LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TA DEPUTI BIDANG SAINS ANTARIKSA DAN ATMOSFER

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TA DEPUTI BIDANG SAINS ANTARIKSA DAN ATMOSFER"

Transkripsi

1 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TA DEPUTI BIDANG SAINS ANTARIKSA DAN ATMOSFER LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL Jl. Pemuda, Persil No. 1 Jakarta 13220, Telepon : , Fax :

2

3 Ringkasan Eksekutif Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIN) 2016 merupakan salah satu media yang digunakan sebagai sarana komunikasi atas pertanggungjawaban dan pelaporan kinerja yang telah rencanakan dan ditetapkan selama tahun berjalan. Laporan akuntabilitas kinerja 2016, Deputi Bidang Sains Antriksa dan Atmosfer ini merupakan dokumen pertangungjawaban deputi didalam melaksanakan tugas dan pelaksanaan pencapaian perjanjian kinerjanya, dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi kepada Kepala LAPAN. Pada tahun anggaran 2016, Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer telah melaksanakan bagian dari Program LAPAN, yaitu : Program Pengembangan Teknologi Penerbangan dan Antariksa dengan fokus kegiatan Pengembangan Sistem Pendukung Keputusan (DSS) Sains Antariksa dan Pengembangan Sistem Pendukung Keputusan (DSS) dinamika Atmosfer Equator Indonesia, yang secara operasional dilakukan oleh dua pusat yang ada di Kedeputian Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer, yaitu : Pusat Sains Antariksa, Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer, dan Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Agam, Sumedang, Pasuruan dan Pontianak. Dengan kegiatan-kegiatannya sebagaimana tabel 1. berikut : Tabel 1. Program dan Kegiatan di Kedeputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer No Program Kegiatan 1. Pengembangan Teknologi Penerbangan dan Antariksa 1 Pengembangan Sains Antariksa 2 Pengembangan Sains Atmosfer Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIN) Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer ini dibuat mengacu pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta Permenpan nomor 53 tahun 2014 tentang petunjuk teknis penyusunan perjanjian kinerja, Pelaporan kinerja dan reviu atas laporan kinerja. LAKIN Deputi Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN 2016 ii

4 Dengan telah dilakukannya reorganisasi LAPAN melalui PerPres no : 49 tahun 2015 tangal 29 April 2015, maka telah disusun Rencana Strategis LAPAN tahun dengan visi-misi yang disesuaikan dengan struktur organisasi baru, yaitu : Visi LAPAN MENJADI PUSAT UNGGULAN PENERBANGAN DAN ANTARIKSA UNTUK MEWUJUDKAN INDONESIA YANG MAJU DAN MANDIRI Visi ini telah di disingkat menjadi sebuah slogan untuk lebih mudah dipahami oleh seluruh komponen karyawan LAPAN, yaitu LAPAN unggul untuk Indonesia Maju - LAPAN melayani untuk Indonesia Mandiri. Misi LAPAN Untuk mewujudkan visi pembangunan tersebut, maka misi yang diemban adalah: 1. Meningkatkan kualitas litbang penerbangan dan antariksa bertaraf internasional 2. Meningkatkan kualitas produk teknologi dan informasi di bidang penerbangan dan antariksa dalam memecahkan permasalahan nasional 3. Melaksanakan dan mengatur penyelenggaraan keantariksaan untuk kepentingan nasional Tujuan dan Sasaran Strategis : Tujuan LAPAN : 1. Terwujudnya layanan prima di bidang penerbangan dan antariksa bagi masyarakat; 2. Terwujudnya sistem penyelenggaraan keantariksaan yang aman dan selamat; LAKIN Deputi Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN 2016 iii

5 Sasaran Strategis LAPAN : 1. Meningkatnya penguasaan dan kemandirian Iptek penerbangan dan antariksa. 2. Meningkatnya layanan Iptek penerbangan dan antariksa yang prima. 3. Terlaksananya penyelenggaraan keantariksaan yang sesuai standard. Sistem Nilai 1. Pembelajar Mempunyai kemauan belajar dan kemampuan beradaptasi dengan hal-hal yang baru. 2. Rasional Apapun yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum dan ilmiah. 3. Akuntabel Anggaran dan kegiatan dapat dipertanggungjawabkan mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan sampai dengan monitoring dan evaluasi. 4. Konsisten Pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan rencana jangka pendek, menengah dan panjang yang sudah ditetapkan. 5. Berorientasi kepada layanan publik Berupaya memberikan layanan prima sesuai dengan kebutuhan publik. VISI DAN MISI DEPUTI SAINS Visi : Menjadi Pusat Unggulan Sains Antariksa dan Atmosfer untuk mewujudkan Indonesia yang maju dan mandiri LAKIN Deputi Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN 2016 iiii

6 Melalui Visi tersebut, Deputi Bidang Sains antariksa dan atmosfer mampu menjadi organisasi yang menyelenggerakan kegiatan penelitan dan pengembangan sains antariksa dan atmosfer serta penyelenggaraan keantariksaan di tingkat nasional yang bertaraf internasional dengan standar hasil yang sangat tinggi serta relevan dengan kebutuhan pengguna, dalam mewujudkan Indonesia yang maju dan mandiri. Misi : 1. Meningkatkan kualitas litbang sains antariksa dan atmosfer 2. Meningkatkan kualitas produk informasi di bidang sains antariksa dan atmosfer 3. Melaksanakan dan mengatur penyelenggaraan litbang dibidang sains antariks dan atmosfer Tujuan : 1. Terwujudnya layanan prima di bidang sains antariksa dan atmosfer bagi masyarakat 2. Terwujudnya sistem penyelenggaraan litbang sains antariksa dan atmosfer yang memenuhi standard dan prosdur. Sasaran Strategis : 1. Meningkatnya penguasaan iptek dibidang sains antariksa dan atmosfer yang maju 2. Meningkatnya Layanan publik sains atmosfer dan antariksa yang prima Guna mengukur keberhasilan sasaran dan target yang telah ditetapkan di Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer, maka telah disusun indikator kinerja utama tahun anggaran 2016 sebagai target yang telah dijanjikan terhadap atasan langsungnya, yaitu Kepala LAPAN sebagaimana tabel 2 yaitu : LAKIN Deputi Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN 2016 ivi

7 Tabel 2. Penetapan Kinerja 2016 Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer Sasaran Strategis IKU / Indikator Kinerja Utama Target Meningkatnya penguasaan iptek dibidang sains atmosfer dan antariksa yang maju Meningkatnya layanan data dan informasi sains atmosfer dan antariksa yang prima 1. Jumlah model pemanfaatan IPTEK di bidang sains atmosfer dan antariksa yang operasional untuk pemantauan SDA, lingkungan serta mitigasi bencana dan perubahan iklim 2. Jumlah publikasi nasional terakreditasi di bidang sains atmosfer dan antariksa. 3. Jumlah publikasi internasional yang terindeks di bidang sains atmosfer dan antariksa. 4. Jumlah HKI yang terdaftar di Men-Kum & HAM di bidang sains atmosfer dan antariksa. 5. Jumlah pengguna yang memanfaatkan layanan IPTEK di bidang sains atmosfer dan antariksa Indeks kepuasan masyarakat atas layanan IPTEK di bidang sains atmosfer dan antariksa. 78, Hasil capaian target indikator kinerja Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer taun 2016 sebagaimana tabel 3. berikut : Tabel 3. Capaian Target Kinerja Tahun Anggaran 2016 Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer Indikator Kinerja Utama Satuan Target Capaian Capaian (%) 1. Jumlah model pemanfaatan IPTEK di bidang sains atmosfer dan antariksa yang operasional untuk pemantauan SDA, lingkungan serta mitigasi bencana dan perubahan iklim 2. Jumlah publikasi nasional terakreditasi di bidang sains atmosfer dan antariksa 3. Jumlah publikasi internasional yang terindeks di bidang sains atmosfer dan antariksa. 4. Jumlah HKI yang terdaftar di Men-Kum dan HAM di bidang sains atmosfer dan antariksa. 5. Jumlah pengguna yang memanfaatkan layanan IPTEK di bidang sains atmosfer dan antariksa. 6. Indeks kepuasan masyarakat atas layanan IPTEK di bidang sains atmosfer dan antariksa. Model / modul Publikasi Publikasi HKI Pengguna % 78,5 90, Rata - Rata Capaian Target Indikator Kinerja 122 LAKIN Deputi Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN 2016 vi

8 Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa target yang dicapai oleh Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer secara rata-rata sebesar 122 %. dari keseluruhan target indikator kinrja. Untuk capaian indikator kinerja model pemanfaatan iptek dibidang sains antariksa dan atmosfer adalah 100 % dan jumlah publikasi nasional pada jurnal nasional terakreditasi di bidang sains atmosfer dan antariksa tidak tercapai sebagaimana target yang telah ditetapkan, ayitu 71 %, karena beberapa kendala yang akan dijelaskan pada bab III. Sementara capaian target jumlah publikasi internasional pada jurnal internasional terindek diperolah sebesar 283 % atau dua kali lipat lebih dari target yang telah ditetapkan. Sementara untuk terget HKI telah diperoleh target 1 HKI, namun demikian capaian prosentasenya baru diperoleh 60 %. Tentunya keberhasilan pencapaian target yang telah ditentukan adalah atas dukungan dan usaha keras para pejabat struktural dan pejabat peneliti, perekayasa serta seluruh staff di lingkungan Deputi Bidang sains Antariksa dan Atmosfer, dengan mamanfaat seluruh sarana dan prasarana yang ada, meskipun masih banyak kendala yang dihadapi. LAKIN Deputi Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN 2016 vii

9 Daftar Isi halaman KATA PENGANTAR... i RINGKASAN EKSEKUTIF... ii DAFTAR ISI... viii DFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... x BAB.I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG TUGAS DAN FUNGSI STRUKTUR ORGANISASI ANGGARAN SUMBER DAYA MANUSIA SISTIMATIKA PENYAJIAN LAPORAN... 6 BAB.II PERENCANAAN KINRJA VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGIS TARGET UTAMA PETA STRATEGIS DEPUTI SAINS ANTARIKSA DAN ATMOSFER KAITAN SASARAN STRATEGIS DAN IKU KEBIJAKAN PERJANJIAN KINERJA BAB.III AKUNTABILITAS KINERJA PENGUKURAN DAN PENCAPAIAN SASARAN KINERA ANALISIS CAPAIAN KINERJA EVALUASI KINERJA 2016 TERHADAP AKUNTABILITAS KEUANGAN BAB.IV PENUTUP DAFTAR LAMPIRAN LAKIN Deputi Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN 2016 viii

10 Daftar Gambar Daftar No Keterangan Gambar Hal Gambar 1. Gambar 2.1. Peta Strategis BSC Level -1 Deputi Bidang Sains Antariksa 11 dan Atmosfer 2. Gambar 3.1. Satellite Disaster Early Warning System (SADEWA) Gambar 3.2. Sistem Pemantau Hujan Spasial berbasis RADAR (Radar SANTANU) yang dapat merupakan komplemen dari 19 Sistem SADEWA untuk wilayah lokal 4. Gambar 3.3. Tampilan online SRIKANDI Gambar 3.4. Tampilan Aplikasi SEMAR Gambar 3.5. Konsep SEMAR Gambar 3.6. Tampilan Display Semar Gambar 3.7. Dokumentasi Launching DSS Semar Gambar 3.8. Sistem Peluncur Gondola & Prespektif Pemutus Balon Gambar 3.9. Contoh Foto Kegiatan Layanan dan Bimbingan Teknis 35 Sains Antariksa dan Atmosfer 11. Gambar Peneliti LAPAN sedang melakukan investigasi terhadap 36 benda jatuh antariksa yang ditemukan di Sumenep 12. Gambar Kepala LAPAN Didampingi jajaran pejabat LAPAN 37 sedang menunjukkan bagian pecahan roket Falcon 9 ke pewakilan SpaceX 13. Gambar 3.12 Contoh pemantauan benda jatuh antariksa, dilakukan di Pusat Sains Antariksa 37 LAKIN Deputi Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN 2016 viiii

11 Daftar Tabel No Daftar Tabel Keterangan Tabel Hal 1. Tabel 1. Program dan Kegiatan di Kedeputi Bidang Sains Antariksa ii dan Atmosfer 2. Tebel 2. Penetapan Kinerja 2016 Deputi Bidang Sains Antariksa vi dan Atmosfer 3. Tabel 3. Capaian Target Kinerja Tahun Anggaran 2016 vi Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer 4. Tabel 1.1. Anggaran Deputi Bidang Saian Antariksa dan Atmosfer 6 TA Tabel 2.1. Program dan Kegiatan di Deputi Bidang Sains Antariksa 12 dan Atmosfer 6. Tabel 2.2. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer 7. Tabel 2.3. Perjanjian Kinerja Deputi Bidang Sains Antariksa dan 14 Atmosfer Tahun Anggaran Tabel 3.1. Capaian Terget Indikator Kinerja Tahun Anggaran Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer 9. Tabel 3.2 Target Capaian Jumlah model pemanfaatan IPTEK di 17 bidang sains Antariksa dan Atmosfer yang operasional untuk pemantauan SDA, lingkungan serta mitigasi bencana dan perubahan iklim 10. Tabel 3.3. Publikasi Ilmiah pada jurnal Nasional Terakreditasi 26 (2016) 11. Tabel 3.4. Publikasi Ilmiah pada jurnal Internasional Terindeks 29 (2016) 12. Tabel 3.5. Contoh Beberapa Pengguna yang memanfaatkan Layanan 33 Iptek di bidang Sainsa Antariksa dan Atmosfer 13. Tabel 3.6. Indek Kepuasan Masyarakat (IKM) di Lingkungan Deputi Sains Antariksa dan Atmosfer 39 LAKIN Deputi Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN 2016 ixi

