff tertinggi dari langkah pertama.

35 Asumsi yang digunakan adalah bahwa setiap alternatif keputusan akan terjadi pada kondisi yang paling baik (optimistic). Dalam langkah kedua, berarti memaksimalkan hasil yang optimis tersebut. CONTOH : Pada perusahaan mebel yang akan melakukan pembelian sebuah truk tersebut, dapat dibuat kriteria maximax sebagai berikut :

36 Langkah Pertama Tentukan maksimal payoff untuk tiap alternatif keputusan. Payoff maksimal jika membeli truk ukuran kecil (d 1 ) adalah 60 juta rupiah. Maksimal payoff jika membeli truk ukuran sedang (d 2 ) adalah 55 juta rupiah, dan maksimal payoff jika membeli truk ukuran besar adalah 70 juta rupiah. Kondisi tersebut dapat kita buatkan tabel payoff maximax sebagai berikut :

37 Langkah Kedua Maksimal payoff pada langkah pertama adalah 70 juta rupiah, hal ini berarti berkaitan dengan d 3 yaitu membeli truk berukuran besar. Oleh karena itu, dengan menggunakan kriteria maximax, keputusan terbaik bagi perusahaan mebel adalah membeli truk ukuran besar. Dengan keputusan tersebut perusahaan dapat melakukan penjualan dengan nilai 70 juta rupiah, namun apabila state of nature yang terjadi adalah S2 maka la hanya akan memperoleh 30 juta rupiah saja.

38 Minimin Kriteria ini didasarkan atas usaha meminimalkan kemungkinan pengorbanan yang minimal. Kriteria minimin dipakai untuk memilih alternatif keputusan yang berkaitan dengan masalah pembiayaan. Langkah-langkah penyelesaian suatu masalah berdasarkan atas kriteria minimin adalah sebagai berikut : Tentukan payoff minimal dari setiap alternatif keputusan Pilih alternatif keputusan yang mempunyai payoff terendah (minimal) dari langkah pertama Contoh : Kasus pembelian mobil oleh seorang eksekutif dapat diselesaikan dengan cara sebagai berikut :

39 Langkah Pertama Menentukan nilai payoff minimal dari setiap alternatif keputusan. Nilai payoff minimal jika dilihat dari pembelian mobil merk A adalah 6 juta rupiah. Nilai payoff minimal jika membeli mobil merk B adalah 5 juta rupiah, dan jika membeli mobil merk C adalah 7 juta rupiah. Dan kondisi masing-masing pilihan terhadap nilai payoff terendah tersebut dapat dibuatkan tabel sebagai berikut :

40 Minimal payoff pada langkah pertama adalah 5 juta rupiah, hal ini berarti berkaitan dengan membeli mobil merk B, oleh karena itu, keputusan terbaik adalah membeli mobil merk B dengan biaya pemakaian selama 4 tahun sebesar 5 juta rupiah

41 4. Kondisi Pengambilan Keputusan Beresiko Kadangkala pengambil keputusan dihadapkan pada masalah dengan situasi atau kondisi masa depan tidak pasti, tetapi ia bisa membuat perkiraanperkiraan (probabilitas) kemungkinan terjadinya kondisi tersebut. Kemungkinan terjadinya suatu kondisi dapat diperoleh karena seringnya suatu peristiwa tersebut terjadi atau bisa jadi pengambil keputusan mempunyai pengalaman terhadap masalah yang dihadapi secara berulang-ulang.

42 Terhadap kondisi demikian dikatakan bahwa, pengambilan keputusan dalam keadaan berisiko. Untuk menyelesaikan masalah dalam kondisi berisiko ada dua kriteria, yaitu Expected Monetary Value dan Expected Opportunity Loss. Kedua kriteria ini akan memberikan nilai secara konsisten, artinya, apabila dengan kriteria EMV telah memutuskan X sebagai suatu keputusan terbaik, maka dengan kriteria EOL juga memberikan keputusan yang sama yaitu X sebagai keputusan terbaik.

43 Kondisi Pengambilan Keputusan Beresiko Pengambilan Keputusan Beresiko Expected Monetary Value Expected Opportunity Loss

44 Kriteria Expected Monetary Value (EMV) Dengan kriteria ini, pengambil keputusan harus menganalisis, menghitung perkiraan nilai moneter dari masing-masing alternatif dan kemudian memilih alternatif yang menghasilkan nilai perkiraan moneter yang paling tinggi. Tentu saja akan terjadi kebalikannya, apabila ternyata payoff yang kita hadapi adalah cerminan dari biaya, maka pilihan terbaik adalah nilai perkiraan biaya (moneter) terendah.

