BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. oleh PT. Coca Cola Indonesia terdiri dari gula murni, air bersih, dan gas CO2.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. oleh PT. Coca Cola Indonesia terdiri dari gula murni, air bersih, dan gas CO2."

Transkripsi

1 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Proses Produksi Bahan baku dasar (Concentrate) yang dibuat dengan proses ilmiah oleh PT. Coca Cola Indonesia terdiri dari gula murni, air bersih, dan gas CO2. Bahan-bahan ini dikombinasikan sampai tercipta hasil produk akhir yaitu Coke, Sprite, dan Fanta dengan rasa yang menyegarkan. PT. Coca Cola Indonesia mendapatkan bahan-bahan tersebut dari perusahaan lain. Keperluan gula diperoleh dari pabrik-pabrik gula di Jawa Timur di bawah koordinasi Bulog. Sedangkan gas CO2 diperoleh dari PT. Aneka Gas Industri Surabaya. Botol-botol Coca Cola yang dipakai dibuat khusus oleh PT. IGLAS Surabaya dan PT. Kangar Consolidated Industries Jakarta. Tutup serta tempat botol yang terbuat dari plastik diproduksi oleh PT. Pioner Jakarta dan PT. Ria Star Surabaya. Dari bahan-bahan yang diperoleh PT. Coca Cola Indonesia diolah menjadi concentrate kemudian selanjutnya dipasarkan oleh perusahaan. Pengolahan Air Pembuatan Sirup Pencampuran Sirup + air + CO2 Pembotolan 28

2 Adapun dalam aktivitas produksinya, pembuatan minuman ringan dilakukan oleh empat departemen berbeda yang bertanggungjawab dalam proses pembuatan minuman tersebut. Keempat departemen tersebut ialah: 1. Departemen pengolahan air 2. Departemen pembuatan sirup 3. Departemen pencampuran sirup, air, dan CO2 4. Departemen pembotolan Masing-masing proses di atas harus dilalui oleh suatu produk minuman coca-cola, sprite, dan fanta. Hanya saja dari ketiga produk yang membedakan hanyalah pada proses pembuatan sirup, ini dikarenakan oleh penggunaan concentrate yang berbeda yang harus ditambahkan dalam pembuatan sirup. 1. Departemen Pengolahan Air Departemen ini bertanggungjawab dalam proses pengolahan air, di mana terdapat dua bagian yang menangani pengolahan air tersebut yaitu bagian water treatment (air olahan) dan bagian water softener (air ringan). Air olahan merupakan air yang sudah mengalami pengolahan secara kimiawi dengan penambahan bahan tertentu yang bertujuan untuk menurunkan alkalinitas air. Sedangkan air ringan merupakan air yang telah melalui proses pengaliran air dari sumur bor dengan cara menyemprotkan ke talang aerasi (tray) dengan melalui pompa. Perlakuan ini bertujuan untuk menghilangkan gas belerang 29

3 (H2S) dan menurunkan suhu dari derajat celcius menjadi 32 derajat celcius. 2. Departemen Pembuatan Sirup Dalam departemen ini, pembuatan sirup disesuaikan dengan jenis beverages yang dikehendaki. Dalam pembuatan sirup di sini terdapat dua proses yang saling berkaitan. Proses tersebut yaitu: proses pembuatan simple sirup dan proses pencampuran simple sirup dengan beverages (finish sirup). a. Pembuatan Simple Sirup Proses pengolahan simple sirup ini meliputi beberapa tahapan yaitu: penentuan komposisi gula dan air, penyaringan I (pre coating I), penyaringan II (pre coating II), penyaringan III (sirkulasi), dan penyaringan IV (filtrasi). a.1. Penentuan Komposisi Gula dan Air Tahap ini digunakan untuk menentuklan banyaknya air dan gula yang dibutuhkan dalam pembuatan simple sirup. Gula yang digunakan untuk pembuatan sirup dari jenis SHS (sukrosa high sirup), sedang untuk air disesuaikan dengan jenis minuman yang diproduksi. a.2. Tangki Penyaringan I (Pre Coating I) Larutan gula yang sudah homogen dalam tangki simple sirup dialirkan ke tangki pre coating, kemudian ditambahkan filter aid (hiflo) sesuai kebutuhan, 30

4 kemudian dilakukan pengadukan dengan agitator sampai homogen. Kebutuhan hiflo pada umumnya didasarkan pada kualitas dan berat gula. a.3. Penyaringan II (Pre Coating II) Dalam bagian ini, larutan simple sirup yang sudah melalui pre coating I kemudian ditambahkan hiflo super cell dan carbon aktif sesuai kebutuhan pada tangki penyaringan II. Hal ini dimaksudkan agar larutan simple juga mengandung hiflo super cell dan carbon aktif pada sirkulasinya lalu dilakukan pengadukan sampai homogen. a.4. Penyaringan III (Sirkulasi) Larutan dari penyaringan II kemudian disirkulasikan ke dalam filter press sampai larutannya menjadi lebih jernih. Kejernihan ini diperiksa pada comparator. Dalam pemeriksaan warna tidak boleh lebih dari 35 RBU (refference base unit). a.5. Filtrasi Tahap filtrasi dimulai dari mengalirkan larutan dari penyaringan III menuju filter press kemudian melewati ultra violet lamp sampai ditampung dalam tangki finish sirup. 31

5 b. Pembuatan Finish Sirup Dalam bagian ini, setelah larutan simple sirup selesai diproses dan ditampung dalam tangki finish simple sirup, maka dapat langsung ditambahkan beverage base dan concentrate sesuai dengan beverages yang akan diproduksi. Sedangkan dalam tahap akhir pembuatan finish sirup adalah melakukan pengecekan brix dan volume finish sirup yang harus ditambahkan. Bila sudah memenuhi standar, maka finish sirup dapat dialirkan ke bagian produksi. 3. Proses Pencampuran Sirup, Air, dan CO2 Pada proses ini langkah pertama adalah,melakukan pre cooling pada air olahan dengan melewatkan pada tangki daerator yang didalamnya berisi cooling plate. Setelah treated water mencapai suhu 2 derajat celsius selanjutnya dialirkan menuju flow mix pada bagian reservoir bersamaan dengan pemasukan sirup. Hasil campuran kedua bahan tersebut dipompa menuju tangki saturator bersama-sama dengan dilakukannya penambahan CO2 murni sehingga bercampurlah ketiga bahan tersebut. Di dalam tangki saturator terjadi pendinginan oleh coel-coel yang didalamnya berisi gas amonia sebagai refrigeran sehingga gas CO2 berada dalam keadaan cair. Campuran ketiga bahan tersebut kemudian dialirkan menuju filler untuk diisikan ke dalam botol-botol yang sudah dipersiapkan. 32

6 4. Proses Pembotolan Sebelum dilakukan pembotolan, dilakukan proses pendahuluan berupa pencucian botol. Hal ini dikarenakan botol-botol yang dipakai sebagian besar merupakan botol bekas yang ada di pasaran yang telah kosong, sehingga perlu dilakukan pencucian untuk membersihkan botol-botol tersebut. Pencucian botol dilakukan dengan menggunakan washer dan bahan pembersih kimia (caustic soda). Sedangkan untuk kaleng tidak memerlukan pencucian dengan washer dan bahan kimia karena keadaannya sudah higienis, hanya cukup menggunakan spray air olahan. Setelah melalui proses pencucian, botol-botol tersebut akan dibilas dengan melakukan penyemprotan larutan caustic soda atau stabillon additif dengan menggunakan nozzle wash pump, hingga pada proses pembilasan akhir dengan menggunakan water softener yang dipompa dengan spray nozzle final rinse. Dan setelah dilakukan pemeriksaan oleh bagian final inspection maupun quality control, serta dinyatakan memenuhi standar maka botol-botol tersebut akan diteruskan ke bagian filler untuk dilakukan pengisian. 33

