BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS"

Transkripsi

1 BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS 2.1 Conceptual Framework Risiko adalah suatu ketidakpastian akan timbulnya suatu peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian ataupun kerusakan. Apabila biaya atau pengeluaran akibat terjadinya suatu kerugian atau kerusakan telah dapat diketahui sebelumnya, maka kerugian yang ada dapat diantisipasi. Namun, karena adanya unsur ketidakpastian pada terjadinya peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian atau kerusakan, maka persoalannya menjadi tidak sederhana. Sumber-sumber yang dapat menimbulkan risiko investasi secara umum dapat dikelompokkan kedalam 2 kelompok, yaitu Sumber Internal, yaitu sumber risiko yang berasal dari pihak internal kegiatan seperti ukuran besar kecilnya proyek, tingkat kompleksitas, adanya kebutuhan keahlian/ teknologi khusus, intensitas pelaksanaan dan lokasi dimana pekerjaan tersebut dilaksanakan. Sumber Eksternal, yaitu sumber risiko yang berasal dari pihak luar dan cenderung tidak berada dalam sistem kendali internal, seperti inflasi, kondisi pasar, eskalasi biaya, ketersediaan material, ketidakpastian kondisi politik, cuaca dan lain-lain. Faktor-faktor tersebut secara umum dapat dikelompokkan ke dalam 4 kategori yaitu (Chase Manhattan Bank, 1996): Resiko Kinerja Proyek (Project Performance Risk); Resiko Kredit Proyek (Project Credit Risk); Resiko Pemerintahan (termasuk risiko hukum dan peraturan), dan Resiko Force Majeure.

2 Analisa risiko investasi jalan tol dilakukan pada setiap tahapan investasi yaitu : Tahap pra konstruksi Tahap konstruksi Tahap pasca konstruksi dimana pada setiap tahapan terdapat elemen-elemen risiko yang mungkin terjadi yang dapat berdampak pada kegiatan investasi. Analisa risiko investasi jalan tol Depok-Antasari dilakukan dengan mengacu pada pedoman penilaian risiko investasi jalan tol yang dibuat oleh Pusat Litbang Prasarana Transportasi, Badan Litbang PU Departemen Pekerjaan Umum, dan selanjutnya analisa risiko ini dilanjutkan dengan manajemen risiko investasi jalan tol Depok-Antasari. 2.2 Analisis Situasi Bisnis Salah satu faktor pendukung dalam menunjang laju pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional Indonesia adalah pembangunan infrastruktur. Pemerintah menyadari pentingnya pembangunan infrastruktur khususnya jalan dan jalan tol akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih merata. Adanya rencana Pemerintah untuk membangun ruas jalan tol baru sepanjang +/ km dalam lima tahun kedepan sebagai tuntutan karena pesatnya pertumbuhan ekonomi yang ditandai dengan semakin berkembangnya industri, pemukiman, pemekaran wilayah kota menyebabkan semakin meningkatnya kebutuhan kelancaran transportasi jalan utama (primer) dari sentra bahan baku dan industri ke daerah pemasaran. Hal ini dapat berakibat : Tidak tertata dan terarahnya pengaturan lokasi industri yang semata hanya mengikuti/mendekati lokasi dimana tersedia fasilitas jalan utama, yang berakibat kepada menumpuknya volume lalulintas di suatu tempat Meningkatnya volume lalulintas jalan raya dan bercampurnya lalulintas lokal dan regional yang menyebabkan kemacetan pada ruas jalan utama (arteri) Sulitnya merencanakan dan mengarahkan pengembangan wilayah kota sesuai dengan rencana tata ruang wilayah 12

3 Kebutuhan jalan tol juga dipengaruhi oleh volume kendaraan yang terus meningkat. Gambar 2.1 Penjualan Unit Kendaraan Domestik Gambar 2.2 Volume Arus kendaraan tahun tahun Tingginya tingkat volume arus kendaraan pengguna jalan tol disebabkan oleh semakin tingginya angka penjualan unit kendaraan roda empat nasional. Kebutuhan jalan tol : pertumbuhan jalan tol yang stagnan sampai tahun Sumber : Jasa Marga Gambar 2.3 Perkembangan Pembangunan Jalan Tol di Indonesia tahun Pertumbuhan panjang jalan tol dari tahun 1998 hingga 2002 praktis tidak menunjukan peningkatan yang signifikan, namun sejak seiring dengan membaiknya ekonomi Indonesia, pembangunan jalan tol mulai perlahan menggeliat. 13

4 Langkah kongkrit yang dilakukan pemerintah untuk perbaikan Penyelenggaraan Pembangunan Infrastuktur adalah melalui paket deregulasi dengan melakukan pembenahan dan penataan kembali regulasi yang ada. Penyelenggaraan infrastuktur Jalan Tol berdasarkan Undang-Undang No.38 tahun 2004 tentang jalan dan Peraturan Pemerintah No.15 tahun 2005 tentang Jalan Tol menyebutkan bahwa penyelenggaran Jalan Tol berada pada pemerintah yang meliputi pengaturan, pembinaan, pengusahaan dan pengawasan. UU No 38 tahun 2004 tersebut diatas merupakan pilar penting dan perubahan mendasar dalam pengaturan investasi Jalan Tol di Indonesia. Pengusahaan Jalan Tol dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara dan/atau Badan Usaha Milik Swasta dimaksud untuk mempercepat perwujudan jaringan jalan bebas hambatan sebagai bagian dari Jaringan Jalan Nasional, Oleh karenanya Pemerintah telah mengeluarkan beberapa kebijakan yang mengatur pola kerjasama (antara badan usaha dan pemerintah dalam penyediaan infrastruktur) yang saling membutuhkan dan berbagi risiko berdasarkan prinsip-prinsip transparansi, kompetisi, efisiensi dan kesetaraan. Keberadaan BPJT (Badan Pengatur Jalan Tol) sebagai badan yang berwenang dalam penyelenggaraan Jalan Tol oleh badan usaha, dan strategi yang dilakukan pemerintah adalah mendorong partisipasi aktif pemerintah daerah dan badan usaha dalam pengembangan jaringan jalan melalui Sistem Investasi Penyelenggaraan Jalan Tol. Melalui pola pendanaan Build-Operate-Transfer (BOT), dimana pihak investor swasta (perusahaan atau konsorsium) menyediakan dana, melaksanakan pembangunan proyek dan mengoperasikan proyek tersebut selama jangka waktu tertentu dan setelah masa konsesi selesai proyek tersebut sepenuhnya diserahkan kepada Pemerintah. Upaya Pemerintah Republik Indonesia untuk menanggulangi kepadatan lalu lintas di tiga wilayah yaitu Jakarta Selatan, Kota Depok dan kabupaten Bogor, akan segera terwujud dengan adanya pembangunan jalan tol sepanjang 22,82 km yang membentang mulai dari jalan Pangeran Antasari Jakarta kota Depok- Bojonggede, kabupaten Bogor. 14

