Susanti, Liberti Pandiangan
|
|
- Surya Tan
- 8 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGARUH PENERAPAN EKSTENSIFIKASI WAJIB PAJAK TERHADAP PENINGKATAN PENERIMAAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SERPONG PADA TAHUN Susanti, Liberti Pandiangan Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No.27 Kebon Jeruk Jakarta Barat Phone ABSTRAK Penelitian ini mengenai pelaksanaan ekstensifikasi Wajib Pajak yang dilakukan oleh KPP Pratama Serpong yang bertujuan untuk meningkatkan penerimaan pajak dengan cara menambah jumlah Wajib Pajak terdaftar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif yaitu menganalisa data-data yang diperoleh dan membandingkannya dengan teori-teori yang telah ada dan membandingkannya dengan Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan. Kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak oleh KPP Pratama Serpong telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan Peraturan Perundang- Undangan Perpajakan yang berlaku khususnya dalam menjaring Wajib Pajak Orang Pribadi berdasarkan PER-16/PJ/2007 dan PER-116/PJ/2007. Sebagian besar prosedur dalam kegiatan ekstensifikasi telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dikelola dengan manajemen yang baik walaupun kontribusi atas penerimaan PPh OP belum optimal. Selain itu ada beberapa hambatan yang dihadapi. Untuk itu upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut dengan meningkatkan sosialisasi perpajakan kepada masyarakat serta menegakan sanksi bagi Wajib Pajak yang tidak koorperatif sehingga mereka sadar dalam melaksanakan kewajiban perpajakaannya. Dengan meningkatnya kesadaran Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya diharapkan dapat memperlancar kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak dan kontribusi terhadap penerimaan pajak dapat meningkat. Kata Kunci : Ekstensifikasi Wajib Pajak,NPWP, Penerimaan Pajak
2 Pendahuluan Sejalan dengan perkembangan pembangunan negara yang semakin meningkat, permasalahan perpajakan mulai timbul dalam kehidupan masyarakat seiring dengan perkembangan dan perubahan sosial dan ekonomi, seperti masih banyak para Wajib Pajak yang masih lalai terhadap pajak dan tidak menjalani kewajibannya sebagai Wajib Pajak. Oleh karena itu Direktorat Jenderal Pajak (DJP) melakukan perbaikan atas sistem pelayanan kepada masyarakat, mulai dari cara penyampaian informasi perpajakan, penyuluhan, administrasi pajak, hingga pengawasan atas pelaksanaan lapangan dengan harapan dapat mempermudah Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Dengan demikian pada akhirnya dapat meningkatkan kesadaran Wajib Pajak untuk melaksanakan kewajibannya sehingga penerimaan pajak dapat optimal. Guna meningkatkan penerimaan pajak yang lebih optimal, peran serta masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya berdasarkan ketentuan perpajakan sangat diharapkan pemerintah. Berdasarkan self assessment system sebagai sistem yang berlaku dalam pemungutan pajak, masyarakat yang memiliki penghasilan diharapkan sadar untuk mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak dan kemudian meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakan secara sukarela. Namun tingkat kepatuhan Wajib Pajak sehubungan dengan pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) tergolong masih rendah. Masih ada penduduk yang telah memenuhi kriteria sebagai Wajib Pajak dan wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP akan tetapi belum melaksanakan kewajibannya untuk mendaftarkan diri. Hal ini terlihat dari data Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Serpong, sampai dengan tahun 2012 dari jumlah penduduk yang berada dalam wilayah kerja KPP Pratama Serpong sebanyak jiwa yang terbagi dalam kepala keluarga, dan yang mempunyai penghasilan yang dapat dikenakan pajak sebesar berarti sejumlah itu yang harus memiliki NPWP, namun hanya jiwa yang menjadi Wajib Pajak atau 63% dari total penduduk yang mempunyai penghasilan yang dapat dikenakan pajak. Dari data tersebut dapat diindikasikan bahwa masih banyak Wajib Pajak yang tidak patuh, artinya masih ada Wajib Pajak yang belum mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP. Untuk menggali potensi pajak yang ada, DJP menjalankan strategi dengan melakukan ekstensifikasi Wajib Pajak. Dengan menjalankan kegiatan ekstensifikasi yang maksimal diharapkan semakin banyak Wajib Pajak yang terdaftar dan memiliki NPWP dengan begitu muncul lebih banyak peluang untuk meningkatkan penerimaan pajak melalui Wajib Pajak baru. Berdasarkan uraian diatas penulisan tertarik untuk menulis mengenai bagaimana pengaruh ekstensifikasi Wajib Pajak dapat memungkinkan jumlah Wajib Pajak terdaftar dengan judul: Pengaruh Penerapan Ekstensifikasi Wajib Pajak Terhadap Peningkatan Penerimaan Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong Pada Tahun Rumusan Masalah Adapun masalah yang dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah pelaksanaan ekstensifikasi Wajib Pajak yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong pada tahun telah sesuai dengan peraturan perpajakan? 2. Apa saja faktor-faktor yang menghambat dari pelaksanaan ekstensifikasi Wajib Pajak dan upaya dalam mengatasi hambatan ekstensifikasi Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong? 3. Seberapa besar pengaruh kegiatan ekstensifikasi terhadap penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi pada tahun di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong?
