BAB IV PEMBAHASAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara yang dapat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PEMBAHASAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara yang dapat"

Transkripsi

1 BAB IV PEMBAHASAN Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara yang dapat membantu pembangunan nasional, besar dan kecilnya pajak suatu negara ditentukan berdasarkan tingkat pendapatan rakyat negara tersebut. Oleh sebab itu, kebijakan pemerintah didalam pajak ini sangat penting, karena dapat mempengaruhi laju pertumbuhan negara. Hal tersebut berhubungan dengan kesadaran Wajib Pajak dalam menjalani kepatuhan pajaknya, seperti melaporkan SPT Tahunan dan menyetorkan pajak yang terhutangnya. Dalam menjalankan kepatuhan Wajib Pajak tersebut pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak (DJP) telah memberikan fasilitas kemudahan untuk mendukung jalannya kepatuhan pajak tersebut seperti penerapan e-compliance yang meliputi e-registration, e-spt dan e-filing. Dalam penelitian penerapan e- compliance atas Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Jakarta Duren Sawit, penulis melakukan penelusuran atas Jumlah Wajib Pajak dalam penggunaan e- Registration, e-spt dan e-filling. Ketika melakukan penelitian terdapat beberapa tahap yang harus dilakukan yaitu dengan meneliti jumlah Wajib Pajak yang terdaftar di KPP, berapa pengguna Wajib Pajak Orang Pribadi yang melaporkan SPT secara e- SPT, e-filling dan manual, serta berapa banyak masyarakat yang mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak secara online atau yang disebut e-registration. Penelitian ini dilakukan untuk memastikan bahwa penggunaan e-compliance telah berjalan secara efektif atau tidak dan berkembang secara signifikan setiap tahunnya.

2 IV.1 Pendaftaran Wajib Pajak Orang Pribadi secara e-registration Pada KPP Pratama Jakarta Duren Sawit Sistem e-registration mulai efektif digunakan sejak tahun 2005, yaitu sejak di terbitkannya Keputusan Direktorat Jenderal Pajak Nomor: KEP-173/PJ/2004 tanggal 7 Desember 2004 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak serta Pengukuhan dan Pencabutan Kena Pajak dengan Sistem e- Registration yang telah diperbaharui dengan Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor: PER-24/PJ/2009 tanggal 16 Maret 2009 tentang Tata Cara Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dan Perubahan Data Wajib Pajak dan/atau Pengusaha Kena Pajak dengan Sistem e- Registration e-registration sendiri mulai diterapkan di KPP Pratama Jakarta Duren Sawit pada tahun 2007, dimana Wajib Pajak yang mendaftar secara online masih sedikit hal tersebut terjadi karena penggunaan internet pada masa tersebut masih kurang terjangkau oleh masyarakat, seperti dalam hal jaringan yang belum luas, kemudian belum banyak perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa koneksi internet, serta pengetahuan masyarakat mengenai e-registration yang masih minim dan sosialisasi yang dilakukan KPP masih belum maksimal. Sehingga e-registration ini dianggap masih tergolong sistem baru yang diketahui oleh Wajib Pajak. Dalam hal penggunaan e-registration di KPP Pratama Jakarta Duren Sawit pada Tahun penulis telah melakukan penelitian pada Tabel IV.1 dan Grafiknya IV.1 Tabel IV.1 Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Pengguna e-registration Tahun No Tahun Wajib Pajak Orang Pribadi Pendafataran WP Secara Manual Pendaftaran WP Secara e-

3 Terdaftar Registration Sumber: Seksi PDI Grafik IV.1 Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Pengguna e-registration Tahun Dari Tabel dan Grafik IV.1 diatas menjelaskan bahwa jumlah dari Wajib Pajak Orang Pribadi dari Tahun 2009 sampai dengan 2011 mengalami peningkatan dari setiap tahunnya, namun pendaftaran Wajib Pajak secara e-registration masih sedikit bila dibandingkan dengan pendaftaran Wajib Pajak yang menggunakan secara manual. Akan tetapi Wajib Pajak yang mendaftarkan diri secara e-registration terdapat peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan karena sudah banyak nya wajib pajak yang memahami tentang penggunaan e-registration. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa masih banyaknya Wajib Pajak yang mendaftarkan

4 NPWP secara manual karena dianggap masih hal yang mudah karena hanya mendatangi langsung ke KPP yang terdaftar dan tidak perlu lagi harus mengakses internet. Berdasarkan hasil wawancara, keuntungan dari sistem E-Reg baik dari Wajib Pajak maupun KPP Pratama Jakarta Duren Sawit antara lain adalah: 1. Mempermudah bagi masyarakat yang ingin membuat NPWP secara cepat dan dapat diakses dimana saja namun masyarakat tetap harus menukarkan Surat Keterangan Terdaftar Sementara ke KPP. 2. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan juga mengefisienkan operasional dan administrasti di KPP. 3. Memberikan fasilitas terkini bagi wajib pajak untuk mendaftarkan diri secara online dengan memanfaatkan teknologi internet. 4. Mempermudah pembuatan NPWP yang lokasi WP jauh dengan KPP Domisili, bagi yang tempat tinggal domisili sekarang berbeda dengan tempat tinggal yang ada di kartu identitas. 5. Memudahkan petugas pajak dalam melayani dan memproses pendaftaran Wajib Pajak. IV.2 Penggunaan Aplikasi e-spt Pada KPP Pratama Jakarta Duren Sawit Penggunaan aplikasi e-spt pada KPP Pratama Jakarta Duren Sawit secara resmi dapat digunakan pada tahun Wajib Pajak menyampaikan SPT dalam bentuk elektronik dimana data-data Wajib Pajak direkam dalam media penyimpanan seperti compact disk (CD) atau flashdisk yang selanjutnya diserahkan ke KPP. Akan tetapi, walaupun tujuan dari diberlakuannya aplikasi e-spt ini adalah untuk mempermudah Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya,

5 namun ternyata pada faktanya masih sedikit Wajib Pajak yang melakukan kewajiban perpajakannya dengan menggunakan e-spt. KPP lebih banyak menerima SPT wajib pajak secara manual bila dibandingkan dengan e-spt jauh lebih sedikit. Dalam hal Wajib Pajak Orang Pribadi yang melaporkan SPT Tahunannya menggunakan e-spt di KPP Pratama Jakarta Duren Sawit pada Tahun penulis telah melakukan penelitian pada Tabel IV.2 No Tabel IV.2 Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Pengguna e-spt Tahun Tahun Wajib Pajak Orang Pribadi Terdaftar Wajib Pajak Efektif WP Pengguna e-spt Sumber: Seksi PDI Dari tabel IV.2 diatas, dapat diketahui bahwa pengguna e-spt di KPP Pratama Jakarta Duren Sawit masih tergolong sedikit. Hal ini disebabkan pemahaman Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap tata cara penggunaan e-spt masih kurang, ada juga faktor yang membuat Wajib Pajak Orang Pribadi enggan untuk tidak menggunakan aplikasi e-spt karena tidak semua Wajib Pajak Orang Pribadi mempunyai fasilitas atau media elektronik seperti komputer atau laptop yang sesuai dengan kriteria media pendukung utama dalam penggunaan e-spt. Wajib Pajak Orang Pribadi juga tidak semua dapat melakukan cara pengaplikasian e-spt yang harus di install terlebih dahulu ke komputer Wajib Pajak. Adapun wajib pajak yang sudah menggunakan e-spt dalam pelaporan SPT Tahunannya adalah e-spt dapat mempermudah Wajib Pajak dalam proses

