LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH TAHUN 2013

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH TAHUN 2013"

Transkripsi

1 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH TAHUN 2013 PUSAT PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH Jalan Kalisari Raya No. 8 Pekayon Pasar Rebo Jakarta Timur

2 EXECUTIVE SUMMARY Sebagaimana tercantum dalam pedoman implementasi sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP) di lingkungan LAPAN, dasar kerja Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh (Pusftaja) didasarkan pada hasil Pengukuran Kinerja, Laporan Kinerja dan Evaluasi Kinerja tahun 2012, rencana strategis Pusfatja , Rencana Kerja Tahunan (RKT) 2013, dan Penetapan Kinerja (PK) tahun Penetapan Kinerja yang dituangkan dalam perjanjian kinerja antara Kepala Pusfatja dan Deputi Bidang Penginderaan Jauh digunakan sebagai pedoman pencapaian target Pusfatja Penetapan kinerja tidak hanya dilakukan antara Kepala Pusat dengan Deputi, namun juga antara Kepala Pusat dengan Kepala Bidang, dan juga antara Kepala Bidang dengan penelitinya dalam bentuk kontrak kinerja dan dituangkan dalam Sistem Kinerja Pegawai (SKP). Dalam mencapai sasaran jangka menengah maupun pendek, terdapat lima tujuan strategis Pusfatja tahun Tujuan strategis tersebut adalah mengembangkan model standar pemanfaatan data penginderaan jauh untuk sumberdaya wilayah darat, mengembangkan model standar pemanfaatan data penginderaan jauh untuk sumberdaya wilayah pesisir dan laut, mengembangkan model standar pemanfaatan data penginderaan jauh untuk pemantauan lingkungan dan mitigasi bencana, mengembangkan model standar nilai tambah data dan standar produksi informasi berbasis data penginderaan jauh, dan meningkatkan kerjasama teknis dan pendayagunaan hasil litbang pemanfaatan penginderaan jauh. Hingga akhir tahun anggaran 2013 Pusfatja telah melaksanakan seluruh kegiatan litbang, produksi data/informasi dan diseminasi informasi yang menjadi tanggung jawabnya. Pusfatja LAPAN berhasil mewujudkan seluruh capaian sasarannya dengan indikator keberhasilan termasuk kategori Sangat Berhasil. Realisasi anggaran kegiatan yaitu rata-rata 93,72%, dan capaian sasarannya secara substansial dapat dikategorikan sangat berhasil memenuhi target kinerja yang sudah ditetapkan, semua target terealisasikan lebih dari 150%. 1

3 Secara umum kinerja Pusfatja tahun 2013 mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari jumlah indikator kinerja yang direalisasikan. Peningkatan terjadi pada jumlah dokumen teknis yang dicapai. Pada tahun 2010 tercatat terdapat 8 dokumen teknis yang dihasilkan, meningkat pada tahun 2011 dengan jumlah 13 dokumen dan meningkat cukup signifikan pada tahun 2012 dengan 26 dokumen teknis yang dihasilkan dan pada tahun 2013 menjadi 46 dokumen bahan kajian dan dokumen teknis penelitian dan pengembangan. Hal ini selaras dengan peningkatan jumlah anggaran yang diberikan negara kepada Pusfatja. Penyampaian informasi melalui Sistem Pemantauan Bumi Nasional terus ditingkatkan menjadi 9 informasi dari sebelumnya hanya 7 informasi. Peningkatan kinerja yang terjadi pada tahun 2013 didukung dengan kegiatankegiatan koordinatif kerjasama dengan instansi pemerintah lainnya. Tercatat tambahan kegiatan koordinatif dan adhoc pusfatja adalah sebesar 26 kegiatan. Untuk menjaga kualitas kinerja peneliti dilakukan monitoring dan evaluasi (monev) secara berkala baik triwulan, semesteran maupun tahunan. 2

4 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan kepemerintahan yang baik (good governance) dalam pengelolaan administrasi publik, dan pelaksanaan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah adalah wujud tanggung jawab pemerintah terhadap tuntutan dan aspirasimasyarakat dalam mencapai tujuan serta cita-cita berbangsa dan bernegara.dalam rangka itu, diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat dan jelas, sehingga penyelenggaraan pemerintahan dapat berlangsung secara efektif dan efisien, bersih dan bertanggung jawab, serta bebas dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Upaya pengembangan tersebut sejalan dengan asas akuntabilitas yang dirumuskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, bahwa asas akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggaraan negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundanganyang berlaku. Dalam rangka itu, pemerintah telah menerbitkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.Instruksi Presiden tersebut mewajibkan setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara negara untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas, fungsi, serta kewenangan dalam pengelolaan sumberdaya dan kebijakan yang dipercayakan kepadanya berdasarkan perencanaan strategis (strategic planning) yang ditetapkan. Dalam rangka perwujudan pertanggungjawaban tersebut, setiap instansi pemerintah secara periodik wajib mengkomunikasikan pencapaian tujuan dan sasaran strategis organisasi kepada para pemangku kepentingan, yang dituangkan di dalam laporan akuntabilitas instansi pemerintah (LAKIP). Berdasarkansistem akuntabilitas instansi pemerintah (Sistem AKIP), penyusunan 3

5 LAKIP dilakukan melalui proses penyusunan rencana strategis, penyusunan rencana kinerja, penetapan kinerja dan pengukuran kinerja. Sejalan dengan itu, Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh (Pusfatja) melaporkan kinerjanya sebagai bentuk pertanggungjawaban selama tahun anggaran 2013 sebagaimana Instruksi Presiden tersebut diatas. Laporan tahunan akuntabilitas kinerja di Pusfatja tahun 2013 ini disusun untuk memenuhi ketentuan tentang pelaporan kinerja tahunan sekaligus merupakan catatan tentang langkah-langkah kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2013 lalu. Kegiatan tahun 2012 secara umum merupakan kelanjutan dari kegiatan tahuntahun sebelumnya yang dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran strategis tahun Seiring dengan perjalanan waktu dan perubahan organisasi, renstra harus di revisi disesuaikan dengan tugas dan fungsi organisasi baru yaitu Pusfatja. Oleh karena itu pada tahun 2013, dibentuklah suatu tim yang bertugas untuk merevisi renstra tersebut. Pada Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) tahun 2013 disajikan tujuan dan sasaran strategis Pusfatja sesuai dengan Renstra yang telah direvisi TUGAS DAN FUNGSI PUSFATJA Pusfatja merupakan salah satu unit kerja di Deputi Penginderaan Jauh yang berkedudukan di Jl. Kalisari Raya, Pasar Rebo, Jakarta Timur TUGAS POKOK PUSFATJA Berdasarkan PerKA LAPAN No. 2 Tahun 2011 Pusfatja mempunyai tugas pokok melaksanakan penelitian dan pengembangan pemanfaatan data penginderaan jauh. Tugas pokok ini menyatakan bahwa kegiatan utama di Pusfatja adalah penelitian dan pengembangan dalam memanfaatkan data penginderaan jauh. Sebagai pusat yang berada di dalam lembaga pemerintah, tugas penelitian dan pengembangan pusfatja difokuskan pada pelayanan kepada pengguna (dalam ini adalah masyarakat). Masyarakat merupakan salah satu komponen yang penting dalam penelitian dan pengembangan, karena mereka dapat memberikan umpan balik dan kritik terhadap hasil informasi yang disampaikan. Perbaikan, reviu, dan 4

6 pengembangan dan penelitian akan lebih baik dengan adanya umpan balik dari masyarakat. FUNGSI PUSFATJA Pusfatja dibentuk berdasarkan Peraturan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional No. 2 Tahun 2011 tanggal 4 Maret 2011 tentang Organisasi dan Tata Laksana Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional yang mengacu kepada Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen. Pasal 72 mengatakan bahwa dalam melaksanakan tugasnya Pusfatja menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: a. Penelitian dan pengembangan model pemanfaatan untuk sumberdaya wilayah darat b. Penelitian dan pengembangan model pemanfaatan untuk sumberdaya wilayah pesisir dan laut c. Penelitian dan pengembangan model pemanfaatan untuk pemantauan lingkungan dan mitigasi bencana alam d. Penelitian dan pengembangan nilai tambah data dan standarisasi produksi informasi. e. Pelaksanaan kerjasama teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh 1.3. STRUKTUR ORGANISASI Dalam struktur organisasinya, Pusfatja terdiri atas (Pasal 73 PerKA LAPAN No. 2 Tahun 2011) a. Bidang Sumberdaya Wilayah Darat; b. Bidang Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Laut; c. Bidang Lingkungan dan Mitigasi Bencana; d. Bidang Produksi Informasi e. Subbagian Tata Usaha; dan 5

7 f. Kelompok Jabatan Fungsional Gambar 1.1 berikut merupakan struktur organisasi lengkap dari Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh. Deputi Bidang Penginderaan Jauh Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh Subagian Tata Usaha Bidang Sumberdaya Wilayah Darat Bidang Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Laut Bidang Lingkungan dan Mitigasi Bencana Bidang Produksi Informasi Kelompok Jabatan Fungsional Gambar 1.1. Struktur Organisasi Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh 1.4. SISTIMATIKA PENYAJIAN Laporan akuntabilitas kinerja ini disusun secara sistematik berpedoman pada Permenpan no 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan PerKa LAPAN No. 07 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di Lingkungan LAPAN. Laporan disusun mengikuti alur proses kinerja Pusfatja dengan mengimplementasikan Renstra LAPAN dan Renstra Pusfatja yang telah di revsisi. Laporan dimulai dengan Bab I yang berisi tentang latar belakang, tugas dan fungsi pusfatja, dan struktur 6

8 organisasi pusfatja. Pada Bab II dijelaskan tentang dasar pelaksanaan kegiatan tahun 2013, Rencana Strategis Pusfatja yang revisi dari Renstra Pusbangja tahun Dari renstra dijabarkan lagi lebih detail menjadi rencana kinerja tahunan (RKT) tahun 2013 yang dituangkan dalam perjanjian kenerja tahun Pada Bab III dijelaskan tentang akuntabilitas kinerja Pusfatja. Akuntabilitas kinerja adalah pengukuran kinerja berdasarkan capaian kinerja yang telah dilaksanakan pada tahun Pada Bab III juga dijelaskan tentang analisis capaian kinerja terhadap sasaran yang sudah ditetapkan pada tahun Dalam akuntabilitas kinerja juga dilaporkan tentang akuntabilitas keuangan yang terserap pada tahun 2013 disesuaikan dengan capaian kinerja yang telah dilaksanakan.bab IV Penutup berisi kesimpulan dari hasil laporan akuntabilitas kinerja yang telah dilaksanakan Pusfatja pada tahun 2013 sesuai Renstra Pusfatja

9 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1. DASAR PELAKSANAAN KERJA PUSFATJA TAHUN 2013 Pelaksanaan kerja Pusfatja mengikuti perubahan dan perkembangan ilmu dan teknologi dan juga perkembangan mengenai rancangan undang-undang keantariksaan yang juga telah disahkan menjadi UU No. 21 Tahun 2013 tentang keantariksanaan. Pelaksanaan kerja pusftaja pada tahun 2013 didasarkan pada beberapa dokumen sebagai berikut: 1. Hasil LAKIP Pusfatja Tahun Rencana Strategis Pusfatja Tahun , yang merupakan hasil revisi Renstra Pusbangja Tahun Rencana Kerja Tahunan Pusfatja Tahun Penetapan Kinerja (PK) Pusfatja Tahun 2013 yang telah ditandatangani oleh Deputi Inderaja dan Kepala Pusat Pemanfatan Penginderaan Jauh (Pusfatja) 5. Sasaran Kerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) 2013 yang merupakan hasil kesepakatan antara Kepala LAPAN dengan para Pejabat Eselon II di LAPAN. Pelaksanaan kerja Pusfatja ini berdasarkan sistem SAKIP yang telah dirumuskan melalui PerKa LAPAN No. 3 tahun 2011 tanggal 27 April 2011 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan LAPAN. Dalam sistem SAKIP yang telah dirumuskan, Renstra, Rencana Kinerja Tahunan, Penetapan Kinerja, Pengukuran Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Evaluasi Kinerja merupakan sistem yang berkesinambungkan dimana Renstra harus diriviu berdasarkan hasil evaluasi kinerja pada tahun sebelumnya. Evaluasi kinerja didasarkan pada hasil pengukuran kinerja dan pelaporan kinerja pada tahun sebelumnya. Hasil riviu Renstra digunakan sebagai dasar untuk penyusunan Rencana Kerja Tahunan 8

