III KERANGKA PEMIKIRAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "III KERANGKA PEMIKIRAN"

Transkripsi

1 III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan konsep atau teori yang akan digunakan atau yang menjadi dasar sebuah penelitian. Kerangka pemikiran teoritis penelitian ini mencakup mencakup pengertian strategi, klasifikasi strategi, konsep manajemen strategis, matrik IFE dan EFE, matrik IE, matrik SWOT, serta QSPM Pengertian strategi Strategi pengembangan sangat diperlukan oleh semua perusahaan atau unit bisnis untuk dapat mencapai tujuan dan visi perusahaan. Jauch dan Glueck (1991) mendefinisikan strategi sebagai rencana yang disatukan, luas dan terintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan itu dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi. Strategi bukanlah sekedar sesuatu rencana. Strategi ialah rencana yang menyatukan dan mengikat semua bagian perusahaan itu menjadi satu. Strategi meliputi semua aspek penting perusahaan. Strategi itu terpadu sehingga semua bagian dari rencana itu serasi satu sama lainnya dan bersesuaian. Strategi adalah hal menetapkan arah kepada manajemen dalam arti orang tentang sumberdaya di dalam bisnis dan tentang bagaimana mengidentifikasikan kondisi yang memberikan keuntungan terbaik untuk membantu memenangkan persaingan di dalam pasar. Dengan kata lain, definisi strategi mengandung dua komponen yaitu future intentions atau tujuan jangka panjang dan competitive advantage atau keunggulan bersaing. Tujuan jangka panjang diartikan sebagai pengembangan wawasan jangka panjang dan menetapkan komitmen untuk mencapainya. Sumber keunggulan adalah pengembangan pemahaman yang dalam tentang pemilihan pasar dan pelanggan oleh perusahaan yang juga menunjukan kepada cara terbaik untuk berkompetisi dengan pesaing di dalam pasar. Future intentions dan advantage harus berjalan bersama-sama (Dirgantoro 2004).

2 3.1.2 Klasifikasi Strategi Pada tingkat yang lebih luas Porter (2004) mengidentifikasi strategi ke dalam tiga strategi generik yang konsisten secara intern (yang dapat digunakan secara sendiri-sendiri maupun dalam bentuk kombinasi) guna menciptakan posisi yang aman dan mengungguli para pesaing dalam industri. KEUNGGULAN STRATEGIS TINGKAT STRATEGIS Seluruh industri Kekhasan yang dirasakan Pelanggan DIFERENSIASI Posisi Biaya Rendah KEUNGGULAN BIAYA MENYELURUH Biaya Segmen Tertentu FOKUS Gambar 2. Model strategi generik Sumber : Porter (2004) 1) Keunggulan Biaya Menyeluruh Keunggulan biaya memerlukan konstruksi agresif dari fasilitas skala yang efisien, usaha yang giat untuk mencapai penurunan biaya melalui pengalaman, pengendalian biaya dan overhead yang ketat, penghindaran pelanggan marjinal, serta meminimalkan biaya dalam bidang-bidang seperti Litbang, pelayanan, armada penjualan, periklanan dan lain-lain. Perhatian manajerial yang besar terhadap pengendalian biaya diperlukan untuk mencapai tujuan ini. Biaya yang rendah relatif terhadap pesaing menjadi tema yang menjiwai keseluruhan strategi, mutu, dan bidang-bidang lainnya tidak dapat diabaikan. Pencapaian posisi biaya keseluruhan yang rendah seringkali menuntut bagian pasar relatif yang tinggi atau kelebihan lain. Selain itu, produk juga perlu dirancang agar dapat menekan biaya, serta melayani konsumen besar. Menetapkan strategi ini memerluakn biaya investasi tinggi untuk peralatan modern, penetapan harga yang agresif dan kerugian awal untuk membina bagian pasar. 30

3 2) Diferensiasi Diferensiasi yaitu menciptakan sesuatu yang baru yang dirasakan oleh keseluruhan industri sebagai sesuatu yang unik. Pendekatan untuk melakukan diferensiasi dapat bermacam-macam bentuknya yaitu merk, teknologi, karakteristik khusus, pelayanan pelangan, dan jaringan penyalur. Idealnya, perusahaan mendiferensiasikan dirinya sendiri dalam beberapa dimensi. Strategi ini merupakan strategi yang baik untuk menghasilkan laba diatas rata-rata dalam suatu industri karena strategi ini menciptakan posisi yang aman untuk mengatasi kelima kekuatan persaingan. Diferensiasi memberikan penyekat terhadap persaingan karena adanya loyalitas merk dari pelanggan dan mengakibakan berkurangnya kepekaan tehadap harga. Mencapai diferensiasi akan berarti mengorbankan posisi biaya jika kegiatan untuk menciptakan produk mahal. 3) Fokus Strategi fokus dibangun untuk melayani target tertentu secara baik, dan semua kebijakan fungsional dikembangkan atas dasar pemikiran ini. Perusahaan yang memilih strategi fokus juga secara potensial dapat menghasilkan laba di atas ratarata industrinya. Strategi fokus dapat berarti bahwa perusahaan mempunyai posisi biaya rendah dengan target strategisnya, diferensiasi, atau kedua-duanya. Strategi fokus juga dapat digunakan untuk memilih target yang tidak rawan terhadap produk penganti atau dimana pesaing lemah. Strategi ini mungkin memerlukan pengorbanan posisi biaya keseluruhan. Menurut David (2004) strategi generik dibagi empat, yaitu strategi integrasi vertikal, strategi intensif, strategi diversifikasi, dan strategi devensif. 1) Strategi Integrasi vertikal Strategi integrasi vertikal merupakan suatu strategi yang memungkinkan perusahaan mendapatkan kontrol atas distributor, pemasok, dan atau pesaing. Strategi ini dibagi menjadi tiga yaitu : a) Strategi Integrasi ke Depan (forward integrations) Strategi ini melibatkan akuisisi kepemilikan atau peningkatan kontrol atas distributor atau pengecer. Cara yang efektif untuk mengimplementasikan integrasi ke depan adalah waralaba (franchising). 31