7 B. Data Produksi Perusahaan Dalam kegiatan operasinya, secara umum produk minuman ringan yang diproduksi oleh PT. Coca Cola dinyatakan dalam satuan unit. Di mana 1 unit adalah sama dengan 400 krat, dan untuk 1 krat terdiri dari 24 botol. Kecuali untuk produk postmix yang mana 1 unitnya adalah 400 buah tabung. Berikut ini akan disajikan besarnya total produksi perusahaan pada tahun 1998 sampai tahun 2000: Tabel 3 Volume Produksi Minuman Ringan (unit) PT. COCA COLA AMATIL SURABAYA Tahun COKE SPRITE JENIS FANTA ORANGE FANTA STRAWBERRY FANTA FRUIT PUNCH UKURAN 193 ml 295 ml 1000 ml postmix 193 ml 295 ml 1000 ml postmix 193 ml 295 ml 1000 ml postmix 193 ml 295 ml 1000 ml postmix 193 ml 295 ml JUMLAH PRODUKSI SODA WATER 295 ml T O T A L , , Sumber data: PT. Coca Cola Surabaya 34

8 C. Perusahaan Partner Benchmarking yang dipilih Untuk menilai kinerja perusahaan dalam pelaksanaan aktivitasnya terutama yang berkaitan dengan penganggaran standar biaya produksi, perusahaan dalam hal ini perlu untuk menunjuk suatu perusahaan yang dapat dijadikan pasangan dalam melaksanakan benchmarking. Perusahaan tersebut tentunya merupakan suatu perusahaan yang memiliki kinerja yang lebih baik sehingga perusahaan nantinya dapat menyerap berbagai masukan membangun untuk dapat diterapkan perusahaan. Partner benchmarking yang ditunjuk oleh manajemen adalah cabang PT. Coca-cola Indonesia sendiri yaitu PT. Pan Java Bottling Company yaitu perusahaan yang memproduksi dan memasarkan produk PT. Coca-cola untuk wilayah Jawa Tengah. PT. Pan Java itu sendiri ditunjuk sebagai partner benchmarking dengan alasan bahwa kinerja yang ditunjukkan oleh mereka adalah cukup baik. Hal itu terlihat dari pesatnya perkembangan produktivitas mereka dan juga cukup tingginya tingkat keuntungan yang mampu mereka raih. Dari keterangan di atas, jelaslah bahwa kegiatan benchmarking yang dilakukan oleh PT. Coca-cola Surabaya merupakan kategori internal benchmarking. Yaitu kegiatan benchmarking yang dilaksanakan antara perusahaan dalam satu organisasi. Adapun alasan mengapa kegiatan benchmarking ini dilakukan antara sesama perusahaan dalam satu organisasi adalah dikarenakan prestasi PT. Coca-cola Indonesia itu sendiri, di mana hampir 70% dari seluruh pangsa pasar minuman ringan yang ada telah mampu 35

9 dikuasai oleh PT. Coca-cola Amatil Indonesia. Sedangkan di satu pihak, PT. Coca-cola juga menerapkan persaingan antar cabang yang perusahaanperusahaan tersebut tersebar di berbagai daerah di seluruh Indonesia. Tujuannya adalah untuk memotivasi perusahaan-perusahaan cabang tersebut untuk lebih meningkatkan prestasi kerja mereka. D. Perbandingan Standar Biaya Kedua Perusahaan Sehubungan dengan proses perbandingan kinerja kedua perusahaan terutama yang berkaitan dengan penetapan biaya standar produksi, maka dalam hal ini perbandingan yang dilakukan adalah dengan memperbandingkan standar biaya produksi dan realisasinya. Berikut ini adalah data perbandingan standar dan realisasi biaya produksi yang diterapkan pada kedua perusahaan PT. Coca cola Indonesia: 36

10 Tabel 4 Perbandingan Standar Biaya Produksi Tahun 1998 (dalam ribuan rupiah) JENIS PRODUK UKURAN 193 ML 1. Coke 2. Sprite 3. Fanta Orange 4. Fanta Strawberry 5. Fanta Fruit Punch PT. COCA COLA SURABAYA PT.COCA COLA SEMARANG Standar Aktual Standar Aktual UKURAN 295 ML 1. Coke 2. Sprite 3. Fanta Orange 4. Fanta Strawberry 5. Fanta Fruit Punch 6. Soda Water UKURAN ML 1. Coke 2. Sprite 3. Fanta Orange 4. Fanta Strawberry POSTMIX 1. Coke 2. Sprite 3. Fanta Orange 4. Fanta Strawberry Sumber data: PT. Coca Cola Surabaya 37

11 E. Analisa Pengembangan Melalui Aplikasi Teknik Benchmarking Dalam pengembangan aplikasi teknik benchmarking, PT. Coca-cola Amatil Surabaya sebagaimana cabang-cabang lain, menerapkan strategi perbandingan dengan sesama anak perusahaan Coca-cola Indonesia dan bukan dengan perusahaan lain. Hal ini dikarenakan dalam pasar minuman ringan sejenis, PT. Coca-cola menguasai hampir 70 % dari keseluruhan pangsa pasar yang ada. Benchmarking antar cabang tersebut bertujuan untuk menciptakan kondisi persaingan antar perusahaan cabang dalam memperbaiki kinerjanya yang tentunya akan berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas, sehingga diharapkan prestasi perusahaan secara keseluruhan tidak menurun. Adapun proses benchmarking yang dilakukan perusahaan yaitu: 1. Menentukan apa yang di-benchmark Dalam melaksanakan proses benchmarking ini, perusahaan akan memperbandingkan penetapan standar biaya yang ditetapkan untuk produksi minuman ringan terutama yang menyangkut pengendalian komponen-komponen biaya produksi. Hal ini dilakukan karena pentingnya hal tersebut untuk mendukung terciptanya efisiensi dalam pengendalian biaya produksi. 38

12 2. Mengidentifikasi pasangan benchmarking Partner benchmarking yang dipilih oleh perusahaan adalah PT. Pan Java Bottling Company Semarang yang merupakan anak perusahaan PT. Coca-cola Amatil Indonesia dan beroperasi untuk wilayah Jawa Tengah. Perusahaan tersebut dipilih karena prestasi mereka yang cukup baik dalam kegiatan operasinya. 3. Mengumpulkan Informasi Dalam tahapan ini, terdapat beberapa informasi yang dapat dikumpulkan yang mana data tersebut dapat berguna untuk menjadi acuan bagi perusahaan untuk memperbaiki kinerjanya. Adapun datadata tersebut antara lain adalah sebagai berikut: Tabel 5 Anggaran dan Realisasi Pemakaian Bahan Baku PT. Coca cola amatil Semarang Tahun 1998 dalam Kg dan Rupiah (ribuan) JENIS BAHAN (in Kg) (in Rupiah) BAKU Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Concentrate Sugar Crown CO T O T A L

13 Tabel 7 Standar dan Realisasi Tarif dan Jam Kerja PT. Coca Cola Amatil Semarang Tahun 1998 BULAN HAR TARIF TARIF SELISIH JAM JAM SELISIH I STANDAR (Rp. 000) AKTUAL (Rp. 000) KERJA STANDAR KERJA AKTUAL JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES (2) - (5) (2) TOTAL (2) Tabel 8 Anggaran dan realisasi Biaya Overhead PT. Coca cola Amatil Semarang Tahun 1998 (dalam ribuan rupiah) JENIS OVERHEAD Biaya Overhead Variabel: Variance Material Expenses Indirect Production Expenses TAHUN 1998 Anggaran Realisasi Biaya Overhead Tetap: IPE - Depreciation TOTAL OVERHEAD