10 2013, dan Rencana Kerja Tahunan digunakan sebagai dasar penetapan kinerja tahun Secara dasar pelaksanaan kerja Pusfatja tahun 2013 digambarkan pada lingkaran sistem pada Gambar 2.1 berikut. Renstra Evaluasi Kinerja Organisasi Rencana Kerja tahunan (RKT) Laporan Kinerja Penetapan Kinerja Pengukuran Kinerja Gambar 2.1. Lingkaran Dasar Pelaksanaan Kerja Pusfatja 2.2. RENCANA STRATEGIS PUSFATJA TAHUN Sesuai dengan perkembangan kebutuhan dan dinamika kelanjutan dari Program Nasional khususnya kelanjutan Program Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dalam rangka mendukung pembangunan nasional maka diperlukan perencanaan sebagai dasar pelaksanaan program 5 (lima) tahun kedepan. Perencanaan tersebut tentu harus sesuai dan selaras dengan Program Prioritas Nasional yang disesuaikan dengan tugas dan fungsi LAPAN sehingga diharapkan peran LAPAN dalam Pembangunan akan dapat terealisasi dan dicapai sesuai dengan ukuran dan target yang telah ditetapkan. Rumusan Perencanaan tersebut disusun sebagai Rencana Strategis (Renstra) 5 (lima) tahun mendatang yang menetapkan dan menerjemahkan visi dan misi menjadi tujuan strategis dan sasaran strategis sebagai target yang terukur dalam 5 9

11 (tahun) mendatang. Rencana strategis tersebut disusun berdasarkan kebutuhan dan kondisi lingkungan strategis internal-eksternal dan juga disesuaikan dengan potensi kekuatan dan kemampuan institusi dalam merealisasikan target dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, sehingga capaian kinerja dapat diukur dengan baik. VISI Visi Pusfatja adalah Menjadi pusat unggulan pemanfaatan penginderaan jauh untuk mendukungpengelolaan sumberdaya alam, lingkungan, dan mitigasi bencana. MISI Guna mengaktualisasikan visi tersebut, Pusfatja mengemban beberapa misi yaitu: Menyelenggarakan kajian kebijakan di Bidang Penginderaan Jauh untuk mendukung RUU Keantariksaan Melakukan penelitian dan pengembangan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh, yang terdiri dari Mengembangkan kemampuan litbang pemanfaatan penginderaan jauh untuk mendukung pengelolaan sumber daya darat, pesisir, dan laut. Mengembangkan kemampuan litbang pemanfaatan penginderaan jauh untuk mendukung pengelolaan lingkungan dan mitigasi bencana. Mengembangkan kemampuan produksi informasi berbasis penginderaan jauh. Mengembangkan kerjasama dan pelayanan teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS Tujuan strategis Pusfatja pada tahun 2013 mengacu pada rencana strategis , adalah sebagai berikut: 10

12 Menyelenggarakan kajian kebijakan di Bidang Penginderaan Jauh untuk mendukung RUU Keantariksaan Melakukan penelitian dan pengembangan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh, yang terdiri dari Mengembangkan kemampuan litbang pemanfaatan penginderaan jauh untuk mendukung pengelolaan sumber daya darat, pesisir, dan laut. Mengembangkan kemampuan litbang pemanfaatan penginderaan jauh untuk mendukung pengelolaan lingkungan dan mitigasi bencana. Mengembangkan kemampuan produksi informasi berbasis penginderaan jauh. Meningkatkan kerjasama dan pelayanan teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh Sedangkan sasaran strategis adalah sebagai berikut: Penyiapan bahan kajian kebijakan pengembangan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh. Penguatan penelitian dan pengembangan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh, yang terdiri dari Penguatan model standar pemanfaatan data penginderaan jauh untuk sumber daya wilayah pesisir dan laut. Penguatan model standar pemanfaatan data penginderaan jauh untuk lingkungan dan mitigasi bencana. Penguatan model standar nilai tambah data dan standar produksi informasi berbasis data penginderaan jauh. Penguatan pengembangan sistem pemantauan bumi Meningkatnya kerjasama teknis dan pendayagunaan hasil litbang pemanfaatan penginderaan jauh, yang terdiri dari Penguatan pembimbingan, pembinaan dan pelayanan teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh Penguatan kerjasama teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh 11

13 RENCANA STRATEGIS Untuk pencapaian tujuan dan sasaran strategis yang telah ditetapkan, masingmasing sasaran memiliki Indikator Kinerja Utama (IKU). Hubungan antara tujuan, sasaran strategis dan indikator kinerja utama dapat dilihat pada Tabel 2.1 di bawah ini. Tabel 2.1 Tujuan dan Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Tujuan Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Menyelenggarakan Penyiapan bahan kajian Jumlah bahan kajian kajian kebijakan di kebijakan kebijakan di bidang Bidang Penginderaan pengembangan di pemanfaatan Jauh untuk mendukung RUU Keantariksaan bidang pemanfaatan penginderaan jauh penginderaan jauh. Melakukan penelitian dan pengembangan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh Melakukan penelitian dan pengembangan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh Penguatan penelitian dan pengembangan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh. Penguatan pengembangan Pusat Pemantauan Bumi Jumlah dokumen teknis, publikasi ilmiah, HKI, serta model dan informasi sumberdaya wilayah darat yang dimanfaatkan pengguna. Jumlah dokumen teknis, publikasi ilmiah, HKI, serta model dan informasi sumberdaya wilayah pesisir dan laut yang dimanfaatkan pengguna. Jumlah dokumen teknis, publikasi ilmiah, HKI serta model dan informasi untuk pemantauan lingkungan dan mitigasi bencana yang dimanfaatkan pengguna. Jumlah dokumen teknis, publikasi ilmiah, HKI, modul, dan standar produksi informasi yang dimanfaatkan pengguna. Jumlah informasi spasial pemantauan lingkungan, mitigasi bencana, dan sumberdaya alam yang dimanfaatkan pengguna. 12

14 Tujuan Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Meningkatkan kerjasama dan Penguatan pembimbingan, Jumlah bimbingan, pembinaan, dan pelayanan teknis di pembinaan dan pelayanan teknis di bidang pemanfaatan pelayanan teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh bidang pemanfaatan penginderaan jauh penginderaan jauh kepada pengguna. Meningkatkan Penguatan kerjasama Jumlah kerjasama teknis kerjasama dan teknis di bidang di bidang pemanfaatan pelayanan teknis di pemanfaatan penginderaan jauh. bidang pemanfaatan penginderaan jauh penginderaan jauh 2.3. RENCANA KERJA TAHUN 2013 Berdasarkan rencana strategis dan sasaran strategis Pusfatja , pada tahun 2013 telah ditetapkan Rencana Kerja Tahunan (RKT), sebagai tercantum dalam Tabel 2.2. Tabel 2.2. Sasaran Strategis, Indikator Kinerja dan Target yang direncanakan pada tahun 2013 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Penyiapan bahan kajian kebijakan pengembangan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh. Jumlah bahan kajian kebijakan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh. 1 dokumen bahan kajian Penguatan penelitian dan pengembangan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh. Jumlah dokumen teknis, publikasi ilmiah, HKI, serta model dan informasi sumberdaya wilayah darat yang dimanfaatkan pengguna. Jumlah dokumen teknis, publikasi ilmiah, HKI, serta model dan informasi sumberdaya wilayah pesisir dan laut yang dimanfaatkan pengguna. Jumlah dokumen teknis, publikasi ilmiah, HKI serta model dan informasi untuk pemantauan lingkungan dan mitigasi bencana yang 6 dokumen teknis 4 dokumen teknis 4 dokumen teknis 13

15 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target dimanfaatkan pengguna. Penguatan pengembangan Pusat Pemantauan Bumi. Penguatan pembimbingan, pembinaan dan pelayanan teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh. Penguatan kerjasama teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh. Jumlah dokumen teknis, publikasi ilmiah, HKI, modul, dan standar produksi informasi yang dimanfaatkan pengguna. Jumlah informasi spasial pemantauan lingkungan, mitigasi bencana, dan sumberdaya alam yang dimanfaatkan pengguna. Jumlah bimbingan, pembinaan, dan pelayanan teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh kepada pengguna. Jumlah kerjasama teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh. 4 dokumen teknis 9 informasi 4 institusi 2 institusi internasional 4 institusi nasional Dalam rencana kerja tahun 2013 direncanakan target-target sesuai dengan indikator kinerja utama dan sasaran strategis yang telah ditetapkan oleh Pusfatja dalam renstra Pusfatja yang telah direview dan dievaluasi. Target-target tersebut secara rinci sesuai dengan sasaran strategisnya dijelaskan sebagai berikut. Penyiapan bahan kajian kebijakan pengembangan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh. Dalam sasaran strategis ini direncanakan terdapat 1 target dokumen kajian kebijakan yaitu dokumen kajian peraturan pemerintah tentang penginderaan jauh. Dokumen ini adalah suatu dokumen tindak lanjut rancangan undangundang keantariksaan yang telah disahkan pada tahun Rencana ini merupakan suatu bahan yang didiskusikan dengan pusat lain di Lapan. 14

16 Penguatan penelitian dan pengembangan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh Untuk penguatan penelitian dan pengembangan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh direncanakan terdapat 18 dokumen teknis paper ilmiah, HKI, model pemanfaatan yang dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh pengguna. Dokumen tersebut terdiri dari enam dokumen teknis untuk sumberdaya wilayah darat, empat dokumen teknis sumberdaya wilayah pesisir dan laut, empat dokumen teknis untuk pemantauan lingkungan dan mitigasi bencana, serta empat dokumen teknis untuk produksi dan informasi pemanfaatan penginderaan jauh. Penguatan pengembangan Pusat Pemantauan Bumi Pada tahun 2013 direncanakan terdapat 9 informasi spasial pemantauan lingkungan, mitigasi bencana, dan sumberdaya alam yang dimanfaatkan pengguna yang beroperasional terupdate baik secara harian dan bulanan, 9 informasi tersebut adalah liputan awan, informasi hotspot, informasi sistem peringkat bahaya kebakaran lahan/hutan, informasi potensi banjir, informasi tanggap darurat bencana, informasi suhu permukaan laut, informasi klorofil, informasi zona potensi penangkapan ikan, dan informasi fase pertumbuhan padi. Informasi yang dihasilkan dapat digunakan/dimanfaatkan oleh pengguna untuk pengambilan keputusan bagi pengguna. Penguatan pembimbingan, pembinaan dan pelayanan teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh Direncanakan pada tahun 2013 terdapat empat institusi yang dibimbing dan dibina serta dilayani secara teknis untuk kebutuhan pemanfaatan penginderaan jauh. Empat institusi tersebut dapat berasal dari institusi pusat maupun daerah. Target ini direncanakan karena setiap tahun Pusfatja menerima permohonan bantuan untuk bimbingan teknis dalam pemanfaatan penginderaan jauh baik untuk sumberdaya wilayah darat, pesisir dan laut, serta masalah lingkungan dan mitigasi bencana. Penguatan kerjasama teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh Pusfatja merencanakan terdapat kerjasama teknis dengan 4 institusi nasional, dan 2 institusi internasional. Rencana target ini merupakan suatu 15

