BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
|
|
- Herman Kusuma
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 41 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Profil Perusahaan Sejarah Singkat Perusahaan PT. Raya Indo Fortuna adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa service maintenance untuk industrial truck bertenaga battery khususnya electric forklift, pengadaan spare parts dan pengadaan unit forklift jenis handpallet dengan merk Apollo. Berdiri pada tahun 2004 dengan bisnis inti service maintenance, kini PT. Raya Indo Fortuna berkembang bergerak dibidang pengadaan accessories dan safety device untuk forklift dimana PT. Raya Indo Fortuna merupakan agen tunggal pemasaran safety device kamera forklift untuk merk Motec Gmbh lisensi Jerman untuk wilayah negara Indonesia. PT. Raya Indo Fortuna juga menjalin rekanan dengan berbagai agent supplier dalam dan luar negeri dalam hal pengadaan spare parts untuk menunjang jalannya service maintenance. PT. Raya Indo Fortuna memiliki akses langsung ke pabrikan di beberapa negara seperti Amerika, Jepang, China, dan beberapa negara Eropa. PT. Raya Indo Fortuna juga menjalin kerjasama dengan pabrikan roda industrial truck dengan merk 41
2 42 Rader-Vogel, dimana roda dengan merk tersebut dapat diaplikasikan ke semua produk industrial truck produksi Eropa. Lokasi kantor PT. Raya Indo Fortuna : 1. PT. Raya Indo Fortuna ( Head Office ) : Jln. Raya Pos Pengumben No. 39 B, Srengseng, Jakarta Barat PT. Raya Indo Fortuna Bekasi ( Branch Office ) : Jln. Jatimekar No. 25C, Jatiasih, Bekasi. 3. PT. Raya Indo Fortuna - Surabaya ( Branch Office ) : Jln. Raya Graha Tirta No. 02, Waru Sidoarjo. Pemilihan wilayah cabang di lokasi-lokasi tersebut dilakukan untuk mempermudah operasional perusahaan dimana wilayah Bekasi dan Surabaya dipilih karena mendekati wilayah kawasan industri yang akan mempermudah dalam jangkauan pelayanan service maintenance Kebijakan Mutu Perusahaan ( Visi Perusahaan ) Dalam melaksanakan proses kerja nya, PT Raya Indo Fortuna mempunyai visi menjadi suatu perusahaan yang unggul di bidang service maintenance, penyediaan suku cadang, penyewaan Industrial Truck tenaga battery yang kompetitif, berkompenten dan berkualitas.
3 Tujuan Mutu Perusahaan ( Misi Perusahaan ) Manajemen PT. Raya Indo Fortuna secara terus menerus bertekad untuk memperbaiki standar mutu jasa maupun produk yang disupply kepada pelanggan, untuk itu PT. Raya Indo Fortuna secara konsisten menetapkan misi perusahaan sebagai berikut : 1. Slogan to keep it running membawa PT. Raya Indo Fortuna untuk selalu konsisten dalam menjalankan peran service maintenance sehingga availability peralatan dapat terjaga. 2. Penyediaan suku cadang original maupun OEM dengan kualitas terbaik dan di datangkan langsung dari principal baik dari dalam maupun luar negeri dengan ketepatan waktu pendistribusian spare parts, kesesuaian spare parts dengan customer requirement, harga kompetitif dan garansi produk. 3. Menjalin hubungan yang baik dengan mitra bisnis untuk mewujudkan kepercayaan dan keberlangsungan kerjasama. 4. Melayani konsumen dengan mengedepankan konsep customer satisfaction Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Struktur Organisasi menunjukkan hubungan antara fungsi-fungsi serta wewenang dan tanggung jawab setiap anggota organisasi yang memikul tugas dalam menyelesaikan pekerjaan yang saling berhubungan. Semua perusahaan dapat maju dan berkembang dengan baik bila semua elemenelemen yang ada di dalam perusahaan tersebut berfungsi dengan baik, dapat saling
4 44 bekerja sama antara satu bagian atau departemen yang satu dengan yang lainnya. Untuk itu suatu perusahaan harus mempunyai struktur organisasi yang ideal agar tujuan perusahaan dapat tercapai sesuai dengan hal yang telah ditentukan. Selain struktur organisasi yang ideal, organisasi perusahaan juga harus didukung dengan sumber daya manusia yang baik yaitu dengan menempatkan tenaga kerja yang profesional. Untuk itulah struktur organisasi sangat menentukan di dalam membantu kelancaran pengelolaan suatu perusahaan. Berikut ini adalah uraian mengenai struktur organisasi yang ada di PT. Raya Indo Fortuna : 1) Management Bertanggung jawab atas kelangsungan operasional perusahaan secara keseluruhan. Management inti tidak termasuk di dalam bagian/departemen tetapi masuk dalam struktur organisasi. 2) HRD & Finance a) HRD (Human Resource Departement) Bertangung jawab terhadap pengembangan sumber daya manusia dan administrasi karyawan seperti absensi, data karyawan. b) Accounting Bertanggung jawab atas laporan akuntansi di dalam perusahaan. c) Finance Bertanggung jawab atas pengaturan dan pencatatan arus cashflow perusahaan. 3) EXIM a) Tax
5 45 Bertanggung jawab mengenai pengurusan pajak perusahaan. b) Export Import Bertanggung jawab mengenai jalannya barang export dan import dan pengurusan dokumen kepabean. 4) Bussiness Development a) Bussiness Administration Bertanggung jawab mengenai administrasi penjualan, administrasi umum. b) IT Development Bertanggung jawab mengenai pengembangan bisnis melalui media e commerce, internet marketing 5) Service & Technical a) Maintenance Bertanggung jawab dalam melakukan pemeliharaan peralatan sebagai main business perusahaan. b) Bengkel Bertanggung jawab dalam melakukan perbaikan spareparts. 6) General Affair ( GA ) a) Purchasing Bertanggung jawab untuk pemesanan parts dan loading order kepada principal luar negeri maupun supplier local. b) Operational Administration
