DAMPAK PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAMPAK PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI"

Transkripsi

1 DAMPAK PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI Budiasih Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma ABSTRAK Perkembangan teknologi informasi mempunyai dampak yang sangat besar terhadap sistem informasi akuntansi dalam suatu organisasi bisnis. Dampak yang nyata dirasakan pada pemrosesan data yang mengalami perubahan dari sistem manual digantikan oleh komputer. Pemanfaatan teknologi informasi oleh para pemakai makin memudahkan dalam melakukan pekerjaannya. Sebagai contoh adalah pemanfaatan teknologi informasi untuk melaksanakan sejumlah pekerjaan audit yang harus dilakukan oleh seorang auditor. Ada tiga pendekatan dan teknik audit yaitu Auditing around the computer, Auditing through the computer, dan Auditing with the computer. Dengan teknologi terkomputerisasi penuh dapat melaksanakan pemutakhiran harian file transaksi, keluaran, dan file dalam bentuk format terbaca mesin, seperti pita dan disk. Jadi semua memberikan kesempatan kepada auditor untuk menggunakan komputer dalam melaksanakan auditnya. Oleh karena itu auditor dituntut juga untuk menguasai dibidang software, hardware, maupun brainware yang merupakan perangkat keras dan perangkat lunak komputer. Kata Kunci : Teknologi, Informasi, Akuntansi, Auditing PENDAHULUAN Perkembangan teknologi informasi mempunyai dampak yang sangat signifikan terhadap sistem informasi akuntansi dalam suatu organisasi bisnis. Dampak yang nyata dirasakan adalah pemrosesan data yang mengalami perubahan dari sistem manual digantikan oleh komputer sebagai alat pemrosesan data. Organisasi menggantungkan diri pada sistem informasi untuk mempertahankan kemampuan berkompetisi. Informasi pada dasarnya adalah sumberdaya seperti halnya pabrik dan peralatan. Produktivitas, sebagai suatu hal yang penting agar tetap kompetitif, dapat ditingkatkan melalui sistem informasi yang lebih baik. Akuntansi, sebagai suatu sistem informasi, mengidentifikasikan, mengumpulkan, dan mengkomunikasikan informasi ekonomik mengenai suatu badan usaha kepada berbagai pihak. Sistem informasi akuntansi berbasis komputer dirancang untuk mengubah data akuntansi menjadi informasi. Atau merupakan sebuah rangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan dan diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada para pemakai. Informasi adalah salah satu sumber daya bisnis yang vital untuk kelangsungan dan kontinuitas hidup perusahaan. Dalam dunia bisnis, informasi dapat berasal dari intern maupun ekstern perusahaan. Setiap saat informasi diperlukan baik oleh manajemen maupun pengguna lainnya dalam rangka untuk pengambilan keputusan. Pemakai informasi akuntansi dapat dibagi dalam dua kelompok besar yaitu BUDIASIH, DAMPAK PERKEMBANGAN.. 117

2 ekstern dan intern. Pemakai ekstern mencakup pemegang saham, investor, kreditur, pemerintah, pelanggan, dan pemasok, pesaing, serikat pekerja dan masyarakat secara keseluruhan. Pemakai ekstern menerima dan tergantung pada beragam keluaran dari sistem informasi akuntansi suatu organisasi. Sebagian keluaran ini bersifat rutin, seperti transaksi hutang dagang dengan pemasok, membutuhkan keluaran seperti pesanan pembelian dan cek dari SIA organisasi yang bersangkutan. Pelanggan menerima tagihan dan kemudian melakukan pembayaran, yang diproses dalam SIA. Karyawan menerima pembayaran gaji dan data yang berhubungan; pemegang saham menerima cek deviden dan informasi rutin mengenai transaksi saham. Pemakai informasi intern terutama para manajer, kebutuhannya bervariasi tergantung pada tingkatannya dalam organisasi atau terhadap fungsi yang mereka jalankan. Gambar 1 menyajikan karakteristik informasi yang relevan terhadap manajer tingkat bawah, menengah dan atas dalam organisasi. Karakteristik informasi Manajer Tingkat Bawah Pengendalian Operasional Manajer Tingkat Menengah Pengendalian Managemen Manajer Tingkat Atas Pengendalian Strategis Sumber Sebagian besar - Eksternal Bidang Harus jelas Sempit - Eksternal Tingkatan dari Pengumpulan terperinci - Kumpuilan Jangka Waktu Historis - Akan datang Tepat waktu Sangat Tepat Waktu - Cukup lama Ketepatan yang diharuskan Tinggi - Rendah Frekuensi Penggunaan Sangat sering - Jarang Gambar 1. Kualitas Informasi Manajer tingkat atas umumnya berkepentingan terhadap perencanaan dan pengendalian strategis jangka panjang. Laporan akuntansi kepada manajemen tingkat atas berisi ikhtisar dan garis besar masalah seperti total penjualan kuartalan berdasarkan lini produk atau divisi. Manajer tingkat menengah membutuhkan yang lebih rinci, seperti penjualan harian atau mingguan berdasarkan lini produk, karena lingkup pengendalian mereka lebih sempit. Manajer tingkat bawah umumnya menerima informasi yang relevan pada sub unit tertentu, seperti total penjualan departemen X. Karyawan di tingkat yang lebih rendah, seperti klerk, memproses data transaksi penjualan dan penggajian, yang dengan demikian, secara konstan akan berhubungan dengan data rinciannya. Pembuatan informasi yang berguna dibatasi oleh lingkungan SIA dan struktur manfaat dan biaya yang melekat pada keputusan pemakai. Ketidakpastian lingkungan dimana informasi dikembangkan dan disajikan menyebabkan dibutuhkannya estimasi dan penyesuaian. Tidak ada sistem informasi yang dapat menghindari segi-segi praktis penyajian informasi. Jika biaya pembuatan informasi lebih besar dari kegunaannya bagi pemakai, maka tidak praktis untuk menyajikan informasi tersebut. 118 JURNAL EKONOMI & BISNIS NO. 3, Jilid 7, Tahun 2002

3 AKUNTANSI DAN TEKNOLOGI IN- FORMASI Auditor dalam melaksanakan pekerjaannya sebenarnya melakukan pemeriksaan terhadap data yang telah diproses oleh manajemen. Karena auditor memeriksa data, dan data yang diperiksa tidak hanya sekedar data, akan tetapi data untuk memeriksa laporan keuangan juga harus diperiksa. Sehingga pekerjaan auditor dalam komputer yang biasa dikenal dengan audit dalam lingkungan electric data processing, memerlukan keahlian khusus baik dibidang hardware, software maupun brainware yang merupakan perangkat keras ataupun lunak dari komputer. Sebagaimana dalam lingkungan manual, auditor dalam pemeriksaan juga mencakup pengujian terhadap pengendalian dan saldo akun. Khususnya pengujian pengendalian auditor, harus melakukan pengujian baik pengujian umum ataupun pengujian akuntansi. Pengujian umum, adalah pengujiian terhadap pengendalian yang berhubungan dengan semua aktivitas yang melibatkan sistem informasi dan sumber daya informasi akuntansi perusahaan yang meliputi lingkungan pengendalian, penilaian resiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi serta monitoring. Sedangkan pengendalian akuntansi adalah pengujian terhadap pengendalain yang berhubungan dengan tugas atau transaksi akuntansi. Pendekatan dan Teknik Audit Proses auditing sistem informasi dengan sistem manual pada dasarnya adalah sama, yang membedakan adalah auditing manual tidak menggunakan komputer, sedangkan auditing sistem informasi didalam pemrosesan transaksi menggunakan alat bantu komputer yaitu dalam magnetic disk atau disk. Sebagai akibatnya terdapat beberapa pendekatan untuk melakukan audit dimana pemrosesan datanya menggunakan alat bantu komputer. Ada tiga pendekatan utama terhadap auditing berdasarkan komputer, yaitu: 1. Auditing Around the Computer Auditing Around the Computer yaitu audit terhadap suatu penyelenggaraan sistem informasi berbasis komputer tanpa menggunakan kemampuan dari peralatan itu sendiri. Audit terjadi sebelum dilakukan pemeriksaan secara langsung terhadap data ataupun program yang ada didalam program itu sendiri. Pendekatan ini memfokuskan pada input dan output, sehingga tidak perlu memperhatikan pemrosesan komputer karena pada prinsipnya input yang benar akan menghasilkan output yang benar, sehingga asumsi yang digunakan oleh auditor, jika dalam memeriksa output menunjukkan hasil yang benar dari seperangkat input pada sistem pemrosesan, maka operasi pemrosesan transaksi dianggap benar. Audit dengan pendekatan ini dapat diterapkan dalam kondisi jejak audit lengkap dan dapat dilihat, proses operasi secara relatif langsung, tidak sulit dan volume transaksi yang rendah dan dokumentasi lengkap. Teknik kunci yang digunakan dalam pendekatan ini adalah penelusuran transaksi terpilih mulai dari dokumen sumber sampai ke perkiraan dan laporan ikhtisar dan sebaliknya. Karena teknik ini mengabaikan komputer dan diturunkan dari teknik umum yang digunakan dalam mengaudit sistem manual, maka auditor tidak membutuhkan pengetahuan tambahan untuk menerapkannya. Untuk menerapkan teknik ini, pertama auditor meninjau dan menguji pengendalian masukan, seperti penomoran dokumen. Kemudian dia secara manual menghitung hasil yang diharapkan dari pemrosesan kelompok transaksi terpilih tersebut. Akhirnya auditor membandingkan hasil sesungguhnya, seperti yang diperlihatkan dalam laporan ikhtisar yang mencerminkan saldo perkiraan dengan hasil yang dihitung secara manual. BUDIASIH, DAMPAK PERKEMBANGAN.. 119