6 penghitungan perpajakan, karena dengan menggunakan e-spt penghitungan pajak akan secara otomatis melalui sistem komputer yang menghasilkan secara cepat dan akurat. Wajib Pajak juga tidak harus menulis secara manual untuk mengisi SPT cukup dengan menggunakan sistem komputer semua data akan di input oleh aplikasi e-spt. IV.3 Penggunaan e-filing Pada KPP Pratama Jakarta Duren Sawit Penyampaian SPT dilakukan secara elektronik dalam bentuk data digital yang disampaikan ke Direktorat Jenderal Pajak melalui website DJP atau Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (Application Service Provider) yang telah ditunjuk oleh DJP dengan sistem online dan real time. Dimana Wajib Pajak dapat melakukan penyampaian SPT Tahunan dimana saja dan kapan saja, Wajib Pajak dapat melakukan penyampaian SPT dirumah atau di tempat Wajib Pajak bekerja dengan mengandalkan koneksi internet Wajib Pajak dapat langsung menyampaikan SPT secara online. Sehubungan dengan diterbitkannya Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor 47/PJ/2008 tanggal 16 Desember 2008 tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan dan Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan secara Elektronik (e- Filing) melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP). Dan pada tanggal 23 Desember 2011, Direktorat Jenderal Pajak mengeluarkan sistem baru tentang e- Filing yang dimana Wajib Pajak dapat langsung terhubung oleh website Direktorat Jenderal Pajak sesuai dengan peraturan PER-39/PJ/2011 tentang tata cara penyampaian SPT Tahunan bagi Wajib Pajak Orang Pribadi secara e-filing melalui website Direktorat Jenderal Pajak, khususnya Wajib Pajak Orang Pribadi yang menggunakan Formulir 1770S dan 1770SS. Adapun perbedaan antara penyampaian

7 SPT melalui e-filing dengan ASP dan website Direktorat Jenderal Pajak dapat dilihat dari tabel IV.3 berikut ini: Tabel IV.3 Perbedaan sistem e-filing Melalui ASP dan website Direktorat Jenderal Pajak No Keterangan Melalui ASP Melalui website DJP 1 Permohonan e-fin Ke KPP WP terdaftar ke KPP terdekat atau website DJP 2 Media Application Service website DJP Penyampaian Provider (ASP) 3 Tanda Tangan Digital Digital Certificate Kode verifikasi yang dikirim melalui atau sms 4 Biaya Membayar sesuai Tarif ASP Melalui website DJP tidak dikenakan biaya 5 Dokumen Pelengkap Di kirim ke KPP terdaftar Tidak perlu dikirim lagi kecuali diminta oleh KPP KPP Pratama Jakarta Duren Sawit mulai menerapkan e-filing pada awal tahun Wajib Pajak Orang Pribadi yang melaporkan SPT secara e-filing masih tergolong sedikit, hal ini disebabkan karena Wajib Pajak yang ingin melaporkan SPT Tahunan secara e-filing harus terhubung dengan Penyedia Jasa Aplikasi terlebih dahulu dan dikenakan tarif biaya. Tarif biaya yang dikenakan tiap-tiap perusahaan berbeda-beda tergantung dari perusahaan tersebut. Hal itu yang membuat Wajib Pajak lebih memilih untuk menyampaikan SPT secara manual karena dianggap lebih praktis dan tidak perlu mengeluarkan biaya lagi. Dalam hal Wajib Pajak Orang Pribadi yang melaporkan SPT Tahunannya menggunakan e-filing di KPP Pratama Jakarta Duren Sawit pada Tahun penulis telah melakukan penelitian pada Tabel IV.4 Tabel IV.4 Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Pengguna e-filing Tahun

8 No Tahun Wajib Pajak Orang Pribadi Terdaftar Wajib Pajak Efektif WP Pengguna e- Filing Sumber: Seksi PDI Dari tabel IV.4 diatas, dapat diketahui bahwa Wajib Pajak yang menggunakan e-filing sangatlah sedikit. Hal ini terjadi karena untuk menggunakan e-filing Wajib Pajak harus menghubungi Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi untuk mendapatkan aplikasi yang akan di install ke komputer Wajib Pajak agar langsung terhubung dengan Direktorat Jenderal Pajak. Wajib Pajak akan dikenakan biaya oleh Perusahaan yang menyediakan Jasa Aplikasi atas pemasangan aplikasi ini. Masingmasing perusahaan menawarkan paket-paket biaya yang dapat menunjang layanan tersebut. Hal lain yang membuat Wajib Pajak masih sedikit menggunakan e-filing adalah Wajib Pajak belum mengerti dan memahami tentang pengaplikasian e-filing dan juga tata cara yang dilakukan untuk menggunakan e-filing. Wajib Pajak takut akan terjadi kendala atau kesalahan teknis saat melakukan pengaplikasian e-filing yang dirasa masih tergolong sistem baru oleh Wajib Pajak. Wajib Pajak masih terbiasa dengan penyampaian SPT secara manual karena lebih terjangkau untuk biaya, Wajib Pajak tidak perlu lagi harus membayar mahal apabila dilakukan dengan menggunakan Penyedia Jasa Aplikasi. Oleh sebab itu, agar e-filing lebih diterima oleh Wajib Pajak, perlu adanya penyuluhan seputar tentang e-filing terhadap Wajib Pajak yang masih belum memahami dan mengerti tentang e-filing. IV.4 Analisis Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi 2009

9 Dalam rangka menyesuaikan dengan perkembangan teknologi informasi serta meningkatkan pelayanan kepada Wajib Pajak, perlu diberikan kemudahan kepada Wajib Pajak dalam penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan untuk melakukan kewajiban perpajakannya sehingga meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak. Fasilitas yang telah disediakan pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak untuk memudahkan Wajib Pajak dalam melakukan kewajiban perpajakannya adalah penggunaan e-spt dan e-filing. Dimana sistem tersebut diharapkan dapat meningkatkan tingkat kepatuhan Wajib Pajak. Data berikut ini merupakan data kepatuhan pelaporan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi tahun 2009 di KPP Pratama Jakarta Duren Sawit. Tabel IV.5 Persentase Tingkat Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi secara Manual, e-spt dan e-filing Tahun Jumlah WP Orang Pribadi Efektif Waktu Lapor % Waktu Lapor Telat Tidak Telat Tidak Manual % 80% e-spt % 78% e-filing % 100% Sumber: Seksi PDI Dari tabel IV.5 diatas dapat dilihat bahwa Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Jakarta Duren Sawit yang menggunakan e-filing hanya 2 (dua) Wajib Pajak dari Wajib Pajak yang melaporkan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi di tahun Hal ini disebabkan masih sedikitnya Wajib Pajak yang mengerti dan memahami tata cara penggunaan e-filing. Wajib Pajak yang menggunakan aplikasi e-filing harus melalui Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) dan dikenakan biaya sesuai tarif yang telah ditentukan oleh perusahaan tersebut. Hal ini yang membuat Wajib Pajak enggan untuk menggunakan aplikasi e-filing. Tidak semua Wajib Pajak memiliki

10 fasilitas seperti komputer atau laptop dan juga koneksi internet yang tersedia di tempat tinggalnya. Oleh sebab itu, Wajib Pajak lebih memilih untuk melaporkan SPT Tahunan secara manual. Untuk mempermudah pengamatan pada tingkat kepatuhan Wajib Pajak yang menggunakan e-spt, e-filing dan manual pada tabel di atas, grafik berikut akan menggabungkan data pada tabel IV.5. Grafik IV.2 Persentasi Tingkat Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi secara Manual, e-spt dan e-filing Tahun 2009 Dari grafik di atas dapat di lihat bahwa, kepatuhan pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi secara e-filing lebih tinggi dibandingkan dengan pelaporan secara manual dan e-spt. Hal ini disebabkan pelaporan secara e-filing dilakukan secara online dan real time yang langsung terkirim ke database Direktorat Jenderal Pajak. Apabila SPT Tahunan yang disampaikan secara elektronik pada akhir batas waktu penyampaian SPT Tahunan yang jatuh pada hari libur, dianggap menyampaikan tepat waktu dan dapat dilakukan selama 24 (dua puluh empat) jam sehari dan 7 (tujuh) hari seminggu dengan standar Waktu Indonesia Bagian Barat.

