BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pra Tindakan Sebelum dilaksanakan tindakan, peneliti melakukan survey terlebih dahulu untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Survey dilaksanakan oleh peneliti pada awal bulan Agustus 2013 di kelas V SD N Purwodiningratan, Jebres, Surakarta yaitu tentang proses pembelajaran penguasaan konsep peninggalan sejarah kerajaan Hindu-Budha di Indonesia dan kualitas proses pembelajarannya. Kondisi awal tersebut diperoleh dari data nilai ulangan harian mata pelajaran IPS semester 1 siswa kelas V tahun ajaran 2012/2013 (lampiran 3 halaman 121), observasi proses belajar mengajar IPS kelas V (lampiran 6 halaman 127), wawancara dengan guru dan siswa kelas V (lampiran 1 halaman 118), dan hasil pre-test tentang peninggalan sejarah kerajaan Hindu-Budha (lampiran 2 halaman 119). 1. Observasi Proses Pembelajaran di Kelas Observasi awal (pra siklus) proses pembelajaran IPS materi peninggalan sejarah kerajaan Hindu-Budha di Indonesia dilaksanakan pada hari Selasa, 20 Agustus 2013 pukul WIB. Peneliti bertindak sebagai pengamat (observer) dan guru kelas V SD N Purwodiningratan yaitu Ibu Dra.Muthammimah yang bertindak sebagai guru pengajar. Peneliti melakukan pengamatan proses pembelajaran IPS materi peninggalan sejarah kerajaan Hindu-Budha di Indonesia dengan berpedoman pada lembar observasi penilaian proses siswa selama pembelajaran berlangsung (lampiran 30 halaman ). Hasil pengamatan proses pembelajaran siswa yaitu : (1) Siswa kurang memperhatikan pembelajaran yang sedang diajarkan oleh guru, (2) Siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran. Mereka hanya duduk diam, mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru, tidak ada pertanyaan dari siswa itu sendiri. Hal itu disebabkan posisi guru ketika mengajar lebih banyak di depan. (3) Siswa kurang diajak commit bekerja to user sama dengan temannya sehingga 52

2 digilib.uns.ac.id 53 pembelajaran menjadi monoton, (4) Siswa cukup memahami yang diajarkan oleh guru. Hasil penilaian proses pembelajaran pra siklus dapat dilihat secara detail pada lampiran 6 halaman 127. Penilaian proses yang pertama berdasarkan pada perhatian. Data penilaian proses tentang perhatian siswa pada pra siklus dapat dilihat dalam tabel 1 : Tabel 4.1. Tabel Perhatian Siswa Dalam Pembelajaran IPS Materi Peninggalan Sejarah Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia No Tingkat Perhatian Frekuensi Siswa Persentase 1 Perhatian 10 38,46% 2 Kurang Perhatian 13 50% 3 Tidak Perhatian 3 11,54% Jumlah % Tabel 4.1 di atas menunjukkan keadaan tingkat perhatian siswa proses pembelajaran pada kondisi awal. Dari tabel terdapat 10 siswa atau 38,46% siswa yang memperhatikan dalam proses pembelajaran, 13 siswa atau 50% siswa kurang memperhatikan materi yang diajarkan oleh guru, 3 siswa atau 11,54% siswa yang tidak memperhatikan materi yang diajarkan oleh guru. Data tersebut dapat disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 1 : ,46% 50% Frekuensi ,54% Frekuensi 2 0 Perhatian Kurang Tidak Perhatian Perhatian Tingkat Perhatian Gambar 4.1. Grafik Tingkat Perhatian Siswa dalam Proses Pembelajaran IPS Materi Peninggalan commit Sejarah to user Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia

3 digilib.uns.ac.id 54 Bertolak dari sajian tabel 4.1 dan gambar grafik 4.1 tersebut, menunjukkan bahwa tingkat perhatian siswa terhadap pembelajaran masih rendah. Hal ini dibuktikan tingkat perhatian siswa masih di bawah 50%. Sedangkan hasil data proses pembelajaran pra siklus tentang tingkat keaktifan siswa dapat dilihat pada tabel 2 : Tabel 4.2. Tabel Keaktifan Siswa dalam Proses Pembelajaran IPS Materi Peninggalan Sejarah Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia No Tingkat Keaktifan Frekuensi Siswa Persentase 1 Aktif 6 23,08% 2 Kurang Aktif 11 42,30% 3 Tidak Aktif 9 34,62% Jumlah % Tabel 4.2 di atas menunjukkan keadaan tingkat keaktifan siswa selama proses pembelajaran pada kondisi awal yaitu 6 siswa atau 23,08% siswa yang aktif dalam proses pembelajaran, 11 siswa atau 42,30% siswa kurang aktif selama proses pembelajaran, 9 siswa atau 34,62% siswa yang tidak aktif selama proses pembelajaran. Data tersebut dapat disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 2 : ,30% Frekuensi ,08% 34,62% Frekuensi 2 0 Aktif Kurang Aktif Tidak Aktif Tingkat Keaktifan Gambar 4.2. Grafik Tingkat Keaktifan Siswa dalam Proses Pembelajaran IPS Materi Peninggalan Sejarah Kerajaan Hindu-Budha

4 digilib.uns.ac.id 55 Berdasarkan tabel 4.2 dan gambar grafik 4.2 di atas menunjukkan bahwa tingkat keaktifan siswa masih rendah. Sedangkan hasil data tingkat kerja sama siswa dalam proses pembelajaran IPS materi peninggalan sejarah kerajaan Hindu-Budha pada pra siklus dapat dilihat tabel 3 berikut ini : Tabel 4.3. Tabel Tngkat Kerja Sama Siswa dalam Proses Pembelajaran IPS Materi Peninggalan Sejarah Kerajaan Hindu-Budha No Tingkat Kerja Sama Frekuensi Siswa Persentase 1 Kerja Sama 0 0% 2 Kurang Kerja Sama 0 0% 3 Tidak Kerja Sama % Jumlah % Tabel 4.3 di atas menunjukkan keadaan tingkat kerja sama siswa selama proses pembelajaran pada kondisi awal yaitu 26 siswa (100%) tidak menunjukkan kerja sama dalam proses pembelajaran IPS. Data tersebut dapat disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 3 : Frekuensi % 0 0 Kerja Sama Kurang Kerja Tidak Kerja Sama Sama Tingkat Kerja Sama Frekuensi Gambar 4.3. Grafik Tingkat Kerja Sama Siswa dalam Proses Pembelajaran IPS Materi Peninggalan Sejarah Kerajaan Hindu-Budha Berdasarkan tabel 4.3 dan gambar grafik 4.3 di atas menunjukkan bahwa tingkat kerja sama siswa commit masih to rendah user yaitu 26 siswa atau 100% tidak

5 digilib.uns.ac.id 56 melakukan kerja sama dengan temannya sehingga pembelajaran menjadi monoton. Sedangkan hasil data tingkat pemahaman siswa dalam proses pembelajaran IPS materi peninggalan sejarah kerajaan Hindu-Budha pada pra siklus dapat dilihat tabel 4 berikut ini : Tabel 4.4. Tabel Tingkat Pemahaman Siswa dalam Proses Pembelajaran IPS Materi Peninggalan Sejarah Kerajaan Hindu-Budha No Tingkat Pemahaman Frekuensi Siswa Persentase 1 Paham 12 46,15% 2 Kurang Paham 13 50% 3 Tidak Paham 1 3,85% Jumlah % Tabel 4.4 di atas menunjukkan keadaan tingkat pemahaman siswa selama proses pembelajaran pada kondisi awal yaitu 12 siswa atau 46,15% yang memahami materi yang telah diajarkan oleh guru, 13 siswa atau 50% kurang memahami materi yang diajarkan oleh guru, dan 1 siswa yang tidak memahami materi yang telah diajarkan oleh guru. Data tersebut dapat disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 4 : Frekuensi ,15% Paham 50% Kurang Paham 3,85% Tidak Paham Tingkat Pemahaman Frekuensi Gambar 4.4. Grafik Tingkat Pemahaman Siswa dalam Proses Pembelajaran IPS Materi Peninggalan Sejarah Kerajaan Hindu-Budha Berdasarkan tabel 4.4 dan gambar grafik 4.4 di atas menunjukkan bahwa tingkat pemahaman siswa masih rendah yaitu 53,85 % siswa yang

6 digilib.uns.ac.id 57 belum memahami materi konsep peninggalan sejarah kerajaan Hindu-Budha di Indonesia. Berdasarkan hasil observasi tentang proses pembelajaran IPS materi konsep peninggalan sejarah kerajaan Hindu-Budha di Indonesia pada pra siklus yang meliputi aspek perhatian, keaktifan, kerja sama, dan pemahaman tersebut, diindikasikan bahwa pembelajaran IPS belum mencapai hasil yang optimal. Sehingga kualitas proses pembelajaran tergolong rendah, karena rata-rata masih di bawah 80% dari jumlah siswa yang ada yaitu 26 siswa. Dengan demikian, perlu diadakan suatu tindakan untuk pembelajaran selanjutnya. 2. Hasil Wawancara dengan Guru dan Siswa Kelas V Peneliti melakukan wawancara dengan guru (Dra.Muthammimah) dan beberapa siswa kelas V SD Negeri Purwodiningratan pada hari Senin, 19 Agustus Wawancara dilakukan secara bebas, kemudian hasil wawancara ditulis secara ringkas (lampiran 1 halaman 118). Wawancara dengan Dra.Muthammimah dilakukan di ruang Kantor Kepala Sekolah pada pukul WIB. Dari wawancara yang telah dilakukan sebagaimana terdapat pada lampiran 1 halaman 121 dapat ditarik kesimpulan bahwa ada permasalahan terhadap pembelajaran IPS. Sebagian besar siswa kelas V mengalami kesulitan dalam pembelajaran IPS terutama materi-materi yang siswa harus menguasai konsep-konsepnya. Materi tersebut diantaranya adalah konsep peninggalan sejarah kerajaan Hindu-Budha di Indonesia, guru menggunakan metode pembelajaran berupa ceramah dan pemberian tugas, dan kualitas proses pembelajarn IPS rendah dikarenakan tingkat perhatian, keaktifan, kerja sama, dan pemahaman siswa kurang optimal. Sedangkan wawancara dengan beberapa siswa kelas V dilakukan di ruang kelas V pada pukul WIB. Siswa yang menjadi Narasumber yaitu Berlian, Muvta, Septi, dan Tegar. Hasilnya yaitu menurut sebagian besar siswa, materi IPS itu sulit dan membosankan. Alasannya berhubungan dengan kata-kata commit yang to sulit user dicerna dan siswa malas untuk

7 digilib.uns.ac.id 58 membaca apalagi memahami materi konsep peninggalan sejarah kerajaan Hindu-Budha di Indonesia. 3. Hasil Pre-Test Konsep Peninggalan Sejarah Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia Hasil tes penguasaan konsep peninggalan sejarah kerajaan Hindu- Budha di Indonesia sebelum dilaksanakan tindakan dengan menggunakan metode permainan tebak kata adalah masih rendah karena dari jumlah 25 siswa, terdapat 19 siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 63. Sehingga ketuntasan belajar siswa secara klasikal baru mencapai 24% dari jumlah siswa atau sebanyak 6 siswa yang tuntas dari 25 siswa. Sedangkan siswa yang belum tuntas sebesar 76% ( lihat lampiran 5 halaman 126 ). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel 5: Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep Peninggalan Sejarah Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia Sebelum Tindakan (Pra Siklus) No Interval Nilai Batas kelas Fi xi fi. xi % fk ,5-21,5 1 15,5 15, ,5-33,5 5 27,5 137, ,5-45,5 8 39,5 197, ,5-57,5 4 51, ,5-69,5 3 63,5 190, ,5-81,5 4 75, Jumlah Rata- rata = 1048: 25 = 41,92 Tingkat ketuntasan klasikal = 6 : 25 x 100% = 24% Berdasarkan tabel 4.5 tersebut dapat disajikan dengan grafik. Berikut gambar 5 grafik nilai penguasaan konsep peninggalan sejarah kerajaan Hindu-Budha di Indonesia sebelum dilakukan tindakan (pra siklus) :