4 Gambar 2 berikut memperagakan inti pendekatan ini. Pemrosesan normal Induk Transaks i Biasa Operasi Pemrosesan Biasa Laporan Dokumen, Daftar register, Laporan Pengujian Pembandinga n oleh Auditor Audit Transaks i Terpilih Hasil yang Ditentukan sebelumny a Gambar 2. Auditing Around the Computer Pendekatan Auditing Around the Computer dapat diterapkan dengan layak hanya jika dua kondisi dibawah ini terpenuhi, yaitu : a. Jejak audit yang lengkap dan terlihat diselenggarakan. Dokumen sumber dan buku harian harus tersedia. Juga acuan pada setiap transaksi harus dicatat pada buku harian, buku besar, dan laporan ikhtisar: acuan ini sebaiknya mencakup nomor dokumen dan identifikasi lain yang mengaitkan kembali ke transaksi sebelumnya yang mempengaruhi perkiraan yang sama. b. Dokumentasi yang lengkap, seperti bagan arus sistem, tata letak file, dan manual program, tersedia bagi auditor. Kedua kondisi ini paling mungkin ditemukan dalam sistem yang melibatkan operasi pemrosesan tumpuk yang independen. Dokumen sumber digunakan hampir seragam dalam aplikasi semacam itu. Keunggulan utama dari pendekatan Auditing Around the Computer adalah mudah diterapkan, ekonomis, dan tidak membutuhkan pengetahuan komputer. Kelemahan utamanya ialah bahwa pendekatan ini tidak memungkinkan diambilnya kesimpulan yang mantap tentang bagaimana program pemrosesan menangani data yang salah. Sebagai contoh, pendekatan ini tidak menunjukkan bagaimana program hutang usaha akan memproses selembar faktur dari pemasok fiktif. Jadi, pendekatan tersebut tidak mengungkapkan kelemahan yang mungkin dalam pengecakan terprogram. 1. Auditing Through the Computer Auditng Through the computer yaitu audit terhadap suatu penyelenggaraan sistem informasi berbasis komputer dengan menggunakan fasilitas komputer yang sama dengan yang digunakan dalam pemrosesan data. Pendekatan ini dapat menggunakan perangkat lunak dalam bentuk specialized audit software (SAS) dan generalized audit software (GAS). Tujuan audit dengan pendekatan ini adalah memeriksa kebenaran software aplikasi yang digunakan. Kebenaran ini dapat berupa kebenaran perhitungan dan memastikan keandalan kendali-kendali aplikasi yang terdapat pada program aplikasi. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa jika sistem pemrosesan ternyata 120 JURNAL EKONOMI & BISNIS NO. 3, Jilid 7, Tahun 2002

5 mengandung pengendalian yang memadai, maka kesalahan dan penyimpangan tidak mungkin luput dari pendeteksian, akibatnya keluaran secara layak dapat diterima sebagai andal. Pendekatan Auditing Through the Computer harus digunakan bila pendekatan Auditing Around the Computer tidak cocok atau tidak mencukupi. Jadi, pendekatan ini harus diterapkan bila pemrosesan komputer rumit dan/atau melibatkan banyak file, bila jejak audit terpecah atau kabur, atau bila dokumentasinya buruk. Pendekatan ini dapat diterapkan bersama-sama dengan pendekatan Auditing Around the Computer untuk memberikan kepastian yang lebih besar kecuali jika biaya pendekatan gabungan tersebut lebih besar ketimbang manfaat tambahan yang diterima. Pendekatan Auditing Through the Computer melingkupi segugusan teknik. Termasuk dalam gugusan ini adalah data uji, fasilitas pengujian terpadu, simulasi paralel dan teknik modul audit terpasang. Teknik Data Uji Teknik yang paling umum bagi auditing melalui komputer adalah teknik data uji. Teknik ini langsung memeriksa sistem pemrosesan dengan menggunakan transaksi uji. Pada umumnya pendekatan ini menguji kemampuan satu atau lebih program aplikasi untuk memroses data secara benar dan untuk mendeteksi kesalahan serta penyimpangan yang mungkin dalam data transaksi. Gambar 3 berikut ini membedakan teknik data uji, yang menggambarkan pendekatan Auditing Through the Computer dengan pendekatan Audit Around the Computer yang dibahas sebelumnya. Pemrosesan normal Induk Transaks i Biasa Operasi Pemrosesan Biasa Laporan Dokumen, Daftar register, Laporan Pengujian Audit Induk Transaks i Pengujia Operasi Pemrosesan Audit Laporan Hasil Ikhtisar dari Pengujian Pembandingan oleh Auditor Hasil yang Ditentukan sebelumnya Gambar 3. Auditing Through the Computer BUDIASIH, DAMPAK PERKEMBANGAN.. 121

6 Kode penguji an 1 Kondisi yang sedang diuji Transaksi sahih Nomor Karyawan (1) Nama karyawan (2) John Nomor departemen (3) 1 Jam kerja (4) 40,0 Hasil yang diharapkan $200 gaji kotor $7800 penghasilan tahun sampai tanggal ini 2 Digit pengecekan tidak sahih Charles 1 40,0 3 Tidak berurut dalam field (1) Steve 1 40,0 4 Komposisi yang tidak sahih dalam field (2) Rodney 1 40,0 5 Hubungan yang tidak sahih antara field (1) dan (3) Paul 2 40,0 6 Melebihi batas dalam field (4) Krause 2 60,0 7 Tidak cocok induk dengan field dalam field (1) Sherman 2 40,0 Karyawan mempunyai digit pengecekan yang tidak sahih Karyawan tidak berurut Karyawan mempunyai karakter tidak sahih dalam field nama Karyawan tidak sesuai dengan departemennya Karyawan melebihi jam kerja yang diizinkan Karyawan mempunyai nomor karyawan yang tidak sahih Kode penjelasan a b c d e f Pesan Laporan Angka pengecekan dihitung oleh komputer sebesar 7. a. Nomor karyawan harus disusun berurut. b. Hanya karakter alfabetik yang harus ada dalam field nama. c. Digit paling kiri nomor karyawan harus sesuai dengan nomor departemen. d. Batas maksimum 56 jam kerja telah ditetapkan. e. Tidak ditemukan record induk dengan nomor dalam file induk. Gambar 4. Transaksi Uji Dan hasil Yang diharapkan untuk Pengujian Program gaji Sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 3 di atas, transaksi uji dimasukkan untuk diproses oleh salah satu program aplikasi perusahaan. Umumnya transaksi itu dimasukkan dari sebuah pita atau disk magnetik, kendati secara alternatif bisa juga dimasukkan melalui sebuah terminal. Karena yang dipilih adalah aplikasi yang khas. Maka data itu pertama kali akan diedit dan kemudian dipro- 122 JURNAL EKONOMI & BISNIS NO. 3, Jilid 7, Tahun 2002

