BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Populasi, Sampel, dan Metodologi Pengambilan Sampel Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Populasi, Sampel, dan Metodologi Pengambilan Sampel Penelitian"

Transkripsi

1 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Populasi, Sampel, dan Metodologi Pengambilan Sampel Penelitian Populasi Penelitian ini bertujuan untuk 1) menginformasikan gambaran sikap tokoh agama terhadap praktik khitan perempuan berdasarkan denominasi dalam agama Islam, 2) mengidentifikasi kesesuaian antara sikap dan perilaku tokoh agama dalam menerapkan praktik khitan perempuan, serta 3) mengidentifikasi unsur pembentuk sikap yang paling memengaruhi perilaku individu dalam menerapkan praktik khitan perempuan. Terkait dengan kajian tentang agama, menurut Bornstein & Miller (2009), kajian-kajian yang menyertakan pandangan agama terhadap isu tertentu sebagai salah satu unsurnya tidak akan bermanfaat apabila peneliti melakukan penyederhanaan berlebihan (oversimplification) terhadap agama sebagai satu unit (populasi tunggal). Bornstein & Miller (2009) memandang sangat penting masing-masing agama dicermati berdasarkan denominasi di dalam masingmasing agama yang dikaji tersebut. Mengacu pada Bornstein & Miller (2009), populasi dalam penelitian ini adalah tokoh-tokoh agama Islam di Indonesia dengan dua denominasi yaitu Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Menurut Drs. H. Zuriatul Khairi, M.Ag., M.Si., Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah adalah dua organisasi agama Islam terbesar dan dapat mewakili pandangan umat Islam di Indonesia (PPS UIN-SUKA, 2011). Guna mendapatkan hasil penelitian yang representatif, populasi penelitian ini mencakup anggota Komisi Fatwa pada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama yaitu Lembaga Bahtsul

2 Masail, komisi fatwa pada Pimpinan Pusat Muhammadiyah yaitu Majelis Tarjih dan Tajdid, dan Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia bagian ibadah. Merujuk pada definisi dari Majelis Ulama Indonesia (2010), fatwa adalah hasil ijtihad, usaha sungguh-sungguh ulama terhadap status hukum suatu perkara baru sebagai produk dari hukum agama Islam. Fatwa dapat digunakan sebagai pedoman dan pertimbangan hukum bagi pemerintah maupun masyarakat luas. Sedangkan Komisi Fatwa adalah komisi yang bertugas memberikan nasihat hukum agama Islam dan ijtihad sebagai produk hukum agama Islam guna memberikan pemecahan terhadap persoalan-persoalan yang sedang dihadapi umat Islam. Atas dasar itu, penelitian ini melibatkan anggota Komisi Fatwa tiga organisasi agama Islam di Indonesia yaitu 1. Nahdlatul Ulama. Nahdlatul Ulama merupakan organisasi agama Islam yang menganut paham Ahlussunah Wal Jama'ah, sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah antara ekstrim aqli (rasionalis) dengan kaum ekstrim naqli (skripturalis) sehingga sumber pemikiran berasal dari Al-Qur'an, Sunnah, kemampuan akal, dan realitas empiris (PBNU, 2011). Oleh Barton (2002), Nahdlatul Ulama diidentifikasi sebagai organisasi agama Islam yang bersifat tradisional. 2. Muhammadiyah. Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan agama Islam dan Da wah Amar Ma'ruf Nahi Munkar, ber-aqidah Islam dan bersumber pada Al-Qur'an dan Sunnah, bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat utama, adil, makmur yang diridhai Allah SWT, guna melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi (Muhammadiyah, 2011). Berbeda dengan Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah identik dengan organisasi agama Islam yang modern. Barton (2002) menjelaskan bahwa perbedaan organisasi Islam yang tradisionalis dan modernis terletak pada

3 pendekatan dalam menafsirkan Al-Qur an, sikap terhadap praktik dan kepercayaan mistis, serta integrasi budaya organisasi dalam kehidupan urban modern. 3. Majelis Ulama Indonesia. Majelis Ulama Indonesia berfungsi sebagai wadah atau majelis tempat bermusyawarah para ulama, zuama dan cendekiawan muslim Indonesia guna menyatukan gerak dan langkah-langkah umat Islam Indonesia dalam mewujudkan cita-cita bersama (MUI, 2009) Sampel dan Metodologi Pengambilan Sampel Penelitian Setelah melakukan wawancara dengan pengurus setiap organisasi, diketahui pengurus Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama berjumlah ± 35 orang, pengurus Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah berjumlah ± 25 orang, dan pengurus Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia bagian ibadah berjumlah ± 20 orang. Populasi penelitian mencakup pengurus Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, pengurus Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dan pengurus Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia berjumlah: Populasi = 35 orang + 25 orang + 20 orang = 80 orang Dalam menentukan jumlah sampel penelitian, peneliti menggunakan rumus Slovin karena jumlah populasi diketahui. Berdasarkan Adanza (2006), Rumus Slovin yang digunakan sebagai berikut:

4 n = N 1 + Ne 2 Keterangan: n N e : jumlah sampel penelitian : jumlah populasi penelitian : persentase error Dengan menggunakan asumsi error 10%, jumlah sampel penelitian yang digunakan: n = (80 x 0,1 x 0,1) n = 44 orang Metode sampling yang peneliti gunakan adalah nonprobability sampling karena setiap anggota dalam populasi penelitian tidak memiliki kesempatan yang sama menjadi sampel penelitian (Mustafa, 2000). Pada tahun 2008, Dattalo mengelompokkan nonprobability sampling menjadi empat, yaitu availability sampling, purposive sampling, quota sampling, dan snowball sampling. Peneliti menggunakan purposive sampling karena pemilihan pengurus Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, pengurus Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dan pengurus Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia bagian Ibadah sebagai sampel penelitian dimaksudkan agar peneliti mendapatkan informasi yang komprehensif, sesuai dengan tujuan penelitian ini. Mengacu pada total sampel penelitian dengan jumlah 44 orang, maka sampel penelitian untuk setiap organisasi yaitu

5 1. Pengurus Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama. NU = 35 x 44 orang 80 = 19 orang 2. Pengurus Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Muh. = 25 x 44 orang 80 = 14 orang 3. Pengurus Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia bagian Ibadah. MUI = 20 x 44 orang 80 = 11 orang Guna mendukung metode yang digunakan, yaitu wawancara dan Q-Sort, peneliti turut mengacu pada Gay & Diehl. Menurut Gay & Diehl dalam Mustafa (2000), jumlah sampel penelitian deskriptif eksploratif mencapai 10% dari populasi. Peneliti mengambil dua sampel penelitian untuk setiap organisasi dalam metode wawancara dan Q-Sort guna mewakili 10% dari jumlah sampel penelitian setiap organisasi.

