DETEKSI KECACATAN BOTOL MENGGUNAKAN EMPTIES BOTTLE INSPECTION (EBI) DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA (CCBI) UNIT SEMARANG
|
|
- Indra Halim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 DETEKSI KECACATAN BOTOL MENGGUNAKAN EMPTIES BOTTLE INSPECTION (EBI) DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA (CCBI) UNIT SEMARANG Oleh : Mohroji (L2F ) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Abstrak Dalam usaha meningkatkan produktifitas, efisiensi, dan efektifitas dari sumber daya yang dimiliki, suatu perusahaan harus terus melakukan inovasi-inovasi dalam proses produksinya. Pada era modern sekarang ini inovasi-inovasi yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produksi harus didukung oleh suatu teknologi yang memiliki kecepatan, akurasi dan keandalan yang tinggi serta kemudahan dalam pengoperasiannya. PT. Coca Cola Bottling Indonesia adalah perusahaan yang telah menggunakan teknologi maju dalam proses produksinya. Suatu perusahaan yang merupakan industri minuman siap pakai bertaraf internasional yang memproduksi minuman : Coca cola, Sprite, Fanta, Fresh Tea, Ades, dll. Empties Bottle Inspection (EBI) buatan prusahaan KRONES Jerman, adalah salah satu mesin yang telah digunakan oleh PT. CCBI. Mesin ini digunakan untuk menentukan kualitas botol yang dipakai sebagai kemasan. Mesin ini dapat dijalankan secara otomatis maupun manual sehingga mudah dalam penerapannya. Selain itu juga memiliki akurasi dan kecepatan yang tinggi sehingga sangat bermanfaat dalam peninggkatan kuantitas hasil produksi. Kata kunci : EBI,CCBI I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan adanya penemuan-penemuan mutakhir di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti dari ditemukannya energi listrik sampai radio, telegraf, telepon, televisi, dan sebagainya, telah membuka gerbang dunia modern serba canggih, praktis, cepat, handal dan fleksibel dalam segala kehidupan. Dan salah satunya adalah kebutuhan akan teknologi automatisasi. Perkembangan teknologi ini tidak lagi dalam hitungan tahun namun setiap hari, bahkan tiap detik pun teknologi terus berganti. Oleh karena itu di abad ke-21, Indonesia perlu menyiapkan sumber daya manusia yang mampu bersaing dalam percaturan perdagangan global. Dengan memanfaatkan segala potensi yang telah tersedia secara optimal, sehingga tidak selalu menjadi korban teknologi, dalam artian kita siap dalam setiap perubahan dan bukan hanya menjadi penonton dan pengguna saja. Proses pengefektifan sumber daya manusia melalui pendidikan nasional yang berdayaguna dan berhasil perlu didukung oleh seluruh lapisan masyarakat, baik itu dari instansi pemerintah maupun swasta. Yang mempunyai tujuan membentuk manusia Indonesia seutuhnya. Salah satunya usaha PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java melalui penerimaan mahasiswa praktek/magang sebagai wujud sumbangsih dalam rangka memasyarakatkan teknologi industri di Indonesia. Sebagai salah satu perusahaan besar, PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java setiap harinya memproduksi ribuan botol minuman dan memperkerjakan banyak karyawan. Selain memproduksi minuman kemasan botol, PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java juga memproduksi minuman kaleng. Untuk meningkatkan hasil produksi dan efisiensi kerja, PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java menggunakan banyak sekali peralatan serta mesin-mesin modern seperti pada perusahaanperusahaan modern lainnya. Salah satunya adalah mesin Empties Bottle Inspection (EBI). 1.2 Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan Laporan Kerja Praktek ini adalah: 1. Mengetahui dan mempelajari proses pembuatan minuman di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia 1
2 2. Mengetahui secara umum prinsip kerja dan sistem operasional Empties Bottle Inspection (EBI) 1.3 Pembatasan Masalah Dalam penulisan Laporan Keja Praktek ini pembahasan ditekankan pada : 1. Pembahasan cara kerja Empties Bottle Inspection(EBI) PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java 2. Tidak membahas program (software) PLC 3. Hanya membahas penggunaan komponen secara umum II. PROSES PRODUKSI LINE-8 PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA CENTRAL JAVA Dalam pembuatan minuman PT. Coca Cola Bottling Indonesia menggunakan beberapa tahapan. Untuk Line-8 sendiri melalui tahap-tahap sebagai berikut : 1. Depalletizing Mesin Depalletizer akan mengangkat tiap tumpukan case yang berisi botol kosong dan meletakkan dalam case conveyor. 2. Unpacking Mesin packing mempunyai tugas untuk mengambil botol-botol kosong di dalam case dan meletakkannya di bottle conveyor. Gambar 1. Mesin Unpacking 3. Pre-Inspection Sebelum dicuci, botol-botol dari mesin unpacking akan diinspeksi terlebih dahulu untuk mengurangi beban pencucian oleh washer dari botol-botol yang mempunyai kerusakan yang sangat parah. Gambar 2. Pre-Inspection 4. Washing Didalam mesin washer, botol-botol yang lolos dari pre-inspection akan dicuci untuk menghilangkan kotoran dan bakteri pada botol. 5. Post-Inspection Botol-botol yang telah dicuci di mesin washer akan diperiksa kembali. Seperti pada pre-inspection, pemeriksaan botol disini juga dilakukan secara manual. 6. Empties Bottle Inspection ( EBI ) Botol-botol yang telah diperiksa di postinspection akan kembali diperiksa untuk menjamin bahwa botol-botol yang akan diisi produk adalah botol-botol yang benar-benar baik, bersih, dan kering. Berbeda dengan pemeriksaan sebelumnya yang masih manual, ditahap ini botolbotol diperiksa secara electrik. 7. Filling Botol-botol yang telah lolos dari beberapa tahap pemeriksaan atau dinyatakan baik akan diisi dengan produk (coca cola/sprite/fanta) didalam mesin filler. 8. Crowning Penutupan/proses crowning dilakukan oleh mesin crowner yang terletak disamping mesin filler. 9. Date Coding Setelah dilakukan proses crowning, tahap selanjutnya produk diberi kode produksi yang berisi expire date, kode lokasi produksi, line tempat produksi, dan jam produksi. 10. Check-mat Ditahap ini, produk kembali diperiksa secara elektrik. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan crown serta level produk. 2
3 11. Final-inspection Produk-produk kembali diperiksa secara manual. Pemeriksaan ditahap ini meliputi date-code serta level produk yang lolos dari check-mat. 12. Packing Botol-botol yang telah melalui finalinspection kemudian dipindahkan ke dalam krat. 4. Botol scuffing (berkerak). 5. Botol pecah pada bibir. 6. Botol rusak bagian bawah. 7. Botol lain jenis. 8. Botol berwarna buram / kabur. 3.2 Bagian Penyusun EBI Gambar 3. Mesin packing 13. Palletizing Krat-krat yang telah terisi botol ditumpuk menjadi tumpukan untuk mempermudah distribusi. Gambar 5. EBI Gambar 4. Skema Line 8 III. EMPTIES BOTTLE INSPECTION (EBI) 3.1 Gambaran Umum Empties Bottle Inspection (EBI) Empties Bottle Inspection (EBI) berfungsi untuk menginfeksi atau mendeteksi kualitas botol kosong apakah bersih dan layak setelah melalui beberapa tahapan pencucian dan penginfeksian untuk digunakan sebagai kemasan minuman Coca Cola, Sprite dan Fanta. Bersih dan layak yang dimaksudkan di sini adalah terhindar dan terbebas dari halhal sebagai berikut : 1. Botol yang masih terdapat cairan di dalamnya (residu liquid). 2. Botol yang masih ada kotoran dan benda asing. 3. Botol berkarat. Gambar 6. Skema EBI Keterangan : 1. Infeed Monitoring 13. HF Caustic 2. Botol 14. Residual Caustic 3. Too Tall Detector 15. Lampu 4. Too Short Detector 16. Base Detector 5. Botol Present I 17. Neck Detector 6. Color Detection 18. Rejection Sensor 7. Pusher I 19. Tempat Penampungan 8. Tempat Penampungan 20. Pusher II 9. Rejection Monitoring 21. Rejection Sensor 10. Sensor Botol Present 22. Pusher III 11. Botol Present II 23. Rejection Monitoring 12. Sensor Infra Merah 24. Rejection Conveyor Secara garis besar EBI terbagi atas dua bagian utama yaitu sebagai berikut: Inspection Unit Pada unit ini EBI terbagi lagi menjadi beberapa bagian, yaitu : 1. Infeed Monitoring Merupakan area di mana botol pertama kali masuk ke EBI yang dikirimkan oleh konveyor. 2. Bottle Present 1 Berupa sebuah sensor fotosel yang berfungsi untuk mendeteksi keberadaan sebuah botol dalam bentuk sebuah sinyal 3
4 dan sinyal yang dihasilkan ini akan digunakan sebagai referensi ke sensor fotosel pusher Too Tall/Too Short Selanjutnya botol dideteksi oleh sebuah sensor fotosel yaitu sensor untuk too tall (sensor untuk botol yang terlalu panjang, terletak di sisi atas) dan sensor untuk too short (sensor untuk botol yang terlalu pendek, terletak di sisi bawah). Jika botol yang melewati sensor ini adalah botol yang memiliki ketinggian yang benar, maka sensor fotosel too short akan selalu dalam posisi close (selalu mendeteksi objek) dan sensor fotosel too tall akan selalu dalam posisi open (selalu tidak mendeteksi objek). Gambar 7. Proses Inspection di Pusher 1 Keterangan : 1. Sensor Bottle Present1 2. Sensor Too Tall 3. Sensor Too Short 4. Color Detection 5. Sensor Fotosel Pusher 1 6. Sensor Fotosel Pusher 1 7. Halogen Lamp 8. Bottle 9. Pusher 4. Colour Detection Area ini digunakan untuk mendeteksi warna dari empty bottle. Deteksi dari perbedaan warna (Red, Green, Blue) berdasarkan sinyal analog output yang diterima oleh inspector controller melalui color detection. Agar color detection dapat membedakan warna yang terdapat pada botol, maka dibutuhkan cahaya untuk menerangi botol yang bersumber dari halogen lamp yang dipancarkan ke botol. Makin rendah voltage yang diterima dari inspector controller, berarti makin gelap warna botol yang dideteksi. 4 Referensi untuk area ini adalah dari Bottle Present 1. Gambar 8. Penginspeksian Color Detection 5. Sensor pusher Atas dan Bawah Selain berfungsi sebagai sensor pengaktif pusher di infeed zone yang dikirimkan oleh sinyal bottle present 1 yang berasal dari hasil inspection sensor too tall/too short dan color detection, kedua sensor pusher ini juga berfungsi pendeteksi kondisi botol (roboh/tidak) dengan cara kerja yaitu sebelum botol memasuki electrical area, yang merupakan area inspection unit kedua, botol akan dideteksi posisinya oleh 2 sensor fotosel (atas dan bawah). Pendeteksian ini bertujuan untuk mengetahui posisi botol, apakah berada pada posisi tegak atau jatuh sebelum diteruskan ke electrical area, karena jika botol dalam kondisi terjatuh maka saat masuk ke dalam electrical area, botol akan terjepit di mesin yang akan menyebabkan botol jatuh ataupun pecah di dalam mesin EBI. Jika botol berada pada posisi terjatuh, maka hanya sensor fotosel bawah saja yang akan aktif (mendeteksi keberadaan botol), sedangkan sensor fotosel atas tetap non-aktif. Kemudian kedua sensor ini akan mengirimkan datanya masingmasing ke program komputerisasi mesin EBI, di mana pada kondisi ini program akan mengirimkan sinyal reject dan pusher akan aktif yang kemudian akan mendorong botol jatuh ke tong penampungan botol. 6. Bottle Present 2 Berupa sebuah sensor fotosel yang digunakan sebagai referensi dan starting shift register untuk semua parameter yang ada di Electrical Area. 7. Base Detector