14 Tabel 9 Standar Biaya Produksi PT. Coca-cola Amatil Semarang Periode tahun 1998 (dalam ribuan rupiah) JENIS PRODUK UKURAN 193 ML 1. Coke 2. Sprite 3. Fanta Orange 4. Fanta Strawberry 5. Fanta Fruit Punch UNIT PRODUK PT.COCA COLA SEMARANG Biaya Standar Biaya Aktual UKURAN 295 ML 1. Coke 2. Sprite 3. Fanta Orange 4. Fanta Strawberry 5. Fanta Fruit Punch 6. Soda Water UKURAN ML 1. Coke 2. Sprite 3. Fanta Orange 4. Fanta Strawberry POSTMIX 1. Coke 2. Sprite 3. Fanta Orange 4. Fanta Strawberry

15 4. Tahap Analisa Dalam langkah ini perusahaan berusaha memperbandingkan antara standar biaya produksi yang diterapkan pada PT. Coca-cola Amatil Semarang dengan standar biaya produksi PT. Coca-cola Amatil Surabaya. Hal ini ditujukan untuk menganalisa perbedaan-perbedaan yang terjadi dan hal-hal lain yang mempengaruhi perbedaan tersebut. Diharapkan dengan hasil analisa perbandingan antara keduanya akan menghasilkan pengetahuan bagi perusahaan untuk memperbaiki kinerjanya. Adapun untuk memperbandingkan kinerja kedua perusahaan tersebut berikut adalah analisa kinerja kedua perusahaan dengan menggunakan metode varians: 42

16 1. Varian Bahan Baku 1.a. Varians Harga Bahan Baku BAHAN BAKU ( 1 ) Tabel 10 Perhitungan Harga Bahan Baku PT. Coca Cola Amatil Surabaya Tahun 1998 KUANTITAS AKTUAL ( 2 ) HARGA STANDAR ( 3) HARGA AKTUAL ( 4 ) SELISIH BAHAN BAKU 2 x (3-4) Concentrate ( ) Sugar ( ) Crown ( ) CO ( ) Jumlah Varians Bahan Baku ( ) BAHAN BAKU ( 1 ) Tabel 11 Perhitungan Harga Bahan Baku PT. Coca Cola Amatil Semarang Th KUANTITAS AKTUAL ( 2 ) HARGA STANDAR ( 3) HARGA AKTUAL ( 4 ) SELISIH BAHAN BAKU 2 x (3-4) Concentrate ( ) Sugar ( ) Crown ( ) CO ( ) Jumlah Varians Bahan Baku ( ) Kedua perusahaan baik PT. Coca Cola Surabaya maupun Semarang sama-sama menunjukkan kinerja yang kurang baik. Hal ini ditunjukkan dengan varians yang tidak menguntungkan yang terjadi sebesar Rp ,- untuk PT. Coca Cola Surabaya dan Rp ,- untuk PT. Coca Cola Semarang. Itu artinya Realisasi harga bahan baku lebih besar dari apa yang sudah dianggarkan. 43

17 1.b. Varians Kuantitas Bahan Baku BAHAN BAKU ( 1 ) Tabel 12 Perhitungan Varians Kuantitas Bahan Baku PT. Coca Cola Amatil Surabaya HARGA Tahun 1998 KUANTITAS KUANTITAS SELISIH BAHAN BAKU 2 x (3-4) STANDAR ( 2 ) STANDAR ( 3) AKTUAL ( 4 ) Concentrate ( ) Sugar ( ) Crown ( ) CO ( ) Jumlah Varians Bahan Baku ( ) BAHAN BAKU ( 1 ) Tabel 13 Perhitungan Varians Kuantitas Bahan Baku PT. Coca Cola Amatil Semarang HARGA Tahun 1998 KUANTITAS KUANTITAS SELISIH BAHAN BAKU 2 x (3-4) STANDAR ( 2 ) STANDAR ( 3) AKTUAL ( 4 ) Concentrate ( ) Sugar ( ) Crown ( ) CO ( ) Jumlah Varians Bahan Baku ( ) Kedua perusahaan mengalami varians yang tidak menguntungkan di mana banyaknya kuantitas bahan baku yang digunakan lebih besar dari anggaran yang telah ditetapkan. 44

18 2. Varians Tenaga Kerja 2.a. Varians Tarif Tenaga Kerja PERUSAHAAN COCA COLA Tabel 14 Perhitungan Varians Tarif Tenaga Kerja PT. Coca Cola Amatil Surabaya dan Semarang Tahun 1998 JAM KERJA AKTUAL ( 1 ) TARIF STANDAR ( 2 ) TARIF AKTUAL ( 3 ) SELISIH 1 x (2-3) Surabaya Semarang Dari perhitungan di atas, diketahui kedua perusahaan mampu menunjukkan kinerja yang baik dengan penetapan tarif tenaga kerja yang lebih rendah dari anggaran yang telah ditetapkan. Adapun PT. Coca Cola Surabaya mampu memperlihatkan kinerja sedikit lebih baik dibandingkan PT. Coca Cola Semarang. 45

19 2.b. Varians Efisiensi Tenaga Kerja PERUSAHAAN COCA COLA Tabel 15 Perhitungan Varians Efisiensi Tenaga Kerja PT. Coca Cola Amatil Surabaya dan Semarang Tahun 1998 TARIF STANDAR ( 1 ) JAM KERJA AKTUAL ( 2 ) JAM KERJA STANDAR ( 3 ) SELISIH 1 x (3-2) Surabaya ( ) Semarang Dalam analisis selisih efisiensi tenaga kerja, PT. Coca Cola Semarang menunjukkan kinerja yang lebih baik. Hal ini terlihat dari terjadinya varians yang menguntungkan dibanding PT. Coca Cola Surabaya.. 3. Varians Biaya Overhead Pabrik Tabel 16 Perhitungan Tarif Overhead Pabrik PT. Coca Cola Amatil Surabaya dan Semarang Tahun 1998 Keterangan Biaya Overhead Variabel Standar Biaya Overhead Tetap Standar Total Biaya Overhead Pabrik Tarif BOP Variabel per Jam Standar Tarif BOP Tetap per Jam Standar Total BOP per Jam Standar PT. Coca Cola Surabaya PT. Coca Cola Semarang

20 3.a. Varians Terkendali 3.a.1. Varians Terkendali untuk BOP PT. Coca Cola Surabaya BOP Tetap 6,910,374,000 BOP Variabel (6,581 x 4,645,704) : 30,554,795,000 BOP variabel + BOP tetap: 37,465,173,000 Biaya overhead pabrik aktual 82,735,826,400 Varians Terkendali (45,270,653,400) 3.a.2. Varians Terkendali untuk BOP PT. Coca Cola Semarang BOP Tetap 7,356,963,000 BOP Variabel (6,633 x 4,985,121) : 33,066,307,590 BOP variabel + BOP tetap: 40,423,271,000 Biaya overhead pabrik aktual 89,613,793,000 Varians Terkendali (49,190,522,000) Dalam analisis varians terkendali terlihat bahwa kedua perusahaan sama-sama mengalami selisih yang tidak menguntungkan. 47

21 3.b. Varians Volume Produksi 3.b.1. Varians Volume Produksi PT. Coca Cola Surabaya Biaya overhead variabel + BOP tetap Rp Total BOP yang dianggarkan (6.577 x ) Rp Varians Volume Produksi Rp (terjadi selisih varians yang menguntungkan) 3.b.2. Varians Volume Produksi PT. Coca Cola Semarang Biaya overhead variabel + BOP tetap Rp Total BOP yang dianggarkan (6.635 x ) Rp Varians Volume Produksi (Rp ) (terjadi selisih varians yang tidak menguntungkan) Dalam analisis varians volume produksi, PT. Coca Cola Surabaya mencatat hasil yang lebih baik dibanding PT. Coca Cola Semarang. Ini terlihat dari Selisih yang menguntungkan bagi PT. Coca Cola Semarang Sebesar Rp ,- sedang PT. Coca Cola Surabaya mengalami selisih yang menguntungkan sebesar Rp. 970,-. 48

