BAB I LATAR BELAKANG
|
|
- Johan Cahyadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I LATAR BELAKANG 1.1. Latar Belakang Dalam pengalokasian sumber dana untuk pelaksanaan proyek, material merupakan sumber daya yang mengadopsi terbesar sumber dana proyek. Manajemen material di bidang konstruksi memberikan kontribusi yang signifikan bagi kesuksesan suatu proyek. Ketidaksesuaian penanganan dan managemen material mampu mempengaruhi kualitas suatu proyek secara potensial dalam aspek biaya, kualitas dan waktu. Biaya managemen material berkisar antara 30 80% dari total biaya konstruksi tergantung tipe dari konstruksi (Muehlhausen, 1991). Material adalah komponen utama dalam suatu project dengan kontribusi sekitar %. Melihat kontribusi material yang besar, maka manajemen material yang efektif dan efisien dalam suatu project sangat penting. Industri Engineering Procurement and Construction (EPC) merupakan salah satu sektor industri yang cukup berpengaruh di Indonesia. Perkembangan bisnis EPC di Indonesia juga bergantung pada perkembangan kondisi industri pendukungnya seperti Oil & Gas danpetrochemical. Ketika industri tersebut tumbuh, maka tentunya iklim investasi akan semakin baik sehingga industri EPC akan semakin berkembang. Kondisi tersebut tercermin pada saat ini, dengan pertumbuhan PDB rata-rata sebesar 4,56% pertahun dalam 10 tahun terakhir ini (sumber : BPS 2013) yang 1
2 2 mencerminkan kenaikan investasi dan konsumsi, menjadikan industri EPC terus tumbuh dan berkembang. Dengan melihat peluang industri EPC Indonesia saat ini, maka pasar indonesia dapat menjadi peluang bisnis bagi perusahaan asing. Seperti diketahui, untuk proyek yang berskala besar dan berhubungan dengan industri migas seringkali dikerjakan oleh kontraktor EPC asing dan investor dari luar negeri. Hal ini merupakan tantangan bagi industri EPC yang ada di Indonesia untuk menghadapi persaingan global. Didalam bisnis EPC membutuhkan penyesuaian yang baik bagi perusahaan kontraktor EPC, baik dari sisi sumber daya manusia, sistem yang berlaku dan infrastruktur yang mendukung perlu menjadi perhatian khusus bagi perusahaan yang bergerak dalam industri EPC agar tidak mengecewakan pelanggan sebagai stakeholder dalam bisnis EPC yang telah mempercayakan pekerjaan. Untuk memasuki bisnis EPC, prinsip kehati hatian perlu untuk dilakukan jika dibandingkan dengan melaksanakan proyek reguler, selain persaingan yang sudah ketat, sejumlah persyaratan juga menghadang salah satunya harus memiliki kekuatan finansial yang baik, karena tanpa keuangan yang kuat tentunya akan kesulitan mewujudkan pembangunan infrastruktur. Keberhasilan dalam proyek-proyek sejenis juga menjadi modal dasar untuk mendapatkan kepercayaan dalam mengerjakan proyek EPC PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) merupakan perusahaan yang didirikan pada 11 Maret WIKA telah melakukan Initial Public
3 3 Offering (IPO) pada tanggal 29 Oktober 2007, saat ini kepemilikan saham WIKA sebanyak 65,15% dikuasai oleh pemerintah, 1,60% oleh pegawai dan manajemen PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk, dan 33,25 % publik. WIKA sejak tahun 2008 bergerak dalam industriepc (Engineering, Procurement, Construction)dan investasi yang terintegrasi dan memiliki beberapa Strategic Business Unit (SBU), yakni : 1. Proyek-proyek Infrastruktur, dikelola oleh Departemen Sipil Umum, Departemen Luar Negeri, dan Departemen Wilayah. 2. Proyek-proyek Bangunan Gedung, dikelola oleh Departemen Bangunan Gedung yang menangani proyek milik pemerintah dan BUMN 3. Proyek-proyek Industrial Plant dan Oil & Gas, dikelola oleh Departemen Industrial Plant. 4. Proyek-proyek Energi dan Pembangkit Listrik, dikelola oleh Departemen Energi 5. Proyek-proyek Investasi, PT MNA dan PT MKC Selain itu WIKA memiliki beberapa anak perusahaan yang bergerak dalam bisnis Concrete Industry oleh WIKA Beton, Realty dan Property oleh WIKA Realty, Bangunan Gedung untuk swasta oleh WIKA Gedung, Mekanikal dan elektrikal oleh WIKA Rekayasa Konstruksi, dan perdagangan umum oleh WIKA Industri & Konstruksi. (Laporan Tahunan PT. Wijaya Karya, 2013)