11 Tanggal pelaporan secara e-spt dan manual tercatat pada saat Wajib Pajak melaporkan langsung SPT Tahunannya ke KPP. Tingkat kepatuhan pelaporan pengguna e-spt lebih rendah dibandingkan dengan pelaporan secara manual dan e-filing, karena aplikasi e-spt sering terjadi kendala pada saat loading data, human error yaitu apabila data yang di input salah, Wajib Pajak merasa sulit untuk membetulkannya, sehingga penggunaan aplikasi ini hanya dapat digunakan oleh orang yang sudah memahami dan mengerti aplikasi ini dengan baik. IV.5 Analisis Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi 2010 Jumlah Wajib Pajak di KPP Pratama Jakarta Duren Sawit mengalami peningkatan, dan itu ikut mempengaruhi terhadap jumlah Wajib pajak yang melaporkan SPT Tahunan. KPP Pratama Jakarta Duren Sawit setiap tahunnya berupaya untuk meningkatkan tingkat kepatuhan pelaporan Wajib Pajak dari tahun sebelumnya. Di tahun 2010, pencapaian KPP Pratama Jakarta Duren Sawit dalam upaya meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak belum optimal dengan apa yang diharapkan, karena perkembangannya masih banyak Wajib Pajak yang terlambat melaporkan SPT Tahunan. Berikut ini data pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Jakarta Duren Sawit pada tahun Tabel IV.6 Persentasi Tingkat Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi secara Manual, e-spt dan e-filing Tahun Jumlah WP Orang Pribadi Waktu Lapor % Waktu Lapor Telat Tidak Telat Tidak

12 Efektif Manual % 82% e-spt % 79% e-filing % 100% Sumber: Seksi PDI Dari tabel IV.6 diatas dapat dilihat bahwa Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Jakarta Duren Sawit yang menggunakan e-filing maupun e-spt mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Namun, pelaporan SPT secara manual masih mendominan karena prosedur penyampaian SPT secara manual lebih mudah dibandingkan melaporkan SPT secara e-filing atau e-spt. Wajib Pajak tidak perlu men-install dan mempelajari tata cara pengaplikasian e-spt. Selain itu, data-data SPT Tahunan yang dicetak tidak terlalu banyak. Pada tahun 2010 terjadi peningkatan tingkat kepatuhan pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi pengguna manual dan e-spt. Peningkatan untuk pengguna e-spt dan manual naik sekitar 2%, sedangkan penggunaan e-filing tetap sama dengan tahun sebelumnya di tahun E-filing merupakan sistem yang dapat mempermudah Wajib Pajak dalam melaporkan SPT nya, karena cepat, mudah dan aman. E-filing merupakan suatu cara penyampaian yang dilakukan secara online yang real time melalui Penyedia Jasa Aplikasi atau Application Service Provider (ASP). Namun pada kenyataanya, masih sedikit pengguna e-filing tersebut karena Wajib Pajak yang ingin menyampaikan SPT secara e-filing dikenakan biaya pengiriman data ke database Direktorat Jenderal Pajak, hal itu yang membuat Wajib Pajak enggan untuk beralih menggunakan e-filing walaupun e-filing memberikan kemudahan bagi Wajib Pajak yang ingin melaksanakan kewajiban perpajakannya. Untuk mempermudah analisis berikut ini grafik peningkatan kepatuhan pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Jakarta Duren Sawit pada tahun 2010.

13 Grafik IV.3 Persentasi Tingkat Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi secara Manual, e-spt dan e-filing Tahun 2010 Dari grafik di atas dapat di lihat bahwa, kepatuhan pelaporan secara e-filing lebih tinggi dibandingkan dengan pelaporan secara manual dan e-spt. Akan tetapi Wajib Pajak yang menyampaikan secara manual lebih banyak bila dibandingkan secara e-filing dan e-spt. Hal ini disebabkan Wajib Pajak lebih memilih melaporkan SPT secara manual karena dianggap tidak merepotkan karena langsung datang ke KPP. Wajib Pajak Orang Pribadi yang biasanya melaporkan SPT Tahunan secara manual tidak banyak lembaran SPT yang harus dibawa ke KPP karena biasanya lembaran SPT Tahunan paling sedikit hanya 2 (dua) lembar yang menggunakan formulir 1770SS dan itu yang membuat Wajib Pajak tidak perlu menggunakan media elektronik dalam pelaporan SPT nya. IV.6 Analisis Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi 2011

14 KPP Pratama Jakarta Duren Sawit mengharapkan setiap tahun ada peningkatan pelaporan Wajib Pajak. Banyak berbagai upaya yang dilakukan KPP untuk menyadarkan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Salah satu upaya yang dilakukan KPP adalah dengan menerbitkan Surat Teguran Pajak (STP) bagi Wajib Pajak yang tidak menyampaikan SPT dan telat lapor. Namun masih sedikitnya kesadaran Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Salah satunya masih banyak Wajib Pajak yang tidak membayar pajak dan melaporkan pajak terhutangnya. Analisis kepatuhan pelaporan SPT secara e-filing, e-spt dan manual untuk SPT Tahunan Orang Pribadi tahun 2011 di KPP Pratama Jakarta Duren Sawit dapat dilihat berdasarkan tabel berikut: Tabel IV.7 Persentasi Tingkat Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi secara 2011 Manual, e-spt dan e-filing Tahun 2011 Jumlah WP Orang Pribadi Efektif Waktu Lapor % Waktu Lapor Telat Tidak Telat Tidak Manual % 87% e-spt % 84% e-filing % 100% Sumber: Seksi PDI Dari tabel IV.7 diatas dapat dilihat bahwa Wajib Pajak di KPP Pratama Jakarta Duren Sawit yang menggunakan e-filing hanya 5 (lima) Wajib Pajak. Namun jumlah pengguna e-filing di tahun 2011 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Sedikitnya pengguna e-filing di KPP Pratama Jakarta Duren Sawit dikarenakan Wajib Pajak Orang Pribadi yang melaporkan SPT-nya banyak menggunakan formulir 1770SS, dimana formulir tersebut merupakan Wajib Pajak

15 Orang Pribadi yang penghasilan brutonya selama disetahunkan tidak lebih dari atau kurang dari Bagi Wajib Pajak yang melaporkan SPT Tahunan dengan formulir 1770SS lebih baik melaporkan secara manual, karena lampiran yang diserahkan ke KPP tidak banyak. Untuk mempermudah analisis berikut ini grafik peningkatan kepatuhan pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Jakarta Duren Sawit pada tahun Grafik IV.4 Persentasi Tingkat Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi secara Manual, e-spt dan e-filing Tahun 2011 Dari grafik di atas dapat di lihat bahwa, kepatuhan pelaporan secara manual lebih tinggi dibandingkan dengan pelaporan secara e-filing dan e-spt. Hal ini disebabkan Wajib Pajak lebih memilih melaporkan SPT secara manual karena dianggap tidak menyulitkan karena langsung datang ke KPP. Wajib Pajak Orang Pribadi yang biasanya melaporkan SPT Tahunan secara manual tidak banyak lembaran SPT yang harus dibawa ke KPP karena biasanya lembaran SPT Tahunan paling sedikit hanya 2 (dua) lembar yang menggunakan formulir 1770SS dan itu

