BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam menyelesaikan kajian risiko pada Proyek Pembangunan Transmisi Saluran udara tegangan Tinggi (SUTT) 150 kv Malingping Bayah ini terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan, seperti pada Gambar 3.1. Pada gambar tersebut terlihat langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan identifikasi masalah mengenai kajian risiko pada proyek transmisi. Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah pengumpulan datadata pendukung. Tahapan selanjutnya dalam mengkaji risiko-risiko ini adalah terlebih dahulu menetapkan konteks kegiatan. Menetapkan konteks kegiatan terdiri dari menganalisis faktor eksternal dan internal, sasaran strategis, sasaran finansial (jika ada) dan analisis stakeholder. Selanjutnya adalah mengidentifikasi risko dengan mengidentifikasi penyebab, dampak serta pemilik risiko. Setelah mengidentifikasi risiko, tahapan selanjutnya adalah analisis risiko yang terdiri dari penentuan kriteria kemungkinan, dampak dan level risiko. Tahapan berikutnya adalah rencana penanganan risiko dan monitoring setelah kajian risiko ini selesai dianalisis. Dari hasil analisis tersebut, maka diperoleh risiko-risiko apa saja yang mungkin terjadi dan cara penanganannya. Agar proyek pembangunan transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kv Malingping Bayah ini dapat sesuai dengan anggaran biaya dan waktu yang telah ditetapkan. III-1

2 Mulai Identifikasi Masalah Tinjauan Pustaka Pengumpulan Data Primer : Hasil brainstorming atau wawancara Pengumpulan Data Sekunder : 1. Jurnal 2. Literatur Terdahulu 3. Data terkait Proyek Penetapan Konteks Kegiatan Identifikasi Risiko : Metode Kualitatif (brainstorming atau wawancara) Analisis Data : Metode Failure Modes and Effect Analysis (FMEA) dan Kuesioner Penangananan Risiko Kesimpulan Selesai Gambar 3.1. Flow Chart Pengerjaan Tugas Akhir (Sumber: Pedoman Umum Manajemen Risiko PLN Edisi Oktober 2014) III-2

3 3.1.1 Mulai Kegiatan mulai adalah kegiatan dimana penulis mendapatkan sebuah ide penelitian. Ide penelitian didapat dengan membaca literatur-literatur mengenai proyek konstruksi dan mencari informasi mengenai permasalahan-permasalah yang ada pada lingkungan pekerjaan Identifikasi Masalah Kegiatan mengidentifikasi masalah dalam penyusunan Tugas Akhir ini dilakukan setelah ditetapkan suatu topik. Berdasarkan topik yang ada maka dapat dilakukan inventarisasi masalah. Dalam mengidentifikasi masalah dilakukan dengan membaca sumber-sumber bacaan yang memungkinkan lahir masalah-masalah penelitian. Sumbersumber keilmuan yang membawa masalah-masalah tersebut dapat saling berinteraksi dalam menentukan masalah penelitian. Setelah masalah-masalah penelitian dapat diindentifikasi, selanjutnya dipilih dan ditentukan peneliti masalah-masalah yang akan diangkat dalam suatu rancangan penelitian ini Tinjauan Pustaka Dalam penelitian ini, penulis melakukan tinjauan pustaka untuk mendapatkan literaturliteratur penelitian yang serupa dengan penelitian yang akan dilakukan. Tinjauan pustaka dapat mengungkapkan sumber-sumber data (atau judul-judul pustaka yang berkaitan) yang mungkin belum kita ketahui sebelumnya. Selain itu dapat membuktikan keaslian penelitian (bahwa penelitian yang kita lakukan berbeda dengan penelitianpenelitian sebelumnya) Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan untuk menunjang dalam menyelesaikan penelitian ini. Data penunjang yang diperlukan diantaranya terdiri dari data sekunder dan data primer. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer, peneliti mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data III-3

4 primer adalah dengan melakukan diskusi. Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber seperti buku, laporan, jurnal, dan lain-lain Penetapan Konteks Tahapan awal dari kajian risiko penelitian ini yaitu melakukan penetapan konteks. Penetapan konteks terdiri dari penetapan sasaran kegiatan, penetapan ruang lingkup kegiatan dan analisis stakeholder Identifikasi Risiko Identifikasi risiko merupakan bagian dari asesmen risiko. Hal yang dilakukan dalam mengidentifikasi risiko adalah : 1. Mengidentifikasi kejadian/peristiwa yang dapat terjadi dan mempengaruhi sasaran. 2. Mengidentifikasi penyebab terjadinya peristiwa tersebut. 3. Mengidentifikasi dampak yang dapat ditimbulkan oleh peristiwa tersebut. Identifikasi risiko dilakukan dengan mengacu pada sasaran/konteks yang telah ditentukan. Metode yang dilakukan untuk mengidentifikasi risiko adalah dengan metode kualitatif seperti brainstorming atau wawancara. Format penulisan untuk mengidentifikasi risiko, seprti pada Gambar 3.2 berikut. Gambar 3.2. Format Penulisan Tahapan Identifikasi Risiko (Sumber: PT PLN (Persero), Sembilan Langkah Proses Manajemen Risiko, 2011) III-4

