KOMPUTER AUDIT. Fatahul Rahman. (Staf Pengajar Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda) Abstrak
|
|
- Susanti Hermanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KOMPUTER AUDIT Fatahul Rahman (Staf Pengajar Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda) Abstrak Transformasi dalam kegiataan pengorganisasian perusahaan ditandai dengan perubahan yang dilakukan terhadap sistim informasi yang ada dalam perusahaan. Dengan adanya perubahan tersebut juga harus dilakukan perubahan terhadap teknik audit. Munculnya berbagai kasus yang menimpa akuntan publik diakibatkan tuntutan terhadap akuntan publik untuk lebih dalam melakukan pekerjaannya semakin meningkat. Hal ini mengakibatkan Cost yang harus dibayar oleh akuntan publik untuk kesalahan opini yang dibuatnya juga meningkat. Profesi Akuntan publik harus berusaha mempersempit expectation gap yang mengakibatkan semakin merosotnya peranan akuntan publik ditengah-tengah masyarakat. Teknologi Informasi komputer memang telah digunakan dalam mengaudit suatu sistem pengolahan data suatu perusahaan yang berbasis komputer. Teknik audit ini sering disebut Teknnik audit berbantu komputer (TABK). Teknik audit berbasis komputer tidak jauh berbeda dengan audit konvensional yang mengacu pada standard auditing yaitu standard pekerjaan lapangan. Menurut Mulyadi dan Kanaka (1998) proses audit lapaoran keuangan dapat dibagi menjadi 4 tahapan yaitu: penerimaan penugasan audit, perencanaan audit, pelaksanaan pengujian audit dan pelaporan audit. Kata kunci: Komputer, Audit, laporan Keuangan. PENDAHULUAN Perubahan lingkungan bisnis terutama disebabkan oleh tiga hal penting yaitu globalisasi ekonomi, transformasi ekonomi yang berbasis informasi dan transformasi dalam perusahaan (loudon dan loudon, 2000). Transformasi dalam kegiataan pengorganisasian perusahaan ditandai dengan perubahan yang dilakukan terhadap sistim informasi yang ada dalam perusahaan. Dengan adanya perubahan tersebut juga harus dilakukan perubahan terhadap teknik audit. Munculnya berbagai kasus yang menimpa akuntan publik diakibatkan tuntutan terhadap akuntan publik untuk lebih dalam melakukan pekerjaannya semakin meningkat. Hal ini mengakibatkan Cost yang harus dibayar oleh akuntan publik untuk kesalahan opini yang dibuatnya juga meningkat. Cost yang harus dibayar tersebut tidak hanya berupa denda yang harus dibayar tetapi juga hilangnya kredibilitas yang disusul dengan eksodus klien-kliennya ke akuntan lain (Kasus Enron, dimana berdasarkan laporan Wall street Journal, Andersen kehilangan 49 klien besarnya, Purba 2002). Profesi Akuntan publik harus berusaha mempersempit expectation gap yang mengakibatkan semakin merosotnya peranan akuntan publik ditengah-tengah masyarakat. Teknologi Informasi komputer memang telah digunakan dalam mengaudit suatu sistem pengolahan data suatu perusahaan yang berbasis komputer. Teknik audit ini sering disebut Teknnik audit berbantu komputer (TABK). Software aplikasi audit ini telah berkembang sejak 1970 an dan telah mengalami perkembangan yang sangat berarti. Akan tetapi secanggih apa pun software yang digunakan kemungkinan kesalahan yang terjadi tetap ada. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah sifat dasar dari audit itu sendiri. Berdasarkan uraian tersebut penulis ingin menjelaskan dimensi apa saja yang menentukan JURNAL EKSIS Vol.6 No.2, Agustus 2010: Riset / 1486
2 struktur pengetahuan auditor komputer, dan faktor apa saja yang mempengaruhinya dalam kaitannya antara struktur tersebut dengan kinerja auditor komputer tersebut. Teknik audit berbasis komputer tidak jauh berbeda dengan audit konvensional yang mengacu pada standard auditing yaitu standard pekerjaan lapangan. Menurut Mulyadi dan Kanaka (1998) proses audit lapaoran keuangan dapat dibagi menjadi 4 tahapan yaitu: penerimaan penugasan audit, perencanaan audit, pelaksanaan pengujian audit dan pelaporan audit. Tahap. 1 Penerimaan penugasan Audit Banyak aspek yang harus dipehatikan oleh auditor dalam penerimaan penugasan audit. Dari banyak aspek tersebut, ada dua aspek yang perlu diperhatikan dalam teknik audit berbantuan komputer: a. Menentukan Kompetensi dalam melakukan Audit Aspek ini bekaitan dengan standar umum pertama dalam standar auditing, yang menyatakan bahwa audit harus dilakukan oleh seseorang atau lebih memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. Pemahaman yang memadai tentang perangkat keras, perangkat lunak dan sistem pengolahan data dengan komputer adalah penting untuk merencanakan penugasan audit dan auditor pula memahami bagaimana dampak pengolahan elektronik terhadap prosedur yang akan digunakan oleh auditor (standard auditing, seksi 327, 1994). b. Menentukan kemampuan dengan menggunakan kecermatan dan keseksamaan Aspek ini berkaitan dengan standard umum yang ketiga yang menyatakan bahwa dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermatdan seksama. Pertimbangan yang penting dalam audit berbantuan komputer dalam hal ini adalah pertimbangan waktu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan audit, biaya audit dan yang terpenting adalah pertimbangan personal yang terlibat dalam audit. Tahap. 