BAB IV PENYAJIAN DATA
|
|
- Agus Irawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV PENYAJIAN DATA PPPs dianggap sebagai bentuk skema pembiayaan yang menguntungkan bagi maupun swasta. Dengan membagi tanggungjawab kepada pihak yang mampu melaksanakannya, maka operasional dan pelayanan infrastruktur menjadi lebih ekonomis dan efisien. Faktor ini terdiri dari beberapa pembagian antara swasta, yaitu pendanaan, perencanaan, konstruksi, operasional dan pemeliharaan. Beberapa faktor PPPs secara umum yang dikaji dalam studi ini adalah : 1. Faktor Risiko Pada Investasi Jalan Tol Secara umum risiko dapat di definisikan sebagai kejadian yang dapat berpengaruh secara negatif (merugikan) terhadap usaha yang sedang dilakukan. Risiko dapat diprediksi dan dalam batas-batas tertentu dikendalikan serta dihindari seminimum mungkin mempengaruhi usaha yang dijalankan. Tujuan pelaksanaan PPPs adalah menstrukturisasi hubungan antara swasta sehingga risiko risiko pembangunan infrastruktur dikelola oleh pihak yang paling mampu mengontrolnya. Dalam faktor risiko, beberapa risiko yang menjadi perhatian dalam penulisan studi ini adalah, risiko pembebasan tanah dan konstruksi (terkait dengan pembagian tanggung jawab perencanaan), risiko biaya uang (Cost of money), operasional dan pemeliharaan, force majoure, tarif dan volume lalulintas (terkait dengan operasional dan pemeliharaan). 51
2 2. Dukungan dari Pemerintah Dalam keberhasilan pelaksanaan PPPs, agar proyek dapat diminati oleh swasta, maka dibutuhkan dukungan dan jaminan dari terhadap proyek yang bersangkutan, dukungan tersebut akan mampu menaikkan nilai kelayakan proyek. Dukungan yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada bentuk bentuk dukungan yang telah diterapkan di berbagai negara lain, yaitu di India, Korea dan United Kingdom. 3. Opsi pembayaran pendapatan. Adanya pilihan pembagian pendapatan tol yang diperoleh dari tarif dan volume lalulintas, apakah sepenuhnya milik swasta atau harus ada pembagian hasil pendapatan tol antara swasta. IV. 1. Penetapan Risiko Beberapa faktor risiko investasi jalan tol yang diusulkan oleh peneliti, kemudian diperiksa oleh responden seperti yang telah dijelaskan di Bab III, dari hasil penilaian responden tersebut, diambil faktor risiko yang memiliki nilai risiko sangat berrisiko dan berrisiko sebagai bahan penilaian pada tahap selanjutnya. IV.1.1 Survei Penetapan Risiko Putaran Pertama Pada putaran pertama, responden diminta untuk menilai faktor faktor risiko yang muncul dalam investasi infrastruktur. Responden diberikan kebebasan untuk menilai faktor faktor tersebut berdasarkan intuisi, pengalaman dan pengetahuannya tentang pelaksanaan PPPs secara umum di Indonesia. IV.1.2 Survei Penetapan Risiko Putaran Kedua Pada putaran kedua, responden diminta untuk memberikan masukan mengenai alternatif penanganan risiko baik oleh maupun swasta, dan risiko yang digunakan adalah hasil putaran pertama. Dalam tahap ini akan disampaikan detail permasalahan yang umumnya muncul pada tiap risiko untuk diberikan masukan oleh responden. 52
3 Faktor faktor risiko tersebut, dipilih oleh responden sebagai faktor faktor yang sangat berrisiko dan berrisiko. Responden diminta untuk memberikan masukan terhadap faktor faktor tersebut, akan tetapi pada tahap ini, responden diminta untuk memberikan masukan untuk tiap tiap detail permasalahan pada tiap faktor risiko yang sudah dipilih. Pada setiap detail permasalahan untuk setiap item risiko, responden dipersilahkan untuk memberikan masukan, dan apabila responden merasa ada detail permasalahan yang perlu ditambahkan, maka dipersilahkan untuk menambahkan detail permasalahan tersebut beserta alternatif kebijakannya pada tempat yang telah disediakan. IV.1.3 Hasil Survei Penetapan Risiko Hasil penilaian risiko dari para responden (hasil tahap 1): Kode Responden Tabel IV.1 Hasil Kuisioner Penetapan Risiko Tahap 1 Stakeholder Lahan Kons. Risiko Yang Dipilih Operasi dan Pemeliha raan Biaya Uang (cost of money) Volume Lalulintas Tarif Force Majeure 1 DPU 2 BPJT 3 BAPPENAS 4 Dept. Keu 5 Akademisi 6 KKPPI 7 PT. Thiess 8 PT. Jasa Marga TOTAL Dari 7 faktor risiko yang diusulkan oleh peneliti, semua telah dinilai oleh responden sebagai faktor yang sangat berrisiko dan berrisiko, dan tidak ada penambahan risiko oleh para responden. Dari 7 faktor tersebut diambil 4 faktor risiko saja untuk 53
