BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Deskripsi Kasus PT. XYZ Indonesia merupakan perusahaan informasi teknologi yang terbesar di Indonesia dimana PT. XYZ Indonesia memfokuskan penjualan produknya pada perangkat lunak. PT. XYZ Indonesia berlokasi di gedung sentral senayan I. PT. XYZ Indonesia memulai operasional perusahaannya setelah mengerti benar bahwa pasar yang ada di Indonesia ini sangat antusias terhadap produk dari XYZ itu sendiri, yaitu perangkat lunak untuk menyimpan data atau lebih dikenal dengan database. Seiring dengan berjalannya waktu PT. XYZ Indonesia menjadi perusahaan yang besar untuk industry informasi teknologi di Indonesia. Pada tahun 1998, terjadi krisis financial di Indonesia dimana dampak krisis ini tidak hanya terjadi di Indonesia melainkan terjadi hampir di seluruh kawasan Asia. Krisis ini pun berdampak besar terhadap perusahaan besar perangkat lunak ini. Terjadinya krisis financial ini membawa dampak pada PT. XYZ Indonesia untuk beralih strategi operasi untuk mempertahankan perusahaan agar tetap bertahan di dalam kondisi yang buruk ini. Dampak terbesar yang terjadi pada PT. XYZ Indonesia adalah pada strategi operasional perusahaan karena dari sisi operasional perusahaan yang memiliki pengeluaran atau cost yang paling tinggi. Dari situlah manajemen dari PT. XYZ Indonesia harus melakukan efisiensi dan optimalisasi 51

2 52 terhadap perusahaan dari sisi operasional agar PT. XYZ Indonesia mampu menghadapi krisis financial yang terjadi di Indonesia. Kasus ini membahas perjalanan perusahaan PT. XYZ Indonesia dari tahun 1995 sampai dengan 1998, bagaimana perusahaan tersebut mampu beralih strategi operasi dengan cepat, mengatur strategi operasional perusahaan, serta proses implementasi strategi tersebut. Bapak Adi Juwono Rusli selaku Managing Director pada saat itu menghadapi dilemma yang cukup berat dalam mengubah strategi operasi perusahaan secara besarbesaran dimana strategi operasi perusahaan yang diubah ini harus benar-benar membawa dampak positif pada perusahaan ketika terjadi krisis keuangan di Indonesia Skenario Kasus Pada tahun 1997 merupakan tahun yang baik bagi PT. XYZ Indonesia dalam menjalankan bisnis informasi teknologi di Indonesia. Kehadiran PT. XYZ Indonesia pada pasar Indonesia cukup diterima dengan baik, dan pada saat itu PT. XYZ Indonesia memiliki cukup banyak pelanggan dan produk-produk yang dijual oleh PT. XYZ Indonesia cukup laku di pasar Indonesia. Adi Juwono Rusli sebagai managing director XYZ Indonesia memiliki kapabilitas dalam mengatur strategi operasional perusahaan. Adi melihat bahwa peluang untuk memasarkan produk-produk XYZ di Indonesia sangat luas dan permintaan terhadap produk XYZ sendiri cukup tinggi. Hal ini menyebabkan XYZ

3 53 Indonesia bertumbuh dengan cepat dan memiliki pertumbuhan bisnis yang cukup cepat. Pada kuartal 3 tahun 1997 tepatnya dimana terjadi krisis keuangan yang melanda Asia dan begitu pula terjadi di Indonesia, XYZ Indonesia mengalami dampak terhadap bisnisnya. Tampak dari menurunnya penjualan produk-produk PT. XYZ Indonesia disamping juga mengalami kesulitan di dalam melakukan penagihan terhadap para pelanggannya. Hal tersebut secara langsung banyak diakibatkan karena menurunnya nilai mata uang Rupiah terhadap US dollar. Selain itu juga permintaan yang sebelumnya cukup banyak menjadi menurun secara signifikan dan pada saat itu hampir semua pelanggan XYZ Indonesia melakukan pembatalan atau menunda semua proyek yang berkaitan dengan informasi teknologi. Pada situasi dan kondisi inilah Bapak Adi Rusli harus memutuskan untuk menata ulang strategi perusahaan baik strategi bisnis perusahaan maupun strategi operasional perusahaan. Hal yang terlintas pertama kali adalah mengubah strategi operasi perusahaan dengan melakukan efisiensi biaya operasional perusahaan dan memperbaiki proses-proses yang ada di dalam perusahaan yang dirasa dapat mempengaruhi kondisi bisnis perusahaan Perubahan Mata Uang Rupiah terhadap Mata Uang US Dollar Krisis keuangan Asia membawa dampak perubahan yang cukup signifikan terhadap kegiatan operasional perusahaan PT. XYZ Indonesia, dimana perusahaan

4 54 tersebut menjual seluruh produknya dalam mata uang Rupiah. Pada tahun 1997, mata uang Indonesia melemah drastis terhadap mata uang US Dollar. Hal ini menyebabkan PT. XYZ Indonesia mengalami kemunduran dalam mengembangkan bisnis mereka terutama dalam hal penjualan dimana sebelumnya banyak sekali proyek yang didapat namun pada saat krisis terjadi banyak proyek mereka menjadi tertunda bahkan ada yang dibatalkan untuk direalisasikan. Table 5.1 Pergerakan Mata Uang IDR terhadap USD ( )

5 55 Gambar 5.1. Pertumbuhan Pendapatan PT. XYZ Indonesia ( ) Dari tabel perubahan kurs mata uang Rupiah terhadap US Dollar (Tabel 5.1) terlihat adanya perubahan kurs yang signifikan pada tahun 1997 dan tahun Dimana pada tahun 1997, terlihat bahwa mata uang Rupiah mencapai titik tertinggi pada nilai Rp 4.650,-. Sedangkan pada tahun 1998, terlihat bahwa mata uang Rupiah mencapai titik tertingginya yaitu dengan nilai Rp ,-. Sedangkan dari grafik pertumbuhan pendapatan PT. XYZ Indonesia (Gambar 5.1) terlihat terjadinya penurunan drastis pertumbuhan bisnis. Ini membuktikan bahwa perubahan kurs mata uang ini sangat mempengaruhi pendapatan PT. XYZ Indonesia. PT. XYZ Indonesia menjadi kalang kabut dalam mengatur strategi operasi mereka karena dari sisi mata uang Rupiah yang tidak stabil dan membuat penjualan produk-produk PT. XYZ Indonesia tertekan oleh fluktuasi kurs mata uang itu sendiri

6 56 dan di sisi lain PT. XYZ Indonesia harus melakukan perubahan strategi operasinya untuk bisa bertahan dalam kondisi tersebut. Pada tahun 1997 kuartal 3, PT. XYZ Indonesia dituntut untuk mampu mengatasi dengan cepat perubahan kurs mata uang tersebut sehingga operasional perusahaan tidak berangsur-angsur menyebabkan pertumbuhan bisnis mereka juga ikut anjlok. Memang perubahan kurs mata uang Rupiah terhadap US Dollar ini membuat hampir seluruh perusahaan di Asia, khususnya PT. XYZ Indonesia menjadi was-was dan bisnisnya menjadi serba tidak pasti. PT. XYZ Indonesia pun harus mengambil langkah konkrit terhadap perubahan mata uang Rupiah terhadap mata uang US Dollar ini. Langkah konkrit yang dilakukan oleh PT. XYZ Indonesia untuk mengatasi hal ini adalah dengan melakukan perubahan aturan dalam melakukan penjualan produk-produk mereka dengan mata uang US Dollar. Sebenarnya PT. XYZ Indonesia dapat mengambil langkah lain seperti menaikkan harga produk-produk mereka. Tetapi langkah tersebut terlalu beresiko untuk diambil karena perubahan drastis pada mata uang Rupiah terhadap US Dollar. Hal tersebut membuat demand para pelanggan PT. XYZ Indonesia menjadi ikut turun dan kenaikan harga ini tidak mungkin untuk diterapkan. Selain itu karena PT. XYZ Indonesia menjadi bagian dari XYZ Corporation yang terletak di Unites States membuat PT. XYZ Indonesia tidak dapat menaikkan harga begitu saja karena harus melakukan pertanggungjawaban dan mendapatkan persetujuan dari XYZ Corporation. Hal ini dapat dilihat dari hubungan struktur organisasi PT. XYZ Indonesia dengan XYZ Corporation.

7 Hubungan XYZ Indonesia dengan XYZ Corporation XYZ Indonesia merupakan bagian dari struktural XYZ Corporation, hal ini membuat XYZ Indonesia harus melaporkan segala kegiatan XYZ Indonesia kepada XYZ Corporation. XYZ Indonesia masuk di dalam divisi Asia Pasific XYZ Corporation dan ini membuat XYZ Corporation harus memimpin dalam pengambilan keputusan strategi yang dilakukan oleh XYZ Indonesia. Pada saat krisis ekonomi di Asia terjadi, PT. XYZ Indonesia pun harus melakukan pelaporan seluruh perubahan yang terjadi di Indonesia kepada XYZ Corporation. Perubahan yang terjadi seperti perubahan demand terhadap para pelanggannya, perubahan nilai kurs mata uang Rupiah terhadap mata uang US Dollar dan perubahan strategi operasi yang dilakukan PT. XYZ Indonesia. Hal ini terjadi karena PT. XYZ Indonesia masih di bawah struktur organisasi XYZ Corporation dimana PT. XYZ Indonesia masih di bawah Oracle APAC (Asia- Pacific) division. Bagan organisasi XYZ Corporation dapat menggambarkan hubungan PT. XYZ Indonesia dengan XYZ Corporation Corporation dan dapat dilihat pada gambar 5.2.

