BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA"

Transkripsi

1 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1.1 Aktivitas Divisi Packaging Pada divisi Packaging di PT Multi Bintang terdapat 3 Line, yaitu Canning Line (Kaleng), Bottling Hall (Botol), dan Racking Line (Barel). Pada pokok bahasan peneliti mengadakan setup reduction proses change over mesin filler di line Bottling Hall. Change Over adalah suatu tahap di dalam proses produksi pada divisi packaging khusunya di bottling hall yang harus dilakukan ketika akan mengganti atau merubah dari tipe produk yang satu ke tipe produk yang lain. Gambar 4.1LayOut Packaging Activities

2 Input produksi di bottling hall adalah botol kosong yang baru dari produsen dibawa forklift dalam bentuk susunan crate dalam pallet menuju manual depalletizer. Dari mesin tersebut crate dipishkan menjadi beberapa bagian lalu botol dipisahkan atau diambil dari crate menggunakan mesin unpacker dan botol diletakkan di conveyor berjalan menuju washer untuk proses pencucian botol yang menghasilkan botol bersih. Botol tersebut berjalan melalui konveyor menuju Empty Bottle Inspection untuk diperiksa keseluruhan dimensi botol hasil washer dan botol yang lolos hasil inspeksi akan menuju mesin filler untuk proses pengisian dan penutupan. Kemudian botol menuju pasteurizer untuk dilewatkan pada ruangan berjalan bersuhu 60 derajat celcius yang berguna menonaktifkan micro bacteri dalam produk. Lalu botol menuju labeller untuk di lekatkan label merk dan komposisi bahan produk. Botol hasil labeller berjalan melalui conveyor menuju inpacker untuk dimasukan ke dalam crate bersih kembali dan proses akhir di mesin palletizer yaitu crate disusun ke dalam pallet yang siap diangkut forklift kembali ke gudang full store. 4.2 Analisa OPI NONA Salah satu key performance indicator di PT Multi Bintang adalah OPI NONA Bottling Hall. Setelah dilakukan upgrading di bottling hall pada tahun 2011 dan dilanjutkan dengan commisioning maka diharapkan target 68% yang diberikan dari tim manajemen kepada divisi packaging dapat tercapai.

3 Permasalahan yang timbul justru belum tercapainya target yang diberikan untuk periode 4 bulan pertama pada musim produksi Maksimal pencapaian hanya pada bulan januari yaitu sebesar 60,8% % 60.00% 58.00% 56.00% 54.00% Actual 52.00% 50.00% Oktober November Desember Januari Februari Grafik 4.1Persentase OPI OCT - FEB 2012 Setelah melalui proses upgrading dan commisioning selama musim produksi 2011 seharusnya target yang diberikan dapat tercapai, namun beberapa breakdown issue yang belum bisa terselesaikan pada saat proses commisioning dicoba peneliti untuk diselesaikan. Grafik 4.2Monthly OPI New Bottling Line

4 4.3 Analisa Breakdown Issue Breakdown Issue 8% 12% 5% 15% Crate nyangkut, Crate Conveyor Botol Crashed, Finger Outfeed Washer Change Over, Filler 10% Rewash, EBI 50% Flagging, Labeller Carton Selip, Erector Grafik 4.3Data percentase breakdown issue di Bottling Hall peiode Oktober- Februari 2012 Berdasarkan grafik di atas menunjukan bahwa breakdown issue yang paling besar yang menyebabkan mesin filler stop adalah change over pergantian produk yang dilakukan di mesin filler. Hal ini berpengaruh untuk available time for production di bottling hall. Untuk itu, peneliti mencoba melakukan setup reduction untuk memaksimalkan change over yang dilakukan di mesin filler seefesien mungkin tanpa mengurangi kualitas dari change over tersebut 4.4 Analisa Curent Mapping & Activities Change Over di meisn filler terjadi ketika akan merubah produk yang akan dijalankan. Change Over adalah suatu tahap di dalam proses produksi yang harus

5 dilakukan ketika akan mengganti atau merubah dari tipe produk yang satu ke tipe produk yang lain. Pada penelitian ini peneliti mengambil percontohan untuk change over dari type pint (330ml) ke type quart (620ml&640ml) pada mesin filler. Activities in Minutes 8mnt 8mnt 20mnt 20mnt 5mnt Ganti Starwheels Ganti Guides Ganti Vent Tubes Ganti Spacer Plates Adjustment Realing Conveyor Grafik 4.4Data kolektif dari urutan change over mesin filler Dari grafik di atas diketahui bahwa total waktu change over dari type pint ke type quart adalah 71 menit. Jika dalam satu shift terdapat available time for production adalah 480 menit maka dikurangi dengan total waktu change over di mein filler berkurang menjadi 409 menit. Sedangkan masih ada breakdown issue yang lain yang belum mempunyai preventive action, masih pada batas corrective action dan run to breakdown. Sehingga peneliti menganalisa penyebab apa saja yang mengakibatkan

6 waktu change over di mesin filler mempunyai waktu total 71 menit Keterangan : Gambar 4.2Current Mapping Proses Change Over No.1 (operator) No. 2 (MR) No 3 (MR) : mengganti vent tube : mengganti spacer :mengganti starwheel, guide starwheel, infeed worm dan adjustment infeed filler. Berdasarkan current mapping di atas diketahui bahwa terdapat tiga man power untuk melakukan proses change over yang terdiri dari satu dari divisi packaging yaitu operator mesin dan dua dari divisi engineering yaitu fitter. Selama proses berlangsung ketiga man power bekerja sama dalam menyelasaikan tugasnya masingmasing sesuai instruksi kerja yang diberikan.

