Jurnal Saintech Vol No.04-Desember 2014 ISSN No

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jurnal Saintech Vol No.04-Desember 2014 ISSN No"

Transkripsi

1 ANALISIS KOINTEGRASI ANTARA INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG), JUMLAH UANG BEREDAR (JUB), DAN INDEKS HARGA PEDAGANG BESAR (IHPB) DI INDONESIA PERIODE TAHUN Oleh: Drs. Bonaraja Purba, M.Si*) *) Dosen Universitas Negeri Medan Abstract This study aims to examine the relationship of short-term and cointegration (long-term balance) between the stock price index (JCI), the money supply (JUB), and the index of wholesale prices (WPI). This study uses secondary data in the form of monthly time series data obtained from BPS and Bank Indonesia from 2007: 1 to 2013: 11. Methods of data analysis using the Granger Causality Test, Johansen Cointegration Test with Vector Error Correction Model (VECM). Data processing using software Eviews 7. Based on the analysis of data in the short term found a one-way relationship between JUB and JCI, and WPI and JCI; and in the long term is found cointegration between JCI, JUB, and IPHB in Indonesia. Keywords: JCI, JUB, WPI, VECM I. Pendahuluan Berdasarkan laporan tahunan Bank Indonesia (2013) dalam kurun waktu tahun diperoleh bahwa, rata-rata tingkat inflasi sebesar 9,26%, rata-rata jumlah uang beredar sebesar Rp M, dan ratarata PDB Riil sebesar Rp M (BI, 2013). Pertumbuhan jumlah uang beredar cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2009, terjadi peningkatan yang sangat signifikan hingga mencapai nilai Rp milyar. Sementara itu pada tahun 2010 jumlah uang beredar mengalami penurunan hingga mencapai Rp ,08 milyar. Peningkatan jumlah uang beredar yang melambat pada tahun sejalan dengan upaya otoritas moneter untuk memelihara kestabilan nilai mata uang rupiah. Hal ini terkait dengan jumlah uang beredar di masyarakat yang cukup besar pada tahun Menurut Edi Susianto (2002) bahwa kebijakan moneter memberikan manfaat, antara lain: (1) mudah dipahami oleh masyarakat, karena masyarakat hanya akan melihat ukuran keberhasilannya pada pencapaian laju inflasi, (2) dapat menciptakan ekspektasi yang rendah terhadap inflasi sehingga pada akhirnya dapat menghasilkan tingkat inflasi aktual sesuai dengan yang diinginkan, (3) dapat menghindari kemungkinan munculnya kebijakan-kebijakan yang dapat menimbulkan deviasi terhadap pencapaian target inflasi. Jumlah uang beredar merupakan salah satu indikator makroekonomi yang dapat mempengaruhi harga saham. Ketika jumlah uang beredar di masyarakat mengalami peningkatan maka orang akan cenderung berinvestasi pada saham, karena menguntungkan sesuai harapan mereka. Jika mereka menginvestasikan uangnya di Bank, maka keuntungan yang diperoleh tidak sesuai dengan harapan mereka sebab suku bunga bank akan mengalami penurunan yang signifikan. Perkembangan pasar modal di Indonesia sangat dipengaruhi oleh krisis ekonomi global yang dialami oleh USA, yang menyebabkan terjadinya perubahan nilai tukar rupiah dan indeks harga saham gabungan (IHSG) 16

2 berfluktuasi. Pergerakan IHSG dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal. Pengaruh eksternal diantaranya adalah tingkat suku bunga luar negeri dan indeks harga saham luar negeri, yang dipercaya sebagai faktor penentu dalam mempengaruhi IHSG. Faktor internal diantaranya adalah peristiwa-peristiwa dalam negeri seperti perubahan nilai tukar rupiah terhadap USD, tingkat inflasi, suku bunga deposito, suku bunga SBI, dan jumlah uang beredar. Memelihara kestabilan harga disamping untuk menunjang proses pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu tugas penting kebijakan moneter. Untuk itu diperlukan pertumbuhan uang beredar yang jumlahnya sesuai dengan laju pertumbuhan sektor riil dimana hal-hal lainnya dianggap tetap (cateris paribus). Terjadinya perubahan jumlah uang beredar sebagai akibat meningkatnya penawaran uang yang dilakukan dalam rangka kebijakan moneter akan menyebabkan turunnya tingkat bunga. Dalam teori ekspektasi rasional disebutkan bahwa masyarakat melakukan kesalahan dalam mengekspektasi jumlah uang beredar sehingga menciptakan keterkaitan antara perubahan tingkat inflasi dan perubahan tingkat pendapatan riil. Studi empiris yang telah dilakukan Barro (1977, 1978) memberikan dukungan yang kuat pada hipotesa ekspektasi rasional tersebut, bahwa hanya pertumbuhan jumlah uang beredar yang mempunyai pengaruh pada variabel riil (pendapatan riil dan pengangguran) atau dengan kata lain, adanya pertumbuhan jumlah uang beredar akan menyebabkan tingkat pendapatan riil dan pengangguran akan berfluktuasi dari tingkat alamiahnya sedangkan untuk tingkat harga (IHSG) dipengaruhi pertumbuhan jumlah uang beredar. Sepanjang tahun 2007 kondisi dan kinerja pasar saham relatif baik, tetapi menjelang akhir tahun 2008 terjadi krisis ekonomi global, yang berdampak terhadap perekonomian Indonesia yang menimbulkan gejolak di pasar modal dan pasar uang. Pada bulan Desember 2008, IHSG ditutup pada level Rp ,41 dan bila dibandingkan dengan IHSG Desember 2007 sebesar Rp ,83 mengalami penurunan sangat drastis. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, penelitian tentang hubungan jangka pendek dan hubungan keseimbangan jangka panjang antara variabel ketiga variabel yakni IHSG, JUB, dan IHPB di Indonesia penting dilakukan. Masalah pokok dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Apakah terdapat kointegrasi (hubungan keseimbangan jangka panjang) antara variabel IHSG, JUB, dan IHPB di Indonesia pada periode tahun ? II. Kajian Teori dan Penelitian yang Relevan 1. Kajian Teori Menurut Samsul (2006), IHSG merupakan indeks gabungan dari seluruh jenis saham yang tercatat di Bursa Efek, dan diterbitkan oleh Bursa Efek. Pihak di luar bursa efek tidak tertarik menerbitkan IHSG karena masih kalah manfaatnya dengan indeks harga parsial, seperti untuk keperluan hedging. Menurut publikasi Bursa Efek Indonesia (2010), ada lima fungsi indeks harga saham di pasar modal yaitu: (1) sebagai indikator trend pasar, (2) sebagai indikator tingkat bunga, (3) sebagai tolak ukur kinerja portofolio, (4) memfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif, dan (5) memfasilitasi berkembangnya produk derivatif. Jumlah uang beredar adalah uang yang berada di tangan masyarakat. Namun definisi ini terus berkembang, seiring dengan perkembangan perekonomian suatu negara. Cakupan definisi jumlah uang beredar di negara maju umumnya lebih luas dan kompleks dibandingkan negara sedang berkembang (NSB). Pengertian paling sempit atau biasa dikenal dengan istilah narrow money adalah daya beli yang langsung bisa digunakan untuk pembayaran atau dapat diperluas mencakup alat-alat pembayaran yang mendekati uang (deposito berjangka dan tabungan). Narrow money yang biasanya disimbolkan dengan M1 terdiri dari uang tunai/kartal (currency) dan uang giral (Demand Deposit). Uang kartal merupakan uang kertas dan uang logam yang ada di tangan masyarakat umum, sedangkan uang giral mencakup saldo rekening koran/giro milik masyarakat yang disimpan di bank. Dalam perekonomian modern digunakan sistem standart kertas dan sebagai sumber 17