45 Untuk menyelesaikan masalah dengan kriteria EMV dapat digunakan rumus sebagai berikut : EMV (d 1 ) : nilai expectasi monoter pada alternatif d j P(S 1 ) : probabilitas terjadinya kondisi masa depan S j N : jumlah situasi masa depan yg mungkin akan timbul P(S 1 ) 0 : terjadinya probabilitas suatu peristiwa masa depan adalah lebih besar atau sama dengan 0 (d i, S j ) : nilai payoff pada alternatif d 1 dan pada kondisi S j

46 Pada kasus perusahaan mebel yang akan membeli truk, jika probabilitas dapat diketahui misalnya S, = 20%, S2 = 30%, S3 = 40% dan S4 10%. Apabila tabel tersebut kita tampilkan kembali maka akan tampak sebagai berikut :

47 Kasus tersebut bila diselesaikan dengan kriteria Expected Monetary Value (EMV) adalah sebagai berikut :

48 Nilai Expected Monetary Value terbesar adalah 53,50 juta pada alternatif d 3 (membeli truk ukuran besar), dengan demikian dapat kita rekomendasikan bahwa keputusan terbaik yang diambil adalah membeli truk ukuran besar (d 3 ) dengan nilai harapan moneter tertinggi adalah sebesar 53,50 juta rupiah.

49 Kriteria Expected Opportunity Loss (EOL) Kriteria ini merupakan perkiraan kemungkinan kerugian atau kesempatan yang hilang akibat dipilihnya suatu alternatif yang lain. Dalam perhitungan EOL digunakan informasi probabilitas untuk kondisi pada masa yang akan datang (state of nature) tiap-tiap peristiwa yang akan terjadi. Adapun rumus untuk menghitung EOL adalah sebagai berikut :

50 R (d i, S j ) dapat dicari dengan cara yang sama pada kriteria minimax regret. Regret atau opportunity loss dari kasus perusahaan mebel tersebut dapat ditampilkan pada tabel berikut ini :

51 Dari tabel regret tersebut dapat dicari nilai masing-masing perkiraan kesempatan yang hilang (EOL) sebagai berikut : Dari perhitungan EOL tersebut didapat nilai terendah adalah 6 juta, pada keputusan d 3. Dengan demikian alternatif terbaik untuk kriteria EOL adalah keputusan membeli truck ukuran besar dengan nilai kesempatan hilang paling rendah sebesar 6 juta rupiah.

Keputusan Dalam Ketidakpastian dan Resiko

Keputusan Dalam Ketidakpastian dan Resiko Keputusan Dalam Ketidakpastian dan Resiko Suasana pengambilan keputusan : dalam pasti (certainty), dalam keadaan resiko (risk), dalam ketidakpastian (uncertainty), dalam suasana konflik (conflict). Analisis

Lebih terperinci

OUTLINE. BAGIAN II Probabilitas dan Teori Keputusan. Konsep-konsep Dasar Probabilitas. Distribusi Probabilitas Diskret.

OUTLINE. BAGIAN II Probabilitas dan Teori Keputusan. Konsep-konsep Dasar Probabilitas. Distribusi Probabilitas Diskret. TEORI KEPUTUSAN OUTLINE BAGIAN II Probabilitas dan Teori Keputusan Konsep-konsep Dasar Probabilitas Distribusi Probabilitas Diskret Distribusi Normal Teori Keputusan Pengertian dan Elemen- Elemen Keputusan

Lebih terperinci

Pengambilan Keputusan dalam Ketidakpastian

Pengambilan Keputusan dalam Ketidakpastian Bab 13 : Pengambilan Keputusan dalam Ketidakpastian 1 Ekonomi manajerial Manajemen 2 Pokok Bahasan Pengantar Keputusan Dalam Ketidakpastian Kriteria Maximin, Kriteria Maximax, Kriteria Minimax (Kroteria

Lebih terperinci

DECISION THEORY DAN GAMES THEORY

DECISION THEORY DAN GAMES THEORY DECISION THEORY DAN GAMES THEORY PENGANTAR Lingkungan di mana keputusan dibuat sering digolongkan kedalam empat keadaan: certainty, risk, uncertainty, dan conflict. Decision theory terutama berhubungan

Lebih terperinci

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #13 Ganjil 2016/2017 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #13 Ganjil 2016/2017 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI Materi #13 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI Pendahuluan (1/2) 2 Berbagai keputusan secara langka dibuat dengan kepastian. Sebagian besar keputusan melibatkan faktor resiko. Kriteria umum untuk menilai

Lebih terperinci

Materi #13 TKT101 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI T a u f i q u r R a c h m a n

Materi #13 TKT101 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI T a u f i q u r R a c h m a n Materi #13 TKT101 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI Kemampuan Akhir Yang Diharapkan 2 Mampu membandingkan antara kondisi nyata dengan penerapan teori yang telah dipelajari. Indikator Penilaian Ketepatan dalam

Lebih terperinci

PERTEMUAN 6 TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

PERTEMUAN 6 TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERTEMUAN 6 TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pertemuan 6 TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN Objektif: 1. Mahasiswa dapat mencari penyelesaian masalah dengan model keputusan dalam kepastian 2. Mahasiswa dapat mencari

Lebih terperinci

BAB IX PROSES KEPUTUSAN

BAB IX PROSES KEPUTUSAN BAB IX PROSES KEPUTUSAN Lingkungan di mana keputusan dibuat sering digolongkan kedalam empat keadaan: certainty, risk, uncertainty, dan conflict. Decision theory terutama berhubungan dengan pengambilan

Lebih terperinci

Pertemuan 6 TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pertemuan 6 TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pertemuan 6 TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN Objektif: 1. Mahasiswa dapat mencari penyelesaian masalah dengan model keputusan dalam kepastian 2. Mahasiswa dapat mencari penyelesaian masalah dengan model keputusan

Lebih terperinci

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #12 Ganjil 2014/2015 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #12 Ganjil 2014/2015 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI Materi #11 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI Pendahuluan 2 Berbagai keputusan secara langka dibuat dengan kepastian. Sebagian besar keputusan melibatkan faktor resiko. Kriteria umum untuk menilai keputusan

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL TERJAWAB-BAB 10. Untuk mahasiswa, jawaban diberikan untuk soal ganjil.

