MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 7/PUU-XII/2014

Transkripsi

1

2 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 7/PUU-XII/2014 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan [Pasal 59 ayat (7), Pasal 65 ayat (8), dan Pasal 66 ayat (4)] terhadap Undang-Undang Dasar 1945 PEMOHON 1. M. Komaruddin 2. Rian Andriansyah 3. Nurman Shaleh 4. Nurhasanah, dkk ACARA Pemeriksaan Pendahuluan (I) Rabu, 12 Februari 2014, Pukul WIB Ruang Sidang Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat SUSUNAN PERSIDANGAN 1) Anwar Usman (Ketua) 2) Harjono (Anggota) 3) Patrialis Akbar (Anggota) Rizki Amalia Panitera Pengganti

3 Pihak yang Hadir: A. Pemohon: 1. M. Komaruddin 2. Rian Andriansyah 3. Nurman Shaleh 4. Nurhasanah

4 SIDANG DIBUKA PUKUL WIB 1. KETUA: ANWAR USMAN Sidang Perkara Nomor 7/PUU-XII/2014 dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum. Assalamualaikum wr. wb. Pertama, Majelis Panel mohon maaf karena persidangan ini bergeser waktunya karena tadi sidang sebelumnya selesainya agak lambat tadi ya. Ini sidang pertama, untuk itu dipersilakan kepada Para Pemohon untuk memperkenalkan diri, silakan. 2. PEMOHON: M. KOMARUDDIN Terima kasih. Assalamualaikum wr. wb. mudah-mudahan persidangan ini bisa bermanfaat untuk rakyat Indonesia. Yang Mulia Hakim MK, perkenalkan kami, saya sendiri sebagai Prinsipal, nama saya M. Komaruddin dan ada beberapa Prinsipal lainnya yang hadir di belakang saya, Nurman Shaleh. Dan di sebelah kiri saya, Riyan Hidayat Rian Andriansyah dan sebelah kirinya adalah Nurhasanah, dan ada beberapa teman lainnya yang ada di belakang merupakan jaringan dari Aljabar (Aliansi Buruh Jawa Barat). Pada kesempatan ini, saya juga mohon mudah-mudahan untuk ke depan karena kita sebenarnya sih banyak yang hadir, cuman kami terbatas. Untuk ke depan mudah-mudahan bisa lebih banyak lagi yang bisa dihadirkan. Terima kasih. 3. KETUA: ANWAR USMAN Ini Pemohonnya saya lihat ada enam orang ya, ya? 4. PEMOHON: M. KOMARUDDIN Yang dua orang bekerja, tidak bisa hadir. 5. KETUA: ANWAR USMAN Oh, tidak bisa hadir. KETUK PALU 3X

5 6. PEMOHON: M. KOMARUDDIN Ya, terima kasih, Pak. 7. KETUA: ANWAR USMAN Baik, permohonan Saudara kami sudah baca ya, namun demikian dipersilakan untuk menyampaikan pokok-pokoknya saja, kami sudah baca. Silakan. 8. PEMOHON: M. KOMARUDDIN Terima kasih, saya akan membacakan pokok-pokok intinya saja. Permohonan pengujian Pasal 59 ayat (7), Pasal 65 ayat (8), dan Pasal 66 ayat (4) Undang -Undang Nomor 13 Tahun 2003 terhadap Undang- Undang Dasar Tahun Merujuk Pasal 24 ayat (2), Pasal 24C ayat (1) Undang-Undang Dasar Tahun 1945, dan Pasal 10 ayat (1) Undang- Undang Mahkamah Konstitusi, maka oleh karena objek permohonan pengujian ini adalah undang-undang ketenagakerjaan, maka Mahkamah Konstitusi berwenang untuk memeriksa dan mengadili permohonan ini. Berpedoman pada Pasal 28C ayat (2), Pasal 28E ayat (3) Undang - Undang Dasar Tahun 1945, Pasal 51 ayat (1) Undang -Undang Mahkamah Konstitusi, dan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 006/PUU-III/2005, Pemohon mempunyai kedudukan hukum karena hakhak konstitusional Para Pemohon yang diberikan oleh Undang-Undang Dasar Tahun 1945 belum terpenuhi dalam frasa demi hukum pada Pasal 59 ayat (7), Pasal 65 ayat (8), dan Pasal 66 ayat (4) Undang -Undang Ketenagakerjaan. Di dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan terdapat pengaturan penyimpangan penerapan norma yang merupakan pelanggaran tindak pidana ketanagakerjaan dan pelanggaran bukan termasuk tindak pidana ketenagakerjaan. Pengusutan terhadap dugaan pelanggaran ketenagakerjaan yang termasuk maupun bukan termasuk tindak pidana ketenagakerjaan dilakukan oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan pada dinas tenaga kerja. Sebagai pilihan kebijakan pembentuk undang-undang yang diatur dalam undang-undang pengawasan perburuhan, bagi pengusaha yang diduga melakukan tindak pidana ketenagakerjaan dapat berakibat pengenaan sanksi pidana kurungan, penjara dan denda yang tata cara penyelesaiannya diatur dalam Pasal 182 Undang-Undang Ketenagakerjaan. Sedangkan penyimpangan norma yang bukan termasuk tindak pidana ketenagakerjaan dilakukan oleh pengusaha dengan belum atau tidak bersedia menjalankan norma dalam undang-undang ketenagakerjaan, meskipun kepada pengusaha yang bersangkutan telah

6 diberikan nota penetapan dari dinas tenaga kerja dan juga tidak mengajukan upaya hukum untuk diuji melalui pengadilan tata usaha negara, maka nota penetapan yang telah bersifat konkret, individual, dan final, dalam artian mempunyai kekuatan hukum, tidak dapat dijalankan akibat tidak adanya pengaturan mengenai tata cara untuk melaksanakannya yang dapat menimbulkan kerugian Para Pemohon. Frasa demi hukum dalam ketentuan pasal a quo merupakan akibat hukum dari tidak terpenuhinya syarat objektif dalam sebuah perikatan atau perjanjian yang menjadi batal demi hukum seketika. Berbeda apabila sebuah perikatan atau perjanjian tidak memenuhi syarat subjektif yang perikatan atau perjanjian dimaksud dapat dibatalkan melalui jalur pengadilan in casu pengadilan hubungan industrial. Oleh sebab itu, maka untuk memberikan pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum status hubungan kerja pekerja dan agar menjadi tidak sia-sia atas terbitnya penetapan tertulis di dinas tenaga kerja yang bersifat final dan bermakna berkekuatan hukum seharusnya pelaksanaan penetapan tertulis dinas tenaga kerja yang tidak diajukan upaya hukum melalui pengadilan TUN dan juga tidak dilaksanakan secara sukarela oleh pengusaha, dapat dimintakan ke pengadilan negeri yang dilaksanakan menurut aturan... menurut aturanaturan yang biasa untuk menjalankan suatu putusan perdata. Sama seperti halnya sebuah putusan yang bersifat administrasi, yaitu putusan panitia penyelesaian perselisihan perburuhan daerah atau pusat, disingkat P4D dan P4P yang kini menjadi Pengadilan Hubungan Industrial. Dengan demikian, Para Pemohon memohon kepada Yang Mulia Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi untuk memutuskan permohonan ini dengan amar putusan. 1. Menyatakan Pasal 59 ayat (7), Pasal 65 ayat (8), dan Pasal 66 ayat (4) Undang-Undang Ketenagakerjaan sepanjang frasa demi hukum haruslah dinyatakan bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai yang pelaksanaannya dapat dimintakan ke pengadilan negeri. 2. Menyatakan Pasal 59 ayat (7) Unda ng-undang Ketenagakerjaan selengkapnya harus dibaca, Perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (4), ayat (5), dan ayat (6), maka demi hukum yang pelaksanaannya dapat dimintakan ke pengadilan negeri menjadi perjanjian kerja waktu tidak tertentu. 3. Menyatakan Pasal 65 ayat (8) Undang -Undang Ketenagakerjaan selengkapnya harus dibaca, Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3) tidak terpenuhi, maka demi hukum yang pelaksanaannya dapat dimintakan ke pengadilan negeri terhadap status hubungan kerja pekerja atau buruh dengan

7 perusahaan penerima pemborongan beralih menjadi hubungan kerja atau pekerja atau buruh dengan perusahaan pemberi pekerjaan. 4. Menyatakan Pasal 66 ayat (4) Undang -Undang Ketenagakerjaan selengkapnya harus dibaca, Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2) huruf a, huruf b, huruf d, serta ayat (3) tidak terpenuhi, maka demi hukum yang pelaksanaannya dapat dimintakan ke pengadilan negeri terhadap status hubungan kerja antara pekerja atau buruh dan perusahaan penyedia jasa atau pekerja atau buruh beralih menjadi hubungan kerja antara pekerja/buruh dan pengusaha menjadi pekerja pemberi pekerjaan. 5. Memerintahkan pemuatan putusan ini dalam Berita Negara Republik Indonesia sebagaimana mestinya. Atau apabila Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi berpendapat lain, mohon putusan yang seadiladilnya. Demikian permohonan ini Para Pemohon sampaikan. Terima kasih. 9. KETUA: ANWAR USMAN Ya, baik, terima kasih. Para Pemohon, merupakan kewajiban hukum, kewajiban menurut undang-undang bahwa Majelis Panel harus memberikan masukan, saran, nasihat yang terkait dengan permohonan Para Pemohon. Yang pertama, dari saya untuk diketahui oleh Para Pemohon bahwa norma atau frasa yang diatur dalam undang-undang ini, yang sekarang Saudara uji kalau dilihat dari uraian, ya dan petitum Saudara ini semacam uji tafsir begitu mengenai frasa demi hukum. Nah, mengenai pasalnya ini sudah pernah diuji dan diputus oleh Mahkamah Konstitusi melalui Putusan Nomor 12/PUU-I/2003, jadi sudah 10 tahun yang lalu lebih-kurang, ya. Nah, untuk itu Para Pemohon bisa melihat bagaimana pertimbangan bagaimana amar dari putusan perkara yang terkait dengan permohonan Para Pemohon. Itu yang pertama. Kemudian yang kedua, sekarang ini juga Mahkamah sedang memeriksa dan mengadili Perkara Nomor 96/PUU-XI/2013, ini masih dalam proses pemeriksaan, jadi ada kesamaan. Untuk menghindari supaya permohonan Saudara tidak dinyatakan nebis in idem karena menyangkut hal yang sama, jadi Saudara harus mempelajari putusan dan juga dikaitkan dengan perkara yang sedang diuji sekarang, yang yang tadi perkara tahun Kalau alasannya sama, pasal, norma sama, baik pasal yang diuji maupun yang dijadikan dasar ya, batu uji pasal-pasal Undang-Undang Dasar Tahun 1945 itu sama, maka nanti bisa kena asas nebis in idem, di permohonan bisa dinyatakan tidak dapat diterima. Begitu juga alasannya. Dan untuk itu sekali lagi Para Pemohon

8 bisa di apa diminta ke Panitera atau mungkin bisa dilihat di website MK putusan yang tadi saya sebutkan. Selanjutnya, ini kalau dikaji lebih jauh maksud dari permohonan Pemohon ini ya, terus terang ya, saya sendiri ya agak bingung. Bingungnya kenapa? Pasal ini kalau dilihat ya, kalau dikaji justru melindungi para pekerja, adanya frasa demi hukum itu. Itu melindungi para pekerja. Itu yang terkait dengan keberadaan frasa demi hukum tadi yang sehingga Para Pemohon meminta supaya ditambah kalimat ke pengadilan negeri tadi ya. Ini dilihat dari petitumnya ini, permohonannya ini. Nah, untuk diketahui meskipun dalam pasal ini tidak mencantumkan kalimat seperti atau frasa seperti yang dikehendaki oleh Para Pemohon, itu kan sepanjang frasa demi hukum haruslah dinyatakan bertentangan dengan undang-undang dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai yang pelaksanaannya dapat dimintakan ke pengadilan negeri. Ha, ini salah satu contoh ya, petitum ya. Nah, andaikan kalimat ini tidak ada dan memang tidak ada dalam pasal tadi, bukan berarti Para Pemohon dilarang untuk mengajukan permohonan, bisa saja. Siapa pun yang merasa dirugikan oleh sebuah kebijakan yang tidak didasarkan pada peraturan perundang-undangan, ya bisa saja. Walaupun di dalam pasal atau norma yang yang dijadikan masalah oleh Para Pemohon itu tidak mencantumkan ada katakata tadi, harus ke pengadilan negeri. Nah, makanya saya katakan kalau dikaji secara jauh ya, secara mendalam, sekali lagi justru norma ini, pasal ini, frasa ini melindungi kepentingan Para Pemohon dan kawan-kawan. Tetapi, ya kita juga tidak tahu ya, dibalik itu mungkin punya pemikiran lain sehingga Para Pemohon menghendaki supaya frasa demi hukum itu dimakna lain, ya dimaknai, supaya ditambah dengan kalimat yang pelaksanaannya dapat dimintakan ke pengadilan negeri. Yang sebenarnya tanpa ada kalimat seperti ini pun Para Pemohon tidak terhalangi, tidak ada larangan untuk mengajukan masalah ini ke pengadilan negeri ya. Itu sementara dari saya, jadi masalah teknis. Petitum juga ya mungkin nanti bisa dilihat ya, ketentuan teknis penyusunannya itu ada dalam Pasal 51A ayat (5) Undang -Undang MK maupun dalam Pasal 5 huruf e Peraturan Mahkamah Konstitusi atau nanti bisa dilihat contohcontoh yang ada di Kepaniteraan ya, bisa dilihat melalui website. Secara umum sih sudah sudah bagus, sudah sudah bisa, tetapi supaya lebih bagus lagi, termasuk dalam menyusun kalimatnya. Misalnya antara petitum nomor 2, nomor 1 nomor 2 itu kan sekaligus mengatakan, Bertentangan dengan ( suara tidak terdengar jelas) konstitusi, kemudian digabung dengan tidak mempunyai kekuatan hukum. Mestinya ya dipisah tersendiri, yang satu petitumnya itu minta dinyatakan bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945, baru

9 berikutnya itu minta dinyatakan tidak mempunyai kekuatan hukum sepanjang tidak dimaknai ya kan begitu. Seperti yang dinyatakan tadi, yang pelaksanannya dapat dimintakan ke pengadilan negeri. Sementara dari saya cukup. Yang Mulia Pak Patrialis. 10. HAKIM ANGGOTA: PATRIALIS AKBAR Terima kasih, Ketua Yang Mulia Pak Anwar Usman. Saudara Para Pemohon ya, jadi di sini kelihatannya Saudara kan ingin memberikan satu syarat ya, jadi konstitusional bersyarat. Jadi, dari pekerjaan dalam waktu tertentu itu kalau berubah menjadi menjadi pekerja menjadi waktu tidak tertentu, kan begitu ya, dimintakan harus melalui peradilan, kan begitu? Ya, ya pelaksanaannya. Jadi, ada konstitusional bersyarat di sini yang Saudara mintakan di sini. Begini, ini kan kita di Mahkamah Konstitusi ini supaya maksud dan tujuannya itu bisa tercapai dengan baik dan di dalam Saudara menjelaskan maupun juga para saksi/ahli nanti yang akan didatangkan bisa lebih fokus ya, tolong direkonstruksi atau dicatat ya, dicatat kembali karena orang yang berperkara di Mahkamah Konstitusi itu, itu kan pada prinsipnya ada hak-hak konstitusional kita sebagai warga negara yang merasa dirugikan dengan berlakunya undang-undang ini atau paling tidak potensial. Jadi kalau misalnya bukan juga berkenaan dengan kita pada saat ini, tapi kalau ini tetap diberlakukan, Suatu saat saya juga bisa kena ini dengan undang-undang ini, itu namanya potensial akan dirugikan. Tolong sekali lagi Saudara agak tekankan betul itu, ya. Kerugian konstitusional itu apa? Atau potensi untuk dirugikan dengan berlakunya undang-undang ini, diyakinkan betul, ya, di dalam permohonan ini, bagaimana cara memformulasinya? Saya lihat tadi cara Saudara M. Komaruddin selaku Pemohon I kelihatannya sudah paham banyak ini bagaimana beracara di MK ini, ya, sudah kelihatan sudah paham. Nah, jadi tinggal menambah lagi supaya bisa lebih lagi meyakinkan. Karena kan memang ada beberapa persyaratan coba nanti baca di dalam peraturan MK itu parameter kerugian konstitusional itu yang mana sih? Kan gitu, coba di-mix-kan di sana. Bahkan juga kalau misalnya Saudara mengatakan nanti kalau permohonan Saudara dikabulkan, ya, Saudara tidak akan mengalami kerugian, gitu, ya. Nah, yang kedua, coba nanti disisir kembali secara lebih baik agar jangan menuju pada kasus-kasus konkret, gitu, jadi jangan Saudara seakan-akan menguji kasus konkret, tapi betul-betul menguji norma, menguji pasal, ya, dari undang-undang ini terhadap Undang-Undang Dasar, terutama tentu berkaitan dengan masalah perjanjian kerja waktu tertentu menjadi perjanjian kerja waktu tidak tertentu. Di sini memang ada perkara sekarang yang sedang kita sidangkan justru sebaliknya dari... apa namanya... status pekerja dari waktu tidak

10 tertentu menjadi waktu tertentu, terbalik, ya, sebetulnya bisa masuk juga itu sebagai pihak itu juga... apa namanya... pengusahannya menginginkan kalau orang ini sudah bekerja dalam waktu tidak tertentu, tetapi dia justru sebetulnya mengundang orang ini harus pada posisi untuk menjadi waktu kerja tidak tertentu sebetulnya, ya, kan? Nah, itu kan demi hukum juga itu frasanya. Nah, sekarang digugat sebaliknya itu. Demi hukum itu enggak bisa serta-merta, nah, itu serta-merta harus menjadi pekerja tertentu... pekerja tidak tertentu, jadi selama-lamanya, kan begitu. Saya kira ada baiknya juga dipelajari itu seperti yang disarankan oleh Pak Anwar, ya, Yang Mulia. Kemudian, ya, tentu rumusan di dalam posita itu nanti formulasinya dicocokkan lagi di dalam petitumnya, ya, petitum itu maksudnya inti yang dimohonkan itu di-mix-kan lagi, ya, saya kira itu saja, tolong diyakinkan itu. Terima kasih. 11. KETUA: ANWAR USMAN Terima kasih, Pak. Yang Mulia Pak Harjono. 12. HAKIM ANGGOTA: HARJONO Baik, Saudara Pemohon. Kalau saya baca dari permohonan Anda memang ini ada kekhawatiran potensial, ya, (suara tidak terdengar jelas) nanti harus dibuktikan secara jelasnya bagaimana Anda berargumentasi. Cuma begini, karena undang-undang ini juga sudah dilaksanakan maka yang saya ingin tahu adalah sebetulnya dalam pelaksanaannya itu timbul persoalan apa? Persoalan pertama adalah demi hukum itu prosesnya bagaimana sebetulnya yang terjadi di dalam praktik? Kalau itu kemudian menyangkut diri Pemohon malah lebih jelas bahwa saya sebetulnya demi hukum sudah pindah tidak demi waktu tertentu... tidak untuk waktu tertentu, tapi demi waktu tertentu, tetapi... nah, tetapinya itu tetapinya gimana? Apa karena ketentuan itu yang sebetulnya menjamin nyatanya saya tidak bisa mengubah itu, bisa seperti itu. Kalau itu bisa pengalaman sendiri contohkan pengalamannya apa ( suara tidak terdengar jelas) seperti itu. Kemudian adalah apa ada proses-proses yang kemudian menguatkan demi hukum itu ada tindakan apa? Tadi ada pegawai pengawas tenaga kerjaan, apakah itu memang ada hal-hal yang kemudian dia menguatkan lalu mengeluarkan suatu bukti atau suatu sertifikat, atau suatu apa pun yang kemudian menyebabkan status itu bisa dikatakan sudah berubah, dijamin berubah betul, ya. Yang berikutnya adalah perjanjian yang dimaksud di sini itu apa perjanjian perorangan, apa perjanjian bersama, ya? Coba kalau memang ada pengalaman seperti itu dilengkapi.