7 4.5 Identifikasi Waste Tahapan ini merupakan tahapan yang digunakan untuk menentukan aktivitasaktivitas apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya pemborosan waktu sehingga dapat menyebabkan lead time menjadi lebih panjang. Untuk mengidentifikasi pemborosan-pemborosan yang terjadi, Tim terlebih dahulu menjelaskan pemborosan yang terjadi berdasarkan kategori pemborosan yang ada. 1. Waste of over production Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan produksinya menggunakan metode make to order. Perusahaan berproduksi menurut request market yang ada, sehingga pada proses produksi PT Multi Bintang sangat jarang sekali terjadi kelebihan produksi (over production). 2. Waste of motion Operator/pekerja pada proses produksi PT Multi Bintang mempunyai kemampuan kerja normal (pekerja normal) dengan spesifikasi kerja yang jelas, operator bekerja sesuai dengan IKA (instruksi kerja) yang terdapat pada tiap mesin dan peralatan, sehingga Tim tidak menemukan unnecessary motion (Gerakan yang tidak perlu). 3. Transportation waste Pada proses produksi di mesin filler terdapat beberapa kegiatan transportasi. Namun hal tersebut tidak terlalu signifikan berpengaruh terhadap waktu pengerjaan karena jarak antar work center yang dekat. 4. Processing waste

8 Menurut pengamatan peneliti di proses produksi tidak terdapat Inappropriate Processing (proses yang tidak sesuai), karena operator bekerja dengan normal dan sesuai dengan arahan dari kepala bagian yang mengerti tentang proses produksi di mesin filler 5. Waste time Permasalahan yang terjadi pada PT Multi Bintang adalah waktu change over yang terlalu lama sehingga menyebabkan berkurangnya waktu produksi yang tersedia untuk bottling hall. 6. Defective product Kategori produk cacat adalah produk yang tidak memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan oleh technologist dan market. Berdasarkan pengamatan, jarang terjadi kecacatan pada produk yang dihasilkan 7. Excess inventory Persediaan pada PT Multi Bintang terbagi atas dua kelompok yaitu persediaan bahan baku dan produk jadi. Persediaan produk jadi disebabkan karena produk tersebut disimpan sementara sebelum dikirim ke customer, atau disebabkan oleh karena produksi belum mencapai jumlah yang ditentukan.namun waktu penyimpanan produk jadi diatur sesuai dengan jadwal pengiriman. Persediaan bahan baku pada PT Multi Bintang khususnya pada proses produksi di packaging dapat mudah di kendalikan karena bahan baku dapat dengan mudah diperoleh. Bahan baku dapat datang kapan saja sesuai pesanan

9 4.6 Analisa Changes Parts Peneliti mulai melakukan pengamatan terhadap changes part atau komponen komponen yang diperlukan untuk kepentingan change over di mesin filler. Aspek ini menyangkut tentang bagaumana peneliti menganalisa bagian bagian yang dianggap kurang efektif dalam melakukan change over di mein filler. Peneliti melakukan monitoring terhadap kegiatan change over di mesin filler dan didapatkan aspek-aspek yang dianggap mempengaruhi kegiatan tersebut, antara lain : Tidak ada panduan penggantian guides&starwheel Mesin filler di bottling hall dilengkapi dengan manual book pengoperasiannya akan tetapi tidak disebutkan tentang bagaimana mengganti guides dan starwheels secara benar dan efektif. Hal ini menjadi kendala bagi operator dan pihak engineering dalam membantu melakukan change over di mesin tersebut. Masalah lain yang timbul adalah ketika si operator dan pihak engineering yang sudah biasa melakukan change over dipindahtugaskan atau mengundurkan diri, maka user yang baru harus mengulangi apa yang diajarkan dari yang sebelumnya melalui bahaa lisan Setiap penggantian produk, terjadi penggantian plate Beberapa proses change over a komponen yang harus diganti ketika proses change over di mesin filler salah satunya adalah plate spacer yang berfungsi sebagai dinding pembatas antara botol di posisi filling valve masing-masing agar ketika terjadi pecahan botol dapat diantisipasi pecahannya tidak mengenai botol di sebelahnya.

10 Gambar 4.3. Plate Spacer Gambar 4.4. Aktivitas melepas plate spacer dari housingnya Terdapat dua type spacer, yaitu type pint dan type quart.pada dua type tersebut terdapat persamaan yaitu fungsi kedua-duanya adalah sebagai dinding pembatas antara botol di posisi filling valve masing-masing agar ketika terjadi pecahan botol dapat diantisipasi pecahannya tidak mengenai botol di sebelahnya. Kemudian peneliti menganalisa dari segi ukuran dan efek yang ditimbulkan. Hasilnya adalah ketika sedang produksi type pint maka digunakanlah spacer type pint, dan ketika pergantian produk ke type quart maka spacer type pint

11 tidak perlu dilepas karena fungi yang sama anatar keduanya. Gambar 4.5Perbedaan dimensi plate spacer User kesulitan dalam menjangkau vent tube yang akan digunakan Gambar 4.6. Tempat vent tube sebelum dipasang Pada saat proses change over ke produk lain, maka perlu penggantian vent tube untuk menjaga kualitas pengisian produk ke dalam botol. Dalam hal ini

12 terdapat suatu hambatan yang cukup memakan waktu yaitu belum adanya standard untuk penempatan vent tube yang hendak diganti, sehingga user cukup sulit menjangkau vent tube yang diletakan di luar pintu atau guards mesin filler Tidak ada standard adjustment realing guides Realing guides berguna sebagai penuntun botol menuju filler dari mesin EBI melalui conveyor yang berjalan. Ketika proses change over dilakukan, user masih mengggunakan perkiraan untuk menentukan lebar realing guides yang sesuai dengan type botol yang akan dijalankan. Hal ini mempengaruhi waktu change over karena perkiraan setiap user berbeda-beda. Gambar 4.7Realing Guide Conveyor

OVER PRODUCTION. Toleransi 15 % Prosentase pernah mencapai 16 %

OVER PRODUCTION. Toleransi 15 % Prosentase pernah mencapai 16 % OVER PRODUCTION Toleransi 15 % Prosentase pernah mencapai 16 % No Tipe Pemborosan TL 1 TL 2 TL 3 TL 4 RATA-RATA RANKING 1 Produk Cacat (Defect) 3 3 2 2 2.5 1 2 Waktu Tunggu (Waiting) 1 1 1 0 0.75 6 3 Persediaan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. 1. Layout Packaging Bottle. xix. Sumber : Data internal Packaging-Bottling Line 2 PT. Multi Bintang

LAMPIRAN. 1. Layout Packaging Bottle. xix. Sumber : Data internal Packaging-Bottling Line 2 PT. Multi Bintang LAMPIRAN 1. Layout Packaging Bottle Sumber : Data internal Packaging-Bottling Line 2 PT. Multi Bintang xix 2. Pengertian Pemborosan The 7 W astes of Produ ction T aiichi Ohno defined the 7 types of waste

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4. Pengumpulan Data 4.. Proses Produksi Sistem produksi yang dilakukan pada PT Sinar Sosro KPB Cakung merupakan sistem produksi dengan kategori batch production.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan metodologi penelitian atau tahapan-tahapan penelitian yang akan dilalui dari awal sampai akhir. Metodologi penelitian perlu ditentukan terlebih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini, persaingan dalam industri manufaktur semakin ketat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini, persaingan dalam industri manufaktur semakin ketat. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang ini, persaingan dalam industri manufaktur semakin ketat. Dimana saat ini sudah banyak perusahaan manufaktur yang berkembang dengan cepat dan berupaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus melakukan perbaikan secara continuous untuk menjaga

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus melakukan perbaikan secara continuous untuk menjaga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan semakin meningkatnya persaingan pada bidang manufaktur, maka perusahaan harus melakukan perbaikan secara continuous untuk menjaga kestabilan perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang PT Dirgantara Indonesia (Persero) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri kedirgantaraan terutama dalam proses perancangan dan pembuatan komponen pesawat

Lebih terperinci

Lean Thinking dan Lean Manufacturing

Lean Thinking dan Lean Manufacturing Lean Thinking dan Lean Manufacturing Christophel Pratanto No comments Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste (pemborosan) di dalam proses, atau dapat juga dikatakan sebagai

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari pembobotan yang dilakukan terhadap pemborosan (waste)

Lebih terperinci

B A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1

B A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1 B A B 5 1 VSM adalah suatu teknik / alat dari Lean berupa gambar yg digunakan untuk menganalisa aliran material dan informasi yg disiapkan untuk membawa barang dan jasa kepada konsumen. VSM ditemukan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, persaingan industri manufaktur sebagai produsen berbagai macam produk semakin tinggi. Ini ditandai dengan munculnya berbagai macam produk dengan jenis merek

Lebih terperinci

Permasalahan yang akan dijadikan objek penelitian ini adalah keterlambatan pengerjan proyek pembuatan High Pressure Heater (HPH) di PT.

Permasalahan yang akan dijadikan objek penelitian ini adalah keterlambatan pengerjan proyek pembuatan High Pressure Heater (HPH) di PT. PT. Barata Indonesia merupakan perusahaan manufaktur dengan salah satu proyek dengan tipe job order, yaitu pembuatan High Pressure Heater (HPH) dengan pengerjaan pada minggu ke 35 yang seharusnya sudah

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PENYEBAB KETERLAMBATAN WAKTU PERBAIKAN MESIN PRODUKSI DENGAN VALUE STREAM MAPPING DI PERUSAHAAN PENGOLAHAN SUSU

IDENTIFIKASI PENYEBAB KETERLAMBATAN WAKTU PERBAIKAN MESIN PRODUKSI DENGAN VALUE STREAM MAPPING DI PERUSAHAAN PENGOLAHAN SUSU IDENTIFIKASI PENYEBAB KETERLAMBATAN WAKTU PERBAIKAN MESIN PRODUKSI DENGAN VALUE STREAM MAPPING DI PERUSAHAAN PENGOLAHAN SUSU TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman merupakan sektor strategis yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman merupakan sektor strategis yang akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri makanan dan minuman merupakan sektor strategis yang akan terus tumbuh. Segmen yang menjanjikan yaitu pasar minuman ringan. Pasar minuman ringan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri percetakan adalah salah satu industri yang selalu berhubungan dengan gambar dan tulisan untuk dijadikan sebuah hardcopy. Semakin berkembangnya zaman, industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste

BAB I PENDAHULUAN. Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan 1 Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste (pemborosan) di dalam proses, atau dapat juga dikatakan sebagai suatu konsep

Lebih terperinci

Gambar I.1 Part utama Penyusun meter air

Gambar I.1 Part utama Penyusun meter air BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Menurut Gaspersz (2011, p.92), Lean Six sigma merupakan suatu filosofi bisnis, pendekatan sistemik dan sistematik dan sistematik untuk mengidentifikasi dan menghilangkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Penyelesaian masalah yang diteliti dalam tugas akhir ini memerlukan teori-teori atau tinjauan pustaka yang dapat mendukung pengolahan data. Beberapa teori tersebut digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Toyota production system (TPS) sangat populer di dunia perindustrian.