6 3.2 Desain Penelitian Peneliti menggunakan desain penelitian yang oleh Reason & Rowan disebut sebagai New Paradigm Research (Gross, 2009). New Paradigm Research menawarkan pendekatan terintegrasi yang bersifat objektif -melalui tinjauan statistik- sekaligus subjektif -melalui metode wawancara-. Sampel penelitian tidak hanya ditinjau secara statistik tetapi juga dintegrasikan dengan metode yang mengusung keunikan sebagai manusia. Dalam New Paradigm Research, dikenal pendekatan kolaboratif/partisipatif yaitu peneliti melibatkan sampel penelitian dalam mengkritisi desain penelitian. Dengan menggunakan pendekatan kolaboratif/partisipatif, sampel penelitian selanjutnya disebut sebagai partisipan. Kumar dalam Seniati, Yulianto, & Setiadi (2009), mengelompokkan jenis penelitian dalam tiga perspektif yaitu berdasarkan tipe informasi, tujuan, dan aplikasi Perspektif Tipe Informasi Penelitian ini mengintegrasikan metode kuantitatif dan kualitatif dalam pengumpulan data. Pendekatan sedemikian rupa lazim disebut mixed method research. Dalam Creswell (2003) dijelaskan bahwa mixed method research terbagi menjadi dua yaitu 1. Sequential Method. Peneliti yang menggunakan sequential method, mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif secara bertahap. Sequential method dapat dilakukan dalam tiga cara yaitu

7 a. Sequential Explanatory Strategy. Karakteristik khas dari sequential explanatory strategy adalah pengumpulan dan analisis data kuantitatif terlebih dahulu, yang diikuti dengan pengumpulan dan analisis data kualitatif. Data kualitatif berfungsi untuk menjelaskan dan menafsirkan temuan dari metode kuantitatif. b. Sequential Exploratory Strategy. Berbeda dengan sequential explanatory strategy, urutan metode yang digunakan untuk pengumpulan data tidak menjadi prioritas dalam sequential exploratory strategy. Pada dasarnya, temuan yang diperoleh dengan menggunakan metode kuantitatif bermanfaat untuk mendukung temuan yang diperoleh melalui metode kualitatif. Fokus utama dari sequential exploratory strategy adalah untuk mengeksplorasi fenomena yang diteliti. c. Sequential Transformative Strategy. Sama halnya dengan dua model di atas, sequential transformative strategy juga melibatkan dua metode pengumpulan data yaitu kuantitatif dan kualitatif. Yang membedakan sequential transformative strategy dengan dua model sebelumnya adalah metode studi yang digunakan dalam sequential transformative strategy dipandu oleh perspektif teoritis. Kerangka teoritis digunakan sebagai acuan dalam pengumpulan data. 2. Concurrent Method. Peneliti yang menggunakan concurrent method dalam penelitian, mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif pada waktu yang bersamaan. Tiga model penerapan concurrent method yaitu

8 a. Concurrent Triangulation Strategy. Model concurrent triangulation strategy menggunakan dua metode pengumpulan data yang berbeda pada waktu bersamaan dengan tujuan memvalidasi temuan dalam satu penelitian. Tidak terdapat penekanan prioritas pada metode kuantitatif maupun kualitatif. b. Concurrent Nested Strategy. Concurrent nested strategy memiliki kemiripan dengan concurrent triangulation strategy sekaligus memiliki perbedaan. Concurrent nested strategy memberikan penekanan prioritas pada salah satu metode pengumpulan data, baik kuantitatif maupun kualitatif. Prioritas salah satu metode dimaksudkan untuk menggali informasi dengan tingkat yang berbeda sehingga dapat memberikan hasil dengan perspektif yang lebih luas. c. Concurrent Transformative Strategy. Concurrent transformative strategy menggunakan perspektif teoritis yang spesifik sebagai acuan dalam pengumpulan data yang melibatkan metode kuantitatif dan kualitatif secara bersamaan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model sequential exploratory strategy yang terdiri dari tiga metode. Pertama, metode pengumpulan data kuantitatif desain survei melalui kuesioner sikap. Kuesioner sikap bertujuan memberikan gambaran sikap tokoh agama terhadap praktik khitan perempuan berdasarkan denominasi dalam agama Islam. Peneliti membuat kuesioner sikap yaitu Tiffany Effendy s Attitude Scale on Clitoridectomy (TEASoC). Lihat Lampiran 1 untuk TEASoC. Kedua, peneliti menggunakan metode pengumpulan data kualitatif tipe fenomenologis melalui wawancara guna mengeksplorasi kesesuaian antara sikap dan perilaku tokoh agama dalam menerapkan praktik khitan perempuan.

