BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Kegiatan Ekstensifikasi Wajib Pajak di Kantor Pelayanan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Kegiatan Ekstensifikasi Wajib Pajak di Kantor Pelayanan"

Transkripsi

1 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Kegiatan Ekstensifikasi Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong Berdasarkan landasan teori yang disajikan pada Bab 2 serta data yang telah diuraikan pada Bab 3, maka pada bagian ini penulis akan melakukan pembahasan efektivitas atas penggalian potensi perpajakan melalui kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak yang telah dilaksanakan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Serpong. Sebelum melakukan pembahasan terhadap efektivitas kegiatan ekstensifikasi, terlebih dahulu akan dibahas pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi dilapangan. Hal ini dilakukan karena penulis berpendapat bahwa efektifitas suatu kegiatan dalam mencapai sasaran yang diinginkan dipengaruhi oleh bagaimana pelaksanaan kegiatan tersebut dilapangan. Adapun kegiatan pelaksanaan ekstensifikasi Wajib Pajak yang telah dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Serpong dalam periode 2010 sampai dengan 2012 adalah: 1. Pembentukan Tim Ekstensifikasi yang beranggotakan Seksi Ekstensifikasi dan seluruh Account Representative dan beberapa pelaksana. Didukung pula oleh Seksi Pengawasan dan Konsultasi, Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI) dan Seksi Pelayanan. 2. Penentuan lokasi disentra-sentra ekonomi, seperti kantor, pertokoan dan pemilik rumah mewah. 3. Melakukan peyisiran atau canvassing yaitu dengan terjun langsung ke lapangan diwilayah kerja KPP Pratama Serpong. 64

2 4. Pengumpulan data calon Wajib Pajak, termasuk persiapan data yang didapat melalui kerjasama dengan intansi-instansi pemerintah maupun non pemerintah yang datanya dapat digunakan untuk mengukur besarnya potensi pajak yang ada. 5. Menerbitkan Surat Himbauan - Penyebaran surat himbauan oleh tim kepada sejumlah Wajib Pajak yang belum ber-npwp dengan menggunakan formulir yang telah ditentukan, dan penyabaran surat himbauan kepada wajib pajak sudah ber-npwp sesuai dengan petunjuk SE-08/PJ/2008 tentang tindak lanjut hasil ekstensifikasi Wajib Pajak Orang Pribadi. - Menginventarisir Surat Himbauan yang kembali pos (kempos), tidak direspon oleh Wajib Pajak dengan tidak mau ber-npwp atau sudah ber- NPWP di Kantor Pelayanan Pajak lain. 6. Melakukan pemeriksaan untuk pemberian NPWP secara jabatan terhadap masyarakat yang memiliki penghasilan diatas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) tapi tidak kooperatif yaitu tidak mau mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak sesuai dengan petunjuk SE-07/PJ.7/2005 tanggal 22 Juni 2005 tentang Kebijakan Pemeriksaan Untuk Tujuan Lain. Dengan mengunakan pedoman pelaksanaan ekstensifikasi Wajib Pajak sebagaimana telah diuraikan dalam Bab 2, selanjutnya penulis akan membahas pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak dilapangan yang telah disajikan di Bab 3. Pembahasan hanya dibatasi pada pelaksanaan PER-16/PJ/2007 dan PER- 116/PJ/2007 di KPP Pratama Serpong yang dilaksanaka pada tahun 2010 hingga 2012 serta dilihat sisi struktur organisasi yang dilakukan oleh Seksi Ekstensifikasi. 65

3 4.1.1 Evaluasi Pelaksanan PER-16/PJ/2007 di KPP Pratama Serpong Secara umum kegiatan pelaksanaan ekstensifikasi Wajib Pajak yang dilakukan oleh Seksi Ekstensifikasi KPP Pratama Serpong telah memenuhi unsurunsur perencanaan operasional sebagaimana telah diuraikan pada bab 2. Pelaksanaan tersebut kemudian diwujudkan melalui RKO (Rencana Kerja Operasi) yang dilakukan oleh Seksi Ekstensifikasi sebagaimana telah diuraikan pada bab 3. Pada bab 3 tabel 3.2, terlihat sejauh mana efektifitas pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak berdasarkan PER-16/PJ/2007 yang dilaksanakan oleh KPP Pratama Serpong. Untuk menghitung efektifitas pelaksanaan ekstensifikasi Wajib Pajak maka dilakukan pengukuran dengan membandingkan antara realisasi serta target dari pelaksanaan tersebut. Berdasarkan tabel 3.2 pada bab 3, penambahan jumlah Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dari hasil kegiatan ekstensifikasi secara keseluruhan sudah mencapai target yang telah ditetapkan. Pada tahun 2010 jumlah NPWP baru yang berhasil diterbitkan sebanyak atau target yang dapat dicapai sebesar 112%, melebihi target yang ditetapkan sebanyak NPWP, pada tahun 2011 jumlah NPWP baru yang diterbitkan sebanyak atau target yang dicapai 109%, melebihi target yang ditetapkan sebanyak NPWP. Sedangkan pada tahun 2012 penambahan NPWP baru juga mengalami peningkatan sebesar melebihi target yang ditetapkan sebanyak NPWP, atau target yang dapat dicapai adalah 105%. Secara keseluruhan total penambahan NPWP dari hasil Wajib Pajak baru hasil kegiatan ekstensifikasi yang dilaksanakan KPP Pratama Serpong selama tahun 2010 hingga tahun 2012 sebanyak NPWP baru yang telah diterbitkan. Pada dasarnya dari tahun 2010 sampai dengan 2012 jumlah NPWP baru yang diterbitkan selalu mengalami peningkatan dari target yang ditetapkan, namun 66

4 tidak diikuti dengan peningkatan penambahan NPWP baru setiap tahunnya atau dengan kata lain mengalami penurunan. Seksi Ekstensifikasi beralasan terjadinya penurunan Wajib Pajak terdaftar disebabkan karena sebagian besar Wajib Pajak sudah terjaring dari kegiatan ekstensifikasi ditahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2010 adalah realisasi terbesar yang dapat dicapai oleh KPP Pratama Serpong, melalui canvassing atau penyisiran dipusat perkantoran dan sentra ekonomi di wilayah kerja KPP, pada tahun tersebut banyak Wajib Pajak baru terjaring saat KPP melakukan canvassing. Sedangkan untuk tahun-tahun berikutnya jumlah Wajib Pajak terdaftar mengalami penurunan yang disebabkan kerena sebagian besar Wajib Pajak sudah terjaring oleh kegiatan canvassing dan sudah mempunyai NPWP ditahun sebelumnya. Selain itu penyebab penurunan disebabkan adanya faktor peningkatan PTKP yang memberikan pengaruh dalam pencapaian target NPWP. Perubahan penetapan jumlah Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang sebelumnya Rp ,00 per tahun sejak tahun 2009 naik menjadi Rp ,00 per tahun. Sehingga menyebabkan potensi Wajib Pajak baru menurun dikarenakan tidak semua calon Wajib Pajak memiliki penghasilan diatas PTKP baru. KPP juga beralasan kesadaran masyarakat dalam mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak masih rendah. Di tengah situasi ekonomi Indonesia yang sulit, pajak diibaratkan beban tambahan bagi masyarakat. Selain itu, sanksi yang ada juga dianggap masih kecil dan tidak tegas dijalankan oleh pihak yang berwajib. 67

5 4.1.2 Evaluasi Pelaksanaan PER-116/PJ/2007 di KPP Pratama Serpong Penerbitan NPWP baru berdasarkan PER-116/PJ/2007 dilakukan melalui pendataan objek pajak bumi dan bangunan, menghadapi kondisi yang serupa dengan yang terjadi pada penerbitan NPWP melalui pendataan yang dilakukan kepada Wajib Pajak Orang Pribadi yang berstatus karyawan. Pelaksanaan tersebut juga diwujudkan melalui RKO (Rencana Kerja Operasi) yang dilakukan oleh Seksi Ekstensifikasi sebagaimana telah diuraikan pada bab 3. Pada bab 3 tabel 3.3 terlihat sejauh mana efektivitas pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak yang dilakukan melalui penyisiran terhadap pemilik rumah mewah, pertokoan,dan pemilik apartemen. Keefektivitasan tersebut diukur dari pencapaian hasil penambahan NPWP baru dibandingkan dengan jumlah target yang ditetapkan. Berdasarkan tabel 3.3 pada bab 3, dapat dilihat target penambahan NPWP baru yang harus dicapai oleh KPP Pratama Serpong. Dari tabel tersebut pada tahun 2010 penambahan NPWP baru yang ditargetkan sebanyak NPWP hanya dapat terealisasi sebanyak 714 NPWP baru atau target yang tercapai hanya 48%. Hal tersebut juga terjadi pada tahun 2011 penambahan NPWP baru yang ditargetkan sebayak 650 NPWP hanya dapat terealisasi sebanyak 425 NPWP baru atau target yang tercapai hanya 65%. Sementara pada tahun 2012 tidak ada pendataan. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan KPP Pratama Serpong mengatakan bahwa pelaksanaan PER-116/PJ/2007 terhadap pendataan objek pajak bumi dan bangunan tidak dijalankan lagi pada awal 2012, dikarena pengelolaan administrasi objek pajak bumi dan bangunan akan dipindah alihkan ke Pemda pada tahun 2013, maka dari itu pelaksanaan PER-116/PJ/2007 pada tahun 2012 tidak dapat dilaksanakan lagi oleh KPP Pratama Serpong karena program ekstensifikasi ini berdasarkan pada kegiatan pendataan PBB. Namun secara keseluruhan total penambahan NPWP dari Wajib 68

