BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN IV.I Lingkup Ekstensifikasi Wajib Pajak di KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua Semakin beratnya beban pemerintah dalam pembiayaan negara mengharuskan pemerintah berusaha meningkatkan penerimaan. Dalam meningkatkan penerimaan pajak perlu dilakukan langkah-langkah yang tepat dalam pengoptimalan potensi pajak. Dalam rangka menggali potensi pajak yang dimiliki oleh wilayah kerja masing-masing Kantor Pelayanan Pajak (KPP) berusaha mencari langkah-langkah yang tepat untuk meningkatkan penerimaan pajak melalui peningkatan jumlah Wajib Pajak terdaftar. Salah satunya adalah dengan melaksanakan kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak yang dilakukan untuk meningkatkan jumlah Wajib Pajak yang belum terdaftar dan belum memiliki NPWP agar segera mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP. Ekstensifikasi merupakan salah satu upaya dalam menggali sumber-sumber pajak baru dan mengoptimalkan penggalian potensi pajak yang memiliki sasaran yaitu: a. Usaha untuk menambah Wajib Pajak baru, namun usaha ini sangat tergantung pada usaha Direktorat Jenderal Pajak untuk menjaring Wajib Pajak yang belum terdaftar. b. Usaha untuk menambah Objek Pajak baru, diantaranya telah ditempuh usaha untuk memperluas Objek Pajak Penghasilan Orang Pribadi, PPnBM, PPN atas penjualan pedagang eceran dan lainnya. Pengertian ekstensifikasi Wajib Pajak menurut Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak Nomor SE-06/PJ.9/2001 adalah kegiatan yang berkaitan dengan penambahan 55

2 jumlah Wajib Pajak Terdaftar dan perluasan Objek Pajak dalam administrasi Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Kebijakan DJP untuk melakukan kegiatan ekstensifikasi dalam menjaring Wajib Pajak baru sebagai sumber penerimaan pajak yang potensial dilakukan oleh seluruh Kantor Pelayanan Pajak di Indonesia sejak dikeluarkannya Surat Edaran Nomor SE-06/PJ.9/2001 tentang Pelaksanaan Ekstensifikasi Wajib Pajak dan Intensifikasi Pajak yaitu Tanggal 11 Juli Pada dasarnya pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi di seluruh KPP sama, namun kali ini penulis diberi kesempatan untuk meneliti kegiatan ekstensifikasi di KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua. KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua melakukan kegiatan ekstensifikasi sejak tahun berdirinya yaitu tahun Berdasarkan wilayah kerjanya KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua berada dalam wilayah strategis untuk bisnis di jantung Kota Jakarta, dimana kawasan ini merupakan salah satu sentra usaha di Jakarta terutama dalam bidang perdagangan dan jasa apartemen, perbankan dan perkantoran tentunya masih banyak potensi pajak yang masih harus digali untuk dijadikan sumbersumber penerimaan pajak terutama dari Wajib Pajak Orang Pribadi. Dengan pertimbangan tersebut KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua lebih memfokuskan pelaksanaan ekstensifikasi Wajib Pajak pada para karyawan yang bekerja di perusahaan dalam wilayah kerjanya dan pedagang eceran yang berada Pusat Grosir Metro Tanah Abang serta menjaring calon Wajib Pajak sesuai dengan KEP-171/PJ./2002 tanggal 28 Maret KEP-171/PJ./2002 tanggal 28 Maret 2002 merupakan produk yang dihasilkan oleh Dirjen Pajak (DJP) berisi tentang Pelaksanaan Pengenaan Pajak Penghasilan Pasal 25 Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu. Berdasarkan ketentuan tersebut KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua memfokuskan pelaksanaan ekstensifikasi Wajib 56

3 Pajak dengan pemberian NPWP Domisili kepada calon Wajib Pajak yang bertempat tinggal di kawasan Wilayah Kerja KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua dan pemberian NPWP Lokasi dimana Wajib Pajak tersebut mempunyai usaha atau gerai (outlet) di wilayah kerja KPP tapi bukan merupakan penduduk dari wilayah kerja KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua. Selanjutnya Penulis akan membahas pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak yang dilakukan oleh KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua ke dalam bab analisis dan pembahasan berikut. IV.1.1 Program-Program Ekstensifikasi Dalam Upaya Menambah Jumlah Wajib Pajak Terdaftar Di KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua. Sesuai dengan tujuan kegiatan ektensifikasi Wajib Pajak yaitu untuk menambah jumlah Wajib Pajak, maka prioritas utama kegiatan ekstensifikasi ditujukan untuk menambah jumlah Wajib Pajak terdaftar. Produk hukum terbaru Direktorat Jenderal Pajak (DJP) untuk menambah jumlah Wajib Pajak terdaftar adalah diterbitkannya Program PER-175/PJ./2006 tanggal 19 Desember 2006 tentang Tata Cara Pemutakhiran Data Objek Pajak Dan Ekstensifikasi Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Kegiatan Usaha dan/atau Memiliki Tempat Usaha Di Pusat Perdagangan dan/atau Pertokoan dan Program PER-16/PJ./2007 tanggal 25 Januari 2007 tentang Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Berstatus Sebagai Pengurus, Komisaris, Pemegang Saham/Pemilik Dan Pegawai Melalui Pemberi Kerja/Bendaharawan Pemerintah. Sasaran utama kedua Peraturan Direktorat Jenderal Pajak ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang berstatus sebagai karyawan dan non karyawan (pengusaha dan pemilik tempat usaha di pusat perdagangan dan atau pertokoan) mengenai kewajiban memiliki NPWP. Peraturan-peraturan tersebut dibuat untuk memberikan kemudahan 57

4 bagi Wajib Pajak dalam memperoleh NPWP tanpa harus merasa kesulitan datang ke KPP Domisili tempat tinggal sesuai KTP namun hanya dengan menyerahkan KTP kepada petugas ekstensifikasi KPP Lokasi Wajib Pajak berusaha. Untuk itu dalam melaksanakan ekstensifikasi Wajib Pajak Orang Pribadi diperlukan langkah-langkah strategis untuk menunjang kegiatan ekstensifikasi tersebut. Langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Tanah Abang Dua khususnya pada para pedagang eceran pada Pusat Grosir Metro Tanah Abang untuk menambah jumlah Wajib Pajak terdaftar adalah sebagai berikut : 1. Penentuan lokasi yaitu Pasar Metro Blok A dan Pusat Grosir Metro Tanah Abang 2. Pembentukan Tim Ekstensifikasi yang beranggotakan Seksi Ekstensifikasi dan seluruh Account Representative dan beberapa Pelaksana. Didukung pula oleh semua Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi, Kepala Seksi Pemeriksaan, dan Kepala Seksi Pelayanan. 3. Melakukan penyisiran (canvassing), yaitu dengan terjun langsung ke lapangan tempat pedagang di Pusat Grosir Tanah Abang. 4. Pengumpulan data calon Wajib Pajak, termasuk persiapan data yang didapat dari pengelola pasar yaitu PT. Priamanaya (pengelola Pasar Tanah Abang Blok A) dan PT. Rionta (pengelola Pusat Grosir Metro Tanah Abang). 5. Menerbitkan Surat Himbauan; - Penyebaran Surat Himbauan oleh tim kepada sejumlah Wajib Pajak yang belum ber-npwp yang terdapat dalam Daftar Nominatif dengan menggunakan formulir yang telah ditentukan. 58

5 - Menginventarisir Surat Himbauan yang kembali pos (kempos), tidak direspon oleh Wajib Pajak dengan tidak mau ber-npwp atau sudah ber- NPWP di Kantor Pelayanan Pajak lain. 6. Melakukan Pemeriksaan Sederhana Lapangan (PSL); - Melakukan pemeriksaan untuk pemberian NPWP secara jabatan terhadap pedagang yang memiliki penghasilan di atas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) tapi tidak kooperatif yaitu tidak mau mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak sesuai dengan petunjuk SE-07/PJ.7/2005 tanggal 22 Juni 2005 tentang Kebijakan Pemeriksaan Untuk Tujuan Lain. - Pemberian NPWP berdasarkan permohonan oleh pedagang atau melalui penetapan jabatan. - Pemasangan stiker sebagai tanda telah dilakukan canvassing. Berikut ini penulis akan menjelaskan program-program ekstensifikasi yang telah dilaksanakan oleh KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua dan permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi. IV Program Kegiatan PER-175/PJ./2006 Mengingat dalam perkembangannya wilayah kerja KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua merupakan wilayah perdagangan yang berkembang dan sangat banyak potensi pajak yang masih harus digali terutama dari para pedagang grosir dan eceran yang melakukan kegiatan usaha di wilayah ini, maka KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua berusaha keras untuk meningkatkan penerimaan pajaknya. Pada akhir tahun 2006 Direktur Jenderal Pajak mengeluarkan peraturan baru yang mengatur tentang ekstensifikasi Wajib Pajak Orang Pribadi sebagai pedagang grosir dan 59

6 eceran adalah PER-175/PJ./2006 tanggal 19 Desember 2006 Tentang Tata Cara Pemutakhiran Data Objek Pajak dan Ekstensifikasi Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Kegiatan dan atau Memiliki Tempat Usaha di Pusat Perdagangan dan atau Pertokoan. Peraturan ini kemudian diperjelas dengan SE-13/PJ./2007 tanggal 3 April 2007 Tentang Penjelasan Peraturan Direktur Jenderal Pajak No: PER-175/PJ./2006. Kedua peraturan inilah yang menjadi pedoman bagi KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua dalam melakukan ekstensifikasi terhadap WP sebagai pedagang grosir dan eceran. Produk akhir yang diharapkan dari kegiatan PER-175/PJ./2006 ini adalah : - NPWP Domisili baik bagi pemilik kios maupun pedagang, - NPWP Lokasi (Cabang/OPPT) bagi pedagang, dan - Data PBB yang mutakhir atas kios-kios di pusat perdagangan dan atau pertokoan tersebut. Pelaksanaan program kegiatan ini dimulai pada tanggal 1 Maret 2007, serentak di seluruh Jakarta dengan diserukannya kewajiban melakukan penyisiran lapangan (canvassing) oleh Direktorat Ekstensifikasi dan penilaian pada hari yang sama. Canvassing merupakan kegiatan penyisiran lapangan yang dilakukan oleh Tim Ekstensifikasi KPP untuk menjaring dan menghimbau secara lisan Wajib Pajak yang belum memiliki NPWP agar segera mendaftarkan dirinya ke Kantor Pelayanan Pajak yang terdapat di lokasi dimana mereka tinggal dan atau berusaha untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua melakukan canvassing di lokasi Pasar Tanah Abang Blok A, Blok F lama, Blok F1 dan Blok F2. Jumlah kios yang buka di kawasan tersebut diperkirakan mencapai lebih dari (empat ribu) kios. Berikut ini penulis akan menguraikan langkah-langkah pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak berdasarkan PER-175/PJ./

7 1. Tahap Persiapan Tahap persiapan yang dimaksud dalam PER-175/PJ./2006 merupakan tahap persiapan yang dilakukan oleh KPP Lokasi sebelum melakukan kegiatan ekstensifikasi bekerja sama dengan Kantor Pelayanan Pajak Bumi Bangunan dengan membuat rencana kerja yang meliputi pembentukan Tim Ekstensifikasi, penentuan lokasi ekstensifikasi dengan satuan kelurahan atau satuan mall/pusat perdagangan, penentuan jumlah Objek Pajak, jadual kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak dan persiapan administrasi. Rencana kerja ini kemudian disetujui oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak Bumi Bangunan, Kepala KPP Lokasi dan Kepala Kantor Wilayah. Dalam praktiknya tahap persiapan kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak yang dilakukan oleh KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua diawali dengan pembuatan rencana kerja yang menentukan beberapa Tim Pelaksana Ekstensifikasi yang terdiri dari seluruh anggota Seksi Ekstensifikasi dan seluruh Account Representative. Setelah pembentukan beberapa Tim Pelaksana Ekstensifikasi dilakukan pembagian tugas bagi masing-masing tim yang meliputi lokasi yang akan diekstensifikasi, penentuan jumlah Objek Pajak dan jadual pelaksanaan ekstensifikasi. Penentuan lokasi ekstensifikasi dan jumlah Objek Pajak yang akan diekstensifikasi dilakukan melalui penentuan berdasarkan Property Base yang dimiliki KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua. Selanjutnya pembuatan jadual pekerjaan dan persiapan administrasi. Untuk menjaring Wajib Pajak di wilayah kerjanya, KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua melakukan kerjasama dan koordinasi dengan instansi atau pihak-pihak lain yang dapat membantu kelancaran kegiatan ekstensifikasi diantaranya yaitu Pemerintah Daerah (Walikota/Bupati), Polda (Polisi Daerah) Tanah Abang, Departemen Perindustrian dan Departemen 61

8 Perdagangan, Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) dan organisasi lain terkait dengan persatuan pedagang. 2. Tahap Pelaksanaan Setelah melakukan persiapan, kegiatan ekstensifikasi dilanjutkan pada tahap pelaksanaan. Pelaksanaan ekstensifikasi oleh Tim Ekstensifikasi bekerja sama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) diawali dengan melakukan sosialisasi kepada Lurah, RW dan RT, pengelola pasar, pengembang, pengelola gedung, pengurus koperasi pedagang, perwakilan pedagang, kepala lingkungan dan para pengusaha atau pedagang mengenai pajak, fungsi pajak, pentingnya peran serta masyarakat bagi pembagunan salah satunya dengan membayar pajak serta kemudahan yang diberikan bagi Wajib Pajak baru untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak yaitu hanya dengan menyerahkan fotokopi KTP kepada petugas. Selain melakukan sosialisasi, petugas ekstensifikasi juga menyampaikan formulir SPOP, LSPOP dan LPDOP kepada Lurah, RW dan RT, pengelola pasar, pengembang, pengelola gedung, pengurus koperasi pedagang, perwakilan pedagang, kepala lingkungan dan para pengusaha atau pedagang. Pengisian SPOP, LSPOP dan LPDOP dilakukan berdasarkan informasi dari Wajib Pajak. Selain itu petugas lapangan juga membuat foto atas Objek Pajak yang didata dan mencatat nama toko atau Wajib Pajak pada peta blok. Setelah melakukan sosialisasi dan pengisian data Wajib Pajak tahap selanjutnya yaitu tahap administrasi yang meliputi proses pemutakhiran data dan proses pemberian, mencetak dan menyampaikan Kartu NPWP kepada Wajib Pajak. 62

9 3. Tahap Pelaporan dan Pengawasan Dalam PER-175/PJ./2006 tahap pelaporan dan pengawasan terdiri dari pelaporan hasil kegiatan ekstensifikasi yang telah dilakukan oleh petugas lapangan. Laporan ini disampaikan baik kepada Ketua Tim Ekstensifikasi, Kepala KPP, Kanwil dan Dirjen Pajak. Tahap pengawasan meliputi pembuatan Laporan Mingguan Kegiatan Pendataan yang dilaporkan kepada Ketua Tim Pendataan dan Ketua Tim Pemutakhiran Data dan Ekstensifikasi, sedangkan Laporan Kegiatan Mingguan Kegiatan Penerbitan NPWP dilaporkan kepada Ketua Tim Penerbitan NPWP. Dalam hal pengawasan Ketua Tim Kegiatan Pendataan dan Ekstensifikasi melaporkan hasil kegiatan kepada Kepala Kantor Wilayah DJP dalam bentuk Laporan Bulanan dan Kepada Kantor Pusat DJP dalam bentuk Laporan Triwulan. IV Program Kegiatan PER-16/PJ./2007 Produk hukum terbaru Direktur Jenderal Pajak dalam upaya menjaring Wajib Pajak baru yang belum memiliki NPWP adalah PER-16/PJ./2007 tanggal 25 Januari 2007 tentang Pemberian NPWP Orang Pribadi Yang Berstatus Sebagai Pengurus, Komisaris, Pemegang Saham/Pemilik Dan Pegawai Melalui Pemberi Kerja/Bendaharawan Pemerintah. Sasaran utama kegiatan PER-16/PJ./2007 ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang belum memiliki NPWP berstatus sebagai karyawan, pengurus, komisaris, pemegang saham/pemilik yang penghasilannya melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). Tujuan akhir yang ingin dicapai oleh KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua dari kegiatan ini adalah agar semua karyawan, pengurus, komisaris, pemegang saham/pemilik yang penghasilannya melebihi PTKP 63

10 akan memiliki NPWP secara mudah dan cepat di KPP Domisili sesuai KTP-nya melalui pemberi kerja/bendaharawan Pemerintah. Sehingga para karyawan tidak perlu menyita waktu, tenaga dan biaya untuk mendatangi KPP Domisili sesuai KTP nya untuk memperoleh NPWP. Seperti halnya PER-175/PJ./2006, PER-16/PJ./2007 juga mengatur prosedur pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak Orang Pribadi sebagai karyawan, komisaris, pengurus, dan pemegang saham/pemilik, yang terdiri dari beberapa tahap, yaitu : 1. Tahap Persiapan Tahap persiapan yang diatur dalam PER-16/PJ./2007 dilakukan oleh KPP Lokasi yaitu dengan melakukan rapat persiapan yang dipimpin oleh Kepala KPP dengan menjelaskan tentang latar belakang dan rencana ekstensifikasi, ruang lingkup pekerjaan, sasaran, jadual waktu, sarana kerja, pembagian tanggung jawab dan lainlain yang diperlukan. Dalam tahap persiapan Kepala KPP juga mengikutsertakan beberapa Kepala Seksi, diantaranya Kepala Seksi PDI, Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi, Kepala Seksi Ekstensifikasi dan Kepala Seksi Pelayanan. Sebelum melakukan kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak, KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua sebagai KPP Lokasi melakukan persiapan untuk menentukan halhal penting yang menjadi prioritas kegiatan. Kepala KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua bersama dengan beberapa Kepala Seksi mengadakan rapat persiapan untuk membahas dan menentukan rencana ekstensifikasi, ruang lingkup kegiatan, sasaran, jadual waktu, sarana kerja serta pembagian tugas dan tanggung jawab. Ruang lingkup kegiatan ekstensifikasi yaitu pemberian NPWP kepada Wajib Pajak Orang Pribadi sebagai karyawan, komisaris, pengurus dan pemegang 64

11 saham/pemilik melalui pemberi kerja/bendaharawan Pemerintah. Sasaran utama kegiatan PER-16/PJ./2007 ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang belum memiliki NPWP berstatus sebagai karyawan, pengurus, komisaris, pemegang saham/pemilik yang penghasilannya melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). Sarana pokok yang digunakan yaitu data-data perusahaan yang terdapat di wilayah kerja KPP Pratama Jakarta Tahan Abang Dua, Formulir Daftar Nominatif, dan dokumen pendukung lainnya. 2. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi yang diatur dalam PER-16/PJ./2007 terdiri dari empat tahap yaitu penyiapan data Pemberi Kerja/Bendaharawan Pemerintah, sosialisasi dan pendataan Wajib Pajak, pemberian NPWP dan pengawasan pemberian NPWP. Pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi PER-16/PJ./2007 yang dilakukan oleh Tim Ekstensifikasi KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua diawali dengan penyiapan data pemberi kerja/bendaharawan Pemerintah. Data pemberi kerja/bendaharawan Pemerintah ini disiapkan oleh Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi melalui data intern yang dimiliki oleh KPP dan data lain yang diperoleh dari pihak ketiga yaitu dari Departemen Perdagangan berupa daftar perusahaan yang berada di wilayah kerja KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua. Setelah menyiapkan data pemberi kerja/bendaharawan Pemerintah, Petugas Pelaksana Ekstensifikasi melakukan kegiatan sosialisasi yang dilakukan dengan cara meminta para pemberi kerja/bendaharawan Pemerintah untuk datang ke KPP untuk diberikan penjelasan mengenai peraturan baru Dirjen Pajak PER-16/PJ./2007 yang meliputi latar belakang pelaksanaan ekstensifikasi, brosur mengenai NPWP, dan tata 65

12 cara pengisian e-npwp. Disamping itu juga dilakukan sosialisasi mengenai kemudahan dalam memperoleh NPWP bagi para karyawan, komisaris, pengurus dan pemegang saham/pemilik. Pemberi kerja/bendaharawan Pemerintah membuat dan menyerahkan Data Daftar Nominatif yang telah disediakan oleh Tim Ekstensifikasi, mengumpulkan fotokopi KTP atau identitas diri pengurus, komisaris, pemegang saham/pemilik dan pegawai yang memenuhi syarat untuk diterbitkan NPWP dan fotokopi kartu NPWP bagi yang telah memiliki NPWP. Petugas ekstensifikasi juga mengharapkan kerjasama pemberi kerja/bendaharawan Pemerintah untuk melakukan sosialisasi dengan menyebarluaskan informasi yang telah diberikan petugas ekstensifikasi kepada pengurus, komisaris, pemegang saham/pemilik, dan pegawai serta mengingatkan tentang jangka waktu penyampaian data kepada pemberi kerja/bendaharawan Pemerintah. Selanjutnya petugas ekstensifikasi meminta jatah NPWP kepada Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan dengan dua digit terdepan yaitu 47, 48,49. Setelah menerima data dari Pemberi Kerja/Bendaharawan yang berupa data isian e-npwp, petugas meng-upload data isian e-npwp pada Aplikasi Pendaftaran Wajib Pajak Massal (PWPM) yang dilanjutkan dengan pencetakan kartu NPWP, rekapitulasi dan tanda terima NPWP. Setelah mendapatkan persetujuan dari Kepala KPP Petugas pencetak NPWP menyerahkan Kartu NPWP, rekapitulasi, dan tanda terima NPWP ke seksi yang melakukan pendataan untuk kemudian diserahkan kepada pemberi kerja/bendaharawan. 66

