IMPROVING THE QUALITY OF GOAT MILK POWDER PRODUCTS USING QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (CASE STUDIES IN KUB ETTAWA MULYA, YOGYAKARTA)
|
|
- Ivan Pranata
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 IMPROVING THE QUALITY OF GOAT MILK POWDER PRODUCTS USING QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (CASE STUDIES IN KUB ETTAWA MULYA, YOGYAKARTA) Andreas Febri Widiantoro, Wahyu Supartono, Darmawan Ari N Agroindustrial Technology, Faculty of Agriculture Technology Gadjah Mada University - Yogyakarta ABSTRACT Indonesia is a country rich in natural resources but the problem of food still happened. One of the problem in this case is malnutrition. Management of natural resources is not optimal to be one cause of this problem. Cow's milk is one source of nutrition but can not supply sufficient. Goat milk is one commodity that potential to be developed as a solution. Similar to cow's milk, goat milk can be processed into milk powder. KUB Ettawa Mulya an industry that produces goat milk powder. But the milk powder has not been widely accepted by consumers. This is because not incompatibility organoleptic characteristics of products with consumer expectations. The research was conducted to determine the organoleptic attributes of products and technical needs in improving the quality of goat milk powder products that match consumer expectations. This research was conducted using the method of Quality Function Deployment. The results obtained 5 priority customer needs and technical requirements. Needs of its consumers are taste and smell of milk after brewing and in the condition and color of milk powder after brewed. While the technical requirements that reduce the amount of sugar is added, set the heater temperature, to the stirring in a row during the treatment process, using a wok made from stainless steel and instructed to suppliers of fresh milk to boil the fresh milk immediately after milking. Key words: Quality Improvement, Quality Function Deploymet, Goat Milk. PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alam, baik sumberdaya hasil pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan dan sebagainya. Dari sekian banyak sumberdaya alam yang ada, sumberdaya ini memiliki potensi untuk dikembangkan, terlebih sebagai salah satu solusi permasalahan tentang pangan di Indonesia. Salah satu permasalahan mengenai pangan di Indonesia adalah rendahnya tingkat gizi nasional. Berdasarkan data dari BPS (BPS, 2011) ditunjukkan bahwa pada tahun 2005 masih terdapat sebanyak 8,08% balita yang mengalami gizi buruk dan gizi kurang 19,2 %. Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya gizi buruk adalah rendahnya konsumsi makanan bergizi. Susu merupakan salah satu makanan yang memiliki nilai gizi yang baik namun di Indonesia jumlah konsumsinya masih rendah yaitu 9,71 liter per orang per tahun. Rendahnya tingkat konsumsi ini dipengaruhi oleh rendahnya produksi susu nasional dan rendahnya daya beli serta budaya minum susu di masyarakat. Data dari Departemen Pertanian menyebutkan bahwa total produksi susu dalam negeri mencapai 350 ribu ton per tahun. Jumlah ini masih di bawah jumlah impor susu dalam negeri yaitu sebanyak 1,5 juta ton per tahun (Ekawati, 2008). Rendahnya produksi susu ini disebabkan karena komoditas susu yang lebih dominan dikembangkan adalah susu sapi saja, padahal masih terdapat susu dari hewan ruminasia lain yang berpotensi untuk dikembangkan, misalnya susu kambing. 1
2 Di wilayah Yogyakarta, terdapat sebanyak 10 unit industri berskala kecil yang mengolah susu kambing menjadi produk olahan seperti susu bubuk. Pengolahan susu segar menjadi susu bubuk merupakan upaya dalam meningkatkan nilai ekonomis dari produk, misalnya untuk memperpanjang masa simpan dan mempermudah dalam pendistribusian produk. Di Indonesia susu bubuk masih menjadi trend dengan jumlah konsumsi sebanyak 82,1% dari total konsumsi susu (Anonim, 2011). KUB Ettawa Mulya yang berlokasi di Dusun Kemiri Kebo, Desa Girikerto, Kecamatan Turi Kabupaten Sleman, Yogyakarta merupakan salah satu contoh industri yang mengolah susu kambing bubuk. KUB Ettawa Mulya merupakan perintis tumbuhnya UKM pengolah susu kambing di Yogyakarta. Walaupun masih tergolong industri kecil, kapasitas produksinya tergolong lebih besar dibandingkan dengan produsen susu kambing bubuk lain di Yogyakarta. Kapasitas produk KUB ini mencapai liter susu kambing perhari, sedangkan KUB lain misalnya KUB Adi Jaya hanya sebanyak 20 liter susu kambing perharinya. Proses produksi yang masih dilakukan secara tradisional, yaitu masih menggunakan metode dan peralatan yang sederhana sangat mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan begitu juga terhadap penerimaan konsumen. Kualitas produk ini sangat berkaitan dengan karakteristik produk atau organoleptik yang sering diperhatikan oleh konsumen. Konsumen yang mengkonsumsi produk susu bubuk ini tergolong sempit, yaitu konsumen yang percaya akan manfaat produk dalam bidang kesehatan saja yang menjadikan susu kambing sebagai obat, padahal produsen berharap susu kambing bubuk memiliki pangsa pasar yang lebih luas yaitu masyarakat secara umum. Salah satu penyebab terbatasnya pangsa pasar adalah karena kualitas produk yang belum sepenuhnya sesuai dengan harapan konsumen. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk mengidentifikasi keinginan konsumen serta langkah lebih lanjut dalam meningkatkan kualitas produk susu kambing bubuk ini. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk memecahakan permasalahan tersebut adalah metode Quality Function Deployment (QFD). Melalui metode QFD ini kebutuhan pelanggan atau yang disebut dengan voice of customer akan diterjemahkan ke dalam karakteristik mutu dari produk. QFD menyediakan suatu metode yang sistematis dalam menentukan kebutuhan pelanggan, memprioritaskannya dan menerjemahkannya ke dalam parameter disain produk (Harvey, 1998). Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah memperoleh prioritas atribut kebutuhan konsumen dan kebutuhan teknis dalam upaya peningkatan kualitas produk susu kambing bubuk yang sesuai dengan harapan konsumen. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di KUB Ettawa Mulya, Turi, Sleman, Yogyakarta dan di KUB Adi Jaya, Seyegan, Sleman, Yogyakarta pada bulan Mei - Juni Penyebaran kuesioner dilakukan terhadap 97 responden dengan teknik purposive sampling, kriteria yang digunakan adalah konsumen susu kambing yang berada di Yogyakarta dan berusia minimal 17 tahun. Tahap-tahap penelitian ini yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Observasi 2. Perumusan masalah dan penetapan tujuan 3. Studi pustaka. Identifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen 5. Penyusunan kuesioner 6. Pengambilan sampel/ uji coba kuesioner 7. Penyebaran kuesioner akhir 8. Pembahasan (analisis Quality Function Deployment) 9. Penarikan kesimpulan dan saran Sedangkan tahapan analisis QFD dilakukan sebagai berikut :