4 digunakan dalam tahap selanjutnya yang didasarkan bahwa 4 faktor tersebut dipilih setengah atau lebih dari jumlah responden, faktor faktor tersebut yaitu: 1. Faktor risiko Lahan 2. Faktor risiko Volume Lalulintas 3. Faktor risiko Konstruksi 4. Faktor risiko Biaya Uang (Cost of Money) Sedangkan untuk faktor Operasi dan Pemeliharaan, faktor tarif dan faktor force majeure tidak disertakan dalam Delphi tahap selanjutnya, karena hanya dipilih kurang dari setengah jumlah responden. Dari 4 faktor risiko tersebut, diperoleh hasil survei tahap kedua sebagai berikut: IV. 2 Bentuk Dukungan Pemerintah 1. Dukungan diberikan untuk menaikkan nilai kelayakan dari proyek yang bersangkutan. 2. Dari pengalaman negara lain, diambil bentuk dukungan yang telah diterapkan di negara negara tersebut untuk diterapkan di Indonesia. Responden diminta untuk menilai, bentuk dukungan apa saja yang mungkin deterapkan di Indonesia. 3. Dari bentuk dukungan yang diusulkan oleh peneliti, kemudian diperiksa oleh responden seperti yang telah dijelaskan sebelumnya di Bab III, dari hasil penilaian responden tersebut, diambil bentuk dukungan yang sangat bisa diterapkan dan bisa diterapkan sebagai bahan penilaian pada tahap 2 (Keterangan untuk tiap tiap putaran dijelaskan pada sub bab berikut). IV.2.1 Survei Dukungan Pemerintah Putaran Pertama Pada putaran pertama, responden diminta untuk memilih bentuk dukungan yang telah berhasil diterapkan di negara lain yang diusulkan oleh peneliti. Responden diberikan kebebasan untuk memilih bentuk dukungan yang dapat diterapkan di Indonesia berdasarkan intuisi, pengalaman dan pengetahuannya tentang pelaksanaan PPPs secara umum di Indonesia. 54
5 Tabel IV.2 Hasil Kuisioner Penetapan Risiko Tahap 2 55 Item Risiko Responden 1 Responden 2 Responden 3 Responden 4 Responden 5 Responden 6 Responden 7 Responden 8 Land Land Land - Lahan Capping Capping Capping Konstruksi Biaya Uang (cost of money) Volume Lalulintas Recalculate cost sebelum implementa si konstruksi Sosialisasi/ public relationship (PR) Hedge (fixed rate) Kepastian implementa si network developmen t Traffic guarantee - - Dibangun setelah lahan untuk satu ruas selesai dibebaskan Perlu goverment guarantee agar besar bunga kecil Perlu tenor pinjaman yang lebih panjang. Kejelasan master plan jaringan jalan - Sepenuhnya tanggung jawab kebijakan perbankan. Tergantung kesepakatan dari investor. - Sebelum proyek ditawarkan harus sudah dibebaskan Land Capping Penerapan secara efektif Undang- Undang Pencabutan Hak Atas Tanah - Dibangun setelah lahan selesai bibebaskan. - Hal tersebut merupakan risiko investor Jika berdasarkan studi kelayakan, volume lalu lintas jalan tol tersebut memang baik, maka dapat memberikan dukungan atas risiko demand tersebut Harus telah ditegaskan oleh Pemerintah dalam PPJT Pemerintah harus membantu memberikan akses. - 55
6 IV.2.2 Survei Dukungan Pemerintah Putaran Kedua Pada putaran kedua, responden diminta untuk memberikan masukan mengenai alternatif kebijakan yang mungkin diterapkan dalam tiap bentuk dukungan yang telah dipilih. Dari putaran pertama untuk bentuk bentuk dukungan yang telah dipilih oleh responden tersebut kemudian dikembalikan kepada responden, untuk memberikan masukan berupa alternatif kebijakan terhadap bentuk bentuk dukungan tersebut. Pada setiap bentuk dukungan yang telah dipilih, responden dipersilahkan untuk memberikan masukan barupa alternatif kebijakan IV.2.3 Hasil Survei Dukungan Pemerintah Hasil penilaian bentuk bentuk dukungan yang mungkin dapat diterapkan di Indonesia dari para responden adalah sebagai berikut. Untuk survei putaran pertama, hasilnya dapat dilihat pada Tabel IV.3 Kode Responden Tabel IV.3 Hasil Kuisioner Dukungan Pemerintah Tahap 1 Stakeholder Lahan Subsidi Modal Dukungan Pemerintah Yang Dipilih Minimum revenue Pajak guarantee bea import Shadow toll 1 DPU 2 BPJT 3 BAPPENAS 4 Dept. Keu 5 Akademisi 6 KKPPI 7 PT. Thiess 8 PT. Jasa Marga TOTAL
7 Dari 6 bentuk dukungan berdasarkan pengalaman berbagai negara lain yang ditawarkan oleh peneliti, semua telah dinilai oleh responden sebagai sangat bisa diterapkan dan bisa diterapkan, dan tidak ada penambahan bentuk dukungan oleh para responden. Dari 6 bentuk dukungan tersebut diambil 4 bentuk dukungan saja untuk digunakan dalam Delphi tahap selanjutnya, yang didasarkan bahwa 4 bentuk dukungan tersebut, dipilih setengah atau lebih dari jumlah responden, bentuk bentuk dukungan tersebut yaitu: 1. Lahan 2. Subsidi Modal 3. Pajak 4. Minimum Revenue Guarantee Sedangkan untuk bentuk bentuk dukungan lainnya, yaitu bea import dan shadow toll tidak disertakan dalam Delphi tahap selanjutnya, karena hanya dipilih kurang dari setengah jumlah responden. Dari 4 bentuk dukungan tersebut, diperoleh hasil survei tahap kedua adalah sebagaimana tersaji pada Tabel IV.4 57
8 58 Bentuk Dukungan Lahan Subsidi Modal Minimum Revenue Guarantee Pajak Tabel IV.4 Hasil Kuisioner Dukungan Pemerintah Tahap 2 Responden 1 Responden 2 Responden 3 Responden 4 Responden 5 Responden 6 Responden 7 Responden 8 DPU BPJT BAPPENAS Dept. Keu Akademisi KKPPI PT. Thiess PT. Jasa Marga Pembebasa n lahan oleh Upfront subsidy pembangun an sebagian oleh terlebih dahulu sebelum lelang oleh Pembangunan sebagian oleh Pemerintah - Dengan pemasangan alat deteksi lalulintas disetiap gerbang tol Penguranga n pajak Penundaan pajak sampai terlampauinya payback period/laba PJT positif Land Fund (BLU) Investasi sesuai PP 1 / 2008 Dilakukan oleh - Bisa diberikan dangan timbal balik, di berlakukan mekanisme clawback, untuk mencegah profit yang berlebihan. Sepenuhnya tanggung jawab - Bagian pekerjaan yang menjadi tanggung jawab Pemerintah perlu memberikan garansi dengan persyaratan tertentu tanah sebelum pelelangan. Pemerintah dapat memberikan investasi Pemerintah berdasarkan PP 1/2008 dapat memberikan dukungan Pemerintah terhadap demand (Permen 36/06) Tanah ditanggung. Proses yang jelas dan dilaksanaka n dengan tepat waktu BLU dana tanah bergulir Pengurangan tariff pajak (dengan persetujuan Menteri Keuangan). 58