9 Lihat Lampiran 2 untuk pedoman wawancara. Menurut Daymon & Holloway (2008), metode pengumpulan data kualitatif tipe fenomenologis berfokus pada kehidupan pribadi maupun kelompok dalam memengaruhi motif, tindakan, dan komunikasi mereka. Melalui metode pengumpulan data kualitatif tipe fenomenologis, peneliti menggali informasi dari individu yang hanya dapat dipahami oleh individu tersebut, sekaligus dilengkapi dengan perspektif kelompok. Ketiga, peneliti menggunakan metode Q-Sort untuk mengidentifikasi unsur pembentuk sikap yang paling memengaruhi perilaku individu dalam menerapkan praktik khitan perempuan. Q-Sort dikembangkan oleh Stephenson pada tahun 1935 (Craighead & Nemeroff, 2001). Q-Sort merupakan metode yang digunakan secara luas karena dapat diartikulasikan, memperhatikan detail, serta bergantung pada pengalaman dan pemahaman partisipan. Q-Sort terdiri dari serangkaian kartu yang berisi pernyataan-pernyataan stimulus. Partisipan diminta untuk mengurutkan kartu ke dalam kategori yang ditentukan peneliti. Lihat Lampiran 3 untuk Q-Sort Perspektif Tujuan Berdasarkan perspektif tujuan, jenis penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif eksploratif. Gulo (2010) menjelaskan penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan kompleksitas fenomena yaitu praktik khitan perempuan. Informasi diperkaya dengan penelitian eksploratif guna menggali informasi mengenai suatu fenomena dengan melakukan penjajakan terhadap fenomena tersebut.

10 3.2.3 Perspektif Aplikasi Penelitian ini merupakan penelitian murni (basic research) karena memiliki fokus utama untuk memahami perilaku dan proses mental dari fenomena sosial (Shaughnessy, Zechmeister, & Zechmeister; 2009), yaitu gambaran sikap tokoh agama terhadap praktik khitan perempuan berdasarkan denominasi dalam agama Islam, kesesuaian antara sikap dan perilaku tokoh agama dalam menerapkan praktik khitan perempuan, serta unsur pembentuk sikap yang paling memengaruhi perilaku individu dalam menerapkan praktik khitan perempuan. 3.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Sikap adalah kecenderungan kognisi, afeksi, dan perilaku individu sebagai evaluasi terhadap entitas tertentu yaitu praktik khitan perempuan, yang mengarah pada preferensi menerima atau menolak. 2. Praktik khitan perempuan adalah segala bentuk prosedur yang menyertakan pembuangan sebagian maupun seluruh bagian luar alat kelamin perempuan dan/atau sebatas pencederaan organ genital perempuan untuk alasan budaya maupun alasan-alasan non-medis lainnya. 3. Tokoh agama adalah figur yang dipandang ahli dalam memandang isu-isu sosial berdasarkan dalil agama dan memiliki kemampuan untuk memengaruhi pola pikir masyarakat yaitu pengurus Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, pengurus Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dan pengurus Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia.

11 4. Denominasi dalam agama Islam adalah dua organisasi agama Islam terbesar dan dapat mewakili pandangan umat Islam di Indonesia yaitu Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. 3.4 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan adalah TEASoC, pedoman wawancara, dan Q-Sort. Penyusunan TEASoC, pedoman wawancara, dan Q- Sort berdasar pada tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian. Lihat Lampiran 1, Lampiran 2, Lampiran Pengukuran Berdasar pada penggunaan model sequential explanatory strategy, pengukuran dilakukan dengan tiga metode yaitu Metode Kuantitatif Instrumen penelitian yang digunakan adalah TEASoC dengan bentuk item dikotomi, partisipan dipaksa untuk memilih salah satu dari dua pilihan respon yang tersedia pada masing-masing item yaitu menerima atau menolak (Nisfiannoor, 2009). Pemilihan bentuk dikotomi bertujuan untuk mengantisipasi kecenderungan partisipan memilih jawaban tengah atau netral atau ragu-ragu. Mengacu pada Carey & Warner (2005), terdapat kecenderungan partisipan memilih jawaban tengah atau netral atau ragu-ragu dalam skala pengukuran yang disebut central tendency effect. Kesalahan dari central tendency effect berpotensi muncul dari partisipan yang menginginkan langkah aman daripada

12 harus memilih jawaban tegas. Memaksa partisipan untuk memilih jawaban tegas tidak lebih merugikan dibanding tidak mendapatkan informasi penting dari partisipan. Rancangan konstruksi TEASoC dapat dilihat pada Lampiran 4. Sebelum menggunakan TEASoC sebagai instrumen pengambilan data, peneliti terlebih dahulu melakukan uji validitas dan uji reliabilitas Uji Validitas Validitas menunjukkan tingkat sebuah alat tes dapat mengukur variabel yang ingin diukur (Anastasi & Urbina, 2007). Apabila alat tes yang dikembangkan menyimpang dari fungsi yang diinginkan, maka alat tes tersebut tidak valid dalam penggunaannya. Berdasarkan Gregory (2007), peneliti menggunakan dua metode uji validitas untuk TEASoC yaitu a. Validitas isi (content validity). Validitas isi ditentukan dengan melihat tingkat pertanyaan atau item dapat merepresentasikan keseluruhan perilaku yang ingin diukur. Validitas isi dapat diukur melalui penilaian profesional (expert judgment). Penilaian validitas isi TEASoC dilakukan oleh dua profesional yaitu Reza Indragiri Amriel, M.Crim (ForPsych) dan Muhamad Nanang Suprayogi, S.Psi., M.Si.

13 Reza Indragiri Amriel, M.Crim (ForPsych) Relevansi Rendah (1-2) Relevansi Tinggi (3-4) Muhamad Nanang Suprayogi, S. Psi., Relevansi Rendah (1-2) A B 0 2 M. Si. Relevansi Tinggi (3-4) C D 0 58 Koefisien validitas isi diperoleh melalui rumus: Validitas Isi = D (A + B + C + D) Validitas Isi TEASoC = 58 ( ) = 0,97 Berdasarkan klasifikasi koefisien korelasi Guilford dalam Nafarin (2007), semakin nilai validitas mendekati angka satu memaknakan korelasi item dan variabel yang diukur semakin kuat.

