S NAU3 Semnas & Call For Paper UPN Veteran 2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "S NAU3 Semnas & Call For Paper UPN Veteran 2014"

Transkripsi

1 GONCANGAN HARGA MINYAK DUNIA TERHADAP PASAR MODAL INDONESIA Christopher Daniel, Maria Rio Rita Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Jalan Diponegoro Salatiga Jawa Tengah daniel.official. @gmail.com Abstract This research is aimed at studying the linkages between the movements of the oil prices with the Indonesian stock market return. Economic theories have established that oil price causes chain reaction effects on the real economic activities. Also, oil price changes and shocks is said to be one of the factors that influence the performance of the stock market. In this paper, Vector Autoregression (VAR) approach was used to determine the impact of the oil price changes on each industry sector and the mining sector listed on Bursa Efek Indonesia by way of analysing the trend of the return on the three Industry Indices and one Mining Indices, for the period 1 January 2004 to 31 December Daily data were used for the analysis. The result show any significant impact of the stock market return on the four sectors in Bursa Efek Indonesia given the shocks in the global crude oil price. Granger causality test also shows unidirectional causality from oil price to the market return on each respective sector. Keywords : oil price, stock market return, vector autoregression, bursa efek indonesia, granger causality test, industry sector, mining sector A. PENDAHULUAN Beberapa penelitian di Amerika Serikat (Hamilton, 1983; Mork, et al., 1994) menyimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kenaikan harga minyak mentah dengan resesi Amerika Serikat. Studi-studi yang lebih baru seperti Eika & Magnussen (2000), Cunado & Perez de Gracia (2003), dan Jimènez-Rodrìguez & Sànchez (2005) memperluas penelitian ke Eropa dan negara-negara industri lainnya. Riset yang mengaitkan dampak harga minyak terhadap harga saham dilakukan oleh Jones & Kaul (1996), Sadorsky (1999), Gjerde & Sættem (1999), Papapetrou (2001), Cong, Wei & Jiao (2008), Park & Ratti (2008), dan Ono (2011) yang masing-masing riset meneliti di pasar modal untuk negara yang sudah tergolong maju. Maghyereh (2004) merupakan satusatunya peneliti yang menggunakan analisis di 22 pasar saham negara berkembang. Kenaikan harga minyak dipandang sebagai sinyal awal potensi kenaikan kapasitas produksi industri yang kemudian dapat memberi beberapa dampak positif terhadap kinerja pasar saham Indonesia. Burbridge & Harrison (1984) dan Faff & Brailsford (1999) mengungkapkan dampak positif dan signifikan dari harga minyak pada perusahaan minyak dan 1

2 gas yang terdaftar di pasar saham Australia. Sejauh pengamatan peneliti untuk saat ini masih minim penelitian mengenai dampak harga minyak dunia pada return saham untuk kawasan Indonesia. Pertanyaan yang muncul adalah apakah guncangan harga minyak akan mempengaruhi kinerja return pasar saham untuk beberapa sektor yang cukup rentan terhadap perubahan harga minyak dunia di BEI periode Januari 2004 sampai Desember. Sektor pertama yang dipilih untuk dijadikan objek penelitian ini adalah sektor pertambangan karena harga output pada sektor ini khususnya minyak bumi dipengaruhi oleh harga minyak dunia, selanjutnya sektor industri dasar dan kimia, sektor aneka industri, dan sektor industri barang konsumsi yang dijadikan objek karena harga minyak mentah yang merupakan input industri berdampak langsung terhadap biaya operasional dan pendapatan perusahaan. B. TINJAUAN PUSTAKA Return Saham Return saham adalah keuntungan yang diperoleh dari kepemilikan saham investor atas investasi yang dilakukannya, yang terdiri dari dividen dan capital gain/loss (Wahyudi, 2003; Jogiyanto 2003). Harga Minyak Dunia Menurut EIA (2013) minyak dunia adalah a naturally occurring, yellow-to-black liquid found in geologic formations beneath the Earth's surface, which is commonly refined into various types of fuels. It consists of hydrocarbons of various molecular weights and other liquid organic compounds. PENGEMBANGAN HIPOTESIS Sektor manufaktur menggunakan minyak untuk energi dan sebagai bahan baku untuk berbagai produk (Stern & Cleveland, 2004). Kenaikan harga minyak sendiri secara umum akan mendorong kenaikan harga saham sektor pertambangan. Hal ini disebabkan karena dengan peningkatan harga minyak akan memicu kenaikan harga tambang secara umum. Ini tentu akan mengakibatkan perusahaan pertambangan berpotensi untuk meningkatkan labanya. Selama tiga dekade terakhir, para peneliti menyelidiki secara signifikan terjadinya inflasi harga minyak, fluktuasi ekonomi dan produktivitas secara keseluruhan akan berdampak pada perusahaan (Chen et al., 1986; Huang, Masulis, & Stoll, 1996; Sawyer & Nandha, 2006 dan Gogineni, 2007). Malaysia menunjukkan hubungan yang tidak signifikan dibandingkan 2

3 negara-negara Asia lainnya, hal ini disebabkan karena Malaysia merupakan negara pengekspor minyak. Minyak merupakan sumber daya penting dan input penting dalam produksi barang. Maka dari itu perubahan harga minyak tentu akan berdampak pada biaya. Hamilton (1996) dan Jones & Kaul (1996) menemukan hubungan antara harga minyak dan pasar saham dimana lonjakan harga minyak akan mempengaruhi ekonomi makro dan akhirnya berimbas pada tingkat return ekuitas. Hal ini dikarenakan, lonjakan harga minyak sangat mempengaruhi output riil dan dengan demikian memiliki efek buruk pada keuntungan perusahaan dimana minyak digunakan sebagai input. Di Indonesia, energi minyak dan gas masih menjadi andalan utama perekonomian Indonesia, baik sebagai penghasil devisa maupun pemasok kebutuhan energi dalam negeri. (Biro Riset LM FE UI, 2010). Pada bulan Oktober 2005, pemerintah Indonesia memutuskan untuk menghapus subsidi minyak dalam negeri untuk konsumsi industri. Sejak saat itu, industri harus membeli minyak didasarkan pada penetapan harga pasar. Akibatnya, kinerja industri khususnya pada profit perusahaan menjadi lebih rentan terhadap kenaikan harga minyak dunia. Nandha & Faff (2008) menunjukkan bahwa harga minyak memiliki dampak negatif pada pengembalian ekuitas untuk semua industri kecuali pertambangan, serta industri minyak dan gas. Faff dan Brailsford (1999) mendapatkan dampak negatif yang sama dari guncangan harga minyak pada industri seperti kertas dan pengemasan, bank dan transportasi. Hamilton (1983), Gisser & Goodwin (1986), Sadorsky (1999), Gjerde dan Sættem (1999), Ciner (2001), dan Park dan Ratti (2008) meneliti dampak dari lonjakan harga minyak terhadap pasar saham di berbagai negara. Hasilnya menunjukkan bahwa meningkatnya biaya produksi dan berimbas pada menurunnya kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dan kemampuan dalam memberikan dividen. Penurunan kemampuan menghasilkan laba dan membagikan dividen akan membuat minat investor menjadi rendah, dan investor perusahaan yang bersangkutan akan cenderung untuk menjual sahamnya sehingga harga saham turun. Penurunan harga saham akan menurunkan return yang diperoleh oleh investor. Di Bursa Efek Indonesia ada 3 sektor yang termasuk sebagai golongan industri, yakni sektor Industri Dasar, Aneka Industri, dan Industri Barang Konsumsi. Maka dari itu dirumuskan hipotesis sebagai berikut: 3