LATIHAN SOAL TERJAWAB-BAB 10. Untuk mahasiswa, jawaban diberikan untuk soal ganjil. LATIHAN SOAL TERJAWAB-BAB 10 Untuk mahasiswa, jawaban diberikan untuk soal ganjil. 1. Berikut adalah tabel hasil (payoff) dari investasi di saham pertanian, industri dan perbankan untuk setiap lembar sahamnya.

Lebih terperinci

PENGENALAN SISTEM OPTIMASI. Oleh : Zuriman Anthony, ST. MT

PENGENALAN SISTEM OPTIMASI. Oleh : Zuriman Anthony, ST. MT PENGENALAN SISTEM OPTIMASI Oleh : Zuriman Anthony, ST. MT PENILAIAN 1. KEHADIRAN (25%) 2. TUGAS + KUIS (25%) 3. UTS (25%) 4. UAS (25%) 5. Terlambat maksimal 15 menit 6. Kehadiran minimal 10 kali di kelas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 21 Teori Himpunan Fuzzy Pada himpunan tegas (crisp), nilai keanggotaan suatu item x dalam himpunan A, yang sering ditulis dengan memiliki dua kemungkinan, yaitu: 1 Nol (0), yang berarti

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KONDISI BERESIKO IRA PRASETYANINGRUM

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KONDISI BERESIKO IRA PRASETYANINGRUM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KONDISI BERESIKO IRA PRASETYANINGRUM Konsep Resiko RESIKO Resiko adalah kesempatan timbulnya kerugian; Resiko adalah ketidakpastian; Resiko adalah penyimpangan hasil aktual

Lebih terperinci

Keputusan MODUL OLEH

Keputusan MODUL OLEH Modul 5. Penanganan Ketidakpastian dan Diagram Keputusan ANALISAA SISTEM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MODUL V: PENANGANAN KETIDAKPASTIAN DAN DIAGRAM KEPUTUSAN OLEH : Prof. Dr. Ir. Marimin, M.Sc DEPARTEMEN

Lebih terperinci

POHON KEPUTUSAN DOSEN : DIANA MA RIFAH

POHON KEPUTUSAN DOSEN : DIANA MA RIFAH POHON KEPUTUSAN DOSEN : DIANA MA RIFAH PENDAHULUAN Kompleksnya kegiatan dan permasalahan yang dihadapi membuat manajer sering menggunakan berbagai cara untuk mengurangi unsurunsur keraguan dan ketidakpastian

Lebih terperinci

STATISTICAL THINKING DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN BISNIS. Rezzy Eko Caraka

STATISTICAL THINKING DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN BISNIS. Rezzy Eko Caraka STATISTICAL THINKING DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN BISNIS Rezzy Eko Caraka Dewasa ini para pelaku bisnis dituntut untuk memiliki suatu ide berinovasi dalam mengatasi persaingan antar pelaku bisnis yang semakin

Lebih terperinci

Kasus di atas dapat diselesaikan menggunakan analisis breakeven.

Kasus di atas dapat diselesaikan menggunakan analisis breakeven. I. Analisis Break-Even Analisis break-even merupakan salah satu teknik analisis ekonomi yang berguna dalam menghubungkan biaya variabel total (TVC) dan biaya tetap total (TFC) terhadap output produksi

Lebih terperinci

Manajemen Operasional

Manajemen Operasional Linear Programming (LP) Dosen Febriyanto, SE. MM. www.febriyanto79.wordpress.com Linear Programming Linear programing (LP) adalah salah satu metode matematis yang digunakan untuk membantu manajer dalam

Lebih terperinci

Pengambilan Keputusan dalam keadaan ada kepastian. IRA PRASETYANINGRUM, S.Si,M.T

Pengambilan Keputusan dalam keadaan ada kepastian. IRA PRASETYANINGRUM, S.Si,M.T Pengambilan Keputusan dalam keadaan ada kepastian IRA PRASETYANINGRUM, S.Si,M.T Model Pengambilan Keputusan dikaitkan Informasi yang dimiliki : Ada 3 (tiga) Model Pengambilan keputusan. 1. Model Pengambilan

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KONDISI BERESIKO

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KONDISI BERESIKO PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KONDISI BERESIKO Konsep Resiko RESIKO Resiko adalah kesempatan timbulnya kerugian; Resiko adalah ketidakpastian; Resiko adalah penyimpangan hasil aktual dari hasil yang diharapkan;

Lebih terperinci

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menggunakan modelmodel pengambilan keputusan untuk mengelola proses dan rantai pasok 1. Decision theory 2. Decision tree Pada pertemuan

Lebih terperinci

Pengertian Pengambilan Keputusan

Pengertian Pengambilan Keputusan Dadang Sunendar Pengertian Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan (desicion making) adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan

Lebih terperinci

MATERI TAMBAHAN TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN (Sumber Bambang Avip Priatna Martadiputra)

MATERI TAMBAHAN TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN (Sumber Bambang Avip Priatna Martadiputra) MATERI TAMBAHAN TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN (Sumber Bambang Avip Priatna Martadiputra) 1. Pengambilan Keputusan dalam keadaan ada kepastian Keputusan dalam keadaan ada kepastian (certainty), terjadi apabila

Lebih terperinci

Oleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya /

Oleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya   / 11 Oleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id / debrina.ub@gmail.com www.debrina.lecture.ub.ac.id 1. Konsep Risiko & Ketidakpastian 2. Pengambilan keputusan

Lebih terperinci

Pengambilan Keputusan dalam Keadaan Tidak Ada Kepastian IRA PRASETYANIGRUM

Pengambilan Keputusan dalam Keadaan Tidak Ada Kepastian IRA PRASETYANIGRUM Pengambilan Keputusan dalam Keadaan Tidak Ada Kepastian IRA PRASETYANIGRUM Pengambilan Keputusan dalam Keadaan Tidak Ada Kepastian Keputusan dalam keadaan tidak ada kepastian terjadi jika pengambilan keputusan

Lebih terperinci

Teori Pengambilan Keputusan

Teori Pengambilan Keputusan Teori Pengambilan Keputusan Iman Murtono Soenhadji Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Iman Murtono Soenhadji 1 Bab 1: Pendahuluan Pengertian Pengambilan Keputusan dikemukakan oleh, Ralp C. Davis; Mary

Lebih terperinci

Makalah Ekonomi Manajerial Tentang Pengambilan Keputusan Dalam Kondisi Beresiko

Makalah Ekonomi Manajerial Tentang Pengambilan Keputusan Dalam Kondisi Beresiko Makalah Ekonomi Manajerial Tentang Pengambilan Keputusan Dalam Kondisi Beresiko Disusun oleh: Kelompok 13 Nama Anggota : Dimas Widyotomo (125020207111048) Rizkie Imadudien L ( 125020205111004) Jurusan

Lebih terperinci

Analisa Keputusan Manajemen dengan Pemrograman Dinamis

Analisa Keputusan Manajemen dengan Pemrograman Dinamis Analisa Keputusan Manajemen dengan Pemrograman Dinamis A. Anshorimuslim S. - 13509064 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu suatu

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu suatu BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Desain penelitian dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu suatu metode suatu objek, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu peristiwa pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen Produksi dan Operasi terdiri dari kata manajemen, produksi dan operasi. Terdapat beberapa pengertian untuk kata manajemen

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN Manajer Operasi adalah para pengambil keputusan. Manajer harus memahami bagaimana keputusan diambil dan alat bantu pengambilan keputusan apa yang digunakan.

Lebih terperinci

Matematika Bisnis (Linear Programming-Metode Grafik Minimisasi) Dosen Febriyanto, SE, MM.

Matematika Bisnis (Linear Programming-Metode Grafik Minimisasi) Dosen Febriyanto, SE, MM. (Linear Programming-Metode Grafik Minimisasi) Dosen Febriyanto, SE, MM. www.febriyanto79.wordpress.com - Linear Programming Linear programing (LP) adalah salah satu metode matematis yang digunakan untuk

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KONDISI TIDAK PASTI. OLEH Ir. Indrawani Sinoem, MS.

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KONDISI TIDAK PASTI. OLEH Ir. Indrawani Sinoem, MS. PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KONDISI TIDAK PASTI OLEH Ir. Indrawani Sinoem, MS. Kondisi Tidak Pasti Kondisi tidak pasti adalah suatu keadaan yang memenuhi beberapa syarat : 1. Ada beberapa alternatif tindakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Keputusan dan Pengambilan Keputusan Suatu masalah keputusan memiliki suatu lingkup yang berbeda dengan masalah lainnya. Perbedaan ini menonjol terutama karena adanya

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KONDISI TIDAK PASTI

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KONDISI TIDAK PASTI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KONDISI TIDAK PASTI Kondisi Tidak Pasti Kondisi tidak pasti adalah suatu keadaan yang memenuhi beberapa persyaratan : 1. Ada beberapa alternatif tindakan yang fleksibel. 2.

Lebih terperinci

PERENCANAAN KAPASITAS

PERENCANAAN KAPASITAS PERENCANAAN KAPASITAS kapasitas Setelah memutuskan produk atau jasa apa yang akan ditawarkan dan bagaimana itu akan dibuat, pihak manajemen harus merencanakan sistem kapasitas. Kapasitas adalah maksimum

Lebih terperinci

Guru M1 M2 M3 M4 Pekerjaan P P P P

Guru M1 M2 M3 M4 Pekerjaan P P P P TEKNIK LINEAR PROGRAMMING MODEL PENUGASAN Persoalan penugasan dalam bidang manajemen bisa menyangkut keputusan untuk menentukan jenis pekerjaan apa yang harus dikerjakan oleh siapa untuk alat apa. Persoalan