4 b) Strategi Integrasi ke Belakang (backward integrations) Strategi ini merupakan strategi untuk mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pemasok perusahaan. Integrasi ke belakang sangat cocok ketika pemasok perusahaan saat ini tidak dapat diandalkan, terlalu mahal, atau tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan, c) Strategi Integrasi Horizontal Integrasi horizontal mengacu pada strategi yang mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pesaing perusahaan. 2) Strategi Intensif Strategi intensif bisaanya digunakan perusahaan ketika posisi kompetitif perusahaan dengan produk yang ada saat ini akan membaik. Strategi ini dibagi menjadi tiga yaitu : a) Strategi Penetrasi Pasar ( market penetration) Strategi ini berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk produk/jasa saat ini melalui upaya pemasaran yang lebih besar. Penetrasi pasar mencakup meningkatkan jumlah tenaga penjual, jumlah belanja iklan, menawarkan promosi penjualan yang ekstensif, atau meningkat usaha publisitas. b) Strategi Pengembangan Pasar (market development) Strategi ini melibatkan pengenalan produk pada saat ini ke area geografi yang baru. c) Strategi Pengembangan Produk (Product development) Strategi ini merupakan strategi yang mencari peningkatan penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produk/jasa saat ini. Pengembangan produk biasanya melibatkan biaya Litbang yang besar. 3) Strategi Diversifikasi Terdapat tiga tipe umum dari strategi diversifikasi, yaitu : a) Strategi Konsentrik Strategi ini dilakukan perusahaan dengan cara menambah produk atau jasa baru yang masih berhubungan. b) Strategi Horizontal Strategi ini dilakukan perusahaan dengan cara menambah produk atau jasa baru yang tidak berkaitan untuk pelanggan saat ini. Tujuan strategi ini 32

5 adalah menambah produk baru yang tidak berhubungan untuk memuaskan pelanggan yang sama. c) Strategi Konglomerat Strategi ini dilakukan perusahaan dengan cara menambah produk atau jasa baru yang tidak berkaitan untuk pelanggan saat ini. Tujuan strategi ini adalah menambah produk baru yang tidak berhubungan untuk memuaskan pasar yang berbeda. 4) Strategi Devensif Strategi ini dibagi tiga, yaitu sebagai berikut : a) Strategi Retrechment Strategi ini terjadi ketika suatu organisasi mengelompokan ulang melalui pengurangan aset dan biaya untuk membalikan penjualan dan laba yang menurun. Kadang-kadang strategi ini disebut sebagai berputar atau reorganisasi. b) Strategi Divestasi Strategi ini dilakukan dengan menjual satu divisi atau bagian dari suatu organisasi yang bertujuan untuk akuisisi strategis atau investasi lebih lanjut. Divestasi dapat menjadi bagian untuk menyingkirkan bisnis perusahaan yang tidak menguntungkan, membutuhkan banyak modal, atau yang tidak cocok dengan aktivitas perusahaan lainnya. c) Strategi Likuidasi Strategi ini dilakukan dengan menjual seluruh aset perusahaan bila secara terpisah-pisah atau sepotong-potong untuk nilai rillnya Konsep Manajemen Strategis Menurut Glueck dan Jouch (1991) manajemen strategis merupakan arus keputusan dan tindakan yang mengarah pada pengembangan suatu strategi atau strategi-strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan. Proses manajemen strategis adalah jalan dengan jalan mana para perencana strategi menentukan sasaran dan membuat kesimpulan strategis. Dirgantoro (2001) mengatakan bahwa secara garis besar, terdapat tiga elemen besar yang membentuk manajemen strategi ketiga elemen itu adalah analisa lingkungan internal dan eksternal, penetapan visi, misi dan objektif serta strategi. 33

6 Proses Manajemen strategis Analisis dan diagnosis Pilihan Pelaksanaan evaluasi Perencana Perusahaan Unsur-unsur manajamen strategis Ancaman dan Peluang lingkungan Keunggulan Persaingan Internal Mempertimbangkan stretegi alternatif Memilih strategi Sumberdaya dan struktur Kebijakan dan administrasi Evaluasi terhadap hasil dan strategi Tujuan perusahaan Menentukan tujuan dan penilaian dari pembuat keputusan tepenting dan perusahaan Meneliti lingkungan dan diagnosis dampak faktorfaktor yang penting Meneliti dan mendiagnosis kekuatan dn kelemahn perusahaan Memastikan bahwa strategi paling tepat dipilih Mengalokasi sumberdaya dan mengorganisasi kannya sesuai dengan strategi Menyesuaikan kebijakan fungsional dan gaya adminisrasi dengan srategi Memastikan bahwa strategi dan pelaksanaan akan mencapai tujuan Gambar 3. Model Manajemen Strategis Sumber : Glueck dan Jauch (1991) Umpan Balik 34

7 Analisis Lingkungan Lingkungan yang relevan sangat luas meliputi kekuatan-kekuatan sosial dan kekuatan-kekuatan ekonomi, aspek utama dari lingkungan perusahaan adalah industri dimana perusahaan itu berada dan bersaing. Kekuatan-kekuatan di luar industri penting terutama dalam artian yang relatif, karena kekuatan luar biasanya mempengeruhi semua perusahaan yang ada dalam suatu industri (Porter 2004). Lingkungan harus dipantau oleh perencana strategi. Dengan memantau sektor perencana strategi mengidentifikasi strategi yang sedang berjalan yang digunakan perusahaan untuk menghubungkannya dengan lingkungan dan menganalisi ulang asumsi-asumsi tentang hubungan perusahaan dengan lingkungan, dengan mencatat mana yang masih tetap berlaku dan mana yang telah berubah (Jauch & Glueck 1991). Lingkungan perusahaan dibagi menjadi dua, yaitu lingkungan internal dan lingkungan Eksternal a. Analisis Lingkungan Internal Menurut David (2004) analisis internal adalah analisis terhadap aktivitas perusahaan, hal ini berkaitan dengan identifikasi kekuatan dan kelemahan. Kekuatan merupakan suatu kelebihan khusus yang memberikan keungulan komparatif di dalam suatu industri yang berasal dari organisasi. Kelemahan merupakan keterbatasan dan kekurangan dalam hal sumberdaya, keahlian dan kemampuan yang nyata menghambat aktivitas keragaan organisasi. Terdapat beberapa faktor yang diidentifikasi dalam lingkungan internal perusahaan, yaitu : 1) Fungsi Operasi dan Produksi Fungsi ini terdiri atas semua aktivitas yang mengubah input menjadi barang atau jasa. Manajemen produksi/operasi terdiri atas lima area keputusan atau fungsi yaitu proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja, dan kualitas. 2) Fungsi Keuangan Dana merupakan suatu kebutuhan dalam menjalankan proses produksi. Oleh karena itu, keberlangsungan dana jangka panjang dan pendek harus selalu diperhatikan. 35