5 Melihat kondisi diatas sebagai peluang usaha yang cukup menjanjikan maka konsorsium PT Citrawaspphutowa merencanakan untuk melakukan investasi dalam pembangunan proyek Jalan Tol Depok Antasari di wilayah Jawa Barat dan DKI Jakarta sepanjang 22,82 km, sebagai salah satu kontribusi aktif kepada Pemerintah dalam Pembangunan Infrastruktur. Pemenang lelang sekaligus pemegang Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol ruas Depok Antasari, PT Citra Waspphutowa adalah perusahaan patungan PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk, PT Waskita Karya, PT Pembangunan Perumahan, PT Hutama Karya dan PT Bosowa Trading Internasional, akan mulai melaksanakan investasi jalan tol ini pada tahun 2006 dan mengoperasikannya pada tahun Berbekal pengalaman mengelola jalan tol lebih dari 20 tahun, PT CMNP Tbk sebagai pemegang saham terbesar ini menggandeng kontraktor-kontraktor kelas satu di Indonesai untuk mewujudkan jalan tol yang inovatif, efisien dan ramah lingkungan. Kegiatan investasi pembangunan jalan tol di Indonesia memiliki risiko kegagalan investasi yang perlu diperhitungkan, karena secara langsung akan mempengaruhi tingkat keuntungan yang mungkin diperoleh. Oleh karena itu, pemahaman terhadap aspek-aspek risiko investasi dan model-model alokasi risiko dalam bidang prasarana transportasi jalan. Adapun Diskipsi Proyek Jalan Tol Depok Antasari adalah sebagai berikut : Panjang Jalan Kecepatan rencana Lebar lajur Jumlah lajur - Jalur utama - Akses tol Lebar Bahu - Bahu Luar - Bahu Dalam Lebar Median Lebar ruang milik jalan Type perkerasan Jalan - Lajur lalin - Bahu dalam - Bahu luar Umur rencana perkerasan jalan 22,82 km 80 km/jam 3.5 m 2 arah x 3@ 3.5 m 2 arah x 3.5 m 2,5 m 0,5 m 3,00 m 55,00m Kaku Kaku Lentur 20 tahun 15

6 Jumlah konstruksi - Interchange - Junction - On/Off ramp - Barrier Gate Sistem Pengoperasian Jumlah jembatan dan bangunan struktur - Overpass - Underpass 1 buah 2 buah 2 buah 2 buah Tertutup 11 buah 13 buah Lokasi proyek jalan tol ruas Depok-Antasari sepanjang 22,82 km membentang mulai dari jalan Pangeran Antasari Jakarta kota Depok- Bojonggede, kabupaten Bogor dapat dilihat pada peta seperti dibawah ini: Gambar 2.4 Peta Proyek Jalan Tol Ruas Depok-Antasari Proyek jalan tol ruas Depok Antasari ini akan dihubungkan dengan ruas jalan tol JORR. Ruas Depok Antasari akan menjadi alternative untuk mengurangi kepadatan lalu lintas di wilayah tersebut. 16

7 2.2.1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan pengusahaan investasi jalan tol Depok-Antasari di mulai pada tahun 2006 dan direncanakan pada tahun 2009 kegiatan fisik pembangunannya direncanakan selesai dan siap beroperasi dengan masa konsesi selama 35 tahun terhitung sejak tahun 2006 sampai dengan Detail skedul pelaksanaan investasi jalan tol tersebut seperti dibawah ini dimana masa pelaksanaanya masih tergantung dari pembebasan lahan ANTASARI JUNCTION Cilandak Barrier Gate Kali Krukut Jl. Margasatwa Andara On / Off Ramp Kali Krukut PLAN DEPOK ANTASARI (22.82 km) Jl. M Kahfi 1 Kali Krukut Up/Box Jl. Krukut Raya dan Jl.Krukut Raya Op Jl. Rawajati K e T o l J a g o r a w i Op Jl. Lokal Op Jl. Lokal Jl. Pramuka Sawangan On / Off Ramp /Box Jl. Keadilan ta Jl. Bonang Raya Jl.Bojong Gede Raya Jl.Bojong Gede Raya Bojong Gede Barier Gate Op Jl. Susukan J l. T e g a r B e r i m a n K e P e m d a C ib in o n g Rel Kereta Api dan +750 Tol Tb Sim atupang Ke Pondok In d ah Up/Box Jl. Permai Op Wijaya Kusuma Elevated Cilandak Limo Op Gandul U Turn U Turn Jl.Gandul Raya Jl.B ukit Cinere Brigif On / Off Ramp Op Bedugul K e C in e r e Krukut Junction Krukut Junction Op Jl. Lokal Op Jl. Lokal J l. K e a d i l a n Op Cipayung Up/box Rawa Denok Up/Box Jl. Lokal Up/Box Jl. Lokal Up/Box Jl. Lokal Op Jl. Lokal Kali Pesanggrahan SEKSI 1 SEKSI 2 SEKSI 3 Antasari Brigif Sawangan Bojong Gede No Tahapan 1 Pembebasan tanah 2 Masa Konstruksi Seksi 1 (Antasari - Brigif) Seksi 2 (Brigif - Sawangan) Seksi 3 (Sawangan - Bojong Gede) 3 Masa Operasional Seksi 1 (Antasari - Brigif) Seksi 2 (Brigif - Sawangan) Seksi 3 (Sawangan - Bojong Gede) Gambar 2.5 Skedul Pelaksanaan Proyek Jalan Tol Ruas Depok-Antasari Data Keuangan Data keuangan untuk investasi jalan tol Depok-Antasari adalah sebagai berikut : Total Investasi : Rp Milyar - Biaya Pengadaan Tanah : Rp 699 Milyar - Biaya Proyek : Rp Milyar - Biaya Keuangan & IOC : Rp 265 Milyar DER : 68% : 32% Tarif tol awal per Km (thn 2009) : - Golongan I : Rp 618,- 17

