1 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
|
|
- Glenna Kusuma
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh dari dokumen perusahaan dan wawancara langsung dengan pembimbing lapangan. Adapun pengumpulan data ini dapat dilihat seperti di bawah Profil Umum Perusahaan Sejarah LMM dimulai dengan terbentuknya PT. Sinar Inti Electrindo Raya (SIER) pada tahun SIER dibangun dari sesuatu yang sangat sederhana, dari sebuah bangunan tunggal dengan beberapa orang karyawan yang akhirnya berkembang menjadi pusat processing plat metal terbesar di Jakarta Barat. Pada tahun 2002, sebuah perusahaan sejenis bernama PT. Laser Metal Mandiri berdiri di Cikarang, sebelah selatan kota Jakarta. Setelah cukup lama berperan sebagai pemain terkuat di industri ini, SIER secara resmi mengakuisis LMM pada tahun 2008, yang merupakan penggabungan sumber daya kedua perusahaan dalam sebuah perusahaan untuk memberikan pelayanan terbaik. Perusahaan yang baru yang dikendalikan oleh management PT. SIER memutuskan untuk tetap menggunakan nama PT. LMM dan 42
2 mengkonsolidasikan semua aktivitas sheet metal industri ke dalam aktivitas PT. SIER dan LMM. Sekarang, PT. LMM yang baru merupakan bagian dari Sinar Inti Indoraya Group (SIIG) dan siap untuk menjadi kekuatan yang mendominasi dalam industri ini serta mampu menyajikan berbagai macam produk dan layanan bagi pelanggan. Memberikan pelayanan yang terbaik pada pelanggan pada kondisi pasar yang bergerak cepat seperti sekarang berarti memiliki kemampuan untuk memberikan barang yang bagus pada saat yang tepat dengan harga yang kompetitif bagi pelanggan. Hingga saat ini LMM diperkuat dengan dua pabrik berliokasi di Tangerang (sebelah barat Jakarta) serta di Cikarang (sebelah timur Jakarta) dengan total area seluas m2. Mesin berteknologi tinggi dan praktis dipergunakan dalam proses produksi. Sistem ASRS (Automated Storage and Retrieval System) dipergunakan untuk menggabungkan proses invetarisasi dan proses manufaktur dengan dintegrasikan penuh pada software sistem ERP/MRP. Hal ini berarti bahan baku akan diberikan pada saat dibutuhkan pada setiap langkah dalam proses manufaktur dan perakitan ini, dengan sistem pengintegrasian informasi yang lengkap Produk Yang Dihasilkan Kami menggabungkan dua hal penting-proses fabrikasi sheet metal dan solusi untuk memberikan nilai tambah pada sheet metal dalam rangka mengembangkan beragam produk yang bisa ditawarkan. Dengan adanya beragam kemampuan fabrikasi sheet metal dan produk-produk sheet metal yang juga beragam, sangat tidak mudah untuk bisa menggambarkan tiap produk yang kami tawarkan. Untuk membantu Anda memilih produk sheet 43
3 metal sesuai kebutuhan Anda, kami mengelompokkan produk-produk sheet metal kami ke dalam beberapa kategori: a. Kategori Produk Panel Indoor (Custom) Panel Outdoor (Custom) Panel Standar Custom Housing b. Pelanggan Kami Industri Alat Industri Industri Alat Elektronik Industri Produk Komersil c. Segmentasi Pelanggan Industri Telekomunikasi Industri Otomotif Industri Alat Berat Industri Peralatan Rumah Tangga Industri Perakitan Panel Listrik Kontraktor Stainless Steel Agen Periklanan Dan lain-lain Struktur Perusahaan Struktur organisasi PT. Laser Metal Mandiri (LMM) merupakan struktur organisasi fungsional di mana pembagian departemennya didasarkan pada fungsi dari masing-masing departemen yang ada pada perusahaan. Struktur 44
4 organisasi secara umum PT. Laser Metal Mandiri dapat dilihat pada diagram 4.1 berikut ini. Andre Soetandi Division Head LMM Sona Supriatna Section Head Processing Endang Sugianto Section Head Joining Andi Department Head Production Sardian Sub-Section Dadang Sub-Section Head Assembling Achmad Syukkurulla h Department Head PPIC Murti Wahyunings ih Section Head PPIC Rafianto Rafioen Department Head QA Meirri Alfianto Section Head QC SM CK Nandy Department Head Maintenance Ridwan Effendi Section Head Maintenance Operator Processing Operator Joining Operator Pre- Treatment & Painting Operator Assembling Staff PPIC Supplier Staff PPIC Production Inspector QC SM Operator Maintenace Diagram 1.1 Struktur Organisasi Umum Upah, Jumlah Jam Kerja, Hari Kerja & Jumlah Tenaga Kerja Upah tenaga kerja Maintenance di PT. Laser Metal Mandiri (LMM) adalah sebesar Rp per orangnya. Sedangkan jumlah jam kerja, hari kerja dan jumlah tenaga kerjanya yaitu : Senin Jumat a. Shift 1 : ( 1 orang ) b. Shift 2 : ( 1 orang ) c. Shift 3 : ( 1 orang ) Objek Penelitian Mesin yang menjadi objek penelitian adalah Trupunch V 5000 I. Mesin ini memiliki fleksibilitas besar dan dapat menghasilkan produktifitas yang tinggi dan baik, adapun fungsi dari mesin ini untuk melubangi plat berbahan metal dengan maksimal ketebalan bahan hingga 8mm. Sistem yang digunakan 45
5 pada mesin seluruhnya otomatis, maka bentuk punching dapat sesuai dengan design yang telah diset atau diprogramkan pada mesin, dengan demikian mesin ini dapat menghasilkan hasil yang sangat presisi. Hal ini dapat meminimalisasi kesalahan, sehingga dapat mengurangi material yang rusak karena kesalahan pencetakan bentuk punching pada waktu produksi, penurunan jumlah tool yang dipakai, peluang membuat berbagai jenis bentuk punching dengan tool-tool standar, dan pergantian tool yang cepat. Data yang dikumpulkan adalah data selama satu tahun terakhir, yaitu mulai dari awal bulan November 2012 sampai dengan akhir bulan Juni Pemeliharaan Mesin Trupunch V 5000 I Pemeliharaan yang dilakukan oleh bagian maintenance mengacu pada panduan manual mesin, yang kemudian disosialisasikan kepada tiap-tiap operator sebagai pelaksanaan self maintenance. Untuk memudahkan pelaksanaan, setiap mesin dibuatkan check list pemeriksaan. Check list tersebut berguna untuk memudahkan operator dan dalam melakukan self maintenance dan memudahkan pihak maintenance untuk mengontrol setiap mesin agar tidak ada kesulitan dalam pelaksanaan pemeliharaan mesin tersebut. Pemeliharaan mesin Trupunch V 5000 I dibagi menjadi 2 bagian, yaitu pemeliharaan rutin dan pemeliharaan periodik. Pemeliharaan rutin mesin Trupunch V 5000 I meliputi mengecek selang clamp oli berfungsi sebagai pelumasan. Pemeliharaan periodik mesin Trupunch V 500 I biasanya dilakukan pada waktu yang senggang atau menjelang libur, dikarenakan untuk menghindari downtime mesin karena pemeliharaan ini menghabiskan waktu yang cukup lama. 46
6 4.1.7 Data Produksi Data produksi Panel Box di PT. Laser Metal Mandiri (LMM) dapat dilihat pada tabel 4.1. Data yang ditampilkan ini merupakan laporan produksi dari PT. Laser Metal Mandiri (LMM). Tabel 1.1 Data Produksi Box Panel November Juni 2013 Produksi Panel Actual Product Total Rework Total Scrap Box (m²) (m²) (m²) (m²) Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Data Waktu Downtime Mesin Trupunch V 5000 I Waktu downtime adalah waktu yang terbuang karena mesin tidak beroperasi seperti yang seharusnya sehingga menghentikan proses produksi yang telah direncanakan misalnya seperti terjadi kerusakan atau gangguan pada mesin sehingga mesin tidak dapat beroperasi. Kerusakan (breakdown) atau kegagalan proses pada mesin/peralatan yang terjadi secara tiba-tiba. Downtime merupakan kerugian yang dapat terlihat jelas karena terjadi kerusakan mengakibatkan tidak adanya output yang dihasilkan disebabkan mesin tidak berproduksi. Data waktu downtime dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 1.2 Data Waktu Kerusakan (Breakdown) Mesin Trupunch V 5000 I Set up Breakdown Downtime Nov-12 14,00 12,20 26,20 Des-12 14,57 11,48 26,15 Jan-13 19,17 4,00 23,17 Feb-13 11,50 16,00 27,50 Mar-13 12,43 18,00 30,43 Apr-13 16,50 10,33 26,53 Mei-13 10,50 8,00 18,50 Jun-13 7,92 12,00 19,52 47
7 4.1.9 Data Waktu Planned Downtime Planned Downtime merupakan waktu yang sudah dijadwalkan dalam rencana produksi, termasuk pemeliharaan terjadwal dan kegiatan manajemen yang lain seperti pertemuan. Pemeliharaan terjadwal dilakukan oleh pihak perusahaan untuk menjaga agar mesin tidak rusak saat proses produksi berlangsung. Pemeliharaan ini dilakukan secara rutin dan sesuai jadwal yang dibuat oleh departemen maintenance. Data waktu pemeliharaan dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 1.3 Data Waktu Planned Downtime Planned Downtime Nov-12 7,10 Des-12 11,49 Jan-13 6,75 Feb-13 11,56 Mar-13 8,42 Apr-13 14,17 Mei-13 6,33 Jun-13 11, Data Jam Nonproduktif Mesin Dari hasil pengamatan pada mesin Trupunch V 5000 I, faktor-faktor yang dapat menyebabkan mesin tidak produktif adalah sebagai berikut : 1. Penyetelan mesin (set up). 2. Planned downtime, waktu downtime yang telah direncanakan. 3. Machine break, gangguan yang terjadi pada mesin yang menyebabkan mesin berhenti beroperasi. 4. Power cut off, berhentinya operasi mesin dikarenakan gangguan listrik dari PLN. 48
8 Tabel 1.4 Data Waktu Nonproduktif Mesin Total Available Time Total Nonproduktif Nov ,30 Des ,64 Jan ,92 Feb ,36 Mar ,75 Apr ,00 Mei ,83 Jun , Pengolahan Data Perhitungan Avaibility Untuk menghitung nilai Availability digunakan rumus sebagai berikut : Availability = Operation Time Loading Time x 100 % Availability = Loading Time Downtime Loading Time x 100 % Di mana : Loading Time Operation Time = Total availability - Planned downtime = Loading Time Downtime Hasil perhitungan Loading Time dapat dilihat pada Tabel 4.5 Tabel 1.5 Perhitungan Loading Time Total Available Time Planned Downtime Loading Time Nov ,10 580,9 Des ,49 450,51 Jan ,75 476,25 Feb ,36 387,14 Mar ,42 585,08 Apr ,17 447,83 Mei ,33 371,57 Jun ,52 387,08 49
9 Perhitungan Availability untuk bulan Maret 2011 sebagai berikut: Availability = 580, ,9 x 100 % = 95,49% Dengan cara yang sama, maka perhitungan Availability untuk bulan November 2012 Juni 2013 disajikan dalam Tabel 4.6 Tabel 1.6 Perhitungan Avaibility Loading Time Total Downtime Actual Operation Availability (%) Nov ,9 26,20 554,70 95,49% Des ,51 26,15 424,36 94,20% Jan ,25 23,17 453,08 95,14% Feb ,14 27,50 359,54 92,90% Mar ,08 30,83 554,25 94,73% Apr ,53 26,53 421,00 94,01% Mei ,47 18,50 353,17 95,02% Jun ,08 19,92 367,16 94,85% Perhitungan Performance Efficiency Untuk menghitung nilai Performance Efficiency digunakan rumus sebagai berikut : Performance Rate (P) Di mana : = Actual Product x Ideal Cycle Time Operation Time x 100 % Ideal Cycle Time = Cycle Time x Persentase Jam Kerja Efektif Cycle Time = Loading Time Jumlah Produksi Yang Direncanakan Persentase Jam Kerja = 1 Total Waktu Nonproduktif Total Available Time x 100% berikut: Perhitungan Persentase Jam Kerja untuk bulan November 2012 sebagai 50
10 Persentase Jam Kerja = 1 33, x 100% = 94,34 % Dengan cara yang sama, maka perhitungan Persentase Jam Kerja untuk bulan November Juni 2013 disajikan dalam Tabel 4.7. Tabel 1.7 Perhitungan Persentase Jam Kerja Perhitungan Cycle Time untuk bulan November 2012 sebagai berikut: Cycle Time = 580, = 0,067 Dengan cara yang sama, maka perhitungan Cycle Time untuk bulan November 2012 Juni 2013 disajikan dalam Tabel 4.8. berikut: Total Available Time Total Nonproduktif Tabel 1.8 Perhitungan Cycle Time Produksi Box Loading Time Cycle Time Panel (m²) (Jam/m²) Nov ,9 0,067 Des ,51 0,031 Jan ,25 0,039 Feb ,14 0,100 Mar ,08 0,074 Apr ,83 0,090 Mei ,67 0,104 Jun ,08 0,038 perhitungan Ideal Cycle Time untuk bulan November 2012 sebagai Ideal Cycle Time = 0,067 x 94,34% = 0,064 Jam Kerja (%) Nov ,30 94,34% Des ,44 91,83% Jan ,52 93,81% Feb ,36 90,14% Mar ,75 93,31% Apr ,00 91,13% Mei ,43 93,43% Jun ,54 92,02% 51
11 Dengan cara yang sama, maka perhitungan Ideal Cycle Time untuk bulan November 2012 Juni 2013 disajikan dalam Tabel 4.9. Tabel 1.9 Perhitungan Ideal Cycle Time Cycle Time Jam Kerja Ideal Cycle Time (Jam/m²) (%) (Jam/m²) Nov-12 0,067 94,34% 0,064 Des-12 0,031 91,85% 0,029 Jan-13 0,039 93,83% 0,037 Feb-13 0,100 90,14% 0,090 Mar-13 0,074 93,31% 0,069 Apr-13 0,090 91,13% 0,082 Mei-13 0,104 93,43% 0,097 Jun-13 0,038 92,02% 0,035 Setelah Persentase Jam Kerja, Cycle Time dan Ideal Cycle Time diketahui maka Perhitungan Performance Efficiency untuk bulan November 2012 sebagai berikut: Performance Rate (P) = 8.617x 0, ,7 = 98,79% x 100 % Dengan cara yang sama, maka perhitungan Performance Efficiency untuk bulan November 2012 Juni 2013 disajikan dalam Tabel 4.10 Tabel 1.10 Perhitungan Performance Efficiency Actual Operation Ideal Cycle Time (Jam/m²) Actual Product (m²) Performance Efficiency Nov ,70 0, % Des ,36 0, % Jan ,08 0, % Feb ,64 0, % Mar ,24 0, % Apr ,00 0, % Mei ,17 0, % Jun ,16 0, % 52
12 4.2.3 Perhitungan Rate of Quality Product Untuk menghitung nilai Rate of Quality Product digunakan rumus sebagai berikut : Rate of quality = Actual Product (Total Rework +Total Scrap ) Actual Product x 100 % Perhitungan Rate of Quality Product untuk bulan November 2012 sebagai berikut: Rate of Quality Product = ( ) x 100 % = 74,78% Dengan cara yang sama, maka perhitungan Rate of Quality Product untuk bulan November 2012 Juni 2013 disajikan dalam Tabel Tabel 1.11 Perhitungan Rate of Quality Product Actual Product Total Rework Total Scrap Rate of Quality (m²) (m²) (m²) Product (%) Nov ,78% Des ,62% Jan ,26% Feb ,76% Mar ,46% Apr ,59% Mei ,64% Jun ,96% Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) Untuk menghitung nilai Overall Equipment Effectiveness (OEE) digunakan rumus sebagai berikut : OEE = Availability x Performance efficiency x Rate of quality product x 100% Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) untuk bulan November 2012 sebagai berikut: OEE = 95,49% x 98,79% x 74,78% x 100% = 70,54% 53
13 Dengan cara yang sama, maka perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) untuk bulan November 2012 Juni 2013 disajikan dalam Tabel Tabel 1.12 Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) Availability (%) Performance Rate of Quality Efficiency (%) Product (%) OEE (%) Nov-12 95,49% 98,79% 74,78% 70,54% Des-12 94,20% 44,86% 74,62% 31,53% Jan-13 95,14% 56,21% 74,26% 39,71% Feb-13 92,90% 97,03% 73,76% 66,48% Mar-13 94,73% 58,11% 74,46% 40,99% Apr-13 94,01% 53,32% 74,59% 37,39% Mei-13 95,02% 98,33% 72,64% 67,86% Jun-13 94,85% 49,48% 72,96% 34,24% Perhitungan OEE Six Big Losses Perhitungan Downtime Losses Downtime Losses terdiri dari Breakdown Losses/Equipment Failures dan Setup and Adjusment Losses. Untuk menghitung nilai Breakdown Losses/Equipment Failures digunakan rumus sebagai berikut : Breakdown Losses = Total Breakdown Time Loading Time x 100 % Perhitungan Breakdown Losses/Equipment Failures untuk bulan November 2012 sebagai berikut: Breakdown Losses = 12,20 x 100 % 580,9 = 2,10 % Dengan cara yang sama, maka perhitungan Breakdown Losses/Equipment Failures untuk bulan November 2012 Juni 2013 disajikan dalam Tabel
14 Tabel 1.13 Perhitungan Breakdown Losses Breakdown Loading Breakdown Time Loss (%) Nov-12 12,20 580,9 2,10% Des-12 11,48 450,51 2,55% Jan-13 4,00 476,25 0,84% Feb-13 16,00 387,14 4,13% Mar-13 18,00 585,08 3,08% Apr-13 10,33 447,53 2,31% Mei-13 8,00 371,67 2,15% Jun-13 12,00 387,08 3,10% Untuk menghitung nilai Setup and Adjusment Losses digunakan rumus sebagai berikut : Setup/Adjusment Losses = Total Setup /Adjusment Time Loading Time x 100 % Perhitungan Setup and Adjusment Losses untuk bulan November 2012 sebagai berikut: Setup/Adjusment Losses = 14 x 100 % 580,9 = 2,41 % Dengan cara yang sama, maka perhitungan Setup and Adjusment Losses untuk bulan November 2012 Juni 2013 disajikan dalam Tabel Tabel 1.14 Perhitungan Setup/Adjusment Losses Set up Loading Time Set Up/Adjustment Loss (%) Nov-12 14,00 580,9 2,41% Des-12 14,57 450,51 3,26% Jan-13 19,17 476,25 4,02% Feb-13 11,50 387,14 2,97% Mar-13 12,53 585,08 2,19% Apr-13 16,50 447,43 3,68% Mei-13 10,50 371,57 2,83% Jun-13 7,92 387,08 2,05% 55
15 Perhitungan Speed Losses Speed Losses terdiri dari Idling and Minor Stoppage Losses dan Reduced Speed Losses. Untuk menghitung nilai Idling and Minor Stoppage Losses digunakan rumus sebagai berikut : Idling and minor stoppages losses = Nonproductive Time Loading Time x 100% Perhitungan Idling and Minor Stoppage Losses untuk bulan November 2012 sebagai berikut: Idling and minor stoppages losses = 33,30 580,9 x 100% = 5,73 % Dengan cara yang sama, maka perhitungan Idling and Minor Stoppage Losses untuk bulan November 2012 Juni 2013 disajikan dalam Tabel Tabel 1.15 Perhitungan Idling and Minor Stoppages Losses Loading Time Total Nonproduktif Idling and Minor Stoppages (%) Nov ,9 33,30 5,73% Des ,51 37,44 8,35% Jan ,25 29,52 6,28% Feb ,14 39,36 10,17% Mar ,08 39,75 6,59% Apr ,53 41,00 9,16% Mei ,47 24,53 6,58% Jun ,08 31,54 8,22% Untuk menghitung nilai Reduced Speed Losses digunakan rumus sebagai berikut : 56
16 Reduce Speed Losses = Operation Time (Ideal Cycle Time x Total Actual Product ) Loading Time x 100% Perhitungan Reduced Speed Losses untuk bulan November 2012 sebagai berikut: Reduce Speed Losses = 554,7 (0,064 x 8.617) 580,9 x 100% = 1,15% Dengan cara yang sama, maka perhitungan Reduce Speed Losses untuk bulan November 2012 Juni 2013 disajikan dalam Tabel Tabel 1.16 Perhitungan Reduce Speed Losses Actual Ideal Cycle Time Actual Loading Reduce Speed Operation (Jam/M²) Product (M²) Time Losses (%) Nov ,7 0, ,9 1,15% Des ,36 0, ,51 51,94% Jan ,00 0, ,25 41,66% Feb ,59 0, ,14 2,76% Mar ,24 0, ,08 39,68% Apr ,00 0, ,53 43,89% Mei ,17 0, ,47 1,59% Jun ,16 0, ,08 47,92% Perhitungan Defect Losses Defect Losses terdiri dari Rework Losses dan Reduced Yield/Scrap Losses. Untuk menghitung nilai Rework Losses digunakan rumus sebagai berikut : Rework Losses = Ideal Cycle Time x Total Rework Loading Time x 100% Perhitungan Rework Losses untuk bulan November 2012 sebagai berikut: Rework Losses = 0,0624 x ,9 = 0,21 % x 100% 57
17 Dengan cara yang sama, maka perhitungan Rework Losses untuk bulan November 2012 Juni 2013 disajikan dalam Tabel Tabel 1.17 Perhitungan Rework Losses Loading Time Ideal Cycle Total Rework Rework Loss Time (Jam/m²) (m²) (%) Nov ,9 0, ,21% Des ,5 0, ,16% Jan ,2 0, ,40% Feb ,1 0, ,12% Mar ,0 0, ,30% Apr ,8 0, ,20% Mei ,6 0, ,21% Jun ,0 0, ,96% Untuk menghitung nilai Reduced Yield/Scrap Losses digunakan rumus sebagai berikut : Reduced Yield Losses = Ideal Cycle Time x Scrap Loading Time x 100% Perhitungan Reduced Yield Losses untuk bulan November 2012 sebagai berikut: Reduced Yield Losses = 0,064 x ,9 x 100% = 23,58 % Dengan cara yang sama, maka perhitungan Reduced Yield Losses untuk bulan November Juni 2013 disajikan dalam Tabel Tabel 1.18 Perhitungan Reduced Yield/Scrap Losses Loading Time Ideal Cycle Time Total Scrap Scrap Loss (Jam/m²) (m²) (%) Nov ,9 0, ,58% Des ,5 0, ,56% Jan ,2 0, ,37% Feb ,1 0, ,53% Mar ,0 0, ,76% Apr ,8 0, ,53% Mei ,6 0, ,36% Jun ,0 0, ,73% 58
18 4.2.6 Analisa Regresi dan Kolerasi Six Big Losses Terhadap Nilai OEE Analisis penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memfokuskan usaha mencari akar permasalahan dari permasalahan utama yang ada sehingga memudahkan dalam melakukan analisis. Selain itu, melalui persamaan multiple regresi yang diperoleh dapat dilakukan peramalan terhadap nilai pencapaian OEE pada periode mendatang dan membantu pihak pengambil keputusan dengan cepat mengambil kebijakan berkaitan dengan permasalahan peralatan yang terjadi di lapangan (shopfloor). Persamaan multiple regresi dalam penelitian ini diperoleh melalui pengolahan terhadap data beberapa variabel pengukuran selama delapan bulanpengumpulan data. Data dari OEE six big losses dapat dilihat pada tabel Tabel 1.19 Data Hasil Perhitungan OEE six big losses Breakdown Set Up /Adjustment Idling and Minor Stoppages Reduce Speed Yield /Scrap Rework OEE Koef X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 X 6 Y Nov-12 0,021 0,024 0,057 0,012 0,236 0,002 0,705 Des-12 0,025 0,033 0,084 0,519 0,106 0,002 0,315 Jan-13 0,008 0,040 0,063 0,063 0,134 0,004 0,397 Feb-13 0,041 0,030 0,102 0,028 0,225 0,011 0,665 Mar-13 0,031 0,022 0,068 0,397 0,138 0,003 0,410 Apr-13 0,023 0,037 0,092 0,439 0,125 0,002 0,374 Mei-13 0,022 0,028 0,067 0,016 0,234 0,022 0,679 Jun-13 0,031 0,020 0,082 0,479 0,117 0,010 0,342 Rumus : Di mana : y = a x 1 + b x 2 + c x 3 + d x 4 + e x 5 +fx 6 y = OEE x 1 = Breakdown Losses x 3 = Idling and Minor Stoppages Losses x 4 = Reduce Speed Losses 59
19 x 2 = Set Up/Adjustment Losses x 5 = Yield/Scrap Losses x 6 = Rework Sebelum digunakan untuk menjawab permasalahan dan mencapai tujuan penelitian, hasil regresi yang disajikan pada model regresi perlu dilakukan validasi atau dikaji lebih lanjut dengan indikator statistik seperti: t-test, F-Test, dan ukuran goodness of fit (R 2 ). Hasil regresi berganda (Uji t) dari persamaan model awal yang dihasilkan dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 4.20 Tabel 1.20 SUMMARY OUTPUT Regression Statistics Multiple R R Square Adjusted R Square Standard Error Observations 8 Multiple R (R majemuk) adalah suatu ukuran untuk mengukur tingkat (keeratan) hubungan linear antara variabel terikat dengan seluruh variabel bebas secara bersama-sama. dengan melihat nilai Multiple R sebesar 0,999 maka dapat dikatan bahwa Six Big Losses (x 1, x 2, x 3, x 4, x 5 dan x 6 ) sangat mempengaruhi Nilai OEE (Y) R Square (R 2 ) sering disebut dengan koefisien determinasi, adalah mengukur kebaikan sesuai (goodness of fit) dari persamaan regresi; hal ini berarti 99.9% nilai OEE diterangkan oleh Six Big Losses dan sisanya (100% - 99,99% = 0,01%) diterangkan oleh faktor-faktor lain Adjusted R Square. Suatu sifat penting R 2 adalah square. Istilah penyesuaian berarti nilai R 2 sudah disesuaikan dengan banyaknya variabel 60
20 (derajat bebas) dalam model. Seringkali juga disarankan, jika variabel bebas lebih dari dua, sebaiknya menggunakan adjusted R square. Dengan melihat nilai Adjusted R Square 0,999 itu berati nilai persamaan nilai R 2 yang telah disesuaikan dengan derajat bebas dan nilai variabel terikat masih diterangkan sebesar 99,9% oleh variabel bebas. Standard Error. Merupakan standar error dari estimasi variabel terikat (dalam kasus kita adalah permintaan). Jika dibandingkan nilai standar error (SE) dengan standar deviasi (SD) 0,164 maka dapat dilihat nilai SE<SD maka model regresi semakin tepat dalam memprediksi nilai OEE Tabel 1.21 ANOVA df SS MS F Significance F Regression 6 0, , ,592 0,00047 Residual 1 1,2098E-08 1,2098E-08 Total 7 0, Dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel yaitu ,592 > 233,98 dengan tingkat signifikansi 0,000 (lebih kecil dari α = 0,05 ) artinya model persamaan regresi tersebut signifikan. Tabel 1.22 Coefficients Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Coef 0, , , , , ,99600 (x1) -0, , , , , ,02699 (x2) -0, , , , , ,08902 (x3) 0, , , , , ,16550 (x4) -0, , , , , ,10605 (x5) 1, , , , , ,42124 (x6) -0, , , , , ,
21 Uji t bertujuan untuk mengetahui apakah koefisien regresi tiap variabel dependen signifikan atau tidak. Bila ternyata, setelah dihitung t > tα/2, maka dapat disimpulkan variabel tersebut berpengaruh secara signifikan. Selain membandingkan dengan nilai t-tabel, kita juga bisa menarik kesimpulan signifikansinya dengan membandingkan taraf nyata dengan p- value. Jika misalkan kita menggunakan taraf nyata 5 %, maka variabel dengan p-value sama atau lebih kecil dari 5 %, dapat dinyatakan sebagai variabel yang secara parsial berpengaruh signifikan. Dilihat dari hasil tabel anova terlihat bahwa Six Big Losses secara parsial berpengaruh terhadap nilai OEE. Dan hasil dari persamaan regresi tersebut y = x x x x x x 6 Selanjutnya selang kepercayaan untuk koefisien. Di taebel anova tertulis Lower 95% dan Upper 95%. Angka 95% adalah penetapan kita pada waktu pengolahan dengan Excel dan bisa dirubah sesuai keinginan. dari output Excel terlihat bahwa dengan tingkat kepercayaan 95%, maka koefisien regresi untuk nilai Rework yang sebesar -0,9903, dalam faktanya di tingkat populasi akan berkisar antara (-1,09082) (-0,88996). Tabel 1.23 Korelasi Parsial (x1) (x2) (x3) (x4) (x5) (x6) (y) (x1) 1 (x2) -0,542 1 (x3) 0,663 0, (x4) -0,190 0,2086 0, (x5) 0,165-0,2198-0,1879-0,999 1 (x6) 0,198-0,2205 0,0428-0,537 0,536 1 (y) 0,161-0,2127-0,1902-0,999 0,999 0,
22 Dengan melihat tabel kolerasi parsial dapat diketahui nilai Six Big Losses yang paling mempengaruhi nilai OEE adalah Reduced speed losses untuk itu Penulis akan mencari akar permasalah terhadap dua faktor tersebut pada menggunakan digram fishbone. 63
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bagian ini akan dijelaskan macam-macam langkah yang digunakan dalam melakukan penelitian ini. 3.1 Studi Literatur Studi literatur merupakan tahapan penyusunan landasan
Lebih terperinciPERHITUNGAN OEE (OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENES) PADA MESIN TRUPUNCH V 5000 I MENUJU TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) Study Kasus Pada PT XYZ
PERHITUNGAN OEE (OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENES) PADA MESIN TRUPUNCH V 5000 I MENUJU TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) Study Kasus Pada PT XYZ Muhammad Kholil (1), Rudini Mulya (2) Program Studi Teknik
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Mesin atau peralatan yang menjadi objek penelitian adalah pada bagian pengeringan di PT. XYZ yaitu pada mesin Dryer Twind. Karena mesin ini bersifat
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analisa Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) Analisa perhitungan Overall Equipment Effectiveness di PT. Gramedia Printing Group dilakukan untuk melihat
Lebih terperinciPRESENTASI SIDANG SKRIPSI. September
PRESENTASI SIDANG SKRIPSI 1 ANALISIS KINERJA DAN KAPABILITAS MESIN DENGAN PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) DI PT. X Disusun oleh Nama : Teguh Windarto NPM : 30408826 Jurusan : Teknik Industri
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN Metode penelitian ini merupakan cara atau prosedur yang berisi tahapantahapan yang jelas yang disusun secara sistematis dalam proses penelitian. Tiap tahapan maupun bagian yang
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan karena tim perbaikan tidak mendapatkan dengan jelas
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha perbaikan pada industri manufaktur, dilihat dari segi peralatan adalah dengan meningkatkan efektivitas mesin/peralatan yang ada seoptimal mungkin. Pada
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada PT. Kakao Mas Gemilang dan pengambilan data dilakukan pada department teknik dan produksi. 3.2. Pelaksanaan Penelitian
Lebih terperinciAnalisa Total Productive Maintenance pada Mesin Machining Center pada PT. Hitachi Power System Indonesia (HPSI) Dengan Menggunakan Metode
Analisa Total Productive Maintenance pada Mesin Machining Center pada PT. Hitachi Power System Indonesia (HPSI) Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) Achmad Nur Fauzi Program
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. ada sekarang secara sistematis dan faktual berdasarkan data-data. penelitian ini meliputi proses
BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Jenis Penelitian Berdasarkan sifatnya, maka penelitian ini digolongkan sebagai penelitian deskritif yaitu penelitian yang berusaha untuk memaparkan pemecahan masalah terhadap
Lebih terperinciNama : Teguh Windarto NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr.Ir Rakhma Oktavina, MT
PENULISAN ILMIAH MEMPELAJARI PROSES PERAWATAN MESIN POTONG VELEG RODA DUA DENGAN METODE TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) DI PT. ENKEI INDONESIA Nama : Teguh Windarto NPM : 30408826 Jurusan : Teknik Industri
Lebih terperinciBAB V ANALISIS HASIL
BAB V ANALISIS HASIL 5.1.Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) Analisa perhitungan OEE di PT. XYZ dilakukan untuk melihat tingkat efektivitas penggunaan mesin di mesi reaktor R-102
Lebih terperinci3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bagian ketiga dari laporan skripsi ini menggambarkan langkah-langkah yang akan dijalankan dalam penelitian ini. Metodologi penelitian dibuat agar proses pengerjaan penelitian
Lebih terperinciBAB II KAJIAN LITERATUR...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i PERNYATAAN KEASLIAN... ii LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN....iii LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING...iv LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN...vi HALAMAN
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN. Equipment Loss (Jam)
BAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN 5.1 Analisa Nilai Availability Table 5.1 Nilai Availability Mesin Steam Ejector Planned Equipment Loss Time Availability Januari 42 6 36 85.71 Februari 44 7 37 84.09 Maret
Lebih terperinciJl. Kaliurang Km 14.4 Sleman, DIY 55184 1,2)Email: teknik.industri@uii.ac.id ABSTRAK
Penerapan Metode Total Productive Maintenance (TPM) untuk Mengatasi Masalah Six-Big Losess dalam Mencapai Efisiensi Proses Produksi (Studi Kasus pada PT. Itokoh Ceperindo) Aldila Samudro Mukti 1, Hudaya
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI PRODUKSI MESIN RING FRAME DENGAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PT INDORAMA SYNTHETICS Tbk
ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI MESIN RING FRAME DENGAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PT INDORAMA SYNTHETICS Tbk Disusun Oleh : Nama : Gabriella Aningtyas Varianggi NPM : 33412072 Jurusan : Teknik Industri
Lebih terperinciANALISA FAKTOR-FAKTOR SIX BIG LOSSES PADA MESIN CANE CATTER I YANG MEMPENGARUHI EFESIENSI PRODUKSI PADA PABRIK GULA PTPN II SEI SEMAYANG
ANALISA FAKTOR-FAKTOR SIX BIG LOSSES PADA MESIN CANE CATTER I YANG MEMPENGARUHI EFESIENSI PRODUKSI PADA PABRIK GULA PTPN II SEI SEMAYANG TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat
Lebih terperinciKARYA AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan. Oleh TENGKU EMRI FAUZAN
PERHITUNGAN TINGKAT EFEKTIFITAS MESIN CANE MILL DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS SEBAGAI DASAR USULAN PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA PABRIK GULA SEI SEMAYANG PT. PERKEBUNAN NUSANTARA
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian secara sistematik, sehingga akan memudahkan dalam pelaksanaan penelitian. Hasil yang
Lebih terperinciDAFTAR ISI Halaman Halaman Judul... i Halaman Pengajuan... ii Halaman Pengesahan... iii Kata Pengantar... iv Daftar Isi... vi Daftar Tabel...
DAFTAR ISI Judul... i Pengajuan... ii Pengesahan... iii Kata Pengantar... iv Daftar Isi... vi Daftar Tabel... ix Daftar Gambar... x Daftar Lampiran... xii Abstrak... xiii Abstract... xiv Bab I. Pendahuluan
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE)
48 BAB V ANALISA HASIL 5.1. Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) Analisis perhitungan overall equipment effectiveness di PT. Inkoasku dilakukan untuk melihat tingkat efektivitas penggunaan
Lebih terperincidalam pembahasan sehingga hasil dari pembahasan sesuai dengan tujuan yang
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Masalah Tahap identifikasi masalah adalah tahap dimana peneliti ingin menemukan masalah yang akan menjadi fokus penelitian. Tahap ini merupakan penggabungan dari
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian, adalah sebagai berikut :
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodelogi penelitian merupakan cara atau prosedur yang berisi tahapatahapan yang jelas yang disusun secara sistematis dalam proses penelitian. Pada bab sebelumnya telah dijelaskan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah suatu paradigma untuk memecahkan masalah yang terjadi agar penelitian ini lebih sistematis dan terarah. Bab ini berisi langkahlangkah pembahasan
Lebih terperinciPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2013
LAPORAN SKRIPSI ANALISIS HUBUNGAN NILAI OVERALL EQUIPMENT EFECTIVNESS (OEE) DENGAN SIX BIG LOSESS DALAM USAHA MENCARI PENYEBAB BESARNYA REDUCED SPEED LOSSES DAN PROCESS DEFECT LOSSES PADA MESIN INJECTION
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Overall Equipment Effectiveness ( OEE ) Overall Equipment Effectiveness (OEE) adalah tingkat keefektifan fasilitas secara menyeluruh yang diperoleh dengan memperhitungkan
Lebih terperinciEvaluasi Efektivitas Mesin Creeper Hammer Mill dengan Pendekatan Total Productive Maintenance (Studi Kasus: Perusahaan Karet Remah di Lampung Selatan)
Evaluasi Efektivitas Mesin Creeper Hammer Mill dengan Pendekatan Total Productive Maintenance (Studi Kasus: Perusahaan Karet Remah di Lampung Selatan) Melani Anggraini *1), Rawan Utara *2), dan Heri Wibowo
Lebih terperinciPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2016
TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA MESIN DYNO MILL DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DI PT. COLORPAK INDONESIA, TBK. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata
Lebih terperinciImplementasi Metode Overall Equipment Effectiveness Dalam Menentukan Produktivitas Mesin Rotary Car Dumper
Implementasi Metode Overall Equipment Effectiveness Dalam Menentukan Produktivitas Mesin Rotary Car Dumper Melani Anggraini* 1), Marcelly Widya W 2), Kujol Edy F.B. 3) 1,2,3) Program Studi Teknik Industri
Lebih terperinciProsiding SNATIF Ke-1 Tahun ISBN:
Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun 201 4 ISBN: 978-602-1180-04-4 ANALISIS PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) MENGGUNAKAN OVERALL EQUIPMENT EFECTIVENESS (OEE) DAN SIX BIG LOSSES PADA MESIN CAVITEC DI
Lebih terperinciEFFECTIVENESS (OEE) DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DALAM MENGUKUR
Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol. 03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2015 PENERAPAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DAN FAILURE MODE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Teknologi merupakan komponen penting bagi berkembangnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi merupakan komponen penting bagi berkembangnya perusahaan. Semakin berkembangnya industri semakin banyak pula teknologi yang dikembangkan. Salah satu
Lebih terperinciPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
TUGAS AKHIR Analisa Penerapan Total Productive Maintenance (TPM) Menggunakan Overall Equipment Effectiveness (OEE) dan Six Big Losses Mesin Cylindrical Grinding Paragon GUP 20/32 Di Departemen Puslatek
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
BAB III METODELOGI PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat Effektivitas dari pada mesin mesin m/c.cr.shaft yaitu mesin : Grinding,Fine Boring,dan Gun drilling. Sebagai langkah di dalam
Lebih terperinci1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemeliharaan 2.1.1 Definisi Pemeliharaan Beberapa definisi pemeliharaan (maintenance) menurut para ahli: Menurut Patrick (2001, p407), maintenance adalah suatu kegiatan
Lebih terperinciBAB 3 LANDASAN TEORI
BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Pengukuran Performansi Pengukuran performansi sering disalah artikan oleh kebanyakan perusahaan saat ini. Indikator performansi hanya dianggap sebagai indikator yang menunjukkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LADASA TEORI Dalam penulisan tugas akhir ini diperlukan teori-teori yang mendukung, diperoleh dari mata kuliah yang pernah didapat dan dari referensi-referensi sebagai bahan pendukung. Untuk mencapai
Lebih terperinciAnalisis Overall Equipment Effectiveness dalam Meminimalisasi Six Big Losses pada Area Kiln di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.
Analisis Overall Equipment Effectiveness dalam Meminimalisasi Six Big Losses pada Area Kiln di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Pabrik Tuban Tofiq Dwiki Darmawan *1) dan Bambang Suhardi 2) 1,2) Program
Lebih terperinciAnalisis Overall Equipment Effectiveness pada Mesin Wavetex 9105 di PT. PLN Puslitbang
Analisis Overall Equipment Effectiveness pada Mesin Wavetex 9105 di PT. PLN Puslitbang Yustine Intan Dwi Wijaya1), Ilham Priadythama2) 1,2) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas
Lebih terperinciANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA TURNTABLE VIBRRATING COMPACTOR GUNA MEMPERBAIKI KINERJA PERUSAHAAN PT. INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (Persero)
ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA TURNTABLE VIBRRATING COMPACTOR GUNA MEMPERBAIKI KINERJA PERUSAHAAN PT. INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (Persero) SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat
Lebih terperinciSunaryo dan Eko Ardi Nugroho
KALKULASI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) UNTUK MENGETAHUI EFEKTIVITAS MESIN KOMATZU 80T (Studi Kasus pada PT. Yogya Presisi Tehnikatama Industri) Sunaryo dan Eko Ardi Nugroho Teknik Industri, Fakultas
Lebih terperinciSTUDI PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) UNTUK PENINGKATAN EFESIENSI PRODUKSI DI PT. SINAR SOSRO
STUDI PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) UNTUK PENINGKATAN EFESIENSI PRODUKSI DI PT. SINAR SOSRO TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. mengetahui tingkat efektivitas penggunaan mesin AU L302,dari data hasil. Availability Ratio (%)
BAB V ANALISA HASIL 5.1 Pembahasan Analisa perhitungan Overal Equipment Effectiveness (OEE) dilakukan untuk mengetahui tingkat efektivitas penggunaan mesin AU L302,dari data hasil perhitungan availability
Lebih terperinciPenerapan Total Productive Maintenance Pada Mesin Electric Resistance Welding Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness
Penerapan Total Productive Maintenance Pada Mesin Electric Resistance Welding Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness Friendy Negarawan 1, Ja far Salim 2, Wahyu Susihono 3 1, 2, 3 Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi penelitian perlu ditentukan terlebih dahulu, agar di dalam mencari solusi untuk memecahkan masalah lebih terarah dan