8 3) Fungsi Pemasaran Fungsi ini berhubungan dengan bauran pemasaran. Menurut Tjiptono (2007) bauran pemasaran 7P lebih aplikatif untuk sektor jasa. 7P terdiri dari Product, Price, Place, Promotion, People, Process, Physical Evidence. 4) Penelitian dan Pengembangan Perusahaan harus memperhatikan bidang ini, terutama perusahaan yang akan melakukan pengembangan. Bagian ini diperlukan untuk menciptakan produk baru dan meningkatkan kualitas produk. Selain itu, bidang ini juga mempengaruhi kebutuhan modal suatu organisasi. 5) Sumberdaya Manusia Manusia merupakan faktor yang sangat penting bagi perusahaan. Keterampilan sumberdaya manusia mempengaruhi pengelolaan manajemen perusahaan. 6) Manajemen Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan proses penggunaan semua sumberdaya organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Terdapat lima fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf, dan pengendalian. b. Analisis Lingkungan Eksternal Analisis lingkungan eksternal adalah pengungkapan peluang dan ancaman utama yang dihadapi perusahaan sehingga perusahaan akan bisa mendapatkan keuntungan dari peluang yang ada dan sebaliknya ancaman yang muncul dari lingkungan perusahaan akan berusaha untuk menghindarinya (David 2004). Menurut Pearce dan Robinson (2007) lingkungan eksternal dapat dibagi menjadi tiga subsektor yang saling terkait yaitu faktor-faktor lingkungan jauh, faktorfaktor dalam lingkungan industri, dan faktor-faktor dalam lingkungan operasi. Pada penelitian ini, lingkungan eksternal yang dikaji meliputi lingkungan jauh dan lingkungan industri. 36

9 1) Lingkungan Jauh Lingkungan jauh terdiri dari faktor-faktor yang bersumber dari luar dan bisaanya tidak berhubungan situasi operasional suatu perusahaan tertentu, yaitu faktor ekonomi, sosial, politik, dan faktor teknologi. a) Faktor Ekonomi Faktor ini berkaitan dengan sifat dan arah sistem ekonomi tempat suatu perusahaan beroperasi, misalnya pola konsumsi, ketersediaan kredit secara umum, tingkat penghasilan yang siap dibelanjakann (diposible income), kecenderungan belanja masyarakat (propensity to spend), suku bunga primer, laju inflasi, dan kecenderungan pertumbuhan PNB. b) Faktor Sosial Faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan meliputi kepercayaan, nilai, sikap, opini, dan gaya hidup dari orang-orang eksternal perusahaan. Faktor sosial ini biasanya dikembangkan dari kondisi kultural, ekologi, demografi, agama, pendidikan, dan kondisi etnik. c) Faktor Politik Kendala politik dikenakan atas perusahaan melalui keputusan tentang perdagangan yang adil, UU antitrust, program perpajakan, ketentuan upah minimum, kebijakan tentang polusi dan ketetapan harga, batasan administratif dan tindakan-tindakan lainnya untuk melindungi pekerja, konsumen, masyarakat umum, dan lingkungan. Tindakan politik juga dirancang untuk melindungi dan memberi manfaat bagi perusahaan, misalnya UU paten, subsidi pemerintah, dan hibah dana riset produk. d) Faktor Teknologi Adaptasi teknologi yang kreatif dapat membuka kemungkinan timbulnya produk baru, penyempurnaan produk yang sudah ada, atau penyempurnaan dalam teknik manufaktur dan pemasaran. 2) Lingkungan Industri Struktur industri mempunyai pengaruh yang kuat dalam menentukan aturan permainan persaingan selain juga strategi-strategi yang secara potensial tersedia bagi perusahaan. Kekuatan-kekuatan di luar industri penting karena kekuatan-kekuatan luar biasanya mempengaruhi semua perusahaan yang ada 37

10 dalam suatu industri, maka kuncinya terletak pada kemampuan yang berlainan diantara perusahaan-perusahaan untuk menanggulanginya. Keadaan persaingan dalam suatu industri tergantung pada lima kekuatan pokok yaitu ancaman masuknya pendatang baru, kekuatan tawar menawar pembeli, ancaman produk atau jasa penganti, kekuatan tawar menawar pemasok, dan persaingan diantara perusahaan yang ada (Porter 2004). PENDATANG BARU POTENSIAL Ancaman masuknya pendatang baru Kekuatan tawarmenawar pemasok PARA PESAING INDUSTRI Kekuatan tawar- menawar pembeli PEMASOK Persaingan diantara perusahaan yang ada PEMBELI Ancaman produk atau jasa pengganti Gambar 4. Kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi industri Sumber : Porter (2004) 1) Ancaman Pendatang Baru Pendatang baru pada suatu industri membawa kapasitas baru, keinginan untuk merebut bagian pasar, serta sering kali juga sumberdaya yang besar. Akibatnya harga menjadi turun atau biaya membengkak sehingga mengurangi kemampulabaan. Ancaman masuknya pendatang baru tergantung pada rintangan masuk yang ada, digabung dari reaksi para pesaing yang sudah ada yang dapat diperkirakan oleh pendatang baru. Ada tujuh rintangan masuk, yaitu : PRODUK PENGGANTI 38