3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk: 1. Untuk mengevaluasi apakah pelaksanaan ekstensifikasi Wajib Pajak yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong pada tahun telah sesuai dengan peraturan perpajakan. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat dalam melaksanakan ekstensifikasi Wajib Pajak dan upaya dalam mengatasi hambatan dalam ekstensifikasi Wajib Pajak. 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kegiatan ekstensifikasi terhadap penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi pada tahun di KPP Pratama Serpong. Metode Penelitian Dalam penelitian ini metode analisis data yang penulis pakai adalah metode analisis data kualitatif. Lalu menggunakan metode analisis deskriptif, dengan menggunakan metode deskriptif maka peneliti dapat menggambarkan dan menganalisa menganalisis, dan menginterprestasikan data yang diperoleh untuk memberikan gambaran yang jelas dan akurat dari perumusan objek penelitian. Teknik Pengumpulan Data yang dilakukan: 1. Teknik Dokumentasi yaitu dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan data yang berhubungan dengan objek penelitian. 2. Teknik Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara komunikasi langsung dengan pihak-pihak yang ada hubungannya dengan objek penelitian yaitu dengan pegawai KPP Pratama Serpong, khususnya seksi Ekstensifikasi dan seksi PDI. 3. Studi Kepustakaan yaitu mencari dan menelah landasan teori dengan menggunakan buku wajib dan buku pendukung dari topik yang dibahas, buku tentang peraturan peraturan perpajakan yang relevan dengan penelitian, serta dokumen lain yang dapat mendukung kelengkapan data yang diperlukan dalam objek penelitian ini. Hasil dan Bahasan Evaluasi Pelaksanan PER-16/PJ/2007 di KPP Pratama Serpong Pelaksanaan kegiatan ekstensfikasi Wajib Pajak berdarsarkan PER-16/PJ/2007 yang dilaksanakan oleh KPP Pratama Serpong telah diukur dari pencapaian hasil penambahan jumlah NPWP baru dibandingkan dengan target yang ditetapkan. Berikut adalah daftar target dan realisasi penambahan NPWP baru selama tahun : Tabel 3.2 Target dan Realisasi Hasil Kegiatan Ekstensifikasi PER-16/PJ/2007 Tahun Tahun Rencana Realisasi Persentase % % % Sumber seksi ekstensifikasi KPP Pratama Serpong
4 Berdasarkan tabel 3.2 pada bab 3, penambahan jumlah Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dari hasil kegiatan ekstensifikasi secara keseluruhan sudah mencapai target yang telah ditetapkan. Pada tahun 2010 jumlah NPWP baru yang berhasil diterbitkan sebanyak atau target yang dapat dicapai sebesar 112%, melebihi target yang ditetapkan sebanyak NPWP, pada tahun 2011 jumlah NPWP baru yang diterbitkan sebanyak atau target yang dicapai 109%, melebihi target yang ditetapkan sebanyak NPWP. Sedangkan pada tahun 2012 penambahan NPWP baru juga mengalami peningkatan sebesar melebihi target yang ditetapkan sebanyak NPWP, atau target yang dapat dicapai adalah 105%. Secara keseluruhan total penambahan NPWP dari hasil Wajib Pajak baru hasil kegiatan ekstensifikasi yang dilaksanakan KPP Pratama Serpong selama tahun 2010 hingga tahun 2012 sebanyak NPWP baru yang telah diterbitkan. Pada tahun 2010 adalah realisasi terbesar yang dapat dicapai oleh KPP Pratama Serpong, melalui canvassing atau penyisiran dipusat perkantoran dan sentra ekonomi di wilayah kerja KPP, pada tahun tersebut banyak Wajib Pajak baru terjaring saat KPP melakukan canvassing. Sedangkan untuk tahun-tahun berikutnya jumlah Wajib Pajak terdaftar mengalami penurunan yang disebabkan kerena sebagian besar Wajib Pajak sudah terjaring oleh kegiatan canvassing dan sudah mempunyai NPWP ditahun sebelumnya. Selain itu penyebab penurunan disebabkan adanya faktor peningkatan PTKP yang memberikan pengaruh dalam pencapaian target NPWP. Perubahan penetapan jumlah Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang sebelumnya Rp ,00 per tahun sejak tahun 2009 naik menjadi Rp ,00 per tahun. Sehingga menyebabkan potensi Wajib Pajak baru menurun dikarenakan tidak semua calon Wajib Pajak memiliki penghasilan diatas PTKP baru. KPP juga beralasan kesadaran masyarakat dalam mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak masih rendah. Di tengah situasi ekonomi Indonesia yang sulit, pajak diibaratkan beban tambahan bagi masyarakat. Selain itu, sanksi yang ada juga dianggap masih kecil dan tidak tegas dijalankan oleh pihak yang berwajib. Evaluasi Pelaksanaan PER-116/PJ/2007 di KPP Pratama Serpong Pelaksanaan kegiatan ekstensfikasi Wajib Pajak berdarsarkan PER-116/PJ/2007 yang dilaksanakan oleh KPP Pratama Serpong telah diukur dari pencapaian hasil penambahan jumlah NPWP baru dibandingkan dengan target yang ditetapkan. Berikut adalah daftar target dan realisasi penambahan NPWP baru selama tahun : Tabel 3.3 Target dan Realisasi Hasil Kegiatan Ekstensifikasi PER-116/PJ/2007 Tahun Tahun Rencana Realisasi Persentase % % Sumber seksi ekstensifikasi KPP Pratama Serpong Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa kegiatan esktensifikasi Wajib Pajak berdasarkan kegiatan PER-116/PJ/2007 yang dilakukan oleh KPP Pratama Serpong pada tahun 2010 sampai 2012 belum mencapai target yang ditetapkan, hasilnya belum maksimal. Hal ini disebabkan penetapan target untuk kegiatan PER-116/PJ/2007 terlalu tinggi, dan ternyata sebagian besar objek PBB sudah terdata oleh KPP Pratama Serpong pada tahun sebelumnya. Sementara pada tahun 2012 tidak ada pendataan. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan KPP Pratama Serpong mengatakan bahwa pelaksanaan PER-116/PJ/2007 terhadap pendataan objek pajak bumi dan bangunan tidak dijalankan lagi pada awal 2012, dikarena
5 pengelolaan administrasi objek pajak bumi dan bangunan akan dipindah alihkan ke Pemda pada tahun 2013, maka dari itu pelaksanaan PER-116/PJ/2007 pada tahun 2012 tidak dapat dilaksanakan lagi oleh KPP Pratama Serpong karena program ekstensifikasi ini berdasarkan pada kegiatan pendataan PBB. Evaluasi Kegiatan Ekstensifikasi Wajib Pajak Terhadap Penerimaan PPh Orang Pribadi Kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak yang dilaksanakan oleh KPP Pratama Serpong bertujuan untuk meningkatkan penerimaan pajak dengan cara menambah jumlah Wajib Pajak terdaftar, dari kegiatan ekstensifikasi ini juga harus dapat memberikan kontribusi terhadap penerimaan pajak. Penambahan jumlah Wajib Pajak terdaftar tentunya juga akan bertambahnya pada pajak penghasilan orang pribadi. Kemudian pada bagian ini akan dilihat berapa jumlah pemasukan Wajib Pajak PER- 16/PJ/2007 dan PER-116/PJ/2007, untuk melihat kontribusi kegiatan ekstensifikasi terhadap penerimaan pajak. Berikut ini penulis sajikan tabel penerimaan PPh Orang Pribadi dari hasil kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak pada KPP Pratama Serpong. Tabel 4.1 Penerimaan PPh OP Hasil Ekstensifikasi KPP Pratama Serpong Tahun Tahun Wajib Pajak WP OP Hasil Penerimaan PPh OP Terdaftar Ekstensifikasi WP WP Rp WP WP Rp WP WP Rp Sumber seksi ekstensifikasi KPP Pratama Serpong Berdasarkan tabel diatas jumlah Wajib Pajak terdaftar pada tahun mengalami peningkatan setiap tahunnya yang disebabkan dari seluruh jumlah Wajib Pajak terdaftar ditahun terdahulu tetap digabungkan dengan jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi ditahun yang sedang dijalankan, maka dari tahun ke tahun akan mengalami kenaikan. Pada tahun 2010 Wajib Pajak terdaftar sebanyak namum dari data tersebut terdiri dari Wajib Pajak baru sebanyak yang berasal dari program PER16/PJ/2007 sebanyak dan PER-116/PJ/2007 sebanyak 714. Dari Wajib Pajak tersebut hanya menyumbang penerimaan PPh Orang Pribadi sebesar Rp , yang disebabkan pada saat itu kondisi masyarakat sedang memburuk akibat kebijakan kenaikan harga BBM oleh Pemerintah yang mengakibatkan meningkatnya biaya yang dikeluarkan Wajib Pajak terutama Wajib Pajak Orang Pribadi sehingga penghasilan yang diperoleh Wajib Pajak menurun yang menyebabkan jumlah pajak yang disetorkan juga sedikit. Penulis mengasumsikan bahwa pada tahun 2010 masing-masing Wajib Pajak menyumbang PPh sekitar Rp ,85 per tahunnya. Sedangkan untuk tahun 2011, Wajib Pajak terdaftar sebanyak yang terdiri dari Wajib Pajak baru yang berasal dari program PER-16/PJ/2007 sebanyak dan PER-116/PJ/2007 sebanyak 425. Dari jumlah Wajib Pajak baru tersebut menyumbang penerimaan PPh Orang Pribadi sebesar Rp atau jika di asumsikan rata-rata dari Wajib Pajak baru itu dapat menyumbang sekitar Rp1.759,326,02 PPh Orang Pribadi setiap tahunnya, jika dilihat kodisi perekonomian masyarakat tahun 2011 mulai membaik ditandai dengan meningkatnya penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi baru sehingga pajak yang disetorkan juga meningkat. Dan untuk tahun 2012, Wajib Pajak terdaftar sebanyak terdiri dari Wajib Pajak baru yang berasal dari program PER-16/PJ/2007 sebanyak Wajib Pajak baru, dari orang tersebut menyumbang penerimaan PPh Orang Pribadi sebesar Rp , jika diasumsikan rata-rata dari Wajib Pajak baru itu menyumbang sekitar Rp ,08 PPh Orang Pribadi setiap tahunnya. Dari rata-rata penerimaan PPh Orang Pribadi pertahun dapat dilihat bahwa jumlah penghasilan orang pribadi pada tahun 2012 lebih besar dari pada
6 tahun 2011, dan bukan berarti tidak mungkin PPh Orang Pribadi yang tercatat di KPP Pratama Serpong akan terus meningkat setiap tahunnya. Oleh karena itu sebaiknya pihak KPP Pratama Serpong harus berkerja keras lagi untuk meningkatkan jumlah Wajib Pajak terdaftar dengan memfokuskan atau mengklasifikasikan sektor-sektor usaha yang ada di wilayah KPP Pratama Serpong, jadi dapat diketahui sektor usaha yang paling potensial agar dapat memberikan kontribusi besar bagi penerimaan pajak atau dengan membuat upaya lain untuk meningkatkan peneriman pajak yaitu dengan beralih melaksanakan kegiatan ekstensifikasi berdasarkan PER-175/PJ/2006 tentang tata cara pemuktahiran data objek pajak dan ekstensifikasi Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha dan/atau memilki tempat usaha dipusat perdagangan dan/atau pertokoan, karena jika dilihat wilayah KPP Pratama Serpong terletak dikawasan yang merupakan salah satu sentra usaha, terutama dibidang perdangangan yang tentunya masih banyak potensi yang masih harus digali untuk dijadikan sumber penerimaan pajak terutama dari Wajib Pajak Orang Pribadi, sehingga jumlah penerimaan PPh OP hasil ekstensifikasi bisa meningkat pula. Kontribusi Penerimaan PPh OP Hasil Kegiatan Ekstensifikasi Terhadap Penerimaan PPh Seluruhnya Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada KPP Pratama Serpong, maka analisis yang akan dilakukan adalah untuk mengetahui besarnya kontribusi penerimaan PPh Orang Pribadi hasil kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak terhadap realisasi penerimaan PPh seluruhnya di KPP Pratama Serpong dengan menggunakan data pada tabel berikut: Tabel 4.2 Kontribusi Wajib Pajak Hasil Ekstensifikasi Tahun Terhadap Penerimaan Pajak KPP Pratama Serpong Tahun Pajak Penerimaan PPh OP Dari Hasil Ekstensifikasi Wajib Pajak Total Penerimaan PPh Seluruhnya Persentase 2010 Rp Rp % 2011 Rp Rp % 2012 Rp Rp % Sumber Seksi Ekstensifikasi & Seksi PDI KPP Pratama Serpong Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa perkembangan penerimaan PPh Seluruhnya dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 mengalami peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan penerimaan tersebut tidak semata-mata dipengaruhi oleh jumlah Wajib Pajak terdaftar, namun banyak faktor yang bisa mempengaruhinya seperti kondisi perekonomian negara, tingkat pendapatan, tingkat kepatuhan Wajib Pajak, tarif pajak, dan lain-lain. Namun tidak begitu halnya dengan penerimaan pajak yang berasal dari hasil ekstensifikasi Wajib Pajak yang mengalami perubahan yang fluktuatif setiap tahunnya. Pada tahun 2010 penerimaan PPh Orang Pribadi yang berjumlah Rp , dimana didalamnya ada kontribusi penerimaan PPh OP dari hasil ekstensifikasi yaitu sebesar Rp Sedangkan pada tahun 2011 mengalami peningkatan dari penerimaan pajak hasil ekstensifikasi Wajib Pajak. Pada tahun 2011 penerimaan PPh OP hasil ekstensifikasi sebesar Rp atau memberikan kontribusi sebesar 1.20% dari penerimaan PPh seluruhnya sebesar Rp Untuk tahun 2012 Penerimaan PPh OP hasil ekstensifikasi Wajib Pajak mengalami penurunan hanya memberikan kontribusi sebesar Rp atau menyumbang sekitar 0.9% terhadap
7 penerimaan PPh seluruhnya. Jika dilihat kontribusi penerimaan PPh Orang Pribadi dari hasil kegiatan ekstensifikasi hanya memberikan sedikit kontribusi terhadap penerimaan pajak secara keseluruhan. Hal tersebut terjadi jika banyak Wajib Pajak yang tidak patuh dan mereka yang sudah memiliki NPWP tetapi tidak mau melaksanakan kewajiban perpajakan. Upaya yang dilakukan untuk meningkat penerimaan PPh OP hasil ekstensifikasi Wajib Pajak, pihak KPP Pratama Serpong harus rajin mengirimkan surat himbauan untuk melakukan kegiatan perpajakan kepada Wajib Pajak yang sudah terdaftar ataupun yang sudah memiliki NPWP. Dengan begitu mereka sadar dengan kewajibannya setalah memiliki NPWP yaitu dengan membayar pajak. Dan sebaiknya dalam surat himbauan tersebut diberitahukan juga sanksi bagi Wajib Pajak yang sengaja menghindari kewajiban perpajakannya, langkah yang ditempuh adalah dengan melakukan pemerikasaan dan pengenaan sanksi sesuai dengan Undang-Undang perpajakan yang berlaku. Berdasarkan ketentuan pasal 39 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan dan Tata Cara Perpajakan, Wajib Pajak yang sengaja menghindari kewajiban perpajakannya dapat dijatuhi sanksi pidana. Hambatan dalam Pelaksanaan Ekstensifikasi Wajib Pajak Dalam pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak khususnya pada Wajib Pajak Orang Pribadi yang dilaksanakan oleh KPP Pratama Serpong belum cukup berhasil, hal ini dikarenakan adanya beberapa hambatan atau kendala yang mengakibatkan pencapaian hasil kurang optimal, hambatanhambatan tersebut antara lain : 1. Terbatasnya Sumber Daya Manusia : Permasalahan yang terjadi KPP Pratama Serpong karena terbatasnya sumber daya manusia. Jumlah petugas atau pegawai yang ada dibagian Seksi Ekstensifikasi KPP Pratama Serpong hanya berjumlah 6 orang yang hanya terdiri dari 1 orang kepala seksi, 1 orang fungsional penilai, dan 4 orang pelaksana seksi. 