11 Yang berikutnya demi hukum. Anda meminta supaya demi hukum itu ditafsirkan yang pelaksanaannya dapat dimintakan pengadilan negeri. Ini yang Anda butuhkan, apa demi hukum itu dikuatkan oleh pengadilan negeri, atau yang sebetulnya demi hukum sudah? Tapi nanti kalau timbul persoalan demi hukum itu kemudian belum juga terlaksana, maka Anda minta pada pengadilan negeri. Coba laksanakanlah karena sah demi hukum kan sudah beralih. Lalu minta kepada negeri, Kepastian saya itu bagaimana? Apa itu yang diminta? Ya, itu pelaksanaannya karena Anda tidak memasalahkan demi hukumnya, pelaksanaan demi hukum. Apa itu kemudian Anda akan mengalihkan ke pengadilan negeri itu dari kewenangan tentang peradilan perselisihan industrial, ya kan. Apa memang perlu restu atau tidak saja ke perselisihan industrial itu. Hal-hal itu Anda jelaskan, ya kan. Jadi apa yang Anda minta itu? Janganjangan Anda minta ini karena dikonstruksi setelah menafsirkan, yang terjadi sebetulnya sudah ada jaminan itu oleh kapan saja tugas pengawas ketenagakerjaan. Ini kan Anda hanya berdasar kepada tafsiran-tafsiran hukumnya, tidak menjerat pelaksanaannya ya. Jadi hal-hal ini supaya dilengkapi ya. Jadi nanti fokus karena kalau ada bukti-bukti yang seperti itu apalagi pengalaman, nanti kita atau yang dialami sendiri, atau dialami orang lain. Kita akan bisa menempatkan apa ada kebutuhan bahwa ditambahkan yang pelaksana yang dapat dimintakan pengadilan negeri ya. Saya kira itu ya saya rasa. 13. KETUA: ANWAR USMAN Baik, terima kasih, Pak. Saudara Pemohon, jadi banyak masukan ya, nasihat, saran dari Majelis Panel. Ya, sekali lagi ada beberapa catatan tadi ya terkait dengan putusan yang mungkin bisa dilihat ya. Putusanputusan yang baik disebutkan oleh saya, maupun oleh Yang Mulia Pak Patrialis tadi. Ya, supaya dikaji, dilihat ada persamaan atau tidak. Kalau memang tidak ada persamaan, berarti memang hal baru ya. Jadi Saudara tidak perlu lagi me apa alasan-alasan untuk bisa lolos dari azas nebis in idem. Kalau memang pasal atau norma yang diuji melalui putusan-putusan yang sudah diputus oleh Mahkamah Konstitusi. Cuma tadi seperti yang disarankan. Ya, supaya bisa mencari alasan orisinil yang lebih mendalam atau akurasi lebih jauh lagi. Kenapa mesti harus ada permohonan seperti ini, yaitu seperti yang disampaikan oleh Yang Mulia Pak Patrialis, konstitusional bersyarat ya. Jadi Saudara minta kata demi itu ditambah dengan kalimat dan seterusnya tadi ya harus melalui pengadilan. Nah, dari masukan, saran, nasihat ya yang sudah disampaikan, masih ada tambahan dari Yang Mulia Pak Patrialis. Silakan, Pak.

12 14. HAKIM ANGGOTA: PATRIALIS AKBAR Pak Komaruddin, ya. Itu federasi buruhnya, struktur kepengurusannya apa? Ketua umum, sekjen, apa gitu? Ya, pakai mik, pakai mik. 15. PEMOHON: M. KOMARUDDIN Ketua umum, ada sekretaris dan ada bendahara. 16. HAKIM ANGGOTA: PATRIALIS AKBAR Ada sekretaris, ada bendahara. 17. PEMOHON: M. KOMARUDDIN Ya, tapi nanti dalam pelaksanaan itu nanti ada kepala kesekretariatan. 18. HAKIM ANGGOTA: PATRIALIS AKBAR Oke. 19. PEMOHON: M. KOMARUDDIN Kepala kesekretariatan membidangi ada tiga, ada pendidikan. 20. HAKIM ANGGOTA: PATRIALIS AKBAR Sekretarisnya masuk enggak di sini, ikut? 21. PEMOHON: M. KOMARUDDIN Sekretarisnya kebetulan tidak bisa hadir. 22. HAKIM ANGGOTA: PATRIALIS AKBAR Enggak, artinya ini dia ikut memohon? 23. PEMOHON: M. KOMARUDDIN Tidak, hanya saya saja sebagai Pemohon.