22 Tabel 17 Perhitungan analisis Selisih Biaya Produksi PT. COCA COLA SURABAYA DAN SEMARANG Tahun 1998 ANALISIS SELISIH BIAYA PRODUKSI SELISIH BAHAN BAKU Selisih Harga Selisih Kuantitas SELISIH TENAGA KERJA Selisih Tarif Selisih Efisiensi SELISIH OVERHEAD Selisih Terkendali Selisih Volume Produksi PT. COCA COLA SURABAYA ( ) ( ) ( ) ( ) PT. COCA COLA SEMARANG ( ) ( ) ( ) ( ) Dari hasil perbandingan kinerja kedua perusahaan, terlihat secara umum bahwa kinerja yang ditunjukkan oleh PT. Coca Cola Amatil Surabaya relatif lebih baik dibandingkan kinerja PT. Coca Cola Amatil Semarang. Hal ini terlihat dalam hasil analisa selisih biaya produksinya sebagaimana di atas. Dalam analisis selisih bahan baku kedua perusahaan mengalami inefisiensi karena terjadinya selisih yang tidak menguntungkan. Sedangkan dalam Selisih tenaga kerja, PT. Coca Cola Semarang lebih baik dibanding PT. Coca Cola Surabaya dalam efisiensi tenaga kerja. Sementara dalam selisih biaya overhead pabrik 49

23 PT. Coca Cola Surabaya relatif lebih baik dibandingkan dengan PT. Coca Cola Semarang. 1. Tahap Penerapan Dalam langkah ini, perusahaan berusaha menerapkan hasil dari analisa perbandingan sebelumnya untuk melakukan peningkatan atau perbaikan dalam penetapan standar biaya produksinya sehingga akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja yang dicanangkan oleh perusahaan. Adapun penerapan perbaikan itu diimplementasikan dalam usaha-usaha menekan biaya-biaya operasional perusahaan dan menjaga kualitas kerja demi hasil yang optimal. Selain itu perusahaan juga mencoba menerapkan strategi memperbanyak produksi jenis produk tertentu yang memakan biaya lebih sedikit tetapi mampu menghasilkan keuntungan yang lebih bagi perusahaan. Sebaliknya produk yang memakan biaya lebih banyak akan dipertahankan atau bahkan dikurangi jumlah produksinya. Penerapan yang dilakukan oleh PT Coca Cola Surabaya adalah: 1. Sebagai gambaran, strategi produksi tersebut dapat terlihat dalam produksi Sprite 193 ml dan Fanta Orange 193 ml, serta Fanta Strawberry 193 ml. Sprite tadinya di tahun 1998 diproduksi sebanyak unit, tetapi di tahun berikutnya tahun 1999 produksi sprite diturunkan hingga unit. Sebaliknya untuk produk Fanta Orange 50

24 dan Fanta Strawberry, produksinya bahkan dinaikkan dari sebesar unit dan unit di tahun 1998 menjadi sebesar unit untuk produk Fanta Orange dan unit untuk produk Fanta Strawberry di tahun Pada tahun berikutnya tahun 2000, walaupun produksi Sprite dinaikkan menjadi unit akan tetapi kenaikan tersebut belum seberapa dibandingkan dengan kenaikan produksi Fanta Orange dan Fanta Strawberry yang mencapai sekitar 74 persen dari produksi tahun 1999 yaitu sebesar unit dan unit. Tindakan tersebut dilakukan dengan pertimbangan bahwa produk sprite yang diproduksi menyerap lebih banyak biaya dibandingkan dengan fanta orange maupun fanta strawberry. Hal itu tercermin dari besarnya biaya bahan baku gula dan CO2 untuk tiap produksi sprite. Sementara biaya bahan baku gula dan CO2 untuk fanta relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan sprite. 3. Dari dua gambaran di atas, dapat terlihat usaha manajemen PT. Coca Cola Surabaya dalam menekan biaya operasional semaksimal mungkin tanpa mengindahkan tujuan perusahaan untuk meraih laba. Dan tentunya strategi dalam perubahan komposisi produksi tersebut telah disesuaikan dengan target pasar (trend) yang ada, dan bukan hanya strategi yang tanpa perhitungan. Sehingga nantinya dengan penerapan strategi tersebut perusahaan mampu meraih keuntungan yang optimal. 51

25 F. Implementasi Penyimpangan biaya produksi yang sesungguhnya terjadi dari biaya produk standar perlu diinvestigasi lebih lanjut untuk menentukan biaya apa yang menyimpang, apa penyebabnya, serta siapa yang bertanggung jawab terhadap penyimpangan tersebut. Penyimpangan biaya tersebut disebabkan oleh faktor-faktor eksternal dan internal. Bila penyimpangan tersebut diakibatkan faktor internal yang dapat dikendalikan oleh manager tertentu, maka penyimpangan tersebut dapat segera dibenahi untuk menciptakan pengendalian biaya standar yang baik. Dari hasil perhitungan analisa varians yang penulis lakukan, terlihat adanya selisih yang tidak menguntungkan pada elemen-elemen biaya produksi. Dari ketiga elemen biaya produksi yang ada, hendaknya manajemen lebih cermat dan lebih teliti dalam menentukan standar biaya untuk produksi dengan tujuan untuk menghindari besarnya perbedaan selisih standar dan aktualisasi biaya produksi. 52

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Coca-cola Bottling Indonesia Unit Medan merupakan pengembangan dari penemuan Dr. John Styth Pemberton secara industri. John Styth Pemberton,

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

LAMPIRAN 1 PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB LAMPIRAN 1 PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB 1. General Manager Menentukan dan merumuskan kegiatan utama dalam perusahaan untuk pencapaian tujuan umum perusahaan. Mengkoordinir dan mengawasi tugas-tugas

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT Coca Cola Amatil Indonesia Pada Tanggal 12 Oktober 1993, sebuah perusahaan publik Australia yang merupakan perusahaan terbesar di dunia untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Botol botol yang digunakan oleh PT. Bangun Wenang Beverage

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Botol botol yang digunakan oleh PT. Bangun Wenang Beverage BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Persiapan Bahan Pengemas Botol botol yang digunakan oleh PT. Bangun Wenang Beverage Company merupakan Returnable Glass Bottle (RGB). Botol yang digunakan adalah botol baru

Lebih terperinci

BAB III PROSES PRODUKSI

BAB III PROSES PRODUKSI BAB III PROSES PRODUKSI Dalam melaksanakan suatu aktivitas produksi pada perusahaan, tentunys tidak terlepas dari bahan-bahan yang digunakan dan jenis produk yang akan dibuat. Oleh sebab itu PT. Ananda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adanya era globalisasi menyebabkan peningkatan persaingan di berbagai bidang salah satunya dalam bidang industri air minum dalam kemasan, dimana industri

Lebih terperinci

BAB t PENDAHULUAN. Krisis ekonomi telah membuat ekonomi Indonesia mengalami kemunduran

BAB t PENDAHULUAN. Krisis ekonomi telah membuat ekonomi Indonesia mengalami kemunduran BAB I PENDAHULUAN BAB t PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Krisis ekonomi telah membuat ekonomi Indonesia mengalami kemunduran dan bahkan beberapa sektor industri mengalami dampak serius seperti

Lebih terperinci

Lampiran 1. Mesin dan Peralatan. - Mesin. - Bagian Water Treatment. a. Sand Filter. Diameter Tangki : 81 cm

Lampiran 1. Mesin dan Peralatan. - Mesin. - Bagian Water Treatment. a. Sand Filter. Diameter Tangki : 81 cm Lampiran 1 Mesin dan Peralatan - Mesin - Bagian Water Treatment a. Sand Filter Tinggi Tangki : 180 cm Diameter Tangki : 81 cm Isi Media : Pasir kuarsa : Untuk menyaring material berat dari air sumur :