17 target realistis karena secara nasional, Pusfatja telah membangun kerjasama teknis dengan institusi pemerintah baik pusat maupun daerah seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Kelalutan dan Perikanan, Kementerian Lingkungan Hidup, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Demikian juga untuk kerjasama teknis internasional merupakan target realistis karena sudah ada 2 institusi nasional yang siap bekerjasama adalah Jaxa Jepang dan UN SPIDER PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 Untuk mengakomodir rancangan undang-undang keantariksaan maka penetapan kinerja Pusfatja tahun 2013 disesuaikan Rencana Kerja Tahunan 2013 yang telah dibuat. Secara lengkap PK tersebut disajikan pada Tabel 2.3. Penetapan kinerja ini merupakan penjanjian kinerja antara Deputi Bidang Penginderaan Jauh (eselon I) dengan Kepala Pusat Pengembangan Pemanfaatan dan Teknologi Penginderaan Jauh (eselon II). Selain perjanjian kinerja antara Deputi dengan Kepala Pusat, perjanjian kinerja juga dilakukan antara Kepala Pusat dengan Kepala Bidang dan juga antara Kepala Bidang dengan penelitinya. Tabel 2.3 dokumen teknis yang akan dihasilkan oleh Pusfatja tahun menjelaskan secara lengkap Tabel 2.3. Sasaran Strategis, Indikator Kinerja dan Target yang ditetapkan pada tahun 2013 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Penyiapan bahan kajian kebijakan pengembangan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh. Jumlah bahan kajian kebijakan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh. 1 dokumen bahan kajian Penguatan penelitian dan pengembangan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh. Jumlah dokumen teknis, publikasi ilmiah, HKI, serta model dan informasi sumberdaya wilayah darat yang dimanfaatkan pengguna. Jumlah dokumen teknis, publikasi ilmiah, HKI, serta model dan informasi 6 dokumen teknis 4 dokumen teknis 16

18 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target sumberdaya wilayah pesisir dan laut yang dimanfaatkan pengguna. Penguatan pengembangan Pusat Pemantauan Bumi. Penguatan pembimbingan, pembinaan dan pelayanan teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh. Penguatan kerjasama teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh. Jumlah dokumen teknis, publikasi ilmiah, HKI serta model dan informasi untuk pemantauan lingkungan dan mitigasi bencana yang dimanfaatkan pengguna. Jumlah dokumen teknis, publikasi ilmiah, HKI, modul, dan standar produksi informasi yang dimanfaatkan pengguna. Jumlah informasi spasial pemantauan lingkungan, mitigasi bencana, dan sumberdaya alam yang dimanfaatkan pengguna. Jumlah bimbingan, pembinaan, dan pelayanan teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh kepada pengguna. Jumlah kerjasama teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh. 4 dokumen teknis 4 dokumen teknis 9 informasi 4 institusi 2 institusi internasional 4 institusi nasional Target 1 dokumen bahan kajian ditetapkan dalam sasaran strategis penyiapan bahan kajian kebijakan pengembangan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh adalah dokumen bahan kajian dalam rangka tindak lanjut undang-undang keantariksaan. Jika undang-undang tentang keantariksaan disahkan, tentu memerlukan peraturan turunan untuk memperjelas undangundang tersebut. Beberapa contoh peraturan turunan adalah peraturan pemerintah tentang penginderaan jauh, rencana induk penginderaan jauh, dan standarisasi metode penginderaan jauh. Pada tahun 2013, Pusfatja menargetkan 1 dokumen bahan kajian merupakan target yang realistis mengingat sumberdaya manusia dan sarana prasana yang dimiliki masih kurang memadai dalam penyiapan bahan kajian kebijakan. 17

19 Pada sasaran strategis penguatan penelitian dan pengembangan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh, secara total ditargetkan 18 dokumen teknis yang terdiri dari 6 dokumen teknis publikasi ilmiah, HKI, serta model dan informasi sumberdaya wilayah darat, 4 dokumen teknis publikasi ilmiah, HKI, serta model dan informasi sumberdaya wilayah pesisir dan laut, 4 dokumen teknis publikasi ilmiah, HKI, serta model dan informasi lingkungan dan mitigasi bencana, 4 dokumen teknis publikasi ilmiah, HKI, serta modul, dan standar produksi informasi, dan semua dokumen tersebut dapat dimanfaatkan oleh pengguna. Enam dokumen teknis publikasi ilmiah, HKI, serta model dan informasi sumberdaya wilayah darat yang dimanfaatkan oleh pengguna adalah sebagai berikut. 1. Litbang Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh Satelit Resolusi Menengah/ Tinggi untuk Identifikasi Lahan Hutan Penelitian dan pengembangan untuk identifikasi lahan hutan dengan data penginderaan jauh memang bukan hal baru dalam kegiatan litbang. Namun, litbang ini bertujuan untuk mempertajam hasil-hasil penelitian yang terdahulu sehingga dapat dijadikan model standar untuk klasifikasi hutan non-hutan. Salah satu data yang digunakan adalah data LDCM yang merupakan data baru di dalam penginderaan jauh. Model dan metode baru akan dikembangkan dalam kegiatan ini. Makalah ilmiah dan model pemanfaatan penginderaan jauh untuk identifikasi lahan hutan akan dihasilkan dalam kegiatan ini. 2. Pengembangan Pengolahan Data untuk Mendukung Perhitungan Karbon/REDD Kegiatan ini mendukung Indonesian Carbon Acounting System (INCAS) yaitu dalam rangka menyusun analisa luas lahan hutan dan perubahannya sehingga dapat dihitung berapa jumlah karbon yang diserap oleh luasan hutan di Indonesia. Makalah ilmiah dan model standar merupakan hasil yang diharapkan dalan kegiatan ini. 18

20 3. Pengembangan Model Standar Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh (Landsat/SPOT) untuk Pemetaan Sawah Sama seperti halnya identifikasi lahan hutan, pemetaan lahan sawah bukanlah hal yang baru dalam masalah pemanfaatan penginderaan jauh. Namun pada tahun 2013, hal ini merupakan suatu kegiatan pengembangan yaitu pemanfaatan data resolusi tinggi SPOT-6 yang direkam oleh Stasiun Bumi LAPAN Pare-pare. Kombinasi antara object based dan visual interpretation merupakan suatu metode baru yang ditawarkan dalam kegiatan litbang ini. Makalah ilmiah dan model standar merupakan hasil yang diharapkan dalan kegiatan ini. 4. Pengembangan Model Standar Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh untuk Pemantauan Fase Pertumbuhan Tanaman Padi Pemantauan fase pertumbuhan padi dengan menggunakan data MODIS telah berlangsung secara operasional untuk Pulau Jawa dan Bali. Pada tahun 2013, model fase pertumbuhan padi akan dikembangkan untuk wilayah Sumatera. Harapannya pada akhir tahun 2013 dapat dilakukan pemantauan fase pertumbuhan padi ini untuk Pulau Sumatera, Jawa, dan Bali. Informasi ini sangat dibutuhkan oleh Kementerian Pertanian. Makalah ilmiah dan model standar merupakan hasil yang diharapkan dalan kegiatan ini. 5. Pengembangan Model Standar Pemanfaatan Data Penginderaan jauh untuk Pemantauan Sumberdaya Air Kegiatan ini adalah kegiatan untuk pengembangan model standar untuk pemantauan sumberdaya air, yang merupakan suatu kegiatan yang mendukung penyelamatan 13 danau prioritas yang dilakukan oleh Kementerian Lingkungan hidup. Pada tahun 2013 ini harapannya adalah terdapat 7 danau prioritas yang telah dianalisa dengan data penginderaan jauh. Makalah ilmiah dan model standar merupakan hasil yang diharapkan dalan kegiatan ini. 6. Pengembangan Model Standar Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh (Optik dan SAR) untuk inventarisasi Sumberdaya Mineral 19

21 Kegiatan ini merupakan suatu kegiatan baru dalam menentukan model standar pemanfaatan penginderaan jauh untuk inventarisasi sumberdaya mineral. Data optis maupun SAR digunakan dalam kegiatan ini. Makalah ilmiah dan model standar merupakan hasil yang diharapkan dalam kegiatan ini. Empat dokumen teknis publikasi ilmiah, HKI, serta model dan informasi sumberdaya wilayah pesisir dan laut yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna adalah sebagai berikut. 1. Pengembangan Model Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh untuk Peningkatan Akurasi Informasi Zona Potensi Penangkapan Ikan (ZPPI) Kegiatan ini merupakan suatu penelitian dan pengembangan untuk peningkatan akurasi informasi zona potensi penangkapan ikan. Penambangan data dan juga metode seperti edge detection merupakan suatu hal yang baru untuk meningkatkan metode ZPPI. Makalah ilmiah dan model standar merupakan hasil yang diharapkan dalan kegiatan ini. 2. Produksi dan Diseminasi Informasi Zona Potensi Penangkapan Ikan Berdasarkan Data Penginderaan Jauh Hal ini merupakan suatu kegiatan operasional ZPPI untuk memenuhi kebutuhan nelayan dan informasi diupdate tiap hari. Beberapa projek area ZPPI disampaikan kepada pengguna melalui . Dihasilkan juga informasi suhu permukaan laut dan juga klorofil dari data penginderaan jauh. Informasi disampaikan dalam website. Makalah ilmiah dan model standar merupakan hasil yang diharapkan dalan kegiatan ini. 3. Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh untuk Ekstraksi Informasi Mangrove Kegiatan ini mendukung kegiatan SAFE project untuk ekstrasi informasi mangrove. Kegiatan litbang untuk identifikasi mangrove memang bukan hal baru dalam kegiatan litbang di Pusfatja. Namun karena perlunya model standar untuk identifikasi mangrove, maka kegiatan litbang ini terus dilakukan agar metode yang dihasilkan merupakan metode yang sangat kuat (robust), sehingga dapat dipertanggungjawabkan hasilnya. Makalah 20

22 ilmiah dan model standar merupakan hasil yang diharapkan dalan kegiatan ini. 4. Pengembangan Model Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh untuk Penentuan Lokasi Budidaya Rumput Laut Model penentuan lokasi budidaya rumput laut juga bukan merupakan metode baru di Indonesia. Dalam menentukan lokasi budidaya, parameter-paremeternya ditentukan dari data penginderaan jauh. Kombinasi penginderaan jauh dan sistem informasi geografis merupakan hal yang dilakukan dalam kegiatan litbang ini. Makalah ilmiah dan model standar merupakan hasil yang diharapkan dalan kegiatan ini. Empat dokumen teknis publikasi ilmiah, HKI, serta model dan informasi lingkungan dan mitigasi bencana yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna adalah sebagai berikut. 1. Pengembangan Model Pemanfaatan Penginderaan Jauh untuk Pemantauan Limbah B3 Pengembangan model ini merupakan kegiatan awal di Pusfatja. Kegiatan ini diawali dengan adanya permintaan dari Kementerian Lingkungan Hidup untuk mendeteksi suatu kawasan yang terkena limbah B3. Kemampuan data penginderaan jauh dalam dalam menerima pantulan objek yang terkena limbah B3 merupakan kunci dalam analisa dan pengembangan model ini. Reflektansi objek yang terkena limbah B3 dan tidak terkena merupakan hal yang dipelajari dalam litbang ini. Makalah ilmiah dan model standar merupakan hasil yang diharapkan dalan kegiatan ini. 2. Pengembangan Model Pemantauan untuk Mitigasi Bencana (Fokus pada Model Pemantauan Kebakaran lahan/hutan) Pemantauan kebakaran lahan dan hutan (hotspot) sudah dilakukan sejak tahun 1997, namun akurasi dan validasi hotspot tersebut belum kuat dan pasti dari setiap metode untuk pemantaun hotspot. Kegiatan ini merupakan kegiatan validasi dari model-model pemantauan hotspot saat ini seperti NASA-FIRM, INDOFIRE, dan ASMC. Harapannya diperoleh 21