8 - Golongan II : Rp 927,- - Golongan III : Rp 1.236,- Proyeksi lalu lintas (th 2009) : kend/hari Kelayakan Investasi : - IRR : 17.76% - NPV : Rp 704 Milyar - Payback period : +/ Masa pembangunan : Mulai operasi : 2009 Masa Pengusahaan : 35 tahun ( ) Struktur Organisasi Struktur organisasi konsorsium Citra Waspphutowa dapat dilihat pada gambar 1.1 dengan manajemen perseroan sebagai berikut : Dewan Komisaris Komisaris Utama : Laksamana Madya TNI (Purn) Soegiono, S.E Komisaris : Ir Adityawarman Komisaris : Levan Daniar Sumampow Komisaris : Ir I Wayan Bayu Suarjaya Komisaris : Ir H Hartopo Soetoyo, MM Komisaris : Ir Bambang Esti Marsono, MM Dewan Direksi Direktur Utama : Drs Winten Peradika, A.k, MM Direktur Teknik dan Operasi : Ir Tri Agus Riyanto Direktur Keuangan : Drs. Jarot Basuki, MM Direktur Umum dan SDM : Ir Jaka Suprihana, MM Dewan Komisaris Direktur Utama Direktur Teknik & Operasi Direktur Umum & SDM Direktur Keuangan Divisi Penyiapan Lahan Divisi Teknik Divisi SDM Divisi Umum & Hukum Divisi Keuangan Divisi Akuntansi Gambar 2.6 Struktur Organisasi Konsorsium Citra Waspphutowa 18

9 2.2.2 Rencana Anggaran Biaya Investasi Sehubungan adanya pengeluaran dana pada saat sekarang (capital expenditure) tetapi manfaatnya baru akan diterima kemudian dimasa yang akan datang, maka kegiatan investasi tersebut akan mengandung risiko. Biaya Investasi meliputi seluruh aktifitas yang dapat dikuantifikasi, baik langsung maupun tidak langsung serta dapat dialokasikan dalam pengelompokan biaya sesuai Dokumen Pelelangan. Rencana Anggaran Biaya untuk Investasi Proyek Jalan Tol Depok Antasari sebagai berikut : TOTAL INVESTASI PROYEK DEPOK - ANTASARI Uraian Rupiah %tage BIAYA PENGADAAN TANAH 699,185,000, % BIAYA PROYEK Biaya Perencanaan Teknik Akhir (FED) 13,590,000, % Biaya Konstruksi 905,996,000, % Biaya Supervisi 22,650,000, % Biaya Peralatan & Perlengkapan Operasi 12,111,000, % Eskalasi 267,172,000, % Kontijensi 12,215,000, % Overhead Proyek 24,675,000, % Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 123,373,000, % Total Biaya Proyek 1,381,782,000, % FINANCIAL COST 29,548,000, % BUNGA SELAMA KONSTRUKSI (IDC) 137,065,000, % OPERASI dan PEMELIHARAAN ( OM ) 78,551,000, % TOTAL INVESTASI 2,326,131,000, % a. Biaya Pengadaan Tanah Didalam dokumen pelelangan, besaran untuk pengadaan tanah telah ditetapkan oleh tim Pengadaan Investasi Jalan Tol Departemen PU yang harus ditempatkan dalam Rekening Dana pengadaan tanah oleh perusahaan jalan tol dengan mekanisme pencairan, sistem dan prosedurnya sesuai dengan kesepakatan antara BJPT, TPT (Tim Pengadaan Tanah) dan perusahaan jalan tol. Mekanisme dan prosedur pengadaan tanah mengikuti PERMEN PU No 10 tahun Kesuksesan pengadaan tanah sangat bergantung pada pihak-pihak terkait yaitu instansi pemerintah yang membutuhkan tanah, pemegang hak atas tanah, pemerintah provinsi/kabupaten/kota dan Panitia Pengadaan Tanah (P2T). 19

10 b. Biaya Perencanaan Teknik Akhir (FED) Alokasi biaya ini dipakai untuk penyusunan rencana teknik akhir dari keseluruhan konstruksi jalan tol oleh Konsultan Perencana. c. Biaya Konstruksi Biaya konstruksi meliputi biaya pembangunan jalan dan jembatan, bangunan pelengkap jalan, fasilitas tol dan perlengkapan jalan. d. Biaya Supervisi Alokasi biaya ini diperuntukkan bagi kepentingan konsultan supervisi pelaksanaan pada keseluruhan konstruksi jalan tol e. Biaya Peralatan dan Perlengkapan Operasi Meliputi biaya pengadaan peralatan-peralatan maupun perlengkapan sebagai alat bantu bagi kelancaran tugas kerja operasional jalan tol f. Eskalasi Eskalasi adalah perhitungan anggaran untuk mengakomodasi kenaikan hargaharga pekerjaan konstruksi terhadap kenaikan seperti : BBM, material besi, semen dan sebagainya, besarnya mempertimbangkan inflasi yang terjadi pada tahun bersangkutan. g. Kontijensi Untuk mengakomodasi sesuatu biaya yang tidak dapat dihindari atau belum tercakup di dalam perhitungan-perhitungan biaya yang telah dibuat h. Overhead Proyek Untuk mengakomodasi kebutuhan biaya organisasi perusahaan sejak persiapan hingga berakhirnya pelaksanaan konstruksi i. Financial Cost Menampung beban keuangan dalam rangka mendapatkan fasilitas kredit investasi, rekayasa keuangan atau fasilitator cost terhadap diperolehnya dukungan fasilitas keuangan bagi kelancaran usaha investasi. j. Biaya Bunga Selama Masa Konstruksi (IDC) Besarannya adalah hasil perkalian dari tingkat suku bunga yang diberlakukan kepada perusahaan dikalikan dengan bagian fasilitas pinjaman yang telah dicairkan. k. Biaya Operasi dan Pemeliharaan Biaya ini diperuntukkan bagi aktifitas rutin dalam rangka mendukung kelancaran operasional dan pemeliharaan rutin peralatan operasional. 20