8 58 Chief Executive Officer Co-President CFO Director EVP Development Server Technologies Division EVP XYZ Support and XYZ On Demand Co-President Director SVP, General Counsel, And Secretary Integrated Defense Systems, UK EVP Application Development Director On Demand EVP North America Sales and Chief Security Officer SVP Finance Operations Chief Corporate Architect SVP XYZ Latin America SVP Worldwide Marketing and Customer Programs SVP Human Resources EVP Europe, Middle East, Africa Consulting Director EMEA Content Collaboration XYZ Indonesia EVP Asian Pacific and Japan General Manager Retek Global Business Unit Chairman Gambar 5.2. Hubungan XYZ Indonesia dengan XYZ Corp Kepuasan Pelanggan XYZ Indonesia Perusahaan XYZ dapat dikatakan memiliki market share kurang lebih 23% dari hampir seluruh market informasi teknologi di Indonesia, khususnya untuk produk database. Dapat dilihat pada gambar 5.3 di bawah ini.

9 59 SAP XYZ Microsoft Other or best-of-breed Gambar 5.3. Market Share XYZ Corporation Pasar Informasi Teknologi di Indonesia sangat beragam dan hampir dapat dikatakan XYZ masuk ke dalam semua segmen pasar, baik bisnis kecil, bisnis menengah, dan bisnis enterprise. XYZ membuat jenis produk yang berbeda-beda untuk melakukan segmentasi pada pasarnya. Yaitu dengan mengeluarkan beberapa jenis produk seperti standard edition, standard edition one, dan enterprise edition. Di Indonesia sendiri pasar XYZ sendiri masih tergolong untuk pasar yang memiliki bisnis yang besar atau enterprise. Pada saat krisis ekonomi di Asia terjadi pada tahun 1997 tepatnya kuartal ke 3, PT. XYZ Indonesia dihadapkan masalah dalam menjaga kepuasan pelanggan mereka. Dimana terjadi penurunan demand yang luar biasa terhadap produk-produk

10 60 XYZ di Indonesia, khususnya dikarenakan karena kurs mata uang Rupiah yang kian lama kian menurun terhadap mata uang US Dollar. Para pelanggan PT. XYZ Indonesia mulai mempertanyakan apakah produkproduk XYZ yang telah mereka beli atau yang akan mereka beli memiliki dukungan yang baik. Hal ini dikarenakan resource untuk dukungan produk XYZ yang cenderung mahal dan mereka harus mengeluarkan kocek yang cukup lumayan untuk mendapatkan dukungan tersebut. Di sisi lain para pelanggan mendapatkan masalah dalam melakukan pembayaran untuk dukungan produk-produk yang mereka beli atau yang mereka akan beli sedangkan mata uang Rupiah makin melemah terhadap US Dollar. Pada saat seperti ini, PT. XYZ Indonesia harus melakukan perubahan strategi operasi terutama dalam hal memberikan dukungan terhadap para pelanggannya dan membangun kepercayaan para pelanggannya terhadap produk-produk XYZ. Dengan memberikan dukungan atau dengan memberikan dukungan yang lebih dari sebelumnya akan menambah nilai kepercayaan para pelanggan XYZ terhadap produk-produknya dan akan membuat proses distribusi PT. XYZ Indonesia menjadi lebih lancar Perubahan-perubahan strategi operasi yang terjadi pada saat krisis ekonomi tahun 1997

11 61 Pada saat krisis ekonomi terjadi XYZ Indonesia melakukan perubahan yang signifikan di dalam menyusun strategi operasinya. Perubahan ini dilakukan agar XYZ Indonesia mampu menghadapi Asian Financial Crisis dimana terjadi perubahan kurs mata uang Rupiah terhadap US Dollar yang signifikan sehingga menyebabkan terjadinya penumpukan hutang dari para pelanggannya yang rata-rata tidak dapat membayar hutang tepat waktu. Hal ini menyebabkan XYZ Indonesia mengalami penurunan pendapatan yang drastis, maka dari itu XYZ Indonesia segera melakukan perubahan strategi operasi mereka. Berbagai hal dilakukan oleh XYZ Indonesia berkaitan dengan perubahan strategi operasi perusahaan untuk menanggulangi krisis ekonomi yang terjadi di Asia saat itu. Perubahan strategi operasi yang dilakukan adalah dengan melakukan pengurangan biaya pengeluaran untuk perjalanan dan entertainment pelanggan. Biaya pengeluaran untuk perjalanan dan entertainment menjadi biaya yang paling besar dalam PT. XYZ Indonesia, dan paling tidak terlihat dengan jelas penggunaan biaya tersebut. Berikutnya PT. XYZ Indonesia juga melakukan pengurangan biaya untuk dapur perusahaan yang sebelumnya tidak dibatasi pengeluarannya. Sebelum terjadi krisis ekonomi yang melanda Indonesia PT. XYZ Indonesia merasa biaya untuk dapur ini tidak signifikan nilainya, tetapi setelah krisis ekonomi terjadi biaya ini menjadi terlihat sangat signifikan untuk dikurangi pengeluarannya. PT. XYZ Indonesia juga melakukan penundan untuk mengirim orang ke luar negeri untuk mengikuti pelatihan. Karena pembatasan biaya-biaya pengeluran di atas dipangkas atau ditunda dan melihat kondisi antara pengeluaran secara keseluruhan tidak sesuai dengan

12 62 pemasukan maka PT. XYZ Indonesia pun membuat beberapa posisi di perusahaan menjadi berkurang dimana sebelumnya memiliki jumlah pegawai sebanyak 76 orang menjadi 23 orang. Dan PT. XYZ masih mengurangi pengeluaran-pengeluaran perusahaan yang lain. Perubahan-perubahan strategi operasi di atas memiliki efek yang signifikan terutama di dalam menekan pengeluaran perusahaan. Selain perubahan strategi operasi di atas, XYZ Indonesia juga melakukan perubahan aturan fungsi operasi pada proses operasional mereka, dimana hal ini terkait dengan hubungan dengan pasarnya dan rekan kerja-nya. Perubahan fungsi operasi mereka ini sangat terlihat terutama terhadap sistem penyaluran pada perusahaan XYZ. Karena dengan adanya perubahan fungsi operasi pada sistem penyaluran XYZ Indonesia ini, XYZ Indonesia mengalami pengaruh yang besar terhadap bisnisnya. Perubahan-perubahan fungsi operasi pada sistem penyaluran yang dilakukan oleh PT. XYZ Indonesia adalah perubahan pada aturan main terhadap rekan kerjanya. PT. XYZ Indonesia merubah aturan main kepada rekan kerja dengan cara mengubah cara pembayaran pada produk-produk XYZ di Indonesia dimana sebelumnya rekan kerja PT. XYZ Indonesia melakukan pembayaran dengan mata uang Rupiah menjadi dalam mata uang US Dollar dan pembayaran dilakukan dengan metode cash on delivery. Hal ini membantu PT. XYZ Indonesia untuk menekan fluktuasi mata uang Rupiah terhadap mata uang US Dollar dan menghindari hutang yang pembayarannya lamban oleh rekan kerjanya. Perubahan berikutnya adalah diambilnya keputusan oleh PT. XYZ Indonesia untuk masalah pengakuan rate untuk valuta asing (terutama dalam US Dollar).

13 63 Dalam pengakuan rate di atas ditentukan untuk pembelian produk-produk XYZ sebelum krisis ekonomi terjadi dan pada saat krisis ekonomi terjadi harga produk-produk XYZ jadi ikut melambung tinggi. Para pelanggan cenderung tidak mau melakukan pembayaran dengan harga yang tinggi sesuai dengan rate yang berlaku, maka dari itu PT. XYZ Indonesia menentukan pengakuan rate dengan para pelanggannya. Hal ini menjadi dilematis karena di sisi para pelanggan PT. XYZ Indonesia menginginkan pembayaran dilakukan dengan pengakuan rate yang lama sedangkan PT. XYZ Indonesia harus memberikan pertanggungjawaban pembayaran para pelanggan mereka kepada kantor pusat dalam mata uang US Dollar. Perubahan yang lainnya adalah dengan memberikan jangka waktu pembayaran yang fleksibel dan untuk pengumpulan pembayarannya. Karena mengalami kendala dalam pembayaran yang tidak menentu, pada akhirnya PT. XYZ Indonesia memberikan jangka waktu pembayaran yang fleksible. Hal ini dilakukan dalam rangka membuat komitmen dari para pelanggan PT. XYZ Indonesia dalam melakukan pembayaran sesuai pada waktunya. PT. XYZ Indonesia juga menghentikan penjualan pada pelanggan yang dirasa beresiko pada saat itu. PT. XYZ Indonesia memilih untuk menghindari para pelanggan yang beresiko tinggi ketika menjual produk-produk XYZ. Hal ini dipikirkan untuk mengatur cash flow perusahaan. Pada saat krisis ekonomi, PT. XYZ Indonesia memilih menjual produk-produk mereka kepada para pelanggan yang memiliki funding yang cukup besar dan sedikit mengalami dampak terhadap krisis ekonomi, sebagai contoh adalah PT. XYZ Indonesia memilih perusahaan yang berkecimpung di dalam oil and gas industry daripada perusahaan distribusi.

14 64 Selain perubahan-perubahan fungsi operasi di atas, masih banyak perubahanperubahan fungsi operasi lainnya yang dilakukan PT. XYZ Indonesia. Tujuan perubahan-perubahan yang dipilih tersebut untuk mengurangi resiko perusahaan yang terancam pada saat krisis ekonomi Indonesia terjadi. 5.2 Case Analysis Framework Analysis Gambar 5.4. Framework Analysis Business Strategy Untuk menganalisa strategi bisnis PT. XYZ Indonesia, penulis menggunakan SWOT analysis untuk menganalisa situasi yang terjadi pada PT. XYZ Indonesia pada saat krisis ekonomi terjadi.