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 75 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan maka penulis dapat menarik simpulan bahwa penerapan biaya standar dalam pengendalian biaya produksi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 22 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah Umum Perusahaan Coca Cola masuk ke Indonesia pada tahun 1927 dan pertama kali dibuat di Jakarta pada tahun 1932 dengan produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya zaman, perusahaan semakin dituntut untuk melakukan berbagai macam perubahan. Dalam persaingan global seperti saat ini, persaingan terjadi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Profil Perusahaan Gambar 4.1 Logo CCBI Nama Perusahaan : PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java Alamat Perusahaan : Jl. Raya Soekarno-Hatta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan pada umumnya adalah mencari keuntungan,

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan pada umumnya adalah mencari keuntungan, BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Tujuan suatu perusahaan pada umumnya adalah mencari keuntungan, untuk itu perusahaan dapat merencanakan dan menetapkan berapa besarnya biayabiaya yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis eceran (ritel) di Indonesia terus berkembang dengan pesat di

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis eceran (ritel) di Indonesia terus berkembang dengan pesat di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bisnis eceran (ritel) di Indonesia terus berkembang dengan pesat di berbagai daerah. Bisnis eceran tidak lagi hanya dikelola secara tradisional tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia banyak memerlukan berbagai macam bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan hidupnya tersebut manusia melakukan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERPIPAAN PADA PROSES PRODUKSI CARBONATED SOFT DRINK

PERANCANGAN PERPIPAAN PADA PROSES PRODUKSI CARBONATED SOFT DRINK TUGAS 1 MATA KULIAH PERANCANGAN PABRIK PERANCANGAN PERPIPAAN PADA PROSES PRODUKSI CARBONATED SOFT DRINK 1. Feriska Yuanita (105100200111012) 2. Alifian Juantono Sahwal (105100213111003) 3. Nadia Sabila

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT Sinar Sosro merupakan suatu perusahaan yang memproduksi minuman dalam kemasan botol. Adapun produk yang dihasilkan berupa teh botol sosro, fruit tea dan prim-a. Pada

Lebih terperinci

BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN. 3.1 Proses produksi Proses produksi yang dijalankan dalam membuat minuman botol Badak ini dapat dilihat dalam Gambar 3.1.

BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN. 3.1 Proses produksi Proses produksi yang dijalankan dalam membuat minuman botol Badak ini dapat dilihat dalam Gambar 3.1. BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Proses produksi Proses produksi yang dijalankan dalam membuat minuman botol Badak ini dapat dilihat dalam Gambar 3.1. FRYING SUGAR SARINGAN GULA MASUK BOTOL MIXER WASHER

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI PENGENDALI BIAYA PRODUKSI PADA PERUSAHAAN ROTI SHANIA

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI PENGENDALI BIAYA PRODUKSI PADA PERUSAHAAN ROTI SHANIA ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI PENGENDALI BIAYA PRODUKSI PADA PERUSAHAAN ROTI SHANIA Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan baik itu perusahaan dagang maupun jasa selalu mengadakan stock persediaan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di berbagai bidang seperti ekonomi, politik, teknologi, industri, kesehatan, dan bidang lainnya

Lebih terperinci

Nama : WENY ANDRIATI NPM : Kelas : 3 EB 18

Nama : WENY ANDRIATI NPM : Kelas : 3 EB 18 ANALISIS PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI PENGENDALI BIAYA PRODUKSI PADA PERUSAHAAN ROTI BUTRI CABANG TAMBUN Nama : WENY ANDRIATI NPM : 28210479 Kelas : 3 EB 18 BAB I. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, akan dibahas mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, akan dibahas mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini, akan dibahas mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian. 3.1.Studi Lapangan Studi lapangan merupakan tahapan awal dari penelitian yang akan

Lebih terperinci

MEMPELAJARI TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI DAN PENGENDALIAN MUTU DI PT. COCA COLA AMATIL JAKARTA

MEMPELAJARI TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI DAN PENGENDALIAN MUTU DI PT. COCA COLA AMATIL JAKARTA MEMPELAJARI TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI DAN PENGENDALIAN MUTU DI PT. COCA COLA AMATIL JAKARTA Oleh : HEXA RIANDI F 29.0960 JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN DAN GIZI FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan atau diproduksi. Dalam hal ini, perlu dikembangkan pemikiran

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan atau diproduksi. Dalam hal ini, perlu dikembangkan pemikiran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini, peningkatan kemampuan untuk menghasilkan barang terlihat dari semakin banyaknya jumlah dan variasi dari barang yang diperjualbelikan dan dikonsumsi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT. COCA-COLA AMATIL INDONESIA (CCAI)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT. COCA-COLA AMATIL INDONESIA (CCAI) BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT. COCA-COLA AMATIL INDONESIA (CCAI) 2.1 Asal Mula Berdirinya Coca-Cola Company Melihat kilas balik sejarah Coca-Cola yang teramat panjang tentu akan memakan waktu yang

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN

BAB III OBJEK PENELITIAN BAB III OBJEK PENELITIAN 3.1 Sejarah Perusahaan Coca-Cola Coca-Cola merupakan produk minuman ringan yang dikenal dengan soft drink. Pertumbuhan Coca-Cola sebagai minuman ringan telah menjadikannya sebagai

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN PROSES PENGOLAHAN MINUMAN KARBONASI DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA CENTRAL JAVA

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN PROSES PENGOLAHAN MINUMAN KARBONASI DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA CENTRAL JAVA LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN PROSES PENGOLAHAN MINUMAN KARBONASI DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA CENTRAL JAVA OLEH : FENNY KUMALASARI 6103007003 ANASTASIA KRISTIEN NATALIA N. 6103007014

Lebih terperinci

ANALISA BESARAN NILAI EFISIENSI POMPA (P3) PADA MESIN MIXER DI LINE 2 PT. CCAI

ANALISA BESARAN NILAI EFISIENSI POMPA (P3) PADA MESIN MIXER DI LINE 2 PT. CCAI ANALISA BESARAN NILAI EFISIENSI POMPA (P3) PADA MESIN MIXER DI LINE 2 PT. CCAI Nama : Rama Pradana NPM : 25411817 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. RR. Sri Poernomo

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Air merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan untuk kebutuhan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum, masak, mandi, mencuci,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Air suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan untuk kebutuhan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum, masak, mandi, mencuci, pertanian,

Lebih terperinci

ANALISIS SELISIH BIAYA PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TIGA SELISIH PADA PABRIK KACANG SANGRAI JAYA RAYA

ANALISIS SELISIH BIAYA PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TIGA SELISIH PADA PABRIK KACANG SANGRAI JAYA RAYA ANALISIS SELISIH BIAYA PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TIGA SELISIH PADA PABRIK KACANG SANGRAI JAYA RAYA NAMA : SITI RAHAYU W NPM : 27212082 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI LATAR BELAKANG Mencari

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : standard cost, kos produksi, analisis selisih (variance). UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ABSTRAK. Kata kunci : standard cost, kos produksi, analisis selisih (variance). UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ABSTRAK Kelangsungan hidup suatu perusahaan sangat ditentukan oleh tingkat laba yang diperolehnya. Agar dapat memperoleh laba yang maksimal, perusahaan harus mengefisiensikan kos produksi dengan cara mengendalikan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN MUTU TERHADAP BAHAN BAKU PRODUK MINUMAN KARBONASI PADA LINE 8 PT COCA-COLA AMATIL INDONESIA CENTRAL JAVA