9 IV. 3 Bentuk Pilihan Pembagian Pendapatan Dalam kerjasama Pemerintah Swasta, apabila memberikan subsidi dalam pembangunan jalan tol tersebut, terdapat 2 pilihan pembagian hasil pendapatan tol yang diperoleh dari tarif dan volume. Responden diminta untuk menilai, bentuk pembagian hasil pendapatan yang seperti apakah yang dapat diterapkan di Indonesia. Pilihan pembagian hasil tersebut adalah: Tabel IV.5 Pilihan Pembagian Pendapatan Tol Pilihan Pendapatan adalah hak dari pihak swasta Deskripsi Pilihan Pendapatan tol yang diperoleh dari tarif dan volume lalu lintas menjadi hak swasta sebagai investor selama masa konsesi. Harus terdapat pembagian pendapatan tol yang adil antara Pemerintah dan Swasta (clawback principle) Dalam kerjasama Pemerintah Swasta, apabila memberikan subsidi dalam pembangunan jalan tol tersebut maka akan terjadi pembagian pendapatan Dari pilihan yang diusulkan oleh peneliti, kemudian diperiksa oleh responden, dari hasil penilaian responden tersebut, diambil pilihan yang sangat disetujui oleh responden sebagai bahan penilaian pada tahap 2. Keterangan untuk tiap tiap putaran dijelaskan pada sub bab berikut. IV.3.1 Pilihan Pembagian Pendapatan Putaran Pertama Pada putaran pertama, responden diminta untuk memilih bentuk pembagian pendapatan yang dapat diterapkan di Indonesia. Responden diberikan kebebasan untuk menambahkan bentuk pembagian pendapatan lainnya berdasarkan intuisi, pengalaman dan pengetahuannya tentang pelaksanaan PPPs, apabila yang diusulkan oleh peneliti masih kurang. 59
10 IV.3.2 Pilihan Pembagian Pendapatan Putaran Kedua Untuk pembagian pendapatan putaran kedua, diusulkan konsep Clawback Principle, Pertanyaan yang diajukan kepada responden terkait dengan besarnya pembagian pendapatan apabila pendapatan jalan tol melebihi yang telah dijamin oleh. IV.3.3 Hasil Survei Pilihan Pembagian Pendapatan Hasil penilaian dalam pembagian pendapatan tol dari para responden untuk putaran pertama dapat dilihat pada Tabel IV.6 Tabel IV.6 Hasil Kuisioner Pilihan Pembagian Pendapatan Tol Tahap 1 Kode Responden Stakeholder Pembagian Pendapatan Yang Dipilih Pendapatan tol adalah hak pihak swasta sepenuhnya Harus terdapat pembagian pendapatan tol antara dan swasta 1 DPU 2 BPJT 3 BAPPENAS 4 Dept. Keu 5 Akademisi 6 KKPPI 7 PT. Thiess 8 PT. Jasa Marga TOTAL 7 2 Dari Tabel diatas, dapat dilihat bahwa 7 (tujuh) responden memilih pendapatan tol menjadi hak pihak swasta sepenuhnya selama masa konsesi. Dari pilihan pembagian pendapatan yang diusulkan oleh peneliti, semua telah dinilai oleh responden, dan tidak ada penambahan alternatif pembagian pendapatan yang diusulkan oleh responden. 60
11 Selanjutnya hasil survei untuk konsep clawback principle yang dilakukan pada tahap pembagian pendapatan putaran kedua dapat dilihat pada Tabel IV.7 Tabel IV.7 Hasil Kuisioner Pilihan Pembagian Pendapatan Tol Tahap 2 Pilihan Besarnya pembagian keuntungan Deskripsi Pilihan Harus diatur dengan jelas pada PPJT (Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol), apabila penerimaan yang diterima investor, melebihi penerimaan yang telah disepakati Pada survei tahap kedua semua responden sepakat bahwa pembagian pendapatan tol diatur dalam Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT). 61
BAB III METODOLOGI. Bagan Alir Penelitian
BAB III METODOLOGI III.1 Bagan Alir Penelitian Pelaksanaan penelitian ini didasarkan pada diagram alir seperti yang terlihat pada Gambar III.1. Penelitian ini mengkaji pelaksanaan PPPs di Indonesia, yaitu
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DATA. Dalam penelitian ini, tahapan analisis yang dilakukan adalah:
BAB V ANALISIS DATA V.1. Pendahuluan Berdasarkan data yang diperoleh dari data sekunder (data dari feasibility study jalan tol Solo Kertosono) dan data primer yang berupa pendapat dari responden, kemudian
Lebih terperinciUPAYA UNTUK MENEROBOS HAMBATAN INVESTASI JALAN TOL
UPAYA UNTUK MENEROBOS HAMBATAN INVESTASI JALAN TOL Oleh FRANS S. SUNITO DIREKTUR UTAMA PT JASA MARGA (PERSERO) KONFERENSI NASIONAL TEKNIK JALAN KE-8, HOTEL MERCURE,JAKARTA, 4-5 SEPTEMBER 2007 DAFTAR ISI
Lebih terperinciKAJIAN PELAKSANAAN PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP (PPP) PADA SEKTOR JALAN TOL DI INDONESIA TESIS SYAFAATUN NAIMAH NIM :
KAJIAN PELAKSANAAN PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP (PPP) PADA SEKTOR JALAN TOL DI INDONESIA (Studi Kasus : Jalan Tol Solo - Kertosono) TESIS Oleh SYAFAATUN NAIMAH NIM : 25007023 Program Studi Rekayasa Transportasi