13 3. Tahap Pengawasan Setiap petugas pelaksana yang telah menerbitkan NPWP bagi Wajib Pajak baru wajib membuat Laporan Penggunaan Jatah NPWP ke Master File Nasional melalui Aplikasi PWPM. Selain itu petugas juga membuat Daftar Penerbitan NPWP per KPP Domisili dan menyampaikannya ke KPP Domisili. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa banyak NPWP yang diterbitkan terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi baru selain itu juga dapat memantau seberapa efektif kegiatan ekstensifikasi yang telah dilakukan. IV.1.2 Hambatan-Hambatan Yang Dihadapi Sampai saat ini kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak Orang Pribadi khususnya program PER-175/PJ./2006 dan PER-16/PJ./2007 yang dilakukan oleh KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua telah berjalan dengan baik, akan tetapi bukan berarti kegiatan tersebut tidak memiliki masalah atau hambatan yang menghalangi pencapaian hasil yang lebih optimal. Berdasarkan pengamatan langsung yang dilakukan penulis, hambatan yang dihadapi oleh Seksi Ekstensifikasi Parpajakan KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua yang melaksanakan kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak baru dan penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi adalah sebagai berikut : a. Terbatasnya sumber daya manusia b. Kurangnya kerjasama dengan pihak terkait c. Kurangnya data d. Rendahnya tingkat kesadaran Wajib Pajak e. Kurang kondusifnya situasi 67

14 IV.2 Evaluasi Atas Pelaksanaan Ekstensifikasi Wajib Pajak di KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua IV.2.1 Evaluasi Pelaksanaan Ekstensifikasi Wajib Pajak Berdasarkan penelitian, KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua telah berhasil dalam melaksanakan kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari peningkatan jumlah Wajib Pajak terdaftar antara tahun 2006 dan 2007 dimana jumlah Wajib Pajak terdaftar pada tahun dilakukannya canvassing atau penyisiran lapangan berdasarkan PER-175/PJ./2006 dan PER-16/PJ./2007 terutama atas Wajib Pajak Orang Pribadi. Namun tentunya dalam pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi ini perlu dilakukan peninjauan ulang atau evaluasi untuk mengetahui tingkat efektifitas dan mencari kelemahan dalam pelaksanaan ekstensifikasi. 1. Tinjauan Secara Struktural Organisasi Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan penulis, maka dapat dijelaskan bahwa secara struktural dalam organisasi di Kantor Pelayanan Pajak, kegiatan ekstensifikasi menjadi tanggung jawab sebuah seksi, yaitu Seksi Ekstensifikasi. Jadi upaya penambahan jumlah Wajib Pajak maupun Objek Pajak sudah disadari sedemikian pentingnya sehingga dengan tegas diwujudkan dalam pembentukan seksi tersendiri. Dengan demikian seharusnya tidak lagi menjadi persoalan bagaimana pelaksanaan ekstensifikasi karena sudah ada penanggung jawab yang memikirkan dan melaksanakan segala upaya ekstensifikasi. Dalam melakukan kegiatan ekstensifikasi Seksi Ekstensifikasi tidak bekerja sendirian. Dalam melakukan kegiatan ekstensifikasi terutama dalam hal canvassing atau penyisiran lapangan, Seksi Ekstensifikasi dibantu oleh sejumlah Account Representative yang merupakan anggota dari Seksi Pengawasan dan Konsultasi dan 68

15 Seksi Pelayanan. Dalam melakukan canvassing terutama di pusat grosir Metro Tanah Abang petugas ekstensifikasi mengikutsertakan Account Representative untuk memberikan berbagai penjelasan yang dibutuhkan oleh Wajib Pajak sehingga mereka memahami tujuan dari pemberian NPWP. Seksi Pelayanan yang merupakan seksi yang berada di garis pertama dalam pendaftaran Wajib Pajak artinya seksi yang memberikan pelayanan pendaftaran sebagai Wajib Pajak yang akan memperoleh NPWP/NPPKP. Ciri khas pelayanan ini adalah bahwa pada saat diproduksi bersamaan dengan saat dikonsumsi oleh konsumen sehingga situasi dan kondisi penyedia jasa saat memberikan pelayanan sangat mempengaruhi kepuasan konsumen karena tidak ada beda waktu antara saat diproduksi dan saat dikonsumsi. Oleh karena itu diperlukan personil yang cakap dan simpatik untuk memberikan penjelasan kepada Wajib Pajak. Kecakapan yang harus dimiliki paling tidak mengenai materi hak dan kewajiban perpajakan bagi Wajib Pajak sehingga mampu memberikan penjelasan yang baik dan tepat. Selain itu diperlukan kerjasama yang baik antar seksi dalam melaksanakan ekstensifikasi. Data yang diolah oleh Seksi Pengolahan Data dan Informasi (Seksi PDI) didistribusikan kepada seksi teknis untuk digali potensinya, selanjutnya Sub Seksi Pendaftaran Wajib Pajak harus melayani para Wajib Pajak yang terjaring dalam ekstensifikasi. Sehingga merupakan suatu tim kerja yang saling membutuhkan dan mempengaruhi satu sama lain. 69

16 2. Evaluasi Pelaksanaan PER-175/PJ./2006 a. Tahap Persiapan Tahap persiapan kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak yang dilakukan oleh KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua sesungguhnya bertujuan agar pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi yang akan dilakukan dapat terorganisir sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan. Bahwa perencanaan yang baik akan memudahkan pelaksanaan dan sekaligus memberi arahan agar kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak berjalan sesuai dengan sasaran yang ditetapkan. Dalam PER-175/PJ./2006 tahap persiapan diawali dengan pembuatan rencana kerja yang akan disampaikan ke Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak untuk mendapatkan persetujuan meliputi penentuan lokasi ekstensifikasi, dengan satuan kelurahan utuh atau satuan mall/pusat perdagangan, penentuan jumlah Objek Pajak, pembuatan jadual pekerjaan dan persiapan administrasi yang meliputi penyediaan SPOP, Lampiran SPOP, Lampiran Pemutakhiran Data Objek Pajak (LPDOP), Peta Blok, Blanko Kartu NPWP dan dokumen lain yang diperlukan. 1) Perencanaan Berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara penulis dengan Petugas Ekstensifikasi, dapat disimpulkan bahwa tahap perencanaan kegiatan ekstensifikasi yang dilakukan KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua telah dilakukan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari program kerja Tim Ekstensifikasi yang dibuat sebelum dilakukannya pelaksanaan kegiatan penyisiran lapangan yang dilakukan serentak sejakarta tanggal 1 Maret Dalam program kerja yang disusun pada awal tahun 2007, ditegaskan bahwa Seksi Ekstensifikasi akan melakukan kegiatan ekstensifikasi atas PER- 70

17 175/PJ./2006 mulai 1 Maret 2007 dan kegiatan ini dilakukan secara terusmenerus dan berkelanjutan. Dalam program kerja ditetapkan beberapa Tim Pelaksana Ekstensifikasi yang terdiri dari seluruh anggota Seksi Ekstensifikasi, seluruh Account Representative dan beberapa orang dari seksi lain yang diperbantukan dalam pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi. Setelah pembentukan beberapa Tim Pelaksana Ekstensifikasi dilakukan pembagian tugas bagi masing-masing tim yang meliputi lokasi yang akan diekstensifikasi, penentuan jumlah Objek Pajak dan jadual pelaksanaan ekstensifikasi. Dalam program kerja tersebut juga menetapkan target (empat ribu) kios akan dilakukan penyisiran. Dengan target ini menyebabkan para petugas termotivasi dalam menjalankan tugasnya. 2) Identifikasi Data Setelah dikeluarkannya PER-175/PJ./2006, pada awal tahun 2007 Seksi Ekstensifikasi KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua mulai mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam mengidentifikasi Wajib Pajak yang akan diekstensifikasi. Identifikasi data ini bertujuan untuk menentukan lokasi ekstensifikasi dan jumlah Objek Pajak yang akan diekstensifikasi. Penentuan lokasi ekstensifikasi dan jumlah Objek Pajak berdasarkan property base yaitu penentuan lokasi dan Objek Pajak berdasarkan data Pajak Bumi dan Bangunan gedung pusat perdagangan dan atau pertokoan di wilayah kerja KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua. Dalam data tersebut yang menjadi sasaran ekstensifikasi adalah pemilik gedung perdagangan dan atau pertokoan yang melakukan kegiatan atau usaha perdagangan maupun penyewa gedung yang 71

18 melakukan kegiatan atau usaha di gedung tersebut. Data property base berasal dari pihak ekstern dan data intern yang telah dimiliki KPP Data-data sumber berasal dari pihak luar dan dari data-data yang telah dimiliki oleh KPP. Data dari pihak luar diantaranya yaitu: Data Transaksi Jual Beli Tanah dan atau Bangunan dari notaris dan atau Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT), Data Para Pengguna atau Penyewa Kios dari para pengelola gedung pertokoan atau pusat perdagangan, seperti PT. Priamanaya (pengelola Pasar Tanah Abang Blok A) dan PT. Rionta (pengelola Pusat Grosir Metro Tanah Abang). Data tersebut kemudian dicocokkan dengan data yang ada pada MFL. Proses pencocokkan tersebut yaitu dengan mencari apakah data yang diperoleh tersebut telah terdaftar sebagai Wajib Pajak pada MFL. Apabila nama dan alamat yang ada ternyata telah terdaftar sebagai Wajib Pajak maka perlu dilakukan pemeriksaan langsung untuk mengetahui apakah data tersebut merupakan data yang telah mutakhir atau merupakan data lama. Sedangkan yang tidak ada di MFL dianggap belum mempunyai NPWP sehingga dimasukkan kedalam target ekstensifikasi. Sedangkan data intern berasal dari data PBB, SSP (Surat Setoran Pajak) PPh Pasal 4 ayat (2) yaitu PPh Final yang dikenakan atas penghasilan dari transaksi pengalihan hak atas tanah dan bangunan dan SSB (Surat Setoran Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan) yang telah dimiliki oleh KPP. Proses identifikasi data tersebut banyak menemui kesulitan yang disebabkan oleh kurang lengkapnya data nama dan alamat baik yang bersumber dari pihak luar maupun data Wajib Pajak yang sudah terdaftar dalam MFL. Oleh karena itu tim ekstensifikasi melakukan penyisiran ke lokasi untuk memeriksa kebenaran data 72

19 yang dimiliki. Untuk Data Nama Pemilik dan atau Pengguna atau Penyewa Gedung Perkantoran dan Perdagangan belum memiliki NPWP dimasukkan ke dalam target yang akan diberi NPWP sedangkan data yang salah atau tidak lengkap namun sudah memiliki NPWP maka dikategorikan sebagai target pemutakhiran data. 3) Persiapan Sarana dan Prasarana Administrasi Setelah memperoleh kepastian lokasi dan Objek Pajak yang akan diekstensifikasi yang diperoleh setelah identifikasi data property base perencanaan selanjutnya adalah pembuatan jadual pekerjaan dan persiapan administrasi. Persiapan administrasi yang dimaksud meliputi penyediaan dokumen-dokumen yang dibutuhkan dalam kegiatan ekstensifikasi diantaranya yaitu Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP), Lampiran Surat Pemberitahuan Objek Pajak (LSPOP), Lampiran Pemutakhiran Data Objek Pajak (LPDOP), Peta Blok, Blanko Kartu NPWP dan dokumen lain yang diperlukan. 4) Koordinasi Dengan Pihak Lain Sesuai prosedur PER-175/PJ./2006 tahap persiapan selanjutnya adalah melakukan kerjasama dan koordinasi dengan instansi atau pihak-pihak lain yang dapat membantu kelancaran kegiatan ekstensifikasi. Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis dengan Petugas Ektensifikasi, kerjasama yang dilakukan dengan instansi dan pihak-pihak lain tersebut berkaitan dengan permintaan datadata Wajib Pajak dari pihak ketiga sesuai dengan SE-13/PJ./2007 tentang Penjelasan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-175/PJ./2006. Pihak ketiga yang dimaksud yaitu Pemerintah Daerah (Walikota/Bupati), Polda Tanah Abang, Departemen Perindustrian dan Departemen Perdagangan, Pejabat 73