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. sebelumnya menggunakan metode OEE maka dapat disimpulkan bahwa hasil
BAB V ANALISA HASIL Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan yang telah dilakukan di bab sebelumnya menggunakan metode OEE maka dapat disimpulkan bahwa hasil pencapain OEE setiap bulannya adalah tidak
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS MESIN CNC DI PT. RAJA PRESISI SUKSES MAKMUR DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE)
TUGAS AKHIR ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS MESIN CNC DI PT. RAJA PRESISI SUKSES MAKMUR DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) Oleh : MOCHAMAD ROMADHANI NBI : 411306085 PROGRAM STUDI TEKNIK
Lebih terperinciSTUDI KASUS PENINGKATAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) MELALUI IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)
Seminar Nasional Teknik IV STUDI KASUS PENINGKATAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS () MELALUI IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) Didik Wahjudi, Soejono Tjitro, Rhismawati Soeyono Jurusan Teknik
Lebih terperinciHASBER F. H. SITANGGANG
KAJIAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP BLOK I ST 1.0 SICANANG BELAWAN DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi
Lebih terperinciPENGUKURAN PRODUKTIFITAS MESIN UNTUK MENGOPTIMALKAN PENJADWALAN PERAWATAN (STUDI KASUS DI PG LESTARI)
PENGUKURAN PRODUKTIFITAS MESIN UNTUK MENGOPTIMALKAN PENJADWALAN PERAWATAN (STUDI KASUS DI PG LESTARI) Fitri Agustina Jurusan Teknik Industri, Universitas Trunojoyo Madura Jl. Raya Telang Po Box 2 Kamal,
Lebih terperinciBAB V ANALISIS. Total Waktu (menit)
BAB V ANALISIS 5.1 Analisis Availability Rate Availability Rate mencerminkan seberapa besar waktu loading time yang tersedia yang digunakan disamping yang terserap oleh down time losses. Berikut adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah dalam mesin/peralatan produksi, misalnya mesin berhenti secara tiba-tiba,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Terhentinya suatu proses pada lantai produksi sering kali di sebabkan adanya masalah dalam mesin/peralatan produksi, misalnya mesin berhenti secara tiba-tiba,
Lebih terperinciNia Budi Puspitasari, Avior Bagas E *) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang
PERHITUNGAN NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS MESIN MIXER BANBURY 270 L DAN MESIN BIAS CUTTING LINE 2 (STUDI KASUS PT. SURYARAYA RUBBERINDO INDUSTRIES) Nia Budi Puspitasari, Avior Bagas E *) Program
Lebih terperinciSTUDI PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) UNTUK PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI PADA PTP.N II PABRIK RSS TANJUNG MORAWA KEBUN BATANG SERANGAN
STUDI PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) UNTUK PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI PADA PTP.N II PABRIK RSS TANJUNG MORAWA KEBUN BATANG SERANGAN TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi penelitian perlu ditentukan agar di dalam mencari solusi untuk memecahkan masalah lebih terarah dan mempermudah proses
Lebih terperinciPT. PP LONDON SUMATERA INDONESIA Tbk BAGERPANG POM SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi. Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
STUDI PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DAN SIX BIG LOSSES PADA GENERATOR DIESEL TYPE 700 DI PT. PP LONDON SUMATERA INDONESIA Tbk BAGERPANG
Lebih terperinciANALISIS PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) STUDI KASUS PADA PT XYZ
ANALISIS PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) STUDI KASUS PADA PT XYZ *Ni Made Sudri, Amalia Mareti Program Studi Teknik Industri Institut Teknologi Indonesia *msud_iti@yahoo.com
Lebih terperinciANALISIS EFEKTIVITAS MESIN HOPPER DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS DAN FMEA PADA PT. KARYA MURNI PERKASA
ANALISIS EFEKTIVITAS MESIN HOPPER DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS DAN FMEA PADA PT. KARYA MURNI PERKASA TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan Total Productive Maintenance (TPM) merupakan salah satu konsep inovasi dari Jepang, dan Nippondenso adalah perusahaan pertama yang menerapkan dan mengembangkan konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris mempunyai beberapa keunggulan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris mempunyai beberapa keunggulan komparatif yang didukung oleh sumber daya alam dalam pembangunan sektor pertanian. Sektor pertanian
Lebih terperinciUSULAN PENINGKATANOVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA MESINTAPPING MANUAL DENGAN MEMINIMUMKAN SIX BIG LOSSES *
Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2015 USULAN PENINGKATANOVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA MESINTAPPING MANUAL
Lebih terperinciBAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH Analisis Perhitungan Overall Equipmenteffectiveness (OEE).
BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisis Perhitungan Overall Equipmenteffectiveness (OEE). Analisis perhitungan overall equipment effectiveness pada PT. Selamat Sempurna Tbk. dilakukan untuk melihat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. berperan penting dalam perusahaan selain manajemen sumber daya manusia,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Manajemen Operasi 2.1.1 Konsep Manajemen Operasi Manajemen operasi merupakan salah satu fungsi bisnis yang sangat berperan penting dalam perusahaan
Lebih terperinciSuharjo Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014
USULAN PENINGKATAN EFEKTIVITAS PADA MESIN BOILER PT. INDAH KIAT SERANG DENGAN KONSEP TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE Suharjo Universitas Esa Unggul suharjosuharjo666@gmail.com Abstract. PT. Indah Kiat Pulp
Lebih terperinci1. Tingkat efectivitas dan efisiensi mesin yang diukur adalah dengan Metode Overall
1. Tingkat efectivitas dan efisiensi mesin yang diukur adalah dengan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) dan Six Big Losses sesuai dengan prinsip TPM (Total Produktive Maintenance) untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode penelitian Berikut ini merupakan flowchart kerangka keseluruhan untuk melakukan penelitian. Menentukan Tema Identifikasi Masalah Menentukan latar belakang masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri baik dalam bidang teknologi maupun dalam bidang manajemen,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu organisasi yang dibentuk dengan tujuan ekonomi dalam melakukan kegiatan usahanya. Untuk mencapai tujuan ekonomi tersebut maka perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perbaikan. Perbaikan yang diharapkan dapat meningkatkan keutungan bagi
3.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN Untuk tetap bertahan di persaingan usaha, sebuah industri harus selalu melakukan perbaikan. Perbaikan yang diharapkan dapat meningkatkan keutungan bagi
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Manajemen Perawatan 1 Perawatan (maintenance) adalah semua tindakan yang dibutuhkan untuk memelihara suatu unit mesin atau alat di dalamnya atau memperbaiki sampai pada kondisi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL PENGOLAHAN DATA
BAB IV ANALISIS HASIL PENGOLAHAN DATA 4.1. Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) Analisa perhitungan overall equipment effectiveness di PT. Sulfindo Adi Usaha dilakukan untuk melihat
Lebih terperinciSKRIPSI ANALISIS PENINGKATAN EFEKTIFITAS MESIN SEWING MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DI PT.
SKRIPSI ANALISIS PENINGKATAN EFEKTIFITAS MESIN SEWING MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DI PT. SIOEN INDONESIA Disusun Oleh: ACHMAD ROSID 2012.10.215.319 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
Lebih terperinciDEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2016
PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE UNTUK PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS PADA TURBIN UAP TYPE C5 DS II GVS DI PT. PP LONDON SUMATERA INDONESIA
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha
LAMPIRAN Perhitungan yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis regresi dan analisis grafik. Seluruh perhitungan dilakukan dengan menggunakan program Statistik SPSS. Berikut ini
Lebih terperinciPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2017
TUGAS AKHIR ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS MESIN WRAPPING HIGH SPEED DI PT. TORABIKA EKA SEMESTA Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai
Lebih terperinciRANCANGAN PERBAIKAN EFEKTIVITAS MESIN SPINNING DENGAN MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS DAN GREY FMEA DI PT XYZ
RANCANGAN PERBAIKAN EFEKTIVITAS MESIN SPINNING DENGAN MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS DAN GREY FMEA DI PT XYZ Syumarlin Barat 1, Khawarita Siregar 2, Ikhsan Siregar 2 Departemen Teknik
Lebih terperinciPDF Compressor Pro. Kata Pengantar. Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi
Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi --- 45 Kata Pengantar Alha dulillahi robbil ala i, puji syukur kami sampaikan ke hadirat Allah SWT, karena Tekinfo, Jurnal Ilmiah Teknik Industri
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendahaluan Total Produktive Maintenance (TPM) merupakan salah satu konsep inovasi dari Jepang, dan Nippondenso adalah perusahaan pertama yang menerapkan dan mengembangkan konsep
Lebih terperinciPENINGKATAN EFEKTIVITAS LINI PRODUKSI PADA SISTEM PRODUKSI KONTINYU DENGAN PENDEKATAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)
PENINGKATAN EFEKTIVITAS LINI PRODUKSI PADA SISTEM PRODUKSI KONTINYU DENGAN PENDEKATAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) (Studi Kasus pada PT. Petrokimia Gresik) IMPROVING THE PRODUCTION LINE EFFECTIVENESS
Lebih terperinciTotal Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi
Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi Total Productive Maintenance Program perawatan yang melibatkan semua pihak yang terdapat dalam suatu perusahaan untuk dapat
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis/Desain Penelitian Berdasarkan tingkat eksplanasi, penelitian dibedakan menjadi tiga, yaitu deskriptif, komparatif, dan asosiatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan
Lebih terperinciPengantar Manajemen Pemeliharaan. P2M Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Pengantar Manajemen Pemeliharaan P2M Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia Topik Bahasan Perkembangan manajemen pemeliharaan Sistem pemeliharaan Preventive maintenance (PM) Total
Lebih terperinciKEPEKAAN TERHADAP ADANYA LOSSES
FOCUSED IMPROVEMENT Definisi Semua kegiatan yang diarahkan untuk melakukan improvement pada kinerja dan kapabilitas mesin dan tidak terbatas pada merawat kondisi dasar mesin saja Pada umumnya diarahkan
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Sejarah singkat perusahaan Didirikan pada tahun 1951 yang terletak di Tanggerang, Banten. PT Gajah Tunggal Tbk. memulai usaha produksinya dengan ban sepeda. Sejak
Lebih terperinciBAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN
BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Total Porductive Maintenance 3.1.1 Pengertian Total Productive Maintenance Salah satu cara yang sangat efektif dan efesien untuk meningkatkan pendayagunaan
Lebih terperinciProsiding Teknik Industri ISSN:
Prosiding Teknik Industri ISSN: 2460-8137 Peningkatan Produktivitas Mesin Stripping Chen Tai dengan Pendekatan Total Productive Maintenance (TPM) (Studi Kasus: Pabrik Farmasi Y) Proposal in Increasing
Lebih terperinciJURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 1 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA
ANALISA OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS UNTUK MEMPERBAIKI SISTEM PERAWATAN MESIN DOP BERBASIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (Studi Kasus: PT XYZ Malang) THE ANALYSIS OF OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS TO
Lebih terperinciPengukuran Efektivitas Mesin Rotary Vacuum Filter dengan Metode Overall Equipment Effectiveness (Studi Kasus: PT. PG. Candi Baru Sidoarjo)
Pengukuran Efektivitas Mesin Rotary Vacuum Filter dengan Metode Overall Equipment Effectiveness (Studi Kasus: PT. PG. Candi Baru Sidoarjo) Maulita Farah Zevilla*, Wahyunanto Agung Nugroho, Gunomo Djojowasito
Lebih terperinciSimposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN : X
UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS MESIN MILLS STATION MENGGUNAKAN BASIS OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) Ahmad Kholid Alghofari 1*, Muhamad Arsyad Rifa i 2 1,2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pemeliharaan (Maintenance) Pengertian Pemeliharaan (Maintenance)
8 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemeliharaan (Maintenance) 2.1.1 Pengertian Pemeliharaan (Maintenance) Pemeliharaan merupakan kegiatan pengembalian setiap peralatan dan mesin pada kondisi siap beroperasi. Presepsi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. b. Meminimalkan biaya bahan baku dan upah kerja. c. Kecepatan proses produksi dengan basis mess production yang seragam.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia industri semakin meningkat, efisiensi produksi semakin menjadi tuntutan yang tidak bisa dihindarkan. Jika hal ini tidak diperhitungkan
Lebih terperinciPENGUKURAN NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS SEBAGAI DASAR USAHA PERBAIKAN PROSES MANUFAKTUR (Betrianis, et al.
PENGUKURAN NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS SEBAGAI DASAR USAHA PERBAIKAN PROSES MANUFAKTUR (Betrianis, et al.) PENGUKURAN NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS SEBAGAI DASAR USAHA PERBAIKAN PROSES
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian dan Tujuan Maintenance 2.1.1. Pengertian Maintenance Maintenance merupakan suatu fungsi dalam suatu industri manufaktur yang sama pentingnya dengan fungsi-fungsi lain
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
48 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Dalam melakukan suatu penelitian perlu dibuat urut-urutan proses pengerjaan yang dilakukan. Urut-urutan proses pengerjaan tersebut disebut Metodologi Penelitian. Hal ini
Lebih terperinciPENINGKATAN EFEKTIVITAS MESIN CUTTING GLASS DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (di PT. Asahimas Flat Glass, Tbk.
PENINGKATAN EFEKTIVITAS MESIN CUTTING GLASS DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (di PT. Asahimas Flat Glass, Tbk. Sidoarjo) Oleh Ferry Wicaksono, Enny Aryani, Dwi Sukma Prodi TeknikIndustri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa sekarang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa sekarang mengalami kemajuan yang sangat pesat, sehingga persaingan antar perusahaan pun semakin ketat.
Lebih terperinciRegresi dengan Microsoft Office Excel
Regresi dengan Microsoft Office Excel Author: Junaidi Junaidi 1. Pengantar Dalam statistik, regresi merupakan salah satu peralatan yang populer digunakan, baik pada ilmu-ilmu sosial maupun ilmu-ilmu eksak.
Lebih terperinciPENGUKURAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFECTIVENESS (OEE) SEBAGAI DASAR PERBAIKAN SISTEM MANUFAKTUR PIPA BAJA
Yogyakarta, 22 Juli 29 PENGUKURAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFECTIVENESS (OEE) SEBAGAI DASAR PERBAIKAN SISTEM MANUFAKTUR PIPA BAJA Erlinda Muslim 1, Fauzia Dianawati 2, Irwandi Panggalo 3 Departemen
Lebih terperinciTotal Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi
Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi Total Productive Maintenance Program perawatan yang melibatkan semua pihak yang terdapat dalam suatu perusahaan untuk dapat
Lebih terperinciPENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS GT 2.1 DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS SKRIPSI
PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS GT 2.1 DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinci