RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BALAI UJI TEKNOLOGI DAN PENGAMATAN ANTARIKSA DAN ATMOSFER TAHUN
|
|
- Surya Jayadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BALAI UJI TEKNOLOGI DAN PENGAMATAN ANTARIKSA DAN ATMOSFER TAHUN BALAI UJI TEKNOLOGI DAN PENGAMATAN ANTARIKSA DAN ATMOSFER LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL (LAPAN) Jln. Cilauteureun, Cikelet, Garut Telp. (0262) , Fax.(0262)
2 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, atas rahmat dan hidayah-nya Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Garut (BUTPAA Garut) Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) telah menyelesaikan dokumen Rencana Strategis (Renstra) dengan lancar dan tepat waktu. Renstra ini disusun sebagai panduan Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Garut (BUTPAA Garut) dalam merumuskan rencana tindak dan kegiatan pada tahun yang merupakan penjabaran dari Renstra LAPAN Kebijakan yang dirumuskan dalam Renstra bersumber pada kegiatan penelitian dan pengembangan peroketan LAPAN; pengujian roket; pengamatan, pelaporan data atmosfer yang dirumuskan di tingkat eselon II, III, dan IV BUTPAA Garut. Hal ini dimaksudkan agar tugas pokok dan fungsi BUTPAA Garut dapat dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi yang mengarah pada sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Program penelitian, pengembangan peroketan dan pemanfaatan wahana teknologi dirgantara yang mengacu pada Renstra LAPAN ini tentunya akan dapat berlangsung dan mencapai tujuan strategis dengan memperhatikan kapasitas dan tingkat kompetensi secara fungsional yang terarah dan terkoordinasi. Pencapaian tujuan strategis dalam panduan Renstra BUTPAA Garut ini adalah upaya untuk menempatkan kegiatan pengujian roket hasil penelitian, desain, dan pengembangan dari Pustekroket; pelayanan data hasil pengujian, pengamatan, perekaman, pengolahan dan pelaporan data atmosfer secara terpadu dan mudah diakses. Kegiatan yang akan dirumuskan lebih lanjut dengan mengacu Renstra BUTPAA Garut ini dititikberatkan pada peningkatan dan kemudahan mengakses hasil pengujian. Harapan kami panduan ini dapat digunakan untuk koordinasi dan konsolidasi di lingkungan BUTPAA Garut dalam rangka pencapaian tugas dan fungsinya agar terbentuk kinerja dan hasil yang maksimal. i
3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i ii BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Potensi dan Permasalahan... 7 BAB II VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS Visi Misi Tujuan Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Hubungan Antara Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Strategis, dan Indikator Kinerja Utama BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI Arah Kebijakan dan Strategi LAPAN Arah Kebijakan dan Strategi Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Garut BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN Target Kinerja Kerangka Pendanaan BAB IV PENUTUP ii
4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 KONDISI UMUM Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Garut (BUTPAA Garut) berada di Jln. Cilauteureun, Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut. BUTPAA Garut menempati lahan seluas sekitar 82 hektar yang berada di pesisir pantai Santolo. Lingkungan kantor BUTPAA Garut dijaga oleh prajurit dari Paskhas TNI AU dan tenaga Satuan Pengamanan (Satpam). Seiring berjalannya waktu, lingkungan di sekitar BUTPAA juga mengalami alih guna lahan. Banyaknya pemukiman dan penginapan di sekitar areal launching pad menimbulkan masalah tersendiri. Hal ini disebabkan karena Pulau Santolo, Pantai Sayangheulang, dan Pantai Pameungpeuk menjadi tempat pariwisata yang tentunya mengundang hadirnya para wisatawan. Sehingga setiap akan melakukan uji terbang terlebih dahulu harus mengungsikan warga pada pukul 06:30 WIB. Selain itu, beberapa hari sebelumnya juga menghimbau para nelayan agar pada hari (H) uji coba peluncuran untuk sementara tidak melaut. Jadi, pihak BUTPAA mempunyai pekerjaan rumah untuk mengevakuasi warga pada saat uji coba. Di lain pihak, tak setiap instansi pengguna jasa BUTPAA Garut mengatur jadwal jauh-jauh hari sebelumnya baik instansi LAPAN sendiri maupun instansi pemerintah lainnya. Secara ideal, untuk peluncuran uji terbang roket minimal 2 (dua) zona aman yang harus kosong guna menjaga hal-hal yang tidak diinginkan. Yaitu, zona 1 kurang lebih 600 meter dari launching pad dan zona II kurang lebih 2000 meter dari launching pad. Adapun untuk tim peninjauan yang biasanya terdiri dari Menristek, Kepala Pusat Lapan, Kepala Daerah setempat dan para ahli ditempatkan di fasilitas launch control center building yang letaknya sekitar 600 meter dari launching pad. Berdasarkan hasil peninjauan tata ruang, saat ini kondisi instalasi BUTPAAGarut khususnya untuk melakukan uji coba launching padnya sudah kurang ideal, mengingat zona aman ll 2000 meter dari launching pad harus kosong. Sedangkan saat ini di dalam ruang zona ll tersebut banyak dipenuhi oleh penginapan liar, permukiman warga, café, 1