5 Base detector berfungsi untuk mendeteksi semua penyimpangan kualitas pada dasar botol (baik kotor maupun pecah). Di mana lampu stroboscope yang terletak di bawah dasar botol akan menyala dan menerangi botol saat botol berada di atasnya. Seiring dengan nyalanya lampu stroboscope ini, light meter yang berada di dalam kamera akan mengirim sinyal ke control unit di mana selanjutnya secara otomatis akan mengubah exposure time dari kamera menjadi light transmission ratio dari botol. Gambar 11. HF Caustic Detection 10. Residual Caustic Berfungsi untuk mendeteksi cairan / caustic residu dari sisa proses pencucian yang masih terdapat di dalam botol. Gambar 9. Base Detector 8. Neck Finish Neck finish detector berfungsi untuk mendeteksi semua penyimpangan kualitas yang terdapat pada mulut botol (baik kotor maupun pecah). Di mana sebuah sumber cahaya ring-shape yang berupa sederetan LED yang terletak di atas botol akan menyala saat botol berada di bawahnya. Gambar 10. Neck Finish Detector 9. High Frequency Caustic Berfungsi untuk mendeteksi cairan / caustic residu dari sisa proses pencucian yang masih terdapat di dalam botol. Gambar 12. Residual Liquid Detection Rejection Unit Pada EBI sistem rejeksi yang digunakan adalah soft-push unit (swing pusher). Soft-push unit ini menggunakan katup electro pneumatic dimana pusher digerakkan oleh tekanan udara. Swing pusher mendorong botol cacat dari konveyor utama ke konveyor rejeksi atau ke bak penampung botol. 1. Pusher 1 Berfungsi untuk mereject botol yang telah melalui pendeteksian pada infeed zone yang diarahkan ke bak penampungan botol, yang dikirimkan oleh Too tall / Too short sensor dan Color detection. 2. Pusher 2 Berfungsi untuk mereject botol yang telah melalui proses pendeteksian pada Electrical area yang diarahkan ke bak penampungan botol. Botol-botol yang di 5
6 reject oleh pusher ini adalah sinyal-sinyal reject yang dikirimkan oleh neck finish yang telah dianalisis oleh analysis methode dan mendeteksi adanya kecacatan pada botol yang berupa botol gumpil, boto-botol ini kemudian akan ditampung di tempat penampungan botol pecah dan akan dikirimkan ke pabrik gelas untuk didaur ulang. 3. Pusher 3 Berfungsi untuk mereject botol yang telah melalui proses pendeteksian di Electrical area yang diarahkan ke rejection conveyor. Sinyal reject yang dikirimkan ke pusher ini adalah sinyal reject yang berasal dari base detection, HF Caustic, Residual Caustic dan IR detection, yang mendeteksi adanya cairan di dalam botol dan kotoran yang masih menempel pada botol untuk direject ke rejection conveyor untuk dikembalikan dan dicuci kembali oleh washer machine. 4. Rejection Sensor Rejection Sensor berfungsi untuk mendeteksi kehadiran botol yang akan di reject yang telah dikirimkan sinyal reject kepadanya dan akan segera mengaktifkan pusher untuk mendorong botol tersebut. Pada infeed zone (area 1) seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa terdapat 2 Rejection sensor pada pusher 1 (atas dan bawah) yang selain berfungsi sebagai penerima sinyal reject untuk mengaktifkan pusher, rejection sensor ini juga berfungsi sebagai pendeteksi posisi botol (jatuh/tidak). 5. Rejection Monitoring Bagian ini berfungsi untuk mencegah adanya botol reject yang lolos / masuk ke dalam Emptiesal area (area 2), sehingga jika ada botol reject yang lolos dari pusher maka hal ini akan terdeteksi oleh sensor rejection monitoring dan mesin akan berhenti. IV. PENUTUP 5.1 Kesimpulan 1. Dengan menggunakan bahan baku yang hanya berupa air, gula, konsentrat dan CO 2 yang diramu sedemikian rupa maka dapat dihasilkan sebuah minuman yang bernilai dan bercita rasa tinggi. 2. Produk minuman yang diproduksi oleh PT. Coca Cola Bottling Indonesia unit Semarang adalah jenis Sprite, Coca-Cola, Fanta dan Frestea dengan area pendistribusian meliputi wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya juga D.I. Yogyakarta. 3. Proses produksi minuman di PT. Coca- Cola Bottling Indonesia dikerjakan dengan tingkat kebersihan yang sangat terjaga dan menggunakan alat-alat yang canggih. 4. Air sebagai bahan dasar pembuatan minuman diambil dari air tanah yang diolah menjadi air lunak untuk memurnikan air dari zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan. 5. Peralatan-peralatan yang dimiliki oleh PT. Coca-Cola Bottling Indonesia unit Semarang dalam hal maintenance sangat memadai dan digunakan oleh karyawankaryawannya sebagaimana fungsinya. 6. Untuk menjamin kualitas hasil produksi, minuman yang dibuat mengalami beberapa kali proses pemeriksaan mulai dari bahan dasar, kemasan hingga ke pengepakan produk, dan untuk produk yang tidak memenuhi standar akan langsung dihancurkan dan dibuang minuman yang telah diisikan berikut kemasannya untuk produk dengan kemasan kaleng. 7. Mesin Empties Bottle Inspection (EBI) adalah merupakan salah satu peralatan yang dimiliki dan digunakan oleh PT. Coca-Cola Bottling Indonesia unit Semarang untuk menunjang proses produksinya. Mesin ini berfungsi untuk mendeteksi kecacatan yang terdapat pada botol sebelum diisi dengan minuman di Filler Machine. 5.2 Saran 1. Tempat penampungan / gudang case yang berisikan botol kosong hendaknya beratap pelindung agar terhindar dari panas dan hujan yang dapat menyebabkan kerusakan pada case yang terbuat dari bahan plastik. 2. Corong pada pusher EBI yang berfungsi sebagai jalur botol yang di reject hendaknya dibuat sama persis dengan diameter tong penampung botol dan 6
7 bercelah secukupnya untuk pertukaran tong yang sudah penuh dengan yang kosong, hal ini dimaksudkan agar pecahan botol yang di reject tidak mental keluar dari tong yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja akibat pecahan tersebut. 3. Saat penggantian tong penampung botol pada EBI, di mana mesin dalam keadaan beroperasi, operator mengkondisikan mesin pada status stand-by, sehingga tidak ada proses inspection dan reject padahal botol terus disalurkan ke mesin Filler, mungkin ini merupakan salah satu penyebab mengapa banyak botol isi yang tidak lolos saat melewati mesin check mate. 4. Sebelum memasuki area inspeksi (masin EBI) seharusnya ada mesin tambahan yaitu berupa mesin blower yang menghembuskan udara panas dari botol dengan derajat tertentu guna menghilangkan cairan yang terdapat di dalam botol agar botol benar-benar terbebas dari segala bentuk cairan baik cairan caustic maupun cairan sisa air pembilasan. BIOGRAFI Mohroji (L2F ), lahir dan menempuh pendidikan di Pemalang. Saat ini sedang menyelesaikan studinya di Teknik Elektro Universitas Diponegoro konsentrasi Kontrol. Mengetahui dan Mengesahkan, Dosen Pembimbing Ir. Agung Warsito, DHET NIP Daftar Pustaka [1], Manual Krones, Linatronic Type 712, 2001 [2], Manual of PLC Siemens [3] Lukas, Michael P Distributed Control System Their Evaluation and Design. New York [4] Ogata, Katsuhiko Teknik Kontrol Automatik. Jilid 1. Alih Bahasa Edi Leksono. Jakarta : Erlangga [5] Ogata, Katsuhiko Teknik Kontrol Automatik. Jilid 2. Alih Bahasa Edi Leksono. Jakarta : Erlangga 7
DETEKSI KERUSAKAN BOTOL MENGGUNAKAN ELECTRONIC BOTTLE INSPECTION (EBI) DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA (CCBI) UNIT SEMARANG
DETEKSI KERUSAKAN BOTOL MENGGUNAKAN ELECTRONIC BOTTLE INSPECTION (EBI) DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA (CCBI) UNIT SEMARANG Dista Yoel T (L2F 007 025) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciPENGGUNAAN PALLETIZING MACHINE PRESSAN SUPER 1 NT PADA LINE 8 PROSES PEMBUATAN MINUMAN BOTOL DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA CENTRAL JAVA
PENGGUNAAN PALLETIZING MACHINE PRESSAN SUPER 1 NT PADA LINE 8 PROSES PEMBUATAN MINUMAN BOTOL DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA CENTRAL JAVA Oleh : Ahmad Ramali D (L2F 007 007) Jurusan Teknik Elektro
Lebih terperinciPENGGUNAAN LENGAN ROBOT BLITZPAC A 35 T SEBAGAI MESIN UNPACKING PADA SISTEM PEMBUATAN MINUMAN DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA CENTRAL JAVA
PENGGUNAAN LENGAN ROBOT BLITZPAC A 35 T SEBAGAI MESIN UNPACKING PADA SISTEM PEMBUATAN MINUMAN DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA CENTRAL JAVA Oleh : Arif Setyono (L2F 005 518) Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Botol botol yang digunakan oleh PT. Bangun Wenang Beverage
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Persiapan Bahan Pengemas Botol botol yang digunakan oleh PT. Bangun Wenang Beverage Company merupakan Returnable Glass Bottle (RGB). Botol yang digunakan adalah botol baru
Lebih terperinciMEMPELAJARI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PEMBUATAN PRODUK FRESTEA RGB DI PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA, CIBITUNG-BEKASI
MEMPELAJARI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PEMBUATAN PRODUK FRESTEA RGB DI PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA, CIBITUNG-BEKASI Nama : Dede Agus Maulana NPM : 31412769 Jurusan : Teknik Industri
Lebih terperinci1.3 Batasan Masalah Adapun batasan masalah dalam laporan Kerja Praktek ini adalah: a. Membahas tentang Mesin Empty Bottle Inspections (EBI)
Makalah Seminar Kerja Praktek PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) PADA MESIN EMPTY BOTTLE INSPECTION (EBI) DI PT.SINAR SOSRO KPB UNGARAN Sonya Fitri Situmorang (21060110141097), Sumardi ST,MT (196811111994121001)
Lebih terperinciPENGGUNAAN LENGAN ROBOT BLITZPAC E 35 T SEBAGAI MESIN PACKING PADA SISTEM PEMBUATAN MINUMAN DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA CENTRAL JAVA
PENGGUNAAN LENGAN ROBOT BLITZPAC E 35 T SEBAGAI MESIN PACKING PADA SISTEM PEMBUATAN MINUMAN DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA CENTRAL JAVA Muhammad Riyadi (L2F 005 559) E-mail : phantom1926@gmail.com
Lebih terperinciLampiran 1. Mesin dan Peralatan. - Mesin. - Bagian Water Treatment. a. Sand Filter. Diameter Tangki : 81 cm
Lampiran 1 Mesin dan Peralatan - Mesin - Bagian Water Treatment a. Sand Filter Tinggi Tangki : 180 cm Diameter Tangki : 81 cm Isi Media : Pasir kuarsa : Untuk menyaring material berat dari air sumur :
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. lima kategori produk cacat, yaitu Filling Height, No Crown, Breakage Full, Out of Spec,
BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define Aktivitas proses produksi di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Semarang Plant Central java ini dianalisis menggunakan diagram SIPOC (Supplier-Input-Proccess-Output- Customer).
Lebih terperinciBAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. oleh PT. Coca Cola Indonesia terdiri dari gula murni, air bersih, dan gas CO2.
BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Proses Produksi Bahan baku dasar (Concentrate) yang dibuat dengan proses ilmiah oleh PT. Coca Cola Indonesia terdiri dari gula murni, air bersih, dan gas CO2. Bahan-bahan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN PROSES PENGOLAHAN MINUMAN KARBONASI DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA CENTRAL JAVA
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN PROSES PENGOLAHAN MINUMAN KARBONASI DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA CENTRAL JAVA OLEH : FENNY KUMALASARI 6103007003 ANASTASIA KRISTIEN NATALIA N. 6103007014
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini, persaingan dalam industri manufaktur semakin ketat.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang ini, persaingan dalam industri manufaktur semakin ketat. Dimana saat ini sudah banyak perusahaan manufaktur yang berkembang dengan cepat dan berupaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara manusia dan lingkungan terdapat hubungan yang sangat erat dimana
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lingkungan kerja adalah kehidupan sosial, psikologi dan fisik dalam perusahaan yang berpengaruh terhadap pekerja dalam melaksanakan tugasnya. Kehidupan manusia
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Cikal bakal PT. Sosro bermula dari usaha keluarga Sosrodjojo yang menjual teh wangi pada tahun 1940 di Kabupaten Slawi, Propinsi Jawa Tengah. Setelah
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
LAMPIRAN 1 PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB 1. General Manager Menentukan dan merumuskan kegiatan utama dalam perusahaan untuk pencapaian tujuan umum perusahaan. Mengkoordinir dan mengawasi tugas-tugas
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Coca-cola Bottling Indonesia Unit Medan merupakan pengembangan dari penemuan Dr. John Styth Pemberton secara industri. John Styth Pemberton,
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT Sinar Sosro merupakan suatu perusahaan yang memproduksi minuman dalam kemasan botol. Adapun produk yang dihasilkan berupa teh botol sosro, fruit tea dan prim-a. Pada
Lebih terperinciAnalisis Pengendalian Kualitas Coca-Cola Kaleng Menggunakan Statistical Process Control pada PT CCAI Central Java
Analisis Pengendalian Kualitas Coca-Cola Kaleng Menggunakan Statistical Process Control pada PT CCAI Central Java Arkan Addien 1), Pringgo Widyo Laksono 2) 1,2) Program Studi Teknik Industri, Fakultas
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Cikal bakal PT. Sosro bermula dari usaha keluarga Sosrodjojo yang menjual teh wangi pada tahun 1940 di Kabupaten Slawi, Propinsi Jawa Tengah. Setelah
Lebih terperinciBAB IV PEMBUATAN SIMULASI MESIN PRES SIL OLI
BAB IV PEMBUATAN SIMULASI MESIN PRES SIL OLI 4.1 Identifikasi dan Perumusan Masalah Telah dirumuskan di Bab 1.2 yaitu : Dengan melihat keadan line produksi sekarang dan data waktu (kosu) produksi saat
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4. Pengumpulan Data 4.. Proses Produksi Sistem produksi yang dilakukan pada PT Sinar Sosro KPB Cakung merupakan sistem produksi dengan kategori batch production.
Lebih terperinciBAB VII LAMPIRAN. Perhitungan Neraca Massa pada Proses Pengolahan Sari Buah Jambu Biji Merah:
BAB VII LAMPIRAN Perhitungan Neraca Massa pada Proses Pengolahan Sari Buah Jambu Biji Merah: Ukuran buah jambu biji merah: - Diameter = + 10 cm - 1kg = 7-8 buah jambu biji merah (berdasarkan hasil pengukuran)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adanya era globalisasi menyebabkan peningkatan persaingan di berbagai bidang salah satunya dalam bidang industri air minum dalam kemasan, dimana industri
Lebih terperinciVISION SENSOR F160 PADA MESIN EMPTY BOTTLE INSPECTION (EBI) DI PT.SINAR SOSRO KPB UNGARAN
Makalah Seminar Kerja Praktek VISION SENSOR F160 PADA MESIN EMPTY BOTTLE INSPECTION (EBI) DI PT.SINAR SOSRO KPB UNGARAN Praptiandari Raras Puspitasari (21060110141009), Sumardi ST,MT ( ) Teknik Elektro,
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SIMULATOR SISTEM PENGEPAKAN PRODUK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL
28 RANCANG BANGUN SIMULATOR SISTEM PENGEPAKAN PRODUK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL D. L. Zariatin *, E. H. O. Tambunan, A. Suwandi Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Pancasila * Email:
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
22 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah Umum Perusahaan Coca Cola masuk ke Indonesia pada tahun 1927 dan pertama kali dibuat di Jakarta pada tahun 1932 dengan produksi
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1.1 Aktivitas Divisi Packaging Pada divisi Packaging di PT Multi Bintang terdapat 3 Line, yaitu Canning Line (Kaleng), Bottling Hall (Botol), dan Racking Line (Barel).
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar spesifikasi mesin produksi di PT. Sinar Sosro Bagian Water Treatment a. Sand Filter Tinggi Tangki : 180 cm Diameter Tangki : 81 cm Kapsitas Tangki : 3000 liter Isi Media Cara
Lebih terperinciSIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL SYSTEM
Simulasi Timer dan Counter PLC Omron Type ZEN sebagai (David A. Kurniawan dan Subchan Mauludin) SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Profil Perusahaan Gambar 4.1 Logo CCBI Nama Perusahaan : PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java Alamat Perusahaan : Jl. Raya Soekarno-Hatta
Lebih terperinciPENGENDALIAN MUTU TERHADAP BAHAN BAKU PRODUK MINUMAN KARBONASI PADA LINE 8 PT COCA-COLA AMATIL INDONESIA CENTRAL JAVA
PENGENDALIAN MUTU TERHADAP BAHAN BAKU PRODUK MINUMAN KARBONASI PADA LINE 8 PT COCA-COLA AMATIL INDONESIA CENTRAL JAVA LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu arah perubahan yang lebih baik dan memudahkan dalam manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi yang semakin maju dan terus berkembang membawa kepada suatu perubahan dan tuntutan dalam segala hal, yang tentunya membawa kepada suatu arah perubahan yang
Lebih terperinciJl. Ir. Sutami 36A Surakarta Telp
IDENTIFIKASI FAKTOR FAKTOR PENYEBAB DEFECT PRODUK CSD SPRITE 295 ML KEMASAN RGB PADA PT COCA-COLA BOTTLING INDONESIA SEMARANG PLANT Raksaka Ardy Damara 1, Ilham Priadythama 2 1,2 Jurusan Teknik Industri
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Traffic Light adalah suatu lampu indikator pemberi sinyal yang di tempatkan di
1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Traffic Light adalah suatu lampu indikator pemberi sinyal yang di tempatkan di persimpangan jalan, atau lokasi-lokasi lain untuk menunjukkan keadaan aman agar mengendarai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
Politeknik Negeri Sriwijaya 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi SCADA SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition) adalah sistem yang mengacu pada kombinasi telemetri dan akuisisi data. Ini terdiri
Lebih terperinciMakalah Seminar Kerja Praktek PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CPM1A PADA MODUL SISTEM SILO
Makalah Seminar Kerja Praktek PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CPM1A PADA MODUL SISTEM SILO Muhammad Fajri Nur Reimansyah (L2F009032) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan besar saat ini saling berkompetisi dalam hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman sekarang ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang semakin pesat. Khususnya dalam bidang elektronika, komputer, dan software. Hal itulah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Salah satu zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara adalah air (Chandra, 2012). Air merupakan sumber kehidupan yang diperlukan oleh makhluk hidup untuk
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Keluarga Sosrodjojo memulai usaha dengan menjual teh wangi pada tahun 1940 di Slawi, Jawa Tengah. Pada tahun 1965 keluarga Sosrodjojo melakukan ekspansi
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Pabrik yang dimiliki Keluarga Sosrodjojo ini memulai usaha dengan menjual teh wangi pada tahun 1940 di Slawi, Jawa Tengah. Pada tahun 1965 keluarga
Lebih terperinciPERANCANGAN DATA LOGGER PADA BELT CONVEYOR MENGGUNAKAN MOTOR DC
PERANCANGAN DATA LOGGER PADA BELT CONVEYOR MENGGUNAKAN MOTOR DC Muhammad Jasmanda 1 *,Ir. Arnita, M.T. 1, MirzaZoni, S.T, M.T. 1 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri Universitas Bung Hatta
Lebih terperinciANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIRARC (STUDI KASUS PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA UNIT SEMARANG)
ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIRARC (STUDI KASUS PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA UNIT SEMARANG) Rani Rumita *, Susatyo Nugroho W.P., Sari Veronica Jantitya
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. blok diagram dari sistem yang akan di realisasikan.
