KUESIONER ANALISIS KOMPETITIF (Menggunakan Model PORTER: 5 kekuatan persaingan pokok)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KUESIONER ANALISIS KOMPETITIF (Menggunakan Model PORTER: 5 kekuatan persaingan pokok)"

Transkripsi

1 L-2 KUESIONER NLISIS KOMPETITIF (Menggunakan Model PORTER: 5 kekuatan persaingan pokok) 1. erikan tanda ( ), untuk faktor yang relevan dengan usaha Indigrow pada kotak yang disediakan disebelah kiri faktor yang dapat dipilih. 2. erikan tanda ( X ), untuk faktor yang tidak relevan dengan usaha Indigrow pada kotak yang disediakan disebelah kiri faktor yang dapat dipilih. 3. Kolom keterangan yang ada di bawah setiap faktor adalah untuk penyesuaian istilah industri pada umumnya dengan istilah yang berlaku pada usaha pusat terapi perkembangan anak. 1. Menurut apak/ibu dari faktor-faktor yang tertulis di bawah ini, faktor manakah yang menjadi ancaman bagi pendatang baru? a. Rintangan masuk terdiri dari : Skala ekonomis : jika pasien bertambah maka biaya tetap operasional akan menurun secara signifikan. Differensiasi produk : adanya identifikasi merek dan kesetiaan pelanggan yang disebabkan oleh pelayanan pelanggan.

2 L-3 Kebutuhan modal : kebutuhan untuk menanamkan sumberdaya keuangan yang besar agar dapat bersaing menciptakan hambatan masuk tersendiri, khususnya jika dibutuhkan pengalokasian modal untuk hal-hal yang beresiko menyebabkan tidak adanya pengembalian modal dan untuk menutupi kerugian disaat awal bisnis beroperasi. iaya beralih pemasok (Switching Cost) bagi konsumen : biaya yang harus dikeluarkan pembeli bilamana mereka berpindah dari satu pemasok ke pemasok lain, misalnya adalah : biaya dan waktu untuk menguji dan menerima sumber baru, kebutuhan akan bantuan teknis teknis sebagai akibat dari ketergantungan pada rekayasa pemasok yang lama, dan biaya psikis karena merusak hubungan. kses ke saluran distribusi : Hambatan untuk masuk dapat ditimbulkan dengan adanya kebutuhan dari pendatang baru untuk mengamankan distribusi produknya. iaya tak menguntungkan terlepas dari skala : Perusahaan yang telah mapan mungkin mempunyai keunggulan biaya yang tidak dapat ditiru oleh pendatang baru yang akan masuk tidak peduli berapaun besarnya dan berapapun pencapaian skala ekonomis dari pendatang baru ini.

3 L-4 Keunggulan-keunggulan yang paling penting adalah faktor-faktor seperti berikut : Teknologi produk milik sendiri : pengetahuan produk atau karakteristik rancangan yang dilindungi kepemilikannya melalui hak paten atau kerahasiaan. Penguasaan yang menguntungkan atas bahan baku: perusahaanperusahaan yang telah mapan mungkin telah menguasai sumbersumber yang paling menguntungkan. Lokasi yang menguntungkan Subsidi pemerintah Kurva belajar atau pengalaman

4 L-5 Kebijakan Pemerintah : Pemerintah dapat membatasi atau bahkan menutup kemungkinan masuk ke dalam industri dengan peraturanperaturan seperti persyaratan lisensi dan membatasi akses ke bahan baku. b. Reaksi dari para pesaing, meliputi : Tindakan perlawanan yang diperkirakan Sejarah perlawanan keras terhadap pendatang baru Perusahaan yang telah mapan dengan sumberdaya yang besar untuk menyerang balik Perusahaan yang telah mapan dengan komitmen yang besar kepada industri dan telah menanamkan kekayaan yang sangat tidak likuid di dalamnya Pertumbuhan industri yang lambat, yang membatasi kemampuan industri untuk menyerap perusahaan baru tanpa menekan prestasi penjualan dan keuangan perusahaan-perusahaan yang telah mapan. Harga penghalang masuk Sifat-sifat hambatan masuk Hambatan masuk dapat dan memang berubah bila kondisikondisi yang diuraikan diatas berubah Pengalaman dan skala sebagai hambatan masuk 2. Menurut apak/ibu dari faktor-faktor yang tertulis di bawah ini, faktor manakah yang harus diperhatikan dalam persaingan di antara para pesaing yang ada?

5 L-6 Jumlah pesaing yang banyak atau seimbang: ilamana jumlah pesaing besar, kemungkinan akan persaingan menjadi besar dan beberapa perusahaan mungkin beranggapan bahwa mereka dapat bergerak tanpa diketahui lawan. Pertumbuhan industri yang lambat : Pertumbuhan industri yang lamban mengubah persaingan menjadi ajang perebutan bagian pasar untuk perusahaan yang ingin melakukan ekspansi. iaya tetap atau biaya penyimpangan yang tinggi Ketiadaan diferensiasi atau biaya peralihan Penambahan kapasitas dalam jumlah besar

6 L-7 Pesaing yang beragam Taruhan strategis yang besar Hambatan pengunduran diri yang tinggi, terdiri dari : Harta khusus : harta yang sangat khusus untuk bisnis atau lokasi tertentu mempunyai nilai tunai yang rendah atau biaya yang tinggi untuk dialihkan atau dikonversikan. iaya tetap pengunduran diri : ini meliputi persetujuan dengan tenaga kerja, biaya pemindahan, pemeliharaan kemampuan untuk suku cadang, dan lain-lain. Tata hubungan strategis : Tata hubungan antara unit usaha dengan unit lain dalam perusahaan dalam artian citra, kemampuan pemasaran, akses ke pasar dana, fasilitas bersama,

7 L-8 dan lain-lain. Ini menyebabkan perusahaan secara strategis sangat berkepentingan untuk tetap berada dalam bisnis tersebut. Hambatan emosional : ketidaksediaan manajemen untuk membuat pertimbangan-pertimbangan ekonomis dalam keputusan untuk keluar dari bisnis yang disebabkan oleh keterikatannya dengan bisnis tertentu, kesetiaan kepada karyawan, kecemasan akan masa depan karirnya, kebanggaan, dan alasan-alasan lain. Pembatasan oleh pemerintah dan sosial a; ini meliputi larangan atau pencegahan dari pemerintah untuk mengundurkan diri dari bisnis karena kekuatiran akan kehilangan kesempatan kerja dan akibat-akibat ekonomis regional; ini khususnya lazim di negaranegara di luar S. 3. pakah produk dalam industri ini menghadapi produk pengganti? Jika ya, apa yang menjadi produk penggantinya?

8 L-9 (Jika jawaban anda pada nomor 2 adalah Ya, maka mohon dilanjutkan ke pertanyaan no.3. Jika Tidak, maka mohon dilanjutkan ke pertanyaan no.4) 4. Menurut apak/ibu dari faktor-faktor yang tertulis di bawah ini, faktor manakah yang harus diperhatikan dalam hal tekanan dari produk pengganti? Mempunyai kecenderungan untuk memiliki harga atau prestasi yang lebih baik ketimbang produk industri Dihasilkan oleh industri yang berlaba tinggi 5. Menurut apak/ibu dari faktor-faktor yang tertulis di bawah ini, faktor manakah yang harus diperhatikan dalam menghadapi kekutan tawar-menawar pembeli? (Dapat memilih lebih dari satu faktor) Kelompok pembeli terpusat atau membeli dalam jumlah besar relatif terhadap penjualan pihak penjual

9 L-10 Produk yang dibeli dari industri merupakan bagian dari biaya atau pembelian yang cukup besar dari pembeli Produk yang dibeli dari industri adalah produk standar atau tidak terdiferensiasi Pembeli menghadapi biaya pengalihan yang kecil. Pembeli mendapatkan laba kecil Pembeli menunjukan ancaman untuk melakukan integrasi balik Produk industri tidak penting bagi mutu produk atau jasa pembeli

10 L-11 Pembeli mempunyai informasi lengkap 6. Menurut apak/ibu dari faktor-faktor yang tertulis di bawah ini, faktor manakah yang harus diperhatikan dalam menghadapi kekuatan tawar-menawar pemasok? (Dapat memilih lebih dari satu faktor) Para pemasok didominasi oleh beberapa perusahaan dan lebih terkonsentrasi ketimbang industri di mana mereka menjual : Pemasok yang menjual kepada pembeli yang lebih terfragmentasi biasanya akan dapat memaksakan pengaruh yang besar dalam hal harga, mutu dan syarat-syarat penjualan. Pemasok tidak menghadapi produk pengganti lain untuk dijual kepada industri. Industri tidak merupakan pelanggan yang penting bagi kelompok pemasok

11 L-12 Produk pemasok merupakan input penting bagi bisnis pembeli Produk kelompok terdiferensiasi atau pemasok telah menciptakan biaya peralihan Kelompok pemasok memperlihatkan ancaman yang meyakinkan untuk melakukan integrasi maju. -Terima kasih atas kesediaan apak/ibu untuk mengisi kuesioner ini-

12 L-13 KUESIONER NLISIS KEKUTN INTERNL DN EKSTERNL YNG MEMPENGRUHI PERUSHN 1. Menurut apak/ibu faktor apa sajakah yang menjadi ancaman bagi kelangsungan usaha Indigrow? (Faktor yang dapat menjadi ancaman usaha meliputi bidang-bidang sebagai berikut : (1) kekuatan ekonomi; (2) kekuatan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan; (3) kekuatan politik, pemerintah, dan hukum; (4) kekuatan teknologi; (5) kekuatan kompetitif.)