15 65 Pada tahun 1998 yang lalu terutama pada kuartal akhir PT. XYZ Indonesia dilanda masa sulit dalam pertumbuhan bisnisnya dimana sebelumnya pada tahun 1997 mengalami pertumbuhan bisnis hingga 71% dan pada tahun 1998 hanya mengalami kenaikan 4% untuk pertumbuhan bisnisnya. Hal di atas juga terpengaruh dengan kondisi krisis ekonomi yang terjadi pada Asia dan Indonesia. PT. XYZ Indonesia adalah perusahaan yang berada di Indonesia dan masih di bawah naungan XYZ Corporation dimana mau tidak mau PT. XYZ Indonesia mengambil andil dalam berkontribusi dalam pertumbuhan bisnis XYZ Corporation SWOT Analysis Penulis memilih SWOT analysis ini (Gambar 5.5) dikarenakan SWOT analysis ini berkonsentrasi pada isu-isu yang terjadi pada situasi kompleks dimana isu-isu tersebut sangat berpotensial membawa dampak terbesar pada bisnis strategi PT. XYZ Indonesia.

16 66 Gambar 5.5. SWOT Profile Strengths Sejak PT. XYZ Indonesia berdiri di Indonesia maka competitive advantages mejadi meningkat. PT. XYZ Indonesia sangat mengenal para pelanggan di Indonesia dan pertumbuhan dunia informasi teknologi di Indonesia sangat menjanjikan. Selain itu juga tenaga profesional di Indonesia masih cenderung murah dan cukup kompeten untuk bersaing. PT. XYZ Indonesia memiliki produk-produk yang hampir masuk di dalam segala lini industri untuk solusi teknologi informasi. Produk-produk yang dimiliki oleh PT. XYZ Indonesia juga mempunyai solusi dari depan sampai belakang untuk solusi integrasi teknologi informasi. Hal ini menunjukkan bahwa PT. XYZ Indonesia mampu bersaing dengan produk-produk yang selevel dengannya. PT. XYZ Indonesia yang berada di bawah XYZ Corporation dimana XYZ Corporation sendiri adalah perusahaan worldwide yang sudah memiliki lebih dari pelanggan dan masuk ke dalam berbagai industri lebih dari 145 negara di seluruh dunia, serta memiliki perputaran revenue sebesar 1,37 miliar US Dollar pada kuartal pertama tahun Hal ini menunjukkan PT. XYZ Indonesia memiliki posisi yang kuat dalam hal finansial Weaknesses

17 67 Meskipun XYZ Corporation merupakan perusahaan informasi teknologi yang besar tetapi PT. XYZ Indonesia masih termasuk perusahaan informasi teknologi yang masih tergolong kecil di Indonesia, dibandingkan dengan perusahaan informasi teknologi yang bercokol di Indonesia, seperti IBM Indonesia, SAP Indonesia. XYZ Corporation juga melakukan banyak akuisisi terhadap perusahaanperusahaan informasi teknologi untuk mengakomodir produk-produk mereka. Dengan melakukan banyak akuisisi ini menyebabkan PT. XYZ Indonesia juga menjual produk-produk yang diakuisisi tersebut dan hal ini membuat banyak produk-produk yang overlapping untuk dijual di pasar Indonesia. Sedikit banyak hal ini membuat PT. XYZ Indonesia mengalami sedikit kesulitan untuk melakukan penetrasi pasar Indonesia. PT. XYZ Indonesia menjual produk-produk mereka di dalam mata uang Rupiah sedangkan produk-produk yang didistribusikan menggunakan mata uang US Dollar. Pada saat krisis ekonomi di Indonesia terjadi, hal ini menyebabkan adanya gap pada penjualan mereka dan ini menyebabkan harga produk-produk tersebut menjadi terlihat sangat mahal dan cenderung tidak mau dibeli oleh pasar Indonesia Opportunities Bisnis teknologi informasi di Indonesia memiliki pertumbuhan yang potensial dan rata-rata pertumbuhan bisnis informasi teknologi di Indonesia meningkat

18 68 hampir 14% setiap tahunnya. Hal ini menjadikan peluang yang besar untuk PT. XYZ Indonesia menjual produk-produk XYZ di Indonesia. Tenaga pekerja Indonesia yang makin berkembang dan memiliki potensial yang cukup besar di industri teknologi informasi menjadikan PT. XYZ Indonesia mudah untuk menambah jaringan untuk pengaturan resource di Indonesia. Selain itu tenaga kerja di Indonesia relatif lebih murah dibandingkan dengan negara-negara lain seperti India, China, dan negara lainnya. Adanya revolusi teknologi informasi di Indonesia dimana perusahaanperusahaan yang berada di Indonesia sudah mulai memperhatikan keperluan teknologi informasi untuk perusahaannya. Dimana keperluan teknologi informasi yang dibutuhkan mereka adalah solusi yang komprehen dan terintegrasi. Hal ini membuat peluang lebih besar untuk PT. XYZ Indonesia untuk memperlebar pasarnya di Indonesia Threats Indonesia adalah negara yang ekpansi industrinya berkembang dengan sangat cepat. Kompetisi akan datang dari berbagai negara lain yang merupakan pemain besar di industri teknologi informasi ini, seperti Jerman atau Perancis dimana mereka juga melirik Indonesia karena memiliki pasar yang luas dan memiliki biaya tenaga kerja yang murah.

19 69 Para pelanggan akan lebih mudah untuk beralih kepada perusahaan yang lain selain PT. XYZ Indonesia untuk memenuhi kebutuhan produk teknologi informasi mereka. Pada saat krisis ekonomi di Indonesia terjadi, pasar teknologi informasi di Indonesia dan di dunia menjadi menurun permintaannya. Ekonomi di Indonesia pun juga ikut jatuh hampir pada semua segmen pasar yang ada di Indonesia, termasuk teknologi informasi. Hal ini terbukti terjadinya penurunan sekitar kurang lebih 4% untuk informasi teknologi seluruh dunia pada saat itu Operations Strategy Analysis Penulisan ini juga akan menganalisa secara mendalam tentang operations strategy untuk PT. XYZ Indonesia. Untuk bertahan di kancah persaingan pasar teknologi informasi, PT. XYZ Indonesia harus melakukan beberapa perubahan strategi operasi pada perusahaannya. Bersaing di kompetisi pasar teknologi informasi yang sedang dilanda krisis ekonomi tidaklah mudah dan benar-benar menjadi tantangan terbesar di dalam perusahaan PT. XYZ Indonesia. Untuk mencapai operational excellence pada saat krisis ekonomi terjadi merupakan tantangan yang sangat besar bagi PT. XYZ Indonesia karena kondisi pasar yang tidak menentu dan strategi operasi yang lama belum tentu dapat diimplementasikan dengan situasi dan kondisi tersebut. Maka dari itu penulis melakukan analisa terhadap perubahan strategi operasi yang sudah diterapkan oleh

20 70 PT. XYZ Indonesia untuk mencapai operational excellence pada saat krisis ekonomi di Indonesia terjadi. Penulis menggunakan teori Hayes dan Wheelwright (1984) untuk melakukan analisa operational effectiveness PT. XYZ Indonesia. Penulis juga melakukan analisa order winner dan order qualifiers dari operations performance objective yang diterapkan PT. XYZ Indonesia pada saat krisis ekonomi terjadi Operational Effectiveness Analysis Untuk menganalisa Operational Effectiveness dari PT. XYZ Indonesia, penulis menggunakan 4 stage model dari Hayes dan Wheelwright. Menurut Hayes dan Wheelwright ada 4 tahap model dari operations, yaitu 1. Internal Neutrality 2. External Neutrality 3. Internally Supportive 4. Externally Supportive PT. XYZ Indonesia dapat dikatakan sudah mencapai pada tahap yang ke empat dari efektifitas fungsi operasi mereka. Karena PT. XYZ Indonesia sudah mampu untuk menciptakan fleksibilitas untuk pasar teknologi informasi. Selain itu PY. XYZ Indonesia juga sudah mampu mengatur strategi, dimana produk-produk dari XYZ tergolong produk-produk yang cukup diminati di pasar Indonesia. XYZ Corporation juga sudah melakukan banyak akuisisi terhadap produkproduk informasi teknologi informasi untuk melengkapi solusi mereka. Terkait

21 71 dengan akuisisi produk-produk XYZ, XYZ benar-benar melakukan seleksi dengan ketat ketika akan melakukan akuisisi dan rata-rata produk informasi teknologi yang sudah diakuisisi ini adalah produk nomor satu di pasarnya, dan dirasa cukup untuk melengkapi solusi yang ada pada XYZ. Pada saat krisis ekonomi di Indonesia terjadi, PT. XYZ Indonesia mengalami penurunan pertumbuhan bisnis yang cukup signifikan. PT. XYZ Indonesia mengalami kemunduran dimana sebelumnya PT. XYZ Indonesia mampu mengendalikan fungsi operasinya untuk membuat strategi menjadi kesulitan dalam mengendalikan fungsi operasinya dan menentukan strategi apa yang akan diterapkan. Hal ini menunjukkan PT. XYZ Indonesia yang tadinya berada pada tahap ke empat menjadi turun ke tahap yang ketiga, dimana PT. XYZ Indonesia hanya mampu menjadi yang terbaik di pasarnya tetapi PT. XYZ Indonesia tidak mampu untuk mengatur fungsi operasinya untuk menentukan strateginya Order Winner Analysis Dari hasil analisa operational effectiveness di atas, penulis melakukan analisa lebih lanjut mengenai order winner dari operations performance objective yang diterapkan oleh PT. XYZ Indonesia pada tahun Sejak tahun 1995, PT. XYZ Indonesia menerapkan operations performance objective yaitu quality. Dimana objective tersebut digunakan oleh PT. XYZ Indonesia untuk memberikan kepuasan pelanggan yang optimal.