2 Perencanaan Audit Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan audit berbantuan komputer antara lain, sebagai berikut: a. Mengumpulkan informasi tentang lingkungan pengolahan data elektronik Auditor harus mengumpulkan informasi tentang pengolahan data elektronik yang relevan dengan perencanaan auditnya, yang mencakup (SA seksi 335, 1994): 1. Bagaimana fungsi pengolahan data elektronik diorganisasi dan lingkup kosentrasi dan distribusi pengolahan komputer dalam keseluruhan perusahaan. 2. Perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan oleh perusahaan. 3. Aplikasi signifikansi yang diproses dengan komputer, sifat pengolahan dan kebijakan dan penyimpanan praktis 4. Implementasi aplikasi baru atau perbaikkan atas aplikasi yang ada dan direncanakan. b. Memutuskan apakah menggunakan komputer dalam audit Disini seorang auditor dapat memutuskan bentuk penggunaan komputer yang dilakukan dalam audit tersebut. Dalam hal ini ada tiga pendekatan yang sering digunakan, yaitu: 1. Audit around the computer Pendekatan ini merupakan pendekatan dimana auditor mengabaikan komputer yang dipakai oleh perusahaan. 2. Audit through the computer Pendekatan ini lebih menekankan pada pengujian sistem komputer daripada pengujian output komputer. Dalam pendekatan ini auditor menguji dan menilai efektifitas prosedur pengendalian operasi dan program komputer serta ketetapan proses dalam komputer. 3. Audit with the komputer Pada pendekatan auditor memanfaatkan komputer sebagai al.at melaksanakan audit. Audit dilakukan dengan menggunakan komputer dan software tertentu dalam pelaksanaan audit. c. Evaluasi pengendalian intern (dalam audit PDE) Dalam tahap perencanaan audit, Auditor biasanya melakukan evaluasi terhadap pengendalian intern sesuai dengan standard pekerjaan lapangan kedua. Evaluasi terhadap pengendalian intern yang ada dalam sistem pengolahan data berbasis komputer dapat dilakukan dengan langkah- langkah berikut: (a) Preliminary phase of review, (b) Complation review and Preliminary evaluation, (c) Performance Compliance test dan, (d) make final evaluation (Walter G. Kell, 1985): a. Preliminary phase of review Aktivitas yang dilakukan auditor disini diharapkan akan menghasilkan informasi mengenai: (a) arus transaksi yang terjadi, (b) sejauh mana penggunaan EDP dalam perusahaan, (c) struktur dasar pengendalian intern yang ada guna mengetahui hubungan Riset / 1487 JURNAL EKSIS Vol.6 No.2, Agustus 2010:
3 antara pengendalian berdasarkan manual dan EDP serta bukti-bukti transaksi yang tersedia. Sebagai kesimpulan auditor harus memutuskan apakah akan terus menelaah untuk menguji ketaatan (Compliance test) atau langsung menguji subtantif (subtantive test). Auditor memutuskan untuk menghentikan penelahaan bila terjadi hal-hal sebagai berikut: 1. EDP tidak digunakan untuk transaksitransaksi penting 2. EDP digunakan untuk transaksi penting, akan tetapi pengujian secara subtantif lebih menguntungkan. 3. Pengendalian intern yang ada terlalu lemah. b. Complation review and Preliminary evaluation Dalam tahap ini 2 (dua) hal yang harus ditelaah: (a) general control, (b) Application control. Dalam general control auditor harus memperhatikan hal-hal berikut ini (lihat pula SA 314, IAI 1994) Bagaimana pengendalian dan pemisahaan fungsi antara bagian EDP dan para pemakai jasanya serta pengendaliannya didalam bagian EDP itu sendiri. Prosedur-prosedur apa yang akan digunakan untuk mengendalikan sistem pengembangan dan pengaksesan dokumen program-program, operasi komputer termasuk pengaksesan terhadap file data dan program. Sejauh mana auditor intern menelaah dan menilai kegiatan EDP. Bilamana auditor menyimpulkan bahwa terdapat kelemahan pengendalian yang material maka auditor menghentikan tahap ini. Bila sebaliknya, auditor menelaah pengendalian aplikasi (Application Control). Telaah pengendalin aplikasi bagi auditor berguna untuk mendapatkan gambaran yang lebih rinci mengenai pengendalian intern yang ada. Preliminary evaluation disini berujuan sama dengan penilaian atas sistem manual dimana auditor harus: (1) mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan kesalahan dan penyelewengan yang mungkin terjadi, (2) menentukan prosedur-prosedur pencegahan dan pendeteksian kesalahan, (3) menentukan apakah prosedur tersebut ada dalam perusahaan. Setelah menyelesaikan analisis ini auditor menentukan prosedur pengendalian yang dapat diandalkan berdasarkan pertimbangan profesional. c. Perform compliance Tests Test ini meliputi : (a) Test of general control yang meliputi: pengaturan organisasi dan operasi bagian EDP,pengendalian dokoumen, pengendalian hardware dan software,pengendalian terhadap pengaksesan program, dan pengendalian file data, (b) tests of application control baik tanpa atau dengan komputer. d. Make final Evaluation Prosedur penilaian final hasil pengujian pengendalian sama dengan penilaian terhadap pengolahan data non EDP. Hasil penilaian ini akan menentukan sifat, waktu dan luasnya pengujian substantif serta