13 L Menurut apak/ibu dari faktor-faktor yang tertulis di bawah ini, faktor mana sajakah yang menjadi peluang bagi kelangsungan usaha Indigrow? (Faktorfaktor yang dapat menjadi peluang usaha meliputi bidang sebagai berikut : (1) kekuatan ekonomi; (2) kekuatan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan; (3) kekuatan politik, pemerintah, dan hukum; (4) kekuatan teknologi; (5) kekuatan kompetitif.)

14 L Menurut apak/ibu dari faktor-faktor yang tertulis di bawah ini, faktor mana sajakah yang menjadi kelemahan Indigrow? (Faktor yang dapat menjadi kelemahan usaha meliputi bidang-bidang sebagai berikut manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi manajemen)

15 L Menurut apak/ibudari faktor-faktor yang tertulis di bawah ini, faktor mana sajakah yang menjadi kekuatan Indigrow? (Faktor yang dapat menjadi kekuatan usaha meliputi bidang-bidang sebagai berikut manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi manajemen)

16 -Terima kasih atas kesediaan apak/ibu untuk mengisi kuesioner ini- L-17

17 L-18 KUESIONER PEMOOTN ERPSNGN PD KEKUTN-KEKUTN EKSTERNL KUNCI Petunjuk Pengisian : 1. Kolom Kode pada tabel menunjukan kode faktor kekuatan yang mempengaruhi perusahaan. 2. Kolom Peluang/ncaman adalah deskripsi ringkas dari faktor kekuatan yang mempengaruhi perusahaan. 3. Kolom Jenis adalah standarisasi yang dilakukan oleh peneliti agar perbandingan prioritas pada faktor kekuatan yang berpasangan menjadi lebih mudah untuk dilakukan. 4. Kolom Prioritas ( atau ) adalah kolom yang harus diisi oleh apak/ibu dengan memilih faktor ataukah yang lebih berpengaruh, jika menurut bapak/ibu faktor yang berpasangan memiliki pengaruh yang sama silakan menuliskan atau dengan kolom obot bernilai Kolom obot adalah kolom yang harus diisi oleh apak/ibu dengan menggunakan angka sebagai berikut : Nilai 1 : Kedua elemen sama pentingnya. Nilai 3 : Elemen yang satu sedikit lebih penting ketimbang yang lainnya Nilai 4 : Elemen yang satu esensial atau sangat penting ketimbang elemen yang lainnya Nilai 5 : Satu elemen jelas lebih penting dari elemen yang lainnya Nilai 7 : Satu elemen mutlak lebih penting ketimbang elemen yang lainnya Nilai 2,4,6,8 : Nilai-nilai antara di antara dua pertimbangan yang berdekatan Contoh Pengisian : No. Kode Peluang/ncaman Jenis Prioritas ( atau ) obot 1. O-1 Jumlah nak erkebutuhan Khusus 5 (K) di Indonesia pada tahun 2004 mencapai orang O-2 Jumlah organisasi yang bergerak di bidang ini masih belum mampu memenuhi permintaan yang ada

18 L O-1 O-3 3 No. Kode Peluang/ncaman Jenis Prioritas ( atau ) 1. O-1 Jumlah nak erkebutuhan Khusus (K) di Indonesia pada tahun 2004 mencapai orang O-2 Undang-undang Republik Indonesia No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan nak. 2. O-1 Jumlah nak erkebutuhan Khusus (K) di Indonesia pada tahun 2004 mencapai orang O-3 Organisasi yang bergerak dalam bidang ini jumlahnya masih belum mampu memenuhi kebutuhan yang ada. 3. O-1 Jumlah nak erkebutuhan Khusus (K) di Indonesia pada tahun 2004 mencapai orang O-4 Perkembangan Ilmu Pengetahuan di bidang kelainan perkembangan anak menandai adanya perkembangan metode terapi yang akhirnya dapat diterapkan di Pusat Terapi Perkembangan nak. 4. O-1 Jumlah nak erkebutuhan Khusus (K) di Indonesia pada tahun 2004 mencapai orang O-5 Perkembangan Teknologi Informasi memungkinkan orang tua, dokter, psikolog, terapis dan guru untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan relatif lebih mudah melalui media elektronik. 5. O-1 Jumlah nak erkebutuhan Khusus (K) di Indonesia pada tahun 2004 mencapai orang T-1 Ketidakstabilan ekonomi Indonesia mempengaruhi semua sektor usaha, termasuk juga sektor usaha pusat terapi obot

19 L perkembangan anak. O-1 Jumlah nak erkebutuhan Khusus (K) di Indonesia pada tahun 2004 mencapai orang T-2 Tenaga ahli yang terdiri dari dokter, psikolog, dan terapis sebagai sumber daya utama bagi usaha pusat terapi perkembangan anak jumlahnya masih sedikit. O-1 Jumlah nak erkebutuhan Khusus (K) di Indonesia pada tahun 2004 mencapai orang T-3 Lingkungan sosial di Indonesia umumnya belum memiliki kepedulian dan pengetahuan tentang K O-1 Jumlah nak erkebutuhan Khusus (K) di Indonesia pada tahun 2004 mencapai orang T-4 elum ada asosiasi khusus yang menaungi organisasi Pusat Terapi Perkembangan nak. O-1 Jumlah nak erkebutuhan Khusus (K) di Indonesia pada tahun 2004 mencapai orang T-5 O-2 Undang-undang Republik Indonesia No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan nak. O-3 Organisasi yang bergerak dalam bidang ini jumlahnya masih belum mampu memenuhi kebutuhan yang ada. O-2 Undang-undang Republik Indonesia No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan nak. O-4 Perkembangan Ilmu Pengetahuan di bidang kelainan perkembangan anak menandai adanya perkembangan metode terapi yang akhirnya dapat diterapkan di Pusat Terapi Perkembangan nak. O-2 Undang-undang Republik Indonesia No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan nak. O-5 Perkembangan Teknologi Informasi memungkinkan orang tua, dokter,

20 L-21 psikolog, terapis dan guru untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan relatif lebih mudah melalui media elektronik. 13. O-2 Undang-undang Republik Indonesia No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan nak. T-1 Ketidakstabilan ekonomi Indonesia mempengaruhi semua sektor usaha, termasuk juga sektor usaha pusat terapi perkembangan anak. 14. O-2 Undang-undang Republik Indonesia No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan nak. T-2 Tenaga ahli yang terdiri dari dokter, psikolog, dan terapis sebagai sumber daya utama bagi usaha pusat terapi perkembangan anak jumlahnya masih sedikit. 15. O-2 Undang-undang Republik Indonesia No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan nak. T-3 Lingkungan sosial di Indonesia umumnya belum memiliki kepedulian dan pengetahuan tentang K 16. O-2 Undang-undang Republik Indonesia No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan nak. T-4 elum ada asosiasi khusus yang menaungi organisasi Pusat Terapi Perkembangan nak. 17. O-2 Undang-undang Republik Indonesia No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan nak. T O-3 Organisasi yang bergerak dalam bidang ini jumlahnya masih belum mampu memenuhi kebutuhan yang ada. O-4 Perkembangan Ilmu Pengetahuan di bidang kelainan perkembangan anak menandai adanya perkembangan metode terapi yang akhirnya dapat diterapkan di Pusat Terapi Perkembangan nak. 19. O-3 Organisasi yang bergerak dalam bidang

21 L-22 ini jumlahnya masih belum mampu memenuhi kebutuhan yang ada. O-5 Perkembangan Teknologi Informasi memungkinkan orang tua, dokter, psikolog, terapis dan guru untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan relatif lebih mudah melalui media elektronik. 20. O-3 Organisasi yang bergerak dalam bidang ini jumlahnya masih belum mampu memenuhi kebutuhan yang ada. T-1 Ketidakstabilan ekonomi Indonesia mempengaruhi semua sektor usaha, termasuk juga sektor usaha pusat terapi perkembangan anak. 21. O-3 Organisasi yang bergerak dalam bidang ini jumlahnya masih belum mampu memenuhi kebutuhan yang ada. T-2 Tenaga ahli yang terdiri dari dokter, psikolog, dan terapis sebagai sumber daya utama bagi usaha pusat terapi perkembangan anak jumlahnya masih sedikit. 22. O-3 Organisasi yang bergerak dalam bidang ini jumlahnya masih belum mampu memenuhi kebutuhan yang ada. T-3 Lingkungan sosial di Indonesia umumnya belum memiliki kepedulian dan pengetahuan tentang K 23. O-3 Organisasi yang bergerak dalam bidang ini jumlahnya masih belum mampu memenuhi kebutuhan yang ada. T-4 elum ada asosiasi khusus yang menaungi organisasi Pusat Terapi Perkembangan nak. 24. O-3 Organisasi yang bergerak dalam bidang ini jumlahnya masih belum mampu memenuhi kebutuhan yang ada. T O-4 Perkembangan Ilmu Pengetahuan di bidang kelainan perkembangan anak menandai adanya perkembangan metode terapi yang akhirnya dapat diterapkan di Pusat Terapi Perkembangan nak.