BAB I PENDAHULUAN. Toyota production system (TPS) sangat populer di dunia perindustrian. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki tahun 1990, Lean Production System yang lahir dari Toyota production system (TPS) sangat populer di dunia perindustrian. Dimana tujuan dari sebuah

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Support. Webbing QC Sewing. Gambar I.1 Skema alur proses produksi tas di PT. Eksonindo Multi Product Industry

Bab I Pendahuluan. Support. Webbing QC Sewing. Gambar I.1 Skema alur proses produksi tas di PT. Eksonindo Multi Product Industry Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang PT. Eksonindo Multi Product Industry (EMPI) merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi tas. Proses produksi tas di PT. EMPI dilakukan melalui beberapa tahap,

Lebih terperinci

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Agronesia Divisi Industri Teknik Karet (INKABA) adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi berbagai jenis produk teknik berbahan baku utama karet, salah satunya adalah produk karet damper.

Lebih terperinci

Mulai. Studi Pendahuluan. Perumusan Masalah. Penetapan Tujuan. Pemilihan Variable. Pengumpulan Data. Menggambarkan Process Activity Mapping

Mulai. Studi Pendahuluan. Perumusan Masalah. Penetapan Tujuan. Pemilihan Variable. Pengumpulan Data. Menggambarkan Process Activity Mapping BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah suatu rangkaian kerangka pemecahan masalah yang dibuat secara sistematis dalam pemecahan masalah yang dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metodologi penelitian bertujuan untuk memberikan kerangka penelitian yang sistematis sehingga dapat memberikan kesesuaian antara tujuan penelitian dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHAHULUAN I.1

BAB I PENDAHAHULUAN I.1 BAB I PENDAHAHULUAN I.1 Latar Belakang Setiap perusahaan tentunya ingin selalu meningkatkan kepuasan pelanggan dengan meningkatkan hasil produksinya. Produk yang berkualitas merupakan produk yang memenuhi

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA Pada bab ini akan dilakukan pembahasan data yang sudah diperoleh untuk menganalisa pembuatan Value Stream Mapping di line Fr. Frame X. Pembahasan dan hasil analisa berdasarkan data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Era globalisasi yang dihadapi

Lebih terperinci

BAB 2 STUDI LITERATUR. Tanggungjawab seorang pemimpin perusahaan adalah mengatur seluruh

BAB 2 STUDI LITERATUR. Tanggungjawab seorang pemimpin perusahaan adalah mengatur seluruh BAB 2 STUDI LITERATUR Tanggungjawab seorang pemimpin perusahaan adalah mengatur seluruh sumberdaya produksi secara efisien dan efektif sehingga diperoleh keuntungan yang maksimum (maximum profit). Tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri makanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Prospek industri plastik cukup potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Potensi pengembangan industri plastik ini terlihat dari konsumsi atau penggunaan yang tinggi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PALLETIZING MACHINE PRESSAN SUPER 1 NT PADA LINE 8 PROSES PEMBUATAN MINUMAN BOTOL DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA CENTRAL JAVA

PENGGUNAAN PALLETIZING MACHINE PRESSAN SUPER 1 NT PADA LINE 8 PROSES PEMBUATAN MINUMAN BOTOL DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA CENTRAL JAVA PENGGUNAAN PALLETIZING MACHINE PRESSAN SUPER 1 NT PADA LINE 8 PROSES PEMBUATAN MINUMAN BOTOL DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA CENTRAL JAVA Oleh : Ahmad Ramali D (L2F 007 007) Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri tekstil merupakan salah satu sektor industri di Indonesia yang memiliki potensi perkembangan yang tinggi. Menurut Kementerian Perdagangan dan Perindustrian

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. lima kategori produk cacat, yaitu Filling Height, No Crown, Breakage Full, Out of Spec,

BAB V PEMBAHASAN. lima kategori produk cacat, yaitu Filling Height, No Crown, Breakage Full, Out of Spec, BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define Aktivitas proses produksi di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Semarang Plant Central java ini dianalisis menggunakan diagram SIPOC (Supplier-Input-Proccess-Output- Customer).

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang akan di lewati dalam melakukan penelitian ini, yaitu seperti pada Gambar 3.1 merupakan

Lebih terperinci

Pendahuluan. I.1 Latar belakang

Pendahuluan. I.1 Latar belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar belakang PT. Eksonindo Multi Product Industry (EMPI) merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi tas. Proses produksi tas di PT. EMPI dilakukan melalui beberapa tahap yaitu,

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL OLAH DATA

BAB V ANALISIS HASIL OLAH DATA BAB V ANALISIS HASIL OLAH DATA 5.1 Analisis hasil Current State Value Stream Mapping Dari Current State Value Stream Mapping yang telah dibuat diketahui bahwa ada setidaknya 10 gate yang didalamnya masing-masing

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 35 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data PT.Inti Pantja Press Industri memiliki flow process dalam penangan produk ( press part ) yang berlaku untuk semua produk sebelum dikirim

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Botol botol yang digunakan oleh PT. Bangun Wenang Beverage