6 Pajak baru hasil kegiatan ekstensifikasi yang dilakukan oleh KPP Pratama Serpong selama tahun 2010 hingga 2012 adalah sebanyak NPWP baru yang telah diterbitkan. Pada dasarnya dari tahun 2010 sampai dengan 2012 jumlah NPWP baru yang diterbitkan melalui pelaksanaan PER-116/PJ/2007 yang dilakukan oleh KPP Pratama Serpong belum mecapai target yang ditetapkan. Hal tersebut terjadi karena penetapan target yang ditetapkan terlalu tertinggi serta sebagian besar objek PBB sudah terdata oleh KPP Pratama Serpong pada tahun sebelumnya. KPP juga beralasan masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat dalam mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak, terlihat dari Lampiran Pendataan Objek Pajak (LPOP) yang telah disampaikan kepada Wajib Pajak tidak diisi dan tidak diserahkan kembali ke pihak KPP Pratama Serpong. Hal tersebut dikarenakan kurangnya kesadaran Wajib Pajak dalam melaporkan jumlah Objek PBB yang dimiliki oleh Wajib Pajak. Atas terjadinya masalah ini, petugas dilapangan harus melakukan pemotretan atas rumah/toko sebagai data apabila Wajib Pajak tidak memberikan data (tidak mengembalikan LPOP) dan petugas dapat mempergunakan data lain yang dapat mendukung, seperti rekening tagihan listrik atau telepon yang dapat menguatkan identitas Wajib Pajak untuk membuat NPWP atas nama pemilik Nomor Objek Pajak. Selain itu, Wajib Pajak juga merasa enggan mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak, dikarenakan pajak tidak memberikan manfaat langsung kepada masyarakat dan sanksi yang ada masih dianggap kecil manfaat ekonomisnya dari pada melaporkan diri dan menghitung pajak yang terutang. Rendahnya tingkat kesadaran Wajib Pajak di KPP Pratama Serpong masih rendah, walaupun sudah cukup banyak upaya yang dilakukan melalui berbagai penyuluhan, seminar, brosur, majalah, surat kabar, TV, radio dan sebagainya, tetapi tingkat kesadaran masyarakat untuk 69

7 mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak tidak menunjukan kemajuan berarti, sehingga jumlah Wajib Pajak terdaftar tidak bertambah secara signifikan Evaluasi dari Struktural Organisasi di KPP Pratama Serpong Sejalan dengan pemaparan pada bab 3 mengenai pelaksanaan ekstesifikasi, maka dapat dijelaskan bahwa secara struktual dalam organisasi Kantor Pajak Pelayanan (KPP) Pratama Serpong, pelaksanaan ekstensifikasi Wajib Pajak dilapangan terletak dibawah tanggung jawab Seksi Ekstensifikasi. Seksi ekstensifikasi dalam salah satu uraian tugasnya disebutkan bahwa tugas seksi ekstensifikasi adalah melakukan pengamatan potensi perpajakan dan melaksanakan kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak melalui pendataan objek dan subjek pajak serta penilaian objek pajak. Kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak yang dilakukan Seksi Ekstensifikasi telah memberikan hasil dengan meningkatnya jumlah Wajib Pajak terdaftar dari target yang ditetapkan. Pada tahun 2010 Wajib Pajak yang terdaftar meningkat sebesar 102 % atau Wajib Pajak dibandingkan target yang ditetapkan Wajib Pajak, untuk tahun 2011 Wajib Pajak yang ditetapkan sebanyak Wajib Pajak dapat terealisasi sebesar 105% atau Wajib Pajak terdaftar pada tahun Sedangkan pada tahun 2012 Wajib Pajak terdaftar mengalami peningkatan sebesar 105% atau Wajib Pajak dibandingkan dengan target yang ditetapkan sebanyak Wajib Pajak. Namun keberhasilan Seksi Ekstensisifikasi tidak berdiri sendiri, tetapi dibantu juga dengan seksi lainnya. Contoh nyata dari perwujudan kerjasama antara seksi pada KPP Pratama Serpong terlihat dari pembentukan Tim Ekstensifikasi Wajib Pajak Orang Pribadi, yang fungsinya adalah sebagai satuan tugas khusus 70

8 untuk melaksanakan penerbitan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) kepada Wajib Pajak Orang Prbadi yang memiliki/menjalankan tempat usaha di pusat perdagangan dan/atau mengusai Objek Pajak Bumi dan Bangunan, yang berstatus sebagai pengurus, komisaris, pemegang saham/pemilik dan pegawai melalui pemberi kerja/bendaharawan Pemerintah yang belum memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak. Untuk itu dalam pelaksanaan ekstensifikasi Wajib Pajak KPP Pratama Serpong, seksi ekstensifikasi tidak berdiri sendiri, akan tetapi terkait juga dengan seksi lainnya. Di dalam melakukan kegiatan canvassing atau penyisirian lapangan, seksi ekstensifikasi dibantu oleh sejumlah Account Representative yang merupakan anggota dari Seksi Pengawasan dan Konsultasi, Seksi PDI dan Seksi pelayanan. Dalam melakukan canvassing petugas ekstensifikasi mengikutsertakan Account Representative untuk memberikan berbagai penjelasan yang dibutuhkan oleh Wajib Pajak sehingga mereka memahami tujuan dari pemberian NPWP. Seksi Pelayanan merupakan garis depan dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat (calon wajib pajak) yang ingin memperoleh NPWP dan NPPKP. Data yang diolah oleh Seksi Pengolahan Data dan Informasi (Seksi PDI) di distribusikan kepada seksi teknis untuk digali potensinya, selanjutnya Sub Seksi Pendaftaran Wajib Pajak harus melayani para Wajib Pajak yang terjaring dalam ekstensifikasi. Sehingga pelaksanaan ekstensifikasi Wajib Pajak tidak hanya mengandalkan Seksi Ekstensifikasi saja selaku pelaksana dilapangan, namun juga memerlukan kerjasama dan koordinasi yang baik antara seksi-seksi yang ada di KPP Pratama Serpong. Kerjasama tersebut merupakan suatu teamwork yang saling tergantungan dan saling mempengaruhi dalam pelaksanaan ekstensifikasi Wajib Pajak. 71

9 4.2 Evaluasi atas Hambatan-Hambatan yang Dihadapi dan Upaya-Upaya Dalam Mengatasi Pelaksanaan Ekstensifikasi Wajib Pajak Hambatan dalam Pelaksanaan Ekstensifikasi Wajib Pajak Dalam pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak khususnya pada Wajib Pajak Orang Pribadi yang dilaksanakan oleh KPP Pratama Serpong belum cukup berhasil, hal ini dikarenakan adanya beberapa hambatan atau kendala yang mengakibatkan pencapaian hasil kurang optimal, hambatan-hambatan tersebut antara lain : 1. Terbatasnya Sumber Daya Manusia Permasalahan yang terjadi KPP Pratama Serpong karena terbatasnya sumber daya manusia. Jumlah petugas atau pegawai yang ada dibagian Seksi Ekstensifikasi KPP Pratama Serpong hanya berjumlah 6 orang yaitu: a. Terdiri dari 1 orang kepala seksi b. Terdiri dari 1 orang fungsional penilai c. Terdiri dari 4 orang pelaksana seksi Dari terbatasnya jumlah pegawai Seksi Ekstensifikasi KPP Pratama Serpong ini dirasakan kurang memadai jika dibandingkan dengan cakupan luas wilayah kerja KPP Pratama Serpong yaitu sekitar km 2 dengan jumlah Wajib Pajak yang ditangani berjumlah sekitar jiwa dan jumlah penduduk yang mencapai jiwa. Jika dilihat perbandingan tersebut rasanya jumlah tersebut kurang seimbang sedangkan dapat dikatakan mereka inilah yang menjadi ujung tombak dilapangan dalam menjaring Wajib Pajak baru. Mereka mengemban tugas berat selain mengerjakan seluruh tugas lapangan, menyisiri seluruh wilayah kerja KPP, 72

10 mereka juga melaksanakan tugas-tugas admistratif. Ini merupakan kelemahan dari KPP dalam melaksanakan ekstensifikasi Wajib Pajak. Namun KPP Pratama Serpong telah memaksimalkan kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak dengan dibantu oleh petugas Account Representative dan seksiseksi lainnya. 2. Data Tidak Lengkap Data merupakan salah satu faktor penting dalam melaksanakan kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak. Namun terdapat berbagai hambatan yang menjadi ancaman sekaligus tantangan dalam optimalisasi kegiatan ekstensifikasi melalui pemanfaatan data. Seringkali data-data yang terdapat didalamnya tidak lengkap atau tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Selain itu terkait dengan kerjasama dengan pihak lain, data yang diminta oleh KPP kepada instansi lain tidak dapat diberikan karena berbenturan dengan data rahasia perusahaan atau instansi dan KPP tidak bisa memaksakan permintaan data karena menjaga kode etik antar instansi. Kesulitan yang dihadapi pada pelaksanaan ekstensifikasi Wajib Pajak terkait dengan data yang diperoleh adalah kurang akuratnya data yang diperoleh dari Pemda setempat (kecamatan atau kelurahan) mengenai data kependudukan, misalnya alamat yang kurang jelas atau tidak lengkap atau adanya mutasi penduduk yang tidak segera diperbaharui datanya sehingga menyulitkan petugas untuk menyampaikan surat himbauan. Data yang diperoleh melalui laporan bulanan PPAT seringkali juga tidak menyebutkan nama dan alamat pelaku-pelaku transaksi tanah dan atau bangunan yang dilaporkan oleh PPAT tersebut. 73