3 Mulai Penentuan Karakteristik Atribut Kebutuhan Konsumen terhadap Produk Susu Penentuan Rancangan dan Target Kebutuhan Teknis Tidak Adakah Hubungan Antara Kebutuhan Konsumen dengan Kebutuhan Teknis Ada Hubungan Penentuan Hubungan Antar Kebutuhan Teknis Analisa Kinerja Produk (Penentuan Kinerja Produk Industri dan Kinerja Pesaing) Pengembangan Prioritas Kebutuhan Konsumen -Analisa Tingkat Kepentingan Konsumen -Penentuan Tujuan Masa Depan -Penentuan Tingkat Perbaikan -Penentuan Titik Penjualan -Perhitungan Skala Kepetingan Konsumen dan Normalisasi Skala Kepentingan Konsumen Pengembangan Prioritas Kebutuhan Teknis -Tingkat Kesulitan Kebutuhan Teknis -Penentuan Prioritas dan normalisasi Prioritas Penentuan Arah Perbaikan House of Quality (HoQ) Penarikan Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 1. Diagram Alir Analisis Quality Function Deployment HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Atribut Kebutuhan Konsumen Hasil kuesioner pendahuluan yang selanjutnya dilakukan uji validitas dan reliabilitas akan diperoleh atribut kebutuhan konsumen. Adapun atribut kebutuhan konsumen ini adalah: 3
4 Tabel 1. Atribut Kebutuhan Konsumen No Penyajian Karakteristik Produk Susu 1 Warna putih susu 2 Susu dalam bentuk Aroma khas susu 3 bubuk Tekstur lembut Rasa gurih manis (khas susu) 5 Warna putih susu Susu bubuk yang 6 Aroma khas susu sudah diseduh 7 Rasa gurih manis (khas susu) Analisis Quality Function Deployment Identifikasi Karakteristik Atribut Kebutuhan Konsumen Identifikasi atribut kebutuhan konsumen dilakukan untuk mengetahui atribut-atribut kualitas dari produk yang dibutuhkan oleh konsumen terhadap produk susu kambing bubuk. Atribut kebutuhan konsumen diperoleh dari penyebaran kuesioner pendahuluan yang ditunjukkan pada Tabel 1. Pembuatan rancangan dan target kebutuhan teknis Rancangan kebutuhan teknis merupakan kebutuhan konsumen (voice of customers) yang diterjemahkan kedalam kebutuhan teknis yang harus dipersiapkan oleh perusahaan dalam memenuhi kebutuhan konsumen tersebut. Rancangan kebutuhan teknis ini dapat disajikan berdasarkan permasalahan dalam atribut produk, adapun permasalahan yang terjadi pada setiap atribut meliputi : a. Warna putih susu Terjadinya reaksi Maillard pada proses pembuatan susu bubuk membuat warna susu kambing bubuk menjadi lebih coklat, padahal konsumen mengharapkan produk berwarna putih. b. Aroma khas susu Permasalahan yang terjadi pada atribut aroma susu adalah adanya dominasi aroma khas kambing yang masih sangat tercium pada produk. c. Tekstur lembut Tekstur susu kambing bubuk yang dihasilkan oleh KUB Ettawa Mulya ini sudah tergolong baik namun perlu dilakukan upaya untuk mempertahankan kualitas produk. d. Rasa gurih manis (khas susu) Rasa susu kambing bubuk yang dihasilkan oleh KUB Ettawa mulya terlalu manis dan rasa khas susunya tidak terlalu terasa (rasanya seperti air gula). Rancangan kebutuhan teknis untuk menyelesaikan permasalahan atribut mutu produk susu kambing bubuk ini ditunjukkan oleh Tabel 2. Tabel 2. Rancangan dan Target Kebutuhan Teknis No. Rancangan Kebutuhan Teknis Target Kebutuhan Teknis 1. Mengurangi jumlah gula pasir yang Warna susu bubuk lebih putih ditambahkan Rasa susu tidak terlalu manis dan rasa khas susu lebih kuat 2. Menghaluskan gula pasir sebelum Warna susu bubuk lebih putih ditambahkan ke bahan 3. Mencampurkan gula pasir setelah terjadi Warna susu bubuk lebih putih proses pengentalan. Pengukuran suhu bahan secara periodik Warna susu bubuk lebih putih selama proses produksi 5. Pengaturan suhu pemanas Warna susu bubuk lebih putih 6. Melakukan pengadukan secara Warna susu bubuk lebih putih berkesinambungan selama proses pengolahan
5 7. Menggunakan pengering berbahan stainless Warna susu bubuk lebih putih steel 8. Menginstruksikan supplier susu segar untuk Aroma lebih menarik segera merebus (pasteurisasi) susu segar setelah pemerahan 9. Melakukan proses produksi yang continues Aroma lebih menarik dari awal proses sampai akhir 10. Pemasangan exhaust fan Aroma lebih menarik 11. Menambahkan flavour Aroma lebih menarik 12. Melakukan proses pengayakan setelah susu bubuk digiling Diperoleh tekstur susu yang lembut Analisis hubungan antara kebutuhan konsumen dengan kebutuhan teknis Tahap ini bertujuan untuk mengetahui seberapa kuat hubungan dari kebutuhan konsumen dan kebutuhan teknis. Hubungan ini bernilai kuat yng diberi skor 9 atau simbol ( ), hubungan sedang dengan skor 3 dan simbol ( ), serta hubungan lemah dengan skor 1 dan simbol ( ). Hasil analisis ini ditunjukkan oleh Gambar 3. 5
6 Mengurangi jumlah gula pasir yang ditambahkan Menghaluskan gula pasir sebelum ditambahkan ke bahan Mencampurkan gula pasir setelah terjadi proses pengentalan Pengukuran suhu bahan secara periodik selama proses produksi berlangsung Pengaturan suhu pemanas Melakukan pengadukan secara berkesinambungan selama proses pengolahan Menggunakan pengering berbahan stainless steel Menginstruksikan supplier susu segar untuk segera merebus (pasteurisasi) susu setelah pemerahan Melakukan proses produksi yang continues dari awal proses sampai akhir Pemasangan exhaust fan Menambahkan flavour Melakukan proses pengayakan setelah susu bubuk digiling Rancangan Kebutuhan Teknis No. Kebutuhan Konsumen Warna putih susu dalam bentuk bubuk 2. Aroma khas susu dalam bentuk bubuk 3. Tekstur lembut susu dalam bentuk bubuk. Rasa gurih manis susu dalam bentuk bubuk 5. Warna putih susu setelah diseduh 6. Aroma khas susu setelah diseduh 7. Rasa gurih manis susu setelah diseduh Gambar 2. Hubungan Antar Masing-Masing Kebutuhan Konsumen dengan Rancangan Kebutuhan Teknis Analisis Hubungan Antara Masing-Masing Kebutuhan Teknis Analisis hubungan antara masing-masing kebutuhan teknis dilakukan untuk mengetahui hubungan antar kebutuhan teknis ( bersinergi atau terjadi konflik).