PENGENDALIAN MUTU TERHADAP BAHAN BAKU PRODUK MINUMAN KARBONASI PADA LINE 8 PT COCA-COLA AMATIL INDONESIA CENTRAL JAVA PENGENDALIAN MUTU TERHADAP BAHAN BAKU PRODUK MINUMAN KARBONASI PADA LINE 8 PT COCA-COLA AMATIL INDONESIA CENTRAL JAVA LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mempunyai suatu pedoman, dimana penetapan standar ini memberikan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mempunyai suatu pedoman, dimana penetapan standar ini memberikan BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penetapan Biaya Produksi Standar Biaya standar merupakan biaya yang dianggarkan terlebih dahulu sebelum perusahaan memulai produksi. Biaya Standar yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mengambil tindakan yang tepat agar dapat. mempertahankan eksistensinya sesuai dengan konsep going concern.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mengambil tindakan yang tepat agar dapat. mempertahankan eksistensinya sesuai dengan konsep going concern. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia bisnis yang makin ketat, mengharuskan perusahaan untuk mengambil tindakan yang tepat agar dapat mempertahankan eksistensinya sesuai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam proses produksi selama satu periode (Soemarso, 1999:295). bahan baku menjadi produk selesai.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam proses produksi selama satu periode (Soemarso, 1999:295). bahan baku menjadi produk selesai. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori. 2.1.1. Biaya Produksi. Biaya produksi (production cost) adalah biaya yang dibebankan dalam proses produksi selama satu periode (Soemarso, 1999:295). Menurut

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar spesifikasi mesin produksi di PT. Sinar Sosro Bagian Water Treatment a. Sand Filter Tinggi Tangki : 180 cm Diameter Tangki : 81 cm Kapsitas Tangki : 3000 liter Isi Media Cara

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. seorang apoteker dari Atlanta Georgia, Amerika Serikat, yang bernama Dr.John

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. seorang apoteker dari Atlanta Georgia, Amerika Serikat, yang bernama Dr.John BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Sejarah PT Coca-cola Amatil Indonesia PT.Coca-cola Amatil berdiri pada berdiri pada tahun 1886 ditemukan oleh seorang apoteker dari Atlanta Georgia, Amerika Serikat, yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Sinar Sosro adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri minuman ringan di Indonesia. Produk yang pertama kali dikeluarkan PT Sinar Sosro

Lebih terperinci

PENGUKURAN ALLOWANCE REAL TERHADAP OPERATOR PENGEPAKAN PRODUK FRESTEA SEBAGAI BASIS PENENTUAN WAKTU STANDAR DI PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA MEDAN

PENGUKURAN ALLOWANCE REAL TERHADAP OPERATOR PENGEPAKAN PRODUK FRESTEA SEBAGAI BASIS PENENTUAN WAKTU STANDAR DI PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA MEDAN PENGUKURAN ALLOWANCE REAL TERHADAP OPERATOR PENGEPAKAN PRODUK FRESTEA SEBAGAI BASIS PENENTUAN WAKTU STANDAR DI PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA MEDAN TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari

Lebih terperinci

ANALISIS ANGGARAN DAN REALISASI PENJUALAN PADA PT COCA COLA AMATIL INDONESIA AREA PENJUALAN CIBITUNG. Siska Ferdiyanti Silvia Avira, SE, MM.

ANALISIS ANGGARAN DAN REALISASI PENJUALAN PADA PT COCA COLA AMATIL INDONESIA AREA PENJUALAN CIBITUNG. Siska Ferdiyanti Silvia Avira, SE, MM. ANALISIS ANGGARAN DAN PADA PT COCA COLA AMATIL INDONESIA AREA CIBITUNG Siska Ferdiyanti 26211788 Silvia Avira, SE, MM. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Perkembangan perusahaan dalam penjualan produksi Salah

Lebih terperinci

ACTIVITY BASED COSTING

ACTIVITY BASED COSTING Modul ke: Akuntansi Biaya ACTIVITY BASED COSTING Fakultas FEB Diah Iskandar SE., M.Si dan Lawe Anasta, SE.,M.S.,Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Manufacturing Costs Direct Direct Materials

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Didalam dunia usaha terutama suatu perusahaan akan dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Didalam dunia usaha terutama suatu perusahaan akan dihadapkan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Didalam dunia usaha terutama suatu perusahaan akan dihadapkan pada suatu masalah bagaimana perusahaan tersebut dapat terus beroperasi dan berhasil didalam persaingan

Lebih terperinci

ABSTRAK. vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. vii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perusahaan harus dapat menghadapi dan memenangkan persaingan, karena itu tugas perusahaan bukan sekedar memproduksi dan memasarkan produknya, namun mempertimbangkan besar kecilnya biaya yang akan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Definisi Minuman Ringan

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Definisi Minuman Ringan 27 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Definisi Minuman Ringan Minuman ringan termasuk dakam kategori pangan. Adapun pengertian pangan menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 28 tahun 2004 pangan adalah segala sesuatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Analisis Varians Analisis varians adalah suatu proses sistematis untuk mengidentifikasi, melapor, dan menjelaskan varians atau penyimpangan hasil yang sesungguhnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bahan baku produk ataupun air konsumsi. Tujuan utama dari pengolahan air ini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bahan baku produk ataupun air konsumsi. Tujuan utama dari pengolahan air ini BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyiapan Bahan Baku (Air) Pengolahan Air (Water Treatment) adalah Suatu proses pengolahan air dari sumur untuk di proses sedemikian rupa sehingga dapat di gunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melaksanakan Bab I. Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melaksanakan pembangunan di berbagai bidang. Perkembangan dunia usaha yang bertambah

Lebih terperinci

BAB VII LAMPIRAN. Perhitungan Neraca Massa pada Proses Pengolahan Sari Buah Jambu Biji Merah:

BAB VII LAMPIRAN. Perhitungan Neraca Massa pada Proses Pengolahan Sari Buah Jambu Biji Merah: BAB VII LAMPIRAN Perhitungan Neraca Massa pada Proses Pengolahan Sari Buah Jambu Biji Merah: Ukuran buah jambu biji merah: - Diameter = + 10 cm - 1kg = 7-8 buah jambu biji merah (berdasarkan hasil pengukuran)

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1 BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Berdirinya Perusahaan PT. Sinar Sosro adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang minuman teh dalam kemasan. Perusahaan ini terletak di Jalan Raya Bekasi

Lebih terperinci

HARGA POKOK STANDAR Karakteristik Harga Pokok Standar : Proses penentuan harga pokok standar

HARGA POKOK STANDAR Karakteristik Harga Pokok Standar : Proses penentuan harga pokok standar HARGA POKOK STANDAR Adalah harga pokok yang ditentukan dimuka sebelum proses produksi berjalan dan merupakan harga pokok yang seharusnya untuk membuat suatu produk tertentu berdasarkan kondisi-kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di bidang usaha saat ini semakin kompetitif sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di bidang usaha saat ini semakin kompetitif sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan di bidang usaha saat ini semakin kompetitif sehingga setiap perusahaan harus memiliki kinerja yang baik agar tetap eksis di bidangnya. Menurut Mangkunegara

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Keluarga Sosrodjojo memulai usaha dengan menjual teh wangi pada tahun 1940 di Slawi, Jawa Tengah. Pada tahun 1965 keluarga Sosrodjojo melakukan ekspansi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Keberhasilan suatu perusahaan dapat diukur oleh kemampuan untuk memperoleh laba. Untuk mendapatkan laba yang optimal, perusahaan harus mengefisienkan biaya produksi yaitu dengan cara mengendalikan

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI 2015

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI 2015 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 31/7/Th. IV, 1 Juli 216 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI 215 PRODUKSI PADI TAHUN 215 NAIK 28,8 PERSEN A. PADI Produksi padi tahun 215 sebanyak 2,33 juta ton gabah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i. KATA PENGANTAR...ii. DAFTAR ISI.. iv. DAFTAR TABEL...viii. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah.

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i. KATA PENGANTAR...ii. DAFTAR ISI.. iv. DAFTAR TABEL...viii. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah. ABSTRAK Kegiatan penjualan merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam perusahaan. Ketatnya persaingan dalam era globalisasi menuntut perusahaan untuk kerja keras dalam mengelola perusahaan,

Lebih terperinci

: Jl. Cihampelas GG. Cimaung RT 07 RW 07 Kelurahan Tamansari

: Jl. Cihampelas GG. Cimaung RT 07 RW 07 Kelurahan Tamansari Bandung, 14 Maret 2018 Kepada Yth. Pimpinan PT. Biofarma (Persero) Di tempat Dengan hormat, Saya yang bertandatangan dibawah ini: Nama Alamat : Harry Rizkianto : Jl. Cihampelas GG. Cimaung RT 07 RW 07

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan kapasitas produksi dan ketersediaan bahan.