5 tempat pelelangan ikan dan pada hari tertentu di Pulau Santolo banyak wisatawan yang berkunjung. Selain itu, adanya peternakan bebek di belakang lokasi uji statik dan uji terbang membuat permasalahan di BUTPAA semakin kompleks. Di samping berbagai desakan dari masyarakat dengan berbagai kepentingan yang mau tidak mau memang harus disikapi secara bijaksana Profil BUTPAA Garut Berdasarkan Peraturan Kepala LAPAN Nomor 17 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Garut menyebutkan bahwa Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Garut adalah Unit Pelaksana Teknis di bidang pengujian teknologi dan pengamatan antariksa dan atmosfer yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala LAPAN. Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Garut (BUTPAA Garut) dipimpin oleh seorang Kepala. Kepala mempunyai tugas memimpin pelaksanaan tugas dan fungsi balai. Kepala Balai Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Garut tahun 2016 ini dipegang oleh Rahadyan Lingga Laksita, S.T. A. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi BUTPAA Garut Berdasarkan Peraturan Kepala LAPAN Nomor 17 Tahun 2015 Pasal 2, Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Garut mempunyai tugas melaksanakan pengujian teknologi penerbangan dan antariksa serta pengamatan, perekaman, pengolahan, dan pengelolaan data antariksa dan atmosfer. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Garut menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan rencana kegiatan dan anggaran; b. pengujian statik dan dinamik roket; c. pengujian teknologi aeronautika; d. pengamatan, perekaman, pengolahan, dan pengelolaan data antariksa dan atmosfer; e. pengembangan, pengoperasian, dan pemeliharaan peralatan uji teknologi penerbangan dan antariksa dan pengamatan antariksa dan atmosfer; 2
6 f. pelaksanaan kerja sama teknis di bidang uji teknologi penerbangan dan antariksa dan pengamatan antariksa dan atmosfer; g. pemberian layanan publik penerbangan dan antariksa; h. evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan; dan i. pelaksanaan urusan keuangan, sumber daya manusia aparatur, tata usaha, penatausahaan Barang Milik Negara, dan rumah tangga. B. Sumber Daya dan Fasilitas Sumber Daya Manusia BUTPAA Garut pada tahun 2015 ini terdiri dari 40 pegawai PNS dan 18 pegawai honorer. Mereka menempati Sub Bagian Tata Usaha sebanyak 10 orang, Seksi Assembling dan Control Room sebanyak 21 orang, Seksi Atmosfer sebanyak 6 orang, dan 4 orang diperbantukan di lingkungan Pusat Teknologi Roket. Latar belakang pendidikan pegawai PNS BUTPAA Garut meliputi 1 lulusan magister (S-2), 8 lulusan Sarjana (S-1), 1 lulusan Diploma IV (D IV), 1 lulusan Diploma III (D III), dan 32 lulusan SMA/sederajat.Sedangkan latar belakang pendidikan pegawai honorer BUTPAA Garut terdiri dari 3 lulusan sarjana (S-1), 2 lulusan Diploma III (D III), dan 13 lulusan SMA/sederajat. Pegawai PNS BUTPAA Garut yang tengah menempuh pendidikan Sarjana (S-1) sebanyak 2 orang dan Pendidikan Pascasarjana (S-2) sebanyak 1 orang. Pegawai yang menduduki jabatan struktural sebanyak 2 orang (2 jabatan) dan 38 orang pada Jabatan Fungsional. Sesuai dengan kegiatan utamabutpaa Garut sebagai lembaga litbang, komposisi JFK adalah perekayasa 3 orang, litkayasa sebanyak 30 orang, dan fungsional umum sebanyak 5 orang. 3
7 Adapun Fasilitas yang dimiliki di Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Garut diantaranya: Ruang Perakitan Motor Roket, Ruang integrasi Roket, Landasan Luncur (Launching Pad), Ruang Firing Control, Peluncur Roket (Launcher), Ruang Akuisisi Data, Mobile Firing System, Test Bed, dan Meteorological Sounding System. 4
8 1.1.2 DASAR HUKUM Dasar hukum dalam penyusunan Rencana Strategi (Renstra) BUTPAA Garut adalah sebagai berikut: Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN); Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (RKP); Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional; Peraturan Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas Nomor 1 Tahun 2014tentang Pedoman Penyusunan Renstra Kementerian/Lembaga ; Peraturan Kepala LAPAN Nomor 3 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional; Peraturan Kepala LAPAN Nomor 8 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Peraturan Kepala LAPAN Nomor 17 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Garut; Peraturan Kepala LAPAN Nomor 19 Tahun 2015 tentang Roadmap Reformasi Birokarasi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional CAPAIAN BUTPAA GARUT TAHUN Capaian Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Garut (BUTPAA Garut) Tahun dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut ini. Tabel 1.1 Capaian BUTPAA Garut Tahun SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI CAPAIAN (%) ` Peningkatan kemampuan pengujian roket Jumlah uji terbang roket