7 No Kebutuhan Teknis Mengurangi jumlah gula pasir yang ditambahkan Menghaluskan gula pasir sebelum ditambahkan ke bahan Mencampurkan gula pasir setelah terjadi proses pengentalan Pengukuran suhu bahan secara periodik selama proses produksi Pengaturan suhu pemanas Melakukan pengadukan secara berkesinambungan selama proses pengolahan Menggunakan pengering berbahan stainless steel Menginstruksikan supplier susu segar untuk segera merebus (pasteurisasi) susu segar setelah pemerahan Melakukan proses produksi yang continues dari awal proses sampai akhir Pemasangan exhaust fan Menambahkan flavour Melakukan proses pengayakan setelah susu bubuk digiling Keterangan : Gambar 3. Hubungan Antara Masing-Masing Kebutuhan Teknis = Positif kuat = Positif = Negatif kuat = Negatif Analisis Posisi Kinerja Produk Tahap ini dilakukan dengan membandingkan kinerja produk susu kambing bubuk yang diproduksi oleh KUB Ettawa Mulya dengan KUB Adi Jaya (industri pesaing). Nilai ini diperoleh dari kuesioner utama yang disebarkan kepada 97 responden, dengan nilai 1-, nilai menunjukkan nilai sangat baik sedangkan nilai 1 menunjukkan sangat tidak baik. Tabel 3. Nilai Kinerja Produk Kinerja Produk No. Karakteristik KUB Ettawa Mulya KUB Adi Jaya 1. Bentuk Warna putih susu 2,33 3,5 2. Bubuk Aroma khas susu 2,61 3,25 3. Tekstur lembut 3,11 2,88. Rasa gurih manis (susu) 2,9 3,21 5. Sudah Warna putih susu 2,6 3,23 6. Diseduh Aroma khas susu 2,62 3,21 7. Rasa gurih manis (susu) 2,0 3,06 Pengembangan Prioritas Kebutuhan Konsumen Penentuan tingkat kepentingan konsumen (TKK) Penentuan tingkat kepentingan konsumen diperoleh dari nilai kuesioner harapan konsumen terhadap produk. Perhitungan TKK adalah dengan menjumlahkan seluruh jawaban nilai harapan konsumen tiap masing-masing atribut kebutuhan konsumen dan dibagi dengan jumlah responden dalam penelitian ini. 7
8 Tabel. Tingkat Kepentingan Konsumen Rangking Atribut kebutuhan konsumen TKK 1 Rasa gurih manis susu setelah diseduh 3,6 2 Rasa gurih manis susu dalam bentuk bubuk 3,5 3 Aroma khas susu setelah diseduh 3,52 Aroma khas susu dalam bentuk bubuk 3,3 5 Warna putih susu setelah diseduh 3,1 6 Warna putih susu dalam bentuk bubuk 3,22 7 Tekstur lembut susu dalam kondisi bubuk 3,11 Penentuan tujuan masa depan produk Penentuan masa depan produk merupakan penentuan nilai target yang dilakukan oleh perusahaan untuk memenuhi harapan konsumen terhadap atribut-atribut kualitas produk susu kambing bubuk. Tabel 5. Tujuan Masa Depan No Atribut kebutuhan konsumen Tujuan masa depan 1. Warna putih susu dalam bentuk bubuk 2. Aroma khas susu dalam bentuk bubuk 3. Tekstur lembut susu dalam kondisi bubuk. Rasa gurih manis susu dalam bentuk bubuk 5. Warna putih susu setelah diseduh 6. Aroma khas susu setelah diseduh 7. Rasa gurih manis susu setelah diseduh Penentuan rasio perbaikan Rasio perbaikan merupakan perbandingan antara nilai masa depan produk yang sudah ditentukan oleh perusahaan dengan nilai kinerja produk saat ini. Rasio perbaikan ini digunakan untuk mengetahui tingkat kesulitan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Hasil penentuan rasio perbaikan ditunjukkan oleh Tabel 6. Tabel 6. Rasio Perbaikan Produk Ranking Atribut kebutuhan konsumen Rasio Perbaikan 1 Warna putih susu dalam bentuk bubuk 1,72 2 Rasa gurih manis susu setelah diseduh 1,67 3 Warna putih susu setelah diseduh 1,63 Aroma khas susu dalam bentuk bubuk 1,53 5 Aroma khas susu setelah diseduh 1,53 6 Rasa gurih manis susu dalam kondisi bubuk 1,36 7 Tekstur lembut susu dalam kondisi bubuk 1,29 Penentuan titik jual Penentuan titik penjualan merupakan informasi mengenai kemampuan atribut produk dalam mempengaruhi tingkat penjualan dari produk. Tabel 7. Titik Penjualan Titik Penjualan 1.5 (pengaruh besar) Atribut Kebutuhan Konsumen Rasa gurih manis susu setelah diseduh Rasa gurih manis susu dalam bentuk bubuk Aroma khas susu setelah diseduh Aroma khas susu dalam bentuk bubuk Warna putih susu setelah diseduh Warna putih susu dalam bentuk bubuk
9 1.2 (pengaruh Tekstur lembut susu dalam kondisi bubuk sedang) Penentuan skala kepentingan konsumen (SKK) dan normalisasi skala kepentingan konsumen (NSKK) Skala kepentingan merupakan skala yang menunjukkan skala tingkat kepuasan konsumen, tingkat kesulitan perusahaan untuk memenuhi atribut kebutuhan konsumen dan potensi penjualan. Sedangkan normalisasi skala kepentingan konsumen menunjukkan prioritas pemenuhan kebutuhan konsumen. Tabel 8. Nilai SKK dan NSKK Rangking Atribut Kebutuhan Konsumen SKK NSKK (%) 1 Rasa guris manis susu setelah diseduh 9,068 16,9 2 Warna putih susu setelah diseduh 8,337 15,6 3 Warna putih susu dalam bentuk bubuk 8,308 15,5 Aroma khas susu setelah diseduh 8, Aroma khas susu dalam bentuk bubuk 7,89 1,6 6 Rasa gurih manis susu dalam bentuk bubuk 7,181 13, 7 Tekstur lembut susu dalam kondisi bubuk,799 9 Pengembangan Prioritas Kebutuhan Teknis Penentuan tingkat kesulitan teknis Analisis kesulitan kebutuhan teknis disusun untuk mengetahui tingkat kesulitan yang dialami oleh perusahaan dalam menerapkan kebutuhan teknis. Tabel 9. Tingkat Kesulitan Kebutuhan Teknis Tingkat Kesulitan Kebutuhan Teknis Tidak Sulit (1) Mengurangi jumlah gula pasir yang ditambahkan Menghaluskan gula pasir sebelum ditambahkan ke bahan Mencampurkan gula pasir setelah terjadi proses pengentalan Mengukur suhu bahan secara periodik selama proses produksi Mengatur suhu pemanas Melakukan pengadukan secara berkesinambungan selama proses pengolahan Menginstruksikan kepada supplier susu segar untuk segera merebus (pasteurisasi) susu segar setelah pemerahan Melakukan proses produksi yang continues dari awal proses sampai akhir Menambahkan flavour Melakukan proses pengayakan setelah susu bubuk digiling Sulit (2) Menggunakan pengering berbahan stainless steel Pemasangan exhaust fan Penentuan prioritas dan normalisasi prioritas Penentuan prioritas dan normalisasi prioritas digunakan untuk mengetahui kebutuhan teknis mana yang akan direalisasikan terlebih dahulu. Penetuan prioritas dilakukan dengan cara mengalikan 9
10 nilai normalisasi skala kepentingan konsumen dan nilai hubungan kebutuhan konsumen dengan kebutuhan teknis. Sedangkan normalisasi prioritas merupakan nilai persentase dari masing-masing prioritas kebutuhan teknis. Hasil dari tahap ini ditunjukkan oleh Tabel 10. Tabel 10. Prioritas dan Normalisasi Kebutuhan Teknis Ranking Kebutuhan Teknis Prioritas Normalisasi Prioritas (%) 1 Mengurangi jumlah gula pasir yang 5,526 22,93 ditambahkan 2 Mengatur suhu pemanas ,62 3 Melakukan pengadukan secara 2,799 11,62 berkesinambungan selama proses pengolahan Menggunakan pengering berbahan stainless 2,799 11,62 steel 5 Menginstruksikan kepada supplier susu segar 2,66 11,06 untuk segera merebus (pasteurisasi) susu segar setelah pemerahan 6 Menambahkan flavour 2,66 11,06 7 Menghaluskan gula pasir sebelum ditambahkan 0,933 3,87 ke bahan 8 Mencampurkan gula pasir setelah terjadi 0,933 3,87 proses pengentalan 9 Mengukur suhu bahan secara periodik selama 0,933 3,87 proses produksi 10 Melakukan proses produksi yang continues 0,888 3,69 dari awal proses sampai akhir 11 Pemasangan exhaust fan 0,888 3,69 12 Melakukan proses pengayakan setelah susu bubuk digiling 0,270 1,12 Penentuan Arah Perbaikan Penentuan arah perbaikan dilakukan untuk mengetahui arah perbaikan perusahaan serta usaha yang harus dilakukan untuk memenuhi target yang diinginkan perusahaan berdasarkan pada keadaan perusahaan saat ini.