11 a) Skala Ekonomi Skala ekonomis mengambarkan turunnya biaya satuan (unit cost) suatu produk (atau operasi atau fungsi yang dilakukan untuk menghasilkan produk) apabila volume absolut per periode meningkat. Skala ekonomis menghalangi masuknya pendatang baru dengan memaksa mereka untuk masuk dalam skala besar dan mengambil resiko menghadapi reaksi yang keras dari pesaing yang ada atau masuk pada tingkat biaya kecil dan beroperasi dengan tingkat biaya yang tidak menguntungkan. b) Diferensiasi Produk Diferensiasi produk artinya perusahaan tertentu mempunyai identifikasi merk dan kesetiaan pelanggan yang disebabkan oleh periklanan, pelayanan pelangan, perbedan produk dimasa yang lampau, atau sekedar hanya merupakan perusahaan pertama yang memasuki industri. Diferensiasi menciptakan hambatan masuk dengan memaksa pendatang baru mengeluarkan biaya yang besar untuk mengatasi kesetiaan pelanggan yang ada. c) Kebutuhan Modal Modal yang sangat besar untuk periklanan yang tidak dapat kembali atau untuk kegiatan penelitian dan pengembangan yang penuh risiko dapat menciptakan hambatan masuk. d) Biaya Beralih Pemasok Hambatan masuk tercipta dengan adanya biaya beralih pemasok. Biaya beralih pemasok yaitu biaya satu kali yang harus dikeluarkan oleh pembeli bilamana berpindah dari produk pemasok satu ke pemasok lainnya. Biaya peralihan ini dapat berupa biaya melatih kembali karyawan, biaya peralatan perlengkapan baru, biaya dan waktu untuk menguji dan menerima sumber baru, kebutuhan akan bantuan teknis sebagai akibat dari ketergantungan dari rekayasa penjual, desain ulang produk, atau bahkan biaya psikis karena meruksak hubungan. e) Akses ke Saluran Distribusi Bilamana saluran distribusi suatu produk telah ditangani oleh perusahaan yang mapan, perusahan baru harus membujuk saluran tersebut agar mau 39

12 menerima produknya melalui cara-cara penurunan harga, kerjasama periklanan dan yang lainnya yang dapat mengurangi laba. Kadang-kadang hambatan masuk ini cukup tinggi sehingga pendatang baru harus benarbenar membuka saluran baru. f) Kebijakan Pemerintah Pemerintah dapat membatasi atau menutup kemungkinan masuk ke dalam industri dengan peraturan-peraturan seperti persyaratan lisensi dan akses terhadap bahan baku. g) Biaya tak Menguntungkan Terlepas dari Skala Perusahaan yang telah mapan mempunyai keungulan biaya yang tidak mungkin dapat ditiru oleh pendatang baru. Keunggulan itu meliputi teknologi produk milik sendiri dan kepemilikannya melalui hak paten, penguasaan yang menguntungkan atas bahan baku, lokasi yang menguntungkan, subsidi pemerintah, serta kurva belajar atau pengalaman yang dapat menyebabkan biaya satuan akan menurun sejalan dengan kumulatif dari pengalaman. Selain itu, tindakan perlawanan dari para pesaing yang diperkirakan oleh pendatang baru juga akan mempengaruhi kemungkinan masuknya pendatang baru Jika pesaing akan bereaksi keras terhadap pendatang baru maka masuknya pendatang baru juga akan terhambat. 2) Tingkat Rivalitas Diantara Pesaing yang Ada Rivalitas di kalangan pesaing berbentuk perlombaan untuk mendapatkan posisi. Gerakan persaingan oleh suatu perusahaan mempunyai pengaruh yang besar terhadap pesaingnya, artinya peruhaan saling tergantung satu sama lain. Persaingan yang tajam merupakan akibat dari sejumlah faktor-faktor struktural yang saling bereaksi. a) Jumlah Pesaing yang Banyak dan Tidak Seimbang Jumlah pesaing yang besar mengakibatkan persaingan yang ada pun besar. Beberapa perusahaan mungkin berhadapan bahwa mereka tidak dapat bergerak tanpa diketahui lawan. 40

13 b) Pertumbuhan Industri yang Lamban Pertumbuhan industri yang lamban mengubah persaingan menjadi ajang untuk berebut pasar. c) Biaya Tetap atau Biaya Penyimpanan yang Tinggi Biaya tetap yang tinggi menciptakan tekanan yang berat terhadap semua perusahaan untuk mengisi kapasitas yang seringkali membawa kepada penurunan harga yang cepat bila terjadi kapasitas yang berlebih. d) Ketiadaan Diferensiasi atau Biaya Peralihan Produk dipandang sebagi komoditas oleh konsumen sehingga yang membedakannya adalah harga dan pelayanan. Desakan untuk persaingan harga dan pelayanan yang tajam dapat terjadi. e) Penambahan Kapasitas dalam Jumlah yang Besar Penambahan kapasitas dapat secara kronis meruksak keseimbangan penawaran/permintaan dalam industri, khususnya bila terdapat risiko penambahan kapasitas yang mengelompok. f) Pesaing yang Beragam Pesaing yang beragam mengakibatkan adanya kesulitan untuk menerka keinginan pihak lain secara akurat dan bersepakat untuk membuat aturan main dalam industri. g) Taruhan Strategi yang Besar Persaingan dalam suatu industri menjadi makin tidak menentu jika sebuah perusahaan mempunyai taruhan yang besar untuk mencapai sukses disitu. h) Hambatan Pengunduran Diri yang Tinggi Hambatan pengunduran diri yang tinggi menyebabkan perusahaan yang kalah dalam persaingan tidak akan menyerah kalah. Sumber-sumber utama hambatan pengunduran tinggi adalah harta khusus, biaya tetap pengunduran diri, tata hubungan strategis, hambatan emosional, serta hambatan oleh pemerintah dan sosial. 3) Tekanan dari Produk Penganti Produk pengganti membantai laba potensial dari industri dengan menetapkan harga pagu yang dapat diberikan oleh perusahaan dalam industri. Makin 41

14 menarik alternatif harga yang ditawarkan oleh produk pengganti, makin ketat pembatasan laba industri. Produk pengganti yang perlu mendapatkan perhatian besar adalah produk-produk yang mempunyai kecenderungan untuk memiliki harga atau prestasi yang lebih baik ketimbang produk industri atau dihasilkan oleh industri yang berlaba tinggi. 4) Kekuatan Tawar Menawar Pembeli Pembeli bersaing dalam industri dengan cara memaksa harga turun, mutu tinggi dan pelayanan yang lebih baik. Kelompok pembeli kuat jika kelompok pembeli terpusat atau membeli dalam jumlah relatif besar, produk industri merupakan produk yang mengunakan biaya besar dari pembeli, produk industri standard dan tidak terdiferensiasi, biaya peralihan kecil, pembeli menunjukan ancaman untuk melakukan integrasi balik, pembeli mendapatkan laba yang kecil, produk industri tidak penting bagi produk/jasa pembeli, dan pembeli mempunyai informasi yang lengkap. 5) Kekuatan Tawar Menawar Pemasok Pemasok dapat mengunakan kekuatan tawar menawar terhadap industri dengan mengancam akan menaikan harga atau menurunkan mutu produk/jasa yang dibeli. Pemasok kuat jika pemasok didominasi oleh beberapa perusahaan, tidak ada produk pengganti lain, industri bukan pelanggan penting bagi kelompok, produk pemasok merupakan input penting bagi industri, produk pemasok terdeferensiasi dan menciptakan biaya peralihan, dan pemasok memperlihatkan ancaman integrasi maju Penetapan Visi, Misi dan Objective Dirgantoro (2004) menyatakan bahwa visi adalah suatu pandangan yang jauh tentang perusahaan, tujuan-tujuan perusahaan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Misi lebih spesifik lagi daripada visi. Misi lebih ditujukan untuk menjawab pertanyaan What is our business sedangkan visi untuk menjawab pertanyaan What do we want to become. Informasi yang bisa didapatkan dalam statemen misi adalah customer, produk dan jasa perusahaan, pasar, teknologi, tujuan, filosofi perusahaan, image, concern terhadap karyawan, serta concern untuk pertumbuhan, keuntungan, survive. Objektive lebih kepada 42