11 3. Rendahnya tingkat kesadaran Wajib Pajak Rendahnya kesadaran masyarakat dalam membayar pajak dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah karena ketidak pahaman masyarakat mengenai ketentuan dan tata cara perpajakan itulah yang menjadikan kesadaran masyarakat mengenai pajak masih sangat rendah. Selain itu juga kekhawatiran akan penyalagunaan uang pajak sering kali menjadi pemikiran masyarakat. Karena kesadaran masyarakat mengenai pajak masih sangat rendah, banyak himbauan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang tidak direspon. Dengan banyaknya yang tidak respon ini akan menyulitkan petugas dalam melaksanakan ekstensifikasi Wajib Pajak. Dilihat dari jumlah penduduk diwilayah kerja KPP Pratama Serpong adalah sebesar jiwa, namun hanya jiwa yang menjadi Wajib Pajak. Dengan jumlah penduduk sebanyak itu seharusnya menjadi peluang bagi KPP Pratama Serpong untuk menambah jumlah Wajib Pajak terdaftar. Masih rendahnya tingkat kesadaran Wajib Pajak juga ditunjukan dengan masih rendahnya tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam menyampaikan SPT, khususnya SPT Tahunan. Meski KPP telah berupaya memberikan kemudahan dan fasilitas dalam hal menyampaikan SPT, tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam menyampaikan SPT Tahunan masih belum bisa ditingkatkan. Bahkan berdasarkan analisis atas perkembangan jumlah SPT yang disampaikan, ada kecenderungan bahwa tingkat kepatuhan dalam menyampaikan SPT tersebut semakin menurun dari tahun ke tahun. Selain itu, masih rendahnya tingkat kesadaran Wajib Pajak juga bisa dilihat dari sikap Wajib Pajak yang cenderung kurang koorperatif dalam 74

12 menghadapi petugas pajak terutama pada saat penyisiran dalam rangka ekstensifikasi. Kurang koorperatifnya Wajib Pajak tersebut antara lain dengan menutup rapat-rapat saat akan didatangi oleh petugas pajak, enggan memberikan keterangan yang diminta oleh petugas pajak dan lain sebagainya. Hal tersebut menunjukkan bahwa banyak masyarakat yang masih belum menyadari arti penting pajak bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. 4. Kurangnya kerja sama pihak ketiga Untuk bisa menjaring semua Wajib Pajak potensial tidak bisa hanya mengandalkan data yang berasal dari intern DJP, KPP juga harus mencari data yang berasal dari luar DJP, oleh karena itu kerjasama dengan intansi lain baik swasta maupun pemerintah harus dilanjutkan. Pada dasarnya KPP Pratama Serpong sudah mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah berupa data-data yang dibutuhkan KPP, namun kerjasama tersebut perlu ditingkat lagi. Hubungan dengan pihak swasta juga harus dijalani, mengingat merekalah pelaku kegiatan ekonomi yang utama. Salah satu langkah yang dapat diambil adalah dengan mengadakan pertemuan berkala dengan asosiasi dan perkumpulan pengusaha yang ada di wilayah kerja KPP baik secara formal maupun informal. 5. Adanya sikap penolakan dari Wajib Pajak, dimana Wajib Pajak tidak memiliki kemauan untuk ber-npwp karena mereka tidak memperoleh manfaat langsung dari adanya kepemilikan NPWP dan kecuali ada instruksi khusus dari Pemerintah Daerah setempat yang mewajibkan mereka untuk memiliki NPWP. Hal ini memang dapat dimengerti karena pajak bersifat kontraprestasi tidak langsung tidak seperti ketika kita membayar listrik,air, 75

13 telepon maupun jalan tol, kita dapat menikmati secara langsung fasilitas yang diterima oleh intansi-intasi penyedia jasa tersebut. Ini berbeda ketika kita membayar pajak. Seolah-olah kita membayar tanpa menikmati fasilitas apapun dari yang sudah kita bayarkan. Untuk itu kepada Wajib Pajak perlu diberikan sosialisasi secara massal untuk memperlihatkan lebih jelas penggunaan uang pajak yang telah mereka keluarkan Upaya-Upaya yang Dilakukan Dalam Mengatasi Hambatan Pelaksanaan Ekstensifikasi Wajib Pajak Untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan ekstensifikasi Wajib Pajak, KPP Pratama Serpong telah melakukan beberapa upaya dalam mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan ekstensifikasi. Upaya-upaya yang dilakukaan dalam pelaksanaan ekstensifikasi Wajib Pajak di KPP Pratama Serpong adalah: 1. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Alternatif pemecahan masalah dalam keterbatasan SDM yaitu dapat dilakukan dengan penambahan jumlah pegawai ekstensifikasi yang berkualitas dan memiliki integritas serta moral yang tinggi. Namun untuk saat ini KPP Pratama Serpong baru mengupayakan dengan meningkatkan kualitas SDM yang ada di KPP yaitu meliputi semua pegawai yang dilakukan dengan mengadakan diklat ataupun pelatihan-pelatihan perpajakan. Dengan harapan semua pegawai dapat meningkatkan kemampuannya dibidang ekstensifikasi Wajib Pajak, dengan begitu semua fungsi yang ada dapat dijalankan dengan baik walupun dengan SDM terbatas. Selain itu pimpinan KPP juga harus memberikan dorongan dan motivasi agar dapat mebangkitkan semangat 76

14 pegawai untuk melaksanakan tugas dengan maksimal sehingga target kerja dapat tercapai. Terkait dengan hambatan kurang kondusifnya situasi yang memberikan pengaruh kepada Wajib Pajak dalam pemenuhan kewajiban perpajakan, diperlukan upaya persuasif dari KPP berupa pemberian pelayanan oleh pegawai yang dibangun dengan mental komunikatif, cakap dan tangguh bagi para pegawai KPP terutama bagi pegawai yang berhubungan langsung dengan Wajib Pajak. Dengan membangun sikapsikap tersebut diharapkan para pegawai dapat memberikan pelayanan yang lebih baik agar menarik perhatian Wajib Pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakan. 2. Menggalangkan penyuluhan ataupun sosialisasi mengenai pajak KPP Pratama Serpong melakukan sosialisasi perpajakan dilakukan secara berkala di instansi-instansi pemerintah maupun swatsa seperti pemerintah kota Serpong, dinas tenaga kerja, serta perusahaan-perusahaan swasta diwilayah kerja KPP Pratama Serpong. Selain itu juga penyuluhan dilakukan melalui penggunaaan media cetak dan elektronik seperti pemasangan spanduk, iklan dan pencetakan buletin-buletin perpajakan yang mensosialisasikan pentingnya pajak dan menjadi Wajib Pajak. Pemasangan dilakukan di tempat-tempat umum yang banyak dilalui orang, sehingga mudah dibaca dan diharapkan banyak pula orang yang membacanya. Pada akhirnya diharapkan bagi masyarakat yang membaca akan tergugah hatinya dan sadar akan pajak, sehingga mereka yang belum memiliki NPWP terbuka hatinya untuk segera mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak dan memperoleh NPWP. Dan lebih lanjut lagi akan sadar untuk 77

15 melaksanakan kewajiban-kewajiban perpajakan yang lainnya, seperti membayar, menyetor, dan melaporkan pajaknya secara jelas,lengkap,benar dan jujur. 3. Melakukan kerjasama dengan pihak ketiga Kerjasama dengan pihak ketiga dimaksud untuk mendukung pelaksanaan ekstensifikasi, terutama dalam hal pencarian data. Kerjasama dengan instansi lain yang telah diwujudkan adalah kerja sama dengan instansi kelurahan dalam rangka pelaksanaan ekstensifikasi Wajib Pajak. Kerjasama tersebut juga ditunjukan untuk keterlibatan aktif dari Pemerintah Daerah setempat dalam kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak. Dengan adanya kerjasama tersebut, nantinya pihak kelurahan berkewajiban menyediakan data kependudukan yang ada diwilayahnya. Data tersebut antara lain data mengenai kepala keluarga disuatu wilayah beserta pekerjaan dan penghasilannya serta jumlah tanggungan yang dimiliki, data mengenai daftar kekayaan yang dimiliki oleh kepala keluarga tersebut, data mengenai beban pemakaian listrik dan air yang dikonsumsi oleh kepala keluarga tersebut, data kegiatan usaha berlokasi disuatu wilayah RT dan lain sebagainya. Data-data tersebut merupakan data yang sangat potensial dan akan sangat mendukung kelancaran ekstensifikasi. 4. Pencarian data ekstern Data yang lengkap dan akurat merupakan hal yang sangat penting bagi keberhasilan pelaksanaan ekstensifikasi. Oleh karena itu upaya untuk memperluas dan memperbanyak jumlah Wajib Pajak melalui ekstensifikasi juga dapat dilakukan dengan mencari data-data potensial yang berasal dari luar KPP Pratama Serpong. Hal ini harus dilakukan karena lokasi KPP 78