14 Tabel 3.1 Koefisien Korelasi Guilford Koefisien Korelasi Intepretasi < 0,20 sangat lemah, dapat diabaikan 0,20 0,40 lemah 0,40 0,70 cukup 0,70 0,90 kuat 0, 90 1,00 sangat kuat Sumber: Nafarin, M. (2007). Penganggaran perusahaan (ed. 3). Jakarta: Salemba Empat. Validitas isi TEASoC menunjukkan angka 0,97 yang berarti korelasi item dengan variabel yang diukur sangat kuat. Mengacu pada hasil validitas isi, item TEASoC mampu mengukur variabel yang ingin diukur oleh penulis yaitu sikap terhadap praktik khitan perempuan. Di dalam validitas isi, terdapat validitas tampak (face validity). Validitas sebuah alat tes dilihat sekilas berdasarkan tampilan yaitu bentuk fisik alat tes, bahasa yang digunakan, ukuran dan jenis tulisan, serta penggunaan simbol-simbol yang memperhatikan rentang umur partisipan. Berdasarkan penilaian profesional, TEASoC memiliki syarat-syarat validitas tampak. b. Validitas konstruk (construct validity). Berdasarkan Gregory (2007), validitas konstruk merujuk pada kesesuaian item dengan konstruk yang mendasari pembuatan item tersebut. Dalam mengukur validitas konstruk TEASoC, peneliti menggunakan pendekatan homogenitas tes yaitu mengukur korelasi setiap item tes dengan skor total. Koefisien validitas konstruk TEASoC yang terdiri dari 30 item diukur melalui Correlation Coefficients Spearman dengan menggunakan

15 SPSS 19. Penggunaan Correlation Coefficients Spearman didasari skala pengukuran TEASoC dengan tipe skala ordinal (Priyanto, 2011). Skala ordinal mengisyaratkan terdapat derajat penerimaan partisipan terhadap setiap item yang diukur melalui pilihan menerima dan menolak. Derajat penerimaan partisipan terhadap setiap item tidak memiliki jarak definitif. Menurut Guilford & Fruchter dalam Neff, Turiel, & Anshel (2002), minimal sampel penelitian berjumlah 30 orang. Peneliti melakukan pilot study yang melibatkan 30 responden dengan karakteristik beragama Islam. Peneliti tidak mensyaratkan tokoh agama sebagai karakteristik tetap responden dalam pilot study dengan tujuan TEASoC dapat digunakan secara luas dalam penelitian lain terkait sikap terhadap praktik khitan perempuan. Setelah melakukan pilot study, berikut hasil uji validitas konstruk TEASoC. Tabel 3.2 Uji Validitas TEASoC TS Spearman's rho A3 Correlation Coefficient.852 ** A5 Correlation Coefficient.848 ** A8 Correlation Coefficient Sig. (2-tailed).790 A11 Correlation Coefficient.825 **

16 A13 Correlation Coefficient.803 ** A16 Correlation Coefficient.585 ** A20 Correlation Coefficient.655 ** A23 Correlation Coefficient.594 ** A26 Correlation Coefficient.224 Sig. (2-tailed).189 A29 Correlation Coefficient.841 ** B2 Correlation Coefficient.846 ** B4 Correlation Coefficient.387 * Sig. (2-tailed).020 B9 Correlation Coefficient.766 ** B10 Correlation Coefficient.554 **

17 B15 Correlation Coefficient.772 ** B17 Correlation Coefficient.864 ** B19 Correlation Coefficient.668 ** B22 Correlation Coefficient.466 ** Sig. (2-tailed).004 B24 Correlation Coefficient.220 Sig. (2-tailed).197 B28 Correlation Coefficient.832 ** C1 Correlation Coefficient.660 ** C6 Correlation Coefficient.527 ** Sig. (2-tailed).001 C7 Correlation Coefficient.680 ** C12 Correlation Coefficient.242 Sig. (2-tailed).156

18 C14 Correlation Coefficient.373 * Sig. (2-tailed).025 C18 Correlation Coefficient.644 ** C21 Correlation Coefficient.869 ** C25 Correlation Coefficient.717 ** C27 Correlation Coefficient.532 ** Sig. (2-tailed).001 C30 Correlation Coefficient.657 ** ** : Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * : Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Sumber: SPSS 19 Berdasarkan hasil Uji Validitas melalui SPSS 19, terdapat empat item yang tidak signifikan (tidak memiliki tanda */**) yaitu item 8 (domain afeksi), item 12 (domain kognisi), item 24 (domain perilaku), dan item 26 (domain afeksi). Tidak signifikan menandakan item tidak memiliki korelasi dengan skor total sehingga tidak valid untuk digunakan dalam penelitian. Item yang tidak valid memaknakan item tersebut tidak mampu mengukur variabel yang ingin diukur peneliti. Atas dasar itu, peneliti membuang item 8, 12, 24, dan 26

19 sehingga TEASoC tersusun dari 26 item dengan rincian 8 item domain afeksi, 9 item domain perilaku, dan 9 item domain kognisi. Tabel 3.3 Total Item TEASoC TEASoC Total Item Total Item Domain Afeksi Total Item Domain Perilaku Total Item Domain Kognisi Sebelum Uji Validitas Sesudah Uji Validitas Sumber: Hasil Uji Validitas Uji Reliabilitas Dalam Anastasi & Urbina (2007), reliabilitas menunjukkan tingkat kekonsistenan skor yang diperoleh individu dalam pengerjaan tes pada waktu dan tempat berbeda. Uji reliabilitas yang digunakan untuk TEASoC adalah internal consistency reliability dengan metode Kuder-Richardson Estimate of Reliability. Peneliti menggunakan Kuder-Richardson Estimate of Reliability karena item TEASoC berbentuk dikotomi (Gregory, 2007). Gregory (2007) menjelaskan Kuder-Richardson Estimate of Reliability seringkali disebut dengan Kuder Richardson Formula 20 (KR-20). Guna mengetahui koefisien KR-20, dapat menggunakan SPSS 19 dengan pilihan Cronbach s Alpha. Cronbach s Alpha merupakan perluasan dari KR-20. Perbedaan KR-20 dan Cronbach s Alpha terletak pada input data yaitu data KR- 20 bernilai antara 0 dan 1 sedangkan data Cronbach s Alpha memiliki variasi nilai berdasarkan tingkat jawaban.