9 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI CAPAIAN (%) ) Peningkatan kemampuan pengujian roket 1) Jumlah motor roket yang berhasil diuji statik; ) Jumlah roket yang berhasil diuji terbang; ) Jumlah produksi propelan padat ) Peningkatan kegiatan akuisisi data atmosfer 4) Jumlah data atmosfer ASPIRASI MITRA KERJA DAN STAKEHOLDER Berlakunya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik mewajibkan semua instansi Pemerintah membuat Standar Pelayanan Publik (SPP). Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Garut (BUTPAA Garut) sebagai instansi pemerintah di bawah Pusat Teknologi Roket LAPAN dituntut untuk memiliki SPP tersebut. BUTPAA Garut merupakan satu-satunya lokasi peluncuran roket di Jawa, bahkan di Indonesia. BUTPAA Garut memiliki peralatan uji terbang roket yang cukup lengkap. Baik fasilitas launcher berbagai tipe untuk uji terbang roket hingga alat testbed untuk uji statik roket. BUTPAA Garut juga mampu melayani uji terbang pesawat jenis UAV baik produksi dari LAPAN maupun mitra terkait seperti BPPT, Pindad, dan Kementerian Pertahanan. Letak BUTPAA Garut cukup strategis. Berada di jalur utama Jalan Lintas Selatan Selatan (JLSS) Jawa Barat tentu memudahkan dalam mengakses lokasi. Launching pad 6
10 yang berdekatan dengan Samudera Hindia sangat cocok menjadi lokasi peluncuran roket baik roket skala kecil mapun skala menengah. Selain itu, ke depannya juga bisa menjadi alternatif lain dalam hal pengangkutan roket dengan pengangkutan kapal. Sehingga proses pengangkutan roket tidak lagi menggunakan trailer besar yang tentu saja dapat menimbulkan kemacetan di tengah kota yang dilalui. Apalagi jika jalan yang dilalui rusak cukup parah, maka tentu akan mempengaruhi kualitas roket. Para mitra kerja pengguna layanan BUTPAA Garut, khususnya pengguna layanan uji terbang dan uji statik senantiasa memberikan banyak aspirasi terhadap BUTPAA Garut yang dapat dirangkum sebagai berikut: 1. Meningkatkan sarana dan prasarana uji teknologi khususnya uji terbang dan uji roket. 2. Memberikan pemahaman kepada masyarakat sekitar khususnya para nelayan dalam menyikapi tentang cuaca ekstrem. 3. Menjadi Pusat Teknologi Informasi (Center of IT) khususnya di wilayah Garut Selatan. 4. Memperbaiki sistem dokumentasi uji teknologi. 5. Memberikan informasi mengenai Zona Potensi Penangkapan Ikan (ZPPI). 1.2 POTENSI DAN PERMASALAHAN Posisi Strategis 1. Mendukung kegiatan pengujian statik dan uji terbang produk roket LAPAN khususnya dan instansi pemerintah lain pada umumnya; 2. Melayani para pengguna akuisisi data atmosfer; Kekuatan (Strengths) 1. Kuantitas pegawai BUTPAA Garut yang relatif banyak baik dari kalangan PNS maupun honorer; 2. Memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai; 3. Suasana lingkungan yang mendukung untuk meningkatkan kompetensi; 4. Adanya dukungan dari pimpinan BUTPAA Garut bagi pegawai yang hendak meningkatkan kompetensi diri. 7
11 1.2.3 Kelemahan (Weaknesses) 1. Latar belakang pendidikan mayoritas pegawai BUTPAA Garut masih rendah. Lebih dari separuhnya masih tamatan SMA/sederajat; 2. Kurangnya pengalaman dan wawasan teknis pegawai BUTPAA Garut; 3. Dokumen dan arsip tentang pengujian roket baik uji statik maupun uji terbang belum terkelola dengan baik; Peluang (Opportunities) 1. Tuntutan anggaran berbasis kinerja yang mulai diterapkan pada tahun 2010; 2. Kemajuan Information Technology (IT) yang sangat mendukung kegiatan BUTPAA Garut; Tantangan (Threats) 1. Tuntutan Reformasi Birokrasi LAPAN; 2. Masih sedikitnya Satker LAPAN pengguna jasa BUTPAA Garut yang mau mengabarkan waktu uji statik dan uji terbang jauh hari sebelumnya; 3. Semakin banyaknya alih guna lahan di lingkungan sekitar BUTPAA Garut yang dulunya lahan kosong berubah menjadi tempat penginapan; 4. Masih kurangnya jalinan komunikasi antara BUTPAA Garut dengan pihak pengguna pelayanan BUTPAA Garut baik di lingkungan LAPAN sendiri maupun instansi pemerintah lainnya. 8
12 BAB II VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS 2.1 VISI Menjadi Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer yang andal untuk mendukung pusat unggulan 2.2 MISI Meningkatkan kualitas produk data dan informasi penerbangan dan antariksa. 2.3 TUJUAN "Meningkatkan kemampuan pengujian statik motor roket, pengujian dinamik/peluncuran roket, pelayanan data hasil pengujian, pengamatan, perekaman, pengolahan dan pelaporan data atmosfer, serta peningkatan layanan publik daerah." 2.4 SASARAN STRATEGIS Ada 3 (tiga) sasaran strategis Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Garut (BUTPAA Garut) dalam kurun waktu tahun , yaitu: 1) Peningkatan kemampuan pengujian roket; 2) Tersedianya data atmosfer dan ionosfer; 3) Terselenggaranya layanan pengguna data atmosfer dan ionosfer; 9
13 2.5 INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) a. Jumlah uji statik roket b. Jumlah uji terbang roket c. Jumlah akuisi data atmosfer dan ionosfer d. Jumlah instansi pengguna layanan publik daerah e. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 2.6 HUBUNGAN ANTARA VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Tabel berikut ini menunjukkan hubungan antara visi, misi, tujuan strategis, sasaran strategis, dan IKU yang akan digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan pencapaian kinerja. Tabel 2.1. Hubungan Antara Visi, Misi, Tujuan Strategis, Sasaran Strategis, dan IKU VISI MISI TUJUAN SASARAN STRATEGIS IKU Menjadi Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer yang andal untuk mendukung pusat unggulan Meningkatkan kualitas produk data dan informasi penerbangan dan antariksa "Meningkatkan kemampuan pengujian statik motor roket, pengujian dinamik/peluncuran roket, pelayanan data hasil pengujian, pengamatan, perekaman, pengolahan dan pelaporan data atmosfer, serta peningkatan layanan publik daerah." Peningkatan kemampuan pengujian roket Tersedianya data atmosfer dan ionosfer Terselenggaranya layanan pengguna data dan atmosfer 1. Jumlah uji statik roket; 2. Jumlah uji terbang roket; 3. Jumlah akuisisi data atmosfer dan ionosfer 4. Jumlah instansi pengguna layanan publik daerah 5. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 10
14 BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 3.1 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI LAPAN Dalam perkembangannya, LAPAN telah merumuskan visi sebagai Pusat Unggulan Penerbangan dan Antariksa untuk Mewujudkan Indonesia yang Maju dan Mandiri. Melalui visi tersebut LAPAN mampu menjadi organisasi yang menyelenggarakan kegiatan penelitian dan pengembangan serta penyelenggaraan keantariksaan di tingkat nasional yang bertaraf internasional di bidang penerbangan dan antariksa dengan standar hasil yang sangat tinggi serta relevan dengan kebutuhan pengguna, untuk mewujudkan Indonesia yang maju dan mandiri. Berdasarkan visi di atas, untuk mencapainya LAPAN menetapkan 3 (tiga) misi, meliputi: Meningkatkan kualitas litbang penerbangan dan antariksa bertaraf internasional. Meningkatkan kualitas produk teknologi dan informasi di bidang penerbangan dan antariksa dalam memecahkan permasalahan nasional. Melaksanakan dan mengatur penyelenggaraan keantariksaan untuk kepentingan nasional. Mengacu dengan visi dan misi LAPAN tersebut, maka arah kebijakan yang diambil LAPAN dalam bidang Teknologi Penerbangan dan Antariksa khusunya dalam hal pengujian roket adalah sebagai berikut: Melakukan koordinasi dengan Pemda dalam penyediaan lahan pengujian roket. Melakukan koordinasi dengan TNI AU dalam pemanfaatan fasilitas bandara TNI sebagai bandara riset. Mengembangkan inovasi teknik pengujian roket. 11
15 3.2 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI BALAI UJI TEKNOLOGI DAN PENGAMATAN ANTARIKSA DAN ATMOSFER GARUT BUTPAA Garut yang berada di bawah Kepala LAPAN memiliki arah kebijakan yang tentunya juga mendukung terlaksananya tugas pokok dan fungsi dari LAPAN. BUTPAA Garut terus berusaha berbenah diri dengan cara meningkatkan kompetensi pegawai dengan selalu mengirim pegawai untuk melaksanakan kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) baik yang dilakukan oleh internal LAPAN maupun di luar instansi LAPAN. BUTPAA Garut berusaha terus memperbaiki infrastruktur dan peralatan pendukung demi lancarnya kegiatan uji statik dan uji terbang. Pengadaan alat-alat untuk mendukung lancarnya kegiatan pengujian di lingkungan BUTPAA Garut terus ditambah. Selain itu, juga mulai membenahi sistem dokumentasi hasil pengujian dalam bentuk foto hasil kegiatan dari tahun ke tahun. Di samping itu juga mulai menghidupkan kembali peran fungsional perekayasa untuk meningkatkan kinerja pegawai. Mengacu dengan visi dan misi LAPAN tersebut, maka arah kebijakan yang diambil Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Garut selaras dengan sasaran strategisnya adalah sebagai berikut. SASARAN STRATEGIS KEBIJAKAN PROGRAM 1) Peningkatan kemampuan pengujian roket 2) Tersedianya data atmosfer dan ionosfer 3) Terselenggaranya layanan pengguna data atmosfer dan ionosfer a. Meningkatkan kompetensi pegawai b. Memperbaiki infrastruktur dan peralatan pendukung uji statik dan uji terbang c. Membenahi sistem dokumentasi hasil pengujian d. Menghidupkan kembali peran fungsional litkayasa dan perekayasa e. Menjalin kerjasama dengan instansi terkait Pengembangan Teknologi Penerbangan dan Antariksa 12
16 Dalam hal hubungan dengan masyarakat sekitar, BUTPAA Garut berusaha terus menjalin komunikasi dengan tokoh-tokoh masyarakat mengenai program kerja BUTPAA Garut, kerjasama dengan aparat Kepolisian dan TNI setempat dalam hal pengamanan saat uji statik dan uji terbang, dan turut mendukung agar wilayah BUTPAA Garut dan sekitarnya bisa menjadi Kawasan Strategis Nasional (KSN). BUTPAA Garut senantiasa terus membuka dan menjalin kerjasama dengan mitra kerja demi lekas terwujudnya visi BUTPAA Garut menjadi Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer yang mendukung Pusat Unggulan. 13
17 BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN 4.1 Target Kinerja Visi dan misi BUTPAA Garut dijabarkan lebih lanjut dengan menggunakan metode Balanced Score Card (BSC) dengan merumuskan peta strategis seperti ditunjukan pada gambar 4.1 Visi menjadikan BUTPAA Garut menjadi Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer yang andal untuk mendukung pusat unggulan, dapat ditunjukkan dengan sasaran strategis dari perspective stakeholder dalam kerangka BSC BUTPAA Garut yaitu meningkatnya pemanfaatan layanan iptek sains dan teknologi yang optimal, perumusan kebijakan SOP Lokasi Uji Teknologi yang sesuai, dan perumusan kebijakan berbasis KSN yang tepat. Gambar 4.1 Peta Strategi Balanced Score Card (BSC) BUTPAA Garut 14
18 Target Kinerja BUTPAA Garut berupa Indikator Kinerja Utama (IKU)yang diturunkan dari sasaran strategis dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut. Tabel 4.1 Sasaran Strategis, IKU, dan Target BUTPAA Garut SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Peningkatan kemampuan pengujian roket IKU-1: Jumlah uji uji statik roket; 3 kali (66,67 %) 2 kali 2 kali 3 kali 3 kali IKU-2: Jumlah uji terbang roket; 5 kali (100 %) 4 kali 5 kali 5 kali 5 kali 2. Tersedianya data atmosfer dan ionosfer IKU-3: Jumlah akuisisi data atmosfer dan ionosfer; 12 dokumen (100 %) 12 dokumen 12 dokumen 12 dokumen 12 dokumen 3. Terselenggaranya layanan pengguna data atmosfer dan ionosfer IKU-4: Jumlah instansi pengguna layanan publik daerah; IKU-5: Indeks Kepuasan Masyarakat 10 instansi (90 %) 2 instansi 78,5% 4 Instansi 79% 6 Instansi 79,5% 8 Instansi 80% 4.2 Kerangka Pendanaan Pendanaan sangat terkait dengan target kinerja yang ditetapkan sebagaimana tertuang dalam RPJMN. Pendanaan BUTPAA Garut dapat dilihat dari tabel 4.2 berikut. Tabel 4.2 Kerangka Pendanaan BUTPAA Garut KEGIATAN/PROGRAM Pencapaian Sasaran Strategis Layanan Perkantoran dan Operasional Kebutuhan Anggaran (dalam Ribuan Rupiah) TOTAL
19 BAB V PENUTUP Penyempurnaan Rencana Strategis (Renstra) Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Garut periode dilakukan untuk menyesuaikan terhadap perubahan organisasi LAPAN yang telah ditetapkan melalui Peraturan Kepala LAPAN Nomor 17 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Garut. Dokumen ini merupakan dokumen perencanaan BUTPAA Garut sampai dengan tahun 2019, diselaraskan dengan Renstra LAPAN dan menjadi acuan bagi pelaksanaan kegiatan di lingkungan BUTPAA Garut. Renstra BUTPAA Garut ini dibuat sebagai pedoman penyusunan kegiatan perencanaan program dan anggaran, kebijakan dan strategi bagi pegawai di lingkungan BUTPAA Garut agar pelaksanaan kegiatan di BUTPAA Garut dapat berjalan sesuai hasil yang diharapkan sehingga dapat meningkatkan akuntabilitas dan kinerja BUTPAA Garut. Pada akhirnya, dengan terjadinya peningkatan akuntabilitas dan kinerja BUTPAA Garut diharapkan dapat turut mendukung akuntabilitas dan kinerja LAPAN secara keseluruhan. 16
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BALAI UJI TEKNOLOGI DAN PENGAMATAN ANTARIKSA DAN ATMOSFER TAHUN 2016
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BALAI UJI TEKNOLOGI DAN PENGAMATAN ANTARIKSA DAN ATMOSFER TAHUN 2016 BALAI UJI TEKNOLOGI DAN PENGAMATAN ANTARIKSA DAN ATMOSFER LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL (LAPAN)
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I. PENDAHULUAN...1 1.1 Kondisi Umum...1 1.1.1 Profil Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Sumedang...1 1.1.2. Capaian Balai Pengamatan Antariksa Dan
Lebih terperinciREVISI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)
REVISI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2015-2019 LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL Balai Pengamatan Antariksa Dan Atmsofer Pasuruan Jl. Raya Watukosek Gempol, Pasuruan, Jawa Timur 67155 Telp. 0343-851887,
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Rencana Strategis Biro Perencanaan dan Keuangan
DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i KATA PENGANTAR... ii BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Kondisi Umum... 2 1.1.1 Profil Biro Perencanaan dan Keuangan/Biro Perencanaan dan Organisasi... 2 1.1.2 Capaian Biro Perencanaan
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN PENERBANGAN DAN ANTARIKSA
RENCANA STRATEGIS PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN PENERBANGAN DAN ANTARIKSA 2015-2019 PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN PENERBANGAN DAN ANTARIKSA Jl. Cisadane No. 25 Cikini, Jakarta Pusat www.puskkpa.lapan.go.id DAFTAR ISI
Lebih terperinciDAFTAR ISI... KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI DAFTAR ISI... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR... ii BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Kondisi Umum... 2 1.1.1 Profil Sekretariat Utama... 2 1.1.2 Sumber Daya Manusia Sekretariat Utama...
Lebih terperinciRENSTRA TAHUN
Revisi-1 RENSTRA TAHUN 2015-2019 PENERBANGAN DAN ( L A P A N Jl. Angkasa Trikora, Desa Sumberker, Biak Papua Telp. 0981 21078, Fax. 0981 RENSTRA BALAI LAPAN BIAK 2015-2019 Page 1 RENCANA STRATEGIS TAHUN
Lebih terperinci2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 133, Tamb
No.1575, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LAPAN. ORTA. Balai Kendali Satelit, Pengamatan Antariksa dan Atmosfer, dan Penginderaan Jauh Biak. Pencabutan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA
Lebih terperinciSURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016
SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-82.1-/216 DS8916-4341-221-882 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU
Lebih terperinci2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 133, Tamb
No.1574, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LAPAN. ORTA. Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer. Pencabutan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15
Lebih terperinciBiro Perencanaan KATA PENGANTAR
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BIRO PERENCANAAN 2014 BIRO PERENCANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS (RENSTRA)
RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2015-2019 LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL BALAI PENGAMATAN DIRGANTARA PONTIANAK Jalan Lapan No. 01 Siantan Hulu, 78241 Telp.(0561) 883306, 881599, Faks. 0561-883306
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN BIRO PERENCANAAN TAHUN 2012
RENCANA KINERJA TAHUNAN BIRO PERENCANAAN TAHUN 2012 BIRO PERENCANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta, 2016 Kepala Biro Kerja Sama, Hubungan Masyarakat, dan Umum. Ir. Christianus R. Dewanto, M. Eng.
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Rencana strategis (Renstra) Biro Kerja Sama, Hubungan Masyarakat, dan Umum (KSHU) Periode tahun 2015-2019 telah selesai diperbaharui. Renstra ditetapkan
Lebih terperinciBadan Pertanahan Nasional Republik Indonesia i
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia i Sapta Tertib Pertanahan Daftar Isi Daftar Tabel, Grafik dan Gambar Kata Pengantar Ikhtisar Eksekutif i ii iv vii ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1
Lebih terperinciBAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RPJMN 2010-2014 Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) menjelaskan bahwa Rencana Pembangunan Jangka
Lebih terperinciINDEKS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP LAPAN TAHUN 2014
INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP LAPAN TAHUN 2014 A. LATAR BELAKANG Pelayanan publik yang dilaksanakan oleh aparatur pemerintah masih banyak dijumpai kelemahan sehingga belum dapat memenuhi kualitas
Lebih terperinciKABUPATEN BADUNG RENCANA STRATEGIS DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG TAHUN
KABUPATEN BADUNG RENCANA STRATEGIS DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG TAHUN 206-202 DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG 206 PROVINSI BALI BUPATI BADUNG KEPUTUSAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kependudukan Catatan Sipil dan Keluarga Berencana Kabupaten Karimun berubah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karimun Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Karimun, Dinas Kependudukan Catatan
Lebih terperinciRencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara
Lebih terperincidown mengandung makna bahwa perencanaan ini memperhatikan pula
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya agar efektif, efisien, dan akuntabel, Direktorat Penanganan Pelanggaran (Dit. PP) berpedoman pada dokumen perencanaan
Lebih terperinciSekretariat Jenderal KATA PENGANTAR
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah
Lebih terperinciBAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
Lebih terperinciRENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018
RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 BIRO PENGEMBANGAN PRODUKSI DAERAH SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala limpahan
Lebih terperinciSURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015
SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR SP DIPA-82.1-/215 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara.
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinci2017, No Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerj
No.1556, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPPT. ORTA. BTBRD. Pencabutan. PERATURAN BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA
Lebih terperinciLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat
Lebih terperinciTUGAS REFORMASI BIROKRASI LAPAN FUNGSI REFORMASI BIROKRASI LAPAN
DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 TUGAS REFORMASI BIROKRASI LAPAN... 2 FUNGSI REFORMASI BIROKRASI LAPAN... 2 8 AREA PERUBAHAN REFORMASI BIROKRASI... 2 VISI DAN MISI LAPAN... 2 SASARAN STRATEGIS LAPAN... 2 PROGRAM
Lebih terperinciBAGIAN UMUM KOTA MOJOKERTO TAHUN 2015
BAGIAN UMUM KOTA MOJOKERTO TAHUN 2015 Bagian Umum TAHUN 2016 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Bagian
Lebih terperinciDAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR... i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI.. ii BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang. 1 B. Tugas dan Fungsi Bappeda Kota Samarinda. 2 C. Struktur Organisasi Bappeda Kota Samarinda.. 3 BAB II RENCANA STRATEGIS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Pengawasan Intern pemerintah merupakan unsur manajemen yang penting dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagai pelaksana pengawasan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19/PERMEN-KP/2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR RISET PENGOLAHAN PRODUK DAN BIOTEKNOLOGI KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN
Lebih terperinciKata Pengantar. Oleh karena itu agar langkah dimaksud dapat menjadi prioritas program lima tahun pembangunan kepegawaian ke depan menyongsong ii
i Kata Pengantar Seraya memanjatkan puji dan syukur atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Badan Kepegawaian Daerah telah dapat melalui tahapan lima tahun kedua pembangunan jangka menengah bidang kepegawaian
Lebih terperinciKABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014
KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 BAPPEDA LITBANG KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI...
Lebih terperinciINDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIT 11 (LANTAI 2 DAN 3)
Lebih terperinciKEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015
KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 JAKARTA, FEBRUARI 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS. LAPAN TAHUN (revisi)
RENCANA STRATEGIS PUSAT TEKNOLOGI DAN DATA PENGINDERAAN JAUH LAPAN TAHUN 2015 2019 (revisi) PUSAT TEKNOLOGI DAN DATA PENGINDERAAN JAUH DEPUTI BIDANG PENGINDERAAN JAUH Renstra PUSDATA Tahun 2015-2019 i
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN
PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2013-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS
Lebih terperinci3.4 Penentuan Isu-isu Strategis
Negeri atas tugas pokok dan fungsinya dengan memperhatikan visi, misi, dan arah kebijakan Pemerintah Republik Indonesia untuk lima tahun ke depan, serta kondisi obyektif dan dinamika lingkungan strategis,
Lebih terperinciBagian Hukum dan HAM pada Sekretariat Daerah Kota Bandung KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya, sehingga tugas penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Bagian Hukum dan HAM pada Sekretariat
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.28/MEN/2011 TENTANG
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.28/MEN/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR PENELITIAN SOSIAL EKONOMI KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012
RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah
Lebih terperincic. memantau, mengevaluasi dan menilai hasil kerja bawahan dalam
BAB XXVII BALAI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (BPPP) LABUAN PADA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI BANTEN Pasal 118 Susunan Balai Pelabuhan Perikanan Pantai Labuan terdiri dari: a. Kepala Balai ; b. Kepala
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN PELAYANAN BIRO ORGANISASI
BAB II GAMBARAN PELAYANAN BIRO ORGANISASI II.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Biro Organisasi Tugas dan Fungsi pada Biro Organisasi berdasarkan pada Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 58 Tahun
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN 2017 DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA, ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL PROVINSI GORONTALO
RENCANA KINERJA TAHUNAN 2017 DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA, ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL PROVINSI GORONTALO KATA PENGANTAR Puji syukur hanya patut dihaturkan kehadirat Allah
Lebih terperinci2015, No Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerj
No.1620, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPPT. Balai Teknologi Infrastruktur Pelabuhan dan Dinamika Pantai. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PERMEN-KP/2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR RISET SOSIAL EKONOMI KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut di atas, Pusat Data dan Informasi menyelenggarakan fungsi :
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Kedudukan Pusat Data dan Informasi sesuai Peraturan Kepala Badan SAR Nasional Nomor : PER. KBSN-01 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Badan SAR Nasional sebagaimana
Lebih terperinciBAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN Perangkat Daerah Pekerjaan Umum Pengairan Kabupaten Lamongan merupakan unsur pelaksana teknis urusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum.
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT
PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat 1 RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN PENE LITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014-2018 Badan Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan meningkatnya urusan-urusan Pemerintahan Daerah Provinsi Bali di Jakarta baik yang meliputi urusan administratif, teknis maupun koordinatif, peran dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan Rencana Strategis Bisnis (RSB) bagi suatu organisasi pemerintah merupakan suatu kewajiban sebagai upaya mewujudkan tata kelola system yang modern. RSB
Lebih terperinciWALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR
WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...
Lebih terperinciA. Gambaran Umum 1. Organisasi Perangkat Daerah
A. Gambaran Umum 1. Organisasi Perangkat Daerah Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah serta Peraturan Bupati Malang Nomor 59
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
i KATA PENGANTAR Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Rencana Strategis (Renstra) merupakan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang
Lebih terperinciBAB III PROFIL PERUSAHAAN
BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan A. SEJARAH Rumah Sakit Daerah Soreang adalah salah satu Rumah Sakit Pemerintah yang berada di wilayah Kabupaten Bandung yang berdiri pada tahun 1996
Lebih terperinciWALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PARIWISATA KOTA BATU DENGAN
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA. ii DAFTAR ISI.. vi
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA. ii DAFTAR ISI.. vi BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang. 1 B. Tugas Pokok dan Fungsi... 2 C. Tujuan Penyusunan Perjanjian Kinerja 3 BAB II
Lebih terperinciKERTAS KERJA RKA-KL RINCIAN BELANJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2013
TAHUN ANGGARAN 213 (82) (1) (82.1.6) PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENERBANGAN DAN ANTARIKSA SATUAN KERJA (68992) LOKA PENGAMATAN DIRGANTARA SUMEDANG PROPINSI (2) JAWA BARAT (13) PERHITUNGAN TAHUN 213 Halaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Kondisi Umum
BAB I PENDAHULUAN I.1. Kondisi Umum Bidang kedeputian di lingkungan Badan SAR Nasional (BASARNAS) terbentuk seiring dengan reorganisasi lembaga ini menjadi Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK). Terdapat
Lebih terperinciKOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG
KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Karunianya Reviu Dokumen
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
Lebih terperinciMEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,
Lebih terperinciSISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) KECAMATAN MODO
SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) KECAMATAN MODO Lamongan, 30 Januari 2017 SISTEMATIKA PAPARAN Gambaran Umum PD Implementasi SAKIP PD Inovasi PD GAMBARAN UMUM KECAMATAN MODO 1. Tugas
Lebih terperinciDINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI
KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG
PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2013-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS
RENCANA STRATEGIS 2015-2019 BALAI PENGAMATAN ANTARIKSA DAN ATMOSFER AGAM DEPUTI BIDANG SAINS ANTARIKSA DAN ATMOSFER Kototabang, Muaro Palupuh, Kab. Agam-Sumatera Barat Telp/Fax : 0752-6237028 P.O.Box 84,
Lebih terperinciMengingat -2- : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi Tata Kerja Lembaga Pemerin
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1615, 2015 BPPT. Balai Teknologi Pengolahan Air Limbah. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 018 TAHUN 2015 TENTANG
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON
BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON *s NOMOR 67 TAHUN 2016, SERI D. 16 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR : 67 Tahun 2016 TENTANG FUNGSI, TUGAS POKOK DAN TATA KERJA DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS (RENSTRA)
PENGADILAN TINGGI SULAWESI TENGGARA 2015 Rencana Strategi (Renstra) Tahun 2015-2019 REVIU RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019 PENGADILAN TINGGI SULAWESI TENGGARA Jl. Mayjend D.I Panjaitan No. 165
Lebih terperinciBAB. I PENDAHULUAN Lampiran Keputusan Direktur Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Nomor HK.06.02.351.03.15.196 Tahun 2015 Tentang Rencana Strategis Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016
RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016 BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI BESAR TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENCEMARAN INDUSTRI Jalan Ki Mangunsarkoro 6 Semarang 50136 Tromol Pos 829 Telp.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia (SDM) dalam instansi merupakan modal intelektual yang jauh lebih penting dan memiliki kontribusi besar terhadap pembangunan nilai instansi dibandingkan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG
i V I S I Terwujudnya perencanaan pembangunan daerah yang berkualitas, partisipatif dan akuntabel untuk mendorong peningkatan pendapatan masyarakat dua kali lipat Tahun 2018 M I S I 1. Mengkoordinasikan
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF 5.1 Rencana Program Dan Kegiatan Peran strategis Kecamatan di Kota Bandung menuntut adanya peningkatan pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN
RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
Lebih terperinciWALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU
SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang
Lebih terperinciWALIKOTA BATU KOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG CIPTA KARYA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara
Lebih terperinciWALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH
WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM, Menimbang
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/PERMEN-KP/2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LOKA RISET SUMBER DAYA DAN KERENTANAN PESISIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciPERJANJIAN KINERJA 2018
PERJANJIAN KINERJA 2018 Tahun Anggaran 2018 PERJANJIAN KINERJA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) TAHUN ANGGARAN 2018 I. PENDAHULUAN Sebagaimana diamanatkan di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Lebih terperinciPERJANJIAN KINERJA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) TAHUN ANGGARAN 2017
PERJANJIAN KINERJA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL Tahun Anggaran 2017 Tahun Anggaran 2017 PERJANJIAN KINERJA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) TAHUN ANGGARAN 2017 I. PENDAHULUAN Sebagaimana diamanatkan di dalam
Lebih terperinci13. Untuk pencapaian kinerja program yang terbagi dalam 2 (dua) program, terlihat nilai pencapaian kinerjanya sebagai berikut :
RINGKASAN EKSEKUTIF 1. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat Jenderal Tahun 2011 adalah perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii
Lebih terperinciPasal 11 Kepala Sub Bagian Perencanaan mempunyai uraian tugas : a. menyiapkan bahan program kerja perencanaan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 100 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA KABUPATEN
Lebih terperinciBUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN KARANGASEM
BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN KARANGASEM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM, Menimbang
Lebih terperinciARAH KEBIJAKAN RENCANA INDUK KELITBANGAN OLEH KEPALA BALITBANG PROV. SUMBAR BUKITTINGGI, TANGGAL 25 APRIL 2018
ARAH KEBIJAKAN RENCANA INDUK KELITBANGAN OLEH KEPALA BALITBANG PROV. SUMBAR BUKITTINGGI, TANGGAL 25 APRIL 2018 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PROVINSI SUMATERA BARAT DASAR PENYUSUNAN RIK 1. UU No. 18
Lebih terperinciWALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 56 TAHUN 2016 TENTANG
WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERIKANAN KOTA MATARAM DENGAN
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan
Lebih terperinciKOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016
KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan
Lebih terperinciRANCANGAN PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN
RANCANGAN PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/PERMEN-KP/2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI RISET PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR DAN PENYULUHAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciKERTAS KERJA RKA-KL RINCIAN BELANJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2013
TAHUN ANGGARAN 213 (82) (1) (82.1.6) PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENERBANGAN DAN ANTARIKSA SATUAN KERJA (4541) BALAI PENJEJAKAN DAN KENDALI WAHANA ANTARIKSA BIAK PROPINSI (25) (2) PERHITUNGAN TAHUN 213 Halaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. KONDISI UMUM
BAB I PENDAHULUAN A. KONDISI UMUM Kantor Pengadilan Tinggi Jakarta yang terletak di Jalan Letnan Jendral Suprapto, Jakarta Pusat diresmikan pada tanggal 26 Pebruari 1983 oleh Menteri Kehakiman RI. Gedung
Lebih terperinci