8 digilib.uns.ac.id 59 Gambar 4.6. Grafik Nilai Penguasaan Konsep Peninggalan Sejarah Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia Sebelum Tindakan Berdasarkan tabel 4.5 dan gambar 4.5 grafik nilai penguasaan konsep peninggalan sejarah kerajaan Hindu-Budha di Indonesia sebelum dilaksanakan tindakan tersebut, diindikasikan bahwa rata-rata konsep peninggalan sejarah kerajaan Hindu-Budha di Indonesia pra siklus rendah yaitu hanya 6 siswa dengan persentase 24% yang memperoleh nilai di atas KKM, dan 19 siswa lainnya dengan persentase 76% yang memperoleh nilai di bawah KKM. Nilai terendah, tertinggi, nilai rata-rata klasikal dan presentase ketuntasan klasikal hasil pre test sebelum dilakukan tindakan dapat dilihat pada tabel 6 :

9 digilib.uns.ac.id 60 Tabel 4.6. Hasil Tes Penguasaan Konsep Peninggalan Sejarah Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia Keterangan Nilai Sebelum Tindakan Nilai Terendah 10 Nilai Tertinggi 80 Rata-rata Nilai 41,92 Siswa Belajar Tuntas 6 Persentase Ketuntasan 24% Berpijak dari data hasil pre test penguasaan konsep peninggalan sejarah kerajaan Hindu-Budha di Indonesia pada kondisi awal, peneliti dengan guru kelas V berdiskusi tentang solusi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan penguasaan konsep peninggalan sejarah kerajaan Hindu-Budha di Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri Purwodiningratan, Surakarta. Tindak lanjut dari pemecahan masalah tersebut yaitu guru menggunakan metode permainan tebak kata. B. Deskripsi Hasil Tindakan Penelitian tentang penguasaan konsep peninggalan sejarah kerajaan Hindu- Budha pada kelas V SD Negeri Purwodiningratan, Surakarta dilakukan dalam dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan : (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) refleksi. 1. Siklus I Tindakan siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan, yaitu pertemuan pertama pada tanggal 4 November 2013, dan pertemuan kedua pada tanggal 6 November Masing-masing pertemuan terdiri dari 2 x 35 menit. Tahapan-tahapan pada siklus I adalah sebagai berikut : a. Perencanaan Kegiatan perencanaan siklus I dilakukan pada hari Jumat, 1 November Peneliti dan guru kelas V mendiskusikan rencana kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Rancangan tindakan didasarkan pada solusi permasalahan yang muncul yaitu dengan menggunakan metode permainan tebak kata.

10 digilib.uns.ac.id 61 Perencanaan penelitian tindakan kelas pada siklus I meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut : 1). Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) pada siklus I disusun 2 x pertemuan. Setiap pertemuan dengan alokasi 2x35 menit. Adapun isi dari RPP yakni : standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, dampak pengiring, karakter siswa yang diharapkan, materi pembelajaran, metode dan model pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, media dan sumber belajar, dan penilaian ( lampiran 8 halaman 132 ). 2). Mempersiapkan Media yang Digunakan Dalam Pembelajaran Peneliti mempersiapkan media flip chart untuk menjelaskan materi tentang konsep peninggalan sejarah kerajaan Hindu-Budha di Indonesia, media kartu tebak kata yang terbuat dari kertas karton yang berukuran 10 x 10 cm digunakan sebagai pertanyaan tebakan dan 5 x 2 cm digunakan sebagai jawaban tebakan. 3). Lembar Observasi Lembar observasi yang digunakan adalah lembar observasi guru dan lembar observasi siswa. Lembar observasi guru digunakan sebagai instrumen penyaji kinerja guru selama proses pembelajaran, sedangkan lembar observasi siswa digunakan sebagai instrumen aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Lembar observasi tersebut merupakan penilaian tentang kualitas proses pembelajaran. Pedoman (lampiran 35 halaman 216 ) dan lembar observasi kinerja guru dapat dilihat pada lampiran 31 dan 32 halaman Pedoman ( lampiran 30 halaman ) dan lembar observasi siswa dapat dilihat pada lampiran 28 halaman ). Lembar Evaluasi Lembar evaluasi digunakan sebagai tes akhir dalam proses pembelajaran. Kisi-kisi soal evaluasi ( lampiran 12 dan 13 halaman

11 digilib.uns.ac.id ), dan lembar evaluasi dapat dilihat pada lampiran 14 dan 15 halaman b. Pelaksanaan Tindakan Dalam tahap pelaksanaan tindakan ini, peneliti berkolaborasi dengan guru kelas V dalam melaksanakan pembelajaran IPS tentang konsep peninggalan sejarah kerajaan Hindu-Budha di Indonesia dengan menggunakan metode permainan tebak kata. Peneliti sebagai observer dan guru kelas V ( Dra.Muthammimah ) sebagai pengajar. Tindakan pada siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, yaitu : 1). Pertemuan 1 Pertemuan pertama mempelajari tentang peninggalan sejarah kerajaan Hindu di Indonesia yaitu Kerajaan Kutai, Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Mataram Kuno, Kerajaan Kahuripan, Kerajaan Kediri, Kerajaan Bali, Kerajaan Pajajaran, Kerajaan Singasari, Kerajaan Majapahit. Kegiatan awal yang dilaksanakan oleh guru menghabiskan waktu kurang lebih 10 menit. Kegiatan yang dilakukan oleh guru yaitu membuka pelajaran dengan doa, mengucapkan pancasila bersama siswa, dan bernyanyi Satu Nusa Satu Bangsa,. Kemudian diadakan presensi kehadiran siswa yang masuk maupun yang tidak masuk pada hari itu. Pertemuan pertama, siswa yang masuk ada 25 dan yang tidak masuk ada 1 siswa. Guru melakukan apersepsi untuk mengkaitkan pengetahuan yang dimilikinya dengan materi yang akan diajarkan yaitu Siapakah yang pernah pergi ke Candi Prambanan?. Lalu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa dapat menyebutkan kerajaan Hindu beserta peninggalannya di Indonesia dengan benar. Langkah selanjutnya masuk pada kegiatan inti pembelajaran yang menghabiskan waktu kurang lebih 50 menit. Kegiatan yang dilakukan oleh guru meliputi : eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. a). Eksplorasi

12 digilib.uns.ac.id 63 (1) Guru menjelaskan materi tentang kerajaan Hindu beserta peninggalannya di Indonesia dengan menggunakan media flip chart. (2) Guru bertanya jawab dengan siswa b). Elaborasi (1) Siswa secara berpasangan melaksanakan permainan tebak kata. Contoh : Kiri Kanan A B Kerajaan Tarumanegara Aku adalah kerajaan Hindu tertua di Jawa Aku didirikan pada abad ke 5 M Aku mempunyai raja terkenal bernama Purnawarman Siapakah Aku? Keterangan : A adalah siswa yang menjawab tebakan B adalah siswa yang memberikan pertanyaan tebakan (2) Guru menilai siswa yang menjawab tebakan. Pedoman penilaian kegiatan permainan tebak kata dapat dilihat pada lampiran 10 halaman 149. c). Konfirmasi (1) Guru mengkonfirmasi kegiatan yang sudah dilakukan siswa. (2) Memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang pembelajaran yang commit sudah to dilakukan. user

13 digilib.uns.ac.id 64 Akhir pembelajaran guru memberikan soal evaluasi kepada siswa untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap apa yang sudah dipelajari. Kemudian guru memberikan pekerjaan rumah. Kegiatan akhir pembelajaran ini, guru menghabiskan waktu kurang lebih 10 menit. 2). Pertemuan 2 Pertemuan kedua mempelajari peninggalan sejarah kerajaan Budha di Indonesia yaitu Kerajaan Kalingga, dan Kerajaan Sriwijaya. Tujuan utamanya adalah siswa dapat menyebutkan kerajaan Budha beserta peninggalannya di Indonesia dengan benar. Kegiatan awal yang dilaksanakan oleh guru menghabiskan waktu kurang lebih 10 menit. Kegiatan yang dilakukan oleh guru yaitu membuka pelajaran dengan doa. Kemudian diadakan presensi kehadiran siswa yang masuk maupun yang tidak masuk pada hari itu. Pertemuan kedua, siswa yang tidak masuk 1 siswa. Guru melakukan apersepsi untuk mengkaitkan pengetahuan yang dimilikinya dengan materi yang akan diajarkan yaitu Siapakah yang pernah pergi ke Candi Borobudur?. Lalu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa dapat menyebutkan kerajaan Budha beserta peninggalannya di Indonesia dengan benar. Langkah selanjutnya masuk pada kegiatan inti pembelajaran yang menghabiskan waktu kurang lebih 50 menit. Kegiatan yang dilakukan oleh guru meliputi : eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. a). Eksplorasi (1) Guru menjelaskan materi tentang kerajaan Budha beserta peninggalannya di Indonesia dengan menggunakan media flip chart. (2) Guru bertanya jawab dengan siswa b). Elaborasi (1) Siswa secara berpasangan melaksanakan permainan tebak kata. Contoh

14 digilib.uns.ac.id 65 Kiri A Kanan B Kerajaan Kalingga Aku berdiri sekitar abad 6 M Aku terletak di daerah Jawa Tengah Ratuku bernama Ratu Sima Siapakah Aku? Keterangan : A adalah siswa yang menjawab tebakan B adalah siswa yang memberikan pertanyaan tebakan (2) Guru menilai siswa yang menjawab tebakan. Pedoman penilaian kegiatan permainan tebak kata dapat dilihat pada 10 lampiran halaman 149. c). Konfirmasi (1) Guru mengkonfirmasi kegiatan yang sudah dilakukan siswa. (2) Memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang pembelajaran yang sudah dilakukan. Pada akhir pembelajaran guru memberikan soal evaluasi kepada siswa untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap apa yang sudah dipelajari. Kemudian guru memberikan pekerjaan rumah. Kegiatan akhir pembelajaran ini, guru menghabiskan waktu kurang lebih 10 menit.

15 digilib.uns.ac.id 66 c. Observasi Observasi dilakukan untuk mengetahui kinerja guru dalam proses pembelajaran dan untuk mengetahui proses pembelajaran siswa ketika mengikuti pembelajaran IPS tentang konsep peninggalan sejarah kerajaan Hindu-Budha di Indonesia dengan menggunkan metode permainan tebak kata. Hasil Observasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu : 1) Hasil Observasi Guru Hasil observasi terhadap guru pada siklus I dapat dilihat pada lampiran 31 dan 32 halaman Ada 4 aspek yang diamati oleh peneliti yaitu : a) Aspek Pra Pembelajaran Dalam aspek pra pembelajaran meliputi : guru mempersiapkan ruang, alat, dan media pembelajaran, serta memeriksa kesiapan. Hasil observasi dari aspek ini, rata-rata yang diperoleh guru pada pertemuan pertama dan kedua adalah 4 dengan kategori sangat baik. b) Membuka Pembelajaran Dalam aspek membuka pembelajaran meliputi : melakukan kegiatan absensi, dan menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan rencana kegiatan. Hasil observasi dari aspek ini, rata-rata yang diperoleh oleh guru pada pertemuan pertama 3 dengan kategori baik, sedangkan pada pertemuan kedua rata-rata yang diperoleh guru adalah 3,5 dengan kategori baik. c) Kegiatan Inti Pembelajaran Dalam aspek kegiatan inti pembelajaran meliputi : (1) Penguasaan Materi Pelajaran Aspek yang diamati dari penguasaan materi pelajaran yaitu menunjukkan penguasaan materi pembelajaran, mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan, menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hierarki commit belajar to user dan karakteristik siswa, mengaitkan

16 digilib.uns.ac.id 67 materi dengan realitas kehidupan. Rata-rata penguasaan materi pelajaran yang diperoleh guru pada pertemuan pertama adalah 3,5 dengan kategori baik, dan pada pertemuan kedua adalah 3,75. (2) Pendekatan/Strategi Pembelajaran Aspek yang diamati dari pendekatan/strategi pembelajaran yaitu melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan karakteristik siswa, melaksanakan pembelajaran secara runtun, menguasai kelas, melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual, melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif (dampak pengiring), melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan. Rata- rata yang diperoleh guru pada pertemuan pertama dan kedua dari aspek ini adalah 3,67 dengan kategori baik. (3) Pemanfaatan Sumber Belajar/Media Pembelajaran Aspek yang diamati dari sumber belajar/media pembelajaran yaitu menggunakan media dan sumber yang efektif dan efisien, menghasilkan pesan yang menarik, melibatkan siswa dalam pemanfaatan media/sumber, melaksanakan pembelajaran yang bersifat konstektual. Ratarata yang diperoleh guru pada pertemuan pertama dan kedua dari aspek ini adalah 3,25 dengan kategori baik. (4) Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan Siswa Aspek yang diamati dari pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa yaitu menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran, menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa, menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif, menumbuhkan commit keceriaan to user dan antusiasme siswa dalam belajar.

17 digilib.uns.ac.id 68 Rata-rata yang diperoleh guru pada pertemuan pertama dari aspek ini adalah 3,25 dengan kategori baik. Sedangkan pada pertemuan kedua rata-rata yang diperoleh guru adalah 3 dengan kategori baik. (5) Penilaian Proses dan Hasil Aspek yang diamati dari penilaian proses dan akhir yaitu memantau kemajuan belajar selama proses, dan melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan). Rata-rata yang diperoleh guru pada pertemuan dari aspek ini adalah 3,5. Sedangkan pertemuan kedua, rata-rata yang diperoleh guru adalah 4 dengan kategori sangat baik. (6) Penggunaan Bahasa Aspek yang diamati dari penggunaan bahasa yaitu menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, benar, dan lancar, menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai. Rata-rata yang diperoleh guru dari aspek ini adalah 3,5. Sedangkan pertemuan kedua adalah 4 dengan kategori sangat baik. d) Penutup Dalam aspek penutup ini meliputi : melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa, melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan atau kegiatan atau tugas sebagai remidi/pengayaan. Rata-rata guru pada pertemuan pertama dari aspek ini adalah 2,5 dengan kategori cukup baik. Sedangkan pada pertemuan kedua, rata-rata yang diperoleh oleh guru adalah 3,5. Untuk lebih jelasnya tentang hasil observasi terhadap kinerja guru dalam proses pembelajaran dapat dilihat tabel 7 :

18 digilib.uns.ac.id 69 Tabel 4.7. Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Proses Pembelajaran Nilai B Berdasarkan tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa kinerja guru pada siklus pertama mengalami peningkatan yaitu pada pertemuan pertama rata-ratanya adalah 3,35 dan pada pertemuan kedua rataratanya adalah 3,52. Sehingga rata-rata kinerja guru dalam proses pembelajaran pada siklus I adalah 3,44 dengan kategori baik. 2) Hasil Observasi Kualitas Proses Siswa dalam Pembelajaran Hasil observasi kualitas proses pembelajaran siswa kelas V SD Negeri Purwodiningratan, Surakarta pada siklus I dapat dilihat pada lampiran 28 halaman Pengamatan kualitas proses pembelajaran IPS materi konsep peninggalan sejarah kerajaan Hindu- Budha di Indonesia dengan menggunakan metode permainan tebak kata meliputi empat aspek yakni perhatian, keaktifan, kerja sama, dan pemahaman. Pengamatan pertama didasarkan pada aspek tingkat perhatian siswa. Hasil data tingkat perhatian siswa pada siklus I dapat dilihat dalam tabel 8 : Siklus I Pertemuan 1 Pertemuan 2 Rata-rata Kategori 3,35 3,52 3,44 Baik Tabel 4.8. Tabel Perhatian Siswa Dalam Pembelajaran IPS Materi Peninggalan Sejarah Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia Siklus I No Tingkat Perhatian Frekuensi Siswa Persentase 1 Perhatian 15 60% 2 Kurang Perhatian 10 40% 3 Tidak Perhatian 0 0% Jumlah % Dari tabel 4.8 dapat diperoleh bahwa terdapat 15 siswa atau 60% siswa yang memperhatikan pembelajaran yang berlangsung, 10

19 digilib.uns.ac.id 70 siswa atau 40% yang kurang memperhatikan pembelajaran, dan tidak ada siswa atau 0 % yang tidak memperhatikan pembelajaran IPS materi konsep peninggalan sejarah Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia. Data tersebut dapat disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 7 : % Frekuensi % Frekuensi 0 0% Perhatian Kurang Tidak Perhatian Perhatian Tingkat Perhatian Gambar 4.7. Grafik Tingkat Perhatian Siswa dalam Proses Pembelajaran IPS Materi Peninggalan Sejarah Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia Siklus I Bertolak dari sajian tabel 4.8 dan gambar grafik 4.7 tersebut, menunjukkan bahwa tingkat perhatian siswa masih di bawah kriteria yang ditetapkan (80%). Oleh karena itu, diperlukan perbaikan pada pembelajaran selanjutnya. Aspek kedua yaitu tingkat keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS materi konsep peninggalan sejarah kerajaan Hindu- Budha di Indonesia. Hasil pengamatan siklus I tentang aspek tingkat keaktifan siswa dapat dilihat tabel 9 di bawah ini :

20 digilib.uns.ac.id 71 Tabel 4.9. Tabel Keaktifan Siswa dalam Proses Pembelajaran IPS Materi Peninggalan Sejarah Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia Siklus I No Tingkat Keaktifan Frekuensi Siswa Persentase 1 Aktif 11 44% 2 Kurang Aktif 14 56% 3 Tidak Aktif 0 0% Jumlah % Tabel 4.9 di atas menunjukkan keadaan tingkat keaktifan siswa selama proses pembelajaran pada siklus I yaitu 11 siswa atau 44% siswa aktif dalam proses pembelajaran, 14 siswa atau 56% siswa kurang aktif selama proses pembelajaran, 0 siswa atau 0% siswa yang tidak aktif selama proses pembelajaran. Data tersebut dapat disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 8 : Frekuensi % Aktif 56% 0% Kurang Tidak Aktif Aktif Tingkat Keaktifan Frekuensi Gambar 4.8.Grafik Tingkat Keaktifan Siswa dalam Proses Pembelajaran IPS Materi Peninggalan Sejarah Kerajaan Hindu-Budha Siklus I Berdasarkan tabel 4.9 dan gambar grafik 4.8 di atas menunjukkan bahwa tingkat keaktifan siswa masih di bawah kriteria

21 digilib.uns.ac.id 72 yang ditetapkan (80%). Dengan demikian diperlukan perbaikan pada pembelajaran selanjutnya. Aspek ketiga yang diamati yaitu tingkat kerja sama siswa dalam proses pembelajaran IPS materi konsep peninggalan sejarah kerajaan Hindu-Budha di Indonesia. Hasil pengamatan pada siklus I tentang aspek tingkat kerja sama siswa dapat dilihat tabel 10 di bawah ini : Tabel 4.10.Tabel Tngkat Kerja Sama Siswa dalam Proses Pembelajaran IPS Materi Peninggalan Sejarah Kerajaan Hindu-Budha No Tingkat Kerja Sama Frekuensi Siswa Persentase 1 Kerja Sama 19 76% 2 Kurang Kerja Sama 6 24% 3 Tidak Kerja Sama 0 0% Jumlah % Tabel 4.10 di atas menunjukkan keadaan tingkat kerja sama siswa selama proses pembelajaran pada siklus I yaitu 19 siswa (76%) menunjukkan kerja sama dalam proses pembelajaran IPS, 6 siswa (24%) menunjukkan kurang kerja sama dalam proses pembelajaran IPS, dan tidak ada siswa atau 0 % yang tidak menunjukkan tidak kerja sama dalam pembelajaran IPS. Data tersebut dapat disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 9 : Frekuensi % Kerja Sama 24% 0% Kurang Tidak Kerja Kerja Sama Sama Tingkat Kerja Sama Column2 Column1 Frekuensi Gambar 4.9. Grafik Tingkat Kerja Sama Siswa dalam Proses Pembelajaran commit IPS to user Materi Peninggalan Sejarah Kerajaan Hindu-Budha Siklus I

22 digilib.uns.ac.id 73 Berdasarkan tabel 4.10 dan gambar grafik 4.9 di atas menunjukkan bahwa tingkat kerja sama siswa masih di bawah kriteria yang ditetapkan yaitu 80%. Oleh karena itu, diperlukan perbaikan pada pembelajaran selanjutnya. Aspek keempat yang diamati oleh peneliti pada siklus I yaitu tentang tingkat pemahaman siswa. Tingkat pemahaman siswa pada siklus I dapat di lihat pada tabel 11 : Tabel Tabel Tingkat Pemahaman Siswa dalam Proses Pembelajaran IPS Materi Peninggalan Sejarah Kerajaan Hindu-Budha Siklus I No Tingkat Pemahaman Frekuensi Siswa Persentase 1 Paham 15 60% 2 Kurang Paham 10 40% 3 Tidak Paham 0 0% Jumlah % Frekuensi Tabel 4.11 di atas menunjukkan keadaan tingkat pemahaman siswa selama proses pembelajaran pada siklus I yaitu 15 siswa atau 60% yang memahami materi yang telah diajarkan oleh guru, 10 siswa atau 40% kurang memahami materi yang diajarkan oleh guru, dan 0% siswa yang tidak memahami materi yang telah diajarkan oleh guru. Data tersebut dapat disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 10 : 60% Paham 40% Kurang Paham 0% Tidak Paham Frekuensi Tingkat Pemahaman Gambar Grafik Tingkat Pemahaman Siswa dalam Proses Pembelajaran IPS Materi Peninggalan Sejarah Kerajaan commit Hindu-Budha to user Siklus I

23 digilib.uns.ac.id 74 Berdasarkan tabel 4.11 dan gambar grafik 4.10 di atas menunjukkan bahwa tingkat pemahaman siswa masih di bawah kriteria yang ditetapkan yaitu 80%. Berdasarkan hasil observasi siswa tentang proses pembelajaran IPS materi konsep peninggalan sejarah kerajaan Hindu- Budha di Indonesia siklus I yang meliputi aspek perhatian, keaktifan, kerja sama, dan pemahaman tersebut, diindikasikan bahwa pembelajaran IPS tersebut belum mencapai hasil yang optimal yaitu di bawah kriteria yang ditetapkan (80%).Dengan demikian, perlu diadakan suatu tindakan pada siklus selanjutnya agar kualitas proses pembelajaran IPS 80%. 3) Hasil Nilai Kemampuan Siswa dalam Permainan Tebak Kata Hasil nilai kemampuan siswa dalam kegiatan permainan tebak kata pada siklus I dapat dilihat pada lampiran 24 halaman 189. Nilai tersebut dapat disajikan dalam bentuk tabel 12 distribusi frekuensi berikut ini : Tabel Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Siswa dalam Kegiatan Permainan Tebak Kata No Interval Nilai Batas bawah fi xi fi. xi % Fk ,5-33,5 1 26,5 26, ,5-47,5 2 40, ,5-61,5 5 54,5 272, ,5-75,5 6 66, ,5-89,5 4 80, ,5-103,5 7 94,5 661, Jumlah ,5 100 Rata- rata = 1.762,5: 25 = 70,5 Tingkat ketuntasan klasikal = 17 : 25 x 100% = 68% Berdasarkan tabel 4.12 tersebut dapat disajikan dengan grafik. Berikut gambar 11 grafik nilai kemampuan siswa dalam kegiatan permainan tebak kata pada siklus I :

24 digilib.uns.ac.id 75 Gambar Grafik Nilai Kemampuan Siswa dalam Kegiatan Permainan Tebak Kata Pada Siklus I Berdasarkan tabel 12 dan gambar 11 grafik nilai kemampuan siswa dalam kegiatan permainan tebak kata pada siklus I, diindikasikan bahwa rata-rata konsep peninggalan sejarah kerajaan Hindu-Budha di Indonesia siklus I sudah cukup baik yaitu rata-ratanya 71,62 di atas KKM (KKM=63). Akan tetapi, ketuntasan klasikal belum mencapai indikator yang ditetapkan 80 %. Dengan demikian perlu diadakan perbaikan tindakan pada pembelajaran selanjutnya. 4) Hasil Tes Penguasaan Konsep Peninggalan Sejarah Kerajaan Hindu- Budha Siklus I Setelah diadakan tindakan siklus I yang terdiri dari dua pertemuan diperoleh data nilai penguasaan konsep peninggalan sejarah kerajaan Hindu-Budha yang dapat dilihat pada lampiran 26 halaman 191. Data tersebut dapat disajikan tabel 13 di bawah ini :

25 digilib.uns.ac.id 76 Tabel Distribusi Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep Peninggalan Sejarah Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia Siklus I Interval Batas No Nilai bawah fi xi fi. xi % Fk ,5-65,5 9 62,5 562, ,5-71,5 4 68, ,5-77,5 2 74, B ,5-83,5 4 80, ,5-89,5 5 86,5 432, e ,5-95,5 1 92,5 92, r Jumlah ,5 100 drata- rata = 1.832,5: 25 = 73,3 a Tingkat ketuntasan klasikal = 17 : 25 x 100% = 68% Berdasarkan tabel 13 tersebut dapat disajikan dengan grafik. Berikut gambar 12 grafik nilai penguasaan konsep peninggalan sejarah kerajaan Hindu-Budha di Indonesia pada siklus I : Gambar Grafik Nilai Penguasaan Konsep Peninggalan Sejarah Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia Siklus I Berdasarkan tabel 13 dan gambar 12 grafik nilai penguasaan konsep peninggalan sejarah commit kerajaan to user Hindu-Budha di Indonesia pada

26 digilib.uns.ac.id 77 siklus I, diindikasikan bahwa rata-rata konsep peninggalan sejarah kerajaan Hindu-Budha di Indonesia siklus I sudah cukup baik yaitu rataratanya 73,3 di atas KKM (KKM=63). Nilai terendah, tertinggi, nilai ratarata klasikal dan persentase ketuntasan klasikal hasil test siklus I dapat dilihat pada tabel 14 : Tabel Hasil Tes Penguasaan Konsep Peninggalan Sejarah Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia Siklus I Keterangan Nilai sebelum Tindakan Nilai Terendah 60 Nilai Tertinggi 90 Rata-rata Nilai 73,3 Siswa Belajar Tuntas 17 Persentase Ketuntasan 68% Berpijak dari data hasil tes penguasaan konsep peninggalan sejarah kerajaan Hindu-Budha di Indonesia pada siklus I diperoleh hasil ketuntasan masih dibawah kriteria yang ditetapkan yaitu 80%. Maka peneliti dengan guru kelas V berdiskusi tentang solusi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan penguasaan konsep peninggalan sejarah kerajaan Hindu-Budha di Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri Purwodiningratan, Surakarta. Tindak lanjut dari pemecahan masalah tersebut yaitu diadakan siklus II sebagai perbaikan dari pelaksanaan siklus I. d. Refleksi Hasil penelitian yang dilakukan pada siklus I di atas menunjukkan terjadinya peningkatan proses maupun hasil dari kondisi awal sebelum dilakukannya tindakan. Peningkatan siklus I dapat dilihat di bawah ini : 1) Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran IPS Peningkatan kualitas proses pembelajaran IPS siklus I dapat dilihat dari empat aspek :

27 digilib.uns.ac.id 78 a) Perhatian Perhatian siswa terhadap pembelajaran IPS materi konsep peninggalan sejarah kerajaan Hindu-Budha di Indonesia dengan menggunakan metode permainan tebak kata telah menunjukkan peningkatan dari kondisi awal 23,08% menjadi 60%. Siswa lebih memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru karena media dan metode yang digunakan menarik yaitu media flip chart dan metode permainan tebak kata yang tidak pernah dilakukan oleh guru sebelumnya. b) Keaktifan Keaktifan siswa terhadap pembelajaran IPS materi konsep peninggalan sejarah kerajaan Hindu-Budha di Indonesia dengan menggunakan metode permainan tebak kata telah menunjukkan peningkatan dari kondisi awal 23,08 % menjadi 44 %. Siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan permainan tebak kata, aktif bertanya. c) Kerja Sama Siswa yang melakukan kerja sama dengan baik dalam proses pembelajaran pada siklus I sebesar 76 % atau sebanyak 19 siswa, sedangkan 6 siswa atau 24 % siswa kurang kerja sama dengan teman lainnya. Aspek kerja sama setelah dilakukan metode permainan tebak kata pada siklus I menunjukkan peningkatan dibandingkan sebelum dilakukannya tindakan yaitu tidak ada kerja sama siswa dalam kelompok karena metode yang diajarkan ceramah dan pemberian tugas. d) Perhatian Perhatian siswa ketika mengikuti proses pembelajaran pada siklus I sebesar 60 %. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan siswa dalam aspek perhatian terhadap materi yang diajarkan dibandingkan sebelum dilakukan tindakan (pra siklus) dengan prosentase commit 45,15% to user

28 digilib.uns.ac.id 79 2) Peningkatan Hasil Pembelajaran IPS Materi Peninggalan Sejarah Kerajaan Hindu-Budha. Penggunaan metode permainan tebak kata pada siklus I tidak hanya dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran, tetapi juga meningkatkan hasil pembelajaran IPS materi peninggalan sejarah kerajaan Hindu-Budha di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai yakni sebelum dilakukan tindakan (hasil pre-test) rata-ratanya 41,96 dan setelah dilakukan tindakan dengan menggunakan metode permainan tebak kata rata-ratanya menjadi 73,54. Ketuntasan klasikal sebelum dilakukan tindakan hanya 24% atau 6 siswa yang nilainya di atas KKM (KKM=63). Tetapi setelah dilakukan tindakan pada siklus satu, ketuntasan klasikalnya sebesar 76% atau 19 siswa yang nilainya di atas KKM (KKM=63). Data perkembangan nilai penguasaan konsep peninggalan sejarah kerajaan Hindu-Budha di Indonesia disajikan pada tabel 15 sebagai berikut : Tabel Perkembangan Hasil Penguasaan Konsep Peninggalan Sejarah Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia Sebelum Tindakan dengan Siklus I Keterangan Rata-Rata Nilai Ketuntasan Klasikal Sebelum Tindakan 41,96 24% Siklus I 73,3 76% Dari tabel 15 di atas, dapat disajikan dalam grafik perkembangan penguasaan konsep peninggalan sejarah kerajaan Hindu-Budha di Indonesia pada gambar 13 :

29 digilib.uns.ac.id Sebelum Tindakan Siklus I Rata-rata nilai Ketuntasan Klasikal Gambar Grafik Perkembangan Hasil Penguasaan Konsep Peninggalan Sejarah Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia Sebelum Tindakan dengan Siklus I Selain keberhasilan yang ditunjukkan pada siklus I, ternyata juga terdapat kekurangan dari tindakan siklus I yang menyebakan hasil pembelajaran IPS materi peninggalan sejarah kerajaan Hindu-Budha kurang maksimal. Beberapa kekurangannya, antara lain : 1) Guru a) Penggunaan metode permainan tebak kata, guru belum menjelaskan langkah-langkah cara melakukannya sehingga siswa masih ada yang bingung dalam melaksanakan permainan tebak kata. b) Penilaian kemampuan siswa dalam kegiatan permainan tebak kata belum sesuai dengan pedoman penilaian kegiatan siswa dalam bermain tebak kata. c) Kegiatan penutup. guru belum melibatkan siswa untuk melakukan refleksi maupun membuat rangkuman.

30 digilib.uns.ac.id 81 2) Siswa a) Materi tentang sejarah kerajaan Hindu-Budha sudah diberikan oleh guru sebelum menggunakan metode permainan tebak kata. Ketika guru memberikan materi tersebut dengan metode yang berbeda dan media yang digunakan flipchart, ada 10 siswa yang kurang memperhatikannya. Sehingga hasil dari evaluasi kurang maksimal. b) Siswa belum terbiasa melakukan permainan tebak kata, sehingga sebagian siswa yang menjadi penebak terkadang hanya 1 pertanyaan saja yang dibacakan. Sehingga, yang menjadi pasangannya tidak bisa menjawabnya. Hal ini menandakan kerja sama siswa kurang baik. Dari refleksi di atas, tindakan yang dilaksanakan pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan. Penelitian dikatakan berhasil apabila indikator keberhasilan mencapai 80%. Pada siklus I ini baru mencapai 76%. Karena tindakan pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan, maka perlu adanya perbaikan yang dilanjutkan penelitian pada siklus II. 2. Siklus II Tindakan siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan, yaitu pertemuan pertama pada tanggal 15 November 2013, dan pertemuan kedua pada tanggal 16 November Masing-masing pertemuan terdiri dari 2 x 35 menit. Tahapan-tahapan pada siklus II adalah sebagai berikut : a. Perencanaan Berdasarkan hasil refleksi pada tindakan siklus I, maka perlu diadakan perbaikan pada siklus II. Kegiatan perencanaan siklus II dilakukan pada hari Jumat, 8 November Peneliti dan guru kelas V mendiskusikan rencana kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

31 digilib.uns.ac.id 82 Rancangan tindakan didasarkan pada solusi permasalahan pada siklus I. Adapun langkah perbaikan dari tindakan siklus I, yaitu : 1) Peneliti berdiskusi dengan guru yakni peneliti menjelaskan kembali metode permainan tebak kata dengan variasi yang berbeda. Pada siklus I metode permainan tebak kata dilakukan dengan berpasangan, tetapi pada siklus II, metode permainan tebak kata dilakukan dengan cara kuis, dan guru harus menjelaskan langkah-langkah permainan tebak kata dengan cara kuis agar siswa tidak bingung ketika melaksanakannya. 2) Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru harus memahami pedoman penilaian kegiatan siswa dalam permainan tebak kata agar penilaian kegiatan siswa pada siklus II sesuai dengan pedomannya. 3) Pada kegiatan penutup, guru memberikan refleksi tentang pembelajaran yang sudah dilakukan. 4) Kualitas proses pembelajaran siswa dalam aspek perhatian, keaktifan, kerja sama, dan pemahaman ditingkatkan dengan cara menciptakan kondisi pembelajaran yang menyenangkan, memotivasi, dan mengaktifkan siswa. 5) Memperbaiki langkah-langkah pembelajaran yang menekankan penggunaan metode permainan tebak kata. Perencanaan penelitian tindakan kelas pada siklus II meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut : 1). Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) pada siklus I disusun 2 x pertemuan. Setiap pertemuan dengan alokasi 2x35 menit. Adapun isi dari RPP yakni : standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, dampak pengiring, karakter siswa yang diharapkan, materi pembelajaran, metode dan model pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, media dan sumber belajar, dan penilaian ( lampiran 16 halaman 161 ). 2). Mempersiapkan Media commit yang Digunakan to user Dalam Pembelajaran

32 digilib.uns.ac.id 83 Peneliti mempersiapkan media flip chart untuk menjelaskan materi tentang konsep peninggalan sejarah kerajaan Hindu-Budha di Indonesia, media kartu tebak kata yang terbuat dari kertas karton yang berukuran 10 x 10 cm digunakan sebagai pertanyaan tebakan dan 5 x 2 cm digunakan sebagai jawaban tebakan. 3). Lembar Observasi Lembar observasi yang digunakan adalah lembar observasi guru dan lembar observasi siswa. Lembar observasi guru digunakan sebagai instrumen penyaji kinerja guru selama proses pembelajaran, sedangkan lembar observasi siswa digunakan sebagai instrumen aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Lembar observasi tersebut merupakan penilaian tentang kualitas proses pembelajaran. Pedoman (lampiran 35 halaman 216) dan lembar observasi kinerja guru dapat dilihat pada lampiran halaman Pedoman (lampiran 30 halaman ) dan lembar observasi siswa dapat dilihat pada lampiran 29 halaman ). Lembar Evaluasi Lembar evaluasi digunakan sebagai tes akhir dalam proses pembelajaran. Kisi-kisi soal evaluasi (lampiran 20 dan 21 halaman ), dan lembar evaluasi dapat dilihat pada lampiran 22 dan 23 halaman b. Pelaksanaan Tindakan Dalam tahap pelaksanaan tindakan ini, peneliti berkolaborasi dengan guru kelas V dalam melaksanakan pembelajaran IPS tentang konsep peninggalan sejarah kerajaan Hindu-Budha di Indonesia dengan menggunakan metode permainan tebak kata. Peneliti sebagai observer dan guru kelas V ( Dra.Muthammimah ) sebagai pengajar. Tindakan pada siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, yaitu : 1) Pertemuan 1 Pertemuan pertama mempelajari tentang peninggalan sejarah kerajaan Hindu commit di Indonesia to user yaitu Kerajaan Kutai, Kerajaan

33 digilib.uns.ac.id 84 Tarumanegara, Kerajaan Mataram Kuno, Kerajaan Kahuripan, Kerajaan Kediri, Kerajaan Bali, Kerajaan Pajajaran, Kerajaan Singasari, Kerajaan Majapahit. Kegiatan awal yang dilaksanakan oleh guru menghabiskan waktu kurang lebih 10 menit. Kegiatan yang dilakukan oleh guru yaitu membuka pelajaran dengan doa, mengucapkan pancasila bersama siswa. Kemudian diadakan presensi kehadiran siswa yang masuk maupun yang tidak masuk pada hari itu. Pertemuan pertama, siswa yang masuk ada 24 dan yang tidak masuk ada 2 siswa. Guru melakukan apersepsi untuk mengkaitkan pengetahuan yang dimilikinya dengan materi yang akan diajarkan yaitu Siapakah yang pernah melihat cerita Raden Kian Santang?. Lalu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa dapat menyebutkan kerajaan Hindu beserta peninggalannya di Indonesia dengan benar. Langkah selanjutnya masuk pada kegiatan inti pembelajaran yang menghabiskan waktu kurang lebih 50 menit. Kegiatan yang dilakukan oleh guru meliputi : eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. a). Eksplorasi (1) Guru menjelaskan materi tentang kerajaan Hindu beserta peninggalannya di Indonesia dengan menggunakan media flip chart. (2) Guru bertanya jawab dengan siswa b). Elaborasi (1) Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok. Masing-masing kelompok beranggotakan 12 siswa. (2) Masing-masing kelompok berdiri berjajar ke belakang. (3) Dengan metode permainan tebak kata, guru membacakan tebakan kepada kedua kelompok. (4) Masing-masing kelompok mengambil jawaban tebakan, kemudian di tempel di papan karton. ( dapat dilihat pada lampiran 53 halaman commit 250 to ). user

34 digilib.uns.ac.id 85 c). Konfirmasi (1) Guru mengkonfirmasi kegiatan yang sudah dilakukan siswa. (2) Pemberian reward bagi prestasi siswa. (3) Memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang pembelajaran yang sudah dilakukan. Pada akhir pembelajaran, siswa bersama guru membuat kesimpulan mengenai pembalajaran yang telah dilakukan, guru memberikan soal evaluasi kepada siswa untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap apa yang sudah dipelajari. Kemudian guru memberikan pekerjaan rumah. Kegiatan akhir pembelajaran ini, guru menghabiskan waktu kurang lebih 10 menit. 2) Pertemuan 2 Pertemuan kedua mempelajari peninggalan sejarah kerajaan Budha di Indonesia yaitu Kerajaan Kalingga, dan Kerajaan Sriwijaya. Tujuan utamanya adalah siswa dapat menyebutkan kerajaan Budha beserta peninggalannya di Indonesia dengan benar. Kegiatan awal yang dilaksanakan oleh guru menghabiskan waktu kurang lebih 10 menit. Kegiatan yang dilakukan oleh guru yaitu guru melakukan apersepsi untuk mengkaitkan pengetahuan yang dimilikinya dengan materi yang akan diajarkan yaitu Siapakah yang pernah pergi ke Candi Borobudur? ; Dimana letak Candi Borobudur?. Lalu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa dapat menyebutkan kerajaan Budha beserta peninggalannya di Indonesia dengan benar. Langkah selanjutnya masuk pada kegiatan inti pembelajaran yang menghabiskan waktu kurang lebih 50 menit. Kegiatan yang dilakukan oleh guru meliputi : eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. a). Eksplorasi

35 digilib.uns.ac.id 86 (1) Guru menjelaskan materi tentang kerajaan Budha beserta peninggalannya di Indonesia dengan menggunakan media flip chart. (2) Guru bertanya jawab dengan siswa. b). Elaborasi (1) Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok. Masing-masing kelompok beranggotakan 12 siswa. (2) Masing-masing kelompok berdiri berjajar ke belakang. (3) Dengan metode permainan tebak kata, guru membacakan tebakan kepada kedua kelompok. (4) Masing-masing kelompok mengambil jawaban tebakan, kemudian di tempel di papan karton. ( dapat dilihat pada lampiran 53 halaman 250 ). c). Konfirmasi (1) Guru mengkonfirmasi kegiatan yang sudah dilakukan siswa. (2) Pemberian reward bagi prestasi siswa. (3) Memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang pembelajaran yang sudah dilakukan. Pada akhir pembelajaran, siswa bersama guru membuat kesimpulan mengenai pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian, guru memberikan soal evaluasi kepada siswa untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap apa yang sudah dipelajari. Lalu, guru memberikan pekerjaan rumah. Kegiatan akhir pembelajaran ini, guru menghabiskan waktu kurang lebih 10 menit. c. Observasi Observasi dilakukan untuk mengetahui kinerja guru dalam proses pembelajaran dan untuk mengetahui proses pembelajaran siswa ketika mengikuti pembelajaran IPS tentang konsep peninggalan sejarah kerajaan Hindu-Budha di Indonesia dengan menggunakan metode permainan tebak kata. Hasil commit Observasi to user yang dilakukan oleh peneliti yaitu :

36 digilib.uns.ac.id 87 1) Hasil Observasi Guru Hasil observasi terhadap guru pada siklus II dapat dilihat pada lampiran 33 dan 34 halaman Ada 4 aspek yang diamati oleh peneliti yaitu : a) Aspek Pra Pembelajaran Dalam aspek pra pembelajaran meliputi : guru mempersiapkan ruang, alat, dan media pembelajaran, serta memeriksa kesiapan. Hasil observasi dari aspek ini, rata-rata yang diperoleh guru pada pertemuan pertama dan kedua adalah 4 dengan kategori sangat baik. b) Membuka Pembelajaran Dalam aspek membuka pembelajaran meliputi : melakukan kegiatan absensi, dan menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan rencana kegiatan. Hasil observasi dari aspek ini, rata-rata yang diperoleh oleh guru pada pertemuan pertama dan kedua adalah 4 dengan kategori sangat baik. c) Kegiatan Inti Pembelajaran Dalam aspek kegiatan inti pembelajaran meliputi : (1) Penguasaan Materi Pelajaran Aspek yang diamati dari penguasaan materi pelajaran yaitu menunjukkan penguasaan materi pembelajaran, mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan, menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hierarki belajar dan karakteristik siswa, mengaitkan materi dengan realitas kehidupan. Rata-rata penguasaan materi pelajaran yang diperoleh guru pada pertemuan pertama adalah 3,75 dengan kategori baik, dan pada pertemuan kedua adalah 4 dengan kategori sangat baik. (2) Pendekatan/Strategi Pembelajaran Aspek yang diamati dari pendekatan/strategi pembelajaran commit yaitu melaksanakan to user pembelajaran sesuai dengan

37 digilib.uns.ac.id 88 kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan karakteristik siswa, melaksanakan pembelajaran secara runtun, menguasai kelas, melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual, melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif (dampak pengiring), melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan. Rata- rata yang diperoleh guru pada pertemuan pertama adalah 3,33 dengan kategori baik dan pertemuan kedua dari aspek ini adalah 3,67 dengan kategori baik. (3) Pemanfaatan Sumber Belajar/Media Pembelajaran Aspek yang diamati dari sumber belajar/media pembelajaran yaitu menggunakan media dan sumber yang efektif dan efisien, menghasilkan pesan yang menarik, melibatkan siswa dalam pemanfaatan media/sumber, melaksanakan pembelajaran yang bersifat konstektual. Ratarata yang diperoleh guru pada pertemuan pertama dan kedua dari aspek ini adalah 3,75 dengan kategori baik. (4) Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan Siswa Aspek yang diamati dari pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa yaitu menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran, menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa, menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif, menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar. Rata-rata yang diperoleh guru pada pertemuan pertama dan adalah 4 dengan kategori sangat baik. (5) Penilaian Proses dan Hasil Aspek yang diamati dari penilaian proses dan akhir yaitu memantau kemajuan belajar selama proses, dan melakukan penilaian commit akhir to user sesuai dengan kompetensi (tujuan).

38 digilib.uns.ac.id 89 Rata-rata yang diperoleh guru pada pertemuan pertama dan kedua dari aspek ini adalah 4 dengan kategori sangat baik. (6) Penggunaan Bahasa d) Penutup Aspek yang diamati dari penggunaan bahasa yaitu menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, benar, dan lancar, menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai. Rata-rata yang diperoleh guru pada pertemuan pertama dan kedua dari aspek ini adalah 4 dengan kategori sangat baik. Dalam aspek penutup ini meliputi : melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa, melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan atau kegiatan atau tugas sebagai remidi/pengayaan. Rata-rata guru pada pertemuan pertama dari aspek ini adalah 3,5 dengan kategori baik. Sedangkan pada pertemuan kedua, rata-rata yang diperoleh oleh guru adalah 3 dengan kategori baik Untuk lebih jelasnya tentang hasil observasi terhadap kinerja guru dalam proses pembelajaran dapat dilihat tabel 16 : Tabel4.16. Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Proses Pembelajaran Nilai Siklus II Pertemuan 1 Pertemuan 2 Rata-rata Kategori 3,81 3,82 3,82 Baik Berdasarkan tabel 16 di atas menunjukkan bahwa kinerja guru pada siklus kedua mengalami peningkatan yaitu pada pertemuan pertama rata-ratanya adalah 3,81 dan pada pertemuan kedua rata-ratanya adalah 3,82. Sehingga rata-rata kinerja guru dalam proses pembelajaran pada siklus II adalah 3,82 dengan kategori baik.

39 digilib.uns.ac.id 90 2) Hasil Observasi Kualitas Proses Siswa dalam Pembelajaran Hasil observasi kualitas proses pembelajaran siswa kelas V SD Negeri Purwodiningratan, Surakarta pada siklus II dapat dilihat pada lampiran halaman. Pengamatan kualitas proses pembelajaran IPS materi konsep peninggalan sejarah kerajaan Hindu-Budha di Indonesia dengan menggunakan metode permainan tebak kata meliputi empat aspek yakni perhatian, keaktifan, kerja sama, dan pemahaman. Pengamatan pertama didasarkan pada aspek tingkat perhatian siswa. Hasil data tingkat perhatian siswa pada siklus II dapat dilihat dalam tabel 17 : Tabel Tabel Perhatian Siswa Dalam Pembelajaran IPS Materi Peninggalan Sejarah Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia Siklus II No Tingkat Perhatian Frekuensi Siswa Persentase 1 Perhatian 23 95,83% 2 Kurang Perhatian 1 4,17% 3 Tidak Perhatian 0 0% Jumlah % Berdasarkan tabel 17 dapat diperoleh bahwa terdapat 25 siswa atau 95,83% siswa yang memperhatikan pembelajaran yang berlangsung, 1 siswa atau 4,17% yang kurang memperhatikan pembelajaran, dan tidak ada siswa atau 0 % yang tidak memperhatikan pembelajaran IPS materi konsep peninggalan sejarah Kerajaan Hindu- Budha di Indonesia. Data tersebut dapat disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 13 :

40 digilib.uns.ac.id ,83 Frekuensi ,17% 0% Perhatian Kurang Tidak Perhatian Perhatian Tingkat Perhatian Frekuensi Gambar 14. Grafik Tingkat Perhatian Siswa dalam Proses Pembelajaran IPS Materi Peninggalan Sejarah Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia Siklus II Bertolak dari sajian tabel 17 dan gambar 14 grafik tersebut, menunjukkan bahwa tingkat perhatian siswa di atas kriteria yang ditetapkan (80%) yaitu sebesar 95,83%. Aspek kedua yaitu tingkat keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS materi konsep peninggalan sejarah kerajaan Hindu- Budha di Indonesia. Hasil pengamatan siklus II tentang aspek tingkat keaktifan siswa dapat dilihat tabel 18 di bawah ini : Tabel Tabel Keaktifan Siswa dalam Proses Pembelajaran IPS Materi Peninggalan Sejarah Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia Siklus II No Tingkat Keaktifan Frekuensi Siswa Persentase 1 Aktif 23 95,83% 2 Kurang Aktif 1 4,17% 3 Tidak Aktif 0 0% Jumlah %