15 penetapan target secara spesifik dan sedapat mungkin terukur, yang ingin dicapai oleh perusahaan untuk jangka waktu tertentu. Secara hierarki visi berada paling atas sedangkan misi lebih memperjelas dan secara lebih detail lagi target yang ingin dicapai dinyatakan sebagai objective Strategi Strategi dibagi ke dalam tiga tahapan yaitu formulasi strategi, implementasi strategi dan pengendalian strategi. Formulasi strategi menekankan kepada aktivitas-aktivitas utama antara lain menyiapkan strategi alternatif, pemilihan strategi, dan menetapkan strategi yang akan digunakan. Pada tahap implementasi beberapa aktivitas yang mendapat penekanan antara lain menetapkan tujuan tahunan, menetapkan kebijakan, memotivasi karyawan, mengembangkan budaya yang didukung, menetapkan struktur organisasi yang efektif, menyiapkan budget, mendayagunakan sistem informasi, dan menghubungkan kompensasi karyawan dengan performace perusahaan. Untuk melihat sejauh mana efektivitas dari implementasi strategi maka dilakukan tahapan evaluasi strategi. Evaluasi strategi mencakup aktivitas review faktor internal dan eksternal yang merupakan dasar dari strategi yang ada, menilai performance strategi dan melakukan langkah koreksi (Dirgantoro 2004) Matrik IFE dan EFE Pembuatan matrik evaluasi faktor internal (EFI) merupakan tahap akhir analisis lingkungan internal perusahaan berupa kekuatan dan kelemahan dengan beberapa variabel. Pembuatan matrik evaluasi faktor ekternal (EFE) merupakan tahap akhir dari analisis lingkungan eksternal perusahaan berupa peluang dan ancaman beberapa variabel. Hal ini dilakukan untuk merangkum kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman sebelum dimasukan ke dalam matrik IE dan matrik SWOT. Matrik EFI atau internal faktor Evaluation (IFE) dan eksternal faktor Evaluation (EFE) merupakan dasar bagi tahap analisis selanjutnya, yaitu matrik IE dan SWOT yang merupakan alat analisis yang berfungsi untuk memberikan alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan. 43

16 3.1.5 Matrik IE Matrik IE diperoleh dari gabungan bobot skor matrik IFE dan EFE. Bobot yang diperoleh tersebut kemudian diplotkan pada matrik IE. Matrik IE bermanfaat untuk memposisikan suatu perusahaan atau unit bisnis Matrik IE terdiri dari sembilan sel dimana setiap selnya mempunyai alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan yang gabungan bobot IFE dan EFE-nya berada pada sel tersebut Matrik SWOT Analisis SWOT merupakan analisis yang menggabungkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Analisis ini merupakan identifikasi yang sistematis yang mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki organisasi atau perusahaan dengan peluang dan ancaman lingkungan yang dihadapi oleh perusahaan yang bersangkutan, sehingga hasil dari analisis SWOT ini merupakan kombinasi terbaik diantara keempatnya. Hasil dari analisis SWOT merupakan alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan dengan memaksimalkan kekuatan untuk menutupi kelemahan yang ada dan mendapatkan peluang serta menghindari ancaman Matrik QSP (QSPM) Matrik perencanaan strategi kuantitatif (QSPM) merupakan tahap akhir dari kerangka kerja analisis perumusan strategi, teknik ini secara objektif mengindikasikan alternatif strategi mana yang terbaik dan alternatif strategi yang layak dipertimbangkan. QSPM merupakan teknik analisis dalam litelatur yang didesain untuk menentukan daya tarik relatif dan alternatif tindakan yang layak (David 2004). Setelah melewati tahap input dan pencocokan, perusahaan harus dapat mengambil keputusan tentang strategi terbaik dan paling cocok diterapkan dengan kondisis lingkungan internal dan eksternalnya. Analisis QSPM memungkinkan alternatif strategi dievaluasi untuk mendapatkan alternatif strategi secara objektif berdasarkan penilaian intuitif yang baik terhadap faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya (David 2004). 44

17 3.2 Kerangka Pemikiran Operasional KAS memiliki potensi yang dapat terus dikembangan. Pengembangan wisata agro KAS di Kabupaten Sumedang, dapat memberikan kontribusi yang cukup besar bagi Kabupaten Sumedang. KAS berada dibawah pembinaan Pemkab Sumedang. Keberadaan KAS diharapkan dapat meningkatkan pendapatan daerah Kabupaten Sumedang, pendapatan masyarakat sekitar, menciptakan lapangan kerja, dan kesempatan usaha yang mendorong perekonomian melalui pemanfaatan dan pengembangan produk pertanian. KAS mengenalkan pertanian secara terpadu dengan menerapkan teknologi modern. Lokasinya yang berada di dataran tinggi memberikan keindahan tersendiri. Suasana pengunungan mengakrabkan pengunjung untuk merasa lebih dekat dengan alam. Kunjungan wisatawan ke objek wisata ini masih kurang. Target jumlah pengunjung tidak terpenuhi setiap bulannya, hanya beberapa bulan dalam setiap tahunnya yang memenuhi target. Saat ini, dari 95,345 Ha luas lahan yang tersedia untuk KAS, KAS baru bisa memanfaatkan lahan sebesar 20 ha. Selain itu, KAS relatif belum diketahui masyarakat umum. Oleh karena itu, pengembangan KAS perlu memikirkan langkah-langkah strategis agar tujuan dibangunnya KAS bisa tercapai. Sebelum merumuskan strategi, hal yang perlu diperhatikan adalah mengidentifikasi visi, misi, dan tujuan KAS. Selain itu, kesinambungan strategi dengan lingkungan wisata agro KAS baik itu lingkungan internal KAS maupun lingkungan eksternal. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan atau melihat kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman wisata agro KAS. Lingkungan internal dianalisis dengan menggunakan matrik IFE dan lingkungan eksternal dianalisis dengan menggunakan matrik EFE. Hasil dari matrik IFE dan EFE menjadi masukan dalam pencocokan faktor-faktor tersebut dengan menggunakan analisis SWOT. Hasil dari analisis SWOT berupa alternatif-alternatif strategi yang dapat digunakan oleh KAS dalam melakukan pengembangan usahanya. Hasil dari matrik IFE dan EFE juga digunakan untuk mengetahui posisi perusahaan melalui matrik IE. Tahap selanjutnya adalah penentuan keputusan dengan menggunakan matrik QSP (QSPM). 45

