2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rumah Sakit Di dalam buku pengantar administrasi kesehatan (Azrul Azwar, 1996) dinyatakan bahwa rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien. Sedangkan menurut Wolper dan Pena (Azrul Azwar, 1996) menyatakan bahwa rumah sakit adalah tempat dimana orang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran serta tempat dimana pendidikan klinik untuk mahasiswa kedokteran, perawat dan berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Menurut Association of Hospital Care (Azrul Azwar, 1996) menyatakan bahwa rumah sakit adalah pusat pelayanan kesehatan masyarakat, tempat pendidikan serta tempat penelitian dibidang kedokteran. Dengan demikian rumah sakit merupakan tempat konsentrasi segala peralatan dan perangkat kesehatan dan kedokteran modern sehingga rumah sakit merupakan lembaga yang padat karya, padat modal, padat teknologi dan padat waktu. Dilihat dari tenaga penyelenggaraan pelayanan di rumah sakit, maka rumah sakit adalah organisasi yang menyelenggarakan pelayanan medik, pelayanan keperawatan, pelayanan 6

2 7 penunjang, serta pelayanan administrasi melalui tenaga paramedis, paramedik keperawatan, tenaga medik non keperawatan dan non medik. Rumah sakit Umum Pemerintah pusat dan daerah diklasifikasikan menjadi Rumah sakit kelas A, B, C, dan D. Klasifikasi tersebut didasarkan pada unsur pelayanan, ketenagaan, jumlah tempat tidut dan peralatan. a. Rumah sakit umum kelas A, adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan subspesialistik luas. Jumlah tempat tidur minimal 400 buah. b. Rumah sakit umum kelas B, adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik sekurang-kurangnya sebelas spesialistik dan subspesialistik terbatas. Jumlah tempat tidur minimal 200 buah. c. Rumah sakit umum kelas C, adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik dasar. Jumlah tempat tidur minimal 100 buah. d. Rumah sakit umum kelas D, adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar. Jumlah tempat tidur minimal 50 buah. 2.2 Sistem Informasi Manajemen Sistem Informasi Irmansyah (2003) mendefinisikan sistem informasi sebagai sistem dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur dan pengendalian untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada

3 8 manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan. Husein dan Wibowo (2006) mendefinisikan sistem informasi sebagai seperangkat komponen yang saling berhubungan yang berfungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan pengawasan dalam organisasi. McLeod (2004) mengemukakan bahwa di dalam sistem informasi ada interaksi antara 3 (tiga) pihak yang terlibat, yaitu : 1. Pengguna (user): sikap pengguna banyak dipengaruhi sejauh mana sistem informasi yang baru membantu kelancaran tugas dan pekerjaan mereka. Bila dengan sistem informasi tersebut pekerjaan mereka menjadi semakin lancar maka mereka akan menerima, tetapi bila sebaliknya maka mereka akan menolak. 2. Manajemen: sistem informasi yang diimplementasikan benar-benar dapat berfungsi di dalam pemecahan masalah dan memberikan manfaat yang lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. 3. Ahli sistem informasi: terfokus dalam prosedur yang teknis sehingga ketika sistem informasi diimplementasikan ternyata tidak seperti yang diharapkan. Untuk itu para profesional sistem informasi tidak hanya berlatar belakang ilmu teknik semata, namun juga perlu untuk memahami manajemen maupun aspek perilaku organisasi. Dalam penerapan sistem informasi terdapat tiga proses pelaksanaan yang harus diperhatikan:

4 9 1. Input : Input merupakan proses mengumpulkan data mentah dari dalam atau luar 2. Proses : Data-data yang telah di-input kemudian diprosen menjadi sesuatu yang berarti (informasi) 3. Output : data-data yang telah menjadi sebuah informasi tersebut di informasikan kepada orang-orang yang memerlukannya. Dalam penerapan sistem informasi tersebut diperlukan umpanbalik terhadap output yang dihasilkan untuk mengevaluasi tahapan input & proses yang telah dilaksanakan (H. Kenneth and Jane P, 2007) Sistem Informasi Manajemen Sistem Informasi manajemen merupakan suatu sistem baerbasis komputer yang menyediakan informasi pada beberapa pemakai dengan kebutuhan yang serupa. Para pemakai biasanya membentuk entitas organisasi formal perusahaan atau sub unit dibawahnya. Informasi menjelaskan perusahaan atau salah satu sistem utamanya mengenai apa yang telah terjadi di masa lalu, apa yang sedang terjadi sekarang, dan paya yang mukin terjadi di masa depan. Informasi tersebut tersedia dalam bentuk laporan dan output dari simulasi matematik. Output tersebut digunakan oleh manajer untuk membuatan keputusan dan memecahkan masalah (Mcleond, 2004). Dalam tesis Tito Engelhart (2007) Scott (2002) mengatakan bahwa SIM adalah sekumpulan informasi yang saling berintraksi, yang memberikan informasi baik untuk kepentingan operasional atau kegiatan manajerial.

5 Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Menurut Sabarguna (2008) pada tesisnya Sri Rahayu (2009) Sistem informasi rumah sakit (SIRS) adalah suatu tatanan yang berurusan dengan pengumpulan data, pengelolaan data, penyajian informasi, analisis dan penyimpulan informasi serta penyampaian informasi yang dibutuhkan untuk kegiatan rumah sakit. SIRS meliputi: sistem informasi klinik, sistem informasi administrasi dan SIM. Peran SIRS yang utama adalah dalam mendukung pengendalian mutu pelayanan medis, penilaian produktivitas, analisis pemanfaatan dan perkiraan kebutuhan, perencanaan dan evaluasi program, menyederhanakan pelayanan, penilaian klinis dan serta pendidikan. Sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) merupakan himpunan atau kegiatan dan prosedur yang terorganisisasikan dan saling berkaitan serta saling ketergantungan dan dirancang sesuai dengan rencana dalam usaha menyajikan informasi yang akurat dan tepat waktu di rumah sakit (Sabarguna, 2003). Selain itu, sistem ini berguna untuk menunjang proses fungsi-fungsi manajemen dan pengambilan keputusan dalam memberikan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Sistem tersebut bertujuan untuk menunjang fungsi perencanaan dan evaluasi terhadap performa kerja rumah sakit yang meliputi jaminan mutu pelayanan rumah sakit, pengendalian keuangan dan perbaikan hasil kerja rumah sakit, kajian dalam penggunaan dan penaksiran permintaan pelayanan kesehatan rumah sakit oleh masyarakat, perencanaan dan evaluasi program rumah sakit,

6 penyempurnaan laporan rumah sakit serta untuk kepentingan pendidikan dan pelatihan Evaluasi dan TAM (Technology Acceptance Model) Evaluasi Menurut Scott (2002) pada tesis Roslenni Sitepu (2004) evaluasi merupakan pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer yang menetapkan pekerjaan antara hasil yang benar-benar dicapai dengan pekerjaan yang seharusnya dapat dicapai menurut rencana serta menilai perbedaan kemudian penilaian digunkan untuk menentukan langkah selanjutnya. Sedangkan menurut Davis (1999) pada tesisnya Roslenni (2004) mengatakan bahwa evaluasi adalah suatu penilaian yang obyektiif mengenai drajat dari seluruh pelayanan atau bagian-bagian komponennya dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.elemen yang perlu mendapat perhatian adalah evaluasi yang memerlukan perbandingan dari pencapaian suatu pelayanan atau prosedur dengan beberapa standar yang bersifat absolute dan penilaian bersifat obyektif TAM (Technology Acceptance Model) Terdapat beberapa model yang dibangun untuk menganalisis dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi diterimanya penggunaan teknologi komputer, diantaranya yang tercatat dalam berbagai literatur dan referensi adalah seperti Theory of Reasoned Action (TRA), Theory of Planned Behaviour (TPB), dan Technology Acceptance Model (TAM). Model TAM yang dikembangkan dari teori psikologis, menjelaskan perilaku pengguna komputer yaitu berlandaskan pada kepercayaan (belief), sikap

7 12 (attitude), keinginan (intention), dan hubungan perilaku pengguna (user behavior relationship). Tujuan utama TAM adalah menjadi dasar untuk memahami pengaruh faktor-faktor eksternal pada keyakinan internal (internal beliefs) dan tingkah laku (attitude). TAM mencapai tujuan di atas dengan mengidentifikasi beberapa variabel fundamental sesuai dengan hasil dari penelitian-peneliatan terdahulu tentang faktor-faktor penentu penerimaan komputer. Tingkat penerimaan pengguna Teknologi informasi (Information Technology Acceptance) ditentukan oleh enam variable yaitu variable dari luar (External Variable), persepsi pengguna terhadap kemudahan dalam menggunakan (Perceived Ease of Use),persepsi pengguna terhadap kegunaan (Perceived Usefulness),Sikap Pengguna terhadap Penggunaan (Attitude Toward Using), Kecendrungan Tingkah Laku (Behavioral Intention to Use ), dan Pemakaian Aktual (Actual System Usage). Perceived Usefulness (PU) ExstenalVa riables Attitude Toward Using (ATU) Behavioral Intention to Use (ITU) Actual SystemUsing( ASU) Perceived Ease of Use (PEOU) (Sumber: Davis dkk, 1989 yang dikutip oleh Natalia Tangke, 2004) Gambar 2.1Technology Acceptance Model(TAM) 1. Perceived Ease of Use (PEOU) Persepsi tentang kemudahan penggunaan sebuah teknologi didefinisikan sebagai suatu ukuran dimana seseorang percaya bahwa komputer dapat

8 13 dengan mudah dipahami dan digunakan. Beberapa indikator kemudahan penggunaan teknologi informasi, meliputi: a. Komputer sangat mudah dipelajari b. Komputer mengerjakan dengan mudah apa yang diinginkan oleh pengguna c. Komputer sangat mudah untuk meningkatkan keterampilan pengguna d. Komputer sangat mudah untuk dioperasikan 2. Perceived Usefulness (PU) Persepsi terhadap kemanfaatan didefinisikan sebagai suatu ukuran dimana penggunaan suatu teknologi dipercaya akan mendatangkan manfaat bagi orang yang menggunakannya. Dimensi tentang kemanfaatan teknologi informasi meliputi: a. Kegunaan, meliputi dimensi: menjadikan pekerjaan lebih mudah, bermanfaat, menambah produktivitas b. Efektivitas, meliputi dimensi: mempertinggi efektivitas, mengembangkan kinerja pekerjaan 3. Attitude Toward Using (ATU) Attitude Toward Using dalam TAM dikonsepkan sebagai sikap terhadap penggunaan sistem yang berbentuk penerimaan atau penolakan sebagai dampak bila seseorang menggunakan suatu teknologi dalam pekerjaannya. Peneliti lain menyatakan bahwa faktor sikap (attitude) sebagai salah satu aspek yang mempengaruhi perilaku individual. Sikap seseorang terdiri atas

9 14 unsur kognitif/cara pandang (cognitive), afekti (affective), dan komponenkomponen yang berkaitan dengan perilaku (behavioral components). 4. Behavioral Intention to Use (ITU) Behavioral Intention to Use adalah kecenderungan perilaku untuk tetap menggunakan suatu teknologi. Tingkat penggunaan sebuah teknologi komputer pada seseorang dapat diprediksi dari sikap perhatiannya terhadap teknologi tersebut, misalnya keinginanan menambah peripheral pendukung, motivasi untuk tetap menggunakan, serta keinginan untuk memotivasi pengguna lain. 5. Actual System Usage (ASU) Actual System Usage adalah kondisi nyata penggunaan sistem.dikonsepkan dalam bentuk pengukuran terhadap frekuensi dan durasi waktu penggunaan teknologi. Seseorang akan puas menggunakan sistem jika mereka meyakini bahwa sistem tersebut mudah digunakan dan akan meningkatkan produktifitas mereka, yang tercermin dari kondisi nyata penggunaan. Teori TAM dari Davis dalam jurnal Dwi Suhartini dan Wiwik Handayani menjelaskan sebuah penerimaan individu terhadap teknologi komputer yang didasarkan pada dua kepercayaan khusus, yaitu: 1. Kegunaan yang dirasakan (Perceived Usefulness ) yaitu derajat dimana seseorang berpikir bahwa menggun akan ebuah sistem akan meningkatkan kinerjanya.

10 15 2. Kemudahan penggunaan yang dirasakan (Perceived Ease of Use) yaitu tingkatan dimana seorang individu mempercayai bahwa menggunakan teknologi akan memerlukan sedikit usaha. Menurut Dishaw (2002) dalam jurnal Dwi Suhartini dan Wiwik Handayani mengatakan bahwa dalam Teori TAM, kedua kepercayaan ini menentukan tingkah laku penerimaan secara langsung. Teori ini juga memberi kesan bahwa kemudahan penggunaan yang dirasakan mempengaruhi kegunaan yang dirasakan, karena menurut hukum cateris paribus, teknologi yang mudah digunakan akan lebih berguna. Menurut Sehilleewaert et al (2000) pada jurnal Dwi Suhartini dan Wiwik Handayani (2009) yang menyatakan bahwa kemudahan penggunaan yang dirasakan (Perceived Ease of Use) yaitu tingkatan dimana individu mempercayai bahwa menggunakan teknologi akan memerlukan sedikit usaha. Berarti bahwa semakin seorang pekerja terampil/ahli dalam teknologi maka ia akan semakin mudah menyelesaikan kesulitan dalam pekerjaannya, semakin ia menerima suatu teknologi. 2.5 Structural Equation Modeling(SEM) Structural equation modeling (SEM) merupakan metode analisis multivariat generasi ke II. Metode ini merupakan penggabungan dari dua metode analisis yaitu antara analisis faktor dan model persamaan simultan. Analisis faktor pertama kali diperkenalkan oleh Galton (1869) dan Pearson & Lee (1904). Pada tahun , analisis faktor sangat populer dikalangan peneliti. Pada tahun 1967, Joreskog dan kemudian tahun 1971 Joreskog dan Lawley menggunakan pendekatan maksimum likehood dalam analisis faktor. Pendekatan ini

11 16 memungkinkan peneliti menguji hipotesis interkorelasi antar variabel. Dengan konsep meminimalkan fungsi maksimum likehood maka didapatkan likehood ratio chi-square test untuk menguji hipotesis bahwa model yang dihipotesiskan sesuai (fit) dengan data. Pada penelitian dengan menggunakan SEM, telah dikembangkan dua piranti lunak yang banyak dipakai untuk metode analisis SEM adalah Linear Structurl Relationhip yang disingkat dengan LISREL dan AMOS(Tangking Widars, 2011) Indikasi dan Kegunaan SEM dapat digunakan untuk menganalisis hubungan yang komplek. Di bidang penelitian kesehatan, SEM banyak dipergunakan dalam uji validitas dan reliabilitas konstruk, analisis jalur, dan analisis model persamaan struktural Kelebihan dan Kekurangan SEM Terdapat beberapa kelebihan SEM yaitu: 1. Analisis SEM baik digunakan apabila menggunakan variable laten. 2. Analisis SEM ini umumnya praktis untuk digunakan dalam menganalisis suatu penelitian kuantitaif 3. Hasil hanalisis yang diperoleh dengan menggunakan SEM akan lebih teliti. Selain memiliki beberapa kelebihan SEM ini juga memiliki beberapa kekurangan diantaranya: 1. Pada penelitian yang menggunakan analisis SEM membutuhkan sampel yang besar.

12 2. Analisis SEM cenderung lebih sulit daripada analisis multivariate lainya KonsepDasar SEM 1. Variabel Konstrak dan Variabel Indikator Misalnya akan dipelajari hubungan antara kepribadian (personality) dengan kemampuan berinteraksi. Untuk mempelajari hubungan kedua variable itu diperlukan data dari kedua variable tersebut. Variabel kepribadian maupun kemampuan berinteraksi keduanya tidaklah mudah mengukurnya secara langsung, oleh karena itu diperlukan beberapa indikator yang dipakai untuk menilai kepribadian ataupun kemampuan berinteraksi tersebut. Misalnya kepribadian diukur dengan dua indikator seperti rasa bersahabat dan keramahan, sementara untuk kemampuan berinteraksi diukur dengan dua indkator seperti diterima oleh masyarakat dan kebersamaan. Kepribadian dan kemampuan berinteraksi adalah dua contoh variabel yang sulit diukur secara langsung dan memerlukan beberapa indikator untuk mengukurnya. Kedua variabel tadi disebut variabel konstrak atau juga disebut variabel laten dan dalam persamaan struktural digambarkan dengan sebuah elip. Kepribadia Berinteraks Rasa persahabat Keramahan Diterima Masyaraka Tingkat Kebersamaan Gambar 2.2 Bagan hubungan variabel laten dengan variabel manifestnya

13 18 2. Variabel Endogen dan Eksogen Dalam SEM variabel laten dibedakan lagi menjadi variabel Endogen dan Eksogen. Variabel endogen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain atau juga disebut variabel tergantung atau variabel antara, sedangkan variabel laten yang tidak dipengaruhi oleh variabel lain disebut variabel eksogen atau variabel bebas. Seperti contoh hubungan antara kepribadian dengan kemampuan berinteraksi, secara teori, kepribadian mempengaruhi kemampuan berinteraksi, sehingga kepribadian menjadi variabel bebas atau variabel eksogen dan variabel kemampuan berinteraksi menjadi variabel tergantung atau variabel endogen. Hubungan variabel endogen dan eksogen tersebut digambarkan pada bagan di bawah ini V. Eksogen V. Endogen Kepribadian Berinteraksi Rasa persahabata n Keramahan Diterima Masyarakat Tingkat Kebersamaan Gambar 2.3Bagan hubungan antara variabel laten eksogen dengan endogen Pembuatan Model Persamaan Struktural Analisis data dengan SEM akan dimulai dari konseptualisasi model, dilajutkan dengan penyusunan diagram jalur (path diagram), setelah itu akan dilakukan spesifikasi model, kemudian identifikasi model, setelah itu baru dilakukan estimasi parameter. Langkah selanjutnya adalah menguji apakah data

14 19 fitdengan model dan bila data tidak fit perlu dilakukan modifikai model yang sudah ada. Berikut akan dibahas tahap-tahapan tersebut 1. Tahap konseptualisasi model Pada tahap ini akan dikembangkan hipotesis sebagai dasar penentuan variabel penelitian dan hubungan antara variabel laten eksogen dan laten endogen serta variabel indikator (manifest) dari setiap variabel laten. Konseptualisasi model ini harus menjelaskan hubungan antara variabel latent dan juga merefleksikan pengukuran variabel latent memalui beberapa variabel indikator yang dapat diukur secara langsung. 2. Penyusunan diagram jalur Bila secara konsep sudah diidentifikasi variabel laten dan hubungan antara variabel laten serta variabel indikator dari setiap variabel laten, maka langkah selanjutnya adalah menyusun diagram jalur yang memvisualisasikan semua variabel laten dan indkatornya serta hubungan antara variabel laten 3. Spesifikasi model Setelah diagram jalur dibuat, maka selanjutnya adalah menentukan jumlah dan sifat parameter yang diestimasikan seperti error ( dan ), loading faktor ( ), pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen ( ), dan pengaruh variabel endogen terhadap variabel endogen lainnya ( ).

15 Dasar Penilaian dan Estimasi Model Jika model sudah teridentifikasi, maka langkah selanjutnya adalah melakukan proses penilaian (assessment) dan pengujian (estimasi). Penilaian dimaksudkan untuk mengetahui apakah model yang sudah dibuat fit dengan data. Sedangkan pengujian dimaksudkan untuk memperkirakan kuat hubungan antar variabel dalam mdel. Proses penilaian dan penujian model menggunakan metode Maximum Likelihood Estimation (MLE), yang didasarkan kepada perbandingan antara matrik kovarians sampel (kovarians observasi) dengan matrik kovarian populasi (kovarians estimasi menurut model). 1. Penilaian Model Penilaian ditujukan untuk menentukan apakah model yang sudah dibuat fit dengan data. Uji Goodness of Fit dipakai untuk menguji apakah sebuah model fit dengan data. Goodness of Fit suatu model akan ditentukan dari selisih antara kovarians dari sampel (observed) dengan kovarian estimasi menurut model (estimated), yang juga dikenal dengan istilah kovarians residual. Kovarians residual ini yang menjadi dasar penilian sebuah model. Semakin kecil nilai kovarians residual semakin fit model dengan data. Dalam analisis SEM terdapat beberapa jenis Goodness of Fit Test dan yang umum dipakai adalah Chi-square, RMSEA, AFG, dan lainnya. Berikut adalah beberapa jenis uji Goodness of Fit dan kriteria Fit.

16 Tabel 2.1Goodness of Fit Stataistics No Statistiks Kriteria Fit 1. Chi-square P > 0,05 2. RMSEA (Root Mean Square Error Approximation) < 0,08 3. GFI (Goodness of Fit Index) > 0,90 4. AGFI (Adjusted Goodness of Fit Index) > 0,90 5. PGFI (Parsimonimus Goodness of Fit Index) > 0,90 6. NFI (Normed Fit Index) > 0,90 7. NNFI( > 0,90 8. PNFI (Parsimonimus adjusted Normed Goodness of Fit Index) > 0,90 9. CFI (Comparative Fit Index) > 0, IFI (Incremental Fit Index) > 0, RFI (Relative Fit Index) > 0, Estimasi Model Estimasi atau pengujian model dimaksudkan untuk memperkirakan kuat hubungan antara variabel dalam model. Dalam analisis SEM hubungan antar variabel dapat ditentukan dari koefisien koreasi dan kwadrat koefisien korealsi serta koefisien regersi. Bagian ini akan lebih banyak dibahas pada bagian pengujian model pengukuran dan model persamaan struktural. Memenentukan nilai parameter,,,, dan. Penghitungan nilai parameter tersebut dilakukan dengan menggunakan bantuan program statistik seperti LISREL atau AMOS.

17 Asumsi dan Persyaratan Metode analisis SEM, seperti metode analisis lainnya mempunyai asumsi dan persyaratan yang harus dipenuhi supaya hasil analisis tidak bias. Berikut adalah beberapa asusmsi dan persyaratan dari analisis SEM. 1. Ukuran Sampel Besar sampel dalam analisis SEM memegang peranan penting karena berkaitan dengan interpretasi hasil estimasi. Rumus sampel untuk analisis yang menggunakan model SEM belum ada, tetapi dari beberapa pengalaman yang pernah dilaporkan menunjukan bahwa besar sampel yang cukup adalah antara Bila jumlah sampel terlalu besar, model akan menjadi sangat sensitif, sehingga sulit untuk mendapatkan hasil uji Goodness of Fit yang baik. Ukuran besar sampel minimal yang disarankan adalah 5 sampai 10 sampel untuk setiap parameter yang akan diestimasi. Bila dalam model terdapat 20 parameter (tanda panah), maka sampel yang diperlukan antara sampel. 2. Normalitas Data Semua item data yag akan dianalisis dengan SEM harus berdistribusi normal. Normalitas dilihat dari kemencengan (skewness) dan keruncingan (kurtosis) distribusi data. Bila nilai skewness atau kurtosis sama dengan nol, berarti data berdistribusi normal, akan tetapi pada kenyataannya jarang didapatkan nilai skewness dan kurtosis sama dengan nol. Oleh karena itu nilai kepercayaan (confident interval) 99% dari skewness atau kurkosis yang dipakai. Nilai ctrical ratio (c.r) dari skewness dan c.r dari kurtosis dipakai menentukan apakah data berdistribusi normal atau tidak. Nilai c.r skewness =skewnwss/se.skewness sedangkan nilai c.r kurtosis=kurtosis/se.kurtosis. Data dinyatakan normal bila

18 nilai c.r skewness dan c.r kurtosis terletak antara 2,58 s/d + 2,58. Sebaliknya, data dinyatakan tidak berdistribusi normal bila c.r < -2,58 atau c.r > +2, Outlier Satu data dinyatakan outlier bila nilainya 3 SD di atas rerata atau 3 SD di bawah rerata. Adanya data outlier dapat menyebabkan distribusi data menjadi tidak normal. Jadi bila dalam uji normalitas data didapatkan data tidak berdistribusi normal, maka sangatlah penting mengetahui apakah ada data yang outlier. Bila terdapat data yang outlier, sebaiknya data tersebut dibuang saja atau disubstitusi dengan nilai tengah (median). Outlier ditentukan berdasarkan metode Mahalobis. Makin lebar jarak data terhadap rerata, maka makin besar nilai Mahalobis distance-nya dan makin kecil nilai p1 dan p2nya. Data dinyatakan outlier bila nilai p1 dan p2 < 0,05. Sebaliknya, tidak terdapat outlier bila nilai p1 atau p2 > 0, Multikolinieritas: Tidak boleh ada multikolinearitas antar variabel eksogen. Dua variabel eksogen dinyata memeiliki hubungan kuat (multikolinear) bila kedua variabel tersebut memeilki korelasi yag kuat (r 0,7). Bila hal ini terjadi, sebaiknya salah satu variabel tersebut dikeluarkan dari model atau variabel-variabel yang membentuk multikolinearitas tersebut digabung menjadi satu composit variables Pengujian Model Pengukuran Model pengukuran adalah model hubungan antara variabel laten dengan variabel indikatornya atau variabel maifesnya. Pengujian model pengukuran dimaksud adalah pemeriksaan validitas dan reliablitas model. Hasil yang

19 24 signifikan menunjukan data valid dan maupun yang tidak signifikan menunjukan hasil yang reliabel. 1. Uji Validitas konstruk Uji validitas konstruk bertujuan untuk menguji apakah indikatorindikator dari sebuah kontruk dapat menjelaskan konstruk tersebut. Ada dua jenis uji validitas konstruk, yaitu uji validitas konvergen dan uji validitas diskriminant. a. Uji validitas konvergen Indikator sebuah konstruk dinyatakan valid (validitas konvergen) bila indikator-indikator tersebut mempunyai faktor loading yang tinggi dengan konstruk tersebut dan keseluruhan indikator akan mempunyai variance extraction yang tinggi (> 0,5). b. Variance extraction Indikator yang valid harus memilki faktor loading yang tinggi dan variance extracted yang tinggi (> 0,50). Varian extracted dari satu konstruk dihitung dengan rumus sebagaiberikut: Variance extracted = rerata dari kuadrat dari semua angka faktor loading dari sebuah kontruk. 2. Uji validitas diskriminant Jika dalam satu model terdapat lebih dari satu konstruk, maka seharusnya setiap konstrak memiliki keunikan sehingga tidak mempunyai hubungan dengan konstruk yang lainnya. Validitas diskriminant dilihat dari koefisien korelasi antar konstruk di dalam model.

20 Pengujian Model Struktural Model struktural adalah model hubungan antar variabel laten. Keakuratan model struktural bisa dilihat dari koefisien determinasi total (R 2 ). Seperti pada analisis regresi linear, nilai R 2 bervariasi dari 0 s/d 1. Makin besar nilai R 2 makin akurat model tersebut. Bila nilai R 2 mendekati 1, maka model struktural tersebut dinyatakan sangat akurat Modifikai model Bila data tidak fit dengan model, maka perlu dipertimbangkan modifikasi dari model yang sudah dibuat dengan tetap mengacu kepada teori yang ada.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Berdasarkan entimologi, kinerja berasal dari kata prestasi kerja (performance). Menurut Mangkunegara (2005) kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian survei yang merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara menyusun daftar pertanyaan

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN HUTANG

BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN HUTANG BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN HUTANG Bab ini akan memaparkan analisis terhadap faktor-faktor yang menentukan keputusan hutang pada pemilik usaha tenun dengan menggunakan Theory Planned

Lebih terperinci

ANALISIS PENERIMAAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGKINANG MENGGUNAKAN METODE TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

ANALISIS PENERIMAAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGKINANG MENGGUNAKAN METODE TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) ANALISIS PENERIMAAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGKINANG MENGGUNAKAN METODE TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) Eki Saputra 1, Misfariyan 2 Jurusan Sistem Informasi Fakultas Sains

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi

BAB III METODE PENELITIAN. dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi BAB III METODE PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang dihasilkan dapat dipercaya

Lebih terperinci

PENGUKURAN TINGKAT PENERIMAAN TEKNOLOGI PADA LAYANAN INFORMASI PEMERINTAH BERBASIS WEB MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL

PENGUKURAN TINGKAT PENERIMAAN TEKNOLOGI PADA LAYANAN INFORMASI PEMERINTAH BERBASIS WEB MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL PENGUKURAN TINGKAT PENERIMAAN TEKNOLOGI PADA LAYANAN INFORMASI PEMERINTAH BERBASIS WEB MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL Eka Wahyu Hidayat 1), Nurul Hiron 2), Hamdika Rizki Pradhana 3) 1), 2) Teknik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Responden Pada bab IV ini akan menampilkan hasil penelitian yang berupa gambaran umum objek penelitian dan data deskriptif serta menyajikan hasil komputasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk BAB III METODE PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang diperoleh dari penelitian

Lebih terperinci

LIMA Dinamika Fakta Empirik

LIMA Dinamika Fakta Empirik LIMA Dinamika Fakta Empirik Data yang diperoleh dirasakan melalui uji indikator variabel, yang dinilai berdasarkan nilai reratanya, serta uji model yang dikembangkan dalam penelitian ini. Uji indikator

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. langsung kepada responden yang mengisi kuesioner pada aplikasi google form di

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. langsung kepada responden yang mengisi kuesioner pada aplikasi google form di 30 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengumpulan Data Pada penelitian ini, yang menjadi objek penelitiannya adalah mahasiswa program studi akuntansi Universitas Islam Indonesia. Kuesioner

Lebih terperinci

Bab 3. Metode Penelitian

Bab 3. Metode Penelitian Bab 3 Metode Penelitian 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian mengenai pengujian model Theory Planned Behavior dalam menentukan pengaruh sikap siswa, norma subjektif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, obyek yang akan diteliti adalah. SMA Negeri 1 Sumbawa Besar, SMA Negeri 1 Lape dan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, obyek yang akan diteliti adalah. SMA Negeri 1 Sumbawa Besar, SMA Negeri 1 Lape dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek dan Subyek Penelitian Dalam penelitian ini, obyek yang akan diteliti adalah SMA Negeri 1 Sumbawa Besar, SMA Negeri 1 Lape dan SMA Negeri 1 Maronge NTB. Subyek penelitian

Lebih terperinci

PENGUKURAN TINGKAT PENERIMAAN TEKNOLOGI PADA LAYANAN INFORMASI PEMERINTAH BERBASIS WEB MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL

PENGUKURAN TINGKAT PENERIMAAN TEKNOLOGI PADA LAYANAN INFORMASI PEMERINTAH BERBASIS WEB MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL PENGUKURAN TINGKAT PENERIMAAN TEKNOLOGI PADA LAYANAN INFORMASI PEMERINTAH BERBASIS WEB MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL Eka Wahyu Hidayat 1), Nurul Hiron 2), Hamdika Rizki Pradhana 3) 1), 2) Teknik

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Belanja Online Belanja online (online shopping) adalah proses dimana konsumen secara langsung membeli barang-barang, jasa dan lain-lain dari seorang penjual secara interaktif dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pemecahan masalah dalam penelitian ini diawali dengan studi literatur yang mencakup kajian teori, penelitian empiris sebelumnya dan model yang relevan dengan masalah penelitian.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat penerimaan SUOT-

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat penerimaan SUOT- BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat penerimaan SUOT- RD sebagai salah satu media evaluasi pembelajaran. Melalui penelitian ini

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Deskriptif 1. Analisis secara deskriptif Bagian ini akan membahas hasil pengolahan data yang telah dikumpulkan dari lapangan berdasarkan karakteristik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini bertujuan untuk mengungkap hasil analisis data penelitian dan pembahasannya. Pembahasan diawali dengan dimulai hasil statistik deskriptif yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan mengenai pelaksanaan penelitian yang telah dijelaskan pada bab tiga sebelumnya, dimulai dari penjelasan mengenai responden, pengujian statistik

Lebih terperinci

1. Pendahuluan 2. Tinjauan Pustaka

1. Pendahuluan 2. Tinjauan Pustaka 1. Pendahuluan Pada zaman sekarang ini, teknologi semakin berkembang dan seakan tak bisa lepas dari aspek kehidupan manusia. Kemajuan teknologi baik perangkat lunak maupun perangkat keras berkembang dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data, baik data yang bersifat data sekunder maupun data primer, dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013).

Lebih terperinci

PARADIGMA VOL. IX NO. 3, AGUSTUS 2007

PARADIGMA VOL. IX NO. 3, AGUSTUS 2007 KAJIAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI LAYANAN AKADEMIK BERBASIS WEB BERDASARKAN PENDEKATAN TAM : Studi Kasus di AMIK BSI JAKARTA Oleh: Eni Heni Hermaliani ABSTRAK Di era globalisasi ini, informasi menjadi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Agustus 2016. Tempat pelaksanaan kegiatan penelitian berada di Kecamatan Getasan, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bagian ini terdiri dari tujauan pustaka, landasan teori dan kerangka pemikiran Tinjauan pustaka berisi penelitian-penelitian sebelumnya dan digunakan sebagai dasar dilaksanakannya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian Data diambil menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada konsumen Indomaret Point Pandanaran di kota Semarang. Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang diperoleh dari penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden Responden dalam penelitian ini yaitu sales engineer PT.Omron Electronics yang berada di Jakarta, Surabaya, Semarang dan Medan. Pola pencarian responden dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau penelitian terapan yang mana didalamnya terdapat solusi atas suatu permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian survey. Metode survey yaitu metode yang digunakan untuk memperoleh informasi melalui

Lebih terperinci

PENGUKURAN TINGKAT PENERIMAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK BAGI GURU DENGAN MENGGUNAKAN METODE TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

PENGUKURAN TINGKAT PENERIMAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK BAGI GURU DENGAN MENGGUNAKAN METODE TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) PENGUKURAN TINGKAT PENERIMAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK BAGI GURU DENGAN MENGGUNAKAN METODE TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) Lilis Suhartini, Eka Wahyu Hidayat, Aldy Putra Aldya Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana di Ruang

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana di Ruang BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Obyek penelitian pada penelitian ini adalah RSUD Praya. 2. Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh guru PAUD di Salatiga, dengan menggunakan sampel guru PAUD di Salatiga yang diambil dari 3 kecamatan

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI. responden yang berada di Sumatera Utara. Karakteristik responden merupakan

BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI. responden yang berada di Sumatera Utara. Karakteristik responden merupakan BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI 5.1 Deskripsi Umum Sampel Penelitian Setelah dilakukan penyebaran kuesioner kepada responden maka hasil kuesioner yang layak dan secara penuh mengisi kuesioner berjumlah 134

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Subjek dari penelitian ini adalah konsumen Hero Supermarket di Kota Yogyakarta, sedangkan objek dalam penelitian ini adalah Hero Supermarket di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan ditempat penelitian, melakukan perumusan masalah

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data Pada bagian ini dilakukan proses pengumpulan dan pengolahan data tahap awal serta pengumpulan data tahap akhir. Pengumpulan data pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi adalah kelompok subyek yang hendak digeneralisasikan oleh hasil penelitian (Sugiyono, 2014). Sedangkan Arikunto (2010) menjelaskan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini adalah masyarakat kecamatan cengkareng jakarta barat. Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini adalah masyarakat kecamatan cengkareng jakarta barat. Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian ini menganalisa bagaimana pengaruh sikap konsumen dan citra merek terhadap minat beli telepon seluler lumia. Subjek yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, yaitu data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono,2010).

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. wilayah kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Penelitian yang dilakukan terbagi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. wilayah kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Penelitian yang dilakukan terbagi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Dalam penelitian ini peneliti mengambil waktu dan lokasi penelitian pada wilayah kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

KARYA AKHIR. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Teknologi Informasi DIAT NURHIDAYAT

KARYA AKHIR. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Teknologi Informasi DIAT NURHIDAYAT PENGEMBANGAN MODEL PENERIMAAN USER TERHADAP TEKNOLOGI JARINGAN INTERNET NIRKABEL (HOTSPOT) PADA INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI STUDI KASUS DI UNIVERSITAS XYZ KARYA AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian causal method yaitu

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian causal method yaitu 3.1 Jenis Penelitian BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian causal method yaitu merupakaan jenis penelitian untuk mendapatkan penjelasan hubungan antar variabel

Lebih terperinci

Ketakbiasan Dalam Model Analisis Faktor Konfirmatori Pada Metode Pendugaan Maximum Likelihood Untuk Data Ordinal

Ketakbiasan Dalam Model Analisis Faktor Konfirmatori Pada Metode Pendugaan Maximum Likelihood Untuk Data Ordinal Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Ketakbiasan Dalam Model Analisis Faktor Konfirmatori Pada Metode Pendugaan Maximum Likelihood Untuk Data Ordinal Wiwik Sudestri, Eri Setiawan dan Nusyirwan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Alasan memilih Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah karena untuk memudahkan penulis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. lingkup penelitian.kemudian dilakukan tahap pengumpulan data melalui

BAB III METODOLOGI. lingkup penelitian.kemudian dilakukan tahap pengumpulan data melalui BAB III METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir Penelitian ini dimulai dari perumusan latar belakang dan penetapan tujuan dan lingkup penelitian.kemudian dilakukan tahap pengumpulan data melalui observasi.berangkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan perilaku yang digambarkan dalam TAM menunjukkan secara tidak

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan perilaku yang digambarkan dalam TAM menunjukkan secara tidak 65 BAB III METODE PENELITIAN 3. 1 Kerangka Teori Berdasarkan landasan teori pada Bab II, dapat diketahui bahwa TAM berfokus pada sikap penerimaan terhadap pengguna teknologi informasi, dimana pengguna

Lebih terperinci

With AMOS Application

With AMOS Application ASUMSI DAN PERSYARATAN PADA STRUCTURAL EQUATION MODELLING (SEM) With AMOS Application Eko Budi Setiawan, S.Kom., M.T. Asumsi dan persyaratan penting saat menggunakan SEM 1. Sample Size 2. Normalitas Data

Lebih terperinci

Antika Larasati, Nurul Hiron, Aldy Putra Aldya. Fakultas Teknik Informatika, Universitas Siliwangi Tasikmalaya

Antika Larasati, Nurul Hiron, Aldy Putra Aldya. Fakultas Teknik Informatika, Universitas Siliwangi Tasikmalaya ANALISIS PENERIMAAN SISTEM INFORMASI MANAGEMENT DAERAH (SIMDA) PADA PENGOLAHAN DATA KEUANGAN MENGGUNAKAN MODEL TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) 3 STUDI KASUS : KECAMATAN DI KABUPATEN CILACAP Antika Larasati,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Proses penelitian ini di awali dengan mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di tempat penelitian, melakukan perumusan masalah dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan analisis data yang disesuaikan dengan pola penelitian dan variabel yang diteliti. Model yang digunakan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi merupakan jumlah keseluruhan elemen yang diteliti (Cooper dan