41 digilib.uns.ac.id 92 Tabel 18 di atas menunjukkan keadaan tingkat keaktifan siswa selama proses pembelajaran pada siklus II yaitu 23 siswa atau 95,83% siswa aktif dalam proses pembelajaran, 1 siswa atau 4,17% siswa kurang aktif selama proses pembelajaran, 0 siswa atau 0% siswa yang tidak aktif selama proses pembelajaran. Data tersebut dapat disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 15 : Frekuensi ,83% Aktif 4,17% 0% Kurang Tidak Aktif Aktif Tingkat Keaktifan Frekuensi Gambar 4.15.Grafik Tingkat Keaktifan Siswa dalam Proses Pembelajaran IPS Materi Peninggalan Sejarah Kerajaan Hindu-Budha Siklus II Berdasarkan tabel 18 dan gambar 15 grafik di atas menunjukkan bahwa tingkat keaktifan siswa di atas kriteria yang ditetapkan (80%). Dengan demikian tindakan siklus II sudah berhasil. Aspek ketiga yang diamati yaitu tingkat kerja sama siswa dalam proses pembelajaran IPS materi konsep peninggalan sejarah kerajaan Hindu-Budha di Indonesia. Hasil pengamatan pada siklus II tentang aspek tingkat kerja sama siswa dapat dilihat tabel 19 di bawah ini :

42 digilib.uns.ac.id 93 Tabel Tabel Tngkat Kerja Sama Siswa dalam Proses Pembelajaran IPS Materi Peninggalan Sejarah Kerajaan Hindu-Budha Siklus II No Tingkat Kerja Sama Frekuensi Siswa Persentase 1 Kerja Sama % 2 Kurang Kerja Sama 0 0% 3 Tidak Kerja Sama 0 0% Jumlah % Tabel 19 di atas menunjukkan keadaan tingkat kerja sama siswa selama proses pembelajaran pada siklus II yaitu semua siswa (24 siswa) menunjukkan kerja sama dalam proses pembelajaran IPS. Data tersebut dapat disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 16 : % Frekuensi Kerja Sama 0 % Kurang Kerja Sama 0% Tidak Kerja Sama Tingkat Kerja Sama Frekuensi Gambar Grafik Tingkat Kerja Sama Siswa dalam Proses Pembelajaran IPS Materi Peninggalan Sejarah Kerajaan Hindu-Budha Siklus II Berdasarkan tabel 19 dan gambar grafik 16 di atas menunjukkan bahwa tingkat kerja sama siswa di atas kriteria yang ditetapkan yaitu 80%.

43 digilib.uns.ac.id 94 Aspek keempat yang diamati oleh peneliti pada siklus II yaitu tentang tingkat pemahaman siswa. Tingkat pemahaman siswa pada siklus II dapat di lihat pada tabel 20 : Tabel Tabel Tingkat Pemahaman Siswa dalam Proses Pembelajaran IPS Materi Peninggalan Sejarah Kerajaan Hindu-Budha Siklus II No Tingkat Pemahaman Frekuensi Siswa Persentase 1 Paham 23 95,83% 2 Kurang Paham 1 4,17% 3 Tidak Paham 0 0% Jumlah % Tabel 20 di atas menunjukkan keadaan tingkat pemahaman siswa selama proses pembelajaran pada siklus II yaitu 23 siswa atau 95,83% yang memahami materi yang telah diajarkan oleh guru, 1 siswa atau 4,17% kurang memahami materi yang diajarkan oleh guru, dan 0% siswa yang tidak memahami materi yang telah diajarkan oleh guru. Data tersebut dapat disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 17 : Frekuensi ,83% Paham 4,17% 0% Kurang Tidak Paham Paham Tingkat Pemahaman Frekuensi Gambar Grafik Tingkat Pemahaman Siswa dalam Proses Pembelajaran IPS Materi Peninggalan Sejarah Kerajaan Hindu-Budha Siklus II

44 digilib.uns.ac.id 95 Berdasarkan tabel 20 dan gambar 17 di atas menunjukkan bahwa tingkat pemahaman siswa sudah di atas kriteria yang ditetapkan (80%) yaitu sebesar 98,53%. Berdasarkan hasil observasi siswa tentang proses pembelajaran IPS materi konsep peninggalan sejarah kerajaan Hindu- Budha di Indonesia siklus II yang meliputi aspek perhatian, keaktifan, kerja sama, dan pemahaman tersebut, diindikasikan bahwa pembelajaran IPS tersebut sudah mencapai hasil yang optimal yaitu di atas kriteria yang ditetapkan (80%).Dengan demikian, kualitas proses pembelajaran dinyatakan berhasil. 3) Hasil Nilai Kemampuan Siswa dalam Permainan Tebak Kata Hasil nilai kemampuan siswa dalam kegiatan permainan tebak kata pada siklus II dapat dilihat pada lampiran 25 halaman 190. Nilai tersebut dapat disajikan dalam bentuk tabel 21 distribusi frekuensi berikut ini : Tabel Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Siswa dalam Kegiatan Permainan Tebak Kata Siklus II No Interval Batas Nilai bawah fi xi fi. xi % Fk ,5-58, , ,5-67, , ,5-76, , ,5-85, , ,5-94, , ,5-103, Jumlah Rata- rata = 1890: 24 = 78,75 Tingkat ketuntasan klasikal = 20 : 24 x 100% = 83,33% Berdasarkan tabel 21 tersebut dapat disajikan dengan grafik. Berikut gambar 18 grafik nilai kemampuan siswa dalam kegiatan permainan tebak kata pada siklus II :

45 digilib.uns.ac.id 96 Gambar Grafik Nilai Kemampuan Siswa Dalam Kegiatan Permainan Tebak Kata Pada Siklus II Berdasarkan tabel 21 dan gambar 18 grafik nilai kemampuan siswa dalam kegiatan permainan tebak kata pada siklus II, diindikasikan bahwa rata-rata konsep peninggalan sejarah kerajaan Hindu-Budha di Indonesia siklus II sudah baik yaitu rata-ratanya 78,75 di atas KKM (KKM=63), dan ketuntasan klasikal sudah mencapai indikator yang ditetapkan 80 %. Dengan demikian kegiatan siswa dalam permainan tebak kata dinyatakan berhasil. 4) Hasil Tes Penguasaan Konsep Peninggalan Sejarah Kerajaan Hindu- Budha Siklus II Setelah diadakan tindakan siklus II yang terdiri dari dua pertemuan diperoleh data nilai penguasaan konsep peninggalan sejarah kerajaan Hindu-Budha yang dapat dilihat pada lampiran 29 halaman 195. Data tersebut dapat disajikan tabel 22 di bawah ini :

46 digilib.uns.ac.id 97 Tabel Distribusi Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep Peninggalan Sejarah Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia Siklus II No Interval Nilai Batas bawah fi xi fi. xi % fk ,5-66, , ,5-73, , ,5-80, , ,5-87, , ,5-94, , ,5-101, ,5 24 Jumlah Rata- rata = 2036: 24 = 84,88 Tingkat ketuntasan klasikal = 23 : 24 x 100% = 95,83% Berdasarkan tabel 22 tersebut dapat disajikan dengan grafik. Berikut gambar 19 grafik nilai penguasaan konsep peninggalan sejarah kerajaan Hindu-Budha di Indonesia pada siklus II : Gambar Grafik Nilai Penguasaan Konsep Peninggalan Sejarah Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia Siklus II Berdasarkan tabel 22 dan gambar 19 grafik nilai penguasaan konsep peninggalan sejarah kerajaan Hindu-Budha di Indonesia pada

47 digilib.uns.ac.id 98 siklus II, diindikasikan bahwa rata-rata konsep peninggalan sejarah kerajaan Hindu-Budha di Indonesia baik yaitu rata-ratanya 84,88 di atas KKM (KKM=63). Nilai terendah, tertinggi, nilai rata-rata klasikal dan prosentase ketuntasan klasikal hasil test siklus II dapat dilihat pada tabel 23 : Tabel Hasil Tes Penguasaan Konsep Peninggalan Sejarah Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia Siklus II Keterangan Nilai sebelum Tindakan Nilai Terendah 60 Nilai Tertinggi 100 Rata-rata Nilai 84,88 Siswa Belajar Tuntas 23 Persentase Ketuntasan 95,83% Berpijak dari data hasil tes penguasaan konsep peninggalan sejarah kerajaan Hindu-Budha di Indonesia pada siklus II diperoleh hasil ketuntasan sudah di atas kriteria yang ditetapkan yaitu 80%. Hal ini menunjukkan keberhasilan penggunaan metode permainan tebak kata, sehingga tindakan dapat dihentikan. d. Refleksi Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siklus II di atas menunjukkan terjadinya peningkatan proses maupun hasil dari kondisi awal sebelum dilakukannya tindakan. Peningkatan siklus II dapat dilihat di bawah ini : 1) Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran IPS Peningkatan kualitas proses pembelajaran IPS siklus I dapat dilihat dari empat aspek : a) Perhatian Perhatian siswa terhadap pembelajaran IPS materi konsep peninggalan sejarah kerajaan Hindu-Budha di Indonesia dengan menggunakan metode permainan tebak kata telah menunjukkan peningkatan commit to dari user siklus I 60% menjadi 95,83%.

48 digilib.uns.ac.id 99 Siswa lebih memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru karena media dan metode yang digunakan menarik yaitu media flip chart dan metode permainan tebak kata dilakukan dengan cara yang berbeda yakni kuis sehingga siswa lebih antusias, dan memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru. b) Keaktifan Keaktifan siswa terhadap pembelajaran IPS materi konsep peninggalan sejarah kerajaan Hindu-Budha di Indonesia dengan menggunakan metode permainan tebak kata telah menunjukkan peningkatan dari siklus I 44 % menjadi 95, 83%. Siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan permainan tebak kata, aktif bertanya. c) Kerja Sama Siswa yang melakukan kerja sama dengan sangat baik dalam proses pembelajaran pada siklus II sebesar 100 % atau sebanyak 24 siswa, dan tidak ada siswa yang tidak menunjukkan kerja sama. Aspek kerja sama setelah dilakukan metode permainan tebak kata pada siklus II menunjukkan peningkatan dibandingkan tindakan siklus I yaitu dari 76 % menjadi 100 %. d) Pemahaman Pemahaman siswa ketika mengikuti proses pembelajaran pada siklus II sebesar 95,83 %. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan siswa dalam aspek pemahaman terhadap materi yang diajarkan dibandingkan tindakan siklus I dengan prosentase 60% 2) Peningkatan Hasil Pembelajaran IPS Materi Peninggalan Sejarah Kerajaan Hindu-Budha. Penggunaan metode permainan tebak kata pada siklus II tidak hanya dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran, tetapi juga meningkatkan hasil pembelajaran IPS materi peninggalan sejarah kerajaan Hindu-Budha commit di Indonesia. to user Hal ini dibuktikan dengan adanya

49 digilib.uns.ac.id 100 peningkatan nilai yakni tindakan siklus I rata-ratanya yaitu 73,54, sedangkan siklus II dengan metode yang sama yaitu permainan tebak kata dengan cara kuis rata-ratanya menjadi 84,875. Ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 76% atau 19 siswa yang tuntas, dan siklus II sebesar 84,875% atau 23 siswa yang tuntas di atas KKM ( KKM=63 ). Data perkembangan nilai penguasaan konsep peninggalan sejarah kerajaan Hindu-Budha di Indonesia disajikan pada tabel 24 sebagai berikut : Tabel Perkembangan Hasil Penguasaan Konsep Peninggalan Sejarah Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia Siklus I dengan Siklus II D a Keterangan Rata-Rata Nilai Ketuntasan Klasikal Siklus I 73,54 76% Siklus II 84,875 95,83% Tabel24 di atas, dapat disajikan dalam grafik perkembangan penguasaan konsep peninggalan sejarah kerajaan Hindu-Budha di Indonesia pada gambar 20 : Sebelum Tindakan Siklus II 20 0 Rata-rata nilai Ketuntasan Klasikal Gambar Grafik Perkembangan Hasil Penguasaan Konsep Peninggalan Sejarah Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia commit Siklus to user I dengan Siklus II