22 L-23 O-5 Perkembangan Teknologi Informasi memungkinkan orang tua, dokter, psikolog, terapis dan guru untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan relatif lebih mudah melalui media elektronik. 26. O-4 Perkembangan Ilmu Pengetahuan di bidang kelainan perkembangan anak menandai adanya perkembangan metode terapi yang akhirnya dapat diterapkan di Pusat Terapi Perkembangan nak. T-1 Ketidakstabilan ekonomi Indonesia mempengaruhi semua sektor usaha, termasuk juga sektor usaha pusat terapi perkembangan anak. 27. O-4 Perkembangan Ilmu Pengetahuan di bidang kelainan perkembangan anak menandai adanya perkembangan metode terapi yang akhirnya dapat diterapkan di Pusat Terapi Perkembangan nak. T-2 Tenaga ahli yang terdiri dari dokter, psikolog, dan terapis sebagai sumber daya utama bagi usaha pusat terapi perkembangan anak jumlahnya masih sedikit. 28. O-4 Perkembangan Ilmu Pengetahuan di bidang kelainan perkembangan anak menandai adanya perkembangan metode terapi yang akhirnya dapat diterapkan di Pusat Terapi Perkembangan nak. T-3 Lingkungan sosial di Indonesia umumnya belum memiliki kepedulian dan pengetahuan tentang K 29. O-4 Perkembangan Ilmu Pengetahuan di bidang kelainan perkembangan anak menandai adanya perkembangan metode terapi yang akhirnya dapat diterapkan di Pusat Terapi Perkembangan nak. T-4 elum ada asosiasi khusus yang menaungi organisasi Pusat Terapi Perkembangan nak. 30. O-4 Perkembangan Ilmu Pengetahuan di bidang kelainan perkembangan anak menandai adanya perkembangan metode terapi yang akhirnya dapat diterapkan di

23 L-24 Pusat Terapi Perkembangan nak. T O-5 Perkembangan Teknologi Informasi memungkinkan orang tua, dokter, psikolog, terapis dan guru untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan relatif lebih mudah melalui media elektronik. T-1 Ketidakstabilan ekonomi Indonesia mempengaruhi semua sektor usaha, termasuk juga sektor usaha pusat terapi perkembangan anak. 32. O-5 Perkembangan Teknologi Informasi memungkinkan orang tua, dokter, psikolog, terapis dan guru untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan relatif lebih mudah melalui media elektronik. T-2 Tenaga ahli yang terdiri dari dokter, psikolog, dan terapis sebagai sumber daya utama bagi usaha pusat terapi perkembangan anak jumlahnya masih sedikit. 33. O-5 Perkembangan Teknologi Informasi memungkinkan orang tua, dokter, psikolog, terapis dan guru untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan relatif lebih mudah melalui media elektronik. T-3 Lingkungan sosial di Indonesia umumnya belum memiliki kepedulian dan pengetahuan tentang K 34. O-5 Perkembangan Teknologi Informasi memungkinkan orang tua, dokter, psikolog, terapis dan guru untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan relatif lebih mudah melalui media elektronik. T-4 elum ada asosiasi khusus yang menaungi organisasi Pusat Terapi Perkembangan nak. 35. O-5 Perkembangan Teknologi Informasi memungkinkan orang tua, dokter, psikolog, terapis dan guru untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman

24 L-25 dengan relatif lebih mudah melalui media elektronik. T T-1 Ketidakstabilan ekonomi Indonesia mempengaruhi semua sektor usaha, termasuk juga sektor usaha pusat terapi perkembangan anak. T-2 Tenaga ahli yang terdiri dari dokter, psikolog, dan terapis sebagai sumber daya utama bagi usaha pusat terapi perkembangan anak jumlahnya masih sedikit. 37. T-1 Ketidakstabilan ekonomi Indonesia mempengaruhi semua sektor usaha, termasuk juga sektor usaha pusat terapi perkembangan anak. T-3 Lingkungan sosial di Indonesia umumnya belum memiliki kepedulian dan pengetahuan tentang K 38. T-1 Ketidakstabilan ekonomi Indonesia mempengaruhi semua sektor usaha, termasuk juga sektor usaha pusat terapi perkembangan anak. T-4 elum ada asosiasi khusus yang menaungi organisasi Pusat Terapi Perkembangan nak. 39. T-1 Ketidakstabilan ekonomi Indonesia mempengaruhi semua sektor usaha, termasuk juga sektor usaha pusat terapi perkembangan anak. T T-2 Tenaga ahli yang terdiri dari dokter, psikolog, dan terapis sebagai sumber daya utama bagi usaha pusat terapi perkembangan anak jumlahnya masih sedikit. T-3 Lingkungan sosial di Indonesia umumnya belum memiliki kepedulian dan pengetahuan tentang K 41. T-2 Tenaga ahli yang terdiri dari dokter, psikolog, dan terapis sebagai sumber daya utama bagi usaha pusat terapi perkembangan anak jumlahnya masih sedikit.

25 L T-4 elum ada asosiasi khusus yang menaungi organisasi Pusat Terapi Perkembangan nak. T-2 Tenaga ahli yang terdiri dari dokter, psikolog, dan terapis sebagai sumber daya utama bagi usaha pusat terapi perkembangan anak jumlahnya masih sedikit. T-5 T-3 Lingkungan sosial di Indonesia umumnya belum memiliki kepedulian dan pengetahuan tentang K T-4 elum ada asosiasi khusus yang menaungi organisasi Pusat Terapi Perkembangan nak. T-3 Lingkungan sosial di Indonesia umumnya belum memiliki kepedulian dan pengetahuan tentang K T-5 T-4 elum ada asosiasi khusus yang menaungi organisasi Pusat Terapi Perkembangan nak. T-5 -Terima kasih atas kesediaan apak/ibu untuk mengisi kuesioner ini-

26 L-27 KUESIONER PEMOOTN ERPSNGN PD KEKUTN-KEKUTN INTERNL KUNCI Petunjuk Pengisian : 1. Kolom Kode pada tabel menunjukan kode faktor kekuatan yang mempengaruhi perusahaan. 2. Kolom Kekuatan/Kelemahan adalah deskripsi ringkas dari faktor kekuatan yang mempengaruhi perusahaan. 3. Kolom Jenis adalah standarisasi yang dilakukan oleh peneliti agar perbandingan prioritas pada faktor kekuatan yang berpasangan menjadi lebih mudah untuk dilakukan. 4. Kolom Prioritas ( atau ) adalah kolom yang harus diisi oleh apak/ibu dengan memilih faktor ataukah yang lebih berpengaruh, jika menurut bapak/ibu faktor yang berpasangan memiliki pengaruh yang sama silakan menuliskan atau dengan kolom obot bernilai Kolom obot adalah kolom yang harus diisi oleh apak/ibu dengan menggunakan angka sebagai berikut : Nilai 1 : Kedua elemen sama pentingnya. Nilai 3 : Elemen yang satu sedikit lebih penting ketimbang yang lainnya Nilai 4 : Elemen yang satu esensial atau sangat penting ketimbang elemen yang lainnya Nilai 5 : Satu elemen jelas lebih penting dari elemen yang lainnya Nilai 7 : Satu elemen mutlak lebih penting ketimbang elemen yang lainnya Nilai 2,4,6,8 : Nilai-nilai antara di antara dua pertimbangan yang berdekatan Contoh Pengisian : No. Kode Kekuatan/Kelemahan Jenis Prioritas ( atau ) obot 1. S-1 Menyediakan layanan terpadu 5 S-2 Memiliki kerja sama yang baik dengan sekolah 2. S-1 Menyediakan layanan terpadu 3 S-3 Memiliki staf ahli yang fokus di bidangnya No. Kode Kekuatan/ Kelemahan Jenis Prioritas obot