20 Pembuat Akta Tanah (PPAT) dan organisasi lain terkait dengan persatuan pedagang. Secara umum koordinasi yang telah dilakukan pihak KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua dengan pihak yang terkait dengan pelaksanaan ekstensifikasi PER-175/PJ./2006 telah dilakukan dengan baik, diharapkan dengan adanya kerja sama yang tersebut dapat meningkatkan jumlah Wajib Pajak di wilayah kerja KPP. Namun masih ada kerjasama dengan pihak lain yang belum dilakukan secara maksimal kerjasama dengan pihak atau instansi yang menjadi sumber data seperti PLN. 5) Penentuan Prioritas Dalam tahap persiapan tentunya perlu diperjelas sasaran yang menjadi prioritas kegiatan ekstensifikasi PER-175/PJ./2006 yaitu para pemilik dan atau pengelola gedung perkantoran atau pusat perdagangan yang belum memiliki NPWP berdasarkan data property base dan penyisiran lapangan. Namun sasaran utama kegiatan ekstensifikasi PER-175/PJ./2006 adalah para pengusaha atau pedagang sebagai Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha dan atau memiliki tempat usaha di pusat perdagangan dan atau pertokoan yang belum memiliki NPWP untuk diberikan NPWP. Dengan prioritas tersebut dapat dijadikan pedoman pihak mana yang akan diutamakan untuk dilakukan ekstensifikasi. b. Tahap Pelaksanaan 1) Sosialisasi Setelah melakukan perencanaan yang matang, kegiatan ekstensifikasi dilanjutkan pada tahap pelaksanaan. Tahap pelaksanaan ini merupakan ujung 74

21 tombak dalam upaya menjaring Wajib Pajak Orang Pribadi baru. Diperlukan kerja keras lebih dari para petugas karena dalam tahap ini para petugas dihadapkan langsung dengan para Wajib Pajak yang umumnya adalah pedagang. Pelaksanaan ekstensifikasi dilakukan oleh Tim Ekstensifikasi bekerja sama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) diawali dengan melakukan sosialisasi kepada Lurah, RW dan RT, pengelola pasar, pengembang, pengelola gedung, pengurus koperasi pedagang, perwakilan pedagang, kepala lingkungan dan para pengusaha atau pedagang mengenai pajak, fungsi pajak, pentingnya peran serta masyarakat bagi pembagunan salah satunya dengan membayar pajak serta kemudahan yang diberikan bagi Wajib Pajak baru untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak. Selain melakukan sosialisasi Petugas Ekstensifikasi juga menyampaikan Formulir SPOP, LSPOP dan LPDOP kepada Lurah, RW dan RT, pengelola pasar, pengembang, pengelola gedung, pengurus koperasi pedagang, perwakilan pedagang, kepala lingkungan dan para pengusaha atau pedagang dan mengumpulkannya kembali setelah formulir-formulir tersebut diisi lengkap. Pengisian SPOP, LSPOP dan LPDOP dilakukan berdasarkan informasi dari Wajib Pajak. Namun terdapat pengecualian yaitu apabila pada saat pendataan Wajib Pajak tidak berada di tempat maka formulir-formulir tersebut dapat diberikan kepada orang yang memiliki keterkaitan dengan Wajib Pajak yang berada di lokasi pendataan agar disampaikan kepada Wajib Pajak. Selain itu petugas lapangan juga membuat foto atas Objek Pajak yang didata dan mencatat nama toko atau Wajib Pajak pada peta blok agar tidak terjadi kekeliruan foto dengan data Objek Pajak 75

22 Dalam sosialisasi yang dilakukan, informasi penting yang perlu disampaikan secara jelas adalah mengenai tata cara memperoleh NPWP. Petugas memberikan penjelasan mengenai kemudahan bagi Wajib Pajak Orang Pribadi baru dalam memperoleh NPWP seperti yang diatur dalam PER-175/PJ./2006 ini. PER- 175/PJ./2006 ini memberikan kemudahan bagi pengusaha sebagai Wajib Pajak baru yaitu hanya dengan menyerahkan salinan KTP kepada petugas pajak. Selain itu NPWP dapat diperoleh secara gratis tanpa pungutan apapun yang harus dibayar oleh Wajib Pajak sehingga hanya diperlukan kesediaan Wajib Pajak untuk mengisi Formulir Pendaftaran Perolehan NPWP dan melampirkan fotocopy KTP serta menyerahkannya kepada petugas lapangan. Pada umumnya sosialisasi yang dilakukan berjalan dengan baik, namun tetap mengalami beberapa kelemahan dan kesulitan dalam upaya sosialisasi. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis, kesulitan datang dari para calon Wajib Pajak. Umumnya mereka adalah pedagang yang masih awam, artinya kurang begitu mengerti tentang perpajakan. Mereka menganggap bahwa pajak bukan merupakan satu keharusan. Pendapat ini muncul karena mereka tidak mengenal pajak dan mengetahui fungsi serta peranan pajak sehingga terdapat keengganan untuk membayar pajak karena mereka menganggap pajak hanya akan mengurangi penghasilan mereka. Selain itu ada beberapa informasi negatif yang membuat mereka berpikir dua kali untuk membayar pajak, salah satunya adalah tingkat korupsi yang terdapat pada instansi pemerintahan ini juga mempengaruhi keinginan mereka untuk membayar pajak. Mereka takut bahwa pajak yang mereka setorkan malah akan dikorupsi. Kekurangpahaman mereka mengakibatkan kengganan untuk memenuhi kewajiban perpajakan termasuk 76

23 memiliki NPWP. Hal ini mengakibatkan pemberian NPWP secara jabatan kepada para pedagang yang tidak kooperatif namun memiliki penghasilan melebihi PTKP. Disinilah tantangan besar yang dihadapi para petugas karena mereka dihadapkan dengan berbagai karakter pedagang yang pada umumnya pengetahuan mengenai pajak masih terbatas. Petugas diharapkan memberikan penjelasan yang rinci namun sederhana sehingga mudah dipahami. Selain itu petugas diharapkan juga dapat menumbuhkan kepercayaan Wajib Pajak bahwa pajak yang mereka setorkan melalui KPP lokasi tidak akan digelapkan oleh pejabat pajak hanya untuk kepentigan pribadi mereka, pajak yang mereka setorkan digunakan semata-mata hanya untuk membiayai pembangunan dan keperluan negara yang diatur oleh Departemen Keuangan. 2) Proses Administrasi Setelah melakukan sosialisasi dan pengisian data Wajib Pajak tahap selanjutnya yaitu tahap administrasi yang meliputi proses pemutakhiran data dan proses pemberian, pencetakan dan penyampaian Kartu NPWP kepada Wajib Pajak. Proses pemutakhiran data berdasarkan SPOP, LDPOP, dan LSPOP yang dilakukan oleh petugas administrasi untuk memperbaharui data-data lama Wajib Pajak dengan data dan informasi baru tentang Wajib Pajak yang nantinya berguna untuk menggali kembali potensi pajak yang masih tersimpan. Koordinator Lapangan menerima dan meneliti kelengkapan SPOP, LSPOP dan LPDOP dari petugas lapangan. Berdasarkan LPDOP, dalam hal ditemukannya Wajib Pajak yang belum memiliki NPWP, petugas NPWP merekam LPDOP dan mencetak kartu NPWP dengan menggunakan Aplikasi Pendaftaran Wajib Pajak 77

24 Massal (PWPM). Selanjutnya Kartu NPWP yang telah dicetak kemudian disampaikan kepada Wajib Pajak. Seluruh dokumen LPD, LPDOP, tanda terima NPWP dan dokumen lainnya kemudian disimpan untuk diarsipkan. 3) Perlakuan Atas Status Keberadaan Wajib Pajak Terhadap Pemberian NPWP Dalam pemberian NPWP terdapat beberapa fakta berkaitan dengan status keberadaan para calon Wajib Pajak di tempat penyisiran lapangan di pusat perdagangan dan atau pertokoan yang mengakibatkan perbedaan perlakuan pemberian NPWP sebagaimana diatur dalam KEP-171/PJ./2002, kemungkinan tersebut diantaranya : a) Bagi Wajib Pajak yang memiliki satu kegiatan usaha di pusat perdagangan dan atau pertokoan dalam wilayah kerja KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua dan berdomisili di wilayah yang sama namun belum memiliki NPWP, maka kepadanya akan diberikan NPWP Domisili atas nama Wajib Pajak dengan kode angka KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua 072 dan kode angka digit terakhir 000 dan NPWP Lokasi atas tempat usaha atau gerai dengan kode angka digit terakhir 001. b) Bagi Wajib Pajak yang memiliki satu kegiatan usaha di pusat perdagangan dan atau pertokoan dalam wilayah kerja KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua namun berdomisili di wilayah lain dan memiliki NPWP Domisili, maka terhadapnya akan diberikan NPWP Lokasi atas tempat usaha atau gerai dengan kode angka digit terakhir 001, dan terhadapnya dibuatkan berita acara yang menyatakan bahwa ia telah memiliki NPWP Domisili disertai dengan pembuktian. 78

25 c) Bagi Wajib Pajak yang memiliki satu kegiatan usaha di pusat perdagangan dan atau pertokoan dalam wilayah kerja KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua namun berdomisili di wilayah lain dan belum memiliki NPWP Domisili, maka terhadapnya diberikan NPWP Domisili dengan Kode KPP lain tempat Wajib Pajak berdomisili dan terhadap tempat usaha atau gerai juga diberikan NPWP Lokasi dengan kode angka digit terakhir 001. d) Bagi Wajib Pajak yang memiliki lebih dari dua tempat usaha atau gerai yang merupakan cabang, terhadap masing-masing gerai diberikan NPWP Lokasi dengan Kode angka digit terakhir 001, 002, dan seterusya. c. Tahap Pelaporan dan Pengawasan Dalam PER-175/PJ./2006 tahap pelaporan dan pengawasan terdiri dari pelaporan hasil kegiatan ekstensifikasi yang telah dilakukan oleh petugas lapangan. Laporan ini disampaikan baik kepada Ketua Tim Ekstensifikasi, Kepala KPP, Kanwil dan Dirjen Pajak. Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis dengan petugas, tahap pelaporan dan pengawasan kegiatan ekstensifikasi yang dilakukan oleh petugas KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua telah berjalan sesuai dengan Ketentuan PER- 175/PJ./2006. Tahap pengawasan meliputi pembuatan Laporan Mingguan Kegiatan Pendataan yang dilaporkan kepada Ketua Tim Pendataan dalam bentuk Laporan Mingguan Kegiatan Pendataan. Ketua Tim Pendataan menyampaikan Laporan Mingguan Kegiatan Pendataan kepada Ketua Tim Pemutakhiran Data dan Ekstensifikasi. Koordinator Administrasi NPWP menyampaikan Laporan Mingguan Kegiatan Penerbitan NPWP kepada Ketua Tim Penerbitan NPWP. Dalam hal pengawasan Ketua Tim Kegiatan Pendataan dan Ekstensifikasi melaporkan hasil 79

26 kegiatan pendataan dan ekstensifikasi kepada Kepala Kantor Wilayah DJP dalam bentuk Laporan Bulanan dan Kepada Kantor Pusat DJP dalam bentuk Laporan Triwulan. Kegiatan pengawasan ini bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak yang telah dilakukan serta bertujuan untuk mengidentifikasi kelemahan pelaksanaan yang dilakukan sehingga dapat diambil tindakan cepat untuk memperbaiki kelemahan tersebut. 3. Evaluasi Pelaksanaan PER-16/PJ./2007 a. Tahap Persiapan Seperti halnya pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi PER-175/PJ./2006, pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi PER-16/PJ./2007 juga melalui tahap persiapan yang bertujuan agar pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi yang akan dilakukan dapat terorganisir sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan. Tahap persiapan yang diatur dalam PER-16/PJ./2007 dilakukan oleh KPP Lokasi yaitu dengan melakukan rapat persiapan yang dipimpin oleh Kepala KPP dengan menjelaskan tentang latar belakang dan rencana ekstensifikasi, ruang lingkup pekerjaan, sasaran, jadual waktu, sarana kerja, pembagian tanggung jawab dan lain-lain yang diperlukan. Dalam tahap persiapan Kepala KPP juga mengikutsertakan beberapa Kepala Seksi, diantaranya Kepala Seksi PDI, Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi, Kepala Seksi Ekstensifikasi dan Kepala Seksi Pelayanan. Dalam rapat juga ditentukan prioritas kegiatan, rencana ekstensifikasi, ruang lingkup kegiatan ekstensifikasi, sasaran, jadual dan sarana kerja serta pembagian tugas dan tanggung jawab. 80

27 1) Perencanaan Berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara penulis dengan Petugas Ekstensifikasi, dapat disimpulkan bahwa tahap perencanaan kegiatan ekstensifikasi yang dilakukan KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua telah dilakukan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari program kerja Tim Ekstensifikasi yang dibuat sebelum dilakukannya pelaksanaan kegiatan sosialisasi kepada para Pemberi Kerja/Bendaharawan Pemerintah yang dilakukan pada tanggal 23 April Dalam program kerja yang disusun pada awal tahun 2007, ditegaskan bahwa Seksi Ekstensifikasi akan melakukan kegiatan ekstensifikasi atas PER-16/PJ./2007 mulai 23 April 2007 dan kegiatan ini dilakukan secara berkelanjutan. Program kerja disusun secara sederhana yang mencakup hal-hal penting seperti sumber daya manusia, pemanfaatan data, persiapan prasarana serta jadual kerja. Hal tersebut diikuti dengan penetapan target jumlah NPWP karyawan yang harus dicapai oleh KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua tahun 2007 yaitu sebanyak NPWP. Dengan target ini membuat para petugas termotivasi dalam menjalankan tugasnya. 2) Persiapan Sarana Admistratif Setelah dikeluarkannya PER-16/PJ./2007, pada awal tahun 2007 Seksi Ekstensifikasi KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua mulai mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam mengidentifikasi Wajib Pajak yang akan diekstensifikasi yang berupa: Data Pemberi Kerja/Bendaharaan Pemerintah yang berlokasi di wilayah kerja KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua 81

28 Formulir Daftar Nominatif berisi daftar nama dan identitas pengurus, komisaris, pemegang saham/pemilik dan pegawai yang diisi oleh emberi kerja/bendaharawan Pemerintah dan dikelompokkan berdasarkan penghasilan di atas PTKP dan belum ber-npwp, penghasilan di atas PTKP dan sudah ber-npwp dan penghasilan di bawah PTKP. e-npwp (Elektronik NPWP) merupakan program aplikasi yang diberikan oleh Dirjen Pajak kepada pemberi kerja/bendaharawan Pemerintah untuk merekam nama dan identitas Pengurus, Komisaris, Pemegang Saham/Pemilik dan Pegawai yang berpenghasilan di atas PTKP dan belum ber-npwp. Surat Pemberitahuan untuk melakukan pendataan 3) Koordinasi dengan Instansi Lain Berdasarkan pengamatan penulis koordinasi yang dilakukan oleh Tim Ekstensifikasi dengan pihak lain cukup baik terutama kerjasama dengan Departemen Perdagangan terkait dengan permintaan data perusahaan yang berdiri dan berusaha di wilayah kerja KPP. Namun kerjasama yang dilakukan dengan para Pemberi Kerja/Bendaharawan Pemerintah terkait dengan permintaan data Pengurus, Komisaris, Pemegang Saham/Pemilik dan Pegawai masih mengalami kendala. Hal ini didasarkan pada data target Pemberi Kerja/Bendaharawan yang tidak tercapai. b. Tahap Pelaksanaan 1) Penyiapan Data Pemberi Kerja/Bendaharawan Pemerintah Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan petugas pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi PER-16/PJ./2007 yang dilakukan oleh Tim Ekstensifikasi 82

29 KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua telah dilakukan dengan baik sesuai dengan prosedur PER-16/PJ./2007, diawali dengan penyiapan data pemberi kerja/bendaharawan Pemerintah yang disiapkan oleh Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi melalui data intern yang dimiliki oleh KPP dan data lain yang diperoleh dari pihak ketiga yaitu dari Departemen Perdagangan berupa daftar perusahaan yang berada di wilayah kerja KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua. 2) Sosialisasi Sama halnya dengan ekstensifikasi PER-175/PJ./2006, proses sosialisasi atas PER-16/PJ./2007 yang merupakan bagian terpenting dalam upaya ekstensifikasi Wajib Pajak sebagai Komisaris, pengurus, pemegang saham/pemilik dan pegawai juga telah berjalan dengan baik. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan penulis, proses sosialisasi atas Wajib Pajak tersebut tidak sesulit proses sosialisasi terhadap para pedagang karena petugas ekstensifikasi hanya meminta kesediaan para pemberi kerja/bendaharawan Pemerintah untuk diberikan penyuluhan tentang kemudahan pemenuhan kewajiban perpajakan. Namun petugas ekstensifikasi harus membuat mereka mengerti dan merasa tidak dipersulit dengan pekerjaan tambahan yang harus mereka lakukan terkait dengan upaya pemenuhan kewajiban perpajakan. Hal-hal yang dilakukan pemberi kerja/bendaharawan Pemerintah yaitu: Membuat Daftar Nominatif yang terinci mengenai pegawai berpenghasilan diatas PTKP tapi belum ber-npwp (Kelompok I), pegawai berpenghasilan diatas PTKP dan telah ber-npwp (Kelompok II), dan pegawai berpenghasilan dibawah PTKP (Kelompok III). 83

30 Mengumpulkan fotokopi KTP/Identitas diri sesuai Daftar Nominatif Kelompok I termasuk karyawati kawin tidak pisah harta dalam hal suami belum memiliki NPWP Mengumpulkan fotokopi NPWP sesuai Daftar Nominatif Kelompok II termasuk fotokopi NPWP suami untuk karyawati kawin tidak pisah harta dalam hal suaminya telah memiliki NPWP Mengisi e-npwp sesuai Daftar Nominatif Kelompok I dan data KTP Menyampaikan Daftar Nominatif dan data isian e-npwp dalam bentuk media (disket atau CD) beserta fotokopi KTP/identitas diri dan NPWP kepada KPP Lokasi Meneruskan Kartu NPWP yang diterima dari KPP Lokasi kepada masingmasing Wajib Pajak Orang Pribadi dilengkapi rekapitulasi dan tanda terima NPWP Mengembalikan Tanda Terima NPWP yang telah ditandatangani oleh Wajib Pajak Orang Pribadi ke KPP Lokasi Memberikan keterangan, data, dan dokumen lain yang diperlukan kepada Petugas Ekstensifikasi dalam hal pemberi kerja/bendaharawan Pemerintah tidak merespon surat permintaan data dalam jangka waktu tertentu. 3) Proses Administrasi Sebelum memberikan NPWP, Petugas Ekstensifikasi harus meminta jatah NPWP kepada Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan melalui aplikasi PWPM. Proses administrasi ini lebih mudah karena dokumen yang menjadi dasar pengisian Formulir Permohonan NPWP hanya berupa data yang diperoleh dari 84

31 para pemberi kerja/bendaharawan Pemerintah. Jika pemberi kerja/bendaharawan Pemerintah tidak menyampaikan data isian e-npwp, petugas menginput data dari Daftar Nominatif Kelompok I dan fotokopi KTP ke dalam PWPM. Jika pemberi kerja/bendaharawan Pemerintah menyampaikan data isian e-npwp, petugas mengupload data isian e-npwp pada aplikasi PWPM. Berdasarkan dokumen-dokumen diatas petugas kemudian mencetak Kartu NPWP, rekapitulasi dan tanda terimanya dan memberikanya kepada pemberi kerja/bendaharawan Pemerintah. c. Tahap Pengawasan Berdasarkan pengamatan dan wawancara penulis, tahap pengawasan yang dilakukan dimulai dari unit inti pelaksanaan ekstensifikasi hingga ke kantor pusat telah dilakukan dengan baik. Terlihat dari Laporan Bulanan yang dibuat dari tingkat pelaksana sampai ke tingkat Kepala KPP yang menyampaikan laporan ke tingkat Kantor Wilayah. Hal ini dilakukan untuk memantau penerbitan NPWP baru melalui Aplikasi PWPM. Selain pengawasan bertingkat dari unit pelaksana hingga ke Kepala KPP, Kantor Wilayah dan Kantor Pajak Pusat, pengawasan juga dilakukan oleh KPP Domisili. Selain mengawasi penggunaan NPWP baru, KPP Domisili juga berperan dalam mencetak Surat Penghapusan NPWP. IV.2.2 Evaluasi Atas Hambatan-hambatan Yang Dihadapi Seperti yang telah disebutkan bahwa walaupun dalam pelaksanaannya kegiatan ekstensifikasi yang dilakukan oleh KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua cukup berhasil, namun tetap mengalami beberapa kendala yang mengakibatkan pencapaian hasil kurang optimal. Hambatan tesebut diantaranya: 85