2. Data Tidak Lengkap : Kesulitan yang dihadapi pada pelaksanaan ekstensifikasi Wajib Pajak terkait dengan data yang diperoleh adalah kurang akuratnya data yang diperoleh dari Pemda setempat (kecamatan atau kelurahan) mengenai data kependudukan, misalnya alamat yang kurang jelas atau tidak lengkap atau adanya mutasi penduduk yang tidak segera diperbaharui datanya sehingga menyulitkan petugas untuk menyampaikan surat himbauan. Data yang diperoleh melalui laporan bulanan PPAT seringkali juga tidak menyebutkan nama dan alamat pelaku-pelaku transaksi tanah dan atau bangunan yang dilaporkan oleh PPAT tersebut. 3. Rendahnya tingkat kesadaran Wajib Pajak : Rendahnya kesadaran masyarakat dalam membayar pajak dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah karena ketidak pahaman masyarakat mengenai ketentuan dan tata cara perpajakan itulah yang menjadikan kesadaran masyarakat mengenai pajak masih sangat rendah. Selain itu juga kekhawatiran akan penyalagunaan uang pajak sering kali menjadi pemikiran masyarakat. Masih rendahnya tingkat kesadaran Wajib Pajak juga ditunjukan dengan masih rendahnya tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam menyampaikan SPT, khususnya SPT Tahunan. Meski KPP telah berupaya memberikan kemudahan dan fasilitas dalam hal menyampaikan SPT, tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam menyampaikan SPT Tahunan masih belum bisa ditingkatkan. Bahkan berdasarkan analisis atas perkembangan jumlah SPT yang disampaikan, ada kecenderungan bahwa tingkat kepatuhan dalam menyampaikan SPT tersebut semakin menurun dari tahun ke tahun. 4. Kurangnya kerja sama pihak ketiga: Untuk bisa menjaring semua Wajib Pajak potensial tidak bisa hanya mengandalkan data yang berasal dari intern DJP, KPP juga harus mencari data yang berasal dari luar DJP, oleh karena itu kerjasama dengan intansi lain baik swasta maupun pemerintah harus dilanjutkan. Pada dasarnya KPP Pratama Serpong sudah mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah berupa data-data yang dibutuhkan KPP, namun kerjasama tersebut perlu ditingkat lagi. Hubungan dengan pihak swasta juga harus dijalani, mengingat merekalah pelaku kegiatan ekonomi yang utama. Salah satu langkah yang dapat diambil adalah dengan
8 mengadakan pertemuan berkala dengan asosiasi dan perkumpulan pengusaha yang ada di wilayah kerja KPP baik secara formal maupun informal. Upaya-Upaya yang Dilakukan Dalam Mengatasi Hambatan Pelaksanaan Ekstensifikasi Wajib Pajak Untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan ekstensifikasi Wajib Pajak, KPP Pratama Serpong telah melakukan beberapa upaya dalam mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan ekstensifikasi. Upaya-upaya yang dilakukaan dalam pelaksanaan ekstensifikasi Wajib Pajak di KPP Pratama Serpong adalah: 1. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia : Alternatif pemecahan masalah dalam keterbatasan SDM yaitu dapat dilakukan dengan penambahan jumlah pegawai ekstensifikasi yang berkualitas dan memiliki integritas serta moral yang tinggi. Namun untuk saat ini KPP Pratama Serpong baru mengupayakan dengan meningkatkan kualitas SDM yang ada di KPP yaitu meliputi semua pegawai yang dilakukan dengan mengadakan diklat ataupun pelatihan-pelatihan perpajakan. Dengan harapan semua pegawai dapat meningkatkan kemampuannya dibidang ekstensifikasi Wajib Pajak, dengan begitu semua fungsi yang ada dapat dijalankan dengan baik walupun dengan SDM terbatas. 2. Menggalangkan penyuluhan ataupun sosialisasi mengenai pajak : KPP Pratama Serpong melakukan sosialisasi perpajakan dilakukan secara berkala di instansi-instansi pemerintah maupun swatsa seperti pemerintah kota Serpong, dinas tenaga kerja, serta perusahaanperusahaan swasta diwilayah kerja KPP Pratama Serpong. Selain itu juga penyuluhan dilakukan melalui penggunaaan media cetak dan elektronik seperti pemasangan spanduk, iklan dan pencetakan buletin-buletin perpajakan yang mensosialisasikan pentingnya pajak dan menjadi Wajib Pajak. 3. Melakukan kerjasama dengan pihak ketiga : Kerjasama dengan pihak ketiga dimaksud untuk mendukung pelaksanaan ekstensifikasi, terutama dalam hal pencarian data. Kerjasama dengan instansi lain yang telah diwujudkan adalah kerja sama dengan instansi kelurahan dalam rangka pelaksanaan ekstensifikasi Wajib Pajak. Kerjasama tersebut juga ditunjukan untuk keterlibatan aktif dari Pemerintah Daerah setempat dalam kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak. 4. Pencarian data ekstern dan intern : Data yang lengkap dan akurat merupakan hal yang sangat penting bagi keberhasilan pelaksanaan ekstensifikasi. Oleh karena itu upaya untuk memperluas dan memperbanyak jumlah Wajib Pajak melalui ekstensifikasi juga dapat dilakukan dengan mencari data-data potensial yang berasal dari luar KPP Pratama Serpong. Upaya penggalian yang dapat dilakukan dengan melakukan permintaan data potensial tersebut kepada pihak-pihak yang terkait, antara lain data jual beli rumah dan tanah dari PPAT, data penyewa gedung dari pengelola gedung pusat perbelanjaan dan perkantoran, data pemilik mobil mewah dari SAMSAT dsb. Data intern merupakan data yang potensial untuk dimanfaatkan sebagai kegiatan ekstensifikasi, sebagian besar data yang telah diperoleh KPP melalui lampiran SPT dan data PBB. Data yang terdapat didalam SPT tersebut diolah di Seksi Pengolahan Data dan Informasi yang kemudian diteliti kembali untuk dicari apakah masih ada nama-nama yang telah memenuhi syarat dan potensial untuk dikenakan pajak namun belum memiliki NPWP. Simpulan dan Saran Simpulan 1. Pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak di KPP Pratama Serpong telah dilaksanakan sesuai dengan aturan yang telah digariskan oleh DJP, yaitu pedoman pada PER-16/PJ/2007 dan PER-116/PJ/2007, walaupun pencapaian ke dua program tersebut belum optimal terutama dalam peningkatan jumlah penerimaan PPh Orang Pribadi.
9 Saran 2. Adanya beberapa hambatan atau kendala yang mengakibatkan pencapaian hasil kurang optimal, seperti terbatasnya sumber daya manusia, data yang tidak lengkap, rendahnya tingkat kesadaran masyarakat dan kurang kerja sama pihak ke tiga 3. Kontribusi Wajib Pajak hasil ekstensifikasi terhadap penerimaan PPh Orang Pribadi pada tahun 2010 sebesar Rp sedangkan untuk tahun 2011 sebesar Rp yang mengalami peningkatan atau growth sebesar 4,57%. Dan pada tahun 2012 mengalami penurunan -3,6% yang hanya memberikan kontribusi sebesar Rp Dengan beralih atau memperluas lagi wilayah pelaksanaannya dengan melaksanakan PER-175/PJ/2006 tentan Tata Cara Pemuktahiran Data Objek Pajak dan Ekstensifikasi Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Kegiatan Usaha dan/atau Memiliki Tempat Usaha di Pusat Perdagangan dan/atau Pertokoan. 2. Untuk mengoptimalkan potensi pajak yang masih belum digali yang sangat besar pada wilayah kerja KPP Pratama Serpong maka diperlukan kemauan, kerja keras, dan komitmen dari semua komponen pegawai pada KPP Pratama Serpong. 3. Untuk meningkatkan kesadaran Wajib Pajak, KPP harus lebih sering mengirimkan surat himbauan kepada Wajib Pajak yang sudah memiliki NPWP untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya, serta pemberian sanksi baik berupa denda atau bunga kepada Wajib Pajak sengaja melalaikan kewajiban perpajakannya. Penegakan hukum yang tegas juga harus dilaksanakan kepada para Fiskus dan para pejabat pajak yang melakukan tindakan penggelapan dan korupsi pajak berupa pemberian sanksi denda maupun tindakan pidana kurungan sesuai perbuatannya
BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Kegiatan Ekstensifikasi Wajib Pajak di Kantor Pelayanan
BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Kegiatan Ekstensifikasi Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong Berdasarkan landasan teori yang disajikan pada Bab 2 serta data yang telah diuraikan pada
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, pada bab ini penulis mencoba mengambil kesimpulan atas kegiatan ekstensifikasi dalam rangka menambah jumlah Wajib
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. pengaruh ektensifikasi Wajib Pajak dan Intensifikasi Pajak dalam meningkatkan
BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan pembahasan yang sudah dilakukan pada bab sebelumnya, mengenai pengaruh ektensifikasi Wajib Pajak dan Intensifikasi Pajak dalam meningkatkan penerimaan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. penerimaan pajak. Dalam meningkatkan penerimaan negara tersebut. Undang-undang, dan reformasi perpajakan.
BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Evaluasi Kebijakan Sunset Policy Semakin berat beban dan dana yang perlukan negara dalam menjalankan pemerintahan dan pembiayaan pembangunan, mengharuskan pemerintah berusaha meningkatkan
Lebih terperinciPengertian pajak menurut Pasal 1 UU No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan. Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah Kontribusi wajib pajak kepada kas negara
A. Pengertian Pajak Pengertian pajak menurut Pasal 1 UU No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah Kontribusi wajib pajak kepada kas negara yang terutang oleh orang pribadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi sumber daya yang dimiliki suatu negara, baik berupa kekayaan alam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan, pemerintah membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dikumpulkan dari segenap potensi sumber daya yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah dalam membenahi semua sektor, terutama sektor perekonomian. Dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian global terutama di Indonesia ikut memacu pemerintah dalam membenahi semua sektor, terutama sektor perekonomian. Dalam membenahi
Lebih terperinciBAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN
BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN 4.1 Evaluasi Jumlah Kepemilikan NPWP Terdaftar dari Tahun 2011, 2012, dan 2013 Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tigaraksa Semakin beratnya beban pemerintah dalam pembiayaan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pendaftaran NPWP bagi Wajib Pajak potensial di wilayah kerja KPP Pratama Jakarta
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN IV.1 Upaya-Upaya Pelaksanaan Ekstensifikasi Pelaksanaan Ekstensifikasi Wajib Pajak bertujuan untuk meningkatkan pendaftaran NPWP bagi Wajib Pajak potensial di wilayah kerja
Lebih terperinci: Pelaksana Seksi Ekstensifikasi Perpajakan KPP Pratama Serpong. 1. Apa tujuan yang melatarbelakangi kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak di
L4 Narasumber Jabatan : Ibu Nurika Rahmantika : Pelaksana Seksi Ekstensifikasi Perpajakan KPP Pratama Serpong DAFTAR PERTANYAAN : 1. Apa tujuan yang melatarbelakangi kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak
Lebih terperinciNama Penulis: Hasliani Mayaswari Hisnani. Nama Dosen Pembimbing. Murtedjo, SE., Ak, MM
EVALUASI EFEKTIVITAS PELAKSANAAN EKSTENSIFIKASI WAJIB PAJAK DAN INTENSIFIKASI PAJAK SERTA KONTRIBUSINYA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KPP PRATAMA JAKARTA KEBON JERUK SATU Nama Penulis: Hasliani Mayaswari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. faktor yang ikut mendorong pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian global di Indonesia, merupakan salah satu faktor yang ikut mendorong pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat dan membiayai pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tanpa pajak akan sangat mustahil sekali negara ini dapat melakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber utama dana penerimaan dalam negeri. Tanpa pajak akan sangat mustahil sekali negara ini dapat melakukan pembangunan. Sebagian besar sumber
Lebih terperinciDaftar Pertanyaan Wawancara dan Jawaban: 1. Apakah tujuan yang melatarbelakangi kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak dan
L-1 Daftar Pertanyaan Wawancara dan Jawaban: 1. Apakah tujuan yang melatarbelakangi kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak dan intensifikasi pajak di KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk I? sesuai dengan instruksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu negara akan berkembang dan berjalan dengan lancar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan suatu negara akan berkembang dan berjalan dengan lancar jika berbagai sumber daya dikelola dengan baik, serta pendapatan nasional negara tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk memenuhi kewajiban pembangunan bangsa, maka pemerintah harus memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber dana negara salah satunya yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk dapat merealisasikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan salah satu kegiatan pemerintah yang berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pemerintahan suatu negara dibentuk sebagai perwakilan suatu rakyat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemerintahan suatu negara dibentuk sebagai perwakilan suatu rakyat. Pemerintah berusaha menjalankan pemerintahannya sebagai perwujudan aspirasi rakyat dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dalam pelaksanaan pembangunan. Pengeluaran utama negara adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara membutuhkan dana yang besar untuk membiayai segala kebutuhan dalam pelaksanaan pembangunan. Pengeluaran utama negara adalah untuk pengeluaran rutin seperti gaji