16 Pratama Serpong yang strategis sebagai pusat bisnis dan perdagangan serta pemerintah menjadikan hal tersebut sebagai peluang dalam memperoleh datadata Wajib Pajak yang potensial. Upaya penggalian yang dapat dilakukan antara lain pengumpulan dan pengolahan data tersebut dilakukan oleh Seksi Pengolahan Data dan Informasi Perpajakan KPP Pratama Serpong dengan melakukan permintaan data potensial tersebut kepada pihak-pihak yang terkait, antara lain data jual beli rumah dan tanah dari PPAT, data penyewa gedung dari pengelola gedung pusat perbelanjaan dan perkantoran, data pemilik mobil mewah dari SAMSAT dsb. 5. Penggalian data intern Data intern merupakan data yang potensial untuk dimanfaatkan sebagai kegiatan ekstensifikasi, sebagian besar data yang telah diperoleh KPP melalui lampiran SPT dan data PBB. Data tersebut antara lain berupa data kepemilikan saham yang tercantum dalam lampiran SPT PPh Badan, data transaksi penjualan dan pembelian SPT Masa PPN, data karyawan yang potensial untuk dihimbau menjadi NPWP dari daftar perincian gaji SPT PPh 21, dan lain sebagainya. Data yang terdapat didalam SPT tersebut diolah di Seksi Pengolahan Data dan Informasi yang kemudian diteliti kembali untuk dicari apakah masih ada nama-nama yang telah memenuhi syarat dan potensial untuk dikenakan pajak namun belum memiliki NPWP. Selain itu untuk lebih mengoptimalkan penggunaan data internal perlu dilakukan updating atau pembaruan data sesuai dengan data dan alamat terakhir sehingga data yang terekam dalam MFL menjadi benar-benar akurat 79

17 4.3 Hasil Pelaksanaan Ekstensifikasi Wajib Pajak Setelah membahas mengenai kegiatan-kegiatan yang dijalankan oleh KPP Pratama Serpong dalam rangka pelaksanaan program ekstensifikasi Wajib Pajak selanjutkan akan dibahas mengenai seberapa jauh kegiatan ini memberikan hasil. Hasil yang didapatkan dari kegiatan ini adalah evaluasi kegiatan ekstensifikasi terhadap penerimaan PPh Orang Pribadi, kontribusi penerimaan PPh OP hasil ekstensifikasi terhadap penerimaan PPh seluruhnya. Tujuan dari ekstensifikasi Wajib Pajak adalah untuk meningkatkan jumlah Wajib Pajak yang telah terdaftar. Berikut ini akan dijelaskan masing-masing dari hasil ekstensifkasi Wajib Pajak yang telah dilakukan oleh KPP Pratama Serpong Evaluasi Kegiatan Ekstensifikasi Wajib Pajak Terhadap Penerimaan PPh Orang Pribadi Menurut hasil wawancara dengan petugas Seksi Ekstensifikasi Perpajakan KPP Pratama Serpong, kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak yang dilaksanakan oleh KPP bertujuan untuk meningkatkan penerimaan pajak dengan cara menambah jumlah Wajib Pajak terdaftar, dari kegiatan ekstensifikasi ini juga harus dapat memberikan kontribusi terhadap penerimaan pajak. Penambahan jumlah Wajib Pajak terdaftar tentunya juga akan bertambahnya pada pajak penghasilan orang pribadi. Kemudian pada bagian ini akan dilihat berapa jumlah pemasukan Wajib Pajak PER- 16/PJ/2007 dan PER-116/PJ/2007, untuk melihat kontribusi kegiatan ekstensifikasi terhadap penerimaan pajak. Berikut ini penulis sajikan tabel penerimaan PPh Orang Pribadi dari hasil kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak pada KPP Pratama Serpong. 80

18 Tabel 4.1 Penerimaan PPh OP Hasil Ekstensifikasi KPP Pratama Serpong Tahun Tahun Wajib Pajak WP OP Hasil Penerimaan PPh OP Terdaftar Ekstensifikasi WP WP Rp WP WP Rp WP WP Rp Sumber seksi ekstensifikasi KPP Pratama Serpong Berdasarkan tabel diatas jumlah Wajib Pajak terdaftar pada tahun mengalami peningkatan setiap tahunnya yang disebabkan dari seluruh jumlah Wajib Pajak terdaftar ditahun terdahulu tetap digabungkan dengan jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi ditahun yang sedang dijalankan, maka dari tahun ke tahun akan mengalami kenaikan. Pada tahun 2010 Wajib Pajak terdaftar sebanyak namum dari data tersebut terdiri dari Wajib Pajak baru sebanyak yang berasal dari program PER16/PJ/2007 sebanyak dan PER-116/PJ/2007 sebanyak 714. Dari Wajib Pajak tersebut hanya menyumbang penerimaan PPh Orang Pribadi sebesar Rp , yang disebabkan pada saat itu kondisi masyarakat sedang memburuk akibat kebijakan kenaikan harga BBM oleh Pemerintah yang mengakibatkan meningkatnya biaya yang dikeluarkan Wajib Pajak terutama Wajib Pajak Orang Pribadi sehingga penghasilan yang diperoleh Wajib Pajak menurun yang menyebabkan jumlah pajak yang disetorkan juga sedikit. Penulis mengasumsikan bahwa pada tahun 2010 masing-masing Wajib Pajak menyumbang PPh sekitar Rp ,85 per tahunnya. 81

19 Sedangkan untuk tahun 2011, Wajib Pajak terdaftar sebanyak yang terdiri dari Wajib Pajak baru yang berasal dari program PER-16/PJ/2007 sebanyak dan PER-116/PJ/2007 sebanyak 425. Dari jumlah Wajib Pajak baru tersebut menyumbang penerimaan PPh Orang Pribadi sebesar Rp atau jika di asumsikan rata-rata dari Wajib Pajak baru itu dapat menyumbang sekitar Rp1.759,326,02 PPh Orang Pribadi setiap tahunnya, jika dilihat kodisi perekonomian masyarakat tahun 2011 mulai membaik ditandai dengan meningkatnya penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi baru sehingga pajak yang disetorkan juga meningkat. Dan untuk tahun 2012, Wajib Pajak terdaftar sebanyak terdiri dari Wajib Pajak baru yang berasal dari program PER-16/PJ/2007 sebanyak Wajib Pajak baru, dari orang tersebut menyumbang penerimaan PPh Orang Pribadi sebesar Rp , jika diasumsikan rata-rata dari Wajib Pajak baru itu menyumbang sekitar Rp ,08 PPh Orang Pribadi setiap tahunnya. Dari ratarata penerimaan PPh Orang Pribadi pertahun dapat dilihat bahwa jumlah penghasilan orang pribadi pada tahun 2012 lebih besar dari pada tahun 2011, dan bukan berarti tidak mungkin PPh Orang Pribadi yang tercatat di KPP Pratama Serpong akan terus meningkat setiap tahunnya. Oleh karena itu sebaiknya pihak KPP Pratama Serpong harus berkerja keras lagi untuk meningkatkan jumlah Wajib Pajak terdaftar dengan memfokuskan atau mengklasifikasikan sektor-sektor usaha yang ada di wilayah KPP Pratama Serpong, jadi dapat diketahui sektor usaha yang paling potensial agar dapat memberikan kontribusi besar bagi penerimaan pajak atau dengan membuat upaya lain untuk meningkatkan peneriman pajak yaitu dengan beralih melaksanakan kegiatan ekstensifikasi berdasarkan PER-175/PJ/2006 tentang tata cara pemuktahiran data objek pajak dan ekstensifikasi Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan 82

20 usaha dan/atau memilki tempat usaha dipusat perdagangan dan/atau pertokoan, karena jika dilihat wilayah KPP Pratama Serpong terletak dikawasan yang merupakan salah satu sentra usaha, terutama dibidang perdangangan yang tentunya masih banyak potensi yang masih harus digali untuk dijadikan sumber penerimaan pajak terutama dari Wajib Pajak Orang Pribadi, sehingga jumlah penerimaan PPh OP hasil ekstensifikasi bisa meningkat pula Kontribusi Penerimaan PPh OP Hasil Kegiatan Ekstensifikasi Terhadap Penerimaan PPh Seluruhnya Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada KPP Pratama Serpong, maka analisis yang akan dilakukan adalah untuk mengetahui besarnya kontribusi penerimaan PPh Orang Pribadi hasil kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak terhadap realisasi penerimaan PPh seluruhnya di KPP Pratama Serpong dengan menggunakan data pada tabel berikut: Tabel 4.2 Kontribusi Wajib Pajak Hasil Ekstensifikasi Tahun Terhadap Penerimaan Pajak KPP Pratama Serpong Tahun Penerimaan PPh OP Dari Hasil Total Penerimaan PPh Persentase Pajak Ekstensifikasi Wajib Pajak Seluruhnya 2010 Rp Rp % 2011 Rp Rp % 2012 Rp Rp % Sumber Seksi Ekstensifikasi & Seksi PDI KPP Pratama Serpong Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa perkembangan penerimaan PPh Seluruhnya dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 mengalami peningkatan 83