4 4 WIKA sebagai pemain di Bisnis EPC dituntut untuk bersaing dengan rivalnya yang terlebih dahulu berkecimpung di bisnis EPC. Dapat dipastikan, proyek-proyek EPC WIKA akan terus berkembang dan menempati porsi yang lebih besar dibandingkan masa sebelumnya. Hal tersebut terlihat pada pertumbuhan dari salah satu SBU Industrial Plant dan Oil & Gas yang bergerak dalam bidang EPC dan dikelola oleh Departemen Industrial Plant memiliki pertumbuhan nilai penjualan dari 574 milyar rupiah pada tahun 2008, kemudian pada tahun 2012 menjadisebesar 395,12% menjadi 2,268 milyar rupiah atau pertumbuhan rata rata 73,37% per tahunnya Department Industrial Plant Department Industrial Plant di PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk awalnya disebut Divisi Mekanikal Elektrikal, yang termasuk dalam unit bisnis fabrikasi baja seperti membangun pintu air, membangun menara transmisi, dan bangunan baja struktural. Seiring dengan Visi dan Misi dari PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk untuk tahun 2020 adalah To Be One of the Best Integrated EPC and Investment Company in Southeast Asia, Department Industrial Plant mulai mengembangkan usahanya dengan memasuki pasar EPC di bidang Oil, Gas, Petrokimia, dan Industrial Plant. Untuk bisa terus mendukung Visi dan Misi dari PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk untuk 2020, maka masing-masing Department yang ada harus bisa stabil, menjaga dan terus meningkatkan kinerja dari masing-masing Department.
5 5 Berdasarkan data dari rencana jangka panjang perusahaan untuk periode tahun 2013 sampai dengan tahun 2017 bahwa peluang kontrak yang ditawarkan dari proyek EPC di Indonesia adalah sebesar 226,95 trilyun rupiah. Namun pada saat ini sudah banyak perusahaan nasional dan multinasional yang masuk dalam bisnis EPC di Indonesia, beberapa perusahaan nasional baik swasta maupun milik pemerintah diantaranya adalah IKPT, Rekayasa Industri, Krakatau Engineering, Tripatra, Gunanusa, CPM, Truba Jurong, WIKA, ADHI, dan PTPP, sedangkan perusahaan multinasional yang beroperasi di indonesia adalah AMEC Berca, Bechtel Indonesia, KBR Indonesia, McDermott Indonesia, Saipem Indonesia, Technip Indonesia, WorleyParsons, Nippon Steel Construction Indonesia, Wood Group Indonesia, dan Japan Oil and Gas Corporation. Dengan banyaknya kompetitor yang masuk ke dalam bisnis EPC, maka WIKA perlu meningkatkan daya saing perusahaan mengingat kompetitor kompetitor tersebut sebagian besar merupakan spesialis dalam bidang masing masing (Oil & Gas, Petrokimia, Industrial & Plant, dan lain sebagainya) dan sudah memiliki pengalaman internasional. EPC merupakan sektor industri yang menuntut penguasaan terhadap teknologi tinggi dan memiliki tipikal didominasi oleh perusahaan yang telah memiliki teknologi dan pengalaman. Dalam pelaksanaan suatu proyek, kontraktor akan dikenakan suatu denda jika pelaksanaan proyek tidak selesai sesuai dengan jadwal pelaksanaan yang telah ditetapkan sebagai akibat dari hilangnya peluang bisnis pemilik pekerjaan karena keterlambatan yang terjadi,
6 6 oleh karena itu suatu perusahaan EPC harus memiliki keunggulan terhadap penguasaan teknologi termasuk prosedur kerja agar dapat bersaing dengan kompetitor dan meningkatkan kepercayaan pelanggan Perumusan Masalah Kondisi Pertumbuhan pada Departemen Industrial Plant memiliki tingkat pertumbuhan yang signifikan pada penjualan sebesar 574 milyar rupiah padatahun 2008, kemudian pada tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 395,12% menjadi 2,268 milyar rupiah atau 73,37% per tahunnya. Pertumbuhan bisnis yang cukup signifikan tersebut akan semakin meningkatkan kompleksitas dan resiko sehingga akan berdampak pada kinerja pelaksanaan pekerjaan proyek. Proyek Pemasangan Pipa Fuel Hydrant Sytem (PPFHS) Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta. Proyek tersebut memiliki lingkup pekerjaan berupa pekerjaan perekayasaan dan konstruksi, pengadaan barang dan material, pekerjaan fabrikasi dan konstruksi dan pekerjaan inspeksi. Berdasarkan Key Performance Indicator (KPI) time delivery proyek, memiliki nilai 76,412% dari target sebesar 100%, sehingga terdapat deviasi antara nilai realisasi dan target sebesar -23,58%, indeks nilai yang dihasilkan termasuk dalam kategori kurang baik. Deviasi terhadap KPI time delivery tersebut disebabkan adanya progress fisik pekerjaan yang tidak tercapai sesuai dengan rencana, diantaranya adalah progress pengadaan yang memiliki deviasi sebesar -3,647% yang didapat dari selisih rencana pencapaian pekerjaan pengadaan material sebesar 50,2% dengan realisasi pengadaan material sebesar 46,517% dan deviasi progress konstruksi sebesar -15,12% dari rencana