18 Bagan Alur Kerangka Operasional Kawasan Agroteknobisnis Sumedang (KAS) Potensi Diharapkan dapat meningkatkan pendapatan daerah Kabupaten Sumedang Mengenalkan pertanian secara terpadu dengan teknologi modern Kendala Tidak tercapainya target jumlah pengunjung Potensi KAS belum termaksimalkan Perlunya perumusan strategi pengembangan wisata agro yang tepat bagi KAS Identifikasi visi, misi, dan tujuan KAS Analisis Lingkungan internal melalui matrik IE Manajemen Pemasaran Keuangan/akuntasi Produksi dan Operasi Sumberdaya Manusia Penelitian dan pengembangan Analisis lingkungan eksternal melalui matrik EFE a. Lingkungan Jauh Faktor Politik Faktor Ekonomi Faktor Teknologi Faktor Sosial b. Lingkungan Industri Persaingan antar perusahaan sejenis Masuknya pesaing baru Produk subtitusi Kekuatan tawar menawar pemasok Kekuatan tawar menawar pembeli Pencocokan dan perumusan alternatif strategi melalui matrik IE dan SWOT Pemilihan Strategi yang tepat melalui matrik QSP Strategi Pengembangan wisata Agro KAS Gambar 5. Kerangka Operasional Pengembangan Wisata Agro KAS 46

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Pengertian Strategi Strategi adalah rencana yang mengandung cara komprehensif dan integratif yang dapat dijadikan pegangan untuk bekerja,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Strategi juga merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Perusahaan Manajemen meliputi perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengendalian atas keputusan-keputusan dan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Strategi Strategi berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti seni berperang. Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau skema

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Seiring dengan semakin banyaknya ketidakpastian yang membuat orang memerlukan strategi untuk menghadapi dan mengantisipasinya,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 20 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Menurut Jauch dan Glueek dalam Rosita (2008), bahwa strategi merupakan rencana yang disatukan, menyeluruh serta terpadu yang

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini membahas tentang : konsep strategi, manajemen strategi, analisis faktor internal dan eksternal serta

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Manajemen strategi (strategic management) dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Strategi Strategi berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti seni berperang. Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau skema

Lebih terperinci

KUESIONER ANALISIS KOMPETITIF (Menggunakan Model PORTER: 5 kekuatan persaingan pokok)

KUESIONER ANALISIS KOMPETITIF (Menggunakan Model PORTER: 5 kekuatan persaingan pokok) L-2 KUESIONER NLISIS KOMPETITIF (Menggunakan Model PORTER: 5 kekuatan persaingan pokok) 1. erikan tanda ( ), untuk faktor yang relevan dengan usaha Indigrow pada kotak yang disediakan disebelah kiri faktor

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Manajemen Strategi Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dalam

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 18 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Ada beberapa konsep pemikiran yang melandasi penelitian ini. Konsepkonsep pemikiran tersebut merupakan teori yang mendukung penelitian ini

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Strategi Menurut Glueck dan Jauch (1998, p.12) Strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Pengembangan Usaha Bagi wirausahawan sejati, pengembangan usaha mempunyai makna yang luhur dan tidak hanya sekedar mengeruk keuntungan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis Strategi merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya. Strategi akan memaksimalkan keunggulan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Strategi Menurut Robbins dan Coulter (2014:266) Strategi adalah rencana untuk bagaimana sebuah organisasi akan akan melakukan apa yang harus dilakukan dalam bisnisnya,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pasar Pasar dapat didefinisikan dengan berbagai cara. Awalnya, sebuah pasar didefinisikan sebagai sebuah tempat fisik di mana pembeli dan penjual bertemu.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.1 Konsep Strategi Mengikuti modus opini istilah strategi dalam bahasa yunani disebut strategos. Kembali ke dalam bahasa Indonesia strategos

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya jumlah penjualan mobil dari tahun ke tahun. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa, para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya jumlah penjualan mobil dari tahun ke tahun. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa, para pelaku 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan industri otomotif di Indonesia dalam beberapa tahun ini berkembang dengan sangat pesat dan diperkirakan akan terus bertambah dalam beberapa

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Wisata Agro Tambi yang terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Strategi 2.1.1 Pengertian Strategi Istilah startegi berasal dari kata Yunani, strategia (stratus = militer dan ag= memimpin) yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seseorang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Manajemen Manajemen mengacu pada proses dalam menyelesaikan suatu aktivitas secara efisien dengan dan melalui orang lain (Robbin, 1991).