6 46 Bertanggung jawab atas penjadwalan untuk pendistribusian barang, pembuatan kelengkapan dokumen pengiriman seperti surat jalan dan lainlain. c) Distribution Bertanggung jawab untuk melakukan pendistribusian spare parts berdasarkan order customer dan disesuaikan dengan jadwal. d) Warehouse Bertanggung jawab untuk melakukan pencatatan dan pengecekan stock e) Office Boy Bertanggung jawab untuk melakukan pemeliharaan kantor meliputi kebersihan kantor, kerapihan kantor dll 4.2 Pengenalan Electric Forklift Electric forklift adalah salah satu unit kendaraan yang berfungsi sebagai alat pemindah material dengan tenaga penggerak electric / battery. Forklift sendiri dibagi dalam berbagai macam dan tipe, tergantung dari kapasitas mengangkat beban, jangkauan dan fungsi dari unit forklift tersebut. Secara garis besar, electric forklift dibagi menjadi beberapa tipe yaitu, Reach Truck, Counter Balance, dan Power Stacker. Pada umumnya reach truck memiliki jumlah working hours yang lebih tinggi daripada unit type lain karena reach truck memiliki jangkauan paling tinggi dalam mengangkat beban. Penggunaan unit dengan working hour atau jam kerja yang lebih
7 47 tinggi dibandingkan dengan unit lain seharusnya membutuhkan perhatian lebih untuk maintenance unit nya agar dapat beroperasi secara maksimal. Berikut ini adalah model dan spesifikasi dari unit electric forklift : 1. Reach Truck Gambar 4.1 Unit Electric Forklift Reach Truck Spesifikasi Unit : - Lift ( Standar Mast ) : 5300 mm - Kapasitas : kg - Electric 180 steering - Optimised vehicle geometry saves space - Sensitive hydraulic operation with SOLO-PILOT control lever - Optimum stability with Curve Control
8 48 2. Counter Balance Gambar 4.2 Unit Electric Forklift Counter Balance Spesifikasi Unit : - Lift ( Standard Mast ) : 3000 mm - Kapasitas : kg - Processor-controlled AC electronics which can be updated - Solo or Multi-Pilot control lever ( optional ) 3. Power Stacker Spesifikasi Unit : - Lift ( Standard Mast ) : 1540 mm Gambar 4.3 Unit Electric Forklift Power Stacker
9 49 - Kapasitas : kg - Outstanding ergonomics with multifunction tiller head - Compact and manoeuvrable - Easy charging at the mains with the integrated charger 4.3 Objek Penelitian PT. Raya Indo Fortuna merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa maintenance unit electric forklift. Secara lebih rinci dalam hal ini, PT. Raya Indo Fortuna berlaku sebagai sub pelaksana maintenance dari PT. XYZ, perusahaan manufaktur yang memproduksi obat-obatan. Dimana peralatan forklift yang ada di gudang PT. XYZ menjadi tanggung jawab dari PT. Raya Indo Fortuna untuk maintenance dari unit electric forklift nya dan memastikan ketersediaan dari peralatan untuk menjamin produktivitas unit. Peralatan electric forklift yang akan menjadi objek pembahasan dalam penelitian ini adalah electric forklift Reach Truck ETV 112, dengan kapasitas loading kg. Unit ini berada pada gudang raw material, dimana material yang di muat dalam proses loading adalah bahan baku pembuatan obat. Unit electric forklift Reach Truck ETV 112 merupakan peralatan yang berfungsi untuk unloading raw material yang datang dari supplier, menempatkannya dalam rak-rak penyimpanan dalam gudang dan selanjutnya mendistribusikan material hingga line produksi sesuai dengan kebutuhan.
10 50 Gambar 4.4 Electric Forklift Reach Truck ETV 112 ( Sumber : PT. Raya Indo Fortuna ) 4.4 Area Proses Perpindahan Material Unit Electric Forklift Reach Truck ETV 112 Fungsi unit electric forklift reach truck ETV 112 adalah untuk melakukan perpindahan material bahan baku produksi, dimana proses dimulai dari inspeksi kedatangan material kemudian dilanjutkan dengan unloading material, penempatan pada masing-masing rak penyimpanan, hingga mendistribusikan ke line produksi sesuai dengan kebutuhan. Flow chart proses kerja unit electric forklift reach truck ETV 112 dapat terlihat pada gambar dibawah ini.
11 51 Gambar 4.5 Flow proses kerja unit electric forklift unit Reach Truck ETV 112 ( Sumber : PT. Raya Indo Fortuna ) 4.5 Data Operasi Unit Data operasi unit yang ditunjukkan dibawah ini merupakan data yang dimiliki oleh unit dalam operasi nya untuk periode bulan November 2012 April Perhitungan Availability Ratio Untuk mengaplikasikan perhitungan keefektifan peralatan yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu mengenai Overall Equipment Efectiveness (OEE), maka diperlukan hasil perhitungan dari availability. Untuk mendapatkan availability, maka dibutuhkan hasil dari perhitungan waktu kerja, waktu set-up, waktu adjustment, waktu breakdown, waktu loading, dan waktu operasi.
12 52 Untuk menghitung availability digunakan rumus sebagai berikut : Availability = Net Available Time Downtime Losses x 100 % Net Available Time dimana Net Available Time = total availability time scheduled downtime Operating Time = Net Available Time Downtime Losses Net available time adalah waktu yang tersedia per bulan dikurangi dengan waktu downtime yang telah ditetapkan oleh perusahaan (scheduled downtime), sedangkan operating time adalah net available time yang dikurangi downtime losses. Tabel 4.1 Data Total Time dan Downtime Losses ( Sumber : PT. Raya Indo Fortuna ) Item Description Time ( second / month ) Total Availability Time 24 hours / day x 30 days / month Scheduled Maintenance 1 day Setup 0,5 hours / shift Adjustment 2 hours / month Total Time adalah waktu yang tersedia dalam satu bulan unit beroperasi - Scheduled Maintenance adalah waktu yang disediakan untuk dilakukan maintenance pada unit setiap bulannya dan sudah dijadwalkan secara pasti - Setup adalah waktu yang digunakan untuk persiapan unit sebelum di operasikan
13 53 - Adjustment adalah waktu dimana unit memerlukan re-setting atau kalibrasi ulang agar dapat dioperasikan dengan baik.