4 Hipotesis 1a: Lonjakan harga minyak dunia berpengaruh negatif terhadap return saham di sektor Industri Dasar di Bursa Efek Indonesia. Hipotesis 1b: Lonjakan harga minyak dunia berpengaruh negatif terhadap return saham di sektor Aneka Industri di Bursa Efek Indonesia. Hipotesis 1c: Lonjakan harga minyak dunia berpengaruh negatif terhadap return saham di sektor Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia. Minyak merupakan output produksi bagi sektor pertambangan. El-Sharif (2005) meneliti hubungan antara harga minyak mentah dengan harga saham di industri minyak dan gas di Inggris, hasilnya erdapat hubungan positif. Huang et al. (1996), Faff dan Brailsford (1999), Nandha dan Faff (2008), Cong (2008), dan Mohanty, Nandha, & Bota (2010) pun mencapai kesimpulan yang sama pada hubungan antara harga minyak dan industri minyak dan gas untuk beberapa negara yang berbeda. Hal tersebut disebabkan perusahaan menggunakan minyak sebagai output produksi, lonjakan terhadap harga minyak mentah dunia akan berimbas pada meningkatnya kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dan kemampuan dalam memberikan dividen. Peningkatan kemampuan menghasilkan laba dan membagikan dividen akan membuat minat investor menjadi tinggi, dan akan cenderung untuk membeli saham sehingga harga saham menjadi naik. Kenaikan harga saham akan meningkatkan return yang diperoleh oleh investor. Maka dari itu dirumuskan hipotesis kedua yaitu: Hipotesis 2: Lonjakan harga minyak dunia berpengaruh positif terhadap return saham di sektor pertambangan di Bursa Efek Indonesia. C. METODE PENELITIAN Data Penelitian ini menggunakan data harga minyak WTI harian dan penutupan indeks harian di 4 indeks saham sektoral di Bursa Efek Indonesia yaitu Pertambangan, Industri Dasar, Aneka Industri, dan Industri Barang Konsumsi periode Januari Desember Data sekunder tersebut diperoleh dari informasi yang tersedia di website untuk indeks saham sektoral di Bursa Efek Indonesia serta website US Energy Administration ( untuk harga minyak WTI. Selanjutnya, pengolahan data pada penelitian ini akan dibantu oleh software EViews 7. Tahapan Analisis Regresi Awal 4

5 Variabel dependent yang dianalisis dalam penelitian ini adalah return indeks sektoral harian, yang dihitung dengan rumus sebagai berikut: Rit = (P_it-P_(it-1))/P_(it-1)... (1) Dimana: Rit : Return indeks saham sektor i pada hari ke t Pit : Penutupan indeks sektor i pada hari ke t Pit-1 : Penutupan indeks sektor i pada hari ke t-1 Variabel independen di penelitian ini adalah harga minyak dunia harian yang dihitung dengan rumus sebagai berikut: OILt = ( WTI _t- WTI _(t-1))/ WTI _(t-1)... (2) Dimana: OILt : Perubahan harga minyak dunia pada hari ke t WTIt : Harga minyak dunia pada hari ke t WTIt-1: Harga minyak dunia pada hari ke t-1 Persamaan regresi perubahan harga minyak dan return saham indeks sektoral dinyatakan sebagai berikut: R_it= _i+β_1t OIL_t+ε_i (3) Dimana: Rit : Return indeks saham sektor i pada hari ke t OILt : Perubahan harga minyak dunia pada hari ke t Uji Akar Unit (Unit Root Test) Uji akar unit digunakan untuk menguji adanya anggapan bahwa sebuah data time series stasioner dengan menggunakan uji Dickey Fuller. Penentuan Panjang Lag Sebelum melakukan uji kointegrasi perlu dilakukan penentuan panjang lag. (Penentuan panjang lag yang optimal didapat dari persamaan VAR dengan nilai AIC, SIC atau LR yang terkecil (Enders, 2004).. Uji Kointegrasi Uji Johansen menggunakan analisis trace statistic dan nilai kritis pada tingkat kepercayaan α= 5 %. Hipotesis nolnya apabila nilai trace statistic lebih kecil dari nilai kritis pada tingkat kepercayaan α= 5% atau nilai probabilitas lebih besar dari α= 5 % maka tidak terindikasi adanya kointegrasi. Analisis Vector Auto Regression (VAR) 5

6 Vector Auto Regression (VAR) merupakan alat analisis yang dalam memahami adanya hubungan timbal balik (interrelationship) antara variabel-variabel ekonomi, maupun di dalam pembentukan model ekonomi berstruktur. Uji Granger Causality Variabel independent dikatakan granger-causes variabel dependent, apabila variabel independent membantu memprediksi variabel dependent. Impulse Response Function dan Variance Decomposition Untuk menginterpretasikan koefisien VAR, digunakan impulse response function (IRF) dan variance decomposition (VD). HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Hasil Uji Akar Unit (Unit Root Test) Kesimpulan hasil root test diperoleh dengan membandingkan nilai t-hitung dengan t- tabel pada tabel Dickey-Fuller adalah sebagai berikut : Tabel 1 Perbandingan nilai t-hitung dan t-tabel pada output sektor industri dasar, aneka industri, barang konsumsi dan sektor pertambangan menunjukkan bahwa data stasioner (hipotesis null ditolak). Hasil Panjang Lag Optimal Panjang lag yang optimal adalah dua (2) berdasarkan Schwarz Information Criterion (SIC). Hasil penentuan panjang lag disajikan dalam tabel 2: Tabel 2 Hasil Uji Kointegrasi Berikut ini disajikan tabel hasil uji kointegrasi untuk setiap sektor dengan metode Johansen s Cointegration Test. Tabel 3 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai trace statistic dan maximum eigenvalue pada r = 0 lebih besar dari critical value dengan tingkat signifikansi 5%. Hal ini berarti return saham di sektor industri dasar, aneka industri, industri barang konsumsi dan pertambangan dengan perubahan harga minyak dunia memiliki hubungan stabilitas atau keseimbangan dan kesamaan pergerakan dalam jangka panjang. Analisis Vector Auto Regression (VAR) 6

7 Menurut Enders (2004), jika terdapat hubungan kointegrasi diantara variabel penelitian, maka estimasi dilakukan dengan VAR. Tabel 4 - tabel 7 menyajikan hasil estimasi dengan VAR untuk masing-masing sektor yang diteliti. Tabel 4 s/d 7 Dari tabel 4 terlihat bahwa untuk return sektor industri dasar secara signifikan dipengaruhi oleh konstanta C, BIND (-1), BIND (-2) dan OIL (-1) yang ditunjukkan oleh nilai statistiknya > atau < Persamaan error correction pada VAR adalah sebagai berikut: BIND = 0.127*BIND(-1) *BIND(-2) *OIL(-1) *OIL(-2) (4) Pada persamaan antara sektor industri dasar dan minyak WTI diatas, variabel OIL tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pergerakan return sektor industri dasar pada lag dua hari sebelumnya, namun pergerakan return sektor industri dasar dipengaruhi oleh dinamika pergerakan dirinya sendiri pada satu hari dan dua hari sebelumnya serta pergerakan minyak WTI sehari sebelumnya. Dari output tabel 5 terlihat bahwa untuk return sektor aneka industri secara signifikan hanya dipengaruhi oleh OIL (-1) yang ditunjukkan oleh nilai statistiknya > atau < Persamaan error correction pada VAR adalah sebagai berikut: MISC = 0.021*MISC(-1) + 0. MISC(-2) *OIL(-1) *OIL(-2) (5) Pada persamaan antara sektor aneka industri dan minyak WTI diatas, variabel OIL tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pergerakan return sektor aneka industri pada lag dua hari sebelumnya, namun pergerakan return sektor aneka industri dipengaruhi oleh pergerakan minyak WTI sehari sebelumnya. Tabel 6 menunjukkan return sektor industri barang konsumsi secara signifikan hampir dipengaruhi oleh semua variabel, yaitu konstanta C, OIL (-2) dan tingkat return sektor industri barang konsumsi pada masa lalu yang ditunjukkan oleh nilai statistiknya > atau < Akan tetapi, nilai perubahan minyak WTI pada lag sehari sebelumnya tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel return sektor industri barang konsumsi. Persamaan error correction pada VAR adalah sebagai berikut: CONS = 0.076*OIL(-1) *OIL(-2) *CONS(-1) *CONS(-2) (6) Pada persamaan antara sektor industri barang konsumsi dan minyak WTI diatas, variabel OIL pada lag sehari sebelumnya tidak memberikan pengaruh yang signifikan, sedangkan variabel OIL pada lag dua hari sebelumnya memberikan pengaruh yang signifikan. 7

8 Tabel 7 terlihat bahwa untuk return sektor pertambangan secara signifikan dipengaruhi oleh semua variabel, yaitu konstanta C, OIL (-1), OIL (-2) yang merupakan perubahan harga minak WTI pada masa lalu dan tingkat return sektor pertambangan pada lag sehari sebelumnya yang ditunjukkan oleh nilai statistiknya > atau < Persamaan error correction pada VAR adalah sebagai berikut: MING = *MING(-1) *MING(-2) *OIL(-1) *OIL(-2) (7) Pada persamaan antara sektor pertambangan dan minyak WTI diatas, variabel OIL memberikan memberikan pengaruh yang signifikan pada lag dua hari sampai satu hari sebelumnya terhadap variabel return saham sektor pertambangan. Uji Granger Causality Hasil Uji Granger Causality untuk menguji arah dan hubungan kausalitas antara perubahan harga minyak WTI dan keempat sektor yang diteliti disajikan dalam tabel 8 berikut: Tabel 8 Perubahan harga Minyak WTI secara statistik tidak signifikan mempengaruhi tingkat return sektor industri dasar (BIND) dan begitu pula sebaliknya tingkat return sektor industri dasar secara statistik tidak signifikan memengaruhi perubahan harga Minyak WTI yang dibuktikan dengan nilai probabilty masing-masing lebih besar dari 0.05 yaitu dan Perubahan harga Minyak WTI secara statistik signifikan mempengaruhi tingkat return sektor aneka industri (MISC), namun, tingkat return sektor aneka industri secara statistik tidak signifikan memengaruhi perubahan harga Minyak WTI. Perubahan harga Minyak WTI secara statistik signifikan mempengaruhi tingkat return sektor industri barang konsumsi (CONS), namun tingkat return sektor industri barang konsumsi secara statistik tidak signifikan memengaruhi perubahan harga Minyak WTI. Perubahan harga Minyak WTI secara statistik signifikan mempengaruhi tingkat return sektor pertambangan (MING), namun, tingkat return sektor pertambangan secara statistik tidak signifikan memengaruhi perubahan harga Minyak WTI. Hasil Uji Impulse Response Function dan Variance Decomposition Berikut ini adalah hasil Uji Impulse Response Function antara harga minyak WTI dan keempat sektor yang diteliti. Tabel 9 8

9 Pada awal periode yaitu hari pertama sampai hari ke 4, respon return sektor industri dasar masih sangat fluktuatif yaitu merespon positif dan negatif sejak terjadinya shock atau goncangan terhadap perubahan harga minyak WTI. Selanjutnya mulai hari ke 5 sampai hari ke 7 fluktuasi mulai mengecil artinya return sektor industri dasar tidak lagi bergejolak seperti periode sebelumnya. Mulai dari hari ke 5 dan seterusnya, return sektor industri dasar kembali mencapai keseimbangan atau ekuilibrium sama seperti sebelum terjadinya guncangan perubahan harga minyak WTI. Tabel 10 Pada awal periode, sektor aneka industri memberikan respon yang sangat fluktuatif sampai hari ke 6 semenjak terjadinya guncangan pada harga minyak WTI. Selanjutnya, setelah seminggu berlalu sampai kepada hari ke 7, dampak shock mulai berkurang yang ditunjukkan dengan grafik (warna biru) yang tidak lagi terlalu fluktuatif. Ekuilibrium sektor aneka industri yaitu, pengembalian titik keseimbangan sektor aneka industri sebelum adanya guncangan pada harga minyak WTI, dapat dicapai pada hari ke 7. Tabel 11 Pada awal periode yaitu hari pertama sampai hari kelima, respon return sektor industri barang konsumsi masih sangat fluktuatif yaitu merespon positif dan negatif sejak terjadinya shock atau goncangan terhadap perubahan harga minyak WTI. Selanjutnya mulai hari ke 6 sampai hari ke 7 fluktuasi mulai mengecil artinya return sektor industri barang konsumsi tidak lagi bergejolak seperti periode sebelumnya. Mulai dari hari ke 6 dan seterusnya, return sektor industri barang konsumsi kembali mencapai keseimbangan atau ekuilibrium sama seperti sebelum terjadinya guncangan perubahan harga minyak WTI. Tabel 12 Pada awal periode, sektor pertambangan memberikan respon yang sangat fluktuatif sampai hari ke 5 semenjak terjadinya guncangan pada harga minyak WTI. Selanjutnya, setelah 5 hari berlalu sampai kepada hari ke 6, dampak shock mulai berkurang yang ditunjukkan dengan grafik (warna biru) yang tidak lagi terlalu fluktuatif. Ekuilibrium sektor pertambangan dapat dicapai pada hari ke 6. Hasil Pengujian Hipotesis 1a: BIND = BIND(-1) BIND(-2) OIL(-1)..(8) 9

10 . Apabila return sektor industri dasar satu hari yang lalu meningkat sebesar 1%, akan menyebabkan perubahan return sektor industri dasar hari ini meningkat sebesar 0,12%, namun jika return sektor industri dasar dua hari yang lalu meningkat sebesar 1%, akan menyebabkan perubahan return sektor industri dasar hari ini sebesar -0,05%. Apabila harga minyak WTI satu hari yang lalu meningkat sebesar 1%, akan menyebabkan perubahan return sektor industri dasar hari ini menurun sebesar 0,09%. Maka dari itu, hipotesis lonjakan harga minyak dunia berpengaruh negatif terhadap return saham di sektor industri dasar di Bursa Efek Indonesia dapat diterima. Hasil Pengujian Hipotesis 1b: MISC = *OIL(-1) )...(9) Apabila harga minyak WTI satu hari yang lalu meningkat sebesar 1%, akan menyebabkan perubahan return sektor aneka industri hari ini menurun sebesar 0,06%. Maka dari itu, hipotesis lonjakan harga minyak dunia berpengaruh negatif terhadap return saham di sektor aneka industri di Bursa Efek Indonesia dapat diterima. Hasil Pengujian Hipotesis 1c: CONS = *OIL(-2) * CONS(-1) *CONS(-2) )...(10) Apabila return sektor industri barang konsumsi satu hari yang lalu meningkat sebesar 1%, akan menyebabkan perubahan return sektor industri barang konsumsi hari ini meningkat sebesar 0,27%, dan jika return sektor industri dasar dua hari yang lalu meningkat sebesar 1%, akan menyebabkan perubahan return sektor industri dasar hari ini sebesar 0,1%. Apabila harga minyak WTI dua hari yang lalu meningkat sebesar 1%, akan menyebabkan perubahan return sektor industri barang konsumsi hari ini menurun sebesar 0,093%. Maka dari itu, hipotesis lonjakan harga minyak dunia berpengaruh negatif terhadap return saham di sektor industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia dapat diterima. Ketiga sub-hipotesis pertama membuktikan lonjakan harga minyak dunia berpengaruh negatif terhadap return saham di sektor industri, menurut peneliti hal ini dikarenakan minyak bersama dengan modal, tenaga kerja dan bahan baku merupakan komponen paling penting dalam produksi barang dan perubahan harga input tersebut akan mempengaruhi arus kas. Naiknya harga minyak, yang dibarengi dengan tidak adanya efek substitusi lengkap antara faktor-faktor produksi, meningkatkan biaya produksi. Meningkatnya biaya produksi dan berimbas pada menurunnya kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dan kemampuan 10

