P U T U S A Nomor 88/Pdt.G/2014/MS-Aceh

Transkripsi

1 P U T U S A N Nomor 88/Pdt.G/2014/MS-Aceh DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Mahkamah Syar iyah Aceh yang memeriksa dan mengadili perkara pada tingkat banding dalam persidangan majelis, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara Cerai Gugat antara : PEMBANDING, umur 38 tahun, Agama Islam, Pendidikan SD, pekerjaan tidak ada, bertempat tinggal di Kabupaten Aceh Utara, dahulu sebagai Tergugat sekarang Pembanding. M e l a w a n TERBANDING, umur 23 tahun, Agama Islam, Pendidikan SMP, Pekerjaan ibu rumah tangga, bertempat tinggal di Kabupaten Aceh Utara, dahulu sebagai Penggugat sekarang Terbanding. Mahkamah Syari yah tersebut ; Telah membaca berkas perkara dan semua surat yang berkaitan dengan perkara ini; TENTANG DUDUK PERKARANYA Mengutip segala uraian tentang hal ini sebagaimana termuat dalam Putusan Mahkamah Syar iyah Lhoksukon, Nomor 221/Pdt.G/2014/MS-Lsk tanggal 11 Juli 2014 Miladiyah bertepatan dengan tanggal 13 Ramadhan 1435 Hijriyah yang amarnya berbunyi sebagai berikut : 1. Mengabulkan gugatan Penggugat ; 2. Menjatuhkan talak satu bain shughra Tergugat (PEMBANDING) terhadap Penggugat (TERBANDING) ; 3. Memerintahkan kepada Panitera Mahkamah Syar iyah Lhoksukon untuk mengirimkan salinan putusan yang telah berkekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah (PPN) Kantor Urusan Agama Muara Batu, kabupaten Aceh Utara, untuk dicatat dalam register yang disediakan untuk itu; 4. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar seluruh biaya yang timbul dalam perkara ini yang hingga kini dihitung sebesar Rp ;- (dua ratus sembilan puluh satu ribu rupiah); Membaca akta permohonan banding yang dibuat oleh Panitera Mahkamah Syar iyah Lhoksukon yang menyatakan bahwa pada hari Senin tanggal 21 Juli 2014, Tergugat telah mengajukan permohonan banding terhadap Putusan Mahkamah Syar iyah tersebut di atas, permohonan banding tersebut telah pula diberitahukan kepada Penggugat/Terbanding pada tanggal 01 Agustus 2014 ; Hal. 1 dari 6 hal. Put. No 15 /Pdt.G/2014/MS-Aceh

2 Telah membaca memori banding yang diserahkan kepada Kepaniteraan Mahkamah Syar iyah Lhoksukon pada tanggal 04 Agustus 2014, dan telah disampaikan kepada Penggugat/Terbanding pada tanggal 19 Agustus 2014; Telah membaca surat keterangan Panitera Mahkamah Syar iyah Lhoksukon yang menyatakan bahwa Penggugat/Terbanding sampai dengan batas waktu yang telah ditentukan tidak mengajukan kontra memori banding, sesuai dengan suratnya Nomor 221/Pdt.G/2014/MS-Lsk. tanggal 03 September 2014; Telah pula membaca relas pemberitahuan pemeriksaan berkas perkara banding kepada Tergugat/Pembanding pada tanggal 10 September 2014 dan Penggugat/Terbanding pada tanggal 08 September Tergugat/Pembanding telah melakukan pemeriksaan berkas banding pada tanggal 24 September 2014 sedangkan Penggugat/Terbanding melakukan pemeriksaan berkas banding pada tanggal 08 September 2014; TENTANG HUKUMNYA Menimbang, bahwa oleh karena permohonan banding dalam perkara ini telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut tata cara yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan, maka permohonan banding tersebut formal harus dinyatakan dapat diterima; Menimbang, bahwa Majelis Hakim Mahkamah Syar iyah Aceh setelah mempelajari dan meneliti memori banding serta berkas perkara mengenai pemeriksaan perkara a quo terhadap alat-alat bukti dan saksi-saksi di tingkat pertama, Majelis Hakim Mahkamah Syar iyah Aceh akan menyampaikan pendapatnya terhadap apa yang dipertimbangkan dan diputus oleh Majelis Hakim Mahkamah Syar iyah Lhoksukon sebagaimana yang tertuang di dalam putusannya Nomor 221/Pdt.G/2014/MS-Lsk tanggal 11 Juli 2014 Miladiyah bertepatan dengan tanggal 13 Ramadhan 1435 Hijriyah sebagai berikut ; Menimbang bahwa Tergugat/Pembanding dalam memori bandingnya menyatakan keberatan atas putusan perkara a-quo antara lain sebagai berikut : 1. Bahwa proses persidangan dilangsungkan di gedung dekat Kantor Camat Krueng Mane Kabupaten Aceh Utara pada setiap hari Jumat secara merata dan bergiliran dengan sistim waktu yang dibatasi, sehingga jalannya proses persidangan terasa dipaksakan dan tergopoh-gopoh demi hukum hal ini bertentangan dengan hukum acara perdata yang berlangsung dan rasa keadilan terhadap Tergugat tidak ada sama sekali. 2. Bahwa kesalahan dalam penerapan hukum yang sangat fatal menurut Tergugat kembali terulang dalam hal Tergugat diberi kesempatan untuk membantah dalil-dalil gugatan Penggugat hanya secara lisan, akan tetapi dalam putusan Nomor: 221/Pdt.G/2014/MS-LSK halaman 4 alinea ke 4 tertulis Hal. 2 dari 6 hal. Put. No 15 /Pdt.G/2014/MS-Aceh