32 1. Terbatasnya Sumber Daya Manusia Masalah klasik yang dihadapi kebanyakan KPP yaitu terbatasnya sumber daya manusia. Jumlah pegawai Seksi Ekstensifikasi di Kanwil Jakarta Pusat rata-rata 6 orang yang terdiri dari Kepala Seksi, Pegawai Fungsional PBB dan pelaksana. Dengan perbandingan pegawai yang hanya berjumlah 6 (enam) orang sedangkan jumlah Wajib Pajak yang ditangani pada kawasan Pusat Grosir Metro Tanah Abang berjumlah Wajib Pajak, selain itu cakupan wilayah kerjanya juga mencapai 3,6 Km 2. Jika dilihat perbandingan tersebut rasanya jumlah tersebut kurang seimbang, sedangkan dapat dikatakan mereka inilah yang menjadi ujung tombak di lapangan dalam menjaring Wajib Pajak baru. Mereka mengemban tugas berat selain mengerjakan seluruh tugas lapangan, menyisiri seluruh wilayah kerja KPP, mereka juga melaksanakan tugas-tugas admistratif. Ini merupakan kelemahan dari KPP dalam melaksanakan ekstensifikasi Wajib Pajak. Namun jika dilihat dari tinjauan organisasi, pelaksanaan ekstensifikasi Wajib Pajak oleh Seksi Ekstensifikasi Wajib Pajak KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua tidak dilakukan sendiri namun dibantu oleh Account Representative dan Seksi-seksi lainnya, ini merupakan suatu peluang dan kesempatan yang harus dimanfaatkan oleh Seksi Ekstensifikasi dalam memaksimalkan upaya ekstensifikasi. 2. Kurangnya Kerjasama Dengan Pihak Terkait KPP sebagai unit terkecil dari Direktorat Jenderal Pajak yang secara langsung berhadapan dengan Wajib Pajak. Selain memerlukan dukungan dan program yang terarah dari kantor pusat, KPP juga memerlukan kerjasama dengan instansi maupun organisasi lain yang terkait. Hal itu harus dilakukan karena sebagian Wajib Pajak yang tidak terjaring secara langsung oleh data yang ada di KPP biasanya memiliki 86

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Analisis Pelaksanaan Ekstensifikasi Wajib Pajak Orang Pribadi yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Analisis Pelaksanaan Ekstensifikasi Wajib Pajak Orang Pribadi yang BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Pelaksanaan Kegiatan Ekstensifikasi 1. Analisis Pelaksanaan Ekstensifikasi Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Kegiatan Usaha dan/atau Memiliki Tempat

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. penerimaan pajak. Dalam meningkatkan penerimaan negara tersebut. Undang-undang, dan reformasi perpajakan.

BAB IV PEMBAHASAN. penerimaan pajak. Dalam meningkatkan penerimaan negara tersebut. Undang-undang, dan reformasi perpajakan. BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Evaluasi Kebijakan Sunset Policy Semakin berat beban dan dana yang perlukan negara dalam menjalankan pemerintahan dan pembiayaan pembangunan, mengharuskan pemerintah berusaha meningkatkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pendaftaran NPWP bagi Wajib Pajak potensial di wilayah kerja KPP Pratama Jakarta

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pendaftaran NPWP bagi Wajib Pajak potensial di wilayah kerja KPP Pratama Jakarta BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN IV.1 Upaya-Upaya Pelaksanaan Ekstensifikasi Pelaksanaan Ekstensifikasi Wajib Pajak bertujuan untuk meningkatkan pendaftaran NPWP bagi Wajib Pajak potensial di wilayah kerja

Lebih terperinci

: Pelaksana Seksi Ekstensifikasi Perpajakan KPP Pratama Serpong. 1. Apa tujuan yang melatarbelakangi kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak di

: Pelaksana Seksi Ekstensifikasi Perpajakan KPP Pratama Serpong. 1. Apa tujuan yang melatarbelakangi kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak di L4 Narasumber Jabatan : Ibu Nurika Rahmantika : Pelaksana Seksi Ekstensifikasi Perpajakan KPP Pratama Serpong DAFTAR PERTANYAAN : 1. Apa tujuan yang melatarbelakangi kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak

Lebih terperinci

Pengertian pajak menurut Pasal 1 UU No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan. Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah Kontribusi wajib pajak kepada kas negara

Pengertian pajak menurut Pasal 1 UU No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan. Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah Kontribusi wajib pajak kepada kas negara A. Pengertian Pajak Pengertian pajak menurut Pasal 1 UU No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah Kontribusi wajib pajak kepada kas negara yang terutang oleh orang pribadi

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 16/PJ/2007 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 16/PJ/2007 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 16/PJ/2007 TENTANG PEMBERIAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG BERSTATUS SEBAGAI PENGURUS, KOMISARIS, PEMEGANG SAHAM/PEMILIK DAN PEGAWAI MELALUI PEMBERI

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN BAB III GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. SEKILAS TENTANG KPP TEBET KPP Jakarta Tebet merupakan instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala

Lebih terperinci

SUSUNAN TIM PELAKSANA PEMBERIAN NPWP ORANG PRIBADI MELALUI PEMBERI KERJA/BENDAHARAWAN PEMERINTAH DI KPP LOKASI NON MODERN

SUSUNAN TIM PELAKSANA PEMBERIAN NPWP ORANG PRIBADI MELALUI PEMBERI KERJA/BENDAHARAWAN PEMERINTAH DI KPP LOKASI NON MODERN Lampiran I-A Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 16/PJ/2007 Tanggal 25 Januari 2007 SUSUNAN TIM PELAKSANA PEMBERIAN NPWP ORANG PRIBADI MELALUI PEMBERI KERJA/BENDAHARAWAN PEMERINTAH DI KPP LOKASI NON

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Kegiatan Ekstensifikasi Wajib Pajak di Kantor Pelayanan

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Kegiatan Ekstensifikasi Wajib Pajak di Kantor Pelayanan BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Kegiatan Ekstensifikasi Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong Berdasarkan landasan teori yang disajikan pada Bab 2 serta data yang telah diuraikan pada

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, pada bab ini penulis mencoba mengambil kesimpulan atas kegiatan ekstensifikasi dalam rangka menambah jumlah Wajib

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. pengaruh ektensifikasi Wajib Pajak dan Intensifikasi Pajak dalam meningkatkan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. pengaruh ektensifikasi Wajib Pajak dan Intensifikasi Pajak dalam meningkatkan BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan pembahasan yang sudah dilakukan pada bab sebelumnya, mengenai pengaruh ektensifikasi Wajib Pajak dan Intensifikasi Pajak dalam meningkatkan penerimaan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Ruang Lingkup Kegiatan Ekstensifikasi Wajib Pajak dan Intensifikasi Pajak Pada KPP Pratama Jakarta Setiabudi Satu. Pendapatan utama pemerintah yang paling potensial bersumber

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Dasar Hukum Kegiatan Ekstensifikasi Wajib pajak dan Intensifikasi Pajak. pada KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk I

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Dasar Hukum Kegiatan Ekstensifikasi Wajib pajak dan Intensifikasi Pajak. pada KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk I BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Dasar Hukum Kegiatan Ekstensifikasi Wajib pajak dan Intensifikasi Pajak pada KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk I Pajak mempunyai beberapa fungsi yang sangat berperan bagi pembangunan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA BINJAI. 2.1 Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA BINJAI. 2.1 Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA BINJAI 2.1 Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Binjai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Binjai didirikan berdasarkan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 03/PJ/2016 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 03/PJ/2016 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK 27 Januari 2016 A. Umum SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 03/PJ/2016 TENTANG PETUNJUK KEGIATAN EKSTENSIFIKASI, PENDAFTARAN,

Lebih terperinci

Susanti, Liberti Pandiangan

Susanti, Liberti Pandiangan PENGARUH PENERAPAN EKSTENSIFIKASI WAJIB PAJAK TERHADAP PENINGKATAN PENERIMAAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SERPONG PADA TAHUN 2010-2012 Susanti, Liberti Pandiangan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi sumber daya yang dimiliki suatu negara, baik berupa kekayaan alam

BAB I PENDAHULUAN. potensi sumber daya yang dimiliki suatu negara, baik berupa kekayaan alam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan, pemerintah membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dikumpulkan dari segenap potensi sumber daya yang

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN III.1. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua III.1.1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Tanah Abang Dua adalah instansi vertikal

Lebih terperinci

SE - 113/PJ/2010 PENGGALIAN POTENSI DAN PENGAMANAN PENERIMAAN PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI BARU

SE - 113/PJ/2010 PENGGALIAN POTENSI DAN PENGAMANAN PENERIMAAN PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI BARU SE - 113/PJ/2010 PENGGALIAN POTENSI DAN PENGAMANAN PENERIMAAN PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI BARU Contributed by Administrator Friday, 05 November 2010 Pusat Peraturan Pajak Online 5 Nopember 2010 SURAT

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Prosedur Pengajuan Permohonan SKB PPh Atas Penghasilan Dari. Pengalihan Hak Atas Tanah Dan/Atau Bangunan

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Prosedur Pengajuan Permohonan SKB PPh Atas Penghasilan Dari. Pengalihan Hak Atas Tanah Dan/Atau Bangunan digilib.uns.ac.id BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Pembahasan Masalah 1. Prosedur Pengajuan Permohonan SKB PPh Atas Penghasilan Dari Pengalihan Hak Atas Tanah Dan/Atau Bangunan a) Wajib Pajak (WP)

Lebih terperinci

PENERAPAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-16/PJ/2007 TERHADAP JUMLAH WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PEGAWAI PADA KPP PRATAMA SIDOARJO UTARA

PENERAPAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-16/PJ/2007 TERHADAP JUMLAH WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PEGAWAI PADA KPP PRATAMA SIDOARJO UTARA PENERAPAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-16/PJ/2007 TERHADAP JUMLAH WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PEGAWAI PADA KPP PRATAMA SIDOARJO UTARA Syafi i Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. merupakan penggabungan dari tiga unit kantor sebelumnya yaitu Kantor Pelayanan

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. merupakan penggabungan dari tiga unit kantor sebelumnya yaitu Kantor Pelayanan BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 Latar Belakang Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah KPP Pratama Serpong Penelitian dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Serpong yang merupakan penggabungan dari tiga unit

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. Januari 2002 di Jalan Letjen S. Parman Nomor 102, Jakarta Barat berdasarkan

BAB III OBJEK PENELITIAN. Januari 2002 di Jalan Letjen S. Parman Nomor 102, Jakarta Barat berdasarkan BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan III.1.1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Grogol Petamburan didirikan pada tanggal 1 Januari 2002 di Jalan Letjen S. Parman

Lebih terperinci

BAB III OBYEK PENELITIAN. III.1.1. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kalideres

BAB III OBYEK PENELITIAN. III.1.1. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kalideres BAB III OBYEK PENELITIAN III.1. Latar Belakang Obyek Penelitian III.1.1. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kalideres Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kalideres adalah instansi vertikal Direktorat

Lebih terperinci

Nama Penulis: Hasliani Mayaswari Hisnani. Nama Dosen Pembimbing. Murtedjo, SE., Ak, MM

Nama Penulis: Hasliani Mayaswari Hisnani. Nama Dosen Pembimbing. Murtedjo, SE., Ak, MM EVALUASI EFEKTIVITAS PELAKSANAAN EKSTENSIFIKASI WAJIB PAJAK DAN INTENSIFIKASI PAJAK SERTA KONTRIBUSINYA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KPP PRATAMA JAKARTA KEBON JERUK SATU Nama Penulis: Hasliani Mayaswari