21 setiap tahunnya. Peningkatan penerimaan tersebut tidak semata-mata dipengaruhi oleh jumlah Wajib Pajak terdaftar, namun banyak faktor yang bisa mempengaruhinya seperti kondisi perekonomian negara, tingkat pendapatan, tingkat kepatuhan Wajib Pajak, tarif pajak, dan lain-lain. Namun tidak begitu halnya dengan penerimaan pajak yang berasal dari hasil ekstensifikasi Wajib Pajak yang mengalami perubahan yang fluktuatif setiap tahunnya. Pada tahun 2010 penerimaan PPh Orang Pribadi yang berjumlah Rp , dimana didalamnya ada kontribusi penerimaan PPh OP dari hasil ekstensifikasi yaitu sebesar Rp Sedangkan pada tahun 2011 mengalami peningkatan dari penerimaan pajak hasil ekstensifikasi Wajib Pajak. Pada tahun 2011 penerimaan PPh OP hasil ekstensifikasi sebesar Rp atau memberikan kontribusi sebesar 1.20% dari penerimaan PPh seluruhnya sebesar Rp Untuk tahun 2012 Penerimaan PPh OP hasil ekstensifikasi Wajib Pajak mengalami penurunan hanya memberikan kontribusi sebesar Rp atau menyumbang sekitar 0.9% terhadap penerimaan PPh seluruhnya. Jika dilihat kontribusi penerimaan PPh Orang Pribadi dari hasil kegiatan ekstensifikasi hanya memberikan sedikit kontribusi terhadap penerimaan pajak secara keseluruhan. Hal tersebut terjadi jika banyak Wajib Pajak yang tidak patuh dan mereka yang sudah memiliki NPWP tetapi tidak mau melaksanakan kewajiban perpajakan. Upaya yang dilakukan untuk meningkat penerimaan PPh OP hasil ekstensifikasi Wajib Pajak, pihak KPP Pratama Serpong harus rajin mengirimkan surat himbauan untuk melakukan kegiatan perpajakan kepada Wajib Pajak yang sudah terdaftar ataupun yang sudah memiliki NPWP. Dengan begitu mereka sadar dengan kewajibannya setalah memiliki NPWP yaitu dengan membayar pajak. Dan sebaiknya dalam surat himbauan tersebut diberitahukan juga sanksi bagi Wajib Pajak yang sengaja 84

22 menghindari kewajiban perpajakannya, langkah yang ditempuh adalah dengan melakukan pemerikasaan dan pengenaan sanksi sesuai dengan Undang-Undang perpajakan yang berlaku. Berdasarkan ketentuan pasal 39 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan dan Tata Cara Perpajakan, Wajib Pajak yang sengaja menghindari kewajiban perpajakannya dapat dijatuhi sanksi pidana Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Pada KPP Pratama Serpong Pada umumnya untuk setiap tahunnya KPP mempunyai jumlah target penerimaan pajak yang besarnya berbeda untuk setiap KPP. Demikian pula dengan KPP Pratama Serpong diberikan target penerimaan pajak yang harus dicapai. Jumlah rencana penerimaan pajak dan realisasi penerimaan pajak di KPP Pratama Serpong tahun , dapat dilihat pada tabel 4.3 sampai dengan 4.5 dibawah ini: Tabel 4.3 Realisasi Penerimaan Pajak Tahun 2010 Jenis Pajak Rencana Penerimaan Realisasi Penerimaan Persentase Pajak Pajak % PPh Rp Rp % PPn dan PPnBM Rp Rp % PBB dan BPHTB Rp Rp % Pendapatan atas Rp Rp % Pajak Lainnya Total Rp Rp % Sumber Seksi PDI KPP Pratama Serpong Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa realisasi penerimaan pajak pada tahun 2010 mengalami peningkatan dari target yang telah ditetapkan. Realisasi penerimaan pajak pada tahun tersebut mencapai Rp dibandingkan 85

23 dengan target penerimaan pajak sejumlah Rp atau sebesar % peningkatan yang terjadi atas realisasi penerimaan. Namun bila dilihat dari rincian penerimaan ternyata pajak dari pendapatan atas pajak lainnya pada tahun 2010 pencapainnya belum maksimal dari target yang ditetapkan. Tabel 4.4 Realisasi Penerimaan Pajak Tahun 2011 Jenis Pajak Rencana Penerimaan Realisasi Penerimaan Persentase Pajak Pajak % PPh Rp Rp % PPn dan PPnBM Rp Rp % PBB dan BPHTB Rp Rp % Pendapatan atas Rp Rp % Pajak Lainnya Total Rp Rp % Sumber Seksi PDI KPP Pratama Serpong Berdasarkan pada tabel diatas bahwa penerimaan pajak yang dapat direalisasi sebesar Rp dari target yang telah ditetapkan sejumlah Rp atau sudah melebihi dari target yang direncanakan yaitu pencapainya sebesar %. Namun jika dilihat dari realisasi penerimaan pajak pada tahun 2011 mengalami peningkatan dibandingkan dengan realisasi penerimaan pajak pada tahun Meskipun masih ada dari rincian realisasi penerimaan pajak terhadap pendapatan atas pajak lainnya pada tahun 2011 pencapainnya belum maksimal dari target yang ditetapkan. 86

24 Tabel 4.5 Realisasi Penerimaan Pajak Tahun 2012 Jenis Pajak Rencana Penerimaan Realisasi Penerimaan Persentase Pajak Pajak % PPh Rp Rp % PPn dan PPnBM Rp Rp % PBB dan BPHTB Rp Rp % Pendapatan atas Rp Rp % Pajak Lainnya Total Rp Rp % Sumber Seksi PDI KPP Pratama Serpong Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa target yang ditetapkan sejumlah Rp hanya dapat terealisasi sebesar Rp , pencapaian hanya 98.85% yang direalisasikan. Namun kali ini rincian realisasi penerimaan atas PPh, PBB dan BPHTB serta Pendapatan atas Pajak lainnya belum mencapai target yang direncanakan. Jadi secara umum realisasi penerimaan pajak di KPP Pratama Serpong mengalami perubahan yang fluktuatif setiap tahunnya. Dilihat dari tabel-tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa jumlah penerimaan pajak pada tahun 2010 sampai dengan 2012 mengalami kenaikan dan penurunan. Ketidakmampuan KPP Pratama Serpong dalam mempertahankan prestasi yang bagus pada tahun 2012 terhadap penurunan realisasi penerimaan pajak mungkin disebabkan akibat data Wajib Pajak yang tidak akurat, yaitu dengan tidak menggambarkan keadaan Wajib Pajak sebenarnya ataupun disebabkan Wajib Pajak yang sudah terdaftar dalam tata usaha KPP dan yang telah memiliki NPWP belum memenuhi kewajiban perpajakannya yaitu dengan memenuhi kewajiban menyampaikan SPT Masa atau Tahunan sebagaimana mestinya. Selain itu juga kondisi perekonomian Indonesia sedang mengalami kemunduran yang mengakibatkan menurunnya penghasilan Wajib Pajak sehingga pajak yang dibayarkan juga menurun. 87

25 Disinilah peran program ekstensifikasi Wajib Pajak diperlukan, beberapa upaya terus dijalankan oleh seksi ekstensifikasi melalui peraturan PER-16/PJ./2007 dan PER-116/PJ.2007 namun kegiatan ini belum memberikan kontribusi yang besar terhadap penerimaan pajak dan sebaiknya KPP Pratama Serpong membuat upaya lain untuk dapat terus meningkatkan penerimaan pajak, misalnya dengan membuat kunci data, yaitu data atau indikator yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan kegiatan ekstensifikasi. Kunci data ini dilakukan dengan memfokuskan atau mengklasifikasikan sektor-sektor usaha yang ada diwilayah KPP Pratama Serpong. Jadi dapat diketahui mana sektor usaha yang paling menonjol dan dapat memberikan kontribusi yang besar bagi penerimaan pajak. Pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak yang dilaksanakan oleh KPP Pratama Serpong memang belum memberikan hasil yang optimal namun setidaknya telah memberikan kontribusi sedikit terhadap penerimaan pajak. Akan tetapi kontribusi yang sedikit juga harus diingat potensinya dimasa depan bagi sektor perpajakan. Ke depan diharapkan Wajib Pajak baru dari hasil ekstensifikasi tersebut akan terus berkembang usahanya dan semakin maju, sehingga jumlah pajak yang akan dibayarpun akan semakin besar jumlanhnya KPP Pratama Serpong juga perlu bekerja keras lagi untuk menggali potensi yang masih tersimpan dalam Wajib Pajak Orang Pribadi, diantaranya dengan melaksanakan peningkatan kegiatan sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran Wajib Pajak tentang kewajiban perpajakannya, serta KPP Pratama Serpong juga perlu meningkatkan pelayanan agar Wajib Pajak memperoleh kepuasan atas hak yang dimilikinya. Penegakan hukum yang tegas dan konsisten juga sangat diperlukan untuk menciptakan Wajib Pajak yang lebih patuh dengan cara pemberian sanksi tegas baik berupa denda maupun sanksi kurungan atau penjara bagi Wajib Pajak 88

26 yang tidak kooperatif dan dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban perpajakannya. Hal ini diperlukan sebagai tindakan penegakan hukum dan shok therapy untuk memberikan efek jera kepada orang pribadi yang tidak menjalankan ketentuan yang berlaku. Melalui ekstensifikasi yang dilaksanakan pada KPP Pratama Serpong diharapkan akan dapat meningkatkan kesadaran bagi masyarakat dalam memenuhi kewajibannya sebagai warga negara yang peduli akan pajak. Hasil yang ingin dicapai dari program ekstensifikasi dalam jangka pendek adalah peningkatan jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi dan penyempurnaan basis data subjek dan objek pajak. Program ekstensifikasi bertujuan agar seluruh orang pribadi yang mempunyai penghasilan diatas PTKP akan terdaftar dan memiliki NPWP. Sementara dalam jangka panjang ditujukan untuk penyempurnaan administrasi perpajakan, peningkatan penegakan hukum, peningkatan kepatuhan Wajib Pajak, dan peningkatan jumlah penerimaan pajak. Dengan masuknya seluruh Wajib Pajak Orang Pribadi ke dalam sistem administrasi perpajakan serta ditunjang oleh administrasi yang baik dan penegakan hukum yang konsekuen dan konsisten, maka pembinaan dan pengawasan kepatuhan Wajib Pajak akan lebih optimal. Dengan berbagai upaya yang telah dijalankan oleh KPP Pratama Serpong melalui kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak diharapkan pencapaian penerimaan Pajak Penghasilan untuk tahun selanjutnya melalui kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak, dapat terlaksana dengan langkah strategis dan konkrit dalam rangka mengoptimalkan penerimaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong. 89

Susanti, Liberti Pandiangan

Susanti, Liberti Pandiangan PENGARUH PENERAPAN EKSTENSIFIKASI WAJIB PAJAK TERHADAP PENINGKATAN PENERIMAAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SERPONG PADA TAHUN 2010-2012 Susanti, Liberti Pandiangan Universitas

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, pada bab ini penulis mencoba mengambil kesimpulan atas kegiatan ekstensifikasi dalam rangka menambah jumlah Wajib

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. penerimaan pajak. Dalam meningkatkan penerimaan negara tersebut. Undang-undang, dan reformasi perpajakan.