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Botol botol yang digunakan oleh PT. Bangun Wenang Beverage BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Persiapan Bahan Pengemas Botol botol yang digunakan oleh PT. Bangun Wenang Beverage Company merupakan Returnable Glass Bottle (RGB). Botol yang digunakan adalah botol baru

Lebih terperinci

BAB V ANALISA. Value added time Leadtime. = 3,22jam. 30,97 jam x 100% = 10,4%

BAB V ANALISA. Value added time Leadtime. = 3,22jam. 30,97 jam x 100% = 10,4% BAB V ANALISA 5.1 Analisa Current State Value Stream Mapping (CVSM) Value stream mapping merupakan sebuah tools untuk memetakan jalur produksi dari sebuah produk yang didalamnya termasuk material dan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam usaha peningkatan produktivitas, perusahaan harus mengetahui kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan jasa)

Lebih terperinci

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Penentuan Objek Penelitian PT REKABAJA MANDIRI memproduksi ratusan item produk yang berasal dari puluhan group produk. Mengingat begitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan sektor industri saat ini mengalami peningkatan yang tinggi. Peningkatan yang tinggi ini disebabkan oleh semakin besarnya permintaan untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

VI. TOYOTA PRODUCTION SYSTEM. A. Pengertian Toyota Production System (TPS)

VI. TOYOTA PRODUCTION SYSTEM. A. Pengertian Toyota Production System (TPS) VI. TOYOTA PRODUCTION SYSTEM A. Pengertian Toyota Production System (TPS) Perusahaan berupaya untuk meningkatkan taraf kehidupan keryawan melalui usaha yang berkelanjutan untuk menghasilkan laba, sekaligus

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1: 5S Lay Out Bottling Line. xvii AREA 3 AREA 5 AREA 4 AREA 2. Panel Control BOTTLING OFFICE. Pintu masuk area Packaging.

LAMPIRAN. Lampiran 1: 5S Lay Out Bottling Line. xvii AREA 3 AREA 5 AREA 4 AREA 2. Panel Control BOTTLING OFFICE. Pintu masuk area Packaging. LAMPIRAN Lampiran 1: 5S Lay Out Bottling Line BOTTLING OFFICE Roller Conv Crate Spare Pintu masuk area Packaging Alat Transpot NR Sisa Roller Conv Crate Spare Ink jet Coding Bottle Conveyoor Carton Closing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Lean dan Six sigma merupakan dua metodologi perbaikan yang berbeda satu sama lain dalam hal target, fokus maupun metode yang digunakan. Dalam perkembangan dunia bisnis

Lebih terperinci

Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 660J Untuk Meningkatkan Produktivitas

Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 660J Untuk Meningkatkan Produktivitas Jurnal Teknik Industri, Vol., No., Juni 03, pp.-8 ISSN 30-495X Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 0J Untuk Meningkatkan Produktivitas Ridwan Mawardi, Lely Herlina, Evi Febianti 3,,

Lebih terperinci

5 BAB V ANALISA DAN HASIL

5 BAB V ANALISA DAN HASIL 5 BAB V ANALISA DAN HASIL 5.1 Analisa 5.1.1 Analisa Kanban Banyaknya kartu kanban yang diperlukan dihitung dengan rumus (Arnaldo Hernandez, 1989): Banyaknya Kanban = Permintaan Harian X Faktor Pengamanan

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KINERJA MELALUI PENERAPAN METODE LEAN SIX SIGMA GUNA MENGURANGI NON VALUE ADDED ACTIVITIES

UPAYA PENINGKATAN KINERJA MELALUI PENERAPAN METODE LEAN SIX SIGMA GUNA MENGURANGI NON VALUE ADDED ACTIVITIES C.7. Upaya Peningkatan Kinerja Melalui Penerapan Metode Lean Six Sigma... (Novi Marlyana) UPAYA PENINGKATAN KINERJA MELALUI PENERAPAN METODE LEAN SIX SIGMA GUNA MENGURANGI NON VALUE ADDED ACTIVITIES Novi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya industri manufaktur di Indonesia, maka akan semakin ketat persaingan antara perusahaan manufaktur satu dan lainnya. Hal ini memicu perusahaan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI LEAN PRODUCTION SYSTEM UNTUK MENGELIMINASI WASTE PADA PRODUKSI FILLING CABINET 4D DENGAN PENDEKATAN VALUE STREAM MAPPING

IMPLEMENTASI LEAN PRODUCTION SYSTEM UNTUK MENGELIMINASI WASTE PADA PRODUKSI FILLING CABINET 4D DENGAN PENDEKATAN VALUE STREAM MAPPING NASKAH PUBLIKASI IMPLEMENTASI LEAN PRODUCTION SYSTEM UNTUK MENGELIMINASI WASTE PADA PRODUKSI FILLING CABINET 4D DENGAN PENDEKATAN VALUE STREAM MAPPING (Studi kasus : Divisi Work Fitting PT ATMI Solo) Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan dalam industri manufakatur kini semakin meningkat, membuat persaingan indsutri manufaktur pun semakin ketat. Di Indonesia sendiri harus bersiap mengahadapi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam merancang suatu sistem baru dalam metode kerja, seorang perancang harus mengetahui tentang dasar teori dari berbagai macam disiplin ilmu sebagai datadata kongkret yang dapat

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data di dalam tulisan ini yang akan digunakan sebagai dasar perhitungan di pengolahan dan analisis data terdiri dari : 1. Data Total

Lebih terperinci

Penurunan Waste Intra pada Transportation Process Menggunakan Value Stream Mapping: A Case Study

Penurunan Waste Intra pada Transportation Process Menggunakan Value Stream Mapping: A Case Study Penurunan Waste Intra pada Transportation Process Menggunakan Value Stream Mapping: A Case Study Maria Natalia 1, Nyoman Sutapa 2 Abstract: The thesis discusses the value added and non-value added of the

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISIS

BAB V HASIL DAN ANALISIS BAB V HASIL DAN ANALISIS 5.1 Temuan Utama dan Hasil Pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, dapat dinyatakan bahwa temuan utama dalam penelitian ini adalah terjadinya pemborosan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai tambah (value added), tidak memberi nilai tambah (non value added) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai tambah (value added), tidak memberi nilai tambah (non value added) yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia industri demikian pesat menyebabkan persaingan antar industri semakin ketat terutam industri kecil menengah yang bergerak pada bidang yang

Lebih terperinci

PENGGUDANGAN DAN PENYERAHAN

PENGGUDANGAN DAN PENYERAHAN STANDARD OPERATION PROSEDURE PENGGUDANGAN DAN PENYERAHAN Surabaya, 8 Februari 2003 Disyahkan SOEKARMANDAPA OENTOENG, BSc. Plant Manager Peringatan : Dilarang memperbanyak dan/atau menyalin sebagian atau

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 37 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1 Sejarah Perusahaan IGP Group dimulai dengan berdirinya PT.GKD pada tahun 1980 dengan Frame Chassis dan Press Part sebagai bisnis utamanya. Menjawab

Lebih terperinci

Analisis Pengendalian Kualitas Coca-Cola Kaleng Menggunakan Statistical Process Control pada PT CCAI Central Java

Analisis Pengendalian Kualitas Coca-Cola Kaleng Menggunakan Statistical Process Control pada PT CCAI Central Java Analisis Pengendalian Kualitas Coca-Cola Kaleng Menggunakan Statistical Process Control pada PT CCAI Central Java Arkan Addien 1), Pringgo Widyo Laksono 2) 1,2) Program Studi Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

AKTIFITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN PERAWATAN

AKTIFITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN PERAWATAN AKTIFITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN PERAWATAN Menekan Input 1.03-Planning & Budgeting-R0 1/18 MAINTENANCE PLANNING Maintenance Plan diperlukan untuk melakukan penyesuaian dengan Production

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin berkembangnya teknologi saat ini menimbulkan dampak persaingan yang sangat ketat antar perusahaan. Banyak perusahaan berlombalomba untuk mendapatkan keuntungan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang PT. Agronesia divisi INKABA (Industri Karet Bandung) adalah salah satu perusahaan BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) Provinsi Jawa Barat yang bergerak di bidang produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Didalam suatu kegiatan produksi yang memiliki berbagai jenis atau variant

BAB I PENDAHULUAN. Didalam suatu kegiatan produksi yang memiliki berbagai jenis atau variant BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Didalam suatu kegiatan produksi yang memiliki berbagai jenis atau variant produk yang berbeda pasti ada kegiatan penggantian produk atau dikenal dengan istilah Changeover.

Lebih terperinci

Penerapan Lean Manufacturing dalam Proses Produksi Common Rail 4D56

Penerapan Lean Manufacturing dalam Proses Produksi Common Rail 4D56 Petunjuk Sitasi: Patrisina, R., & Ramadhan, K. M. (2017). Penerapan Lean Manufacturing dalam Proses Produksi Common Rail 4D56. prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. C131-135). Malang: Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi proses penerimaan order sampai dengan proses packing dengan mengeliminasi non-value added activities (aktivitas yang tidak bernilai

Lebih terperinci

SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT)

SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT) SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT) Pengertian Just In Time (JIT) Sistem produksi tepat waktu (Just In Time) adalah sistem produksi atau sistem manajemen fabrikasi modern yang dikembangkan oleh

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2007/ 2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2007/ 2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2007/ 2008 IMPLEMENTASI METODE FIVE WHYS DALAM PERBAIKAN AKTIVITAS KERJA OPERATOR PENGEMASAN BOTOL DI PT MULTI

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN. Equipment Loss (Jam)

BAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN. Equipment Loss (Jam) BAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN 5.1 Analisa Nilai Availability Table 5.1 Nilai Availability Mesin Steam Ejector Planned Equipment Loss Time Availability Januari 42 6 36 85.71 Februari 44 7 37 84.09 Maret

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definsi dan Penyebab Masalah BAB 2 LANDASAN TEORI Gaspersz, V (2011, p.12) menyatakan bahwa masalah adalah kesenjangan atau gap yang terjadi antara hasil aktual dengan target kinerja yang diinginkan.

Lebih terperinci

PENDEKATAN LEAN THINKING UNTUK PENGURANGAN WASTE PADA PROSES PRODUKSI PLASTIK PE

PENDEKATAN LEAN THINKING UNTUK PENGURANGAN WASTE PADA PROSES PRODUKSI PLASTIK PE PENDEKATAN LEAN THINKING UNTUK PENGURANGAN WASTE PADA PROSES PRODUKSI PLASTIK PE Shanty Kusuma Dewi 1*,Tatok Dwi Sartono 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang

Lebih terperinci

DETEKSI KERUSAKAN BOTOL MENGGUNAKAN ELECTRONIC BOTTLE INSPECTION (EBI) DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA (CCBI) UNIT SEMARANG

DETEKSI KERUSAKAN BOTOL MENGGUNAKAN ELECTRONIC BOTTLE INSPECTION (EBI) DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA (CCBI) UNIT SEMARANG DETEKSI KERUSAKAN BOTOL MENGGUNAKAN ELECTRONIC BOTTLE INSPECTION (EBI) DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA (CCBI) UNIT SEMARANG Dista Yoel T (L2F 007 025) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

DETEKSI KECACATAN BOTOL MENGGUNAKAN EMPTIES BOTTLE INSPECTION (EBI) DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA (CCBI) UNIT SEMARANG

DETEKSI KECACATAN BOTOL MENGGUNAKAN EMPTIES BOTTLE INSPECTION (EBI) DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA (CCBI) UNIT SEMARANG DETEKSI KECACATAN BOTOL MENGGUNAKAN EMPTIES BOTTLE INSPECTION (EBI) DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA (CCBI) UNIT SEMARANG Oleh : Mohroji (L2F 005 558) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Mulai Studi Lapangan Studi Pustaka Identifikasi Masalah Pengumpulan Data Pengolahan Data Penerapan Sistem SMED: 1. Memisahkan Aktifitas Internal dan Eksternal 2. Merubah Aktifitas

Lebih terperinci

Gambar I.1 Part utama Penyusun meter air

Gambar I.1 Part utama Penyusun meter air BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Menurut Gaspersz (2011, p.92), Lean Six sigma didefinisikan sebagai suatu filosofi bisnis, pendekatan sistemik, dan sistematik untuk mengidentifikasi dan menghilangkan

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing :H. Hari Supriyanto, Ir.MSIE Diusulkan Oleh : Aqil Azizi Start

Dosen Pembimbing :H. Hari Supriyanto, Ir.MSIE Diusulkan Oleh : Aqil Azizi Start Reduksi waste Pada Produksi kacang garing Dengan pendekatan lean six sigma Menggunakan Metode FMEA (study kasus pada PT.Dua Kelinci) Dosen Pembimbing :H. Hari Supriyanto, Ir.MSIE Diusulkan Oleh : Aqil

Lebih terperinci

LINE BALANCING LINI PERAKITAN PRODUK TORCH LIGHT (STUDI KASUS PT ARISAMANDIRI PRATAMA)

LINE BALANCING LINI PERAKITAN PRODUK TORCH LIGHT (STUDI KASUS PT ARISAMANDIRI PRATAMA) LINE BALANCING LINI PERAKITAN PRODUK TORCH LIGHT (STUDI KASUS PT ARISAMANDIRI PRATAMA) Ratna Purwaningsih, Prima Hazairin Program Studi Teknik Industri Email : ratna_ti2005@yahoo.com Abstrak Line balancing

Lebih terperinci

PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA DAN METODE WEIGHTED PRODUCT UNTUK MENGURANGI WASTE PADA PROSES PRODUKSI SPARE PART OEM DI PT. SINAR AGUNG SELALU SUKSES

PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA DAN METODE WEIGHTED PRODUCT UNTUK MENGURANGI WASTE PADA PROSES PRODUKSI SPARE PART OEM DI PT. SINAR AGUNG SELALU SUKSES PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA DAN METODE WEIGHTED PRODUCT UNTUK MENGURANGI WASTE PADA PROSES PRODUKSI SPARE PART OEM DI PT. SINAR AGUNG SELALU SUKSES Bonifasius Yorie Margo Putro Program Studi Teknik Indusri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perusahaan dalam hal untuk meningkatkan produktivitasnya harus mempunyai sistem produksi yang baik dengan proses yang terkendali agar dapat memberikan output yang sesuai

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Era globalisasi menuntut segala aspek kehidupan seluruh masyarakat untuk berubah, lebih berkembang dan maju. Salah satu mekanisme yang menjadi ciri globalisasi dewasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh profit yang besar. Profit yang besar akan diperoleh jika perusahaan dapat menekan pengeluaran sekecil

Lebih terperinci

Tantangan Industri Manufaktur

Tantangan Industri Manufaktur Tantangan Industri Manufaktur Disampaikan oleh: M. Imron Mustajib, S.T., M.T. Penelitian Operasional II (TKI 226) 152) 1 1 Referensi 1. Askin, R.G., and Standridge, C.R., (1993), Modeling and Analysis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI.

BAB III METODOLOGI. BAB III METODOLOGI 3.1. Desain Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan variabel penelitian kuantitatif, jenis penelitian yang digunakan yaitu jenis penelitian deskriptif yaitu salah satu jenis

Lebih terperinci

KAJIAN WASTE PADA PRODUKSI BENANG DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. XYZ SURABAYA

KAJIAN WASTE PADA PRODUKSI BENANG DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. XYZ SURABAYA KAJIAN WASTE PADA PRODUKSI BENANG DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. XYZ SURABAYA Minto waluyo Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. sebelumnya menggunakan metode OEE maka dapat disimpulkan bahwa hasil

BAB V ANALISA HASIL. sebelumnya menggunakan metode OEE maka dapat disimpulkan bahwa hasil BAB V ANALISA HASIL Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan yang telah dilakukan di bab sebelumnya menggunakan metode OEE maka dapat disimpulkan bahwa hasil pencapain OEE setiap bulannya adalah tidak

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT Sinar Sosro merupakan suatu perusahaan yang memproduksi minuman dalam kemasan botol. Adapun produk yang dihasilkan berupa teh botol sosro, fruit tea dan prim-a. Pada

Lebih terperinci

Sistem Produksi. Produksi. Sistem Produksi. Sistem Produksi

Sistem Produksi. Produksi. Sistem Produksi. Sistem Produksi Sistem Produksi Sistem Produksi 84 Produksi Produksi disebut juga dengan istilah manufaktur merupakan salah satu fungsi dalam perusahaan (fungsi lainnya a.l pemasaran, personalia, dan finansial). Produksi