Lebih terperinci

MANAGEMENT SUMMARY CHAPTER 7 DECISION MAKING

MANAGEMENT SUMMARY CHAPTER 7 DECISION MAKING MANAGEMENT SUMMARY CHAPTER 7 DECISION MAKING MANAJER SEBAGAI PEMBUAT KEPUTUSAN PROSES MEMBUAT KEPUTUSAN Manajer bertugas membuat keputusan. Dan mereka ingin keputusan tersebut menjadi keputusan yang terbaik,

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kelayakan usaha adalah sebagai berikut: 1. Pemilihan Wilayah: Menentukan dua wilayah

Lebih terperinci

LINEAR PROGRAMMING. 1. Pengertian 2. Model Linear Programming 3. Asumsi Dasar Linear Programming 4. Metode Grafik

LINEAR PROGRAMMING. 1. Pengertian 2. Model Linear Programming 3. Asumsi Dasar Linear Programming 4. Metode Grafik LINEAR PROGRAMMING 1. Pengertian 2. Model Linear Programming 3. Asumsi Dasar Linear Programming 4. Metode Grafik PENGERTIAN LINEAR PROGRAMMING LP merupakan suatu model umum yang dapat digunakan dalam pemecahan

Lebih terperinci

TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN. Liduina Asih Primandari, S.Si.,M.Si.

TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN. Liduina Asih Primandari, S.Si.,M.Si. TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN Liduina Asih Primandari, S.Si.,M.Si. MATERI - 2 KONSEP PROBABILITAS PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONDISI BERESIKO DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONDISI TIDAK PASTI DALAM PENGAMBILAN

Lebih terperinci

Operations Management

Operations Management Operations Management OPERATIONS RESEARCH William J. Stevenson 8 th edition LINEAR PROGRAMMING Suatu model umum yang dapat digunakan dalam pemecahan masalah pengalokasian sumber-sumber yang terbatas secara

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN BAB 7. POHON KEPUTUSAN 1. Pendahuluan 2. Konsep Pohon Keputusan 3. Komponen Pohon Keputusan 4. Prosedur Pembuatan Pohon Keputusan 5. Diagram Pohon Keputusan 1. Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor kendala pada PT. Primajaya Pantes Garment dengan tujuan untuk memaksimalkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Produk Menurut Daryanto (2011:49) produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan atau dikonsumsi dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V Kesimpulan dan Saran BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil perhitungan analisis Capital Budgeting dan analisis sensitivitas pada perusahaan Dian

Lebih terperinci

Decision Making Prentice Hall, Inc. A 1

Decision Making Prentice Hall, Inc. A 1 Decision Making Product Design of ITATS Module based on Operation Management, 9e PowerPoint presentation to accompany Heizer/Render Lecturer: F. Priyo Suprobo, ST, MT 2008 Prentice Hall, Inc. A 1 Permasalahan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Sistem Produksi Secara umum produksi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil

Lebih terperinci

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Produksi Produksi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasi masukan (input) menjadi hasil keluaran

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Langkah awal dalam menganalisis suatu risiko adalah dengan melakukan identifikasi pada risiko dan sumber risiko yang dihadapi oleh suatu perusahaan,

Lebih terperinci

PROGRAM LINIER METODE GRAFIK

PROGRAM LINIER METODE GRAFIK PROGRAM LINIER METODE GRAFIK Program Linier merupakan suatu model umum yang dapat digunakan dalam pemecahan masalah pengalokasian sumbersumber yang terbatas secara optimal. Masalah tersebut timbul apabila

Lebih terperinci

PENDAHULUAN EKONOMI MANAJERIAL

PENDAHULUAN EKONOMI MANAJERIAL PENDAHULUAN EKONOMI MANAJERIAL PENDAHULUAN EKONOMI MANAJERIAL 1. Pengertian dan ruang lingkup ekonomi manajerial. 2. Hubungan ekonomi manajerial dengan ilmu yang lain. 3. Teori perusahaan. 4. Laba. 2 SIFAT

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep dan Definisi Risiko Menurut Frank Knight, risiko menunjukkan peluang terhadap suatu kejadian yang dapat diketahui oleh pelaku bisnis

Lebih terperinci

RISK ANALYSIS MANAGERIAL:

RISK ANALYSIS MANAGERIAL: RISK ANALYSIS MANAGERIAL: TEKNIK OPTIMASI, TEKNIK ANALISIS RESIKO DAN PENDUGAAN Dr. Mohammad Abdul Mukhyi, SE., MM 2 3 Teknik Analisis Resiko Menghitung resiko dengan probabilitas distribusi kemungkinan

Lebih terperinci

Sesi X ANALISIS KEPUTUSAN

Sesi X ANALISIS KEPUTUSAN Mata Kuliah :: Riset Operasi Kode MK : TKS 4019 Pengampu : Achfas Zacoeb Sesi X ANALISIS KEPUTUSAN e-mail : zacoeb@ub.ac.id www.zacoeb.lecture.ub.ac.id Hp. 081233978339 Pendahuluan Causes Problems Actions

Lebih terperinci

Metode Kuantitatif Bisnis. Week 9 Decision Analysis Decision Table

Metode Kuantitatif Bisnis. Week 9 Decision Analysis Decision Table Metode Kuantitatif Bisnis Week 9 Decision Analysis Decision Table Six Steps in Decision Making 1. Clearly define the problem at hand. 2. List the possible alternatives. 3. Identify the possible outcomes