BAB IV PEMBAHASAN. penerimaan pajak. Dalam meningkatkan penerimaan negara tersebut. Undang-undang, dan reformasi perpajakan. BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Evaluasi Kebijakan Sunset Policy Semakin berat beban dan dana yang perlukan negara dalam menjalankan pemerintahan dan pembiayaan pembangunan, mengharuskan pemerintah berusaha meningkatkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pendaftaran NPWP bagi Wajib Pajak potensial di wilayah kerja KPP Pratama Jakarta

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pendaftaran NPWP bagi Wajib Pajak potensial di wilayah kerja KPP Pratama Jakarta BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN IV.1 Upaya-Upaya Pelaksanaan Ekstensifikasi Pelaksanaan Ekstensifikasi Wajib Pajak bertujuan untuk meningkatkan pendaftaran NPWP bagi Wajib Pajak potensial di wilayah kerja

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN IV.I Lingkup Ekstensifikasi Wajib Pajak di KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua Semakin beratnya beban pemerintah dalam pembiayaan negara mengharuskan pemerintah berusaha

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. pengaruh ektensifikasi Wajib Pajak dan Intensifikasi Pajak dalam meningkatkan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. pengaruh ektensifikasi Wajib Pajak dan Intensifikasi Pajak dalam meningkatkan BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan pembahasan yang sudah dilakukan pada bab sebelumnya, mengenai pengaruh ektensifikasi Wajib Pajak dan Intensifikasi Pajak dalam meningkatkan penerimaan

Lebih terperinci

Pengertian pajak menurut Pasal 1 UU No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan. Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah Kontribusi wajib pajak kepada kas negara

Pengertian pajak menurut Pasal 1 UU No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan. Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah Kontribusi wajib pajak kepada kas negara A. Pengertian Pajak Pengertian pajak menurut Pasal 1 UU No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah Kontribusi wajib pajak kepada kas negara yang terutang oleh orang pribadi

Lebih terperinci

: Pelaksana Seksi Ekstensifikasi Perpajakan KPP Pratama Serpong. 1. Apa tujuan yang melatarbelakangi kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak di

: Pelaksana Seksi Ekstensifikasi Perpajakan KPP Pratama Serpong. 1. Apa tujuan yang melatarbelakangi kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak di L4 Narasumber Jabatan : Ibu Nurika Rahmantika : Pelaksana Seksi Ekstensifikasi Perpajakan KPP Pratama Serpong DAFTAR PERTANYAAN : 1. Apa tujuan yang melatarbelakangi kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. merupakan penggabungan dari tiga unit kantor sebelumnya yaitu Kantor Pelayanan

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. merupakan penggabungan dari tiga unit kantor sebelumnya yaitu Kantor Pelayanan BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 Latar Belakang Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah KPP Pratama Serpong Penelitian dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Serpong yang merupakan penggabungan dari tiga unit

Lebih terperinci

Nama Penulis: Hasliani Mayaswari Hisnani. Nama Dosen Pembimbing. Murtedjo, SE., Ak, MM

Nama Penulis: Hasliani Mayaswari Hisnani. Nama Dosen Pembimbing. Murtedjo, SE., Ak, MM EVALUASI EFEKTIVITAS PELAKSANAAN EKSTENSIFIKASI WAJIB PAJAK DAN INTENSIFIKASI PAJAK SERTA KONTRIBUSINYA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KPP PRATAMA JAKARTA KEBON JERUK SATU Nama Penulis: Hasliani Mayaswari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dalam membenahi semua sektor, terutama sektor perekonomian. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dalam membenahi semua sektor, terutama sektor perekonomian. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian global terutama di Indonesia ikut memacu pemerintah dalam membenahi semua sektor, terutama sektor perekonomian. Dalam membenahi

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Jakarta Duren Sawit Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Duren Sawit yang dibentuk sebagai bagian dari

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Perbandingan Rencana dan Realisasi Pajak di KPP Pratama Jakarta

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Perbandingan Rencana dan Realisasi Pajak di KPP Pratama Jakarta BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Analisis 4.1.1 Perbandingan Rencana dan Realisasi Pajak di KPP Pratama Jakarta Gambir Dua Tabel 4.1 Total Wajib Pajak, Realisasi dan Rencana Penerimaan Pajak (dalam rupiah)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi sumber daya yang dimiliki suatu negara, baik berupa kekayaan alam

BAB I PENDAHULUAN. potensi sumber daya yang dimiliki suatu negara, baik berupa kekayaan alam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan, pemerintah membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dikumpulkan dari segenap potensi sumber daya yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA BINJAI. 2.1 Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA BINJAI. 2.1 Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA BINJAI 2.1 Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Binjai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Binjai didirikan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Dasar Hukum Kegiatan Ekstensifikasi Wajib pajak dan Intensifikasi Pajak. pada KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk I

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Dasar Hukum Kegiatan Ekstensifikasi Wajib pajak dan Intensifikasi Pajak. pada KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk I BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Dasar Hukum Kegiatan Ekstensifikasi Wajib pajak dan Intensifikasi Pajak pada KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk I Pajak mempunyai beberapa fungsi yang sangat berperan bagi pembangunan

Lebih terperinci

LAMPIRAN-LAMPIRAN. : Bapak Hamdi Aniza Pertama, SE., Ak., M.Si. Kepala seksi pengawasan dan konsultasi III

LAMPIRAN-LAMPIRAN. : Bapak Hamdi Aniza Pertama, SE., Ak., M.Si. Kepala seksi pengawasan dan konsultasi III LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. Hasil Wawancara dengan Kepala S eksi Pengawasan dan Konsultasi III KPP Pratama Jakarta Tebet Narasumber : Bapak Hamdi Aniza Pertama, SE., Ak., M.Si Kepala seksi pengawasan dan konsultasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kantor Pelayanan Pajak Pratama

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kantor Pelayanan Pajak Pratama BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kabupaten Kebumen. Hasil penelitian ini diawali dengan memberikan gambaran umum mengenai kondisi

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN 4.1 Evaluasi Jumlah Kepemilikan NPWP Terdaftar dari Tahun 2011, 2012, dan 2013 Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tigaraksa Semakin beratnya beban pemerintah dalam pembiayaan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Ruang Lingkup Kegiatan Ekstensifikasi Wajib Pajak dan Intensifikasi Pajak Pada KPP Pratama Jakarta Setiabudi Satu. Pendapatan utama pemerintah yang paling potensial bersumber

Lebih terperinci

BAB III OBYEK PENELITIAN. III.1.1. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kalideres

BAB III OBYEK PENELITIAN. III.1.1. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kalideres BAB III OBYEK PENELITIAN III.1. Latar Belakang Obyek Penelitian III.1.1. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kalideres Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kalideres adalah instansi vertikal Direktorat

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS EFEKTIVITAS SUNSET POLICY

BAB 4 ANALISIS EFEKTIVITAS SUNSET POLICY BAB 4 ANALISIS EFEKTIVITAS SUNSET POLICY 4.1 Pelaksanaan Sunset Policy di KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Dua Berlakunya Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Nomor 28 Tahun 2007 sejak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 98/KMK.01/2006 Account. mengimplementasikan Organisasi Modern.

BAB 1 PENDAHULUAN. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 98/KMK.01/2006 Account. mengimplementasikan Organisasi Modern. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keputusan Menteri Keuangan Nomor 98/KMK.01/2006 Account Representative (AR) adalah pegawai yang diangkat pada setiap Seksi Pengawasan dan Konsultasi di Kantor

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. Januari 2002 di Jalan Letjen S. Parman Nomor 102, Jakarta Barat berdasarkan

BAB III OBJEK PENELITIAN. Januari 2002 di Jalan Letjen S. Parman Nomor 102, Jakarta Barat berdasarkan BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan III.1.1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Grogol Petamburan didirikan pada tanggal 1 Januari 2002 di Jalan Letjen S. Parman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara yang dapat dilihat dari APBN tahun 2014 yakni pajak

BAB I PENDAHULUAN. negara yang dapat dilihat dari APBN tahun 2014 yakni pajak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai saat ini, pajak merupakan sumber terbesar pendapatan negara yang dapat dilihat dari APBN tahun 2014 yakni pajak menyumbang lebih dari separuh total pendapatan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Kemayoran Untuk memaksimalkan pajak, negara melakukan sosialisasi pajak kepada masyarakat terutama

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Analisis Pelaksanaan Ekstensifikasi Wajib Pajak Orang Pribadi yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Analisis Pelaksanaan Ekstensifikasi Wajib Pajak Orang Pribadi yang BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Pelaksanaan Kegiatan Ekstensifikasi 1. Analisis Pelaksanaan Ekstensifikasi Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Kegiatan Usaha dan/atau Memiliki Tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan tahun 2012 terlihat pada tabel berikut ini: Tabel 1.1 Perkembangan Penerimaan Pajak (triliun rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan tahun 2012 terlihat pada tabel berikut ini: Tabel 1.1 Perkembangan Penerimaan Pajak (triliun rupiah) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tahun Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara terbesar dari dalam negeri. Berdasarkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2013, menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang ikut mendorong pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang ikut mendorong pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian global di Indonesia, merupakan salah satu faktor yang ikut mendorong pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat dan membiayai pembangunan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Kepatuhan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Tanah Abang Satu

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Kepatuhan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Tanah Abang Satu BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Kepatuhan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Tanah Abang Satu Wajib Pajak adalah Orang Pribadi atau Badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 03/PJ/2016 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 03/PJ/2016 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK 27 Januari 2016 A. Umum SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 03/PJ/2016 TENTANG PETUNJUK KEGIATAN EKSTENSIFIKASI, PENDAFTARAN,

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR DUA

BAB II DESKRIPSI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR DUA BAB II DESKRIPSI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR DUA A. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Sawah Besar Dua Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Sawah Besar Dua dibentuk

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. III.1.1. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. III.1.1. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1. Objek Penelitian III.1.1. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua dibentuk berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berasal dari dalam negeri, salah satunya berupa pajak.