7 7 pencapaian pekerjaan konstruksi sebesar 29,404% dan realisasi pekerjaan sebesar 14,282%. Penyediaaan dan penggunaaan kebutuhan material yang tidak berjalan dengan lancar akan mempengaruhi produktifitas pada proyek.disisi lain, saat ini prosentase pengadaan material terhadap nilai kontrak pada proyek tersebut memiliki prosentase sebesar 50,2% sehingga patut menjadi perhatian khusus dikarenakan memiliki prosentase yang paling besar. Dengan adanya permasalahan tersebut diatas, perusahaan ingin mengetahui kinerja dalam manajemen material yang saat ini dijalankan oleh proyek, mengingat manajemen material akan sangat berdampak pada kinerja proyek. Dalam thesis ini akan dikemukakan rumusan masalah yakni bagaimana kinerja manajemen material dalam pelaksanaan proyek dan bagaimana meningkatkan kinerja manajemen material padaproyek Pemasangan Pipa Fuel Hydrant System Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta Tujuan Consulting Project Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa pada proyek EPC diperlukan penanganan khusus, maka tujuan dari Consulting Project ini adalah untuk mengetahui dan memberikan solusi terhadap penanganan material pada proyek PPFHS Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta. Secara spesifik tujuan dari Consulting Project ini adalah :
8 8 1. Untuk mengetahui dan menganalisa kinerja dalam manajemen material, pada proyek PPFHS Terminal 3 yang dikerjakan oleh PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk, Department Industrial Plant. 2. Untuk memberikan rekomendasi terhadap peningkatan kinerja dalam manajemen material pada proyek PPFHS Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta Manfaat Consulting Project Manfaat dari Consulting Project ini adalah sebagai bahan masukan bagi PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk terhdap kondisi dan kinerja manajemen material dari proyek PPFHS Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta yang saat ini dikerjakan, kemudian memberikan rekomendasi untuk meningkatkan KPI pada proyek, yang diharapkan bisa diterapkan dalam proyek proyek sejenis di Department Industrial Plant RuangLingkup Untuk fokus terhadap bahasan utama, maka pembahasan akan dilakukan mencakup kinerja manajemen material pada proyek PPFHS Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta yang dikerjakan oleh Department Industrial Plant PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk pada periode November 2013 sampai dengan Mei 2014.
9 Sistematika Penulisan BAB 1 : PENDAHULUAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan permasalahan, tujuan dan manfaat penulisan, ruang lingkup dan sistematika penulisan. BAB 2 : LANDASAN TEORI Dalam bab ini dijelaskan secara teoritis mengenai teori yang menjadi landasan pada penulisan thesis ini. BAB 3 : METODOLOGI Dalam bab ini dijelaskan mengenai kerangka berpikir hal teknis yang berhubungan dengan metode penulisan. BAB 4 : HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini dijelaskan perbandingan beberapa prosedur yang saat ini digunakan untuk penanganan material terhadap metode penanganan material yang sesuai dengan pekerjaan pada proyek EPC BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini dijelaskan kesimpulan yang berupa pernyataan singkat yang diambil dari hasil analisis dan perumusan masalah, disertai saran yang berisi masukan yang diajukan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan di industri building construction yang sudah masuk di listing Bursa Efek Indonesia per 8 Agustus 2011.
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan potensi ekonomi yang cukup kuat di Asia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih mampu tumbuh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini kegiatan privatisasi Badan Usaha Milik Negara atau disingkat BUMN menjadi isu yang sangat kontroversial. Privatisasi BUMN yang banyak dijalankan terutama di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang akan bermanfaat bagi sejumlah besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1. Profil Perusahaan PT Langgeng Prima Trireka merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi yang diakui pembaharuan secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara berkembang seperti Indonesia sedang melakukan pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara berkembang seperti Indonesia sedang melakukan pembangunan di segala aspek kehidupan. Contoh konkrit dapat dilihat dari berbagai bangunan yang berdiri
Lebih terperinciPEMASARAN PRODUK INDUSTRI KONSTRUKSI PRACETAK PRATEGANG
PEMASARAN PRODUK INDUSTRI KONSTRUKSI PRACETAK PRATEGANG Dibawakan oleh Bp. Ir. Wilfred I. A. singkali *) PENGERTIAN PASAR : Pasar Produk Industri Pracetak dan Prategang : Adalah pasar konstruksi yang menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka pemenuhan kebutuhan listrik yang semakin meningkat di masyarakat dan semakin tingginya kebutuhan listrik saat ini yang belum sebanding dengan ketersediaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap pelaku bisnis di berbagai sektor industri. Era globalisasi memungkinkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan era globalisasi menjadi sesuatu yang tidak dapat dihindari oleh setiap pelaku bisnis di berbagai sektor industri. Era globalisasi memungkinkan suatu proses
Lebih terperinci1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor ketenagalistrikan menjadi bagian yang menyatu dan tak terpisahkan dari pertumbuhan ekonomi suatu negara, juga merupakan komponen yang sangat penting bagi pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional, penyediaan tenaga listrik di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional, penyediaan tenaga listrik di Indonesia tidak hanya semata-mata dilakukan oleh PT PLN (Persero) saja, tetapi juga dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada tahun 1971 setelah penggunaan nama PT Pembangunan Perumahan pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Profil Perusahaan Nama PT. Pembangunan Perumahan (Persero) secara resmi digunakan pada tahun 1971 setelah penggunaan nama PT Pembangunan Perumahan pada tahun 1953 dan PT Pembangunan
Lebih terperinciBAB 3 OBJEK PENELITIAN. kualitatif. Berdasarkan penelitian penulis, maka objek penelitian yang
BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 Objek penelitian Penulis menggunakan metode penelitian dengan pendekatan metode kualitatif. Berdasarkan penelitian penulis, maka objek penelitian yang digunakan adalah PT TPHE
Lebih terperinciCOMPANY UPDATE PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
COMPANY UPDATE PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. VISI Menjadi Salah Satu Perusahaan Terbaik di Bidang EPC (Engineering, Procurement & Construction) dan Investasi yang Terintegrasi di Asia Tenggara MISSION
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada proyek EPC maupun proyek konstruksi tradisional, kualitas atau mutu adalah salah satu hal yang sangat penting dan seharusnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan konstruksi selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, terlihat dari ruang lingkup bidang konstruksi yang semakin luas. Bidang konstruksi yang dulu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, batas
BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, batas penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciBAB I TINJAUAN UMUM PT. OSTRADA INDONESIA
BAB I TINJAUAN UMUM PT. OSTRADA INDONESIA 1.1. Sejarah Perusahaan PT. Ostrada Indonesia didirikan pada tahun 2013 di Jakarta. PT. Ostrada Indonesia adalah Konsultan dan Jasa Engineering yang memiliki kemampuan
Lebih terperinciPRESS RELEASE PAPARAN PUBLIK 2015 PT KMI WIRE AND CABLE Tbk 11 AGUSTUS 2015
PRESS RELEASE PAPARAN PUBLIK 2015 PT KMI WIRE AND CABLE Tbk 11 AGUSTUS 2015 PENJUALAN TAHUN 2014 Pada tahun 2014 Perusahaan membukukan penjualan sebesar Rp. 2.384 milyar, turun sebesar 7% dari penjualan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasar yang selalu berubah, periode konstruksi yang relatif sangat singkat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia industri konstruksi mungkin adalah merupakan salah satu dunia yang paling dinamis dibandingkan dengan dunia industri lainnya, terutama dinegara yang
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia memiliki program pembangunan yang mendukung infrastruktur nasional melalui Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) untuk jangka waktu 2011-2025
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dari alokasi belanja modal sebesar 216,1 triliun rupiah, sebesar 203,7 triliun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan belanja infrastruktur yang cukup signifikan dari tahun ke tahun, pemerintah melakukan penambahan alokasi anggaran infrastruktur dalam Anggaran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. beberapa perusahaan gulung tikar. Namun menjelang tahun 2004, prospek ekonomi mulai memberikan signal yang positif.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun 1997 membuat beberapa perusahaan gulung tikar. Namun menjelang tahun 2004, prospek ekonomi mulai memberikan signal yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang semakin baik mendorong pertumbuhan usaha dalam sektor apapun khususnya bidang konstruksi, karena perlunya infrastruktur untuk menunjang kegiatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun 1997 membuat. beberapa perusahaan gulung tikar. Namun menjelang tahun 2004,