23 suatu model terbaik dari berbagai model pemantauan hotspot tersebut. Makalah ilmiah dan model standar merupakan hasil yang diharapkan dalan kegiatan ini. 3. Pengembangan Model Pemanfaatan Penginderaan Jauh Untuk Pemetaan Cepat Daerah Terkena Bencana Dalam suatu kejadian bencana, informasi lokasi bencana secara cepat sangat dibutuhkan. Data penginderaan jauh merupakan suatu data yang dapat digunakan untuk hal tersebut. Namun, saat ini metode deteksi daerah terkena bencana belum banyak dilakukan. Dua metode yaitu deteksi daerah yang terkena banjir dan daerah bekas terbakar merupakan hal yang dilakukan dalam kegiatan ini. Makalah ilmiah dan model standar merupakan hasil yang diharapkan dalan kegiatan ini. 4. Pengembangan model pemanfaatan inderaja untuk penentuan zona bahaya dan analisa resiko (Studi Kasus: Banjir DKI Jakarta) Banjir DKI Jakarta yang terjadi pada tahun 2013 mendorong dilakukan kegiatan penentuan daerah bahaya dan analisa resiko banjir di Wilayah tersebut. Kegiatan ini menggunakan data penginderaan jauh untuk menentukan daerah bahaya dan resiko banjir. Data DEM, Perubahan Penggunaan Lahan, dan Curah hujan merupakan data yang digunakan dalam kegiatan ini. Makalah ilmiah dan model standar merupakan hasil yang diharapkan dalan kegiatan ini. Empat dokumen teknis publikasi ilmiah, HKI, serta modul, dan standar produksi informasi yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna adalah sebagai berikut. 1. Pengembangan Nilai Tambah Data Satelit dan PTA LAPAN untuk mendukung Produksi Informasi Penginderaan Jauh di Indonesia Pesawat Tanpa Awak (PTA) Lapan merupakan suatu hal yang baru dikembangkan. Data yang diperoleh dari PTA ini masih perlu dikaji, sehingga dapat digunakan untuk pemetaan lahan yang memadai. Data PTA memiliki keunggulan dibandingkan dengan data satelit penginderaan jauh, karena data diperoleh dari ketinggian dibawah awan dan memiliki resolusi yang tinggi. Namun masalah geometris dari PTA ini masih 22

24 menjadi perhatian khusus. Oleh karena itu pengembangan nilai tambah dari PTA ini dilakukan. Makalah ilmiah dan model standar merupakan hasil yang diharapkan dalan kegiatan ini. 2. Pengembangan Sistem Diseminasi Informasi Geospasial Tematik Penginderaan Jauh. Sistem diseminasi informasi geospatial tematik merupakan suatu hal yang penting dalam kegiatan di Pusfatja. Informasi hal dihasilkan oleh Pusfatja dapat digunakan oleh pengguna dengan baik. Sistem inilah yang menjadi jembatan antara litbang yang dilakukan dengan masyarakat yang menggunakan hasil litbang tersebut. Makalah ilmiah dan model standar merupakan hasil yang diharapkan dalan kegiatan ini. 3. Standardisasi Produksi Informasi Klasifikasi Penutup Lahan. Produk informasi klasifikasi penutup lahan perlu distandarisasi sehingga masyarakat dapat menggunakan informasi ini secara standar. Pada tahun 2013 ini standarisasi metode secara visual akan dilakukan. Untuk mengurangi subjektivitas dari standar klasifikasi penutup lahan ini, pedoman-pedoman klasifikasi perlu ditetapkan sehingga klasifikasi tetap objektif dan orang yang berbeda akan melakukan hal sama secara terstandar. Makalah ilmiah dan model standar merupakan hasil yang diharapkan dalan kegiatan ini. 4. Produksi dan Diseminasi Informasi Penginderaan Jauh Sumber Daya Alam Lingkungan dan Kebencanaan. Kegiatan ini merupakan kegiatan operasional yang bertanggung jawab pada penyampaian informasi spasial pemantauan lingkungan, mitigasi bencana, dan sumberdaya alam yang dimanfaatkan pengguna. Pada sasaran penguatan pengembangan Pusat Pemantauan Bumi Nasional ditargetkan terdapat 9 informasi spasial pemantauan lingkungan, mitigasi bencana, dan sumberdaya alam yang dimanfaatkan pengguna yang beroperasional terupdate baik secara harian dan bulanan, 9 informasi tersebut adalah liputan awan, informasi hotspot, informasi sistem peringkat bahaya kebakaran lahan/hutan, informasi potensi banjir, informasi tanggap darurat 23

25 bencana, informasi suhu permukaan laut, informasi klorofil, informasi zona potensi penangkapan ikan, dan informasi fase pertumbuhan padi. Informasi yang dihasilkan dapat digunakan/dimanfaatkan oleh pengguna untuk pengambilan keputusan bagi pengguna. Pada sasaran penguatan pembimbingan, pembinaan dan pelayanan teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh di targetkan empat institusi yang dibimbing dan dibina serta dilayani secara teknis untuk kebutuhan pemanfaatan penginderaan jauh. Empat institusi tersebut dapat berasal dari institusi pusat maupun daerah. Target ini ditetapkan karena setiap tahun Pusfatja menerima permohonan bantuan untuk bimbingan teknis dalam pemanfaatan penginderaan jauh baik untuk sumberdaya wilayah darat, pesisir dan laut, serta masalah lingkungan dan mitigasi bencana. Terakhir pada sasaran penguatan kerjasama teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh, Pusfatja menargetkan 4 institusi kerjasama teknis nasional, dan 2 kerjasama teknis internasional. Target ini merupakan suatu target realistis karena secara nasional, Pusfatja telah membangun kerjasama teknis dengan institusi pemerintah baik pusat maupun daerah seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Kelalutan dan Perikanan, Kementerian Lingkungan Hidup, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Demikian juga untuk kerjasama teknis internasional merupakan target realistis karena sudah ada 2 institusi nasional yang siap bekerjasama adalah Jaxa Jepang dan UN SPIDER. 24

26 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA TAHUN 2013 Untuk melihat sampai sejauh mana pencapaian pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, dilakukan metode pengukuran kinerja kegiatan. Atas dasar hasil-hasil yang telah diperoleh dari pengukuran kinerja kegiatan, selanjutnya dilakukan pengukuran kinerja sasaran, melalui indikator-indikator kinerja pencapaian sasaran sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Kinerja Tahunan untuk Tahun 2013 dan Penetapan Kinerja Tahun 2013 Pusfatja. Pengukuran kinerja merupakan pembandingan antara target kinerja (performance plan) yang telah ditetapkan dengan realisasinya (performance result). Dengan pembandingan tersebut dapat diketahui celah kinerja (performance gap) yang kemudian dianalisis untuk mengetahui penyebab ketidakberhasilan, dan selanjutnya terhadap kekurangan yang terjadi akan ditetapkan strategi untuk meningkatkan kinerja di masa yang akan datang (performance improvement). Metode ini akan menghasilkan suatu angka capaian kinerja Pusfatja per kegiatan dan sasaran maupun capaian kinerja secara menyeluruh. Adapun skala pencapaian yang digunakan untuk pengukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran tahun 2013, adalah sebagai berikut: Pencapaian Tingkat Keberhasilan 85% s.d. 100% : Sangat berhasil 70% < 85% : Berhasil 50% < 70% : Kurang berhasil 0 < 50 % : Tidak berhasil/gagal Dalam upaya untuk mencapai target yang telah ditetapkan, Pusfatja melakukan monitoring dan evaluasi (monev) secara berkala baik bulanan maupun triwulan. Untuk pencapaian subtansial, Pusfatja melakukan monev triwulanan dengan 25

27 mengundang narasumber dan praktisi yang kompeten dari berbagai instansi terkait dan perguruan tinggi nasional. Secara ringkas, pengukuran kinerja tahun 2013 Pusfatja diperlihatkan pada Tabel 3.1. Tabel 3.1. Pengukuran Kinerja Pusfatja Tahun 2013 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Persentase pencapaian Penyiapan bahan kajian kebijakan pengembangan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh. Jumlah bahan kajian kebijakan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh. 1 dokumen bahan kajian 3 dokumen bahan kajian 300% Penguatan penelitian dan pengembangan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh. Jumlah dokumen teknis, publikasi ilmiah, HKI, serta model dan informasi sumberdaya wilayah darat yang dimanfaatkan pengguna. 6 dokumen teknis 12 dokumen teknis 200% Jumlah dokumen teknis, publikasi ilmiah, HKI, serta model dan informasi sumberdaya wilayah pesisir dan laut yang dimanfaatkan pengguna. 4 dokumen teknis 11 dokumen teknis 275% Jumlah dokumen teknis, publikasi ilmiah, HKI serta model dan informasi untuk pemantauan lingkungan dan mitigasi bencana yang dimanfaatkan pengguna. 4 dokumen teknis 11 dokumen teknis 275% 26

28 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Persentase pencapaian Jumlah dokumen teknis, publikasi ilmiah, HKI, modul, dan standar produksi informasi yang dimanfaatkan pengguna. 4 dokumen teknis 8 dokumen teknis 200% Penguatan pengembangan Pusat Pemantauan Bumi. Jumlah informasi spasial pemantauan lingkungan, mitigasi bencana, dan sumberdaya alam yang dimanfaatkan pengguna. 9 informasi 9 Informasi 100% Penguatan pembimbingan, pembinaan dan pelayanan teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh. Jumlah bimbingan, pembinaan, dan pelayanan teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh kepada pengguna. 4 institusi 7 institusi 175% Penguatan kerjasama teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh. Jumlah kerjasama teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh. 2 institusi internasional 4 institusi nasional 3 institusi 6 institusi 150% 150% Hingga akhir tahun anggaran 2013 Pusfatja telah melaksanakan seluruh kegiatan litbang, produksi data/informasi dan diseminasi informasi yang menjadi tanggung jawabnya. Pusfatja LAPAN berhasil mewujudkan seluruh capaian sasarannya dengan indikator keberhasilan termasuk kategori Sangat Berhasil. Realisasi anggaran kegiatan yaitu rata-rata 93,72%, dan capaian sasarannya secara substansial dapat dikategorikan sangat berhasil memenuhi target kinerja yang sudah ditetapkan, seluruh target terealisasikan lebih dari 150% (Lihat Tabel 3.1). Pencapaian ini dikarenakan munculnya banyak kegiatan koordinatif pada setiap bidang untuk melakukan penelitian dan pengembangan atas permintaan pengguna. Permintaan pengguna ini memang tidak ada dalam rencana kegiatan tahunan yang ditetapkan. Permintaan pengguna terutama dari kementerian dan 27

29 lembaga lainnya tersebut mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh Pusfatja pada tahun Pada tahun 2013, tidak terdapat kegagalan dalam pencapaian kinerja Pusfatja karena dilakukannya monitoring dan evaluasi secara berkala pada tahun Monitoring dan evaluasi tersebut dilakukan secara bulanan, triwulan, semester, dan tahunan. Bahkan setiap triwulan Pusfatja mengundang narasumber untuk memberikan masukan dan saran terhadap penelitian yang dilakukan. Secara rinci analisa akuntabilitas kinerja disampaikan sebagai berikut ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA ANALISIS KINERJA SUBSTANSIAL Secara rinci, capaian kinerja untuk masing-masing sasaran dapat dijelaskan dan di analisa sebagai berikut dibawah ini. Beberapa capaian tambahan dokumen teknis karena adanya tambahan kegiatan koordinatif yang juga merupakan kunci keberhasilan pencapaian kinerja Pusfatja pada tahun Penyiapan bahan kajian kebijakan pengembangan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh. Dalam sasaran strategis ini ditetapkan 1 target dokumen kajian kebijakan yaitu dokumen kajian peraturan pemerintah tentang penginderaan jauh. Dokumen ini adalah suatu dokumen tindak lanjut rancangan undang-undang keantariksaan yang telah disahkan pada tahun Dalam pelaksanaannya pada tahun 2013, tercapai 3 dokumen teknis bahan kajian kebijakan penginderaan jauh uang meliputi Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Penginderaan Jauh, Rencana Induk Penginderaan Jauh, dan Standar metodologi penginderaan jauh. Keberhasilan mencapai 3 dokumen teknis bahan kajian ini karena adanya pengawasan langsung dari Deputi Bidang Penginderaan Jauh dan Surat Keputusan Pelaksanaan Kegiatan langsung ditandatangani oleh Deputi. Selain itu, keberhasilan ini juga didukung dengan kemampuan pelaksana kegiatan dalam mengkomukasikan dengan instansi terkait lainnya. 28