20 Tabel 3.4 Uji Reliabilitas TEASoC 30 Item Cronbach's Alpha N of Items Sumber: SPSS 19 Tabel 3.5 Uji Reliabilitas TEASoC 26 Item Cronbach's Alpha N of Items Sumber: SPSS 19 Guilford dalam Indria & Nindyati (2007) mengklasifikasikan koefisien reliabilitas sebagai berikut Tabel 3.6 Koefisien Reliabilitas Guilford Koefisien Reliabilitas Intepretasi 0,00 0,19 nilai reliabilitas sangat rendah 0,20 0,39 nilai reliabilitas rendah 0,40 0,69 nilai reliabilitas sedang 0,70 0,89 nilai reliabilitas tinggi 0, 90 1,00 nilai reliabilitas tinggi sekali Sumber: Indria, K., & Nindyati, A. D. (2007). Kajian konformitas dan kreativitas affective remaja. Jurnal provitae, 3(1), 97. Berdasarkan Tabel 3.6, TEASoC dengan hasil uji reliabilitas 0,962 memiliki nilai reliabilitas tinggi sekali. Nilai reliabilitas tinggi sekali menandakan adanya konsistensi skor individu apabila TEASoC digunakan pada masa yang akan datang. Dalam metode kuantitatif, data diolah dengan menggunakan penghitungan frekuensi melalui SPSS 19. Frekuensi pilihan jawaban terbanyak menunjukkan pilihan sikap partisipan terhadap praktik khitan perempuan.

21 3.5.2 Metode Kualitatif Pengumpulan data kualitatif dilakukan melalui wawancara. Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis dan diklasifikasikan dengan metode pengkodean (coding). Hasil pengkodean data, berdasarkan Raco (2010), akan membentuk pola-pola umum yang mengarah pada hasil penelitian Metode Q-Sort Metode Q-Sort bertujuan untuk mengidentifikasi unsur pembentuk sikap yang paling memengaruhi perilaku individu dalam menerapkan praktik khitan perempuan. Dengan merujuk pada UNICEF (2010), peneliti menguraikan faktorfaktor yang digunakan dalam Q-Sort yaitu ajaran agama, permintaan perempuan yang bersangkutan, permintaan keluarga (orangtua) perempuan yang bersangkutan, aturan kesehatan internasional (WHO/ Organisasi Kesehatan Dunia), aturan kesehatan nasional, kondisi finansial/ keuangan, budaya dan lingkungan sosial termasuk keluarga, kemanfaatan khitan pada perempuan terhadap kesehatan, dan faktor lain. Unsur pada sikap yang paling memengaruhi perilaku individu dalam menerapkan praktik khitan perempuan diketahui dengan menghitung frekuensi jawaban. 3.6 Prosedur Prosedur pelaksanaan penelitian meliputi tahap: 1. Persiapan. a. Merancang instrumen penelitian berupa TEASoC, pedoman wawancara, dan Q-Sort.

22 b. Melakukan pilot study guna menguji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian khususnya TEASoC. c. Mengurus perizinan penelitian di Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dan Majelis Ulama Indonesia,. 2. Pengumpulan data. Peneliti menggali informasi yang diperlukan dalam penelitian dengan menggunakan TEASoC, wawancara, dan Q-Sort. Setiap partisipan akan mengisi TEASoC. Peneliti mewawancarai dan memberikan Q-Sort kepada dua partisipan untuk setiap organisasi. 3. Pengolahan data. Teknik pengolahan data kuantitatif menggunakan penghitungan frekuensi melalui SPSS 19. Teknik pengolahan data kualitatif menggunakan pengkodean (coding) dari informasi yang diberikan partisipan. 4. Penyajian hasil penelitian yang dilakukan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan karakteristik atau fenomena

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. Pelaksanaan praktik khitan perempuan sering kali disandingkan dengan

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. Pelaksanaan praktik khitan perempuan sering kali disandingkan dengan BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 5.1 Simpulan Pelaksanaan praktik khitan perempuan sering kali disandingkan dengan budaya dan agama tertentu, khususnya agama Islam. Tanpa bukti-bukti empiris, bukanlah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini menjelaskan mengenai definisi operasional, subyek penelitian, desain

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini menjelaskan mengenai definisi operasional, subyek penelitian, desain BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan mengenai definisi operasional, subyek penelitian, desain penelitian, instrumen penelitian, pengukuran, dan prosedur penelitian. 3.1 Variabel Penelitian &

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Populasi, Sampel dan Metodologi Pengambilan Sampel Penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Populasi, Sampel dan Metodologi Pengambilan Sampel Penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Populasi, Sampel dan Metodologi Pengambilan Sampel Penelitian Populasi adalah jumlah keseluruhan subyek atau obyek yang akan diteliti. Populasi dapat diartikan sebagai jumlah

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 29 BAB 3 METODE PENELITIAN Pada bagian ini peneliti akan menjelaskan masalah penelitian, hipotesis berdasarkan permasalahan dalam penelitian, variabel-variabel penelitian yang akan diteliti, populasi dan

Lebih terperinci

4. METODOLOGI PENELITIAN

4. METODOLOGI PENELITIAN 4. METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian ini. Penjelasan mengenai metodologi dimulai dengan menjelaskan populasi dan sampel dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian & Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian & Definisi Operasional Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan digunakan. Pertama adalah variabel persepsi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN Populasi, Sampel dan Metodologi Pengambilan Sampel Penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN Populasi, Sampel dan Metodologi Pengambilan Sampel Penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Populasi, Sampel dan Metodologi Pengambilan Sampel Penelitian 3.1.1. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah sejumlah individu yang paling sedikit memiliki sifat yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu proses pengambilan keputusan dan

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Variabel penelitian & hipotesis 3.1.1 Definisi operasional variabel penelitian Variabel penelitian menurut Hatch dan Farhady (dalam Iskandar, 2013) adalah atribut dari objek