16 yang membuat Wajib Pajak tidak perlu menggunakan media elektronik dalam pelaporan SPT nya. IV.7 Analisis Perkembangan Tingkat Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi Tahun Tingkat kepatuhan pelaporan di KPP Pratama Jakarta Duren Sawit setiap tahunnya mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya jumlah wajib pajak yang terdaftar. Data berikut ini merupakan data Wajib Pajak OP yang melaporkan SPT Tahunan Orang Pribadi dari tahun Tabel IV.8 Jumlah Pelaporan SPT Tahunan Secara Manual, e-spt dan e-filing di KPP Pratama Jakarta Duren Sawit Tahun Bentuk Pelaporan Manual e-spt e-filing Sumber: Seksi PDI Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari tahun 2009 hingga 2011, Wajib Pajak Orang Pribadi pengguna e-filing sangat sedikit yakni tidak melebihi 1% dari total jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang lapor. Hal ini disebabkan untuk menggunakan e-filing Wajib Pajak di kenakan tarif biaya kepada perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi. Tarif yang dikenakan Wajib Pajak tergantung dari setiap perusahaan, karena perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi memiliki tarif yang berbedabeda. Untuk pengguna e-spt di tahun yang melaporkan SPT Tahunan Orang Pribadi tidak melebihi 5% dari total jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang lapor. Hal ini dikarenakan untuk menggunakan e-spt, Wajib Pajak diwajibkan untuk

17 mendownload dan menginstal aplikasi e-spt. Sebagian besar Wajib Pajak merasa kesulitan untuk mendownload serta mempelajari aplikasi tersebut meskipun untuk menggunakan aplikasi ini tidak dipungut biaya. Tidak ada upaya yang dilakukan oleh pihak KPP untuk meningkatkan jumlah Wajib Pajak pengguna e-spt dan e-filing untuk pelaporan SPT Tahunan. Hal ini karena tidak ada peraturan yang mewajibkan Wajib Pajak untuk menggunakan aplikasi tersebut. Pihak KPP hanya memberikan himbauan dan memberi informasi tentang kemudahan dan manfaat dari penggunaan aplikasi tersebut. Dari tahun dapat dianalisis tingkat kepatuhan pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi secara manual, e-spt dan e-filing dari tabel berikut. Tabel IV.9 Persentase Perkembangan Tingkat Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Tahun Bentuk Pelaporan Manual 80% 82% 87% e-spt 78% 79% 84% e-filing 100% 100% 100% Sumber: Seksi PDI Berdasarkan pada tabel diatas, tingkat kepatuhan pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Jakarta Duren Sawit pengguna e-filing Tahun 2009 hingga 2011 adalah mencapai nilai 100%. Hal ini dikarenakan Wajib Pajak yang melaporkan SPT dengan e-filing dilakukan secara cepat, mudah dan aman. Karena e-filing merupakan sistem online yang langsung terhubung dengan database Direktorat Jenderal Pajak yang dimana data SPT Wajib Pajak akan sampai tepat waktu dimana Wajib Pajak melaporkan SPT nya. Tingkat kepatuhan pelaporan secara manual lebih baik dari pada pelaporan secara e-spt. Hal ini karena bagi pengguna e-spt Wajib Pajak tetap harus

18 melaporkan SPT dalam bentuk elektronik ke KPP. Selain itu kendala dalam penggunaan e-spt yaitu apabila terjadi human error berupa kesalahan dalam mengentri data yang memerlukan tenaga khusus untuk membetulkan atau mengganti data yang sudah dimasukkan ke dalam aplikasi e-spt sehingga cukup memakan waktu. Untuk mempermudah analisis pada tabel IV.9 diatas, disajikan data berupa grafik berikut: Grafik IV.5 Perkembangan Tingkat Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Tahun Berdasarkan pengamatan pada grafik di atas, dapat diketahui bahwa tingkat kepatuhan pelaporan yang paling baik adalah e-filing, dan selanjutnya pelaporan manual, dan tingkat kepatuhan pelaporan yang paling rendah pada grafik di atas adalah pelaporan secara e-spt. Penerapan e-compliance pada KPP Pratama Jakarta Duren Sawit cukup baik karena selalu mengalami peningkatan di setiap tahunnya. Untuk e-filing tingkat

19 kepatuhan pelaporan statis pada nilai 100%. Sedangkan e-spt dalam perkembangan di tahun 2009 hingga 2011 mencapai 78% hingga 84%. Namun untuk penerapan pelaporan secara e-spt, kurang efektif. Pada grafik dapat diketahui bahwa pelaporan secara manual ternyata lebih baik dari pelaporan secara e-spt. Hal ini dikarenakan aplikasi e-spt tetap harus melibatkan KPP dalam prosedur pelaporan yakni tanggal pelaporan sesuai dengan tanggal Wajib Pajak datang ke KPP untuk menyerahkan SPT Induk dan SPT elektronik. Hal ini dianggap rumit bagi Wajib Pajak, karena selain Wajib Pajak harus mempelajari aplikasi e-spt, Wajib Pajak juga tetap harus datang juga ke KPP. IV.8 Manfaat dan Kendala Penggunaan e-spt dan e-filing pada KPP Pratama Jakarta Duren Sawit Berdasarkan hasil wawancara, manfaat yang diperoleh KPP Pratama Jakarta Duren Sawit dalam menerima pelaporan SPT melalui e-filing, sebagai berikut: 1. Mempermudah proses perekaman data SPT di dalam basis data Direktorat Jenderal Pajak. 2. Mengurangi pertemuan langsung antara Wajib Pajak dengan Petugas Pajak. 3. Mengurangi dampak antrian dan volume pekerjaan proses penerimaan SPT. 4. Mengurangi volume berkas fisik atau kertas dokumen perpajakan. 5. Mengurangi kesalahan dalam perekaman data SPT. Sedangkan manfaat yang diperoleh KPP Pratama Jakarta Duren Sawit dalam menerima pelaporan SPT melalui e-spt, sebagai berikut: 1. Mengurangi resiko kesalahan input perekaman.

20 2. Tidak perlu melakukan perekaman SPT yang dilaporkan Wajib Pajak. 3. Mengurangi penyimpanan dokumen dibandingkan jika menggunakan hardcopy Adapun kendala-kendala yang dihadapi oleh KPP Pratama Jakarta Duren Sawit dalam menerima pelaporan SPT melalui e-filing, sebagai berikut: 1. Kurangnya Wajib Pajak yang melaporkan SPT Tahunanya secara e-filing sehingga penggunaan e-filing belum berjalan maksimal. 2. Intranet yang kurang mendukung disebabkan konektivitas jaringan internet di Indonesia memang berjalan kurang optimal dan sering terjadinya gangguan. 3. Media komputer yang secara tiba-tiba mengalami masalah atau gangguan teknis dalam proses penerimaan data SPT Wajib Pajak. Adapun kendala yang dihadapi oleh KPP Pratama Jakarta Duren Sawit dalam menerima pelaporan SPT melalui e-spt, sebagai berikut: 1. KPP sering mendapatkan keluhan dari Wajib Pajak sendiri, mereka menganggap lebih rumit apabila terjadi salah input, aplikasi e-spt tersebut membutuhkan pengetahuan yang khusus. 2. Komputer yang digunakan biasanya secara tiba-tiba terjadi trouble atau tidak dapat dijalankan. 3. Terjadinya sistem error pada saat loading e-spt kedalam komputer sehingga laporan Wajib Pajak bisa tertunda diterima. Adapun upaya yang dilakukan KPP Pratama Jakarta Duren Sawit dalam menyikapi kendala-kendala yang terjadi adalah para Account Representative memberikan pelayanan terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi mengenai e-filing atau e-spt. Sehingga apabila ada Wajib Pajak Orang Pribadi yang mengalami kendala

21 atau masalah seputar penginstallan dan pengoperasian aplikasi tersebut Account Representative akan membantu Wajib Pajak Orang Pribadi. Dan bagi Wajib Pajak lama yang menggunakan e-filing atau e-spt diberikan informasi mengenai update atau perkembangan mengenai e-spt maupun e-filing.