22 72 Pada kenyataannya, pada tahun terjadi krisis ekonomi melanda Asia dan Indonesia pada khususnya dimana sebagian besar para pelanggan PT. XYZ Indonesia mengalami kesulitan dalam mengatur keuangan mereka. Kondisi ini menyebabkan pasar yang tidak menentu dan secara langsung mempengaruhi pertumbuhan bisnis PT. XYZ Indonesia. Untuk mengatasi hal di atas, PT. XYZ Indonesia melakukan perubahan strategi operasi mereka terutama dalam penentuan operations performance objective mereka agar bisa meningkat menjadi order winner dalam kondisi pasar yang tidak menentu dan kompetitif Quality Sebelum krisis ekonomi terjadi PT. XYZ Indonesia menggunakan quality yang merupakan salah satu operations performance objective-nya sebagai order winner. Untuk memastikan order winner tersebut maka PT. XYZ Indonesia menghabiskan banyak uang untuk melakukan research and development dimana melalui research and development ini PT. XYZ Indonesia menjaga kualitas produknya. Di dalam memberikan kualitas yang terbaik, PT.XYZ Indonesia merekrut banyak sumber daya manusia dimana sumber daya manusia ini akan membantu untuk mendukung jika terjadi komplain terhadap produknya. PT. XYZ Indonesia juga sangat memperhatikan komplain-komplain para pelanggannya, baik itu melalui forum yang disediakan oleh PT. XYZ Indonesia maupun komplain yang langsung diterima oleh mereka. Selain itu PT. XYZ

23 73 Indonesia juga memperhatikan kompetitor mereka dalam mengembangkan produkproduk yang sejenis dengan produk-produk miliknya. Melalui kualitas yang terjaga dengan baik ini maka produk-produk PT. XYZ Indonesia mendapatkan kepercayaan terhadap para pelanggannya. Tetapi pada saat krisis ekonomi 1997 terjadi, kualitas ini bukan menjadi hal yang penting bagi para pelanggannya. Para pelanggan PT. XYZ Indonesia mengurangi biaya-biaya mereka pada saat krisis ekonomi terjadi terutama biaya-biaya yang dikeluarkan untuk keperluan teknologi informasi mereka, karena mereka lebih memilih untuk mempertahankan biaya-biaya yang mempengaruhi penjualan mereka daripada memilih mengeluarkan uang untuk pengeluaran-pengeluaran untuk teknologi informasi mereka. Para pelanggan PT. XYZ Indonesia menjadi lebih cenderung memilih produk-produk informasi teknologi yang harganya lebih terjangkau dengan budget yang mereka tentukan pada saat krisis ekonomi terjadi. Hal ini menyebabkan ketidaksesuaian lagi dengan operations performance objective PT. XYZ Indonesia dimana memberikan kualitas yang terbaik. Dan hal ini juga menyebabkan PT. XYZ Indonesia mengambil langkah untuk mengubah strategi order winner mereka Cost Seperti yang sudah kita ketahui sebelumnya PT. XYZ Indonesia menggunakan quality sebagai operations performance objective dan mereka menentukan untuk mengubah operations performance objective mereka. Pada saat

24 74 krisis ekonomi terjadi, PT XYZ Indonesia mengubah operations performance objective mereka menjadi cost. Hal ini terlihat pada saat krisis ekonomi 1997 terjadi PT. XYZ Indonesia melakukan pengurangan terhadap biaya yang dianggarkan. Untuk itu diperlukan tinjauan ulang mengenai biaya-biaya mana yang memang sifatnya pokok dan yang sifatnya sekunder. Pada saat krisis ekonomi terjadi PT. XYZ Indonesia benar-benar memotong biaya untuk biaya gaji tenaga kerjanya, yaitu dengan menguranginya dari 76 orang menjadi 23 orang. Pengeluaran atau biaya gaji ini sangat mambantu perusahaan dalam menghadapi krisis ekonomi yang terjadi karena PT. XYZ Indonesia dapat mengurangi pengeluaran secara cukup signifikan. Selain itu PT. XYZ Indonesia juga melakukan penundaan pengiriman tenaga kerjanya untuk mengikuti pelatihan di luar negeri. Juga mengurangi pengeluaran untuk entertainment pada bagian penjualan mereka. Bahkan pengeluaran untuk dapur pun juga terkena pemotongan. Hal di atas menyebabkan PT. XYZ Indonesia menjadi mampu untuk mengurangi beban-beban mereka dalam menghadapi krisis ekonomi yang terjadi. Tetapi di sisi lain, PT. XYZ Indonesia tidak memperhatikan bagaimana penurunan bisnis mereka akan ikut turun bila tidak memperhatikan penjualan produk-produk mereka. Dan yang terjadi adalah mereka mengalami penurunan bisnis, karena penjualan mereka mengalami penurunan yang cukup lumayan jauh dari penjualan mereka sebelumnya. Hal ini disebabkan karena mereka hanya fokus terhadap penurunan biayabiaya internal saja tanpa menurunkan harga yang ditawarkan kepada para pelanggannya. Dengan hanya mengurangi biaya dan tidak menurunkan harga pada

25 75 saat krisis ekonomi 1997 menyebabkan para pelanggan memilih untuk tidak melakukan pembelian atau melakukan penundaan terhadap produk-produk PT. XYZ Indonesia. Perubahan operations performance objective yang dilakukan oleh PT. XYZ Indonesia ini cukup membawa dampak yang positif terhadap perusahaan, tetapi dampak positif ini tidak optimal karena PT. XYZ Indonesia tetap mengalami kemunduran dalam hal pertumbuhan bisnisnya. Dengan melihat hasil perubahan operations performance objective yang dilakukan oleh PT. XYZ Indonesia tidak optimal, penulis berpendapat bahwa PT. XYZ Indonesia seharusnya dapat mengambil keputusan yang lebih baik lagi. Menurut penulis dengan menggunakan flexibility sebagai operations performance objective, maka PT. XYZ Indonesia tidak akan mengalami penurunan pertumbuhan bisnis atau paling tidak mampu menekan penurunan pertumbuhan bisnis mereka pada saat krisis ekonomi terjadi Flexibility Menurut penulis, operations performance objective yang seharusnya PT. XYZ Indonesia pilih adalah flexibility. Dengan menggunakan flexibility sebagai operations performance objective akan jauh lebih efektif dan membuat PT. XYZ Indonesia menjadi order winner. Karena dengan flexibility, PT. XYZ Indonesia seharusnya mampu memberikan solusi yang tepat kepada para pelanggannya dengan harga yang terjangkau dan produk yang fleksibel. Fleksibel di sini akan memberikan kemudahan

26 76 bagi PT. XYZ Indonesia dalam melakukan penjualan produk-produknya dan mampu menghadapi situasi krisis keuangan yang melanda Indonesia. Sebelum terjadi krisis ekonomi, PT. XYZ Indonesia menjual produkproduknya dengan cara menjual lisensi produk-produknya dalam jumlah yang besar. Dengan cara tersebut PT. XYZ Indonesia mendapatkan keuntungan yang besar karena kualitas produk-produk PT. XYZ Indonesia sangat terjaga dengan baik. Tetapi pada saat krisis ekonomi terjadi di Indonesia, keadaan menjadi berbalik pada para pelanggan PT. XYZ Indonesia. Banyak dari para pelanggan PT. XYZ Indonesia yang memotong budget mereka untuk pengeluaran untuk teknologi informasi karena melihat kondisi krisis ekonomi tahun 1997 yang terjadi di Indonesia. Dengan memberikan fleksibel produk kepada para pelanggan, PT. XYZ Indonesia akan mengubah pemikiran mereka bahwa produk-produk yang ditawarkan akan masuk ke dalam budget mereka. Selain itu juga akan memberikan keleluasaan kepada para pelanggannya untuk memilih produk-produk PT. XYZ Indonesia sesuai dengan kebutuhan para pelanggannya. Dengan memenuhi kebutuhan pelanggannya, maka pertumbuhan bisnis PT. XYZ Indonesia akan meningkat karena penjualan produk-produk PT. XYZ Indonesia akan tertolong meskipun kondisi krisis ekonomi melanda Indonesia Order Qualifiers Analysis Penulis juga melakukan analisa seperti apa karakter untuk order qualifiers PT. XYZ Indonesia. PT. XYZ Indonesia memiliki karakter yang sudah cukup memenuhi

27 77 standard yang dapat memenuhi permintaan para pelanggannya. Produk-produk informasi teknologi sangat beragam dan memiliki keunikan pada masing-masing produknya tetapi ada karakter pada produk-produk informasi teknologi ini yang harus dipenuhi dan menjadi standard untuk para konsumen produk-produk informasi teknologi ini. Standarisasi untuk produk-produk informasi teknologi ini ada berbagai macam dan sangat banyak, sebagai contoh ada COBIT (Control Objectives for Information and related Technology), COSO (Commitee of Sponsoring Organisations of the Treadway Commision), ITIL (Information Technology Infrastructure Library), dan masih banyak standarisasi yang lain. Produk-produk PT. XYZ Indonesia sudah mendapatkan standarisasi tersebut sehingga produk-produk mereka sudah memenuhi standar dan sudah mampu bersaing dengan produk-produk informasi teknologi yang lain. Standarisasi ini menjadi order qualifiers bagi produk-produk informasi teknologi dan juga untuk produk-produk PT. XYZ Indonesia. Produk-produk PT. XYZ Indonesia sudah mampu mengadopsi standarisasi-standarisasi yang ada dan yang berlaku di dunia Supply Chain Management Penulis juga mengupas masalah supply chain yang ada pada PT. XYZ Indonesia terkait dengan pencapaian peningkatan pertumbuhan bisnis PT. XYZ Indonesia sendiri. Setelah dilakukan analisa oleh penulis bahwa operations