BAB I PENDAHULUAN. yang berasal dari dalam negeri, salah satunya berupa pajak. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional merupakan kegiatan yang berlangsung terusmenerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Salah

Lebih terperinci

PENUNJUKAN BENDAHARA SEBAGAI PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK PAJAK NEGARA BAB I

PENUNJUKAN BENDAHARA SEBAGAI PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK PAJAK NEGARA BAB I BAB I PENUNJUKAN BENDAHARA SEBAGAI PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK PAJAK NEGARA BAB I BAB I PENUNJUKAN BENDAHARA NEGARA SEBAGAI PEMOTONG/ PEMUNGUT PAJAK-PAJAK NEGARA 1. DASAR HUKUM a. Undang-undang 1) Undang-undang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Lokasi Penelitian dan Daerah Operasi Objek Penelitian Dalam menyusun skripsi ini, peneliti melakukan penelitian di KPP Pratama Tangerang Timur yang

Lebih terperinci

SE - 113/PJ/2010 PENGGALIAN POTENSI DAN PENGAMANAN PENERIMAAN PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI BARU

SE - 113/PJ/2010 PENGGALIAN POTENSI DAN PENGAMANAN PENERIMAAN PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI BARU SE - 113/PJ/2010 PENGGALIAN POTENSI DAN PENGAMANAN PENERIMAAN PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI BARU Contributed by Administrator Friday, 05 November 2010 Pusat Peraturan Pajak Online 5 Nopember 2010 SURAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Asia Tenggara dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari 250 juta

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Asia Tenggara dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari 250 juta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang berada di wilayah Asia Tenggara dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari 250 juta jiwa 1. Sedangkan usia produktif

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. A. Pembahasan Masalah. Tahun 2015 ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak sebagai

BAB III PEMBAHASAN. A. Pembahasan Masalah. Tahun 2015 ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak sebagai 44 44 BAB III PEMBAHASAN A. Pembahasan Masalah Tahun 2015 ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak sebagai Tahun Pembinaan Wajib Pajak (TPWP). Pihak-pihak atau objek yang dibina oleh DJP adalah kelompok

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III.1. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Palmerah III.1.1. Sejarah Singkat KPP Pratama Jakarta Palmerah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Palmerah

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Rencana Penerimaan Dan Realisasi Penerimaan PPh dan PPN Pada. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kemayoran

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Rencana Penerimaan Dan Realisasi Penerimaan PPh dan PPN Pada. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kemayoran BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Rencana Penerimaan Dan Realisasi Penerimaan PPh dan PPN Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kemayoran Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN

BAB III OBJEK PENELITIAN 39 BAB III OBJEK PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah KPP Pratama Jakarta Duren Sawit Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Duren Sawit yang dibentuk sebagai bagian dari Reorganisasi di

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN III.1. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua III.1.1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Tanah Abang Dua adalah instansi vertikal

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang. Pajak Bumi dan Bangunan Bandung Tiga. Namun sehubungan dengan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang. Pajak Bumi dan Bangunan Bandung Tiga. Namun sehubungan dengan BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang KPP Pratama Soreang ini pada mulanya merupakan Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Bandung Tiga. Namun sehubungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan masyarakat dan perkembangan zaman, di antaranya dengan. mengembangkan e-government sebagai trend global birokrasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan masyarakat dan perkembangan zaman, di antaranya dengan. mengembangkan e-government sebagai trend global birokrasi. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya kehidupan tidak pernah lepas dari sebuah tuntutan akan perkembangan. Hal ini dibuktikan dengan perubahan dari zaman ke zaman. Sudah selayaknya dibutuhkan

Lebih terperinci

ANALISIS KEGIATAN INTENSIFIKASI DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENINGKATAN PENERIMAAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KPP PRATAMA PASAR REBO JAKARTA

ANALISIS KEGIATAN INTENSIFIKASI DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENINGKATAN PENERIMAAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KPP PRATAMA PASAR REBO JAKARTA Jurnal Ilmiah Buletin Ekonomi ISSN: 1410-3842 Volume 17 No.2 September 2013 ANALISIS KEGIATAN INTENSIFIKASI DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENINGKATAN PENERIMAAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KPP PRATAMA PASAR

Lebih terperinci

Daftar Pertanyaaan Wawancara dan Jawaban: Pajak dan intensifikasi pajak Orang Pribadi khususnya pada KPP Jakarta Tanah

Daftar Pertanyaaan Wawancara dan Jawaban: Pajak dan intensifikasi pajak Orang Pribadi khususnya pada KPP Jakarta Tanah L 1 Daftar Pertanyaaan Wawancara dan Jawaban: 1. Apakah tujuan yang melatarbelakangi pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak dan intensifikasi pajak Orang Pribadi khususnya pada KPP Jakarta Tanah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran umum KPP Pratama Jakarta Setiabudi Dua

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran umum KPP Pratama Jakarta Setiabudi Dua BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Objek Penelitian 1. Gambaran umum KPP Pratama Jakarta Setiabudi Dua KPP Pratama Jakarta Setiabudi Dua dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No: 132/PMK.01/2006

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara berasal dari berbagai sektor, baik sektor internal

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara berasal dari berbagai sektor, baik sektor internal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber penerimaan negara berasal dari berbagai sektor, baik sektor internal maupun eksternal. Salah satu sumber penerimaan negara dari sektor internal adalah

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian III.1.1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Tebet adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak ( DJP) yang berada

Lebih terperinci

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA DENGAN FISKUS

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA DENGAN FISKUS Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA DENGAN FISKUS A. Identitas Informan Nama (inisial) :... Jabatan :... B. Pertanyaan 1. Menurut Anda apakah kewajiban pendaftaran untuk memperoleh NPWP di tiap tempat usaha/gerai

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Analisis yang digunakan dalam pembahasan penelitian ini adalah analisis deskriptif komparatif. Analisis ini digunakan untuk menggambarkan dan membandingkan penagihan pajak yang

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Sebelum diterapkannya sistem administrasi perpajakan modern, Kantor

BAB III DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Sebelum diterapkannya sistem administrasi perpajakan modern, Kantor 29 BAB III DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Sejarah Singkat KPP Madya Tangerang Sebelum diterapkannya sistem administrasi perpajakan modern, Kantor Pelayanan Pajak Madya Tangerang, dimana struktur organisasinya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran umum objek penelitian KPP Jakarta Kebayoran Lama, yang kini berubah menjadi KPP Pratama Jakarta Kebayoran Lama adalah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) yang berada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 19 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Instansi 1. Sejarah KPP Pratama Kebumen Sejarah berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Kebumen bermula dari Kantor Dinas Luar Tingkat I yang merupakan cabang

Lebih terperinci

Daftar Pertanyaan Wawancara dan Jawaban: 1. Apakah tujuan yang melatarbelakangi kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak dan

Daftar Pertanyaan Wawancara dan Jawaban: 1. Apakah tujuan yang melatarbelakangi kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak dan L-1 Daftar Pertanyaan Wawancara dan Jawaban: 1. Apakah tujuan yang melatarbelakangi kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak dan intensifikasi pajak di KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk I? sesuai dengan instruksi

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. ObjekPenelitian Objek Penelitian dalam penulisan ini adalah sebuah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di Tebet yang melayani wajib pajak dalam pelaporan dan pelunasan yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan Sebagai gambaran umum Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk memenuhi kewajiban pembangunan bangsa, maka pemerintah harus memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber dana negara salah satunya yaitu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pajak 2.1.1 Pengertian Pajak Untuk mengetahui dengan jelas pengertian pajak, berikut ini akandikemukakan definisi-definisi pajak yang diambil dari beberapa sumber.definisi pajak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Sensus Pajak Nasional merupakan salah satu program penggalian potensi perpajakan guna pengamanan penerimaan Negara dan pencapaian target penerimaan perpajakan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama. atau definisi pajak yang berbeda-beda, namun demikian berbagai definisi

BAB II LANDASAN TEORI. pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama. atau definisi pajak yang berbeda-beda, namun demikian berbagai definisi BAB II LANDASAN TEORI A. Definisi Pajak Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa atau negara dalam pembiayaan pembangunan yaitu menggali sumber dana yang berasal dari dalam negeri berupa

Lebih terperinci

Hasil Wawancara di KPP Kembangan Jakarta Barat. Wawancara dengan kepala KPP yakni Bapak Oktianadi Trianto