30 Walaupun tercapai 3 dokumen teknis bahan kajian, namun kualitasnya masih belum sempurna, sehingga diperlukan kajian lebih lanjut untuk mendapatkan dokumen yang lebih baik. Pada tahun 2014, dokumen ini akan dilanjutkan dalam bentuk kegiatan koordinatif dengan instansi lainnya. Penguatan penelitian dan pengembangan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh Untuk penguatan penelitian dan pengembangan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh ditetapkan target sebesar 18 dokumen teknis paper ilmiah, HKI, model pemanfaatan yang dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh pengguna. Dokumen tersebut terdiri dari enam dokumen teknis untuk sumberdaya wilayah darat, empat dokumen teknis sumberdaya wilayah pesisir dan laut, empat dokumen teknis untuk pemantauan lingkungan dan mitigasi bencana, serta empat dokumen teknis untuk produksi dan informasi pemanfaatan penginderaan jauh. Dalam pelaksanaan kegiatan pada tahun 2013, tercapai sekitar 43 dokumen teknis penelitian dan pengembangan yang jika dirinci per bidang di Pusfatja disajika pada tabel 3.2. Tabel 3.2. Dokumen teknis dan paper ilmiah yang dihasilkan oleh setiap bidang beserta instansi partnernya Bidang Doktek Litbang Doktek Kordinatif (Pendukung Litbang) Paper Ilmiah Instansi Pengguna/Partner Sumberdaya wilayah Darat Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Laut Lingkungan dan Mitigasi Bencana (8 diterbitkan, 28 dalam proses) (semua sudah diterbitkan) (20 diterbitkan, 7 dalam Kementan, Kemenhut, KLH, KemenPU, BIG, KemenESDM, BPPT, BPN, BNPP, Dittopad, dan IPB Dispamal, Universitas Brawijaya, KKP, BMKG, Bakorkamla, BIG BNPB, BPBD DKI Jakarta, Kemenhut, 29

31 Bidang Produksi Informasi Doktek Litbang Doktek Kordinatif (Pendukung Litbang) Paper Ilmiah proses) (diterbitkan Instansi Pengguna/Partner Kementan, KLH 32 instansi pemerintah pusat dan daerah (Tabel 3.3) Pada tahun 2013, Pusfatja telah menunjukkan kinerja yang baik dengan pencapaian yang melebihi dari target yang telah ditetapkan. Hal ini karena didukung oleh bidang-bidang teknis yang menjalankan kegiatan penelitian dan pengembangan pemanfaatan penginderaan jauh, baik dari sisi dokumen teknis maupun jumlah paper ilmiah yang telah dihasilkan. Namun, masih ada kekurangan pencapaian dari sisi kualitas litbang yaitu tentang Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang saat ini Pusfatja belum menghasilkan satu patenpun. Perjalanan untuk hal tersebut masih perlu dipikirkan dengan baik agar visi Pusfatja untuk menjadi pusat unggulan dalam pemanfaatan data penginderaan jauh dapat tercapai. Salah satu hal yang mendorong pencapaian kinerja Pusfatja adalah karena adanya permintaan dari instansi pengguna dan pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan secara berkala. Uji coba Sistem Kinerja Pegawai (SKP) di lingkungan Pusfatja juga merupaka salah satu pendorong keberhasilan pencapaian kinerja pada tahun Dua belas dokumen teknis yang dihasilkan oleh Bidang Sumberdaya Wilayah darat adalah terbagi menjadi 6 dokumen teknis kegiatan penelitian dan pengembangan dan 6 dokumen teknis hasil kegiatan koordinatif yang mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan. Paper ilmiah yang dihasilkan adalah sebesar 36 paper dengan komposisi 8 paper telah diterbitkan baik dalam jurnal ilmiah terakreditasi atau prosiding yang dipresentasikan dalam forum ilmiah nasional maupun internasional. Duapulauh delapan paper masih dalam proses review dan penelaahan jurnal ilmiah maupun prosiding. Dokumen teknis tersebut adalah 30

32 Kegiatan Litbang Inhouse 1. Litbang Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh Satelit Resolusi Menengah/ Tinggi untuk Identifikasi Lahan Hutan 2. Pengembangan Pengolahan Data untuk Mendukung Perhitungan Karbon/REDD 3. Pengembangan Model Standar Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh (Landsat/SPOT) untuk Pemetaan Sawah 4. Pengembangan Model Standar Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh untuk Pemantauan Fase Pertumbuhan Tanaman Padi 5. Pengembangan Model Standar Pemanfaatan Data Penginderaan jauh untuk Pemantauan Sumberdaya Air 6. Pengembangan Model Standar Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh (Optik dan SAR) untuk inventarisasi Sumberdaya Mineral Kegiatan Litbang Koordinatif 1. Koordinasi Penyediaan Informasi Pemantauan Tanaman Padi di Indonesia Berbasiskan Data Satelit Penginderaan Jauh untuk Mendukung Kegiatan Asia-RiCE Crop Estimation and Monitoring 2. Koordinasi Penyediaan Informasi Lahan Hutan di Indonesia untuk Mendukung One Map Biomass Skala Nasional 3. Kerjasama Alih Teknologi Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh SAR untuk Mendukung Monitoring Sumberdaya Alam, Lingkungan dan Kebencanaan 4. Koordinasi Penyediaan Informasi Berbasiskan data Penginderaan Jauh Satelit untuk Mendukung Program Penyelamatan 15 danau Prioritas 5. Pemanfaatan Data satelit Penginderaan jauh untuk Mendukung Program Alih Fungsi Lahan Pertanian Nasional 6. Sinergitas Penyediaan Informasi Potensial Sumber Daya Alam Untuk Mendukung Pengelolaan Perbatasan Darat Antar Negara 31

33 Contoh hasil kegiatan penelitian dan pengembangan di Bidang Sumberdaya Wilayah Darat disajikan pada Gambar 3.1. Gambar 3.1. Salah satu hasil kegiatan litbang di Bidang Sumberdaya Wilayah Darat, analisa perubahan vegetasi di daerah tangkapan air (DTA) Danau rawa Pening Sebelas dokumen teknis yang dihasilkan oleh Bidang Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Laut juga terbagi menjadi 4 dokumen teknis kegiatan penelitian dan pengembangan dan 7 dokumen teknis hasil kegiatan koordinatif yang mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan. Paper ilmiah yang dihasilkan adalah sebesar 15 paper yang sudah diterbitkan pada Jurnal Ilmiah nasional maupun prosiding pertemuan ilmiah. Dokumen teknis tersebut adalah Kegiatan Litbang Inhouse 1. Pengembangan Model Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh untuk Peningkatan Akurasi Informasi Zona Potensi Penangkapan Ikan 2. Produksi dan Diseminasi Informasi Zona Potensi Penangkapan Ikan Berdasarkan Data Penginderaan Jauh 32

34 3. Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh untuk Ekstraksi Informasi Mangrove 4. Pengembangan Model Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh untuk Penentuan Lokasi Budidaya Rumput Laut Kegiatan Litbang Koordinatif 1. Kerjasama Assessmen Stock Carbon untuk Mendukung Safe Prototyping Project 2. Kerjasama LAPAN Dengan Universitas Brawijaya dalam Pemanfaatan Penginderaan Jauh untuk Kelautan dan Perikanan di Perairan Selatan Jawa Timur 3. Kerjasama Pemanfaatan Data dan Informasi Kelautan untuk Mendukung Operasi Dispamal 4. Sinergitas Penyediaan Informasi Kelautan Untuk Mendukung Sistem Informasi Mitigasi Bencana, Adaptasi Iklim dan Lingkungan (SIMAIL) 5. Koordinasi Pemanfaatan Penginderaan Jauh untuk Mendukung Sistem Informasi Iklim Maritim Nasional 6. Kerjasama Pemanfaatan Peginderaan Jauh untuk Mendukung Operasi Crisis Room Bakorkamla 7. Koordinasi Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh untuk Mendukung Program Nasional One Map Mangrove Salah satu hasil yang baik dalam kegiatan di Bidang Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Laut adalah kegiatan litbang terkait dengan pemetaan mangrove di Segara Anakan Cilacap. Terlihat dalam litbang ini perubahan mangrove dapat dideteksi dari citra satelit penginderaan jauh disajikan pada Gambar

35 Gambar 3.2. Perubahan mangrove dari tahun 1997 hingga tahun 2013 Sebelas dokumen teknis yang dihasilkan oleh Bidang Lingkungan dan Mitigasi Bencanaa juga terbagi menjadi 4 dokumen teknis kegiatan penelitian dan pengembangan dan 7 dokumen teknis hasil kegiatan koordinatif yang mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan. Paper ilmiah yang dihasilkan adalah sebesar 27 paper dengan komposisi 20 yang sudah diterbitkan pada Jurnal Ilmiah nasional maupun prosiding pertemuan ilmiah dan 7 paper dalam proses penerbitan. Dokumen teknis tersebut adalah Kegiatan Litbang Inhouse 1. Pengembangan Model Pemanfaatan Penginderaann Jauh untuk Pemantauan Limbah B3 2. Pengembangan Model Pemantauan untuk Mitigasi Bencana (Fokus pada Model Pemantauan Kebakaran lahan/hutan) 3. Pengembangan Model Pemanfaatan Penginderaann Jauh Untuk Pemetaan Cepat Daerah Terkena Bencana 34

36 4. Pengembangan model pemanfaatan inderaja untuk penentuan zona bahaya dan analisa resiko (Studi Kasus: Banjir DKI Jakarta) Kegiatan Litbang Koordinatif 1. Operasionalisasi Regional Support Office dalam mendukung Organisasi Kebencanaan PBB (UN SPIDER) 2. Operasionalisasi dan dukungan kegiatan Sentinel Asia dalam sistem komunikasi informasi kebencanaan regional 3. Kerjasama penyediaan informasi land subsidence dengan BPBD DKI Jakarta berbasis data penginderaan jauh 4. Kerjasama penyediaan informasi Kebencanaan nasional berbasis penginderaan jauh dengan BNPB 5. Pelaksanaan kerjasama pemantauan kebakaran hutan/lahan di Indonesia untuk mendukung TWG ASEAN Transboundary Haze Pollution 6. Pelaksanaan kerjasama dan penyediaan informasi FDRS dan daerah bekas terbakar di Wilayah Perkebunan 7. Kerjasama dan penyediaan informasi Penginderaan Jauh dalam mendukung program Menuju Indonesia Hijau Salah satu hasil kegiatan litbang di Bidang Lingkungan dan Mitigasi Bencana adalah pemetaan cepat daerah yang terkena bencana. Kegiatan litbang ini selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk deteksi daerah bencana secara cepat dengan data penginderaan jauh. Gambar 3.3 merupakan contoh hasil kegiatan litbang yang menggambarkan deteksi daerah yang terkena banjir Bengawan Solo. 35

37 Gambar Hasil kegiatan litbang pemetaan cepat daerah banjir Delapan dokumen teknis yang dihasilkan oleh Bidang Produksi dan Informasi juga terbagi menjadi 4 dokumen teknis kegiatan penelitian dan pengembangan dan 4 dokumen teknis hasil kegiatan koordinatif yang mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan. Paper ilmiah yang dihasilkan adalah sebesar 4 paper yang telah diterbitkan. Dokumen teknis tersebut adalah Kegiatan Litbang Inhouse 1. Pengembangan Nilai Tambah Data Satelit dan PTA LAPAN untuk mendukung Produksi Informasi Penginderaan Jauh di Indonesia 2. Pengembangan Sistem Diseminasi Informasi Geospasial Tematik Penginderaann Jauh 3. Standardisasii Produksi Informasi Klasifikasi Penutup Lahan. 4. Produksi dan Diseminasi Informasi Penginderaan Jauh Sumber Daya Alam Lingkungan dan Kebencanaan 36