7 ses untuk memutakhirkan file induk. Hasil operasi pengujian pemrosesan tampak dalam bentuk data tercetak pada ikhtisar keluaran rutin (misalnya, register gaji mingguan) dan kesalahan transaksi yang didaftar pada suatu laporan penyimpangan. Data ikhtisar keluaran dan kesalahan yang ditemukan sebenarnya diperoleh dari operasi pengujian dan kemudian dibandingkan dengan hasil yang diharapkan auditor. Perbandingan ini dapat dilaksanakan secara manual atau secara otomatis oleh sistem komputer. Gambar 4 di atas adalah contoh beberapa transaksi uji yang disiapkan oleh auditor untuk pengujian aplikasi gaji. Lembaran ini juga menunjukkan hasil yang diharapkan auditor. Dibawah lembar tersebut tampak laporan penyimpangan yang mencerminkan kesalahan yang ditemukan. antara hasil yang diharapkan dan hasil sesungguhnya akan menunjukkan kelemahan pengendalian. Kondisi berikut ini harus dipenuhi agar teknik data uji menjadi efektif, yaitu : 1. Transaksi uji, umumnya disiapkan oleh auditor harus mencakup data sahih dan tidak sahih. Data yang tidak sahih harus lengkap, dalam arti data itu menguji setiap kemungkinan kesalahan masukan, kesalahan pemrosesan logis, dan ketidakpastian. Data hipotetis harus digunakan, bukan data sesungguhnya agar memungkinkan auditor memasukkan semua kemungkinan pengujian yang dianggap perlu. Lebih baik lagi jika auditor menggunakan pembangkit data uji (test data generator), yaitu suatu paket perangkat lunak kegunaan dari pemasok perangkat lunak, guna membantunya mengembangkan data uji yang diinginkan. 2. induk pengujian, atau salinan file induk sesungguhnya, harus digunakan selama pengujian. Jika tidak, record file sesungguhnya mungkin terkontaminasi oleh data uji. 3. Auditor harus menjalankan pengendalian yang ketat atas prosedur pengujian guna mempertahankan independensi. Dia harus mengamatai pemrosesan yang dilakukan oleh operator komputer setelah secara pribadi menyerahkan transaksi ujian. Apabila pengujiannya telah selesai, auditor harus segera mendapatkan keluaran tercetak. Juga harus memastikan bahwa program yang digunakan identik dengan program produksi yang digunakan dalam pelaksanaan pemrosesan biasa. Untuk memastikan bahwa operator komputer tidak menyelipkan suatu ringer auditor bisa menjadwalkan pelaksanaan pengujian secara tiba-tiba, segera setelah program tersebut telah digunakan dalam pelaksanaan pemrosesan yang dijadwalkan. Apabila prosedur ini kurang tepat, dia dapat menyalin program produksi, dan kemudian mengamati operator yang melaksanakan pengujian data tadi dengan duplikat ini. Sebagai suatu teknik yang membentuk pendekatan Auditing through the Computer, teknik data uji terbukti bermanfaat. Pendekatan ini memberikan bukti konkret mengenai keandalan, yang dengannya program komputer sebuah perusahaan menyaring dan memroses data transaksi. Penggunaannya memerlukan keahlian komputer minimal bagi pihak auditor. Selanjutnya, pendekatan ini dapat dilaksanakan tanpa mencampuri kegiatan pemrosesan data rutin perusahaan. Meskipun demikian. Tenik ini mempunyai beberapa keterbatasan, yaitu: 1. Dalam merencanakan transaksi ujian, aditor sangat mungkin melupakan beberapa kondisi tertentu yang membutuhkan pengujian. Hal ini khususnya mungkin terjadi jika sistem pemrosesan yang sedang BUDIASIH, DAMPAK PERKEMBANGAN.. 123

8 diuji dan kondisi kesalahan yang mungkin, jumlahnya besar. 2. Data uji bisa sangat mahal dan memakan waktu dalam pengembangannya, khususnya dalam hal program sering mengalami perubahan. 3. Teknik tersebut statis karena berfokus pada titik waktu tunggal dan tidak memberikan hasil yang berkesinambungan. Oleh karena program cenderung sering berubah, maka hasil yang diperoleh cepat menjadi usang. 4. Menyelenggarakan pengendalian yang memadai atas pemrosesan seirng dirintangi oleh ketidakpastian. Misalnya, seorang operator komputer yang ahli mungkin mampu menukar program tanpa dideteksi oleh seorang auditor yang baru saja melek komputer. 5. Teknik ini berfokus pada aplikasi individual, dengan demikian, cenderung tidak memberikan pengujian yang komprehensif atas keseluruhan rangkaian sistem pemrosesan transaksi. 6. Teknik ini tidak dapat dengan mudah digunakan dalam sistem pemrosesan on-line. Akibatnya tidak hanya data uji menjadi tercampur dengan data hidup pada file on-line, tetapi tanggapan yang tidak diinginkan pun bisa muncul. Misalnya, barang-barang bisa dikrimkan atas dasar transaksi penjualan yang digunakan sebagai data uji. Keterbatasan yang kelima di atas dapat ditanggulangi dengan variasi teknik data uji. Base Case System terdiri dari seperangkat transaksi uji komprehensif yang menampung semua sistem pemrosesan transaksi. Sekalipun mampu memberikan sarana untuk menilai keandalan pemrosesan dari keseluruhan sistem, namun penyusunan base case system sangat mahal. Dalam sebagian besar hal mungkin hal ini hanya layak disusun sebagai produk sampingan dari pengujian sistem selama pengembangan awal sistem informasi. Teknik Fasilitas Pengujian Terpadu (Integrated Test Facility/ITF) ITF yang dikenal juga sebagai teknik perusahaan mini, adalah perluasan teknik data uji. Teknik ini melibatkan pemasukan data terpadu; yaitu transaksi uji dimasukkan ke dalam sistem pemrosesan komputer bersamaan dengan transaksi hidup (sesungguhnya). Karena data ini diproses dengan program yang sama, maka transaksi uji mengalami langkah pemrosesan yang sama seperti transaksi hidup. Akan tetapi, transaksi uji diidentifikasikan pada program dengan suatu kode, sehingga hasil pemrosesannya disimpan dalam suatu fasilitas pengujian khusus. Fasilitas pengujian, yang ditetapkan oleh auditor, terdiridari file-file berskala kecil (yakni, perusahaan mini). Setiap file terdiri-dari record beberapa pelanggan, pemasok, produk, atau kesatuan fiktif lain yang terlibat dalam beberapa aplikasi. Auditor memperoleh hasil cetakan record fasilitas pengujian dan hasil-hasil pengujian. Dengan membandingkan hasil cetakan ini dengan hasil yang ditentukan sebelumnya, auditor dapat mengevaluasi seberapa benar program aplikasi memproses transaksi dan seberapa efektif mendeteksi kesalahan. Gambar 5 dibawah ini memperlihatkan ciri-ciri kunci teknik ITF. 124 JURNAL EKONOMI & BISNIS NO. 3, Jilid 7, Tahun 2002

9 Transaksi hidup induk hidup Pemasukan online melalui terminal Laporan dan keluaran lain Ke pemakai Sistem pemrosesan komputer Pengujian transaksi Hasil berdasarkan data uji Pemasukan online melalui terminal ITF Hasil yang ditentukan sebelumnya Pembandingan oleh auditor Gambar 5. Teknik Fasilitas Pengujian Terpadu Keunggulan-keunggulan teknik ITF adalah : 1. Memungkinkan transaksi uji mensimulasi transaksi hidup lebih dekat, karena transaksi uji ini dimasukkan secara acak dan berkesinambungan sepanjang tahun. Oleh karena transaksi uji ini diproses bersama-sama dengan transaksi hidup, maka auditor tidak sangsi lagi bahwa program produksilah yang melaksanakan pemrosesan itu. Dengan adanya ciri berkesinambungan ini, perubahan pada program aplikasi diuji langsung apabila sudah berjalan. 2. Teknik ini sangat cocok untuk sistem pemrosesan on-line maupun untuk pemrosesan tumpuk. Melalui fasilitas pengujian, transaksi uji tetap dipisahkan dari file on-line hidup. Sebab itu, trnsaksi uji ini tidak mencemari file hidup atau mengakibatkan inakurasi dalam total buku besar. 3. Memungkinkan berbagai aplikasi diuji tanpa lebih banyak upaya daripada yang diperlukan untuk aplikasi tunggal. Dengan demikian, teknik ini mempertinggi evaluasi sistem pemrosesan secara keseluruhan dan pengendalian yang terkait. Disamping keunggulan di atas, teknik ITF mempunyai kelemahan yang signifikan, yaitu : 1. Meskipun biaya yang berkelanjutan tidak begitu tinggi, namun biaya perencanaan awal transaksi uji adalah tinggi. 2. Kode yang diperlukan untuk program aplikasi guna mengenal transaksi uji menimbulkan ketidakpastian. Adalah mungkin, misalnya kalau ada karyawan programer yang tidak jujur menambahkan instruksi pada pro- BUDIASIH, DAMPAK PERKEMBANGAN.. 125

10 gram aplikasi itu, sehingga program tersebut memproses transaksi uji dengan cara yang berbeda dari transaksi hidup. Sebab itu kesahihan pemrosesan selalu diragukan. Teknik Simulasi Paralel (Paralel Simulation Technique) Teknik ini dikenal juga sebagai teknik model simulasi audit, mensimulasi pemrosesan yang dilaksanakan oleh perusahaan yang sedang diaudit. Simulasi ini memanfaatkan program yang diciptakan oleh auditor, yang sebenarnya adalah suatu model dari salah satu program aplikasi produksi atau lebih yang digunakan secara rutin. Gambar 6 berikut ini menyajikan ciri-ciri kunci simulasi paralel : Data transak si Pemrosesan awal dengan program produksi hidup Pemrosesan Paralel dengan program simulasi Dihasilkan selama operasi rutin perusahaan Laporan sesungguhnya utk manajemen Laporan simulasi Dihasilkan selama pengujian auditor Pembandingan oleh auditor Gambar 6. Teknik Simulasi Paralel Setelah mengembangkan program simulasi, auditor memasukkan data yang sama yang diproses sebelumnya oleh perusahaan itu. Kemudian data sesungguhnya ini diproses oleh program simulasi tersebut terhadap file induk sesungguhnya yang dimiliki perusahaan. Laporan yang dihasilkan oleh pemrosesan rutin perusahaan atas data yang sama. Perbedaan antara laporan tersebut menunjukkan bahwa program produksi tidak memproses data sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Oleh karenanya teknik simulasi paralel memeriksa akurasi pemrosesan dari program aplikasi. Disamping itu, teknik simulasi memungkinkan pensahihan keluaran sesungguhnya dari aplikasi sebuah perusahaan. Jadi, teknik ini cocok untuk pengujian substantif maupun untuk pengujian ketaatan. Teknik simulasi paralel mempunyai kelemahan besar yang menghambat penggunaannya secara luas atau komprehensif. Mengembangkan program simulasi mungkin merupakan upaya yang memakan waktu dan mahal. Lebih-lebih lagi, hanya auditor yang mempunyai keahlian komputer yang cukup kompeten untuk melaksanakan upaya itu. Bahkan seorang auditor yang berpengalaman sekalipun sering mendapat kesulitan dalam menelusuri perbedaan dalam program tersebut. Akibatnya, teknik ini biasanya dibatasi pada segmen kunci program. 126 JURNAL EKONOMI & BISNIS NO. 3, Jilid 7, Tahun 2002

11 Teknik Modul Audit Terpasang (Embedded Audit Module ) Modul audit terpasang adalah suatu segmen atau modul terprogram yang disiapkan ke dalam program aplikasi untuk memantau dan menghimpun data untuk tujuan audit. Gambar 7 berikut ini memperagakan teknik penggunaan yang paling umum dari modul ini. Pada saat transaksi memasuki komputer, transaksi diedit dan diproses dengan program aplikasi yang tepat. Pada saat yang sama, transaksi dicek oleh modul audit yang terpasang di dalam program. Apabila suatu transaksi memenuhi kondisi tertentu, maka transaksi itu dipilih oleh modul bersangkutan dan disalin pada log audit. Pada selang waktu periodik, isi log itu dicetak untuk ditinjau dan diselidiki oleh aditor. Transaksi hidup Program aplikasi Modul Audit Pemasukan online melalui terminal Laporan dan keluaran lain Ke pemakai Sistem pemrosesan Laporan audit Ke auditor induk Log audit Gambar 7. Teknik Modul Audit Terpasang Teknik modul audit terpasang cocok terutama untuk pengujian ketaatan atas sistem pemrosesan on-line. Ini memungkinkan data mengenai transaksi yang penting untuk audit mudah diperoleh, bahkan sekalipun jejak audit agak kabur. Selanjutnya, teknik ini memungkinkan semua pemrosesan dipantau, walaupun tidak berkaitan langsung dengan transaksi individual. Upaya yang tidak berwenang untuk mengakses suatu file induk, untuk memasukkan data transaksi yang palsu, atau untuk membatalkan parameter pemrosesan (misalnya, harga dalam program penagihan) bisa dideteksi dan dicatat. Beberapa kesulitan dan kelemahan teknik modul audit terpasang, adalah : a. Waktu tambahan diperlukan untuk memproses transaksi, karena semua instruksi program dalam modul harus dilaksanakan untuk setiap transaksi. b. Perancangan dan implementasi modul bisa mahal, khususnya jika modul tersebut ditambahkan setelah program aplikasi sudah ada. BUDIASIH, DAMPAK PERKEMBANGAN.. 127

12 c. Waktu tambahan diperlukan untuk memproses transaksi, karena semua instruksi program dalam modul harus dilaksanakan untuk setiap transaksi. d. Kriteria pemilihan transaksi untuk tinjauan audit harus ditetapkan secara seksama oleh auditor. Teknik audit terpasang mempunyai beberapa manfaat dalam situasi audit tertentu, yaitu : a. Dalam pemberitahuan waktu nyata, transaksi terpilih atau akses yang terdeteksi diperagakan pada sebuah terminal auditor pada saat ditangkap oleh modul audit. b. Dalam pelabelan modul audit melabeli transaksi dengan petunjuk khusus, sehingga data mengenai pemrosesan bisa dikumpulkan. c. Dalam snapshotting modul audit menangkap isi bidang penyimpanan primer pada titi-titik terpilih dalam pemrosesan transaksi terpilih oleh program aplikasi bersangkutan. Snapshot membantu auditor menemukan kesalahan dalam logika program. d. Dalam penelusuran, suatu kegunaan sistem perangkat lunak menangkap jejak yang lengkap dari perintah yang dilaksanakan selama pemrosesan transaksi terpilih. Penelusuran juga membantu auditor menemukan kesalahan pemrograman dan memahami fungsi program aplikasi secar terinci. 2. Auditing With the Computer Auditing With the Computer yaitu audit terhadap suatu penyelenggaraan sistem informasi berbasis komputer dengan menggunakan komputer yang telah dilengkapi dengan software yang dapat membantu auditor untuk menghasilkan output yang digunakan dalam proses audit. Jenis audit ini menggunakan software audit, yang akan membantu auditor dalam mengumpulkan dan mengevaluasi data yang sebagian besar berupa data eletronik. Salah satu software ini adalah tehnik audit berbantuan komputer (computer assisted techniques/caats). Dengan pendekatan ini audit memfokuskan secara langsung pada tahap pemrosesan, pengeditan dan pemrograman. Audit with the computer dapat diterangkan sekaligus sebagai perangkat lunak audit yaitu program komputer yang digunakan oleh auditor untuk membantu pengujian dan evaluasi keandalan record dan file sebuah perusahaan. Perangkat lunak audit dapat digolongkan sebagai terspesialisasi dan tergeneralisasi. Perangkat lunak audit terspesialisasi adalah satu atau lebih program khusus yang dirancang oleh auditor agar sesuai dengan situasi audit tertentu. Perangkat lunak jenis ini jarang digunakan, karena penyiapannya memakan waktu serta mahal, dan diperlukan keahlian komputer yang sangat besar pada pihak auditor. Sedangkan perangkat lunak audit tergeneralisasi (Generalized Audit Software=GAS) adalah seperangkat program yang dapat diterapkan pada berbagai perusahaan dan situasi audit. GAS biasanya dikembangkan oleh perusahaan perangkat lunak, pabrikan komputer, atau kantor akuntan publik sebagai suatu paket. Dengan demikian, auditor pemakai tidak perlu memiliki pengetahuan dalam pemrograman. Paket GAS biasanya dirancang agar mudah digunakan dan disesuaikan dengan bahasa dan kebutuhan auditor. Pemrosesan dengan paket GAS umumnya melibatkan sejumlah operasi. Operasi pertama adalah menarik data dari file induk dan file transaksi serta menyimpan data itu pada file kerja audit. Semua operasi selanjutnya menarik data di dalam file kerja audit. Jumlah dan jenis operasi berikutnya bergantung pada berbagai fungsi yang ditetapkan dalam program audit. Setelah menerima keluaran dari operator komputer, maka kerja auditor telah dimulai. Sampel item data yang dipilih dan dimasukkan daftar harus ditinjau dan dievalusi, ikhtisarnya harus dite- 128 JURNAL EKONOMI & BISNIS NO. 3, Jilid 7, Tahun 2002

13 laah, konfirmasi dan jawabannya harus dikirimkan total-totalnya harus diperiksa terhadap perkiraan buku besar, dan seterusnya. Jadi paket GAS tidak dapat menghilangkan kebutuhan akan pengalaman dan penilaian profesional pada pihak auditor. Gambar 8 berikut ini mengilustrasikan fungsi paket GAS tersebut bersama-sama dengan masukan dan keluaran khasnya. iduk induk transak si Kartu pengendalian dan spesialisasi Operasi komputer yang melibatkan fungsi audit seperti : Menarik data dari file Menghitung dengan data Melaksanakan pembandingan data Mengikhtisarkan data Menganalisis data Menyusun kembali data Memilih sampel item data untuk pengujian Mendapatkan data statistis Mencetak permintaan konfirmasi, analisis, dan keluaran lain Permintaan konfirmasi Daftar Sampel item data Laporan Analisis Total pengendali Laporan penyimpangan Paket GAS Gambar 8. Aplikasi Paket Perangkat Lunak Audit Tergeneralisasi PENUTUP Perkembangan teknologi informasi mempunyai dampak yang signifikan terhadap sistem informasi akuntansi, yang telah berpengaruh terhadap pemrosesan transaksi suatu perusahaan, dimana pemrosesan tersebut dilakukan dengan alat bantu komputer. Sistem informasi berbasis komputer merupakan sekelompok perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk mengubah data menjadi informasi yang bermanfaat. Informasi adalah salah satu sumber bisnis yang vital untuk kelangsungan dan kontinuitas hidup organisasi bisnis atau yang lebih dikenal dengan sebutan perusahaan. Setiap saat informasi diperlukan baik oleh manajemen maupun pengguna lainnya dalam rangka untuk pengambilan keputusan. Pemanfaatan teknologi informasi oleh para pemakai makin memudahkan dalam melakukan pekerjaannya, seperti mengubah data akuntansi menjadi informasi dan juga pekerjaan atau kegiatan lainnya. Auditng merupakan profesi dalam i bidang akuntansi dan seperti halnya profesi lain, ia dinamis dan tidak statis. Ia akan berkembang dan menyesuaikan dirinya dengan kebutuhan pemakai dari profesi tersebut. Oleh karena itu auditor juga dituntut, tidak saja ahli dalam bidang pengauditan, tetapi juga harus mengembangkan keahliannya sebagai expert sys- BUDIASIH, DAMPAK PERKEMBANGAN.. 129

14 tem yang dapat memahami sistem informasi akuntansi. Sehingga auditor diharapkan mempunyai peran lebih dalam lingkungan teknologi informasi, dan lebih unggul dalam menghadapi kompetisi dengan ahli yang lain. Ada tiga pendekatan dan teknik audit dimana pemrosesan datanya menggunakan alat bantu komputer, yaitu Auditing around the computer, Audit through the computer, dan Audit with computer. Dari ketiga pendekatan tersebut, masing-masing mempunyai keunggulan dan kelemahan. Oleh karena itu dalam penerapannya harus disesuaikan dengan kondisi yang ada. DAFTAR PUSTAKA Arens Alvin A. Loebecke James K Auditing Integrated approach. Eight Edition. Prentice Hall International. Inc. George H. Bodnar & William S. Hopwood Sistem Informasi Akuntansi. Buku Satu. Alih Bahasa Oleh Amir Abadi Yusuf. Salemba Empat. Jakarta. Joseph W.Wilkinson Sistem Akuntansi Dan Informasi. Edisi kedua. Alih Bahasa Oleh Marinus Sinaga dan Herman Wibowo. Penerbit Erlangga. Jakarta. 130 JURNAL EKONOMI & BISNIS NO. 3, Jilid 7, Tahun 2002

AUDIT SISTEM INFORMASI & PROSEDUR. DOSEN : Ir. I. JOKO DEWANTO., MM H. FEBRIANA HENDIONO, SE, MM

AUDIT SISTEM INFORMASI & PROSEDUR. DOSEN : Ir. I. JOKO DEWANTO., MM H. FEBRIANA HENDIONO, SE, MM AUDIT SISTEM INFORMASI & PROSEDUR DOSEN : Ir. I. JOKO DEWANTO., MM H. FEBRIANA HENDIONO, SE, MM Prosedur audit sistem informasi Dalam kegiatan auditing paling tidak mempunyai karakteristik sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem Informasi Manajemen berkepentingan dalam menyediakan sistem informasi yang menyeluruh dan terintegrasi untuk mengambil keputusan berbagai tingkatan

Lebih terperinci

ELEMEN DAN PROSEDUR GENERAL LEDGER BASED AIS

ELEMEN DAN PROSEDUR GENERAL LEDGER BASED AIS Modul ke: ELEMEN DAN PROSEDUR GENERAL LEDGER BASED AIS EKONOMI BISNIS Fakultas SIKLUS TRANSAKSI AKUNTANSI DAN PENGEMBANGAN SISTEM & TEKNIK DOKUMENTASI Sofyan Halim, SE., M.Ak. Program Studi AKUNTANSI http://www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu BAB II LANDASAN TEORITIS A. TEORI - TEORI 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas a. Sistem Informasi Akuntansi Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu memberikan

Lebih terperinci

TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER

TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER SA Seksi 327 TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER Sumber: PSA No. 59 PENDAHULUAN 01 Tujuan dan lingkup keseluruhan suatu audit tidak berubah bila audit dilaksanakan dalam suatu lingkungan sistem informasi

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KODE / SKS KK / 2 SKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KODE / SKS KK / 2 SKS SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KODE / SKS KK-013234 / 2 SKS Minggu ke Pokok Bahasan dan TIU 1. 1.Tinjauan Sekilas Sistem Informasi Akuntansi. TIU : Mahasiswa dapat memahami

Lebih terperinci

PENENTUAN RISIKO DAN PENGENDALIAN INTERN-PERTIMBANGAN DAN KARAKTERISTIK SISTEM INFORMASI KOMPUTER

PENENTUAN RISIKO DAN PENGENDALIAN INTERN-PERTIMBANGAN DAN KARAKTERISTIK SISTEM INFORMASI KOMPUTER SA Seksi 314 PENENTUAN RISIKO DAN PENGENDALIAN INTERN-PERTIMBANGAN DAN KARAKTERISTIK SISTEM INFORMASI KOMPUTER Sumber: PSA No. 60 PENDAHULUAN 01. Dalam Seksi 335 [PSA No. 57] Auditing dalam Lingkungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. teori-teori tersebut memiliki pengertian yang sama diantaranya adalah :

BAB II LANDASAN TEORI. teori-teori tersebut memiliki pengertian yang sama diantaranya adalah : BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sistem, Informasi, Akuntansi 1. Pengertian Sistem Definisi sistem banyak sekali ditemukan penulis, namun pada prinsipnya teori-teori tersebut memiliki pengertian yang

Lebih terperinci

TUGAS KELOMPOK SISTEM INFORMASI AKUNTANSI. BAB 11 - Pengauditan Sistem Informasi Berbasis Komputer

TUGAS KELOMPOK SISTEM INFORMASI AKUNTANSI. BAB 11 - Pengauditan Sistem Informasi Berbasis Komputer TUGAS KELOMPOK SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BAB 11 - Pengauditan Sistem Informasi Berbasis Komputer Disusun oleh : Ferry Gunawan (123160053) Elisabeth (123160046) Fatma Bin Syech Abubakar (123160052) FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu memberikan yang bermanfaat bagi para pemakainya.

Lebih terperinci

TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER

TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER Teknik Audit Berbantuan Komputer SA Seksi 327 TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER Sumber: PSA No. 59 PENDAHULUAN 01 Tujuan dan lingkup keseluruhan suatu audit tidak berubah bila audit dilaksanakan dalam suatu

Lebih terperinci

1. Mana di bawah ini yang bukan termasuk dalam kelompok pengendalian umum:

1. Mana di bawah ini yang bukan termasuk dalam kelompok pengendalian umum: Latihan Soal 1 1. Mana di bawah ini yang bukan termasuk dalam kelompok pengendalian umum: 1 a. Pengendalian organisasi. b. Pengendalian administrative. c. Pengendalian substantive d. Pengendalian hardware

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. 1. Husein dan Wibowo (2002:210) mendefinisikan bahwa

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. 1. Husein dan Wibowo (2002:210) mendefinisikan bahwa BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Sistem 2.1.1.1 Definisi Sistem Berikut ini definisi sistem dari beberapa pandangan ahli adalah sebagai berikut: 1. Husein dan Wibowo (2002:210) mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB VI AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

BAB VI AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER BAB VI AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER A. Sifat Audit Asosiasi akuntansi Amerika mendefinisikan auditing sebagai berikut : Auditing adalah sebuah proses sistemeatis untuk secara obyektif mendapatkan

Lebih terperinci

SISTEM LAYANAN PERBANKAN LEWAT TELEPON DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROSEDUR AUDIT PADA BANK X

SISTEM LAYANAN PERBANKAN LEWAT TELEPON DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROSEDUR AUDIT PADA BANK X JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 4 No. 1, April 2004 : 49 56 SISTEM LAYANAN PERBANKAN LEWAT TELEPON DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROSEDUR AUDIT PADA BANK X Oleh Fery Feriyanto Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Lebih terperinci

Sistem Informasi Akuntansi. 2/24/2012 Saiful Rahman Yuniarto, S.Sos, MAB 1

Sistem Informasi Akuntansi. 2/24/2012 Saiful Rahman Yuniarto, S.Sos, MAB 1 Sistem Informasi Akuntansi 2/24/2012 Saiful Rahman Yuniarto, S.Sos, MAB 1 Definisi Sistem Informasi Akuntansi Merupakan sistem pengumpulan data akuntansi yang menjelaskan kegiatan perusahaan dan mengubah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 1. Sistem Informasi Akuntansi Sistem informasi akuntansi terdiri dari tiga kata yang mempunyai arti tersendiri, apabila ketiga kata tersebut digabungkan akan membentuk suatu rumusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Sistem Nugroho Widjajanto (2001:2) mengartikan sistem sebagai sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI A-16 SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TUGAS 11 DosenPembimbing : Drs. Joseph Munthe, M.Si., Ak Disusun Oleh: Nama : Serly Oktaviani NPM : 115029 Kelas : A-2011 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI TRIDHARMA JalanP.H.Hasan

Lebih terperinci

BAB VI AUDIT PEMROSESAN DATA ELEKTRONIK (PDE)

BAB VI AUDIT PEMROSESAN DATA ELEKTRONIK (PDE) BAB VI AUDIT PEMROSESAN DATA ELEKTRONIK (PDE) A. Pengertian Secara sederhana komputer dapat diartikan sebagai seperangkat alat elektronik yang dapat dipakai untuk memproses data/fakta. Pemrosesan data

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Sistem Informasi Akuntansi Menurut Bodnar dan Hopwood (2005 : 1) Sistem merupakan kumpulan sumber daya yang berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan utama perusahaan

Lebih terperinci

AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER N. Tri Suswanto Saptadi 5/11/2016 nts/sia 1 Sifat Pemeriksaan Asosiasi akuntansi Amerika mendefinisikan auditing sebagai berikut : Auditing adalah sebuah proses

Lebih terperinci

RANGKUMAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BAB I IV

RANGKUMAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BAB I IV RANGKUMAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BAB I IV DIRANGKUM OLEH: ARYA SULISTYO KELAS 3DB11 NPM 31111224 DILARANG KERAS MENCOPY TANPA SEIZIN PENULIS.. soalnya udah capek-capek ngerangkum Bab I Mengenal Sistem

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM DAN ANALIS SISTEM & STRATEGI PENGEMBANGANNYA. Oleh : Arvian Triantoro

PENGEMBANGAN SISTEM DAN ANALIS SISTEM & STRATEGI PENGEMBANGANNYA. Oleh : Arvian Triantoro PENGEMBANGAN DAN ANALIS & STRATEGI PENGEMBANGANNYA Oleh : Arvian Triantoro Latar Belakang : Adanya perubahan kebutuhan pemakai atau bisnis Perubahan teknologi Peningkatan proses bisnis Keunggulan kompetitif

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Sistem Informasi Akuntansi Sistem merupakan kumpulan dari sub sistem atau komponen apapun baik fisik ataupun non fisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerjasama secara

Lebih terperinci

Konsep Dasar Audit Sistem Informasi

Konsep Dasar Audit Sistem Informasi Konsep Dasar Audit Sistem Informasi Sifat Pemeriksaan Asosiasi akuntansi Amerika mendefinisikan auditing sebagai berikut : Auditing adalah sebuah proses sistemeatis untuk secara obyektif mendapatkan dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Sistem Informasi Akuntansi Penyelenggaraan sistem akuntansi akan menyediakan informasi keuangan mengenai harta, kewajiban, dan modal perusahaan. Berdasarkan informasi-informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem dan Prosedur Pengertian system dan prosedur menurut Mulyadi (2001 : 5) adalah sebagai berikut: Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang, sedangkan Nafarin (2009: 9)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang, sedangkan Nafarin (2009: 9) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prosedur 1. Pengertian Prosedur Prosedur tidak hanya melibatkan aspek financial saja, tetapi aspek manajemen juga memiliki peranan penting. Prosedur merupakan rangkaian langkah

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI Modul ke: 02 Islamiah Fakultas Ekonomi dan Bisnis SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMROSESAN TRANSAKSI Kamil, SE., M.Ak. Program Studi Akuntansi SIKLUS AKUNTANSI Pengertian Siklus Akuntansi Siklus akuntansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Pengendalian Intern. Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Pengendalian Intern. Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua 11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pengendalian Intern 2.1.1. Pengertian Sistem Pengendalian Intern Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Tahap Penelitian Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan Pada tahap ini dikumpulkan informasi mengenai sistem pembelian dan pengelolaan persediaan

Lebih terperinci

Bab II LANDASAN TEORI

Bab II LANDASAN TEORI 5 Bab II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sistem Informasi Sistem informasi terdiri dari dua sistem dan informasi yang memiliki pengertian sendiri-sendiri. Berikut penjelasan mengenai pengertian dari tiaptiap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Auditing Menurut Alvin A. arens dan james K. Loebbecke (2003,1) pengertian auditing adalah sebagai berikut : Auditing adalah merupakan akumulasi dan evaluasi bukti

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood (1996:1)

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood (1996:1) BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood (1996:1) Sistem Informasi Akuntansi adalah : Kumpulan sumberdaya, seperti manusia dan peralatan,

Lebih terperinci

AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS

AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS TRANSAKSI YANG TERLIBAT PENJUALAN TUNAI - PENJUALAN - DISKON DAN RETUR - PENERIMAAN KAS PENJUALAN KREDIT - PENJUALAN - DISKON DAN RETUR - PENCATATAN PIUTANG -

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sistem akuntansi merupakan suatu alat yang sangat penting bagi manajemen dalam merencanakan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan organisasi perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 61 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Pada PT.Modern Putra Indonesia. Berikut ini sistem penjualan perusahaan yang akan dibahas oleh penulis adalah mengenai

Lebih terperinci

BUKTI AUDIT. Akuntansi Pemeriksan I. Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

BUKTI AUDIT. Akuntansi Pemeriksan I. Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA BUKTI AUDIT Akuntansi Pemeriksan I Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA Perbedaan Bukti audit dengan Bukti Hukum dan Ilmiah Karakteristik Bukti untuk Eksperimen Ilmiah, Kasus Hukum, dan Audit atas Laporan

Lebih terperinci

EVALUASI ATAS PROSEDUR PEMERIKSAAN OPERASIONAL DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN

EVALUASI ATAS PROSEDUR PEMERIKSAAN OPERASIONAL DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 4 No. 1, April 2004 : 75 96 EVALUASI ATAS PROSEDUR PEMERIKSAAN OPERASIONAL DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN Oleh Iriyadi Dosen Pada Sekolah

Lebih terperinci

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT SA Seksi 312 RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Sumber: PSA No. 25 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam mempertimbangkan risiko dan materialitas pada saat perencanaan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 14 BUKU BESAR DAN PELAPORAN

PERTEMUAN 14 BUKU BESAR DAN PELAPORAN PERTEMUAN 14 BUKU BESAR DAN PELAPORAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai Buku Besar dan Pelaporan. Anda harus mampu: 1. Menjelaskan konsep dasar buku besar dan pelaporan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi 1. Pengertian Sistem Dalam perusahaan suatu sistem dirancang untuk membantu kelancaran aktivitas kegiatan operasional perusahaan. Terdapat

Lebih terperinci

PERTEMUAN 17 PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

PERTEMUAN 17 PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERTEMUAN 17 PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai Pengembangan sistem informasi akuntansi. Anda harus mampu: Menjelaskan mengenai Pengembangan

Lebih terperinci

Lampiran Checklist Pengendalian Manajemen Operasional. 1 Apakah terhadap seluruh operasi komputer. telah dilakukan penjadwalan sehingga dapat