27 L S-1 Menyediakan layanan terpadu S-2 Memiliki kerja sama yang baik dengan sekolah 2. S-1 Menyediakan layanan terpadu S-3 Memiliki staf ahli yang fokus di bidangnya 3. S-1 Menyediakan layanan terpadu S-4 Mendukung perkembangan ilmu di bidang kelainan perkembangan anak 4. S-1 Menyediakan layanan terpadu S-5 Memiliki tim ahli yang bekerja dengan status karyawan tetap 5. S-1 Menyediakan layanan terpadu S-6 Sistem terapi mengutamakan kenyamanan pada anak, sehingga anak tidak akan merasa trauma untuk datang ke Indigrow 6. S-1 Menyediakan layanan terpadu S-7 Menerapkan sistem term dalam melakukan terapi pada anak 7. S-1 Menyediakan layanan terpadu W-1 Pengorganisasian belum terstruktur dengan jelas 8. S-1 Menyediakan layanan terpadu W-2 elum memiliki job descripstion yang 9. S-1 Menyediakan layanan terpadu W-3 elum memiliki visi dan misi yang 10. S-1 Menyediakan layanan terpadu W-4 Pemeriksaaan medis dan keputusan terapi bagi anak pada umumnya bertumpu pada satu orang 11. S-1 Menyediakan layanan terpadu W-5 Kurangnya fasilitas untuk melakukan pengawasan terhadap home program yang dilakukan orang tua 12. S-1 Menyediakan layanan terpadu W-6 Kurangnya sumberdaya untuk memberikan dukungan bagi orang tua 13. S-1 Menyediakan layanan terpadu W-7 Masih banyak permintaan terapi yang belum terpenuhi 14. S-1 Menyediakan layanan terpadu ( atau )

28 L-29 W-8 Keterbatasan modal untuk pengembangan usaha 15. S-2 Memiliki kerja sama yang baik dengan sekolah S-3 Memiliki staf ahli yang fokus di bidangnya 16. S-2 Memiliki kerja sama yang baik dengan sekolah S-4 Mendukung perkembangan ilmu di bidang kelainan perkembangan anak 17. S-2 Memiliki kerja sama yang baik dengan sekolah S-5 Memiliki tim ahli yang bekerja dengan status karyawan tetap 18. S-2 Memiliki kerja sama yang baik dengan sekolah S-6 Sistem terapi mengutamakan kenyamanan pada anak, sehingga anak tidak akan merasa trauma untuk datang ke Indigrow 19. S-2 Memiliki kerja sama yang baik dengan sekolah S-7 Menerapkan sistem term dalam melakukan terapi pada anak 20. S-2 Memiliki kerja sama yang baik dengan sekolah W-1 Pengorganisasian belum terstruktur dengan jelas 21. S-2 Memiliki kerja sama yang baik dengan sekolah W-2 elum memiliki job descripstion yang 22. S-2 Memiliki kerja sama yang baik dengan sekolah W-3 elum memiliki visi dan misi yang 23. S-2 Memiliki kerja sama yang baik dengan sekolah W-4 Pemeriksaaan medis dan keputusan terapi bagi anak pada umumnya bertumpu pada satu orang 24. S-2 Memiliki kerja sama yang baik dengan sekolah W-5 Kurangnya fasilitas untuk melakukan pengawasan terhadap home program yang

29 L-30 dilakukan orang tua 25. S-2 Memiliki kerja sama yang baik dengan sekolah W-6 Kurangnya sumberdaya untuk memberikan dukungan bagi orang tua 26. S-2 Memiliki kerja sama yang baik dengan sekolah W-7 Masih banyak permintaan terapi yang belum terpenuhi 27. S-2 Memiliki kerja sama yang baik dengan sekolah W-8 Keterbatasan modal untuk pengembangan usaha 28. S-3 Memiliki staf ahli yang fokus di bidangnya S-4 Mendukung perkembangan ilmu di bidang kelainan perkembangan anak 29. S-3 Memiliki staf ahli yang fokus di bidangnya S-5 Memiliki tim ahli yang bekerja dengan status karyawan tetap 30. S-3 Memiliki staf ahli yang fokus di bidangnya S-6 Sistem terapi mengutamakan kenyamanan pada anak, sehingga anak tidak akan merasa trauma untuk datang ke Indigrow 31. S-3 Memiliki staf ahli yang fokus di bidangnya S-7 Menerapkan sistem term dalam melakukan terapi pada anak 32. S-3 Memiliki staf ahli yang fokus di bidangnya W-1 Pengorganisasian belum terstruktur dengan jelas 33. S-3 Memiliki staf ahli yang fokus di bidangnya W-2 elum memiliki job descripstion yang 34. S-3 Memiliki staf ahli yang fokus di bidangnya W-3 elum memiliki visi dan misi yang 35. S-3 Memiliki staf ahli yang fokus di bidangnya

30 L-31 W-4 Pemeriksaaan medis dan keputusan terapi bagi anak pada umumnya bertumpu pada satu orang 36. S-3 Memiliki staf ahli yang fokus di bidangnya W-5 Kurangnya fasilitas untuk melakukan pengawasan terhadap home program yang dilakukan orang tua 37. S-3 Memiliki staf ahli yang fokus di bidangnya W-6 Kurangnya sumberdaya untuk memberikan dukungan bagi orang tua 38. S-3 Memiliki staf ahli yang fokus di bidangnya W-7 Masih banyak permintaan terapi yang belum terpenuhi 39. S-3 Memiliki staf ahli yang fokus di bidangnya W-8 Keterbatasan modal untuk pengembangan usaha 40. S-4 Mendukung perkembangan ilmu di bidang kelainan perkembangan anak S-5 Memiliki tim ahli yang bekerja dengan status karyawan tetap 41. S-4 Mendukung perkembangan ilmu di bidang kelainan perkembangan anak S-6 Sistem terapi mengutamakan kenyamanan pada anak, sehingga anak tidak akan merasa trauma untuk datang ke Indigrow 42. S-4 Mendukung perkembangan ilmu di bidang kelainan perkembangan anak S-7 Menerapkan sistem term dalam melakukan terapi pada anak 43. S-4 Mendukung perkembangan ilmu di bidang kelainan perkembangan anak W-1 Pengorganisasian belum terstruktur dengan jelas 44. S-4 Mendukung perkembangan ilmu di bidang kelainan perkembangan anak W-2 elum memiliki job descripstion yang 45. S-4 Mendukung perkembangan ilmu di bidang kelainan perkembangan anak W-3 elum memiliki visi dan misi yang

31 L S-4 Mendukung perkembangan ilmu di bidang kelainan perkembangan anak W-4 Pemeriksaaan medis dan keputusan terapi bagi anak pada umumnya bertumpu pada satu orang 47. S-4 Mendukung perkembangan ilmu di bidang kelainan perkembangan anak W-5 Kurangnya fasilitas untuk melakukan pengawasan terhadap home program yang dilakukan orang tua 48. S-4 Mendukung perkembangan ilmu di bidang kelainan perkembangan anak W-6 Kurangnya sumberdaya untuk memberikan dukungan bagi orang tua 49. S-4 Mendukung perkembangan ilmu di bidang kelainan perkembangan anak W-7 Masih banyak permintaan terapi yang belum terpenuhi 50. S-4 Mendukung perkembangan ilmu di bidang kelainan perkembangan anak W-8 Keterbatasan modal untuk pengembangan usaha 51. S-5 Memiliki tim ahli yang bekerja dengan status karyawan tetap S-6 Sistem terapi mengutamakan kenyamanan pada anak, sehingga anak tidak akan merasa trauma untuk datang ke Indigrow 52. S-5 Memiliki tim ahli yang bekerja dengan status karyawan tetap S-7 Menerapkan sistem term dalam melakukan terapi pada anak 53. S-5 Memiliki tim ahli yang bekerja dengan status karyawan tetap W-1 Pengorganisasian belum terstruktur dengan jelas 54. S-5 Memiliki tim ahli yang bekerja dengan status karyawan tetap W-2 elum memiliki job descripstion yang 55. S-5 Memiliki tim ahli yang bekerja dengan status karyawan tetap W-3 elum memiliki visi dan misi yang

32 L S-5 Memiliki tim ahli yang bekerja dengan status karyawan tetap W-4 Pemeriksaaan medis dan keputusan terapi bagi anak pada umumnya bertumpu pada satu orang 57. S-5 Memiliki tim ahli yang bekerja dengan status karyawan tetap W-5 Kurangnya fasilitas untuk melakukan pengawasan terhadap home program yang dilakukan orang tua 58. S-5 Memiliki tim ahli yang bekerja dengan status karyawan tetap W-6 Kurangnya sumberdaya untuk memberikan dukungan bagi orang tua 59. S-5 Memiliki tim ahli yang bekerja dengan status karyawan tetap W-7 Masih banyak permintaan terapi yang belum terpenuhi 60. S-5 Memiliki tim ahli yang bekerja dengan status karyawan tetap W-8 Keterbatasan modal untuk pengembangan usaha 61. S-6 Sistem terapi mengutamakan kenyamanan pada anak, sehingga anak tidak akan merasa trauma untuk datang ke Indigrow S-7 Menerapkan sistem term dalam melakukan terapi pada anak 62. S-6 Sistem terapi mengutamakan kenyamanan pada anak, sehingga anak tidak akan merasa trauma untuk datang ke Indigrow W-1 Pengorganisasian belum terstruktur dengan jelas 63. S-6 Sistem terapi mengutamakan kenyamanan pada anak, sehingga anak tidak akan merasa trauma untuk datang ke Indigrow W-2 elum memiliki job descripstion yang 64. S-6 Sistem terapi mengutamakan kenyamanan pada anak, sehingga anak tidak akan merasa trauma untuk datang ke Indigrow W-3 elum memiliki visi dan misi yang 65. S-6 Sistem terapi mengutamakan kenyamanan pada anak, sehingga anak tidak akan

