BAB 1 PENDAHULUAN. Pada abad 21 ini harus bisa melakukan pengaturan strategi secara efektif dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PENDAHULUAN. Pada abad 21 ini harus bisa melakukan pengaturan strategi secara efektif dan"

Transkripsi

1 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada abad 21 ini harus bisa melakukan pengaturan strategi secara efektif dan efisien, baik dari segi tenaga, waktu, uang, dan sebagainya. Terutama bagi perusahaan-perusahaan besar yang menyediakan berbagai kebutuhan masyarakat seperti barang ataupun jasa. Perusahaan-perusahaan (perusahaan pesaing PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk contohnya seperti PT. Orang Tua) pun saling bersaing ingin memberikan yang terbaik untuk konsumen, seperti halnya dalam memenuhi kebutuhan konsumen mereka sangat mengutamakan kepuasan pelanggan. Untuk dapat bertahan dalam dunia perdagangan, tumbuh serta mencapai sukses, tergantung pada kemampuan perusahaan dalam usaha memberikan produk dan servis yang berkualitas tinggi secara efektif, yang berarti output dari proses dan input yang berkualitas. Seperti PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk yang juga ingin bertahan dibidangnya yaitu dalam memproduksi minuman terutama dalam pengolahan bir. PT. Multi Bintang pada masa sekarang ini lebih fokus pada pelanggan mengingat pelanggan adalah raja, juga sebagai usaha perusahaan untuk tidak kehilangan pelanggan. Usaha dalam memfokuskan diri terhadap pelanggan ini dibuktikan serius oleh perusahaan dengan cara melakukan perubahan paradigma yang dapat dilihat pada gambar 1.1. Perubahan paradigma inilah merupakan fase awal dari perubahan

2 2 peningkatan kualitas produk serta untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan yang dilakukan pada awal tahun (Sumber : Data internal TPM Department-PT. Multi Bintang) Gambar 1.1 Perubahan Paradigma Mengapa fokus PT. Multi Bintang adalah pada para pelanggan karena melihat kenyataan keadaan seperti sekarang ini bahwa: Pelanggan pada masa sekarang ini lebih beragam permintaannya (dari segi kualitas, harga, serta delivery) sehingga perusahaan harus bisa menyesuaikan dengan keinginan pelanggan agar pelanggan merasa puas serta diperhatikan kebutuhannya juga agar perusahaan bisa tetap bertahan.

3 3 Teknologi dalam cara-cara serta metode mengurangi losses atau kerugian pada suatu proses produksi yang berguna pada masa saat ini yang serba mahal sehingga perusahaan harus meminimisasi sesuatu yang tidak menguntungkan untuk perusahaan. Pasar yang beraneka ragam juga spesifik menciptakan persaingan dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru yang memproduksi produk yang sama ataupun tidak. Terhadap merek menjadi tidak prioritas lagi karena orientasi konsumen atau pelanggan telah berubah pada harga serta kualitas barang sehingga loyalitas menjadi berkurang yang penyebabnya adalah perubahan ekonomi yang membuat konsumen atau pelanggan harus pintar berstrategi untuk bertahan. Permintaan bertambah sehingga bermacam-macam variasinya tetapi dalam jumlah yang terbatas Siklus hidup suatu produk yang semakin mengalami penurunan maksudnya suatu produk tidak tahan lama kebanyakan akan mati karena semakin banyaknya inovasi produk baru yang lebih menjanjikan. Dari segi logistik sebisa mungkin stoknya sedikit serta mengurangi waktu tunggu agar tidak mengalami kerugian karena stok yang tidak habis merugikan perusahaan.

4 4 Dari segi produksi yang harus fleksibel mengikuti perkembangan industri serta kebutuhan atau permintaan pelanggan. Waktu peluncuran ke pasar yang akan mendapatkan respon cepat dari para konsumen. PT. Multi Bintang menerapkan standar mutu produk dalam menjaga kualitas produk yang dihasilkan agar tetap dipercaya oleh konsumen lokal maupun konsumen luar. Dalam pengendaliannya, semua proses kegiatan harus dikontrol dengan sistem manajemen mutu yang baik, hal tersebut dapat dicapai dengan kegiatan perencanaan dokumen, pengendalian mutu, peralatan kerja yang memadai, peralatan inspeksi yang memadai dan personell yang terlatih (skilled). Penerapan standar mutu perlu dilakukan agar perusahaan bisa mengembangkan usahanya yang lebih besar secara global bukan hanya di dalam negeri saja. Keuntungan lainnya perusahaan tersebut dipercaya oleh masyarakat, untuk itu upaya PT. Multi Bintang dalam menjaga standar mutunya menggunakan pelayanan jasa dengan badan yang bernama ISO (International Organization for Standarization). Adapun sertifikat ISO yang telah didapatkan PT. Multi Bintang adalah ISO 9001:2000 yaitu merupakan cara pengelolaan secara efektif (Effective Management) agar bisa bekerja secara sistematis dan agar perusahaan mempunyai perencanaan yang matang dengan mengimplementasikan sistem manajemen mutu, untuk Food Safety Management System yaitu ISO atau yang disebut juga HACCP (Hazard Analysis Critical Control Plan) dalam penerapannya pada perusahaan Multi Bintang

5 5 ini diperuntukkan untuk mendukung peningkatan mutu produk dan peningkatan kepercayaan konsumen tertentu akan produk perusahaan. HACCP diterapkan juga untuk menjaga keamanan dari produk secara mikrobiologi, kimia, dan fisik. Untuk memberikan jaminan bahwa produk yang dihasilkan dari suatu proses produksi mempunyai mutu yang baik, maka konsep HACCP dikembangkan tidak hanya dititik beratkan pada produk akhir, akan tetapi pengawasan dari tahap awal sampai dengan tahap akhir. PT. Multi Bintang juga menerapkan sistem manajemen lingkungan dengan mengimplementasikan sistem manajemen mutu ISO mengenai manajemen pengolahan limbah dan lingkungan secara lebih luas melalui pendekatan yang sistematik. Selain sistem manajemen mutu yang diterapkan untuk meningkatkan serta menjaga kualitas produknya dalam rangka memberikan kepuasan pada para pelanggan, juga dengan melihat keadaan seperti sekarang ini perusahaan lebih mengarah pada teknologi meminimisasi sesuatu kerugian yang tidak menguntungkan terutama dari kegiatan produksi yang dikenal pada perusahaan dengan istilah zerro losses. Serta menumbuhkan cara bekerja secara efektif dan efisien, maka perusahaan memakai metodologi-metodologi atau cara-cara yang dapat membuat usaha-usaha tersebut dapat terlaksana salah satunya adalah metode kaizen (perbaikan berkesinambungan). Metode kaizen pada perusahaan lebih dikenal dengan sebutan TPM (Total Produktif Management), diperkenalkan Seichi Nakajima di Jepang tahun 1971, TPM diadopsi Heineken dan menjadi bagian dari rencana strategis di seluruh Brewery

6 6 Heineken Group termasuk Brewery PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk baik di Tangerang maupun di Sampang Agung. Sedangkan penerapan kaizen di lapangan atau tempat proses produksi dinamakan Genba Kaizen yang artinya adalah perbaikan berkesinambungan dilapangan atau ditempat kerja. Sebabnya perusahaan perlu menerapkan Genba kaizen adalah agar lebih fokus kepada hal-hal kecil sampai besar yang terjadi di lapangan atau tempat kerja yang bertujuan untuk mendapatkan kepuasan pelanggan, berusaha fokus pada target zero losses, fokus pada kualitas mutu yang baik, serta untuk mempertahankan kinerja perusahaan agar mampu bersaing dengan pesaingnya. Melakukan kegiatan Genba Kaizen dilakukan untuk menghindari kerugian dan meminimisasi kesalahan yang dapat terjadi agar tidak terulang kembali dikemudian waktu, membuat optimal kemampuan perusahaan, juga agar keuntungan dapat diperoleh semaksimal mungkin. Kegiatan Genba Kaizen pada dasarnya merupakan suatu kegiatan yang berguna untuk menghapuskan pemborosan khususnya dalam suatu proses produksi serta untuk memperbaiki kualitas hasil produksi, pemborosan disini diartikan sebagai segala sesuatunya yang tidak memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Melakukan kegiatan Kaizen berarti membantu memfokuskan diri pada bidang yang paling mendasar yaitu cara kita melakukan pekerjaan. Jadi dalam hal ini, bagaimana caranya agar pemborosan dapat diminimisasi sekecil mungkin sehingga kegiatan dalam proses produksi dapat berjalan dengan sebaik-baiknya, seoptimal mungkin, serta dapat meningkatkan produktifitas pekerjanya.

7 7 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Perusahaan menginginkan bagaimana kerugian bisa dihilangkan seminimal mungkin agar tidak merugikan perusahaan, hal ini sejalan dengan aturan dasar penerapan kaizen dimana sesuatu yang tidak memberi nilai tambah bagi perusahaan harus dihilangkan sedini mungkin untuk menghilangkan pemborosan (pemborosan = rugi), sedangkan yang memberi nilai tambah bagi perusahaan ditingkatkan serta selalu melakukan tahapan proses perbaikan berkesinambungan (continuous improvement) yang berarti melakukan kaizen, dimana lebih dikhususkan pada genbanya atau kegiatan di lapangan. Setelah melakukan observasi lapangan, penulis masih menemukan adanya masalah terhadap pemborosan di lapangan terkait dengan penerapan kaizen, walaupun sudah dilakukan TPM (Total Produktif Management) tetapi tetap saja masih terdapat adanya pemborosan yang terjadi yaitu pemborosan aktivitas yang dilakukan oleh pekerja di lapangan. Pemborosan aktivitas yang pekerja lakukan di lapangan merupakan aktivitas tambahan diluar proses produksi. Aktivitas-aktivitas tambahan ini kalau dilihat sekilas mungkin wajar dilakukan dan merupakan masalah sepele, tetapi kalau terus-terusan dilakukan akan sangat merugikan secara tidak langsung untuk perusahaan dan untuk pekerja itu sendiri. Dampak untuk perusahaan hasil produksi bisa menurun, banyak terjadi cacat pada produk, biaya produksi dapat membengkak, kecelakaan kerja bisa meningkat, dan sebagainya. Dampak untuk pekerjanya menjadi kebiasaan buruk untuk take time, tidak disiplin, tidak menghargai

8 8 perusahaan yang menggajinya, tidak konsisten terhadap pekerjaannya, serta hal-hal lain yang tidak bertanggung jawab. Adapun untuk melihat bahwa aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah yang dilakukan oleh pekerja atau operator tinggi dapat dilihat pada gambar diagram pie chart berikut ini berdasarkan kegiatan pada area di Packaging bagian Bottling Line-2 : 915 Work Sampling Analysis in Bottle Washer 3.8% 3.5% 92.7% Non Value Added Activities Semi Value Added Activities Value Added Activities (Sumber : Data internal Packaging-Bottling Line 2 PT. Multi Bintang) Gambar 1.2 Diagram Aktivitas Yang Tidak Bernilai Tambah di Packaging Pada Gambar 1.2 dapat diketahui ada tiga kegiatan yang terjadi yaitu kegiatan Non Value Added (NVA), Value Added (VA), Serta Semi Value Added. Persentase paling tinggi ada pada kegiatan Non Value Added sebesar 92,7%, Value Added sebesar 3,3%, dan Semi Value Added sebesar 3,8%. Untuk mengatasi masalah yang terjadi di genba terkait dengan aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah, untuk itu perusahaan harus lebih serius lagi terhadap komitmen dalam menerapkan kaizen atau TPM, ketidakseriusan ini dapat dibuktikan

9 9 bahwa kegiatan TPM yang dilakukan masih belum menyeluruh pada perusahaan. Seharusnya fokus perusahaan lebih mengarah kepada area tempat kerja dengan lebih fokus terhadap penerapan konsep Genba Kaizen. Mengapa harus Genba Kaizen? karena Genba Kaizen merupakan suatu pedoman praktis dalam menerapkan Kaizen atau TPM. Penerapan Genba Kaizen harus ada komitmen kuat serta bertanggung jawab mulai dari manajemen puncak sampai pada karyawan yang paling bawah sekalipun khususnya di lapangan. Dengan menerapkan Genba Kaizen secara berkesinambungan, menyeluruh serta serius maka aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah yang merupakan bagian dari pemborosan dapat diminimisasi sekecil mungkin dan tidak menarik kemungkinan bahwa bisa dihilangkan. Berdasarkan pada observasi yang dilakukan selama tugas akhir, dapat dirumuskan masalah yang terjadi pada kegiatan kaizen atau TPM sebagai berikut ini : Apakah para pekerja di lapangan sudah mengerti secara mendalam arti dan manfaat dari kegiatan kaizen atau TPM itu sendiri? Bagaimana cara menerapkan kegiatan kaizen atau TPM secara fokus di lapangan? Apa saja hambatan dalam menerapkan kegiatan kaizen atau TPM di lapangan? Apa hubungannya Genba Kaizen terhadap aktivitas operator yang tidak memberikan nilai tambah?

10 10 Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi timbulnya aktivitas yang tidak bernilai tambah? Apakah manfaatnya dari adanya penerapan Genba Kaizen di lapangan? 1.3 Ruang Lingkup Berdasarkan objek penelitian dan observasi yang dilakukan oleh penulis dibatasi pada PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk. Waktu penelitian serta observasi yang telah dilakukan sekitar kurang dari tiga bulan. Responden penelitian adalah para operator lantai produksi, supervisor dan pegawai yang berhubungan dengan penelitian penulis. Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas maka penulis membatasi masalah hanya pada departemen bagian packaging saja terutama bagian Bottling Line-2. Penulis lebih fokus pada bagian Packaging area Bottling Line-2 karena pada area inilah yang paling banyak terdapat kegiatan serta langkah-langkah proses produksinya sehingga membutuhkan lebih banyak pekerja daripada area lain di Packaging untuk membantu dalam kelancaran proses produksi, area lain

11 11 yang dimaksudkan disini adalah Racking-Line dan Canning-Line yang ada di bagian Packaging. Dari ke tiga kegiatan yang ada pada gambar 1.2 penulis hanya membahas serta membagi kegiatan pada dua kegiatan saja yaitu aktivitas Non Value Added (NVA) dan Value Added (VA) untuk menghindari kesalahan pemahaman karena sebenarnya kegiatan Semi Value Added sendiri dibagi lagi apakah termasuk kegiatan VA atau NVA. Observasi di area Bottling Line-2 difokuskan lebih kepada kegiatan para pekerjanya atau operator untuk kegiatan NVA (Non Value Added), khusus untuk kegiatan NVA (Non Value Added) lebih dibahas disini dikarenakan tingginya persentase kegiatan tersebut yang berlangsung pada area Bottling Line-2. Bottling Line-2 pada Packaging disebutkan penulis disini sebagai genba (tempat kerja atau tempat yang sebenarnya). 1.4 Tujuan dan Manfaat Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui sampai sejauh mana penerapan Kaizen atau TPM yang berlangsung di lapangan ditinjau dari segi pekerjanya serta mengevaluasi

12 12 bagaimana penerapan konsep Kaizen atau TPM di lapangan khususnya yaitu packaging. 2. Untuk mengetahui bagaimana cara penerapan kegiatan Kaizen atau TPM secara fokus dilapangan. 3. Untuk mencari hambatan yang sedang dihadapi oleh pihak manajemen TPM atau kaizen di area packaging. 4. Untuk mengetahui hubungan antara Genba Kaizen dengan aktivitas operator yang tidak memberikan nilai tambah. 5. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap timbulnya aktivitas NVA (Non Value Added) di lapangan. 6. Untuk mengetahui manfaat dari adanya penerapan Genba Kaizen di lapangan. Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi perusahaan penelitian serta observasi yang dilakukan penulis bermanfaat sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam membuat kebijakan-kebijakan dimasa yang akan mendatang dan semoga bisa membuat peningkatan kearah yang lebih baik lagi. 2. Bagi Universitas Binus penelitian dan observasi ini dapat menambah pengetahuan serta daftar pustaka atau koleksi untuk perpustakaan, khususnya bagi Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Industri.

13 13 3. Bagi penulis penelitian ini untuk menambah pengalaman serta wawasan berpikir, juga mencoba penerapan teori dengan praktek kerja langsung pada perusahaan dari kegiatan perkuliahan yang telah dijalani dengan dunia kerja. 4. Bagi orang lain yang membacanya dapat menjadi inspirasi, serta menambah ilmu pengetahuan. 1.5 Gambaran Umum Perusahaan PT. Multi Bintang salah satu perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan bir dan memulai produksinya sejak tahun 1929, produksinya telah mencapai hl/year dan hingga saat ini telah menjadi pemegang market terbesar diseluruh Indonesia dengan Beer Company terbesar di Sampang Agung, Surabaya dengan kapasitas lebih besar dan penerapan automasi yang lebih canggih serta modern. Sedangkan pabrik di Tangerang berdiri pada tahun 1974 berlokasi di Jalan Daan Mogot Km. 19, pabrik di Tangerang ini yang menjadi tempat penelitian serta observasi dari penulis. Bagian utara lokasi pabrik di Tangerang berbatasan dengan PT. Tatung Budi Indonesia, PT. Surya Budi Group, bagian selatan berbatasan dengan PT. PLI, dan pada bagian timurnya berbatasan dengan PT. Surya Budi Group sedangkan pada bagian Barat berbatasan dengan jalan raya Daan Mogot dan Kali Deres.

14 14 PT. Multi Bintang, Brewery Tangerang mempunyai luas area 11 hektar dengan kapasitas hl/year yang terbagi menjadi instalasi unit produksi : Bangunan Gedung untuk Brewhouse (pemasakan) (É0,26 Ha yang meliputi bagian pemasakan wort sampai fermentasi), Bangunan untuk Bottling Hall (pengemasan) (É0,83 Ha), Bangunan untuk bagian Engineering yang meliputi bengkel mesin dan kamar mesin (É0,2 Ha), Bangunan untuk Raw Material (gudang penyimpanan bahan) (É0,27 Ha), Bangunan untuk perkantoran ada 2 office I (É0,12 Ha) dan Office II (É0,006 Ha). Sedangkan sisa tanah lainnya digunakan untuk area parkir, sarana olahraga, dan WWTP (Waste Water Treatment Plant). Beroperasi dengan sistem shift penuh dengan jumlah karyawan sekitar 400 orang. Brewery Sampang Agung memiliki luas area empat kali lipat luas area Brewery Tangerang yaitu 38 Ha dengan kapasitas hl/year. Lokasi pabrik PT. Multi Bintang Tangerang terletak pada daerah yang cukup strategis mengingat masih berada didaerah suburban dekat dengan wilayah Jakarta, sehingga memudahkan dalam hal pemasaran, tenaga kerja dan trensportasi serta dapat memperlancar proses distribusi produknya. Selain itu, lokasi didalam lingkungan pabrik juga mendukung terjadinya kerjasama didalam pembentukan suatu produk. Saat ini PT. Multi Bintang sedang menerapkan SAP yaitu paket perangkat lunak buatan Jerman, singkatan dari Systemen Anwendungen and Producten in informationbereich atau dalam bahasa inggrisnya disebut System Application Products yang dimodifikasi dengan nama SAP/HeiCORE. SAP adalah solusi terpadu

15 15 Enterprise Resources Planning (ERP) yang memungkinkan perusahaan mengotomasi dan memadukan hampir semua proses bisnisnya. Pada dasarnya SAP/HeiCORE merupakan hasil modifikasi berdasarkan praktek bisnis terbaik (best practice) proses di Heineken sebagai beverage company. SAP yang telah disesuaikan tim IT Heineken untuk mendukung Operator Company di seluruh dunia, dengan proses terbaik dalam Produksi, Logistik, Penjualan, Keuangan, dll. SAP/HeiCORE selalu berkembang sesuai dengan perkembangan praktek terbaik di Heineken, dan telah berevolusi dari versi 1.0 hingga versi 4.0. Versi terbaru inilah yang diimplementasikan ke PT. Multi Bintang Niaga. SAP/HeiCORE akan diimplementasikan bersamaan di Brewery Tangerang & Sampang Agung, serta kantor MBIN di Ratu Plaza. SAP/HeiCORE terdiri dari enam modul, yaitu Keuangan/Pengendalian (FI/CO), Manajemen Material (MM), Perencanaan Produksi (PP), Resep, Batch, Kualitas (RBQ), Pemeliharaan Mesin (PM), dan Penjualan & Distribusi (SD). Sistem ini dijalankan secara terpusat untuk memastikan keseragaman proses bisnis dan agar lebih hemat dalam biaya operasi dan pemeliharaan. SAP/HeiCORE akan membuat informasi menjadi lebih reliable, ini dimungkinkan karena SAP/HeiCORE mengharuskan perusahaan bekerja dalam sistem yang terintegrasi dan pada akhirnya, tentunya sistem ini secara operasional akan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas perusahaan dalam mengembangkan bisnisnya. Semua modul dalam Sistem tersebut nantinya akan menggantikan sistem perusahaan yang selama ini digunakan yaitu PRISM, MRO, Maximo.

16 16 Selain itu untuk meningkatkan produktifitas diseluruh aspek perawatannya, PT. Multi Bintang sedang dalam menerapkan konsep TPM (Total Productive Management) dengan sasaran utamanya mencapai zerro losses pada aktivitas produksinya Tata Letak Pabrik Lokasi area dalam suatu industri harus memperhatikan tiga aspek kriteria, yaitu aspek keterkaitan antara kegiatan yang ada, proses aliran bahan, dan kebutuhan luas dari ruangan. Hal ini bertujuan untuk efisiensi penggunaan tempat, kemudahan pengeluaran dan pemasukan barang, dan pengontrolan serta efektivitas produksi. Berdasarkan tipe layout-nya, tata letak di PT. Multi Bintang adalah tipe product layout, dimana mesin, peralatan dan fasilitas produksi disusun sesuai dengan urutan proses atau operasinya sehingga membentuk suatu lini produksi. Dalam hal ini, PT. Multi Bintang memiliki tiga lini produksi dengan efisiensi standar lini produksi sebesar 65 % dengan harapan efisiensi ini akan dapat terus ditingkatkan. Mesin-mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses packaging produkproduk bir PT. Multi Bintang secara garis besar antara lain : Bottling Line Secara berurutan mesin-mesin utama pada lini produksi botol sebagai berikut : Empty Store (Storage) Bottle depaletizer, Bottle Conveyor,

17 17 Heat Exchanger, Detergent Circulation & Rinse Pump, Bottle Washing Machine, Empty Bottle Inspection (E.B.I), Filling and Crowning Machine, Pasteurizer, Fill Level Detector (FLD) Filler (Computer Automatic with Gamma-rays), Blower, Labelling-Machine (FLD-Labeller), Bottle-Coder, Bottle Inspection Equipment and Carton Sealing Full Store (Warehouse). Canning Line Secara berurutan, mesin-mesin utama pada lini produksi produk kaleng yaitu: Empty Store (Storage) Empty can depaletizer PH, Can Filler, Automatic Can Seaming Machine, Can Pasteurizer, Can Conveyor, Blower, Filtec Fill Level Inspector (FLD), Can coder, Wrap Around Packer, Can (Drop) Packer, Carton Sealing Machine, Inkjet Carton Coder Full Store (Warehouse). Racking Line Keseluruhan mesin racking adalah mesin KHS Till 5/1 dengan spesifikasi mesin seperti : Empty Store (Storage) Keg Conveyor, Keg-Washer, Internal Cleaning Barrel Machine, Filling machine, Buffer-Tank, Flash- Pasteurizer, Keg-Weigher, Labeller and Capping Machine Full Store (Warehouse).

18 18 Jarak antara satu mesin dengan mesin yang lain, antara lini yang satu dengan yang lain serta luas gang (allowance gang) diperhitungkan secara baik terutama allowance gang pada ruang penyimpanan raw material dan penyimpanan produk jadi, dengan pertimbangan ruang gerak yang memungkinkan perpindahan material dengan fasilitas material handling seperti hand pallet truck ataupun forklift. Penyusunan raw material di Empty Store dan Penyusunan Finished Good pada Full Store disusun menurut klasifikasi jenis dan brand produk. Pertimbangan luas area receiving sebagai tempat penerimaan raw material dari pasar (empty can, crate) dan area shipping sebagai tempat pengiriman barang jadi dapat dikatakan memenuhi standar tata letak pabrik yang baik. Tata letak peralatan di PT. Multi Bintang diatur sedemikian rupa sehingga mudah didalam melakukan perawatan, pencucian dan pembersihan (weekly-cleaning). Peralatan dan fasilitas diletakkan sesuai urutan proses sehingga proses produksi dapat berjalan secara efektif. Tata letak plant service (restroom, kantin karyawan, musholla, area parkir, water-waste treatment) sebagai fasilitas pendukung diatur sedemikian rupa sehingga dapat menunjang kelancaran produksi, produktivitas karyawan dan kenyamanan lingkungan kerja.

19 Sejarah Perusahaan PT. Multi Bintang adalah sebuah Perusahaan Multinasional Asing yang merupakan bagian dari Heineken Group. PT. Multi Bintang pertama kali berdiri pada tahun 1929 di Medan dengan nama NV Nederlands Indische Bierbrouwerijen, dengan memiliki tempat pengolahan bir pertama kali di Surabaya. Pabrik pengolahan bir ini merupakan langkah awal globalisasi perusahaan bir Belanda tersebut yang dilakukan puluhan tahun yang lalu. Pada tahun 1963 Heineken NV menjadi pemegang saham utama, dan mengubah nama Perseroan menjadi Heineken Nederlands Indische Bierbrouwerijen Maatschappij. Bendera perusahaan pun semakin berkibar. Pada tahun 1972, nama perusahaan diubah menjadi PT. Perusahaan Bir Indonesia. Pabrik yang keduapun berdiri di Tangerang, Banten dan mulai berproduksi tahun berikutnya. Sejak tahun 1974, pabrik di Tangerang tersebut juga mengolah bir hitam untuk PT. Guinness Indonesia. Kerjasama tersebut diperkuat tahun 1981 dengan memperoleh lisensi dari Guinness Overseas Ltd., dan Arthur Guinness & Son Co. (Dublin) Ltd. Selanjutnya Perseroan mengalami beberapa kali perubahan nama, sejak tahun 1981 dikenal dengan nama PT Multi Bintang Indonesia Tbk, dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada bulan Desember tahun yang sama, Surabaya dan Amsterdam. Saat ini, komposisi pemegang saham (Share Holders) PT. Multi Bintang adalah : Heineken International Beheer BV (75.9 %) Public of Indonesia (16.7 %)

20 20 Hollandsch Administratiekantoor BV (7.4 %). Saat ini PT. Multi Bintang merupakan penghasil bir terdepan di Indonesia, yang memproduksi dan memasarkan serangkaian produk terkenal, seperti Bir Bintang, Heineken, Guinness Stout, dan Green Sands. Perseroan memiliki tempat pengolahan bir di Mojokerto dan Tangerang, serta kantor penjualan dan pemasaran yang tersebar di seluruh kota besar di Indonesia, dari Medan di Sumatera Utara hingga Jayapura di Papua dengan kantor pusat di Jakarta. PT. Multi Bintang berusaha berdasarkan Undang-Undang Penanaman Modal Asing dan merupakan perseroan ke 10 yang menjual sahamnya kepada masyarakat Indonesia (go public). Nama sebelumnya hanya mencerminkan sebuah perusahaan bir, sedang strategi perusahaan lebih mengarah pada perusahaan minuman. Unit produksi dan pembotolannya terdapat dikota-kota Surabaya, Tangerang (dekat Jakarta) dan Medan. Kantor-kantor perwakilan pemasaran ada di kota-kota besar seluruh Indonesia, dari Medan, Sumatera Utara sampai Jayapura, Irian Jaya. Pada tahun 1981, perusahaan mengambil alih pabrik pembotolan Coca-Cola di Medan. Hanya dengan pertimbangan bisnis semata, ketika pabrik pembotolan Coca Cola berakhir pada tahun 1993, PT. Multi Bintang, Tangerang, kembali menitikberatkan produk-produk minumannya yang berbahan baku malt. Sepanjang kebudayaan dunia yang berabad lamanya, bir telah menjadi minuman sangat akrab dengan manusia. Berjuta orang berbagai penjuru planet ini

21 21 telah menikmati kesegaran bir yang dari kebudayaan Mesir purba, sekitar 3000 tahun silam. Hingga hari ini, tak ada yang berhak mengakui bir sebagai minuman nasionalnya, meskipun ada bir yang berasal dari Jerman, Belanda dan Irlandia. Indonesia pun memiliki birnya sendiri, BIR BINTANG. Sebuah kebanggaan Indonesia dimata dunia. Betapa pengalaman mengolah bir selama puluhan tahun di Indonesia merupakan sesuatu yang sangat berharga. Mendudukan BIR BINTANG di puncak rasa dan aroma bir Indonesia, adalah sesuatu yang layak dibanggakan. Kepemimpinan BIR BINTANG di pasar bir di Indonesia makin hari makin mantap. Tradisi dan pengalaman mengolah bir selama puluhan tahun membuat BIR BINTANG tetap bersinar diantara bir merk lainnya di Indonesia. Tepatlah jika BIR BINTANG disebut Bintang Segala Bir Proses Produksi PT. Multi Bintang memproduksi jenis produk, diantaranya : Bir Bintang Green Sands Sandy (flavor of lime, apple juice) Guinness (license GOL, marketed & distributed by GI) Heineken (imported & distributed by PT. Multi Bintang Indonesia) Jade Beer (for export only)

22 22 Bintang Zero (malt extract) Sementara produk-produk yang pernah diproduksi sebelumnya, adalah : Tiger (license Asia Pasific Breweries) Bintang Gold (50 th RI) Bintang Mild (light, unique taste, friendly) Bintang Millenium (welcome millenium year) Secara garis besar tahapan proses-proses pengolahan dan produksi bir di PT. Multi Bintang khususnya pada cabang Tangerang, dimulai dari : 1. Proses pengolahan bir di lantai produksi (Brewhouse), antara lain : 1.1 Penanganan raw material (bahan baku) 1.2 Proses-proses brewing yang meliputi proses pemasakan bahan baku sampai dihasilkannya extract zat gula (proses produksi wort) dan wort treatment, untuk kemudian ditransfer ke bagian Cellar dan difermentasikan. Adapun proses-proses brewing terdiri atas : Rice Milling Malt Milling Mashing Lautering & Bottling

23 23 Wort Cooling 1.3 Proses-proses di Cellar yang meliputi : Proses fermentasi Penyaringan bir atau filtrasi CIP (Cleaning in Place) Plant 2. Proses pembotolan atau pengalengan di Bottling Hall. 3. Utilities Department yang mendukung kelancaran proses pengolahan dan produksi bir di PT. Multi Bintang. Beberapa sub bagian dari Utilities Department yang berperan penting dan mendukung kelancaran proses serta keseluruhan lingkungan disekitar pabrik antara lain :e Tempat pengolahan limbah Pengolahan alkohol Tempat penampungan dan pengolahan kembali gas CO 2 yang terlepas ke udara bebas Proses Pemasakan Bir Dalam proses pembuatan dan pengolahan bir-bir pada umumnya, bahan-bahan yang digunakan adalah hampir sama, antara lain seperti :

24 24 Malt (gandum) Steeping (direndam dengan air) Germinating (dikecambahkan) Knilting (dikeringkan) cont. enzim urai zat tepung gula (larut dalam air) enzim urai protein (larut dalam air) Hop atau bunga betina (berfungsi sebagai pemberi rasa pahit) resin (damar), rasa pahit dalam kaleng berupa hop extract di Hop Cellar (dingin) Beras atau gula Ragi (yeast) Air, yaitu dearated water yang memiliki kandungan O 2 rendah serta memenuhi syarat air minum. Kebanyakan bahan baku tersebut diimpor dari Belanda, Australia, dan Amerika. Proses produksi dan pengolahan bir ini bertipe continuous flow, dimulai dari proses penerimaan bahan baku, pengolahan bahan baku sampai menjadi bir yang memenuhi standar produksi. Bagan berikut menunjukan gambaran umum Brewing Processes :

25 25 Bintang Zero Process Malt from Silo Brew LAUTER OR FILTER TUN Spent grains for cattle feed CRUSHING MILL BREWING COPPER Wort SEPARATION Grist WORT COPPER COOLING STORAGE GRIST BIN MASH TUN FILTRATION Bright beer Water Hops or extracts W: Heineken Technical Services B.V. 17 (Sumber : Data internal Brewhouse-PT. Multi Bintang) Gambar 1.3 Proses Pengolahan Bir (Brewing Process) Proses Pengemasan Bir Proses pengemasan bir dalam botol (bottling) melalui beberapa tahapan proses seperti : 1. Depalletizer Dari Empty Storage, botol-botol kosong yang berasal dari pasar atau botol bekas dan botol baru diperiksa terlebih dahulu. Botol-botol yang telah lulus

26 26 pemilihan visual dimasukkan kedalam krat-krat yang tersedia (sesuai ukuran krat) untuk kemudian dibawa ke conveyor unpacker oleh pekerja atau operator yang sebelumnya krat dibawa memakai alat material handling berupa forklift, krat-krat yang dibawa diwadahkan di pallet. 2. Unpacking Pada proses unpacking, terdapat proses pengangkutan botol dengan alat yang bernama gripper, alat ini sudah didesain pas pada bentuk krat sehingga memudahkan operator dalam pengangkatannya yang menggunakan media udara bersistem vaccum untuk mengangkat botol dalam krat dan kemudian diletakkan diatas conveyor botol. Dalam hal ini pengangkatan botol-botol kosong dari kratnya masih dilakukan secara manual dengan bantuan operator, sedangkan pada cabang Sampang Agung proses unpacking dan inpacking sudah menggunakan sistem otomasi terintegrasi pada lininya yang prosesnya disebut incamatic. 3. Pencucian botol dalam Washer Sebelum masuk ke mesin pencuci, botol-botol kosong yang berasal dari unpacking disortir atau diinspeksi secara manual oleh operator yang ada di washer untuk diidentifikasikan kecacatan pada body botol. Dengan demikian maka botol yang rusak atau cacat secara fisik dapat langsung tersortir oleh operator. Selain pengidentifikasian kecacatan pada botol operator juga

27 27 membetulkan botol yang jatuh dengan suatu alat panjang dari besi secara manual. Kemudian botol-botol tersebut dijalankan ke mesin washer dibantu dengan pendorong (infeed), botol-botol tersebut yang telah berada di mulut mesin akan didorong masuk kedalam pocket bottle yang berjumlah 46 ruang secara kontinu. Pencucian botol di mesin washer dilakukan selama É 45 menit untuk botol bremer dan É 30 menit untuk botol pint dengan tujuan untuk membebaskan botol dari bacteria, membersihkan, dan melepaskan label yang yang masih menempel pada botol. Mesin washer terdiri dari 7 bak, dimana botol akan mengalami beberapa tahapan pencucian seperti : 1. Caustic Compartment : Bak1 dengan perlakuan campuran bahan aditive seperti caustic soda dan chlorinated water (larutan NaOH) dengan konsentrasi É 1,2% - 2%, bersuhu 72Ñ C dan ultradivo dengan steam supply pressure É 3 bar. Bak 2 yang berisi caustic soda dan larutan NaOH dengan konsentrasi 2%, bersuhu 80Ñ C. Bak 3 yang berisi caustic soda dan larutan NaOH dengan konsetrasi 2%, bersuhu 80Ñ C.

28 28 Bak 4 yang berupa caustic soda dan larutan NaOH dengan konsentrasi 2%, bersuhu 71Ñ C. 2. Water Compartement (pada bak 5, 6) dengan perlakuan Hot Water Spraying bersuhu 55Ñ C. 3. Last Rinse Compartement (bak 7) yaitu dengan perlakuan Fresh Chlorinated Water Spraying. Didalam mesin washer ini, botol-botol akan melalui proses penyemprotan di setiap bak sehingga kotoran-kotoran yang terdapat dalam dinding botol akan dikeluarkan dengan proses penyiraman dan penyemprotan larutan NaOH. 4. Empty Bottle Inspection (EBI) Setelah botol masuk pada pencucian akan didorong ke konveyor untuk melewati EBI (suatu alat untuk mendeteksi botol kosong yang sudah dicuci). Deteksi botol ini bertujuan untuk memilih botol-botol yang sesuai standar untuk dipakai dalam pengisian bir. Standar yang dipakai antara lain : tebal tipisnya dinding botol, diameter botol dan tinggi botol jika lolos dari deteksi yang setelah itu akan mengikuti jalannya konveyor ke bagian filler dan crowner. Kriteria botol yang akan ditolak pada mesin EBI : Botol yang masih ada tutup Botol yang sangat kotor

29 29 Botol dengan label hancur Botol dengan benda asing yang ada didalamnya Botol cacat Botol dengan karat Botol yang kena semen, cat dan sudah kusam 5. Pengisian Bir (Filling & Crowning) Mesin filler dan crowner terdapat dalam satu rangkaian mesin yang melakukan pekerjaan secara kontinu. Dalam hal ini, mesin filler berfungsi mengisi bir ke dalam botol yang kemudian ditutup botol oleh mesin crowner. Kecepatan pengisian mesin filler untuk : Botol Bremer = botol/jam Botol Pint = botol/jam Mesin filler yang terdapat pada line 2 ini memiliki 70 filling point yang dapat mengisi 70 botol dalam satu putaran dan menggunakan CO 2 sebagai counter pressure. Sedangkan mesin crowner memiliki 7 crowning point untuk proses penutupan botol. Pengisian dilakukan pada suhu rendah dari BBT, yaitu sekitar 1Ñ C dengan tekanan É 2 bar. Langkah-langkah yang dilakukan pada saat pengisian di mesin filler antara lain :

30 30 1. Botol-botol yang telah bersih dan keluar dari mesin washer akan tersusun pada konveyor botol. 2. Botol-botol menuju ke filling point dari mesin filler untuk diisi dengan bir. 3. Sebelum pengisian, botol dibebaskan dari udara yang terdapat didalam botol sehingga bir tidak teroksidasi nantinya. 4. Selama pengisian tersebut botol akan terangkat keatas oleh piston dengan tekanan tertentu. 5. Pengisian bir ke dalam botol dilakukan dengan memperhatikan tekanan CO 2 yang seimbang ke dalam botol sebagai counter pressure. 6. Pengisian bir ke dalam botol dilakukan dengan cara : pengisian bir melalui tepi dinding botol dengan suatu pipa kecil yang dimasukkan kedalam botol tetapi tidak menyentuh dasar botol dan mencegah gas CO 2 yang terkandung dalam bir keluar. 7. Setelah keluar dari mesin filler, botol ditransfer ke crowning machine untuk ditutup dengan crown cork untuk mencegah keluarnya gas CO 2 yang terdapat pada bir dalam botol dan untuk mendapatkan volume pengisian yang diinginkan.

31 31 6. Deteksi Filling Level (FLD Filler) Setelah keluar dari mesin filler dan crowner, botol-botol diinspeksi lagi secara visual dengan menggunakan Fill Level Detector (FLD) yang menggunakan sinar gamma dengan tujuan untuk : Memastikan botol-botol telah terisi oleh bir. Memastikan bahwa bir telah mencapai level bir atau volume standar yang diinginkan (not underfilled). Memastikan bahwa botol-botol telah ditutup (oleh crown) dengan benar. Jumlah pancaran sinar gamma yang ditangkap oleh tiap botol akan berbedabeda. Perbedaan penerimaan pancaran sinar gamma ini disebabkan apabila benda didalamnya padat, kosong, atau berisi. Kepekaan alat ukur diatur secara otomatis melalui display panel. Untuk botol yang telah terisi bir yang sudah sesuai dengan fill level akan lolos dari deteksi, tetapi bila volume tidak sesuai dengan fill level akan didorong keluar dari line conveyor secara otomatis karena statusnya underfill. 7. Pasteurising Fungsi pasteurising adalah untuk menonaktifkan bakteri-bakteri yang terdapat didalam bir sehingga tidak dapat berkembang biak dengan cara dipanaskan. Lamanya proses pasteurisasi adalah sekitar É 45 menit terhitung mulai dari

32 32 masuknya botol dari bak I sampai bak VIII. Dimana tekanan mesin pasteurisasi É 6 bar dan pasteurization unit (PU) yang dihasilkan melalui pengukuran laboratorium berkisar antara PU untuk produksi bir Bintang dan Bintang Zero, PU (Heineken), PU (Guinness), PU (Green Sands). Bila ternyata bir memiliki kadar PU > atau < dari standar yang telah ditetapkan maka akan dilakukan pemblokiran bir yang sudah dikemas dalam botol. Botol-botol yang telah terisi masuk kedalam mesin Pasteur dan akan mengalami pemanasan secara bertahap dan kemudian mengalami pendinginan kembali secara bertahap hingga keluar dari mesin Pasteur. Pemanasan yang dilakukan juga bertahap untuk mencegah terjadinya shock temperature yang bisa menyebabkan pecahnya botol, dan untuk mencapai pemanasan yang sama diseluruh bagian botol. Mesin Pasteur terdiri dari 8 bak, sebagai berikut : 1. Bak I, 1 st heating, berisi air panas dengan suhu 34Ñ C. 2. Bak II, 2 nd heating, berisi air panas dengan suhu 44Ñ C. 3. Bak III, 3 rd heating, berisi air panas dengan suhu 55Ñ C. 4. Bak IV, super heating, berisi air panas dengan suhu 66Ñ C. 5. Bak V, pasteurizing, berisi air panas dengan suhu 48Ñ C. 6. Bak VI, 1 st cooling, berisi air panas dengan suhu 56Ñ C.

33 33 7. Bak VII, 2 nd cooling, berisi air panas dengan suhu 45Ñ C. 8. Bak VIII, 3 rd cooling, berisi air panas dengan suhu 35Ñ C. Pada bak 1-4 merupakan bak untuk mengadaptasikan temperatur botol agar pada saat melewati bak 5 bak 6 terjadi pemanasan sesuai dengan tujuan pasteurisasi yaitu menonaktifkan sisa mikroorganisme yang ada didalam botol tanpa merusak komponen yang ada. Pada bak IV sudah dimulai proses pasteurisasi dan berdasarkan hasil PU (Pasteurization Unit) harus diperhatikan bahwa temperatur maksimum pasteurisasi adalah 62Ñ C. 8. Labelling & Ink Jet Coding Botol-botol yang telah keluar dari mesin pasteurisasi akan masuk ke dalam labelling machine melalui 2 lintasan conveyor botol untuk proses labelling pada dinding luar botol. Labelling Machine ini terdiri atas : Bagian botol masuk (botlle infeed) Bagian pelabelan dan pengeleman (labelling station) Bagian botol keluar (botlle discharge) Langkah-langkah proses labelling machine adalah sebagai berikut : 1. Melalui botlle conveyor, botol akan masuk satu persatu kedalam bottle infeed dan dipegang dengan gripper cylinder.

34 34 2. Gripper Cylinder juga berfungsi untuk mengambil label serta dipindahkan ke botol. 3. Pada bagian pelabelan dan pengeleman, label yag dijepit oleh gripper cylinder satu persatu dipindahkan kebotol dan dilem ke dinding botol. 4. Glue Pump akan mempompa lem dari tangki lem ke Glue Roller dengan pemompa pneumatic yang digerakkan oleh udara. 5. Botol yang telah berlabel akan keluar dari labelling machine untuk kemudian terlebih dahulu diberi kode produksi (ink jet coding) pada bagian label tersebut untuk kemudian selanjutnya ditransfer kebagian inpack melalui conveyor. 9. Deteksi Volume, Label & Leakage (FLD Labeller) Pada bagian pengeluaran dari mesin labeller, dipasang sensor untuk mendeteksi apakah botol sudah berlabel atau belum, dan level isinya sudah sesuai dengan volume standar atau belum ataukah terjadi kebocoran pada botol. Jika tidak sesuai maka detektor akan mengeluarkan botol yang tidak berlabel atau yang volumenya dibawah normal (underfill). 10. Inpacking Setelah botol keluar dari Labelling Machine, botol-botol akan dipindahkan oleh konveyor botol untuk ditransfer ke bagian pengepakan (inpack). Bagian pengepakan terdiri atas :

35 35 Meja konveyor untuk botol Meja konveyor untuk karton atau krat Langkah-langkah pengerjaan : 1. Karton atau krat disusun rapi dan diletakkan di meja konveyor karton atau krat. 2. Botol-botol yang terdapat pada meja konveyor diambil oleh masingmaisng operator pengepakan (kira-kira 6-8 botol per orang). 3. Botol-botol disusun kedalam karton yang tersedia (untuk karton 24 botol). 4. Setelah penuh, karton ditransfer ke bagian pengeleman karton untuk dilem dengan bantuan Gluing Machine dan Tapping Machine yang berfungsi untuk mengelem dan mengisolasi tutup karton sisi bagian bawah dan sisi bagian atas yang telah terisi botol-botol dengan Seal Tape. Kemudian finish produk didalam karton diberi kode produksi dengan melewati Ink Jet Coding Carton yang sudah menggunakan sistem sensor. Setelah itu karton siap masuk kedalam Full Store.

36 36 (Sumber : Data internal Packaging-PT. Multi Bintang) Gambar 1.4 Packaging proses pada lini pembotolan Deskripsi Produk Dan Penggunaannya PT. Multi Bintang Tangerang Brewery menetapkan deskripsi produk dan karakteristik penggunaannya, sbb : 1. BIR a) Bir Lager Merek: Bintang Pilsener Beer

37 37 Komposisi: air, malt, hops dan bahan penolong lainnya. Mengandung alkohol kurang dari 5% v/v (detail specs lihat dokumen Q-SP- PRO301) Memenuhi persyaratan mutu Bir sesuai HMESC dan SNI b) Bir Hitam (Stout) Merek: Guinness Foreign Extra Stout Komposisi: air, malt, hops dan bahan penolong lainnya. Mengandung alkohol tidak lebih dari 5% v/v (detail specs lihat dokumen Q-SP-PRO302) 2. MINUMAN NON ALKOHOL a) Green Sands Jenis: Soft drink (memenuhi persyaratan mutu Limun sesuai SNI ) Merek: Green Sands (Free alcohol) Komposisi: Air berkarbonasi, gula, ekstrak apel & jeruk dan bahan penolong lainnya Bebas alkohol (detail specs lihat dokumen Q-SP-PRO304) Warna minuman kuning keemasan dan terdapat buih di permukaannya.

38 38 Merek: Green Sands Passion Komposisi: Air berkarbonasi, gula, ekstrak persik dan bahan penolong lainnya Bebas alkohol (detail specs lihat dokumen Q-SP-PRO305) Merek: Green Sands Fiesta Komposisi: Air berkarbonasi, gula, ekstrak nanas dan bahan penolong lainnya. Bebas alkohol (detail specs lihat dokumen Q-SP-PRO305) Warna minuman kuning keemasan dan terdapat buih di permukaannya. Merek: Green Sands Recharge Komposisi: Air berkarbonasi, ginseng, gula, guarang, ekstract red berry, penambah energi, dan bahan penolong lainnya, minuman ini bebas alkohol. Warna minuman kuning keemasan dan terdapat buih di permukaannya. Kemasan : a) Bintang: Bremer (green) bottle 620 ml Bintang Pint (green) bottle 330 ml Can 330 ml Barrel 30 liter

39 39 b) Guinness: Quart (amber) bottle 620 ml Guinnness Pint (amber) bottle 330 ml Can 330 ml c) Green Sands: Green Sands (green) bottle 200 ml Can 330 ml Karakteristik penggunaan : Produk yang dihasilkan oleh PT. Multi Bintang merupakan produk siap minum. Khusus untuk Bir : konsumen di bawah umur 21 tahun atau wanita hamil dilarang meminum Bir. Saran penyajian: baik digunakan sebelum masa kadaluarsa 1 tahun dari tanggal produksi seperti tertera di kemasan dan 3 bulan khusus untuk produk dalam barrel. Produk lebih nikmat dikonsumsi sesegar mungkin (freshness) dan dalam keadaan dingin Visi Dan Misi Perusahaan PT. Multi Bintang mempunyai visi untuk menjadi market leader yang terdepan yaitu : Menjadi produsen minuman berkualitas kelas dunia yang berorientasi pada keunggulan mutu, efisiensi dan kepuasan pelanggan, intensif mengembangkan organisasinya dan kinerjanya untuk menjadi yang terbaik di

40 40 katagori industri sejenis. Sedangkan Misi dari PT. Multi Bintang yaitu sebagai berikut : 1. Kepuasan pelanggan (Customer Satisfaction) Secara konsisten dapat memenuhi kebutuhan pelanggan sehingga tidak terdapat complaint dari pelanggan. 2. Hemat biaya produksi (Cost Leadership) Memproduksi bir (/hl) pada biaya terendah dengan produktifitas tertinggi. 3. Jaminan mutu (Quality Leadership) Memproduksi bir berkualitas tinggi dengan metode yang paling efisien. 4. Kinerja dan kemauan untuk bekerja yang tinggi (High Performance Learning Organization). Membuat lingkungan kerja yang fleksibel dan bermotivasi dimana karyawan mempunyai tingkat kemandirian dan mempunyai kemauan untuk berkembang melalui pelatihan-pelatihan. 5. Warganegara yang baik dan bertanggungjawab (Good Corporate Citizen) Sebagai perusahaan yang baik dengan mematuhi undang-undang yang berlaku serta terus-menerus mengembangkan kerjasama yang baik, secara internal dan eksternal. Mempunyai hubungan dan komunikasi yang jelas dan terbuka dengan para pemegang saham.

41 Struktur Organisasi Organisasi merupakan kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus-menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan (Stephen P. Robbins, 1994). Struktur organisasi menetapkan bagaimana tugas akan dibagi, siapa melapor kepada siapa, dan mekanisme koordinasi yang formal serta pola interaksi yang akan diikuti. Struktur organisasi yang digunakan PT. MBI adalah sistem organisasi garis dan staff dimana dalam kegiatan operasionalnya bawahan bertanggung jawab langsung kepada atasan dan manager mendapat bantuan dari staff dalam menjalankan tugas. Disusunnya Struktur Organisasi yang terdapat didalam PT. Multi Bintang Indonesia bertujuan agar terjalin suatu koordinasi yang baik dalam pelaksanaan tugas pada setiap bagian fungsional, sehingga setiap anggota organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien. Adapun bagan struktur dari PT. Multi Bintang dapat dilihat pada gambar berikut ini :

42 42

43 43 Bagan Struktur Organisasi PT. MBI yang terlampir diatas menggambarkan bahwa perusahaan ini memiliki struktur organisasi yang termasuk struktur organisasi fungsional, hal ini dikarenakan pengelompokkan pekerjaan berdasarkan fungsi yang dilakukannya. Keuntungan jenis pengelompokkan seperti ini adalah mendapatkan efisiensi dari mempersatukan kekhususan-kekhususan serupa dan orang-orang yang memiliki keterampilan-keterampilan, pengetahuan, dan orientasi yang sama ke dalam unit-unit yang sama. Tugas masing-masing jabatan pada struktur organisasi (job description) dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. President Director. Menentukan jalannya produksi, pemasaran dan manajemen perusahaan secara keseluruhan. Dalam menjalankan tugasnya, Presiden Direktur dibantu oleh Sekretaris, Direktur Keuangan, Direktur Teknikal dan Direktur Personalia. 2. Finance Director. Membawahi langsung Finance & Accounting Manager, Tax Manager, Treasury Manager, Production Cost Controller, Commercial Cost Controller dan Information Comm.& Tech. Manager. Divisi Finance bertanggung jawab terhadap urusan kepersonaliaan karyawan, purchasing, accounting, pajak, cost produksi dan finance.

44 44 3. Technical Director Bertanggung jawab terhadap urusan teknis dan produksi dalam pencapaian standart mutu produk akhir yang dikehendaki dan kualitas barang yang dikehendaki dalam proses dan produksi. Secara langsung membawahi langsung manager QA (Quality Assurance) dan Supply Chain Manager, Technical Project Manager, Brewery Manager, Draughtbeer Facilities Manager. Masing-masing manager ini membawahi supervisor, foreman dan operator. Tugas masing-masing manager : Manager QA (Quality Assurance) bertanggung jawab terhadap jaminan mutu produk dan jasa melalui implementasi sistem mutu, penanganan keluhan pelanggan dan evaluasinya, sanitasi dan penanganan hama dan pengerat. Manager Supply Chain bertanggung jawab terhadap jalur rantai distribusi dari pemasok sampai pada produksi. Pemilihan dan evaluasi sub kontraktor dan negosiasi harga. Manager Brewery yang bertugas mengawasi dan memimpin semua kegiatan di unit pabrik dan bertanggung jawab terhadap realisasi rencana pengolahan produk bir sampai kepada rencana pengemasan bir yang berkualitas dan memenuhi syarat mutu produk. Dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh seorang Sekretaris, Brewery Training Officer (BTO), Physical Distribution Officer (PTO), Finance

45 45 Administration Manager (FAM), Personnel Service Manager (PSM), Brewhouse and Cellar Manager (BCM), Packaging Manager (PKM). Brewhouse and Cellar Manager (BCM), bertanggung jawab pada keseluruhan proses pemasakan bir mulai dari bahan baku hingga menjadi bir jernih dan bertanggung jawab terhadap kelancaran produksi, kualitas produksi dan pencapaian target produksi. Dalam menjalankan tugasnya BCM dibantu oleh beberapa Brew Cellar Supervisor. Packaging Manager (BHM), bertanggungjawab dalam pengelolaan pemgemasan bir termasuk pengepakannya hingga bir siap dipasarkan. BHM dibantu oleh beberapa BH Supervisor dan BH supervisor dibantu oleh BH General Operator sebagai pekerja dalam proses pembotolan. Brewery Technological Controller (BTC), bertugas menagani pengendalian mutu/quality control. Physical Distribution Conductor (PDC), bertanggung jawab terhadap pengadaan dan penempatan bahan baku maupun produk jadi. dibantu oleh Kepala Gudang, kepala distribusi dan asisten, supervisor full store, gudang botol dan kaleng. Engineering Manager (EM), bertugas menyediakan sarana proses produksi seperti penyediaan air, penyediaan steam, listrik, media pendingin, udara bertekanan, gas CO 2. selain itu

46 46 juga bertanggung jawab terhadap pemeliharaan mesin baru dan mesin lama. Personal & Service Manager (PSM), bertugas mengurus segala hal yang berhubungan dengan kepegawaian (personalia), atau masalah-masalah yang berhubungan dengan ketenaga kerjaan. 4. Human Resources Director. Membawahi langsung Compensation & Benefit Manager, Employee Relations Manager dan Learning & Development Manager. Bertanggung jawab terhadap pengaturan dan pelaksanaan pelatihan (Training), kompensasi kepegawaian serta proses penerimaan karyawan. 5. Sales Director. Membawahi langsung Sales Development Manager, Regional Sales Manager, Export & Sales Project Manager. Bertanggung jawab atas urusan penjualan maupun ekspor & impor produk. 6. Marketing Director. Membawahi langsung Group Band Manager, Commercial Excellence Manager dan Jr. Consumer Insight Officer. Bertanggung jawab terhadap perencanaan pemasaran produk.

47 Bintang Dan Perannya di Masyarakat Bir Bintang memungkinkan mutu kehidupan yang layak bagi orang lebih karyawan mitra kerja BIR BINTANG. Ribuan karyawan para pemasok, ribuan karyawan distribusi dan pengecer, ribuan karyawan yang bekerja untuk menyajikan BIR BINTANG bagi para pelanggan : hotel, restoran, bar, kafe dan lain sebagainya. Komitmen PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk., Tangerang yang sudah puluhan tahun di Indonesia, adalah memahami harapan pelanggan, dan berusaha memenuhi harapan para pelanggan tersebut. Dan komitmen tersebut hanya bisa efektif bila segenap karyawan PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk., Tangerang serta mitra kerjanya memberikan layanan yang terbaik pada para pelanggannya. Itulah sikap dan perilaku bisnis BIR BINTANG yang terus dibudayakan Bintang Dan Perannya Dalam Kebijakan Pemasaran Sejak Awal peradaban, minuman beralkohol merupakan bagian dari masyarakat. Sekarang, minuman beralkohol telah digunakan dan dinikmati oleh berjuta-juta orang di dunia dengan cara yang sangat bertanggung jawab. Pada umumnya, bir adalah minuman beralkohol yang memiliki kandungan alkohol < 5 %. Alkohol dalam bir adalah hasil dari peragian alamiah dan bukanlah dari penyulingan atau penambahan dalam proses produksi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini, persaingan dalam industri manufaktur semakin ketat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini, persaingan dalam industri manufaktur semakin ketat. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang ini, persaingan dalam industri manufaktur semakin ketat. Dimana saat ini sudah banyak perusahaan manufaktur yang berkembang dengan cepat dan berupaya

Lebih terperinci

LAMPIRAN I STRUKTUR PT. MBI

LAMPIRAN I STRUKTUR PT. MBI LAMPIRAN I STRUKTUR PT. MBI President Director Secretary Finance Director Technical Director Marketing Director Sales Director Human Resource Director Accounting Manager Supply Chain Manager Group Brand

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Botol botol yang digunakan oleh PT. Bangun Wenang Beverage

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Botol botol yang digunakan oleh PT. Bangun Wenang Beverage BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Persiapan Bahan Pengemas Botol botol yang digunakan oleh PT. Bangun Wenang Beverage Company merupakan Returnable Glass Bottle (RGB). Botol yang digunakan adalah botol baru

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

LAMPIRAN 1 PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB LAMPIRAN 1 PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB 1. General Manager Menentukan dan merumuskan kegiatan utama dalam perusahaan untuk pencapaian tujuan umum perusahaan. Mengkoordinir dan mengawasi tugas-tugas

Lebih terperinci

USAHA PENGEMBANGAN PRODUK TERHADAP KUALITAS PRODUK HEINEKEN (Studi Kasus Penerapan ISO 9001 : 2000 di PT. Multi Bintang Indonesia Tbk Jakarta)

USAHA PENGEMBANGAN PRODUK TERHADAP KUALITAS PRODUK HEINEKEN (Studi Kasus Penerapan ISO 9001 : 2000 di PT. Multi Bintang Indonesia Tbk Jakarta) USAHA PENGEMBANGAN PRODUK TERHADAP KUALITAS PRODUK HEINEKEN (Studi Kasus Penerapan ISO 9001 : 2000 di PT. Multi Bintang Indonesia Tbk Jakarta) Agus Priadi Akademi Sekretari dan Manajemen Bina Sarana Informatika,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Perusahaan dan Perkembangan Perusahaan. pada tahun 1972 membangun satu pabrik bir lagi di Tangerang.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Perusahaan dan Perkembangan Perusahaan. pada tahun 1972 membangun satu pabrik bir lagi di Tangerang. BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan dan Perkembangan Perusahaan NV Nederlandsch-Indische Bierbrouwerijen awalnya berdiri di Medan tahun 1929 dan memiliki pabrik bir di Surabaya. Kemudian

Lebih terperinci

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN MATA KULIAH TEKNIK FERMENTASI (SB ) HILMAN ADZIM EKRAM NRP

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN MATA KULIAH TEKNIK FERMENTASI (SB ) HILMAN ADZIM EKRAM NRP LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN MATA KULIAH TEKNIK FERMENTASI (SB-141458) HILMAN ADZIM EKRAM NRP 1512 100 074 Dosen: Dr. ENDRY NUGROHO PRASETYO, S.Si. MT. PhD. JURUSAN BIOLOGI Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

Tabel 4.38 Metode 5W+1H dan Analisis ECRS Untuk Filler. Tabel 4.39 Metode 5W+1H dan Analisis ECRS Untuk Pasteur

Tabel 4.38 Metode 5W+1H dan Analisis ECRS Untuk Filler. Tabel 4.39 Metode 5W+1H dan Analisis ECRS Untuk Pasteur Tabel 4.38 Metode 5W+1H dan Analisis ECRS Untuk Filler Tabel 4.39 Metode 5W+1H dan Analisis ECRS Untuk Pasteur Tabel 4.40 Metode 5W+1H dan Analisis ECRS Untuk Labeller Tabel 4.41 Metode 5W+1H dan Analisis

Lebih terperinci

Biofouling Pada Industri Bir. Kelompok 1

Biofouling Pada Industri Bir. Kelompok 1 Biofouling Pada Industri Bir Kelompok 1 1 6-+*#( )&$%-'4#;(

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1.1 Aktivitas Divisi Packaging Pada divisi Packaging di PT Multi Bintang terdapat 3 Line, yaitu Canning Line (Kaleng), Bottling Hall (Botol), dan Racking Line (Barel).

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Cikal bakal PT. Sosro bermula dari usaha keluarga Sosrodjojo yang menjual teh wangi pada tahun 1940 di Kabupaten Slawi, Propinsi Jawa Tengah. Setelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sempurna karena adanya kebutuhan project baru yang belum pasti, sehingga layout

BAB I PENDAHULUAN. sempurna karena adanya kebutuhan project baru yang belum pasti, sehingga layout BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Dynaplast Plant Cikarang 3 adalah plant terbaru dari Dynaplast Group di mana semua investasi mesin dan bangunan masih baru dan belum diset dengan sempurna karena

Lebih terperinci

Lampiran 1. Mesin dan Peralatan. - Mesin. - Bagian Water Treatment. a. Sand Filter. Diameter Tangki : 81 cm

Lampiran 1. Mesin dan Peralatan. - Mesin. - Bagian Water Treatment. a. Sand Filter. Diameter Tangki : 81 cm Lampiran 1 Mesin dan Peralatan - Mesin - Bagian Water Treatment a. Sand Filter Tinggi Tangki : 180 cm Diameter Tangki : 81 cm Isi Media : Pasir kuarsa : Untuk menyaring material berat dari air sumur :

Lebih terperinci

BAB VII LAMPIRAN. Perhitungan Neraca Massa pada Proses Pengolahan Sari Buah Jambu Biji Merah:

BAB VII LAMPIRAN. Perhitungan Neraca Massa pada Proses Pengolahan Sari Buah Jambu Biji Merah: BAB VII LAMPIRAN Perhitungan Neraca Massa pada Proses Pengolahan Sari Buah Jambu Biji Merah: Ukuran buah jambu biji merah: - Diameter = + 10 cm - 1kg = 7-8 buah jambu biji merah (berdasarkan hasil pengukuran)

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Coca-cola Bottling Indonesia Unit Medan merupakan pengembangan dari penemuan Dr. John Styth Pemberton secara industri. John Styth Pemberton,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur yang menghasilkan pelumas (oli). PT. Federal Karyatama berusaha untuk tepat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ( ICBP ) merupakan produsen berbagai produk konsumen bermerek yang mapan dan terkemuka dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peragian yang ada di Brew house depart hingga proses packaging PT. MBI. produktivitas yang diinginkan perusahaan dapat tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. peragian yang ada di Brew house depart hingga proses packaging PT. MBI. produktivitas yang diinginkan perusahaan dapat tercapai. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Multi Bintang Indonesia Tbk bergerak dalam bidang industri pembuatan minuman, dimana perusahaan tersebut berproduksi berdasarkan besarnya permintaan dari costumer

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar spesifikasi mesin produksi di PT. Sinar Sosro Bagian Water Treatment a. Sand Filter Tinggi Tangki : 180 cm Diameter Tangki : 81 cm Kapsitas Tangki : 3000 liter Isi Media Cara

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PALLETIZING MACHINE PRESSAN SUPER 1 NT PADA LINE 8 PROSES PEMBUATAN MINUMAN BOTOL DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA CENTRAL JAVA

PENGGUNAAN PALLETIZING MACHINE PRESSAN SUPER 1 NT PADA LINE 8 PROSES PEMBUATAN MINUMAN BOTOL DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA CENTRAL JAVA PENGGUNAAN PALLETIZING MACHINE PRESSAN SUPER 1 NT PADA LINE 8 PROSES PEMBUATAN MINUMAN BOTOL DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA CENTRAL JAVA Oleh : Ahmad Ramali D (L2F 007 007) Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Keluarga Sosrodjojo memulai usaha dengan menjual teh wangi pada tahun 1940 di Slawi, Jawa Tengah. Pada tahun 1965 keluarga Sosrodjojo melakukan ekspansi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Cikal bakal PT. Sosro bermula dari usaha keluarga Sosrodjojo yang menjual teh wangi pada tahun 1940 di Kabupaten Slawi, Propinsi Jawa Tengah. Setelah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT Coca Cola Amatil Indonesia Pada Tanggal 12 Oktober 1993, sebuah perusahaan publik Australia yang merupakan perusahaan terbesar di dunia untuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN

II. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN II. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN PT Frisian Flag Indonesia (FFI) merupakan salah satu industri pangan yang bergerak di bidang pengolahan susu di Indonesia di bawah lisensi

Lebih terperinci

MEMPELAJARI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PEMBUATAN PRODUK FRESTEA RGB DI PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA, CIBITUNG-BEKASI

MEMPELAJARI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PEMBUATAN PRODUK FRESTEA RGB DI PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA, CIBITUNG-BEKASI MEMPELAJARI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PEMBUATAN PRODUK FRESTEA RGB DI PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA, CIBITUNG-BEKASI Nama : Dede Agus Maulana NPM : 31412769 Jurusan : Teknik Industri

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI Proses produksi PT Amanah Prima Indonesia dimulai dari adanya permintaan dari konsumen melalui Departemen Pemasaran yang dicatat sebagai pesanan dan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4. Pengumpulan Data 4.. Proses Produksi Sistem produksi yang dilakukan pada PT Sinar Sosro KPB Cakung merupakan sistem produksi dengan kategori batch production.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi perlu dilakukan secara berkesinambungan dan terus-menerus agar

BAB I PENDAHULUAN. produksi perlu dilakukan secara berkesinambungan dan terus-menerus agar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Di era globalisasi saat ini setiap perusahaan baik perusahaan dibidang manufaktur ataupun jasa berusaha merebut pasar sehingga persaingan antara perusahaan

Lebih terperinci

STUDI PENGELOLAAN LIMBAH PADAT & CAIR PT X - PASURUAN SEBAGAI UPAYA PENERAPAN PROSES PRODUKSI BERSIH

STUDI PENGELOLAAN LIMBAH PADAT & CAIR PT X - PASURUAN SEBAGAI UPAYA PENERAPAN PROSES PRODUKSI BERSIH Laporan Tugas Akhir STUDI PENGELOLAAN LIMBAH PADAT & CAIR PT X - PASURUAN SEBAGAI UPAYA PENERAPAN PROSES PRODUKSI BERSIH Oleh: Didit Fitriawan 3305.100.042 Dosen Pembimbing : Ir. Ati Hartati, M.Sc JURUSAN

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Penelitian tentang penerapan Value Stream Maping ini dilakukan di PT. XYZ, Plant Daan Mogot. Untuk itu penulis akan membahas sekilas

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1 BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Berdirinya Perusahaan PT. Sinar Sosro adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang minuman teh dalam kemasan. Perusahaan ini terletak di Jalan Raya Bekasi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini menjelaskan beberapa hal mengenai perusahaan yang menjadi tempat penelitian, yaitu PT. XYZ. Beberapa hal tersebut adalah sejarah perusahaan, ruang lingkup bidang

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Kecamatan Bawen-50661, Kabupaten Semarang Jawa Tengah ini mulai berdiri

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Kecamatan Bawen-50661, Kabupaten Semarang Jawa Tengah ini mulai berdiri 12 BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1. Sejarah Perusahaan PT. Purinusa Ekapersada Bawen - Semarang, yang dibangun di atas lahan seluas 7.1 Ha, terletak di Jalan Raya Merakrejo Km 31, Kelurahan Harjosari,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Tirta Sibayakindo PT. Tirta Sibayakindo adalah perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang produksi air minum dalam kemasan (AMDK) bermerek

Lebih terperinci

BAB 3 TINJAUAN SISTEM INFORMASI YANG BERJALAN

BAB 3 TINJAUAN SISTEM INFORMASI YANG BERJALAN BAB 3 61 TINJAUAN SISTEM INFORMASI YANG BERJALAN 3.1 Sekilas tentang PT FI 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT FI didirikan berdasarkan Akta Notaris A. Partomuan Pohan, SH, LLM No. 6, tanggal 2 September 1993.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi industri manufaktur dalam beberapa dekade terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi industri manufaktur dalam beberapa dekade terakhir ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi industri manufaktur dalam beberapa dekade terakhir ini turut menyumbangan kemudahan dalam menciptakan inovasi-inovasi produk baru yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. oleh PT. Coca Cola Indonesia terdiri dari gula murni, air bersih, dan gas CO2.

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. oleh PT. Coca Cola Indonesia terdiri dari gula murni, air bersih, dan gas CO2. BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Proses Produksi Bahan baku dasar (Concentrate) yang dibuat dengan proses ilmiah oleh PT. Coca Cola Indonesia terdiri dari gula murni, air bersih, dan gas CO2. Bahan-bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Salah satu zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara adalah air (Chandra, 2012). Air merupakan sumber kehidupan yang diperlukan oleh makhluk hidup untuk

Lebih terperinci

PROYEK AKHIR SISTEM MANAJEMEN MUTU PERUSAHAAN SARI ROTI. PT NIPPON INDOSARI CORPINDO,Tbk.

PROYEK AKHIR SISTEM MANAJEMEN MUTU PERUSAHAAN SARI ROTI. PT NIPPON INDOSARI CORPINDO,Tbk. PROYEK AKHIR SISTEM MANAJEMEN MUTU PERUSAHAAN SARI ROTI PT NIPPON INDOSARI CORPINDO,Tbk. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN Struktur organisasi di PT Nippon Indosari Corpindo Tbk dipimpin oleh seorang presiden

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Profil perusahaan PT.Agel Langgeng (PTAL) berdiri tahun 1991 di Bekasi Jawa Barat. Perusahaan yang mesih termasuk Kapal Api Group

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1: 5S Lay Out Bottling Line. xvii AREA 3 AREA 5 AREA 4 AREA 2. Panel Control BOTTLING OFFICE. Pintu masuk area Packaging.

LAMPIRAN. Lampiran 1: 5S Lay Out Bottling Line. xvii AREA 3 AREA 5 AREA 4 AREA 2. Panel Control BOTTLING OFFICE. Pintu masuk area Packaging. LAMPIRAN Lampiran 1: 5S Lay Out Bottling Line BOTTLING OFFICE Roller Conv Crate Spare Pintu masuk area Packaging Alat Transpot NR Sisa Roller Conv Crate Spare Ink jet Coding Bottle Conveyoor Carton Closing

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Kadujaya Perkasa didirikan pada tahun 1982 dan berlokasi di Tangerang. PT. Kadujaya Perkasa merupakan perusahaan yang memproduksi barang barang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari visi misi perusahaan, penyusunan strategi, implementasi, evaluasi maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. dari visi misi perusahaan, penyusunan strategi, implementasi, evaluasi maupun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses manajemen strategik sebuah perusahaan, berupa mata rantai yang diawali dari visi misi perusahaan, penyusunan strategi, implementasi, evaluasi maupun

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) PT.ATLANTIC BIRURAYA LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN

PENGOLAHAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) PT.ATLANTIC BIRURAYA LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN PENGOLAHAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) PT.ATLANTIC BIRURAYA LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN OLEH : MARCELIA LEMBONO (6103008014) ISABELLA GUNAWAN (6103008024) STEPHANNIE (6103008078)

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Dalam skripsi ini penulis memperoleh data tentang PT Trijaya Tirta Dharma Bandar Lampung dengan menerapkan metode inquires of client, observasi, dan memeriksa dokumen yang

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. maka para pengusaha AMDK berusaha mengemas tempat untuk air agar konsumen

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. maka para pengusaha AMDK berusaha mengemas tempat untuk air agar konsumen BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Air Minum dalam Kemasan Ketika perkembangan zaman semakin menuntut segalanya harus lebih praktis, maka para pengusaha AMDK berusaha mengemas tempat untuk air agar konsumen

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Food Industries yang akan dibahas antara lain adalah: a) Tahapan audit yang dilakukan (survei pendahuluan dan evaluasi sistem

BAB IV PEMBAHASAN. Food Industries yang akan dibahas antara lain adalah: a) Tahapan audit yang dilakukan (survei pendahuluan dan evaluasi sistem BAB IV PEMBAHASAN Dalam bab ini, audit operasional atas fungsi produksi pada PT Dunia Daging Food Industries yang akan dibahas antara lain adalah: a) Tahapan audit yang dilakukan (survei pendahuluan dan

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan. PT Karunia Alam Segar didirikan pada tahun 1948 dan merupakan anak

BAB II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan. PT Karunia Alam Segar didirikan pada tahun 1948 dan merupakan anak BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT Karunia Alam Segar didirikan pada tahun 1948 dan merupakan anak perusahaan dari PT. Wings Surya (Wings Food). Tujuan dari Karunia Corporation adalah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Kurnia Aneka Gemilang berdiri sejak tahun 1969, dengan nama UD. Kurnia. Perusahaan ini menjalankan usaha yang bergerak dibidang produksi sirup

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran-1 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Tenaga Kerja pada PT. Sejati Coconut Industri Adapun tugas dan tanggung jawab setiap bagian dalam struktur organisasi perusahaan adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT Sinar Sosro merupakan suatu perusahaan yang memproduksi minuman dalam kemasan botol. Adapun produk yang dihasilkan berupa teh botol sosro, fruit tea dan prim-a. Pada

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan Pada awalnya PT. Jakarta Pallet Service merupakan eksportir pallet kayu bagi perusahaan rental pallet di jepang bernama Japan Pallet Rental.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan CV. Makmur Palas merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pendaur ulangan sampah plastik menjadi kantong plastik. Perusahaan ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. PT United Tractors Tbk (PTUT) merupakan salah satu distributor alat-alat berat

BAB 1 PENDAHULUAN. PT United Tractors Tbk (PTUT) merupakan salah satu distributor alat-alat berat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT United Tractors Tbk (PTUT) merupakan salah satu distributor alat-alat berat serta penyedia pelayanan purna jual baik berupa suku cadang maupun servis dengan cabang-cabang

Lebih terperinci

KONDISI EKONOMI DAN INDUSTRI BIR

KONDISI EKONOMI DAN INDUSTRI BIR KONDISI EKONOMI DAN INDUSTRI BIR Perekonomian Indonesia membukukan pertumbuhan yang tinggi di tahun 2010. Pendapatan Domestik Bruto (PDB) bertumbuh sebesar 6,1%, terutama didorong oleh meningkatnya konsumsi

Lebih terperinci

Evaluasi Sistem Bisnis Lean Oleh: Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma master Black Belt

Evaluasi Sistem Bisnis Lean Oleh: Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma master Black Belt 1. Apa Itu Lean? Evaluasi Sistem Bisnis Lean Oleh: Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma master Black Belt Lean adalah suatu upaya terus-menerus (continuous improvement efforts) untuk: menghilangkan pemborosan

Lebih terperinci

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat.

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat. BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI 4.1 Pengembangan sistem yang diusulkan Dengan memperkirakan terhadap trend bisnis di masa yang akan datang untuk bisnis dibidang pendistribusian

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. BATANGHARI TEBING PRATAMA adalah anak perusahaan dari PT. BATANGHARI & GROUP yang beralamat di Menara Kuningan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Struktur Organisasi

Lampiran 1. Struktur Organisasi Lampiran 1. Struktur Organisasi Kepala Pabrik Administrasi Produksi Quality Assurance and Environment Utilitas Bussiness Accounting Seksi Kesehatan & Keselamatan Kerja Seksi Gudang Material Seksi Stock

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. lima kategori produk cacat, yaitu Filling Height, No Crown, Breakage Full, Out of Spec,

BAB V PEMBAHASAN. lima kategori produk cacat, yaitu Filling Height, No Crown, Breakage Full, Out of Spec, BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define Aktivitas proses produksi di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Semarang Plant Central java ini dianalisis menggunakan diagram SIPOC (Supplier-Input-Proccess-Output- Customer).

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pertama di Indonesia. Nama Sosro diambil dari nama keluarga pendirinya yakni

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pertama di Indonesia. Nama Sosro diambil dari nama keluarga pendirinya yakni BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Bisnis Perusahaan Sosro merupakan pelopor produk teh siap minum dalam kemasan yang pertama di Indonesia. Nama Sosro diambil dari nama keluarga pendirinya yakni

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berikut merupakan sejarah singkat PT MLBI yang menjadi sampel penelitian :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berikut merupakan sejarah singkat PT MLBI yang menjadi sampel penelitian : BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penelitian ini didasarkan pada Laporan keuangan PT Multi Bintang Indonesia dan catatan yang berkaitan dengan PT MLBI. Penulis juga melakukan browsing

Lebih terperinci

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2011 MODUL IX SISTEM MANAJEMEN

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2007/ 2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2007/ 2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2007/ 2008 IMPLEMENTASI METODE FIVE WHYS DALAM PERBAIKAN AKTIVITAS KERJA OPERATOR PENGEMASAN BOTOL DI PT MULTI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan perekonomian di Indonesia dan juga semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap perusahaan harus mempersiapkan diri untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak perusahaan-perusahaan khususnya otomotif dan juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak perusahaan-perusahaan khususnya otomotif dan juga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini banyak perusahaan-perusahaan khususnya otomotif dan juga industri manufaktur mulai mengadopsi sistem Just In Time atau Kanban karena keberhasilan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin meningkatnya pemesanan oleh masyarakat. Oleh karena itu PT. PANCA BUDI IDAMAN lebih meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi Sejarah Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi Sejarah Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi 1.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Amerta Indah Otsuka merupakan anak perusahaan Otsuka Pharmaceutical Co., Ltd., yaitu sebuah perusahaan yang bergerak di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Industri farmasi diwajibkan menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.43/MENKES/SK/II/1988 tentang CPOB dan Keputusan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Adapun kesimpulan yang diperoleh dari ketiga fokus pembahasan sesuai dengan masing-masing perumusan masalahnya adalah: 1. Pengaruh ambidexterity standar mutu 99.997%

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Latexindo Toba-Perkasa adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi sarung tangan berbahan latex. PT. Latexindo Toba-Perkasa didirikan

Lebih terperinci

MATERI 4 ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGIS. e. Spesfifikasi Bahan Baku dan Hasil c. Tenaga Kerja

MATERI 4 ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGIS. e. Spesfifikasi Bahan Baku dan Hasil c. Tenaga Kerja MATERI 4 ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGIS 1. Perencanaan Kapasitas Produksi Aspek-aspek yang berpengaruh dalam perencanaan kapasitas produksi yaitu : 1. Perencanaan & Pemilihan Proses Tidak berarti pemilihan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. IO. Penulis akan melakukan observasi dan wawancara secara langsung ke

BAB III OBJEK PENELITIAN. IO. Penulis akan melakukan observasi dan wawancara secara langsung ke BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Gambaran Umum Perusahaan III.1.1 Sejarah Perusahaan Dalam penulisan skripsi ini, penulis akan melakukan penelitian pada PT IO. Penulis akan melakukan observasi dan wawancara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. elektronik dengan menggunakan tiga jenis mesin injeksi. Dua tahun

BAB I PENDAHULUAN. elektronik dengan menggunakan tiga jenis mesin injeksi. Dua tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Yasunli Abadi Utama Plastic berdiri di Tangerang, 8 Juli 1980. Adalah suatu perusahaan yang awalnya berspesialisasi dalam memproduksi peralatanperalatan elektronik

Lebih terperinci

MEMPELAJARI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT TIRTA ALAM SEGAR OLEH: SNEZANA YOFANDA/

MEMPELAJARI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT TIRTA ALAM SEGAR OLEH: SNEZANA YOFANDA/ MEMPELAJARI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT TIRTA ALAM SEGAR OLEH: SNEZANA YOFANDA/ 37412094 PENDAHULUAN Latar Belakang Kecelakaan Kerja Program K3 PT Tirta Alam Segar PERUMUSAN PENELITIAN Mengetahui

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Tri Dharma Wisesa yang beralamatkan di Jl. Pegangsaan Dua blok A1, km 1.6, Kelapa Gading, Jakarta Utara adalah salah satu perusahaan manufaktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada tanggal 4 September 2003 yang beralamat di JL. Raya R.C Veteran no

BAB I PENDAHULUAN. pada tanggal 4 September 2003 yang beralamat di JL. Raya R.C Veteran no BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang Dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha PT Jaya Utama Motor adalah perusahaan perseroan terbatas yang bergerak dibidang otomotif dengan menjalankan usahanya berfokus

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Perumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Penelitian yang penulis lakukan adalah dengan mengadakan pengamatan serta observasi langsung di perusahaan PT. Multi Bintang

Lebih terperinci

DETEKSI KECACATAN BOTOL MENGGUNAKAN EMPTIES BOTTLE INSPECTION (EBI) DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA (CCBI) UNIT SEMARANG

DETEKSI KECACATAN BOTOL MENGGUNAKAN EMPTIES BOTTLE INSPECTION (EBI) DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA (CCBI) UNIT SEMARANG DETEKSI KECACATAN BOTOL MENGGUNAKAN EMPTIES BOTTLE INSPECTION (EBI) DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA (CCBI) UNIT SEMARANG Oleh : Mohroji (L2F 005 558) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Lampiran 1: Tugas dan Tanggung Jawab Karyawan

Lampiran 1: Tugas dan Tanggung Jawab Karyawan Lampiran : Tugas dan Tanggung Jawab Karyawan Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan dalam PT. Bintang Persada Satelit secara garis besar adalah sebagai berikut:. Direktur Direktur

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 49 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. XYZ didirikan pada tahun 1986, merupakan sebuah perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang polyester dan berlokasi di Tangerang. Sejak tahun

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. TOTO Ltd didirikan pada tahun 1917 sebagai produsen sanitasi keramik

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. TOTO Ltd didirikan pada tahun 1917 sebagai produsen sanitasi keramik BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat PT. Surya Toto Indonesia Tbk. TOTO Ltd didirikan pada tahun 1917 sebagai produsen sanitasi keramik dan perangkat keras saluran air. Semakin berkembang,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sinar Sanata Electronic Industry merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi bola lampu untuk kebutuhan rumah tangga (merk Dai-ichi)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin kompetitif. Menuntut perusahaan untuk mampu menyusun sebuah strategi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin kompetitif. Menuntut perusahaan untuk mampu menyusun sebuah strategi yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi sekarang ini, dimana persaingan dalam dunia industri semakin kompetitif. Menuntut perusahaan untuk mampu menyusun sebuah strategi yang

Lebih terperinci

DETEKSI KERUSAKAN BOTOL MENGGUNAKAN ELECTRONIC BOTTLE INSPECTION (EBI) DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA (CCBI) UNIT SEMARANG

DETEKSI KERUSAKAN BOTOL MENGGUNAKAN ELECTRONIC BOTTLE INSPECTION (EBI) DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA (CCBI) UNIT SEMARANG DETEKSI KERUSAKAN BOTOL MENGGUNAKAN ELECTRONIC BOTTLE INSPECTION (EBI) DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA (CCBI) UNIT SEMARANG Dista Yoel T (L2F 007 025) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Data Perusahaan 2.1.1. Identitas Perusahaan PT. Ching Luh Group adalah usaha yang bergerak dibidang sepatu khusunya sepatu olah raga. Yang membuat sepatu-sepatu merk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini industri keramik di Indonesia mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini industri keramik di Indonesia mengalami BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam beberapa tahun belakangan ini industri keramik di Indonesia mengalami kemajuan. Hal ini disebabkan oleh karena maraknya bisnis properti yang cukup mendominasi

Lebih terperinci

VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN

VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN Keberhasilan suatu perusahaan sangat bergantung pada bentuk dan struktur organisasinya. Sistem pengelolaan (manajemen) organisasi perusahaan bertugas untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. makin banyaknya perusahaan yang menjalani proses produksi di Indonesia. Makin

BAB 1 PENDAHULUAN. makin banyaknya perusahaan yang menjalani proses produksi di Indonesia. Makin 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri pada saat ini telah mengalami kemajuan yang pesat. Terlihat dari makin banyaknya perusahaan yang menjalani proses produksi di Indonesia. Makin banyaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Danone Indonesia atau biasa disebut fresh dairy plant mulai PT. Danone Indonesia memproduksi Milkuat yogurt cup (80 gr),

BAB I PENDAHULUAN. PT. Danone Indonesia atau biasa disebut fresh dairy plant mulai PT. Danone Indonesia memproduksi Milkuat yogurt cup (80 gr), 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang PT. Danone Indonesia atau biasa disebut fresh dairy plant mulai beroperasi pada Desember 2007 dan launching produk pada awal tahun 2008. PT. Danone Indonesia memproduksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman merupakan sektor strategis yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman merupakan sektor strategis yang akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri makanan dan minuman merupakan sektor strategis yang akan terus tumbuh. Segmen yang menjanjikan yaitu pasar minuman ringan. Pasar minuman ringan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan yang sangat tinggi antara pelaku industri dalam meraih pasar yang

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan yang sangat tinggi antara pelaku industri dalam meraih pasar yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era persaingan bebas ini, banyak sekali industri yang memiliki hasil produksi yang sama antara satu dengan yang lainnya. Hal ini menimbulkan tingkat persaingan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Perusahaan Terbatas Amico mulai didirikan tahun 2000 oleh Bapak Krisman. Pada awal berdiri, perusahaan bergerak sebagai distributor produk

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V-29 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sinar Utama Nusantara (PT. SUN) merupakan perusahaan yang berlokasi di jalan Batang kuis Km 3,8 Desa Telaga Sari, Tanjung Morawa yang didirikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permintaan produk yang tinggi dari pelanggan akan membuat perusahaan semakin giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian adalah PT. Samudra Marine Indonesia yaitu perusahaan jasa pembuatan kapal, perbaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini perusahaan dituntut untuk mampu menghadapi persaingan baik dari perusahaan lokal maupun perusahaan luar negeri. Ditambah lagi dengan adanya

Lebih terperinci

PERENCANAAN UNIT PENGAWASAN MUTU PADA PABRIK PENGALENGAN JAMUR KANCING DENGAN KAPASITAS BAHAN BAKU KG/HARI

PERENCANAAN UNIT PENGAWASAN MUTU PADA PABRIK PENGALENGAN JAMUR KANCING DENGAN KAPASITAS BAHAN BAKU KG/HARI PERENCANAAN UNIT PENGAWASAN MUTU PADA PABRIK PENGALENGAN JAMUR KANCING DENGAN KAPASITAS BAHAN BAKU 15.000 KG/HARI TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN OLEH: DEBBY NATALLIA (6103007066) PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengertian Metode Penelitian Metodologi Penelitian berasal dari kata Metode yang artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu dan Logos ilmu atau pengetahuan. Jadi metodologi

Lebih terperinci

PERENCANAAN PABRIK SARI BUAH APEL DENGAN KAPASITAS Liter/hari

PERENCANAAN PABRIK SARI BUAH APEL DENGAN KAPASITAS Liter/hari PERENCANAAN PABRIK SARI BUAH APEL DENGAN KAPASITAS 6.000 Liter/hari TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN OLEH: AGATHA LEVINA CANDRA (6103011020) MEGA PURNAMA SARI (6103011119) PROGRAM STUDI TEKNOLOGI

Lebih terperinci