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wilayah Asia Tenggara dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari 250 juta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang berada di wilayah Asia Tenggara dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari 250 juta jiwa 1. Sedangkan usia produktif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara yang dapat dilihat dari APBN tahun 2014 yakni pajak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai saat ini, pajak merupakan sumber terbesar pendapatan negara yang dapat dilihat dari APBN tahun 2014 yakni pajak menyumbang lebih dari separuh total pendapatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) berasal dari pajak. Sehingga tidak dapat dipungkiri lagi bahwa Wajib Pajak merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Saat ini pajak sudah menjadi faktor strategis dalam menjalankan proses pembangunan di Indonesia, karena sebagian besar sumber penerimaan dalam Anggaran Pendapatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang bertujuan untuk mewujudkan tata kehidupan negara dan bangsa yang adil,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia saat ini sedang mengalami berbagai permasalahan di berbagai sektor
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia saat ini sedang mengalami berbagai permasalahan di berbagai sektor khususnya sektor ekonomi. Naiknya harga minyak dunia, tingginya tingkat inflasi, naiknya harga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pajak dapat memperbaiki hal tersebut dan menjadi solusi yang efektif.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara berkembang sebenarnya memiliki banyak potensi untuk menjadi negara yang lebih maju. Tetapi pada kenyataannya, Indonesia belum bisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tujuan nasional, sebagaimana tertuang dalam alinea II Pembukaan Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional adalah upaya untuk meningkatkan seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara yang sekaligus merupakan proses pengembangan keseluruhan
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Perbandingan Rencana dan Realisasi Pajak di KPP Pratama Jakarta
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Analisis 4.1.1 Perbandingan Rencana dan Realisasi Pajak di KPP Pratama Jakarta Gambir Dua Tabel 4.1 Total Wajib Pajak, Realisasi dan Rencana Penerimaan Pajak (dalam rupiah)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. barang-barang yang dikuasai pemerintah, denda-denda atau warisan yang di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan, pemerintah membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dikumpulkan dari segenap potensi sumberdaya yang dimiliki
Lebih terperinciBAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN
BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Jakarta Duren Sawit Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Duren Sawit yang dibentuk sebagai bagian dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber pendanaan dan pemasukan bagi Negara berasal dari pajak yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah negara membutuhkan sumber pendanaan untuk melakukan Pembangunan Nasional yang dilakukan secara terus menerus untuk memenuhi kebutuhan masyarakat berupa kebutuhan
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS EFEKTIVITAS SUNSET POLICY
BAB 4 ANALISIS EFEKTIVITAS SUNSET POLICY 4.1 Pelaksanaan Sunset Policy di KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Dua Berlakunya Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Nomor 28 Tahun 2007 sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu peran penting Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Salah satu peran penting Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) adalah untuk pembangunan nasional. Pembangunan nasional yang dimaksud adalah penciptaan akselerasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama. Pembangunan di segala bidang merupakan tanggung jawab pemerintah dan rakyat Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut ketentuan Pasal 1 angka 1 UU Nomor 16 Tahun 2009 perubahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, hal ini dikarenakan pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang digunakan untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan masyarakat dan perkembangan zaman, di antaranya dengan. mengembangkan e-government sebagai trend global birokrasi.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya kehidupan tidak pernah lepas dari sebuah tuntutan akan perkembangan. Hal ini dibuktikan dengan perubahan dari zaman ke zaman. Sudah selayaknya dibutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia merupakan negara hukum berlandaskan Pancasila dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Republik Indonesia merupakan negara hukum berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dimana bertujuan untuk mewujudkan tata kehidupan berbangsa dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat baik materiil maupun spirituil. Untuk dapat. mendapatkan dukungan dari masyarakat (Waluyo dan Ilyas, 2000: 1)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik materiil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pajak bersedia memenuhi kewajibannya untuk membayar pajak, tentunya akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang sangat padat. Dimana setiap warga negara yang memenuhi syarat secara hukum, wajib untuk membayar pajak secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang dipungut oleh pemeritah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang dipungut oleh pemeritah pusat maupun daerah. Bagi masyarakat pajak dirasakan sebagai beban, sedangkan bagi negara
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Analisis Pelaksanaan Ekstensifikasi Wajib Pajak Orang Pribadi yang
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Pelaksanaan Kegiatan Ekstensifikasi 1. Analisis Pelaksanaan Ekstensifikasi Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Kegiatan Usaha dan/atau Memiliki Tempat
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. III.1.1. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua
BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1. Objek Penelitian III.1.1. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua dibentuk berdasarkan
Lebih terperincimendasar yaitu dari sistem official assessment menjadi sistem self assessment.