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun 1997 membuat beberapa perusahaan gulung tikar. Namun menjelang tahun 2004, prospek ekonomi mulai memberikan signal yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,1% dan akan. mengalami peningkatan menjadi sebesar 5,2% pada tahun 2015.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan lingkungan bisnis di Indonesia yang semakin pesat setiap tahun menjadi salah satu faktor untuk memicu peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pada akhir
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1 UNIVERSITAS INDONESIA
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menciptakan industri konstruksi yang kuat terhadap persaingan global merupakan salah satu tujuan dari suatu bangsa di dalam menjalankan pembangunan yang berkelanjutan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perubahan lingkungan bisnis akan terjadi setiap saat, umumnya berupa gerak perubahan dari salah satu atau gabungan faktor-faktor lingkungan luar perusahaan, baik pada skala
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Yang menjadi objek penelitian karya akhir ini adalah beban pajak dan kinerja keuangan dari perusahaan usaha jasa konstruksi selama suatu periode tertentu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. You created this PDF from an application that is not licensed to print to novapdf printer (http://www.novapdf.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek merupakan suatu kegiatan yang bersifat sementara yang telah ditetapkan awal pekerjaannya dan waktu selesainya (dan biasanya selalu dibatasi oleh waktu dan seringkali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang baik diantaranya iklim usaha yang kondusif, situasi ekonomi nasional yang stabil
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini suatu pertumbuhan dalam dunia usaha membutuhkan beberapa syarat yang baik diantaranya iklim usaha yang kondusif, situasi ekonomi nasional yang stabil dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pengelolaan risiko..., Mohamad Taufik H.A., FT UI, Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelangsungan hidup perusahaan atau organisasi seringkali ditentukan oleh suatu keputusan penting dalam rangka mengambil peluang (opportunity) yang jarang terjadi
Lebih terperinciBAB III OBJEK PENELITIAN. dibidang jasa kontruksi yaitu PT McCONNELL DOWELL INDONESIA beralamat di
BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Objek penelitian Objek penelitian dalam penulisan ini adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang jasa kontruksi yaitu PT McCONNELL DOWELL INDONESIA beralamat di Jl.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wayu Hidayat. Faktor-faktor risiko,... FT UI., 2007.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemahaman tentang konstruksi dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: teknologi konstruksi (construction technology) dan manajemen konstruksi (construction
Lebih terperinciPERBANDINGAN AD WIKA DAN USULAN AD WIKA ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
Usulan AD WIKA (Matriks) (12-06-2015) 1 PERBANDINGAN AD WIKA DAN USULAN AD WIKA -MAKSUD DAN TUJUAN SERTA KEGIATAN USAHA- ------- ---------------------- Pasal 3 ----------------------------------- 1. Maksud
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. struktur, arsitektur, dan MEP yang telah dimulai pada tahun 2016.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Kompleks Thamrin Nine yang merupakan gedung mixed use, berlokasi di Jl Thamrin, Jakarta Pusat dikembangkan oleh PT Putragaya Wahana. Konstruksi terbagi dalam
Lebih terperinciMASA DEPAN INDUSTRI EPC ; TANTANGAN BUMN EPC (2017)
MASA DEPAN INDUSTRI EPC ; TANTANGAN BUMN EPC (2017) Biro Riset BUMN Lembaga Management Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LM FEB UI) Pemain di industri engineering, procurement & construction
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor) menuntut pihak-pihak pelaksana konstruksi meningkatkan mutu dan caracara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin pesatnya pembangunan fisik (infrastruktur dalam berbagai sektor) menuntut pihak-pihak pelaksana konstruksi meningkatkan mutu dan caracara pelaksanaan proyek
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. perusahaan energi berkelas dunia yang berbentuk Perseroan, yang mengikuti
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan visi menjadi perusahaan energi berkelas dunia yang berbentuk Perseroan, yang mengikuti Peraturan Pemerintah
Lebih terperinciBAB I. Jasa konstruksi adalah sektor industri yang akan terus berkembang selama
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Jasa konstruksi adalah sektor industri yang akan terus berkembang selama pembangunan masih berjalan. Saat ini, pembangunan di Indonesia semakin meningkat,
Lebih terperinciBAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
1 BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN Kerja Praktik dilaksanakan di PT. Rekadaya Elektrika, sebuah perusahaan EPC Nasional yang bergerak di sektor energi khususnya ketenagalistrikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri konstruksi merupakan sektor industri yang menghasilkan prasarana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri konstruksi merupakan sektor industri yang menghasilkan prasarana dan sarana dasar bagi kegiatan sektor perekonomian. Industri ini mencakup semua pihak yang
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak hal yang bisa dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan teknologi yang ada. Adanya
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. manufaktur jembatan, dan konstruksi baja lainnya. 2. PN. SABANG MERAUKE dahulu Machinefabriek & Scheeepswerf NV.