3 antara tanda petik... Tergugat telah menyampaikan jawaban tertulis yang pada pokoknya sebagai berikut : Tergugat kembali menyatakan dengan tegas tidak pernah di beri kesempatan untuk menyampaikan jawaban gugatan secara tertulis hanya Tergugat sampaikan secara lisan kalaupun ada dalam berkas, jelas bukan tanda tangan Tergugat; 3. Bahwa upaya perdamaian melalui hukum mediasi hanya diberi waktu 1 (satu) minggu yaitu tanggal 6 Juni 2014 s/d 13 Juni 2014, jelas hal ini bertentangan dengan peraturan Mahkamah Agung RI dan Bapak Hakim Mediasi pada sidang selanjutnya ikut menempati dan menduduki meja sidang, sehingga anggota hakim pada saat itu berjumlah 5 (lima) orang. 4. Bahwa pada saat Tergugat membantah dalil gugatan tentang kekurangan uang belanja rumah tangga yang tidak cukup kepada Penggugat dengan bukti surat berupa Buku Tabungan Simpeda BRI Cabang/Unit 395 Batuphat Lhokeumawe atas nama Penggugat dalam bentuk nilai uang yang Tergugat berikan dan transfer langsung, akan tetapi tidak di beri kesempatan, untuk itu ditingkat banding Penggugat ajukan foto copy diberi materai secukupnya dan di legalisir di Kepaniteraan Mahkamah Syar iyah Lhoksukon sesuai dengan aslinya, harapan Penggugat menjadi bahan pertimbangan Bapak Majelis Hakim yang bersidang. 5. Bahwa kekeliruan dan kesalahan pertimbangan hukum yang paling fatal yaitu terhadap keterangan saksi SAKSI dari TERBANDING khususnya tentang mendengar ada keributan antara Penggugat dan Tergugat dalam kehidupan rumah tangga, jelas dan nyata dalam ketentuan hukum dikenal dengan saksi deauditu yaitu saksi yang mendengar bukan saksi yang melihat langsung. 6. Bahwa pada prinsipnya rumah tangga Penggugat dengan Tergugat tidak pernah ribut kenyataannya pada saat saksi SAKSI selaku Imam Kampung Tergugat dan Penggugat tinggal menetap, menerangkan di bawah sumpah tidak pernah melakukan upaya perdamaian di Kampung karena antara Tergugat dan Penggugat tidak pernah ada laporan terjadi keributan dalam rumah tangga, untuk itu Judex facti di beri kesempatan kepada saksi selaku imam di kampung untuk mendamaikan dan merukunkan kembali Tergugat dan Penggugat sedangkan proses sidang sedang berjalan dan upaya mediasi sudah dilaksanakan (dalam batas waktu yang bertentangan dengan ketentuan Mahkamah Agung RI). Oleh karena itu Penggugat merasa di zalimi Judex facti berpihak kepada Penggugat untuk menguatkan dalil gugatannya. 7. Bahwa upaya hukum banding Penggugat sampaikan dalam batas waktu yang ditentukan Undang-undang, maka pada tempatnya demi hukum alasan-alasan ditingkat banding mohon dipertimbangkan dalil-dalilnya, mengingat status anak Hal. 3 dari 6 hal. Put. No 15 /Pdt.G/2014/MS-Aceh