2 mendasar yaitu dari sistem official assessment menjadi sistem self assessment. Dalam sistem self assessment, wajib pajak diberikan kepercayaan untuk menghitung, memperhitungkan, menyetor, dan melaporkan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Dasar Hukum Kegiatan Ekstensifikasi Wajib pajak dan Intensifikasi Pajak. pada KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk I
BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Dasar Hukum Kegiatan Ekstensifikasi Wajib pajak dan Intensifikasi Pajak pada KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk I Pajak mempunyai beberapa fungsi yang sangat berperan bagi pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang digunakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang digunakan untuk melaksankan pembangunan bagi seluruh rakyat Indonesia. Pajak dipungut dari warga negara Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang
BAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan Nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang dilaksanakan secara bertahap, berencana dan berkesinambungan menurut arah
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak
BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Kemayoran Untuk memaksimalkan pajak, negara melakukan sosialisasi pajak kepada masyarakat terutama
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia pajak merupakan bagian dari sumber penerimaan negara yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Indonesia pajak merupakan bagian dari sumber penerimaan negara yang dianggap paling potensial, oleh karena itu pajak digunakan sebagai sumber pembiayaan
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Pajak merupakan sumber penerimaan utama negara yang digunakan
1 Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber penerimaan utama negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah dan pembangunan. Hal ini tertuang dalam Anggaran Penerimaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu peneriman di negara Indonesia yang sangat penting bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu peneriman di negara Indonesia yang sangat penting bagi pelaksanakan dan pembangunan nasional serta bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai dengan tahun 2012 terlihat pada tabel berikut ini: Tabel 1.1 Perkembangan Penerimaan Pajak (triliun rupiah)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tahun Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara terbesar dari dalam negeri. Berdasarkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2013, menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan pemerintahan suatu negara, terutama di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam melaksanakan pemerintahan suatu negara, terutama di Indonesia memerlukan dana yang jumlahnya setiap tahun semakin meningkat. Perkembangan perekonomian global,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara dapat dilihat dari dua sektor, yaitu sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber penerimaan negara dapat dilihat dari dua sektor, yaitu sektor migas dan sektor non migas. Salah satu penerimaan negara yang bersumber dari sektor non migas adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan perekonomian Indonesia akan diikuti pula
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan perekonomian Indonesia akan diikuti pula dengan kebijakan-kebijakan di bidang pajak. Oleh karena itu, pajak merupakan fenomena yang selalu berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Sebagian masyarakat telah menganggap pajak sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Saat ini, pajak bukan lagi merupakan sesuatu yang asing bagi masyarakat Indonesia. Sebagian masyarakat telah menganggap pajak sebagai salah satu kewajiban
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Ekstensifikasi Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
34 BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Pembahasan Masalah 1. Ekstensifikasi Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) di Kabupaten Boyolali. Ekstensifikasi Pajak merupakan kegiatan yang
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Penerapan Drop Box di KPP Pratama Jakarta Kembangan Prosedur Penyampaian SPT Melalui Pelayanan Drop Box
BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penerapan Drop Box di KPP Pratama Jakarta Kembangan 4.1.1 Prosedur Penyampaian SPT Melalui Pelayanan Drop Box Alur penyampaian SPT Tahunan melalui Drop Box sesuai dengan PER- 19/2009
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara khususnya dalam melanjutkan pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan Negara untuk
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara yang dapat
BAB IV PEMBAHASAN Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara yang dapat membantu pembangunan nasional, besar dan kecilnya pajak suatu negara ditentukan berdasarkan tingkat pendapatan rakyat
Lebih terperinciBAB 3 OBJEK PENELITIAN. merupakan penggabungan dari tiga unit kantor sebelumnya yaitu Kantor Pelayanan
BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 Latar Belakang Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah KPP Pratama Serpong Penelitian dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Serpong yang merupakan penggabungan dari tiga unit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 bertujuan mewujudkan tata. Tujuan yang luhur demikian itu hanya dapat diwujudkan melalui
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 bertujuan mewujudkan tata kehidupan Negara dan Bangsa yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Gambaran Umum KPP Pratama Menteng Dua. wilayah kerja Kelurahan Menteng, Pegangsaan dan Cikini.
40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum KPP Pratama Menteng Dua 1. Lokasi Penelitian KPP Jakarta Menteng Dua beralamat di Wisma Bakri Lt. 1, Jl. H.R. Rasuna Said Kavling B-1 dengan menempati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Belanja Negara. Salah satu yang termasuk dalam APBN adalah pajak.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dalam menjalankan pemerintahan, diperlukan sarana dan prasarana yang tentunya tidak terlepas dari masalah pembiayaan pembangunan yang memerlukan banyak dana.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang - undang, keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesuai dengan Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber pendapatan Negara yang sangat penting bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk memenuhi dana pembangunan Negara, Pemerintah. masyarakat Indonesia, karena berdasarkan tax ratio Indonesia dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Untuk memenuhi dana pembangunan Negara, Pemerintah memanfaatkan dua sumber pokok penerimaan pajak, yaitu sumber dana dari dalam negeri misalnya penerimaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENULISAN. Data yang diperlukan dalam penelitian diperoleh dengan teknik-teknik
BAB III METODE PENULISAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Data yang diperlukan dalam penelitian diperoleh dengan teknik-teknik berikut: 1. Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap pelaksanaa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mengetahui nilai sumber daya ekonomi yang dimanfaatkan untuk. menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan pemerintah disusun untuk menyediakan informasi yang relevan tentang posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. objek pajaknya, seiring dengan meningkatnya perekonomian dan taraf hidup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber pendapatan negara dari sektor pajak menyumbang pemasukan yang cukup potensial dan mempunyai umur yang tidak terbatas karena semakin bertambahnya tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang merupakan Kantor Pelayanan Pajak pemekaran dari Kantor Pelayanan Pajak Bandung Karees (yang sekarang bernama
Lebih terperinciHukum Pajak. Kewajiban Perpajakan (Pertemuan #9) Semester Genap