Kepada Yth, Bagian Pelayanan KPP Pratama Jakarta Duren Sawit Jl. Matraman Raya No.43 Jakarta Timur

Kepada Yth, Bagian Pelayanan KPP Pratama Jakarta Duren Sawit Jl. Matraman Raya No.43 Jakarta Timur Kepada Yth, Bagian Pelayanan KPP Pratama Jakarta Duren Sawit Jl. Matraman Raya No.43 Jakarta Timur L 1 Dalam rangka untuk memperoleh informasi guna menyelesaikan tugas akhir, dengan ini saya mengajukan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Penggunaan E-SPT Di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga

BAB IV PEMBAHASAN. Penggunaan E-SPT Di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Penggunaan E-SPT Di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga Penggunaan Aplikasi E-SPT di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga secara resmi dapat digunakan pada tahun 2007. Wajib

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Prosedur e-filing dalam pengadministrasian perpajakan Sesuai dengan peraturan PER-146/PJ/2006 tanggal 29 September 2006, tentang Petunjuk Pengisian SPT Masa PPN dan Lampiran

Lebih terperinci

Penyampaian SPT Tahunan secara e-filing WP OP dengan formulir 1770S atau 1770SS. Lebih Mudah Lebih Murah Lebih Cepat

Penyampaian SPT Tahunan secara e-filing WP OP dengan formulir 1770S atau 1770SS. Lebih Mudah Lebih Murah Lebih Cepat Penyampaian SPT Tahunan secara e-filing WP OP dengan formulir 1770S atau 1770SS Lebih Mudah Lebih Murah Lebih Cepat Latar belakang Proses penerimaan SPT Tahunan selama ini menimbulkan efek antrian WP di

Lebih terperinci

PENERAPAN E-COMPLIANCE ATAS KEWAJIBAN PAJAK TAHUNAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA KOSAMBI

PENERAPAN E-COMPLIANCE ATAS KEWAJIBAN PAJAK TAHUNAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA KOSAMBI PENERAPAN E-COMPLIANCE ATAS KEWAJIBAN PAJAK TAHUNAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA KOSAMBI Atikah Aure Binus University, Jl.Akasia No 6 RT 03/03 Tajur Ciledug Tangerang 15152, 08984252570,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak dipungut melalui pemerintah daerah maupun pemerintah pusat

BAB I PENDAHULUAN. Pajak dipungut melalui pemerintah daerah maupun pemerintah pusat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak dipungut melalui pemerintah daerah maupun pemerintah pusat berdasarkan undang-undang dan ketentuan pelaksanaannya. Pajak merupakan salah satu penerimaan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN E-SPT TERHADAP KEPATUHAN PELAPORAN WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA JAKARTA KEBAYORAN BARU TIGA

ANALISIS PENGGUNAAN E-SPT TERHADAP KEPATUHAN PELAPORAN WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA JAKARTA KEBAYORAN BARU TIGA ANALISIS PENGGUNAAN E-SPT TERHADAP KEPATUHAN PELAPORAN WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA JAKARTA KEBAYORAN BARU TIGA Riza Hardianti Binus University, Tanah Kusir II, Jl R/21, 085691235588, riyzha_cho2@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting untuk kelangsungan sistem pemerintahan suatu negara. Pembayaran

BAB I PENDAHULUAN. penting untuk kelangsungan sistem pemerintahan suatu negara. Pembayaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerimaan negara dari sektor pajak memegang peranan yang sangat penting untuk kelangsungan sistem pemerintahan suatu negara. Pembayaran pajak adalah wujud dari kewajiban

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Dalam rangka mengamankan penerimaaan Negara perlu dilakukan

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Dalam rangka mengamankan penerimaaan Negara perlu dilakukan BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Pembahasan Masalah Dalam rangka mengamankan penerimaaan Negara perlu dilakukan berbagai upaya, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui peningkatan kepatuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan beberapa tahun sebelumnya sangat berbeda. Perbedaannya

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan beberapa tahun sebelumnya sangat berbeda. Perbedaannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem administrasi perpajakan di Indonesia sekarang (2015) dibandingkan beberapa tahun sebelumnya sangat berbeda. Perbedaannya dapat terlihat pada tahun sebelum-sebelumnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Efektivitas 2.1.1 Pengertian Efektivitas Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Kamus

Lebih terperinci

: Prosedur Pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan Orang Pribadi Secara Elektronik : Ni Putu Putri Yuliana Dewi ABSTRAK

: Prosedur Pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan Orang Pribadi Secara Elektronik : Ni Putu Putri Yuliana Dewi ABSTRAK Judul Nama : Prosedur Pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan Orang Pribadi Secara Elektronik : Ni Putu Putri Yuliana Dewi Nim : 1406043046 ABSTRAK e-spt adalah Surat Pemberitahuan beserta lampiran-lampirannya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I. terus berupaya dalam memaksimalkan potensi pajak untuk memenuhi APBN

PENDAHULUAN BAB I. terus berupaya dalam memaksimalkan potensi pajak untuk memenuhi APBN PENDAHULUAN BAB I H. Latar Belakang Pajak merupakan salah satu pendapatan negara yang mencapai 85,6%, sehingga pajak memiliki peranan yang sangat besar dalam pemenuhan Anggaran Pendapatan Belanja Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perpajakan, disebutkan bahwa: WajibPajak adalah orang pribadi atau

BAB I PENDAHULUAN. Perpajakan, disebutkan bahwa: WajibPajak adalah orang pribadi atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Membayar pajak merupakan sebuah kewajiban bagi seluruh warga negara yang telah berstatus menjadi Wajib Pajak. Dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-undang No.16 Tahun 2000

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan dan pembangunan di negara kita ini, tentu membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan dan pembangunan di negara kita ini, tentu membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintahan dan pembangunan di negara kita ini, tentu membutuhkan dana yang cukup besar. Dana tersebut dikumpulkan dari segenap potensi sumber daya yang dimiliki oleh

Lebih terperinci

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

DIREKTUR JENDERAL PAJAK, PERATURAN DIRJEN PAJAK NOMOR PER-1/PJ/2014 TANGGAL 6 JANUARI 2014 TENTANG TATA CARA PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MENGGUNAKAN FORMULIR 1770S ATAU 1770SS SECARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk elektronik (e-filing). E-filing adalah suatu cara penyampaian SPT Tahunan

BAB I PENDAHULUAN. bentuk elektronik (e-filing). E-filing adalah suatu cara penyampaian SPT Tahunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pajak sebagai salah satu sumber penerimaan negara yang pemungutannya dapat dipaksakan yang didasarkan pada undang-undang. Penerimaan Negara yang bersumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembayar pajak, dan (2) melakukan ketentuan perpajakan secara seragam untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembayar pajak, dan (2) melakukan ketentuan perpajakan secara seragam untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menilai keberhasilan penerimaan pajak, perlu diingat beberapa sasaran administrasi perpajakan, seperti : (1) meningkatkan kepatuhan para pembayar pajak,

Lebih terperinci

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

DIREKTUR JENDERAL PAJAK, PERATURAN DIRJEN PAJAK NOMOR PER-06/PJ/2014 TANGGAL 7 MARET 2014 TENTANG TATA CARA PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MENGGUNAKAN FORMULIR 1770S ATAU 1770SS SECARA

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Kemayoran Untuk memaksimalkan pajak, negara melakukan sosialisasi pajak kepada masyarakat terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini, pemerintah sangat mengandalkan penerimaan dari