Lampiran Checklist Pengendalian Manajemen Operasional. 1 Apakah terhadap seluruh operasi komputer. telah dilakukan penjadwalan sehingga dapat L1 Lampiran Checklist Pengendalian Manajemen Operasional No. Pertanyaan Y T Keterangan 1 Apakah terhadap seluruh operasi komputer telah dilakukan penjadwalan sehingga dapat diselesaikan tepat waktu dan

Lebih terperinci

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 2 - PEDOMAN STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mendefinisikan sistem sebagai berikut Suatu sistem adalah suatu jaringan

BAB II LANDASAN TEORI. mendefinisikan sistem sebagai berikut Suatu sistem adalah suatu jaringan 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Menurut Yogianto (1995:1) yang mengutip dari Jerry Fritz Gerald dan Warren D. Stalling, pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan

Lebih terperinci

Nama : Putri Syaharatul Aini Nim : Uas : Sistem Informasi Akuntansi Soal : ganjil

Nama : Putri Syaharatul Aini Nim : Uas : Sistem Informasi Akuntansi Soal : ganjil Nama : Putri Syaharatul Aini Nim : 120462201017 Uas : Sistem Informasi Akuntansi Soal : ganjil 1. Pada dasarnya definisi audit manual dan audit EDP tidak ada perbedaan secara khusus dimana batasan batasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. vital bagi kelangsungan hidup organisasi bisnis. Setiap hari dalam bisnis,arus

BAB I PENDAHULUAN. vital bagi kelangsungan hidup organisasi bisnis. Setiap hari dalam bisnis,arus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Informasi adalah salah satu sumber daya bisnis. Seperti sumber daya bisnis lainnya, bahan mentah, modal dan tenaga kerja, informasi merupakan sumber daya

Lebih terperinci

Standar Audit SA 540. Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan

Standar Audit SA 540. Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan SA 0 Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan SA paket 00.indb // 0:: AM STANDAR AUDIT 0 AUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI, TERMASUK ESTIMASI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Kas Pada umumnya kas dikenal juga dengan uang tunai yang didalam neraca kas masuk dalam golongan aktiva lancar yang sering mengalami perubahan akibat transaksi keuangan

Lebih terperinci

UAS 1. Rancangan ERP Sistem Penjualan yang terhubung dengan seluruh cabang dan kantor pusat disajikan dalam bentuk struktur :

UAS 1. Rancangan ERP Sistem Penjualan yang terhubung dengan seluruh cabang dan kantor pusat disajikan dalam bentuk struktur : UAS 1. Rancangan ERP Sistem Penjualan yang terhubung dengan seluruh cabang dan kantor pusat disajikan dalam bentuk struktur : Keterangan : - Pemilik perusahaan dagang a. Menyediakan modal,sarana dan prasarana

Lebih terperinci

PERANAN SISTEM AKUNTANSI DALAM MENUNJANG STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN ATAS KREDIT PRODUKTIF (STUDI KASUS PADA PD

PERANAN SISTEM AKUNTANSI DALAM MENUNJANG STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN ATAS KREDIT PRODUKTIF (STUDI KASUS PADA PD Program Studi Akuntansi S1 dan D3 Fakultas Ekonomi, Universitas Garut EISSN: 2527-6948 PERANAN SISTEM AKUNTANSI DALAM MENUNJANG STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN ATAS KREDIT PRODUKTIF (STUDI KASUS PADA PD.

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MENGGUNAKAN APLIKASI KUNTANSI

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MENGGUNAKAN APLIKASI KUNTANSI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MENGGUNAKAN APLIKASI KUNTANSI Junaidi, SE., M.SA Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang 1 2014 ORGANISASI APLIKASI AKUNTANSI APLIKASI AKUNTANSI UMUMNYA DIORGANISASIKAN

Lebih terperinci

CHAPTER 10 SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (SIA)

CHAPTER 10 SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (SIA) 1 CHAPTER 10 SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (SIA) 1. KONSEP PENGOLAHAN DATA A. Pendahuluan System Pengolahan data atau system accounting memelihara atau mengurus record operasi perusahaan secara lengkap dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN EVALUASI. mengetahui kebutuhan informasi mereka dan rancangan sistem informasinya guna

BAB III ANALISA DAN EVALUASI. mengetahui kebutuhan informasi mereka dan rancangan sistem informasinya guna BAB III ANALISA DAN EVALUASI A. Pengertian Akuntansi dan Manajemen 1. Pengertian akuntansi Untuk mengetahui kinerja ekonomi dan kondisi perusahaan, maka perusahaan harus mengidentifikasi pihak-pihak yang

Lebih terperinci

Pengauditan 1. Bab 12 Pengauditan Sistem Pengolahan Data Elektronik. Dosen: Dhyah Setyorini, M.Si.

Pengauditan 1. Bab 12 Pengauditan Sistem Pengolahan Data Elektronik. Dosen: Dhyah Setyorini, M.Si. Pengauditan 1 Bab 12 Pengauditan Sistem Pengolahan Data Elektronik Referensi: Jusup, Al. Haryono (2001). Pengauditan. Buku 1. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN Dosen: Dhyah Setyorini, M.Si. 1 Komponen-komponen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bagian ini menjelaskan hasil analisis terhadap jawaban teknik dari obseravasi, wawancara dan teknik pengumpulan data arsipakan di uraikan mengenai pembahasannya. Responden dalam

Lebih terperinci

PERTEMUAN 13 SIKLUS TRANSAKSI BISNIS : SIKLUS PRODUKSI

PERTEMUAN 13 SIKLUS TRANSAKSI BISNIS : SIKLUS PRODUKSI PERTEMUAN 13 SIKLUS TRANSAKSI BISNIS : SIKLUS PRODUKSI A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai Pengembangan sistem informasi akuntansi. Anda harus mampu: 1. Memahami ruang lingkup

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem pengumpulan dan pemrosesan data transaksi serta penyebaran informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dikenal dengan nama sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern SA Seksi 319 Paragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dilakukan manajemen dan personel lain

Lebih terperinci

Electronic Data Processing

Electronic Data Processing Electronic Data Processing Pengertian Electronic Data Processing Pemrosesan data elektronik (electronic data processing disingkat EDP) adalah metode dalam suatu pemrosesan data komersial. Sebagai bagian

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Akuntansi Untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi pihak luar maupun pihak perusahaan, maka disusunlah suatu sistem akuntansi. Sistem ini direncanakan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB IV. Audit Operasional Atas Fungsi Pengelolaan Persediaan Barang. Jadi Pada PT Aneka Medium Garment. IV.1. Survei Pendahuluan

BAB IV. Audit Operasional Atas Fungsi Pengelolaan Persediaan Barang. Jadi Pada PT Aneka Medium Garment. IV.1. Survei Pendahuluan BAB IV Audit Operasional Atas Fungsi Pengelolaan Persediaan Barang Jadi Pada PT Aneka Medium Garment IV.1. Survei Pendahuluan Kegiatan awal dalam melakukan audit operasional atas fungsi pengelolaan persediaan

Lebih terperinci

AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI

AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI Akun dan Kelas Transaksi Dalam Siklus Penjualan Serta Penagihan Tujuan keseluruhan dari audit siklus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Bodnar Hopwood: 2004) Mulyani (1994)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Bodnar Hopwood: 2004) Mulyani (1994) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin pesatnya persaingan usaha, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi komunikasi, dan perkembangan yang luar biasa pada teknologi komputer jelas akan membawa

Lebih terperinci

MENGIDENTIFIKASI RISIKO DAN PENGENDALIAN DALAM PROSES BISNIS

MENGIDENTIFIKASI RISIKO DAN PENGENDALIAN DALAM PROSES BISNIS SIA 4 MENGIDENTIFIKASI RISIKO DAN PENGENDALIAN DALAM PROSES BISNIS JUNAIDI, SE., MSA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG 2014 1 PENGENDALIAN INTERNAL SUATU PROSES, YANG DIPENGARUHI OLEH DEWAN DIREKSI

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENGELOLAAN PERSEDIAAN DI PT BANGUNREKSA MILLENIUM JAYA

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENGELOLAAN PERSEDIAAN DI PT BANGUNREKSA MILLENIUM JAYA BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENGELOLAAN PERSEDIAAN DI PT BANGUNREKSA MILLENIUM JAYA IV.1 Survei Pendahuluan Pelaksanaan audit operasional di PT Bangunreksa Millenium Jaya akan dimulai dari tahap

Lebih terperinci

Tiga fungsi dasar yang dilaksanakan oleh Sistem Informasi Akuntansi (SIA).