3 terciptanya uang beredar adalah otorita moneter (pemerintah dan bank sentral) dan lembaga keuangan. Otorita moneter sebagai sumber penawaran uang inti dan lembaga keuangan sebagai sumber penawaran uang sekunder. JUB merupakan proses pasar, artinya hasil interaksi anatara permintaan dan penawaran, dan bukan ahanya pencetakan uang atau merupakan keputusan pemerintah saja. Apabila suatu waktu permintaan uang inti tidak sesuai dengan penawaran uang inti, maka para pelaku dalam pasar uang masing-masing akan melakukan penyesuaian berupa tindakan-tindakan (mengubah struktur/komposisi dari kekayaan) di sub-pasar uang inti sehingga terjadi keseimbangan antara permintaan dan penawaran. Demikian juga jika terjadi ketidakseimbangan di pasar uang sekunder. Kedua sub-pasar ini harus mencapai keseimbangan secara bersama-sama. Pembangunan ekonomi suatu negara memiliki tujuan meningkatkan kapasitas produksi baik dalam jangka pendek maupun yang berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dalam jangka panjang. Dalam melaksanakan berbagai pembangunan, kondisi stabilitas ekonomi merupakan hal yang mutlak harus diwujudkan. Pemerintah harus berupaya membuat formulasi kebijakan yang tepat untuk mempertahankan stabilitas perekonomian dan menghindari fluktuasi dan inflasi. Unsur yang sangat penting dalam menjaga kestabilan ekonomi adalah pengendalian inflasi dalam tingkat yang rendah, kondisi seperti inilah yang menjadi tujuan implementasi kebijakan moneter. Dalam penelitian ini sebagai proksi dari inflasi digunakan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB). 2. Penelitian yang Relevan Menurut hasil penelitian Samsul (2006) bahwa inflasi (IHPB) berpengaruh signifikan terhadap pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, temuan ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa inflasi yang tinggi dapat menjatuhkan harga saham perusahaan, dan inflasi yang rendah mengakibatkan pertumbuhan ekonomi menjadi sangat lamban, yang selanjutnya harga saham juga akan bergerak dengan lamban. Menurut hasil penelitian Hardanti, Y.R, dkk, ( 2005) diperoleh tingkat inflasi (IHPB), APBN (pengeluaran pemerintah (G)), cadangan devisa (CDS) mempengaruhi JUB secara positif dalam jangka pendek. Dalam jangka pendek Produk Domestik Bruto rill (PDB riil) berpengaruh positif terhadap JUB tetapi tidak signifikan secara statistik. Hal ini menunjukkan bahwa PDB riil tidak terlalu efektif dalam mempengaruhi JUB. Selanjutnya Pangidoan, E.S (2009), menemukan bahwa terdapat hubungan negatif antara Interest Rate (IR), indeks harga (IHSG), dummy (DUM) terhadap permintaan uang. Sedangkan pendapatan domestik bruto (PDB) memiliki hubungan yang positif terhadap permintaan uang. Model diatas juga menghasilkan bahwa hanya pendapatan domestik bruto (PDB) memiliki pengaruh signifikan terhadap permintaan uang, sedangkan variabel-variabel bebas lainnya tidak memiliki pengaruh signifikan. 3. Hipotesis Penelitian Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis: Terdapat kointegrasi (hubungan keseimbangan jangka panjang) antara variabel IHSG, JUB, dan IHPB di Indonesia pada peride tahun III. Metodologi Penelitian 1. Data dan Spesifikasi Model. Penelitian ini menggunakan data time series bulanan dalam kurun waktu 2007:1 sampai dengan 2013:11. Data IHSG, JUB, dan IHPB dipilih dari publikasi dan database Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik serta instansi-instansi lain yang berhubungan dengan penelitian. Persamaan (1) menggambarkan IHSG sebagai fungsi dari JUB dan IHPB yang akan digunakan dalam penelitian ini. IHSG tt = ββ 0 + ββ 1 JUB tt + ββ 2 IHPB tt + tt...(1) dimana ββ 0 adalah konstanta dan ββ 1. ββ 2 adalah koefisien dari model, serta tt adalah error term 2. Prosedur Penelitian Untuk menganalisis masalah penelitian di atas digunakan model Vector Error Correction 18

4 Model (VECM). Model ini digunakan untuk mengetahui tingkah laku jangka pendek dari suatu variabel terhadap jangka panjangnya, akibat adanya shock yang permanen (Kostov dan Lingard dalam Shohrul R.Ajija, dkk. 2011). Asumsi yang harus dipenuhi dalam analisis VECM adalah semua variabel independen harus bersifat stasioner. Hal ini ditandai dengan semua sisaan bersifat white noise, yaitu rataan nol, ragam konstan, dan di antara variabel tak bebas tidak ada korelasi. Langkah pertama yang dilakukan adalah menguji kestasioneran data. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kesalahan estimasi. Menurut Walter Enders (1995), terdapat sejumlah pengujian yang dapat dilakukan untuk mengetahui apakah suatu data stasioner atau tidak. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan Software EViews Versi 7. Sebagai proses awal pengujian kestasioneran data digunakan Augment Dickey Fuller Unit Root Test (ADF test) terhadap variabel IHSG. Seterusnya dilakukan proses yang sama terhadap variable JUB dan variabel IHPB. Jika nilai probabilitasnya pada level dasar < α = 5% maka tidak terjadi unit root. Sebaliknya jika nilai probabilitasnya > α = 5% maka terjadi unit root. Jika terjadi unit root maka dilakukan tes kedua yaitu tes derajat integrasi. Langkah kedua adalah menentukan lag length yang bertujuan untuk melihat sejauh mana model tersebut fit terhadap aktual datanya. Penentuan lag length ini dilakukan dalam analisis Vector Auto Reggression (VAR) yaitu metode analisis yang biasa digunakan untuk memproyeksikan system variabel-variabel runtun waktu dan untuk menganalisis dampak dinamis dari faktor gangguan yang terdapat dalam system variabel tersebut (Hadi, 2003). Kemudian lag length tersebut digunakan dalam uji kausalitas Granger Uji ini bermaksud untuk mengetahui apakah terjadi hubungan satu arah atau dua arah di antara variabel dalam model VECM. Langkah ketiga adalah melakukan uji kointegrasi yang bertujuan untuk melihat adanya kemungkinan keseimbangan jangka panjang antara variabel terkait. Pendekatan yang dilakukan adalah metode Johansen Cointegration Test, kemudian dilakukan estimasi VECM dengan order lag p=1, p=2, dan p=3 yang bertujuan memperoleh order optimal untuk model VECM bagi data ini. Langkah selanjutnya adalah melakukan uji diagnostik dengan VEC Residual Portmanteau Tests for Autocorrelation. Langkah terakhir adalah melihat karakteristik model VECM yang telah diperoleh pada analisis terdahulu, yaitu melalui Analisis Variance Decomposition. IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Hasil Uji Stasioneritas Data Hasil uji akar unit pada tingkat first difference terhadap data variabel IHSG menunjukkan bahwa nilai mutlak ADF test statistic ( ) > nilai mutlak t-statistical Test Critical Value 5% ( ), dan nilai probabilitas (0.0000) < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data IHSG telah stasioner pada first difference. Hasil uji akar unit pada tingkat second difference terhadap data variabel JUB menunjukkan bahwa nilai mutlak ADF test statistic ( ) > nilai mutlak t-statistical Test Critical Value 5% ( ), dan nilai probabilitas (0.0000) < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data JUB telah stasioner pada second difference. Hasil uji akar unit pada tingkat first difference terhadap data variabel IHPB menunjukkan bahwa nilai mutlak ADF test statistic ( ) > nilai mutlak t-statistical Test Critical Value 5% ( ), dan nilai probabilitas (0.0000) < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data IHPB telah stasioner pada first difference. Berdasarkan hasil uji stasioneritas data dengan ADF Test diperoleh bahwa data variabel IHSG dan IHPB sudah stasioner pada tingkat first difference, sedangkan data JUB sudah stasioner pada tingkat second difference. Dengan demikian ketiga variabel tersebut telah dapat digunakan dalam analisis data statistika lebih lanjut. 2. Hasil Uji Kausalitas Granger Untuk Variabel Dependen IHSG Ho : IHSG tidak mempengaruhi JUB dan IHPB Nilai Prob. > α = 0.05 H1 : IHSG mempengaruhi JUB dan IHPB Nilai Prob. < α = 0.05 Dari hasil uji kausalitas terhadap variabel independen JUB diperoleh Nilai 19

5 Probabilitas F-statistic (0.3846)> α = 0.05 maka terima Ho, artinya IHSG tidak mempengaruhi JUB. Selanjutnya dari hasil uji kausalitas terhadap variabel independen IHPB diperoleh Nilai Probabilitas F- statistic (0.7368) > α = 0.05 maka terima Ho, artinya IHSG tidak mempengaruhi IHPB. Untuk Variabel Dependen JUB Ho : JUB tidak mempengaruhi IHSG dan IHPB Nilai Prob. > α = 0.05 H1 : JUB mempengaruhi IHSG dan IHPB Nilai Prob. < α = 0.05 Dari hasil uji kausalitas terhadap variabel independen IHSG diperoleh Nilai Probabilitas F-statistic (0.0238) < α = 0.05 maka tolak Ho, artinya JUB mempengaruhi IHSG. Selanjutnya dari hasil uji kausalitas terhadap variabel independen IHPB diperoleh Nilai Probabilitas F-statistic (0.9551) > α = 0.05 maka terima Ho, artinya JUB tidak mempengaruhi IHPB. Untuk Variabel Dependen IHPB Ho : IHPB tidak mempengaruhi IHSG dan JUB Nilai Prob. > α = 0.05 H1 : IHPB mempengaruhi IHSG dan JUB Nilai Prob. < α = 0.05 Dari hasil uji kausalitas terhadap variabel independen IHPB diperoleh Nilai Probabilitas F-statistic (0.0013) < α = 0.05 maka tolak Ho, artinya IHPB mempengaruhi IHSG. Selanjutnya dari hasil uji kausalitas terhadap variabel independen JUB diperoleh Nilai Probabilitas F-statistic (0.6291)> α = 0.05 maka terima Ho, artinya IHPB tidak mempengaruhi IHPB. Dari hasil analisis uji kausalitas Granger ditemukan hubungan satu arah antara variabel JBU dan IHSG yakni JUB mempengaruhi IHSG. Juga ditemukan hubungan satu arah antara variabel IHPB dan IHSG, yakni IHPB mempengaruhi IHSG. Selanjutnya adalah melakukan uji kointegrasi untuk melihat hubungan keseimbangan jangka panjang antara ketiga variabel tersebut. 3. Hasil Uji Kointegrasi Berdasarkan hasil analisis uji kointegrasi dengan menggunakan Johansen Cointegration Test ditemukan bahwa: (1) Nilai Trace Statistic ( ) > Nilai Critical Value ( ), maka hal ini mengindikasikan adanya kointegrasi (hubungan keseimbangan antar variabel dalam jangka panjang), (2) Dari Uji Trace Statistic terindikasi ketiga variabel IHSG, JUB, dan IHPB terkointegrasi. (3) Nilai Max-Eigenvalue Statistic ( ) > Nilai Critical Value ( ), maka hal ini merupakan indikasi adanya kointegrasi, dan (4) Juga dari Uji Max-Eigenvalue Statistic mengindikasikan ketiga variabel yakni IHSG, JUB, dan IHPB terkointegrasi. Karena terdapat kointegrasi antar ketiga variabel penelitian yakni IHSG, JUB, dan IHPB, maka data ini lebih akurat diolah dengan menggunakan VECM. Bentuk vektor residual dari kedua persamaan kointegrasi adalah : ε 1t = IHSG t IHPB t dan ε 2t = JUB t IHPB t 4. Hasil Uji Vector Error Correction Estimates Selanjutnya untuk mengestimasi bentuk persamaan VECM di antara variabel IHSG, JUB, dan IHPB, dilakukan dengan analisis uji Vector Error Estimates yang menghasilkan dua persamaan kointegrasi seperti di atas. Kedua bentuk persamaan kointegrasi dinyatakan dengan vektor residual hasil relasi kointegrasi, diberikan pada kolom CointEq1 dan CointEq2 di kanan Cointegration Eq. Sedangkan vektor konstanta hasil estimasi model VECM yang terbentuk diberikan pada tiga kolom di kanan Error Correction. Selanjutnya diperoleh persamaan VECM(1) untuk IHSG berbentuk : IHSG t = φ 1 + λ 1. e 1,t 1 + λ 2. e 2,t 1 + γ 11. IHSG t 1 + ω 1. JUB t 1 + ω 2. IHPB t 1 IHSG t = e 1,t e 2,t IHSG t JUB t IHPB t 1 Pada langkah pertama di atas digunakan lag p=1 untuk maksimal order diferensi dari variabel endogen dalam model. Untuk memilih nilai optimal dari p dapat dibandingkan nilainilai AIC / SIC dari model-model VECM(1), VECM(2), dan VECM(3). Output hasil estimasi dirangkum dalam tabel di bawah ini yang menunjukkan order p=1 memberikan nilai AIC dan SIC yang minimal, sehingga 20

6 merupakan order optimal untuk model VECM bagi data ini. Tabel Rangkuman Nilai AIC dan SIC untuk VECM(p) p=1 p=2 p=3 Akaike Information Criteria (AIC) Schwarz Information Criteria SIC) Hasil Uji Diagnostik Portmanteau Tahap akhir dalam analisis ini adalah melakukan uji diagnostik terhadap model VECM(1) yakni menggunakan uji Portmanteau (output analisis terlampir). Berdasarkan output uji diagnostik Portmanteau diperoleh nilai Probability-value untuk Q- statistic lebih besar dari 5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa model VECM(1) merupakan model yang baik untuk data (IHSG, JUB, dan IHPB) hasil analisis di atas. 6. Hasil Analisis Variance Decomposition Analisis variance decomposition bertujuan mendekomposisi variasi kesalahan prediksi atau menyatakan suatu proporsi dari rangkaian perubahan disebabkan adanya kejutan atas variabel satu terhadap kejutan variabel yang lain. Analisis variance decomposition ini dibagi menjadi dua periode yaitu periode jangka pendek pada tahun ke 5, dan periode jangka panjang pada tahun ke 15. Variance Decomposition of IHSG Dalam periode jangka pendek, perkiraan sebesar persen, JUB sebesar 3.08 persen, dan IHPB sebesar 2.19 persen. Dalam periode jangka panjang, perkiraan sebesar persen, JUB sebesar 3.71 persen, dan IHPB sebesar 5.18 persen. Ternyata pada periode jangka pendek dan jangka panjang, IHSG secara dominan berubah oleh IHSG itu sendiri. Variance Decomposition of JUB Dalam periode jangka pendek, perkiraan sebesar 3.51 persen, JUB sebesar persen, dan IHPB sebesar 0.67 persen. Dalam periode jangka panjang, perkiraan sebesar 3.16 persen, JUB sebesar persen, dan IHPB sebesar 1.00 persen. Ternyata pada periode jangka pendek dan jangka panjang, JUB secara dominan berubah oleh JUB itu sendiri. Variance Decomposition of IHPB Dalam periode jangka pendek, perkiraan sebesar 6.16 persen, JUB sebesar 1.75 persen, dan IHPB sebesar persen. Dalam periode jangka panjang, perkiraan sebesar persen, JUB sebesar persen, dan IHPB sebesar persen. Ternyata pada periode jangka pendek dan jangka panjang, variabel IHPB secara dominan berubah oleh IHSG. Hal ini berarti bahwa kejutan dari variabel IHSG memiliki kemampuan yang besar terhadap pertumbuhan IHPB. V. Kesimpulan Berdasakan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Dengan uji kausalitas Granger ditemukan adanya hubungan satu arah antara variabel JUB dengan IHSG yakni JUB mempengaruhi IHSG, juga ditemukan hubungan satu arah antara variabel IHPB dengan IHSG, yakni IHPB mempengaruhi IHSG. 2. Dengan uji Johansen Cointegration Test ditemukan adanya kointegrasi antar ketiga variabel IHSG, JUB, dan IHPB. 3. Dengan analisis variance decomposition ditemukan bahwa pada periode jangka pendek dan jangka panjang variabel IHSG secara dominan berubah oleh IHSG itu sendiri, dan JUB secara dominan berubah oleh JUB itu sendiri, serta IPHB secara dominan berubah oleh IHSG. Daftar Pustaka Bank Indonesia. Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia. Berbagai Terbitan. 21

7 . Laporan Tahunan Bank Indonesia. Berbagai Terbitan. Laporan Bulanan Bank Indonesia. Berbagai Terbitan Barro, Robert J, " Unanticipated Money Growth and Unemployment in the United States", The American Economic Review, Vol 67, No. 2. Barro, Robert J, 1978, " Unanticipated Money, Output, and the Price Level in the United States", Journal of Political Economy. Vol 86. No. 41 Boediono, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro. Yogyakarta: BPFE Edi Susianto, "Menyikapi Inflation Targeting dalam Proses Pemulihan Ekonomi: Suatu Tinjauan Teori", Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan. Vol 5, No. 2. Gujarati, Damodar, Jakarta : Erlangga Ekonometrika. Hadi, S. Yonathan Analisis Vector Auto Reggression (VAR) Terhadap Korelasi Antara Pendapatan Nasional dan Investasi Pemerintah di Indonesia 1983/ /2000. Jurnal Keuangan dan Moneter, Volume 6 Nomor 2, Rosadi, Dedi, Ekonometrika dan Analisis Runtun Waktu Terapan dengan Eviews. Yogyakarta : Andi Samsul, Muhammad, Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta : Erlangga Shochrul R.Ajija, dkk, Cara Cerdas Menguasai Eviews. Jakarta : Salemba Empat Winarno, Wing Wahyu, Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews. Yogyakarta : UPP STIM YKPN 22

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Dalam penelitian ini, obyek yang diamati yaitu inflasi sebagai variabel dependen, dan variabel independen JUB, kurs, BI rate dan PDB sebagai variabel yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian adalah sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN 1. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah di Indonesia yang mempunyai laporan keuangan yang transparan dan di publikasikan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian. Dalam penelitian ini penulis memilih impor beras sebagai objek melakukan riset di Indonesia pada tahun 1985-2015. Data bersumber dari Badan Pusat Statistika

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini 51 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis Vector Error Correction (VEC) yang dilengkapi dengan dua uji lag structure tambahan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000 28 III. METODE PENELITIAN 3.1. Data 3.1.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Obyek/Subyek yang diamati dalam penelitian ini adalah Pembiayaan Modal Kerja UMKM dengan variabel independen DPK, NPF, Margin, dan Inflasi sebagai variabel

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock 40 III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock kredit perbankan, pembiayaan pada lembaga keuangan non bank dan nilai emisi saham pada pasar modal

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang III. METODE PENELITIAN A. Deskripsi Data Variabel Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Cadangan Devisa di Indonesia Periode 2000-2014 adalah cadangan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN 18 III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Mengetahui kointegrasi pada setiap produk adalah salah satu permasalahan yang perlu dikaji dan diteliti oleh perusahaan. Dengan melihat kointegrasi produk,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang akan dipakai dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series 40 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series sekunder. Data-data tersebut diperoleh dari berbagai sumber, antara lain dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada BAB III METODE PENELITIAN Menurut Sugiyono (2013), Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perusahaan merupakan suatu badan hukum yang memiliki suatu tujuan yang ingin dicapai salah satunya yaitu mendapatkan keuntungan. Untuk mencapai

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Pra Estimasi 4.1.1. Kestasioneran Data Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series untuk melihat ada tidaknya unit root yang terkandung

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. mengandung akar-akar unit atau tidak. Data yang tidak mengandung akar unit

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. mengandung akar-akar unit atau tidak. Data yang tidak mengandung akar unit 32 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Estimasi VAR 4.1.1 Uji Stasioneritas Uji kestasioneran data pada seluruh variabel sangat penting dilakukan untuk data yang bersifat runtut waktu guna mengetahui apakah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Untuk menggambarkan bagaimana pengaruh capital gain IHSG dengan pergerakan yield obligasi pemerintah dan pengaruh tingkat suku bunga terhadap IHSG dan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector

HASIL DAN PEMBAHASAN. metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector 52 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode analisis yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector Error Correction Model (VECM).

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Sifat Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif karena menggunakan data penelitian berupa angka-angka dan analisis dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. waktu (time series) dari tahun 1986 sampai Data tersebut diperoleh dari

METODE PENELITIAN. waktu (time series) dari tahun 1986 sampai Data tersebut diperoleh dari 40 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Dan Sumber Data Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang relevan dengan penelitian. Semua data yang digunakan merupakan data deret

Lebih terperinci

Analisis Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Jalur Kredit dan Jalur Harga Aset di Indonesia Pendekatan VECM (Periode 2005: :12)

Analisis Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Jalur Kredit dan Jalur Harga Aset di Indonesia Pendekatan VECM (Periode 2005: :12) Analisis Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Jalur Kredit dan Jalur Harga Aset di Indonesia Pendekatan VECM (Periode 2005:01 2015:12) DISUSUN OLEH : SITI FATIMAH 27212052 LATAR BELAKANG Kebijakan moneter

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas Dalam mendapatkan estimasi model VECM, tahap pertama yang harus dilakukan pada pengujian data adalah dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak,

METODE PENELITIAN. terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak, III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek 53 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek penelitian yang dilakukan, maka penelitian ini akan menganalisis kinerja kebijakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan dengan cara mengukur variabel yang di lingkari oleh teori atau satu

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Uji Stasioneritas Data

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Uji Stasioneritas Data BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioner Test Variabel Level t-statistik Sumber: Data Diolah Tabel 5.1 Uji Stasioneritas Data Prob ULN 2.065415 0.9998

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 59 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan pelaksanaan tahapan-tahapan metode VECM yang terbentuk dari variabel-variabel capital gain IHSG (capihsg), yield obligasi 10 tahun (yieldobl10)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan

BAB III METODE PENELITIAN. analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan menggunakan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek

METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek III. METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek penelitian, maka penelitian ini hanya menganalisis mengenai harga BBM dan nilai tukar

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB, Ekspor, dan

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB, Ekspor, dan III. METODE PENELITIAN A. Deskripsi Data Input Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB, Ekspor, dan Foreign Direct Investment ((FDI). Deskripsi tentang satuan pengukuran, jenis

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account

III. METODELOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account III. METODELOGI PENELITIAN A. Deskripsi Variabel Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account sebagai variabel terikat dan nilai tukar, inflasi, PDB, dan aktiva luar negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah diproxykan melalui penyaluran pembiayaan, BI Rate, inflasi

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah diproxykan melalui penyaluran pembiayaan, BI Rate, inflasi BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah. Sedangkan subjek penelitian menggunakan perbankan syariah di Jawa Tengah diproxykan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder.data ini

METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder.data ini 27 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder.data ini bersumber dari Bank Indonesia (www.bi.go.id), Badan Pusat Statistik (www.bps.go.id).selain

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 56 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode analisis yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector Error Correction Model (VECM).

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) bahwa setiap data time series yang akan dianalisis akan menimbulkan spurious

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) bahwa setiap data time series yang akan dianalisis akan menimbulkan spurious 48 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) Pengujian akar unit merupakan tahap awal sebelum melakukan estimasi model time series. Pemahaman tentang pengujian akar unit ini mengandung

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah data sekunder yang

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah data sekunder yang 30 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Laporan Bank Indonesia, Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia,

Lebih terperinci

ANALISIS KAUSALITAS ANTARA BI RATE DENGAN JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA

ANALISIS KAUSALITAS ANTARA BI RATE DENGAN JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA ANALISIS KAUSALITAS ANTARA BI RATE DENGAN JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA Maria Alvyonita Paidi Hidayat Abstract : This research has a purpose to analyze causality relationship between BI Rate and money

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. time series. Data time series umumnya tidak stasioner karena mengandung unit

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. time series. Data time series umumnya tidak stasioner karena mengandung unit 48 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Kestasioneritasan Data Uji stasioneritas data dilakukan pada setiap variabel yang digunakan pada model. Langkah ini digunakan untuk menghindari masalah regresi lancung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan menggunakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember Data

METODE PENELITIAN. merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember Data 23 III. METODE PENELITIN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember 2009. Data

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data-data tersebut berupa data bulanan dalam rentang waktu (time series) Januari

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data-data tersebut berupa data bulanan dalam rentang waktu (time series) Januari 40 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Berdsarkan kajian beberapa literatur penelitian ini akan menggunakan data sekunder. Data-data tersebut berupa data bulanan dalam rentang waktu (time

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIN. yaitu ilmu yang valid, ilmu yang dibangun dari empiris, teramati terukur,

BAB III METODE PENELITIN. yaitu ilmu yang valid, ilmu yang dibangun dari empiris, teramati terukur, BAB III METODE PENELITIN A. Jenis dan Pendektan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang didasari oleh falsafah

Lebih terperinci

ANALISIS KAUSALITAS GRANGER ANTARA JUMLAH UANG BEREDAR DENGAN INFLASI PERIODE Disusun Oleh : NURING TYAS KUSUMO WARDANI B

ANALISIS KAUSALITAS GRANGER ANTARA JUMLAH UANG BEREDAR DENGAN INFLASI PERIODE Disusun Oleh : NURING TYAS KUSUMO WARDANI B ANALISIS KAUSALITAS GRANGER ANTARA JUMLAH UANG BEREDAR DENGAN INFLASI PERIODE 2015.7-2017.12 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas. Tahap pertama yang harus dilalui untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENILITIAN

BAB III METODE PENILITIAN 44 BAB III METODE PENILITIAN 3.1 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari lembaga-lembaga atau instansi-instansi antara lain Bank

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Variabel-variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel dependen dan independen. Variabel dependen

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa

III. METODELOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa III. METODELOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Variabel Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Saham di Indonesia (Periode 2005:T1 2014:T3) variabel-variabel

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dalam penelitian dapat dijadikan landasan dalam setiap tahap penelitian. Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui metode

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series)

METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) 48 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang didapat dari Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI) Bank Indonesia

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini 43 III.METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini disajikan dengan angka-angka. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2006) yang

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atas, data stasioner dibutuhkan untuk mempengaruhi hasil pengujian

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atas, data stasioner dibutuhkan untuk mempengaruhi hasil pengujian BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas Tahap pertama yang harus dilalui untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini difokuskan pada variabel dependen utang luar negeri Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi.

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Unit Root Test Augmented Dickey Fuller (ADF-Test)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Unit Root Test Augmented Dickey Fuller (ADF-Test) BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Stasioneritas Tahap pertama yang harus dilakukan untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing variabel,

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Stasioneritas Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji VECM, maka perlu terlebih dahulu dilakukan uji stasioneritas. Uji stationaritas yang

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. langkah yang penting sebelum mengolah data lebih lanjut. Data time series yang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. langkah yang penting sebelum mengolah data lebih lanjut. Data time series yang 60 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Uji Stasioneritas Hasil dan pembahasan dalam penelitian ini akan didasarkan pada langkahlangkah yang telah dijelaskan sebelumnya pada Bab III. Langkah pertama merupakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. series. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah BI rate, suku bunga

III. METODE PENELITIAN. series. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah BI rate, suku bunga III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk time series. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah BI rate, suku

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series 51 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series yang didapat dari Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik dan melalui

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Perkembangan Produk Domestik Bruto Nasional Produk domestik bruto adalah nilai pasar dari semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam suatu negara dalam kurun waktu

Lebih terperinci

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN 43 BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN Analisis data dilakukan melalui serangkaian tahapan pengujian menggunakan analis Vector Auto Regression (VAR). Pada tahap pertama dilakukan pengujian terhadap variabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. statistik. Penelitian ini mengukur pengaruh pembalikan modal, defisit neraca

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. statistik. Penelitian ini mengukur pengaruh pembalikan modal, defisit neraca BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif, yaitu penelitian yang mengukur suatu variabel, sehingga lebih mudah dipahami secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel. penjelasan kedua variabel tersebut :

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel. penjelasan kedua variabel tersebut : BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Penelitian Pengertian dari variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. perubahan sehingga harus diolah terlebih dahulu. Pengolahan data dilakukan dengan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. perubahan sehingga harus diolah terlebih dahulu. Pengolahan data dilakukan dengan BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Sumber Data Keselurahan data yang diterima sebelumnya belum mengindikasikan dinamika perubahan sehingga harus diolah terlebih dahulu. Pengolahan data dilakukan dengan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. urutan waktu dimulai dari penerapan Base Money Targeting Framework

III. METODOLOGI PENELITIAN. urutan waktu dimulai dari penerapan Base Money Targeting Framework 63 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Data dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan urutan waktu dimulai dari penerapan Base Money Targeting Framework (BMTF) periode

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran

3. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran 3. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pengembangan bahan bakar alternatif untuk menjawab isu berkurangnya bahan bakar fosil akan meningkatkan permintaan terhadap bahan bakar alternatif, dimana salah

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari hingga Maret 2012. Penelitian dilakukan di Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo). Penentuan tempat dilakukan

Lebih terperinci

IJBE: Integrated Journal of Business and Economics e-issn:

IJBE: Integrated Journal of Business and Economics e-issn: IJBE: Integrated Journal of Business and Economics Model Vector Auto Regression (VAR) and Vector Error Correction Model (VECM) Approach for Inflation Relations Analysis, Gross Regional Domestic Product

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah pertumbuhan indeks pembangungan manusia Indonesia dan metode penelitiannya adalah analisis kuantitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak awal berdirinya sebuah negara, pertumbuhan ekonomi. merupakan permasalahan umum yang terjadi dalam jangka panjang oleh

BAB I PENDAHULUAN. Sejak awal berdirinya sebuah negara, pertumbuhan ekonomi. merupakan permasalahan umum yang terjadi dalam jangka panjang oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak awal berdirinya sebuah negara, pertumbuhan ekonomi merupakan permasalahan umum yang terjadi dalam jangka panjang oleh setiap negara. Dimana setiap negara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 46 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa data time series dari tahun 1986-2010. Data tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS),

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh ProdukDomestikBruto (PDB),

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh ProdukDomestikBruto (PDB), III. METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Variabel Dalam penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh ProdukDomestikBruto (PDB), SukuBunga Deposito, Inflasi, dan Obligasi PemerintahTerhadap Simpanan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder menurut runtun

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder menurut runtun III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder menurut runtun waktu (timeseries) yang diperoleh dari Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI VARIABEL MAKRO EKONOMI YANG BERPENGARUH PADA PERMINTAAN UANG DI INDONESIA

IDENTIFIKASI VARIABEL MAKRO EKONOMI YANG BERPENGARUH PADA PERMINTAAN UANG DI INDONESIA Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 15, Nomor 1, April 2014, hlm.64-70 IDENTIFIKASI VARIABEL MAKRO EKONOMI YANG BERPENGARUH PADA PERMINTAAN UANG DI INDONESIA Hida Supriyanto Pusat Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa uang merupakan bagian yang tidak. terpisahkan dalam kehidupan masyarakat dan perekonomian suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa uang merupakan bagian yang tidak. terpisahkan dalam kehidupan masyarakat dan perekonomian suatu negara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tidak dapat dipungkiri bahwa uang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat dan perekonomian suatu negara tanpa memasukkan besaran uang. Uang

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Pada bab sebelumnya telah disinggung mengenai error correction model (ECM) seringkali digunakan dalam menguji stabilitas permintaan uang. Penggunaannya karena ECM memiliki

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam studi ini adalah data sekunder runtut waktu

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam studi ini adalah data sekunder runtut waktu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam studi ini adalah data sekunder runtut waktu (timeseries) bulanan dari periode 2008:04 2013:12 yang diperoleh dari laporan Bank

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa time series

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa time series 30 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa time series bulanan periode Mei 2006 sampai dengan Desember 2010. Sumber data di dapat dari Statistik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Hasil dan Pengolahan Data Pada bab ini akan dibahas mengenai proses dan hasil serta pembahasan dari pengolahan data yang akan dilakukan. Data yang telah didapatkan akan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pojok Bursa Efek Indonesia Universitas Mercu Buana dengan data yang diambil adalah harga penutupan dari tahun 2009-2015, untuk

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah terhadap Jumlah Uang Beredar dengan Pendekatan Error Correction Model (ECM)

Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah terhadap Jumlah Uang Beredar dengan Pendekatan Error Correction Model (ECM) Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah terhadap Jumlah Uang Beredar dengan Pendekatan Error Correction Model (ECM) Ni Putu

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang 53 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Dan Sumber Data Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang diperoleh dari data Bank Indonesia (BI), Badan Pusat Statistik (BPS) dan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel- variabel sebagai berikut : tingkat gross domestic product(gdp), total

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel- variabel sebagai berikut : tingkat gross domestic product(gdp), total BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah semua data mengenai variabel- variabel sebagai berikut : tingkat gross domestic product(gdp), total pembiayaan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. H 1 : tidak terdapat unit root (data stasioner)

BAB 4 PEMBAHASAN. H 1 : tidak terdapat unit root (data stasioner) BAB 4 PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan hasil estimasi berdasarkan metode penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, dan pembahasan analisis hasil estimasi tersebut. Pembahasan dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu Badan Pusat Statistik (BPS), Food and

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu Badan Pusat Statistik (BPS), Food and BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu Badan Pusat Statistik (BPS), Food and

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan oleh pihak

III. METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan oleh pihak 46 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kuantitatif, yaitu berupa data tahunan yang berbentuk angka dan dapat diukur/dihitung. Sumber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder yang terdiri dari nilai tukar Rupiah terhadap Dolar yang bergerak dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Analisis Deskriptif Data 1. Analisis Bank Indonesia Rate Bank Indonesia rate atau yang disebut dengan suku bunga Bank Indonesia (BI) merupakan kebijakan moneter (keuangan) yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah III. METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah nilai tukar rupiah, sedangkan

Lebih terperinci

Jurnal Saintech Vol. 05- No.01-Maret 2013 ISSN No

Jurnal Saintech Vol. 05- No.01-Maret 2013 ISSN No ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN PDB, SUKU BUNGA SBI, IHK, CADANGAN DEVISA, DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP PERTUMBUHAN JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA Oleh: Drs. Bonaraja Purba, M.Si *) *) Dosen Universitas

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Jumlah Uang Beredar Jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) atau broad money merupakan merupakan kewajiban sistem moneter (bank sentral)

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Analisis data dilakukan dengan menggunakan Software Eviews Versi 4.1 dan Microsoft Office Excel Gambar 2 Plot IHSG.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Analisis data dilakukan dengan menggunakan Software Eviews Versi 4.1 dan Microsoft Office Excel Gambar 2 Plot IHSG. kointegrasi lebih besar dari nol maka model yang digunakan adalah VECM (Enders, 1995). 4. Analisis model VAR, VARD atau VECM. 5. Interpretasi terhadap model. 6. Uji kelayakan model. 7. Pengkajian fungsi

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Langkah awal yang perlu dilakukan dalam data time series adalah uji stasioner,

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Langkah awal yang perlu dilakukan dalam data time series adalah uji stasioner, V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Pengujian Pra Estimasi 5.1.1. Uji Kestasioneran Data Langkah awal yang perlu dilakukan dalam data time series adalah uji stasioner, untuk melihat ada atau tidaknya unit root

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif deskriptif. Pendekatan kuantitatif deskripstif merupakan pengujian hipotesis

Lebih terperinci

PERTEMUAN VII TEORI JUMLAH UANG BEREDAR

PERTEMUAN VII TEORI JUMLAH UANG BEREDAR PERTEMUAN VII TEORI JUMLAH UANG BEREDAR PENGERTIAN Uang dalam Arti Sempit (narrow money): daya beli yang langsung bisa digunakan untuk pembayaran atau dapat diperluas mencakup alat-alat pembayaran yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengunakan data sekunder berdasarkan runtun waktu (time series)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengunakan data sekunder berdasarkan runtun waktu (time series) 41 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini mengunakan data sekunder berdasarkan runtun waktu (time series) periode Januari 2001- Desember 2008 yang diperoleh dari publikasi resmi,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan

Lebih terperinci

V. SPESIFIKASI MODEL DAN HUBUNGAN CONTEMPORANEOUS

V. SPESIFIKASI MODEL DAN HUBUNGAN CONTEMPORANEOUS 59 V. SPESIFIKASI MODEL DAN HUBUNGAN CONTEMPORANEOUS 5.1 Pengujian Asumsi Time Series 5.1.1 Uji Stasioneritas Uji Stasioneritas merupakan uji awal untuk setiap data time series yang masuk dalam model dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang banyak dituntut menguakan angka,

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang banyak dituntut menguakan angka, BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ditinjau dari jenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Yang dimaksud dengan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 42 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Masri Singarimbun dan Sofian Effendi membagi jenis penelitian ke dalam tiga jenis yaitu : 1. Penelitian Penjajakan (Exploratif Research) yaitu penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang melambat ditandai dengan meningkatnya angka inflasi dan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. yang melambat ditandai dengan meningkatnya angka inflasi dan kenaikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian di dasari oleh dua indikator ekonomi makro yaitu tingkat bunga (BI Rate) dan inflasi. Pertumbuhan ekonomi yang melambat ditandai dengan meningkatnya

Lebih terperinci