33 L-34 merasa trauma untuk datang ke Indigrow W-4 Pemeriksaaan medis dan keputusan terapi bagi anak pada umumnya bertumpu pada satu orang 66. S-6 Sistem terapi mengutamakan kenyamanan pada anak, sehingga anak tidak akan merasa trauma untuk datang ke Indigrow W-5 Kurangnya fasilitas untuk melakukan pengawasan terhadap home program yang dilakukan orang tua 67. S-6 Sistem terapi mengutamakan kenyamanan pada anak, sehingga anak tidak akan merasa trauma untuk datang ke Indigrow W-6 Kurangnya sumberdaya untuk memberikan dukungan bagi orang tua 69. S-6 Sistem terapi mengutamakan kenyamanan pada anak, sehingga anak tidak akan merasa trauma untuk datang ke Indigrow W-7 Masih banyak permintaan terapi yang belum terpenuhi 70. S-6 Sistem terapi mengutamakan kenyamanan pada anak, sehingga anak tidak akan merasa trauma untuk datang ke Indigrow W-8 Keterbatasan modal untuk pengembangan usaha 71. S-7 Menerapkan sistem term dalam melakukan terapi pada anak W-1 Pengorganisasian belum terstruktur dengan jelas 72. S-7 Menerapkan sistem term dalam melakukan terapi pada anak W-2 elum memiliki job descripstion yang 73. S-7 Menerapkan sistem term dalam melakukan terapi pada anak W-3 elum memiliki visi dan misi yang 74. S-7 Menerapkan sistem term dalam melakukan terapi pada anak W-4 Pemeriksaaan medis dan keputusan terapi bagi anak pada umumnya bertumpu pada satu orang 75. S-7 Menerapkan sistem term dalam melakukan terapi pada anak

34 L-35 W-5 Kurangnya fasilitas untuk melakukan pengawasan terhadap home program yang dilakukan orang tua 76. S-7 Menerapkan sistem term dalam melakukan terapi pada anak W-6 Kurangnya sumberdaya untuk memberikan dukungan bagi orang tua 77. S-7 Menerapkan sistem term dalam melakukan terapi pada anak W-7 Masih banyak permintaan terapi yang belum terpenuhi 78. S-7 Menerapkan sistem term dalam melakukan terapi pada anak W-8 Keterbatasan modal untuk pengembangan usaha 79. W-1 Pengorganisasian belum terstruktur dengan jelas W-2 elum memiliki job descripstion yang 80. W-1 Pengorganisasian belum terstruktur dengan jelas W-3 elum memiliki visi dan misi yang 81. W-1 Pengorganisasian belum terstruktur dengan jelas W-4 Pemeriksaaan medis dan keputusan terapi bagi anak pada umumnya bertumpu pada satu orang 82. W-1 Pengorganisasian belum terstruktur dengan jelas W-5 Kurangnya fasilitas untuk melakukan pengawasan terhadap home program yang dilakukan orang tua 83. W-1 Pengorganisasian belum terstruktur dengan jelas W-6 Kurangnya sumberdaya untuk memberikan dukungan bagi orang tua 84. W-1 Pengorganisasian belum terstruktur dengan jelas W-7 Masih banyak permintaan terapi yang belum terpenuhi 85. W-1 Pengorganisasian belum terstruktur dengan jelas W-8 Keterbatasan modal untuk pengembangan

35 L-36 usaha 86. W-2 elum memiliki job descripstion yang W-3 elum memiliki visi dan misi yang 87. W-2 elum memiliki job descripstion yang W-4 Pemeriksaaan medis dan keputusan terapi bagi anak pada umumnya bertumpu pada satu orang 88. W-2 elum memiliki job descripstion yang W-5 Kurangnya fasilitas untuk melakukan pengawasan terhadap home program yang dilakukan orang tua 89. W-2 elum memiliki job descripstion yang W-6 Kurangnya sumberdaya untuk memberikan dukungan bagi orang tua 90. W-2 elum memiliki job descripstion yang W-7 Masih banyak permintaan terapi yang belum terpenuhi 91. W-2 elum memiliki job descripstion yang W-8 Keterbatasan modal untuk pengembangan usaha 92. W-3 elum memiliki visi dan misi yang W-4 Pemeriksaaan medis dan keputusan terapi bagi anak pada umumnya bertumpu pada satu orang 93. W-3 elum memiliki visi dan misi yang W-5 Kurangnya fasilitas untuk melakukan pengawasan terhadap home program yang dilakukan orang tua 94. W-3 elum memiliki visi dan misi yang W-6 Kurangnya sumberdaya untuk memberikan dukungan bagi orang tua 95. W-3 elum memiliki visi dan misi yang W-7 Masih banyak permintaan terapi yang

36 L-37 belum terpenuhi 96. W-3 elum memiliki visi dan misi yang W-8 Keterbatasan modal untuk pengembangan usaha 97. W-4 Pemeriksaaan medis dan keputusan terapi bagi anak pada umumnya bertumpu pada satu orang W-5 Kurangnya fasilitas untuk melakukan pengawasan terhadap home program yang dilakukan orang tua 98. W-4 Pemeriksaaan medis dan keputusan terapi bagi anak pada umumnya bertumpu pada satu orang W-6 Kurangnya sumberdaya untuk memberikan dukungan bagi orang tua 99. W-4 Pemeriksaaan medis dan keputusan terapi bagi anak pada umumnya bertumpu pada satu orang W-7 Masih banyak permintaan terapi yang belum terpenuhi 100. W-4 Pemeriksaaan medis dan keputusan terapi bagi anak pada umumnya bertumpu pada satu orang W-8 Keterbatasan modal untuk pengembangan usaha 101. W-5 Kurangnya fasilitas untuk melakukan pengawasan terhadap home program yang dilakukan orang tua W-6 Kurangnya sumberdaya untuk memberikan dukungan bagi orang tua 102. W-5 Kurangnya fasilitas untuk melakukan pengawasan terhadap home program yang dilakukan orang tua W-7 Masih banyak permintaan terapi yang belum terpenuhi 103. W-5 Kurangnya fasilitas untuk melakukan pengawasan terhadap home program yang dilakukan orang tua W-8 Keterbatasan modal untuk pengembangan usaha 104. W-6 Kurangnya sumberdaya untuk memberikan dukungan bagi orang tua W-7 Masih banyak permintaan terapi yang belum terpenuhi

37 L W-6 Kurangnya sumberdaya untuk memberikan dukungan bagi orang tua W-8 Keterbatasan modal untuk pengembangan usaha 106. W-7 Masih banyak permintaan terapi yang belum terpenuhi W-8 Keterbatasan modal untuk pengembangan usaha -Terima kasih atas kesediaan apak/ibu untuk mengisi kuesioner ini-

PORTER 5 FORCES. Analisis potensi..., Dian Lestari, FT UI, 2007

PORTER 5 FORCES. Analisis potensi..., Dian Lestari, FT UI, 2007 BAB 3. PORTER 5 FORCES Pemodelan Porter 5 Forces dikembangkan pertama kali oleh Michael Porter. Porter 5 Forces adalah tool yang digunakan untuk menganalisis bagaimana lingkungan yang kompetitif akan berpengaruh

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Seiring dengan semakin banyaknya ketidakpastian yang membuat orang memerlukan strategi untuk menghadapi dan mengantisipasinya,

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Strategi Strategi berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti seni berperang. Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau skema

Lebih terperinci

BAB 4 PORTER 5 FORCES DALAM INDUSTRI RADIO TRUNKING

BAB 4 PORTER 5 FORCES DALAM INDUSTRI RADIO TRUNKING BAB 4 PORTER 5 FORCES DALAM INDUSTRI RADIO TRUNKING 4.1 IDENTIFIKASI LINGKUNGAN USAHA Lingkungan usaha yang akan diindentifikasi dalam penelitian ini adalah lngkungan usaha dari industri radio trunking.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Strategi Strategi berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti seni berperang. Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau skema

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Pengertian Strategi Strategi adalah rencana yang mengandung cara komprehensif dan integratif yang dapat dijadikan pegangan untuk bekerja,

Lebih terperinci

PERTEMUAN 9 : ASPEK LINGKUNGAN INDUSTRI

PERTEMUAN 9 : ASPEK LINGKUNGAN INDUSTRI PERTEMUAN 9 : ASPEK LINGKUNGAN INDUSTRI A. TUJUAN PEMBELAJARAN Adapun tujuan pembelajaran ini diharapkan mahasiswa dapat : 1. Memahami dan menjelaskan tentang ancaman masuk pendatang baru dan persaingan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA. kompetitif sendiri, agar tidak kalah dalam persaingan global, baik itu

BAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA. kompetitif sendiri, agar tidak kalah dalam persaingan global, baik itu BAB IV ANALISIS DATA A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA Diberlakukannya ACFTA sebagai sebuah perdagangan bebas, memaksa setiap industri atau perusahaan harus mempunyai keunggulan kompetitif

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA (INTERVIEW) ANALISIS PERENCANAAN USAHA (BUSINESS PLAN) YANG MEMPENGARUHI

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA (INTERVIEW) ANALISIS PERENCANAAN USAHA (BUSINESS PLAN) YANG MEMPENGARUHI DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA (INTERVIEW) ANALISIS PERENCANAAN USAHA (BUSINESS PLAN) YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN USAHA (Studi Kasus Pada Anugerah Komputer Jl. H.M. Joni No. 46 Medan dan Antariksa Net

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 20 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Hasil wawancara dengan Ibu Meilani Susanto selaku pimpinan harian CV.Angsoka.