III. METODE PENELITIAN. Populasi merupakan jumlah keseluruhan elemen yang diteliti (Cooper dan III. METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi merupakan jumlah keseluruhan elemen yang diteliti (Cooper dan Schindler, 2003). Dengan demikian populasi adalah individu yang memiliki informasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis pendekatan dan penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian survey, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengambil sampel secara langsung dari populasi,

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. menyelesaikan permasalahan penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. menyelesaikan permasalahan penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang tahapan-tahapan yang dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya. 4.1. Persiapan Pada tahap ini peneliti

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT)

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini dijelaskan mengenai dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas. Teori-teori yang digunakan adalah sebagai berikut. 2.1 Unified Theory of Acceptance

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Pada penellitian ini waktu penelitian yang dimaksud adalah jangka waktu yang diperlukan dalam penyelesaian penelitian ini. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Obyek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data dan obyek pada penelitian ini adalah Waroeng Spesial Sambal di Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. D.I.Yogyakarta. Sedangkan subjek penelitian adalah Wajib Pajak orang

BAB III METODE PENELITIAN. D.I.Yogyakarta. Sedangkan subjek penelitian adalah Wajib Pajak orang BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Kantor Pelayanan Pajak di Provinsi D.I.Yogyakarta. Sedangkan subjek penelitian adalah Wajib Pajak orang pribadi, dimana

Lebih terperinci

VIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM)

VIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) VIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) Stuctural Equation Model merupakan suatu teknik statistik yang mampu menganalisis pola hubungan antara variabel laten dan indikatornya, variabel laten yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah CV Opal Transport, sedangkan subyek dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan CV

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah CV Opal Transport, sedangkan subyek dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan CV BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah CV Opal Transport, sedangkan subyek dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan CV Opal Transport. B. Populasi

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN BAB III DESAIN PENELITIAN Bagian ini akan menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan desain yang dipergunakan dalam penelitian antara lain : jenis penelitian, populasi dan sampel, pengukuran konsep, pengumpulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membantu dalam menyelesaikan penelitian ini. BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Studi Literatur Dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini harus sesuai dengan Metode penelitian, langkah awal yaitu melakukan studi literatur dan jurnal yang

Lebih terperinci

KAJIAN TENTANG PERILAKU PENGGUNA SISTEM INFORMASI DENGAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

KAJIAN TENTANG PERILAKU PENGGUNA SISTEM INFORMASI DENGAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) KAJIAN TENTANG PERILAKU PENGGUNA SISTEM INFORMASI DENGAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) Arief Wibowo Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Budi Luhur Jl.

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU PENGGUNA PADA WEBSITE SISTEM INFORMASI AKADEMIK UNIVERSITAS XYZ DENGAN MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

ANALISIS PERILAKU PENGGUNA PADA WEBSITE SISTEM INFORMASI AKADEMIK UNIVERSITAS XYZ DENGAN MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 207 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 4 Februari 207 ANALISIS PERILAKU PENGGUNA PADA WEBSITE SISTEM INFORMASI AKADEMIK UNIVERSITAS XYZ DENGAN MENGGUNAKAN TECHNOLOGY

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. belanja online Tokopedia.com yang berada di DKI Jakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. belanja online Tokopedia.com yang berada di DKI Jakarta. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Proses penelitian dilakukan pada bulan Maret 2017 sampai dengan Juli 2017 di DKI Jakarta. Penelitian ini akan dilakukan pada pengguna situs belanja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan memilih Kabupaten Ngawi, Jawa Timur karena untuk memudahkan penulis melakukan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jooyeon Ha dan Soo Cheong Jang (2009). Rancangan yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jooyeon Ha dan Soo Cheong Jang (2009). Rancangan yang digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Jooyeon Ha dan Soo Cheong Jang (2009). Rancangan yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Profil Responden Bagian ini akan membahas karakteristik responden. Karakteristik dasar responden yang ditanyakan adalah jenis kelamin, pendidikan formal terakhir, usia, jenis

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini akan dilakukan pengujian dan analisis model berdasarkan data kuesioner yang terkumpul untuk menjawab pertanyaan penelitian dan hipotesis yang telah diajukan

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel 3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi Penelitian dilaksanakan pada 12 Februari 2016 hingga13 April 2016 di Desa Kenteng, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Pemilihan lokasi dilakukan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 33 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Identifikasi Responden Pada penelitian ini jumlah sampel yang digunakan adalah pemilik usaha laundry di Surabaya, sebanyak 120 responden. Dengan Menggunaan metode

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PADA PENERIMAAN E-MONEY PADA KALANGAN MAHASISWA DI YOGYAKARTA MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PADA PENERIMAAN E-MONEY PADA KALANGAN MAHASISWA DI YOGYAKARTA MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL TESIS IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PADA PENERIMAAN E-MONEY PADA KALANGAN MAHASISWA DI YOGYAKARTA MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL DEWI PARAMITA No. Mhs.: 145302292/PS/MTF PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK

Lebih terperinci

24 melalui aplikasi OLX.co.id. Sugiyono (2013) menyarankan bahwa ukuran sampel minimum adalah sebanyak 5-10 kali jumlah indikator yang diestimasi. Jum

24 melalui aplikasi OLX.co.id. Sugiyono (2013) menyarankan bahwa ukuran sampel minimum adalah sebanyak 5-10 kali jumlah indikator yang diestimasi. Jum BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek penelitian difokuskan pada masyarakat Yogyakarta yang pernah melakukan transaksi atau berbelanja secara online melalui OLX.co.id. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek penelitian Subjek penelitian yang akan kami ambil adalah mahasiswa yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta yang mengetahui perbedaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 47 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.1.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2014 hingga Juni 2014 di PT Asuransi AXA Indonesia dan VFS Global

Lebih terperinci

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA. Structural Equation Modeling (SEM) adalah alat analisis statistik yang dipergunakan untuk menyelesaikan model bertingkat secara serempak yang tidak dapat diselesaikan oleh persamaan regresi linear. SEM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini dikategorikan sebagai explanatory research yaitu penelitian yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian merupakan sesuatu yang akan menjadi sasaran dalam penelitian ilmiah, objek penelitian yang akan dilakukan menjadi sasaran dalam

Lebih terperinci

PENERAPAN STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) UNTUK ANALISIS KOMPETENSI ALUMNI

PENERAPAN STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) UNTUK ANALISIS KOMPETENSI ALUMNI Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 6, No. 0 (017), hal 113 10. PENERAPAN STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) UNTUK ANALISIS KOMPETENSI ALUMNI Matius Robi, Dadan Kusnandar, Evy Sulistianingsih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem Informasi Desa dan Kawasan merupakan suatu usaha untuk menyajikan informasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai kebutuhan guna menunjang proses pembangunan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1, Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pasundan Bandung