28 78 performance objectives untuk mencapai order winners PT. XYZ Indonesia adalah flexibility maka penulis akan melakukan analisa lebih dalam penerapan strategi operasi yang PT. XYZ Indonesia lakukan dalam meningkatkan pertumbuhan bisnis. Strategi operasi perusahaan akan sangat mempengaruhi kegiatan atau fungsi operasi perusahaan. Salah satunya yang penting untuk dibahas dan dilakukan analisa adalah pengelolaan Supply Chain PT. XYZ Indonesia. Untuk itu PT. XYZ Indonesia memiliki aliran Supply Chain sebelum krisis ekonomi tahun 1997 sebagai berikut (Gambar 5.6.) Gambar 5.6. Supply Chain XYZ pada sebelum krisis ekonomi Dengan fungsi peran sebagai berikut : 1. Principal XYZ Corporation dan PT. XYZ Indonesia sebagai principal untuk menyalurkan produk-produk XYZ ke Indonesia. Sebagai principal, PT. XYZ Indonesia mengatur seluruh produk yang akan dipasarkan di Indonesia baik pengaturan dalam harga, pengaturan dalam kuantitas produk yang akan didistribusikan dan masih banyak yang lain terkait

29 79 produk XYZ itu sendiri. PT. XYZ Indonesia tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan partner untuk mendistribusikan produknya, maka dari itu PT. XYZ Indonesia harus menggandeng value added reseller-nya untuk melakukan penetrasi produk mereka ke pasar Indonesia. 2. Value Added Reseller / Business Partner Value added reseller atau business partner berperan dalam menyalurkan produk-produk XYZ ke pasar Indonesia dimana business partner yang dipilih oleh PT. XYZ Indonesia adalah business partner yang benar-benar mengetahui kebutuhan para pelanggan PT. XYZ Indonesia akan produk-produk XYZ. Business partner di sini berperan dalam hal melakukan implementasi produk-produk XYZ sampai dengan produk-produk XYZ terpasang dan digunakan oleh para pelanggannya. Peran business partner ini sangat penting dan PT. XYZ Indonesia tidak dapat melakukan penetrasi pasar tanpa adanya business partner. 3. Customer Pada pelanggan PT. XYZ Indonesia adalah kunci utama dimana perkembangan bisnis PT. XYZ Indonesia diukur. Dengan adanya proses supply chain yang baik dan efisien maka para pelanggan akan secara langsung merasakan produk-produk yang ditawarkan oleh PT. XYZ Indonesia menjadi bermanfaat.

30 80 Jadi ketiga fungsi ini menjadi bagian utama dari proses Supply Chain PT. XYZ Indonesia dimana principal atau PT. XYZ Indonesia akan menyalurkan produknya kepada business partner mereka atau value added reseller mereka. Dan sesudah produk mereka sampai ke tangan value added reseller PT. XYZ Indonesia baru akan didistribusikan lagi kepada para pelanggannya. Proses supply chain ini menjadi tidak efisien lagi pada saat krisis ekonomi terjadi karena adanya hambatan pada proses supply chain ini dimana Value Added Reseller menjual dengan mata uang Rupiah sedangkan XYZ menjual dengan mata uang US Dollar. Dan pada saat krisis ekonomi ini terjadi, PT. XYZ Indonesia belum menyadari adanya kekurangan pada proses supply chain mereka. Untuk menghasilkan operations performance objective PT. XYZ Indonesia yaitu cost objective, maka PT. XYZ Indonesia hampir tidak melakukan perubahan yang besar dalam pengelolaan Supply Chain mereka pada krisis ekonomi di Indonesia terjadi. PT. XYZ Indonesia lebih berfokus pada bagaimana mereka bertahan di dalam kondisi yang tidak mendukung ini, sehingga yang dilakukan oleh PT. XYZ Indonesia lebih ke arah pengurangan biaya-biaya yang sering dikeluarkan untuk operasional perusahaan. Sebelum krisis ekonomi terjadi, kegiatan Supply Chain PT. XYZ Indonesia cenderung stabil dan tidak ada kendala dalam pengendaliannya. Namun krisis ekonomi yang terjadi berdampak besar terhadap kegiatan Supply Chain dan fungsi operasi lainnya sebagaimana analisa berikut : 1. Terjadinya keterlambatan proses penyaluran pada saat krisis ekonomi di Indonesia terjadi, yaitu terjadi keterlambatan pembayaran pelanggan

31 81 kepada PT. XYZ Indonesia. Hal ini mulai terlihat setelah PT. XYZ Indonesia melakukan tutup buku keuangan mereka dimana tutup buku ini biasa dilakukan pada bulan Mei, sedangkan pada bulan Mei 1997 masih banyak transaksi penjualan atau order terhadap produk-produk yang dijual oleh PT.XYZ Indonesia. 2. Macetnya pembayaran baik dari para pelanggan dan makin besarnya hutang dari para value added reseller ini membuat PT. XYZ Indonesia memiliki penurunan bisnis yang cukup drastis. Pada saat itu PT. XYZ Indonesia mengambil keputusan untuk menutup keterlambatan pembayaran dengan memberikan keleluasaan terhadap para pelanggannya dalam melakukan pembayaran. Hal ini tidak sepenuhnya berjalan efektif pada proses penyaluran mereka, karena permasalahan yang mereka hadapi adalah masalah mata uang yang membuat mereka mengalami keterlambatan dalam melakukan pembayaran. Masalah pengakuan rate mata uang Rupiah terhadap US Dollar menjadi masalah utama yang harus mereka selesaikan. Di dalam pengambilan keputusan untuk masalah pengakuan rate ini, PT. XYZ Indonesia cukup jeli yaitu dengan mengambil rate yang wajar dan hal tersebut disetujui oleh kedua belah pihak. Hal ini membuat permasalahan pembayaran dari pelanggan bukan menjadi masalah yang besar. Permasalahan yang terbesar yang PT. XYZ Indonesia hadapi adalah masalah umur pembayaran yang ada pada valur added reseller mereka. Sebelum terjadi krisis ekonomi terjadi pemberian

32 82 hutang terhadap pada value added reseller PT. XYZ Indonesia berjalan dengan lancar dan proses pemberian hutang pun relatif cepat untuk diproses. Pada tahun 1997 dimana Indonesia dilanda krisis ekonomi menjadikan hutang yang diberikan kepada value added reseller menjadi sangat besar dan ini membuat limitasi hutang yang diberikan pada value added reseller PT. XYZ Indonesia menjadi menyentuh batas limitasi mereka. Hal inilah yang menyebabkan ketidakmampuan value added reseller melunasi hutang-hutangnya dan proses jual-beli produk-produk XYZ tidak berjalan lancar. 3. Adanya over credit limit pada Value Added Reseller dimana value added reseller masih belum membayar hutang-hutangnya kepada PT. XYZ Indonesia dan ditambah pula dengan keterlambatan pada pembayaran-pembayaran hutang yang sebelumnya. Hal ini menyebabkan terjadinya hambatan pada arus kas PT. XYZ Indonesia dan mempengaruhi pertumbuhan bisnis mereka. Dengan kondisi yang terjadi di atas, maka seharusnya PT. XYZ Indonesia melakukan tindakan yang signifikan terkait dengan perubahan strategi operasi mereka dan dalam menghadapi kondisi yang tidak bersahabat ini. Tindakan-tindakan untuk melakukan perubahan pada strategi operasi mereka juga tidak lepas dari fungsi operasi yang ada pada PT. XYZ Indonesia, dan salah satunya adalah pengelolaan Supply Chain PT. XYZ Indonesia sendiri.

33 83 Menurut penulis proses supply chain yang dimiliki oleh PT. XYZ Indonesia seharusnya akan jauh lebih efisien dan lebih efektif, ketika ditambahkan satu bagian lagi di dalamnya. Yaitu dengan menambahkan bagian distributor antara PT. XYZ Indonesia dengan value added reseller. Peran distributor di sini adalah berperan sebagai penyalur produk-produk XYZ dari principal kepada para value added reseller. Dengan menambahkan distributor pada proses supply chain PT. XYZ Indonesia di dalamnya maka hutang-hutang yang diberikan kepada para value added reseller PT. XYZ Indonesia tidak lagi dijamin oleh PT. XYZ Indonesia tetapi dijamin oleh distributor PT. XYZ Indonesia. Melalui distributor inilah PT. XYZ Indonesia mampu mengatur arus kas mereka dengan baik karena penerimaan uang perihal pembelian produk-produk XYZ akan dijamin distributor. Dan melalui ini, PT. XYZ Indonesia dapat mengambil keputusan untuk menerapkan cash-on-delivery atau pembayaran tunai pada setiap pembelian produk-produk XYZ. Berikut adalah gambar dari proses yang ideal pada proses supply chain PT. XYZ Indonesia.

34 84 Gambar 5.7. Bentuk Ideal Supply Chain PT. XYZ Indonesia Penulis juga percaya dengan model proses supply chain di atas maka PT. XYZ Indonesia dapat mempertahankan sustainable growth mereka atau mempertahankan pertumbuhan bisnis mereka. Dengan proses supply chain ini juga akan membuat PT. XYZ Indonesia mampu bertahan dalam situasi krisis ekonomi yang terjadi di negara Indonesia.