Hukum Pajak Kewajiban Perpajakan (Pertemuan #9) Semester Genap 2015-2016 Tujuan Pembelajaran Fakultas Hukum Mahasiswa memahami pemungutan pajak melalui sistem self assessment; Mahasiswa memahami berbagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kontribusi pajak dalam beberapa tahun semakin signifikan dan diperhitungkan sebagai tulang punggung sumber pembiayaan nasional untuk mensukseskan berbagai program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam rangka mewujudkan kesejahteraan rakyat, pemerintah melakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan kesejahteraan rakyat, pemerintah melakukan program pembangunan yang terarah, yang sudah pasti membutuhkan dana yang cukup banyak. Dana tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Indonesia adalah Negara yang sedang giat-giatnya melakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia adalah Negara yang sedang giat-giatnya melakukan pembangunan demi mensejahterakan dan memakmurkan kehidupan masyarakatnya. Ini sesuai dengan tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan bernegara dan dalam perkembangan ekonomi, khususnya dalam pembangunan karena pajak merupakan sumber
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. negara Indonesia saat ini bersumber dari dalam negeri yaitu pajak. yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang sedang berkembang. Untuk mewujudkan perekonomian yang mandiri, pemerintah mulai mengurangi pembiayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian global terutama di Indonesia, ikut memacu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian global terutama di Indonesia, ikut memacu pemerintah dalam membenahi semua sektor, terutama sektor perekonomian. Dalam membenahi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang terus-menerus berlangsung secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional adalah kegiatan yang terus-menerus berlangsung secara berkesinambungan yang memiliki tujuan awal, yaitu untuk mensejahterakan rakyat baik secara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber penerimaan negara di peroleh dari berbagai sektor, baik sektor
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber penerimaan negara di peroleh dari berbagai sektor, baik sektor internal maupun eksternal. Sumber penerimaan internal adalah pendapatan pajak sedangkan eksternal
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. A. Pembahasan Masalah. Tahun 2015 ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak sebagai
44 44 BAB III PEMBAHASAN A. Pembahasan Masalah Tahun 2015 ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak sebagai Tahun Pembinaan Wajib Pajak (TPWP). Pihak-pihak atau objek yang dibina oleh DJP adalah kelompok
Lebih terperinciSE - 113/PJ/2010 PENGGALIAN POTENSI DAN PENGAMANAN PENERIMAAN PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI BARU
SE - 113/PJ/2010 PENGGALIAN POTENSI DAN PENGAMANAN PENERIMAAN PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI BARU Contributed by Administrator Friday, 05 November 2010 Pusat Peraturan Pajak Online 5 Nopember 2010 SURAT
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. sudah selayaknya ditarik kesimpulan berdasarkan penelitian yang dilakukan di
94 BAB V PENUTUP Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran. Pada akhir penulisan hukum sudah selayaknya ditarik kesimpulan berdasarkan penelitian yang dilakukan di lapangan yang kemudian dilakukan pembahasan
Lebih terperinciPelaksanaan Penelitian Dan Pemeriksaan Spt Tahunan Pph Badan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying
Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2017-01-07 Pelaksanaan Penelitian Dan Pemeriksaan Spt Tahunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. relatif terbatas, pada saatnya akan habis dan tidak bisa diperbaharui. Hal ini
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dominasi pajak sebagai sumber penerimaan merupakan satu hal yang sangat wajar, terlebih ketika sumber daya alam, khususnya minyak bumi tidak bisa lagi diandalkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional diperoleh dari pendapatan sektor pajak. Oleh karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional diperoleh dari pendapatan sektor pajak. Oleh karena itu peningkatan kemampuan fiskus juga harus ditingkatkan guna menunjang pendapatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penjualan atas Barang Mewah (PPN & PPnBM), Pajak Lain, dan Surat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber-sumber penerimaan Negara Indonesia berasal dari berbagai sektor, dimana semua hasil penerimaan tersebut akan digunakan untuk membiayai pembangunan dan meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan penerimaan negara terbesar. Dominasi pajak sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan penerimaan negara terbesar. Dominasi pajak sebagai sumber penerimaan merupakan suatu hal yang sangat wajar, terlebih ketika sumber daya alam,
Lebih terperinciBAB I PE DAHULUA. Pemerintah memerlukan pembiayaan yang tidak sedikit dalam melakukan
BAB I PE DAHULUA 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemerintah memerlukan pembiayaan yang tidak sedikit dalam melakukan aktivitasnya, baik aktivitas sehari-hari maupun program pembangunan. Pembiayaan yang dibutuhkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kantor Pelayanan Pajak Pratama
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kabupaten Kebumen. Hasil penelitian ini diawali dengan memberikan gambaran umum mengenai kondisi
Lebih terperinciANALISIS PEMERIKSAAN PAJAK DALAM UPAYA OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA KEMAYORAN
ANALISIS PEMERIKSAAN PAJAK DALAM UPAYA OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA KEMAYORAN DIMAS WIBISONO Jalan Taruna III no. 8 Kelurahan Serdang Jakarta Pusat, 08561808586,
Lebih terperinciANALISIS EFEKTIFITAS DAN KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PADA KPP PRATAMA SERPONG TERHADAP PENDAPATAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN
ANALISIS EFEKTIFITAS DAN KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PADA KPP PRATAMA SERPONG TERHADAP PENDAPATAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN I DEWA MADE MARDIKA Banjar Wijaya B 50 No.11,Cipete - Tangerang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan tujuan pembangunan nasional yaitu meningkatkan kesejahteraan rakyat, diperlukan pembiayaan yang tidak sedikit. Oleh karena itu pemerintah pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengawasan merupakan proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengawasan merupakan proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan kewajiban warga negara untuk membayar iuran atas penghasilan yang didapat untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan kewajiban warga negara untuk membayar iuran atas penghasilan yang didapat untuk membiayai pembangunan suatu negara. Pajak ini bersifat wajib,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan penerimaan dalam negeri yang terbesar diantara bentuk-bentuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan sumber penerimaan utama negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah dan pembangunan. Hal ini tertuang dalam Anggaran Penerimaan dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara dalam menjalankan pemerintahannya membutuhkan dana yang banyak, tidak hanya untuk operasional pemerintah tetapi juga untuk pembangunan negara tersebut.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan penerimaan yang berasal dari luar negeri. pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan di dalam suatu negara merupakan kegiatan yang terus menerus dan berkesinambungan, yang bertujuan untuk mewujudkan dan meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kesenjangan antara sisi pengeluaran dan sisi penerimaan negara. Penerimaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak menjadi pembicaraan yang utama untuk menjembatani kesenjangan antara sisi pengeluaran dan sisi penerimaan negara. Penerimaan pajak merupakan sumber pembiayaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara-negara umumnya memiliki wewenang untuk memberikan peraturan tentang pajak kepada warga negaranya, namun untuk aturannya sendiri tergantung kebijakan dari negara
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
44 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Pelaksanaan Ekstensifikasi Pajak dan Kontribusinya Terhadap Jumlah Wajib Pajak Terdaftar Berikut adalah data jumlah wajib pajak yang berhasil dihimpun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dalam dunia kerja, keberadaan pengolahan data menjadi informasi secara terkomputerisasi menjadi sangat penting.
Lebih terperinci