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Barata Indonesia (Persero) merupakan sebuah perusahaan di bawah naungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). PT. Barata Indonesia (Persero) didirikan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bagian Selatan dengan PT. Muba Daya Pratama sehubungan dengan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Perjanjian antara PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan dengan PT. Muba Daya Pratama sehubungan dengan Proyek Pembangkit Listrik Berbahan Bakar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kali lebih tinggi dari pada pertumbuhan ekonomi dunia. Sementara itu,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Posisi pariwisata sebagai pilar penting perekonomian terus ditingkatkan di seluruh dunia dengan pertumbuhannya saat ini mencapai angka 5% atau duatiga kali lebih tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan. Gambar 1.1 Logo Perusahaan. Sumber: waskita.co.id
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan Gambar 1.1 Logo Perusahaan Sumber: waskita.co.id Didirikan pada 1 Januari 1961 Waskita Karya adalah salah satu BUMN terkemuka
Lebih terperinciPT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Lainnya: Keterbukaan Informasi - Press Release PGN Memenuhi Kebutuhan Gas Untuk Industri di Jawa Timur
No Surat/Pengumuman Nama Perusahaan Kode Emiten Lampiran 2 018100.S/HM.05/SPER/2012 PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk PGAS Tanggal dan Jam 18 Jun 2012 18:21:14 Perihal Keterbukaan Informasi Yang Perlu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. signifikan. Indonesia, sebagai salah satu negara dengan sumber bahan bakar fosil yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsumsi energi dunia setiap tahunnya mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Indonesia, sebagai salah satu negara dengan sumber bahan bakar fosil yang cukup besar
Lebih terperinciRINGKASAN PORTOFOLIO IIF Sampai dengan Desember 2016
RINGKASAN PORTOFOLIO IIF Sampai dengan Desember 2016 Sektor Ketenagalistrikan (ES) 1. Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) IIF bertindak sebagai Mandated Lead Arranger pembiayaan senior loan senilai US$
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan istilah Initial Public Offering (IPO). IPO merupakan simbol
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketersediaan dana untuk mengembangkan bisnis dalam suatu perusahaan menjadi prasyarat yang harus dipenuhi agar target pengembangan bisnis tercapai. Perolehan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian adalah perusahaan perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia yang termasuk ke dalam sub sektor Transportation. Penentuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dewasa ini industri konstruksi di Indonesia berkembang begitu pesat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini industri konstruksi di Indonesia berkembang begitu pesat dalam berbagai hal, seiring dengan kemajuan dalam berbagai bidang kehidupan dan perkembangan ekonomi.
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAGELANG, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tahun 2012 merupakan tahun yang menggembirakan bagi Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tahun 2012 merupakan tahun yang menggembirakan bagi Indonesia. Kondisi perekonomian bangsa terus membaik dibandingkan tahun sebelumnya. Perekonomian Indonesia tumbuh
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Gambaran Umum Perusahaan a. Sejarah Perusahaan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) terbentuk dari hasil proses nasionalisasi perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan perusahaan jasa dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan perusahaan jasa dan manufaktur di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal tersebut menuntut perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proyek merupakan suatu pekerjaan yang rutin dilakukan oleh pihak kontraktor dalam menjalankan suatu tender yang dimenangkannya. Proyek ini menangani proyek
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Delta Rekadaya Mandiri. PT Delta Rekadaya Mandiri didirikan di Jakarta
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian PT Rekadaya Elektrika merupakan perusahaan yang bergerak di bidang ketenagalistrikan di Indonesia, pada awal berdiri perusahaan ini bernama PT Delta Rekadaya
Lebih terperinciBAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU
BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU Analisis yang dilakukan berdasarkan data dari bab 3 untuk proyek konstruksi tradisional dan bab 4 untuk proyek EPC diperoleh bahwa setiap proyek konstruksi mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam pembangunan nasional, industri jasa konstruksi mempunyai peran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunan nasional, industri jasa konstruksi mempunyai peran yang penting dan strategis, mengingat jasa konstruksi menghasilkan produk akhir berupa bangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kedua negara berada pada tingkat yang bisa dibilang sangat baik. Hubungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Walaupun hubungan Indonesia dengan Tiongkok banyak mengalami pasang surut sejak pertama kali kedua negara menggalang hubungan diplomatik 65 tahun silam tepatnya pada
Lebih terperinciJumlah Persentase Nama Pemegang Saham Saham Kepemilikan Pengendali : Javas Premier Venture Capital Limited, Malaysia