prosedur pemeriksaan apa yang dapat dibatasi. Tahap 3. Pelaksanaan Pengujian Audit Pelaksanaan pengujian audit dilakukan menggumpulkan bukti yang cukup berguna untuk bertujuan untuk mendeteksi adanya kesalah (error) data keuangan dalam neraca atau akun-akun. Substantive test merupakan prosedur audit yang dirancang untuk menemukan kemungkinan kesalahan moneter yang secara langsung mempengaruhi kewajaran laporan keuangan (Mulyadi, 1998). Ada dua komponen dalam substantive test yaitu: a) Pengujian detail transaksi dan pengujian saldo, ruang lingkup dan pendekatan pengujian detail transaksi saldo akan berbeda-beda tergantung kompleksitas sistem yang digunakan. Semakin komplek sistem komputernya, maka semakin sulit untuk menelusuri transaksi-transaksi yang terjadi (audit trail). b) Pengujian analitis, prosedur analitis dilakukan untuk mendeteksi hubungan yang tidak wajar diantara data dan informasi keuangan. Aspek utama dalam prosedur analitis adalah membandingkan sekumpulan informasi keuangan. Dalam EDP audit prosedur ini mudah dilakukan karena rumus-rumus perbanding yang digunakan untuk analisa data dimasukkan kedalam program komputer. Beberapa hal yang di perlu diperhatikan dalam tahap pelaksanaan audit EDP antara lain: a. Metode pengujian Audit Ada berbagai teknik yang digunakan untuk melaksanakan pengujian pemeriksaan dalam suatu lingkungan PDE. Setiap teknik mempunyai keuntungan, kerugian dan kendalanya sendirisendiri: JURNAL EKSIS Vol.6 No.2, Agustus 2010: Riset / 1488
4 1. Metode Pengujian Data (Test Data Approach) Pada pendekatan ini pertama kali auditor mempersiapkan data rekaan auditor sebagai data penguji dan juga auditor perlu mempersiapkan program klien. Kemudian data rekaan dimasukkan dalam program klien. Auditor dapat menggunakan komputer klien maupun komputer auditor untuk mengolah data rekaan dengan program klien dan setelah itu auditor akan memperoleh hasil output komputer ini kemudian dibandingkan dengan output yang diharapkan auditor. 2. Fasilatas Pengujian Terpadu (Integrated test Fasility Approach) Pada metode ini auditor perlu membuat model perusahaan yang mana model ini merupakan abstraksi dari dunia nyata. Jadi auditor menciptakan suatu sub sistem kecil, seperti tiruan perusahaan mini atau devisi dalam sistem PDE klien. Auditor kemudian memasukkan data transaksi penguji pada sistem bersama-sama dengan data aktual klien diproses bersama-sama oleh sistem klien. 3. Simulasi Sejajar (Paralel Simulation Approach) Pensdekatan ini dapat dilaksanakan pada beberapa waktu yang berbeda selama periode tahun yang diaudit. Pendekatan ini dapat digunakan untuk memproses kembali data historis klien. Data historis sebelum tahun yang diaudit, dapat diolah dan diuji hasilnya. 4. Subsitem Pemeriksaan Subsistem pemeriksaan adalah sama dengan metode FPT, tetapi hal ini melangkah lebih jauh dengan memproses diluar sistem yang diperlukan untuk sistem aplikasi. Metode ini mengikuti penciptaan suatu file pengkajian pemeriksaan pengendalian sistem SCARF catatancatatan ditulis keadaan file master, bila setiap transaksi yang dianalisa memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Teknik ini bermanfaat bagi pemeriksaan karena hal ini dapat digunakan dalam pemeriksaan yang digunakan untuk memproduksi informasi dari SCARF dapat diubah oleh pemeriksaan dengan upaya yang minimum. Oleh karena aplikasi ini terus diperiksa oleh subsistem dan laporanlaporan dihasilkan menggunakan perangkat lunak pemeriksaan sehingga indepedensi pemeriksaan akan diperkuat. 5. Snapshot, pemetaan dan penelusuran Teknik-teknik Snapshot, pemetaan dan penelusuran digunakan untuk mengganalisis kode komputer selama fase pelaksanaan suatu program. Suata snapshot atau gambar memungkinkan pemeriksaan untuk memandang berbagai bidang informasi seperti pengalihan program, akumulator dan bidang penyimpanaan. Pemetaan memuat intruksi-intruksi dan mengembangkan efisiensi program. Penelusuran adalah metode yang digunakan untuk mengikuti pola transaksi selama pemrosesan. b. Sampling Audit Para pemeriksaan menggunakan prosedur sampling dalam pengujian ketaatan (Compliance test) dan pengujian subtantive (subtantive test). Dalam hal ini komputer mikro dapat membantu pemeriksaan untuk menetapkan besar sampel, pemilahan sampel dan penilaian hasil-hasil pengujian. Sebagai tambahan terhadap ketetapan proses sampling, software yang bersangkutan dapat membantu pemeriksaan mengatasi keterbatasan tabel yang ada, disamping juga menghilangkan perhitungan-perhitungan manual. 1. Perhitungan dan pemilihan besar sampel Berdasarkan rencana sampling yang persyaratan auditor dan dimasukkan kedalam makro komputer, software yang bersangkutan menghitung besar sample yang dibutuhkan untuk mencapai apa yang direncanakan dan memberikan nomor acak untuk pemilihan satuan sampling. Tergantung pada apakah sampling atribut ataukah sampling variabel yang dipakai, data dimasukkan akan mencakup: (a ) Informasi, (b) resiko sampling yang dapat diterima, (c) tingkat atau jumlah penyimpangan yang dapat ditolerir, dan (d) metode pemilihan. 2. Penilaian Sampel Program sampling komputer mikro dapat menghitung proyeksi kesalahan berdasarkan hasil-hasil sampel pemeriksaan, dan dengan demekian kemungkinan resiko sampling dapat dihitung. Batas atas dari tingkat penyimpanan yang mungkin (pengujian ketaatan) atau batas bawah kesalahan pengujian subtantif dapat secara otomatis dapat dihitung ulang pada berbagai tingkat resiko sampling. Program sampling komputer mikro tidak sekedar menghemat waktu sampling, tetapi perngkat lunak tersebut dapat dikembangkan untuk merapakan teknikteknik sampling utama oleh auditor khusus atau perusahaan untuk membantu Riset / 1489 JURNAL EKSIS Vol.6 No.2, Agustus 2010:
5 meyakinkan bahwa faktor-faktor yang layak telah dipertimbangkan, Disamping itu, pendokumentasian biasanya disediakan secara otomatis manakal auditor mempergunakan perangkat lunak tersebut. c. Dokumentasi Kertas kerja untuk TABK (teknik audit berbantuan komputer), auditor harus konsisten dengan kertas kerja untuk audit sebagai keseluruhan (lihat SA seksi 339, PSA no. 15). Akan lebih baik jika kertas kerja teknis yang bersangkutan dengan penggunaan teknik audit berbantuan komputer (TABK) dpisahkan dari kertas kerja audit yang lain. Kertas kerja harus berisi dokumentasi yang memadai yang menjelaskan penerapan TABK seperti: 1. Perencanaan, meliputi tujuan TABK yang digunakan pengendalian yang dilaksanakan dan staf yang terlibat, saat penerapan dan biaya. 2. Pelaksanaan, meliputi: a) prosedur persiapan dan pengujian serta pengendalian TABK, b) rincian pengujian yang dilaksanakan dengan TABK, c) Rincian masukkan, pengolahan, dan keluaran, d) informasi teknis yang relevan mengenai sistem akuntansi satuan usaha, seperti file layout atau file description atau record definition e) informasi mengenai sistem operasi yang digunakan, f) informasi mengenai jenis, ukuran media penyimpanan yang digunakan, dan g) infornasi mengenai sistem pengadaan file. 3. Bukti Audit, meliputi keluaran yang tersedia, penjelasan pekerjaan audit yang dilaksanakan terhadap keluaran, dan kesimpulan audit. 4. Lain-lain, misalnya rekomendasi kepada manajemen satuan usaha. Herman Wibowo Tentang Pemeriksaan PDE. Media Akuntansi, edisi September Bagaimana Pemeriksaan dapat menggunakan Komputer. Media Akuntansi, edisi November Praktisi Audit dan Komputer. Media Akuntansi, edisi Januari Irsan Fachrudin, Komputer Mikro Sebagai Alat Otomatis Prosedur Audit. Media Akuntansi, edisi September Mulyadi dan Kanaka Puradiredja Auditing. Buku Satu. Edisi Kelima. Jakarta : Penerbit salemba Empat. Marisi P. Purba Audit berbasis Teknologi informasi: Paradigma Abad 21 Media Akuntansi, edisi Juli-Agustus Urmansyah Komputerisasi dan profesi Akuntansi: Antara Ancaman, Tantangan dan Peluang. Media Akuntansi, edisi Satyo : Software Audit: Tidak Harus Seragam. Media Akuntansi, edisi Tahap 4. Pelaporan Audit Untuk pelaporan audit pada perusahaan yang menggunakan sistem pengolahan data elektronik tidak terdapat perbedaan yang spesifik. Auditor dapat memberikan opininya berdasarkan audit yang telah dilaksanakan. Jenis opini ini sama halnya dengan audit konvensional (manual audit). DAFTAR PUSTAKA Anonim Penilaian Pengendalian Intern EDP Auditing. Media Akuntansi, edisi Bagaimana merancang Electronic Spreadsheet. Media Akuntasi, edisi Agustus JURNAL EKSIS Vol.6 No.2, Agustus 2010: Riset / 1490
TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER
SA Seksi 327 TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER Sumber: PSA No. 59 PENDAHULUAN 01 Tujuan dan lingkup keseluruhan suatu audit tidak berubah bila audit dilaksanakan dalam suatu lingkungan sistem informasi
Lebih terperinciTEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER
TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER (Computer Assisted Audit Techniques CAATs) SA SEKSI 327 (PSA NO. 59) 1 PENDAHULUAN - Tujuan dan lingkup audit tidak berubah jika audit dilaksanakan dalam suatu lingkungan
Lebih terperinciTEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER
Teknik Audit Berbantuan Komputer SA Seksi 327 TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER Sumber: PSA No. 59 PENDAHULUAN 01 Tujuan dan lingkup keseluruhan suatu audit tidak berubah bila audit dilaksanakan dalam suatu
Lebih terperinciAUDIT SISTEM INFORMASI & PROSEDUR. DOSEN : Ir. I. JOKO DEWANTO., MM H. FEBRIANA HENDIONO, SE, MM
AUDIT SISTEM INFORMASI & PROSEDUR DOSEN : Ir. I. JOKO DEWANTO., MM H. FEBRIANA HENDIONO, SE, MM Prosedur audit sistem informasi Dalam kegiatan auditing paling tidak mempunyai karakteristik sebagai berikut
Lebih terperinciPENENTUAN RISIKO DAN PENGENDALIAN INTERN-PERTIMBANGAN DAN KARAKTERISTIK SISTEM INFORMASI KOMPUTER
SA Seksi 314 PENENTUAN RISIKO DAN PENGENDALIAN INTERN-PERTIMBANGAN DAN KARAKTERISTIK SISTEM INFORMASI KOMPUTER Sumber: PSA No. 60 PENDAHULUAN 01. Dalam Seksi 335 [PSA No. 57] Auditing dalam Lingkungan
Lebih terperinciSISTEM LAYANAN PERBANKAN LEWAT TELEPON DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROSEDUR AUDIT PADA BANK X
JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 4 No. 1, April 2004 : 49 56 SISTEM LAYANAN PERBANKAN LEWAT TELEPON DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROSEDUR AUDIT PADA BANK X Oleh Fery Feriyanto Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Lebih terperinciTUGAS MATA KULIAH Sistem informasi akutansi
TUGAS MATA KULIAH Sistem informasi akutansi TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER : LINGKUP AUDIT SISTEM INFORMASI Disusun Oleh : Siti Nursaadah Npm : 140200366 Jurusan : Akuntansi (Ekstensi) Lingkup Audit
Lebih terperinciBAB VI AUDIT PEMROSESAN DATA ELEKTRONIK (PDE)
BAB VI AUDIT PEMROSESAN DATA ELEKTRONIK (PDE) A. Pengertian Secara sederhana komputer dapat diartikan sebagai seperangkat alat elektronik yang dapat dipakai untuk memproses data/fakta. Pemrosesan data
Lebih terperinciElectronic Data Processing
Electronic Data Processing Pengertian Electronic Data Processing Pemrosesan data elektronik (electronic data processing disingkat EDP) adalah metode dalam suatu pemrosesan data komersial. Sebagai bagian
Lebih terperinciKOMUNIKASI DENGAN MANAJEMEN
SA Seksi 360 KOMUNIKASI DENGAN MANAJEMEN Sumber : PSA No. 68 PENDAHULUAN 01 Beberapa pernyataan standar auditing telah memberikan panduan tentang hubungan antara auditor dengan manajemen. Seksi ini menguraikan,
Lebih terperinciPERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN
SA Seksi 322 PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN Sumber: PSA No. 33 PENDAHULUAN 01 Auditor mempertimbangkan banyak faktor dalam menentukan sifat, saat, dan lingkup
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Jensen dan Meckling (1976) dalam Pebi (2010:9) menggambarkan teori keagenan sebagai suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompetensi dari pihak yang melakukan audit (Weningtyas et al., 2006).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lingkungan dunia usaha telah semakin berkembang. Semua bidang usaha berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik sehingga diperlukan pula usaha dari setiap bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin perlu untuk dipenuhi agar tujuan auditing tetap dapat dicapai secara
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Perkembangan penggunaan komputer dalam bisnis akan mempengaruhi metode pelaksanaan audit, demikian pula dengan ilmu pengetahuan lainnya. Satuan usaha (organisasi/perusahaan)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Derasnya arus globalisasi yang mengarah pada perdagangan bebas kini
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Derasnya arus globalisasi yang mengarah pada perdagangan bebas kini tengah melanda Negara-negara di dunia terutama di Indonesia yang sekarang ini sedang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihasilkan juga akan berkualitas tinggi. etik profesi. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) guna
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan dunia usaha semakin ketat, termasuk persaingan dalam bisnis jasa akuntan publik. Untuk dapat bertahan di tengah persaingan yang ketat,
Lebih terperinciPerencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang
Pada Standar Pekerjaan Lapangan #1 (PSA 05) menyebutkan bahwa Pekerjaan (audit) harus direncanakan sebaik-baiknya, dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya Perencanaan audit meliputi
Lebih terperinciSA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA. Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN
SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh auditor independen dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan
Lebih terperincia. Pemisahan tugas yang terbatas; atau b. Dominasi oleh manajemen senior atau pemilik terhadap semua aspek pokok bisnis.
SA Seksi 710 PERTIMBANGAN KHUSUS DALAM AUDIT BISNIS KECIL Sumber : PSA No. 58 PENDAHULUAN 01. Pernyataan Standar Auditing yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia diterapkan dalam audit informasi
Lebih terperinciINTERNATIONAL STANDARD ON AUDITING 610 PENGGUNAAN PEKERJAAN AUDITOR INTERNAL
INTERNATIONAL STANDARD ON AUDITING 610 PENGGUNAAN PEKERJAAN AUDITOR INTERNAL Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Auditing dan Atestasi Oleh : Robert Renovan (NIM. 2015250974) Yoga Pradana (NIM. 2015250975)
Lebih terperinciSTANDAR AUDITING. SA Seksi 200 : Standar Umum. SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan. SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga
STANDAR AUDITING SA Seksi 200 : Standar Umum SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga SA Seksi 500 : Standar Pelaporan Keempat STANDAR UMUM 1.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Harjanto (1999, dalam Santosa, 2015), perkembangan dunia usaha dan globalisasi perekonomian Indonesia menyebabkan kebutuhan terhadap jasa akuntan publik dari
Lebih terperinciStandar Audit SA 500. Bukti Audit
SA 00 Bukti Audit SA paket 00.indb //0 :: AM STANDAR AUDIT 00 BUKTI AUDIT (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk Emiten),
Lebih terperinciaudit dapat memberikan bukti audit yang cukup untuk mencapai keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material.