11 Tabel 11. Arah Perbaikan No. Rancangan Kebutuhan Teknis 1. Mengurangi jumlah gula pasir yang ditambahkan Arah Perbaikan 2. Menghaluskan gula pasir sebelum ditambahkan ke bahan 3. Mencampurkan gula pasir setelah terjadi proses pengentalan. Mengukur suhu bahan secara periodik selama proses produksi 5. Mengatur suhu pemanas 6. Melakukan pengadukan secara berkesinambungan selama proses pengolahan 7. Menggunakan pengering berbahan stainless steel 8. Menginstruksikan kepada supplier susu segar untuk segera merebus (pasteurisasi) susu segar setelah pemerahan 9. Melakukan proses produksi yang continues dari awal proses sampai akhir 10. Pemasangan exhaust fan 11. Menambahkan flavour 12. Melakukan proses pengayakan setelah susu bubuk digiling Pembuatan HoQ (House of Quality) Dalam QFD, House of quality merupakan rumah pertama dan merupakan bagian terlengkap dari pengembangan QFD. HoQ digambarkan oleh Gambar 5. Hasil analisis HoQ ini akan diperoleh 5 prioritas kebutuhan konsumen dan 5 prioritas kebutuhan teknis dalam upaya meningkatkan kualitas produk susu kambing bubuk. 11
12 Keterangan Korelasi = Positif kuat = Positif = Negatif Kuat = Negatif Arah Perbaikan =Max =Min =Target Rancangan Kebutuhan Teknis Tingkat Kepentingan Konsumen Atribut Kebutuhan Konsumen Warna putih susu dalam bentuk bubuk 3,22 Mengurangi jumlah gula pasir yang ditambahkan Menghaluskan gula pasir sebelum ditambahkan ke bahan Mencampurkan gula pasir setelah terjadi proses pengentalan Mengukur suhu bahan secara periodik selama proses produksi Mengatur suhu pemanas Melakukan pengadukan secara berkesinambungan selama proses pengolahan Menggunakan pengering berbahan stainless steal Menginstruksikan supplier susu segar untuk segera merebus (pasteurisasi) susu segar setelah pemerahan Melakukan proses produksi yang continues dari awal proses sampai akhir Memasang exhaust fan Menambahkan flavour Melakukan proses pengayakan setelah susu bubuk digiling Perbandingan Kinerja Produk KUB Ettawa Mulya 2,33 KUB Adi Jaya 3,5 Tujuan Masa Depan Produk Rasio Perbaikan 1,72 Titik Penjualan 1,5 Skala Kepentingan Konsumen 8,308 Normalisasi Skala Kepentingan Konsumen (%) 15,5 Aroma khas susu dalam bentuk bubuk 3,3 2,61 3,25 1,53 1,5 7,89 1,6 Tekstur lembut susu dalam kondisi bubuk 3,11 3,11 2,88 1,29 1,2,799 9 Rasa gurih manis susu dalam bentuk bubuk 3,5 2,9 3,21 1,36 1,5 7,181 13, Warna putih susu setelah diseduh 3,1 2,6 3,23 1,63 1,5 8,337 15,6 Aroma khas susu setelah diseduh Rasa gurih manis susu setelah diseduh Tingkat Penerapan Kebutuhan Teknis 3,52 3, ,62 2,0 3,21 3,06 1,53 1,67 1,5 1,5 8,055 9, ,9 Target Kebutuhan Teknis Warna susu bubuk lebih putih dan rasa susu tidak terlalu manis dan rasa khas susu lebih kuat Warna susu bubuk lebih putih Warna susu bubuk lebih putih Warna susu bubuk lebih putih Warna susu bubuk lebih putih Warna susu bubuk lebih putih Warna susu bubuk lebih putih Aroma lebih menarik Aroma lebih menarik Aroma lebih menarik Aroma lebih menarik Diperoleh tekstur susu yang lembut Keterangan Matrik Hubungan = Kuat, 9 = Sedang, 3 = Lemah, 1 Prioritas Normalisasi Prioritas (%) 5,526 2,799 2,799 2,799 2,66 2,66 0,993 0,993 0,993 0,888 0,888 0,270 22,93 11,62 11,62 11,62 11,06 11,06 3,87 3,87 3,87 3,69 3,69 1,12 KESIMPULAN DAN SARAN Gambar 5. House of Quality Kesimpulan 1. Prioritas atribut kebutuhan konsumen yang sesuai harapan konsumen terhadap produk susu kambing bubuk berdasarkan HoQ adalah rasa gurih manis susu setelah diseduh, rasa gurih manis susu dalam bentuk bubuk, aroma khas susu setelah diseduh, aroma khas susu dalam bentuk bubuk dan warna putih susu setelah diseduh 2. Prioritas kebutuhan teknis untuk meningkatkan kualitas produk susu kambing bubuk berdasarkan HoQ adalah mengurangi jumlah gula pasir yang ditambahkan, mengatur suhu
13 pemanas, melakukan pengadukan secara berkesinambungan selama proses pengolahan, menggunakan pengering berbahan stainless steel dan menginstruksikan supplier susu segar untuk segera merebus (pasteurisasi) susu segar setelah pemerahan. Saran 1. Prioritas kebutuhan teknis yang sudah diperoleh perlu dijabarkan lagi menjadi rancangan yang lebih praktis sebelum kebutuhan teknis ini diaplikasikan. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kualitas produk susu kambing bubuk dari segi kualitas kimia maupun mikrobiologis. DAFTAR PUSTAKA Anonim, Alasan Susu Bubuk Lebih Populer di Indonesia. diakses 30 Oktober 2011 pukul WIB. BPS Balita (0-59 Bulan) Menurut Status Gizi, Tahun diakses tanggal 15 Maret 2011 pukul WIB. Ekawati A Rata-rata Konsumsi Susu Orang Indonesia 2 Tetes Sehari. diakses tanggal 15 Maret 2011 pukul WIB. Harvey J Service Quality : A Tutorial. Journal of Operations Management 16 13
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR ISI Judul... i Pengajuan... ii Pengesahan... iii Persembahan... iv Kata Pengantar... v Daftar Isi... viii Daftar Gambar... xi Daftar Rumus... xii DaftarTabel... xiii Daftar Lampiran... xv Intisari...
Lebih terperinciABSTRACT. vi Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT On the organizations or institution, especially formal organization, as Travel agency, improving service quality have major impact. Degree of service quality in Baraya Travel become a parametric
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian atau kerangka pemecah masalah merupakan tahap-tahap penelitian yang harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum melakukan penelitian lebih lanjut yang sedang
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PERSYARATAN PELANGGAN TERHADAP PRODUK TAHU
72 Identifikasi persyaratan pelanggan...(millatul Ulya) IDENTIFIKASI PERSYARATAN PELANGGAN TERHADAP PRODUK TAHU Millatul Ulya Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura Korespondensi
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Usaha di bidang kuliner seperti warung tenda, food court, cafe maupun restoran merupakan salah satu usaha yang banyak berdiri di Bandung. Salah satu pelakunya adalah Atmosphere Resort Cafe, yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Penelitian ini mengambil obyek yaitu produk minuman susu sereal UHT produksi sebuah perusahaan makanan dan minuman yang berada di Cakung. Bahan baku yang
Lebih terperinciGITA ASTETI GINTING DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD); (Studi Kasus Japanese Mathematics Center Sakamoto Method Cabang Multatuli Medan) SKRIPSI GITA ASTETI GINTING 100823002
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... iii iv vi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Identifikasi Masalah... 3 1.3 Perumusan Masalah... 7 1.4 Tujuan Penelitian... 7 1.5 Manfaat
Lebih terperinciKata Kunci : Penilaian Konsumen, Kualitas Produk, Metode QFD (Quality Function Deployment)
PENERAPAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) PADA PRODUK TEMPE (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN SUMBER REJEKI ) Oleh: NANING RETNOWATI *) ABSTRAK Perusahaan tempe Sumber Rejeki sebagai pelaku bisnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang penuh persaingan,. Inovasi yang dilakukan harus disesuaikan dengan. agar merancang produk dengan fungsi yang maksimal.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang pesat menyebabkan cepatnya perubahan yang terjadi di dunia usaha. Perusahaan dituntut untuk terus melakukan inovasi terhadap produk yang
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metodologi Penelitian Penulisan tugas akhir ini melalui beberapa tahapan yang dilakukan. Tahapantahapan tersebut, antara lain: a. Menentukan Tempat Penelitian Tahap awal
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KUALITAS PRODUK
45 ANALISIS KINERJA KUALITAS PRODUK Perilaku konsumen dalam mengkonsumsi dangke dipengaruhi oleh faktor budaya masyarakat setempat. Konsumsi dangke sudah menjadi kebiasaan masyarakat dan bersifat turun
Lebih terperinciDAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR
ABSTRAK Permata GYM & SPA merupakan pusat kebugaran yang ingin memperkenalkan konsep hidup sehat kepada masyarakat luas dengan menawarkan program kebugaran yang bermanfaat khususnya di kota Bandung. Dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasar yang dapat memuaskan keinginan maupun kebutuhan. Produk dapat dibedakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Yang (2008), produk merupakan apapun yang dapat ditawarkan ke pasar yang dapat memuaskan keinginan maupun kebutuhan. Produk dapat dibedakan menjadi dua tipe,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. informasi mengenai kebutuhan data penelitian. Adapun obyek yang. dijadikan penelitian adalah Kopma UNY core.
BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek penelitian Obyek penelitian yang diamati adalah sasaran yang menjadi sumber informasi mengenai kebutuhan data penelitian. Adapun obyek
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. gizi yang tinggi yang disekresikan oleh kelenjar mamae dari hewan betina
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Susu merupakan produk cair berwarna putih yang mengandung nilai gizi yang tinggi yang disekresikan oleh kelenjar mamae dari hewan betina dengan tujuan utama untuk
Lebih terperinciPerencanaan Produk Olahan Wortel Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD)
Symbol Vol. No. / Juli 204 57 Perencanaan Produk Olahan Wortel Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) Veronica Halim*, Yurida Ekawati 2,2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi
Lebih terperinciDAFTAR ISI. I ii Iii iv V vi vii viii x xi xvi xvii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN.... SURAT KETERANGAN PENELITIAN.... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING.. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN..... HALAMAN MOTTO...... KATA PENGANTAR.
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP HARGA ( PRICE ) SUSIN DI KABUPATEN SINJAI (Studi Kasus di Desa Gunung Perak) ABSTRACT
Jurnal Ilmu dan Industri Peternakan 1(1):56-62,2013 ISSN. 2355-0732 ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP HARGA ( PRICE ) SUSIN DI KABUPATEN SINJAI (Studi Kasus di Desa Gunung Perak) Wahyudir Kadir
Lebih terperinciPENDEKATAN METODE KANO QFD UNTUK MENGUKUR PELAYANAN LABORATORIUM UJI
PENDEKATAN METODE KANO QFD UNTUK MENGUKUR PELAYANAN LABORATORIUM UJI 1) Titiek Koesdijati, 2) Tri Yusufi Rahmadhani 1,2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas PGRI Adi Buana
Lebih terperincisedangkan industry, dapat diartikan sebagai kerajinan, usaha produk barang atau juga perusahaan kecil. Dikatakan sebagai perusahaan kecil karena jenis
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Home industry, home yang memiliki arti rumah atau tempat tinggal, sedangkan industry, dapat diartikan sebagai kerajinan, usaha produk barang ataupun perusahaan.