Lebih terperinciPEMBEBASAN LAHAN BAGI INFRASTRUKTUR
PEMBEBASAN LAHAN BAGI INFRASTRUKTUR SIDANG KOMISI BIDANG EKONOMI PADA NATIONAL SUMMIT 2009 oleh Frans S. Sunito Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk. H l Ri C l P ifi Pl J k Hotel Ritz Carlton Pacific
Lebih terperinci2 b. bahwa Badan Layanan Umum bidang Pendanaan Sekretariat Badan Pengatur Jalan Tol telah ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 406/KMK.0
No.2054, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPU. BLU. Jalan Tol. Pengadaan Tanah. Dana Bergulir. Penggunaan. Tata Cara. Perubahan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Perjanjian yang mengatur ketentuan: kepada BPJT, antara lain: perencanaan teknik; 2) Laporan triwulanan (3 bulanan) penggunaan dana;
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Penerapan prinsip transparansi yang dilakukan dalam Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol dapat terlihat dari klausul-klausul dalam Perjanjian yang mengatur ketentuan: a) Kewajiban-kewajiban
Lebih terperinci2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum da
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.426, 2017 KEMENPU-PR. Dana Talangan Badan Usaha untuk Pengadaan Tanah Jalan Tol. Perubahan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membangun jalan tol di Indonesia sepertinya merupakan investasi yang cukup menguntungkan. Tapi, anggapan ini belum tentu benar sebab resiko yang ada ternyata
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Konsep Investasi Menurut Horngren (1994), investasi yang menyangkut keputusan rencana jangka panjang atas penggunaan modal (capital budgeting) terdiri dari enam tahap proses:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Sejarah Perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Perusahaan Sehubungan dengan rencana investasi beberapa ruas Jalan Tol di Indonesia dan adanya kebijakan baru Pemerintah yang tertuang dalam Undang-Undang No. 38 tahun 2004
Lebih terperinciMENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PRT/M/2016 TENTANG PENETAPAN DAN TATA CARA PENGGUNAAN DANA
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PANDAAN
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PANDAAN Djoko Susilo 1 dan Christiono Utomo Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email: 1) djokoyysusilo@yahoo.com
Lebih terperinciPEMBIAYAAN INVESTASI MELALUI PUSAT INVESTASI PEMERINTAH SEBAGAI UPAYA PERCEPATAN PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR BERKELANJUTAN
PEMBIAYAAN INVESTASI MELALUI PUSAT INVESTASI PEMERINTAH SEBAGAI UPAYA PERCEPATAN PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR BERKELANJUTAN Oleh: Soritaon Siregar, M. Soc. Sci. Kepala Pusat Investasi Pemerintah, Kementerian
Lebih terperinciTATA CARA PENGGUNAAN DANA BERGULIR PADA BADAN LAYANAN UMUM-BADAN PENGATUR JALAN TOL UNTUK PENGADAAN TANAH JALAN TOL PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
TATA CARA PENGGUNAAN DANA BERGULIR PADA BADAN LAYANAN UMUM-BADAN PENGATUR JALAN TOL UNTUK PENGADAAN TANAH JALAN TOL PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 04 / PRT / M / 2007 TANGGAL : 26 FEBRUARI 2007
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 01/PRT/M/2007 T E N T A N G PETUNJUK TEKNIS PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PEMBERDAYAAN DI BIDANG JALAN TOL
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 01/PRT/M/2007 T E N T A N G PETUNJUK TEKNIS PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PEMBERDAYAAN DI BIDANG JALAN TOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM,
Lebih terperinciNational Summit 2009
National Summit 2009 KOMISI : PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR 29 30 Oktober 2009 Percepatan Pembangunan Infrastruktur 2009 2014 Komisi Infrastruktur KADIN INDONESIA 1 KERANGKA PEMIKIRAN Peraturan PERUNDANGAN
Lebih terperinci2017, No sudah tidak sesuai lagi dengan peraturan perundangundangan yang ada sehingga perlu diganti; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagai
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.299, 2017 KEMENPU-PR. Pengusahaan Jalan Tol. Pangadaan Badan Usaha. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01/PRT/M/2017 TENTANG
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 06/PRT/M/2010
MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 06/PRT/M/2010 TENTANG PEDOMAN EVALUASI PENERUSAN PENGUSAHAAN JALAN TOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11/PRT/M/2006 TENTANG
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11/PRT/M/2006 TENTANG WEWENANG DAN TUGAS PENYELENGGARAAN JALAN TOL PADA DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, BADAN PENGATUR JALAN TOL DAN BADAN USAHA JALAN TOL DENGAN
Lebih terperinciNational Summit 2009 KOMISI : PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR Oktober Percepatan Pembangunan Infrastruktur
National Summit 2009 KOMISI : PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR 29 30 Oktober 2009 Percepatan Pembangunan Infrastruktur 2009-2014 Komisi Infrastruktur KADIN INDONESIA Kerangka Pemikiran Peraturan PERUNDANGAN KONDISI
Lebih terperinciFasilitas Fiskal untuk Mendukung Percepatan Pembangunan Infrastruktur 1
Fasilitas Fiskal untuk Mendukung Percepatan Pembangunan Infrastruktur 1 Dewasa ini, permasalahan terkait infrastruktur menjadi isu hangat yang sering dibicarakan. Pemerintah menyadari bahwa pembangunan
Lebih terperinciANALISIS FINANSIAL PADA INVESTASI JALAN TOL CIKAMPEK-PADALARANG
ANALISIS FINANSIAL PADA INVESTASI JALAN TOL CIKAMPEK-PADALARANG Lulu Widia Roswita NRP : 9721055 Pembimbing : V. Hartanto, Ir., M. Sc FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG
Lebih terperinciPembiayaan Komersial sebagai Upaya Mempercepat Penyelenggaraan Infrastruktur Berkelanjutan
Pembiayaan Komersial sebagai Upaya Mempercepat Penyelenggaraan Infrastruktur Berkelanjutan Oleh: Zulkifli Zaini, B.Sc., M.B.A Presiden Direktur PT Bank Mandiri Tbk Overview Sektor Infrastruktur Pembangunan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAANUMUM DAN PERUMAHANRAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 PRT/M/2015 TENTANG BADAN PENGATUR JALAN TOL
PERATURAN MENTERI PEKERJAANUMUM DAN PERUMAHANRAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 PRT/M/2015 TENTANG BADAN PENGATUR JALAN TOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAANUMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
Lebih terperinciM E M U T U S K A N :
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 01/PRT/M/2007 T E N T A N G PETUNJUK TEKNIS PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PEMBERDAYAAN DI BIDANG JALAN TOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM,
Lebih terperinciDiresmikan Jokowi, Tol Medan-Tebing Tinggi Fungsional Lebaran 2018
Diresmikan Jokowi, Tol Medan-Tebing Tinggi Fungsional Lebaran 2018 Sumber gambar: http://properti.kompas.com DELI SERDANG, KompasProperti - Presiden Joko Widodo (Jokowi)meresmikan Tol Medan-Kualanamu-Tebing
Lebih terperinciALTERNATIF PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL ALTERNATIF PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR Oleh: Menteri PPN/Kepala Bappenas Jakarta, Desember 2012 PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR
Lebih terperinci6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum; MEMUTUSKAN:
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 /PRT/M/2014 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 295/PRT/M/2005 TENTANG BADAN PENGATUR JALAN TOL DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam sistem perekonomian. Menurut Undang Undang Nomor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari pembayaran uang. Industri perbankan memegang peranan yang sangat penting dalam sistem perekonomian. Menurut Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jaringan jalan sebagai bagian dari sektor transportasi memiliki peran untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu sektor penting bagi perkembangan perekonomian wilayah dan kehidupan masyarakat. Adanya pertumbuhan dan perkembangan aktivitas di suatu
Lebih terperinciKPBU sebagai Skema Pengadaan Infrastruktur Yang Akuntabel, Transparan dan Kompetitif
KPBU sebagai Skema Pengadaan Infrastruktur Yang Akuntabel, Transparan dan Kompetitif Jakarta 31 Desember 2015 Pemerintah Indonesia telah menyadari pentingnya infrastruktur dan menempatkan infrastruktur
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/PMK.06/2013 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/PMK.06/2013 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ASET PADA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN
Lebih terperinciTinjauan Yuridis Dibalik Kenaikan Tarif Tol Oleh: Moch Alfi Muzakki *
Tinjauan Yuridis Dibalik Kenaikan Tarif Tol Oleh: Moch Alfi Muzakki * Naskah diterima: 3 Maret 2016; disetujui: 10 Maret 2016 Jalan Tol bagi kehidupan masyarakat perkotaan tidaklah asing. Jalan Tol seakan-
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 295/PRT/M/2005 TENTANG BADAN PENGATUR JALAN TOL MENTERI PEKERJAAN UMUM,
MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 295/PRT/M/2005 TENTANG BADAN PENGATUR JALAN TOL MENTERI PEKERJAAN UMUM, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 140/PMK.06/2014 TENTANG
of 33 06/11/2014 11:19 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 140/PMK.06/2014 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ASET PADA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG KERJASAMA PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN DENGAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN
Lebih terperinciMATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 1 TAHUN 2008 dan PERATURAN PEMERINTAH NO. 49 TAHUN 2011 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH
MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 1 TAHUN 2008 dan PERATURAN PEMERINTAH NO. 49 TAHUN 2011 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk memperluas investasi pemerintah
Lebih terperinciINOVASI BIROKRASI DALAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
INOVASI BIROKRASI DALAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR Ir. M. Saiful Imam, MM. Mantan Direktur Utama PT Adhi Karya Tbk email: m.saiful.imam@gmail.com; saiful@adhi.co.id ABSTRAK Pada makalah ini akan
Lebih terperinciANALISA PENENTUAN MASA KONSESI DENGAN MODEL SIMULASI PADA PROYEK PPP JALAN TOL KERTOSONO- MOJOKERTO
ANALISA PENENTUAN MASA KONSESI DENGAN MODEL SIMULASI PADA PROYEK PPP JALAN TOL KERTOSONO- MOJOKERTO Rizki Hari Wahyunarso 1), Tri Joko Wahyu Adi 2), dan Farida Rachmawati 3) 1) Jurusan Teknik Sipil, Institut
Lebih terperinciPemodelan Risiko Pendapatan Proyek Infrastruktur Jalan Tol dengan Pendekatan Fault Tree Analysis
Pemodelan Risiko Pendapatan Proyek Infrastruktur Jalan Tol dengan Pendekatan Fault Tree Analysis Trisita Novianti Program Studi Teknik Industri Universitas Trunojoyo Jl. Raya Telang PO BOX 2 Kamal, Bangkalan
Lebih terperinci1 of 9 21/12/ :39
1 of 9 21/12/2015 12:39 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 223/PMK.011/2012 TENTANG PEMBERIAN DUKUNGAN KELAYAKAN ATAS SEBAGIAN BIAYA KONSTRUKSI
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Untuk mencapai tujuan suatu penelitian, diperlukan suatu desain penelitian yang didalamnya memuat proses perencanaan dan pelaksanaan penelitian yang sistematis, terorganisasi
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1311, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Biaya Konstruksi. Proyek Kerja Sama. Infrastruktur. Dukungan Kelayakan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 223/PMK.011/2012
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Bila dibanding dengan sejumlah negara, Indonesia bisa dikatakan masih tertinggal dalam pembangunan jalan tol. Buktinya, selama 25 tahun, PT Bina Marga (BUMN yang bekerja
Lebih terperinciPPJT Tol Probolinggo-Banyuwangi dan Jakarta-Cikampek II Selatan Ditandatangani
Rilis PUPR #1 15 Desember 2017 SP.BIRKOM/XII/2017/610 PPJT Tol Probolinggo-Banyuwangi dan Jakarta-Cikampek II Selatan Ditandatangani Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus
Lebih terperinci*Presiden Jokowi Resmikan 14,5 Km Tol di Lampung, Penyelesaian Tol Trans Sumatera Terus Bergerak*
*Rilis PUPR #1* *21 Januari 2018* *SP.BIRKOM/I/2018/031* *Presiden Jokowi Resmikan 14,5 Km Tol di Lampung, Penyelesaian Tol Trans Sumatera Terus Bergerak* Lampung--Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan
Lebih terperinciSALINAN TENTANG. Nomor. Dan Pelabuhan Bebas. Batam; Mengingat. Pemerintah
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/PMK.06/2013 TENTANG TATA CARAA PENGELOLAAN ASET PADAA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGANN BEBAS DAN
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kami berharap klipping ini bermanfaat untuk monitoring media BPIW.
JUMAT, 15 APRIL KATA PENGANTAR Klipping Media Massa adalah kumpulan guntingan berita yang kami sajikan secara rutin. Guntingan berita ini kami seleksi dari berita yang muncul di media cetak. Adapun tema
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang digunakan dalam analisa dan pembahasan penelitian ini satu persatu secara singkat dan kerangka berfikir
Lebih terperinciKAJIAN AWAL KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI JALAN REL
KAJIAN AWAL KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI JALAN REL Herman Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional Jln. PHH Mustapa No. 23 Bandung, 40124 Tlp. 022-7272215
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA 2.1. TARIF TOL
BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. TARIF TOL Menurut UU No.13/1980, tol adalah sejumlah uang tertentu yang dibayarkan untuk pemakaian jalan tol.. Kemudian pada tahun 2001 Presiden mengeluarkan PP No. 40/2001. Sesuai
Lebih terperinciPENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA. NOMOR 23/KPPU-Pat/VIII/2016 TENTANG PEMBERITAHUAN PENGAMBILALIHAN (AKUISISI) SAHAM PERUSAHAAN
PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 23/KPPU-Pat/VIII/2016 TENTANG PEMBERITAHUAN PENGAMBILALIHAN (AKUISISI) SAHAM PERUSAHAAN PT SOLO NGAWI JAYA OLEH PT JASA MARGA (PERSERO) TBK LATAR BELAKANG
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN ' REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 4/PMK.06/2013 TENTANG
' SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 4/PMK.06/2013 ' TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ASET PADA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciTATA CARA PELAKSANAAN DUKUNGAN PEMERINTAH TERHADAP PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN JALAN TOL YANG DIBIAYAI OLEH SADAN USAHA
MENTER! PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA TATA CARA PELAKSANAAN DUKUNGAN PEMERINTAH TERHADAP PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN JALAN TOL YANG DIBIAYAI OLEH SADAN USAHA PERATURAN MENTER! PEKERJAAN UMUM
Lebih terperinciAlternatif Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur Daerah
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO Alternatif Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur Daerah Jakarta, 26 Oktober 2017 Outline o Kebutuhan Pembiayaan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk memperluas investasi pemerintah
Lebih terperinciPENGAMANAN FISKAL MELALUI POLA PEMBAGIAN RISIKO ANTARA PEMERINTAH DAN SWASTA
PENGAMANAN FISKAL MELALUI POLA PEMBAGIAN RISIKO ANTARA PEMERINTAH DAN SWASTA Oleh: Prof. Bambang P.S. Brodjonegoro, Ph.D Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan Pendahuluan Investasi di bidang
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN
PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKALAN NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKALAN, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk memperluas investasi pemerintah
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk memperluas investasi pemerintah
Lebih terperinciFrequently Ask Questions (FAQ) Seputar Jalan Tol
Frequently Ask Questions (FAQ) Seputar Jalan Tol DEFINISI JALAN TOL Apa itu Jalan Tol? Jalan Tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan dan sebagai jalan nasional yang penggunanya
Lebih terperinciFAQ. bahasa indonesia
FAQ bahasa indonesia Q: Apa itu PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) A: PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero), atau PT PII, adalah Badan Usaha Milik Negara yang dibentuk dan berada
Lebih terperinciD I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A K O N S T R U K S I K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M D A N P E R U M A H A N R A K Y A T
Pedoman Layanan Informasi dan Konsultasi Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Berbasis Web D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A K O N S T R U K S I K E M E N T E R I A N P E K E R J
Lebih terperinciFASILITAS PEMERINTAH UNTUK MENDUKUNG PROYEK KERJASAMA PEMERINTAH DAN BADAN USAHA (KPBU)
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO Dipersiapkan untuk Market Sounding Proyek KPBU: Pengembangan Rumah Sakit Kanker Dharmais sebagai Pusat Kanker Nasional dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilihat dari peforma pembangunan infrastrukturnya. Maka dari itu, perbaikan
BAB I - PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Infrastruktur memegang peranan penting sebagai salah satu roda penggerak pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pembangunan berkelanjutan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam dasa warsa terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup stabil
11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dasa warsa terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup stabil dengan pertumbuhan rata-rata Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 5.8%. Untuk meningkatkan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kami berharap klipping ini bermanfaat untuk monitoring media BPIW. Hormat kami. Tim penyusun
KATA PENGANTAR Klipping Media Massa adalah kumpulan guntingan berita yang kami sajikan secara rutin. Guntingan berita ini kami seleksi dari berita yang muncul di media cetak. Adapun tema berita yang kami
Lebih terperinciLAPORAN TIM KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI XI DPR RI KE PROVINSI SUMATERA SELATAN 23 s.d 25 November 2015
LAPORAN TIM KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI XI DPR RI KE PROVINSI SUMATERA SELATAN 23 s.d 25 November 2015 I. PENDAHULUAN Sesuai dengan Keputusan Rapat Intern Komisi XI DPR RI, dalam rangka pelaksanakan
Lebih terperinciAspek Perpajakan Viability Gap Fund 1
Aspek Perpajakan Viability Gap Fund 1 Oleh: Sofia Arie Damayanty dan Hadi Setiawan 2 Incentives are not strategy, they are tactics. Defensive measures. Carlos Ghosn Pemerintah Indonesia terus berupaya
Lebih terperinci*37998 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 107 TAHUN 2000 (107/2000) TENTANG PINJAMAN DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Copyright (C) 2000 BPHN PP 107/2000, PINJAMAN DAERAH *37998 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 107 TAHUN 2000 (107/2000) TENTANG PINJAMAN DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciCONTOH BENTUK/MODEL KERJA SAMA DAERAH
LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 22 TAHUN 2009 TANGGAL : 22 Mei 2009 CONTOH BENTUK/MODEL KERJA SAMA DAERAH Bentuk /model kerja sama daerah dapat dilaksanakan sebagai berikut : A. Bentuk/Model
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 132, 2004 (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444).