Materialitas adalah besarnya informasi akuntansi yang apabila terjadi penghilangan atau salah saji, dilihat dari keadaan yang melingkupinya, mungkin dapat mengubah atau mempengaruhi pertimbangan orang
Lebih terperinciRISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT
SA Seksi 312 RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Sumber: PSA No. 25 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam mempertimbangkan risiko dan materialitas pada saat perencanaan
Lebih terperinciAUDITING SISTEM PDE. DOSEN : Ir. I. JOKO DEWANTO., MM H. FEBRIANA HENDIONO, SE, MM
AUDITING SISTEM PDE DOSEN : Ir. I. JOKO DEWANTO., MM H. FEBRIANA HENDIONO, SE, MM 1. Audit PDE. Auditing PDE adalah proses pengumpulan penilaian bukti untuk menentukan apakah sistem komputer perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENGANTAR AUDITING
BAB 1 PENGANTAR AUDITING 1.1 PENDAHULUAN AUDITING 1.1.1 PENGERTIAN AUDITING Menurut Soekrisno Agoes, (2004:3): Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistimatis, oleh pihak yang rofessiona,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman sekarang ini telah menuntut setiap perusahaan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan zaman sekarang ini telah menuntut setiap perusahaan untuk terus mempertahankan eksistensinya di dunia bisnis. Hal tersebut wajib dilakukan dalam
Lebih terperinciPERENCANAAN PEMERIKSAAN
PERENCANAAN PEMERIKSAAN PERENCANAAN SA yang berlaku umum mengenai pekerjaan lapangan yang pertama mengharuskan dilakukannya perencanaan yang memadai. Auditor harus melakukan perencanaan kerja yang memadai
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Dalam melakukan evaluasi perencanaan audit pada KAP Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry, langkah awal yang penulis lakukan adalah dengan membuat permohonan izin kepada pihak KAP
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Generalized Audit Software (GAS) dan Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) sudah banyak digunakan di negara berkembang dan merupakan tren yang sedang berkembang
Lebih terperinciSTANDAR PEKERJAAN LAPANGAN
Daftar Isi Standar Pekerjaan Lapangan SA Seksi 300 STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN Penunjukan auditor independen; perencanaan dan supervisi; risiko audit dan materialitas dalam pelaksanaan audit; pengujian
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab 4 (empat), maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Pengendalian Internal Piutang
Lebih terperinciSA Seksi 326 BUKTI AUDIT. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:
SA Seksi 326 BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan
Lebih terperinci`EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA PENGUJIAN PENGENDALIAN: KAJIAN KONSEPTUAL AUDIT LAPORAN KEUANGAN Oleh: Amalia Ilmiani
` PENGUJIAN PENGENDALIAN: KAJIAN KONSEPTUAL AUDIT LAPORAN KEUANGAN Oleh: Amalia Ilmiani PENDAHULUAN Pengendalian internal merupakan bagian penting dari kelanjutan pertumbuhan, kinerja, dan kesuksesan setiap
Lebih terperinciBAB IV HASIL KEGIATAN MAGANG Gambaran Umum KAP Bayudi Watu Semarang Kantor Akuntan Publik Bayudi Watu dan Rekan merupakan sebuah perusahaan yang
BAB IV HASIL KEGIATAN MAGANG Gambaran Umum KAP Bayudi Watu Semarang Kantor Akuntan Publik Bayudi Watu dan Rekan merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa akuntan. KAP Bayudi Watu dan Rekan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan harus melaporkan hasil laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari laporan laba rugi, neraca, laporan perubahan modal, laporan arus kas,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Auditing Menurut Arens, Randal J. Elder dan Mark S. Beasley. Auditing adalah suatu proses pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. karena adanya pembelian dagangan secara kredit. kepercayaan. Utang usaha sering kali berbeda jumlah saldo utang usaha
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian utang usaha Menurut Munawir, (2007:18) utang dagang adalah utang yang timbul karena adanya pembelian dagangan secara kredit. Jadi dapat disimpulkan
Lebih terperinciBAGIAN AUDIT DILAKSANAKAN OLEH AUDITOR INDEPENDEN LAIN
SA Seksi 543 BAGIAN AUDIT DILAKSANAKAN OLEH AUDITOR INDEPENDEN LAIN Sumber: PSA No. 38 Lihat SA Seksi 9543 untuk Interpretasi Seksi ini. PENDAHULUAN 01 Seksi ini berisi panduan bagi auditor independen
Lebih terperinciStandar audit Sa 500. Bukti audit
Standar audit Sa 500 Bukti audit SA paket 500.indb 1 Standar Audit Standar audit 500 BuKti audit (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk dimulai pada atau setelah tanggal: (i) 1 Januari
Lebih terperinciKOMUNIKASI MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGENDALIAN INTERN YANG DITEMUKAN DALAM SUATU AUDIT
SA Seksi 325 KOMUNIKASI MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGENDALIAN INTERN YANG DITEMUKAN DALAM SUATU AUDIT Sumber: PSA No. 35 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan untuk mengidentifikasi dan melaporkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komputer (hardware, software) dengan teknologi komunikasi (data, image,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi komputer yang begitu pesat dan terus berlangsung telah membawa pengaruh yang luas terhadap sistem informasi akuntansi. Adanya kecenderungan
Lebih terperinciRISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT
Risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit Standar Prof SA Seksi 3 1 2 RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Sumber: PSA No. 25 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi
Lebih terperinciFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN - JAKARTA Knowledge, Piety, Integrity. Dibuat Oleh : PPJM Diperiksa Oleh: WM Halaman 1 dari 8
: PK-FEB-10 PROSEDUR PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM Tanggal Terbit : 01/08/11 SATUAN ACARA PERKULIAHAN 1. Mata Kuliah : Pengauditan 1 2. Bobot : 3 SKS 3. Semester : 4 (Empat) 4. Mata Kuliah Prasyarat
Lebih terperinciStandar Audit SA 610. Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal
SA 0 Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 PENGGUNAAN PEKERJAAN AUDITOR INTERNAL (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menjelang era globalisasi banyak perusahaan berkembang menjadi perusahaan yang lebih besar lagi. Dalam mengembangkan usahanya, baik perusahaan perseorangan
Lebih terperinciAUDIT I Developing the overhall audit plan and audit program EKONOMI DAN BISNIS AKUNTANSI
AUDIT I Modul ke: 15Fakultas Afly EKONOMI DAN BISNIS Developing the overhall audit plan and audit program Yessie, SE, Msi, Ak, CA Program Studi AKUNTANSI JENIS JENIS PENGUJIAN Dalam mengembangkan suatu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 1. Definisi Audit Menurut Alvin A.Arens dan James K.Loebbecke Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence
Lebih terperinciSILABUS. Sumber Bahan : A. Textbook: Jusup, A. Haryono (2001). Auditing (Pengauditan). Buku Satu.Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN.