Lebih terperinci

Implementasi Lean Manufacturing untuk Identifikasi Waste pada Bagian Wrapping di PT. X Medan

Implementasi Lean Manufacturing untuk Identifikasi Waste pada Bagian Wrapping di PT. X Medan Petunjuk Sitasi: Eddy, & Aswin, E. (2017). Implementasi Lean Manufacturing untuk Identifikasi Waste pada Bagian Wrapping di PT. X Medan. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. C27-32). Malang: Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Sejarah singkat perusahaan Didirikan pada tahun 1951 yang terletak di Tanggerang, Banten. PT Gajah Tunggal Tbk. memulai usaha produksinya dengan ban sepeda. Sejak

Lebih terperinci

BAB 9 MANAJEMEN OPERASIONAL SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT)

BAB 9 MANAJEMEN OPERASIONAL SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT) BAB 9 MANAJEMEN OPERASIONAL SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT) A. Pengertian Just In Time (JIT) Sistem produksi tepat waktu (Just In Time) adalah sistem produksi atau sistem manajemen fabrikasi

Lebih terperinci

OPTIMASI LINI PRODUKSI DENGAN VALUE STREAM MAPPING DAN VALUE STREAM ANALYSIS TOOLS

OPTIMASI LINI PRODUKSI DENGAN VALUE STREAM MAPPING DAN VALUE STREAM ANALYSIS TOOLS OPTIMASI LINI PRODUKSI DENGAN VALUE STREAM MAPPING DAN VALUE STREAM ANALYSIS TOOLS Yosua Caesar Fernando 1 dan Sunday Noya 2 Abstract: Meminimalkan pemborosan dalam proses produksi adalah salah satu tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarana transportasi umum yang buruk dan tidak memadai membuat masyarakat Indonesia enggan untuk memanfaatkannya. Dengan tingkat kesejahteraan dan daya beli masyarakat

Lebih terperinci

Analisis Waste dalam Produksi Pasta Gigi Menggunakan Lean Thinking

Analisis Waste dalam Produksi Pasta Gigi Menggunakan Lean Thinking 1 Analisis Waste dalam Produksi Pasta Gigi Menggunakan Lean Thinking Hans Roberto Widiasmoro, dan Moses L. Singgih Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

STUDI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS SUMBER DAYA PRODUKSI DENGAN METODE LEAN SIX SIGMA

STUDI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS SUMBER DAYA PRODUKSI DENGAN METODE LEAN SIX SIGMA STUDI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS SUMBER DAYA PRODUKSI DENGAN METODE LEAN SIX SIGMA Tonggo Hutabarat 1, Sukaria Sinulingga 2, Dini Wahyuni 2 Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera

Lebih terperinci

Bahan Ajar SISPRO MAHOP :) 2012/2013

Bahan Ajar SISPRO MAHOP :) 2012/2013 PENJADWALAN Penjadwalan adalah aspek yang penting dalam pengendalian operasi baik dalam industri manufaktur maupun jasa. Dengan meningkatkan titik berat kepada pasar dan volume produksi untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN LENGAN ROBOT BLITZPAC A 35 T SEBAGAI MESIN UNPACKING PADA SISTEM PEMBUATAN MINUMAN DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA CENTRAL JAVA

PENGGUNAAN LENGAN ROBOT BLITZPAC A 35 T SEBAGAI MESIN UNPACKING PADA SISTEM PEMBUATAN MINUMAN DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA CENTRAL JAVA PENGGUNAAN LENGAN ROBOT BLITZPAC A 35 T SEBAGAI MESIN UNPACKING PADA SISTEM PEMBUATAN MINUMAN DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA CENTRAL JAVA Oleh : Arif Setyono (L2F 005 518) Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang penelitian, penjelasan mengenai permasalahan yang diangkat yaitu berupa perumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai, batasan masalah, dan sistematika

Lebih terperinci

3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bagian ketiga dari laporan skripsi ini menggambarkan langkah-langkah yang akan dijalankan dalam penelitian ini. Metodologi penelitian dibuat agar proses pengerjaan penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN I.1

BAB 1 PENDAHULUAN I.1 BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kemajuan dan perkembangan zaman merubah cara pandang konsumen dalam memilih sebuah produk yang diinginkan. Kualitas menjadi sangat penting dalam memilih produk di samping

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang PT. Dirgantara Indonesia (Indonesian Aerospace, IAe) merupakan perusahaan milik negara yang bergerak dalam bidang industri pesawat terbang. PT. Dirgantara Indonesia

Lebih terperinci

Lampiran 1. Mesin dan Peralatan. - Mesin. - Bagian Water Treatment. a. Sand Filter. Diameter Tangki : 81 cm

Lampiran 1. Mesin dan Peralatan. - Mesin. - Bagian Water Treatment. a. Sand Filter. Diameter Tangki : 81 cm Lampiran 1 Mesin dan Peralatan - Mesin - Bagian Water Treatment a. Sand Filter Tinggi Tangki : 180 cm Diameter Tangki : 81 cm Isi Media : Pasir kuarsa : Untuk menyaring material berat dari air sumur :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: (Dokumentasi CV. ASJ)

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: (Dokumentasi CV. ASJ) BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang CV. ASJ merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang industri sandal, berlokasi di kota Bandung, Jawa Barat. CV. ASJ memproduksi sandal pria dari

Lebih terperinci