LAMPIRAN. Hasil wawancara dengan Ibu Meilani Susanto selaku pimpinan harian CV.Angsoka. L-1 LAMPIRAN Hasil wawancara dengan Ibu Meilani Susanto selaku pimpinan harian CV.Angsoka. 1. Faktor kekuatan apa saja yang dimiliki CV.Angsoka sehingga perusahaan bisa bertahan sampai sekarang? CV.Angsoka

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Manajemen strategi (strategic management) dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pasar Pasar dapat didefinisikan dengan berbagai cara. Awalnya, sebuah pasar didefinisikan sebagai sebuah tempat fisik di mana pembeli dan penjual bertemu.

Lebih terperinci

A. Kuesioner penentuan bobot faktor analisis persaingan industri

A. Kuesioner penentuan bobot faktor analisis persaingan industri Lampiran 1. Kuesioner Kajian 89 A. Kuesioner penentuan bobot faktor analisis persaingan industri Petunjuk pengisian Nilai diberikan pada pertimbangan berpasangan antara 2 faktor vertikalhorizontal) berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Anonymous 1 (http://www.infoterapi.com/pro.asp?sec=7 diakses pada

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Anonymous 1 (http://www.infoterapi.com/pro.asp?sec=7 diakses pada BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pusat Terapi Menurut Anonymous 1 (http://www.infoterapi.com/pro.asp?sec=7 diakses pada tanggal 24 Juni 2008), pada kasus anak-anak, pusat terapi juga dikenal dengan istilah klinik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pernah ada masa dimana orang menyebutnya era keunggulan komparatif, yaitu era

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pernah ada masa dimana orang menyebutnya era keunggulan komparatif, yaitu era BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keunggulan Bersaing Pernah ada masa dimana orang menyebutnya era keunggulan komparatif, yaitu era suatu negara unggul terhadap negara lain karena memiliki kekayaan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

LAMPIRAN I KUESIONER AUDIT INTERNAL. Berikan tanda cek ( ) pada kotak yang tersedia sesuai dengan kondisi internal yang dimiliki oleh

LAMPIRAN I KUESIONER AUDIT INTERNAL. Berikan tanda cek ( ) pada kotak yang tersedia sesuai dengan kondisi internal yang dimiliki oleh LAMPIRAN I KUESIONER AUDIT INTERNAL Petunjuk : Berikan tanda cek ( ) pada kotak yang tersedia sesuai dengan kondisi internal yang dimiliki oleh perusahaan. No Daftar Pertanyaan Audit Internal Ya Tidak

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Menurut Jauch dan Glueek dalam Rosita (2008), bahwa strategi merupakan rencana yang disatukan, menyeluruh serta terpadu yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 PERENCANAAN PENELITIAN DAN TINJAUAN PUSTAKA Langkah pertama dalam melakukan penelitan adalah dengan mengidentifikasi masalah yang ada dan menentukan tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN KUESIONER

DAFTAR PERTANYAAN KUESIONER DAFTAR PERTANYAAN KUESIONER PETUNJUK PENGISIAN Pertanyaan terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian A merupakan pertanyaan umum dan bagian B merupakan pertanyaan khusus. Jika Bapak/Ibu berkeberatan untuk mencantumkan

Lebih terperinci

MEMBANGUN KEPUASAN, NILAI DAN UPAYA MEMPERTAHANKAN PELANGGAN

MEMBANGUN KEPUASAN, NILAI DAN UPAYA MEMPERTAHANKAN PELANGGAN MEMBANGUN KEPUASAN, NILAI DAN UPAYA MEMPERTAHANKAN PELANGGAN Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada Mata Kuliah Manajemen Pemasaran Disusun Oleh : Budi Sudarsono (2014121379) Herlambang Rizky Abdillah

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Perusahaan Manajemen meliputi perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengendalian atas keputusan-keputusan dan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini membahas tentang : konsep strategi, manajemen strategi, analisis faktor internal dan eksternal serta

Lebih terperinci

Aspek Pemasaran 2. Gambar. 1: Analisis Situasi Pasar

Aspek Pemasaran 2. Gambar. 1: Analisis Situasi Pasar Aspek Pemasaran 2 1. Analisis Situasi Pasar Analisis situasi pasar merupakan analisis pemasaran yang meliputi beberapa tahapan, dimana tahapan tersebut sangat bergantung kepada variabel dan faktor yang

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Enterprise Resource Planning Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang didisain untuk dapat menyediakan lingkungan yang terintegrasi dan sistematis

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari penulusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Adapun

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis Strategi merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya. Strategi akan memaksimalkan keunggulan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan konsep atau teori yang akan digunakan atau yang menjadi dasar sebuah penelitian. Kerangka pemikiran teoritis

Lebih terperinci

Materi Minggu 3. Model Deskriptif Manajemen Strategik (Bagian 1) Menurut David (1999) dalam proses manajemen strategik ada tiga tahap, yaitu:

Materi Minggu 3. Model Deskriptif Manajemen Strategik (Bagian 1) Menurut David (1999) dalam proses manajemen strategik ada tiga tahap, yaitu: M a n a j e m e n S t r a t e g i k 15 Materi Minggu 3 Model Deskriptif Manajemen Strategik (Bagian 1) 3.1 Proses Manajemen Strategik Manajemen strategik merupakan proses tiga tingkatan yang melibatkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

Aspek ekonomi dan sosial

Aspek ekonomi dan sosial Aspek ekonomi dan sosial Pengertian Aspek Ekonomi dan Sosial Aspek ekonomi dan sosial merupakan pengaruh apa yang akan terjadi dengan adanya perusahaan, khususnya dibidang perekonomian masyarakat tempatan

Lebih terperinci

BAB III. Metodologi Penelitian

BAB III. Metodologi Penelitian BAB III Metodologi Penelitian 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penilitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS LINGKUNGAN

BAB II ANALISIS LINGKUNGAN BAB II ANALISIS LINGKUNGAN Tujuan Analisis Lingkungan : untuk menilai lingkungan organisasi secara keseluruhan. Baik faktor-faktor yang berada diluar organisasi maupun yang berada didalam organisasi yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Proses perumusan strategi pada restoran Kebun Kita dimulai dengan mengetahui visi dan misinya, kemudian menganalisis permasalahan yang terjadi,

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN STRATEGI

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN STRATEGI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BUDI LUHUR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN STRATEGI 1 ORGANISASI DAN SISTEM INFORMASI Sistem Informasi dan Organisasi mempengaruhi satu sama lain.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat ini keadaan perekonomian Indonesia sedang dalam tahap pemulihan, akibat dari krisis yang terjadi belakangan ini melibatkan harga kebutuhan sehari-hari

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Secara keseluruhan industri ini kurang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Menurut Stephanie K. Marrus, diacu dalam Husein Umar (2001), strategi adalah suatu proses penentuan rencana para pemimpin

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Manajemen Strategi Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

MATERI 1 ARTI PENTING PERENCANAAN STRATEGIS

MATERI 1 ARTI PENTING PERENCANAAN STRATEGIS MATERI 1 ARTI PENTING PERENCANAAN STRATEGIS 1.1. Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis perusahaan adalah suatu rencana jangka panjang yang bersifat menyeluruh, memberikan rumusan ke mana

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Dokumentasi Lampiran 2. Daftar pertanyaan untuk mengetahui keadaan lingkungan internal dan lingkungan eksternal usaha peternakan ayam kampung organik No Jenis Data Rincian Internal

Lebih terperinci

Lampiran 1. Standar Mutu Bunga Krisan Berdasarkan SNI

Lampiran 1. Standar Mutu Bunga Krisan Berdasarkan SNI Lampiran 1. Standar Mutu Bunga Krisan Berdasarkan SNI 01-4478-1988 No Jenis Uji Satuan Kelas Mutu AA A B C 1 Panjang tangkai cm minimum Tipe standar 76 70 61 Asalan Tipe spray - Aster 76 70 61 Asalan -