TUGAS AKHIR. Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1, Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pasundan Bandung PENGUKURAN PENERIMAAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA LAYANAN SIRKULASI PERPUSTAKAAN DENGAN MENGADOPSI METODE TAM (TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL) (Studi Kasus: Badan Perpustakaan Dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa

Lebih terperinci

TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL: MENGUJI KEEFEKTIVAN PENERIMAAN SISTEM INFORMASI TERPADU (SISTER) DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS JEMBER

TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL: MENGUJI KEEFEKTIVAN PENERIMAAN SISTEM INFORMASI TERPADU (SISTER) DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS JEMBER TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL: MENGUJI KEEFEKTIVAN PENERIMAAN SISTEM INFORMASI TERPADU (SISTER) DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS JEMBER Peneliti : Kartika 1 Mahasiswa Terlibat : - Sumber Dana : DIPA Universitas

Lebih terperinci

KAJIAN PENERIMAAN MODEL BLENDLEARNING SEBAGAI METODE KULIAH ONLINE

KAJIAN PENERIMAAN MODEL BLENDLEARNING SEBAGAI METODE KULIAH ONLINE Jurnal TELEMATIKA MKOM, Vol.3 No., Maret 20 KAJIAN PENERIMAAN MODEL BLENDLEARNING SEBAGAI METODE KULIAH ONLINE BERDASARKAN PENDEKATAN TAM (TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL) : STUDI KASUS FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan melalui 3 tahap, yaitu: Secara singkat tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1. 1. Tahap Pendahuluan Studi Literatur 2. Tahap Pengumpulan

Lebih terperinci

ASUMSI MODEL SEM. d j

ASUMSI MODEL SEM. d j ASUMSI MODEL SEM Asumsi yang harus dipenuhi dalam analisis SEM di antaranya adalah data berdistribusi multivariat normal, untuk memeriksanya dapat dilakukan dengan menghitung nilai jarak kuadrat pada setiap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/ Subyek Penelitian 1. Sejarah Smartphone Xiaomi Salah satu perusahaan yang memproduksi smartphone adalah Xiaomi. Xiaomi sendiri mulai menjual

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh karyawan yang menggunakan sistem ERP di PT Angkasa Pura II

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh karyawan yang menggunakan sistem ERP di PT Angkasa Pura II 62 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Data penelitian ini diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan kepada seluruh karyawan yang menggunakan sistem ERP di PT Angkasa Pura II (Persero).

Lebih terperinci

VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS

VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS Faktor faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen dapat diidentifikasi dengan melihat faktor eksternal dan internak yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan dengan penelitian, melakukan perumusan masalah dan

Lebih terperinci

MODEL PENERIMAAN APLIKASI SISTEM INFORMASI SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI SERBA USAHA CIPTA BOGA KOTA TANGERANG SELATAN

MODEL PENERIMAAN APLIKASI SISTEM INFORMASI SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI SERBA USAHA CIPTA BOGA KOTA TANGERANG SELATAN Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 015 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 015 ISSN : 30-3805 MODEL PENERIMAAN APLIKASI SISTEM INFORMASI SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI SERBA USAHA CIPTA

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman merupakan salah satu instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang terletak di Jalan Ring Road

Lebih terperinci

PENERAPAN ANALISIS FAKTOR KONFIRMATORI STRUCTURAL EQUATION MODELING PADA MODEL HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK DAN TEKANAN DARAH

PENERAPAN ANALISIS FAKTOR KONFIRMATORI STRUCTURAL EQUATION MODELING PADA MODEL HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK DAN TEKANAN DARAH Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 2 Hal. 34 43 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENERAPAN ANALISIS FAKTOR KONFIRMATORI STRUCTURAL EQUATION MODELING PADA MODEL HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Deskripsi data penelitian, mencakup uraian tentang gambaran umum dari setiap variabel penelitian yang terdiri dari: Kinerja Pegawai (Y), Budaya

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 No. Responden : KUESIONER

LAMPIRAN 1 No. Responden : KUESIONER LAMPIRAN 1 No. Responden : KUESIONER Kepada : Yth. Responden Dengan hormat, Terima kasih atas partisipasi anda menjadi salah satu responden dan secara sukarela mengisi kuesioner ini. Saya mahasiswi Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Obyek dan Subyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah sesuatu yang menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Obyek dan Subyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah sesuatu yang menjadi 41 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek dan Subyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah sesuatu yang menjadi pemusatan pada kegiatan penelitian, atau dengan kata lain segala sesuatu yang menjadi sasaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Zalora Indonesia merupakan bagian dari Zalora group yang didirikan pada

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Zalora Indonesia merupakan bagian dari Zalora group yang didirikan pada BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Zalora.co.id Zalora Indonesia merupakan bagian dari Zalora group yang didirikan pada akhir 2011 oleh Rocket Internet GmbH, yang mencakup grup retail fashion

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Nasmoco Bengawan Motor Solo

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Nasmoco Bengawan Motor Solo BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Nasmoco Bengawan Motor Solo Baru, Sukoharjo.Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey. Penelitian survey adalah

Lebih terperinci

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KERIPIK KENTANG (Studi Kasus pada Agronas Gizi Food, Kota Batu) ABSTRAK

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KERIPIK KENTANG (Studi Kasus pada Agronas Gizi Food, Kota Batu) ABSTRAK PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KERIPIK KENTANG (Studi Kasus pada Agronas Gizi Food, Kota Batu) Nur Amalia Ma rufah 1, Panji Deoranto 2, Rizky Luthfian Ramadhan Silalahi 2* 1 Alumni,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (BBPLK) Serang. Sedangkan untuk subyek penelitian ini yaitu seluruh pegawai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (BBPLK) Serang. Sedangkan untuk subyek penelitian ini yaitu seluruh pegawai BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Serang. Sedangkan untuk subyek penelitian ini yaitu seluruh pegawai

Lebih terperinci

4. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

4. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA 41 4. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA Pada bab ini akan dibahas hasil penelitian dan interpretasinya. Pembahasan dalam bab 4 ini meliputi gambaran umum yang menjadi subyek penelitian, analisis model SEM,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS. sehingga peneliti dapat menegtahui baik buruknya pengukuran tersebut. Variabel penelitian dan

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS. sehingga peneliti dapat menegtahui baik buruknya pengukuran tersebut. Variabel penelitian dan BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS 3.1 Metode Penelitian 3.1.1 Definisi Operasional dan Indikator Variabel Penelitian Definisi operasional merupakan penjelasan tentang bagaimana suatu variabel diukur,

Lebih terperinci