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini, pemerintah sangat mengandalkan penerimaan dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini, pemerintah sangat mengandalkan penerimaan dari sektor perpajakan sebagai tulang punggung penerimaan Negara. Pajak sebagai sumber penerimaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,

BAB I PENDAHULUAN. orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak adalah kontribusi wajib pajak kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. TINJAUAN PENELITIAN TERDAHULU Penelitian yang dilakukan oleh Naranthaka (2010) menggunakan teknik analisis data dengan metode silogisme dan interpretasi. Teknik analisis data tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penerimaan dari sektor perpajakan memegang peranan yang sangat penting untuk kelangsungan sistem pemerintahan suatu negara, karena penerimaan terbesar suatu

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENGUMPULAN DATA

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENGUMPULAN DATA BAB 3 OBJEK DAN METODE PENGUMPULAN DATA 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Kosambi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kosambi dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 132/PMK.01/2006

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber penerimaan Negara terbesar, dimana pajak berkontribusi lebih dari 78% total penerimaan negara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan pajak saat ini berperan dalam kesejahteraan masyarakat di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan pajak saat ini berperan dalam kesejahteraan masyarakat di Indonesia, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara terbesar. Penerimaan pajak saat ini berperan dalam kesejahteraan masyarakat di Indonesia, tetapi yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi yang semakin berkembang pesat dibelahan dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi yang semakin berkembang pesat dibelahan dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi yang semakin berkembang pesat dibelahan dunia termasuk Indonesia menyebabkan perubahan yang sangat besar dalam berbagai aspek kehidupan manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk membayar pajak. Seperti yang dikatakan oleh Sakti (2015: 2 ) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. untuk membayar pajak. Seperti yang dikatakan oleh Sakti (2015: 2 ) bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan pendapatan negara yang paling besar. Penerimaan pajak berasal dari iuran yang harus dibayar oleh rakyat sebagai konsekuensi berlakunya Undang-Undang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat terselesaikan dengan cepat, mudah dan praktis. Konsep inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat terselesaikan dengan cepat, mudah dan praktis. Konsep inilah yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi dan informasi berkembang sangat pesat termasuk juga di Indonesia. Dengan berkembangnya teknologi dan informasi, segala hal dapat

Lebih terperinci

ANALISIS PELAPORAN SPT WAJIB PAJAK MELALUI E- FILING DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BOGOR PERIODE TAHUN 2007 S/D 2010

ANALISIS PELAPORAN SPT WAJIB PAJAK MELALUI E- FILING DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BOGOR PERIODE TAHUN 2007 S/D 2010 ANALISIS PELAPORAN SPT WAJIB PAJAK MELALUI E- FILING DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BOGOR PERIODE TAHUN 2007 S/D 2010 Sita Bungadia 26210575 Pembimbing : Budiasih, SE., MMSI. LATAR BELAKANG MASALAH

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 39 /PJ/2011 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 39 /PJ/2011 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 39 /PJ/2011 TENTANG TATA CARA PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN BAGI WAJIB PAJAK ORANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga di Indonesia. Dengan berkembangnya teknologi dan informasi, segala hal dapat. memanfaatkan internet dalam melakukan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. juga di Indonesia. Dengan berkembangnya teknologi dan informasi, segala hal dapat. memanfaatkan internet dalam melakukan pelayanan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dan informasi berkembang sangat pesat termasuk juga di Indonesia. Dengan berkembangnya teknologi dan informasi, segala hal dapat terselesaikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini pembangunan di Indonesia telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Perkembangan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENGUMPULAN DATA. III.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Jakarta Duren Sawit

BAB III OBJEK DAN METODE PENGUMPULAN DATA. III.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Jakarta Duren Sawit BAB III OBJEK DAN METODE PENGUMPULAN DATA III.1 Objek Penelitian III.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Jakarta Duren Sawit Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Duren Sawit yang dibentuk sebagai bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kewajiban pajaknya yaitu penerapan sistem e-filing, dimana

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kewajiban pajaknya yaitu penerapan sistem e-filing, dimana 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Pada awalnya Surat Pemberitahuan (SPT) pajak disampaikan oleh Wajib Pajak kepada Ditjen Pajak melalui Kantor Pelayanan Pajak (KPP) secara manual. Seiring dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bawah Departemen Keuangan yang memiliki tugas untuk mengamankan penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. bawah Departemen Keuangan yang memiliki tugas untuk mengamankan penerimaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah dan masyarakat sama-sama memiliki kewajiban dan hak yang dipenuhi terhadap satu sama lainnya. Pemerintah wajib menjaga keamanan, ketertiban, dan melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang taat pajak. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin tingginya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang taat pajak. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin tingginya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pajak di Indonesia semakin meningkat dari masa ke masa. Pajak ditempatkan pada posisi teratas sebagai sumber penerimaan yang pertama dan utama dalam meningkatkan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 47/PJ/2008 TENTANG TATA CARA PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN DAN PENYAMPAIAN PEMBERITAHUAN PERPANJANGAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 14/PJ/2013

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 14/PJ/2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 14/PJ/2013 TENTANG BENTUK, ISI, TATA CARA PENGISIAN DAN PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dan informasi kepada pelanggannya.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dan informasi kepada pelanggannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi internet memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan informasi dunia. Dahulu memerlukan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan informasi

Lebih terperinci

TATA CARA PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN SECARA e-filing MELALUI MENGAJUKAN PERMOHONAN e-fin. e-fin

TATA CARA PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN SECARA e-filing MELALUI  MENGAJUKAN PERMOHONAN e-fin. e-fin TATA CARA PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN SECARA e-filing MELALUI www.pajak.go.id 1 MENGAJUKAN PERMOHONAN a MELALUI WEBSITE DIREKTORAT JENDERAL PAJAK (www.pajak.go.id) b MELALUI KANTOR PELAYANAN PAJAK TERDEKAT

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITAN. pajak untuk mempermudah administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai

BAB III HASIL PENELITAN. pajak untuk mempermudah administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai BAB III HASIL PENELITAN A.Pengertian a. NPWP (Nomor Pokok wajib Pajak) adalah nomor yang diberikan kepada wajib pajak untuk mempermudah administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan Berdasarkan hasil pengamatan penulis selama melaksanakan magang pada tanggal 16 Februari sampai dengan 31 Maret 2015 di Kantor Pelayanan Pajak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan modernisasi perpajakan melalui penerapan e-spt dan e-filing diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan modernisasi perpajakan melalui penerapan e-spt dan e-filing diharapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan modernisasi perpajakan melalui penerapan e-spt dan e-filing diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam melaporkan SPT. Hal tersebut didukung

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Setelah dilakukan analisis data dan pembahasan analisis penelitian mengenai pengaruh penerapan e-spt terhadap efisiensi pengisian SPT, maka dapat ditarik bahwa : 1.