SILABUS Nama Mata Kuliah : Pengauditan 1 Kode Mata Kuliah : SAK 2318 Jumlah SKS : 3 SKS Prodi : Akuntansi Standar Kompetensi : Mahasiswa dapat melakukan persiapan praktik audit laporan keuangan. Deskripsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik adalah memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern SA Seksi 319 Paragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dilakukan manajemen dan personel lain
Lebih terperinciPREVIEW AUDIT LAPORAN KEUANGAN (GENERAL AUDIT)
PREVIEW AUDIT LAPORAN KEUANGAN (GENERAL AUDIT) Disampaikan oleh M. HUSNI MUBAROK, SE. M.SI.Ak. CA MAULAN IRWADI, SE.M MSI,.Ak.CA PREVIEW GENERAL AUDIT 1. DEFINISI 2. TUJUAN 3.TANGGUNG JAWAB LAP. KEU 4.CARA
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN
ISO 9001 : 2008 RENCANA PEMBELAJARAN NomorDok : FRM/KUL/01/02 NomorRevisi : 02 Tgl.Berlaku : 1Oktober 2012 KlausaISO : 7.5.1 & 7.5.5 Dibuat Oleh Diperiksa Oleh Disahkan Oleh Berlaku tanggal Siti Nurhayati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia bisnis sudah tidak asing lagi bagi para pelaku
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini dunia bisnis sudah tidak asing lagi bagi para pelaku bisnis maupun bagi para kalangan masyarakat yang bukan pelaku bisnis. Dunia bisnis
Lebih terperinciPENGENALAN AUDIT SISTEM INFORMASI. Titien S. Sukamto
PENGENALAN AUDIT SISTEM INFORMASI Titien S. Sukamto AUDIT SISTEM INFORMASI Menurut Ron Weber (1999) Merupakan proses pengumpulan dan penilaian bukti-bukti untuk menentukan apakah sistem komputer dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Peran teknologi informasi di era globalisasi ini dinilai sangat penting bagi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peran teknologi informasi di era globalisasi ini dinilai sangat penting bagi proses bisnis pada suatu perusahaan. Dengan adanya dukungan teknologi informasi pada perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Auditing merupakan proses pengumpulan data dan evaluasi bukti dari informasi perusahaan untuk menentukan tingkat kesesuaian antara informasi yang dimiliki oleh perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan. Selain digunakan oleh
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Audit merupakan proses yang sistematik, independen dan terdokumentasi untuk memperoleh bukti audit dan mengevaluasinya secara objektif untuk menentukan sampai
Lebih terperinci1. Mana di bawah ini yang bukan termasuk dalam kelompok pengendalian umum:
Latihan Soal 1 1. Mana di bawah ini yang bukan termasuk dalam kelompok pengendalian umum: 1 a. Pengendalian organisasi. b. Pengendalian administrative. c. Pengendalian substantive d. Pengendalian hardware
Lebih terperinciKONSEP PENGAUDITAN DALAM LINGKUNGAN PENGELOHAN DATA AKUNTANSI TERKOMPUTERISASI
Komsep Pengauditan Dalam Lingkungan Pengelohan Data Akuntansi Terkomputerisasi (Yulius Jogi Christiawan) 9 KONSEP PENGAUDITAN DALAM LINGKUNGAN PENGELOHAN DATA AKUNTANSI TERKOMPUTERISASI Yulius Jogi Christiawan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis dan usaha sekarang ini sudah sangat pesat. Hal ini membuat profesi akuntan juga semakin berkembang karena para pelaku bisnis dituntut
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: orang yang kompeten dan independen.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Audit Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: Audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian
Lebih terperinci(Survey di Universitas Muhammadiyah Surakarta)
PERSEPSI DOSEN AKUNTANSI DAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP TEKNOLOGI INFORMASI YANG HARUS DIKUASAI OLEH AKUNTAN PUBLIK (Survey di Universitas Muhammadiyah Surakarta) SKRIPSI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang semakin berkembang saat ini, tidak hanya membutuhkan modal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan yang semakin berkembang saat ini, tidak hanya membutuhkan modal dari pemilik tetapi modal dari masyarakat. Perusahaan yang membutuhkan modal dari
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI LANJUT** (EB) KODE / SKS : KK / 3 SKS
1 Prosedur Penelaahan Analitis 1. Tujuan dan maksud pemeriksaan 1. Menjelaskan alasan utama suatu 1. Tahapan perencanaan dan pendekatan perencanaan pemeriksaan perencanaan pemeriksaan. Menyebutkan tahapan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori keagenan menjelaskan hubungan antara agen dengan prinsipal.
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan menjelaskan hubungan antara agen dengan prinsipal. Dalam teori ini dijelaskan adanya suatu kontrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan globalisasi perekonomian Indonesia pada umumnya menyebabkan peningkatan pesat tuntutan masyarakat atas mutu dan jenis jasa profesi akuntan publik sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Audit laporan keuangan berperan untuk mengurangi risiko informasi yang terkandung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Audit laporan keuangan berperan untuk mengurangi risiko informasi yang terkandung dalam laporan keuangan. Risiko informasi yang dimaksud ialah kemungkinan bahwa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan zaman, teknologi, dan perekonomian dunia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan zaman, teknologi, dan perekonomian dunia yang semakin mengglobal telah mengubah iklim usaha dunia di berbagai negara, termasuk di
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. penulis mengharapkan adanya masukan dan kritik serta saran yang membangun
1 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, pada akhirnya dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul Materialitas dan Risiko Audit ini dengan baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. suatu entitas usaha berdasarkan standar yang telah ditentukan.