50 digilib.uns.ac.id 101 Dari refleksi di atas, tindakan yang dilaksanakan pada siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan. Penelitian dikatakan berhasil apabila indikator keberhasilan mencapai 80%. Pada siklus II mencapai 95,83%. Karena tindakan pada siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan, maka penelitian dapat dihentikan dan dinyatakan berhasil. C. Perbandingan Hasil Tindakan Berdasarkan pengamatan dari analisis data yang ada, dapat dilihat adanya peningkatan kualitas proses dan hasil siswa kelas V SD Negeri Purwodiningratan dalam pembelajaran IPS materi peninggalan sejarah kerajaan Hindu-Budha dengan menggunakan metode permainan tebak kata dari siklus I ke siklus II. Peningkatan kualitas proses dari siklus I ke siklus II ditunjukkan dengan sebaran frekuensi yang meliputi : aspek perhatian, aspek keaktifan, aspek kerja sama, dan aspek pemahaman. 25 : Pertama, aspek perhatian dari siklus I ke siklus II dapat dilihat tabel Tabel Data Frekuensi Kualitas Proses Aspek PerhatianPada Siklus I dan Siklus II Aspek Kualitas Siklus I Siklus II Proses Frekuensi % Frekuensi % Perhatian ,83 Kurang Perhatian ,17 Tidak Perhatian Jumlah Tabel 25 di atas menunjukkan adanya peningkatan frekuensi pengamatan kualitas proses pembelajaran aspek perhatian dari siklus I ke siklus II. Dari tabel 25 di atas, perbandingan kualitas proses pembelajaran aspek perhatian siklus I ke siklus II dapat dibuat gambar 21 grafik di bawah ini :

51 digilib.uns.ac.id ,83% % 40% Perhatian Kurang Perhatian Tidak Perhatian 0 Siklus I 0% 0 % Siklus II Gambar Grafik Frekuensi Kualitas Proses Pembelajaran Aspek Perhatian Pada Siklus I dan Siklus II Aspek kedua yaitu keaktifan siswa. Data keaktifan siswa dari siklus I ke siklus II dapat dilihat tabel 26 : Tabel Data Frekuensi Kualitas Proses Aspek Keaktifan SiswaPada Siklus I dan Siklus II Aspek Kualitas Siklus I Siklus II Proses Frekuensi % Frekuensi % Aktif ,83 Kurang Aktif ,17 Tidak Aktif Jumlah Tabel 26 di atas menunjukkan adanya peningkatan frekuensi pengamatan kualitas proses pembelajaran aspek keaktifan dari siklus I ke siklus II. Dari tabel 26 di atas, perbandingan kualitas proses pembelajaran aspek keaktifan siklus I ke siklus II dapat dibuat gambar 22 grafik di bawah ini :

52 digilib.uns.ac.id ,83% % 56% Aktif Kurang Aktif Tidak Aktif 0 Siklus I 0% 0 % Siklus II Gambar Grafik Frekuensi Kualitas Proses Pembelajaran Aspek Keaktifan Siswa Pada Siklus I dan Siklus II Aspek ketiga yaitu kerja sama. Data kerja sama siswa dari siklus I ke siklus II dapat dilihat tabel 27 : Tabel Aspek Kualitas Proses Data Frekuensi Kualitas Proses Aspek Kerja Sama SiswaPada Siklus I dan Siklus II Siklus I Siklus II Frekuensi % Frekuensi % Kerja Sama Kurang Kerja Sama Tidak Kerja Sama Jumlah Tabel 27 di atas menunjukkan adanya peningkatan frekuensi pengamatan kualitas proses pembelajaran aspek kerja sama dari siklus I ke siklus II. Dari tabel 27 di atas, perbandingan kualitas proses pembelajaran aspek kerja sama siklus I ke siklus II dapat dibuat gambar 23 grafik di bawah ini :

53 digilib.uns.ac.id ,83% 60% 40% 0% 0% 0 % Siklus I Siklus II Kerja Sama Kurang Kerja Sama Tidak Kerja Sama Gambar Grafik Frekuensi Kualitas Proses Pembelajaran Aspek Kerja Sama Siswa Pada Siklus I dan Siklus II Aspek keempat yaitu pemahaman siswa. Data pemahaman siswa dari siklus I ke siklus II dapat dilihat tabel 28 : Tabel Data Frekuensi Kualitas Proses Aspek Pemahaman SiswaPada Siklus I dan Siklus II Aspek Kualitas Siklus I Siklus II Proses Frekuensi % Frekuensi % Paham ,83 Kurang Paham ,17 Tidak Paham Jumlah Tabel 28 di atas menunjukkan adanya peningkatan frekuensi pengamatan kualitas proses pembelajaran aspek pemahaman siswa dari siklus I ke siklus II. Dari tabel 28 di atas, perbandingan kualitas proses pembelajaran aspek pemahaman siklus I ke siklus II dapat dibuat gambar 24 grafik di bawah ini :

54 digilib.uns.ac.id ,83% % 40% 4,17% 0% 0 % Siklus I Siklus II Paham Kurang Paham Tidak Paham Gambar Grafik Frekuensi Kualitas Proses Pembelajaran Aspek Pemahaman Siswa Pada Siklus I dan Siklus II Peningkatan hasil juga ditunjukkan sebaran frekuensi nilai penguasaan konsep peninggalan sejarah kerajaan Hindu-Budha yang semakin meningkat dari siklus I ke siklus II dengan rata-rata di atas KKM (KKM=63). Data tersebut dapat dilihat tabel 29 : Tabel Distribusi Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep Peninggalan Sejarah Kerajaan Hindu-Budha Pada Siklus I dan Siklus II Interval No Nilai Batas Kelas Siklus 1 Siklus ,5-66, ,5-73, ,5-80, ,5-87, ,5-94, ,5-101,5 0 3 Jumlah Siswa tuntas Siswa tidak tuntas 6 1 Nilai Rata- rata 73,54 84,88 Ketuntasan klasikal 76% 95,83%

55 digilib.uns.ac.id 106 Tabel 29 di atas menunjukkan adanya peningkatan nilai penguasaan konsep peninggalan sejarah kerajaan Hindu-Budha dari siklus I ke siklus II. Perbandingan nilai rata-rata kelas dari tiap siklus mengalami peningkatan yakni siklus I nilai rata-ratanya 73,54 dan pada siklus II nilai rata-ratanya 84,88. Hal ini membuktikan bahwa metode permainan tebak kata tepat digunakan untuk pembelajaran IPS terutama materi konsep peninggalan sejarah kerajaan Hindu- Budha. Berdasarkan tabel 29 di atas perbandingan nilai penguasaan konsep peninggalan sejarah kerajaan Hindu-Budha tiap siklus dapat dibuat grafik pada gambar 25 berikut ini : Gambar Grafik Nilai Penguasaan Konsep Peninggalan Sejarah Kerajaan Hindu-Budha Siswa Kelas V SD Negeri Purwodiningratan Pada Siklus I dan Siklus II D. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian tindakan dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan baik kualitas proses maupun nilai penguasaan konsep peninggalan sejarah kerajaan Hindu-Budha dengan menggunakan metode permainan tebak kata pada siklus I dan siklus II. Penelitian ini telah berhasil sebagaimana menjawab dari rumusan masalah pada commit bab to I. user

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan model think pair share sebagai upaya meningkatkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan model think pair share sebagai upaya meningkatkan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Pelaksanaan tindakan kelas melalui pemberian tugas menyusun huruf menjadi kata, dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran berlangsung 2 x 35 menit, selama 2 x pertemuan yang diikuti

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran berlangsung 2 x 35 menit, selama 2 x pertemuan yang diikuti 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Siklus I Siklus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 25 Maret 2013, pertemuan kedua hari Sabtu tanggal 30 Maret 2013 dengan materi Arti Pecahan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MTs. Ubudiyah Kec. Bati-

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MTs. Ubudiyah Kec. Bati- BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Setting Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MTs. Ubudiyah Kec. Bati- Bati. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII yang berjumlah 31 siswa. Adapun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Data Pratindakan Kegiatan pratindakan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan awal objek penelitian sebelum diberi tindakan. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelas II yang berjumlah 26 orang yang terdiri dari 10 orang laki-laki dan 16 orang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelas II yang berjumlah 26 orang yang terdiri dari 10 orang laki-laki dan 16 orang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Setting Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MIN Thaibah Raya Kecamatan Tatah Makmur Kabupaten Banjar. Subjek penelitian adalah siswa

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENILAIAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN

INSTRUMEN PENILAIAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN INSTRUMEN PENILAIAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN Nama Nim Tempat Praktek :... Kelas :... Mata Pelajaran :... Tanggal :... Berilah skor pada butir-butir perencanaan pembelajaran dengan cara melingkari angka

Lebih terperinci

perbaikan pada siklus kedua, berdasarkan hasil diskusi, kemudian RPP yang telah

perbaikan pada siklus kedua, berdasarkan hasil diskusi, kemudian RPP yang telah I. Kegiatan Siklus II 1. Perencanaan Siklus II Pembahasan RPP Teman-teman yang diperoleh pada saat kegiatan siklus pertama kemudian didiskusikan dengan supervisor untuk dijadikan sebagai dasar menyusun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi Penelitian. 1. Letak Sekolah Dasar Negeri 01 Kaliwiro

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi Penelitian. 1. Letak Sekolah Dasar Negeri 01 Kaliwiro BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Letak Sekolah Dasar Negeri 01 Kaliwiro Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 01 Kaliwiro, yang beralamatkan di Jalan Selomanik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pratindakan Penelitian ini dalam pelaksanaannya melalui tahap pratindakan dengan melakukan observasi, wawancara, dan uji pratindakan. Hasil wawancara dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. PTK merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang

BAB III METODE PENELITIAN. PTK merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian Pada penelitian ini, rancangan penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Saryono, (dalam Yanti dan Munaris, 0:) PTK merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Data Pratindakan Peneliti terlebih dahulu melakukan tahap pratindakan sebelum melaksanakan proses penelitian. Tujuannya adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas. Action Research ) terhadap proses pembelajaran IPA SD

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas. Action Research ) terhadap proses pembelajaran IPA SD BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research ) terhadap proses pembelajaran IPA SD dikelas V dengan kajian berdaur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Hasil Penelitian 1. Pra siklus Pada tahap pra siklus ini yang dilakukan oleh peneliti berupa pendokumentasian daftar nama, daftar nilai peserta didik, dan

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. a. Latar Belakang Berdirinya Madrasah. oleh H. Mar ie beserta tokoh masyarakat Desa Malintang pada tahun 1973.