11 dalam memberikan dividen. Penurunan kemampuan menghasilkan laba dan membagikan dividen akan membuat minat investor menjadi rendah, dan investor perusahaan yang bersangkutan akan cenderung untuk menjual sahamnya sehingga harga saham turun. Penurunan harga saham akan menurunkan return yang diperoleh oleh investor. Hasil Pengujian Hipotesis 2: MING = *MING(-1) * OIL(-1) *OIL(-2) )...(11) Apabila return sektor pertambangan satu hari yang lalu meningkat sebesar 1%, akan menyebabkan perubahan return sektor industri barang konsumsi pertambangan hari ini sebesar -0,15%, Apabila harga minyak WTI satu hari yang lalu meningkat sebesar 1%, akan menyebabkan perubahan return sektor pertambangan hari ini meningkat sebesar 0,066%, dan jika terjadi perubahan harga minyak WTI dua hari yang lalu sebesar 1%, return sektor pertambangan hari ini akan meningkat sebesar 0,069%. Maka dari itu, hipotesis lonjakan harga minyak dunia berpengaruh positif terhadap return saham di sektor pertambangan di Bursa Efek Indonesia dapat diterima. Menurut peneliti hal ini disebabkan perusahaan menggunakan minyak sebagai output produksi, lonjakan terhadap harga minyak mentah dunia akan berimbas pada meningkatnya kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dan kemampuan dalam memberikan dividen. Peningkatan kemampuan menghasilkan laba dan membagikan dividen akan membuat minat investor menjadi tinggi, dan akan cenderung untuk membeli saham sehingga harga saham menjadi naik. E. KESIMPULAN Kesimpulan yang bisa diambil dari penelitian ini adalah: 1. Pergerakan harga minyak dunia memberikan pengaruh negatif terhadap pergerakan return sektor industri dasar 2. Fluktuasi harga minyak dunia memberikan pengaruh negatif terhadap pergerakan return sektor aneka industri pada lag sehari sebelumnya. 3. Perubahan harga minyak dunia pada lag dua hari memberikan pengaruh negatif untuk sektor industri barang konsumsi. 4. Fluktuasi harga minyak dunia memberikan pengaruh positif pada lag dua hari dan sehari sebelumnya terhadap return saham di sektor pertambangan. KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN 11

12 1. Hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasi untuk semua sektor yang berada di Bursa Efek Indonesia karena peneliti hanya berfokus pada indeks sektor industri dan pertambangan di Bursa Efek Indonesia. Untuk penelitian mendatang disarankan untuk memasukan semua sektor yang ada guna mendapatkan hasil yang lebih luas dan fleksibel bagi pengambil keputusan di Bursa Efek Indonesia. 2. Peneliti tidak mempertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat dikaitkan dengan REFERENSI fluktuasi nilai saham. Faktor-faktor ini mencakup corporate action dan stabilitas politik, seperti pemilihan umum dan pergantian pemerintahan pada tahun 2004 dan Bencana alam yang sering terjadi dalam kurun 10 tahun terakhir juga mempunyai dampak terhadap nilai saham, selain itu peristiwa serangan teroris yang terjadi di Indonesia juga bisa menjadi salah satu alasan yang menghambat kepercayaan investor. Untuk penelitian mendatang disarankan untuk mempertimbangkan event study yang bisa menyelidiki dari pengaruh faktor lain selain variabel yang diteliti. Alwi, R. (2003). Development Of Intelligent System For Predicting Stock Market Returns. Biro Riset LM FE UI. (2010). ANALISIS INDUSTRI MINYAK DAN GAS DI INDONESIA: Masukan bagi Pengelola BUMN. Broby, D. (2011). Equity Index Construction. The Journal of Index Investing 2 (2), Budiartie, G. (2013, June 21). Harga BBM Resmi Naik. Diambil kembali dari tempo.co bisnis: Burbridge, J., & Harrison, A. (1984). Testing for the effects of oil-price rises using vector autoregressions. International Economic Review 25 (1), Ciner, C. (2001). Energy shocks and financial markets: Nonlinear linkages. Studies in Nonlinear Dynamics and Econometrics 5 (3), Cong, R. C., Wei, Y. M., Jiao, J. L., & Fan, Y. (2008). Relationships between oil price shocks and stock market: An empirical analysis from China. Energy Policy 36 (9), Crude Oil Prices and Price Charts. (2013, May). Diambil kembali dari InvestmentMine: Cunado, J., & Perez de Gracia, F. (2003). Do oil price shocks matter? Evidence for some European countries. Energy Economics, 25 (2), EIA. (2013). Oil (petroleum). Retrieved from U.S. Energy Information Administration: Eika, T., & Magnussen, K. A. (2000). Did Norway gain from the oil price shocks? Economic Modelling 17 (1), El-Sharif, I., Brown, D., Burton, B., Nixon, B., & Russel, A. (2005). Evidence of the nature and extent of the relationship between oil prices and equity values in the UK. Energy Economics 27 (6), Elton, J. E., Gruber, J. M., & Blake, R. C. (1995). Fundamental Economic Variables,Expected Return, and Bond Fund Performance. The Journal of Finance 1 (4),

13 Enders, W. (2004). A general test for time dependence in parameters. Journal of Applied Econometrics 19 (7), Engle, R. F., & Granger, C. W. (1987). Co-integration and error correction: representation, estimation, and testing. Econometrica: journal of the Econometric Society, Faff, R. W., & Brailsford, T. J. (1999). Oil price risk and the Australian stock market. Journal of Energy Finance and Development 4, Fama, E. F. (1970). Efficient capital markets: A review of theory and empirical work. The Journal of Finance 2 (25), Gisser, M., & Goodwin, T. H. (1986). Crude oil and the macroeconomy: Tests of some popular nations. Journal of Money, Credit and Banking 18 (1), Gjerde, Ø., & Sættem, F. (1999). Causal relations among stock returns and macroeconomic variables in a small, open economy. Journal of International Financial Markets 9 (1), Hamilton, J. D. (1983). Oil and macroeconomy since World War II. The Journal of Political Economy 91 (2), Jimènez-Rodrìguez, R., & Sànchez, M. (2005). Oil price shocks and real GDP growth: Empirical evidence for some OECD countries. Applied Economics 37 (2), Jogiyanto. (Yogyakarta). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. 2003: BPFE. Jogiyanto, H. M. (2003). Economic value added sebagai variabel yang memoderasi hubungan antara kebijakan dividen dengan return saham. Diss. Universitas Gadjah Mada. Jones, C. M., & Kaul, G. (1996). Oil and the stock markets. Journal of Finance 51 (2), Maghyereh, A. (2004). Oil price shocks and emerging stock markets: A generalized VAR approach. International Journal of Applied Econometrics and Quantitative Studies 1 (2), Mohanty, S., Nandha, M., & Bota, G. (2010). Oil shocks and stock returns: The case of Central and Eastern European (CEE) oil and gas sector. Emerging Markets Review 11 (4), Mork, K. A., Olsen, O., & Mysen, H. T. (1994). Macroeconomic responses to oil price increases and decreases in seven OECD countries. Energy Journal 15 (4), Nandha, M., & Brooks, R. (2009). Oil Prices and Transport Sector Returns: an International Analysis. Review of Quantitative Finance and Accounting 33 (4), Nandha, M., & Faff, R. (2008). Does Oil Move Equity Prices? A Global View. Energy Economics 30, Ono, S. (2011). Oil price shocks and stock markets in BRICs. The European Journal of Comparative Economics 8 (1), Papapetrou, E. (2001). Oil price shocks, stock market, economic activity and employment in Greece. Energy Economics 23 (5), Park, J., & Ratti, R. A. (2008). Oil price shocks and the stock markets in the U.S. and 13 European countries. Energy Economics 30 (5), Sadorsky, P. (1999). Oil price shocks and stock market activity. Energy Economics 21 (5), Sadorsky, P. (2001). Risk factors in stock return of Canadian oil nad gas company. Energy Economics 21 (1), Stern, D. I., & Cleveland, C. J. (2004). Energy and Economic Growth. Rensselaer Working Papers in Economics Wahyudi, S. (2003). Pengukuran Return Saham. Jurnal Ekonomi, Suara Merdeka. 13

14 Tabel 1 OUTPUT AUGMENTED DICKEY-FULLER (ADF) TEST Nilai t-statistic dan critical Variabel values BIND MISC CONS MING Augmented Dickey-Fuller t- Statistic Critical values 5% Sumber : Data diolah () Tabel 2 PANJANG LAG OPTIMAL Lag LogL LR FPE AIC SIC HQ NA 1.46e e e-14* * * * e e e e e * 1.32e Sumber : Data diolah () Tabel 3 RANKING KOINTEGRASI DARI VARIABEL MINYAK WTI DAN SEMUA SEKTOR YANG DITELITI Variabel Trace Statistic maximum eigenvalue H0 Statistic 0.05 Critical Value H0 Statistic 0.05 Critical Value BIND r = 0* r = 0* r r MISC r = 0* r = 0* r r CONS r = 0* r = 0* r r MING r = 0* r = 0*

15 r r Sumber : Data diolah () BIND Tabel 4 ESTIMASI VAR UNTUK SEKTOR INDUSTRI DASAR BIND(-1) BIND(-2) OIL(-1) OIL(-2) C t-statistics [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] Sumber : Data diolah () Tabel 5 ESTIMASI VAR UNTUK SEKTOR ANEKA INDUSTRI MISC MISC(-1) MISC(-2) OIL(-1) OIL(-2) C t-statistics [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] Sumber : Data diolah () Tabel 6 ESTIMASI VAR UNTUK SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI CONS CONS(-1) CONS(-2) OIL(-1) OIL(-2) C t-statistics [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] Sumber : Data diolah () Tabel 7 MING ESTIMASI VAR UNTUK SEKTOR PERTAMBANGAN MING(-1) MING(-2) OIL(-1) OIL(-2) C t-statistics [ ]* [ ] [ ]* [ ]* [ ]* Sumber : Data diolah () Tabel 8 UJI KAUSALITAS GRANGER SELURUH SEKTOR Null Hypothesis: Obs Prob. BIND does not Granger Cause OIL OIL does not Granger Cause BIND MISC does not Granger Cause OIL * OIL does not Granger Cause MISC OIL does not Granger Cause CONS * CONS does not Granger Cause OIL MING does not Granger Cause OIL * OIL does not Granger Cause MING Sumber : Data diolah () 15

16 Tabel 9 VARIANCE DECOMPOSITION SEKTOR INDUSTRI DASAR Variance Decomposition of BIND: Period BIND OIL Sumber : Data diolah () Tabel 10 VARIANCE DECOMPOSITION SEKTOR ANEKA INDUSTRI Variance Decomposition of MISC: Period MISC OIL Sumber : Data diolah () Tabel 11 VARIANCE DECOMPOSITION SEKTOR BARANG KONSUMSI Variance Decomposition of CONS: Period CONS OIL Sumber : Data diolah () Tabel 12 VARIANCE DECOMPOSITION SEKTOR BARANG KONSUMSI Variance Decomposition of MING: Period MING OIL Sumber : Data diolah () 16

GONCANGAN HARGA MINYAK DUNIA TERHADAP PASAR MODAL INDONESIA KERTAS KERJA

GONCANGAN HARGA MINYAK DUNIA TERHADAP PASAR MODAL INDONESIA KERTAS KERJA GONCANGAN HARGA MINYAK DUNIA TERHADAP PASAR MODAL INDONESIA Oleh: Christopher Daniel NIM: 212011050 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan

Lebih terperinci

Sumber: Crude Oil Prices and Price Charts, 2013

Sumber: Crude Oil Prices and Price Charts, 2013 PENDAHULUAN Signifikannya kenaikan harga minyak mentah dunia membuat Indonesia yang telah menikmati harga BBM yang relatif murah selama bertahun-tahun harus menyerah pada kenaikan harga yang substansial

Lebih terperinci

Pengaruh Harga Minyak Dunia terhadap Nilai Indeks Sektoral di Bursa Efek Indonesia Pasca Kebijakan Fluktuasi Harga BBM. Tesis

Pengaruh Harga Minyak Dunia terhadap Nilai Indeks Sektoral di Bursa Efek Indonesia Pasca Kebijakan Fluktuasi Harga BBM. Tesis Pengaruh Harga Minyak Dunia terhadap Nilai Indeks Sektoral di Bursa Efek Indonesia Pasca Kebijakan Fluktuasi Harga BBM Tesis Diajukan kepada Program Pascasarjana Magister Manajemen Guna Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. perubahan sehingga harus diolah terlebih dahulu. Pengolahan data dilakukan dengan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. perubahan sehingga harus diolah terlebih dahulu. Pengolahan data dilakukan dengan BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Sumber Data Keselurahan data yang diterima sebelumnya belum mengindikasikan dinamika perubahan sehingga harus diolah terlebih dahulu. Pengolahan data dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 59 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan pelaksanaan tahapan-tahapan metode VECM yang terbentuk dari variabel-variabel capital gain IHSG (capihsg), yield obligasi 10 tahun (yieldobl10)

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Stasioneritas Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji VECM, maka perlu terlebih dahulu dilakukan uji stasioneritas. Uji stationaritas yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Untuk menggambarkan bagaimana pengaruh capital gain IHSG dengan pergerakan yield obligasi pemerintah dan pengaruh tingkat suku bunga terhadap IHSG dan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Uji Stasioneritas Data

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Uji Stasioneritas Data BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioner Test Variabel Level t-statistik Sumber: Data Diolah Tabel 5.1 Uji Stasioneritas Data Prob ULN 2.065415 0.9998

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Stasioner Data / Uji Akar (Unit Root Test) Suatu data atau variabel dapat dikatakan stasioner apabila nilai rata-rata dan memiliki varians yang konstan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Pra Estimasi 4.1.1. Kestasioneran Data Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series untuk melihat ada tidaknya unit root yang terkandung

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 56 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode analisis yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector Error Correction Model (VECM).