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan kapasitas produksi dan ketersediaan bahan. V-21 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Perkembangan industri manufaktur di Indonesia semakin pesat, masing-masing perusahaan dituntut untuk memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan perusahaan pesaing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan globalisasi perekonomian pada umumnya menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan globalisasi perekonomian pada umumnya menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan globalisasi perekonomian pada umumnya menyebabkan persaingan yang ketat dalam berbagai sektor perekonomian, antara lain bidang industri. Bidang

Lebih terperinci

SURVEI PENJUALAN ECERAN

SURVEI PENJUALAN ECERAN SURVEI PENJUALAN ECERAN Mei Indeks riil penjualan eceran mengalami penurunan Harga-harga umum dan tingkat suku bunga kredit diperkirakan masih akan tetap meningkat Perkembangan Penjualan Eceran Indeks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini minuman isotonik sedang berkembang pesat di Indonesia pada

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini minuman isotonik sedang berkembang pesat di Indonesia pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini minuman isotonik sedang berkembang pesat di Indonesia pada khususnya dan di seluruh dunia pada umumnya. Minuman isotonik adalah minuman yang dilengkapi vitamin

Lebih terperinci

PENINGKATAN PENGENDALIAN KUALITAS MELALUI METODE LEAN SIX SIGMA

PENINGKATAN PENGENDALIAN KUALITAS MELALUI METODE LEAN SIX SIGMA PENINGKATAN PENGENDALIAN KUALITAS MELALUI METODE LEAN SIX SIGMA Purnawan Adi Wicaksono *), Diana Puspita Sari, Naniek Utami Handayani, Heru Prastawa, Anugra Dewa Ramadhan Departemen Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dewasa ini memicu setiap organisasi bisnis untuk beroperasi

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dewasa ini memicu setiap organisasi bisnis untuk beroperasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen perusahaan yang baik merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif. Kemajuan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI) merupakan salah satu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. PT. Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI) merupakan salah satu perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI) merupakan salah satu perusahaan dibawah lisensi The Coca-Cola Company yang memproduksi minuman ringan berkarbonasi maupun minuman

Lebih terperinci

Nisaa Aqmarina EB10

Nisaa Aqmarina EB10 ANALISIS AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS PADA PERUSAHAAN ROTI LESTARI BOGOR Nisaa Aqmarina 25211190 3EB10 Latar Belakang Masalah Usaha Perencanaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dianggap sebagai perusahaan yang berkembang maju. Suatu perusahaan agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan juga mampu

BAB I PENDAHULUAN. dapat dianggap sebagai perusahaan yang berkembang maju. Suatu perusahaan agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan juga mampu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan tersebut untuk beradaptasi dengan kebutuhan konsumen akan produk yang dihasilkan dan juga kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi khususnya dunia usaha saat. ini meningkat sangat cepat yang diimbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi khususnya dunia usaha saat. ini meningkat sangat cepat yang diimbangi dengan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi khususnya dunia usaha saat ini meningkat sangat cepat yang diimbangi dengan canggihnya teknologi. Hal ini menyebabkan tingginya tingkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karakteristik Anggaran 1. Anggaran Definisi anggaran ada bermacam-macam tetapi mempunyai karakterisrik yang hampir mirip, berikut salah satu definisi anggaran dari berbagai macam

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Perusahaan minuman Sosro pada awalnya merupakan perusahaan keluarga yang didirikan oleh Bapak Sosrodjojo (alm) pada tahun 1940. Merek Sosro yang

Lebih terperinci

MEMPELAJARI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PEMBUATAN PRODUK FRESTEA RGB DI PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA, CIBITUNG-BEKASI

MEMPELAJARI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PEMBUATAN PRODUK FRESTEA RGB DI PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA, CIBITUNG-BEKASI MEMPELAJARI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PEMBUATAN PRODUK FRESTEA RGB DI PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA, CIBITUNG-BEKASI Nama : Dede Agus Maulana NPM : 31412769 Jurusan : Teknik Industri

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. Nama Mata Kuliah : Akuntansi Biaya Kode Mata Kuliah : AKU506 Jumlah SKS : 3

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. Nama Mata Kuliah : Akuntansi Biaya Kode Mata Kuliah : AKU506 Jumlah SKS : 3 : 1 (satu) KONSEP DASAR AKUNTANSI BIAYA Mahasiswa dapat menjelaskan kembali: 1. Pengertian akuntansi biaya 2. kedudukan akuntansi biaya dalam disiplin ilmu akuntansi 3. biaya dalam laporan keuangan berbagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Biaya Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga perolehan yang identik dengan cost dalam literatur akuntansi berbahasa Inggris. Harga perolehan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Masuknya globalisasi ke Indonesia, ditandai dengan meningkatnya persaingan yang ketat. Dalam dunia usaha, proses produksi merupakan salah satu kegiatan yang mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. manajemen di dalam mengambil keputusan. Manajemen memerlukan informasi yang

BAB IV PEMBAHASAN. manajemen di dalam mengambil keputusan. Manajemen memerlukan informasi yang BAB IV PEMBAHASAN Kelancaran atau keberhasilan suatu perusahaan tergantung pada kemampuan manajemen di dalam mengambil keputusan. Manajemen memerlukan informasi yang dapat dipercaya sebagai dasar untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat dirasakan sekali pengaruhnya disegala bidang, salah satunya terjadi pada bidang ekonomi. Dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, Industri konveksi adalah salah satu jenis industri yang cukup populer di Indonesia. Industri konveksi menjadi sangat populer karena produk yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Sebagaimana diketahui bahwa tujuan perusahaan dalam suatu kondisi perekonomian

Lebih terperinci

Analisis Selisih Biaya Produksi sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada Usaha Rumahan Kerupuk Barokah

Analisis Selisih Biaya Produksi sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada Usaha Rumahan Kerupuk Barokah Analisis Selisih Biaya Produksi sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada Usaha Rumahan Kerupuk Barokah Penulis : Eka Safitri NPM : 22211357 Pembimbing : Ani Hidayati, SE. MMSI. PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan

Lebih terperinci

ANALISIS SELISIH HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA SARI RASA BAKERY

ANALISIS SELISIH HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA SARI RASA BAKERY ANALISIS SELISIH HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA SARI RASA BAKERY NAMA : AJENG DWI UTAMININGSIH NPM : 20212511 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI LATAR BELAKANG Mencari

Lebih terperinci

PENGETAHUAN PROSES PADA UNIT SINTESIS UREA

PENGETAHUAN PROSES PADA UNIT SINTESIS UREA BAB V PENGETAHUAN PROSES PADA UNIT SINTESIS UREA V.I Pendahuluan Pengetahuan proses dibutuhkan untuk memahami perilaku proses agar segala permasalahan proses yang terjadi dapat ditangani dan diselesaikan

Lebih terperinci

ANALISIS SELISIH BIAYA STANDAR DENGAN BIAYA SESUNGGUHNYA UNTUK PENGENDALIAN BIAYA PADA HOME INDUSTRI DI S COOKIE SELAMA BULAN JANUARI 2015

ANALISIS SELISIH BIAYA STANDAR DENGAN BIAYA SESUNGGUHNYA UNTUK PENGENDALIAN BIAYA PADA HOME INDUSTRI DI S COOKIE SELAMA BULAN JANUARI 2015 ANALISIS SELISIH BIAYA STANDAR DENGAN BIAYA SESUNGGUHNYA UNTUK PENGENDALIAN BIAYA PADA HOME INDUSTRI DI S COOKIE SELAMA BULAN JANUARI 2015 Disusun oleh : Nama : Rizky Aulia NPM : 26212597 Jurusan : Akuntansi

Lebih terperinci

SANITASI AREA PRODUKSI HOT FILLING DAN COLD FILLING LINE 8 DI PT COCA-COLA AMATIL INDONESIA CENTRAL JAVA

SANITASI AREA PRODUKSI HOT FILLING DAN COLD FILLING LINE 8 DI PT COCA-COLA AMATIL INDONESIA CENTRAL JAVA SANITASI AREA PRODUKSI HOT FILLING DAN COLD FILLING LINE 8 DI PT COCA-COLA AMATIL INDONESIA CENTRAL JAVA LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. lima kategori produk cacat, yaitu Filling Height, No Crown, Breakage Full, Out of Spec,

BAB V PEMBAHASAN. lima kategori produk cacat, yaitu Filling Height, No Crown, Breakage Full, Out of Spec, BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define Aktivitas proses produksi di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Semarang Plant Central java ini dianalisis menggunakan diagram SIPOC (Supplier-Input-Proccess-Output- Customer).