5 3.1.7 Analisis Data Metode yang digunakan dalam analisis data terdiri dari metode Kuantitatif dan kualitatif. Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) FMEA (Failure Mode and Effects Analysis) pada awalnya dibuat oleh Aerospace Industry pada tahun 1960-an. FMEA mulai digunakan oleh Ford pada tahun 1980-an, AIAG (Automotive Industry Action Grup) dan American Society for Quality Control (ASQC) menetapkannya sebagai standar pada tahun Saat ini FMEA merupakan salah satu core tools dalam ISO/TS 16949:2022 (Techical Spesification for Automotive Industry). FMEA adalah suatu prosedur terstruktur untuk mengidentifikasi dan mencegah sebanyak mungkin mode kegagalan (failure mode). Suatu mode kegagalan adalah apa saja yang termasuk dalam kecacatan, kondisi diluar spesifikasi yang ditetapkan, atau perubahan dalam produk yang menyebabkan terganggunya fungsi dari produk (Gasperz, 2002). (Erni Sari, 2016) Terdapat banyak variasi didalam rincian Failure Modes and Effect Analysis (FMEA), tetapi semua itu memiliki tujuan untuk mencapai : a. Mengenal dan memprediksi potensial kegagalan dari produk atau proses yang dapat terjadi. b. Memprediksi dan mengevalusi pengaruh dari kegagalan pada fungsi dalam sistem yang ada. c. Menunjukkan prioritas terhadap perbaikan suatu proses atau sub sistem melalui daftar peningkatan proses atau sub sistem yang harus diperbaiki d. Mengidentifikasi dan membangun tindakan perbaikan yang bisa diambil untuk mencegah atau mengurangi kesempatan terjadinya potensi kegagalan atau pengaruh pada sistem. e. Mendokumentasikan proses secara keseluruan. Untuk menentukan prioritas dari suatu bentuk kegagalan maka tim FMEA harus mendefinisikan terlebih dahulu tentang Severity, Occurrence, Detection, serta hasil akhirnya yang berupa Risk Priority Number. Severity adalah langkah pertama untuk III-5

6 menganalisis resiko yaitu menghitung seberapa besar dampak/intensitas kejadian mempengaruhi output proses. Occurrence adalah kemungkinan bahwa penyebab tersebut akan terjadi dan menghasilkan bentuk kegagalan selama masa penggunaan produk. Nilai Detection diasosiasikan dengan pengendalian saat ini. Detection adalah pengukuran terhadap kemampuan mengendalikan/mengontrol kegagalan yang dapat terjadi. Kriteria umum kemungkinan terjadinya risiko yang digunakan adalah kriteria berdasarkan pedoman umum manajemen risiko PT PLN (Persero). Tahapan Penentuan Kriteria Tingkat Kemungkinan dan Kriteria Dampak, seperti pada Gambar 3.3 berikut. Gambar 3.3. Tahapan Penentuan Kriteria Tingkat Kemungkinan dan Kriteria Dampak (Sumber: PT PLN (Persero), Sembilan Langkah Proses Manajemen Risiko, 2011 Tahap selanjutnya adalah melakukan analisis risiko untuk mengukur level risiko sesuai tingkat kemungkinan dan skala dampaknya dengan melakukan kuesioner kepada responden yang terlibat dalam pekerjaan. Untuk mengetahui nilai risiko,yaitu : Nilai Risiko (NR) = Probabillity x Impact Nilai Risiko (NR) FMEA = Occurance x Severity Tahap berikutnya adalah evaluasi risiko merupakan kegiatan pemetaan tingkat risiko ke dalam matriks risiko (risk matrix) yang ditetapkan perusahaan seperti pada Gambar 2.8 hal 29, guna mengetahui posisi risiko terhadap risk appetite dan untuk menilai/ menentukan apakah suatu risiko memerlukan penanganan (mitigasi) lebih lanjut beserta prioritasnya. III-6

7 3.1.8 Penanganan Risiko Menyusun rencana penanganan (mitigasi) risiko atau RMP (Risk Management Plan). Menyusun rencana mitigasinya untuk masing-masing risiko dengan level tinggi atau ekstrem, dengan tujuan menurunkan level moderat atau rendah. Pemantauan (monitoring) dan review adalah sebagai pengendalian berkelanjutan untuk memantau risiko dan efektifitas penanganannya yang dilakukan. Pemantauan dapat dilakukan secara rutin, berkala (periodik) dan sewaktu-waktu. Hasil pemantauan dapat diinformasikan kepada stakeholder (internal, eksternal, pengambil keputusan) dalam bentuk laporan bulanan atau triwulanan Kesimpulan Penarikan kesimpulan dari hasil pengolahan data-data yang ada. Kesimpulan merupakan hasil akhir dari tujuan penelitian Selesai Kegiatan akhir atau selesai dari penelitian ini adalah informasi hasil pnelitian telah didapatkan secara menyeluruh. III-7