Lebih terperinci

BENTUK KEPUTUSAN PEMINDAHAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

BENTUK KEPUTUSAN PEMINDAHAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 54/PJ/2009 TENTANG : TATA CARA PEMINDAHAN WAJIB PAJAK TERDAFTAR DAN/ATAU PENGUSAHA KENA PAJAK TERDAFTAR DARI KANTOR PELAYANAN PAJAK MADYA SEHUBUNGAN

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. III.1.1. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. III.1.1. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1. Objek Penelitian III.1.1. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua dibentuk berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Salah satunya definisi pajak dari ahli pajak

BAB II LANDASAN TEORI. dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Salah satunya definisi pajak dari ahli pajak BAB II LANDASAN TEORI II.1 Dasar-dasar Perpajakan II.1.1 Definisi Pajak Sejak dahulu kala pajak sudah banyak didefinisikan oleh para ahli pajak baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Salah satunya

Lebih terperinci

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA DENGAN FISKUS

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA DENGAN FISKUS Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA DENGAN FISKUS A. Identitas Informan Nama (inisial) :... Jabatan :... B. Pertanyaan 1. Menurut Anda apakah kewajiban pendaftaran untuk memperoleh NPWP di tiap tempat usaha/gerai

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR - 44 /PJ/2008 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR - 44 /PJ/2008 TENTANG DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR - 44 /PJ/2008 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DAN/ATAU PENGUKUHAN PENGUSAHA

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTUR JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-80/PJ/2011 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTUR JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-80/PJ/2011 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTUR JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-80/PJ/2011 TENTANG PENGANTAR PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-31/PJ/2011

Lebih terperinci

Daftar Pertanyaaan Wawancara dan Jawaban: Pajak dan intensifikasi pajak Orang Pribadi khususnya pada KPP Jakarta Tanah

Daftar Pertanyaaan Wawancara dan Jawaban: Pajak dan intensifikasi pajak Orang Pribadi khususnya pada KPP Jakarta Tanah L 1 Daftar Pertanyaaan Wawancara dan Jawaban: 1. Apakah tujuan yang melatarbelakangi pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak dan intensifikasi pajak Orang Pribadi khususnya pada KPP Jakarta Tanah

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-69/PJ/2015

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-69/PJ/2015 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-69/PJ/2015 TENTANG PROSEDUR PEMBERIAN DAN PENCABUTAN SERTIFIKAT ELEKTRONIK LAMPIRAN

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR DUA

BAB II DESKRIPSI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR DUA BAB II DESKRIPSI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR DUA A. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Sawah Besar Dua Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Sawah Besar Dua dibentuk

Lebih terperinci

TATA CARA PENDAFTARAN DAN PEMBERIAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP) ORANG PRIBADI YANG BERSTATUS SEBAGAI KARYAWAN MELALUI KANTOR PELAYANAN PAJAK LOKASI

TATA CARA PENDAFTARAN DAN PEMBERIAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP) ORANG PRIBADI YANG BERSTATUS SEBAGAI KARYAWAN MELALUI KANTOR PELAYANAN PAJAK LOKASI Lampiran I TATA CARA PENDAFTARAN DAN PEMBERIAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP) ORANG PRIBADI YANG BERSTATUS SEBAGAI KARYAWAN MELALUI KANTOR PELAYANAN PAJAK LOKASI I. Kegiatan pada Kantor Pelayanan Pajak

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 42/PJ/2017 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 42/PJ/2017 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 42/PJ/2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGAMANAN TRANSAKSI ELEKTRONIK LAYANAN PAJAK ONLINE

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-14/PJ/2013 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-14/PJ/2013 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-14/PJ/2013 TENTANG PEMELIHARAAN BASIS DATA PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DALAM RANGKA

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-09/PJ/2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMANFAATAN DATA HASIL SENSUS I. PENDAHULUAN Pedoman

Lebih terperinci

TATA CARA PELAYANAN PENDAFTARAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP) ORANG PRIBADI MELALUI POJOK PAJAK DAN MOBIL PAJAK

TATA CARA PELAYANAN PENDAFTARAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP) ORANG PRIBADI MELALUI POJOK PAJAK DAN MOBIL PAJAK LAMPIRAN I TATA CARA PELAYANAN PENDAFTARAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP) ORANG PRIBADI MELALUI POJOK PAJAK DAN MOBIL PAJAK I. PETUGAS POJOK PAJAK DAN/ATAU PETUGAS MOBIL PAJAK:. Menerima persyaratan pendaftaran

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav 40-42 Telepon : (021) 5251609-5250208 Jakarta 12190 Faksimili : (021) 5262420 Tromol Pos 124 Jakarta 10002

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KULIAH KERJA PRAKTEK

BAB III PELAKSANAAN KULIAH KERJA PRAKTEK BAB III PELAKSANAAN KULIAH KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek Penulis melaksanakan Kerja Praktek di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya Bandung, penulis ditempatkan pada Bidang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat kantor pelayanan pajak pratama purwakarta. Kerja Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat di Bandung.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat kantor pelayanan pajak pratama purwakarta. Kerja Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat di Bandung. 8 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat kantor pelayanan pajak pratama purwakarta Kantor Pelayanan Pajak Purwakarta berdiri pada tanggal 1 April 1989, yang terbentuk berdasarkan Surat Keputusan

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN 4.1 Evaluasi Jumlah Kepemilikan NPWP Terdaftar dari Tahun 2011, 2012, dan 2013 Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tigaraksa Semakin beratnya beban pemerintah dalam pembiayaan

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR - 44/PJ/2008 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR - 44/PJ/2008 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR - 44/PJ/2008 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DAN/ATAU PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK, PERUBAHAN DATA DAN PEMINDAHAN WAJIB PAJAK DAN/ATAU PENGUSAHA

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara yang dapat

BAB IV PEMBAHASAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara yang dapat BAB IV PEMBAHASAN Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara yang dapat membantu pembangunan nasional, besar dan kecilnya pajak suatu negara ditentukan berdasarkan tingkat pendapatan rakyat

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Jakarta Duren Sawit Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Duren Sawit yang dibentuk sebagai bagian dari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. IV.1. Ruang Lingkup Kegiatan Ekstensifikasi Wajib Pajak dan Intensifikasi. Pajak di KPP Pratama Tanah Abang Dua

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. IV.1. Ruang Lingkup Kegiatan Ekstensifikasi Wajib Pajak dan Intensifikasi. Pajak di KPP Pratama Tanah Abang Dua BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN IV.1. Ruang Lingkup Kegiatan Ekstensifikasi Wajib Pajak dan Intensifikasi Pajak di KPP Pratama Tanah Abang Dua Sumber pendapatan utama pemerintah yang paling potensial bersumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekstensifikasi 2.1.1 Pengertian Ekstensifikasi Menurut Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE 06/PJ.9/2001 tentang Pelaksanaan Ekstensifikasi Wajib Pajak Dan Intensifikasi

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENGUMPULAN DATA. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENGUMPULAN DATA. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENGUMPULAN DATA III.1 Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga beralamatkan di Jl. K.H

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III.1. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Palmerah III.1.1. Sejarah Singkat KPP Pratama Jakarta Palmerah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Palmerah

Lebih terperinci

LAMPIRAN I TATA CARA PELAYANAN PENDAFTARAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP) ORANG PRIBADI MELALUI POJOK PAJAK DAN MOBIL PAJAK

LAMPIRAN I TATA CARA PELAYANAN PENDAFTARAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP) ORANG PRIBADI MELALUI POJOK PAJAK DAN MOBIL PAJAK LAMPIRAN I TATA CARA PELAYANAN PENDAFTARAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP) ORANG PRIBADI MELALUI POJOK PAJAK DAN MOBIL PAJAK I. PETUGAS POJOK PAJAK DAN/ATAU PETUGAS MOBIL PAJAK:. Menerima persyaratan pendaftaran

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN NOMOR SE-08/PJ/2013 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN NOMOR SE-08/PJ/2013 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN NOMOR SE-08/PJ/2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-05/PJ/2013 TENTANG TATA

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS EFEKTIVITAS SUNSET POLICY

BAB 4 ANALISIS EFEKTIVITAS SUNSET POLICY BAB 4 ANALISIS EFEKTIVITAS SUNSET POLICY 4.1 Pelaksanaan Sunset Policy di KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Dua Berlakunya Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Nomor 28 Tahun 2007 sejak

Lebih terperinci

DAFTAR STANDAR PELAYANAN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

DAFTAR STANDAR PELAYANAN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I NO DAFTAR STANDAR PELAYANAN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK JENIS PELAYANAN 1 Pelayanan Permohonan Legalisasi Dokumen Wajib Pajak Berupa Surat Keterangan Domisili (SKD) 2 Pelayanan Permohonan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara yang dapat dilihat dari APBN tahun 2014 yakni pajak

BAB I PENDAHULUAN. negara yang dapat dilihat dari APBN tahun 2014 yakni pajak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai saat ini, pajak merupakan sumber terbesar pendapatan negara yang dapat dilihat dari APBN tahun 2014 yakni pajak menyumbang lebih dari separuh total pendapatan

Lebih terperinci

SE-03/PJ.52/2005 REGISTRASI ULANG PENGUSAHA KENA PAJAK

SE-03/PJ.52/2005 REGISTRASI ULANG PENGUSAHA KENA PAJAK SE-03/PJ.52/2005 REGISTRASI ULANG PENGUSAHA KENA PAJAK Contributed by Administrator Friday, 11 February 2005 Pusat Peraturan Pajak Online REGISTRASI ULANG PENGUSAHA KENA PAJAK Dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Yth. 1. Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak 2. Para Direktur dan Tenaga Pengkaji di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak 3. Kepala Pusat

Lebih terperinci

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 40/PJ/2017 TENTANG

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 40/PJ/2017 TENTANG 29 November 2017 SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 40/PJ/2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-18/PJ/2017 TENTANG TATA CARA PENELITIAN BUKTI PEMENUHAN

Lebih terperinci

REKAPITULASI DATA SSP NTPN

REKAPITULASI DATA SSP NTPN LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE-81/PJ/2010 TENTANG : PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-26/PJ/2010 TENTANG TATA CARA PENELITIAN SURAT SETORAN PAJAK

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK/LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK/LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK/LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pada tahun 1983 Kantor Pelayanan Pajak masih disebut Kantor Inspeksi Pajak. Pada saat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN Dalam pembahasan hasil pengamatan ini penulis akan menyampaikan mengenai Prosedur penghapusan sanksi administrasi atas pembetulan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan tujuan pembangunan nasional yaitu meningkatkan kesejahteraan rakyat, diperlukan pembiayaan yang tidak sedikit. Oleh karena itu pemerintah pada