Lebih terperinci

C. TEORI PERUSAHAAN D. PENGUKURAN LABA - Pengukuran Profitabilitas Perusahaan - Perbedaan Profitabilitas Dari Berbagai Perusahaan

C. TEORI PERUSAHAAN D. PENGUKURAN LABA - Pengukuran Profitabilitas Perusahaan - Perbedaan Profitabilitas Dari Berbagai Perusahaan PENDAHULUAN Ari Darmawan, Dr. S.AB, M.AB Email: aridarmawan_fia@ub.ac.id A. PENDAHULUAN - Konsep Ekonomi - Konsep Sumber Daya B. EKONOMI MANAJERIAL - Hubungan ekonomi manajerial dengan ilmu ekonomi lainnya

Lebih terperinci

Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c

Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c PROGRAM MAGISTER AGRIBISNIS UNIVERSITAS JAMBI Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. & Ir. R. Sihotang, MS. Mata Kuliah Kode / SKS Mata Kuliah :

Lebih terperinci

CCR-314 #2 Pengantar Linear Programming DEFINISI LP

CCR-314 #2 Pengantar Linear Programming DEFINISI LP PENGANTAR LINEAR PROGRAMMING DEFINISI LP Linear Programming/LP (Program Linear) merupakan salah satu teknik dalam Riset Operasional (Operation Research) yang paling luas digunakan dan dikenal dengan baik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Investasi

Lebih terperinci

CCR314 - Riset Operasional Materi #2 Ganjil 2015/2016 CCR314 RISET OPERASIONAL

CCR314 - Riset Operasional Materi #2 Ganjil 2015/2016 CCR314 RISET OPERASIONAL Materi #2 CCR314 RISET OPERASIONAL Definisi LP 2 Linear Programming/LP (Program Linear) merupakan salah satu teknik dalam Riset Operasional (Operation Research) yang paling luas digunakan dan dikenal dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep program linier (linear programming) ditemukan dan diperkenalkan seorang ahli matematika bangsa Amerika, Dr.George Dantzig yaitu dengan dikembangkannya metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi selalu dihadapkan pada risiko dan return. Return dapat

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi selalu dihadapkan pada risiko dan return. Return dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasa datang. Seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar dan mampu membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. besar dan mampu membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi globalisasi dunia saat ini mendorong persaingan diantara para pelaku bisnis yang semakin ketat. Di Indonesia sebagai negara berkembang, pembangunan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 29 BAB 3 METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Pada dasarnya setiap perusahaan yang bergerak di sektor apapun pasti memiliki tujuan untuk memperoleh keuntungan yang maksimal dengan biaya yang minimal

Lebih terperinci

II. Pengambilan Keputusan Dalam Pemasaran Keputusan : a. Penetapan harga b. Produk c. Distribusi d. Promosi

II. Pengambilan Keputusan Dalam Pemasaran Keputusan : a. Penetapan harga b. Produk c. Distribusi d. Promosi II. Pengambilan Keputusan Dalam Pemasaran Keputusan : a. Penetapan harga b. Produk c. Distribusi d. Promosi Cara tradisional 1. Identifikasi masalah 2. Perumusan alternatif pemecahan masalah 3. Analisis

Lebih terperinci

Teknik Riset Operasional Semester Genap Tahun Akademik 2015/2016 Teknik Informatiaka UIGM

Teknik Riset Operasional Semester Genap Tahun Akademik 2015/2016 Teknik Informatiaka UIGM Teknik Riset Operasional Semester Genap Tahun Akademik 2015/2016 Teknik Informatiaka UIGM Dosen: Didin Astriani Prassetyowati, M.Stat Silabus MATAKULIAH TI214 TEKNIK RISET OPERASI (2 SKS) TUJUAN Agar mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu perusahaan tercermin dari keuntungan yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu perusahaan tercermin dari keuntungan yang diperoleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu parameter kinerja perusahaan yang mendapat perhatian utama dari investor dan kreditor dari laporan keuangan adalah laba. Maju mundurnya suatu perusahaan

Lebih terperinci

Menurut Anderson: sebagai sebuah proses yang diawali dengan pengamatan perbedaan diantara keadaan aktual dengan keadaan yang diinginkan, yang

Menurut Anderson: sebagai sebuah proses yang diawali dengan pengamatan perbedaan diantara keadaan aktual dengan keadaan yang diinginkan, yang Pertemuan ke 4 Menurut Anderson: sebagai sebuah proses yang diawali dengan pengamatan perbedaan diantara keadaan aktual dengan keadaan yang diinginkan, yang kemudian dilanjutkan dengan langkah memperkecil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam suatu perusahaan terdapat sebuah organisasi yang kegiatannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam suatu perusahaan terdapat sebuah organisasi yang kegiatannya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Metode Kombinasi Produk Dalam suatu perusahaan terdapat sebuah organisasi yang kegiatannya melakukan produksi. Yang dimaksud kegiatan produksi

Lebih terperinci

LINIEAR PROGRAMMING MATEMATIKA BISNIS ANDRI HELMI M, S.E., M.M.