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. a. Latar Belakang Berdirinya Madrasah. oleh H. Mar ie beserta tokoh masyarakat Desa Malintang pada tahun 1973. BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Gambaran Umum Madrasah a. Latar Belakang Berdirinya Madrasah Madrasah Ibtidaiyah Al Bustanussaniyah Kecamatan Gambut didirikan oleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Setting Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Sungai Baru Kec. Banjarmasin Tengah Kota Banjarmasin.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pratindakan Kelas yang di gunakan untuk penelitian adalah kelas IV yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan, dengan guru kelas yang bernama

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Alkhairat Lobu Kecamatan Moutong Kabupaten Parigi Moutong. Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan mempergunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau disebut

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan mempergunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau disebut III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mempergunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau disebut juga Classroom Action Research (CAR) dengan kajian berdaur ulang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan tes uji kompetensi matematika pada pokok bahasan pecahan ternyata hasilnya kurang memuaskan. Begitu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah merosotnya moral siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah merosotnya moral siswa BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Setting Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MIN Teluk Dalam Banjarmasin. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III yang berjumlah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Madrasah Ibtidaiyah Swasta Al Badariyah terletak di Desa Tatah Layap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Madrasah Ibtidaiyah Swasta Al Badariyah terletak di Desa Tatah Layap BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Identitas dan Lokasi Madrasah Madrasah Ibtidaiyah Swasta Al Badariyah terletak di Desa Tatah Layap Kecamatan Tatah Makmur Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Pada bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi Kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini menyajikan tentang hasil penelitian dan pembahasannya. Adapun hasil penelitian ini dijabarkan dalam pelaksanaan tindakan. 4.1 Pelaksanaan Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Dalam penelitian penggunaan media Flip Chart untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Dalam penelitian penggunaan media Flip Chart untuk BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam penelitian penggunaan media Flip Chart untuk meningkatkan pemahaman IPS materi Koperasi bagi siswa kelas IV SDN Gempolsari Tanggulangin

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang berbasis kelas dan bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran. Penelitian ini menerapkan konsep

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan di kelas V yang berjumlah 29 siswa di SDN Lemahireng 2 Kecamatan Bawen tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. A. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN. A. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian 1 BAB III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian 1. Setting Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai guru,sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai guru,sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Madrasah Ibtidaiyah Swasta Al Badariyah terletak di Desa Tatah Layap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Madrasah Ibtidaiyah Swasta Al Badariyah terletak di Desa Tatah Layap BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Identitas dan Lokasi Madrasah Madrasah Ibtidaiyah Swasta Al Badariyah terletak di Desa Tatah Layap Kecamatan Tatah Makmur Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. meningkatkan sikap peduli lingkungan dan prestasi belajar siswa materi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. meningkatkan sikap peduli lingkungan dan prestasi belajar siswa materi 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam upaya meningkatkan sikap peduli lingkungan dan prestasi belajar siswa materi ekonomi pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Pada bab ini akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi prasiklus, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi Prasiklus

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan (action research) yang

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan (action research) yang 27 BAB III PROSEDUR PENELITIAN.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan (action research) yang diimplementasikan dalam proses pembelajaran membaca teks berita siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan dibahas tentang hasil penelitian meliputi deskripsi kondisi awal, deskripsi hasil siklus I, deskripsi hasil perbaikan pada siklus II, pembahasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Ruang lingkup penelitian ini adalah pembelajaran yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan peneliti yang juga sebagai guru mata pelajaran yang terlibat dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pemberian tugas menceritakan kembali cerita dengan menggunakan model picture and

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pemberian tugas menceritakan kembali cerita dengan menggunakan model picture and BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitan Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Pelaksanaan tindakan kelas melalui pemberian tugas menceritakan kembali cerita dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Kondisi pra siklus atau kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum PTK dilaksanakan. PTK dilakukan di kelas 5 SD Negeri Ketitang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal A. Aktivitas Pembelajaran Ekonomi Dalam kegiatan belajar mengajar maupun dalam penugasan, siswa cenderung pasif kurang termotivasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Pra Siklus (Kondisi Awal) Kondisi awal sebelum diadakannya tindakan di SD N Gajahkumpul kelas 5 semester 1 tahun 2013/2014 pada mata

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SDN Mangunsari 06 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN Mangunsari 06 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Alamat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 15 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Model Penelitian Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action research,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bagian tumbuhan. Dalam pembelajaran IPA siswa belajar dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bagian tumbuhan. Dalam pembelajaran IPA siswa belajar dengan 60 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Per Siklus Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu melakukan kegiatan survey awal dengan tujuan mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum penelitian dilakukan, dalam kegiatan pembelajaran IPS di Kelas 4 guru masih menggunakan metode pembelajaran tradisional.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) Kondisi awal adalah kondisi belajar siswa sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I A. Tahap Perencanaan Setelah diperoleh informasi pada waktu observasi, maka peneliti melakukan diskusi

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data 1. Pra Siklus Peneliti terlebih dahulu melaksanakan observasi pembelajaran di kelas II MI Raudlatussibyan Sampang Karangtengah Demak pada hari Senin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan bukan pada input kelas, seperti silabus dan materi.

BAB III METODE PENELITIAN. dan bukan pada input kelas, seperti silabus dan materi. 18 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Menurut Kunandar, (2010 : 66) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas berfokus pada kelas atau proses belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Tlogodalem. SD Negeri Tlogodalem terletak di Dusun Ngadisari, Desa Tlogodalem, Kecamatan Kertek, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Banjarmasin Timur, subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Banjarmasin Timur, subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Sungai Bilu 2 Banjarmasin Timur, subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan 1.1.1. Deskripsi Kondisi Awal Proses pembelajaran matematika pada pra siklus guru menggunakan metode pembelajaran konvensional, dimana guru

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan di kelas 5 SD Negeri Sukorejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Jumlah siswa di kelas 5 sebanyak 19 terdiri dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Negeri Kenconorejo 03 dan berjalan dalam 2 siklus. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Orientasi dan Identifikasi Masalah Penelitian yang dilakukan penulis meliputi tiga kegiatan, yaitu : 1) kegiatan orientasi dan identifikasi masalah, 2) tindakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas 5 SDN Blotongan 03 Salatiga semester II tahun pelajaran 2012/2013. Dengan jumlah siswa 40 orang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian Untuk mengetahui waktu dan tempat diadakannya penelitian, serta subjek dan karakteristik dari subjek penelitian, berikut

Lebih terperinci

Jadwal Penelitian Tindakan Kelas

Jadwal Penelitian Tindakan Kelas Jadwal Penelitian Tindakan Kelas N0 Jenis Kegiatan Agustus Septemer Oktober Nopember 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Menentukan kelas penelitian x x x 2 Analisis situasi x 3 Rencana PTK x 4 Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian SMK Batik Perbaik Purworejo terletak di Jalan K.H. Ahmad Dahlan No. 14 telp./fax 0275-321407, Purworejo,

Lebih terperinci

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Penelitian ini berawal dari rendahnya hasil belajar matematika siswa SDN Wonomerto 03 Kecamatan Bandar Kabupaten Batang, berdasarkan observasi awal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal adalah kondisi sebelum dilaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model Team Assisted Individualydalam pembelajaran dikelas.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jenis Pekerjaan Pada Siswa Kelas III A MI Darussalam Pagesangan-Surabaya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jenis Pekerjaan Pada Siswa Kelas III A MI Darussalam Pagesangan-Surabaya. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dipaparkan hasil penelitian Peningkatan Keterampilan Sosial Dengan Menggunakan Strategi Permainan Jeopardy Mata Pelajaran IPS Materi Jenis- Jenis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 32 BAB I HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh peneliti sebanyak dua siklus, yang selanjutnya akan disampaikan hasil perbaikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian 3.1.1 Setting penelitian 3.1.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Sidorejo Lor 04 Salatiga yang terletak di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tindakan penelitian adalah sebagai berikut. a. Observasi awal dan wawancara dengan guru kelas II SD Negeri

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tindakan penelitian adalah sebagai berikut. a. Observasi awal dan wawancara dengan guru kelas II SD Negeri BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Tahap Prasiklus Tahapan yang dilakukan oleh peneliti sebelum melaksanakan tindakan penelitian adalah sebagai berikut. a. Observasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau sering disebut dengan Classroom Action Reseacrh. Menurut

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data 1. Deskripsi Data Pra Siklus Tahap pra siklus adalah tahap dimana belum diterapkannya model pembelajaran yang baru. Tahap pra siklus ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action research.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di kelas V SD Negeri Kadirejo 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Jumlah siswa di kelas V berjumlah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian dilakukan di kelas 4 SD Negeri Ujung-Ujung 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang pada semester II tahun pelajaran 2012/2013

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.1 Hasil Penelitian.1.1 Deskripsi Prasiklus Pembelajaran IPS siswa kelas V SDN Kenconorejo 03 Kecamatan Tulis Kabupaten Batang pada kondisi prasiklus menggunakan metode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja

III. METODE PENELITIAN. adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Ngabean yang menjadi subjek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Ngabean yang menjadi subjek 22 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Ngabean yang menjadi subjek penelitian adalah kelas VI yang berjumlah 28 siswa.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 2 Lion Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 2 Lion Kecamatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 2 Lion Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, dalam Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah Tempat penelitian ini adalah MI Cepiring yang beralamatkan Desa Cepiring RT 10/RW 04 Cepiring Kabupaten Kendal. Ditinjau dari tenaga pengajarnya,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 64 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang hasil penelitian dari pelaksanaan pembelajaran siklus I dan siklus II. Berikut ini akan diuraikan tentang perencanaan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pratindakan Penelitian ini dilaksanakan di TK Merpati Pos Surakarta, dengan alamat Di Jln.Semangka No 24 ( Barat Lapangan Segitiga) Desa/Kelurahan Kerten

Lebih terperinci

BAB III Metode Penelitian

BAB III Metode Penelitian BAB III Metode Penelitian 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Setting dan karakteristik subjek penelitian mengenai tempat penelitian dan waktu penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dipaparkan hasil penelitian dan pembahasan tematik tentang materi pengalaman melalui model Pembelajaran SQ3R pada siswa kelas III SD 2 Ngemplak

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data 1. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian yang dilakukan meliputi: a. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah yang meliputi wawancara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Beruntung Baru Kabupaten Banjar. Subjek penelitian adalah siswa siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Beruntung Baru Kabupaten Banjar. Subjek penelitian adalah siswa siswa BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas MIN Muara Halayung Kecamatan Beruntung Baru Kabupaten Banjar. Subjek penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi prasiklus, deskripsi siklus I, deskripsi siklus II. Deskripsi pra siklus membahas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan 4.1.1. Kondisi Awal Hasil belajar IPA siswa kelas II SD Negeri 11 Purwodadi Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan sebelum diadakan penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan tindakan pada penelitian terdiri dari 2 siklus yaitu siklus 1 dan siklus 2. Setiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan. Dalam

Lebih terperinci

3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Tlogowero Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung pada kelas 4

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam praktek pembelajaran di kelas IV SD Negeri 1 Dologan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali

Lebih terperinci

Perencanaan Tindakan BAB IV

Perencanaan Tindakan BAB IV BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Sebelum pelaksanan siklus 1 dan siklus 2, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan

Lebih terperinci

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Deskripsi Kondisi awal Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning Tipe STAD diketahui ketuntasan hasil belajar IPA semester I kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas XI IPS 3 di SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta. Sebagaimana diuraikan pada bab III, tindakan penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Daerah Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Gedong 01, berada di Dusun Banyudono RT 02 RW 09 Desa Gedong, Kecamatan Bayubiru, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan yang memaparkan uraian masing-masing siklus, mulai dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan

Lebih terperinci

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaaan Tindakan Pada pelaksanaan tindakan ini akan diuraikan tentang deskripsi sebelum tindakan, deskripsi siklus I yang terdiri dari tahap perencanaan tahap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengembangan Instrumen Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah lembar observasi dan soal tes akhir siklus. Seluruh instrumen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Beji Kabupaten Pasuruan pada tanggal 11 Agustus Dalam observasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Beji Kabupaten Pasuruan pada tanggal 11 Agustus Dalam observasi 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pra Tindakan Sebelum pelaksanaan penelitian dilakukan observasi awal MI Negeri Beji Kabupaten Pasuruan pada tanggal 11 Agustus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pratindakan Penggambaran kondisi awal sebelum dilaksanakannya sebuah penelitian tindakan, diperlukan untuk mengetahui gambaran nyata kondisi kelas yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Dalam melakukan penelitian ini guru sekaligus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.4. Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan dalam praktek pembelajaran dikelas IV SDN Salatiga 01 dengan jumlah 51 siswa pada mata pelajaran Matematika pokok

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SDN 1 Krobokan Kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di SDN 1 Krobokan Kecamatan Juwangi Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum PTK dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 2 SD

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembelajaran yang dilakukan dalam proses belajar mengajar di kelas. Dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembelajaran yang dilakukan dalam proses belajar mengajar di kelas. Dalam BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian ini diuraikan dalam tahapan yang berupa siklus-siklus pembelajaran yang dilakukan dalam proses belajar mengajar di kelas. Dalam

Lebih terperinci

INSTRUMEN SUPERVISI GURU MENGAJAR

INSTRUMEN SUPERVISI GURU MENGAJAR INSTRUMEN SUPERVISI GURU MENGAJAR A. BIODATA GURU YANG DISUPERVISI 1. Nama Guru Yang Disupervisi : 2. NIP / NBM : 3. Pangkat / Golongan : - 4. Jenis Kelamin : 5. Tempat, tgl lahir : 6. Pendidikan Terakhir

Lebih terperinci