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 132, 2004 (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444). UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2004 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciData untuk Pelayanan Publik yang Lebih Baik
Data untuk Pelayanan Publik yang Lebih Baik D. Hari Pratama Divisi IT JSMR Bandung, 26 September 2014 Daftar Isi Sekilas Jasa Marga 2 Regulasi Saat Ini 3 Track Record pada Industri Jalan Tol di Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 - PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN Laporan Tugas Akhir 1.1 LATAR BELAKANG Proyek konstruksi merupakan kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu dengan cara merealisasikan sebuah ide menjadi bangunan sipil dengan memanfaatkan
Lebih terperinciPERMASALAHAN BELANJA BANTUAN SOSIAL DI LINGKUNGAN KEMDIKBUD. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 12 Maret 2014
PERMASALAHAN BELANJA BANTUAN SOSIAL DI LINGKUNGAN KEMDIKBUD Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 12 Maret 2014 Latar Belakang 1. Hasil audit atas Laporan Keuangan Tahun 2012 Kemdikbud Klasifikasi Belanja
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Diskusi
Bab IV Hasil dan Diskusi Studi ini adalah untuk mengevaluasi model kontrak dan harga Gas Metana-B di Indonesia. Beberapa model kontrak mulai dari model Kontrak PSC Konvensional, model kontrak negara lain
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI A. Metode Kelayakan Investasi Evaluasi terhadap kelayakan ekonomi proyek didasarkan pada 2 (dua) konsep analisa, yaitu analisa ekonomi dan analisa finansial. Analisa ekomoni bertujuan
Lebih terperinciMATRIK TURUNAN UU NO. 38 TAHUN 2004 TENTANG JALAN
MATRIK TURUNAN UU NO. 38 TAHUN 2004 TENTANG JALAN UU Pasal Keterangan Turunan UU 38 TAHUN 2004 6 (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai jalan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dalam peraturan
Lebih terperinciBAB III METEDOLOGI PENELITIAN. A. SEJARAH BERDIRINYA PT JASA MARGA (persero)tbk. PT Jasa Marga (persero)tbk didirikan tahun 1978 ketika jalan bebas
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN A. SEJARAH BERDIRINYA PT JASA MARGA (persero)tbk 1. Riwayat Perusahaan PT Jasa Marga (persero)tbk didirikan tahun 1978 ketika jalan bebas hambatan pertama yang menghubungkan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN NGAWI
PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, Menimbang : a. bahwa untuk memperluas
Lebih terperinciIKATAN AKUNTAN INDONESIA
0 PENDAHULUAN Latar Belakang 0 Jalan tol memiliki peran strategis baik untuk mewujudkan pemerataan pembangunan maupun untuk pengembangan wilayah. Pada wilayah yang tingkat perekonomiannya telah maju, mobilitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bank dan Perbankan Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Jalan merupakan suatu prasarana yang berguna bagi manusia untuk memperlancar kegiatan ekonomi, sosial-budaya serta politik. Salah satu cara untuk memperlancar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. KERANGKA BERPIKIR Dalam melakukan penelitian ini, ada beberapa langkah yang menjadi kerangka berpikir yang dijadikan acuan jalan penelitian. Urutan kerangka perpikir tersebut
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bahasan bab 6 dibagi dalam dua begian yaitu kesimpulan dan saran Kesimpulan ini merupakan hasil pembuktian Hipotesis yang diajukan yaitu ; Sistem kelembagaan dan kerjasama
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL PERHITUNGAN CONTINGENT LIABILITIES DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO
PENGEMBANGAN MODEL PERHITUNGAN CONTINGENT LIABILITIES DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO Abstraksi Kewajiban-kewajiban yang bersifat kontijensi dapat menjadi beban APBN apabila peristiwa-peristiwa
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
www.bpkp.go.id PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2010 TENTANG PENJAMINAN INFRASTRUKTUR DALAM PROYEK KERJA SAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA YANG DILAKUKAN MELALUI BADAN USAHA PENJAMINAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan jalan tol dengan asumsi biaya sekitar Rp miliar per km. Sedangkan lapangan kerja yang tercipta sekitar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyediaan infrastruktur jalan menjadi hal yang mutlak dilakukan untuk membuka akses transportasi guna menggairahkan aktivitas perekonomian dan sebagai sarana pemerataan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kami berharap klipping ini bermanfaat untuk monitoring media BPIW. Hormat kami. Tim penyusun
KATA PENGANTAR Klipping Media Massa adalah kumpulan guntingan berita yang kami sajikan secara rutin. Guntingan berita ini kami seleksi dari berita yang muncul di media cetak. Adapun tema berita yang kami
Lebih terperinciMemperbesar Pintu Masuk Partisipasi Swasta Dalam Penyedian Infrastruktur Sosial
Memperbesar Pintu Masuk Partisipasi Swasta Dalam Penyedian Infrastruktur Sosial Jakarta 31 Desember 2015 Pada bulan Maret 2015, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2015 ( Perpres
Lebih terperinciANALISIS RISIKO FINANSIAL INVESTASI JALAN TOL AKIBAT PERUBAHAN INFLASI (Studi Kasus: Jalan Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa)
ANALISIS RISIKO FINANSIAL INVESTASI JALAN TOL AKIBAT PERUBAHAN INFLASI (Studi Kasus: Jalan Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa) Oleh: Anggun Pratiwi JF Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN. PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 38/PMK.Ol/2006 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 38/PMK.Ol/2006 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN RESIKO ATAS PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. puluh tahun yang lampau pemerintah Indonesia telah mengunakan pola Build
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam rangka melaksanakan pembangunan di Indonesia, maka beberapa puluh tahun yang lampau pemerintah Indonesia telah mengunakan pola Build Operate and Transfer
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN INVESTASI, KERJASAMA DAN PINJAMAN/UTANG BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang
Lebih terperinciMENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/PRT/M/2018 TENTANG WEWENANG DAN TUGAS DIREKTORAT JENDERAL
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 67 TAHUN 2005 TENTANG KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciRetribusi Pemakaian Kekayaan Daerah Tahun 2013 Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 1 Tahun 2013
Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 1 ABSTRAK : a. Bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka
Lebih terperinciOPTIMASI INVESTASI INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI (Studi Kasus : Tol Sentul Barat) Abstrak
OPTIMASI INVESTASI INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI (Studi Kasus : Tol Sentul Barat) Vansya Pratama 1, Budi Arief 2, Andi Rahmah 3 Abstrak Pembangunan jalan menjadi kebutuhan yang tidak mungkin ditawar dalam
Lebih terperinci