38 Kegiatan Litbang Koordinatif 1. Kerjasama Pemanfaatan Data Pesawat Tanpaa Awak untuk Mendukung Monitoring Sumber Daya Alam, Lingkungan dan Kebencanaan 2. Koordinasi Pengelolaan Informasi dan Dokumen Mendukung Keterbukaan Informasi untuk 3. Pengembangan Website Pusfatja untuk Operasionalisasi Pusat Pemantauan Bumi Nasional Mendukung 4. Pengembangan Data Base Karya Tulis Penginderaan Jauh dan e- Library di Pusfatja Salah satu contoh hasil kegiatan penelitian dan pengembangan Bidang Produksi dan Informasi adalah seperti pada Gambar 3.4. Gambar 3.4. Hasil analisa error image yang dihasilkan dari PTA 37

39 Penguatan pengembangan Pusat Pemantauan Bumi Pada tahun 2013 ditetapkan target sebesar 9 informasi spasial pemantauan lingkungan, mitigasi bencana, dan sumberdaya alam yang dimanfaatkan pengguna yang beroperasional terupdate baik secara harian dan bulanan, 9 informasi tersebut adalah liputan awan, informasi hotspot, informasi sistem peringkat bahaya kebakaran lahan/hutan, informasi potensi banjir, informasi tanggap darurat bencana, informasi suhu permukaan laut, informasi klorofil, informasi zona potensi penangkapan ikan, dan informasi fase pertumbuhan padi. Informasi yang dihasilkan dapat digunakan/dimanfaatkan oleh pengguna untuk pengambilan keputusan bagi pengguna. Informasi-informasi tersebut sudah dimanfaatkan oleh pengguna dan informasi diperbaharui. Informasi yang disediakan oleh pusfatja dalam penguatan sistem pemantauan bumi dijelaskan sebagai berikut: Liputan awan Liputan awan merupakan informasi yang dihasilkan dari pengolahan data Multi-Function Transport Satellite (MTSAT) yang diperoleh setiap satu jam sekali. Dalam website, informasi ini ditampilkan dalam bentuk animasi sehinga pergerakan awan tiap jamnya dapat diketahui. Informasi yang terkandung dalam liputan awan ini adalah potensi hujan untuk seluruh wilayah Indonesia. Informasi ini sangat bermanfaat untuk estimasi curah hujan yang turun di suatu wilayah di Indonesia. Gambar 3.5 merupakan contoh informasi liputan awan pada tanggal 15 Desember 2013 Jam WIB. 38

40 Gambar 3.5. Contoh informasi liputan awan pada tanggal 15 Desember 2013 Jam WIB Hotspot Informasi ini bermanfaat untuk dijadikan sebagai indikator kejadian kebakaran lahan dan hutan di suatu wilayah. Digunakan untuk keperluan pemadaman kebakaran lahan atau hutan yang terjadi. Informasi dihasilkan dari pengolahann data satelit Terra/Aqua MODIS tiap hari dan dihasilkan koordinat titik panas (hotspot). Koordinat tersebut merupakan titik tengah dari pixel MODIS yang memiliki luasan sekitar 1 km 2. Kejadian kebakaran dapat terjadi tidak seluas pixel tersebut, dan masih berada dalam luasan pixel yang dimaksud. Dalam website, informasi ini disajikan dalam bentuk kml dan juga dalam bentuk gambar dan tabel. Gambar 3.6 merupakan contoh informasii hotspot. 39

41 Gambar 3.6. Contoh hasil informasi hotspot pada tanggal 19 Juni 2013 Sistem peringkat bahaya kebakaran lahan/hutan Sistem peringkat bahaya kebakaran yang dioperasionalisasikan mengadopsi metode dari Canadian Forest Fires Danger Rating System yang beberapa parameternya sudah disesuaikan dengan kondisi Indonesia. Sistem ini dapat memberikan suatu peringatan kepada masyarakat tentang bahaya kebakaran. Terdapat beberapa Indeks yang menyatakan bahwa suatu bahan bakar halus mudah terbakar jika suatu Indeks mencapai nilai tertentu, demikian juga ada suatu Indeks yang menyatakan bahwa kebakaran akan cepat menyebar jika mencapai suatu Indeks tertentu. Dalam website, informasi ini disajikan dalam bentuk gambar dan juga tabel diperbaharui setiap hari. Gambar 3.7. berikut adalah contoh sistem peringkat bahaya kebakaran pada tanggal 19 Juni

42 Gambar 3.7. Contoh informasi peringkat bahaya kebakaran Potensi banjir harian Pemantauan potensi banjir merupakan kegiatan harian yang memanfaatkan data penginderaan jauh untuk memantau potensi banjir di seluruh wilayah Indonesia. Data satelit yang digunakan adalah data MTSAT yang dapat diterima setiap jam sekali. Inti dari kegiatan ini adalah memantau potensi awan yang berpotensi menghasilkan hujan lebat, dan jika tiga hari berturutturut berada di atas suatu wilayah yang sering terjadi banjir atau daerah genangan, maka daerah tersebut diberikan warna merah yang berarti berpotensi banjir. Peta daerah genangan diperoleh dari analisa kombinasi data genangan yang diperoleh dari Kementerian Pekerjaan Umum dengan data DEM SRTM dan Landsat TM beserta dengan data historical banjir yang dikumpulkan dari berbagai media. Peta ini kemudian disebut sebagai peta daerah genangan atau daerah yang sering terkena banjir secara historis. Gambar 3.8. merupakan contoh informasi potensi banjir harian pada tanggal 15 Desember 2013 di Pulau Jawa 41

43 Gambar 3.8. Informasi potensi banjir harian pada tanggal 15 Desember 2013 di Pulau Jawa Tanggap darurat bencana Pelaksanaan sistem tanggap darurat sejak berlangsung hampir 8 tahun belakangan ini sejak terjadinya Tsunami Aceh 2004 yang memandang data penginderaan jauh sangat penting dalam dalam penanggulangan bencana. Informasi suatu lokasi bencana, dimana terjadinya bencana dan berapa luasan area yang terkena bencana merupakan informasi yang penting dalam kegiatan tanggap darurat bencana. Data ini dapat digunakan untuk reaksi cepat dan pemberian bantuan kepada orang yang tertimpa bencana. Gambar 3.9. merupakan contoh hasil informasi tanggap darurat bencana untuk Gunung Sinabung di Sumatera Utara. 42

44 Gambar 3.9. Peta tanggap darurat Sinabung Suhu permukaan laut Suhu permukaan laut merupakan suatu komponen yang penting dalam penentuan Zona Potensi Penangkapan ikan. Informasi ini diperoleh dari pengolahan data NOAA AVHRR atau MODIS dan diperbaharui setiap hari. Contoh informasi suhu permukaan laut pada tanggal 21 Juli 2013 dari data satelit disajikan dalam Gambar Gambar Informasi suhu permukaan laut dari data satelit 43

45 Klorofil Sama halnya dengan suhu permukaan laut, klorofil merupakan suatu komponen yang penting dalam penentuan zona potensi penangkapan ikan yang juga diturunkan dari satelit Terra/Aqua Modis. Gambar 3.11 berikut merupakan contoh informasi klorofil pada tanggal 26 Desember Gambar 3.11 informasi klorofil pada tanggal 26 Desember 2013 Zona potensi penangkapan ikan Informasi ini sangat penting untuk nelayan dalam menentukan lokasi penangkapan ikan. Hasil pengolahan dari data suhu permukaan laut dan klorofil dalam diperoleh informasi zona potensi penangkapan ikan. Gambar 3.12 merupakan contoh informasi zona potensi penangkapan ikan. 44

46 Gambar 3.12 Informasi zona potensi penangkapan ikan Fase pertumbuhan padi Pemantauan fase pertumbuhan padi dilakukan untuk mengetahui, kapan waktu tanam dan juga waktu panen di Pulau Jawa dan Bali. Data yang digunakan adalah MODIS 8 harian dan secara sederhana metode pemantauan menggunakan indeks vegetasi EVI untuk memantau kondisi pertumbuhan padi. Informasi ini sangat penting bagi pemerintah dalam rangka perencanaan panen dan juga perkiraan produksi padi di Pulau Jawa. Secara berkala (setahun 3 kali), informasi ini disampaikan ke Badan Pusat Statistik (BPS) dalam rapat koordinasi Angka Ramalan produksi padi (ARAM) bersama-sama dengan Kementerian Pertanian, BULOG, dan instansi lainnya. Gambar 3.13 merupakan contoh informasi fase pertumbuhan padi dilahan sawah di Pula Jawa dan Bali. 45

47 Gambar 3.13 Fase tanaman padi sawah di Pulau Jawa Bali Semua informasi yang dihasilkan, selain didiseminasikan melalui website, juga dikirimkan informasi tersebut dalam bentuk hardcopy. Instansi penerima informasi tersebut adalah sesuai dengan Tabel 3.3. dan Tabel 3.4. Tabel 3.3 Daftar Instansi Pengguna Informasi Pusfatja No. Instansi No. Instansi 1. BMKG 16. BMKG Kenten Sumsel 2. Kementerian PU 17. Bapedalda Kalbar (Dirjen Sumberdaya Air) 3. Balitbang Kementan 18. Bapedal Riau 4. Badan Ketahanan Pangan 19. Dishut Kalteng Kementan 5. Kemenristek 20. UNPAR Kalteng 6. BPS 21. UN WFP 7. Bakosurtanal 22. BKSDA Kalteng 8. Dirjen Pengelolaan lahan 23. BPBD Kalbar Kementan 9. Menko Kesra 24. Bappeda Sumsel 10. Direktur Penanggulangan 25. Asean Secretariat Kebakaran Hutan Kemenhut 11. Pusdatin Kementan 26. PT Garuda Food 12. BNPB 27. Mabes TNI AL 13. Asdep Kerusakan hutan/ 28. Taman Nasional Sebangau lahan KLH 14. PDII LIPI 29. Bulog 15. Bappeda Sumbar 30. Direktur Pengelolaan Air Irigasi Kementan 46

48 Tabel 3.4. Daftar pengguna ZPPI No. ZPPI Harian / Telp. Project Area 1 Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Indramayu peta_zppi_im@yahoo.co.id 11, 12, 13 2 Universitas Brawijaya, bambangsemedi@ub.ac.id bambang_semedi@hotmail.com 20 3 UPTD Balai Benih Ikan Kota Medan 4 Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Medan gatot_pahlawan@gmail.com odie.rinaldi@gmail.com 01,02 01,02 5 UPTD PPI Parigi, Ciamis jatstea@yahoo.co.id 10, 20 6 Dinas Pengamanan A.L. dispamal@tnial.mil.id 01,02,06,10,11, 12,13,14,19,20,21 7 Suku Dinas Peternakan,Perikanan dan Kelautan, Jakarta Utara 8 Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulsel sriharyati07@yahoo.co.id 11, 12 martinus.rabung@yahoo.co.id 13 9 Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Maros dinasperikanankelautanmaros@y ahoo.id Dinas Kelautan dan Perikanan Kab.Pangkep arsyaddjamal@ymail.com Politeknik Pertanian Pangkep uptkomputer.politani@gmail.com Dinas Kelautan dan Perikanan Kab.Baru 13 Dinas Kabupaten Lampung Barat (Bapak Imam) 14 Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Sibolga 15 Dinas Kelautan dan Perikanan, Tanah Laut Kalimantan selatan rusdy_syam@yahoo.com 13 pesisirlambar@yahoo.com 10,11 martuadavid@gmail.com 1,2,10 andr1_4t4t@yahoo.com 12, 13 Untuk mencapai sasaran ini, kendala yang sering terjadi adalah masalah ketersediaan data secara harian, kadang-kadang data tidak tersedia pada hari 47

49 yang bersangkutan, informasi menjadi terlambat satu hari. Namun karena informasi tersebut penting, maka informasi tetap diolah walaupun terlambat. Masalah ini dapat diselesaikan dengan komunikasi yang baik antara Pustekdata sebagai penyedia data dengan Pusfatja. Penguatan pembimbingan, pembinaan dan pelayanan teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh Pada tahun 2013 ditargetkan terdapat empat institusi yang dibimbing dan dibina serta dilayani secara teknis untuk kebutuhan pemanfaatan penginderaan jauh. Empat institusi tersebut dapat berasal dari institusi pusat maupun daerah. Target ini direncanakan karena setiap tahun Pusfatja menerima permohonan bantuan untuk bimbingan teknis dalam pemanfaatan penginderaan jauh baik untuk sumberdaya wilayah darat, pesisir dan laut, serta masalah lingkungan dan mitigasi bencana. Pada tahun 2013, Pusfatja telah melakukan pembimbingan, pembinaan, dan pelayanan teknis dalam bidang pemanfaatan penginderaan jauh meliputi 7 institusi. Institusi tersebut adalah Kementerian Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Pertanian, Dinas Perikanan Kalimantan Timur, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kalimantan Barat, Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan, dan Perguruan Tinggi. Salah satu contoh permintaan pembimbingan dan pembinaan adalah seperti pada Gambar Penguatan kerjasama teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh Pusfatja mentargetkan adanya kerjasama teknis dengan 4 institusi nasional, dan 2 institusi internasional. Rencana target ini merupakan suatu target realistis karena secara nasional, Pusfatja telah membangun kerjasama teknis dengan institusi pemerintah baik pusat maupun daerah seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Kelalutan dan Perikanan, Kementerian Lingkungan Hidup, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Demikian juga untuk kerjasama teknis internasional merupakan target realistis karena sudah ada 2 institusi nasional yang siap bekerjasama adalah Jaxa Jepang dan UN SPIDER. 48

50 Gambar Surat permohonan bimbingan dan pelaksanaann pembimbingan penginderaan jauh di Badan Penanggulangan Daerah Bencana Provinsi Kalimantan Barat Pada tahun 2013, pusfatja melakukan kegiatan kerjasama teknis dengan beberapa institusi nasional. Kerjasama tersebut dalam bentuk penelitian bersama dengan institusi tersebut. Terdapat 5 institusi yang bekerja bersama dengan Pusfatja pada tahun 2013, yaitu Kementerian Kehutanan dalam kaitannya dengan informasi hotspot dan deforestrasi, Kementerian Lingkungan Hidup dalam Technical Working Group on Transboundary Haze Polution dan Program Menuju Indonesia Hijau, Kementerian Pertanian dan BPS dalam pemetaan lahan sawah dan fase pertumbuhan padi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional dalam penyampaian informasi cepat daerah bencana dan Universitas Brawijaya dalam penentuan Zona Potensi Penangkapan Ikan. Beberapa contoh gambar kerjasama teknis yang dilakukan dengan Kementerian Pertanian, Kementerian Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ditunjukkan pada Gambar

51 Kementerian Pertanian Kementerian Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup Badan Nasional Penanggulangan Bencana Gambar Beberapa kegiatan kerjasama dengan instansi terkait Dalam kaitannya dengan kerjasama internasional, Pusfatja pada tahun 2013 ini bekerjasama dengan UNOOSA dalam kegiatan climate change conference dan juga pembentukan RSO UN SPIDER di Jakarta, JAXA Jepang terkait dengan sentinel asia dan transfer data kebencanaan, dan dengan Internasional Charter for Major Disaster dalam penyampaian informasi bencana untuk Haiyan Storm. Beberapa gambar kerjasama dengan internasional disajikan pada rangkaian Gambar

52 Gambar Kerjasama Internasional Pusfatja Contoh hasil kerjasama yang telah dilakukan dalam lingkup Internasional Charter for Major Disaster disampaikan pada Gamba Gambar Kondisi bencana akibat Haiyan Storm di Vietnam 51

53 ANALISA KINERJA ANGGARAN Kinerja anggaran Pusfatja menunjukkan kinerja yang sangat berhasil dengan penyerapan anggaran sebesar 93.72% dari total anggaran sebesar Rp Penyerapan anggaran ini hampir sama denga penyerapan pada tahun 2012 yaitu sebesar 93.31%. Secara rinci hubungan antara anggaran dengan kegiatan adalah disajikan pada Tabel 3.5 berikut. Tabel 3.5. Kinerja anggaran sesuai dengan pencapaian kinerja Pusfatja 2013 Sub Output Pagu Anggaran Realisasi Litbang Pemanfaatan Data Inderaja Untuk Sumber Daya Wilayah Darat (Bidang Sdwd) Litbang Pemanfaatan Penginderaan Jauh Untuk Sumberdaya Wilayah Pesisir Dan Laut (Bidang Sdwpl) Litbang Pemanfaatan Penginderaan Jauh Untuk Pemantauan Lingkungan Dan Mitigasi Bencana (Bidang Lmb) Litbang Nilai Tambah Data Dan Standar Produksi Informasi (Bidang Pro Info) Layanan Perkantoran Modal Peralatan Dan Mesin Modal Gedung/Bangunan TTOTAL Total MONITORING DAN EVALUASI KINERJA Monitoring dan evaluasi kinerja pusfatja dilakukan secara berkala dalam bentuk pelaporan mingguan, bulanan, triwulan dan tahunan. Bahkan setiap triwulan Pusfatja mengundang narasumber untuk memperbaiki kinerja penelitian dan pengembangan yang telah dilakukan. Kegiatan monitoring dan evaluasi ini membantu dalam pencapaian kinerja Pusfatja tahun 2013 dan juga dalam pencapaian sasaran strategis tahun Pada akhir tahun anggaran, 52

54 evaluasi juga dilakukan menyeluruh untuk setiap kinerja Pusfatja dan juga dalam kegiatan menyelaraskan program selanjutnya. Gambar 3.18 merupakan rangkaian kegiatan monitoring dan evaluasi yang dilakukan di Pusfatja tahun 2013 setiap triwulan dengan mengundang narasumber. Gambar Suasana kegiatan Monev Triwulanan yang dihadiri oleh narasumber Gambar 3.19 merupakan kegiatan monitoring dan evaluasi Pusfatja pada akhir tahun Gambar Suasana kegiatan evaluasi akhir tahun Pusfatja Berdasarkan hasil rangkaian monitoring dan evaluasi kegiatan Pusfatja pada tahun 2013, maka secara lengkap disajikan pada Tabel 3.6 sebagai berikut. 53

Inventarisasi. Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh. Daftar Kerjasama Dalam Negeri dan Luar Negeri Tiap Bidang

Inventarisasi. Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh. Daftar Kerjasama Dalam Negeri dan Luar Negeri Tiap Bidang Inventarisasi Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh Daftar Kerjasama Dalam Negeri dan Luar Negeri Tiap Bidang Pusfatja 2014 Daftar Kerjasama Dalam Negeri dan Luar Negeri Tiap Bidang 1. Bidang LMB a. Dalam

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA Kedeputian Pelayanan Publik

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA Kedeputian Pelayanan Publik LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA 2012 Kedeputian Pelayanan Publik Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Akuntabilitas sebagai salah satu pilar tata kepemerintahan

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Bandung, 2016 CATATAN/REVIEW PEJABAT ESELON 1 Bagian ini diisi catatan/review

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi

LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Bandung, 2016 CATATAN/REVIEW PEJABAT ESELON 1 Bagian ini diisi catatan/review pejabat

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG TAHUN 2016 DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN TAHUN 2016 Jalan Sukabumi No. 17 Bandung Telp. (022) 7207113 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 KATA PENGANTAR R encana Kinerja merupakan dokumen yang berisi target kinerja yang diharapkan oleh suatu unit kerja pada satu tahun tertentu

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LAKIN) DEPUTI BIDANG PENGINDERAAN JAUH TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA (LAKIN) DEPUTI BIDANG PENGINDERAAN JAUH TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA (LAKIN) DEPUTI BIDANG PENGINDERAAN JAUH TAHUN 2016 DEPUTI BIDANG PENGINDERAAN JAUH LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL http://www.inderaja.lapan.go.id Jl. Pemuda Persil No. 1 Jl.

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL DEPUTI BIDANG PENGINDERAAN JAUH PUSAT PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH (PUSFATJA) Revisi: Januari 2013

LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL DEPUTI BIDANG PENGINDERAAN JAUH PUSAT PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH (PUSFATJA) Revisi: Januari 2013 _ LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL DEPUTI BIDANG PENGINDERAAN JAUH PUSAT PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH (PUSFATJA) Revisi: Januari 2013 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan syukur alhamdulilah, revisi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 PUSFATJA i

KATA PENGANTAR. LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 PUSFATJA i KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-nya Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh (PUSFATJA) LAPAN dapat menyelesaikan Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DEPUTI BIDANG OPERASI SAR BADAN SAR NASIONAL TAHUN 2014 DEPUTI BIDANG OPERASI SAR BADAN SAR NASIONAL

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DEPUTI BIDANG OPERASI SAR BADAN SAR NASIONAL TAHUN 2014 DEPUTI BIDANG OPERASI SAR BADAN SAR NASIONAL Halaman Judul LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DEPUTI BIDANG OPERASI SAR BADAN SAR NASIONAL TAHUN 2014 DEPUTI BIDANG OPERASI SAR BADAN SAR NASIONAL KATA PENGANTAR Badan SAR Nasional merupakan Institusi Pemerintah

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.242, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKN. Kinerja Instansi Pemerintah. Akuntabilitas. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG Pedoman Pelaksanaan Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar REFORMASI BIROKRASI Pengantar Keterpihakan serta dukungan terhadap pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Lembaga Administrasi Negara merupakan suatu amanah yang harus diikuti dengan akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB. I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB. I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 29

Lebih terperinci

KEMENTERIAN AGAMA RI RENCANA AKSI LAKIP KEMENTERIAN AGAMA

KEMENTERIAN AGAMA RI RENCANA AKSI LAKIP KEMENTERIAN AGAMA KEMENTERIAN AGAMA RI RENCANA AKSI LAKIP KEMENTERIAN AGAMA SEKRETARIAT JENDERAL BIRO ORGANISASI DAN TATALAKSANA JAKARTA, MARET 2011 DAFTAR ISI Hal BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Dasar Hukum

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanggungjawaban rencana strategis kepada masyarakat dapat dilihat dari dua jalur utama, yaitu jalur pertanggungjawaban keuangan dan jalur pertanggungjawaban kinerja.

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

menjadi Dasar Perekonomian Kerakyatan, dalam menunjang perekonomian sebagian besar penduduk Indonesia telah terbukti terutama pada saat krisis

menjadi Dasar Perekonomian Kerakyatan, dalam menunjang perekonomian sebagian besar penduduk Indonesia telah terbukti terutama pada saat krisis BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor Pertanian, Perikanan dan Kehutanan merupakan sektor yang menjadi Dasar Perekonomian Kerakyatan, dalam menunjang perekonomian sebagian besar penduduk Indonesia

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG TAHUN 2014

KOTA BANDUNG TAHUN 2014 DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN TAHUN 2014 JALAN SUKABUMI NO 17 BANDUNG Telp. (022) 7207113 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan

Lebih terperinci

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62

Lebih terperinci

LAKIP 2015 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

LAKIP 2015 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan disusun dengan mengacu pada Renstra Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Sulawesi Selatan 2013-2018, Renstra

Lebih terperinci

Sarno 1.

Sarno 1. Pengembangan Situs Web Pusfatja - Lapan: E-Government Penyelenggaraan Layanan Informasi Hasil Penelitian dan Pengembangan Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh Sarno 1 1 Perekayasa Madya, Pusat Pemanfaatan

Lebih terperinci

February 15, 2016 BAPPEDA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

February 15, 2016 BAPPEDA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah merupakan dasar untuk terselenggaranya Good Governance yang artinya penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah No.1183, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. SAKIP. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS INSTANSI

Lebih terperinci

Peneliti: Bambang Trisakti, Nana Suwargana, I Made Parsa, Tatik Kartika, Sri Harini

Peneliti: Bambang Trisakti, Nana Suwargana, I Made Parsa, Tatik Kartika, Sri Harini [ H 23] PENGUATAN KAPASITAS DAERAH DAN SINERGITAS PEMANFAATAN DATA INDERAJA UNTUK EKSTRAKSI INFORMASI KUALITAS DANAU BAGI KESESUAIAN BUDIDAYA PERIKANAN DARAT DAN KELESTARIAN LINGKUNGAN DI DANAU TEMPE DAN

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II Bab II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah, setiap satuan kerja perangkat Daerah, SKPD harus menyusun Rencana

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN No. 91, 2016 TENTANG

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN No. 91, 2016 TENTANG - 1 - S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN 2016 NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 852 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Karunianya Reviu Dokumen

Lebih terperinci

AKUNTABILITAS KINERJA

AKUNTABILITAS KINERJA BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabiltas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepo

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepo No.1452, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. SAKIP. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09/PRT/M/2018 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

TUGAS REFORMASI BIROKRASI LAPAN FUNGSI REFORMASI BIROKRASI LAPAN

TUGAS REFORMASI BIROKRASI LAPAN FUNGSI REFORMASI BIROKRASI LAPAN DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 TUGAS REFORMASI BIROKRASI LAPAN... 2 FUNGSI REFORMASI BIROKRASI LAPAN... 2 8 AREA PERUBAHAN REFORMASI BIROKRASI... 2 VISI DAN MISI LAPAN... 2 SASARAN STRATEGIS LAPAN... 2 PROGRAM

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 014 Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 Kata Pengantar Dengan

Lebih terperinci

Proof of Concept Platform SPBP Sebagai Layanan Penyajian Data Penginderaan Jauh yang Cepat dan Mudah Untuk Seluruh Pemerintahan Provinsi

Proof of Concept Platform SPBP Sebagai Layanan Penyajian Data Penginderaan Jauh yang Cepat dan Mudah Untuk Seluruh Pemerintahan Provinsi Proof of Concept 2016 Platform SPBP Sebagai Layanan Penyajian Data Penginderaan Jauh yang Cepat dan Mudah Untuk Seluruh Pemerintahan Provinsi I. Pengantar Kapustekdata Kegiatan ini merupakan penjabaran

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PEMERINTAH PROVINSI RIAU BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH Jalan Jendral Sudirman No. 438 Telepon/Fax. (0761) 855734 DAFTAR ISI BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang...

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL DENGAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL TENTANG

PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL DENGAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL TENTANG BADAN INFORMASI GEOSPASIAL L A P A PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL DENGAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL TENTANG PENGELOLAAN DATA DAN CITRA TEGAK SATELIT PENGINDERAAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 RKT DIT. PPL TA. 2013 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Kinerja Ditjen dan Penguasaan Tanah Tahun merupakan media untuk mempertanggungjawabkan capaian kinerja Direktorat Jenderal selama tahun, dalam melaksanakan

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN PENERBANGAN DAN ANTARIKSA

RENCANA STRATEGIS PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN PENERBANGAN DAN ANTARIKSA RENCANA STRATEGIS PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN PENERBANGAN DAN ANTARIKSA 2015-2019 PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN PENERBANGAN DAN ANTARIKSA Jl. Cisadane No. 25 Cikini, Jakarta Pusat www.puskkpa.lapan.go.id DAFTAR ISI

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) PUSAT TEKNOLOGI DAN DATA PENGINDERAAN JAUH TAHUN 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) PUSAT TEKNOLOGI DAN DATA PENGINDERAAN JAUH TAHUN 2015 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) PUSAT TEKNOLOGI DAN DATA PENGINDERAAN JAUH TAHUN 2015 PUSAT TEKNOLOGI DAN DATA PENGINDERAAN JAUH DEPUTI BIDANG PENGINDERAAN JAUH LEMBAGA PENERBANGAN

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Rencana Strategis Biro Perencanaan dan Keuangan

BAB I. PENDAHULUAN. Rencana Strategis Biro Perencanaan dan Keuangan DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i KATA PENGANTAR... ii BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Kondisi Umum... 2 1.1.1 Profil Biro Perencanaan dan Keuangan/Biro Perencanaan dan Organisasi... 2 1.1.2 Capaian Biro Perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk menjalankan tugas dan fungsinya, pemerintah daerah memerlukan perencanaan mulai dari perencanaan jangka panjang, jangka menengah hingga perencanaan jangka pendek

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Dasar Hukum 1.3 Tujuan 1.4 Sasaran 1.5 Ruang Lingkup 1.6 Pengertian dan Istilah BAB II JENIS DATA YANG DIKUMPULKAN 2.1 Data

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) ASISTEN DEPUTI BIDANG MATERI PERSIDANGAN 2014 KATA PENGANTAR Dalam rangka melaksanakan amanah Inpres Nomor 7 Tahun 1999, Asisten Deputi Bidang Materi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2015 BAB II. PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis atau yang disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu tertentu berisi visi,

Lebih terperinci

BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN KERJA SAMA PENGELOLAAN BATAS WILAYAH NEGARA DAN KAWASAN PERBATASAN

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF disusun untuk menyajikan informasi tentang capaian komitmen kinerja yang telah diperjanjikan Sekretariat Kabinet kepada kepada pimpinan dan stakeholders selama tahun 2015. Laporan Kinerja

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-82.1-/216 DS8916-4341-221-882 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU

Lebih terperinci

BAB PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini kinerja Pemerintah Daerah semakin mendapat sorotan masyarakat. Pemerintah dituntut mampu untuk menunjukan akuntabilitas kinerjanya kepada masyarakat sebagai

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2014 BIRO HUBUNGAN MASYARAKAT SEKRETARIAT DAERAH ACEH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2014 BIRO HUBUNGAN MASYARAKAT SEKRETARIAT DAERAH ACEH LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2014 BIRO HUBUNGAN MASYARAKAT SEKRETARIAT DAERAH ACEH 2015 KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, atas

Lebih terperinci

Program Generik : Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas

Program Generik : Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Kegiatan yang dilaksanakan oleh unit pelaksana eselon II kecuali Unit Pengelola Teknis mandiri dan Pusat Pengelolaan Ekoregion menghasilkan kategorikategori output yang secara garis besar dapat dirangkum

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BLITAR TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) Lampiran I Matriks Rencana Strategis Tahun 2016-2021 SATUAN POLISI

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENERAPAN SISTIM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS. LAPAN TAHUN (revisi)

RENCANA STRATEGIS. LAPAN TAHUN (revisi) RENCANA STRATEGIS PUSAT TEKNOLOGI DAN DATA PENGINDERAAN JAUH LAPAN TAHUN 2015 2019 (revisi) PUSAT TEKNOLOGI DAN DATA PENGINDERAAN JAUH DEPUTI BIDANG PENGINDERAAN JAUH Renstra PUSDATA Tahun 2015-2019 i

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014 KATA PENGANTAR Penyusunan Laporan Akuntabilitasi Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Tahun 2014 mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DAN LAPORAN AKUNTANTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DAN LAPORAN AKUNTANTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DAN LAPORAN AKUNTANTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) SAKIP adalah rangkaitan sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA KLHK BIDANG LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA KLHK BIDANG LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2014 Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi mewajibkan seluruh instansi pemerintah

Lebih terperinci

Dukungan Teknologi Penginderaan Jauh dalam Penilaian Sumberdaya Hutan Tingkat Nasional: Akses Citra Satelit, Penggunaan dan Kepentingannya

Dukungan Teknologi Penginderaan Jauh dalam Penilaian Sumberdaya Hutan Tingkat Nasional: Akses Citra Satelit, Penggunaan dan Kepentingannya Dukungan Teknologi Penginderaan Jauh dalam Penilaian Sumberdaya Hutan Tingkat Nasional: Akses Citra Satelit, Penggunaan dan Kepentingannya Kepala LAPAN Manfaat data satelit penginderaan jauh Perolehan

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam No.1809, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. SAKIP. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. An evaluation version of novapdf was used to create this PDF file. Purchase a license to generate PDF files without this notice.

BAB I PENDAHULUAN. An evaluation version of novapdf was used to create this PDF file. Purchase a license to generate PDF files without this notice. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Setiap pelaksanaan urusan kepemerintahan akan selalu dikaitkan dengan pengelolaan kepemrintahan yang baik (good governance) dengan tiga pilar utama yaitu, Partisipasi,

Lebih terperinci

-2- C. Ruang Lingkup Ruang lingkup surat edaran meliputi pentingnya implementasi SAKIP di lingkungan Badan Litbang dan Diklat guna meningkatkan kualit

-2- C. Ruang Lingkup Ruang lingkup surat edaran meliputi pentingnya implementasi SAKIP di lingkungan Badan Litbang dan Diklat guna meningkatkan kualit KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Gedung Kementerian Agama Lantai. 17. Jalan M.H. Thamrin No.6 Jakarta Pusat Telepon/Faksimili : (021)

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN TAHUN 2014 BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Perubahan Tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Perubahan Tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Perubahan Tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Perubahan Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja Perubahan

Lebih terperinci

E X E C U T I V E S U M M A R Y

E X E C U T I V E S U M M A R Y E X E C U T I V E S U M M A R Y pada telah melaksanakan kewajiban berakuntabilitas kinerja dengan menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang diperuntukkan bagi para pemangku kepentingan

Lebih terperinci

13. Untuk pencapaian kinerja program yang terbagi dalam 2 (dua) program, terlihat nilai pencapaian kinerjanya sebagai berikut :

13. Untuk pencapaian kinerja program yang terbagi dalam 2 (dua) program, terlihat nilai pencapaian kinerjanya sebagai berikut : RINGKASAN EKSEKUTIF 1. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat Jenderal Tahun 2011 adalah perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini dibuat sebagai perwujudan dan kewajiban suatu Instansi Pemerintah dengan harapan dapat dipergunakan

Lebih terperinci

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG INSPEKTORAT KOTA BANDUNG RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Kinerja Inspektorat Kota Bandung

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA MOR 13/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PROGRAM LEGISLASI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015 DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN Jakarta, Maret 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013 RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013 KATA PENGANTAR R encana Kinerja merupakan dokumen yang berisi target kinerja yang diharapkan oleh suatu unit kerja pada satu tahun tertentu

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) TAHUN ANGGARAN 2017

PERJANJIAN KINERJA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) TAHUN ANGGARAN 2017 PERJANJIAN KINERJA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL Tahun Anggaran 2017 Tahun Anggaran 2017 PERJANJIAN KINERJA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) TAHUN ANGGARAN 2017 I. PENDAHULUAN Sebagaimana diamanatkan di dalam

Lebih terperinci

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan kinerja Badan Litbang Perhubungan tahun 2016 ini merupakan laporan pertanggungjawaban kegiatan dan anggaran yang berisi informasi tentang keberhasilan

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Oleh karena itu agar langkah dimaksud dapat menjadi prioritas program lima tahun pembangunan kepegawaian ke depan menyongsong ii

Kata Pengantar. Oleh karena itu agar langkah dimaksud dapat menjadi prioritas program lima tahun pembangunan kepegawaian ke depan menyongsong ii i Kata Pengantar Seraya memanjatkan puji dan syukur atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Badan Kepegawaian Daerah telah dapat melalui tahapan lima tahun kedua pembangunan jangka menengah bidang kepegawaian

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI PENGELOLAAN ENERGI, SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI PENGELOLAAN ENERGI, SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN ANGGARAN 2015 LAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI PENGELOLAAN ENERGI, SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN ANGGARAN 2015 BAB I SIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB I. SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari 2015 Kepala Biro Perencanaan,

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari 2015 Kepala Biro Perencanaan, KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Instansi Pemerintah adalah laporan kinerja Tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi. Laporan Kinerja

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 267, Tamba

2016, No Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 267, Tamba No.904, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BASARNAS. SAKIP. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 4 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

Lebih terperinci

HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN No Komponen Bobot Capaian Organisasi. A. Perencanaan Kinerja 35 15,44

HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN No Komponen Bobot Capaian Organisasi. A. Perencanaan Kinerja 35 15,44 HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN 2013 19.1 Satuan Kerja : BPS Provinsi Papua Barat 19.2 Sistem Evaluasi : Evaluasi Lapangan/field evaluation 19.3 Hasil Penilaian

Lebih terperinci

HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN No Komponen Bobot Capaian Organisasi

HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN No Komponen Bobot Capaian Organisasi HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN 2013 33.1 Satuan Kerja : BPS Provinsi Maluku 33.2 Sistem Evaluasi : Evaluasi Lapangan/field evaluation 33.3 Hasil Penilaian : 31,61

Lebih terperinci