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Manajemen Strategi Strategi banyak digunakan untuk masa jangka panjang dalam menjalankan serangkaian kegiatan baik dalam hal bisnis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen s 2.1.1 Pengertian Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu rencana yang berskala besar, dengan berorientasi ke masa depan guna untuk

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Menurut David (2008) strategi merepresentasikan tindakan yang akan diambil

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Strategi Strategi adalah alat yang memiliki skema untuk mencapai sasaran jangka panjang. Strategi adalah istilah yang diambil dari zaman

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kawasan Agroteknobisnis Sumedang (KAS), Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat. Penentuan lokasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Definisi Manajemen Menurut Stephen P. Robins dan Mary Coulter (2012:9) manajemen adalah mengkoordinasikan dan mengawasi kegiatan kerja orang lain sehingga kegiatan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Daya Saing

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Daya Saing 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Daya Saing Konsep daya saing berhubungan dengan kemampuan meningkatkan posisi tawar (bargaining position) dalam memaksimalkan pencapaian tujuan (Tamba, 2004). Untuk meraih kesuksesan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pengertian Strategi Menurut David (2009, p18) Strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang hendak dicapai. Strategi bisnis mencakup ekspansi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. Pelni merupakan perusahaan pelayaran nasional yang bergerak dalam bidang jasa dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal pelayanan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. lebih lanjut dalam perencanaan dan perumusan strategi bisnis. Jadi akan di jabarkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. lebih lanjut dalam perencanaan dan perumusan strategi bisnis. Jadi akan di jabarkan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Ada pengkajian yang secara teoritis menjadi landasan teori yang di rumuskan lebih lanjut dalam perencanaan dan perumusan strategi bisnis. Jadi akan di jabarkan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Analisis Usaha Keberhasilan usaha dapat dilihat dengan cara melakukan analisis pendapatan. Komponen yang digunakan adalah biaya investasi,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategis 2.1.1 Pengertian Strategi Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu rencana yang berskala besar, dengan berorientasi ke masa

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari penulusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Adapun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Konsep Strategis Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan dan dalam perkembangannya konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Proses merumuskan strategi melibatkan beberapa konsep teoritis yang menyampaikan informasi mengenai objek dan berperan sebagai dasar yang umum dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Daya Saing 2.1.1 Pengertian Daya Saing Perusahaan yang tidak mempunyai daya saing akan ditinggalkan oleh pasar. Karena tidak memiliki daya saing berarti tidak memiliki keunggulan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Persaingan antar organisasi bisnis yang semakin ketat beberapa dekade terakhir

BAB 2 LANDASAN TEORI. Persaingan antar organisasi bisnis yang semakin ketat beberapa dekade terakhir 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Umum Strategi Persaingan antar organisasi bisnis yang semakin ketat beberapa dekade terakhir sebelum era Millenium baru, nampaknya akan menjadi bertambah sengit setelah

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN BAB II MANAJEMEN PEMASARAN 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk/jasa. Pemasaran yang ahli bukan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis digunakan untuk mencari kebenaran deduktif dengan menarik kesimpulan khusus dari pernyataan-pernyaatan yang bersifat

Lebih terperinci

KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK

KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK S. Marti ah / Journal of Applied Business and Economics Vol. No. 1 (Sept 2016) 26-4 KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK Oleh: Siti Marti ah Program Studi Teknik Informatika Fakultas

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Bersaing Perusahaan Perusahaan dalam suatu industri selalu mengalami persaingan dalam menjalankan usahanya. Persaingan tersebut timbul

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2007, p7), manajemen adalah proses pengoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada usaha Durian Jatohan Haji Arif (DJHA), yang terletak di Jalan Raya Serang-Pandeglang KM. 14 Kecamatan Baros, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan

BAB II URAIAN TEORITIS. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan berkembang. Tujuan tersebut hanya dapat dicapai melalui usaha mempertahankan dan meningkatkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pemasaran adalah faktor penting dalam manajemen perusahaan. Strategi pemasaran yang diterapkan harus seiring dengan misi dan tujuan perusahaan. Strategi

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR

PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Abstrak: Perubahan lingkungan industri dan peningkatan persaingan

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN 37 IV. METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Loka Farm yang terletak di Desa Jogjogan, Kelurahan Cilember, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi ini

Lebih terperinci

BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING

BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING 3.1 SWOT UNTUK FORMULASI STRATEGI Analisis SWOT didasarkan pada logika, yaitu memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat

Lebih terperinci

Aspek ekonomi dan sosial

Aspek ekonomi dan sosial Aspek ekonomi dan sosial Pengertian Aspek Ekonomi dan Sosial Aspek ekonomi dan sosial merupakan pengaruh apa yang akan terjadi dengan adanya perusahaan, khususnya dibidang perekonomian masyarakat tempatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA. kompetitif sendiri, agar tidak kalah dalam persaingan global, baik itu

BAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA. kompetitif sendiri, agar tidak kalah dalam persaingan global, baik itu BAB IV ANALISIS DATA A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA Diberlakukannya ACFTA sebagai sebuah perdagangan bebas, memaksa setiap industri atau perusahaan harus mempunyai keunggulan kompetitif

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP)

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP) 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica Buah carica atau pepaya gunung merupakan rumpun buah pepaya yang hanya tumbuh di dataran tinggi. Di dunia, buah carica hanya tumbuh di tiga negara yaitu Amerika Latin,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.10 Pengertian Pemasaran Kemajuan zaman yang membawa masalah-masalah dan kesempatankesempatan baru telah menjadi sebab menariknya pengetahuan pemasaran bagi perusahaan-perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rahat Cafe 1 yang berlokasi di Jalan Malabar 1 No.1 (samping Pangrango Plaza) kota Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik 96 BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik Analisis lingkungan membantu perusahaan dalam menentukan langkah strategi yang tepat dalam

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Manajemen Strategis Strategi adalah rencana yang mengandung cara komprehensif dan integratif yang dapat dijadikan pegangan untuk bekerja,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Koperasi Unit Desa (KUD) Puspa Mekar yang berlokasi di Jl. Kolonel Masturi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGIS. Roedhy Poerwanto Departemen Agronomi & Hortikultura Faperta-IPB

PERENCANAAN STRATEGIS. Roedhy Poerwanto Departemen Agronomi & Hortikultura Faperta-IPB PERENCANAAN STRATEGIS Roedhy Poerwanto Departemen Agronomi & Hortikultura Faperta-IPB Audit External Visi & Misi Audit Internal Tujuan Jangka Panjang Strategi Implementasi Strategi Isu Manajemen Implementasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 33 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil, dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi

Lebih terperinci

PORTER 5 FORCES. Analisis potensi..., Dian Lestari, FT UI, 2007

PORTER 5 FORCES. Analisis potensi..., Dian Lestari, FT UI, 2007 BAB 3. PORTER 5 FORCES Pemodelan Porter 5 Forces dikembangkan pertama kali oleh Michael Porter. Porter 5 Forces adalah tool yang digunakan untuk menganalisis bagaimana lingkungan yang kompetitif akan berpengaruh

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2007:7) manajemen adalah suatu proses mengkoordinasikan aktivitas aktivitas pekerjaan, sehingga pekerjaan tersebut dapat terselesaikan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka teoritis merupakan kumpulan teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Dari semua teori ilmiah yang ada, teori yang relevan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Ruang Lingkup Koperasi Koperasi adalah suatu bentuk kerja sama yang dilakukan oleh sekumpulan orang yang memiliki kesamaan kebutuhan hidup.