Lebih terperinciSTUDI PENGEMBANGAN PRODUK SUSU KEDELAI UNTUK KONSUMEN REMAJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT
STUDI PENGEMBANGAN PRODUK SUSU KEDELAI UNTUK KONSUMEN REMAJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT STUDY of PRODUCT DEVELOPMENT of SOYBEAN MILK FOR TEENAGERS by USING QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT
Lebih terperinciUniversitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Perpustakaan Terintegrasi (PTUKM) merupakan pengintegrasian dari perpustakaan terdistribusi yang sebelumnya dimiliki oleh fakultas-fakultas yang terdapat di (UKM). Pengintegrasian ini dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan perusahaan harus cepat tanggap terhadap perubahan pasar. Perusahaan harus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin canggih dari tahun ke tahun membuat perusahaan harus terus berinovasi terhadap produk yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan keinginan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. buah tomat di antaranya solanin (0,007 %), saponin, asam folat, asam malat,
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Tomat (Solanum lycopersicum) merupakan salah satu tanaman yang sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia. Namun pemanfaatannya hanya sebatas sebagai lalap dan bahan tambahan
Lebih terperinciUJI DAYA TERIMA DAN KANDUNGAN GIZI NASI DENGAN PENAMBAHAN LABU KUNING DAN JAGUNG MANIS
UJI DAYA TERIMA DAN KANDUNGAN GIZI NASI DENGAN PENAMBAHAN LABU KUNING DAN JAGUNG MANIS Acceptability test and nutrient compositon of rice with the addition of pumpkin and sweet corn Hadiah Kurnia Putri
Lebih terperinciStudi Pengembangan Produk Susu Kedelai Untuk Konsumen Manula Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD)
Studi Pengembangan Produk Susu Kedelai Untuk Konsumen Manula Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) Study of Product Development of Soybean Milk for Eldery Consumers Using Quality
Lebih terperincilingkup perkantoran pemerintah Kota Depok. Adapun kegiatan tersebut dilakukan 1 hari dalam seminggu yaitu pada hari Selasa. Seluruh pegawai negeri sip
PERANCANGAN PROSES PRODUKSI BUBUR KENTANG SIAP SAJI DENGAN MEMPERHATIKAN KEINGINAN KONSUMEN Grace Elizabeth Grace Elizabeth (grace_miong@yahoo.com) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri,
Lebih terperinciESTABLISHMENT OF QUALITY ATTRIBUTES STANDARD OF RAMBAK CRACKER
ESTABLISHMENT OF QUALITY ATTRIBUTES STANDARD OF RAMBAK CRACKER Mas an Ibnu Zani Sutowo, Wahyu Supartono, Nafis Khuriyati Department og Agroindustrial Technology Faculty of Agricultural Technology Gadjah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai sumber protein nabati, kedelai berperan penting dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai sumber protein nabati, kedelai berperan penting dalam meningkatkan gizi masyarakat. Kebutuhan kedelai terus meningkat seiring dengan berkembangnya industri pangan.
Lebih terperinciPENDUGAAN UMUR SIMPAN PRODUK MI INSTAN DARI PATI SAGU DENGAN METODE AKSELERASI
PENDUGAAN UMUR SIMPAN PRODUK MI INSTAN DARI PATI SAGU DENGAN METODE AKSELERASI Shelf Life Estimation of Instant Noodle from Sago Starch Using Accelerared Method Dewi Kurniati (0806113945) Usman Pato and
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Data populasi sapi perah dan produksi susu
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perkembangan gaya hidup masyarakat pada saat ini tak terkecuali masyarakat Indonesia yang lebih mengutamakan kesehatan maka banyak produk kesehatan yang menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini banyak produk minuman kaleng yang beredar di pasaran, oleh karena itu konsumen dapat dengan leluasa memilih produk yang disukainya. Selain dari cita rasa minuman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komoditi susu di masyarakat sangat dibutuhkan sebagai salah satu sumber energi. dan protein potensial yang berasal dari hewani.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu sebagai salah satu produk hasil pertanian merupakan bahan pangan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Susu juga disebut sebagai bahan makanan yang hampir
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PRODUK GEL ALOE VERA CHINENSIS LAPIS COKLAT SEBAGAI POTENSI LOKAL KALIMANTAN BARAT ABSTRACT
PENGEMBANGAN PRODUK GEL ALOE VERA CHINENSIS LAPIS COKLAT SEBAGAI POTENSI LOKAL KALIMANTAN BARAT Rini Fertiasari, Nafis Khuriyati, Mirwan Ushada Pasca Sarjana Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persaingan antara perusahaan spring bed memaksa perusahaan harus melakukan inovasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk rumah tangga yang semakin meningkat dan tingginya persaingan antara perusahaan spring bed memaksa perusahaan harus melakukan inovasi terhadap produk
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KUALITAS PELAYANAN RUMAH MAKAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT [Studi Kasus di Pantai Kuwaru, Yogyakarta]
PENGEMBANGAN KUALITAS PELAYANAN RUMAH MAKAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT [Studi Kasus di Pantai Kuwaru, Yogyakarta] I Wayan Narada Abhyasa, Nafis Khuriyati, Ibnu Wahid Fakhrudin Azis
Lebih terperinciPENINGKATAN CITA RASA DAN TEKSTUR YOGHURT DARI SUSU KAMBING DENGAN PENAMBAHAN SARI BUAH MARKISA DAN TERUNG BELANDA SKRIPSI. Oleh:
PENINGKATAN CITA RASA DAN TEKSTUR YOGHURT DARI SUSU KAMBING DENGAN PENAMBAHAN SARI BUAH MARKISA DAN TERUNG BELANDA SKRIPSI Oleh: MEIHOT NAIDA PURBA 050306010 DEPARTEMEN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Selain air, susu mengandung protein, karbohidrat, lemak, mineral dan enzim-enzim,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu sebagai salah satu produk hasil pertanian merupakan bahan pangan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Susu juga disebut sebagai bahan makanan yang hampir
Lebih terperinciSIFAT ORGANOLEPTIK ES KRIM DENGAN PENAMBAHAN JUS WORTEL (Daucus carotal.)
SKRIPSI SIFAT ORGANOLEPTIK ES KRIM DENGAN PENAMBAHAN JUS WORTEL (Daucus carotal.) UIN SUSKA RIAU Oleh: Niki Utami 11181203959 PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN UNIVERSITAS ISLAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penghasil devisa negara, penyedia lapangan kerja serta mendorong pengembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kakao merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang memegang peranan cukup penting dalam perekonomian Indonesia, yakni sebagai penghasil devisa negara, penyedia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses pemberian zat aditif mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan industri pertanian sekarang ini. Zat aditif yang dimaksud adalah berbagai
Lebih terperinciPengolahan hasil pertanian dalam pelatihan ini dimaksudkan untuk mengubah bentuk bahan baku menjadi bahan
Pelatihan Kewirausahaan untuk Pemula olahan dengan memperhatikan nilai gizi dan memperpanjang umur simpan atau keawetan produk. Untuk meningkatkan keawetan produk dapat dilakukan dengan cara : (1) Alami
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PROGRAM PERBAIKAN KUALITAS PADA USAHA JASA MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)
PENGEMBANGAN PROGRAM PERBAIKAN KUALITAS PADA USAHA JASA MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) Tri Juwita N. 1) dan Moses L. Singgih 2) 1,2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PRODUK KONSUMEN DENGAN FOKUS KEBUTUHAN PELANGGAN (Studi Kasus pada Produk Minuman Teh PT XYZ)
1 TUGAS AKHIR PENGEMBANGAN PRODUK KONSUMEN DENGAN FOKUS KEBUTUHAN PELANGGAN (Studi Kasus pada Produk Minuman Teh PT XYZ) Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN FARMASI RSK. ST VINCENTIUS A PAULO SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN FARMASI RSK. ST VINCENTIUS A PAULO SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD Hilda Harijono dan Bobby Oedy P. Soepangkat Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA BAWANG PUTIH GORENG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU
e-j. Agrotekbis 2 (5) : 500-504, Oktober 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA BAWANG PUTIH GORENG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU Analysis of Revenue and Feasibility
Lebih terperinciEvaluasi Kualitas Produk Dadih Dalam Bentuk Bubuk Yang Dikeringkan Dengan Sinar Matahari Dan Oven
129 Evaluasi Kualitas Produk Dadih Dalam Bentuk Bubuk Yang Dikeringkan Dengan Sinar Matahari Dan Oven L. Ibrahim Fakultas Peternakan Universitas Andalas, Limau Manis, Padang Abstract The research was conducted
Lebih terperinciDAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN... i. LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... ii. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI...