Hasil Wawancara di KPP Kembangan Jakarta Barat. Wawancara dengan kepala KPP yakni Bapak Oktianadi Trianto Hasil Wawancara di KPP Kembangan Jakarta Barat Wawancara dengan kepala KPP yakni Bapak Oktianadi Trianto 1. Menurut Bapak, apa yang melatarbelakangi adanya perubahan peraturan dalam pemungutan PPh Pasal

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat kantor pelayanan pajak pratama purwakarta. Kerja Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat di Bandung.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat kantor pelayanan pajak pratama purwakarta. Kerja Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat di Bandung. 8 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat kantor pelayanan pajak pratama purwakarta Kantor Pelayanan Pajak Purwakarta berdiri pada tanggal 1 April 1989, yang terbentuk berdasarkan Surat Keputusan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Ekstensifikasi Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Ekstensifikasi Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan 34 BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Pembahasan Masalah 1. Ekstensifikasi Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) di Kabupaten Boyolali. Ekstensifikasi Pajak merupakan kegiatan yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat Pada tahun 1976, Kantor Pelayanan Pajak masih disebut Kantor

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan 14 BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan Sebagai gambaran umum Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan

Lebih terperinci

BAB II KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) MADYA MEDAN

BAB II KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) MADYA MEDAN BAB II KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) MADYA MEDAN A. SEJARAH PERUSAHAAN Kantor Pelayanan Pajak Madya Medan diresmikan pada tanggal 27 Desember 2006 oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Kantor Pusat

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Lingkup Ekstensifikasi Wajib Pajak di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Lingkup Ekstensifikasi Wajib Pajak di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Lingkup Ekstensifikasi Wajib Pajak di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga Pajak sangat berperan dalam kemajuan suatu bangsa terutama bangsa Indonesia, pajak digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. volume dan dinamika pembangunan itu sendiri. Berdasarkan Undang-Undang No.

BAB I PENDAHULUAN. volume dan dinamika pembangunan itu sendiri. Berdasarkan Undang-Undang No. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Peranan pajak sebagai penerimaan dalam suatu negara sangat besar manfaatnya dalam meningkatkan rencana penerimaan negara yang berasal dari pajak sebagai sumber utama

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara yang dapat

BAB IV PEMBAHASAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara yang dapat BAB IV PEMBAHASAN Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara yang dapat membantu pembangunan nasional, besar dan kecilnya pajak suatu negara ditentukan berdasarkan tingkat pendapatan rakyat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang digunakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang digunakan untuk melaksankan pembangunan bagi seluruh rakyat Indonesia. Pajak dipungut dari warga negara Indonesia

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM

BAB III GAMBARAN UMUM BAB III GAMBARAN UMUM 3.1. Sejarah KPP Pratama Salatiga Pada awalnya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Salatiga merupakan Kantor Dinas Luar Tingkat I di bawah Kantor Inspeksi Pajak Semarang Barat, seiring

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pelaksanaan Penagihan Pajak dengan Surat Paksa di Wilayah KPP

BAB IV PEMBAHASAN. Pelaksanaan Penagihan Pajak dengan Surat Paksa di Wilayah KPP IV.1 BAB IV PEMBAHASAN Pelaksanaan Penagihan Pajak dengan Surat Paksa di Wilayah KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (PPSP) dilakukan karena ditemui wajib pajak yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Sejarah Singkat KPP Pratama Jakarta Tanjung Priok Pada mulanya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Tanjung Priok adalah kantor bank yang digunakan oleh Belanda. Setelah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. peningkatan jumlah penerimaan pajak dengan cara melakukan penghapusan sanksi

BAB IV PEMBAHASAN. peningkatan jumlah penerimaan pajak dengan cara melakukan penghapusan sanksi BAB IV PEMBAHASAN Sunset Policy merupakan program pemerintah tahun 2008 dalam rangka peningkatan jumlah penerimaan pajak dengan cara melakukan penghapusan sanksi administrasi berupa bunga atas pajak yang

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN DATA TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN NPWP DAN PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK PADA KPP PRATAMA BINJAI

BAB III GAMBARAN DATA TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN NPWP DAN PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK PADA KPP PRATAMA BINJAI BAB III GAMBARAN DATA TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN NPWP DAN PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK PADA KPP PRATAMA BINJAI 3.1 Nomor Pokok Wajib Pajak Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan meliputi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA MEDAN BELAWAN. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Medan Belawan

BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA MEDAN BELAWAN. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Medan Belawan BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA MEDAN BELAWAN A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Medan Belawan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan semula bernama Kantor Pelayanan Pajak Medan

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 55/PMK.01/2007

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 55/PMK.01/2007 BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 KPP Pratama Serpong 3.1.1. Sejarah Singkat KPP Pratama Serpong Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 55/PMK.01/2007 tanggal 31 Mei 2007 tentang Perubahan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMERIKSAAN PAJAK DALAM UPAYA OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA KEMAYORAN

ANALISIS PEMERIKSAAN PAJAK DALAM UPAYA OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA KEMAYORAN ANALISIS PEMERIKSAAN PAJAK DALAM UPAYA OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA KEMAYORAN DIMAS WIBISONO Jalan Taruna III no. 8 Kelurahan Serdang Jakarta Pusat, 08561808586,

Lebih terperinci

BAB II PROFIL KPP PRATAMA LUBUK PAKAM. Direktorat Jenderal Pajak perlu diubah, baik dilevel kantor pusat sebagai pembuat

BAB II PROFIL KPP PRATAMA LUBUK PAKAM. Direktorat Jenderal Pajak perlu diubah, baik dilevel kantor pusat sebagai pembuat BAB II PROFIL KPP PRATAMA LUBUK PAKAM A. Sejarah Instansi Untuk mengimplementasikan konsep administrasi perpajakan modern yang beriorentasi pada pelayanan dan pengawasan, maka stuktur organisasi Direktorat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara bertahap, terencana dan berkelanjutan. Menurut Waluyo

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara bertahap, terencana dan berkelanjutan. Menurut Waluyo BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Upaya tersebut harus dilakukan secara bertahap,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA CIANJUR

BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA CIANJUR BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA CIANJUR 2.1 Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Cianjur secara Geografis dan administratif berada di bawah kantor wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang bertujuan untuk mewujudkan tata kehidupan negara dan bangsa yang adil,

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Dalam pelaksanaan kerja praktek pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega, penulis ditempatkan di bagian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Krisis ekonomi dan kepercayaan yang melanda Indonesia telah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Krisis ekonomi dan kepercayaan yang melanda Indonesia telah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi dan kepercayaan yang melanda Indonesia telah membawa dampak positif dan dampak negatif bagi upaya peningkatan kesejahteraan rakyat Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat di paksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

BAB 3 OBJEK PENELITIAN BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian 3.1.1. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Pratama Kemayoran Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Pratama Kemayoran mulai berdiri sejak tahun 1994 dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Klaten

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Klaten BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Gambaran Umum tentang Kantor Pelayanan Pajak Pratama Klaten dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut ini : 1. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Bandung Cibeunying terbentuk berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 94/KMK.01/1994. Dengan Surat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) berasal dari pajak. Sehingga tidak dapat dipungkiri lagi bahwa Wajib Pajak merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) berasal dari pajak. Sehingga tidak dapat dipungkiri lagi bahwa Wajib Pajak merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Saat ini pajak sudah menjadi faktor strategis dalam menjalankan proses pembangunan di Indonesia, karena sebagian besar sumber penerimaan dalam Anggaran Pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Sebagai salah satu negara berkembang Indonesia sedang melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Sebagai salah satu negara berkembang Indonesia sedang melaksanakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Sebagai salah satu negara berkembang Indonesia sedang melaksanakan pembangunan di segala bidang, yang tentunya membutuhkan dana

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Yth. : 1. Para Kepala Kantor Wilayah DJP 2. Para Kepala Kantor Pelayanan Pajak 3. Para Kepala Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan nasional, sebagaimana tertuang dalam alinea II Pembukaan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. tujuan nasional, sebagaimana tertuang dalam alinea II Pembukaan Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional adalah upaya untuk meningkatkan seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara yang sekaligus merupakan proses pengembangan keseluruhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan negara yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan negara yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu tujuan negara yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 adalah meningkatkan kesejahteraan rakyat dan menciptakan kemakmuran yang berasaskan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Penerapan Drop Box di KPP Pratama Jakarta Kembangan Prosedur Penyampaian SPT Melalui Pelayanan Drop Box

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Penerapan Drop Box di KPP Pratama Jakarta Kembangan Prosedur Penyampaian SPT Melalui Pelayanan Drop Box BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penerapan Drop Box di KPP Pratama Jakarta Kembangan 4.1.1 Prosedur Penyampaian SPT Melalui Pelayanan Drop Box Alur penyampaian SPT Tahunan melalui Drop Box sesuai dengan PER- 19/2009

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA LUBUK PAKAM. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA LUBUK PAKAM. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA LUBUK PAKAM A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam Pada tahun 1987 Kantor Pelayanan Pajak masih disebut Kantor Inspeksi Pajak.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENULISAN. Data yang diperlukan dalam penelitian diperoleh dengan teknik-teknik

BAB III METODE PENULISAN. Data yang diperlukan dalam penelitian diperoleh dengan teknik-teknik BAB III METODE PENULISAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Data yang diperlukan dalam penelitian diperoleh dengan teknik-teknik berikut: 1. Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap pelaksanaa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. barang-barang yang dikuasai pemerintah, denda-denda atau warisan yang di

BAB 1 PENDAHULUAN. barang-barang yang dikuasai pemerintah, denda-denda atau warisan yang di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan, pemerintah membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dikumpulkan dari segenap potensi sumberdaya yang dimiliki

Lebih terperinci