12 14. Tabel 3.7. Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2015 dan 2016 Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmoser 15. Tabel 3.8. Daya serap anggaran Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer Tahun Anggaran LAKIN Deputi Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN 2016 xi

13 Bab.1 Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG Mengacu pada Peraturan Presiden nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Permenpan nomor 53 tahun 2014 tentang petunjuk teknis perjanjian kinerja, Pelaporan kinerja dan tata cara reviu atas laporan kinerja Instansi Pemerintah, lampiran I, Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja Instansi Pemerintah dan lampiran II, Petunjuk Teknis Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, serta Keputusan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional nomor 3 tahun 2015 tentang Rencana Strategis dan Keputusan Kepala nomor 151 tahun 2015 tentang Indikator Kinerja Utama Unit Organisasi Eselon I. Maka laporan akuntabilitas kinerja Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer ini disusun guna memberikan gambaran dan laporan serta pertanggungjawaban atas hasil kinerja kegiatannya selama tahun anggaran 2016, dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsiserta usahapencapaian target indikator kinerja utama yang telah direncanakan dalam dokumen rencana kinerja tahun 2016 (RKT-2016) serta telah dijanjikan dalam penetapan kinerja tahun anggaran 2016(PK-2016) Laporan akuntabilitas kinerja ini juga merupakan pertanggungjawaban dan komitmen antara Deputi kepada Kepala dalam melaksanakan amanah dalam meningkatkan integritas, akuntabilitas dan transparanasi serta kinerja aparatur TUGAS POKOK DAN FUNGSI Berdasarkan atas Peraturan Presiden nomor 49 tahun 2014, bab II, pasal 12, maka tugas pokok dan fungsi Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer adalah melaksanakan perumusan kebijakan dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang penelitian, pengembangan dan pemanfaatan serta penyelenggaraan keantariksaan di bidang sains antariksa dan atmosfer. Didalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud pasal 12, PerPres nomor 49 tahun 2015, Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer menyelenggarakan fungsi : LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA

14 a) perumusan kebijakan teknis di bidang penelitian dan pengembangan dan pemanfaatan sains antariksa dan atmosfer; b) pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan sains antariksa serta pemanfaatannya; c) pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan sains atmosfer serta pemanfaatannya; d) pemberian informasi khusus tentang cuaca antariksa dan benda jatuh antariksa serta peringatan dini, mitigasi dan penanganan bencana akibat cuaca antariksa dan benda jatuh antariksa; e) pembinaan dan pemberian bimbingan di bidang penelitian dan pengembangan sains antariksa dan atmosfer; dan f) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala. 1.3.STRUKTUR ORGANISASI Struktur organisasi LAPAN didalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya di bantu oleh 1 (satu) Sekretaris utama dan 3 (tiga) Deputi, yaitu Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer, Deputi Bidang Teknologi Penerbangan dan Antrariksa dan Deputi Bidang Penginderaan Jauh. Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer merupakan salah satu kedeputian yang mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang sains, Antariksa dan Atmosfer. Permasalahan utama (strategic issued) di Deputi Bidang Sains, Antariksa dan Atmosfer adalah menyangkut peramasalahan litbangdan pemanfaatan hasil litbangsains antariksa dan atmosfer. Dua permasalahan utama tersebut yang harus dijawab dan dilaksanakan Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer dalam menjalankan tugas pokoknya. Dalam menjalankan tugas pokok tersebut, maka Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer menyelenggarakan fungsinya, yang dalam pelaksanakannya sebagaian dilakukan oleh 2 (dua) satkernya dibawahnya, yaitu Pusat Sains Antariksa dan Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer. Selain membawahi 2 satker sebagaimana di jelaskan tersebut, Deputi Sains Antariksa dan Atmosfer juga membawahi 4 balai, yaitu Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Agam, Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Sumedang, Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Pasuruandan Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Pontianak. LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA

15 1. Pusat Sains Antariksa Berdasarkan organisasi dan tata kerja LAPAN yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Kepala LAPAN nomor 8 tahun 2015 pasal 64, maka Pusat Sains Antariksa mempunyai tugas meleaksanakan penelitian, pengembangan perekayasaan, dan pemanfaatannya serta penyelenggaraan keantariksaan di bidang sains antariksa. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 64, Pusat Sains Antariksa menyelenggarakan fungsi : a) penyusunan rencana, program, kegiatan, dan anggaran di bidang sains antariksa; b) penyiapan bahan rumusan kebijakan teknis di bidang sains antariksa; c) penelitian, pengembangan, perekayasaan, dan pemanfaatan sains antariksa; d) pengelolaan fasilitas penelitian, pengembangan, perekayasaan, dan pemanfaatan di bidang sains antariksa; e) pelaksanaan kegiatan diseminasi hasil penelitian, pengembangan, perekayasaan, dan pemanfaatan di bidang sains antariksa; f) pemberian informasi khusus dan bantuan teknis tentang sains antariksa; g) pemberian peringatan dini, mitigasi, dan penanganan bencana akibat cuaca antariksa dan benda jatuh antariksa; h) pembinaan dan pemberian bimbingan di bidang penelitian, pengembangan, perekayasaan, dan pemanfaatan sains antariksa; i) pelaksanaan kerja sama teknis di bidang sains antariksa; dan j) pelaksanaan administrasi keuangan, penatausahaan Barang Milik Negara, pengelolaan rumah tangga, sumber daya manusia aparatur, dan tata usaha pusat. Pusat Sains Antariksa terdiri atas : Bagian Admnistrasi, Bidang Program dan Fasilitas, Bidang Diseminasi dan Kelompok Jabatan Fungsional. 2. Pusat Sains dan Teknologi atmosfer. Berdasarkan organisasi dan tata kerja LAPAN yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Kepala LAPAN nomor 8 tahun 2015 pasal 73, maka Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer mempunyai tugas meleaksanakan penelitian, pengembangan perekayasaan, dan pemanfaatannya serta penyelenggaraan keantariksaan di bidang sains dan teknologi atmosfer. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 64, Pusat Sains Antariksa menyelenggarakan fungsi : LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA

16 a. penyusunan rencana, program, kegiatan, dan anggaran di bidang sains dan teknologi atmosfer; b. penyiapan bahan rumusan kebijakan teknis di bidang sains dan teknologi atmosfer; c. penelitian, pengembangan, dan perekayasaan serta pemanfaatan sains dan teknologi atmosfer; d. pengelolaan fasilitas penelitian, pengembangan, perekayasaan, dan pemanfaatan di bidang sains dan teknologi atmosfer; e. pelaksanaan kegiatan diseminasi hasil penelitian, pengembangan, perekayasaan, dan pemanfaatan di bidang sains dan teknologi atmosfer; f. pembinaan dan pemberian bimbingan di bidang penelitian, pengembangan, perekayasaan, dan pemanfaatan sains dan teknologi atmosfer; g. pelaksanaan kerja sama teknis di bidang sains dan teknologi atmosfer; dan h. pelaksanaan administrasi keuangan, penatausahaan Barang Milik Negara, pengelolaan rumah tangga, sumber daya manusia aparatur, dan tata usaha pusat Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer terdiri atas : Bagian Admnistrasi, Bidang Program dan Fasilitas, Bidang Diseminasi dan Kelompok Jabatan Fungsional. Berdasarkan atas Peraturan Kepala LAPAN nomor 15 tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengamtan Antariksa dan Atmosfer, Balai Antariksa dan Atmofser mempunyai tugas melaksanakan pengamatan, perekaman, pengolahan, dan pengelolaan data antariksa dan atmosfer, dan dalam melaksanakan tugasnya, Balai Pengamatan Anatriksa dan Atmosfer mempunyai fungsi : a. penyusunan rencana, program, kegiatan, dan anggaran, b. pelaksanaan pengamatan, perekaman, pengolahan dan pengelolaan data antariksa dan atmosfer; c. pengembangan, pengoperasian, dan pemeliharaan peralatan pengamatan antariksa dan atmosfer ; d. pelaksanaan kerja sama teknis dibidang pengamatan antariksa dan atmsoefr ; e. pemberian layanan publik penerbangan dan antariksa; f. evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan, dan g. pelaksanaan urusan keuangan, suber daya manusia aparatur, tata usaha, penatausahaan Barang Milik Negara, dan rumah tangga. LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA

17 Gambaran struktur organisasi Deputi Bidang Sains Atariksa dan Atmosfer adalah sebagai gambar 1.1. berikut : Gambar 1.1. Struktur Organisasi Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer 1.4. ANGGARAN Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer, pada tahun 2016 mengelola dana APBN sebesar Rp ,- (Delapan puluh tujuh miyar sembilan ratus delapan juta rupiah). Penganggaran secara langsung didistribuskan dan pertanggungjawabannya diberikan kepada satuan kerja yang berada dibawah Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer, yaitu: Pusat Sains Antariksa, Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer, Balai Pengamat Antariksa dan Atmosfer Agam, Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Sumedang, Balai Pengamat Antariksa dan Atmosfer Pasuruan dan Balai Pengamat Antariksa dan Atmosfer Pontianak. Rincian anggaran Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer TA. 2016, kepada setiap satuan kerjanya adalah sebagaimana tabel 1.1 LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA

18 Tabel 1.1. Anggaran Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer TA No Satuan Kerja Pagu Anggaran 1. Pussainsa ,- 2. PSTA ,- 3. Balai PAA Pasuruan ,- 4. Balai PAA Pontianak ,- 5. Balai PAA Sumedang ,- 6. Balai PAA Agam ,- Jumlah , SUMBER DAYA MANUSIA Berdasarkan organisasi dan tata kerja LAPAN yang telah ditetapkan berdasarkan keputusan Kepala LAPAN nomor 8 tahun 2015 tentang organisasi dan tata kerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, maka jumlah personil dibawah Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer sebanyak 247 orang dengan rincian : 1. Pussainsa : 83 orang 2. PSTA : 83 orang 3. Balai PAA Agam : 21 orang 4. Balai PAA Sumedang : 13 orang 5. Balai PAA Pasuruan : 27 orang 6. Balai PAA Pontianak : 20 orang 1.6. SISTIMATIKA PENYAJIAN LAPORAN Laporan Akuntabilitas kinerja (LAKIN) Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer ini digunakan untuk mengkomunikasikan pencapaian kinerja Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer selama tahun Capaian kinerja (performance results) 2015 tersebut diperbandingkan dengan Penetapan Kinerja (performance agreement) 2016 yang telah ditetapkan sebagai tolak ukur keberhasilannya. Analisis atas realisasi kinerja terhadap perencanaan kinerja ini akan memungkinkan teridentifikasinya adanya pencapaian kinerja dan sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi perbaikan kinerja di masa datang. LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA

19 Berdasarkan atas kerangka berpikir tersebut diatas maka sistematika penyajian LAKIN Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer tahun 2016 adalah sebagai berikut : Ringkasan Eksekutif, menyajikan ringkasan pencapaian kinerja Deputi Bidang SainsAntariksa dan Atmosfer tahun BAB I : Pendahuluan, Menjelaskan secara singkat organisasi, dengan aspek penekanan pada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi. BAB II : Perencanaandan Perjanjian Kinerja, menjelaskan visi, misi, tujuan, sasaran strategi serta indikator Kinerja Utama, arah kebijakan program Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer periode serta Rencana Kinerja Tahunan dan PerjanjianKinerja Deputi Bidang Sains Antaiksa dan Atmosfer yang akan dicapai pada tahun BAB III : AkuntabilitasKinerja, menjelaskan tentang pengukuran kinerja, pencapaian sasaran strategis 2016, dan pencapaian sasaran Renstra Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer untuk tahun 2016 serta akuntabilitas keuangannya. BAB IV : Penutup. Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan, guna meningkatkan keinerjanya Lampiran : Menyajikan ringkasan Renstra , Rencana KinerjaTahunan(RKT) tahun anggaran 2016, Perjanjian/Penetapan Kinerja tahun anggaran 2016, Pengukuran Kinerja tahun anggaran 2016 dan lainlain. LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA

20 Bab.2 Perencanaan Kinerja Dengan mengacu pada PerPres nomor 49 tahun 2015 tentang Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional dan perka LAPAN nomor 8 tahun 2015 tentang organisasi dan tata kerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, maka Rencana Strategis LAPAN telah mengalami pembaharuan terhadap visi-misi dansasaran strategis, dengan menyesuaikan terhadap organisasi baru, dengan Misi dan Visi LAPAN , yaitu : 2.1. VISI DAN MISI Visi LAPAN MENJADI PUSAT UNGGULAN PENERBANGAN DAN ANTARIKSA UNTUK MEWUJUDKAN INDONESIA YANG MAJU DAN MANDIRI Visi ini telah di disingkat menjadi sebuah slogan untuk mudah dipahami oleh seluruh komponen karyawan LAPAN, yaitu LAPAN unggul untuk Indonesia Maju, LAPAN melayani untuk Indonesia Mandiri. Misi LAPAN Untuk mewujudkan visi pembangunan tersebut, maka misi yang diemban adalah: 1. Meningkatkan kualitas litbang penerbangan dan antariksa bertaraf internasional 2. Meningkatkan kualitas produk teknologi dan informasi di bidang penerbangan dan antariksa dalam memecahkan permasalahan nasional 3. Melaksanakan dan mengatur penyelenggaraan keantariksaan untuk kepentingan nasional LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA

21 VISI DAN MISI DEPUTI SAINS Visi : Menjadi Pusat Unggulan Sains Antariksa dan Atmosfer Untuk meujudkan Indonesia yang maju dan mandiri Melalui Visi tersebut, Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer mampu menjadi organisasi yang menyelenggerakan kegiatan penelitan dan pengembangan sains antariksa dan atmosfer serta penyelenggaraan keantariksaan di tingkat nasional yang bertaraf internasional dengan standar hasil yang sangat tinggi serta relevan dengan kebutuhan pengguna, dalam mewujudkan Indonesia yang maju dan mandiri. Misi Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer : 1. Meningkatkan kualitas litbang sains antariksa dan atmosfer 2. Meningkatkan kualitas produk informasi dibidang sains antariksa dan atmosfer 3. Melaksanakan dan mengatur penyelenggaraan litbang dibidang sains keantariksaan dan atmosfer 2.2. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS Tujuan dan Sasaran Strategis LAPAN : Tujuan LAPAN : 1. Terwujudnya layanan prima di bidang penerbangan dan antariksa bagi masyarakat; 2. Terwujudnya sistem penyelenggaraan keantariksaan yang aman dan selamat; Sasaran Strategis LAPAN : 1. Meningkatnya penguasaan dan kemandirian Iptek penerbangan dan antariksa 2. Meningkatnya layanan iptek penerbangan dan antariksa yang prima. 3. Terlaksananya penyelenggaraan keantariksaan yang sesuai standard. LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA

22 Tujuan Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer : 1. Terwujudnya layanan prima dibidang sains antariksa dan atmosfer bagi masyarakat 2. Terwujudnya sistem penyelenggaran litbang sains antariksa dan atmosfer yang memenuhi standard dan prosedur Sasaran Strategis Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer : 1. Meningkatnya penguasaan dan kemandirian iptek dibidang sains antariksa dan atmosfer yang maju 2. Meningkatnya Layanan data dan inrormasi sains antariksa dan atmosfer yang prima. Sistem Nilai 1. Pembelajar Mempunyai kemauan belajar dan kemampuan beradaptasi dengan hal-hal yang baru. 2. Rasional Apapun yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum dan ilmiah. 3. Akuntabel Anggaran dan kegiatan dapat dipertanggungjawabkan mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan sampai dengan monitoring dan evaluasi. 4. Konsisten Pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan rencana jangka pendek, menengah dan panjang yang sudah ditetapkan. 5. Berorientasi kepada layanan publik Berupaya memberikan layanan prima sesuai dengan kebutuhan publik TARGET UTAMA : 1. Penguatan kompetensi litbang sains antariksa dan atmosfer menuju pusat unggulan 2. Penguatan sistem pendukung keputusan (DSS) sains antariksa dan atmosfer sebagai interface hasil litbang dan pengguna LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA

23 2.4. PETA STRATEGIS DEPUTI BIDANG SAINS ANTARIKSA DAN ATMOSFER Peta strategis Deputi Bidang Sains Bidang Antariksa dan Atmosfer, yang digambarkan dalam Balanced Scorcard level 1, (gambar 2.1), merupakan casecading atau turunan dari Peta Strategis BSC level 0 atau peta strategis LAPAN. Peta strategis ini menggambarkan proses-proses kerja Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer didalam mencapai target-target sasaran strategisnya, mulai dari prespektif pembelajaran, internal proses, prespektif customer dan prespektif stakeholder. Didalam pelaksanaan pencapaian sasaran strategis, peta strategis ini dijabarkan atau diturunkan menjadi peta strategis level 2 dan level-level berikutnya disetiap satuan kerja yang ada dibawah Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer guna melaksanakan program dan kegiatan yang telah ditugaskan, sebagaimana Peraturan Kepala LAPAN nomor 8 tahun 2015 tentang organisasi dan tatakerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. Gambar 2.1. Peta Strategis BSC Level -1 Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA

24 Dalam pencapaian tujuan dan sasaran startegis di Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer dilaksanakan melalui program dan kegiatan sebagaimana berikut (Tabel 2.1.) : Tabel 2.1. Program dan Kegiatan di DeputiBidang Sains Antariksa dan Atmosfer No PROGRAM KEGIATAN 1. Pengembangan Teknologi Penerbangan dan Antariksa 1. Pengembangan Sains Atmosfer 2. Pengembangan Sains Antariksa 2.5. KAITAN SASARAN STRATEGIS DAN IKU : Kaitan sasaran strategis dan Indikator Kineja Deputi Bidang Sains Anatariksa dan Atmosfer adalah sebagaimana tabel 2.2.(Keputusan Kepala Lapan nomor 115 tahun 2015, tentang indikator kinerja utama unit organisasi eselon I di Lingkungan LAPAN): Tabel 2.2. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama 2016 Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer Sasaran Strategis Meningkatnya penguasaan dan kemandirian iptek dibidang sains antariksa dan atmosfer yang maju Meningkatnya layanan data dan informasi sains antariksa dan atmosfer yang prima IKU / Indikator Kinerja Utama 1. Jumlah model pemanfaatan IPTEK di bidang sains atmosfer dan antariksa yang operasional untuk pemantauan SDA, lingkungan serta mitigasi bencana dan perubahan iklim 2. Jumlah publikasi nasional terakreditasi di bidang sains atmosfer dan antariksa. 3. Jumlah publikasi internasional yang terindeks di bidang sains atmosfer dan antariksa. 4. Jumlah HKI yangterdaftar di KemenKum dan HAM di bidang sains atmosfer dan antariksa. 5. Jumlah pengguna yang memanfaatkan layanan IPTEK di bidang sains atmosfer dan antariksa. 6. Indeks kepuasan masyarakat atas layanan IPTEK di bidang sains atmosfer dan antariksa. LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA

25 2.6. KEBIJAKAN Empat kompetensi utama LAPAN didalam program pengembangan penerbangan dan antariksa yaitu : sains antariksa dan atmosfer, penginderaan jauh, teknologi penerbangan dan antariksa serta kebijakan penerbangan dan antariksa. Khusus untuk arah kebijakan peningkatan kompetensi bidang sains antariksa dan atmosfer tahun ,diarahkan pada mitigasi bencana dan perubahan iklim melalui peningkatan pemantuan kualitas lingkungan, pengurangan resiko bencana serta memperkuat kapasitas mitigasi bencana. Di bidang mitigasi perubahan iklim diarahkan pada penelitian dan pengkajian teknologi perubahan iklim serta riset/penelitian atmosfer dan antariksa. Riset antariksa dan atmosfer bertujuan untuk menyediakan informasi tentang dinamika lingkungan antariksadan atmosfer ekuatorial Indonesia, dengan difokus pada pengembangan sistem pendukung keputusan (DSS) cuaca antariksa dan benda jatuh antariksa serta pengembangan sistem pendukung keputusan (DSS) berbasis informasi atmosfer wilayah ekuator Indonesia. Dua arah kebijakan peningkatan kompetensi sains antariksa dan atmosfer adalah : 1. Penguatan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) khususnya sains antariksa dan atmosfer bagi peningkatan kemandirian dan daya saing nasional, sehingga iptek penerbangan dan antariksa dapat dijadikan sebagai penggerak untuk kemajuan pembangunan nasional. 2. Peningkatan kapasitas mitigasi dan adaptasi perubahan signifikan dari iklim/ lingkungan bumi dan antariksa melalui pengembangan dan penguatan sistem informasi dini (sistem pendukung keputusan, DSS) sains antariksa dan atmosfer PERJANIAN KINERJA 2016 Dengan terbitnya Peraturan Presiden nomo 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Permenpan nomor 53 tahun 2014 tentang petunjuk teknis penyusunan perjanjian kinerja, Pelaporan kinerja dan reviu atas laporan kinerja, yang mana Perjanjian Kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu tertentu misalnya 1 tahun dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA

26 Tujuan khusus perjanjian kinerja ini adalah untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan kinerja aparatur sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah, sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, menciptakan tolak ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur. Perjanjian Kinerja Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer tahun 2016, berdasarkan Perka nomor 115 tahun 2015, sebagaimana tabel 2.3. berikut : Tabel 2.3. Perjanjian Kinerja Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer Tahun Anggaran 2016 Sasaran Strategis Meningkatnya penguasaan dan kemandirian iptek dibidang sains antariksa dan atmosfer yang maju IKU / Indikator Kinerja Utama 1. Jumlah model pemanfaatan IPTEK di bidang sains antariksa dan atmosfer yang operasional untuk pemantauan SDA, lingkungan serta mitigasi bencana dan perubahan iklim Target Jumlah publikasi nasional terakreditasi di bidang sains antariksa dan atmosfer Jumlah publikasi internasional yang terindeks di bidang sains antariksa dan atmosfer. 6 Meningkatnya layanan data dan informasi sains antariksa dan atmosfer yang prima 4. Jumlah HKI yang terdaftar di Men-Kum &HAM di bidang sains antariksa dan atmosfer Jumlah pengguna yang memanfaatkan layanan IPTEK di bidang sains antariksa dan atmosfer. 6. Indeks kepuasan masyarakat atas layanan IPTEK di bidang sains antariksa dan atmosfer. 78,5 30 LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA

27 Bab.3 Akuntabilitas Kinerja 3.1.PENGUKURAN DAN PENCAPAIAN SASARAN KINERJA Tabel 3.1. menunjukkan tabel tingkat capaian kinerja Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer tahun 2016, dengan rata-rata nilai capaian sebesar 122 %, pada tael tersebut diperlihatkan nilai perbandingan target dengan realisasi dari masing-masing indikator kinerja output / outcome dari tiap sasaran yang telah ditetapkan/dijanjikan. Secara umum terdapat beberapa keberhasilan pencapaian sasaran strategis berikut indikator kinerjanya, namun demikian juga terdapat beberapa sasaran strategis yang belum berhasil diwujudkan pada tahun 2016 ini, karena beberapa kendala dan hambatan. Terhadap sasaran maupun target indikator kinerja yang tidak berhasil diwujudkan tersebut, telah melakukan beberapa analisis dan evaluasi agar menjadi referensi dan perbaikan penanganan di masa mendatang. Analisis capaian kinerja sasaran tersebut selengkapnya tertuang pada bagian bab Analisis Capaian Kinerja. Capaian kinerja deputi bidang Sains Antariksa dan Atmosfer tahun anggaran 2016, sebagaimana tabel 3.1. berikut : Tabel 3.1. Capaian Terget Indikator Kinerja Tahun Anggaran 2016 Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer Sasaran Strategis IKU / Indikator Kinerja Utama Satuan Target 2016 Meningkatnya penguasaan dan kemandirian iptek dibidang sains antariksa dan atmosfer yang maju. Capaian 2015 Jum % 1. Jumlah model pemanfaatan IPTEK di bidang sains antariksa dan atmosfer yang operasional untuk pemantauan Model SDA, lingkungan serta mitigasi bencana dan perubahan iklim 2. Jumlah publikasi nasional terakreditasi di bidang sains antariksa dan atmosfer. Publikasi Jumlah publikasi internasional yang terindeks di bidang sains antariksa dan atmosfer. Pullikasi Meningkatnya layanan data dan informasi sains antariksa dan atmosfer yang prima 4. Jumlah HKI berstatus terdaftar di Men- Kum &HAM dibidang sains antariksa dan atmosfer. HKI Jumlah pengguna yang memanfaatkan layanan IPTEK di bidang sains antariksa Pengguna dan atmosfer. 6. Indeks kepuasan masyarakat atas layanan IPTEK di bidang sains antariksa % 78,5 90, dan atmosfer. Rata-rata capaian Target Indikator kinerja 122 LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA

28 3.2. ANALISIS CAPAIAN KINERJA Dua sasaran strategis yang hendak dicapai oleh Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer, yang telah disusun pada tahun 2016, yaitu : 1. Meningkatnya penguasaan dan kemandirian iptek dibidang sains antariksa dan atmosfer yang maju 2. Meningkatnya layanan data dan informasi sains antariksa dan atmosfer yang prima Secara rinci, capaian kinerja Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer, sebagaimana dijelaskan pada penjelasan dan tabel-tabel berikut, berdasarkan atas sasaran dan indikatornya. Sasaran pertama: Meningkatnya penguasaan dan kemandirian dibidang sains antariksa dan atmosfer yang maju iptek Empat indikator kinerja utama untuk sasaran strategis meningkatnya penguasaan dan kemandirian iptek dibidang sains antariksa dan atmosfer yang maju, yaitu : a. Jumlah model pemanfaatan IPTEK di bidang sains atmosfer dan antariksa yang operasional untuk pemantauan SDA, lingkungan serta mitigasi bencana dan perubahan iklim, b. Jumlah publikasi nasional terakreditasi dibidang sains atmosfer dan antariksa, c. Jumlah publikasi internasional yang terindeks di bidang sains atmosfer dan antariksa dan d. Jumlah HKI berstatus terdaftar di kementerian hukum dan HAM di bidang sains atmosfer dan antariksa. Capaian empat indikator kinerja utama sebagaimana tersebut diatas dijelaskan sebagaimana berikut : a) Jumlah model pemanfaatan IPTEK di bidang sains antariks danatmosfer yang operasional untuk pemantauan SDA, lingkungan serta mitigasi bencana dan perubahan iklim. Pencapaian target 7(tujuh) model pemanfaatan iptek di bidang sains antariksa dan atmosfer yang operasional untuk pemantauan SDA serta mitigasi bencana dan perubahan iklim, secara kuantitas (jumlah) dapat tercapai 100 %,namun demikian secara kualitas model masih harus terus dikembangkan dan di tingkatkan untuk mendapatkan hasil yang LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA

29 lebih baik, 7(tujuh) model pemanfaatan iptek tersebut sebagaimana ditunjukkan pada tabel Target Capaian Jumlah model pemanfaatan IPTEK di bidang sains atmosfer dan antariksa yang operasional untuk pemantauan SDA, lingkungan serta mitigasi bencana dan perubahan iklim. Hasil model-model tersebut sebagian telah diaplikasikan gunamendukung/memperkuat sistem pendukung keputusan (DSS) dinamika atmosfer ekuatorial dan sistem pendukung keputusan (DSS) cuaca antariksa, sebagian model masih dilakukan pengembangan guna memperbaiki kualitas dari model yang telah dipakai/diaplikasikan. Indikator model pemanfaatan iptek dibidang sains antariksa dan atmosfer ini merupakan model-model yang terus berkembang yang telah diintegrasikan dalam satu sistem aplikasi, sistem pendukung keputusan Tabel Target Capaian Jumlah model pemanfaatan IPTEK di bidang sains Antariksa dan Atmosfer yang operasional untuk pemantauan SDA, lingkungan serta mitigasi bencana dan perubahan iklim No Nama / Jenis Model Jumlah Aplikasi Ket 1. Model Peringatan Dini Bencana (SADEWA) 1 DSS Bencana Hidrometeorologi 2. Model Lingkungan (SRIKANDI) 1 DSS Lingkungan Atmosfer 3. Model Kemaritiman (SEMAR) 1 DSS Kemaritiman 4. Model Gangguan Geomagnet Regional 1 Indonesia 5. Model Badai Ionosfer 1 DSS 6. Cuaca Antariksa Model dan Metoda Prediksi gangguan 1 SWIFtS Ionosfer 7. Prototype Basis Data Antariksa 1 PSTA Pussainsa (1). Model Peringatan Dini Bencana (SADEWA). Satellite Disaster Early Warning System (Sadewa) atau Sistem Peringatan Dini Bencana Berbasis Satelit merupakan salah satu produk litbang PSTA dalam bentuk Sistem Pendukung Keputusan (DSS) untuk mendukung pengelolaan resiko bencana hidroeteorologis, seperti terlihat pada gambar 3.1. Sadewa merupakan aplikasi berbasis web yang terdiri dari sistem pemantauan atmosfer berbasis satelit Himawari-8, sistem prediksi atmosfer berbasis model WRF, dan sistem peringatan dini hujan ekstrim. Sadewa berfungsi untuk memantau kondisi atmosfer secara real time, memprediksi kemungkinan terjadinya hujan ekstrim, dan memberikan informasi peringatan dini kepada pihak-pihak yang terkait dalam penanggulangan bencana. Sadewa meliputi seluruh wilayah Indonesia dengan LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA

30 resolusi spasial 5 km, resolusi waktu 1 jam, dengan jangkauan prediksi 24 jam ke depan. Informasi Sadewa diupdate secara otomatis setiap jam dan dapat dilihat di alamat website Sadewa diupdate setiap jam dan dapat diakses secara online: Pada tahun 2016, sistem pemantauan near time kondisi atmosfer dilakukan migrasi dari sistem satelit MTSAT ke sistem satelit HIMAWARI 8, hal ini dilakukan karena masa operasional satelit MTSAT telah habis. Informasi Pengamatan near real time (Himawari-8, wilayah Indonesia resolusi 5 km) o Awan o Ketinggian awan o Ketebalan awan o Mikrofisika awan o Awan cumulonimbus o Pertumbuhan awan o Puncak awan konvektif o Awan hujan dan potensi hujan ekstrem o Zona Konvergensi Inter-tropis (ITCZ) Informasi Prediksi (Model WRF, wilayah Indonesia resolusi 5 km) o Awan o Hujan o Suhu Permukaan o Tekanan o Uap air o Angin 10m o Angin 850mb o Angin 200mb Peringatan dini hujan ekstrem (via website & SMS). Sadewa telah berhasil digunakan untuk menganalisis berbagai kejadian bencana yang terjadi pada tahun 2016 seperti Banjir di Kabupaten Garut, Kota Bandung dan Kota Bima. Sadewa juga berhasil digunakan untuk mendukung peluncuran roket dan UAV Aero TeraScan di Pamengpeuk. Dalam rangka pemantauan dan mitigasi bencana hidrometeorologi dan prediksi cuaca ekstrim berbasis SADEWA, untuk wilayah cakupan yang sifatnya lokal, dan pada lokasi tertentu telah dikembangkan sistem radar pemantau hujan (SANTANU), seperti terlihat pada gambar 3.2, yang dapat merupakan komplemen dari sistem SADEWA. Radar hujan SANTANU merupakan sistem pemantau hujan berbasis radar, dengan radius cakupan sekitar 40 km, atau diameter cakupan sekitar 80 km dengan pantauan per 2 menit, yang sifatnya lebih lokal. LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA

31 Gambar Satellite Disaster Early Warning System (SADEWA) Gambar 3.2. Sistem Pemantau Hujan Spasial berbasis RADAR (Radar SANTANU) yang dapat merupakan komplemen dari Sistem SADEWA untuk wilayah lokal (2). Model Lingkungan (SRIKANDI) Pada tahun 2016, pengembangan dan penyempurnaan model lingkungan berbasis web telah dilakukan, yaitu sebuah model Sistem Informasi Komposisi Atmosfer Indonesia yang diberi nama SRIKANDI, seperti terlihat pada tampilan gambar 3.3, merupakan salah satu model sistem pendukung keputusan (Decision Support System) berbasis web. Tujuan dari pengembangan SRIKANDI adalah untuk menyediakan informasi komposisi atmosfer Indonesia berupa pengamatan berbasis satelit, pengukuran in situ dan prediksi berbasis model transpor kimia untuk mendukung pengambilan keputusan terutama terkait dampak aktivitas manusia dan kebakaran hutan terhadap kualitas udara. LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA

32 Fitur SRIKANDI berupa pemantauan harian komposisi atmosfer (CO, O 3, CH 4, SO 2,NO 2, Aerosol) dari sensor satelit yaitu AIRS-Aqua, OMI-Aura, MODIS-Aqua, VIIRSSNPP, dan Himawari. Prediksi setiap jam selama 24 jam komposisi atmosfer (CO, O 3, SO 2, NO 2, PM 10, PM 2,5 ) menggunakan WRF-Chem versi yang di-overlay terhadap arah angin dalam bentuk online di : Pada tahun 2016, Potensi pemanfaatan Srikandi telah dituangkan dalam kerjasama antara PSTA dengan Universitas Bina Dharma Palembang, Sumatera Selatan. Potensi pemanfaatan Srikandi juga telah dikaji dalam acara Focus Group Discussiondengan Kementrian Lingkungan Lidup dan Kehutanan. Model Lingkungan (Srikandi) ini harus terus dikembangkan dan disempurnakan akar nilai akurasi dan kemanfaatannya menjadi lebih baik. Gambar 3. 3.Tampilan online SRIKANDI (3). Model Kemaritiman (SEMAR)) Dinamika atmosfer dan lautan memberikan pengaruh yang luas terhadapaktivitas di sektor kemaritiman. Oleh karena itu, informasi mengenai kondisiatmosfer dan lautan serta prediksinya sangat penting dalam mendukung kinerja pembangunan di sektor kelautan dan perikanan. Sistem Embaran Maritim (Semar) merupakan sebuah DSS di bidang kemaritiman yang dibangun untuk mendukung pengambilan keputusan oleh kementerian/dinas terkait dalam rangka peningkatan produksi perikanan tangkapserta keselamatan dan keamanan pelayaran, seperti terlihat pada gambar LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA

33 Semar terdiri dari dua komponen input, yaitu: (1) Sistem pemantauan danpengukuran dari satelit, sensor-sensor di daratan dan sensor-sensor di lautan, dan(2) model atmosfer dan lautan yang merupakan kepanjangan dari sistem pengamatan untuk memprediksi kondisi ke depan. Output berupa data observasi secara near real time dan prediksi ke depan merupakan komponen utama dari Semar. Informasi dari Sistem Pendukung Keputusan ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja di sektor keselamatan pelayaran dan peningkatan produksi perikanan tangkap sebagai outcome, dan pada akhirnya dapat memberikan dampakuntuk keselamatan dan kesejahteraan para nelayan.semar memberikan informasi pengamatan berbasis satelit, radar, sensor daratan dan sensor lautan secara near real time serta prediksi kondisi atmosferdan lautan di wilayah perairan selatan Yogyakarta berbasis model atmosfer/lautsebagai dasar pengambilan keputusan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan untukmendukung keselamatan pelayaran dan peningkatan produksi perikanan tangkap. Kegiatan pengembangan model kemaritiman SEMAR dilaksanakan dengandukungan kegiatan penelitian yang dilaksanakan kelompok penelitian litbang Atmosfer Maritim, pengamatan untuk memprediksi kondisi ke depan. Pengembangan DSS Semar dilakukan bekerjasama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) daerah istimewa Yogyakarta, sebagai pilot proyek kegiatan Model Kemaritiman. Pada tahun 2016 telah dilakukan isntaling awal DSS Semar di DKP Yogyakarta, serta kegiatan Focus Group Discussion (FGD) mengenai Semar pada Bulan April dan Oktober Kegiatan Sosialisai dan Bimbingan Teknis Semar telah dilaksanakan pada Bulan November dan Desember Gambar 3. 4.Tampilan Aplikasi SEMAR LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA

34 Gambar 3. 5.Konsep SEMAR Gambar 3. 6.Tampilan Display Semar Kegiatan pengembangan Semar didanai oleh PSTA dan Dinas Kelautan dan Perikanan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan Soft Launching Semar telah dilaksanakan pada saat peluncuran satelit LAPAN-A3 di Pusat Teknologi Satelit yang dihadiri oleh Wakil Presiden RI. Gambar Dokumentasi Launching DSS Semar (4).Model Gangguan Geomagnet Regional Indonesia Capaian:Karakteristik hubungan gangguan geomagnet dengan parameter aktivitas di Matahariberbasis statistik. Abstrak: Gangguan geomagnet merupakan penyimpangan geomagnet reaksi global untuk kondisi antarplanet ekstrim terutama setelah peristiwa erupsi matahari seperti CME, CH. Dari pengolahan data geomagnet dan data matahari dibangun model empirik gangguan geomagnet region Indonesia dengan masukkan fenomena di matahari. Telah diiperoleh model empirik gangguan geomagnetdengan error rata-rata 35%. LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA

35 (5). Model Badai Ionosfer Capaian:Model badai ionosfer dengan input data Dst beberapa jam sebelumnya dengan output indeks Kp lokal di Indonesia. Abstrak: Dampak cuaca antariksa terhadap kehidupan manusia di Bumi maupun perubahan konduktivitas ionosfer dipengaruhi oleh kopling magnetosfer-ionosfer melalui garis medan magnet tersebut. Gangguan medan magnet menjalar dari ruang antar-planet, melewati magnetosfer dan ionosfer. Sebuah model empiris respon fof2 ionosfer terhadap badai geomagnet telah dikembangkan oleh Araujo-Pradere dengan masukan indeks ap (indeks aktivitas geomagnet lintang tinggi). Dengan menggunakan :data indeks ap, indeks Dst dan fof2 ionosfer BPAA Sumedang tahun telah dilakukan modifikasi model tersebut. Indeks ap dan indeks Dst digunakan untuk memodifikasi model Araujo-Pradere agar dapat diperoleh model badai ionosfer regional Indonesia terhadap badai geomagnet. Dari analisis disimpulkan bahwa model badai ionosfer fof2 BPAA Sumedang baik model empiris global (Pradere et al., 2002) maupun model numerik lokal sama-sama layak (Deviasinya < 40% terhadap data) dan dapat dipergunakan untuk kegiatan estimasi badai ionosfer fof2 akibat badai geomagnet di BPAA Sumedang. Model lokal memiliki sedikit kelebihan yakni dilengkapi dengan persamaan estimasi durasi dan delay. (6).Model dan Metoda Prediksi gangguan Ionosfer Capaian: Software indeks W harian update setiap hari termasuk prediksinya 3 hari ke depan dari TEC GIM di atas Bakosurtanal / BIG (Cibinong, Indonesia). Abstrak: Tingkat gangguan ionosfer dapat diklasifikasikan menggunakan indeks W yang diturunkan dari data TEC global ionospheric map (GIM), data GPS stasiun IGS (BAKO, JOG2, BTNG dll) dan GISTM. Dalam skala indeks W, kondisi ionosfer dikelompokkan menjadi 4 kategori: tenang, aktif, menengah dan besar. Indeks gangguan ionosfer tersebut dirancang untuk pengguna GPS berdasarkan penyimpangan nilai TEC dari nilai TEC kondisi tenang. Tetapi belum diuji menggunakan data akurasi posisi GPS pada berbagai nilai indeks W sehingga belum dapat dijadikan pedoman operasional dalam penentuan posisi GPS. Makalah ini membahas hasil penelitian pengukuran posisi dengan metode precise point positioning GPS frekuensi tunggal di daerah lintang rendah pada beberapa kondisi ionosfer dalam skala W dari data TEC GIM. Data GPS yang digunakan adalah dari pengamatan GPS di daerah lintang rendah yaitu stasiun NTUS LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA

36 Singapura.Sebagai pembanding telah digunakan juga data GPS dari daerah lintang tengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : pada kondisi aktivitas matahari masih tinggi untuk daerah lintang tengah indeks ionosfer W cukup membantu pengguna GPS frekuensi tunggal, tetapi untuk pengguna GNSS di lintang rendah dan pada kondisi aktivitas matahari rendah, indeks tersebut belum dapat digunakan dengan baik. Oleh karena itu indeks gangguan ionosfer tersebut perlu dimodifikasi agar dapat digunakan secara konsisten baik pada saat aktivitas matahari tinggi maupun rendah.selain itu pengelompokan nilai gangguan ionosfer ke dalam indeks W perlu disesuaikan berdasarkan tingkat simpangan posisi GPS dalam berbagai kondisi gangguan ionosfer. Verifikasi lanjut penggunaan indeks W untuk pengguna GNSS adalah dengan menurnkan indeks W lokal (Wp) dari data GPS BAKO, JOG2, BTNG dan GISTM LAPAN. (7). Prototype Basis Data Antariksa : Capaian: Prototype Metode pencarian data antariksa dengan aplikasi yang mudah digunakan dengan membuat standar penamaan file. (prototype software Searching file data) Abstrak: Pengembangan sistem basis data sains antariksa merupakan program pendukung terhadap layanan data hasil pengamatan yang akan memberikan informasi penting secara real time tentang dinamika aktivitas matahari dan lingkungan antariksa. Sistem basis data sains antariksa terus dikembangkan untuk mendapatkan sistem aplikasi yang layak digunakan oleh user. Pengembangan sistem aplikasi pencarian data antariksa 2016 secara garis besar adalah perubahan proses bisnis pada saat pencarian data. Pada aplikasi simbada 2015 menggunakan sistem manajemen file tanpa menggunakan Data Base Management System, pada saat dilakukan pengecekan aplikasi terkadang ada beberapa jenis data yang tidak ditemukan berbanding terbalik dengan ketersedian data pada server. Setelah dilakukan kajian ulang ternyata penamaan file dan struktur folder pada struktur pada server tidak seragam, hal ini menyebabkan file dianggap tidak tersedia oleh sistem aplikasi. Selain itu apabila ada perubahan struktur folder harus merubah pengkodean program, tentu hal tersebut akan merepotkan pengembang (developer), untuk memperbaiki hal tersebut maka proses bisnis pencarian data akan menggunakan Database Management System, yang menghasilkan sebuah prototypesoftware Searching file data. LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA

37 b) Jumlah publikasi nasional terakreditasi dibidang sains Antariks dan atmosfer : Capaian terget jumlah publikasi nasional terakreditasi dibidang sains antarika dan atmosfer adalah 71 % atau sebanyak 10 buah publikasi nasional terakreditasi dari target 15 publikasi jurnal nasional terakreditasi (terbit). Capaian target ini seperti tidak tercapai sebagaimana target yang telah ditentukan, terlihat pada tabel 3.3. Tidak tercapaianya target capaian ini dikarenakan beberapa kendala yang terjadi, seperti kurang intensnya kontrol pada proses proses review penulisan dan penerbitan, beberapa hasil karya ilmiah yang disusulkan untuk diterbitkan pada jurnal terakriditasi mengalami penolakan karena masih kurang memenuhi standard/kualitas yang telah ditetapkan pada persyaratan jurnalnya. Kendala ini menjadi hal yang sangat penting untuk menjadikan evaluasi untuk pelaksanaan berikutnya. Tabel Publikasi Ilmiah pada jurnal Nasional Terakreditasi (2016) No Judul Publikasi Ilmiah Penulis Jurnal Keteranga n 1. Analisis Respon Medan Geomagnet antara Stasiun di Equator Magnet dan Stasiun Biak Saat Badai Geomagnet pada Meredian Megnet Mm 2. Pengaruh Orientasi Medan Magnet Antarplanet pada Gangguan Geomagnet di Lintang Rendah 3. Studi Gelombang ULF : Korelasi Pulsa Megnet PC3 dengan Kecepatan Angin Surya dan Medan Magnet Antarplanet 4. Analisis Precursor Peristiwa Flare/Pelontaran Massa Korona Dalam Rangka Peringatan Dini Cuaca Antariksa Anwar Santoso Anton Winarko & Anwar Santoso Setyanto Cahyo Pranoto, Wahyu S A. Gunawan Admiranto, Nanang Widodo, Iyus Edi Rusnadi, Heri Sutastio dan Jurnal Sains Dirgantara, Vol. 13, No.2 Juni 2016, ISSN X, 63-72, Akreditasi nomor :671/AU3/P2MI- LIPI/07/2015 Jurnal Sains Dirgantara, Vol. 13, No.2 Juni 2016, ISSN X, 73-86, Akreditasi nomor :671/AU3/P2MI- LIPI/07/2015 Jurnal Sains Dirgantara, Vol. 13, No.2 Juni 2016, ISSN X, 87-96, Akreditasi nomor :671/AU3/P2MI- LIPI/07/2015 Jurnal Sains Dirgantara, Vol. 13, No.2 Juni 2016, ISSN X, Akreditasi nomor :671/AU3/P2MI- Terbit 2016 Terbit 2016 Terbit 2016 Terbit 2016 LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA

38 5. Variasi Diurnal dan Musiman Kemunculan Lapisan E-Sporadis di atas Sumedang Tahun Effect of Global Warning on Chlorophyl-a Concentration in The Indonesia, 7. Dampak El Nino 1997 dan El Nino 2005 terhadap Konsentrasi Klorofil A di Perairan Selatan Jawa dan Vali-Sumbawa 8. Precipitation Event Analysis Using Image Processing Based on Rainfall Detection Radar (RDR) Obesrvation on March 9, 2014 During Landslide Event in West Java. 9. Seasonal Interannual Variation of Sea Surface Temperature in Indonesia Waters 10. Impact of Climate Cahange (El-Nino, La Nina and Sea Level )On the Coastal Cilacap Distric 11. Estmasi Badai Geomagnet Berdasarkan Perilaku Parameter Angin Surya dan Medan Magnet Antarplanet sebelum Badai Geomagnet 12. Perbandingan Karakteristik Aktivitas Sintilasi Ionosfer Dasimun Rhorom Priyatikanto, Farahhati M, dan Mumen Tarigan Martono Martono Ginaldi Ari N, dkk Martono Lilik Supritin, dkk Anwar Santoso, Mamat Ruhimat, Radewita K, Siska Filawati Sri Ekawati, S. Anggarani dan D. LIPI/07/2015 Jurnal Sains Dirgantara, Vol. 13, No.2 Juni 2016, ISSN X, Akreditasi nomor :671/AU3/P2MI- LIPI/07/2015 Makara Journal of Science, 20/1 (2016), 33-39, e-issn , print ISSN , Akreditasi B, No. 58/DIKTI/Kep/2013, valid until August Majalah Ilmiah Globe Vol 18 No.1 April 2016, 01-08, Nomor Akreditasi: 739/AU/P2MI- LIPI/04/2016 Jurnal Teknologi Indonesia (JTI) 39 (2) 2016 : 81-92, ISSN LIPI Press, Accredited Journal Number: 388/AU2/P2MI- LIPI/04/2012 Indonesian Journal On Spatial and Regional Analysis, ISSN : , e_issn: , Forum Geografi, Vol.30 (2) Des 2016 : , Accredited by DGHE, No.12/M/Kp/II/2015. publishe by MUP Press. Indonesian Journal On Spatial and Regional Analysys, ISSN : , e_issn: , Forum Geografi, Vol.30 (2) Des 2016 : , Accredited by DGHE, No.12/M/Kp/II/2015. publishe by MUP Press. e-jsd Edisi Desember 2016 (dalam proses review) e-jsd Edisi Desember 2016 (dalam proses Terbit 2016 Terbit 2016 Terbit 2016 Terbit 2016 Terbit 2016 Terbit 2016 Dalam proses Dalam proses LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA

39 di Atas Manado, Pontianak dan Bandung Berdasarkan Data GISTM. 13. Prediktabilitas Curah Hujan Diurnal di Pulau Jawa Menggunakan Model WRF 14. Pengaruh Aerosol terhadap Fluks Radiasi Netto di Lapisan Atas Atmosfer dan Permukaan Bedasarkan Data Satelit 15. Analisis Propogasi Gelombang Radio Mode Angkasa Saat peristiwa Gerhana Matahari 9 Maret 2016 Marlia Suaydhi Rosida dan Indah Susanti Varuliantor Dar dan Rohmat Yulianto review) e-jsd Edisi Desember 2016 (dalam proses review) e-jsd Edisi Desember 2016 (dalam proses review) e-jsd Edisi Desember 2016 (dalam proses review) Dalam proses Dalam proses Dalam proses c) Jumlah publikasi internasional yang terindeks di bidang sains antariksa dan atmosfer. Capaian terget jumlah publikasi pada jurnal Internasional terindek dibidang sains antarika dan atmosfer adalah 283 % atau sebanyak 17 buah tebitan dari target 6 buah terbitan pada jurnal internasional terindek, Capaian target ini seperti terlihat pada tabel 3.4 berikut : Tabel Publikasi Ilmiah pada jurnal Internasional Terindeks (2016) No Judul Publikasi Ilmiah Internasional 1. Global Distribution Of Vertical Wave Number Spectra In The Lower Stratosphere Observed Using High Vertical Resolution Temperature Profiles From Cosmic GPS-radio Occultation, 2. Development Processes of Oceanic Convective System Inducing the Heavy Rainfall over the Western Coast of Sumatera on 28 October 2007, 3. Rainwater Chemical Characteristic In Sumatera, Indonesia From Penulis Noersomadi, dkk Trismidianto, dkk Tuti Budiwati, dkk Jurnal Internasional Annales Geophysicae, 34, , 2016, 03/2016/doi: /ange o Ket Scopus SNIP : 0,926, SJR : 1,105 H Index : 73 SOLA, 2016, Vol.12, 6-7, doi : /sola SJR: 0,66 International Journal of Atmospheric Science, Volume 2016 (2016), Article ID , 11 page, / SJR 3,227 LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA

40 4. Preliminary Result of the Solar Corona Spectroscopic Observation 9 March 2016 Total Solar Eclipse 5. Ludendorff Coronal Flattening Index of the Total Solar Eclipse on March 9, Pawukon: from Incest, Calendar, to Horoscope 7. Multiwavelength observation of two explosive events and their effects on the solar atmosphere 8. Dynamical Fate of Binary Star Clusters in the Galactic Tidal Field 9. Shape Parameter of the Solar Corona from 1991 to Effect of March 9, 2016 Total Solar Eclipse on Geomagnetic Field Variation 11. Change of NmF2 and hmf2 over Biak during Totel Solar Eclipse 12. Tutulemma of Near Equator Partial Solar Eclipse Stellar background observation during total solar eclipse March 9th Analysis of Inospheric Irregularities over South East Asia during Tota Solar Eclipse 2016 Based on GNSS Observation 15. Three years of concentric gravity wave variability in the Mesopause as Observed by IMAP/V 16. The Determination of Area and Time Comparison of the Partial E. Sungging, dkk Journal of Physics :Conference Series VOL. 771Number 1, (2016) , Tiar Dani dkk Journal of Physics : Conference Series 771(1): (IOP Publishing), 2016 A.G. Admiranto A. G. Admiranto and Rhorom Priyatikanto Rhorom Priyatikanto dkk Rhorom Priyatikanto, Mamat Ruhitat dkk Journal of Physics : conference Series, Vol 771, Number 1 (2016) Journal Astronomy and Space Sciences 33(3), (2016), /JASS Monthly Notices of the Royal Astronomical Society 457:1339, Published 1 February (2016) Research in Astronomy and Astrophysics, Vol 16, Number 12 (2016) Journal of Physics : Conference Series 771, number 1, : IOP Publishing, (2016) Sefria Journal of Physics : Conference Series 771, number 1, : IOP Publishing, (2016) Farahhati Journal of Physics : Conference Series 771, number 1, : IOP Publishing, (2016) Farahhati Journal of Physics : Conference Series 771, number 1, : IOP Publishing, (2016) Asnawi Journal of Physics : Conference Series 771, number 1 : IOP Publishing, (2016) Septi Perwitasari, dkk Geophysical Research Letters Vol : 43, Issue 22, Nov (2016), P. 11,528-11,535. Siska Journal of Physics : Conference Series 771, doi: / /771/1/ doi: / /771/1/ doi: / /771/1/ Journal Impact : 0,43(based on ResearchGate) Impact Factor : 4,952 Impact Factor 1,292 doi: / /771/1/ doi: / /771/1 / doi: / /771/1 / doi: / /771/1 / doi: / /771/1/ Impact Factor : 4,212 doi: / /771/1 LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA

41 Solar Eclipse at Space Science Center LAPAN 17. Solar Radio Observation using Callisto Spectrometer at Sumedang West Java Indonesia: Current Status and Future Development Plan in Indonesia Timbul dkk number 1, : IOP Publishing, (2016) ASP Conference Series Book vol 504, Groundbased Solar Observation in the Space Instrumentation Era, Astronomical Society of the Pacific / doi: /RG d) Jumlah HKI berstatus terdaftar di kementerian hukum dan HAM di bidang sains atmosfer dan antariksa. Pada tahun 2016, target jumlah HKI yang diusulkan dalam bidang sains antariksa dan atmosfer sebanyak 1 buah. Capaian yang diperoleh pada akhir tahun 1 buah, namun jika dihitung dalam capaian prosentasenya, maka capaiannya baru 60 %. Hal ini terjadi karena pelaksanaan sampai dengan pangajuan untuk proses HKI belum tercapai (belum bisa didaftarkan). Ajuan Hak Kekayaan Inteltual yang sedang dipersiapkan untuk didaftarkan adalah Sistem Instrumen dan Metode Pemecah Balon Atmosfer menggunakan Pegas dan Kawat Panas dengan Moda terprogram. Secara teknis, invensi ini berhubungan dengan sistem instrumen pemecah balon atmosfer untuk pengamatan atmosfer dengan ketinggian terprogram. Secara khusus invensi ini berhubungan dengan perekayasaan sistem instrumen dan metode pemecah balon dengan pegas dan kawat panas yang berada pada pembungkus (casing) sistem yang dikendalikan dengan moda terprogram. Hal ini bertujuan untuk membatasi ketinggian balon agar tidak mengganggu aktifitas penerbangan, karena adanya permintaan dari pihak otoritas pengatur transportasi udara (AirNav) perhubungan udara, dalam rangka mengatur dan memberikan keselamatan pada transportasi udara. Pada prinsipnya invensi ini membatasi ketinggian luncur balon atmosfer agar sesuai dengan ketinggian setpoint yang diinginkan, maka perlu pengembangan dan perancangan pemecah balon atmosfer yang dilengkapi parasut agar tidak ada klaim gangguan. Pemecah balon atmosfer yang dibuat ini diprogram sesuai dengan ketinggian yang dikehendaki yang dikoreksi berdasarkan 2 metode deteksi, yakni sensor tekanan dan penentu titik koordinat. Sistem pemecah ini mampu bekerja sesuai dengan ketinggian yang dikehendaki serta mampu bekerja pada balon atmosfer dengan bahan karet. Oleh karena itu tidak digunakan pemecah dengan tearpanel maupun dengan sifat alaminya seperti yang telah diungkapkan diatas. LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA

42 Pemecah balon dengan sistem pegas dan kawat panas pada invensi ini menjadi solusi pemecah balon yang lebih mudah, aman dan berhasil guna pada peluncuran balon atmosfer, dan sudah dilakukan testing dan uji berulangkali. Dari penentu titik koordinat didapat trayektori dan lokasi hasil letusan balon dan perangkat pemecah yang dibawa oleh parasut.gambar 3.8 a dan b berikut menunjukkan sistem gondola dan Perpektif Keseluruhan Sistem Pemecah Balon. a. Sistem peluncuran gondola dengan balon yang dilengkapi parasut dan pemecah dari kawat panas b. Perpektif keseluruhan sistem pemecah balon Gambar 3. 8 Sistem Peluncur Gondala dan Prespektif Pemutus Balon Pada sasaran ke dua, yaitu Meningkatnya layanan data dan informasi sains antariksa dan atmosfer yang prima terdapat 2 indikator kinerja utama yang harus diselesaikan dalam kurun waktu 1 tahun anggaran 2016, yaitu : Jumlah pengguna yang memanfaatkan layanan IPTEK di bidang sains atmosfer dan antariksa dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan IPTEK di bidang sains atmosfer dan antariksa. LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA

43 a. Jumlah pengguna yang memanfaatkan layanan IPTEK di bidang sains antariksa dan atmosfer Target jumlah pengguna yang memanfaatkan layanan iptek sains antariksa dan atmosfer tahun 2016 sebanyak30 pengguna. Jumlah pengguna tersebut dikelompokkan dalam 2 ketagori jenis layanan Iptek seperti : 1. Pemanfaaatan data dan informasi sains antariksa dan atmosfer, 2. Bimbingan teknis dibidang sains antariksa dan atmosfer. Capaian target jumlah pengguna layanan iptek sains antariksa dan atmosfer sebanyak31pengguna(dalam 2 jenis kategori layanan : layanan data dan informasi serta layanan bimbingan teknis/pelatihan sains antariksa dan atmosfer) atau sebesar 103 % dari target yang telah ditetapkan, sebagaimana terlihat pada tabel 3.5 Contoh BeberapaPengguna yang memanfaatkan layanan IPTEK di Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer. Capaian target pengguna yang memanfaatkan layanan iptek di bidang sains antariksa dan atmosfer ini merupakan nilai rata rata dari 6 Satuan Kerja yang berada di kedeputian bidang sains antariksa dan atmosfer, yaitu Pusat Sains Antarika, Pusat Sans dan Teknologi Atmosfer, Balai Pengamatan Antariksa dan atmosfer (BPAA) Agam, BPAA Sumedang, BPAA Pasuruan dan BPAA Pontianak. Tabel Contoh Beberapa Pengguna yang memanfaatkan Layanan Iptek di bidang Sainsa Antariksa dan Atmosfer NO Kategori / Jenis Layanan Pengguna Keterangan I. Layanan Data dan Informasi Sains Antariksa dan Atmosfer 1 Awal Musim BMKG, Pertanian PSTA 2 Undang Undang Keantariksaan Pemda Kupang Pussainsa 3 Sosialisasi Pembangunan Obsnas Masyarakat dan Pemda Kupang Pussainsa 4 Pengamatan Antariksa (GMT) Pemda Bandung, Pussainsa, PSTA, BPAA, Palembang, Bangka, Ternare, dll 5 Festival Antariksa Pendidikan menegangah Pussainsa, PSTA dan Dasar dan Publik di 6 Layanan kunjungan tamu / Studi Lapangan Kota Bandung, Poltek Ujung Pandang, UIN Raden Patah Palembang, Univ. Prof Dr.Hazarin, Stimik Pussainsa, PSTA Prabumulih, Universitas Brawijaya, Unversitas Jember 7 Kunjungan Kerja BPPT PSTA 8 Layanan kunjungan tamu / Studi Asosiasi Arsiparis Pussainsa, PSTA Lapangan Indonesia (AAI) 9 Layanan kunjungan tamu / Studi Lapangan Pendidikan menengah dan dasar Pussainsa, PSTA dan BPAA LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA

44 10 Kunjungan kerja BMKG terkait Potensi penggunaan Produk RADAR SANTANU-PSTA BMKG, Pemda Kota Bandung PSTA 11 DSS Kemaritiman (SEMAR) Pemda Yogyakarta PSTA II. Bimbingan Teknis Sains Antariksa dan Atmosfer 12 Pelatihan teknis sains dan teknologi atmosfer UNPAD, UPI, Telkom University, ITB, STT Nuklir, IPB, UNJANI, UNIKOM, Poltek Caltek Riau, Seluruh BPAA 13 Bimtek Sistem Pemantau Cuaca Berbasis SADEWA dan Semar 14 Bimtek Dampak Perubahan Iklim BMKG Cilacap, Pemda Cilacap 15 Bimtek Deposisi Asam dan KLH Kota Cirebon sosialisasi hasil litbang 16 Bimtek Penggunaan Data Cuaca LSM Gaeda Caah SADEWA dan SANTANU LAPAN 17 Bimbingan Teknis Laboratorium Kimia 18 Bimtek DSS Sistem Embaran Maritim (SEMAR) 19 Pelatihan Administrasi Perkantoran 20 Pelatihan STEAM Energi 2016 Bekerjasama dengan ITB dan IIEE 21 Pelatihan Astronomi dan Science Antariksa dibosscha 22 Pengenalan dan Bimbingan Penggunaan Teleskop Untuk Siswa dan Guru SMA SMKN 7 Bandung, dan beberapa SMKN lain DKP DIY Poltek Pos Indoneisa, UNPAS, STIMLOG, Pemkab Kupang UNDANA Guru dan Siswa di Pemda Kupang 23 Bimbingan Teknis Penginderaan Jauh kerma dg Pusfatekgan Pemda Kupang NTT 24 Bimbingan MFTKR teknis dasar Pemda-Pemda 25 Bimbingan MFTKR teknis Pemda-Pemda Lanjutan PSTA PSTA PSTA PSTA PSTA PSTA PSTA PSTA Pussainsa & ITB Pussainsa & ITB Pussainsa Pussainsa& Pusfatekgan Pussainsa Peningkatan akuntabilitas hasil litbang sains antariksa dan atmosfer dapat dilakukan melalui penyediaan informasi hasil-hasil litbang yang dapat dimanfaatkan secara langsung oleh pengguna dan dapat menjawab permasalahan-permasalahan yang dibutuhkan pengguna, baik oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta atau kalangan pendidikan. Berbagai jenis pemberian layanan informasi tentang Sains Antriksa dan Atmosfertelah dilakukan oleh Pusat Sains Antariksa dan Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer, baik melalui peneliti maupun pejabat struktural. Layanan disampaikan kepada masyarakat baik dalam bentuk layanan media massa melalui wawancara dan tulisan malakah LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA

45 ilmiah tentang antariksa dan atmosfer, layanan kepada instansi pemerintah baik pemerintah pusat dan daerah, serta lembaga dan perguruan tinggi, seperti : BMKG, Departemen Pertanian, Pemerintah daerah, swasta serta kepada dunia pendidikan baik Perguruan Tinggi, Sekolah Menengah dan dasar serta masyarakat umum. Gambar 3.9 berikut menunjukkan beberapa contoh kegiatan layanan yang dilakukan, dalam rangka bimbingan teknis, layanan bimbingan tugas akhir di perguruan tinggi dan layanan secara umum dalam pelaksanaan sosialisasi dan diseminsi hasil-hasil libang sains antariksa dan atmosfer kepada pengguna. Kunjungan Politeknik Negeri Ujung Pandang Kunjungan kerja BPPT Foto bersama Bimtek Dampak Perubahan Iklim. Bimbingan Teknis Pemantauan Cuaca Ekstrem, Sadewa, Semar dan Swifts Gambar 3.9. Contoh Foto Kegiatan Layanan dan Bimbingan Teknis Sains Antariksa dan Atmosfer Layanan informasi khusus lain adalah layanan informasi benda jatuh antariksa (online), berbagai benda jatuh antariksa baik benda jatuh antariksa buatan manusia ataupun benda jatuh antariksa alamiah sering terjadi. Layanan informasi benda jatuh antariksa ini LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA

46 dilakukan near real time (on-line) melalui system pendukung keputusan (DSS) benda jatuh antariksa. Informasi kejadian benda jatuh antariksa pada tanggal 26 September 2016, berdasarkan atas sistem pemantauan benda jatuh antariksa yang dioperasikan di Pusat Sains Antariksa LAPAN (orbit.sains.lapan.go.id), pada hari tersebut terdapat benda antariksa yang diperkirakan melintas di atas wilayah Pulau Madura, yakni bekas roket Delta 2 PAM-D yang melintas sekira pukul 6.30 WIB dan bekas roket Falcon 9 yang melintas sekira pukul 9.30 WIB. Benda antariksa tersebut diperkirakan jatuh ke permukaan bumi pada tanggal 26 September 2016, hal ini bertepatan dengan laporan yang disampaikan oleh warga Sumenep tentang jatuhnya benda antariksa. LAPAN sebagai lembaga yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang penelitian dan pengembangan penerbangan dan antariksa, merespon dengan cepat terhadap peristiwa tersebut. Maka, dikirim Tim Investigasi yang terdiri dari personil Biro KSHU, Pusat Sains Antariksa, dan Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Pasuruan, Selasa (27/09). Tim tersebut terjun langsung ke lapangan untuk memastikan kebenaran kejadian yang telah disampaikan kepada publik melalui media cetak maupun media elektronik. Tim selanjutntya mengidentifikasi benda jatuh tersebut berdasarkan hasil pemantauan LAPAN terhadap kemungkinan salah satu benda antariksa jatuh di Pulau Madura. Gambar Peneliti LAPAN sedang melakukan investigasi terhadap benda jatuh antariksa yang ditemukan di Sumenep Dalam melaksanakan investigasi, Tim LAPAN mendapat dukungan penuh baik finansial maupun moril dari Kapolres Sumenep, AKBP H. Joseph Ananta Pinora, dan jajarannya, mulai dari peninjauan lokasi jatuhnya benda antariksa hingga melakukan identifikasi kebenaran sistem pemantau LAPAN terhadap benda antariksa yang melintas di wilayah Kedaulatan Republik Indonesia. Hasilnya, ditemukan bekas roket Falcon 9 yang jatuh di tiga tempat tersebut, mengarah pada prediksi jatuh di atas Pulau Madura. Untuk memberikan jaminan keamanan terhadap benda jatuh antariksa yang telah dievakuasi dan disimpan oleh pihak Polres Sumenep, Tim Investigasi LAPAN bekerja sama dengan BAPETEN untuk mengukur LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA

47 tingkat paparan radiasi nuklir dari benda jatuh antariksa tersebut. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa benda tersebut tidak terpapar radiasi nuklir, sehingga masyarakat Sumenep diharapkan tidak perlu takut untuk beraktivitas kembali baik mencari ikan maupun pekerjaan lain. Kegiatan Tim Investigasi tersebut sesuai dengan amanat UU No 21 Tahun 2013, Pasal 59. Disebutkan bahwa untuk tujuan keamanan dan keselamatan, serta kepentingan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, setiap benda jatuh antariksa di wilayah kedaulatan dan wilayah yurisdiksi Negara Kesatuan Republik Indonesia wajib diserahkan kepada lembaga yang berwenang mengelolanya. Gambar Kepala LAPAN Didampingi jajaran pejabat LAPAN sedang menunjukkan bagian pecahan roket Falcon 9 ke pewakilan SpaceX Maka Kapolres Sumenep menyerahkan 4 (empat) benda jatuh yang telah ditemukan di wilayah Sumenep, berupa tiga (3) tabung besar dan satu (1) panel kelistrikan kepada pihak LAPAN. Penyerahan ini disaksikan oleh jajaran Polres Sumenep dan media masa, pada pukul WIB (29/09) di Kantor Polres Sumenep. Jika benda jatuh antariksa tersebut milik asing, maka LAPAN akan menindaklanjuti sesuai dengan perjanjian internasional yang berlaku. a. Lintasan terakhir Falcon 9 R/B yang jatuh di Sumenep, b. Identifikasi Benda Jatuh Antariksa Falcon 9 R/B di Sumenep Gambar 3.12Contoh pemantauan benda jatuh antariksa, dilakukan di Pusat Sains Antariksa LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I. PENDAHULUAN...1 1.1 Kondisi Umum...1 1.1.1 Profil Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Sumedang...1 1.1.2. Capaian Balai Pengamatan Antariksa Dan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-82.1-/216 DS8916-4341-221-882 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU

Lebih terperinci

TUGAS REFORMASI BIROKRASI LAPAN FUNGSI REFORMASI BIROKRASI LAPAN

TUGAS REFORMASI BIROKRASI LAPAN FUNGSI REFORMASI BIROKRASI LAPAN DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 TUGAS REFORMASI BIROKRASI LAPAN... 2 FUNGSI REFORMASI BIROKRASI LAPAN... 2 8 AREA PERUBAHAN REFORMASI BIROKRASI... 2 VISI DAN MISI LAPAN... 2 SASARAN STRATEGIS LAPAN... 2 PROGRAM

Lebih terperinci

REVISI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

REVISI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) REVISI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2015-2019 LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL Balai Pengamatan Antariksa Dan Atmsofer Pasuruan Jl. Raya Watukosek Gempol, Pasuruan, Jawa Timur 67155 Telp. 0343-851887,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN PENERBANGAN DAN ANTARIKSA

RENCANA STRATEGIS PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN PENERBANGAN DAN ANTARIKSA RENCANA STRATEGIS PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN PENERBANGAN DAN ANTARIKSA 2015-2019 PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN PENERBANGAN DAN ANTARIKSA Jl. Cisadane No. 25 Cikini, Jakarta Pusat www.puskkpa.lapan.go.id DAFTAR ISI

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY PROGRAM INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA (IPKPP) TAHUN ANGGARAN 2012

EXECUTIVE SUMMARY PROGRAM INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA (IPKPP) TAHUN ANGGARAN 2012 EXECUTIVE SUMMARY PROGRAM INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA (IPKPP) TAHUN ANGGARAN 2012 JUDUL PENELITI UTAMA ANGGOTA LOKUS KEGIATAN BIDANG FOKUS JENIS INSENTIF PRODUK TARGET INSTANSI

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Rencana Strategis Biro Perencanaan dan Keuangan

BAB I. PENDAHULUAN. Rencana Strategis Biro Perencanaan dan Keuangan DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i KATA PENGANTAR... ii BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Kondisi Umum... 2 1.1.1 Profil Biro Perencanaan dan Keuangan/Biro Perencanaan dan Organisasi... 2 1.1.2 Capaian Biro Perencanaan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Informasi Kanal Sadewa 3.0. Didi Satiadi Bidang Pemodelan Atmosfer Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer

Informasi Kanal Sadewa 3.0. Didi Satiadi Bidang Pemodelan Atmosfer Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer Informasi Kanal Sadewa 3.0 Didi Satiadi Bidang Pemodelan Atmosfer Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer Catatan Teknis No. SADEWA-TN-001 20 Januari 2014 Pendahuluan Satellite Disaster Early Warning System

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR SP DIPA-82.1-/215 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara.

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LAKIN) DEPUTI BIDANG PENGINDERAAN JAUH TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA (LAKIN) DEPUTI BIDANG PENGINDERAAN JAUH TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA (LAKIN) DEPUTI BIDANG PENGINDERAAN JAUH TAHUN 2016 DEPUTI BIDANG PENGINDERAAN JAUH LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL http://www.inderaja.lapan.go.id Jl. Pemuda Persil No. 1 Jl.

Lebih terperinci

Rencana Strategis BMKG Tahun

Rencana Strategis BMKG Tahun 2012, No.167 4 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BMKG NOMOR : KEP.06 TAHUN 2011 TANGGAL : 9 Desember 2011 Rencana Strategis BMKG Tahun 2010-2014 5 2012, No.167 BMKG TUGAS POKOK dan FUNGSINYA Dasar Hukum Fungsi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014 KATA PENGANTAR Penyusunan Laporan Akuntabilitasi Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Tahun 2014 mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2015-2019 LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL BALAI PENGAMATAN DIRGANTARA PONTIANAK Jalan Lapan No. 01 Siantan Hulu, 78241 Telp.(0561) 883306, 881599, Faks. 0561-883306

Lebih terperinci

Revisi ke 06 Tanggal : 24 Desember 2013

Revisi ke 06 Tanggal : 24 Desember 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3. UU No. 19 Tahun

Lebih terperinci

Revisi ke 04 Tanggal : 24 Desember 2013

Revisi ke 04 Tanggal : 24 Desember 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3. UU No. 19 Tahun

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) PUSAT TEKNOLOGI DAN DATA PENGINDERAAN JAUH TAHUN 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) PUSAT TEKNOLOGI DAN DATA PENGINDERAAN JAUH TAHUN 2015 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) PUSAT TEKNOLOGI DAN DATA PENGINDERAAN JAUH TAHUN 2015 PUSAT TEKNOLOGI DAN DATA PENGINDERAAN JAUH DEPUTI BIDANG PENGINDERAAN JAUH LEMBAGA PENERBANGAN

Lebih terperinci

RISET DAN SINERGI RISET IPTEK PENERBANGAN DAN ANTARIKSA MEWUJUDKAN INDONESIA MAJU DAN MANDIRI. Lembaga Penerbangan Dan Antariksa Nasional (LAPAN)

RISET DAN SINERGI RISET IPTEK PENERBANGAN DAN ANTARIKSA MEWUJUDKAN INDONESIA MAJU DAN MANDIRI. Lembaga Penerbangan Dan Antariksa Nasional (LAPAN) RISET DAN SINERGI RISET IPTEK PENERBANGAN DAN ANTARIKSA MEWUJUDKAN INDONESIA MAJU DAN MANDIRI Lembaga Penerbangan Dan Antariksa Nasional (LAPAN) 1 VISI DAN MISI LAPAN 2015-2019 1 VISI, MISI, SASARAN STRATEGIS

Lebih terperinci

Revisi ke : 03 Tanggal : 12 Agustus 2014

Revisi ke : 03 Tanggal : 12 Agustus 2014 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : SATU SET DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN A. DASAR HUKUM : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

AGENDA REFORMASI BIROKRASI MELIPUTI (DELAPAN) AREA PERUBAHAN. 1. Manajemen Perubahan 2. Penataan Peraturan PerundangUndangan

AGENDA REFORMASI BIROKRASI MELIPUTI (DELAPAN) AREA PERUBAHAN. 1. Manajemen Perubahan 2. Penataan Peraturan PerundangUndangan 8 AGENDA REFORMASI BIROKRASI MELIPUTI (DELAPAN) AREA PERUBAHAN 1. Manajemen Perubahan 2. Penataan Peraturan PerundangUndangan 3. Penataan Dan Penguatan Organisasi 4. Penataan Tatalaksana 5. Penataan Sistem

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LAKIN)

LAPORAN KINERJA (LAKIN) LAPORAN KINERJA (LAKIN) PUSAT TEKNOLOGI DAN DATA PENGINDERAAN JAUH TAHUN 2016 PUSAT TEKNOLOGI DAN DATA PENGINDERAAN JAUH DEPUTI BIDANG PENGINDERAAN JAUH LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL KATA

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 18 Tahun

Lebih terperinci

Revisi ke 08 Tanggal : 24 Desember 2013

Revisi ke 08 Tanggal : 24 Desember 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3. UU No. 19 Tahun

Lebih terperinci

Revisi ke 08 Tanggal : 24 Desember 2013

Revisi ke 08 Tanggal : 24 Desember 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3. UU No. 19 Tahun

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 KATA PENGANTAR R encana Kinerja merupakan dokumen yang berisi target kinerja yang diharapkan oleh suatu unit kerja pada satu tahun tertentu

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 133, Tamb

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 133, Tamb No.1574, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LAPAN. ORTA. Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer. Pencabutan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15

Lebih terperinci

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 JAKARTA, FEBRUARI 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

Revisi ke 07 Tanggal : 24 Desember 2013

Revisi ke 07 Tanggal : 24 Desember 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3. UU No. 19 Tahun

Lebih terperinci

Ikhtisar Eksekutif. vii

Ikhtisar Eksekutif. vii Kata Pengantar Laporan Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi kepada masyarakat (stakeholders) dalam menjalankan visi dan misi

Lebih terperinci

Revisi ke : 03 Tanggal : 12 Agustus 2014

Revisi ke : 03 Tanggal : 12 Agustus 2014 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : SATU SET DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN A. DASAR HUKUM : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

Revisi ke 08 Tanggal : 31 Desember 2013

Revisi ke 08 Tanggal : 31 Desember 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3. UU No. 19 Tahun

Lebih terperinci

Revisi ke : 04 Tanggal : 8 September 2014

Revisi ke : 04 Tanggal : 8 September 2014 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : SATU SET DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN A. DASAR HUKUM : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT TAHUN 2016 INSPEKTORAT Jalan LAPAN No. 8, Pekayon, Pasar Rebo Telp. (021) 87720685, Faks. (021) 87720685 Jakarta 13710 Page 1 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan Puji Syukur kehadirat

Lebih terperinci

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan kinerja Badan Litbang Perhubungan tahun 2016 ini merupakan laporan pertanggungjawaban kegiatan dan anggaran yang berisi informasi tentang keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi Matahari mengalami perubahan secara periodik dalam skala waktu

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi Matahari mengalami perubahan secara periodik dalam skala waktu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi Matahari mengalami perubahan secara periodik dalam skala waktu pendek dan skala waktu panjang (misalnya siklus Matahari 11 tahunan). Aktivitas dari Matahari

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Bandung, 2016 CATATAN/REVIEW PEJABAT ESELON 1 Bagian ini diisi catatan/review

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi

LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Bandung, 2016 CATATAN/REVIEW PEJABAT ESELON 1 Bagian ini diisi catatan/review pejabat

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015

Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015 i i ii IKHTISAR EKSEKUTIF Sejalan dengan perwujudan pemerintahan yang mengikuti prinsip good governance dan clean government disusunlah Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Lembaga Penerbangan dan Antariksa

Lebih terperinci

Revisi ke 07 Tanggal : 24 Desember 2013

Revisi ke 07 Tanggal : 24 Desember 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3. UU No. 19 Tahun

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 BIRO PENGEMBANGAN PRODUKSI DAERAH SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala limpahan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2016 Kepala Biro Kerja Sama, Hubungan Masyarakat, dan Umum. Ir. Christianus R. Dewanto, M. Eng.

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2016 Kepala Biro Kerja Sama, Hubungan Masyarakat, dan Umum. Ir. Christianus R. Dewanto, M. Eng. KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Rencana strategis (Renstra) Biro Kerja Sama, Hubungan Masyarakat, dan Umum (KSHU) Periode tahun 2015-2019 telah selesai diperbaharui. Renstra ditetapkan

Lebih terperinci

Revisi ke : 06 Tanggal : 9 Oktober 2014

Revisi ke : 06 Tanggal : 9 Oktober 2014 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : SATU SET DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN A. DASAR HUKUM : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH TAHUN 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH TAHUN 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH TAHUN 2013 PUSAT PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH Jalan Kalisari Raya No. 8 Pekayon Pasar Rebo Jakarta Timur 13710 0 EXECUTIVE SUMMARY Sebagaimana

Lebih terperinci

Revisi ke : 03 Tanggal : 12 Agustus 2014

Revisi ke : 03 Tanggal : 12 Agustus 2014 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : SATU SET DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN A. DASAR HUKUM : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

Revisi ke : 04 Tanggal : 11 September 2014

Revisi ke : 04 Tanggal : 11 September 2014 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : SATU SET DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN A. DASAR HUKUM : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 1 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum.wr.wb Alhamdulillah, kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BALAI UJI TEKNOLOGI DAN PENGAMATAN ANTARIKSA DAN ATMOSFER TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BALAI UJI TEKNOLOGI DAN PENGAMATAN ANTARIKSA DAN ATMOSFER TAHUN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BALAI UJI TEKNOLOGI DAN PENGAMATAN ANTARIKSA DAN ATMOSFER TAHUN 2015-2019 BALAI UJI TEKNOLOGI DAN PENGAMATAN ANTARIKSA DAN ATMOSFER LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan Puji dan Syukur kehadirat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2015 Jakarta, Ratih Nurdianti

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2015 Jakarta, Ratih Nurdianti KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Deputi Bidang Perekonomian Tahun 2014 merupakan perwujudan dari pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian visi dan misi Deputi

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN PK BPS

PEDOMAN PENYUSUNAN PK BPS PEDOMAN PENYUSUNAN PK BPS BADAN PUSAT STATISTIK 2012 D A F T A R I S I hal Daftar Isi i Bab I Pendahuluan A Latar Belakang 1 B Pengertian 2 C Tujuan Penetapan Kinerja 2 D Ruang Lingkup Penetapan Kinerja

Lebih terperinci

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62

Lebih terperinci

Revisi ke : 03 Tanggal : 12 Agustus 2014

Revisi ke : 03 Tanggal : 12 Agustus 2014 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : SATU SET DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN A. DASAR HUKUM : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah No.1183, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. SAKIP. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS INSTANSI

Lebih terperinci

Revisi ke 06 Tanggal : 24 Desember 2013

Revisi ke 06 Tanggal : 24 Desember 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3. UU No. 19 Tahun

Lebih terperinci

Revisi ke : 03 Tanggal : 12 Agustus 2014

Revisi ke : 03 Tanggal : 12 Agustus 2014 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : SATU SET DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN A. DASAR HUKUM : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Kinerja Ditjen dan Penguasaan Tanah Tahun merupakan media untuk mempertanggungjawabkan capaian kinerja Direktorat Jenderal selama tahun, dalam melaksanakan

Lebih terperinci

Laporan Kinerja /LKj 2015 BAB I PENDAHULUAN

Laporan Kinerja /LKj 2015 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Paradigma penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance) adalah penyelenggaraan pemerintahan yang mengedepankan aspek akuntanbilitas, transparansi dan partisipatif

Lebih terperinci

BAB V PERTANGGUNGJAWABAN LURAH

BAB V PERTANGGUNGJAWABAN LURAH BAB V PERTANGGUNGJAWABAN LURAH Deskripsi Singkat Topik : Pokok Bahasan Waktu : Bentuk Laporan Pertanggungjawaban Kepala Desa : 1 (satu) kali tatap muka pelatihan (selama 100 menit) Tujuan : Praja dapat

Lebih terperinci

Dibuat Di : Pontianak Pada Tanggal : Januari Kepala Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Pontianak

Dibuat Di : Pontianak Pada Tanggal : Januari Kepala Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Pontianak PENGANTAR Laporan Kinerja (LAKIN) merupakan laporan pertanggungjawaban berbentuk dokumen tertulis yang dapat memberikan penjelasan secara transparansi dan jelas atas pelaksanaan visi dan misi, capaian

Lebih terperinci

RENSTRA TAHUN

RENSTRA TAHUN Revisi-1 RENSTRA TAHUN 2015-2019 PENERBANGAN DAN ( L A P A N Jl. Angkasa Trikora, Desa Sumberker, Biak Papua Telp. 0981 21078, Fax. 0981 RENSTRA BALAI LAPAN BIAK 2015-2019 Page 1 RENCANA STRATEGIS TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Maksud dari penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Bidang Dokumentasi dan Perpustakaan - BSN ini adalah sebagai pertanggungjawaban kepada

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN ANGGARAN 2012

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN ANGGARAN 2012 SERI LAPORAN TEKNIS OT 01 04 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN ANGGARAN 2012 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Jl. Gajah Mada no. 8 Jakarta 10120 Telp. (62-21) 63858269-70

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS

RENCANA STRATEGIS RENCANA STRATEGIS 2015-2019 BALAI PENGAMATAN ANTARIKSA DAN ATMOSFER AGAM DEPUTI BIDANG SAINS ANTARIKSA DAN ATMOSFER Kototabang, Muaro Palupuh, Kab. Agam-Sumatera Barat Telp/Fax : 0752-6237028 P.O.Box 84,

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 014 Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 Kata Pengantar Dengan

Lebih terperinci

Revisi ke : 03 Tanggal : 12 Agustus 2014

Revisi ke : 03 Tanggal : 12 Agustus 2014 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : SATU SET DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN A. DASAR HUKUM : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp. 024-8311729 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji syukur

Lebih terperinci

L A K I P. Satuan Kerja (sebutkan) TAHUN ANGGARAN. PUSAT STATISTIK (sebutkan Satuan Kerja) LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

L A K I P. Satuan Kerja (sebutkan) TAHUN ANGGARAN. PUSAT STATISTIK (sebutkan Satuan Kerja) LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH L A K I P LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH Satuan Kerja (sebutkan) TAHUN ANGGARAN BADAN PUSAT STATISTIK (sebutkan Satuan Kerja) (tahun terbit) Satuan Kerja (Sebutkan) Kata Pengantar Bagian

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

Menimbang : a. bahwa Pasal 8 Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 70 Tahun 2017 tentang Penetapan

Menimbang : a. bahwa Pasal 8 Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 70 Tahun 2017 tentang Penetapan KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN IIDAPA KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 016 TAHUN 2018 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BALAI PENGAMATAN ANTARIKSA DAN ATMOSFER SUMEDANG Jl. Raya Bandung Sumedang KM 31, Desa Haurngombong, Kec. Pamulihan, Kab. Sumedang, Jawa

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2015 BAB II. PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis atau yang disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu tertentu berisi visi,

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Simpulan

BAB IV PENUTUP. A. Simpulan BAB IV A. Simpulan Laporan kinerja Sekretariat Kabinet tahun 2015 ini merupakan laporan pertanggungjawaban atas pencapaian visi dan misi Sekretariat Kabinet dalam rangka menuju organisasi yang efektif,

Lebih terperinci

Revisi ke : 03 Tanggal : 12 Agustus 2014

Revisi ke : 03 Tanggal : 12 Agustus 2014 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : SATU SET DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN A. DASAR HUKUM : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2014 BAB I Pendahuluan Bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued yang sedang dihadapi organisasi. 1.1 Latar

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Memasuki awal tahun 2016 sesuai dengan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Inspektorat IV melakukan kegiatan yang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2017, KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT,

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2017, KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT, KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Tahun 2016 ini disusun berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokasi Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Salam Sejahtera,

KATA PENGANTAR. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Salam Sejahtera, KATA PENGANTAR Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Salam Sejahtera, Alhamdulillah, kami telah menyelesaikan Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Tahun 2016. Laporan ini dibuat

Lebih terperinci

1 Pendahuluan. Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Kab. Pasuruan 1

1 Pendahuluan. Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Kab. Pasuruan 1 1 Pendahuluan D alam rangka pertanggungjawaban atas pengelolaan kinerjanya sebagaimana diamanatkan dalam inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), seluruh instansi

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS TAHUN PUSAT SAINS ANTARIKSA

RENCANA STRATEGIS TAHUN PUSAT SAINS ANTARIKSA RENCANA STRATEGIS TAHUN 2015-2019 PUSAT SAINS ANTARIKSA LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL JL. Dr. DJUNDJUNAN NO. 133 BANDUNG DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Kondisi Umum 3 1.2 Potensi dan Permasalahan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH JL.SUMBERGLAGAH PACET, MOJOKERTO Telp. (0321) 690441 Kode Pos. 61374 Fax

Lebih terperinci

Revisi ke 09 Tanggal : 24 Desember 2013

Revisi ke 09 Tanggal : 24 Desember 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3. UU No. 19 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan Lakip BKPPP A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan Lakip BKPPP A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum 1.1. Geografi Kabupaten Bandung, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat dengan ibukotanya adalah Soreang. Secara geografis letak Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL... 2 DAFTAR GAMBAR... 3 KATA PENGANTAR... 4 RINGKASAN EKSEKUTIF... 5 BAB I PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL... 2 DAFTAR GAMBAR... 3 KATA PENGANTAR... 4 RINGKASAN EKSEKUTIF... 5 BAB I PENDAHULUAN... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL... 2 DAFTAR GAMBAR... 3 KATA PENGANTAR... 4 RINGKASAN EKSEKUTIF... 5 BAB I PENDAHULUAN... 7 A. Latar belakang... 7 B. Gambaran Organisasi... 8 C. Gambaran aspek

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA DAN PELAPORAN KINERJA DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA DAN PELAPORAN KINERJA DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM - 2 - Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2013

KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2013 KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2013 Ringkasan Eksekutif LAKIP Kementerian Komunikasi dan Informatika merupakan wujud dari pertanggungjawaban atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dokumen Perjanjian Kinerja merupakan suatu dokuman pernyataan kinerja/ kesepakatan kinerja/ perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 01/PJ.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 01/PJ. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 01/PJ.01/2012 TENTANG PENYUSUNAN DAN PENYAMPAIAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKj) ASISTEN DEPUTI BIDANG PELAKSANAAN DAN PELAPORAN PERSIDANGAN TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA (LKj) ASISTEN DEPUTI BIDANG PELAKSANAAN DAN PELAPORAN PERSIDANGAN TAHUN 2014 LAPORAN KINERJA (LKj) ASISTEN DEPUTI BIDANG PELAKSANAAN DAN PELAPORAN PERSIDANGAN TAHUN 2014 SEKRETARIAT KABINET 2015 RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Kinerja (LKj) Asisten Deputi Bidang Pelaksanaan dan Pelaporan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Dasar Hukum 1.3 Tujuan 1.4 Sasaran 1.5 Ruang Lingkup 1.6 Pengertian dan Istilah BAB II JENIS DATA YANG DIKUMPULKAN 2.1 Data

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013 RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013 KATA PENGANTAR R encana Kinerja merupakan dokumen yang berisi target kinerja yang diharapkan oleh suatu unit kerja pada satu tahun tertentu

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA PERJANJIAN KINERJA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA, 2016 Kata Pengantar Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2016 PUSAT SAINS ANTARIKSA LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL JL. Dr. DJUNDJUNAN NO. 133 BANDUNG KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan syukur kehadirat Yang Maha

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA 3.1 DASAR HUKUM Dalam menetapkan tujuan, sasaran dan indikator kinerja Balai Besar Laboratorium menggunakan acuan berupa regulasi atau peraturan sebagai berikut : 1) Peraturan

Lebih terperinci