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Sejarah Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Sejarah Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Perusahaan Sehubungan dengan rencana investasi beberapa ruas Jalan Tol di Indonesia dan adanya kebijakan baru Pemerintah yang tertuang dalam Undang-Undang No. 38 tahun 2004

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT Jasa Marga (persero) Tbk. A. Sejarah PT. Jasa Marga (Persero) Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT Jasa Marga (persero) Tbk. A. Sejarah PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 PT Jasa Marga (persero) Tbk. A. Sejarah PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. PT Jasa Marga (Persero) Tbk. adalah sebuah badan milik pemerintah yang bertugas

Lebih terperinci

ANALISA PENENTUAN MASA KONSESI DENGAN MODEL SIMULASI PADA PROYEK PPP JALAN TOL KERTOSONO- MOJOKERTO

ANALISA PENENTUAN MASA KONSESI DENGAN MODEL SIMULASI PADA PROYEK PPP JALAN TOL KERTOSONO- MOJOKERTO ANALISA PENENTUAN MASA KONSESI DENGAN MODEL SIMULASI PADA PROYEK PPP JALAN TOL KERTOSONO- MOJOKERTO Rizki Hari Wahyunarso 1), Tri Joko Wahyu Adi 2), dan Farida Rachmawati 3) 1) Jurusan Teknik Sipil, Institut

Lebih terperinci

UPAYA UNTUK MENEROBOS HAMBATAN INVESTASI JALAN TOL

UPAYA UNTUK MENEROBOS HAMBATAN INVESTASI JALAN TOL UPAYA UNTUK MENEROBOS HAMBATAN INVESTASI JALAN TOL Oleh FRANS S. SUNITO DIREKTUR UTAMA PT JASA MARGA (PERSERO) KONFERENSI NASIONAL TEKNIK JALAN KE-8, HOTEL MERCURE,JAKARTA, 4-5 SEPTEMBER 2007 DAFTAR ISI

Lebih terperinci

PT Girder Indonesia. PT Citra Wassphutowa

PT Girder Indonesia. PT Citra Wassphutowa PT Citra Margatama Surabaya PT Citra Persada Infrastruktur PT Citra Wassphutowa PT Girder Indonesia PT Jasa Sarana PT Marga Sarana Jabar PT Citra Marga Nusantara Propertindo Jakarta Inter Urban Tollway

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membangun jalan tol di Indonesia sepertinya merupakan investasi yang cukup menguntungkan. Tapi, anggapan ini belum tentu benar sebab resiko yang ada ternyata

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA. Dalam penelitian ini, tahapan analisis yang dilakukan adalah:

BAB V ANALISIS DATA. Dalam penelitian ini, tahapan analisis yang dilakukan adalah: BAB V ANALISIS DATA V.1. Pendahuluan Berdasarkan data yang diperoleh dari data sekunder (data dari feasibility study jalan tol Solo Kertosono) dan data primer yang berupa pendapat dari responden, kemudian

Lebih terperinci

PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. Jakarta, 29 Nopember 2012

PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. Jakarta, 29 Nopember 2012 PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk Jakarta, 29 Nopember 2012 PENGURUS PERSEROAN DEWAN KOMISARIS DIREKSI SHADIKWAHONO KOMISARIS UTAMA MOH. JUSUF HAMKA DIREKTUR UTAMA FITRIA YUSUF KOMISARIS INDRAWAN SUMANTRI

Lebih terperinci

ANALISA RISIKO INVESTASI PROYEK JALAN TOL DEPOK - ANTASARI PROJEK AKHIR. Oleh : RATNA NINGRUM NIM :

ANALISA RISIKO INVESTASI PROYEK JALAN TOL DEPOK - ANTASARI PROJEK AKHIR. Oleh : RATNA NINGRUM NIM : ANALISA RISIKO INVESTASI PROYEK JALAN TOL DEPOK - ANTASARI PROJEK AKHIR Oleh : RATNA NINGRUM NIM : 29105324 Program Magister Administrasi Bisnis Sekolah Bisnis dan Manajemen INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. JABODETABEK (Jakarta Bogor Depok Tangerang Bekasi) telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. JABODETABEK (Jakarta Bogor Depok Tangerang Bekasi) telah menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Bogor dan Kabupaten Bogor yang merupakan bagian dari wilayah JABODETABEK (Jakarta Bogor Depok Tangerang Bekasi) telah menjadi penyangga Ibukota Negara Republik

Lebih terperinci

2 b. bahwa Badan Layanan Umum bidang Pendanaan Sekretariat Badan Pengatur Jalan Tol telah ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 406/KMK.0

2 b. bahwa Badan Layanan Umum bidang Pendanaan Sekretariat Badan Pengatur Jalan Tol telah ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 406/KMK.0 No.2054, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPU. BLU. Jalan Tol. Pengadaan Tanah. Dana Bergulir. Penggunaan. Tata Cara. Perubahan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Perjanjian yang mengatur ketentuan: kepada BPJT, antara lain: perencanaan teknik; 2) Laporan triwulanan (3 bulanan) penggunaan dana;

BAB V PENUTUP. Perjanjian yang mengatur ketentuan: kepada BPJT, antara lain: perencanaan teknik; 2) Laporan triwulanan (3 bulanan) penggunaan dana; BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Penerapan prinsip transparansi yang dilakukan dalam Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol dapat terlihat dari klausul-klausul dalam Perjanjian yang mengatur ketentuan: a) Kewajiban-kewajiban

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PANDAAN

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PANDAAN ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PANDAAN Djoko Susilo 1 dan Christiono Utomo Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email: 1) djokoyysusilo@yahoo.com

Lebih terperinci

PEMEGANG SAHAM & ANAK PERUSAHAAN

PEMEGANG SAHAM & ANAK PERUSAHAAN Public Expose 18 Desember 2008 PEMEGANG SAHAM & ANAK PERUSAHAAN Per 30 Nov 2008 PEMEGANG SAHAM Masyarakat (41,27%) PT Bhakti Investama (18.64%) PT Bhakti Securities (13,33%) 33%) Heffernan International

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 132, 2004 (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444).