Tiga fungsi dasar yang dilaksanakan oleh Sistem Informasi Akuntansi (SIA). Tiga fungsi dasar yang dilaksanakan oleh Sistem Informasi Akuntansi (SIA). 1. Mengumpulkan dan menyimpan data mengenai kegiatan bisnis organisasi secara efisien dan efektif. Menangkap data transaksi pada

Lebih terperinci

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN SA Seksi 322 PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN Sumber: PSA No. 33 PENDAHULUAN 01 Auditor mempertimbangkan banyak faktor dalam menentukan sifat, saat, dan lingkup

Lebih terperinci

PERTEMUAN 11 : SIKLUS TRANSAKSI BISNIS : SIKLUS PENDAPATAN DAN PENGELUARAN

PERTEMUAN 11 : SIKLUS TRANSAKSI BISNIS : SIKLUS PENDAPATAN DAN PENGELUARAN PERTEMUAN 11 : SIKLUS TRANSAKSI BISNIS : SIKLUS PENDAPATAN DAN PENGELUARAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai Pengembangan sistem informasi akuntansi. Anda harus mampu:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Prosedur Akuntansi Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki sistem dan prosedur yang dilaksanakan sesuai dengan standar operasional perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit Standar Prof SA Seksi 3 1 2 RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Sumber: PSA No. 25 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit BAB IV PEMBAHASAN IV. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit Dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya, perusahaan harus memiliki pengendalian internal yang memadai, terutama yang

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN DALAM PEMBUATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN DALAM PEMBUATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN DALAM PEMBUATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KETUA PELAKSANA: Dra. ENDAH SULISTYOWATI, SE., M.S.A, Ak ANGGOTA: DEMAS RIZKI FAUZI ZAIN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH AUDITING 2 (ED) KODE / SKS : KK / 3 SKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH AUDITING 2 (ED) KODE / SKS : KK / 3 SKS KODE / SKS : KK-04 / SKS Konsep Auditing. Profesi Akuntan Publik. Mahasiswa dapat menjelaskan apa Profesi Akuntan Publik serta siapa yang dapat menjalankan profesi akuntan publik. Auditing dan Standar

Lebih terperinci

PERTEMUAN 10 AUDIT SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

PERTEMUAN 10 AUDIT SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERTEMUAN 10 AUDIT SISTEM INFORMASI AKUNTANSI A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai ruanglingkup audit sistem informasi akuntansi. Anda harus mampu : 1. Menjelaskan konsep

Lebih terperinci

KOMPUTER AUDIT. Fatahul Rahman. (Staf Pengajar Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda) Abstrak

KOMPUTER AUDIT. Fatahul Rahman. (Staf Pengajar Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda) Abstrak KOMPUTER AUDIT Fatahul Rahman (Staf Pengajar Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda) Abstrak Transformasi dalam kegiataan pengorganisasian perusahaan ditandai dengan perubahan yang dilakukan terhadap

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan BAB IV PEMBAHASAN Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan keekonomisan suatu perusahaan. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sebagaimana penulis ketahui pihak manajemen di dalam suatu perusahaan pasti menginginkan keuntungan yang optimal di dalam

Lebih terperinci

a. Pemisahan tugas yang terbatas; atau b. Dominasi oleh manajemen senior atau pemilik terhadap semua aspek pokok bisnis.

a. Pemisahan tugas yang terbatas; atau b. Dominasi oleh manajemen senior atau pemilik terhadap semua aspek pokok bisnis. SA Seksi 710 PERTIMBANGAN KHUSUS DALAM AUDIT BISNIS KECIL Sumber : PSA No. 58 PENDAHULUAN 01. Pernyataan Standar Auditing yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia diterapkan dalam audit informasi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. fungsi penjualan pada PT.APTT. Dalam melaksanakan audit kecurangan, dilakukan

BAB IV PEMBAHASAN. fungsi penjualan pada PT.APTT. Dalam melaksanakan audit kecurangan, dilakukan BAB IV PEMBAHASAN IV. Tahap-Tahap Audit Kecurangan IV.1. Perencanaan Audit Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pelaksanaan audit kecurangan terhadap fungsi penjualan pada PT.APTT. Dalam melaksanakan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 500. Bukti Audit

Standar Audit SA 500. Bukti Audit SA 00 Bukti Audit SA paket 00.indb //0 :: AM STANDAR AUDIT 00 BUKTI AUDIT (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk Emiten),

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH SISTEM AKUNTANSI (ED) KODE / SKS : KK / 3 SKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH SISTEM AKUNTANSI (ED) KODE / SKS : KK / 3 SKS 1 SISTEM INFORMASI AKUNTANSI : TINJAUAN SEKILAS Memahami konsep-konsep yang berhubungan dengan siklus dan struktur Menjelaskan struktur organisasi fungsi informasi dalam organisasi Membahas aplikasi-aplikasi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Dalam mencapai tujuan perusahaan, sistem informasi akuntansi berperan penting dalam membantu menyediakan informasi yang berguna untuk berbagai tingkatan,

Lebih terperinci

Konsep Resiko & Sistem Pengendalian Intern

Konsep Resiko & Sistem Pengendalian Intern 75 Konsep Resiko & Sistem Pengendalian Intern Pengenalan Sistem pengendalian intern (Mulyadi, 2001, h.165) meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem.

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem. BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Secara umum, pengendalian internal merupakan bagian dari masingmasing sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

Objek Pembelajaran. Objek Pembelajaran. Pertemuan 2 Klasifikasi Sistem Informasi

Objek Pembelajaran. Objek Pembelajaran. Pertemuan 2 Klasifikasi Sistem Informasi Objek Pembelajaran Klasifikasi Sistem Informasi (SI) SI Berdasarkan Level Organisasi Pertemuan 2 Klasifikasi Sistem Informasi Haryono Setiadi, M.Eng STMIK Sinar Nusantara Klasifikasi Menurut Arsitektur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Manoppo (2013) dalam analisis sistem pengendalian internal atas pengeluaran kas pada PT. Sinar Galesong Prima cabang Manado masih belum efektif,

Lebih terperinci

PERTEMUAN 7 KONSEP DAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERNAL

PERTEMUAN 7 KONSEP DAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERNAL PERTEMUAN 7 KONSEP DAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERNAL A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai Pengendalian internal yang meliputi struktur organisasi beserta semua mekanisme

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGGAJIAN PADA PT. PERTANI (PERSERO)

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGGAJIAN PADA PT. PERTANI (PERSERO) ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGGAJIAN PADA PT. PERTANI (PERSERO) Fudy Anisa fudy_anisa@yahoo.com Dr. Emmy Indrayani (Dosen Pembimbing Universitas Gunadarma) emmy.staffsite.gunadarma.ac.id Abstraksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hall (2006: 6), mengartikan bahwa sistem adalah kelompok. dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hall (2006: 6), mengartikan bahwa sistem adalah kelompok. dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Prosedur Hall (2006: 6), mengartikan bahwa sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan yang berfungsi dengan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah suatu jaringan yang berhubungan dengan

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah suatu jaringan yang berhubungan dengan 8 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi Sistem pada dasarnya adalah suatu jaringan yang berhubungan dengan prosedur prosedur yang erat hubunganya satu sama lain yang dikembangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem BAB II TINJAUAN PUSTAKA Aktivitas perusahaan dapat berjalan dengan baik jika aktivitas tersebut saling terorganisir dengan baik dan terdapat suatu sistem yang baik dimana sistem tersebut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. PENGERTIAN 2.1.1. Pengertian Sistem Pengertian Sistem Menurut Mulyadi bahwa suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya,

Lebih terperinci

Desain Sistem Donny Yulianto, S.Kom

Desain Sistem Donny Yulianto, S.Kom Pertemuan 6 Desain Sistem Donny Yulianto, S.Kom 1 Pendahuluan Setelah tahap analisis sistem dilakukan, maka analisis sistem telah mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Tiba waktunya

Lebih terperinci

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT. MAKARIZO INDONESIA. tidak akurat dan tidak lengkap merupakan kegiatan audit yang penting dalam

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT. MAKARIZO INDONESIA. tidak akurat dan tidak lengkap merupakan kegiatan audit yang penting dalam BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT. MAKARIZO INDONESIA Pengendalian terhadap sistem informasi serta data-data yang tidak tersedia, tidak akurat dan tidak lengkap merupakan kegiatan audit yang

Lebih terperinci