14 54 Maka perhitungan availability unit electric forklift Reach Truck ETV 112 untuk periode bulan November 2012 Januari 2013 sebagai berikut : Periode Total Time Planned Downtime Tabel 4.2 Perhitungan Availability Unit Reach Truck ETV 112 Set Up (second/ month) Downtime Losses Adjustment Breakdown Operating Time Availability ( % ) November ,65% December ,98% January ,48% February ,84% March ,56% April ,36% 54
15 55 Grafik 4.1 Kecenderungan Nilai Availability periode November 2012 April
16 Perhitungan Performance Efficiency Performance masuk dalam kategori speed loss dimana faktor-faktor yang dipertimbangkan adalah hal-hal yang menyebabkan peralatan beroperasi kurang dari kecepatan maksimal yang seharusnya. Kondisi ini dapat di sebabkan oleh beberapa hal antara lain, material, pengoperasian dari operator, dan lain-lain. Sehingga, performance rate dapat dirumuskan sebagai berikut : Performance Rate = Operating Time Speed Losses x 100 % Operating Time dimana Operating Time = Net Available Time Downtime Losses Maka perhitungan speed losses untuk unit Reach Truck ETV 112 periode November 2012 April 2013 adalah sebagai berikut : Periode Tabel 4.3 Perhitungan Speed Losses Unit Reach Truck ETV 112 Idling and Minor Stoppages Propel Time Total Speed Losses November December January February March April Idling and Minor stoppaged adalah keadaan dimana unit dalam keadaan menunggu tanpa dioperasikan karena tidak ada nya operator, misalnya karena break makan siang, penggantian battery pada unit.
17 57 - Propel Time adalah keadaan dimana unit berpindah ke titik loading yang lain. Maka perhitungan performace efficiency untuk unit Reach Truck ETV 112 periode November 2012 April 2013 adalah sebagai berikut : Periode Tabel 4.4 Perhitungan Performance Efficiency Unit Reach Truck ETV 112 Idling and Minor Stoppages Propel Time (second/ month) Total Speed Losses (second/ month) Operating Time Performance Efficiency ( % ) November ,80% December ,89% January ,78% February ,85% March ,55% April ,10% Grafik 4.2 Kecenderungan Nilai Performance Efficiency periode November 2012 April 2013
18 Perhitungan Rate of Quality Untuk menghitung Rate of Quality di gunakan rumus sebagai berikut : Rate of Quality = Good Output x 100 % Actual Output Tabel 4.5 Perhitungan Rate of Quality Unit Reach Truck ETV 112periode November 2012 April 2013 Periode Process amount (unit/month) Produk defect ( unit / month ) Rate of Quality ( % ) November ,68% December ,95% January ,78% February ,88% March ,80% April ,94% Grafik 4.3 Kecenderungan Nilai Rate of Quality periode November 2012 April 2013
19 Perhitungan Overall Equipment Effectiveness ( OEE ) Untuk dapat menghitung nilai Overall Equipment Effectiveness ( OEE ) digunakan rumus sebagai berikut : OEE % = Availability Rate x Performace Efficiency x Rate of Quality x 100% Perhitungan OEE untuk bulan November 2012 adalah sebagai berikut : OEE = 76,94 % x 97,80% x 98,68% x 100% = 74,62% Dengan cara yang sama maka perhitungan nilai Overall Equipment Effectiveness ( OEE ) untuk bulan November 2012 April 2013 disajikan dalam table berikut ini : Tabel 4.6 Perhitungan nilai OEE unit Reach Truck ETV 112 periode November 2012 April 2013 Periode AR PE ROQ OEE (%) (%) (%) (%) November 80,65% 97,90% 98,68% 77,92% December 76,98% 97,93% 98,95% 74,60% January 77,48% 97,76% 98,78% 74,83% February 79,84% 97,04% 98,88% 76,61% March 78,56% 97,61% 98,80% 75,77% April 80,34% 97,20% 98,94% 77,26% Grafik 4.4 Kecenderungan Nilai OEE periode November 2012 April 2013
20 Perhitungan OEE Six Big Losses Perhitungan Downtime Losses Dalam perhitungan OEE dari masing-masing faktor six big losses, yang termasuk dalam Downtime Losses terdiri dari breakdown dan setup and adjustment losses. a. Breakdown Losses Besarnya efektifitas mesin yang hilang akibat breakdown dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut : Breakdown Losses = Total Breakdown Time x 100% Net Available Time Untuk data perhitungan breakdown losses disajikan dalam tabel berikut ini : Tabel 4.7Perhitungan total breakdown unit Reach Truck ETV 112 periode November 2012 April 2013 Periode Breakdown Net Available Time Breakdown Losses ( % ) November ,82% December ,61% January ,09% February ,66% March ,97% April ,14% Total
21 61 b. Set Up and Adjustment Losses Untuk menghitung set up and adjustment losses digunakan rumus sebagai berikut : Set up and adjustment losses = Total Set Up and Adjustment Losses x 100% Net Available Time Perhitungan setup and adjustment untuk bulan November 2012 April 2013 disajikan dalam tabel 4.6 Periode Tabel 4.8 Perhitungan total set up and adjustment periode November 2012 April 2013 Total Set Up and Adjustment ( second/ month ) Net Available Time Set Up & Adjustment Losses ( % ) November ,75% December ,75% January ,75% February ,75% March ,75% April ,75% Total Perhitungan Speed Losses Faktor-faktor yang dikategorikan dalam Speed Losses terdiri dari idling and minor stopages dan reduce speed. a. Idling and Minor Stoppages Losses Untuk menghitung nilai idling and minor stoppages losses di gunakan rumus sebagai berikut : Idling and Minor Stopages Losses = Total Idling and Minor Stopages Losses x 100% Net Available Time
22 62 Berdasarkan data yang telah ada, berikut adalah perhitungan total idling and minor stopages atau biasa disebut dengan non productive time. Tabel 4.9 Perhitungan total idling and minor stopages periode November 2012 April 2013 Periode Idling and Minor Stoppages Net Available Time Idling and Minor Stoppages ( % ) November ,01% December ,98% January ,93% February ,15% March ,08% April ,08% Total b. Reduce Speed Losses Untuk menghitung nilai reduce speed losses digunakan rumus sebagai berikut : Reduce Speed Losses = ( Operation Time (Ideal Cycle Time x Total Actual Product )) x 100% Net Available Time Perhitungan reduce speed losses untuk bulan November 2012 adalah sebagai berikut : Reduce Speed Losses = ( ( 560,68 x )) x 100% = 1,75% Dengan cara yang sama, maka perhitungan reduce speed losses untuk bulanbulan berikutnya disajikan dalam tabel berikut ini :
23 63 Tabel 4.10 Perhitungan Reduce Speed Losses periode November 2012 April 2013 Periode Operating Time (second/ month) Ideal Cycle Time (second/ unit) Process amount (unit/ month) Net Available Time (second/ month) Reduce Speed Losses Time ( second ) Reduce Speed Losses ( % ) November , ,75% December , ,65% January , ,80% February , ,44% March , ,94% April , ,33% Total Perhitungan Defect Losses Faktor yang dikategorikan dalam Defect Losses terdiri dari Rework Losses dan Reject Losses. a. Rework Losses Untuk menghitung nilai rework losses digunakan rumus sebagai berikut : Rework Losses = ( Ideal Cycle Time x Rework ) x 100% Net Available Time Perhitungan rework losses untuk bulan November 2012 adalah sebagai berikut: Rework Losses = (560,68 x 40 ) x100% = 0,90 % Dengan cara yang sama, maka perhitungan rework losses untuk bulan selanjutnya disajikan dalam tabel berikut ini.
24 64 Periode Tabel 4.11 Perhitungan Rework Losses periode November 2012 April 2013 Net Available Time (second/ month) Ideal Cycle Time (second/ unit) Total Rework ( unit ) Rework Time ( second ) Rework Losses ( % ) November , , ,90% December , , ,69% January , , ,78% February , , ,71% March , , ,86% April , , ,71% Total 0, b. Reject Losses berikut : berikut: Untuk menghitung nilai rework losses digunakan rumus sebagai Reject Losses = ( Ideal Cycle Time x Reject ) x 100% Net Available Time Perhitungan rework losses untuk bulan November 2012 adalah sebagai Reject Losses = (560,68 x 8 ) x100% = 0,18 % Dengan cara yang sama, maka perhitungan rework losses untuk bulan selanjutnya disajikan dalam tabel berikut ini :
25 65 Periode Tabel 4.12 Perhitungan Reject Losses periode November 2012 April 2013 Net Available Time (second/ month) Ideal Cycle Time (second/ unit) Total Reject ( unit ) Reject Time ( second ) Reject Losses ( % ) November ,68 8 0, ,18% December ,56 6 0, ,13% January ,65 8 0, ,17% February ,61 9 0, ,19% March ,90 4 0, ,09% April ,89 7 0, ,15% Total 0, Pengaruh Six Big Losses Untuk melihat lebih jelas six big losses yang mempengaruhi efektifitas peralatan, maka akan dilakukan perhitungan time loss untuk masing-masing faktor dalam six big losses tersebut seperti terlihat pada hasil perhitungan di tabel 4.13
26 66 Tabel 4.13 Persentase Faktor Six Big Losses Unit Electric Forklift ETV 112 No Six Big Losses Total Time Loss ( second ) Persentase ( % ) 1 Breakdown Losses ,16% 2 Set up and adjustment Loss ,67% 3 Idling and Minor Stoppages ,86% 4 Reduce Speed Loss ,31% 5 Rework Loss 0, Reject Loss 0, Total Persentase time loss dari keenam faktor tersebut juga akan lebih jelas lagi diperlihatkan dalam bentuk histogram yang terlihat pada gambar berikut. Grafik 4.5 Histogram Presentase Faktor Six Big Losses Unit Electric Forklift ETV 112
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Mesin atau peralatan yang menjadi objek penelitian adalah pada bagian pengeringan di PT. XYZ yaitu pada mesin Dryer Twind. Karena mesin ini bersifat
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN Metode penelitian ini merupakan cara atau prosedur yang berisi tahapantahapan yang jelas yang disusun secara sistematis dalam proses penelitian. Tiap tahapan maupun bagian yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada PT. Kakao Mas Gemilang dan pengambilan data dilakukan pada department teknik dan produksi. 3.2. Pelaksanaan Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bagian ini akan dijelaskan macam-macam langkah yang digunakan dalam melakukan penelitian ini. 3.1 Studi Literatur Studi literatur merupakan tahapan penyusunan landasan
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI PRODUKSI MESIN RING FRAME DENGAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PT INDORAMA SYNTHETICS Tbk
ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI MESIN RING FRAME DENGAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PT INDORAMA SYNTHETICS Tbk Disusun Oleh : Nama : Gabriella Aningtyas Varianggi NPM : 33412072 Jurusan : Teknik Industri
Lebih terperinciBAB V ANALISIS HASIL
BAB V ANALISIS HASIL 5.1.Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) Analisa perhitungan OEE di PT. XYZ dilakukan untuk melihat tingkat efektivitas penggunaan mesin di mesi reaktor R-102
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN. Equipment Loss (Jam)
BAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN 5.1 Analisa Nilai Availability Table 5.1 Nilai Availability Mesin Steam Ejector Planned Equipment Loss Time Availability Januari 42 6 36 85.71 Februari 44 7 37 84.09 Maret
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Overall Equipment Effectiveness ( OEE ) Overall Equipment Effectiveness (OEE) adalah tingkat keefektifan fasilitas secara menyeluruh yang diperoleh dengan memperhitungkan
Lebih terperinciDAFTAR ISI Halaman Halaman Judul... i Halaman Pengajuan... ii Halaman Pengesahan... iii Kata Pengantar... iv Daftar Isi... vi Daftar Tabel...
DAFTAR ISI Judul... i Pengajuan... ii Pengesahan... iii Kata Pengantar... iv Daftar Isi... vi Daftar Tabel... ix Daftar Gambar... x Daftar Lampiran... xii Abstrak... xiii Abstract... xiv Bab I. Pendahuluan
Lebih terperincidalam pembahasan sehingga hasil dari pembahasan sesuai dengan tujuan yang
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Masalah Tahap identifikasi masalah adalah tahap dimana peneliti ingin menemukan masalah yang akan menjadi fokus penelitian. Tahap ini merupakan penggabungan dari
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian secara sistematik, sehingga akan memudahkan dalam pelaksanaan penelitian. Hasil yang
Lebih terperinciJl. Kaliurang Km 14.4 Sleman, DIY 55184 1,2)Email: teknik.industri@uii.ac.id ABSTRAK
Penerapan Metode Total Productive Maintenance (TPM) untuk Mengatasi Masalah Six-Big Losess dalam Mencapai Efisiensi Proses Produksi (Studi Kasus pada PT. Itokoh Ceperindo) Aldila Samudro Mukti 1, Hudaya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN LITERATUR...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i PERNYATAAN KEASLIAN... ii LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN....iii LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING...iv LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN...vi HALAMAN
Lebih terperinciAnalisa Total Productive Maintenance pada Mesin Machining Center pada PT. Hitachi Power System Indonesia (HPSI) Dengan Menggunakan Metode
Analisa Total Productive Maintenance pada Mesin Machining Center pada PT. Hitachi Power System Indonesia (HPSI) Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) Achmad Nur Fauzi Program
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. ada sekarang secara sistematis dan faktual berdasarkan data-data. penelitian ini meliputi proses
BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Jenis Penelitian Berdasarkan sifatnya, maka penelitian ini digolongkan sebagai penelitian deskritif yaitu penelitian yang berusaha untuk memaparkan pemecahan masalah terhadap
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian, adalah sebagai berikut :
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodelogi penelitian merupakan cara atau prosedur yang berisi tahapatahapan yang jelas yang disusun secara sistematis dalam proses penelitian. Pada bab sebelumnya telah dijelaskan
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE)
48 BAB V ANALISA HASIL 5.1. Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) Analisis perhitungan overall equipment effectiveness di PT. Inkoasku dilakukan untuk melihat tingkat efektivitas penggunaan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah suatu paradigma untuk memecahkan masalah yang terjadi agar penelitian ini lebih sistematis dan terarah. Bab ini berisi langkahlangkah pembahasan
Lebih terperinciPRESENTASI SIDANG SKRIPSI. September
PRESENTASI SIDANG SKRIPSI 1 ANALISIS KINERJA DAN KAPABILITAS MESIN DENGAN PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) DI PT. X Disusun oleh Nama : Teguh Windarto NPM : 30408826 Jurusan : Teknik Industri
Lebih terperinciProsiding SNATIF Ke-1 Tahun ISBN:
Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun 201 4 ISBN: 978-602-1180-04-4 ANALISIS PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) MENGGUNAKAN OVERALL EQUIPMENT EFECTIVENESS (OEE) DAN SIX BIG LOSSES PADA MESIN CAVITEC DI
Lebih terperinciSKRIPSI ANALISIS PENINGKATAN EFEKTIFITAS MESIN SEWING MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DI PT.
SKRIPSI ANALISIS PENINGKATAN EFEKTIFITAS MESIN SEWING MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DI PT. SIOEN INDONESIA Disusun Oleh: ACHMAD ROSID 2012.10.215.319 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LADASA TEORI Dalam penulisan tugas akhir ini diperlukan teori-teori yang mendukung, diperoleh dari mata kuliah yang pernah didapat dan dari referensi-referensi sebagai bahan pendukung. Untuk mencapai
Lebih terperinciAnalisis Overall Equipment Effectiveness pada Mesin Wavetex 9105 di PT. PLN Puslitbang
Analisis Overall Equipment Effectiveness pada Mesin Wavetex 9105 di PT. PLN Puslitbang Yustine Intan Dwi Wijaya1), Ilham Priadythama2) 1,2) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
BAB III METODELOGI PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat Effektivitas dari pada mesin mesin m/c.cr.shaft yaitu mesin : Grinding,Fine Boring,dan Gun drilling. Sebagai langkah di dalam
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analisa Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) Analisa perhitungan Overall Equipment Effectiveness di PT. Gramedia Printing Group dilakukan untuk melihat
Lebih terperinciBAB 3 LANDASAN TEORI
BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Pengukuran Performansi Pengukuran performansi sering disalah artikan oleh kebanyakan perusahaan saat ini. Indikator performansi hanya dianggap sebagai indikator yang menunjukkan
Lebih terperinciNama : Teguh Windarto NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr.Ir Rakhma Oktavina, MT
PENULISAN ILMIAH MEMPELAJARI PROSES PERAWATAN MESIN POTONG VELEG RODA DUA DENGAN METODE TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) DI PT. ENKEI INDONESIA Nama : Teguh Windarto NPM : 30408826 Jurusan : Teknik Industri
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI ILMIAH ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PENINGKATAN EFISIENSI PRODUK MESIN B-3 MELALUI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENEES (OEE)
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PENINGKATAN EFISIENSI PRODUK MESIN B-3 MELALUI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENEES (OEE) Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Lebih terperinciPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
TUGAS AKHIR Analisa Penerapan Total Productive Maintenance (TPM) Menggunakan Overall Equipment Effectiveness (OEE) dan Six Big Losses Mesin Cylindrical Grinding Paragon GUP 20/32 Di Departemen Puslatek
Lebih terperinciANALISA FAKTOR-FAKTOR SIX BIG LOSSES PADA MESIN CANE CATTER I YANG MEMPENGARUHI EFESIENSI PRODUKSI PADA PABRIK GULA PTPN II SEI SEMAYANG
ANALISA FAKTOR-FAKTOR SIX BIG LOSSES PADA MESIN CANE CATTER I YANG MEMPENGARUHI EFESIENSI PRODUKSI PADA PABRIK GULA PTPN II SEI SEMAYANG TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat
Lebih terperinciPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2017
TUGAS AKHIR ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS MESIN WRAPPING HIGH SPEED DI PT. TORABIKA EKA SEMESTA Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai
Lebih terperinciKARYA AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan. Oleh TENGKU EMRI FAUZAN
PERHITUNGAN TINGKAT EFEKTIFITAS MESIN CANE MILL DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS SEBAGAI DASAR USULAN PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA PABRIK GULA SEI SEMAYANG PT. PERKEBUNAN NUSANTARA
Lebih terperinciPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2016
TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA MESIN DYNO MILL DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DI PT. COLORPAK INDONESIA, TBK. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode penelitian Berikut ini merupakan flowchart kerangka keseluruhan untuk melakukan penelitian. Menentukan Tema Identifikasi Masalah Menentukan latar belakang masalah
Lebih terperinciSTUDI KASUS PENINGKATAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) MELALUI IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)
Seminar Nasional Teknik IV STUDI KASUS PENINGKATAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS () MELALUI IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) Didik Wahjudi, Soejono Tjitro, Rhismawati Soeyono Jurusan Teknik
Lebih terperinciANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA TURNTABLE VIBRRATING COMPACTOR GUNA MEMPERBAIKI KINERJA PERUSAHAAN PT. INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (Persero)
ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA TURNTABLE VIBRRATING COMPACTOR GUNA MEMPERBAIKI KINERJA PERUSAHAAN PT. INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (Persero) SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat
Lebih terperinciAnalisis Overall Equipment Effectiveness dalam Meminimalisasi Six Big Losses pada Area Kiln di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.
Analisis Overall Equipment Effectiveness dalam Meminimalisasi Six Big Losses pada Area Kiln di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Pabrik Tuban Tofiq Dwiki Darmawan *1) dan Bambang Suhardi 2) 1,2) Program
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS MESIN CNC DI PT. RAJA PRESISI SUKSES MAKMUR DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE)
TUGAS AKHIR ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS MESIN CNC DI PT. RAJA PRESISI SUKSES MAKMUR DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) Oleh : MOCHAMAD ROMADHANI NBI : 411306085 PROGRAM STUDI TEKNIK
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi penelitian perlu ditentukan terlebih dahulu, agar di dalam mencari solusi untuk memecahkan masalah lebih terarah dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Teknologi merupakan komponen penting bagi berkembangnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi merupakan komponen penting bagi berkembangnya perusahaan. Semakin berkembangnya industri semakin banyak pula teknologi yang dikembangkan. Salah satu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. PT United Tractors Tbk (PTUT) merupakan salah satu distributor alat-alat berat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT United Tractors Tbk (PTUT) merupakan salah satu distributor alat-alat berat serta penyedia pelayanan purna jual baik berupa suku cadang maupun servis dengan cabang-cabang
Lebih terperinciDEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2016
PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE UNTUK PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS PADA TURBIN UAP TYPE C5 DS II GVS DI PT. PP LONDON SUMATERA INDONESIA
Lebih terperinciPT. PP LONDON SUMATERA INDONESIA Tbk BAGERPANG POM SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi. Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
STUDI PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DAN SIX BIG LOSSES PADA GENERATOR DIESEL TYPE 700 DI PT. PP LONDON SUMATERA INDONESIA Tbk BAGERPANG
Lebih terperinciPenerapan Total Productive Maintenance Pada Mesin Electric Resistance Welding Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness
Penerapan Total Productive Maintenance Pada Mesin Electric Resistance Welding Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness Friendy Negarawan 1, Ja far Salim 2, Wahyu Susihono 3 1, 2, 3 Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Sejarah singkat perusahaan Didirikan pada tahun 1951 yang terletak di Tanggerang, Banten. PT Gajah Tunggal Tbk. memulai usaha produksinya dengan ban sepeda. Sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perbaikan. Perbaikan yang diharapkan dapat meningkatkan keutungan bagi
3.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN Untuk tetap bertahan di persaingan usaha, sebuah industri harus selalu melakukan perbaikan. Perbaikan yang diharapkan dapat meningkatkan keutungan bagi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi penelitian perlu ditentukan agar di dalam mencari solusi untuk memecahkan masalah lebih terarah dan mempermudah proses
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. sebelumnya menggunakan metode OEE maka dapat disimpulkan bahwa hasil
BAB V ANALISA HASIL Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan yang telah dilakukan di bab sebelumnya menggunakan metode OEE maka dapat disimpulkan bahwa hasil pencapain OEE setiap bulannya adalah tidak
Lebih terperinci2.2.2 Keuntungan TPM Total Effectiveness (Keefektifan Total) Overall Equipment Effectiveness
DAFTAR ISI Halaman Judul...i Lembar Persoalan...ii Lembar Pengesahan...iii Lembar Pernyataan...iv Lembar Persembahan...v Kata Pengantar...vi Abstract...viii Intisari...ix Daftar Isi...x Daftar Tabel...xiii
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan metodologi penelitian atau tahapan-tahapan penelitian yang akan dilalui dari awal sampai akhir. Metodologi penelitian perlu ditentukan terlebih
Lebih terperinciHASBER F. H. SITANGGANG
KAJIAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP BLOK I ST 1.0 SICANANG BELAWAN DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL PENGOLAHAN DATA
BAB IV ANALISIS HASIL PENGOLAHAN DATA 4.1. Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) Analisa perhitungan overall equipment effectiveness di PT. Sulfindo Adi Usaha dilakukan untuk melihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah dalam mesin/peralatan produksi, misalnya mesin berhenti secara tiba-tiba,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Terhentinya suatu proses pada lantai produksi sering kali di sebabkan adanya masalah dalam mesin/peralatan produksi, misalnya mesin berhenti secara tiba-tiba,
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Flow diagram yang dilakukan untuk melakukan pemecahan permasalahan yang terjadi dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut : Mulai Studi Pendahuluan Studi Kepustakaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3 METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif menunjukkan penelitian melalui penelitian lapangan yang
Lebih terperinciNia Budi Puspitasari, Avior Bagas E *) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang
PERHITUNGAN NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS MESIN MIXER BANBURY 270 L DAN MESIN BIAS CUTTING LINE 2 (STUDI KASUS PT. SURYARAYA RUBBERINDO INDUSTRIES) Nia Budi Puspitasari, Avior Bagas E *) Program
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Stephens (2004:3), yang. yang diharapkan dari kegiatan perawatan, yaitu :
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Definisi maintenance Maintenance (perawatan) menurut Wati (2009) adalah semua tindakan teknik dan administratif yang dilakukan untuk menjaga agar kondisi mesin/peralatan tetap
Lebih terperinciBAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH Analisis Perhitungan Overall Equipmenteffectiveness (OEE).
BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisis Perhitungan Overall Equipmenteffectiveness (OEE). Analisis perhitungan overall equipment effectiveness pada PT. Selamat Sempurna Tbk. dilakukan untuk melihat
Lebih terperinciImplementasi Metode Overall Equipment Effectiveness Dalam Menentukan Produktivitas Mesin Rotary Car Dumper
Implementasi Metode Overall Equipment Effectiveness Dalam Menentukan Produktivitas Mesin Rotary Car Dumper Melani Anggraini* 1), Marcelly Widya W 2), Kujol Edy F.B. 3) 1,2,3) Program Studi Teknik Industri
Lebih terperinciAnalisis OEE (Overall Equipment Effectiveness) pada Mesin Discmill di PT Tom Cococha Indonesia
Analisis OEE (Overall Equipment Effectiveness) pada Mesin Discmill di PT Tom Cococha Indonesia Heru Winarno 1) dan Setiyawan 2) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Serang Raya Banten
Lebih terperinciPENGUKURAN PRODUKTIFITAS MESIN UNTUK MENGOPTIMALKAN PENJADWALAN PERAWATAN (STUDI KASUS DI PG LESTARI)
PENGUKURAN PRODUKTIFITAS MESIN UNTUK MENGOPTIMALKAN PENJADWALAN PERAWATAN (STUDI KASUS DI PG LESTARI) Fitri Agustina Jurusan Teknik Industri, Universitas Trunojoyo Madura Jl. Raya Telang Po Box 2 Kamal,
Lebih terperinciPERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA MESIN MESPACK DI PT. UNILEVER INDONESIA DEA DERIANA
PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA MESIN MESPACK DI PT. UNILEVER INDONESIA DEA DERIANA 39410112 LATAR BELAKANG Peningkatan Produktivitas Overall Equipment Effectiveness
Lebih terperinciPENGUKURAN MANAJEMEN PERAWATAN MENGGUNAKAN METODE TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE
PENGUKURAN MANAJEMEN PERAWATAN MENGGUNAKAN METODE TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) SEBAGAI DASAR PERBAIKAN EFEKTIFITAS MESIN PT.PERKEBUNAN NUSANTARA XIII PMS NGABANG (PERSERO) Hendra Fasla Silalahi Mahasiswa
Lebih terperinciEFFECTIVENESS (OEE) DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DALAM MENGUKUR
Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol. 03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2015 PENERAPAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DAN FAILURE MODE
Lebih terperinciSunaryo dan Eko Ardi Nugroho
KALKULASI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) UNTUK MENGETAHUI EFEKTIVITAS MESIN KOMATZU 80T (Studi Kasus pada PT. Yogya Presisi Tehnikatama Industri) Sunaryo dan Eko Ardi Nugroho Teknik Industri, Fakultas
Lebih terperinciSTUDI PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) UNTUK PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI PADA PTP.N II PABRIK RSS TANJUNG MORAWA KEBUN BATANG SERANGAN
STUDI PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) UNTUK PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI PADA PTP.N II PABRIK RSS TANJUNG MORAWA KEBUN BATANG SERANGAN TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan Total Productive Maintenance (TPM) merupakan salah satu konsep inovasi dari Jepang, dan Nippondenso adalah perusahaan pertama yang menerapkan dan mengembangkan konsep
Lebih terperinciEvaluasi Efektivitas Mesin Creeper Hammer Mill dengan Pendekatan Total Productive Maintenance (Studi Kasus: Perusahaan Karet Remah di Lampung Selatan)
Evaluasi Efektivitas Mesin Creeper Hammer Mill dengan Pendekatan Total Productive Maintenance (Studi Kasus: Perusahaan Karet Remah di Lampung Selatan) Melani Anggraini *1), Rawan Utara *2), dan Heri Wibowo
Lebih terperinciPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2013
LAPORAN SKRIPSI ANALISIS HUBUNGAN NILAI OVERALL EQUIPMENT EFECTIVNESS (OEE) DENGAN SIX BIG LOSESS DALAM USAHA MENCARI PENYEBAB BESARNYA REDUCED SPEED LOSSES DAN PROCESS DEFECT LOSSES PADA MESIN INJECTION
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri baik dalam bidang teknologi maupun dalam bidang manajemen,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu organisasi yang dibentuk dengan tujuan ekonomi dalam melakukan kegiatan usahanya. Untuk mencapai tujuan ekonomi tersebut maka perusahaan
Lebih terperinciANALISA KEEFEKTIFAN MESIN OVERHEAD CRANE DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DI PT BUKAKA TEKNIK UTAMA DIVISI BOARDING BRIDGE
ANALISA KEEFEKTIFAN MESIN OVERHEAD CRANE DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DI PT BUKAKA TEKNIK UTAMA DIVISI BOARDING BRIDGE Badik Yuda Asgara, Gunawarman Hartono Badik Yuda Asgara (badik_yuda_asg@yahoo.com),
Lebih terperinciUniversitas Widyatama
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi dan Tujuan Maintenance 2.1.1 Definisi Maintenance Perawatan atau yang lebih dikenal dengan kata Maintenance dapat didefinisikan sebagai suatu aktivitas yang diperlukan
Lebih terperinci1 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
1 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh dari dokumen perusahaan dan wawancara langsung dengan pembimbing lapangan. Adapun pengumpulan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian dan Tujuan Maintenance 2.1.1. Pengertian Maintenance Maintenance merupakan suatu fungsi dalam suatu industri manufaktur yang sama pentingnya dengan fungsi-fungsi lain
Lebih terperinci3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bagian ketiga dari laporan skripsi ini menggambarkan langkah-langkah yang akan dijalankan dalam penelitian ini. Metodologi penelitian dibuat agar proses pengerjaan penelitian
Lebih terperinciANALISIS EFEKTIVITAS MESIN HOPPER DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS DAN FMEA PADA PT. KARYA MURNI PERKASA
ANALISIS EFEKTIVITAS MESIN HOPPER DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS DAN FMEA PADA PT. KARYA MURNI PERKASA TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi maintenance Maintenance (perawatan) menurut Wati (2009) adalah semua tindakan teknik dan administratif yang dilakukan untuk menjaga agar kondisi mesin/peralatan tetap
Lebih terperinciPENINGKATAN EFEKTIVITAS MESIN CUTTING GLASS DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (di PT. Asahimas Flat Glass, Tbk.
PENINGKATAN EFEKTIVITAS MESIN CUTTING GLASS DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (di PT. Asahimas Flat Glass, Tbk. Sidoarjo) Oleh Ferry Wicaksono, Enny Aryani, Dwi Sukma Prodi TeknikIndustri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Analisa Peningkatan..., Achmad, Fakultas Teknik 2016
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada setiap industri manufaktur hampir semua proses produksinya menggunakan mesin atau peralatan sebagai fasilitas produksi yang utama. persaingan dalam penjualan produk
Lebih terperinciSTUDI PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) UNTUK PENINGKATAN EFESIENSI PRODUKSI DI PT. SINAR SOSRO
STUDI PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) UNTUK PENINGKATAN EFESIENSI PRODUKSI DI PT. SINAR SOSRO TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Mutu ( Quality ) Mutu adalah sesuatu yang diputuskan oleh pelanggan dan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh pelanggan. Mutu didasarkan pada pengalaman aktual
Lebih terperinciPengukuran Efektivitas Mesin Rotary Vacuum Filter dengan Metode Overall Equipment Effectiveness (Studi Kasus: PT. PG. Candi Baru Sidoarjo)
Pengukuran Efektivitas Mesin Rotary Vacuum Filter dengan Metode Overall Equipment Effectiveness (Studi Kasus: PT. PG. Candi Baru Sidoarjo) Maulita Farah Zevilla*, Wahyunanto Agung Nugroho, Gunomo Djojowasito
Lebih terperinciPERHITUNGAN OEE (OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENES) PADA MESIN TRUPUNCH V 5000 I MENUJU TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) Study Kasus Pada PT XYZ
PERHITUNGAN OEE (OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENES) PADA MESIN TRUPUNCH V 5000 I MENUJU TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) Study Kasus Pada PT XYZ Muhammad Kholil (1), Rudini Mulya (2) Program Studi Teknik
Lebih terperinci1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemeliharaan 2.1.1 Definisi Pemeliharaan Beberapa definisi pemeliharaan (maintenance) menurut para ahli: Menurut Patrick (2001, p407), maintenance adalah suatu kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Industri dalam bidang kesehatan mengalami perkembangan yang sangat baik, pasar farmasi pada tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 12% serta perkiraan perkembangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penyebarannya terbanyak di pulau Jawa dan Sumatera, masing-masing 50% dan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Tanaman ubikayu tumbuh tersebar di seluruh provinsi di Indonesia, namun penyebarannya terbanyak di pulau Jawa dan Sumatera, masing-masing 50% dan 32% dari total luas
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Usaha Way
15 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Usaha Way Berulu Pesawaran jenis Karet Remah (Crumb Rubber) dari bulan Desember
Lebih terperinciPengantar Manajemen Pemeliharaan. P2M Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Pengantar Manajemen Pemeliharaan P2M Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia Topik Bahasan Perkembangan manajemen pemeliharaan Sistem pemeliharaan Preventive maintenance (PM) Total
Lebih terperinciANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA LINI PRODUKSI MESIN PERKAKAS GUNA MEMPERBAIKI KINERJA PERUSAHAAN
ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA LINI PRODUKSI MESIN PERKAKAS GUNA MEMPERBAIKI KINERJA PERUSAHAAN Achmad Said, Joko Susetyo Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Institut Sains
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan karena tim perbaikan tidak mendapatkan dengan jelas
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha perbaikan pada industri manufaktur, dilihat dari segi peralatan adalah dengan meningkatkan efektivitas mesin/peralatan yang ada seoptimal mungkin. Pada
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Total Productive Maintenance Total Productive Maintenance (TPM) adalah teknik silang fungsional yang melibatkan beberapa bagian fungsional perusahaan bukan hanya pada Bagian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap industri manufaktur berusaha untuk efektif, dan dapat berproduksi dengan biaya produksi yang rendah untuk meningkatkan produktivitas. Usaha ini diperlukan untuk
Lebih terperinciANALISIS PENGUKURAN NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA PROSES PACKAGING DI LINE 2 (STUDI KASUS PT. MULTI BINTANG INDONESIA.
ANALISIS PENGUKURAN NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA PROSES PACKAGING DI LINE 2 (STUDI KASUS PT. MULTI BINTANG INDONESIA. TBK) Erry Rimawan, Agus Raif Program Studi Teknik Industri, Fakultas
Lebih terperinci1. Tingkat efectivitas dan efisiensi mesin yang diukur adalah dengan Metode Overall
1. Tingkat efectivitas dan efisiensi mesin yang diukur adalah dengan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) dan Six Big Losses sesuai dengan prinsip TPM (Total Produktive Maintenance) untuk mengetahui
Lebih terperinciTotal Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi
Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi Total Productive Maintenance Program perawatan yang melibatkan semua pihak yang terdapat dalam suatu perusahaan untuk dapat
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA KEGIATAN PERAWATAN MESIN INJECTION MOLD MENGGUNAKAN METODE TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) PADA PT ICHIKOH INDONESIA
Teknika : Engineering and Sains Journal Volume 1, Nomor 2, Desember 2017, 131-140 ISSN 2579-5422 online ISSN 2580-4146 print EVALUASI KINERJA KEGIATAN PERAWATAN MESIN INJECTION MOLD MENGGUNAKAN METODE
Lebih terperinciANALISIS TINGGINYA BREAKDOWN TIME
ANALISIS TINGGINYA BREAKDOWN TIME MESIN HYDROSTATIC TEST PLANT VAI PADA PT XYZ DENGAN METODOLOGI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS ( OEE ) (STUDI KASUS PT XYZ) TUGAS AKHIR Yoyon Waryono 1128003030 Program
Lebih terperinciTotal Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi
Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi Total Productive Maintenance Program perawatan yang melibatkan semua pihak yang terdapat dalam suatu perusahaan untuk dapat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Usaha Kecil Dan Menengah Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 UKM adalah sebuah perusahaan yang memiliki kriteria sebagai berikut : 1. Usaha Mikro, yaitu usaha produktif
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
48 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Dalam melakukan suatu penelitian perlu dibuat urut-urutan proses pengerjaan yang dilakukan. Urut-urutan proses pengerjaan tersebut disebut Metodologi Penelitian. Hal ini
Lebih terperinci