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 132, 2004 (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444). LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 132, 2004 (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444). UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2004 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan Faktor sukses adalah suatu bagian penting, dimana prestasi yang memuaskan diperlukan untuk suatu organisasi agar dapat mencapai

Lebih terperinci

Diresmikan Jokowi, Tol Medan-Tebing Tinggi Fungsional Lebaran 2018

Diresmikan Jokowi, Tol Medan-Tebing Tinggi Fungsional Lebaran 2018 Diresmikan Jokowi, Tol Medan-Tebing Tinggi Fungsional Lebaran 2018 Sumber gambar: http://properti.kompas.com DELI SERDANG, KompasProperti - Presiden Joko Widodo (Jokowi)meresmikan Tol Medan-Kualanamu-Tebing

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM Jaringan jalan merupakan salah satu prasarana untuk meningkatkan laju pertumbuhan perekonomian suatu daerah. Berlangsungnya kegiatan perekonomian

Lebih terperinci

INOVASI BIROKRASI DALAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

INOVASI BIROKRASI DALAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR INOVASI BIROKRASI DALAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR Ir. M. Saiful Imam, MM. Mantan Direktur Utama PT Adhi Karya Tbk email: m.saiful.imam@gmail.com; saiful@adhi.co.id ABSTRAK Pada makalah ini akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang digunakan dalam analisa dan pembahasan penelitian ini satu persatu secara singkat dan kerangka berfikir

Lebih terperinci

PENGARUH PERLINTASAN KERETA API TERHADAP KINERJA JALAN RAYA CITAYAM (169T)

PENGARUH PERLINTASAN KERETA API TERHADAP KINERJA JALAN RAYA CITAYAM (169T) PENGARUH PERLINTASAN KERETA API TERHADAP KINERJA JALAN RAYA CITAYAM (169T) Sylvia Indriany 1, Wandhi Wijaya 2 1 Jurusan TeknikSipilUniversitasMercuBuana, Jl. Meruya Selatan Kembangan,Jakarta Barat Email:syllfa@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang semakin baik mendorong pertumbuhan usaha dalam sektor apapun khususnya bidang konstruksi, karena perlunya infrastruktur untuk menunjang kegiatan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Jalan tol adalah jalan umum yang merupakan jalan bebas hambatan dan menjadi bagian dari sistem jaringan jalan dan sebagai jalan nasional yang penggunanya diwajibkan membayar

Lebih terperinci

2017, No sudah tidak sesuai lagi dengan peraturan perundangundangan yang ada sehingga perlu diganti; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagai

2017, No sudah tidak sesuai lagi dengan peraturan perundangundangan yang ada sehingga perlu diganti; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagai BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.299, 2017 KEMENPU-PR. Pengusahaan Jalan Tol. Pangadaan Badan Usaha. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01/PRT/M/2017 TENTANG

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG KERJASAMA PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN DENGAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN

Lebih terperinci

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PRT/M/2016 TENTANG PENETAPAN DAN TATA CARA PENGGUNAAN DANA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jalan Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL PADA INVESTASI JALAN TOL CIKAMPEK-PADALARANG

ANALISIS FINANSIAL PADA INVESTASI JALAN TOL CIKAMPEK-PADALARANG ANALISIS FINANSIAL PADA INVESTASI JALAN TOL CIKAMPEK-PADALARANG Lulu Widia Roswita NRP : 9721055 Pembimbing : V. Hartanto, Ir., M. Sc FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Bagan Alir Penelitian

BAB III METODOLOGI. Bagan Alir Penelitian BAB III METODOLOGI III.1 Bagan Alir Penelitian Pelaksanaan penelitian ini didasarkan pada diagram alir seperti yang terlihat pada Gambar III.1. Penelitian ini mengkaji pelaksanaan PPPs di Indonesia, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia terbukti telah bangkit kembali sejak krisis keuangan global pada tahun 1990an. Pada tahun 2009, sebagai contoh, Indonesia telah mengalami pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri konstruksi sebagai salah satu sektor usaha yang memberikan sumbangan yang cukup terlihat bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Peranan penting industri konstruksi

Lebih terperinci

1 of 9 21/12/ :39

1 of 9 21/12/ :39 1 of 9 21/12/2015 12:39 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 223/PMK.011/2012 TENTANG PEMBERIAN DUKUNGAN KELAYAKAN ATAS SEBAGIAN BIAYA KONSTRUKSI

Lebih terperinci

BAB III SOLUSI BISNIS

BAB III SOLUSI BISNIS BAB III SOLUSI BISNIS 3.1. Alternatif Solusi Bisnis Dalam projek akhir ini seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa konsorsium PT Citrawaspphutowa melihat sebuah peluang usaha yang cukup menjanjikan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1311, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Biaya Konstruksi. Proyek Kerja Sama. Infrastruktur. Dukungan Kelayakan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 223/PMK.011/2012

Lebih terperinci

PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk

PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk PENGURUS PERSEROAN DEWAN KOMISARIS DIREKSI REZA HERMAN SURJANINGRAT KOMISARIS UTAMA SHADIK WAHONO DIREKTUR UTAMA IEVAN DANIAR SUMAMPOW KOMISARIS INDRAWAN SUMANTRI DIREKTUR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebuah perusahaan kereta api merupakan suatu organisasi yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebuah perusahaan kereta api merupakan suatu organisasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebuah perusahaan kereta api merupakan suatu organisasi yang menyediakan jasa transportasi bagi manusia dan barang. Sejalan dengan pembangunan yang semakin pesat dewasa

Lebih terperinci

PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk

PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk PENGURUS PERSEROAN DEWAN KOMISARIS DIREKSI REZA HERMAN SURJANINGRAT KOMISARIS UTAMA SHADIK WAHONO DIREKTUR UTAMA IEVAN DANIAR SUMAMPOW KOMISARIS INDRAWAN SUMANTRI DIREKTUR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan sarana penunjang yang sangat penting untuk mendukung kelancaran perkembangan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan sarana penunjang yang sangat penting untuk mendukung kelancaran perkembangan ekonomi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan sarana penunjang yang sangat penting untuk mendukung kelancaran perkembangan ekonomi. Tanpa didukung kelancaran transportasi maka perkembangan

Lebih terperinci

National Summit 2009

National Summit 2009 National Summit 2009 KOMISI : PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR 29 30 Oktober 2009 Percepatan Pembangunan Infrastruktur 2009 2014 Komisi Infrastruktur KADIN INDONESIA 1 KERANGKA PEMIKIRAN Peraturan PERUNDANGAN

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Infrastruktur adalah tulang punggung sebuah perekonomian dari suatu negara,

BABI PENDAHULUAN. Infrastruktur adalah tulang punggung sebuah perekonomian dari suatu negara, BABl PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perrnasalahan Infrastruktur adalah tulang punggung sebuah perekonomian dari suatu negara, di mana sekarang ini di Indonesia sedang merencanakan pembangunan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk memperluas investasi pemerintah

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. tanggung jawab, dan evaluasi pengukuran kinerja.

BAB V RENCANA AKSI. model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. tanggung jawab, dan evaluasi pengukuran kinerja. BAB V RENCANA AKSI Bab V berisi tentang rencana aksi yang dilakukan untuk merealisasikan model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. Untuk mendukung realisasi rancangan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk memperluas investasi pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk memperluas investasi pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Malang telah dinobatkan sebagai kota pendidikan dan juga merupakan salah satu kota tujuan wisata di Jawa Timur karena potensi alam dan iklim yang dimiliki. Kurang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Βαβ Ι Πενδαηυλυαν I TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Βαβ Ι Πενδαηυλυαν I TINJAUAN UMUM I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM Pertambahan penduduk dan laju pertumbuhan ekonomi seiring kegiatan didalamnya memicu terjadinya pengembangan wilayah secara keseluruhan dan merata di Kota Semarang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar yang ditargetkan, mempertahankan eksistensi perusahaan, dan lain lain.

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar yang ditargetkan, mempertahankan eksistensi perusahaan, dan lain lain. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Ada beberapa alasan mengapa perusahaan mengembangkan bisnisnya. Beberapa di antaranya adalah maksimalisasi penjualan dan profit, minimisasi beban, mencapai pangsa pasar

Lebih terperinci

TKS 7338 EKONOMI TRANSPORTASI Dr. GITO SUGIYANTO, S.T., M.T.

TKS 7338 EKONOMI TRANSPORTASI Dr. GITO SUGIYANTO, S.T., M.T. TKS 7338 EKONOMI TRANSPORTASI Dr. GITO SUGIYANTO, S.T., M.T. Investment is not just about cold cash, BUT ALSO about imagination and innovation. Imagination to make better use of what we have already. Innovation

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DATA

BAB IV PENYAJIAN DATA BAB IV PENYAJIAN DATA PPPs dianggap sebagai bentuk skema pembiayaan yang menguntungkan bagi maupun swasta. Dengan membagi tanggungjawab kepada pihak yang mampu melaksanakannya, maka operasional dan pelayanan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu proses rangkaian kegiatan yang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu proses rangkaian kegiatan yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu proses rangkaian kegiatan yang berlangsung secara berkelanjutan dan terdiri dari tahap-tahap yang satu pihak bersifat

Lebih terperinci

Pembiayaan Komersial sebagai Upaya Mempercepat Penyelenggaraan Infrastruktur Berkelanjutan

Pembiayaan Komersial sebagai Upaya Mempercepat Penyelenggaraan Infrastruktur Berkelanjutan Pembiayaan Komersial sebagai Upaya Mempercepat Penyelenggaraan Infrastruktur Berkelanjutan Oleh: Zulkifli Zaini, B.Sc., M.B.A Presiden Direktur PT Bank Mandiri Tbk Overview Sektor Infrastruktur Pembangunan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bahasan bab 6 dibagi dalam dua begian yaitu kesimpulan dan saran Kesimpulan ini merupakan hasil pembuktian Hipotesis yang diajukan yaitu ; Sistem kelembagaan dan kerjasama

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. tahun dan saat ini sudah menjadi permasalahan global dan bukan semata-mata

BAB III LANDASAN TEORI. tahun dan saat ini sudah menjadi permasalahan global dan bukan semata-mata BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Keselamatan Jalan Keselamatan Jalan merupakan isu yang cenderung mengemuka dari tahun ke tahun dan saat ini sudah menjadi permasalahan global dan bukan semata-mata masalah transportasi

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Jalan Tol*

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Jalan Tol* Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia April 2014 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Jalan Tol* Latar Belakang Panjang dan kualitas jaringan jalan merupakan indeks penting dari pembangunan infrastruktur

Lebih terperinci

Implementasi Perpres 67/2005 di Daerah

Implementasi Perpres 67/2005 di Daerah DIREKTORAT PENGEMBANGAN KERJASAMA PEMERINTAH DAN SWASTA, DEPUTI BIDANG SARANA DAN PRASARANA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Implementasi Perpres 67/2005 di Daerah Jakarta, 26 November 2007 Outline

Lebih terperinci

DAFTAR ISI : Edisi : Sabtu, 09 Januari 2016

DAFTAR ISI : Edisi : Sabtu, 09 Januari 2016 Edisi : Sabtu, 09 Januari 2016 Berikut ini adalah Project Updates Hari Sabtu, 09 Januari 2016 yang disarikan dari berbagai sumber. Untuk selengkapnya dapat berlangganan layanan khusus info tender proyek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Project life cycle. Construction. Tender Document. Product

BAB I PENDAHULUAN. Project life cycle. Construction. Tender Document. Product BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG MASALAH Secara umum siklus kehidupan proyek konstruksi terbagi atas empat bagian besar yaitu studi kelayakan (feasibility study), estimasi proyek (detail estimate

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan dan pengembangan wilayah di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami kemajuan yang signifikan. Pembangunan di berbagai sektor terlihat dengan adanya fasilitas-fasilitas

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. pelayanan masyarakat, menciptakan keadilan dan pemerataan, serta mendorong

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. pelayanan masyarakat, menciptakan keadilan dan pemerataan, serta mendorong 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Otonomi daerah memberiksan wewenang kepada daerah untuk dapat mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat. Dengan otonomi

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN DAN JEMBATAN

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN DAN JEMBATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN DAN JEMBATAN I. Pendahuluan Infrastruktur memegang peranan penting sebagai salah satu roda penggerak pertumbuhan ekonomi dan pembangunan. Keberadaan infrastruktur yang memadai

Lebih terperinci

*Presiden Jokowi Resmikan 14,5 Km Tol di Lampung, Penyelesaian Tol Trans Sumatera Terus Bergerak*

*Presiden Jokowi Resmikan 14,5 Km Tol di Lampung, Penyelesaian Tol Trans Sumatera Terus Bergerak* *Rilis PUPR #1* *21 Januari 2018* *SP.BIRKOM/I/2018/031* *Presiden Jokowi Resmikan 14,5 Km Tol di Lampung, Penyelesaian Tol Trans Sumatera Terus Bergerak* Lampung--Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 107 TAHUN 2015 TENTANG PERCEPATAN PENYELENGGARAAN PRASARANA DAN SARANA KERETA CEPAT ANTARA JAKARTA DAN BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/PRT/M/2018 TENTANG WEWENANG DAN TUGAS DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

PUBLIC EXPOSE PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk

PUBLIC EXPOSE PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk PUBLIC EXPOSE PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk 19 Desember 2016 COMPANY STRUCTURE CMNP tidak hanya membangun & mengoperasikan jalan; CMNP sebagai Traffic Solution melalui integrasi jaringan jalan dengan

Lebih terperinci

BAB 4 PERENCANAAN KEUANGAN DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

BAB 4 PERENCANAAN KEUANGAN DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 44 BAB 4 PERENCANAAN KEUANGAN DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI Setelah dilakukannya analisis ataupun studi tentang produk, lingkungan eksternal, dan aspek-aspek bisnis lainnya, maka selanjutnya untuk memulai

Lebih terperinci

Data untuk Pelayanan Publik yang Lebih Baik

Data untuk Pelayanan Publik yang Lebih Baik Data untuk Pelayanan Publik yang Lebih Baik D. Hari Pratama Divisi IT JSMR Bandung, 26 September 2014 Daftar Isi Sekilas Jasa Marga 2 Regulasi Saat Ini 3 Track Record pada Industri Jalan Tol di Indonesia

Lebih terperinci

Analisis Kelayakan Proyek. Muhammad Taqiyyuddin Alawiy, ST., MT Dosen Fakultas Teknik Elektro Universitas Islam Malang

Analisis Kelayakan Proyek. Muhammad Taqiyyuddin Alawiy, ST., MT Dosen Fakultas Teknik Elektro Universitas Islam Malang Analisis Kelayakan Proyek Muhammad Taqiyyuddin Alawiy, ST., MT Dosen Fakultas Teknik Elektro Universitas Islam Malang Kebijakan Publik Perlukah membangun rumah sakit baru? Membangun bandara atau menambah

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum da

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum da BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.426, 2017 KEMENPU-PR. Dana Talangan Badan Usaha untuk Pengadaan Tanah Jalan Tol. Perubahan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pemerintah berkewajiban mensejahterakan rakyatnya secara adil dan merata. Ukuran sejahtera biasanya dapat dilihat dari kemampuan seseorang dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. puluh tahun yang lampau pemerintah Indonesia telah mengunakan pola Build

BAB I PENDAHULUAN. puluh tahun yang lampau pemerintah Indonesia telah mengunakan pola Build BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam rangka melaksanakan pembangunan di Indonesia, maka beberapa puluh tahun yang lampau pemerintah Indonesia telah mengunakan pola Build Operate and Transfer

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA Lampiran... 75

BAB V PENUTUP Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA Lampiran... 75 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN... ii SURAT KETERANGAN PERBAIKAN/REVISI LAPORAN TUGAS AKHIR iii LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR... iv ABSTRAK... v UCAPAN TERIMAKASIH... vi DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

PEMBEBASAN LAHAN BAGI INFRASTRUKTUR

PEMBEBASAN LAHAN BAGI INFRASTRUKTUR PEMBEBASAN LAHAN BAGI INFRASTRUKTUR SIDANG KOMISI BIDANG EKONOMI PADA NATIONAL SUMMIT 2009 oleh Frans S. Sunito Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk. H l Ri C l P ifi Pl J k Hotel Ritz Carlton Pacific

Lebih terperinci

PRIORITAS PENANGANAN PERMASALAHAN TRANSPORTASI PADA JALAN ARTERI PRIMER DI KOTA PEKALONGAN TUGAS AKHIR. Oleh : TRI AJI PEFRIDIYONO L2D

PRIORITAS PENANGANAN PERMASALAHAN TRANSPORTASI PADA JALAN ARTERI PRIMER DI KOTA PEKALONGAN TUGAS AKHIR. Oleh : TRI AJI PEFRIDIYONO L2D PRIORITAS PENANGANAN PERMASALAHAN TRANSPORTASI PADA JALAN ARTERI PRIMER DI KOTA PEKALONGAN TUGAS AKHIR Oleh : TRI AJI PEFRIDIYONO L2D 097 480 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Marga Jateng (PT. TMJ) dalam kemitraan pemerintah dan swasta untuk

BAB I PENDAHULUAN. Marga Jateng (PT. TMJ) dalam kemitraan pemerintah dan swasta untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ini dikembangkan untuk memahami kelembagaan PT. Trans Marga Jateng (PT. TMJ) dalam kemitraan pemerintah dan swasta untuk pembangunan Jalan Tol Semarang

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS III.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan PT MMS didirikan di Jakarta berdasarkan Akta No.14 tanggal 4 Oktober 1989 dari Notaris Winnie Hadiprojo, SH., notaris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sebagai salah satu prasarana perhubungan dalam kehidupan bangsa, kedudukan dan peranan jaringan jalan pada hakikatnya menyangkut hajat hidup orang banyak serta mengendalikan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTRI PEKERJAAN UMUM TENTANG NOMOR 10/PRT/2006 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN DANA BADAN USAHA UNTUK PENGADAAN TANAH JALAN TOL

PERATURAN MENTRI PEKERJAAN UMUM TENTANG NOMOR 10/PRT/2006 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN DANA BADAN USAHA UNTUK PENGADAAN TANAH JALAN TOL PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 10/PRT/2006 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN DANA BADAN USAHA UNTUK PENGADAAN TANAH JALAN TOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

STUDI PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP DALAM PROYEK INFRASTRUKTUR: KASUS JALAN TOL TG. MORAWA - TEBING TINGGI

STUDI PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP DALAM PROYEK INFRASTRUKTUR: KASUS JALAN TOL TG. MORAWA - TEBING TINGGI STUDI PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP DALAM PROYEK INFRASTRUKTUR: KASUS JALAN TOL TG. MORAWA - TEBING TINGGI TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat untuk menempuh ujian sarjana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu hal pokok untuk perkembangan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu hal pokok untuk perkembangan suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi merupakan salah satu hal pokok untuk perkembangan suatu bangsa dan negara. Transportasi banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia itu sendiri