BAB III XYZ CORPORATION

BAB III XYZ CORPORATION BAB III XYZ CORPORATION 3.1 Sejarah XYZ di Amerika Serikat Perusahaan XYZ didirikan pada tahun 1977 oleh tiga orang programmer, yaitu Bob Miner, Ed Oates, dan Larry Ellison yang menjabat sebagai CEO (Chief

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

BAB III Landasan Teori

BAB III Landasan Teori BAB III Landasan Teori 3.1 Sistem Informasi Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini teknologi informasi dan komunikasi berkembang sangat cepat

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini teknologi informasi dan komunikasi berkembang sangat cepat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini teknologi informasi dan komunikasi berkembang sangat cepat seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan teknologi informasi dan komunikasi tersebut. Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam. mengembangkan produk dan servisnya. Bank diharapkan dapat merespons

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam. mengembangkan produk dan servisnya. Bank diharapkan dapat merespons BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri perbankan Indonesia saat ini sedang menghadapi tekanantekanan baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam mengembangkan produk dan servisnya.

Lebih terperinci

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF BAB 1 RINGKASAN EKSEKUTIF BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF 1.1 Deskripsi Konsep Bisnis Teknologi telah menjadi unsur yang terdapat dalam kehidupan manusia, bahkan hampir di semua aspek kehidupan. Hampir semua

Lebih terperinci

BEST PRACTICES ITG di Perusahaan. Titien S. Sukamto

BEST PRACTICES ITG di Perusahaan. Titien S. Sukamto BEST PRACTICES ITG di Perusahaan Titien S. Sukamto Beberapa Best Practices Guideline untuk Tata Kelola TI 1. ITIL (The Infrastructure Library) ITIL dikembangkan oleh The Office of Government Commerce (OGC),

Lebih terperinci

LAMPIRAN. 1. Meliputi daerah mana saja jangkauan penjualan produk PT. Best Denki

LAMPIRAN. 1. Meliputi daerah mana saja jangkauan penjualan produk PT. Best Denki LAMPIRAN Wawancara 1 1. Meliputi daerah mana saja jangkauan penjualan produk PT. Best Denki Indonesia? Target saat ini sampai tahun 2010 masi tetap di daerah Jakarta. Mulai dari Jakarta Barat, Jakarta

Lebih terperinci

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Pengelolaan Strategik SI/TI

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Pengelolaan Strategik SI/TI Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I Pengelolaan Strategik SI/TI 1 Tantangan Pengelolaan IT Perubahan teknologi (TI) semakin cepat. Aplikasi dan data semakin banyak overload informasi. Perkembangan bisnis yang semakin

Lebih terperinci

RANGKUMAN SIM Ch. 9 MENCAPAI KEUNGGULAN OPERASIONAL DAN KEINTIMAN PELANGGAN MELALUI APLIKASI PERUSAHAAN

RANGKUMAN SIM Ch. 9 MENCAPAI KEUNGGULAN OPERASIONAL DAN KEINTIMAN PELANGGAN MELALUI APLIKASI PERUSAHAAN RANGKUMAN SIM Ch. 9 MENCAPAI KEUNGGULAN OPERASIONAL DAN KEINTIMAN PELANGGAN MELALUI APLIKASI PERUSAHAAN (Achieving Operational Excellence and Customer Intimacy: Enterprise Applications) Rangkuman ini akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Dewasa ini, perkembangan IS/IT yang pesat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Dewasa ini, perkembangan IS/IT yang pesat menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan IS/IT yang pesat menyebabkan peningkatan resiko dalam mengembangkan inovasi. Hal ini menyebabkan perusahaan atau organisasi semakin dituntut

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning (ERP)

Enterprise Resource Planning (ERP) Enterprise Resource Planning (ERP) ERP adalah sebuah system informasi perusahaan yang dirancang untuk mengkoordinasikan semua sumber daya, informasi dan aktifitas yang diperlukan untuk proses bisnis lengkap.

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #8

Pembahasan Materi #8 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Implikasi Secara Umum Implikasi Terhadap Manajemen Mutu Implikasi Terhadap Arus Barang Implikasi Terhadap Organisasi Implikasi Biaya & Nilai Tambah Implikasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Strategi Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Berdasarkan John Ward dan Joe Peppard (2002, hal 44), strategi sistem informasi adalah suatu kebutuhan organisasi

Lebih terperinci

Organisasi dan System Analyst

Organisasi dan System Analyst Organisasi dan System Analyst Organisasi Perusahaan Organisasi sebagai sistem yang dirancang untuk mencapai suatu target dan sasaran melalui orang, dan sumber daya yang tersedia. Organisasi terdiri dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENGEMBANGAN

BAB III METODOLOGI PENGEMBANGAN BAB III METODOLOGI PENGEMBANGAN 3.1. Analisis dan Pemberian Bobot Nilai Metode yang digunakan dalam memberikan bobot nilai untuk IE versi kedua (Parker, 1996) diambil dari IE versi pertama (Parker, 1988).

Lebih terperinci

Implementasi Strategi BAB 10

Implementasi Strategi BAB 10 Implementasi Strategi BAB 10 Definisi Implementasi Strategi Proses untuk menempatkan strategi dan kebijakan ke dalam aktivitas melalui pengembangan dari : Program : Pernyataan aktivitas atau langkahlangkah

Lebih terperinci

Materi II Overview Sistem Informasi. Sistem Informasi Manajemen Dr. Hary Budiarto

Materi II Overview Sistem Informasi. Sistem Informasi Manajemen Dr. Hary Budiarto Materi II Overview Sistem Informasi Sistem Informasi Manajemen Dr. Hary Budiarto Why Study Information Systems? Teknologi Informasi dapat digunakan untuk meningkatkan proses bisnis secara efisien dan efektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah mempengaruhi lingkungan bisnis menjadikan lebih kompleks. menyajikan informasi yang cepat, akurat dan terpercaya pun sangat

BAB I PENDAHULUAN. telah mempengaruhi lingkungan bisnis menjadikan lebih kompleks. menyajikan informasi yang cepat, akurat dan terpercaya pun sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan informasi dan teknologi komunikasi yang pesat telah mempengaruhi lingkungan bisnis menjadikan lebih kompleks. Informasi yang dibutuhkan pun lebih banyak

Lebih terperinci

MRP Pertemuan 6 BAB 6 IMPLIKASI STRATEGI MANAJEMEN RANTAI PASOKAN

MRP Pertemuan 6 BAB 6 IMPLIKASI STRATEGI MANAJEMEN RANTAI PASOKAN BAB 6 IMPLIKASI STRATEGI MANAJEMEN RANTAI PASOKAN Implikasi Secara Umum 1. Pengembangan manajemen logistik Manajemen Rantai Pasokan pada hakikatnya pengembangan lebih lanjut dari manajemen logistik, yaitu

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Enterprise Resource Planning Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang didisain untuk dapat menyediakan lingkungan yang terintegrasi dan sistematis

Lebih terperinci

IT GOVERNANCE (TATA KELOLA IT)

IT GOVERNANCE (TATA KELOLA IT) with COBIT Framework introductory IT GOVERNANCE (TATA KELOLA IT) Oleh: Ahmad Syauqi Ahsan 1 Tujuan Memahami manfaat IT Governance Mengerti kapan perlu mengaplikasikan IT Governance Mengerti prinsip2 dasar

Lebih terperinci

Pendahuluan. Metode Pengerjaan. Hasil Analisis

Pendahuluan. Metode Pengerjaan. Hasil Analisis Pendahuluan Metode Pengerjaan Hasil Analisis Unit Otonom ABC merupakan unit otonom yang khusus mengelola gedung perkantoran dari perusahaan induk PT. Krakatau Steel Dalam membantu kegiatan proses bisnisnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen, sumber daya manusia, piranti lunak (software), dan piranti keras. dengan memanfaatkan teknologi informasi (TI).

BAB I PENDAHULUAN. manajemen, sumber daya manusia, piranti lunak (software), dan piranti keras. dengan memanfaatkan teknologi informasi (TI). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan yang semakin meningkat membuat kalangan dunia usaha terus meningkatkan daya saingnya, dengan cara perbaikan struktur organisasi dan manajemen, sumber daya

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan.

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan. BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan Evaluasi IV.1.1. Ruang Lingkup Evaluasi Ruang lingkup pengendalian internal atas siklus pendapatan adalah : 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 3 DESKRIPSI UMUM

BAB 3 DESKRIPSI UMUM BAB 3 DESKRIPSI UMUM 3.1 Sejarah dan Latar Belakang perusahaan PT. ABC merupakan perusahaan importir yang didirikan oleh empat bersaudara keluarga Sutjiadi pada tahun 1997. Perusahaan ini berlokasi di

Lebih terperinci

I. BAB I - PENDAHULUAN. Perusahaan Logistik X (PT. X ) adalah perusahaan yang bergerak dalam

I. BAB I - PENDAHULUAN. Perusahaan Logistik X (PT. X ) adalah perusahaan yang bergerak dalam I. BAB I - PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perusahaan Logistik X (PT. X ) adalah perusahaan yang bergerak dalam bisnis penyediaan jasa logistik atau pengiriman barang dari industri-industri yang terkait

Lebih terperinci

KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS

KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS Prentice Hall, 2002 8-1 PENTINGNYA MANAJEMEN STRATEGIS APA YANG DIMAKSUD MANAJEMEN STRATEGIS? Sekumpulnan keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja organisasi

Lebih terperinci

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI Titien S. Sukamto Pengantar Dalam proses mencapai keselarasan dan dampaknya, diperlukan adanya pemahaman akan lingkungan bisnis dan teknologi,

Lebih terperinci

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat.