33 BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Diagram Blok Sistem Dalam perancangan ini menggunakan tiga buah PLC untuk mengatur seluruh sistem. PLC pertama mengatur pergerakan wesel-wesel sedangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diera informasi ini, perilaku konsumen akan semakin diperhatikan. Hal ini
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin berkembang diera informasi ini, perilaku konsumen akan semakin diperhatikan. Hal ini disebabkan karena
Lebih terperinciPENGGUNAAN PC SEBAGAI SISTEM MONITORING MESIN DAUR ULANG PLASTIK BEKAS DENGAN PLC SEBAGAI KONTROL OTOMATIS
PENGGUNAAN PC SEBAGAI SISTEM MONITORING MESIN DAUR ULANG PLASTIK BEKAS DENGAN PLC SEBAGAI KONTROL OTOMATIS Agung Warsito, Susatyo Handoko Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl.
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) PADA PENGENDALIAN ROBOT PEMINDAH BOTOL MINUMAN. Sujito
Sujito, Implementasi PLC Pada Pengendalian Robot Pemindah Botol Minuman IMPLEMENTASI PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) PADA PENGENDALIAN ROBOT PEMINDAH BOTOL MINUMAN Sujito Abstrak: Pengendalian plant
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penghematan energi adalah tindakan menggunakan energi secara efisien. Penghematan energi berdampak pada berkurangnya biaya operasional dan meningkatnya efisiensi.
Lebih terperinciPEMBUATAN APLIKASI PLC OMRON CPM2A SEBAGAI ALAT PENCAMPUR LARUTAN TUGAS AKHIR
PEMBUATAN APLIKASI PLC OMRON CPM2A SEBAGAI ALAT PENCAMPUR LARUTAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Pendidikan Diploma III Program Studi DIII Instrumentasi dan Elektronika Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Suhu Panas (hot point) pada peralatan gardu induk PLN, merupakan suatu parameter yang banyak dipantau dan dianalisa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suhu Panas (hot point) pada peralatan gardu induk PLN, merupakan suatu parameter yang banyak dipantau dan dianalisa perubahannya setiap saat. Hal ini berkaitan erat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berteknologi tinggi pekerjaan dapat dilakukan dengan mudah, tepat, teliti, dan cepat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi yang berkembang dengan pesat sangat menunjang pertumbuhan dunia industri, khususnya dalam efektifitas kerja. Dengan memanfaatkan peralatan berteknologi tinggi
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT PENCAMPURAN MINUMAN RINGAN BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51
Tugas Akhir RANCANG BANGUN ALAT PENCAMPURAN MINUMAN RINGAN BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 Disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya pada program Studi DIII Instrumentasi dan Elektronika
Lebih terperinciIMPLEMENTASI SISTEM SORTIR BARANG DENGAN MENGGUNAKAN DUA CONVEYOR TERINTEGRASI BERBASIS PLC OMRON CPM2A
IMPLEMENTASI SISTEM SORTIR BARANG DENGAN MENGGUNAKAN DUA CONVEYOR TERINTEGRASI BERBASIS PLC OMRON CPM2A Violeta Cintya Dewi¹, M Ary Murti.², Porman Pangaribuan.³ ¹Teknik Telekomunikasi,, Universitas Telkom
Lebih terperinciMEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CLOSURE TIPE CAF1881 DI PT. UNIPLASTINDO INTERBUANA PLANT KARAWANG
MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CLOSURE TIPE CAF1881 DI PT. UNIPLASTINDO INTERBUANA PLANT KARAWANG NAMA : Intan Juliana NPM : 33412746 PEMBIMBING : Ratih Wulandari, ST., MT. LATAR BELAKANG KUALITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyak perusahaan saat ini dihadapkan pada suatu percepatan perubahan ilmu
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Banyak perusahaan saat ini dihadapkan pada suatu percepatan perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi. Percepatan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut jika
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi FSM based PLC Spesifikasi dari FSM based PLC adalah sebagai berikut : 1. memiliki 7 buah masukan. 2. memiliki 8 buah keluaran. 3. menggunakan catu daya 5
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Diagram Sebab Akibat. Setelah penulis melakukan observasi ke lapangan serta wawancara secara
BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Diagram Sebab Akibat Setelah penulis melakukan observasi ke lapangan serta wawancara secara langsung dan mendapatkan data lengkap. Kemudian penulis melakukan analisa masalah
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1. Pengujian Alat Dengan menggunakan berbagai metoda pengujian secara lebih akurat akan memudahkan dalam mengambil sebuah analisa yang berkaitan dengan percobaan yang dilakukan,
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan,
Lebih terperinciPENGENDALIAN SUHU DAN KELEMBABAN PROSES PEMATANGAN KEJU MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS PLC. Publikasi Jurnal Skripsi
PENGENDALIAN SUHU DAN KELEMBABAN PROSES PEMATANGAN KEJU MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS PLC Publikasi Jurnal Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Disusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dengan semakin berkembang pesatnya kemajuan teknologi di eraglobalisasi ini menuntut banyak perusahaan-perusahaan untuk menggunakan teknologi informasi. Baik perusahaan
Lebih terperinciPENGISI BAK PENAMPUNGAN AIR OTOMATIS MENGGUNAKAN KERAN SELENOID BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 Di Susun Oleh: Putra Agustian
PENGISI BAK PENAMPUNGAN AIR OTOMATIS MENGGUNAKAN KERAN SELENOID BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 Di Susun Oleh: Putra Agustian 43109678 LATAR BELAKANG Latar belakang masalah yang mendorong diciptakannya
Lebih terperinciMekatronika Modul 10 Sensor / Transducer
Mekatronika Modul 10 Sensor / Transducer Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik dari sensor atau transducer Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai karakteristik
Lebih terperinciPENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR
PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR 1 JURNAL JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Lebih terperinciBAB 3 PEMBAHASAN Pendahuluan
BAB 3 PEMBAHASAN 3.1. Pendahuluan Pada dasarnya pada bab ini dijelaskan bagaimana awalnya sebelum dilakukan proses perbaikan sehingga perlu adanya perbaikan yaitu dengan system automatisasi, diantaranya:
Lebih terperinciPENGENDALIAN KETINGGIAN AIR PADA DISTILASI AIR LAUT MENGGUNAKAN KONTROLER ON-OFF PROPOSAL SKRIPSI
PENGENDALIAN KETINGGIAN AIR PADA DISTILASI AIR LAUT MENGGUNAKAN KONTROLER ON-OFF PROPOSAL SKRIPSI KONSENTRASI SISTEM KONTROL Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik
Lebih terperinciPEMANFAATAN KAMERA WIRELESS SEBAGAI PEMANTAU KEADAAN PADA ANTICRASH ULTRASONIC ROBOT
PEMANFAATAN KAMERA WIRELESS SEBAGAI PEMANTAU KEADAAN PADA ANTICRASH ULTRASONIC ROBOT 1 Hilridya Sagita, 2 Eri Prasetyo dan 3 Arifin 1,2 Sistem Komputer, Universitas Gunadarma Jakarta 3 STMIK Bidakara,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan pendahuluan yang membahas seluruh materi yang
BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan pendahuluan yang membahas seluruh materi yang berkaitan dengan judul project work yang disajikan yaitu : latar belakang, permasalahan, batasan masalah, tujuan, serta
Lebih terperinciLAMPIRAN Bagaimana sejarah berdirinya PT Margono Dian Graha? 2. Apa visi dan misi PT Margono Dian Graha?
LAMPIRAN 1 Daftar Pertanyaan Wawancara Pertanyaan untuk pemilik perusahaan : 1. Bagaimana sejarah berdirinya PT Margono Dian Graha? 2. Apa visi dan misi PT Margono Dian Graha? 3. Bagaimana struktur organisasi
Lebih terperinciOPERASIONAL DAN PERAWATAN MESIN CARTONING C2404 DI PT. KALBE FARMA Tbk
OPERASIONAL DAN PERAWATAN MESIN CARTONING C2404 DI PT. KALBE FARMA Tbk Nama : Rifqi Anggriawan NPM : 26412349 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Doddi Yuniardi, ST., MT LATAR BELAKANG MASALAH Mesin Cartoning
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN. Dengan dirancang dan dibuatnya Sistem Penyedia Minuman Dengan lnputan Koin
! BABI PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN Dengan dirancang dan dibuatnya Sistem Penyedia Minuman Dengan lnputan Koin diharapkan dapat meringankan pekerjaan manusia, karen a sistem ini didesain untuk menghasilkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin meningkatnya pemesanan oleh masyarakat. Oleh karena itu PT. PANCA BUDI IDAMAN lebih meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus melakukan perbaikan secara continuous untuk menjaga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan semakin meningkatnya persaingan pada bidang manufaktur, maka perusahaan harus melakukan perbaikan secara continuous untuk menjaga kestabilan perusahaan dalam
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PENGANTONGAN MATERIAL OTOMATIS BERBASIS PLC OMRON CPM 1A
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PENGANTONGAN MATERIAL OTOMATIS BERBASIS PLC OMRON CPM 1A Lovely Son* dan Septia Rinaldi Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Andalas, Padang 25163 Telp: +62
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, akan dibahas mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian.
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini, akan dibahas mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian. 3.1.Studi Lapangan Studi lapangan merupakan tahapan awal dari penelitian yang akan
Lebih terperinciBuku Petunjuk Nokia Wireless Plug-in Car Handsfree (HF-6W) Edisi 1 ID
9239331_HF6W_2_id.fm Page 1 Thursday, April 28, 2005 9:41 AM Buku Petunjuk Nokia Wireless Plug-in Car Handsfree (HF-6W) Edisi 1 ID 9239331_HF6W_2_id.fm Page 2 Thursday, April 28, 2005 9:41 AM PERNYATAAN
Lebih terperinciPROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA SIMULASI HEATER OTOMATIS MENGGUNAKAN PNEUMATIK PADA MESIN BARDI DI PT. TIRTA INVESTAMA KEBONCANDI.
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA SIMULASI HEATER OTOMATIS MENGGUNAKAN PNEUMATIK PADA MESIN BARDI DI PT. TIRTA INVESTAMA KEBONCANDI Bidang Kegiatan: PKM-Artikel Ilmiah Diusulkan oleh: Dea Irawan 1612004/2012
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 PLC (Programmable Logic Controller) Pada sub bab ini penulis membahas tentang program PLC yang digunakan dalam system ini. Secara garis besar program ini terdiri
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT Coca Cola Amatil Indonesia Pada Tanggal 12 Oktober 1993, sebuah perusahaan publik Australia yang merupakan perusahaan terbesar di dunia untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi banyak bermunculan ide yang mendorong manusia untuk melakukan otomatisasi dan digitalisasi pada perangkat perangkat
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Alat Pendeteksi Uang Palsu Beserta Nilainya Berbasis Mikrokontroler ini, terdapat beberapa masalah yang
Lebih terperinciSMOKE DETECTOR. a. Open Loop (Loop Terbuka)
SMOKE DETECTOR Semakin berkembangnya zaman, kemajuan teknologi semakin berkembang pesat pula. Berkembangnya kemajuan teknologi sekarang semakin memberikan kemudahan bagi kita untuk melakukan sesuatu aktifitas
Lebih terperinciSudarmaji SISTEM KERJA PENGENDALI OTOMATIS LAMPU TRAFFIC LIGHT PADA PERSIMPANGAN 4 (EMPAT) JALAN RAYA MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC)
SISTEM KERJA PENGENDALI OTOMATIS LAMPU TRAFFIC LIGHT PADA PERSIMPANGAN 4 (EMPAT) JALAN RAYA MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) Sudarmaji Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hjar Dewantara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini berpengaruh pula pada pembuatan alat-alat canggih, yaitu alat yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan teknologi dibidang elektronika dewasa ini berkembang sangat cepat dan memberikan pengaruh besar di setiap aspek kehidupan.hal ini berpengaruh pula pada pembuatan
Lebih terperinciBab 1 Pendahuluan Otomasi Sistem
Bab 1 Pendahuluan Otomasi Sistem Sasaran : Mahasiswa memiliki kemampuan untuk: Mendefinisikan istilah istilah yang berhubungan dengan automasi dan PLC Mengetahui macam macam input dan output device PLC
Lebih terperinciANALISIS PENYEBAB DEFECT PADA PROSES PRODUKSI FRESTEA JASMINE RGB 220 ML LINE 8 PT. COCA COLA AMATIL INDONESIA CENTRAL JAVA
ANALISIS PENYEBAB DEFECT PADA PROSES PRODUKSI FRESTEA JASMINE RGB 220 ML LINE 8 PT. COCA COLA AMATIL INDONESIA CENTRAL JAVA Pringgo Widyo Laksono 1, Mega Aria Pratama 2 1,2 Laboratorium Sistem Produksi,
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1: 5S Lay Out Bottling Line. xvii AREA 3 AREA 5 AREA 4 AREA 2. Panel Control BOTTLING OFFICE. Pintu masuk area Packaging.
LAMPIRAN Lampiran 1: 5S Lay Out Bottling Line BOTTLING OFFICE Roller Conv Crate Spare Pintu masuk area Packaging Alat Transpot NR Sisa Roller Conv Crate Spare Ink jet Coding Bottle Conveyoor Carton Closing
Lebih terperinciPENGISIAN BOTOL MINUMAN DENGAN MENGGUNAKAN MESIN FILLER DI PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA
PENGISIAN BOTOL MINUMAN DENGAN MENGGUNAKAN MESIN FILLER DI PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA Oleh : AGUNG PUTRA WIBOWO 055203004 PROGRAM DIPLOMA IV TEKNOLOGI INSTRUMENTASI PABRIK DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
Lebih terperinciPRINSIP KERJA CONDUCTIVITY SENSOR DALAM PENGUKURAN DAYA HANTAR LISTRIK SUATU FLUIDA ( APLIKASI PT. RIAU ANDALAN PULP AND PAPER )
PRINSIP KERJA CONDUCTIVITY SENSOR DALAM PENGUKURAN DAYA HANTAR LISTRIK SUATU FLUIDA ( APLIKASI PT. RIAU ANDALAN PULP AND PAPER ) OLEH : Nama : JOKO MALIS NIM : 03 5203 040 Karya Akhir Ini Diajukan Untuk
Lebih terperinciPERBAIKAN KUALITAS PRODUK SPRITE CAN 250ML MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL
Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 4 2016 ISSN : 2339028X PERBAIKAN KUALITAS PRODUK SPRITE CAN 250ML MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL Much. Djunaidi *), Dilla Rahma Yunita 2) 1,2) Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini sangat pesat sehingga. persaingan pun demikian ketatnya. Disamping itu perkembangan ilmu dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan dunia usaha dewasa ini sangat pesat sehingga persaingan pun demikian ketatnya. Disamping itu perkembangan ilmu dan teknologi terutama dibidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi data telah menjadi layanan utama pada sistem telekomunikasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era perkembangan teknologi saat ini kebutuhan manusia untuk informasi data semakin berkembang. Perkembangan teknologi ini mengganti komunikasi suara yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya zaman, perusahaan semakin dituntut untuk melakukan berbagai macam perubahan. Dalam persaingan global seperti saat ini, persaingan terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kerupuk adalah salah satu jenis makanan yang sudah lama dikenal dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kerupuk adalah salah satu jenis makanan yang sudah lama dikenal dan disukai oleh masyarakat di tanah air. Selain sebagai camilan, kerupuk sering dijadikan sebagai
Lebih terperinciAbstrak. Susdarminasari Taini-L2F Halaman 1
Makalah Seminar Kerja Praktek PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CPM1A PADA TRAFFIC LIGHT DI LABORATORIUM TEKNIK KONTROL OTOMATIK TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS DIPONEGORO Susdarminasari Taini (L2F009034)
Lebih terperinciGambar. Diagram tahapan pengolahan kakao
PENDAHULUAN Pengolahan hasil kakao rakyat, sebagai salah satu sub-sistem agribisnis, perlu diarahkan secara kolektif. Keuntungan penerapan pengolahan secara kolektif adalah kuantum biji kakao mutu tinggi
Lebih terperinciPROSES PEMBUATAN BOTOL OLI EVALUBE DENGAN EXTRUSION MOLDING DI PT.DYNAPLAST. NAMA : Ismul Hardiyansyah NPM : KELAS : 4IC04
PROSES PEMBUATAN BOTOL OLI EVALUBE DENGAN EXTRUSION MOLDING DI PT.DYNAPLAST NAMA : Ismul Hardiyansyah NPM : 23410668 KELAS : 4IC04 ABSTRAKSI Salah satu pembuatan produk botol oli di PT. Dynaplast ini adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan di berbagai sektor dalam kehidupan manusia. Seiring dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era modern ini, perkembangan teknologi berpengaruh besar terhadap perkembangan di berbagai sektor dalam kehidupan manusia. Seiring dengan kemajuan teknologi, mobile
Lebih terperinciGambar I. 1 Tingkat Penjualan dan Harga Teh Ke Luar Negeri (BPS, 2011)
BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi sekarang ini semakin pesat. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyak bermunculan peralatan-peralatan canggih dan modern. Peralatanperalatan kontrol
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN EVALUASI
BAB IV HASIL DAN EVALUASI 4.1 Prosedur Kerja Praktek Pelaksanaan kerja praktek di CV. Lintas Nusa berlangsung dalam waktu dua bulan (kurang lebih 8 minggu) dan proses kerja praktek dilakukan pada bagian
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM PENGENDALI SUHU INKUBATOR TELUR AYAM BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535. Skripsi
RANCANG BANGUN SISTEM PENGENDALI SUHU INKUBATOR TELUR AYAM BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 Skripsi Untuk memenuhi salah satu syarat mencapai derajat pendidikan Strata Satu (S -1) Sebagai Sarjana Sains
Lebih terperinci