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang ada di Indonesia. Dari profesi akuntan publik, masyarakat dan pemakai laporan keuangan mengharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah suatu alat yang digunakan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Laporan keuangan adalah suatu alat yang digunakan untuk mengkomunikasikan informasi keuangan dari suatu perusahaan dan kegiatankegiatan perusahaan kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam perkembangan dunia bisnis yang semakin meningkat dari tahun ke
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan dunia bisnis yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, terutama dalam Era Globalisasi saat ini, membuat persaingan para pebisnis akan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. seseorang. Teori atribusi menjelaskan mengenai proses bagaimana kita
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Atribusi Teori atribusi merupakan teori yang menjelaskan tentang perilaku seseorang. Teori atribusi menjelaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan globalisasi perekonomian Indonesia pada umumnya menyebabkan peningkatan pesat tuntutan masyarakat atas mutu dan jenis jasa profesi akuntan publik sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebelum para pengambil kebijakan mengambil keputusan. Auditor menjadi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dimana bisnis tidak mengenal batas Negara, kebutuhan akan adanya audit laporan keuangan oleh akuntan publik menjadi sangat diperlukan, sebelum
Lebih terperinciTinjauan Konseptual Perencanaan Standar Pelaksanaan Tahapan Perencanaan Audit Keuangan Hubungan Asersi Manajemen dengan Tujuan Audit Terinci
Tinjauan Konseptual Perencanaan Standar Pelaksanaan Tahapan Perencanaan Audit Keuangan Hubungan Asersi Manajemen dengan Tujuan Audit Terinci tedi last 09/17 TINJAUAN KONSEPTUAL PERENCANAAN AUDIT Alasan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. akuntan. Ada beberapa pengertian auditing atau pemeriksaan akuntan menurut
6 BAB II LANDASAN TEORI A. AUDITING 1. Definisi Auditing Kata auditing diambil dari bahasa latin yaitu Audire yang berarti mendengar dan dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah pemeriksaan akuntan.
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KAS PADA BAGIAN KEUANGAN DI STMIK JAKARTA STI&K. Ani Rachmaniar. Abstrak
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KAS PADA BAGIAN KEUANGAN DI STMIK JAKARTA STI&K Ani Rachmaniar 92103029 Abstrak Aktivitas kas merupakan salah satu bagian dari mata rantai siklus akuntansi, Aktivitas
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Auditing 1. Definisi Auditing Kata auditing diambil dari bahasa latin yaitu Audit yang berarti mendengar dan dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah pemeriksaan akuntan.
Lebih terperinciBUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:
Bukti Audit BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: "Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan
Lebih terperinciMANAJEMEN AUDIT. (disebut juga operational audit, functional audit, systems audit ) Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA.
MANAJEMEN AUDIT (disebut juga operational audit, functional audit, systems audit ) Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA. 1.1 PENGERTIAN MANAJEMEN AUDIT Manajemen audit atau audit operasional adalah proses
Lebih terperinciSA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH. Sumber: PSA No.
SA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH Sumber: PSA No. 62 PENDAHULUAN KETERTERAPAN 01 Seksi ini berisi standar untuk pengujian
Lebih terperinciPENGARUH KUALITAS AUDITOR, INDEPENDENSI DAN OPINI AUDITOR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN
PENGARUH KUALITAS AUDITOR, INDEPENDENSI DAN OPINI AUDITOR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN SKRIPSI Dimaksud Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Lebih terperinciAuditing 1. I Nyoman Darmayasa, SE., M.Ak., MM., Ak., BKP., CPMA., CPHR., CA. Politeknik Negeri Bali
Auditing 1 I Nyoman Darmayasa, SE., M.Ak., MM., Ak., BKP., CPMA., CPHR., CA. Politeknik Negeri Bali 2013 Satuan Acara Pengajaran (SAP) Chapter Materi Meeting I Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) dan Profesi
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH AUDITING 2 (ED) KODE / SKS : KK / 3 SKS
KODE / SKS : KK-04 / SKS Konsep Auditing. Profesi Akuntan Publik. Mahasiswa dapat menjelaskan apa Profesi Akuntan Publik serta siapa yang dapat menjalankan profesi akuntan publik. Auditing dan Standar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut peraturan BAPEPAM-LK nomor PER-03/BL/2012 dan peraturan Bursa Efek Jakarta (BEJ) nomor KEP-306/BEJ/07-2004 yang menyebutkan bahwa perusahaan yang go public
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Teknologi informasi merupakan salah satu alat manajer untuk mengatasi perubahan. Teknologi informasi turut berkembang sejalan dengan perkembangan peradaban
Lebih terperinciPERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL
SA Seksi 323 PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL Sumber: PSA No. 56 PENDAHULUAN 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi sebagai berikut: Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui
Lebih terperinciMENGIDENTIFIKASI RISIKO DAN PENGENDALIAN DALAM PROSES BISNIS
SIA 4 MENGIDENTIFIKASI RISIKO DAN PENGENDALIAN DALAM PROSES BISNIS JUNAIDI, SE., MSA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG 2014 1 PENGENDALIAN INTERNAL SUATU PROSES, YANG DIPENGARUHI OLEH DEWAN DIREKSI
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Auditing Secara umum auditing adalah suatu proses sistematika untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Persaingan antara perusahaan semakin meningkat dengan dibarengi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha semakin lama semakin cepat dan sangat bervariasi. Persaingan antara perusahaan semakin meningkat dengan dibarengi berbagai permasalahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Beberapa tahun terakhir sangat berarti bagi profesi akuntan khususnya para auditor. Munculnya beberapa kasus mengenai profesi auditor di awal abad ini mempengaruhi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dua kelompok; jasa assurance dan jasa nonassurance. Jasa assurance adalah jasa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jasa audit akuntan publik dibutuhkan oleh pihak luar perusahaan, hal ini disebabkan karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa audit akuntan publik untuk menentukan
Lebih terperinciAudit 2 - Sururi Halaman 1
Halaman 1 Auditing adalah proses pengujian kesesuaian asersi/pernyataan atau kegiatan dengan standar yang berlaku dan kemudian mengkomunikasikan hasil pengujiannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Lebih terperinciPERENCANAAN DAN SUPERVISI
Standar Profesionail Akuntant Publik SA Seksi 3 1 1 PERENCANAAN DAN SUPERVISI Sumber: PSA No. 05 PENDAHULUAN 01 Standar pekerjaan lapangan pertama mengharuskan bahwa Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan sistem informasi dewasa ini menuntut perusahaan-perusahaan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan sistem informasi dewasa ini menuntut perusahaan-perusahaan kedalam persaingan yang semakin ketat dan kompetitif. Perusahaan berlomba-lomba
Lebih terperinci