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... i LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... ii ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xvi
Lebih terperinciSIDANG TESIS MANAJEMEN INDUSTRI MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011
SIDANG TESIS MANAJEMEN INDUSTRI MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011 PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT KATOLIK ST. VINCENTIUS A PAULO
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis di sektor jasa telah memasuki era globalisasi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis di sektor jasa telah memasuki era globalisasi, sehingga dunia bisnis pada sektor jasa dituntut untuk berkembang semakin pesat. Hal
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
37 IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Serpong Kabupaten Tangerang Selatan dan Kecamatan Gunung Sindur Kabupaten Bogor. Lokasi penelitian ditentukan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PROGRAM PERBAIKAN KUALITAS LAYANAN PADA USAHA JASA MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)
PENGEMBANGAN PROGRAM PERBAIKAN KUALITAS LAYANAN PADA USAHA JASA MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) Tri Juwita Nurcahyawening NRP 9113201301 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Moses L. Singgih,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Manajemen Operasi 2.1.1 Definisi Manajemen Operasi Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan produksi barang dan jasa. Proses menghasilkan
Lebih terperinciAKUNTABILITAS PELAYANAN KOPERASI TERHADAP PRODUKTIVITAS SUSU SEGAR KUD DAU KABUPATEN MALANG
AKUNTABILITAS PELAYANAN KOPERASI TERHADAP PRODUKTIVITAS SUSU SEGAR KUD DAU KABUPATEN MALANG Awang Teja Satria dan Cahyo Sasmito Program Magister Administrasi Publik Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalam negeri maupun ekspor. Hewan ini sangat digemari, terutama di negaranegara
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Katak merupakan komoditas yang sangat penting, baik untuk konsumsi dalam negeri maupun ekspor. Hewan ini sangat digemari, terutama di negaranegara Eropa, Amerika dan beberapa
Lebih terperinci4.1.2 Struktur Organisasi Milkfood Barokah
30 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Milkfood Barokah Milkfood Barokah merupakan usaha mikro yang memiliki kegiatan usaha memproduksi minuman susu olahan. Milkfood Barokah
Lebih terperinciKarakteristik Teknis Prioritas Proses Produksi Karung Goni Plastik dengan QFD
MediaTeknika Jurnal Teknologi Vol.11, No.1, Juni 2016 10 Karakteristik Teknis Prioritas Proses Produksi Karung Goni Plastik dengan QFD Rahmi M. Sari 1 1 Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciPENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SUSU BUBUK MEREK L-MEN DI SEMARANG
PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SUSU BUBUK MEREK L-MEN DI SEMARANG Wishnu Pradityo Nugroho D2D 008 119 ABSTRACT This study aimed to determine the effect
Lebih terperinciVII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN TINGKAT KINERJA
VII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN TINGKAT KINERJA 7.1. Analisis Penilaian Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Penelitian ini menggunakan analisis Importance Performance Analysis (IPA) dan Costumer
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU PEMANASAN DAN JENIS SUSU TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU. (Laporan Penelitian) Oleh. Yuni Noviyanti
PENGARUH WAKTU PEMANASAN DAN JENIS SUSU TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU (Laporan Penelitian) Oleh Yuni Noviyanti 0714051074 JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PETANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciPengembangan Desain Produk Teh Gelas Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment Untuk Meningkatkan Penjualan Di CV.
Pengembangan Desain Produk Teh Gelas Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment Untuk Meningkatkan Penjualan Di CV.Tirta Indo Megah Putu Verdika 1, *, Ellysa Nursanti 2, Thomas Priyasmanu 3
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi di dunia. Menurut salah satu lembaga riset (AC Nielsen) tahun 2005
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teh (Camellia sinensis) menghasilkan minuman yang paling banyak dikonsumsi di dunia. Menurut salah satu lembaga riset (AC Nielsen) tahun 2005 menyatakan tahun 1999
Lebih terperinciANALISIS DIVERSIFIKASI PRODUK MINUMAN PADA CV FAUZI KABUPATEN BEKASI PROPINSI JAWA BARAT
ANALISIS DIVERSIFIKASI PRODUK MINUMAN PADA CV FAUZI KABUPATEN BEKASI PROPINSI JAWA BARAT ( Menggunakan Metode Quality Function Deployment ) Oleh: WENI SRIWAHYUNI A14103606 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN
Lebih terperinciQUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)
QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) Definisi QFD QFD adalah suatu metodologi terstruktur yang digunakan dalam proses perencanaan dan pengembangan produk untuk menentapkan spesifikasi kebutuhan dan keinginan
Lebih terperinciSTUDI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN ("QUALITY SERVICE") DENGAN MENGGUNAKAN METODA QFD ("QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT")
STUDI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN ("QUALITY SERVICE") DENGAN MENGGUNAKAN METODA QFD ("QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT") (Studi kasus : jasa Pengiriman Paket Pos, PT. Pos Indonesia) ABSTRAK PT. Pos Indonesia
Lebih terperinciANALISA KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS LAYANAN BENGKEL DENGAN METODE SERVQUAL DAN QFD SKRIPSI
ANALISA KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS LAYANAN BENGKEL DENGAN METODE SERVQUAL DAN QFD (Studi kasus di Shop And Drive Astra Otoparts CV. Fastlube Mas ) SKRIPSI Diajukan Oleh : FRIDA SANDIA PUSPITA
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. sehat juga semakin meningkat. Produk-produk fermentasi bisa berasal dari berbagai
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Penelitian, dan (6) Hipotesis Penelitian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, daya beli masyarakat semakin meningkat. Peluang ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi, daya beli masyarakat semakin meningkat. Peluang ini dilihat oleh para pengusaha sebagai peluang yang sangat besar. Para pengusaha berlomba-lomba
Lebih terperinciTUGAS AKHIR INTEGRASI METODE KANO DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM ANALISIS KEPUASAN TERHADAP
TUGAS AKHIR INTEGRASI METODE KANO DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM ANALISIS KEPUASAN TERHADAP KUALITAS PENDIDIKAN DI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan akademik
Lebih terperinciPENINGKATAN KUALITAS PRODUK DODOL GUAVAGUA MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT
PENINGKATAN KUALITAS PRODUK DODOL GUAVAGUA MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DI UKM BAROKAH ALAM PRODUCT QUALITY IMPROVEMENT OF DODOL GUAVAGUA USING QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT METHOD IN BAROKAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menghadapi perkembangan era globalisasi, dunia bisnis dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menghadapi perkembangan era globalisasi, dunia bisnis dan perekonomian mengalami perkembangan semakin pesat yang ditandai dengan meningkatnya tingkat persaingan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. EVALUASI KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGANMENGGUNAKAN METODE QFD (QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT) (Kantor Pos Cabang Wonogiri)