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-60/PJ/2012 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-60/PJ/2012 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-60/PJ/2012 TENTANG PROSEDUR KERJA PENYELESAIAN MUTASI OBJEK DAN/ATAU SUBJEK PAJAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dalam membenahi semua sektor, terutama sektor perekonomian. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dalam membenahi semua sektor, terutama sektor perekonomian. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian global terutama di Indonesia ikut memacu pemerintah dalam membenahi semua sektor, terutama sektor perekonomian. Dalam membenahi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 19 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Instansi 1. Sejarah KPP Pratama Kebumen Sejarah berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Kebumen bermula dari Kantor Dinas Luar Tingkat I yang merupakan cabang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pajak adalah iuran wajib yang dibayarkan oleh warga negara kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pajak adalah iuran wajib yang dibayarkan oleh warga negara kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pajak adalah iuran wajib yang dibayarkan oleh warga negara kepada negara dan warga negara yang membayar pajak tidak mendapatkan timbal balik secara langsung

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Perbandingan Rencana dan Realisasi Pajak di KPP Pratama Jakarta

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Perbandingan Rencana dan Realisasi Pajak di KPP Pratama Jakarta BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Analisis 4.1.1 Perbandingan Rencana dan Realisasi Pajak di KPP Pratama Jakarta Gambir Dua Tabel 4.1 Total Wajib Pajak, Realisasi dan Rencana Penerimaan Pajak (dalam rupiah)

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Jalan Gatot Subroto No. 40-42 Telepon : Telepon (021) 5251609 Jakarta 12190 Faksimili : (021) 5251658 Tromol Pos 124 Jakarta 10002 Homepage

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Lampiran I II. Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak serta Pelaporan dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak di KPP. 1. Wajib Pajak harus mengisi Formulir Permohonan Pendaftaran Wajib

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat Pada tahun 1976, Kantor Pelayanan Pajak masih disebut Kantor

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 9 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN 1 SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-40/PJ/2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN DAN PENYAJIAN DATA. Secara garis besar dasar hukumnya sebagai berikut :

BAB III GAMBARAN DAN PENYAJIAN DATA. Secara garis besar dasar hukumnya sebagai berikut : BAB III GAMBARAN DAN PENYAJIAN DATA A. Dasar Hukum Dasar hukum mengenai mekanisme pendaftaran dan pencabutan Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak seiring perkembangan ilmu pengetahuan tentang perpajakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENULISAN

BAB III METODE PENULISAN BAB III METODE PENULISAN 3.1 Metode Penulisan Dalam penulisan laporan tugas akhir ini penulis menggunakan beberapa teknik dalam pengumpulan data laporannya. 3.1.1 Sumber Data Dalam penulisan laporan tugas

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM. A. Sejarah Singkat KPP Pratama Medan Belawan

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM. A. Sejarah Singkat KPP Pratama Medan Belawan BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM A. Sejarah Singkat KPP Pratama Medan Belawan Sebagai gambaran umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan semula bernama Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Lingkup Ekstensifikasi Wajib Pajak di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Lingkup Ekstensifikasi Wajib Pajak di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Lingkup Ekstensifikasi Wajib Pajak di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga Pajak sangat berperan dalam kemajuan suatu bangsa terutama bangsa Indonesia, pajak digunakan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SE-27/PJ/2013 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SE-27/PJ/2013 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SE-27/PJ/2013 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PEREKAMAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) TATA CARA PERSIAPAN PERCEPATAN PEREKAMAN SPT

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 146/PMK.03/2012 TENTANG TATA CARA VERIFIKASI

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 146/PMK.03/2012 TENTANG TATA CARA VERIFIKASI MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 146/PMK.03/2012 TENTANG TATA CARA VERIFIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN DAN PENGGUNAAN ALOKASI ANGGARAN KEGIATAN EKSTENSIFIKASI, PENDATAAN DAN PENILAIAN KANTOR WILAYAH DJP...

LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN DAN PENGGUNAAN ALOKASI ANGGARAN KEGIATAN EKSTENSIFIKASI, PENDATAAN DAN PENILAIAN KANTOR WILAYAH DJP... LAMPIRAN I Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE-04/PJ/2013 Tanggal : 11 Februari 2013 NO. KPP JENIS KEGIATAN LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN DAN PENGGUNAAN ALOKASI ANGGARAN KEGIATAN EKSTENSIFIKASI,

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM

BAB III GAMBARAN UMUM BAB III GAMBARAN UMUM 3.1. Sejarah KPP Pratama Salatiga Pada awalnya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Salatiga merupakan Kantor Dinas Luar Tingkat I di bawah Kantor Inspeksi Pajak Semarang Barat, seiring

Lebih terperinci

TATA CARA PENGAWASAN DATABASE MONITORING PELAPORAN DAN PEMBAYARAN PAJAK (MP3)

TATA CARA PENGAWASAN DATABASE MONITORING PELAPORAN DAN PEMBAYARAN PAJAK (MP3) Lampiran I Kep.Dirjen Pajak No. KEP- 162/PJ./2003 Tanggal 9 Juni 2003 Tentang Pelaksanaan Sistem Monitoring Pelaporan Pembayaran Pajak (MP3) Pada Direktorat Jenderal Pajak TATA CARA PENGAWASAN DATABASE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan tahun 2012 terlihat pada tabel berikut ini: Tabel 1.1 Perkembangan Penerimaan Pajak (triliun rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan tahun 2012 terlihat pada tabel berikut ini: Tabel 1.1 Perkembangan Penerimaan Pajak (triliun rupiah) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tahun Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara terbesar dari dalam negeri. Berdasarkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2013, menunjukkan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-03/PJ/2013 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-03/PJ/2013 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-03/PJ/2013 TENTANG KLASIFIKASI LAPANGAN USAHA WAJIB PAJAK LAMPIRAN I Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak

Lebih terperinci

Apakah Pemilik Indekos Harus Bayar Pajak Juga?

Apakah Pemilik Indekos Harus Bayar Pajak Juga? Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak Apakah Pemilik Indekos Harus Bayar Pajak Juga? Untuk keterangan lebih lanjut, hubungi: Account Representative Aspek Perpajakan bagi Pemilik Indekos Panduan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MEDAN PETISAH. semula bernama Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara. Kantor Pelayanan Pajak

BAB II DESKRIPSI KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MEDAN PETISAH. semula bernama Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara. Kantor Pelayanan Pajak BAB II DESKRIPSI KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MEDAN PETISAH A. Sejarah Singkat KPP Pratama Medan Petisah Sebagai gambaran umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah semula bernama Kantor

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Yth. 1. Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak 2. Para Direktur dan Tenaga Pengkaji di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak 3. Kepala Pusat

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 05/PJ/2012 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 05/PJ/2012 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 05/PJ/2012 TENTANG REGISTRASI ULANG PENGUSAHA KENA PAJAK TAHUN 2012 Lampiran I Peraturan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Prosedur e-filing dalam pengadministrasian perpajakan Sesuai dengan peraturan PER-146/PJ/2006 tanggal 29 September 2006, tentang Petunjuk Pengisian SPT Masa PPN dan Lampiran

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA CIANJUR

BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA CIANJUR BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA CIANJUR 2.1 Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Cianjur secara Geografis dan administratif berada di bawah kantor wilayah

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN DATA TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN NPWP DAN PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK PADA KPP PRATAMA BINJAI

BAB III GAMBARAN DATA TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN NPWP DAN PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK PADA KPP PRATAMA BINJAI BAB III GAMBARAN DATA TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN NPWP DAN PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK PADA KPP PRATAMA BINJAI 3.1 Nomor Pokok Wajib Pajak Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan meliputi

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN. 3.1 KPP Pratama Jakarta Mampang Prapatan Sejarah KPP Pratama Jakarta Mampang Prapatan

BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN. 3.1 KPP Pratama Jakarta Mampang Prapatan Sejarah KPP Pratama Jakarta Mampang Prapatan BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN 3.1 KPP Pratama Jakarta Mampang Prapatan 3.1.1 Sejarah KPP Pratama Jakarta Mampang Prapatan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Mampang Prapatan merupakan pemecahan/pemekaran

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-64/PJ/2012 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-64/PJ/2012 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-64/PJ/2012 TENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERTAMBANGAN

Lebih terperinci

TAHAPAN PERSIAPAN KONFIRMASI STATUS WAJIB PAJAK

TAHAPAN PERSIAPAN KONFIRMASI STATUS WAJIB PAJAK LAMPIRAN I Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE-33/PJ/2016 Tanggal : 18 Juli 2016 TAHAPAN PERSIAPAN KONFIRMASI STATUS WAJIB PAJAK A. Gambaran Umum 1. Tahapan persiapan KSWP adalah tahapan yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Lokasi Penelitian dan Daerah Operasi Objek Penelitian Dalam menyusun skripsi ini, peneliti melakukan penelitian di KPP Pratama Tangerang Timur yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan masyarakat dan perkembangan zaman, di antaranya dengan. mengembangkan e-government sebagai trend global birokrasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan masyarakat dan perkembangan zaman, di antaranya dengan. mengembangkan e-government sebagai trend global birokrasi. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya kehidupan tidak pernah lepas dari sebuah tuntutan akan perkembangan. Hal ini dibuktikan dengan perubahan dari zaman ke zaman. Sudah selayaknya dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. perpaduan dari beberapa unit organisasi yaitu : pemeriksaan kas bendaharawan pemerintah.

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. perpaduan dari beberapa unit organisasi yaitu : pemeriksaan kas bendaharawan pemerintah. BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Tentang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan Organisasi Direktorat Jenderal Pajak pada mulanya merupakan perpaduan dari beberapa unit organisasi yaitu : Jawatan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Jenderal Pajak Nomor KEP-112/PJ/2007 tanggal 9 Agustus 2007 tentang Penerapan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Jenderal Pajak Nomor KEP-112/PJ/2007 tanggal 9 Agustus 2007 tentang Penerapan BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Sukabumi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sukabumi terbentuk berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-112/PJ/2007 tanggal 9

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI KANTOR PELAYAN PAJAK (KPP) PRATAMA METRO

STRUKTUR ORGANISASI KANTOR PELAYAN PAJAK (KPP) PRATAMA METRO STRUKTUR ORGANISASI KANTOR PELAYAN PAJAK (KPP) PRATAMA METRO Kepala Kantor Fungsional Penilai Fungsional Pemeriksaan Kepala Sub Bagian Umum Seksi Pelayanan Seksi PDI Seksi Waskon I Seksi Waskon II Seksi

Lebih terperinci

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE - 27/PJ/2011 TENTANG PENGAWASAN PEMBAYARAN MASA TAHUN 2011 DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE - 27/PJ/2011 TENTANG PENGAWASAN PEMBAYARAN MASA TAHUN 2011 DIREKTUR JENDERAL PAJAK, SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE - 27/PJ/2011 TENTANG PENGAWASAN PEMBAYARAN MASA TAHUN 2011 DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Dalam rangka pengamanan penerimaan pajak sebagaimana amanat Anggaran

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN EKSTENSIFIKASI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN JUMLAH WAJIB PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA MENTENG DUA

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN EKSTENSIFIKASI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN JUMLAH WAJIB PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA MENTENG DUA Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2013, pp. 456~461 EFEKTIVITAS PELAKSANAAN EKSTENSIFIKASI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN JUMLAH WAJIB PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 24 /PJ/2009

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 24 /PJ/2009 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 24 /PJ/2009 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DAN/ATAU PENGUKUHAN PENGUSAHA

Lebih terperinci