4 Tergugat dengan Penggugat tidak jelas sama sekali, untuk itu berkenan Bapak Hakim berkenan memberi putusan: - Menolak Gugatan Penggugat seluruhnya - Membatalkan talak satu bain sughra Tergugat (PEMBANDING) terhadap (TERBANDING). Menimbang bahwa Penggugat/Terbanding tidak mengajukan kontra memori bandingnya, oleh karenanya tanggapan atas memori banding tidak dapat dipertimbangkan; Menimbang, bahwa terhadap apa yang dikemukakan dalam memori banding oleh Tergugat/Pembanding, sebenarnya sebagian besar sudah pernah dikemukakan dalam jawabannya, Majelis Hakim Tingkat Pertama Mahkamah Syar iyah Lhoksukon sudah mempertimbangkan dalam putusannya, dan Majelis Hakim Tingkat Banding Mahkamah Syar iyah Aceh setelah meneliti apa yang telah dipertimbangkannya sudah tepat dan benar, oleh karenanya Majelis Hakim Tingkat Banding Mahkamah Syar iyah Aceh tidak perlu dipertimbangkan lagi; Menimbang, bahwa dalam perkara a quo posisi kasus dapat diringkaskan bahwa Penggugat/Terbanding mengajukan gugatan cerai terhadap Tergugat/ Pembanding yang didasarkan pada Pasal 19 huruf (f) PP Nomor 9 tahun 1975 yaitu antara Penggugat/Terbanding dengan Tergugat/Pembanding terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga; Menimbang, bahwa Mahkamah Syar iyah Aceh berpendapat dari hasil pemeriksaan Majelis Hakim Tingkat Pertama Mahkamah Syar iyah Lhoksukon, ternyata alasan gugatan Penggugat/Terbanding telah terjadinya perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus antara Penggugat/Terbanding dengan Tergugat/ Pembanding telah terbukti, hal ini didasarkan pada keterangan saksi yang diajukan oleh Penggugat/Terbanding yang mengemukakan bahwa pada awalnya rumah tangga Penggugat/Pembanding dengan Tergugat/Pembanding rukun dan damai tetapi sekarang ini keadaan rumah tangga Penggugat/Terbanding dengan Tergugat/Pembanding tidak harmonis lagi, antara Penggugat/Terbanding dengan Tergugat/Pembanding sudah pernah diupayakan damai oleh keluarganya dan melalui mediasi serta juga didamaikan oleh Majelis Hakim Mahkamah Syar iyah Lhoksukon selama proses persidangan berlangsung, namun usaha damai tersebut tidak berhasil; Menimbang, bahwa perselisihan tersebut selain telah diupayakan damai, juga ternyata antara Penggugat/Terbanding dengan Tergugat/ Pembanding sudah pisah tempat tinggal tujuh bulan lamanya, Penggugat/Terbanding tinggal di rumah orang tuanya di Kabupaten Aceh Utara, sedangkan Tergugat/Pembanding tinggal Hal. 4 dari 6 hal. Put. No 15 /Pdt.G/2014/MS-Aceh