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat. BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI 4.1 Pengembangan sistem yang diusulkan Dengan memperkirakan terhadap trend bisnis di masa yang akan datang untuk bisnis dibidang pendistribusian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, tantangan yang dihadapi oleh sebuah organisasi semakin berat. Salah satu hal yang menyebabkan beratnya tantangan tersebut adalah tingginya kompetisi global.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan melalui 3 tahap, yaitu : 1). Tahap awal, 2). Tahap pengembangan, dan 3). Tahap akhir. Secara singkat tahapan metode penelitian ini dapat dilihat pada

Lebih terperinci

Penyusunan Rencana dan Strategi Pemasaran DOSEN : DIANA MA RIFAH

Penyusunan Rencana dan Strategi Pemasaran DOSEN : DIANA MA RIFAH Penyusunan Rencana dan Strategi Pemasaran DOSEN : DIANA MA RIFAH Pemasaran dan Nilai Pelanggan Inti dari pemasaran adalah memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen Sasaran dari setiap bisnis adalah menghantarkan

Lebih terperinci

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 7

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 7 ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 7 Pengertian ERP adalah aplikasi sistem informasi manajemen terintegrasi untuk bisnis/organisasi yang mencakup multi fungsionalitas seperti penjualan, pembelian,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. melalui Five Forces Porter Analysis dan analisis SWOT, maka dapat diambil

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. melalui Five Forces Porter Analysis dan analisis SWOT, maka dapat diambil BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap lingkungan eksternal dan internal melalui Five Forces Porter Analysis dan analisis SWOT, maka dapat diambil kesimpulan

Lebih terperinci

BAB 3 PENTINGNYA TEKNOLOGI INFORMASI

BAB 3 PENTINGNYA TEKNOLOGI INFORMASI BAB 3 PENTINGNYA TEKNOLOGI INFORMASI A. Keunggulan Kompetitif Keunggulan kompetitif adalah kemampuan perusahaan untuk memformulasi strategi pencapaian peluang profit melalui maksimisasi penerimaan dari

Lebih terperinci

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Perusahaan yang memiliki keunggulan bersaing diharuskan mampu dalam memahami perubahan struktur pasar dan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI E-BISNIS

SISTEM INFORMASI E-BISNIS SISTEM INFORMASI E-BISNIS SISTEM INFORMASI E-BUSINESS Tanpa dukungan Sistem Informasi yang tangguh, model E-Business sulit diwujudkan. Sistem Informasi akan membantu mengintegrasikan data, mempercepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain bersaing dalam dunia pasar yang semakin memunculkan teknologi informasi yang canggih, perusahaan juga

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #11

Pembahasan Materi #11 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Konsep, Pengelolaan, Kolaborasi SCM Sistem Informasi Terpadu Tahapan Evolusi Pengembangan Aspek Pengembangan 6623 - Taufiqur Rachman 1 Konsep SCM 3 SCM Memperlihatkan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Dasar Enterprise Arsitektur 3.1.1. Enterprise Architecture Enterprise Architecture atau dikenal dengan arsitektur enterprise adalah deskripsi yang didalamnya termasuk

Lebih terperinci

Analisis industri..., Hendry Gozali, FE UI, 2009 Universitas Indonesia

Analisis industri..., Hendry Gozali, FE UI, 2009 Universitas Indonesia 33 3.2.5. Tantangan-tantangan lain yang dihadapi PT. YZ Krisis ekonomi global yang terjadi pada awal tahun 2008 memberikan dampak terhadap industri dimana PT. YZ bersaing. Dengan adanya krisis ekonomi,

Lebih terperinci

6 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 104 Saran 105 DAFTAR PUSTAKA 106 LAMPIRAN 111 RIWAYAT HIDUP

6 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 104 Saran 105 DAFTAR PUSTAKA 106 LAMPIRAN 111 RIWAYAT HIDUP iii DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vii DAFTAR LAMPIRAN vii 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 3 Tujuan Penelitian 4 Manfaat Penelitian 4 Ruang Lingkup Penelitian 4 2 TINJAUAN PUSTAKA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT.Trisinar Indopratama berdiri di Jakarta sejak tahun 1995, bertempat di Komplek Duta Harapan Indah Blok E No.19 Jl. Kapuk Muara No.7 Jakarta Utara.Perusahaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan terhadap supply chain proses interfacing antara perusahaan dengan supplier PT XYZ, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

5 BAB V KESIMPULAN. HandyPro adalah sebuah bisnis yang menawarkan pelayanan jasa untuk mengatasi

5 BAB V KESIMPULAN. HandyPro adalah sebuah bisnis yang menawarkan pelayanan jasa untuk mengatasi 5 BAB V KESIMPULAN HandyPro adalah sebuah bisnis yang menawarkan pelayanan jasa untuk mengatasi masalah pada tempat tinggal. Melalui visi HandyPro yaitu menjadi perusahaan yang memberikan kemudahan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 RUMAH Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok manusia selain sandang dan pangan. Rumah biasanya digunakan manusia sebagai tempat berlindung dari panas matahari dan hujan. Selain

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 49 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. XYZ didirikan pada tahun 1986, merupakan sebuah perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang polyester dan berlokasi di Tangerang. Sejak tahun

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. penyelenggara informasi dan telekomunikasi (InfoComm) serta penyedia jasa dan

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. penyelenggara informasi dan telekomunikasi (InfoComm) serta penyedia jasa dan BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TELKOM) merupakan perusahaan penyelenggara informasi dan telekomunikasi (InfoComm) serta penyedia jasa dan

Lebih terperinci

STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN

STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN PENDAHULUAN Strategi KM dan kerangka kerja pengukuran sebagai tambahan siklus KM Terintegrasi Strategi KM terkait dengan business objective organisasi keseluruhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam sepuluh tahun terakhir, industri alat berat Indonesia berkembang sangat pesat. Bahkan, untuk wilayah Asia Tenggara, Indonesia merupakan negara dengan industri

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan yang didapat dari analisis adalah :

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan yang didapat dari analisis adalah : BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Kesimpulan yang didapat dari analisis adalah : Dari segi politik terdapat perundang-undangan yang mengatur mengenai pemenuhan bahan baku Industri pulp dan paper terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 E-Commerce PT. XYZ Pemanfaatan teknologi informasi di era ini, telah menjadi trend bagi setiap organisasi atau perusahaan untuk memperoleh efisiensi dan efektifitas

Lebih terperinci

13. MENYESUAIKAN STRUKTUR DAN KONTROL DENGAN STRATEGI (Matching Structure and Control to Strategy)

13. MENYESUAIKAN STRUKTUR DAN KONTROL DENGAN STRATEGI (Matching Structure and Control to Strategy) 1 13. MENYESUAIKAN STRUKTUR DAN KONTROL DENGAN STRATEGI (Matching Structure and Control to Strategy) Struktur and Kontrol pada Functional Level Manufacturing * Strategi fungsional umumnya memfokus pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan teknologi informasi saat ini berperan penting dalam meningkatkan keunggulan bersaing. Teknologi informasi juga dapat meningkatkan efisiensi proses yang

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENDUKUNG PERUBAHAN PROSES BISNIS DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Kasus : Perusahaan Benang Polyester X )

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENDUKUNG PERUBAHAN PROSES BISNIS DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Kasus : Perusahaan Benang Polyester X ) Media Informatika Vol.13 No.2 (2014) PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENDUKUNG PERUBAHAN PROSES BISNIS DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Kasus : Perusahaan Benang Polyester X ) Hartanto Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses bisnis yang berjalan dalam sebuah perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. proses bisnis yang berjalan dalam sebuah perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang pesat dewasa ini, maka diperlukan adanya suatu infrastruktur teknologi informasi untuk mendukung proses bisnis

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat PT. SMART GLOVE INDONESIA PT. SMART GLOVE INDONESIA didirikan pada tahun 1994 di Malaysia, kemudian pada tahun 1997 SMART GLOVE CORPORATION resmi beroperasi

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Bisnis di industri farmasi masih terus berkembang dan menggiurkan bagi para pelaku bisnis farmasi. Hal ini dipicu oleh peningkatan pertumbuhan pengeluaran pada obat-obatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan swasta lainnya. Pergantian undang-undang tersebut telah mengubah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan swasta lainnya. Pergantian undang-undang tersebut telah mengubah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan kebijakan pemerintah pada sektor Migas dengan mengeluarkan UU Migas No 22 tahun 2001 berdampak pada berubahnya pengelolaan migas di Indonesia. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PROFIL PERUSAHAAN

BAB I PROFIL PERUSAHAAN BAB I PROFIL PERUSAHAAN 1.1. Sejarah Perusahaan PT Rahajasa Media Internet (RadNet) didirikan oleh dua orang pendiri, salah satu diantaranya adalah Roy Rahajasa Yamin, pada bulan November tahun 1994. RadNet

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada industri manufacture, sebuah proses yang berjalan dari penyediaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada industri manufacture, sebuah proses yang berjalan dari penyediaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Pada industri manufacture, sebuah proses yang berjalan dari penyediaan material, proses produksi, penyimpanan sampai dengan delivery atau distribusi kepada

Lebih terperinci

E-Business dan E-Commerce website Berrybenca.com

E-Business dan E-Commerce website Berrybenca.com E-Business dan E-Commerce website Berrybenca.com Mata Kuliah : E-Business Dosen : Prof. Dr. Rudy C. Tarumingkeng Disusun oleh : Sylvia Monica (01-2014-096) PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Tentang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Panca Lima Mandiri beralamat di Jl. D.I. Panjaitan Kav 5 7 2 nd Floor, Patria Park Building. No. 06, Jakarta