Lebih terperinci

KIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd

KIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd KIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd KIMIA TERAPAN Penggunaan ilmu kimia dalam kehidupan sehari-hari sangat luas CAKUPAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

SISTEM HARGA POKOK STANDAR

SISTEM HARGA POKOK STANDAR SISTEM HARGA POKOK STANDAR I. BIAYA STANDAR UNTUK BAHAN BAKU DAN TENAGA KERJA LANGSUNG Biaya Standar untuk Bahan Baku dan Tenaga Kerja Langsung mencakup beberapa hal seperti dibawah ini : a. BIAYA STANDAR

Lebih terperinci

Analisis Selisih Biaya Standar Dengan Biaya Sesungguhnya Untuk Pengendalian Biaya Pada Ranti Toko Roti dan Kue Selama Bulan Februari 2016

Analisis Selisih Biaya Standar Dengan Biaya Sesungguhnya Untuk Pengendalian Biaya Pada Ranti Toko Roti dan Kue Selama Bulan Februari 2016 Analisis Selisih Biaya Standar Dengan Biaya Sesungguhnya Untuk Pengendalian Biaya Pada Ranti Toko Roti dan Kue Selama Bulan Februari 2016 Nama : HANA RIZKI APRILIANI NPM : 23213866 Jurusan : S-1 Akuntansi

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. Mei 1886 oleh John Styth Pemberton, seorang ahli farmasi dari Atlanta,

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. Mei 1886 oleh John Styth Pemberton, seorang ahli farmasi dari Atlanta, BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1. Sejarah Coca-Cola Rasa Menyegarkan Coca Cola pertama kali diperkenalkan pada tanggal 8 Mei 1886 oleh John Styth Pemberton, seorang ahli farmasi dari Atlanta, Georgia, Amerika

Lebih terperinci

SURVEI PENJUALAN ECERAN

SURVEI PENJUALAN ECERAN SURVEI PENJUALAN ECERAN Januari Indeks riil penjualan eceran pada Januari dan ruari mengalami penurunan Harga dan suku bunga kredit diperkirakan relatif stabil Perkembangan Penjualan Eceran Indeks riil

Lebih terperinci

Lampiran 1. Blanko Laporan Hasil Pengujian Laboratorium LEMBAGA FARMASI DIREKTORAT KESEHATAN ANGKATAN DARAT INSTALASI PENGAWASAN MUTU

Lampiran 1. Blanko Laporan Hasil Pengujian Laboratorium LEMBAGA FARMASI DIREKTORAT KESEHATAN ANGKATAN DARAT INSTALASI PENGAWASAN MUTU Lampiran 1. Blanko Laporan Hasil Pengujian Laboratorium LEMBAGA FARMASI DIREKTORAT KESEHATAN ANGKATAN DARAT INSTALASI PENGAWASAN MUTU LAPORAN HASIL PENGUJIAN NOMOR : / /201 1. NAMA CONTOH 2. NAMA PABRIK

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT Coca Cola Amatil Indonesia Pada Tanggal 12 Oktober 1993, sebuah perusahaan publik Australia yang merupakan perusahaan terbesar di dunia untuk

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PALLETIZING MACHINE PRESSAN SUPER 1 NT PADA LINE 8 PROSES PEMBUATAN MINUMAN BOTOL DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA CENTRAL JAVA

PENGGUNAAN PALLETIZING MACHINE PRESSAN SUPER 1 NT PADA LINE 8 PROSES PEMBUATAN MINUMAN BOTOL DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA CENTRAL JAVA PENGGUNAAN PALLETIZING MACHINE PRESSAN SUPER 1 NT PADA LINE 8 PROSES PEMBUATAN MINUMAN BOTOL DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA CENTRAL JAVA Oleh : Ahmad Ramali D (L2F 007 007) Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

SURVEY PENJUALAN ECERAN

SURVEY PENJUALAN ECERAN SURVEY PENJUALAN ECERAN September Indeks riil penjualan eceran pada September mengalami penurunan Harga-harga umum diperkirakan meningkat dan tingkat suku bunga kredit diperkirakan relatif stabil Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN PT Federal Motor merupakan salah satu anak perusahaan PT Astra International yang bergerak di bidang perakitan sepeda motor Honda. Pada 1990 PT Federal

Lebih terperinci

LIKA WIDAYANTI B

LIKA WIDAYANTI B 1 ANALISIS PENGARUH EKUITAS MEREK AIR MINUM BERKARBONASI MEREK FANTA, COCA-COLA DAN SPRITE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Survei Pada Mahasiwa Fakultas Ekonomi UMS Surakarta) SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

SURVEI PENJUALAN ECERAN

SURVEI PENJUALAN ECERAN SURVEI PENJUALAN ECERAN Juni Indeks riil penjualan eceran mengalami peningkatan Harga-harga umum dan tingkat suku bunga kredit diperkirakan masih akan tetap meningkat Perkembangan Penjualan Eceran Indeks

Lebih terperinci

EVALUASI KONDlSl PERSEDIAAN BOTOL Dl GUDAN6 DAN KAPASITAS ANGKUTAN Dl PT. DJAJA BEVERAGES BOTTLING COMPANY, JAKARTA

EVALUASI KONDlSl PERSEDIAAN BOTOL Dl GUDAN6 DAN KAPASITAS ANGKUTAN Dl PT. DJAJA BEVERAGES BOTTLING COMPANY, JAKARTA EVALUASI KONDlSl PERSEDIAAN BOTOL Dl GUDAN6 DAN KAPASITAS ANGKUTAN Dl PT. DJAJA BEVERAGES BOTTLING COMPANY, JAKARTA Oleh SUSI RUSDI F 24. 0514 1994 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

EVALUASI KONDlSl PERSEDIAAN BOTOL Dl GUDAN6 DAN KAPASITAS ANGKUTAN Dl PT. DJAJA BEVERAGES BOTTLING COMPANY, JAKARTA

EVALUASI KONDlSl PERSEDIAAN BOTOL Dl GUDAN6 DAN KAPASITAS ANGKUTAN Dl PT. DJAJA BEVERAGES BOTTLING COMPANY, JAKARTA EVALUASI KONDlSl PERSEDIAAN BOTOL Dl GUDAN6 DAN KAPASITAS ANGKUTAN Dl PT. DJAJA BEVERAGES BOTTLING COMPANY, JAKARTA Oleh SUSI RUSDI F 24. 0514 1994 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG PENGAWASAN MUTU MINUMAN BERKARBONASI KEMASAN PET DI PROSES PRODUKSI LINE 6 PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA CENTRAL JAVA LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan musim yang melanda negri ini, yaitu kemarau dan penghujan. Namun

BAB I PENDAHULUAN. perubahan musim yang melanda negri ini, yaitu kemarau dan penghujan. Namun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang berikilim tropis sehingga terdapat dua perubahan musim yang melanda negri ini, yaitu kemarau dan penghujan. Namun belakangan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan diperlukan keputusan yang tepat dan akurat terhadap konsep biaya yang ada. Ada beberapa

Lebih terperinci