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) bahwa setiap data time series yang akan dianalisis akan menimbulkan spurious

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) bahwa setiap data time series yang akan dianalisis akan menimbulkan spurious 48 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) Pengujian akar unit merupakan tahap awal sebelum melakukan estimasi model time series. Pemahaman tentang pengujian akar unit ini mengandung

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. stasioner dari setiap masing-masing variabel, baik itu variabel independent

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. stasioner dari setiap masing-masing variabel, baik itu variabel independent BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas Intrumen Data. 1. Uji Stasioner Data. Tahap pertama dalam metode VECM yaitu dengan melakukan pengujian stasioner dari setiap masing-masing variabel,

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Data penelitian Penelitian interdependensi pasar saham indonesia dengan pasar saham dunia ini menggunakan data sekunder berupa nilai penutupan harian/daily

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maupun variabel dependent. Persamaan regresi dengan variabel-variabel yang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maupun variabel dependent. Persamaan regresi dengan variabel-variabel yang BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Uji Stasioneritas 5.1.1 Uji Akar Unit ( Unit Root Test ) Tahap pertama dalam metode VAR yaitu dengan melakukan pengujian stasioner dari setipa masing-masing variabel,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock 40 III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock kredit perbankan, pembiayaan pada lembaga keuangan non bank dan nilai emisi saham pada pasar modal

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. time series. Data time series umumnya tidak stasioner karena mengandung unit

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. time series. Data time series umumnya tidak stasioner karena mengandung unit 48 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Kestasioneritasan Data Uji stasioneritas data dilakukan pada setiap variabel yang digunakan pada model. Langkah ini digunakan untuk menghindari masalah regresi lancung

Lebih terperinci

Penjualan Pasokan Penjualan Pasokan Penjualan Pasokan

Penjualan Pasokan Penjualan Pasokan Penjualan Pasokan LAMPIRAN Lampiran 1. Data Penjualan dan Pasokan Bulan January 2005 2006 2007 Penjualan Pasokan Penjualan Pasokan Penjualan Pasokan 293.57 291.82 325.64 546.955 359.88 762.063 February 297.05 291.82 341.45

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector

HASIL DAN PEMBAHASAN. metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector 52 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode analisis yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector Error Correction Model (VECM).

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000 28 III. METODE PENELITIAN 3.1. Data 3.1.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atas, data stasioner dibutuhkan untuk mempengaruhi hasil pengujian

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atas, data stasioner dibutuhkan untuk mempengaruhi hasil pengujian BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas Tahap pertama yang harus dilalui untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing

Lebih terperinci

BAB IV. Hasil dan Pembahasan. 1. Analisis Deskriptif Saham Sektor Pertanian. dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor-sektor ini

BAB IV. Hasil dan Pembahasan. 1. Analisis Deskriptif Saham Sektor Pertanian. dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor-sektor ini BAB IV Hasil dan Pembahasan A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Analisis Deskriptif Saham Sektor Pertanian Jakarta Islamic Index dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolak ukur untuk mengukur kinerja suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian adalah sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. tahun 1980 hingga kuartal keempat tahun Tabel 3.1 Variabel, Notasi, dan Sumber Data

III. METODE PENELITIAN. tahun 1980 hingga kuartal keempat tahun Tabel 3.1 Variabel, Notasi, dan Sumber Data III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data kuartalan. Periode waktu penelitian ini dimulai dari kuartal pertama tahun

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Unit Root Test Augmented Dickey Fuller (ADF-Test)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Unit Root Test Augmented Dickey Fuller (ADF-Test) BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Stasioneritas Tahap pertama yang harus dilakukan untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing variabel,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. waktu (time series) dari tahun 1986 sampai Data tersebut diperoleh dari

METODE PENELITIAN. waktu (time series) dari tahun 1986 sampai Data tersebut diperoleh dari 40 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Dan Sumber Data Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang relevan dengan penelitian. Semua data yang digunakan merupakan data deret

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN 70 BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN 5.1. Uji Stasioneritas Uji stasioneritas merupakan tahap yang paling penting dalam menganalisis data time series untuk melihat ada tidaknya unit root yang terkandung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN 1. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah di Indonesia yang mempunyai laporan keuangan yang transparan dan di publikasikan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel- variabel sebagai berikut : tingkat gross domestic product(gdp), total

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel- variabel sebagai berikut : tingkat gross domestic product(gdp), total BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah semua data mengenai variabel- variabel sebagai berikut : tingkat gross domestic product(gdp), total pembiayaan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Kualitas Instrumen 1. Hasil Uji Stasioneritas Data (Unit Root Test) Uji stasioneritas data menggunakan metode pengujian ADF (Augmented Dickey Fuller)

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas. Tahap pertama yang harus dilalui untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju pertumbuhannya merupakan yang tercepat di dunia sejak tahun 1990. Energy Information Administration (EIA)

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas Data 1. Hasil Uji Stasioneritas/ Unit Root Test Uji stasioneritas dalam penelitian ini adalah menggunakan uji akar-akar unit (Unit Root Test) dengan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas Dalam mendapatkan estimasi model VECM, tahap pertama yang harus dilakukan pada pengujian data adalah dengan

Lebih terperinci

Analisa Kointegrasi Pasar Modal ASEAN-5 Sebelum, Saat, dan Setelah Krisis Subprime Mortgage

Analisa Kointegrasi Pasar Modal ASEAN-5 Sebelum, Saat, dan Setelah Krisis Subprime Mortgage FINESTA Vol. 3, No. 1, (2015) 24-29 24 Analisa Kointegrasi Pasar Modal ASEAN-5 Sebelum, Saat, dan Setelah Krisis Subprime Mortgage Jaqueline Yuanita Chandra Program Manajemen, Program Studi Manajemen Keuangan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek

METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek III. METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek penelitian, maka penelitian ini hanya menganalisis mengenai harga BBM dan nilai tukar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIN. yaitu ilmu yang valid, ilmu yang dibangun dari empiris, teramati terukur,

BAB III METODE PENELITIN. yaitu ilmu yang valid, ilmu yang dibangun dari empiris, teramati terukur, BAB III METODE PENELITIN A. Jenis dan Pendektan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang didasari oleh falsafah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu instrumen ekonomi yang dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu instrumen ekonomi yang dewasa ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu instrumen ekonomi yang dewasa ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Pasar modal dianggap sebagai sarana pembentuk modal dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Dalam penelitian ini, obyek yang diamati yaitu inflasi sebagai variabel dependen, dan variabel independen JUB, kurs, BI rate dan PDB sebagai variabel yang

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini 51 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis Vector Error Correction (VEC) yang dilengkapi dengan dua uji lag structure tambahan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perusahaan merupakan suatu badan hukum yang memiliki suatu tujuan yang ingin dicapai salah satunya yaitu mendapatkan keuntungan. Untuk mencapai

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN 18 III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Mengetahui kointegrasi pada setiap produk adalah salah satu permasalahan yang perlu dikaji dan diteliti oleh perusahaan. Dengan melihat kointegrasi produk,

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: interest rates, dollar exchange rate, inflation, risk, return. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: interest rates, dollar exchange rate, inflation, risk, return. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT In the year 2007 2009, Indonesian economy suffered significant shocks to the banking sector. Investors tug tide also causes the value of interest rate, exchange rate and inflation. This is because

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series 40 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series sekunder. Data-data tersebut diperoleh dari berbagai sumber, antara lain dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis dampak..., Wawan Setiawan..., FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis dampak..., Wawan Setiawan..., FE UI, 2010. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan ekonomi dunia dewasa ini berimplikasi pada eratnya hubungan satu negara dengan negara yang lain. Arus globalisasi ekonomi ditandai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Sifat Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif karena menggunakan data penelitian berupa angka-angka dan analisis dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran

3. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran 3. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pengembangan bahan bakar alternatif untuk menjawab isu berkurangnya bahan bakar fosil akan meningkatkan permintaan terhadap bahan bakar alternatif, dimana salah

Lebih terperinci

KAUSALITAS INFLASI DAN KURS DI INDONESIA Mirza Winanda 1, Chenny Seftarita 2* Abstract

KAUSALITAS INFLASI DAN KURS DI INDONESIA Mirza Winanda 1, Chenny Seftarita 2* Abstract KAUSALITAS INFLASI DAN KURS DI INDONESIA Mirza Winanda 1, Chenny Seftarita 2* 1) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Email: Mirza.winanda38@gmail.com 2)

Lebih terperinci

KAUSALITAS KURS, IHSG DAN HARGA EMAS DI INDONESIA Muhammad Iqbal 1*, Chenny Seftarita 2. Abstract

KAUSALITAS KURS, IHSG DAN HARGA EMAS DI INDONESIA Muhammad Iqbal 1*, Chenny Seftarita 2. Abstract KAUSALITAS KURS, IHSG DAN HARGA EMAS DI INDONESIA Muhammad Iqbal 1*, Chenny Seftarita 2 1) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, email : ibal.2911@gmail.com

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. HASIL ANALISIS Pengujian vektor autoregresi pada penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi perangkat lunak Eviews versi 6 yang dikembangkan dan didistribusikan oleh Quantitative

Lebih terperinci

Analisis Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Jalur Kredit dan Jalur Harga Aset di Indonesia Pendekatan VECM (Periode 2005: :12)

Analisis Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Jalur Kredit dan Jalur Harga Aset di Indonesia Pendekatan VECM (Periode 2005: :12) Analisis Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Jalur Kredit dan Jalur Harga Aset di Indonesia Pendekatan VECM (Periode 2005:01 2015:12) DISUSUN OLEH : SITI FATIMAH 27212052 LATAR BELAKANG Kebijakan moneter

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini difokuskan pada variabel dependen utang luar negeri Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pra Estimasi Uji Akar Unit (Unit Root Test) Pada penerapan analisis regresi linier, asumsi-asumsi dasar yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pra Estimasi Uji Akar Unit (Unit Root Test) Pada penerapan analisis regresi linier, asumsi-asumsi dasar yang 40 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pra Estimasi 4.1.1. Uji Akar Unit (Unit Root Test) Pada penerapan analisis regresi linier, asumsi-asumsi dasar yang telah ditentukan harus dipenuhi. Salah satu asumsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang lazim digunakan untuk

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang lazim digunakan untuk 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang lazim digunakan untuk melihat keberhasilan pembangunan. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur pertumbuhan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak,

METODE PENELITIAN. terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak, III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak,

Lebih terperinci

V. SPESIFIKASI MODEL DAN HUBUNGAN CONTEMPORANEOUS

V. SPESIFIKASI MODEL DAN HUBUNGAN CONTEMPORANEOUS 59 V. SPESIFIKASI MODEL DAN HUBUNGAN CONTEMPORANEOUS 5.1 Pengujian Asumsi Time Series 5.1.1 Uji Stasioneritas Uji Stasioneritas merupakan uji awal untuk setiap data time series yang masuk dalam model dalam

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA, INFLASI, GDP TERHADAP HUBUNGAN SAHAM DAN OBLIGASI DI INDONESIA

SKRIPSI ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA, INFLASI, GDP TERHADAP HUBUNGAN SAHAM DAN OBLIGASI DI INDONESIA SKRIPSI ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA, INFLASI, GDP TERHADAP HUBUNGAN SAHAM DAN OBLIGASI DI INDONESIA Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan akademik guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Strata Satu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Analisis Deskriptif Data 1. Analisis Bank Indonesia Rate Bank Indonesia rate atau yang disebut dengan suku bunga Bank Indonesia (BI) merupakan kebijakan moneter (keuangan) yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah pertumbuhan indeks pembangungan manusia Indonesia dan metode penelitiannya adalah analisis kuantitatif

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 4.1 Perkembangan Harga Minyak Dunia Pada awal tahun 1998 dan pertengahan tahun 1999 produksi OPEC turun sekitar tiga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 46 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa data time series dari tahun 1986-2010. Data tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS),

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan dengan cara mengukur variabel yang di lingkari oleh teori atau satu

Lebih terperinci

ANALISIS KAUSALITAS GRANGER ANTARA JUMLAH UANG BEREDAR DENGAN INFLASI PERIODE Disusun Oleh : NURING TYAS KUSUMO WARDANI B

ANALISIS KAUSALITAS GRANGER ANTARA JUMLAH UANG BEREDAR DENGAN INFLASI PERIODE Disusun Oleh : NURING TYAS KUSUMO WARDANI B ANALISIS KAUSALITAS GRANGER ANTARA JUMLAH UANG BEREDAR DENGAN INFLASI PERIODE 2015.7-2017.12 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah diproxykan melalui penyaluran pembiayaan, BI Rate, inflasi

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah diproxykan melalui penyaluran pembiayaan, BI Rate, inflasi BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah. Sedangkan subjek penelitian menggunakan perbankan syariah di Jawa Tengah diproxykan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan Kesimpulan yang di dapatkan dari hasil analisis dan pembahasan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Hasil dari tiga tahapan pengujian yang telah

Lebih terperinci

Analisis Kausalitas dan Kointegrasi Antara Foreign Direct Investment (FDI) dengan Pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP) di Australia

Analisis Kausalitas dan Kointegrasi Antara Foreign Direct Investment (FDI) dengan Pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP) di Australia Analisis Kausalitas dan Kointegrasi Antara Foreign Direct Investment (FDI) dengan Pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP) di Australia (Metode Cointegrasi test dan Granger Causality test) MUHAMMAD ALHASYMI

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI TERHADAP PERKEMBANGAN REKSA DANA DI INDONESIA (TAHUN 2004:1 2013:4)

ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI TERHADAP PERKEMBANGAN REKSA DANA DI INDONESIA (TAHUN 2004:1 2013:4) ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI TERHADAP PERKEMBANGAN REKSA DANA DI INDONESIA (TAHUN 2004:1 2013:4) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Mencapai Gelar

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek 53 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek penelitian yang dilakukan, maka penelitian ini akan menganalisis kinerja kebijakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dalam penelitian dapat dijadikan landasan dalam setiap tahap penelitian. Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui metode

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Dalam penelitian ini, sampel yang dijadikan objek penelitian adalah perusahaan yang bergerak di bidang farmasi dari tahun 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN.... ix I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 9 1.3. Tujuan Penelitian... 10 1.4. Manfaat

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. langkah yang penting sebelum mengolah data lebih lanjut. Data time series yang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. langkah yang penting sebelum mengolah data lebih lanjut. Data time series yang 60 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Uji Stasioneritas Hasil dan pembahasan dalam penelitian ini akan didasarkan pada langkahlangkah yang telah dijelaskan sebelumnya pada Bab III. Langkah pertama merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian. Dalam penelitian ini penulis memilih impor beras sebagai objek melakukan riset di Indonesia pada tahun 1985-2015. Data bersumber dari Badan Pusat Statistika

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember Data

METODE PENELITIAN. merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember Data 23 III. METODE PENELITIN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember 2009. Data

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Dinamika Perbankan Syariah di Jawa Tengah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Dinamika Perbankan Syariah di Jawa Tengah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Dinamika Perbankan Syariah di Jawa Tengah Perkembangan sistem ekonomi syariah di Indonesia terlihat semakin pesat. Fenomena perbankan syariah di Indonesia dimulai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Obyek/Subyek yang diamati dalam penelitian ini adalah Pembiayaan Modal Kerja UMKM dengan variabel independen DPK, NPF, Margin, dan Inflasi sebagai variabel

Lebih terperinci

STUDI KAUSALITAS GRANGER ANTARA NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP USD DAN AUD MENGGUNAKAN ANALISIS VAR

STUDI KAUSALITAS GRANGER ANTARA NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP USD DAN AUD MENGGUNAKAN ANALISIS VAR Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009 STUDI KAUSALITAS GRANGER ANTARA NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP USD DAN AUD MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

APLIKASI MODEL VAR DAN VECM DALAM EKONOMI

APLIKASI MODEL VAR DAN VECM DALAM EKONOMI BAHAN AJAR APLIKASI MODEL VAR DAN VECM DALAM EKONOMI MODEL VAR Pengertian VAR AGUS TRI BASUKI Dosen Fakultas Ekonomi Univ. Muhammadiyah Yogyakarta Vector Autoregression atau VAR merupakan salah satu metode

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Perkembangan Produk Domestik Bruto Nasional Produk domestik bruto adalah nilai pasar dari semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam suatu negara dalam kurun waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000 sampai Januari 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000 sampai Januari 2013. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS (Kurs),

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Ekspor impor pertanian menurut subsektor, (juta Ton)

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Ekspor impor pertanian menurut subsektor, (juta Ton) 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Selama periode 2008-2013, kinerja Sektor Pertanian mengalami pertumbuhan positif sebesar 5.89% per tahun. Pada tahun 2012 kontribusi Sektor Pertanian terhadap total PDB Indonesia

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kuantitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas Tahap pertama yang harus dilalui untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian 1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk melihat perkembangan suatu variabel yang digunakan dalam penelitian yang diteliti oleh

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data-data tersebut berupa data bulanan dalam rentang waktu (time series) Januari

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data-data tersebut berupa data bulanan dalam rentang waktu (time series) Januari 40 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Berdsarkan kajian beberapa literatur penelitian ini akan menggunakan data sekunder. Data-data tersebut berupa data bulanan dalam rentang waktu (time

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015 25 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015 bertempat di Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Langkah awal yang perlu dilakukan dalam data time series adalah uji stasioner,

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Langkah awal yang perlu dilakukan dalam data time series adalah uji stasioner, V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Pengujian Pra Estimasi 5.1.1. Uji Kestasioneran Data Langkah awal yang perlu dilakukan dalam data time series adalah uji stasioner, untuk melihat ada atau tidaknya unit root

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... xxiii DAFTAR TABEL... xxv DAFTAR GAMBAR... xxvii DAFTAR ISTILAH...xxix DAFTAR SINGKATAN...xxxi

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... xxiii DAFTAR TABEL... xxv DAFTAR GAMBAR... xxvii DAFTAR ISTILAH...xxix DAFTAR SINGKATAN...xxxi DAFTAR ISI DAFTAR ISI... xxiii DAFTAR TABEL... xxv DAFTAR GAMBAR... xxvii DAFTAR ISTILAH...xxix DAFTAR SINGKATAN...xxxi I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.1.1 Industri Minyak Sawit Indonesia...

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. series. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah BI rate, suku bunga

III. METODE PENELITIAN. series. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah BI rate, suku bunga III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk time series. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah BI rate, suku

Lebih terperinci

TRANSMISI HARGA PASAR GULA RAFINASI DI INDONESIA PENDAHULUAN

TRANSMISI HARGA PASAR GULA RAFINASI DI INDONESIA PENDAHULUAN P R O S I D I N G 217 TRANSMISI HARGA PASAR GULA RAFINASI DI INDONESIA Fitrotul Laili 1, Ratya Anindita 1, Budi Setiawan 1 1 Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Email: laili.brawijaya.university@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada BAB III METODE PENELITIAN Menurut Sugiyono (2013), Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat

Lebih terperinci

DAMPAK PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PEREKONOMIAN DI NEGARA-NEGARA ASEAN+3 EVI JUNAIDI

DAMPAK PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PEREKONOMIAN DI NEGARA-NEGARA ASEAN+3 EVI JUNAIDI DAMPAK PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PEREKONOMIAN DI NEGARA-NEGARA ASEAN+3 EVI JUNAIDI PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) BANK UMUM SYARIAH NASIONAL INDONESIA

ANALISIS PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) BANK UMUM SYARIAH NASIONAL INDONESIA ANALISIS PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) BANK UMUM SYARIAH NASIONAL INDONESIA (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah Nasional di Indonesia Tahun 2011-2016) EXTERNAL AND

Lebih terperinci

1 analisis regresi dengan pendekatan VECM

1 analisis regresi dengan pendekatan VECM 1 analisis regresi dengan pendekatan VECM BAHAN AJAR EKONOMETRIKA AGUS TRI BASUKI, SE., M.SI MODEL VECM 10. Pengertian VECM VECM (atau Vector Error Correction Model) merupakan metode turunan dari VAR.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel. penjelasan kedua variabel tersebut :

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel. penjelasan kedua variabel tersebut : BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Penelitian Pengertian dari variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. mengandung akar-akar unit atau tidak. Data yang tidak mengandung akar unit

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. mengandung akar-akar unit atau tidak. Data yang tidak mengandung akar unit 32 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Estimasi VAR 4.1.1 Uji Stasioneritas Uji kestasioneran data pada seluruh variabel sangat penting dilakukan untuk data yang bersifat runtut waktu guna mengetahui apakah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN NOTA DINAS... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... MOTTO... PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN NOTA DINAS... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... MOTTO... PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN NOTA DINAS... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... MOTTO... PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR GAMBAR... i

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 42 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Masri Singarimbun dan Sofian Effendi membagi jenis penelitian ke dalam tiga jenis yaitu : 1. Penelitian Penjajakan (Exploratif Research) yaitu penelitian

Lebih terperinci

Analisis Kointegrasi dan Potensi Contagion Effect Antara Pasar Saham Negara Kawasan Eropa dan Indonesia A. PENDAHULUAN

Analisis Kointegrasi dan Potensi Contagion Effect Antara Pasar Saham Negara Kawasan Eropa dan Indonesia A. PENDAHULUAN Analisis Kointegrasi dan Potensi Contagion Effect Antara Pasar Saham Negara Kawasan Eropa dan Indonesia Yosi Iriantono P. P. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Email: yosiiriantono@gmail.com

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai fenomena market

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai fenomena market BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai fenomena market overreaction dan pengaruh firm size dan likuiditas terhadap fenomena price reversal pada indeks sektor manufaktur

Lebih terperinci

Jurnal Saintech Vol No.04-Desember 2014 ISSN No

Jurnal Saintech Vol No.04-Desember 2014 ISSN No ANALISIS KOINTEGRASI ANTARA INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG), JUMLAH UANG BEREDAR (JUB), DAN INDEKS HARGA PEDAGANG BESAR (IHPB) DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2007-2013 Oleh: Drs. Bonaraja Purba, M.Si*)

Lebih terperinci