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 01/PJ/2016 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 01/PJ/2016 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK 18 Januari 2016 A. Umum SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 01/PJ/2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Yth. 1. Para Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak; 2. Kepala Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan; 3. KepalaXantor Pengolahan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN e-spt TAHUNAN BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SEKAYU

PELAKSANAAN e-spt TAHUNAN BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SEKAYU ISSN-P 2407-2184 Jurnal Akuntansi Politeknik Sekayu ( ACSY ) Volume II, No. 1, Februari 2015, h. 11-20 PELAKSANAAN e-spt TAHUNAN BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SEKAYU

Lebih terperinci

Kepada Yth, Bagian Pelayanan KPP Madya Jakarta Barat Jln. K.S. Tubun No.10 Jakarta Barat

Kepada Yth, Bagian Pelayanan KPP Madya Jakarta Barat Jln. K.S. Tubun No.10 Jakarta Barat L - 1 Kepada Yth, Bagian Pelayanan KPP Madya Jakarta Barat Jln. K.S. Tubun No.10 Jakarta Barat Dalam rangka untuk memperoleh informasi guna enyelesaikan tugas akhir, dengan inisaya mengajukan beberapa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan penerimaan negara terbesar. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2014 (Badan Pusat Statistik, 2014) jumlah penerimaan negara yang berasal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH definisi pajak yaitu iuran rakyat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH definisi pajak yaitu iuran rakyat BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH definisi pajak yaitu iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan)

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-44/PJ/2010 Tanggal 6 Oktober 2010

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-44/PJ/2010 Tanggal 6 Oktober 2010 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-44/PJ/2010 Tanggal 6 Oktober 2010 BENTUK, ISI, DAN TATA CARA PENGISIAN SERTA PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) DIREKTUR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang masih giat melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang masih giat melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang masih giat melakukan pembangunan, baik pembangunan ditingkat pusat maupun daerah. Pembangunan yang merata

Lebih terperinci

Bab 1 Pengenalan Aplikasi Pajak Online. Aplikasi Pajak Online - Bagian 1

Bab 1 Pengenalan Aplikasi Pajak Online. Aplikasi Pajak Online - Bagian 1 Bab 1 Pengenalan Aplikasi Pajak Online 1 Aplikasi Pajak Online - Bagian 1 Macam Macam Aplikasi Pajak Online Sesuai dengan self assessment system yang berlaku dalam perpajakan di Indonesia, Wajib Pajak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internet untuk menunjang pekerjaan mereka (Widyadinata, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. internet untuk menunjang pekerjaan mereka (Widyadinata, 2014). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan era globalisasi sekarang ini ditandai oleh berbagai macam perubahan dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Sebagai contoh yang sangat terlihat

Lebih terperinci

Definisi. SPT (Surat Pemberitahuan)

Definisi. SPT (Surat Pemberitahuan) Definisi SPT (Surat Pemberitahuan) Saiful Rahman Yuniarto adalah surat yang oleh Wajib Pajak (WP) digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber pendanaan dan pemasukan bagi Negara berasal dari pajak yang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber pendanaan dan pemasukan bagi Negara berasal dari pajak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah negara membutuhkan sumber pendanaan untuk melakukan Pembangunan Nasional yang dilakukan secara terus menerus untuk memenuhi kebutuhan masyarakat berupa kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang meningkat di bidang teknologi informasi. Berbagai lapisan. menggunakan teknologi sebagai alat untuk memperoleh, mengolah dan

BAB I PENDAHULUAN. yang meningkat di bidang teknologi informasi. Berbagai lapisan. menggunakan teknologi sebagai alat untuk memperoleh, mengolah dan 1 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Perkembangan zaman saat ini mengakibatkan adanya pertumbuhan yang meningkat di bidang teknologi informasi. Berbagai lapisan masyarakat yang melakukan pekerjaan

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DITANGGUNG PEMERINTAH (DTP) YANG TELAH DIBERIKAN KEPADA PEKERJA MASA PAJAK 2009

LAPORAN REALISASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DITANGGUNG PEMERINTAH (DTP) YANG TELAH DIBERIKAN KEPADA PEKERJA MASA PAJAK 2009 LAMPIRAN I LAPORAN REALISASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DITANGGUNG PEMERINTAH (DTP) YANG TELAH DIBERIKAN KEPADA PEKERJA MASA PAJAK 2009 NO PEMBERI KERJA PEKERJA YANG MENERIMA PPh 21 DTP PENGHASILAN BRUTO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdampak pada perkembangan dan kemajuan dalam bidang kearsipan. Berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. berdampak pada perkembangan dan kemajuan dalam bidang kearsipan. Berkembangnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini akan menimbulkan terjadinya perubahan kehidupan manusia yang sangat pesat. Terutama pada bidang teknologi dan informasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada negara, maka negara menetapkan perpajakan sebagai salah satu sarana

BAB I PENDAHULUAN. kepada negara, maka negara menetapkan perpajakan sebagai salah satu sarana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara hukum yang menjunjung tinggi hak dan kewajiban setiap warga negaranya. Sebagai tanda bukti dari kecintaan warga negara kepada

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR: PER-160/PJ/2006 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR: PER-160/PJ/2006 TENTANG DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR: PER-160/PJ/2006 TENTANG TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengguna di seluruh dunia (http://id.wikipedia.org/wiki/internet). Oleh sebab itu

BAB I PENDAHULUAN. pengguna di seluruh dunia (http://id.wikipedia.org/wiki/internet). Oleh sebab itu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mulai maraknya era globalisasi akhir-akhir ini membuat berkembangnya berbagai macam perkembangan teknologi yang ada. Salah satu teknologi yang mulai berkembang dengan

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

BAB 3 OBJEK PENELITIAN BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian 3.1.1. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Pratama Kemayoran Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Pratama Kemayoran mulai berdiri sejak tahun 1994 dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh Wajib Pajak akan masuk ke kas negara, kemudian melalui Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. oleh Wajib Pajak akan masuk ke kas negara, kemudian melalui Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan salah satu sektor terpenting bagi pemerintah karena pajak adalah sumber pemasukan Negara yang terbesar. Menurut Chandra Kepala Seksi Hubungan Eksternal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Pajak Pengertian Pajak menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 1 Ayat (1) adalah : Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan salah satu kegiatan pemerintah Indonesia yang berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Satu, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB V PENUTUP. Satu, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: BAB V PENUTUP 5.1. Simpulan Setelah menganalisis penerapan sistem e-filing sebagai upaya untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Padang Satu, maka penulis dapat mengambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri dan luar negeri. Sektor pajak merupakan salah satu sumber

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri dan luar negeri. Sektor pajak merupakan salah satu sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber penerimaan negara yang paling dominan berasal dari penerimaan pajak. Sumber penerimaan negara terbagi menjadi dua, yaitu yang berasal dari dalam negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pajak (DJP) terus melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pajak (DJP) terus melakukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pajak (DJP) terus melakukan upaya-upaya agar pengelolaan penerimaan pajak semakin baik. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I TATA CARA PELAYANAN PENDAFTARAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP) ORANG PRIBADI MELALUI POJOK PAJAK DAN MOBIL PAJAK

LAMPIRAN I TATA CARA PELAYANAN PENDAFTARAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP) ORANG PRIBADI MELALUI POJOK PAJAK DAN MOBIL PAJAK LAMPIRAN I TATA CARA PELAYANAN PENDAFTARAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP) ORANG PRIBADI MELALUI POJOK PAJAK DAN MOBIL PAJAK I. PETUGAS POJOK PAJAK DAN/ATAU PETUGAS MOBIL PAJAK:. Menerima persyaratan pendaftaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber penerimaan terbesar dari APBN negara Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber penerimaan terbesar dari APBN negara Indonesia adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu sumber penerimaan terbesar dari APBN negara Indonesia adalah penerimaan dari sektor perpajakan. Hal ini membuat pajak mempunyai peranan yang sangat besar

Lebih terperinci

KPP Pratama Bandung Cibeunying, Sosialisasi Pelaporan SPT PPh 1770 S dan 1770 SS via e-filing

KPP Pratama Bandung Cibeunying, Sosialisasi Pelaporan SPT PPh 1770 S dan 1770 SS via e-filing KPP Pratama Bandung Cibeunying, 2014 Sosialisasi Pelaporan SPT PPh 1770 S dan 1770 SS via e-filing Definisi dan Dasar Hukum e-filing : suatu cara penyampaian SPT Tahunan secara elektronik yang dilakukan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Efektivitas, e-filing, SPT Tahunan