5 di Pureulak di rumah orang tuanya. Hal ini menunjukkan bahwa rumah tangga Penggugat/Terbanding dengan Tergugat/Pembanding telah pecah sedemikian rupa tanpa perlu dipersoalkan lagi siapa penyebabnya, sehingga tujuan perkawinan tidak mungkin lagi dicapai sebagaimana dikehendaki dalam Surat Ar- Rum Ayat 21, dan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun Menimbang, bahwa berpisahnya tempat tinggal antara Pengugat/ Terbanding dengan Tergugat/Pembanding membuktikan telah terjadi perselisihan antara keduanya. Putusan Mahkamah Agung Nomor 1354K/Pdt/2000, tanggal 08 September 2003 menyatakan bahwa Suami isteri yang telah pisah tempat tinggal dan tidak saling memperdulikan sudah merupakan fakta adanya perselisihan dan pertengkaran sehingga tidak ada harapan untuk hidup rukun dalam rumah tangga dapat dijadikan alasan untuk mengabulkan gugatan perceraian. Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, Majelis Hakim Tingkat Banding Mahkamah Syar iyah Aceh menilai bahwa dalil-dalil gugatan Penggugat/Terbanding sudah terbukti dan alasan perceraian yang didalilkan oleh Penggugat/Terbanding telah sesuai dengan maksud ketentuan Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 dan Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam, maka oleh karenanya putusan Majelis Hakim Tingkat Pertama Mahkamah Syar iyah Lhoksukon Nomor 221/Pdt.G/2014/MS-Lsk tanggal 11 Juli 2014 Miladiyah bertepatan dengan tanggal 13 Ramadhan 1435 Hijriyah sudah cukup alasan untuk dikuatkan ; Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 84 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989, secara ex officio Panitera berkewajiban untuk mengirimkan salinan putusan kepada Pegawai Pencatat Nikah yang wilayahnya meliputi tempat kediaman Penggugat/Terbanding dan Tergugat/Pembanding serta kepada Pegawai Pencatat Nikah ditempat perkawinan dilangsungkan guna didaftarkan dan dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu ; Menimbang, bahwa oleh karena perkara a quo termasuk bidang perkawinan, sesuai dengan ketentuan Pasal 89 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 tahun 2009, maka biaya perkara pada tingkat banding dibebankan kepada Tergugat/Pembanding yang jumlahnya sebagaimana tercantum dalam amar putusan ini; Mengingat segala ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan hukum Syara yang berhubungan dengan perkara ini; Hal. 5 dari 6 hal. Put. No 15 /Pdt.G/2014/MS-Aceh

6 M E N G A D I L I Menerima permohonan banding dari Tergugat/Pembanding ; Menguatkan putusan Mahkamah Syar iyah Lhoksukon Nomor 221/Pdt.G/2014/ MS-Lsk tanggal 11 Juli 2014 Miladiyah bertepatan dengan tanggal 13 Ramadhan 1435 Hijriyah ; Membebankan Tergugat/Pembanding untuk membayar biaya perkara pada tingkat banding sebesar Rp ,- (seratus lima puluh ribu rupiah); Demikianlah diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim Mahkamah Syar iyah Aceh pada hari Rabu tanggal 12 Nopember 2014 Miladiyah bertepatan dengan tanggal 19 Muharram 1436 Hijriyah, oleh kami Drs. H. ABD MANNAN HASYIM,S.H.,M.H., Ketua Majelis Dra. Hj. YUNIAR A. HANAFIAH, S.H., dan Drs. H. FIRDAUS HM, S.H., M.H., Hakim-hakim Anggota dan diucapkan oleh Ketua tersebut dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Kamis tanggal 20 Nopember 2014 Miladiyah bertepatan dengan tanggal 27 Muharram 1436 Hijriyah dengan dihadiri oleh Hakim-hakim Anggota tersebut dan RATNA JUITA, S.Ag., SH, sebagai Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh kedua belah pihak berperkara. KETUA MAJELIS Drs. H. ABD MANNAN HASYIM, S.H., M.H. HAKIM ANGGOTA Dra. Hj. YUNIAR A. HANAFIAH, S.H. HAKIM ANGGOTA Drs. H. FIRDAUS HM, S.H., M.H., Perincian biaya perkara : 1. Materai Rp ,- 2. Biaya Redaksi Rp ,- 3. Biaya Leges Rp ,- 4. Biaya Proses Rp ,- Jumlah Rp ,- (seratus lima puluh ribu rupiah) PANITERA PENGGANTI RATNA JUITA, S.Ag., SH Untuk Salinan Yang Sama Bunyinya Banda Aceh, 24 November 2014 WAKIL PANITERA MAHKAMAH SYAR IYAH ACEH dto AZHAR A, S.H. SYAMSIKAR Hal. 6 dari 6 hal. Put. No 15 /Pdt.G/2014/MS-Aceh