Lebih terperinci

ANALISA PROSES BISNIS

ANALISA PROSES BISNIS ANALISA PROSES BISNIS Pertemuan 2: Manajemen Proses Bisnis Credit to. Mahendrawati ER, Ph.D. Outline Materi 1 1. Konsep Proses Bisnis 2. Peningkatan Kinerja 3. Dokumentasi Proses Pikirkan sebuah produk/jasa

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG 1 BAB I LATAR BELAKANG 1.1. Latar Belakang Dalam pengalokasian sumber dana untuk pelaksanaan proyek, material merupakan sumber daya yang mengadopsi terbesar sumber dana proyek. Manajemen material di bidang

Lebih terperinci

ERP merupakan fungsi sistem aplikasi software yang dapat membantu organisasi dalam

ERP merupakan fungsi sistem aplikasi software yang dapat membantu organisasi dalam Teknologi enterprise resources planning (ERP) dapat mengintegrasikan fungsi marketing, fungsi produksi, fungsi logistik, fungsi finance, fungsi sumber daya, fungsi produksi, dan fungsi lainnya. ERP telah

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Prosedur penjualan barang (oli) di PT. HIGH HILLS RACHI DISTRITAMA

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Prosedur penjualan barang (oli) di PT. HIGH HILLS RACHI DISTRITAMA BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan dari keseluruhan kegiatan kerja praktek ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Prosedur penjualan barang (oli) di PT. HIGH HILLS RACHI DISTRITAMA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Layanan Sistem dan Teknologi Informasi Layanan Sistem dan Teknologi Informasi (STI) merupakan sebuah layanan yang memanfaatkan kegunaan dari software, hardware, dan fasilitas

Lebih terperinci

Merck KGaA (Darmstadt - Jerman) Menyelesaikan Akuisisi Millipore dan Meluncurkan Divisi Merck Millipore Baru

Merck KGaA (Darmstadt - Jerman) Menyelesaikan Akuisisi Millipore dan Meluncurkan Divisi Merck Millipore Baru Kontak Anda: Siaran Pers Niken Suryo Sofyan Telepon +62 21 2856 5600 15 Juli 2010 Merck KGaA (Darmstadt - Jerman) Menyelesaikan Akuisisi Millipore dan Meluncurkan Divisi Merck Millipore Baru Transaksi

Lebih terperinci

E-Marketing dalam E-Business

E-Marketing dalam E-Business 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang e-marketing di dalam Dalam e-business terdapat E-Marketing dimana e-marketing juga berperan dalam penyusunan sistem e- business.berikut ini adalah beberapa definisi

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning

Enterprise Resource Planning Modul ke: Enterprise Resource Planning Fakultas FASILKOM PENTINGNYA ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) DAN TEKNOLOGI TERKAIT Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id Anita Ratnasari, M.Kom Latar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion 40 BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pikir Market Assessment SWOT Porter s Five Forces Marketing Strategy Business Plan Conclusion Gambar 3.1 Kerangka Pikir 41 3.2. Penjelasan Kerangka Pikir Pertama-tama,

Lebih terperinci

Information Systems. Sistem Informasi untuk Keuntungan Kompetitif 16/10/2012 8:56

Information Systems. Sistem Informasi untuk Keuntungan Kompetitif 16/10/2012 8:56 Information Systems for Competitive Advantage Sistem Informasi untuk Keuntungan Kompetitif Tujuan Mengetahui model sistem umum (general system) perusahaan Memahami model lingkungan delapan elemen (eightelements

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan PT. Cipta Graha Sejahtera adalah perusahaan nasional yang dibangun pada tahun 1987 sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang konstruksi. Berperan

Lebih terperinci

Framework Strategic- Opera2onal- Performance Management

Framework Strategic- Opera2onal- Performance Management Framework Strategic- Opera2onal- Performance Strategic (Growth) Panjang (>5 tahun) Breakthrough (0 menjadi 1) Menengah (3-5 tahun) Opera2onal (Profitability) Pendek (1-3 tahun) Improvement (1 menjadi ~)

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. kualitatif. Berdasarkan penelitian penulis, maka objek penelitian yang

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. kualitatif. Berdasarkan penelitian penulis, maka objek penelitian yang BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 Objek penelitian Penulis menggunakan metode penelitian dengan pendekatan metode kualitatif. Berdasarkan penelitian penulis, maka objek penelitian yang digunakan adalah PT TPHE

Lebih terperinci

THE VISIONING PHASE PART 2

THE VISIONING PHASE PART 2 THE VISIONING PHASE PART 2 3. DOKUMENTASI DAN KONFIRMASI ANALISA BISNIS Aktivitas dokumentasi dan konfirmasi Analisa Bisnis 1. Dokumentasi Deskripsi Bisnis, Visi, Value, Tujuan, Strategi, Arah, Visi Operasi,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. bidang produksi genteng metal dan batu bata. Dengan pabrik yang terletak di Jl.

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. bidang produksi genteng metal dan batu bata. Dengan pabrik yang terletak di Jl. BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Prima Rezeki Pertiwi adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang produksi genteng metal dan batu bata. Dengan pabrik yang terletak

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) serta meluasnya perkembangan infrastruktur informasi global telah mengubah pola dan cara beraktivitas pada organisasi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi merupakan teknologi yang dapat digunakan untuk membantu manusia dalam memproses data untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat. Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Supply chain (rantai pasok) merupakan suatu sistem yang

BAB I PENDAHULUAN. Supply chain (rantai pasok) merupakan suatu sistem yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Supply chain (rantai pasok) merupakan suatu sistem yang mengintegrasikan seluruh proses bisnis pada suatu produk mulai dari hulu hingga ke hilir dengan tujuan menyampaikan

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA KARYA ILMIAH E-BISNIS Enterprise Resources Planning (ERP) Sebagai Proses Otomatisasi Pengolaaan Informasi Pada Perusahaan Oleh : DASRI (09.11.3367) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 Enterprise Resources Planning

Lebih terperinci

Sistem Informasi dan Pengendalian Internal. PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero)

Sistem Informasi dan Pengendalian Internal. PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Sistem Informasi dan Pengendalian Internal PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Disusun oleh: Kelompok 2 Alberta Vinanci R Danu Pradipta Diana Mayung B. Dina Puspasari 14/377038/EE/06971 14/377052/EE/06985

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN Komunikasi pemasaran memegang peranan penting bagi kesuksesan suatu kegiatan pemasaran. Tanpa komunikasi pemasaran, produk yang ditawarkan menjadi kurang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi memiliki dampak penting bagi dunia bisnis. bergantung pada dukungan dan kemampuan sistem TI.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi memiliki dampak penting bagi dunia bisnis. bergantung pada dukungan dan kemampuan sistem TI. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi memiliki dampak penting bagi dunia bisnis dan industri. Keberhasilan, kemajuan, dan tingkat produktivitas industri disadari sangat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

STRATEGI DAN PELUANG YANG KOMPETITIF. Pertemuan 03 3 SKS

STRATEGI DAN PELUANG YANG KOMPETITIF. Pertemuan 03 3 SKS Materi 1. Era Informasi 2. Strategi dan Peluang Yang Kompetitif 3. Database dan Database Warehouse 4. Desain Database 5. Sistem Pendukung Keputusan dan Sistem Cerdas 6. E-Commerce STRATEGI DAN PELUANG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, teknologi informasi serta persaingan yang kompetitif menjadi pilihan bagi perusahaan untuk mampu bertahan dan konsisten dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat di waktu yang tepat sehingga dapat memenangkan persaingan.

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat di waktu yang tepat sehingga dapat memenangkan persaingan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tantangan yang dihadapi oleh perusahaan dewasa ini semakin berat, tantangan tersebut disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya perubahan dunia bisnis dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Tanabe Indonesia adalah perusahaan yang bergerak dibidang farmasi yang dalam perjalanan waktu banyak mengalami

Lebih terperinci

Bab 2 Strategi Supply Chain

Bab 2 Strategi Supply Chain Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Bab 2 Strategi Supply Chain Dr. Eko Ruddy Cahyadi 2-1 Competitive and Supply Chain Strategies Competitive strategy: Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II STRATEGI OPERASI

BAB II STRATEGI OPERASI BAB II STRATEGI OPERASI 2.1. Definisi Strategi Operasi Bertambahnya pengenalan mengenai operasi sangat membantu perusahaan dalam mencapai suautu posisi kompetitif di pasar. Operasi seharusnya tidak hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara umum, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia memiliki daya saing yang relatif baik di pasar internasional. Hal ini disebabkan Indonesia memiliki

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom. Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Keunggulan Kompetitif

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom. Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Keunggulan Kompetitif Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Supply Chain Management pada hakekatnya adalah jaringan organisasi yang menyangkut hubungan ke hulu (upstream) dan ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laba yang optimal dapat diperoleh melalui peningkatan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. Laba yang optimal dapat diperoleh melalui peningkatan pendapatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah mencapai laba optimal. Laba yang optimal dapat diperoleh melalui peningkatan pendapatan melalui peningkatan penjualan. Namun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) mulai

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) mulai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kebijakan pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) mulai tanggal 1 Oktober 2005 mempengaruhi kinerja perekonomian Indonesia. Dampak kenaikan ini

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP)

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) Sumber : http://en.wikipedia.org http://yanuar.kutakutik.or.id/ngeweb/erp-masih- validkahditerapkan-di-perusahaan/ www.mikroskil.ac.id/~erwin/erp/00.ppt http://www.komputer-teknologi.net/syarwani/downloads/

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Menurut Robbins dan Coulter dalam Tisnawatisule dan Saifullah (2005), perencanaan sebagai sebuah proses yang dimulai dari penerapan tujuan organisasi, menentukan strategi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permintaan produk yang tinggi dari pelanggan akan membuat perusahaan semakin giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak

Lebih terperinci