Public Expose 2013 Jakarta, 27 Juni 2013 1 PEMEGANG SAHAM Jumlah Persentase Nama Pemegang Saham Saham Kepemilikan Pengendali : Javas Premier Venture Capital Limited, Malaysia 1.991.145.000 49,7% Non Pengendali
Lebih terperinciMateri Paparan Menteri ESDM Strategi dan Implementasi Program MW: Progres dan Tantangannya
Materi Paparan Menteri ESDM Strategi dan Implementasi Program 35.000 MW: Progres dan Tantangannya Bandung, 3 Agustus 2015 Kementerian ESDM Republik Indonesia 1 Gambaran Umum Kondisi Ketenagalistrikan Nasional
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN. ADHI dimulai sejak 11 Maret 1960 saat Menteri Pekerjaan Umum
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan ADHI dimulai sejak 11 Maret 1960 saat Menteri Pekerjaan Umum menetapkan Architecten-Ingenicure-en Annnemersbedrijf Associatie Selle en de Bruyn,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. persoalannya. Persoalan-persoalan yang kompleks tersebut menyangkut peranan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jasa konstruksi merupakan salah satu problematika dalam perkembangan hukum di Indonesia yang menuntut keteraturan hukum dikarenakan kompleksitas persoalannya. Persoalan-persoalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang masih banyak melakukan pembangunan di berbagai sektor. Dengan kekayaan alam dan penduduk yang besar sehingga sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan pembangunan di segala bidang semakin dirasakan, terutama di negara yang sedang berkembang, hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan taraf hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi pada suatu negara sangat dipengaruhi oleh para pengusaha yang sukses dalam mengelola perusahaannya. Dalam meningkatkan serta memperlancar
Lebih terperinciWIKA Tunggu Sinyal Kereta Cepat
WIKA Tunggu Sinyal Kereta Cepat PT Wijaya Karya (Perser) Tbk siapkan dana investasi Rp. 9 triliun untuk proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung Putri Werdiningsih JAKATA, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang berkecimpung dalam bidang EPC (Engineering
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Perusahaan yang berkecimpung dalam bidang EPC (Engineering Procurement Construction) adalah perusahaan yang bergerak dalam proyek industri rancang bangun
Lebih terperinciSumber : Dokumen Perusahaan PT. Wijaya Karya Beton Tbk Gambar 1.1 Logo perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Jenis Usaha, Nama Perusahaan Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Wijaya Karya Beton Tbk. (PT. WIKA Beton Tbk) pemimpin di pasar beton pracetak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. era 1997 silam. Hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya perdagangan di bursa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan perekonomian, banyak perusahaan termasuk perbankan dalam rangka mengembangkan usahanya melakukan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Adalah suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang jasa telekomunikasi. PT. Telekomunikasi Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan yang bergerak di bidang proyek membutuhkan manajemen proyek untuk dapat bersaing dengan yang lain. Manajemen proyek merupakan sebuah cara untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem Informasi Akuntansi (SIA) yang baik dalam menunjang pembentukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia bisnis yang penuh persaingan sekarang ini, pengendalian dan kelancaran dalam proses transaksi serta pengambilan keputusan yang tepat sangat diperlukan
Lebih terperinciBAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1. Latar Belakang Perusahaan PT. XYZ berdiri sejak tahun 1980. PT. XYZ adalah sebuah perusahaan keluarga, dimana 100% sahamnya dimiliki oleh keluarga dengan komposisi 58%
Lebih terperinciPERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 3 TAHUN 2015 TENTANG
PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 3 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG REGISTRASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pemerintah Indonesia dari tahun mengalokasikan anggaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pemerintah Indonesia dari tahun 2011-2014 mengalokasikan anggaran Rp 577 trilyun untuk anggaran infrastruktur. Hal ini berdasarkan pernyataan dari Kepala
Lebih terperinciADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Salah satu strategi yang dilakukan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Semakin ketatnya persaingan global, menuntut setiap perusahaan untuk lebih dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Salah satu strategi yang dilakukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. informasi dan teknologi informasi yang semakin baik untuk membantu proses bisnis
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam dunia bisnis yang semakin berkembang pesat diperlukan sistem informasi dan teknologi informasi yang semakin baik untuk membantu proses bisnis dan strategi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor properti dan infrastruktur, dengan pertumbuhan Compound Annual
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permintaan baja yang masih terus tumbuh didukung oleh pembangunan sektor properti dan infrastruktur, dengan pertumbuhan Compound Annual Growth Rate/CAGR (2003 2012)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama Pasar Modal. Pasar Modal bisa dijadikan sebagai dinamika
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan perekonomian suatu negara tidak bisa lepas dari investasi terutama Pasar Modal. Pasar Modal bisa dijadikan sebagai dinamika perekonomian suatu negara.
Lebih terperincib Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang
b Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya sektor transportasi di Indonesia, maka kebutuhan para pengguna jalan untuk mengakses dari dan menuju suatu daerah juga semakin meningkat.
Lebih terperinciNasional, Nama paket. atau. atas. c. Syarat Khusus. jalur. (sepuluh) tahun. minimal 1 (satu)
PENGUMUMAN PELELANGAN No. 002600.Peng/LG.01.00/KP4-PMO/2014 PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Program Management Office Infrastruktur (PMO Infrastruktur) dalam rangka Pengadaan Barang/Jasa mengundang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, peran listrik sebagai salah satu bentuk energi sangat penting dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, kemajuan teknologi juga semakin terus berkembang. Dalam era kemajuan teknologi yang semakin pesat seperti sekarang ini, peran listrik
Lebih terperinciPT Total Bangun Persada Tbk
PT Total Bangun Persada Tbk Berdiri pada tahun 1970. Fokus pada pembangunan gedung. Spesialisasi pada konstruksi gedung berkelas premium. Dimana kami sudah membangun lebih dari 800 gedung, yang meliputi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Utara, baik yang dikelola oleh BUMN seperti PTPN 2, PTPN 3, dan PTPN 4
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Perkembangan industri pengolahan kelapa sawit saat ini meningkat dengan sangat cepat. Terutama industri pabrik kelapa sawit yang ada di wilayah Sumatera
Lebih terperincijuga disertai usaha-usaha penyempumaan fasilitas perdagangan efek di lantai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia pada tahun 1997 telah menambah alternative investasi bagi para investor. Dari tahun ke tahun pasar modal Indonesia
Lebih terperinciKita awali dulu dengan kepanjangannya, EPC adalah singkatan dari istilah Engineering- Procurement-Construction.
Apa sih EPC Itu? Kita awali dulu dengan kepanjangannya, EPC adalah singkatan dari istilah Engineering- Procurement-Construction. Kalo dilihat dari istilah, EPC itu tidak lain adalah tahapan dalam suatu
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis kurir dan logistik di Indonesia secara umum saat ini sangat pesat seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan semakin banyaknya bisnis jual
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menciptakan keuntungan yang berkelanjutan atau sustainability profit dimana
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan utama korporasi dalam setiap industri adalah mencari cara bagaimana menciptakan keuntungan yang berkelanjutan atau sustainability profit dimana keuntungan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Layanan jasa profesional atau biasa disebut Professional Services berkemban g menjadi pasar yang menjanjikan pada era sekarang ini. Bidang usaha ini berkembang karena
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. xiv
DAFTAR PUSTAKA Peurifoy, Robert L, Oberlender, Garold D. Estimating Construction Cost. New York : McGraw-Hill, Inc. 2002 Pembangunan Perumahan, PT. Buku Referensi untuk Kontraktor Bangunan Gedung dan Sipil.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini tingkat persaingan yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekarang ini tingkat persaingan yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan sangat ketat, sehingga membuat masing-masing perusahaan tersebut akan berusaha untuk menjaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian yang akan dikaji di dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor telekomunikasi, karena derasnya arus globalisasi sangat berdampak
Lebih terperincieksplorasi sebesar US$ 3,84 miliar, administrasi US$ 1,6 miliar, pengembangan US$
2 eksplorasi sebesar US$ 3,84 miliar, administrasi US$ 1,6 miliar, pengembangan US$ 5,3 miliar, dan produksi sebanyak US$ 14,9 miliar. Investasi di sektor hulu migas menunjukkan tren meningkat beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membawa perubahan dalam tatanan ekonomi dunia. Dinamika perekonomian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang terus terjadi telah membawa perubahan dalam tatanan ekonomi dunia. Dinamika perekonomian Indonesia tidak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Persaingan industri di Indonesia tidak ada habisnya, bahkan dapat dikatakan semakin ketat dan ramai. Perkembangan teknologi dan komunikasi membuat pasar bebas berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Di jaman modern seperti sekarang ini, listrik menjadi kebutuhan yang amat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di jaman modern seperti sekarang ini, listrik menjadi kebutuhan yang amat penting bagi kehidupan manusia. Di dalam rumah tangga, kantor, bisnis maupun industri,
Lebih terperinci