TUGAS AKHIR EVALUASI KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGANMENGGUNAKAN METODE QFD (QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT) (Kantor Pos Cabang Wonogiri) Diajukan untuk memenuhi syarat gelar sarjana S-1 Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini setiap perusahaan yang bergerak dibidang minuman dihadapkan pada tingkat persaingan yang semakin ketat dengan perubahan-perubahan yang
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di beberapa lokasi di wilayah Bogor dan Depok yakni di kampung Babakan Ciluar, Pancoran Mas, Kompleks PELNI Depok, Polresta Bogor,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rata-rata kue kering di kota dan di pedesaan di Indonesia 0,40
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketergantungan konsumen pada makanan jajanan di Indonesia telah semakin meningkat dan memegang peranan penting, karena makanan jajanan juga dikonsumsi oleh golongan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penerapan model..., Deni Juharsyah, FT UI, 2009.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Pada era persaingan global seperti saat ini, setiap perusahaan dituntut untuk dapat memiliki keunggulan kompetitif (competitive advantage) agar dapat bertahan
Lebih terperinciProduct Design & Development Hubungan Kebutuhan Pekerja Terhadap Karakteristik Teknik Pada Perancangan Alat Pengepres Melinjo Dengan Metode QFD
Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.3 No. (014) 8-33 ISSN 30 934X Product Design & Development Hubungan Kebutuhan Pekerja Terhadap Karakteristik Teknik Pada Perancangan Alat Pengepres Melinjo
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kehidupan manusia dan merupakan salah satu sumber protein hewani yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu merupakan salah satu bahan pangan yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan merupakan salah satu sumber protein hewani yang didalamnya terkandung nilai gizi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan dan persaingan dalam era globalisasi pasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan dan persaingan dalam era globalisasi pasar bebas seperti sekarang ini, perusahaan berlomba-lomba untuk memenangkan persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daging merupakan salah satu hasil dari ternak yang memiliki kandungan gizi lengkap yang disukai oleh masyarakat. Daging yang dikonsumsi oleh manusia dapat berasal
Lebih terperinciPENENTUAN ATRIBUT PERSYARATAN TEKNIS ALAT PEMERAS SANTAN DI UMKM XYZ KOTA BATU
PENENTUAN ATRIBUT PERSYARATAN TEKNIS ALAT PEMERAS SANTAN DI UMKM XYZ KOTA BATU Program Studi Teknik Industri, Universitas Ma Chung Malang e-mail: afaisald@yahoo.com/yuswono.hadi@machung.ac.id ABSTRAK Penggunaan
Lebih terperinciPERBAIKAN KEMASAN KEJU GOUDA MUDA DENGAN MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)
PERBAIKAN KEMASAN KEJU GOUDA MUDA DENGAN MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kepada pelanggannya. Sebaliknya jika produsen tidak dapat memberikan kepuasan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kepuasan pelanggan merupakan hal yang sangat penting bagi produsen. Produsen akan dapat memenangkan persaingan bisnis dengan memberikan kepuasan kepada pelanggannya.
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
82 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasar hasil analisis terhadap raw weight pada HoQ maka diputuskan bahwa atribut yang akan dikembangkan adalah kemanisan produk, aroma produk, keamanan bahan, informasi
Lebih terperinciDAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR ISI ABSTRACT... INTISARI... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i ii iii vii xi xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Identifikasi Masalah... 5 1.3 Tujuan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian mengenai perancangan lemari ini untuk digunakan oleh peserta didik di TK Kanisius Pingitan. Berikut ini adalah tahapan penelitian yang dilakukan. 3.1. Tahapan Penelitian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Impian orang tua agar anak mereka dimasa depan dapat menjadi orang yang sukses dan unggul dalam persaingan, membuat orang tua berlomba-lomba menyekolahkan anak mereka
Lebih terperinci4? ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN LEMBAGA
4? ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN LEMBAGA TERHADAP PRODUK SUSU SEGAR KPRI "KOKARNABA" BATURRADEN DI KOTA PURWOKERTO DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DESTA ASTRI PRAMITA DEW1 PROGRAM STUD1
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK KOPI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMASARAN DENGAN BERORIENTASI PADA PELANGGAN
PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK KOPI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMASARAN DENGAN BERORIENTASI PADA PELANGGAN Ary Permatadeny. N 1), Johan Andi 2) 1),2) Teknik Industri, Universitas Nusantara PGRI
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA. Juni 2010] 6 Masalah Gizi, Pengetahuan Masyarakat Semakin Memprihatinkan. [10
II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka dalam penelitian ini meliputi tinjauan komoditas kedelai, khususnya peranan kedelai sebagai sumber protein nabati bagi masyarakat. Tidak hanya itu, kedelai juga ditinjau
Lebih terperinciDevelopment of Green Tea (Camellia sinensis) Product for Children Consumers Using Quality Function Deployment (QFD) Method
Pengembangan Produk Teh Hijau (Camellia sinensis) untuk Konsumen Anak anak Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) Development of Green Tea (Camellia sinensis) Product for Children Consumers
Lebih terperinciANALISA KUALITAS DALAM RANGKA PENINGKATAN PELAYANAN KESELAMATAN KAPAL FERRY PENYEBERANGAN RO-RO TESIS. Riky Adrian Oktora
ANALISA KUALITAS DALAM RANGKA PENINGKATAN PELAYANAN KESELAMATAN KAPAL FERRY PENYEBERANGAN RO-RO TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Riky Adrian Oktora 0806422731 PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sarung tangan karet banyak digunakan untuk keperluan medis, kimia,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sarung tangan karet banyak digunakan untuk keperluan medis, kimia, klinik, industri kimia dan makanan, serta keperluan rumah tangga (house hold). Permintaan komoditas
Lebih terperinciMETODA PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian. Mulai
45 METODA PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian Semakin ketatnya persaingan produk agroindustri pangan merupakan tantangan bagi industri dalam memenuhi harapan konsumen, oleh karena itu setiap
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Persaingan perguruan tinggi dewasa ini dapat kita rasakan semakin ketat, hal ini dikarenakan adanya tuntutan dunia usaha akan sumber daya manusia yang berkualitas untuk memenuhi berbagai sektor,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. food menurut Food and Agriculture Organization didefinisikan sebagai makanan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan jajanan sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Makanan jajanan yang dijual oleh pedagang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Metode penelitian menunjukan bagaimana penelitian dilakukan dari identifikasi masalah sampai dengan analisis dan kesimpulan. Tahapan metode dari penelitian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertanian merupakan kegiatan pengelolaan sumber daya untuk menghasilakan bahan pangan, bahan baku untuk industri, obat ataupun menghasilkan sumber energi. Secara sempit
Lebih terperinciPERANCANGAN ULANG ALAT PENUANG AIR GALON GUNA MEMINIMALISASI BEBAN PENGANGKATAN DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT
PERANCANGAN ULANG ALAT PENUANG AIR GALON GUNA MEMINIMALISASI BEBAN PENGANGKATAN DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT Erni Suparti 1), Rosleini Ria PZ 2) 1),2) Program Studi Teknik Industri, Fakultas
Lebih terperinci