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 25 3. METODE PENELITIAN Pada bagian ketiga ini, peneliti akan menjelaskan mengenai permasalahan penelitian, hipotesis penelitian, variabel-variabel penelitian, tipe dan desain penelitian, partisipan penelitian,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini, akan dibahas mengenai metodelogi penelitian yang meliputi Variabel Penelitian & Definisi Operasional, Subyek Penelitian & Tehnik Sampling, Desain Penelitian, Alat

Lebih terperinci

4. METODE PENELITIAN

4. METODE PENELITIAN 42 4. METODE PENELITIAN Bab metode penelitian ini membahas mengenai responden penelitian, peneliti, tipe dan desain penelitian, alat ukur penelitian, cara pengolahan data, metode pengumpulan data, dan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini beberapa variabel yang akan dikaji adalah :

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini beberapa variabel yang akan dikaji adalah : BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian & Hipotesis Dalam penelitian ini beberapa variabel yang akan dikaji adalah : 1. Variabel ( X ) : Kesepian (loneliness) 2. Variabel ( Y ) : Kesehjateraan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam metode penelitian ini akan diuraikan mengenai identifikasi variable

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam metode penelitian ini akan diuraikan mengenai identifikasi variable BAB 3 METODE PENELITIAN Dalam metode penelitian ini akan diuraikan mengenai identifikasi variable penelitian, definisi operasional variable penelitian, populasi dan sampel, metode pengambilan sampel, desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini menguraikan yang menyangkut kegiatan operasional penelitian dari karakteristik subyek, desain penelitian, variabel penelitian, instrumen penelitian dan teknik pengolahan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dipaparkan mengenai variabel penelitian dan hipotesis, subjek penelitian dan teknik sampling, desain penelitian, alat ukur penelitian, dan prosedur penelitian

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN. 25 Universitas Indonesia. Gambaran Optimisme..., Binta Fitria Armina, F.PSI UI, 2008

3. METODE PENELITIAN. 25 Universitas Indonesia. Gambaran Optimisme..., Binta Fitria Armina, F.PSI UI, 2008 3. METODE PENELITIAN Pada bab ini peneliti akan menjelaskan tentang metode yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun metode penelitian ini meliputi permasalahan, hipotesis, dan variabel yang diajukan

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 23 3. METODE PENELITIAN Pada bab ini peneliti akan menjelaskan tentang metode yang akan digunakan dalam penelitian ini. Adapun isi dari metode penelitian adalah permasalahan, hipotesis, dan variabel yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian kali ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang menggunakan paradigma

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel Penelitian : Komitmen Organisasi B. Definisi Operasional Variabel Penelitian Komitmen organisasi adalah keinginan yang kuat untuk

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai metode-metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu masalah penelitian, hipotesis penelitian, variabel-variabel, populasi dan

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 23 3. METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian ini. Bagian pertama berisi permasalahan penelitian yang akan dijawab dalam penelitian ini. Selain itu,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai variabel dan definisi operasional penelitian. Selain itu, akan diuraikan juga desain penelitian yang digunakan untuk membantu kelancaran didalam

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab metodologi penelitian, akan dibahas mengenai variabel penelitian, masalah penelitian, subjek penelitian, metode pengambilan data, alat ukur yang digunakan, prosedur

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN IV. A. Subyek Penelitian Pada bagian ini akan diuraikan mengenai karakteristik subyek, jumlah subyek, dan teknik pengambilan sampel. IV. A. 1. Karakteristik Subyek Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi deskriptif kuantitatif. Menurut Polit & Beck (2004), Studi deskriptif bertujuan untuk mengamati,

Lebih terperinci

3. METODE PE ELITIA Partisipan Penelitian

3. METODE PE ELITIA Partisipan Penelitian 32 3. METODE PE ELITIA Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai desain penelitian, partisipan penelitian (meliputi karakteristik partisipan, teknik pengambilan sample, dan jumlah partisipan), instrumen

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pada bab ini peneliti akan memaparkan tentang metode penelitian yang

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pada bab ini peneliti akan memaparkan tentang metode penelitian yang BAB 3 METODE PENELITIAN Pada bab ini peneliti akan memaparkan tentang metode penelitian yang digunakan. Akan dipaparkan secara singkat variabel penelitian, definisi operasional dari variabel, karakterisitik

Lebih terperinci

3.1. Partisipan Penelitian Teknik Pengambilan Sampel

3.1. Partisipan Penelitian Teknik Pengambilan Sampel 3. METODE PE ELITIA Pada bagian ketiga ini, penulis akan memaparkan metode dari penelitian ini yang meliputi partisipan penelitian (didalamnya terdapat karakteristik partisipan, teknik pengambilan sampel,

Lebih terperinci

3 METODE Rancangan Penelitian

3 METODE Rancangan Penelitian Peningkatan kesadaran perusahaan terhadap perlunya perilaku tanggung jawab sosial terjadi secara global. Para pengambil kebijakan di perusahaan semakin menyadari bahwa tujuan tanggung jawab sosial adalah

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pada Sub-bab ini, akan dipaparkan mengenai Variable penelitian yang

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pada Sub-bab ini, akan dipaparkan mengenai Variable penelitian yang BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis Pada Sub-bab ini, akan dipaparkan mengenai Variable penelitian yang dijadikan sebagai alat ukur dan hipotesis yang digunakan peneliti sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. serta teknik pengujian instrumen. Terakhir akan dibahas mengenai prosedur

BAB III METODE PENELITIAN. serta teknik pengujian instrumen. Terakhir akan dibahas mengenai prosedur BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan pembahasan mengenai desain penelitian, variabel penelitian dan subyek penelitian. Setelah itu, akan dilanjutkan dengan pembahasan mengenai metode pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. yaitu sebuah metode yang datanya dinyatakan dalam bentuk nilai atau angka (Sugiyono, 2009). Desain ini sangat

Lebih terperinci

4. METODE PENELITIAN. Universitas Indonesia. Hubungan Antara..., Anindita Kart, F.Psi UI, 2008i

4. METODE PENELITIAN. Universitas Indonesia. Hubungan Antara..., Anindita Kart, F.Psi UI, 2008i 34 4. METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian ini. Penjelasan mengenai metode dimulai dengan partisipan penelitian, desain penelitian, metode pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional yaitu suatu cara untuk menemukan hubungan antara variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Hijabers Community Bandung.

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Hijabers Community Bandung. 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Hijabers Community Bandung. 2. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini merupakan anggota

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Variabel Penelitian & Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian & Definisi Operasional Variabel yang diukur dalam penelitian ini terdiri dari dua yaitu dimensi humor styles dan kepuasan

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian BAB 3 Metode Penelitian Pada bab ini akan menjelaskan metode penelitian yang mencakup definisi operasional, desain penelitian, teknik sampling, lokasi penelitian serta prosedur selama penelitian berlangsung.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai masalah penelitian, variabel penelitian,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai masalah penelitian, variabel penelitian, BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai masalah penelitian, variabel penelitian, hipotesis, serta metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini. Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis mengenai

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Variabel penelitian dan definisi operasional. Pada penelitian ini, motivasi penggunaan Twitter yang dimaksud adalah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Variabel penelitian dan definisi operasional. Pada penelitian ini, motivasi penggunaan Twitter yang dimaksud adalah BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel penelitian dan definisi operasional Variabel 1 : Motivasi penggunaan Twitter Pada penelitian ini, motivasi penggunaan Twitter

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 70 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis relevansi muatan lokal pengembangan potensi di. Analisis relevansi dilakukan terhadap relevansi eksternal antara tujuan muatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Variabel penelitian dan definisi operasional

BAB III METODE PENELITIAN Variabel penelitian dan definisi operasional BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel penelitian dan definisi operasional Variabel yang akan diteliti pada penelitian ini adalah prokrastinasi akademik sebagai

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Hipotesis

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Hipotesis BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian Di dalam penelitian ini terdapat dua variabel, namun dikarenakan penelitian ini bukan bertujuan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini, yaitu:

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini, yaitu: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini, yaitu: A. Variabel X: academic locus

Lebih terperinci

Uji Validitas Instrumen. by Ifada Novikasari

Uji Validitas Instrumen. by Ifada Novikasari Uji Validitas Instrumen by Ifada Novikasari Institut Agama Islam Negeri Purwokerto 2016 Uji Validitas Instrumen a. Validitas Isi/Konten Validitas isi yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah validitas

Lebih terperinci

4. METODE PENELITIAN

4. METODE PENELITIAN 27 4. METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas metode yang digunakan dalam menjawab permasalahan serta menguji hipotesis penelitian. Pada bagian pertama akan dijelaskan mengenai partisipan penelitian,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 24 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah 113 pasang antara siswa kelas tujuh (56 siswa laki-laki dan 57 siswa perempuan) yang berasal dari dua SMP di Bekasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakteristik Responden Penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui penyebaran kuesioner

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakteristik Responden Penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui penyebaran kuesioner 48 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden Penelitian Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada 34 responden, yang merupakan pengguna produk

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 29 3. METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai desain penelitian, masalah yang diteliti secara konseptual dan operasional, penjabaran variabel-variabel yang terkait, dan beberapa hal berkaitan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan membahas mengenai metodologi penelitian yang digunakan antara lain, desain penelitian, populasi dan sampel dan definisi operasional dari variabel yang dijadikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mempergunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Menurut Sugiyono (2007:3) variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Menurut Parsons (dalam Nazir, 2005, p. 13), penelitian adalah pencarian atas sesuatu secara sistematis dengan penekanan bahwa pencarian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif untuk mengetahui pengaruh self-efficacy dan openness terhadap readiness

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian. Pada bagian ini akan dibahas mengenai identifikasi variabel-variabel

BAB III. Metode Penelitian. Pada bagian ini akan dibahas mengenai identifikasi variabel-variabel BAB III Metode Penelitian 3.1 Variabel Penelitian & Hipotesis Pada bagian ini akan dibahas mengenai identifikasi variabel-variabel penelitian, definisi operasional dan hipotesis. 3.1.1 Variabel penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian Dan Rancangan Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian Dan Rancangan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dan Rancangan Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Kuantitatif Pendekatan merupakan salah satu aspek yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu penelitian. Pendekatan yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional adalah definisi yang menjadikan variabel-variabel yang

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional adalah definisi yang menjadikan variabel-variabel yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian & Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian & Definisi Operasional Definisi operasional adalah definisi yang menjadikan variabel-variabel yang sedang diteliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu suatu pendekatan ilmiah yang dirancang untuk menjawab pernyataan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Karakteristik Responden Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi mengenai sensitivitas moral, pertimbangan moral, dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan hubungan antar

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan hubungan antar BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat korelasional yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan hubungan antar variabel dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel adalah gejala yang dipersoalkan (Purwanto, 2010). Gejala bersifat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel adalah gejala yang dipersoalkan (Purwanto, 2010). Gejala bersifat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian & Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian & Definisi Operasional Variabel adalah gejala yang dipersoalkan (Purwanto, 2010). Gejala bersifat membedakan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Penyajian Data Penelitian 4.1.1 Analisis Karakteristik Responden Responden yang diteliti dalam penelitian ini adalah konsumen pengguna PT. Mega Auto Finance cabang Kedoya. Penjelasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. masalah dalam penelitian. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. masalah dalam penelitian. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan 22 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang berisikan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam mengumpulkan data dengan tujuan dapat menjawab masalah dalam penelitian. Melalui

Lebih terperinci

VALIDITAS & RELIABILITAS. Sami an

VALIDITAS & RELIABILITAS. Sami an VALIDITAS & RELIABILITAS Sami an VALIDITAS Validitas berarti ketepatan atau kecermatan. Validitas merupakan sejauh mana alat ukur benar-benar mengukur apa yang memang ingin di ukur. TIGA CIRI VALIDITAS

Lebih terperinci

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa terdapat 18 responden laki-laki dengan persentase 43% dan 24 orang responden

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa terdapat 18 responden laki-laki dengan persentase 43% dan 24 orang responden BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Pelatihan terhadap Kinerja Karyawan pada ERHA CLINIC Bandung Hasil Penelitian pada bab ini penulis membahas hasil penelitian tentang pengaruh Pelatihan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan memaparkan metode penelitian dan bagaimana teori yang dibahas dalam kajian pustaka diaplikasikan dalam penelitian. Bab ini terdiri dari beberapa bagian, diantaranya

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Adanza, E. G. (2006). Research methods: Principles and applications. Manila: REX Book Store, Inc.