ABSTRAK. Kata Kunci: Efektivitas, e-filing, SPT Tahunan Judul : Efektivitas Penggunaan e-filing dalam Pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Nama : A.A. Ngurah Agung Khrisna Dewantara Nim : 1406043069 ABSTRAK Pelaporan pajak merupakan perwujudan dari

Lebih terperinci

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE - 103/PJ/2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE - 103/PJ/2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE - 103/PJ/2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Sehubungan dengan pelaksanaan

Lebih terperinci

PER - 5/PJ/2010 TATA CARA PENATAUSAHAAN WAJIB PAJAK, SUBJEK PAJAK, DAN OBJEK PAJAK DI WILAYAH KECAMA

PER - 5/PJ/2010 TATA CARA PENATAUSAHAAN WAJIB PAJAK, SUBJEK PAJAK, DAN OBJEK PAJAK DI WILAYAH KECAMA PER - 5/PJ/2010 TATA CARA PENATAUSAHAAN WAJIB PAJAK, SUBJEK PAJAK, DAN OBJEK PAJAK DI WILAYAH KECAMA Contributed by Administrator Thursday, 18 February 2010 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN DIREKTUR

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 28/PJ/2012 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 28/PJ/2012 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 28/PJ/2012 TENTANG TARGET RASIO PEMBETULAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN BERBASIS PROFIL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. populer bagi negara. Hal ini terjadi akibat pengaruh pergeseran penerimaan dari

BAB I PENDAHULUAN. populer bagi negara. Hal ini terjadi akibat pengaruh pergeseran penerimaan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerimaan dalam negeri melalui sektor pajak merupakan penerimaan paling populer bagi negara. Hal ini terjadi akibat pengaruh pergeseran penerimaan dari sektor nonpajak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terus mengalami peningkatan dan pengembangan. Awalnya masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. terus mengalami peningkatan dan pengembangan. Awalnya masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman Teknologi Informasi dari waktu ke waktu terus mengalami peningkatan dan pengembangan. Awalnya masyarakat menggunakan email untuk pengiriman

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR - 44/PJ/2008 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR - 44/PJ/2008 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR - 44/PJ/2008 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DAN/ATAU PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK, PERUBAHAN DATA DAN PEMINDAHAN WAJIB PAJAK DAN/ATAU PENGUSAHA

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN A. Pengelolaan Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan

BAB IV PEMBAHASAN A. Pengelolaan Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan BAB IV PEMBAHASAN A. Pengelolaan Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Dalam bab ini akan menguraikan mengenai tata cara pengelolaan penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan. Sebagai Wajib Pajak

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 29/PJ/2008 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 29/PJ/2008 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 29/PJ/2008 TENTANG BENTUK, ISI, DAN TATA CARA PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) DALAM BENTUK FORMULIR KERTAS (HARD COPY)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 19 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Instansi 1. Sejarah KPP Pratama Kebumen Sejarah berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Kebumen bermula dari Kantor Dinas Luar Tingkat I yang merupakan cabang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, oleh karena itu seperti negara-negara berkembang lainya Indonesia gencar melakukan pembangunan. Tujuan pembangunan

Lebih terperinci

Judul : Tata cara penggunaan e-filing dalam pelaporan SPT Tahunan wajib pajak orang pribadi Nama : I Gusti Agung Edi Arya Atmaja Nim :

Judul : Tata cara penggunaan e-filing dalam pelaporan SPT Tahunan wajib pajak orang pribadi Nama : I Gusti Agung Edi Arya Atmaja Nim : Judul : Tata cara penggunaan e-filing dalam pelaporan SPT Tahunan wajib pajak orang pribadi Nama : I Gusti Agung Edi Arya Atmaja Nim : 1406043041 ABSTRAK Pelaporan pajak merupakan perwujudan dari kewajiban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling populer bagi negara. Hal ini terjadi akibat pengaruh pergeseran penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. paling populer bagi negara. Hal ini terjadi akibat pengaruh pergeseran penerimaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penerimaan dalam negeri melalui sektor pajak merupakan penerimaan paling populer bagi negara. Hal ini terjadi akibat pengaruh pergeseran penerimaan dari sektor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian pajak berdasarkan Undang-Undang Perpajakan No.28 Tahun 2007

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian pajak berdasarkan Undang-Undang Perpajakan No.28 Tahun 2007 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pajak Pengertian pajak berdasarkan Undang-Undang Perpajakan No.28 Tahun 2007 Pasal 1 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan: Pajak adalah kontribusi wajib

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN DATA TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN NPWP DAN PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK PADA KPP PRATAMA BINJAI

BAB III GAMBARAN DATA TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN NPWP DAN PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK PADA KPP PRATAMA BINJAI BAB III GAMBARAN DATA TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN NPWP DAN PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK PADA KPP PRATAMA BINJAI 3.1 Nomor Pokok Wajib Pajak Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan meliputi

Lebih terperinci

SPT (Surat Pemberitahuan) Saiful Rahman Yuniarto

SPT (Surat Pemberitahuan) Saiful Rahman Yuniarto SPT (Surat Pemberitahuan) Saiful Rahman Yuniarto Definisi adalah surat yang oleh Wajib Pajak (WP) digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang - undang, keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB 1 PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang - undang, keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesuai dengan Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 03 /PJ/2015 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 03 /PJ/2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 03 /PJ/2015 TENTANG PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang melakukan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang melakukan pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang melakukan pembangunan nasional secara terus menerus. Untuk melakukan pembangunan nasional ini, pemerintah memerlukan dana

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENGUMPULAN DATA. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENGUMPULAN DATA. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENGUMPULAN DATA III.1 Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga beralamatkan di Jl. K.H

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Penerapan Drop Box di KPP Pratama Jakarta Kembangan Prosedur Penyampaian SPT Melalui Pelayanan Drop Box

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Penerapan Drop Box di KPP Pratama Jakarta Kembangan Prosedur Penyampaian SPT Melalui Pelayanan Drop Box BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penerapan Drop Box di KPP Pratama Jakarta Kembangan 4.1.1 Prosedur Penyampaian SPT Melalui Pelayanan Drop Box Alur penyampaian SPT Tahunan melalui Drop Box sesuai dengan PER- 19/2009

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN DATA

BAB III GAMBARAN DATA BAB III GAMBARAN DATA A.Surat Pemberitahuan (SPT) Surat Pemberitahuan pada masa sebelum tax reform merupakan bentuk kerjasama antara Wajib Pajak dengan Direktorat Jenderal Pajak sebagai sarana yang penting

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 152 /PMK.03/2009

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 152 /PMK.03/2009 PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 152 /PMK.03/2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 181/PMK.03/2007 TENTANG BENTUK DAN ISI SURAT PEMBERITAHUAN, SERTA TATA CARA PENGAMBILAN, PENGISIAN,

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 01/PJ/2016 TENTANG TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 01/PJ/2016 TENTANG TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 01/PJ/2016 TENTANG TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

: Riri Humaeroh Fajri NPM : Program Studi : Akuntansi Komputer Dosen Pembimbing : Dr. Teddy Oswari, SE, MM

: Riri Humaeroh Fajri NPM : Program Studi : Akuntansi Komputer Dosen Pembimbing : Dr. Teddy Oswari, SE, MM ANALISIS PROSEDUR PEMBUATAN NPWP PRIBADI DAN NPWP KOLEKTIF PADA KPP PRATAMA BEKASI UTARA Nama : Riri Humaeroh Fajri NPM : 44209233 Program Studi : Akuntansi Komputer Dosen Pembimbing : Dr. Teddy Oswari,

Lebih terperinci

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 40/PJ/2017 TENTANG

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 40/PJ/2017 TENTANG 29 November 2017 SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 40/PJ/2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-18/PJ/2017 TENTANG TATA CARA PENELITIAN BUKTI PEMENUHAN

Lebih terperinci