13 24. HAKIM ANGGOTA: PATRIALIS AKBAR Oke, di dalam itunya bagaimana. Aturan ADRT-nya? Untuk keluar itu, ketua harus bersama sekretaris apa enggak ya? 25. PEMOHON: M. KOMARUDDIN Bisa ketua, bisa ketua dengan sekretaris. 26. HAKIM ANGGOTA: PATRIALIS AKBAR Anggaran dasarnya dicantumkan enggak di sini? 27. PEMOHON: M. KOMARUDDIN Dicantumkan, Pak. 28. HAKIM ANGGOTA: PATRIALIS AKBAR Ada ya? 29. PEMOHON: M. KOMARUDDIN Ada. 30. HAKIM ANGGOTA: PATRIALIS AKBAR Ini kita belum baca. Begini, di sini kan Saudara mengatakan bertindak untuk dan atas nama Federasi Ikatan Serikat Buruh Indonesia, betul ya? 31. PEMOHON: M. KOMARUDDIN Ya. 32. HAKIM ANGGOTA: PATRIALIS AKBAR Beralamat Pancoran. Ya, pantasan ini pintar bikin ini. Ini ketua soalnya kan. Nah, coba baca lagi nanti anggaran dasarnya, sama-sama kita pelajari. Kalau dalam anggaran dasar itu dinyatakan ketua harus bersama-sama dengan sekretaris untuk di luar ke pengadilan, tolong sekretarisnya dilibatkan supaya jangan pincang karena ada anggaran dasar. Tapi kalau dalam anggaran dasarnya tidak mengujikan itu, bisa ketua saja bersama anggota, itu boleh. Kecuali kecuali, tidak untuk dan atas nama federasi, tapi atas nama pribadi, itu boleh. Warga negara

14 Indonesia, satu orang pun yang merasa haknya dirugikan, itu boleh. Nah, cuma posisi itu nanti coba dipelajari ya supaya maksudnya pas ini. Ini Anda kan perjuangan untuk rakyat Indonesia ini? 33. PEMOHON: M. KOMARUDDIN Betul, Pak. 34. HAKIM ANGGOTA: PATRIALIS AKBAR Seperti Anda katakan tadi, kan? Pernyataannya itu yang luar biasa itu untuk Indonesia. Ya, saya kira itu saja. Tolong dipelajari supaya dalam persidangan berikutnya, kalau memang betul diubah, dilakukan perubahan, sekretarisnya bersama-sama, dan bisa diberikan perubahannya ke Panitera. Nanti disampaikan waktunya oleh Pak Anwar Usman. Terima kasih. 35. KETUA: ANWAR USMAN Jadi, sangat banyak ya masukan itu. 36. PEMOHON: M. KOMARUDDIN Ya. 37. KETUA: ANWAR USMAN Ada hal-hal yang ingin disampaikan? 38. PEMOHON: M. KOMARUDDIN Ya, Pak, ada. 39. KETUA: ANWAR USMAN Ada. Silakan. 40. PEMOHON: M. KOMARUDDIN Terima kasih. Saran dan pertimbangannya menjadi masukan bagi kami untuk berikutnya. Tapi ada hal-hal mudah-mudahan Pak Hakim masih bersedia sidang untuk apa menyampaikan apa gambaran yang sesungguhnya. Bahwa di Undang-Undang Ketenagakerjaan itu, dalam pelaksanaan undang-undang itu

15 pelaksanaan pengawasan itu ada di PPNS. Cuma, ketika kita melaporkan kepada PPNS, kami selaku pelapor, pertama, kami tidak mendapatkan hasil laporannya. Jadi, sulit bagi kami untuk melaksanakan eksekusi itu. Itu kesulitannya. Yang kedua, kalaupun sudah ditetapkan oleh PPNS, dia berubah menjadi PKWTT itu ya, pengusaha itu tidak mau melaksanakan. 41. KETUA: ANWAR USMAN Oh. Jadi, kalau begitu gini, nanti dimasukkan itu, ya ( ) 42. PEMOHON: M. KOMARUDDIN Ya, Pak. 43. KETUA: ANWAR USMAN Menjadi bagian dalil itu, itu penting, ya. 44. PEMOHON: M. KOMARUDDIN Betul, betul. Karena fakta-fakta juga kita juga ada fakta-fakta. Jadi (...) 45. KETUA: ANWAR USMAN (Suara tidak terdengar jelas). 46. PEMOHON: M. KOMARUDDIN (Suara tidak terdengar jelas) sudah nota, karyawan tetap, justru yang ada malah di-phk, Pak. 47. KETUA: ANWAR USMAN Baik. Kalau gitu, ya nanti dimasukkan ya dalam perbaikannya. 48. PEMOHON: M. KOMARUDDIN Oke. Terima kasih, Pak. Ya, betul. 49. KETUA: ANWAR USMAN Ya, berarti sudah ada kasus itu, ya?

16 50. PEMOHON: M. KOMARUDDIN Ya. 51. KETUA: ANWAR USMAN Oh, sudah ( ) 52. PEMOHON: M. KOMARUDDIN Sampel contoh kasusnya sudah ada, siap ( ) 53. KETUA: ANWAR USMAN Ya. Jadi, walaupun memang seperti yang dikatakan oleh Yang Mulia Pak Patrialis bahwa MK memang tidak mengadili kasus konkret, ya. 54. PEMOHON: M. KOMARUDDIN Ya. 55. KETUA: ANWAR USMAN Tetapi itu untuk pintu masuk juga ya bisa dijadikan landasan. 56. PEMOHON: M. KOMARUDDIN Terus, ada hal lain. Ketika kita masukkan ke pengadilan negeri, pengadilan negeri menyatakan tidak berwenang karena itu masuk jalurnya ke hubungan industrial. Padahal, hubungan industrial itu lebih kepada PHK-nya, bukan lebih pada persoalannya. Karena ini ada putusan, itu tidak dilaksanakan. Bahkan, kami punya putusan dari PHI juga sudah ada, nota dari dinas juga sudah ada, tapi pengusahanya tidak mau melaksanakan. Nah, kami kebingungan, ke mana eksekusinya, gitu? 57. KETUA: ANWAR USMAN Oh. Jadi, itu masalah ( ) 58. PEMOHON: M. KOMARUDDIN Masalah ( )

17 59. KETUA: ANWAR USMAN Kewenangan kompetensi antarpengadilan, ya? Baik. Itu juga bisa dimasukkan menjadi salah satu alasan, ya. Baiklah. Jadi dan jadi, nanti ( ) 60. HAKIM ANGGOTA: PATRIALIS AKBAR Saudara buntu, ya? Buntu mencari keadilan, ya? 61. KETUA: ANWAR USMAN Buntu, ya. Tapi nanti bisa masukkan bagian dari positanya, nanti alasan-alasannya, ya. Baiklah. Kalau gitu, Para Pemohon, untuk memperbaiki permohonan ini, ya sekiranya masih ingin dilanjutkan, ya? Tentu masih ingin dilanjutkan, ya? Diberi waktu paling lambat 14 hari. Ya, kalau misalnya dalam waktu sebelum 14 hari sudah selesai, ya lebih bagus, ya. 62. PEMOHON: M. KOMARUDDIN Ya. 63. KETUA: ANWAR USMAN Nanti sekali lagi, paling lambat 14 hari Para Pemohon harus sudah menyampaikan perbaikan permohonannya melalui ya, langsung ke Kepaniteraan, ya. 64. PEMOHON: M. KOMARUDDIN Dan mungkin kami akan menambahkan Pemohon juga, Pak, Pemohon. Boleh? Akan menambah Pemohonnya akan ditambah. 65. KETUA: ANWAR USMAN Ya, ya, silakan, ya. 66. PEMOHON: M. KOMARUDDIN Oke. Terima kasih. 67. KETUA: ANWAR USMAN Baik. Cukup, ya?

18 68. PEMOHON: M. KOMARUDDIN Cukup, Pak. 69. KETUA: ANWAR USMAN Ya. Dengan demikian, sidang selesai dan sidang selanjutnya ditutup. KETUK PALU 3X SIDANG DITUTUP PUKUL WIB Jakarta, 12 Februari 2014 Kepala Sub Bagian Risalah, t.t.d Rudy Heryanto NIP Risalah persidangan ini adalah bentuk tertulis dari rekaman suara pada persidangan di Mahkamah Konstitusi, sehingga memungkinkan adanya kesalahan penulisan dari rekaman suara aslinya.