DAFTAR PUSTAKA. Adanza, E. G. (2006). Research methods: Principles and applications. Manila: REX Book Store, Inc. DAFTAR PUSTAKA Adanza, E. G. (2006). Research methods: Principles and applications. Manila: REX Book Store, Inc. Agung. (2010). Lembaga Pengkajian Pangan Obat-Obatan dan Komestika Majelis Ulama Indonesia.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pada satu atau lebih variabel lain berdasarkan koefisien korelasi.

BAB III METODE PENELITIAN. pada satu atau lebih variabel lain berdasarkan koefisien korelasi. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Menurut jenisnya penelitian ini adalah deskriptif korelasional. Menurut Azwar (1997) penelitian korelasional adalah penelitian yang bertujuan menyelidiki

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 16 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel menurut Christensen (dalam Seniati, L., dkk, 2009) merupakan karakteristik atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan strategi Exploratoris Sekuensial.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan strategi Exploratoris Sekuensial. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan strategi Exploratoris Sekuensial. Strategi ini diawali dengan pengumpulan dan analisis data kualitatif pada tahap pertama, dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed methods). Metode penelitian kombinasi adalah metode penelitian yang menggabungkan antara metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Subjek Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 21 Bandung bertempat di Jl. Rancasawo Ciwastra Bandung 40286

Lebih terperinci

Keterangan : = Sampel = Populasi e = Nilai Kritis / batas ketelitian 5 %

Keterangan : = Sampel = Populasi e = Nilai Kritis / batas ketelitian 5 % BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasional (correlational research) yang bertujuan untuk menentukan besar variasi variasi pada satu atau beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan pedoman dan langkah-langkah yang

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan pedoman dan langkah-langkah yang BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan pedoman dan langkah-langkah yang digunakan peneliti untuk melakukan penelitiannya, penelitian ini berangkat dari suatu permasalahan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian (research methods) adalah cara-cara yang digunakan oleh peneliti dalam merancang, melaksanakan, pengolah data, dan menarik kesimpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN III. 1. Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dijelaskan pada bab pendahuluan, maka permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah:

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Metode penelitian kuantitatif adalah sebuah metodologi yang menggunakan cara pengukuran berdasarkan variabel yang ada. Metode ini adalah metode ilmu

Lebih terperinci

27 Universitas Indonesia

27 Universitas Indonesia 3. METODE PENELITIAN Pada bab ini diuraikan metode yang digunakan dalam penelitian ini, dimulai dengan deskripsi permasalahan penelitian, hipotesis penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai variabel penelitian, definisi

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai variabel penelitian, definisi BAB III METODE PENELITIAN Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai variabel penelitian, definisi operasional, hipotesis, subjek penelitian, teknik sampling, desain penelitian, alat ukur penelitian, validitas

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN xxxvii BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Dalam Bab ini akan dibahas mengenai masalah penelitian, variabel penelitian, subyek penelitian, alat ukur penelitian, prosedur penelitian, hasil uji coba alat ukur, dan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel kecemasan trait dan variabel

BAB 3 METODE PENELITIAN. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel kecemasan trait dan variabel BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian & Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian & Definisi Operasional Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel kecemasan trait dan variabel acceptance

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 25 BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini membahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian yang meliputi subyek penelitian, desain penelitian, seting lokasi & instrumen penelitian, pengukuran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Validitas Instrumen a. Uji Validitas Konstruk Setelah angket konsep diri dan kecemasan matematika disusun berdasarkan aspek-aspek dalam landasan teori,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Ismail et.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Ismail et. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Ismail et. al (2011) yang berjudul The Effect Of Transformational Leadership, Empowerment Toward

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian BAB 3 Metode Penelitian 3.1. Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Terdapat enam variabel dalam penelitian ini, yaitu faktor kepribadian yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional. Penelitian korelasional dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa

Lebih terperinci

VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN

VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN Pertemuan 7 VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN Tujuan Setelah perkuliahan ini diharapkan dapat: Menjelaskan tentang pengertian validitas dan penerapannya dalam menguji instrument penelitian pendidikan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian dan Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, menurut Sugiyono

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian dan Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, menurut Sugiyono BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, menurut Sugiyono (008:14) Pendekatan kuantitatif adalah: Sebuah pendekatan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development) diawali dengan studi pendahuluan sampai tahap uji produk dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Dalam penelitian ini penyusun menggunakaan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Dalam penelitian ini penyusun menggunakaan pendekatan 58 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2012:2). Dengan demikian

Lebih terperinci

4. METODE PENELITIAN

4. METODE PENELITIAN 23 4. METODE PENELITIAN 4.1. Responden Penelitian 4.1.1. Karakteristik Responden Dalam penelitian ini yang akan menjadi responden adalah karyawan sales dan marketing pada perusahaan yang bergerak dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dimana menurut Vardiansyah (2005:64) adalah jenis penelitian yang membangun pengetahuan dan memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di wilayah Kota Bandung Jawa Barat.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di wilayah Kota Bandung Jawa Barat. 0 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di wilayah Kota Bandung Jawa Barat.. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini diuraikan mengenai lokasi dan subjek/objek penelitian, model penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, alur

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif asosiatif

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif asosiatif BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif asosiatif hubungan kausal. Menurut Sugiyono (2010 : 53), Penelitian deskriptif adalah penelitian

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Masalah Penelitian 3.1.1. Masalah Konseptual Yang menjadi masalah konseptual dalam penelitian ini adalah: Apakah ada hubungan antara sibling rivalry yang terjadi pada anak-anak

Lebih terperinci