LINIEAR PROGRAMMING MATEMATIKA BISNIS ANDRI HELMI M, S.E., M.M. LINIEAR PROGRAMMING MATEMATIKA BISNIS ANDRI HELMI M, S.E., M.M. INTRODUCTION Masalah keputusan yang biasa dihadapi para analis adalah alokasi optimum sumber daya yang langka. Sumber daya dapat berupa modal,

Lebih terperinci

Penerapan Intergrated Corporate Risk Management (ICRM) di Dunia Usaha

Penerapan Intergrated Corporate Risk Management (ICRM) di Dunia Usaha Penerapan Intergrated Corporate Risk Management (ICRM) di Dunia Usaha Bramantyo Djohanputro, PhD brm@lppm.ac.id bramantyofinance@gmail.com Blog: www.bram39.wordpress.com Kinerja, pertumbuhan, dan risiko

Lebih terperinci

Pertemuan 7 GAME THEORY / TEORI PERMAINAN

Pertemuan 7 GAME THEORY / TEORI PERMAINAN Pertemuan 7 GAME THEORY / TEORI PERMAINAN Objektif: 1. Mahasiswa dapat merumuskan masalah dalam game theory / teori permainan 2. Mahasiswa dapat mencari penyelesaian masalah dalam proses pengambilan keputusan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB LANDASAN TEORI Efisiensi Menurut Vincent Gaspersz (998, hal 4), efisiensi adalah ukuran yang menunjukan bagaimana baiknya sumber daya digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan output Efisiensi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk memperoleh laba dan meningkatkan nilai perusahaan (Weston dan

I. PENDAHULUAN. untuk memperoleh laba dan meningkatkan nilai perusahaan (Weston dan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan apapun jenis usahanya secara umum mempunyai tujuan yaitu untuk memperoleh laba dan meningkatkan nilai perusahaan (Weston dan Copeland,1992:8). Namun

Lebih terperinci

Aplikasi Teori Peluang dan Statistika dalam Pengambilan Keputusan

Aplikasi Teori Peluang dan Statistika dalam Pengambilan Keputusan Aplikasi Teori Peluang dan Statistika dalam Pengambilan Keputusan Bharata Kalbuaji (18209018) Program Studi Sistem dan Teknologi Informasi Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini, merupakan hasil penelusuran teori-teori terdahulu terkait dengan pengertian risiko,

Lebih terperinci

MANAGERIAL ECONOMICS. Referensi :

MANAGERIAL ECONOMICS. Referensi : MANAGERIAL ECONOMICS Referensi : Pasar (Kebutuhan Manusia) APA.. ITU... Managerial Economics? Ekonomi Manajerial mengarah pada aplikasi TEORI EKONOMI dan merupakan alat bantu dalam ilmu PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal ini, perusahaan sering dihadapkan pada masalah masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal ini, perusahaan sering dihadapkan pada masalah masalah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu perusahaan selalu berusaha untuk mendapatkan laba yang maksimal. Dalam hal ini, perusahaan sering dihadapkan pada masalah masalah yang kompleks dalam mengambil

Lebih terperinci

LINEAR PROGRAMMING. Pembentukan model bukanlah suatu ilmu pengetahuan tetapi lebih bersifat seni dan akan menjadi dimengerti terutama karena praktek.

LINEAR PROGRAMMING. Pembentukan model bukanlah suatu ilmu pengetahuan tetapi lebih bersifat seni dan akan menjadi dimengerti terutama karena praktek. LINEAR PROGRAMMING Formulasi Model LP Masalah keputusan yang biasa dihadapi para analis adalah alokasi optimum sumber daya yang langka. Sumber daya dapat berupa modal, tenaga kerja, bahan mentah, kapasitas

Lebih terperinci

Teknik Industri Unirversitas PGRI Ronggolawe Tuban

Teknik Industri Unirversitas PGRI Ronggolawe Tuban Isnain Ardiansyah Teknik Industri Unirversitas PGRI Ronggolawe Tuban Mengapa Keputusan Sulit Dibuat? 1. Kompleksitas Problem disusun dalam struktur yang dapat dianalisis 2. Uncertainty Mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Portofolio adalah gabungan atau kombinasi dari berbagai instrumen atau aset investasi yang disusun untuk mencapai tujuan investasi investor. Selain itu, kombinasi berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. metode pengoptimalan stepping stone. Permasalahan yang akan dibahas pada

BAB I PENDAHULUAN. metode pengoptimalan stepping stone. Permasalahan yang akan dibahas pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan merupakan masalah yang sangat kompleks dan sulit. Banyak metode yang digunakan untuk penyelesaiannya salah satunya yaitu dengan metode pengoptimalan stepping

Lebih terperinci

Pemodelan dalam RO. Sesi XIV PEMODELAN. (Modeling)

Pemodelan dalam RO. Sesi XIV PEMODELAN. (Modeling) Mata Kuliah :: Riset Operasi Kode MK : TKS 4019 Pengampu : Achfas Zacoeb Sesi XIV PEMODELAN (Modeling) e-mail : zacoeb@ub.ac.id www.zacoeb.lecture.ub.ac.id Hp. 081233978339 Pemodelan dalam RO Outline:

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi dan Konsep Risiko Secara sederhana, risiko diartikan sebagai kemungkinan kejadian yang merugikan, sedangkan ketidakpastian merupakan

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan / Decision Support System

Sistem Pendukung Keputusan / Decision Support System Sistem Pendukung Keputusan / Decision Support System Pengantar DSS & Management Support System Oleh : Tim Pengampu SPK Ganjil 2015 Sub Pokok Bahasan Pengantar DSS : 1. Mengapa Mempelajari DSS 2. Definisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia usaha, tujuan setiap perusahaan secara umum adalah mencari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia usaha, tujuan setiap perusahaan secara umum adalah mencari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia usaha, tujuan setiap perusahaan secara umum adalah mencari keuntungan/laba. Besarnya laba yang diperoleh seringkali dijadikan tolak ukur dalam menentukan

Lebih terperinci

Pengantar Riset Operasi. Riset Operasi Minggu 1 (pertemuan 1) ARDANESWARI D.P.C., STP, MP

Pengantar Riset Operasi. Riset Operasi Minggu 1 (pertemuan 1) ARDANESWARI D.P.C., STP, MP Pengantar Riset Operasi Riset Operasi Minggu 1 (pertemuan 1) ARDANESWARI D.P.C., STP, MP 1 Kontrak Perkuliahan Keterlambatan 15 menit Mengoperasikan HP dan sejenisnya : di luar kelas Mengerjakan laporan/tugas

Lebih terperinci

Pemodelan dan Linier Programming (LP)

Pemodelan dan Linier Programming (LP) Pemodelan dan Linier Programming (LP) Entin Martiana, S.Kom, M.Kom Pemodelan dalam mss Model statistik (analisis regresi) digunakan untuk mencari relasi diantara variabel. Model ini merupakan preprogram

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengembangan usaha. Dalam mengembangkan usaha akan membutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. pengembangan usaha. Dalam mengembangkan usaha akan membutuhkan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin ketatnya persaingan mendorong perusahaan melakukan pengembangan usaha. Dalam mengembangkan usaha akan membutuhkan tambahan dana, baik yang berasal dari pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia bisnis pun semakin tinggi. Untuk itu, agar dapat bersaing, efisiensi dan

BAB I PENDAHULUAN. dunia bisnis pun semakin tinggi. Untuk itu, agar dapat bersaing, efisiensi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pada era globalisasi, teknologi yang semakin maju, persaingan dalam dunia bisnis pun semakin tinggi. Untuk itu, agar dapat bersaing, efisiensi dan efektivitas memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Produksi dan Operasi Manajeman (management) merupakan proses kerja dengan menggunakan orang dan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan (Bateman, Thomas S. : 2014)

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini terdiri dari definisi risiko, sumber dan kategori risiko, sikap individu terhadap risiko, pengukuran

Lebih terperinci

PROGRAM LINIER PROGRAM LINIER DENGAN GRAFIK PERTEMUAN 2 DEFINISI PROGRAM LINIER (1)

PROGRAM LINIER PROGRAM LINIER DENGAN GRAFIK PERTEMUAN 2 DEFINISI PROGRAM LINIER (1) PROGRAM LINIER PROGRAM LINIER DENGAN GRAFIK PERTEMUAN 2 DEFINISI PROGRAM LINIER (1) Program tidak ada hubungannya dengan program komputer. Program berarti memilih serangkaian tindakan/ perencanaan untuk

Lebih terperinci

MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 IT

MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 IT MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 IT 011215 UMMU KALSUM UNIVERSITAS GUNADARMA 2016 Penerapan Riset Operasi Bidang akuntansi dan keuangan Penentuan jumlah kelayakan kredit Alokasi modal investasi, dll Bidang

Lebih terperinci

a. untuk (n+1) genap: terjadi ekstrem, dan jika (ii) f (x ) > 0, maka f(x) mencapai minimum di titik x.

a. untuk (n+1) genap: terjadi ekstrem, dan jika (ii) f (x ) > 0, maka f(x) mencapai minimum di titik x. Lecture I: Introduction A. Masalah Optimisasi Dalam kehidupan sehari-hari, manusia cenderung untuk berprinsip ekonomi, yaitu dengan sumber daya terbatas dapat memperoleh hasil sebanyak-banyaknya. Banyak

Lebih terperinci

MA M N A A N J A E J M E E M N E KE K U E A U N A G N A G N A

MA M N A A N J A E J M E E M N E KE K U E A U N A G N A G N A MANAJEMEN KEUANGAN LANGKAH- LANGKAH MENI LAI I NVESTASI DENGAN I NTERNAL RATE OF RETURN 1. Menentukan proceed investasi pertahun untuk setiap proyek. 2. Menentukan total present value = (proceed* discount

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. investor selaku pemilik dana dengan perusahaan selaku pihak yang. membutuhkan. Bursa efek merupakan tempat pertemuan investor dengan

I. PENDAHULUAN. investor selaku pemilik dana dengan perusahaan selaku pihak yang. membutuhkan. Bursa efek merupakan tempat pertemuan investor dengan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan suatu mekanisme pasar yang mempertemukan investor selaku pemilik dana dengan perusahaan selaku pihak yang membutuhkan. Bursa efek merupakan tempat

Lebih terperinci