Lebih terperinci

cenderung terbuka dan menganut proses pembelajaran. Analisis lingkungan eksternal bisnis dari sebuah perusahaan sangat bagus

cenderung terbuka dan menganut proses pembelajaran. Analisis lingkungan eksternal bisnis dari sebuah perusahaan sangat bagus 24 cenderung terbuka dan menganut proses pembelajaran. 2.7 Analisis Lingkungan Eksternal Bisnis Analisis lingkungan eksternal bisnis dari sebuah perusahaan sangat bagus apabila digunakan untuk membantu

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Strategi juga merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Pengembangan Usaha Bagi wirausahawan sejati, pengembangan usaha mempunyai makna yang luhur dan tidak hanya sekedar mengeruk keuntungan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 24 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Critical Success Factors 1. Pengertian Critical Success Factors Perusahaan berada dalam lingkungan bisnis harus menggunakan manajemen stratejik untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Suatu perusahaan yang bergerak dalam sebuah industri hampir tidak ada yang bisa terhindar dari persaingan. Setiap perusahaan harus memiliki suatu keunggulan kompetitif

Lebih terperinci

Lampiran I. Kuesioner Penelitian Analisis Strategi Bisnis Pada PT Rekadaya Elektrika

Lampiran I. Kuesioner Penelitian Analisis Strategi Bisnis Pada PT Rekadaya Elektrika 128 Lampiran I Kuesioner Penelitian Analisis Strategi Bisnis Pada PT Rekadaya Elektrika Jakarta, 17 April 2009 Kepada Yth : PT Rekadaya Elektrika Jakarta Dengan Hormat, Sehubungan dengan adanya analisis

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Strategi perusahaan menggambarkan arah perusahaan secara keseluruhan mengenai sikap perusahaan secara umum terhadap arah pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku positif, seperti terjadinya kelekatan emosional terhadap produk dan

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku positif, seperti terjadinya kelekatan emosional terhadap produk dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepuasan atau kesenangan yang tinggi akan menyebabkan konsumen berperilaku positif, seperti terjadinya kelekatan emosional terhadap produk dan preferensi rasional

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Kecil Menengah di Kota Tasikmalaya Departemen Perindustrian pada tahun 1991 mendefinisikan usaha kecil dan kerajinan sebagai kelompok perusahaan yang dimiliki penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan seluruh

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan seluruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Pada dasarnya organisasi bisnis sangat kompleks, dari kegiatan yang mencakup perekayasaan dan pengembangan produk baru, sampai dengan kegiatan mencatat berbagai

Lebih terperinci

BAB 2 TELAAH PUSTAKA

BAB 2 TELAAH PUSTAKA BAB 2 TELAAH PUSTAKA Sumber informasi mengenai strategi bersaing telah banyak tersedia, meski begitu sebagian besar dari sumber tersebut tidak terkait langsung dengan penerapan di dunia pendidikan. Oleh

Lebih terperinci

Pertemuan 14 STRATEGI PEMASARAN INTERNASIONAL

Pertemuan 14 STRATEGI PEMASARAN INTERNASIONAL Pertemuan 14 STRATEGI PEMASARAN INTERNASIONAL I. PENGERTIAN PEMASARAN INTERNASIONAL Pemasaran internasional (international marketing) adalah penerapan konsep, prinsip, aktivitas, dan proses manajemen pemasaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Daya Saing 2.1.1 Pengertian Daya Saing Perusahaan yang tidak mempunyai daya saing akan ditinggalkan oleh pasar. Karena tidak memiliki daya saing berarti tidak memiliki keunggulan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia bisnis menyebabkan persaingan yang semakin ketat dan memaksa pelaku bisnis untuk dapat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kondisi ekternal PT. Ishidataiseisha Indonesia. Perusahaan merupakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kondisi ekternal PT. Ishidataiseisha Indonesia. Perusahaan merupakan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada bab IV diketahui bahwa: 1. Kondisi ekternal PT. Ishidataiseisha Indonesia. Perusahaan merupakan pendatang baru yang belum memiliki

Lebih terperinci

Strategi Pemasaran yang Digerakkan oleh Pelanggan Menciptakan Nilai Bagi Pelanggan Sasaran

Strategi Pemasaran yang Digerakkan oleh Pelanggan Menciptakan Nilai Bagi Pelanggan Sasaran Strategi Pemasaran yang Digerakkan oleh Pelanggan Menciptakan Nilai Bagi Pelanggan Sasaran Market segmentation membagi pasar menjadi kelompok-kelompok kecil dengan kebutuhan, karakteristik atau perilaku

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Strategi Manajemen Pemasaran. bersaing (Wheelen dan Hunger, 2012).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Strategi Manajemen Pemasaran. bersaing (Wheelen dan Hunger, 2012). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Manajemen Pemasaran 2.1.1 Strategi Strategi perusahaan merupakan perencanaan komprehensif tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya. Strategi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. menggunakan Analisis Regresi Linear Berganda dengan bantuan program IBM

BAB V PENUTUP. menggunakan Analisis Regresi Linear Berganda dengan bantuan program IBM BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini meneliti tentang pengujian elemen visual kemasan dan elemen verbal kemasan terhadap keputusan pembelian konsumen. Variabel penelitian yang digunakan adalah variabel

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 FORM PERTANYAAN

LAMPIRAN 1 FORM PERTANYAAN L1 LAMPIRAN 1 FORM PERTANYAAN Daftar pertanyaan dibawah ini digunakan untuk mengetahui bagaimana kondisi dalam industri. Dengan mengetahui kindisi dalam industri maka dapat dirancang Strategi apa yang

Lebih terperinci

PANDUAN WAWANCARA PEMILIK. Ancaman Pendatang Baru: 1) Menurut Anda, apakah bisnis ini termasuk yang membutuhkan modal

PANDUAN WAWANCARA PEMILIK. Ancaman Pendatang Baru: 1) Menurut Anda, apakah bisnis ini termasuk yang membutuhkan modal 48 PANDUAN WAWANCARA PEMILIK Ancaman Pendatang Baru: 1) Menurut Anda, apakah bisnis ini termasuk yang membutuhkan modal besar atau tidak sehingga mudah ditiru oleh para pendatang baru? Apa alasannya? 2)

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara Pada PT. HIMALAYA EVEREST JAYA

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara Pada PT. HIMALAYA EVEREST JAYA Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara Pada PT. HIMALAYA EVEREST JAYA Umum 1. Sejarah (company profile) terbentuknya PT. HIMALAYA EVEREST JAYA. 2. Struktur organisasi PT. HIMALAYA EVEREST JAYA, berikut

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1a Kuisioner Penetapan Bobot Faktor Ekternal

LAMPIRAN 1a Kuisioner Penetapan Bobot Faktor Ekternal LAMPIRAN 1a Kuisioner Penetapan Bobot Faktor Ekternal Petunjuk Pengisian a. Pertanyaan yang diajukan akan berbentuk perbandingan antar suatu elemen yang ada di kolom sebelah kiri dengan elemen yang ada

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep

II. LANDASAN TEORI. falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses bagi perusahaan akan mengetahui adanya cara dan falsafah yang terlibat didalamnya. Cara dan

Lebih terperinci

KUESIO ER PERBA DI GA BERPASA GA SASARA STRATEGIS & KPI

KUESIO ER PERBA DI GA BERPASA GA SASARA STRATEGIS & KPI c 85 KUESIO ER PERBA DI GA BERPASA GA SASARA STRATEGIS & KPI PENGANTAR Kuesioner Perbandingan Berpasangan ini bertujuan untuk menentukan bobot kepentingan dari setiap Sasaran Strategis dan Key Performance

Lebih terperinci

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 2 KSI LANJUT Kebutuhan SI Korporasi Aturan Bisnis Sistem Informasi Korporasi. Nilai Informasi. Perubahan Bisnis. Teknologi Internet. Strategi Bisnis.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Menurut Kotler (2008:58), strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang

Lebih terperinci

Nofianty ABSTRAK

Nofianty ABSTRAK Nofianty - 0600670101 ABSTRAK PT. Surya Toto adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang saniter atau alat perlengkapan mandi. Tujuan penulisan dari skripsi ini adalah mengidentifikasikan masalah

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN MF. ARROZI ADHIKARA FE UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA

ANALISIS PENILAIAN MF. ARROZI ADHIKARA FE UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA ANALISIS PENILAIAN MF. ARROZI ADHIKARA FE UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA PENDAHULUAN Gambaran teoritis nilai dapat didefinisikan sebagai nilai sekarang dari manfaat masa depan. Untuk mendapatkan nilai

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Bersaing Perusahaan Perusahaan dalam suatu industri selalu mengalami persaingan dalam menjalankan usahanya. Persaingan tersebut timbul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hak atas kesehatan ini dilindungi oleh konstitusi, seperti : tercantum

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hak atas kesehatan ini dilindungi oleh konstitusi, seperti : tercantum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kesehatan adalah merupakan hak dan investasi bagi semua warga negara Indonesia. Hak atas kesehatan ini dilindungi oleh konstitusi, seperti : tercantum dalam

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada usaha Durian Jatohan Haji Arif (DJHA), yang terletak di Jalan Raya Serang-Pandeglang KM. 14 Kecamatan Baros, Kabupaten

Lebih terperinci

Integrated Marketing Communication II

Integrated Marketing Communication II Modul ke: Integrated Marketing Communication II Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Martina Shalaty Putri, M.Si. Program Studi Advertising dan Marketing Communication www.mercubuana.ac.id New Product Development

Lebih terperinci

VII. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT PRODUK DAN LOYALITAS KONSUMEN MOCI KASWARI LAMPION

VII. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT PRODUK DAN LOYALITAS KONSUMEN MOCI KASWARI LAMPION VII. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT PRODUK DAN LOYALITAS KONSUMEN MOCI KASWARI LAMPION 7.1 Analisis Tingkat Kepuasan 7.1.1 Indeks Kepuasan Konsumen Pengukuran terhadap kepuasan konsumen

Lebih terperinci

ANALISIS VALUE CHAIN PADA UNIT LAYANAN TRAUMA CENTE R DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK. Teddy Wahyu Nugroho, dr, M.Kes

ANALISIS VALUE CHAIN PADA UNIT LAYANAN TRAUMA CENTE R DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK. Teddy Wahyu Nugroho, dr, M.Kes ANALISIS VALUE CHAIN PADA UNIT LAYANAN TRAUMA CENTE R DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK Teddy Wahyu Nugroho, dr, M.Kes Latar Belakang Pelayanan Trauma Center Unit layanan unggulan dari RSUD Sunan Kaliga Demak

Lebih terperinci

Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari

Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari Kode Etik Global Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari Takeda Pharmaceutical Company Limited Pasien Kepercayaan Reputasi Bisnis KODE ETIK GLOBAL TAKEDA Sebagai karyawan Takeda, kami membuat keputusan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN STRATEGI PERUSAHAAN DALAM KONTEKS PERSAINGAN STRATEGI GENERIK DAN KEUNGGULAN BERSAING DALAM PERUSAHAAN KONSEP THE NEW 7-S s DALAM

PERKEMBANGAN STRATEGI PERUSAHAAN DALAM KONTEKS PERSAINGAN STRATEGI GENERIK DAN KEUNGGULAN BERSAING DALAM PERUSAHAAN KONSEP THE NEW 7-S s DALAM PERKEMBANGAN STRATEGI PERUSAHAAN DALAM KONTEKS PERSAINGAN STRATEGI GENERIK DAN KEUNGGULAN BERSAING DALAM PERUSAHAAN KONSEP THE NEW 7-S s DALAM MEMASUKI PERSAINGAN KESINAMBUNGAN HIDUP PERUSAHAAN SANGAT

Lebih terperinci

BAB 2 BERSAING DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI DASAR-DASAR KEUNGGULAN STRATEGIS

BAB 2 BERSAING DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI DASAR-DASAR KEUNGGULAN STRATEGIS BAB 2 BERSAING DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI DASAR-DASAR KEUNGGULAN STRATEGIS TI Strategis Teknologi tidak lagi merupakan pemikiran terakhir dalam membentuk strategi bisnis, tetapi merupakan penyebab

Lebih terperinci

Kepada Yth. Bapak/Ibu Manajer... Di Tempat. Dengan hormat, Saya yang mengirimkan kuesioner ini

Kepada Yth. Bapak/Ibu Manajer... Di Tempat. Dengan hormat, Saya yang mengirimkan kuesioner ini Kepada Yth. Bapak/Ibu Manajer... Di Tempat Dengan hormat, Saya yang mengirimkan kuesioner ini Nama : Sri Kartikawati Perguruan Tinggi : Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Fakultas/Jurusan : Ekonomi/Akuntansi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagian besar masyarakat, sering mengertikan pemasaran sebagai proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagian besar masyarakat, sering mengertikan pemasaran sebagai proses 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Dan Konsep Pemasaran 2.1.1 Definisi Pemasaran Sebagian besar masyarakat, sering mengertikan pemasaran sebagai proses penjualan barang dan jasa, tetapi apabila dilihat

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Strategi bisnis APIP S Kerajinan Batik menggunakan aliansi strategis dengan sebagai

BAB V PENUTUP. Strategi bisnis APIP S Kerajinan Batik menggunakan aliansi strategis dengan sebagai BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Strategi bisnis APIP S Kerajinan Batik menggunakan aliansi strategis dengan sebagai strategi mencapai keunggulan bersaing. Tipe aliansi pada APIP S Kerajinan Batik adalah Nonequity

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2007:7) manajemen adalah suatu proses mengkoordinasikan aktivitas aktivitas pekerjaan, sehingga pekerjaan tersebut dapat terselesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk menghalalkan segala cara untuk menekan biaya serendah-rendahnya dan meraih keuntungan yang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner kajian untuk penilaian bobot dan rating faktor strategi internal dan eksternal Perusahaan Inti Sari Rasa

Lampiran 1. Kuesioner kajian untuk penilaian bobot dan rating faktor strategi internal dan eksternal Perusahaan Inti Sari Rasa LAMPIRAN 72 72 Lampiran 1. Kuesioner kajian untuk penilaian bobot dan rating faktor strategi internal dan eksternal Perusahaan Inti Sari Rasa KUESIONER : BAGI MANAJEMEN PERUSAHAAN KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya jumlah penjualan mobil dari tahun ke tahun. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa, para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya jumlah penjualan mobil dari tahun ke tahun. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa, para pelaku 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan industri otomotif di Indonesia dalam beberapa tahun ini berkembang dengan sangat pesat dan diperkirakan akan terus bertambah dalam beberapa

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN PROGRAM MOBILE PRINTER DALAM MENGOPTIMALISASI KEUANGAN DI BMT-UGT SIDOGIRI CABANG PEMBANTU SIDODADI SURABAYA

BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN PROGRAM MOBILE PRINTER DALAM MENGOPTIMALISASI KEUANGAN DI BMT-UGT SIDOGIRI CABANG PEMBANTU SIDODADI SURABAYA BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN PROGRAM MOBILE PRINTER DALAM MENGOPTIMALISASI KEUANGAN DI BMT-UGT SIDOGIRI CABANG PEMBANTU SIDODADI SURABAYA A. Analisis Strategi Pengelolaan Program Mobile Printer BMT-UGT

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERTEMUAN 2 SISTEM INFORMASI MANAJEMEN 25 BERSAING DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI DASAR- DASAR KEUNGGULAN STRATEGIS TI Strategis Teknologi tidak lagi merupakan pemikiran terakhir dalam membentuk

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA (INTERVIEW) ANALISIS FAKTOR- FAKTOR KEBERHASILAN DALAM MENJALANKAN USAHA KELUARGA

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA (INTERVIEW) ANALISIS FAKTOR- FAKTOR KEBERHASILAN DALAM MENJALANKAN USAHA KELUARGA DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA (INTERVIEW) ANALISIS FAKTOR- FAKTOR KEBERHASILAN DALAM MENJALANKAN USAHA KELUARGA (STUDI KASUS PADA RUMAH MAKAN SOP SUMSUM LANGSA JALAN KL. YOS SUDARSO NO. 73 MEDAN DAN RUMAH

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Strategi Menurut Robbins dan Coulter (2014:266) Strategi adalah rencana untuk bagaimana sebuah organisasi akan akan melakukan apa yang harus dilakukan dalam bisnisnya,

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN KEWIRAUSAHAAN 1 MODUL 13 : STUDI KELAYAKAN BISNIS. Yang dibahas pada modul 12 ini adalah :

MODUL PERKULIAHAN KEWIRAUSAHAAN 1 MODUL 13 : STUDI KELAYAKAN BISNIS. Yang dibahas pada modul 12 ini adalah : MODUL PERKULIAHAN MODUL 13 : STUDI KELAYAKAN BISNIS. Yang dibahas pada modul 12 ini adalah : A. Kriteria Investasi B. Penyusunan Studi Kelayakan Bisnis C. Evaluasi dan Persiapan Bisnis Baru Fakultas Program

Lebih terperinci

Advertising Project Management

Advertising Project Management Modul ke: Advertising Project Management Dinamika Lingkungan Organisasi Fakultas Komunikasi Berliani Ardha, SE, M.Si Program Studi Advertising & Marketing communication www.mercubuana.ac.id Analisa Lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang semakin kompetitif ini, tantangan yang dihadapi oleh organisasi baik yang

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang semakin kompetitif ini, tantangan yang dihadapi oleh organisasi baik yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan hal yang penting bagi perusahaan. Dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif ini, tantangan yang dihadapi oleh organisasi baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang hendak dicapai. Salah satu tujuan utama yang ingin dicapai oleh perusahaan adalah mempertahankan

Lebih terperinci