Lebih terperinci

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN Jurnal : MATRIK Teknik Industri Universitas Muhammdiyah Gresik, Volume: XII, Nomor : 2, Bulan : Maret 2012, ISSN: 1693-5128 ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN Suhartini Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada Era Globalisasi ini, aktivitas pembangunan dan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada Era Globalisasi ini, aktivitas pembangunan dan perekonomian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada Era Globalisasi ini, aktivitas pembangunan dan perekonomian semakin berkembang. Persaingan bisnis perusahaan-perusahaan semakin ketat. Hal ini tidak

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di perusahaan Tyas Orchid yang berkantor di Bukit Cimanggu City Blok Q6 No 19 Jl. KH. Sholeh Iskandar, Bogor. Pemilihan objek

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Curug Jaya di Kampung Curug Jaya, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok. Pemilihan tempat

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Menurut Stephanie K. Marrus, diacu dalam Husein Umar (2001), strategi adalah suatu proses penentuan rencana para pemimpin

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN PASAR (STUDI KOMPARATIF SENTRA BATIK TULIS AL-BAROKAH DAN SENTRA BATIK TULIS MELATI DI PAKANDANGAN BARAT KABUPATEN SUMENEP

STRATEGI PENGEMBANGAN PASAR (STUDI KOMPARATIF SENTRA BATIK TULIS AL-BAROKAH DAN SENTRA BATIK TULIS MELATI DI PAKANDANGAN BARAT KABUPATEN SUMENEP STRATEGI PENGEMBANGAN PASAR (STUDI KOMPARATIF SENTRA BATIK TULIS AL-BAROKAH DAN SENTRA BATIK TULIS MELATI DI PAKANDANGAN BARAT KABUPATEN SUMENEP Endang Widyastuti 1 Hafidhah 2 1 Dosen Program Studi Manajemen,

Lebih terperinci

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN Jurnal : MATRIK Teknik Industri Universitas Muhammdiyah Gresik, Volume: XII, Nomor : 2, Bulan : Maret 2012, ISSN: 1693-5128 ANALISA SWOT

Lebih terperinci

BAB 4 PORTER 5 FORCES DALAM INDUSTRI RADIO TRUNKING

BAB 4 PORTER 5 FORCES DALAM INDUSTRI RADIO TRUNKING BAB 4 PORTER 5 FORCES DALAM INDUSTRI RADIO TRUNKING 4.1 IDENTIFIKASI LINGKUNGAN USAHA Lingkungan usaha yang akan diindentifikasi dalam penelitian ini adalah lngkungan usaha dari industri radio trunking.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian Strategi Bisnis Strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. David (2006) mendefinisikan strategi adalah tindakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis pengolahan data, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. 1. Dapat diketahui faktor eksternal dan internal Hotel

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Strategik Manajemen strategik didefinisikan sebagai sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Proses perumusan strategi pada restoran Kebun Kita dimulai dengan mengetahui visi dan misinya, kemudian menganalisis permasalahan yang terjadi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada kawasan Objek Wisata Alam Talaga Remis di Desa Kadeula Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Suatu perusahaan yang bergerak dalam sebuah industri hampir tidak ada yang bisa terhindar dari persaingan. Setiap perusahaan harus memiliki suatu keunggulan kompetitif

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data 15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data dilakukan di PT. Mitra Bangun Cemerlang yang terletak di JL. Raya Kukun Cadas km 1,7 Kampung Pangondokan, Kelurahan Kutabaru, Kecamatan Pasar

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategis Strategi merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana mencapai misi dan tujuan perusahaan. Strategi akan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF TESIS

RINGKASAN EKSEKUTIF TESIS RINGKASAN EKSEKUTIF TESIS REFRINAL, 2003. Strategi Bisnis Sewa Gedung Perkantoran, Studi Kasus pada Menara Cakrawala, PT Skyline Building, Jakarta, Dibawah Bimbingan HARIANTO & ANNY RATNAWATI. Penyediaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Kata manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno yaitu management, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen adalah sebuah proses perencanaan,

Lebih terperinci

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum serta sosial budaya. Sedangkan lingkungan

Lebih terperinci

2 BAB II LANDASAN TEORI

2 BAB II LANDASAN TEORI 2 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Strategi Pemasaran Istilah strategi pemasaran dapat diartikan suatu proses menganalisa kesempatankesempatan, memilih tujuan-tujuan, mengembangkan siasat (strategi),

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Strategi perusahaan menggambarkan arah perusahaan secara keseluruhan mengenai sikap perusahaan secara umum terhadap arah pertumbuhan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi yang dijadikan sebagai tempat penelitian adalah PT Godongijo Asri yang beralamat di Desa Serua, Kecamatan Cinangka, Sawangan, Depok, Jawa

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kedua tempat usaha di kota Bogor, yaitu KFC Taman Topi dan Rahat cafe. KFC Taman Topi berlokasi di Jalan Kapten Muslihat

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. Menurut Anoraga (2000: 338), strategi adalah alat ukur sebuah organisasi

BAB II KERANGKA TEORI. Menurut Anoraga (2000: 338), strategi adalah alat ukur sebuah organisasi BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Strategi 2.1.1 Pengertian Strategi Menurut Anoraga (2000: 338), strategi adalah alat ukur sebuah organisasi dalam memilih tempat bisnis dan cara bagaimana berbisnis untuk bersaing.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Kajian Kajian ini dilakukan di Kabupaten Bogor, dengan batasan waktu data dari tahun 2000 sampai dengan 2009. Pertimbangan pemilihan lokasi kajian antar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Anonymous 1 (http://www.infoterapi.com/pro.asp?sec=7 diakses pada

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Anonymous 1 (http://www.infoterapi.com/pro.asp?sec=7 diakses pada BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pusat Terapi Menurut Anonymous 1 (http://www.infoterapi.com/pro.asp?sec=7 diakses pada tanggal 24 Juni 2008), pada kasus anak-anak, pusat terapi juga dikenal dengan istilah klinik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci