BAB V ANALISIS DATA. Dalam penelitian ini, tahapan analisis yang dilakukan adalah:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V ANALISIS DATA. Dalam penelitian ini, tahapan analisis yang dilakukan adalah:"

Transkripsi

1 BAB V ANALISIS DATA V.1. Pendahuluan Berdasarkan data yang diperoleh dari data sekunder (data dari feasibility study jalan tol Solo Kertosono) dan data primer yang berupa pendapat dari responden, kemudian dilakukan analisis lanjutan yang sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini, tahapan analisis yang dilakukan adalah: 1. Deskripsi masing masing alternatif kebijakan usulan responden, yang kemudian disaring alternatif yang akan digunakan dalam simulasi adalah alternatif kebijakan yang digunakan dalam perhitungan analisis kelayakan finansial pada saat awal investasi. 2. Simulasi pelaksanaan PPPs terhadap masing masing skenario yang sudah ditetapkan pada tahap 1 dengan analisis kelayakan finansial, yaitu melakukan perhitungan BCR (Benefit Cost Ratio), NPV (Net Present Value) dan IRR (Internal Rate of Return). Hal ini dilakukan untuk mendapatkan bentuk pelaksanaan PPPs yang paling sesuai dengan kondisi jalan tol Solo Kertosono, serta dukungan pemerintah yang dapat diterapkan agar jalan tol tersebut menarik investor. Pada sub bab selanjutnya akan dijelaskan mengenai analisis lanjutan tersebut. V. 2. Analisis Berdasarkan Faktor Risiko Dari hasil survey primer terhadap responden, didapat empat risiko pembangunan infrastruktur jalan tol, yaitu sebagai berikut: 1. Risiko Pembebasan lahan 2. Risiko Konstruksi 62

2 3. Risiko Biaya uang (cost of money) 4. Risiko Volume Lalulintas Implementasi risiko risiko tersebut pada studi kasus, dijelaskan pada sub bab sub bab berikut ini. V Risiko Pembebasan Lahan Alternatif kebijakan risiko pembebasan lahan dari hasil survei adalah: Land Capping Harus ditegaskan oleh pemerintah dalam PPJT, kapan lahan akan dibebaskan. Penerapan secara efektif Undang-Undang Pencabutan Hak Atas Tanah Permasalahan yang umumnya muncul dari risiko pembebasan lahan adalah: Permasalahan mengenai kepastian biaya pembebasan lahan, permasalahan ini sangat sering muncul dalam proyek Infrastruktur, biaya awal pembebasan lahan yang telah ditetapkan oleh pemerintah akan membengkak pada saat pembebasan lahan dilakukan. Permasalahan mengenai waktu tersedianya lahan, permasalahan ini muncul dikarenakan sulitnya mencapai kesepakatan harga pembebasan lahan. Pemilik tanah umumnya meminta harga di atas harga Nilai Jual Objek Pajak (NJOP), sehingga menghambat proses pembebasan lahan. Responden diminta untuk memberikan masukan alternatif kebijakan yang mungkin dapat diterapkan untuk mengatasi permasalahan permasalahan tersebut. Land Capping, Filosofi dasar dari land capping ini adalah pembagian risiko yang adil antara Pemerintah dan swasta (investor), yang bertujuan untuk memberikan kepastian investasi atau beban biaya tanah yang harus ditanggung investor. Dalam konsep dukungan ini, Pemerintah akan menanggung perubahan harga tanah di atas 110% dari nilai yang disepakati dalam Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) (Permen PU No. 12 Tahun 2008), yaitu pemerintah 63

3 menetapkan besaran biaya pembebasan lahan dalam suatu proyek infrastruktur jalan tol, jika pada saat pembebasan lahan dilakukan ternyata besaran biayanya melebihi apa yang telah ditetapkan oleh pemerintah, maka kelebihan biaya yang terjadi 10% ditanggung oleh pihak investor dan sisanya akan ditanggung oleh pemerintah. Kebijakan ini menunjukkan seriusnya komitmen pemerintah untuk mendorong tumbuh kembangnya investasi jalan tol. Alternatif kebijakan ini berbentuk jaminan yang diberikan oleh pemerintah kepada investor, dan tidak terkait dengan cashflow sehingga tidak digunakan dalam simulasi. Harus ditegaskan oleh pemerintah dalam PPJT (Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol) kapan lahan akan dibebaskan. Dalam PPJT, apabila pembebasan lahan dilakukan oleh pemerintah, maka pemerintah harus dapat memberikan kepastian mengenai waktu selesainya proses pembebesan tanah, agar tidak terjadi keterlambatan pembangunan jalan tol. Karena alternatif kebijakan ini tidak terkait dengan perhitungan análisis kelayakan pada saat investasi maka tidak digunakan dalam simulasi skenario. Penerapan secara efektif Undang-Undang Pencabutan Hak Atas Tanah. Karena alternatif kebijakan ini tidak terkait dengan perhitungan análisis kelayakan pada saat investasi, maka tidak digunakan dalam simulasi skenario. V Risiko Konstruksi Alternatif Kebijakan Risiko Konstruksi dari hasil survei adalah: Recalculate cost sebelum inplementasi konstruksi Sosialisasi/public relationship (PR) Dibangun setelah lahan bebas Permasalahan yang umumnya muncul dari risiko konstruksi adalah: 64

4 Permasalahan mengenai kepastian waktu pelaksanaan konstruksi, permasalahan ini pada umumnya muncul diakibatkan dari proses pembebasan lahan yang berlarut larut, sehingga jadual pelaksanaan konstruksi pembangunan jalan tol juga ikut mengalami keterlambatan. Permasalahan mengenai kepastian biaya konstruksi Dari tiap detail permasalahan yang ada, responden diminta untuk memberikan masukan berupa alternatif kebijakan yang mungkin dapat diterapkan untuk mengatasi permasalahan permasalahan tersebut. Recalculate cost sebelum implementasi konstruksi, hendaknya sebelum proses konstruksi dilaksanakan, investor melakukan perhitungan kembali biaya konstruksi. Alternatif kebijakan ini tidak digunakan dalam simulasi pelaksanaan PPPs, karena sepenuhnya dilaksanakan oleh investor sebelum kontrak. Sosialisasi/public relation (PR), pemerintah perlu melakukan proses sosialisasi kepada masyarakat sekitar rencana jalan tol, mengenai rencana ruas jalan yang akan dibangun, kepentingan dibangunnya ruas jalan tol tersebut dan mengenai proses pembebasan lahan yang akan dilakukan, hal ini untuk menghindari terjadinya protes dari masyarakat ketika proses konstruksi sedang berlangsung. Alternatif kebijakan ini tidak digunakan dalam simulasi pelaksanaan PPPs karena bersifat sosialisasi dan tidak terkait dengan perhitungan analisis kelayakan finansial. Dibangun setelah lahan bebas, hal ini akan mengurangi risiko konstruksi terkait dengan permasalahan waktu konstruksi. Dengan telah bebasnya tanah di seluruh ruas yang ditentukan maka pembangunan akan berjalan lancar. Karena hal ini tidak terkait dengan perhitungan kelayakan finansial dari maka tidak diperhitungkan dalam simulasi. 65

5 V Risiko Biaya Uang (Cost of Money) Alternatif Kebijakan Risiko Konstruksi dari hasil survei adalah: Hedge/fixed rate Perlu goverment guarantee agar besar bunga kecil Perlu tenor pinjaman yang lebih panjang Pemerintah melalui Indonesia Infrastructure Fund Facility (IIFF) akan membantu pembiayaan infrastruktur Permasalahan yang umumnya muncul dari risiko biaya uang (cost of money) adalah: Permasalahan mengenai besarnya bunga pinjaman yang harus dibayarkan oleh investor. Permasalahan mengenai kapan bunga tersebut mulai dibayar. Untuk risiko biaya uang (cost of money), alternatif kebijakan yang diusulkan oleh responden adalah sebagai berikut: Hedge/fixed rate yaitu bunga pinjaman flat selama tenor pinjaman, hal ini tergantung pada negosiasi antara investor dengan bank. Perlu goverment guarantee agar besar bunga kecil, mengenai besar bunga pinjaman adalah kebijakan sektor perbankan, sehingga hal ini terkait dengan negosiasi, alternatif kebijakan ini tidak digunakan dalam simulasi pelaksanaan PPPs. Perlu tenor pinjaman yang lebih panjang setidaknya sampai payback period tercapai. Mengenai tenor pinjaman investor terhadap bank, perlu negosiasi antara pihak bank dan investor, sehingga alternatif ini tidak dapat digunakan dalam simulasi. Risiko mengenai besar bunga yang harus dibayar oleh investor merupakan risiko investor, hal tersebut seharusnya telah diperhitungkan sebelum badan usaha mengajukan penawaran. 66

6 Dalam risiko biaya uang (cost of money), alternatif kebijakan yang ditawarkan oleh responden sangat tergantung kepada negosiasi antara bank dengan investor, serta tidak terrkait dengan perhitungan analisis kelayakan finansial, sehingga tidak digunakan dalam simulasi kebijakan. V Risiko Volume Lalulintas Alternatif Kebijakan Risiko volume lalulintas dari hasil survei adalah: Kepastian implementasi pembangunan jaringan jalan. Traffic guarantee. Jika berdasarkan studi kelayakan, volume lalu lintas jalan tol tersebut memang baik, maka pemerintah dapat memberikan dukungan Pemerintah atas risiko demand tersebut Kejelasan masterplan jaringan jalan Pemerintah harus membantu memberikan akses dan tidak membangun jalan kompetitor, Permasalahan yang umumnya muncul dari risiko volume lalu lintas adalah: Risiko volume lalulintas yang terkait dengan ruas jalan tol lain. Dalam pengoperasian jalan tol, pendapatan yang diperoleh oleh investor sangat tergantung dengan volume lalulintas yang melalui tol yang dibangun tersebut, dan volume lalulintas tersebut dipengaruhi oleh jaringan jalan tol lain yang terkait dengan jalan tol yang dibangun. Akses dan jalan alternatif, volume lalulintas jalan tol selain terkait dengan jaringan jalan tol yang terkait dengan jalan tol yang dibangun, juga dipengaruhi oleh jalan akses dan jalan alternatif yang dapat menjadi feeder jalan tol Volume lalulintas yang tidak sesuai dengan prediksi, seringkali hasil prediksi volume lalulintas pada studi kelayakan tidak sesuai dengan volume lalulintas yang sebenarnya, hal ini mengakibatkan kerugian pada pihak investor. Untuk risiko volume lalulintas, alternatif kebijakan yang diusulkan oleh responden adalah sebagai berikut: 67

7 Kepastian implementasi perkembangan jaringan jalan. Pemerintah harus dapat memberikan kepastian mengenai pembangunan jaringan jalan disekitar rencana proyek jalan tol, sehingga volume lalulintas yang telah diprediksi yang terkait dengan ruas jalan tol lain dapat terwujud. Alternatif kebijakan ini tidak terkait dengan investasi, sehingga tidak digunakan dalam simulasi pelaksanaan PPP. Traffict guarantee, yaitu jaminan volume lalulintas oleh pemerintah. Jika berdasarkan studi kelayakan, volume lalu lintas jalan tol tersebut memang baik, maka pemerintah dapat memberikan dukungan Pemerintah atas risiko demand tersebut. Dukungan pemerintah yang dimaksud adalah traffic guarantee yang diwujudkan dalam minimum revenue guarantee. Alternatif kebijakan minimum revenue guarantee tidak digunakan dalam simulasi pelaksanaan PPPs, karena hanya bersifat jaminan dari pemerintah. Kejelasan rencana induk pembangungan jaringan jalan. Pemerintah harus membantu memberikan akses dan tidak memberikan jalan kompetitor, diluar perencanaan pembangunan infrastruktur daerah yang ditetapkan saat pelelangan. Karena menghitung lalulintas saat lelang berdasarkan planning pemerintah ke depan (yaitu 5 thn sampai dengan 20thn). Untuk alternatif kebijakan pada risiko volume lalulintas yang terkait dengan ruas jalan tol lain dan jaringan jalan tidak digunakan dalam simulasi, karena tidak diperhitungankan dalam analisis kelayakan finansial. Sedangkan untuk traffic guarantee, karena berwujud sebagai jaminan dari pemerintah saja maka tidak digunakan dalam simulasi. 68

8 V. 3 Analsisi Dukungan Pemerintah Untuk Pembangunan Jalan Tol Dari hasil survey primer terhadap responden, didapat empat bentuk dukungan pemerintah yang dapat diberikan pada pembangunan infrastruktur jalan tol, yaitu sebagai berikut: 1. Dukungan pembebasan lahan 2. Dukungan subsidi modal 3. Dukungan minimum revenue guarantee 4. Dukungan pembebasan pajak Implementasi bentuk bentuk dukungan pemerintah tersebut pada studi kasus, dijelaskan pada sub bab sub bab berikut ini. V.3.1 Dukungan Pembebasan Lahan Alternatif Kebijakan dukungan pembebasan lahan dari hasil survei adalah: Pembebasan lahan oleh pemerintah sebelum lelang Revolving fund (BLU dana tanah bergulir) Masing masing bentuk dukungan pemerintah yang diusulkan oleh responden dijelaskan sebagai berikut: Pembebasan lahan dilakukan oleh pemerintah. Agar proyek infrastruktur jalan tol menjadi layak secara finansial, maka pemerintah dapat melakukan pembebasan lahan seluruhnya sebelum dilaksanakan lelang proyek tersebut, hal ini dapat dilaksanakan juga untuk mengatasi permasalahan mundurnya waktu pembangunan atau konstruksi yang diakibatkan dari tidak jelasnya masalah pembebasan lahan. Revolving Fund (Dana Tanah Bergulir) yang dikelola BLU (Badan Layanan Umum), yaitu pemerintah memberikan bantuan pinjaman kepada investor berupa dana talangan untuk biaya pembebasan lahan. Revolving fund dapat membantu investor pada tahap awal investasi. Dengan model prepaid ini, dana talangan harus dikembalikan kepada Pemerintah setelah tanah satu seksi 69

9 dari ruas jalan tol bersangkutan selesai dibebaskan ditambah bunga Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) ditambah 1% (KPS, Oktober 2008). Alternatif kebijakan ini dapat diterapkan oleh pemerintah. Alternatif kebijakan yang digunakan dalam simulasi adalah Pembebasan lahan oleh pemerintah dan revolving fund. V.3.2 Dukungan Subsidi Modal Proyek infrastruktur jalan tol adalah proyek yang membutuhkan dana yang cukup besar, sehingga modal investor terkadang tidak mencukupi untuk mengikuti lelang, sehingga pemerintah dapat memberikan dukungan berupa subsidi modal. Alternatif Kebijakan dukungan subsidi modal dari hasil survei adalah: Upfront subsidy/cash money Pembangunan sebagian oleh Pemerintah Investasi Pemerintah sesuai Peraturan Pemerintah 1/2008 Masing masing bentuk dukungan pemerintah yang diusulkan oleh responden dijelaskan sebagai berikut: Upfront subsidy. Pemerintah memberikan dukungan pembayaran tunai di muka sebagai subsidi pembangunan jalan tol kepada investor. Pembangunan sebagian oleh Pemerintah. Dukungan ini dapat diberikan agar proyek layak secara finansial, pemerintah melakukan sebagian proses konstruksi sesuai dengan perjanjian antara pemerintah dan investor. Investasi pemerintah sesuai dengan PP 1/2008. Dalam Peraturan Pemerintah no 1 tahun 2008 telah dijelaskan bagaimana investasi oleh pemerintah secara detail. Terkait dengan pelaksanaan PPPs, investasi yang dapat dilakukan oleh pemerintah antara lain adalah melalui BLU dana bergulir dan pembangunan oleh pemerintah. 70

10 Alternatif kebijakan yang digunakan dalam simulasi adalah upfront subsidy dan Pembangunan sebagian oleh Pemerintah. V.3.3 Dukungan Minimum Revenue Guarantee Dukungan pemerintah yang berupa minimunn revenue guarantee, diterapkan untuk memberikan kepastian pendapatan kepada investor, terkait dengan volume lalulintas pada jalan tol yang akan dibangun. Alternatif Kebijakan dukungan minimum revenue guarantee dari hasil survei adalah: Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 38 Tahun 2006/clawback principle Dengan pemasangan alat deteksi lalulintas disetiap gerbang tol Masing masing bentuk dukungan pemerintah yang diusulkan oleh responden dijelaskan sebagai berikut: Pemerintah menanggung sejumlah pendapatan tol tertentu. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 38/2006, pemerintah dapat memberikan dukungan Pemerintah terhadap demand, yang berdampak langsung pada minimum revenue guarantee. Dengan pemasangan alat deteksi lalulintas disetiap gerbang tol untuk mengetahui volume lalulintas pada jalan tol terkait. Alternatif kebijakan ini bersifat teknis. Alternatif kebijakan yang ditawarkan oleh responden yang berupa Minimum revenue guarantee tidak digunakan dalam simulasi, karena kebijakan ini bersifat menjamin dan tidak mempengaruhi cashflow. Sedangkan untuk alternatif kedua yaitu pemasangan alat deteksi lalulintas bersifat teknis maka juga tidak disertakan dalam simulasi. 71

11 V.3.4 Dukungan Berupa Pembebasan Pajak Salah satu kewajiban investor kepada negara adalah dengan membayar pajak, sehingga pemerintah bisa memberikan dukungan kepada investor dalam proyek infrastruktur jalan tol dengan memberikan pembebasan pajak. Alternatif Kebijakan dukungan berupa pembebasan pajak dari hasil survei adalah: Pengurangan tarif pajak (meskipun tidak sampai dengan 100%). Masing masing bentuk dukungan pemerintah yang diusulkan oleh responden dijelaskan sebagai berikut: Pengurangan tarif pajak, pembebasan pajak tentunya tidak mungkin dilaksanakan mengingat pajak adalah kewajiban setiap individu/ warga negara, tetapi pengurangan tarif pajak (meskipun tidak sampai dengan 100%), pemerintah dapat melaksanakannya tetapi dengan seijin Menteri Keuangan. Alternatif kebijakan yang digunakan dalam simulasi adalah pengurangan tarif pajak. V Alternatif Kebijakan Dalam Pemberian Dukungan Pemerintah Alternatif kebijakan hasil survey dalam pemberian dukungan pemerintah yang dapat digunakan untuk simulasi adalah: Tabel V.1 Alternatif Kebijakan Dukungan Pemerintah Yang Digunakan Dalam Simulasi Item Alternatif Kebijakan Pembebasan Lahan Revolving fund dengan BLU dana tanah bergulir Pembebasan lahan oleh pemerintah Subsidi Modal Upfront Subsidy Sebagian ruas jalan dibangun oleh Pemerintah Pembebasan Pajak Pengurangan tarif pajak Dari alternatif kebijakan dalam hal dukungan Pemerintah yang diusulkan sesuai dengan Tabel V.1 tersebut, dilakukan simulasi pelaksanaan PPPs untuk masing masing alternatif dengan menggunakan perhitungan kelayakan finansial, kemudian 72

12 dari nilai BCR, NPV dan IRR yang dihasilkan dari analisis kelayakan finansial tersebut akan diketahui alternatif kebijakan yang sesuai dengan jalan tol Solo Kertosono. V.4 Analisis Tentang Pilihan Pembagian Pendapatan Dari jajak pendapat dengan para responden, didapatkan hasil bahwa pendapatan tol adalah hak investor sepenuhnya selama masa konsesi, apabila tidak ada dukungan pemerintah terhadap proyek jalan tol tersebuk. Terkait dengan pelaksanaan PPPs, apabila ternyata penerimaan yang diterima oleh investor melebihi penerimaan yang telah disepakati, maka akan dilakukan pembagian keuntungan antara pemerintah investor, dan hal ini diatur dalam PPJT (clawback principle). Konsep Clawback Principle adalah bahwa pemerintah memberikan jaminan mengenai jumlah pendapatan yang akan diperoleh investor dari jalan tol tersebut, apabila ternyata jumlah pendapatan yang diperolah investor lebih kecil dari yang telah dijamin oleh pemerintah maka pemerintah akan memberikan kompensasi finansial kepada investor, akan tetapi apabila jumlah pendapatan lebih besar daripada yang telah dijamin oleh pemerintah, maka pemerintah akan mendapatkan manfaat finansial dari penerimaan tersebut. Clawback principle tidak digunakan dalam simulasi karena tidak terkait dengan cashflow. V. 5 Simulasi Pelaksanaan PPPs Jalan Tol Solo - Kertosono Pada simulasi pelaksanaan PPPs ini, data yang digunakan adalah berupa: 1. Data primer hasil survey. 2. Data sekunder dari feasibility study jalan tol Solo Kertosono yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum (2006) dan The Study On Public Private Partnership for Trans Java Toll Road in The Republic Of Indonesia oleh JICA(2007). Dalam perhitungan simulasi penelitian ini, diasumsikan pemerintah mengeluarkan sunk cost, agar proyek layak secara finansial. Sunk cost merupakan biaya investasi 73

13 yang hilang sebagai bentuk dukungan pemerintah untuk meningkatkan kelayakan finansial dari proyek publik. Pemberian sunk cost berupa pendanaan awal, dianggap lebih menguntungkan dibandingkan pemerintah harus menanggung seluruh biaya investasi pada ruas tol yang tidak menguntungkan secara finansial. Untuk simulasi pelaksanaan PPPs ini, dilakukan perhitungan nilai kelayakan finansial untuk masing masing skenario yang diusulkan oleh para responden untuk mendapatkan nilai benerfit cost ratio (BCR), net present value (NPV) dan internal rate of return (IRR). Dari nilai nilai tersebut diketahui skenario yang memiliki nilai IRR yang paling tinggi, yang dianggap sebagai alternatif kebijakan yang sesuai dengan pelaksanaan PPPs di tol Solo Kertosono. Nilai BCR, NPV dan IRR didapatkan dengan menggunakan rumus berikut: BCR = n t= 0 n t= 0 Bt (1 + r) Ct (1 + r) t t. (V.1) NPV n Bb Ct =. (V.2) t = 0 (1 + r) t IRR = rate of return (tingkat suku bunga) yang memenuhi kondisi berikut: Keterangan : n Bt Ct = 0...(V.3) t (1 + r) t= 0 B C R : Benefit/keuntungan, didapat dari perhitungan pendapatan/revenue : Cost/biaya, total investasi : Ratio Sebelum dilakukan perhitungan nilai kelayakan finansial, maka dilakukan perhitungan revenue (pendapatan) dan cost (biaya). Besarnya biaya investasi (cost) diambil dari hasil studi kelayakan oleh Ditjen Bina Marga Dept. Pekerjaan Umum tahun 2006 yang meliputi biaya pembebasan lahan, detailed engineering design 74

14 (DED), konstruksi, peralatan tol, supervisi, eskalasi, kontingensi, PPN 10%, overhead, financial cost dan IDC (Interest During Construction). Dalam analisis kelayakan finansial, biaya investasi proyek jalan tol Solo Kertosono yang digunakan dapat dilihat pada Tabel V. 2 Tabel V.2 Biaya Investasi Jalan Tol Solo Kertosono Solo Ngawi Ngawi Kertosono TOTAL Rp ,63 M Rp ,51 M Besarnya revenue (pendapatan) dihitung dengan menggunakan asumsi asumsi. Sebelumnya dilakukan perhitungan penetapan tarif, kemudian dilanjutkan dengan perhitungan pendapatan. Dalam analisis biaya manfaat harus diperhatikan batasan atau asumsi yang dipergunakan, sehingga dasar perhitungan yang dipergunakan dapat dibenarkan. Asumsi analisis finansial yang digunakan dalam perhitungan kelayakan finansial pembangunan jalan tol Solo - Kertosono adalah sebagai berikut (Studi kelayakan jalan tol Solo Kertosono, Ditjen Bina Marga, Dept. Pekerjaan Umum, 2006): Tahun dasar operasi : 2010 Masa konsesi : 35 tahun Tingkat harga : 2006 Pertumbuhan Lalin : 7% Discount rate : 13% Perkiraan inflasi : 7% Biaya desain : 1% dari biaya konstruksi Biaya supervisi : 1% dari biaya konstruksi Biaya peralatan tol : 1% dari biaya konstruksi Biaya overhead : 2% dari biaya konstruksi Biaya tak terduga : 5% dari biaya konstruksi Financial cost (provisi dan Komitmen) : 1.25% dari biaya konstruksi 75

15 IDC (interest during construction) : 14% dari keseluruhan biaya Revenue dihitung dengan menggunakan 5 Golongan (didapatkan dari data traffic counting) V.5.1 Penetapan Tarif Awal Penentuan tarif awal pada ruas ruas Solo Mantingan, Mantingan Ngawi dan Ngawi Kertosono dilakukan satu nilai tarif tol. Hal ini didasarkan pada karakteristik sosial ekonomi pada wilayah wilayah yang dilalui oleh ruas ruas jalan tol tersebut memiliki persamaan sehingga akan lebih baik menetapkan tarif awal yang sama pada ruas ruas jalan tol yang saling berhubungan ini. Untuk itu, penentuan tarif awal pada ruas ruas ini merupakan hasil analisa dari usulan tarif tol rata rata ruas tersebut. Perhitungan tarif awal dilakukan dengan menyesuaikan tarif tahun 2005 (hasil Studi Kelayakan Jalan Tol Solo Kertosono oleh Dirjen Bina Marga, 2006) menjadi tarif tahun 2009 dengan eskalasi inflasi 7%. Secara ringkas dapat dilihat pada Tabel V.3 Tabel V.3 Tarif Tol yang Diadopsi Ruas Tarif Th Tarif Th Solo Mantingan Mantingan Ngawi Ngawi Kertosono Tarif Awal Rata rata Berdasarkan perhitungan rata rata didapat nilai tarif awal di tahun 2010 untuk golongan 1 adalah Rp Dipertimbangkan tarif awal Rp. 500/km. V.5.2 Estimasi Pendapatan Tol 76

16 A. Penyesuaian Pendapatan Tol Kenaikan tarif tol diasumsikan terjadi per 2 tahun. Evaluasi dan penyesuaian tarif diusulkan mengikuti laju inflasi 7% yang diterapkan untuk seluruh tahun perhitungan. B. Sistem Operasi Jalan Tol Tarif yang diterapkan pada system operasi ini adalah tarif distance proportional, yaitu tarif dasar dengan pendekatan berdasarkan tarif rata rata tertimbang pada ruas jalan tol eksisting tersebut. Tarif dasar rata rata tertimbang didapat dari rata rata tarif per jarak (Rp/km) setiap asal tujuan pada cabang jalan tol tersebut. Pendapatan ruas jalan tol dengan sistem operasi tertutup, dihitung berdasarkan volume lalulintas cross sectional dikalikan panjang perjalanan yang ditempuh dikalikan tarif tol per-kilometer, atau secara rumus adalah: Pendapatan system tertutup = kendaraan-km x tarif (Rp./km) (V.4) C. Estimasi Pendapatan Tol Volume lalulintas jalan tol Solo Kertosono untuk masing masing ruas adalah: Solo Ngawi Ngawi Kertosono Lalulintas awal kend/hari (2010) kend/hari (2010) Pada perhitungan estimasi pendapatan tol/revenue, digunakan 5 penggolongan kendaraan berdasarkan hasil survey traffic count yang dilakukan pada feasibility study Bina Marga (2006) serta tingkat pertumbuhan lalulintas sebesar 8,5%. Berikut adalah prosentase penggolongan kendaraan: Golongan 1: 72.54% Golongan 2: 20.48% Golongan 3: 3.70% Golongan 4: 3.28% Golongan 5: 0% 77

17 Berdasarkan volume lalulintas dan asumsi tarif seperti disebutkan diatas, maka dapat dihitung estimasi pendapatan Jalan Tol. Tabel V.4 menunjukkan volume lalulintas pertahun dan hasil perhitungan revenue/pendapatan untuk ruas jalan tol Solo - Ngawi, Tabel V.5 menunjukkan volume lalulintas pertahun dan hasil perhitungan revenue/pendapatan untuk ruas jalan tol Ngawi Kertosono. Perhitungan cashflow untuk ruas Solo Ngawi tanpa skenario tersaji pada Tabel V.6, sedangkan perhitungan cashflow untuk ruas Ngawi Kertosono tanpa skenario tersaji pada Tabel V.7. Kemudian sebagai dasar perbandingannya, maka dihitung analisis kelayakan jalan tol Solo Kertosono dengan analisis finansial, yang mana hasil perhitungannya dirangkum pada Tabel V.8 berikut: Tabel V.8 Tol Solo Kertosono Tanpa Dukungan Pemerintah Ruas Panjang (km) Biaya Investasi Total (Rp. M) LHR IRR on Project Tarif (2010) (Rp/km) Solo Ngawi , , % 500 Ngawi Kertosono , , % 500 Setelah dilakukan perhitungan revenue, dilanjutkan dengan analisis kelayakan finansial berdasarkan skenario alternatif kebijakan, masing masing perhitungan tersebut dijelaskan secara detail pada sub bab berikutnya. 78

18 Tabel V.4 Perhitungan Revenue Jalan Tol Solo Ngawi TAHUN LHR Golongan 1 Golongan 2 Golongan 3 Golongan IV Golongan V TOTAL ,143,286, ,021,805, ,399,783, ,415,976, ,980,852, ,357,615, ,923,985, ,339,762, ,457,574, ,078,937, ,493,376, ,216,384, ,373,738, ,603,331, ,686,831, ,642,714, ,938,023, ,511,112, ,863,665, ,955,514, ,906,986, ,131,825, ,762,223, ,250,031, ,051,066, ,657,337, ,271,759, ,409,212, ,291,289, ,629,599, ,723,071, ,498,934, ,150,134, ,220,418, ,592,558, ,469,684, ,566,152, ,224,919, ,843,829, ,104,587, ,216,653, ,622,768, ,647,411, ,528,212, ,015,045, ,439,066, ,937,801, ,708,975, ,353,189, ,439,032, ,482,973, ,931,581, ,079,873, ,088,508, ,582,936, ,805,961, ,723,450, ,906,039, ,976,962, ,412,414, ,786,557, ,195,795, ,596,643, ,174,659, ,753,655, ,819,994, ,957,681, ,269,754, ,325,943, ,048,373,374, ,801,994, ,053,450, ,796,729, ,558,538, ,153,210,711, ,309,522, ,037,614, ,822,862, ,641,550, ,458,811,550, ,340,475, ,741,375, ,905,149, ,705,705, ,604,692,705, ,238,865,700, ,647,840, ,380,013, ,042,717, ,029,936,272, ,362,752,270, ,112,624, ,018,014, ,046,989, ,232,929,899, ,723,881,622, ,047,469, ,857,788, ,869,441, ,824,656,323, ,896,269,785, ,052,216, ,443,567, ,356,385, ,107,121,955, ,398,781,278, ,015,861,054, ,706,113, ,160,828, ,930,509,273, ,638,659,405, ,117,447,159, ,176,724, ,276,911, ,323,560,201, ,337,904,148, ,413,570,656, ,508,556, ,320,292, ,469,303,654, ,671,694,563, ,554,927,722, ,559,412, ,052,321, ,016,234,019, ,644,693,622, ,966,983,568, ,817,656, ,041,187, ,610,536,035, ,109,162,984, ,163,681,925, ,199,422, ,545,305, ,371,589,638, ,463,091,175, ,737,057,636, ,317,269, ,594,811, ,590,060,892, ,109,400,293, ,010,763,399, ,248,996, ,654,292, ,649,066,982, ,993,391,371, ,808,615,700, ,439,979, ,016,622,680, ,736,069,732, ,892,730,508, ,189,477,270, ,009,183,977, ,118,284,948, ,209,676,705, ,514,304,093, ,299,688,747, ,276,617,732, ,414,630,459, ,505,241,032, ,765,734,502, ,829,657,622, ,404,279,505, ,556,093,505, ,555,765,135, ,413,654,145, ,374,516,892, ,776,413,574, ,968,458,284, ,533,042,896, ,155,019,560, ,111,968,581, ,954,054,931, ,165,304,113, ,386,347,186,

19 Tabel V.5 Perhitungan Revenue Jalan Tol Ngawi - Kertosono TAHUN LHR Golongan 1 Golongan 2 Golongan 3 Golongan IV Golongan V TOTAL ,368,135, ,469,384, ,952,911, ,137,010, ,927,441, ,548,111, ,357,016, ,889,385, ,174,724, ,969,237, ,512,974, ,577,041, ,905,927, ,301,163, ,297,107, ,329,833, ,157,878, ,009,384, ,523,912, ,021,009, ,071,534, ,130,376, ,207,187, ,851,207, ,260,306, ,089,723, ,807,227, ,983,511, ,035,783, ,916,246, ,000,394, ,545,245, ,606,602, ,834,342, ,986,585, ,162,142, ,788,268, ,723,736, ,504,681, ,178,829, ,722,006, ,918,665, ,923,116, ,941,831, ,505,619, ,694,023, ,704,168, ,857,123, ,625,461, ,880,777, ,908,862, ,076,375, ,837,408, ,927,938, ,750,584, ,014,805, ,082,365, ,233,382, ,339,694, ,670,248, ,602,571, ,847,408, ,271,836, ,814,737, ,536,554, ,411,355, ,702,740, ,003,915, ,923,257, ,028,041,269, ,055,025, ,420,325, ,476,250, ,987,196, ,115,938,797, ,178,015, ,042,302, ,728,940, ,105,041, ,393,054,299, ,868,235, ,825,919, ,144,264, ,322,022, ,512,160,442, ,152,039,490, ,877,765, ,522,638, ,227,789, ,887,667,683, ,250,538,866, ,591,314, ,570,824, ,362,265, ,049,063,270, ,561,078,930, ,102,078, ,249,849, ,466,049, ,557,896,907, ,694,551,179, ,626,305, ,865,711, ,553,896, ,776,597,093, ,115,350,600, ,830,858, ,792,589, ,121,518, ,466,095,566, ,296,213,076, ,424,396, ,242,855, ,566,407, ,762,446,737, ,866,420,189, ,213,901,684, ,411,213, ,023,236, ,696,756,323, ,111,499,115, ,317,690,278, ,412,371, ,727,222, ,098,328,988, ,884,162,133, ,644,905,717, ,233,799, ,069,885, ,364,371,535, ,216,257,995, ,785,545,156, ,111,788, ,610,360, ,908,525,301, ,263,260,262, ,228,940,657, ,919,298, ,964,628, ,624,084,846, ,713,269,014, ,419,515,083, ,825,898, ,834,104, ,361,444,101, ,132,016,542, ,020,341,166, ,556,140, ,210,858, ,686,124,707, ,741,803,957, ,278,580,335, ,762,190, ,141,886, ,685,288,370, ,664,287,425, ,092,733,797, ,879,886, ,092,461,495, ,835,362,604, ,490,583,999, ,442,662,537, ,070,172,616, ,185,866,953, ,189,286,107, ,095,658,271, ,545,886,712, ,335,923,231, ,480,347,364, ,457,815,580, ,215,337,054, ,020,060,026, ,450,144,667, ,606,917,064, ,292,458,812,

20 Tabel V.6 Analisis Kelayakan Finansial Jalan Tol Solo Ngawi Tanpa Skenario 81 Tahun Manfaat Biaya Selisih Manfaat- Present Value (i = 13%) Total Biaya Tanah DED Konstruksi Peralatan Supervisi Kontingensi IDC Overhead Finansial Cost PPN Eskalasi O-M Periodik (5 thn) Biaya Manfaat Biaya , , , (186,989.00) - 186, , , , , , , , , , , ,353, (1,353,445.20) - 1,197, , ,113, , , , , , , , , ,956, (1,956,550.60) - 1,532, , , , , , , , , , , (941,645.20) - 652, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , (172,624.37) 83, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , (22,281.30) 110, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,048, , , , , , ,153, , , , , , ,458, , , ,098, , , ,604, , , ,217, , , ,029, , , ,599, , , ,232, , , ,769, , , ,824, ,055, ,196, ,627, , , ,107, , , ,575, , , ,930, , , ,331, , , ,323, , , ,676, , , ,469, , , ,734, , , ,016, ,480, ,781, ,234, , , ,610, , , ,736, , , ,371, , , ,425, , , ,590, , ,094, ,495, , , ,649, , ,186, ,462, , , ,736, ,076, ,813, ,922, , , ,209, , ,457, ,752, , , ,505, , ,717, ,788, , , ,555, , ,868, ,687, , , ,533, , ,218, ,314, , , ,386, ,912, ,481, ,904, , ,

21 Tabel V.7 Analisis Kelayakan Finansial Jalan Tol Ngawi Kertosono Tanpa Skenario 82 Tahun Manfaat Biaya Selisih Manfaat- Present Value (i = 13%) Total Biaya Tanah DED Konstruksi Peralatan Supervisi Kontingensi IDC Overhead Finansial Cost PPN Eskalasi O-M Periodik (5 thn) Biaya Manfaat Biaya , , , (131,774.00) - 131, , , , , , , , , , , ,088, (1,088,404.63) - 963, , , , , , , , , , , ,583, (1,583,476.73) - 1,240, , , , , , , , , , , (805,854.63) - 558, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , (90,181.35) 91, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,028, , , , , , ,115, , , , , , ,393, , , ,081, , , ,512, , , ,177, , , ,887, , , ,516, , , ,049, , , ,650, , , ,557, , ,016, ,540, , , ,776, , , ,320, , , ,466, , , ,953, , , ,762, , , ,211, , , ,696, , , ,073, , , ,098, ,246, ,501, ,596, , , ,364, , , ,630, , , ,908, , , ,118, , , ,624, , , ,717, , , ,361, , , ,384, , , ,686, ,748, ,333, ,352, , , ,685, , ,178, ,506, , , ,835, , ,374, ,460, , , ,189, , ,482, ,706, , , ,457, , ,739, ,717, , , ,292, ,452, ,617, ,674, , ,

22 V.5.3 Simulasi Analisis Kelayakan Finansial Untuk Bentuk Dukungan Pemerintah A. Skenario 1: Revolving Fund (BLU dana tanah bergulir) Pada skenario ini, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 1 tahun 2008, pemerintah memberikan pinjaman/dana talangan kepada investor untuk keperluan pembebasan lahan, dan investor berkewajiban mengembalikan dana tersebut setelah pembebasan lahan satu seksi dari ruas jalan tol bersangkutan selesai dilakukan ditambah dengan bunga Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) ditambah 1% (KPS, Oktober 2008). Keuntungan skenario ini adalah investor tidak perlu mengeluarkan biaya pembebasan lahan pada saat awal investasi. Sedangkan untuk pemerintah, walaupun pemerintah harus menyediakan dana pembebasan lahan di awal proyek, akan tetapi dana tersebut akan terus digunakan untuk pembebasan lahan proyek yang lainnya setelah dikembalikan oleh investor. Dalam skenario ini asumsi pembayaran investor kepada pemerintah adalah 100% yang dimulai setelah tanah 1 ruas selesai dibebaskan (asumsi waktu pembebasan lahan adalah 2 tahun). Hasil perhitungannya dapat dilihat pada Tabel V.9, untuk ruas Ngawi Kertosono hasil perhitungannya dapat dilihat pada Tabel V.10. Dari Tabel V.9 dan Tabel V.10 dapat dilihat bahwa dalam perhitungan simulasi, biaya pembebasan lahan ditiadakan, dan dibayar oleh investor, tiap ruas masing masing pada tahun ke-3 setelah pembebasan lahan 1 ruas selesai dilaksanakan. Hasil analisis kelayakan finansial yang berupa parameter finansial dapat dilihat pada Tabel V.11 dan 5.12 Tabel V.11 Parameter Finansial ruas Solo - Ngawi Dengan Skenario Revolving Fund PARAMETER FINANSIAL Nilai Parameter BCR (i=13%) 1.11 NPV (i=13%) 562, IRR 13.63% 83

23 Tabel V.12 Parameter Finansial ruas Ngawi - Kertosono Dengan Skenario Revolving Fund PARAMETER FINANSIAL Nilai Parameter BCR (i=13%) 1.19 NPV (i=13%) 839, IRR 14.21% B. Skenario 2: Pembebasan Lahan Oleh Pemerintah Dalam skenario ini biaya pembebasan lahan seluruhnya ditanggung oleh pemerintah. Dengan skenario Pemerintah memerlukan anggaran yang cukup besar. Skenario seperti ini telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 1 tahun Hasil perhitungan analisis kelayakan finansial tersaji pada Tabel V.13 dan Tabel V.14 Dari Tabel V.13 dan Tabel V.14 dapat dilihat bahwa dalam skenario ini biaya pembebasan lahan sama sekali ditiadakan untuk masing masing ruas. Berikut adalah hasil analisis kelayakan finansial jalan tol Solo Ngawi dan Ngawi - Kertosono dengan skenario pembebasan lahan dilakukan sepenuhnya oleh pemerintah. Tabel V.15 Parameter Finansial Ruas Solo Ngawi Dengan Skenario Pembebasan Lahan Sepenuhnya Oleh Pemerintah PARAMETER FINANSIAL Nilai Parameter BCR (i=13%) 1.24 NPV (i=13%) 1,262, IRR 14.47% Tabel V.16 Parameter Finansial Ruas Ngawi - Kertosono Dengan Skenario Pembebasan Lahan Sepenuhnya Oleh Pemerintah PARAMETER FINANSIAL Nilai Parameter BCR (i=13%) 1.30 NPV (i=13%) 1,319, IRR 15.10% 84

24 Tabel V.9 Analisis Kelayakan Finansial Jalan Tol Solo - Ngawi Dengan Skenario Revolving Fund 85 Tahun Manfaat Biaya Selisih Manfaat- Present Value (i = 13%) Total Biaya Tanah DED Konstruksi Peralatan Supervisi Kontingensi IDC Overhead Finansial Cost PPN Eskalasi O-M Periodik (5 thn) Biaya Manfaat Biaya , , (22,269.00) - 22, , , , , , , , , , , (941,645.20) - 833, , ,113, , , , , , , , , ,603, (2,603,076.60) - 2,038, , , , , , , , , , , (941,645.20) - 652, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , (172,624.37) 83, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , (22,281.30) 110, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,048, , , , , , ,153, , , , , , ,458, , , ,098, , , ,604, , , ,217, , , ,029, , , ,599, , , ,232, , , ,769, , , ,824, ,055, ,196, ,627, , , ,107, , , ,575, , , ,930, , , ,331, , , ,323, , , ,676, , , ,469, , , ,734, , , ,016, ,480, ,781, ,234, , , ,610, , , ,736, , , ,371, , , ,425, , , ,590, , ,094, ,495, , , ,649, , ,186, ,462, , , ,736, ,076, ,813, ,922, , , ,209, , ,457, ,752, , , ,505, , ,717, ,788, , , ,555, , ,868, ,687, , , ,533, , ,218, ,314, , , ,386, ,912, ,481, ,904, , ,

25 Tabel V.10 Analisis Kelayakan Finansial Jalan Tol Ngawi - Kertosono Dengan Skenario Revolving Fund 86 Tahun Manfaat Biaya Selisih Manfaat- Present Value (i = 13%) Total Biaya Tanah DED Konstruksi Peralatan Supervisi Kontingensi IDC Overhead Finansial Cost PPN Eskalasi O-M Periodik (5 thn) Biaya Manfaat Biaya , , (18,754.00) - 18, , , , , , , , , , , (805,854.63) - 713, , , , , , , , , , , ,027, (2,027,080.23) - 1,587, , , , , , , , , , , (805,854.63) - 558, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , (90,181.35) 91, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,028, , , , , , ,115, , , , , , ,393, , , ,081, , , ,512, , , ,177, , , ,887, , , ,516, , , ,049, , , ,650, , , ,557, , ,016, ,540, , , ,776, , , ,320, , , ,466, , , ,953, , , ,762, , , ,211, , , ,696, , , ,073, , , ,098, ,246, ,501, ,596, , , ,364, , , ,630, , , ,908, , , ,118, , , ,624, , , ,717, , , ,361, , , ,384, , , ,686, ,748, ,333, ,352, , , ,685, , ,178, ,506, , , ,835, , ,374, ,460, , , ,189, , ,482, ,706, , , ,457, , ,739, ,717, , , ,292, ,452, ,617, ,674, , ,

26 Tabel V.13 Analisis Kelayakan Finansial Jalan Tol Solo - Ngawi Dengan Skenario Pembebasan Lahan Dilakukan Seluruhnya Oleh Pemerintah 87 Tahun Manfaat Biaya Selisih Manfaat- Present Value (i = 13%) Total Biaya Tanah DED Konstruksi Peralatan Supervisi Kontingensi IDC Overhead Finansial Cost PPN Eskalasi O-M Periodik (5 thn) Biaya Manfaat Biaya , , (22,269.00) - 22, , , , , , , , , , , (941,645.20) - 833, ,113, , , , , , , , , ,709, (1,709,470.60) - 1,338, , , , , , , , , , , (941,645.20) - 652, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , (172,624.37) 83, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , (22,281.30) 110, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,048, , , , , , ,153, , , , , , ,458, , , ,098, , , ,604, , , ,217, , , ,029, , , ,599, , , ,232, , , ,769, , , ,824, ,055, ,196, ,627, , , ,107, , , ,575, , , ,930, , , ,331, , , ,323, , , ,676, , , ,469, , , ,734, , , ,016, ,480, ,781, ,234, , , ,610, , , ,736, , , ,371, , , ,425, , , ,590, , ,094, ,495, , , ,649, , ,186, ,462, , , ,736, ,076, ,813, ,922, , , ,209, , ,457, ,752, , , ,505, , ,717, ,788, , , ,555, , ,868, ,687, , , ,533, , ,218, ,314, , , ,386, ,912, ,481, ,904, , ,

BAB IV PENYAJIAN DATA

BAB IV PENYAJIAN DATA BAB IV PENYAJIAN DATA PPPs dianggap sebagai bentuk skema pembiayaan yang menguntungkan bagi maupun swasta. Dengan membagi tanggungjawab kepada pihak yang mampu melaksanakannya, maka operasional dan pelayanan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Bagan Alir Penelitian

BAB III METODOLOGI. Bagan Alir Penelitian BAB III METODOLOGI III.1 Bagan Alir Penelitian Pelaksanaan penelitian ini didasarkan pada diagram alir seperti yang terlihat pada Gambar III.1. Penelitian ini mengkaji pelaksanaan PPPs di Indonesia, yaitu

Lebih terperinci

KAJIAN PELAKSANAAN PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP (PPP) PADA SEKTOR JALAN TOL DI INDONESIA TESIS SYAFAATUN NAIMAH NIM :

KAJIAN PELAKSANAAN PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP (PPP) PADA SEKTOR JALAN TOL DI INDONESIA TESIS SYAFAATUN NAIMAH NIM : KAJIAN PELAKSANAAN PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP (PPP) PADA SEKTOR JALAN TOL DI INDONESIA (Studi Kasus : Jalan Tol Solo - Kertosono) TESIS Oleh SYAFAATUN NAIMAH NIM : 25007023 Program Studi Rekayasa Transportasi

Lebih terperinci

UPAYA UNTUK MENEROBOS HAMBATAN INVESTASI JALAN TOL

UPAYA UNTUK MENEROBOS HAMBATAN INVESTASI JALAN TOL UPAYA UNTUK MENEROBOS HAMBATAN INVESTASI JALAN TOL Oleh FRANS S. SUNITO DIREKTUR UTAMA PT JASA MARGA (PERSERO) KONFERENSI NASIONAL TEKNIK JALAN KE-8, HOTEL MERCURE,JAKARTA, 4-5 SEPTEMBER 2007 DAFTAR ISI

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PANDAAN

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PANDAAN ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PANDAAN Djoko Susilo 1 dan Christiono Utomo Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email: 1) djokoyysusilo@yahoo.com

Lebih terperinci

PEMBEBASAN LAHAN BAGI INFRASTRUKTUR

PEMBEBASAN LAHAN BAGI INFRASTRUKTUR PEMBEBASAN LAHAN BAGI INFRASTRUKTUR SIDANG KOMISI BIDANG EKONOMI PADA NATIONAL SUMMIT 2009 oleh Frans S. Sunito Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk. H l Ri C l P ifi Pl J k Hotel Ritz Carlton Pacific

Lebih terperinci

ANALISA PENENTUAN MASA KONSESI DENGAN MODEL SIMULASI PADA PROYEK PPP JALAN TOL KERTOSONO- MOJOKERTO

ANALISA PENENTUAN MASA KONSESI DENGAN MODEL SIMULASI PADA PROYEK PPP JALAN TOL KERTOSONO- MOJOKERTO ANALISA PENENTUAN MASA KONSESI DENGAN MODEL SIMULASI PADA PROYEK PPP JALAN TOL KERTOSONO- MOJOKERTO Rizki Hari Wahyunarso 1), Tri Joko Wahyu Adi 2), dan Farida Rachmawati 3) 1) Jurusan Teknik Sipil, Institut

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL PADA INVESTASI JALAN TOL CIKAMPEK-PADALARANG

ANALISIS FINANSIAL PADA INVESTASI JALAN TOL CIKAMPEK-PADALARANG ANALISIS FINANSIAL PADA INVESTASI JALAN TOL CIKAMPEK-PADALARANG Lulu Widia Roswita NRP : 9721055 Pembimbing : V. Hartanto, Ir., M. Sc FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab metodologi penelitian ini akan disampaikan bagan alir dimana dalam bagan alir ini menjelaskan tahapan penelitian yang dilakukan dan langkah-langkah apa saja yang

Lebih terperinci

Analisis Ekonomi Proyek Jalan Tol Penajam Samarinda

Analisis Ekonomi Proyek Jalan Tol Penajam Samarinda Reka racana Teknik Sipil Itenas No.x Vol.xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Agustus 2014 Analisis Ekonomi Proyek Jalan Tol Penajam Samarinda GLEN WEMPI WAHYUDI 1, DWI PRASETYANTO 2, EMMA AKMALAH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang digunakan dalam analisa dan pembahasan penelitian ini satu persatu secara singkat dan kerangka berfikir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jaringan jalan sebagai bagian dari sektor transportasi memiliki peran untuk

BAB I PENDAHULUAN. Jaringan jalan sebagai bagian dari sektor transportasi memiliki peran untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu sektor penting bagi perkembangan perekonomian wilayah dan kehidupan masyarakat. Adanya pertumbuhan dan perkembangan aktivitas di suatu

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan Dan Saran

BAB V. Kesimpulan Dan Saran BAB V Kesimpulan Dan Saran 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang dilakukan penulis, maka dapat diperoleh kesimpulan antara lain: 1. Kebutuhan dana untuk investasi awal untuk proyek

Lebih terperinci

KAJIAN AWAL KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI JALAN REL

KAJIAN AWAL KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI JALAN REL KAJIAN AWAL KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI JALAN REL Herman Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional Jln. PHH Mustapa No. 23 Bandung, 40124 Tlp. 022-7272215

Lebih terperinci

Pembiayaan Komersial sebagai Upaya Mempercepat Penyelenggaraan Infrastruktur Berkelanjutan

Pembiayaan Komersial sebagai Upaya Mempercepat Penyelenggaraan Infrastruktur Berkelanjutan Pembiayaan Komersial sebagai Upaya Mempercepat Penyelenggaraan Infrastruktur Berkelanjutan Oleh: Zulkifli Zaini, B.Sc., M.B.A Presiden Direktur PT Bank Mandiri Tbk Overview Sektor Infrastruktur Pembangunan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014.

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014. II. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014. Tempat Pengambilan sampel harga pokok produksi kopi luwak dilakukan di usaha agroindustri

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN TOL KRIAN-GEMPOL

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN TOL KRIAN-GEMPOL STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN TOL KRIAN-GEMPOL Nama Mahasiswa : Wisnu Arif Hergayasa NRP : 3108 100 121 Jurusan : Teknik Sipil Dosen Pembimbing : Cahya Buana ST., MT. Istiar ST., MT. Studi Kelayakan

Lebih terperinci

2 b. bahwa Badan Layanan Umum bidang Pendanaan Sekretariat Badan Pengatur Jalan Tol telah ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 406/KMK.0

2 b. bahwa Badan Layanan Umum bidang Pendanaan Sekretariat Badan Pengatur Jalan Tol telah ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 406/KMK.0 No.2054, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPU. BLU. Jalan Tol. Pengadaan Tanah. Dana Bergulir. Penggunaan. Tata Cara. Perubahan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK

Lebih terperinci

Analisis Finansial Proyek Jalan Tol Balikpapan-Samarinda

Analisis Finansial Proyek Jalan Tol Balikpapan-Samarinda Reka Racana Jurusan Teknik Sipil Itenas No.x Vol.xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Agustus 2014 Analisis Finansial Proyek Jalan Tol Balikpapan-Samarinda INDRA SATYA RUSWANDI 1, DWI PRASETYANTO

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Perjanjian yang mengatur ketentuan: kepada BPJT, antara lain: perencanaan teknik; 2) Laporan triwulanan (3 bulanan) penggunaan dana;

BAB V PENUTUP. Perjanjian yang mengatur ketentuan: kepada BPJT, antara lain: perencanaan teknik; 2) Laporan triwulanan (3 bulanan) penggunaan dana; BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Penerapan prinsip transparansi yang dilakukan dalam Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol dapat terlihat dari klausul-klausul dalam Perjanjian yang mengatur ketentuan: a) Kewajiban-kewajiban

Lebih terperinci

layak atau tidak maka digunakan beberapa metode dengan harapan mendapatkan

layak atau tidak maka digunakan beberapa metode dengan harapan mendapatkan BAB V PEMBAHASAN 5.1 Umum Analisis kelayakan investasi proyek jalan tol pada dasaraya adalah mencoba mengkaji ulang suatu rencana penanaman sejumlah uang dengan memperhatikan manfaat yang dinikmati oleh

Lebih terperinci

TESIS ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL BENOA-BANDARA-NUSA DUA A.A. ASTRI DEWI

TESIS ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL BENOA-BANDARA-NUSA DUA A.A. ASTRI DEWI TESIS A.A. ASTRI DEWI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2012 TESIS A.A ASTRI DEWI NIM 1091561021 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

Lebih terperinci

II. KERANGKA PEMIKIRAN

II. KERANGKA PEMIKIRAN II. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan erat dengan permasalahan yang ada

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Studi ini dilakukan dengan mengumpulkan literatur, baik berupa buku-buku

III. METODE PENELITIAN. Studi ini dilakukan dengan mengumpulkan literatur, baik berupa buku-buku III. METODE PENELITIAN A. Umum Studi ini dilakukan dengan mengumpulkan literatur, baik berupa buku-buku maupun jurnal-jurnal yang membahas tentang studi kelayakan, yang dapat menambah pengetahuan tentang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Untuk mencapai tujuan suatu penelitian, diperlukan suatu desain penelitian yang didalamnya memuat proses perencanaan dan pelaksanaan penelitian yang sistematis, terorganisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prospek pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) sangat besar dan beragam. Berdasarkan data cadangan dan produksi energi terbarukan Indonesia 2007, (http://www.ebtke.esdm.go.id/energi/...pltmh.html)

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Sedangkan perumahan merupakan kumpulan atau kelompok rumah yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis lakukan pada Warnet Pelangi, maka penulis menyimpulkan bahwa: 1. Warnet Pelangi belum menerapkan

Lebih terperinci

Analisis Kelayakan Ekonomi Rencana Pembangunan Jalan Sejajar Jalan Sapan - Buah Batu Bandung

Analisis Kelayakan Ekonomi Rencana Pembangunan Jalan Sejajar Jalan Sapan - Buah Batu Bandung Rekaracana Teknik Sipil Itenas No.x Vol. xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Agustus 2015 Analisis Kelayakan Ekonomi Rencana Pembangunan Jalan Sejajar Jalan Sapan - Buah Batu Bandung TAUPIK HIDAYAT¹,

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengambil tempat di kantor administratif Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat yang berlokasi di Kompleks Pasar Baru Lembang

Lebih terperinci

ANALISA KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN BERLIAN KUOK SEJAHTERA

ANALISA KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN BERLIAN KUOK SEJAHTERA ANALISA KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN BERLIAN KUOK SEJAHTERA Hendra Taufik 1 dan Ria Larici 2 1,2 Program Studi S1 Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Berdasarkan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui kelayakan pengembangan usaha pengolahan komoditi kelapa, dampaknya terhadap

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi)

Lebih terperinci

STUDI HARGA AIR BAKU PADA BENDUNGAN BENDO KABUPATEN PONOROGO PROVINSI JAWA TIMUR

STUDI HARGA AIR BAKU PADA BENDUNGAN BENDO KABUPATEN PONOROGO PROVINSI JAWA TIMUR STUDI HARGA AIR BAKU PADA BENDUNGAN BENDO KABUPATEN PONOROGO PROVINSI JAWA TIMUR Intan Fardania Putri 1, Rispiningtati 2, Ussy Andawayanti 2 1 Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Sejarah Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Sejarah Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Perusahaan Sehubungan dengan rencana investasi beberapa ruas Jalan Tol di Indonesia dan adanya kebijakan baru Pemerintah yang tertuang dalam Undang-Undang No. 38 tahun 2004

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Kota depok yang memiliki 6 kecamatan sebagai sentra produksi Belimbing Dewa. Namun penelitian ini hanya dilakukan pada 3 kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Studi Pendahuluan. Rumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Pengumpulan Data. Analisis Data

BAB III METODE PENELITIAN. Studi Pendahuluan. Rumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Pengumpulan Data. Analisis Data BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Sesuai tujuan yang hendak dicapai, maka konsep rancangan penelitian secara skematis ditunjukkan Gambar 3.1 Studi Pendahuluan Studi Pustaka Rumusan Masalah

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN AKASIA RESIDENCE

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN AKASIA RESIDENCE ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN AKASIA RESIDENCE TUGAS AKHIR OLEH : NI PUTU FITRI MAHA INDRAWATI ( 1004105083) JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2015 UCAPAN

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN JALAN ALTERNATIF SIRING LAUT PERTAMINA KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN

STUDI KELAYAKAN JALAN ALTERNATIF SIRING LAUT PERTAMINA KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN STUDI KELAYAKAN JALAN ALTERNATIF SIRING LAUT PERTAMINA KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN Amalia F. Mawardi, Djoko Sulistiono, Widjonarko dan Ami Asparini Program Studi Diploma Teknik Sipil FTSP ITS, Surabaya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Aspek ekonomi dan keuangan membahas tentang kebutuhan modal dan investasi yang diperlukan dalam pendirian dan pengembangan usaha yang

Lebih terperinci

MODEL HUBUNGAN ANTARA VOLUME LALULINTAS DENGAN TARIF JALAN TOL

MODEL HUBUNGAN ANTARA VOLUME LALULINTAS DENGAN TARIF JALAN TOL MODEL HUBUNGAN ANTARA VOLUME LALULINTAS DENGAN TARIF JALAN TOL Dwi Prasetyanto Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional Jl. PHH. Mustapha No. 23, Bandung, 40124 Tlp. (022) 7272215 dwi_prasetyanto@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PERHITUNGAN CONTINGENT LIABILITIES DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO

PENGEMBANGAN MODEL PERHITUNGAN CONTINGENT LIABILITIES DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO PENGEMBANGAN MODEL PERHITUNGAN CONTINGENT LIABILITIES DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO Abstraksi Kewajiban-kewajiban yang bersifat kontijensi dapat menjadi beban APBN apabila peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Citra Jaya Putra Utama merupakan salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang distribusi farmasi. Perusahaan saat ini ingin melakukan investasi modal dalam bentuk cabang baru di Surabaya

Lebih terperinci

PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI

PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI MATERI KULIAH 4 PERTEMUAN 6 FTIP - UNPAD METODE MEMBANDINGKAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI Ekivalensi Nilai dari Suatu Alternatif Investasi Untuk menganalisis

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN PENAMBAHAN GEDUNG PARKIR MALL PEKANBARU

ANALISIS KELAYAKAN PENAMBAHAN GEDUNG PARKIR MALL PEKANBARU ANALISIS KELAYAKAN PENAMBAHAN GEDUNG PARKIR MALL PEKANBARU M. Thamrin dan Rita Wiyati Fakultas Ekonomi Universitas Lancang Kuning ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahaui untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada akhirnya setelah penulis melakukan penelitian langsung ke perusahaan serta melakukan perhitungan untuk masing-masing rumus dan mencari serta mengumpulkan

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI USAHA PADA WARNET KHARISMA DOT NET. Nama : SUKMIATI NPM : Kelas : 3 EB 18

ANALISIS INVESTASI USAHA PADA WARNET KHARISMA DOT NET. Nama : SUKMIATI NPM : Kelas : 3 EB 18 ANALISIS INVESTASI USAHA PADA WARNET KHARISMA DOT NET Nama : SUKMIATI NPM : 26210727 Kelas : 3 EB 18 LATAR BELAKANG Seiring dengan perkembangan teknologi dan komunikasi telah menempatkan internet menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat. PT Trikarya Idea Sakti selaku Developer telah

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat. PT Trikarya Idea Sakti selaku Developer telah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyaknya investasi proyek yang gagal, baik pada tahap pembangunan maupun tahap operasi, membuat perlunya ketepatan dan ketelitian dalam tahap analisis kelayakan

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL PADA PROYEK ROYAL GARDEN RESIDENCE NUSA DUA TUGAS AKHIR

ANALISIS FINANSIAL PADA PROYEK ROYAL GARDEN RESIDENCE NUSA DUA TUGAS AKHIR ANALISIS FINANSIAL PADA PROYEK ROYAL GARDEN RESIDENCE NUSA DUA TUGAS AKHIR Oleh: Candra Santosa 1119151001 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2016 PERNYATAAN Yang bertanda tangan

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ

STUDI KELAYAKAN BISNIS. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ STUDI KELAYAKAN BISNIS Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ http://adamjulian.web.unej.ac.id/ PENDAHULUAN Arti Studi Kelayakan Bisnis??? Peranan Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan Bisnis memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membangun jalan tol di Indonesia sepertinya merupakan investasi yang cukup menguntungkan. Tapi, anggapan ini belum tentu benar sebab resiko yang ada ternyata

Lebih terperinci

ANALISA KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN TOL PEMALANG BATANG

ANALISA KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN TOL PEMALANG BATANG 11 24 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman 11 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts ANALISA KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN TOL PEMALANG BATANG Ardina Rahmalia,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT Mekar Unggul Sari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2011, bertempat di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan peternakan sapi perah di CV. Cisarua Integrated Farming, yang berlokasi di Kampung Barusireum, Desa Cibeureum, Kecamatan

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBUKAAN CABANG BARU KONVEKSI GIAS MULTI KREASI

STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBUKAAN CABANG BARU KONVEKSI GIAS MULTI KREASI STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBUKAAN CABANG BARU KONVEKSI GIAS MULTI KREASI Nama : Afriwan Sinaga NPM : 16209661 Jurusan : Manajemen ( S-1 ) Pembimbing : Sri Kurniasih Agustin, SE., MM. Latar Belakang Penulis

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis Penelitian tentang analisis kelayakan yang akan dilakukan bertujuan melihat dapat tidaknya suatu usaha (biasanya merupakan proyek atau usaha investasi)

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Domba Tawakkal, yang terletak di Jalan Raya Sukabumi, Desa Cimande Hilir No.32, Kecamatan Caringin, Kabupaten

Lebih terperinci

Studi Kelayakan Jalan Arteri Lingkar Luar Barat Surabaya

Studi Kelayakan Jalan Arteri Lingkar Luar Barat Surabaya JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Studi Kelayakan Jalan Arteri Lingkar Luar Barat Surabaya Yessie Afriana W, A.A. Gde Kartika, ST, MSc. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data 19 3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian di lapangan dilakukan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu, Sukabumi Jawa Barat. Pengambilan data di lapangan dilakukan selama 1 bulan,

Lebih terperinci

National Summit 2009

National Summit 2009 National Summit 2009 KOMISI : PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR 29 30 Oktober 2009 Percepatan Pembangunan Infrastruktur 2009 2014 Komisi Infrastruktur KADIN INDONESIA 1 KERANGKA PEMIKIRAN Peraturan PERUNDANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 06/PRT/M/2010

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 06/PRT/M/2010 MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 06/PRT/M/2010 TENTANG PEDOMAN EVALUASI PENERUSAN PENGUSAHAAN JALAN TOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN

Lebih terperinci

Analisis Kelayakan Proyek. Muhammad Taqiyyuddin Alawiy, ST., MT Dosen Fakultas Teknik Elektro Universitas Islam Malang

Analisis Kelayakan Proyek. Muhammad Taqiyyuddin Alawiy, ST., MT Dosen Fakultas Teknik Elektro Universitas Islam Malang Analisis Kelayakan Proyek Muhammad Taqiyyuddin Alawiy, ST., MT Dosen Fakultas Teknik Elektro Universitas Islam Malang Kebijakan Publik Perlukah membangun rumah sakit baru? Membangun bandara atau menambah

Lebih terperinci

Pendahuluan. Prosedur Capital Budgeting atau Rencana Investasi

Pendahuluan. Prosedur Capital Budgeting atau Rencana Investasi Pendahuluan Suatu program capital budgeting atau rencana investasi yang baik membutuhkan beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam proses pengambilan keputusan. Langkah-langkah tersebut adalah : 1) Penelitian

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoretis Kerangka pemikiran teoretis merupakan suatu penalaran peneliti yang didasarkan pada pengetahuan, teori, dalil, dan proposisi untuk menjawab suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jalan Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Makan Sudi Mampir di Kecamatan Bone Pantai Kabupaten Bone Bolango. Waktu penelitian adalah bulan April sampai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perumahan Hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seluruhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

2017, No sudah tidak sesuai lagi dengan peraturan perundangundangan yang ada sehingga perlu diganti; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagai

2017, No sudah tidak sesuai lagi dengan peraturan perundangundangan yang ada sehingga perlu diganti; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagai BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.299, 2017 KEMENPU-PR. Pengusahaan Jalan Tol. Pangadaan Badan Usaha. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01/PRT/M/2017 TENTANG

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan milik Bapak Sarno yang bertempat di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dian Layer Farm yang terletak di Kampung Kahuripan, Desa Sukadamai, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, yang merupakan suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

KELAYAKAN EKONOMI BENDUNGAN JRAGUNG KABUPATEN DEMAK

KELAYAKAN EKONOMI BENDUNGAN JRAGUNG KABUPATEN DEMAK Kelayakan Ekonomi Bendungan Jragung Kabupaten Demak (Kusumaningtyas dkk.) KELAYAKAN EKONOMI BENDUNGAN JRAGUNG KABUPATEN DEMAK Ari Ayu Kusumaningtyas 1, Pratikso 2, Soedarsono 2 1 Mahasiswa Program Pasca

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di industri pembuatan tempe UD. Tigo Putro di Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO FINANSIAL INVESTASI JALAN TOL AKIBAT PERUBAHAN INFLASI (Studi Kasus: Jalan Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa)

ANALISIS RISIKO FINANSIAL INVESTASI JALAN TOL AKIBAT PERUBAHAN INFLASI (Studi Kasus: Jalan Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa) ANALISIS RISIKO FINANSIAL INVESTASI JALAN TOL AKIBAT PERUBAHAN INFLASI (Studi Kasus: Jalan Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa) Oleh: Anggun Pratiwi JF Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1 ABSTRAK Seorang investor pemilik PT X menilai permintaan dan pangsa pasar di kota Bandung terlihat masih menjanjikan untuk bisnis Depot air Minum isi ulang AMIRA. Tetapi sebelum investor menanamkan modalnya

Lebih terperinci

KAJIAN AWAL KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI JALAN REL

KAJIAN AWAL KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI JALAN REL KAJIAN AWAL KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI JALAN REL Dr. Herman, Ir., MT. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional Jl. PHH Mustapa No. 23 Bandung, 40124 (P):

Lebih terperinci

NEW YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT (NYIA)

NEW YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT (NYIA) KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN PRA-KELAYAKAN EKONOMI RENCANA PEMBANGUNAN KA BANDARA DALAM MENDUKUNG NEW YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT (NYIA) KEASDEPAN SISTEM TRANSPORTASI MULTIMODA KEDEPUTIAN

Lebih terperinci

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Analisa kelayakan untuk rencana ekspansi yang akan dilaksanakan oleh perusahaan X menggunakan lima metode Capital Budgeting yaitu Payback Period, Accounting Rate

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Metode Kelayakan Investasi Evaluasi terhadap kelayakan ekonomi proyek didasarkan pada 2 (dua) konsep analisa, yaitu analisa ekonomi dan analisa finansial. Analisa ekomoni bertujuan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang berhubungan dengan penelitian studi kelayakan usaha pupuk kompos pada Kelompok Tani

Lebih terperinci

OPTIMASI INVESTASI INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI (Studi Kasus : Tol Sentul Barat) Abstrak

OPTIMASI INVESTASI INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI (Studi Kasus : Tol Sentul Barat) Abstrak OPTIMASI INVESTASI INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI (Studi Kasus : Tol Sentul Barat) Vansya Pratama 1, Budi Arief 2, Andi Rahmah 3 Abstrak Pembangunan jalan menjadi kebutuhan yang tidak mungkin ditawar dalam

Lebih terperinci

Studi Kelayakan Jalan Arteri Lingkar Luar Barat Surabaya

Studi Kelayakan Jalan Arteri Lingkar Luar Barat Surabaya JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-1 Studi Kelayakan Jalan Arteri Lingkar Luar Barat Surabaya Yessie Afriana W, dan A.A. Gde Kartika Jurusan Teknik Sipil, Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI PADA JASA PENYEWAAN PERANCAH SCAFFOLDING DI KOTA DENPASAR DAN KABUPATEN BADUNG

ANALISIS INVESTASI PADA JASA PENYEWAAN PERANCAH SCAFFOLDING DI KOTA DENPASAR DAN KABUPATEN BADUNG ANALISIS INVESTASI PADA JASA PENYEWAAN PERANCAH SCAFFOLDING DI KOTA DENPASAR DAN KABUPATEN BADUNG TUGAS AKHIR Oleh: IB KADE RAI DWI PUTRA ANGGARA 1104105123 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA Lampiran... 75

BAB V PENUTUP Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA Lampiran... 75 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN... ii SURAT KETERANGAN PERBAIKAN/REVISI LAPORAN TUGAS AKHIR iii LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR... iv ABSTRAK... v UCAPAN TERIMAKASIH... vi DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di D.I. Yogyakarta pada

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di D.I. Yogyakarta pada BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota wisata di Indonesia. Permintaan akan fasilitas yang memadai seperti tempat tinggal sementara atau hotel untuk para wisatawan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Agrifarm, yang terletak di desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi materi maupun waktu. Maka dari

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang.

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang. BAB V HASIL ANALISA 5.1 ANALISIS FINANSIAL Untuk melihat prospek cadangan batubara PT. XYZ, selain dilakukan tinjauan dari segi teknis, dilakukan juga kajian berdasarkan aspek keuangan dan keekonomian.

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si PENDAHULUAN Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup perusahaan,

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. dengan membangun suatu tempat pengelolaan sampah, tetapi yang dapat

KERANGKA PEMIKIRAN. dengan membangun suatu tempat pengelolaan sampah, tetapi yang dapat III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula (Tandjung, 1982 dalam Suprihatin et al,1999). Dibutuhkan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pada bagian ini dijelaskan tentang konsep yang berhubungan dengan penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang di

Lebih terperinci

PEDOMAN PENILAIAN KELAYAKAN USULAN INVESTASI SPAM

PEDOMAN PENILAIAN KELAYAKAN USULAN INVESTASI SPAM PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 21/PRT/M/2009 TENTANG PEDOMAN TEKNIS KELAYAKAN INVESTASI PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM OLEH PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM LAMPIRAN II PEDOMAN PENILAIAN

Lebih terperinci

Fasilitas Fiskal untuk Mendukung Percepatan Pembangunan Infrastruktur 1

Fasilitas Fiskal untuk Mendukung Percepatan Pembangunan Infrastruktur 1 Fasilitas Fiskal untuk Mendukung Percepatan Pembangunan Infrastruktur 1 Dewasa ini, permasalahan terkait infrastruktur menjadi isu hangat yang sering dibicarakan. Pemerintah menyadari bahwa pembangunan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran 21 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Studi kelayakan pengembangan bisnis merupakan suatu analisis mendalam mengenai aspek-aspek bisnis yang akan atau sedang dijalankan, untuk mengetahui apakah

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah : III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Analisis Kelayakan Investasi Pengertian Proyek pertanian menurut Gittinger (1986) adalah kegiatan usaha yang rumit karena penggunaan sumberdaya

Lebih terperinci