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN AKASIA RESIDENCE

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN AKASIA RESIDENCE ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN AKASIA RESIDENCE TUGAS AKHIR OLEH : NI PUTU FITRI MAHA INDRAWATI ( 1004105083) JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2015 UCAPAN

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA-MANFAAT SOSIAL PERLINTASAN KERETA API TIDAK SEBIDANG DI JALAN KALIGAWE, SEMARANG TUGAS AKHIR

ANALISIS BIAYA-MANFAAT SOSIAL PERLINTASAN KERETA API TIDAK SEBIDANG DI JALAN KALIGAWE, SEMARANG TUGAS AKHIR ANALISIS BIAYA-MANFAAT SOSIAL PERLINTASAN KERETA API TIDAK SEBIDANG DI JALAN KALIGAWE, SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh : LINDA KURNIANINGSIH L2D 003 355 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan tol merupakan bagian dari sistem jaringan jalan nasional yang penggunanya diwajibkan untuk membayar tol. Pembangunan jalan tol dimaksudkan untuk mewujudkan pemerataan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 107 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 107 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 107 TAHUN 2015 TENTANG PERCEPATAN PENYELENGGARAAN PRASARANA DAN SARANA KERETA CEPAT ANTARA JAKARTA DAN BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proyek konstruksi semakin hari menjadi semakin kompleks sehubungan dengan standar-standar baru, teknologi canggih, dan keinginan pemilik proyek untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan I.1. Umum. I.2. Latar Belakang.

BAB I Pendahuluan I.1. Umum. I.2. Latar Belakang. BAB I Pendahuluan I.1. Umum. Perkembangan Industri konstruksi mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya kebutuhan penduduk. kegiatan industri konstruksi meliputi pembangunan infrastruktur yang

Lebih terperinci

Proyek JLKB Kapt.Tendean-Blok M-Ciledug (Paket Kebayoran Lama) BAB II DATA PROYEK

Proyek JLKB Kapt.Tendean-Blok M-Ciledug (Paket Kebayoran Lama) BAB II DATA PROYEK BAB II DATA PROYEK 2.1 Latar Belakang Proyek Jakarta kini telah menginjak usianya hampir mencapai setengah abad sudah tumbuh dan berkembang dengan pesat. Seiring dengan pesatnya perkembangan tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah pemakai jalan yang akan menggunakan sarana tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah pemakai jalan yang akan menggunakan sarana tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Pembangunan sarana transportasi mempunyai peranan penting dalam perkembangan sumber daya manusia saat ini sebab disadari makin meningkatnya jumlah pemakai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHALUAN I.1. Tinjauan Umum

BAB I PENDAHALUAN I.1. Tinjauan Umum BAB I PENDAHALUAN I.1. Tinjauan Umum Jembatan sebagai sarana transportasi mempunyai peranan yang sangat penting bagi kelancaran pergerakan lalu lintas. Dimana fungsi jembatan adalah menghubungkan rute

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk berdampak pada. perkembangan wilayah permukiman dan industri di daerah perkotaan, maka

BAB I PENDAHULUAN. Dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk berdampak pada. perkembangan wilayah permukiman dan industri di daerah perkotaan, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk berdampak pada perkembangan wilayah permukiman dan industri di daerah perkotaan, maka sejalan dengan itu diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan raya merupakan sarana transportasi darat yang membentuk jaringan transportasi untuk menghubungkan daerah-daerah, sehingga roda perekonomian dan pembangunan dapat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Jadwal Pembangunan dan Pemasaran Proyek

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Jadwal Pembangunan dan Pemasaran Proyek BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Asumsi-Asumsi Pembangunan 4.1.1. Jadwal Pembangunan dan Pemasaran Proyek Berdasarkan keterangan yang diperoleh, pelaksanaan pembangunan proyek telah dimulai sejak awal

Lebih terperinci

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER PANDANGAN GUBERNUR BANK INDONESIA PADA RAPAT KERJA PANITIA ANGGARAN DPR RI MENGENAI LAPORAN SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II APBN TA 2006 2006 Anggota Dewan yang terhormat, 1. Pertama-tama perkenankanlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dasa warsa terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup stabil

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dasa warsa terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup stabil 11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dasa warsa terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup stabil dengan pertumbuhan rata-rata Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 5.8%. Untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2005 TENTANG JALAN TOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2005 TENTANG JALAN TOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2005 TENTANG JALAN TOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 43, Pasal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pemerintahan Negara untuk mewujudkan tujuan bernegara

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pemerintahan Negara untuk mewujudkan tujuan bernegara I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggaraan pemerintahan Negara untuk mewujudkan tujuan bernegara menimbulkan hak dan kewajiban negara yang perlu dikelola dalam suatu sistem pengelolaan keuangan negara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infrastruktur merupakan bagian penting karena berpengaruh pada sektor ekonomi, sosial, dan budaya. Dalam Renstra Kementerian PU Tahun 2010-2014 disebutkan bahwa Kementerian

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Heldman Kim, 2005, Project Manager s Spotlight on Risk Management, Harbour Light Press, San Fransisco.

DAFTAR PUSTAKA. Heldman Kim, 2005, Project Manager s Spotlight on Risk Management, Harbour Light Press, San Fransisco. DAFTAR PUSTAKA Carl, Olsson, 2002, Risk Management in Emerging Markets: How to Survive and Prosper, Prentice Hall, Inc., Upper Saddle River, New Jersey. Heldman Kim, 2005, Project Manager s Spotlight on

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jaringan jalan sebagai bagian dari sektor transportasi memiliki peran untuk

BAB I PENDAHULUAN. Jaringan jalan sebagai bagian dari sektor transportasi memiliki peran untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu sektor penting bagi perkembangan perekonomian wilayah dan kehidupan masyarakat. Adanya pertumbuhan dan perkembangan aktivitas di suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prospek pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) sangat besar dan beragam. Berdasarkan data cadangan dan produksi energi terbarukan Indonesia 2007, (http://www.ebtke.esdm.go.id/energi/...pltmh.html)

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoretis Kerangka pemikiran teoretis merupakan suatu penalaran peneliti yang didasarkan pada pengetahuan, teori, dalil, dan proposisi untuk menjawab suatu

Lebih terperinci