PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI DAN KONFLIK KERJA- KELUARGA TERHADAP KEPUASAN PERKAWINAN PADA KELUARGA DENGAN SUAMI-ISTRI BEKERJA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI DAN KONFLIK KERJA- KELUARGA TERHADAP KEPUASAN PERKAWINAN PADA KELUARGA DENGAN SUAMI-ISTRI BEKERJA"

Transkripsi

1 PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI DAN KONFLIK KERJA- KELUARGA TERHADAP KEPUASAN PERKAWINAN PADA KELUARGA DENGAN SUAMI-ISTRI BEKERJA Influence of Demographic Factors and Work-Family Conflict on Marital Satisfaction among Dual Earner Family Fitri Meliani, Euis Sunarti, Diah Krinatuti Abstrak Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh faktor demografi dan konflik kerja keluarga terhadap kepuasan perkawinan. Desain penelitian ini adalah studi cross sectional. Sampel penelitian dipilih secara non-proportional stratified random sampling di Kecamatan Bogor Barat dan Bogor Tengah dengan total 120 istri bekerja. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata suami dan istri termasuk dalam usia produktif, berpendidikan setara SMA, dan tergolong keluarga kecil. Sepertiga keluarga memiliki pendapatan di bawah UMR, namun sebagian besar termasuk dalam kategori keluarga tidak miskin. Satu dari dua (54.2%) istri bekerja tergolong dalam kategori konflik kerja-keluarga sedang dan lebih dari sepertiga (39.2%) istri bekerja tergolong dalam kategori kepuasan perkawinan tinggi. Uji korelasi menyatakan semakin tinggi pendidikan istri, semakin tinggi kepuasan perkawinan. Semakin besar jumlah keluarga, semakin lama pernikahan, semakin tinggi konflik kerja mengganggu keluarga dan konflik keluarga mengganggu kerja, maka semakin rendah kepuasan perkawinan. Pendidikan berpengaruh positif terhadap kepuasan perkawinan, dan konflik kerja-keluarga berpengaruh secara negatif terhadap kepuasan perkawinan. Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan bagi instansi ketenagakerjaan diharapkan menyusun kebijakan yang ramah keluarga, terutama berkaitan dengan fasilitas, waktu kerja dan pendapatan pekerja. Bagi instansi pembangun keluarga meningkatkan sosialisasi mengenai menikah di usia dewasa dan ajakan untuk menggunakan KB bagi keluarga besar. Kata kunci: konflik kerja-keluarga, kepuasan perkawinan, peran ganda, suami-istri bekerja Abstract This study aimed to analyze the influences of demographic factors and workfamily conflict on marital satisfaction. The study was a cross sectional study design. Samples were selected by using non-proportional stratified random sampling technique at District of West and Central Bogor. There 120 samples were randomly chosen among dual earner families. Findings show that one of two samples (54.2%) had moderate level of work-family conflict and one of three samples (39.2%) had high level of marital satisfaction. The result confirmed that marital satisfaction was negatively influenced by work-family conflict, that means the lower work-family conflict experienced by the sample, the higher marital satisfaction. Demographic factor that influenced marital satisfaction was education attainment. The implication of the study is expected that government, stakeholder, and work institution could arrange a family-friendly policies related 21

2 22 to determination of facilities, hours of work, wages and compensation for the wife work. BKKBN, to help by socializing about the urgency of using contraception. Keywords: work-family conflict, marital satisfaction, dual role, dual earner Pendahuluan Perkawinan merupakan salah satu tahapan yang penting dalam siklus kehidupan. Perkembangan yang positif dalam perkawinan dapat terjadi jika hubungan antar pasangan saling melengkapi dan memuaskan. Kepuasan perkawinan merefleksikan secara umum kebahagiaan dan keberfungsian dalam pernikahan seseorang (Schoen et al. 2002). Kepuasan perkawinan merupakan proses kompleks yang berlangsung sepanjang waktu, dan dipengaruhi oleh faktor umur, jumlah anak, kondisi kesehatan, pendidikan, status sosio-ekonomi, cinta, komitmen, komunikasi, konflik, gender, lama pernikahan, relasi seksual dan pembagian tugas rumah tangga (Hendrick dan Hendrick 1992, Pimentel 2000, Trudel 2002, Guo dan Huang 2005). Dengan adanya perubahan struktural dalam masyarakat, maka peluang bagi wanita untuk bekerja dalam berbagai bidang semakin terbuka. Seorang istri tidak hanya berperan dalam lingkungan domestik (rumah tangga), tapi juga dapat berperan di sektor publik (lingkungan kerja dan partisipasi dalam masyarakat). Berdasarkan data Sakernas (BPS 2014), jumlah TPAK (Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja) wanita terus meningkat dari tahun ke tahun, seperti peningkatan yang terjadi pada tahun 2012, yaitu persen menjadi persen pada tahun Hasil survei IPB dengan Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada tahun 2011 menunjukkan sumbangan pendapatan perempuan dari 34.1 persen meningkat menjadi 33.5 persen (Maskur, 2013). Azeez (2013) berpendapat, bahwa peran wanita sebagai pencari nafkah dan berpartisipasi dalam dunia kerja merupakan hal yang positif dalam kesetaraan, namun juga berpengaruh pada kehidupan keluarga. Konflik antara pekerjaan dan keluarga memiliki konsekuensi nyata, yaitu dalam pencapaian karir dan kualitas keluarga. Wanita bekerja harus memilih antara dua kepentingan yang bertolak belakang, yaitu karir yang aktif dan memuaskan, atau perkawinan dan anak. Tuntutan pekerjaan dapat mengancam sumberdaya seseorang dari waktu ke waktu, terlalu lama terkena tuntutan seperti jam kerja yang panjang dapat mengakibatkan kelelahan, emosi, dan stres. Hal tersebut dapat mengakibatkan wanita tidak dapat menyelesaikan pekerjaan rumah. Wanita yang memiliki pekerjaan di luar rumah tetap harus mengerjakan tugas-tugas rumah tangga (Greenhaus dan Friedman, 2000). Bila tidak terjadi keseimbangan peran istri dalam dua lingkungan penting ini, akan menimbulkan efek negatif pada keutuhan dan komponen-komponen penting dalam rumah tangga, seperti pemenuhan kebutuhan anggota keluarga, kebahagiaan, dan perkembangan suatu keluarga (Fower dan Olson, 1993). Hal ini perlu diantisipasi, mengingat angka perceraian semakin meningkat setiap tahunnya dan 70 persen perceraian diinisiasi oleh istri (data Dirjen Bimas Islam Kementrian Agama 2010, dalam Aby 2012). Berdasarkan pertimbangan tersebut, penulis ingin mengangkat besarnya pengaruh konflik kerja-keluarga terhadap kepuasan perkawinan keluarga dengan suami-istri bekerja.

3 23 Tujuan Penelitian 1. Mengidentifikasi faktor demografi, konflik kerja-keluarga dan kepuasan perkawinan pada keluarga dengan suami istri bekerja. 2. Menganalisis hubungan faktor demografi, konflik kerja-keluarga dan kepuasan perkawinan pada keluarga dengan suami istri bekerja. 3. Menganalisis pengaruh faktor demografi dan konflik kerja-keluarga terhadap kepuasan perkawinan pada keluarga dengan suami istri bekerja. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terkait faktor demografi, konflik kerja-keluarga, dan kepuasan perkawinan. Bagi keluarga, penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai konflik kerja mengganggu keluarga dan konflik keluarga mengganggu kerja dapat berkontribusi dalam memprediksi kepuasan perkawinan keluarga dengan suami-istri bekerja (dual eraner). Berdasarkan informasi yang disajikan, diharapkan keluarga mampu menyusun suatu strategi yang dapat menjembatani peran di tempat kerja dan peran dalam rumah tangga sehingga dapat lebih puas mengenai perkawinannya. Metode Penelitian Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan disain cross sectional. Pemilihan lokasi penelitian dipilih secara purposive, yaitu Kota Bogor di Kecamatan Bogor Barat (Kelurahan Pasir Jaya, Menteng, dan Cilendek Barat) dan Kecamatan Bogor Tengah (Kelurahan Paledang dan Panaragan). Pemilihan lokasi dilakukan dengan pertimbangan memiliki data kependudukan digital untuk kemudahan memperoleh data dan dilakukan pengacakan (random sampling). Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan September hingga Juni Teknik Penarikan Contoh Penelitian ini mengacu pada penelitian payung dengan tema Keseimbangan Kerja dan Keluarga (Balancing Work and Family). Populasi penelitian ini adalah keluarga dengan suami-istri bekerja. Contoh dalam penelitian ini adalah istri bekerja di sektor formal dan informal yang memiliki salah satu anaknya berusia 0 6 tahun di Kecamatan Bogor Barat dan Kecamatan Bogor Tengah. Teknik penarikan contoh dilakukan secara stratified non-proporsional random sampling, dengan contoh 60 istri bekerja di sektor formal dan 60 istri bekerja di sektor informal, sehingga total contoh sebanyak 120 orang. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini terdapat data primer dan sekunder. Data sekunder adalah data dasar keluarga yang diperoleh dari kecamatan dan kelurahan terkait. Data primer diperoleh melalui wawancara dibantu dengan kuesioner terstruktur, yang meliputi faktor demografik, konflik kerja keluarga dan kepuasan perkawinan. Faktor demografik terdiri dari usia suami-istri, pendidikan suamiistri, pendapatan keluarga, pendapatan per kapita, lama pernikahan dan jumlah anggota keluarga. Kategori usia suami-istri yaitu: (1) tahun, (2) 31-40

4 24 tahun, (3) tahun, dan (4) >50 tahun. Kategori pendidikan suami-istri terdiri dari (1) 6 tahun (SD), (2) 7-9 tahun (SMP), (3) tahun (SMA), (4) tahun (Perguruan Tinggi), dan (5) > 16 tahun (Pasca Sarjana). Pendapatan Per kapita (GK Jawa Barat, September 2012) dikategorikan (1) sangat miskin (< Rp ), (2) miskin (Rp Rp ), (3) mendekati miskin (Rp Rp ) dan tidak miskin (> Rp ). Lama pernikahan dikategorikan (1) 5 tahun, (2) 6-10 tahun, (3) tahun, dan (4) > 20 tahun. Besar keluarga (BKKBN 1998) dikategorikan (1) keluarga kecil ( 4 orang), (2) keluarga sedang (5-7 orang), dan (3) keluarga besar ( 8 orang). Konflik kerja-keluarga diukur dengan menggunakan alat ukur Netemeyer et al. (1996), yang terdiri dari dua dimensi, yaitu konflik kerja mengganggu keluarga dan konflik keluarga mengganggu kerja. Contoh pernyataan konflik kerja mengganggu keluarga adalah kegiatan di rumah sering tidak dapat diselesaikan karena adanya tuntutan pekerjaan. Contoh pernyataan konflik keluarga mengganggu kerja adalah adanya tuntutan di rumah, membuat harus sering menunda dalam menyelesaikan tugas di tempat kerja. Masing-masing pernyataan dinilai dengan sekala semantik (sangat tidak setuju hingga sangat setuju), dengan nilai minimal 1 dan maksimal 4. Kepuasan perkawinan diukur dengan menggunakan alat ukur Fower dan Olson (1993), terdiri dari 15 pernyataan yang mewakili 10 dimensi. Contoh pernyataan kepuasan perkawinan adalah dapat berbagi tanggung jawab peran dalam perkawinan. Masing-masing pernyataan dinilai dengan sekala semantik (sangat tidak puas hingga sangat puas), dengan nilai minimal 1 dan maksimal 4. Reliabilitas menghasilkan nilai cronbach alpha yaitu untuk konflik kerja-keluarga dan kepuasan perkawinan. Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel dan SPSS Analisis statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Analisis deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi faktor demografik atau karakteristik keluarga (usia suami dan istri, pendidikan suami dan istri, pendapatan per kapita, lama pernikahan, serta jumlah anggota keluarga). - Data rataan skor untuk konflik kerja-keluarga dan kepuasan perkawinan dari seluruh contoh dihitung dengan cara: Y = Nilai minimum X 100 Nilai maksimum X Keterangan: Y = Skor dalam persen X = Skor yang diperoleh untuk setiap item pernyataan - Data sebaran contoh berdasarkan kategori konflik kerja-keluarga dan kepuasan perkawinan terdiri dari tiga kategori berdasarkan nilai capaiannya yaitu rendah ( %), sedang ( %), dan tinggi ( ). Nilai capaian dari konflik kerja-keluarga dan kepuasan perkawinan didapatkan dari rumus yang disajikan sebagai berikut:

5 25 Y = X - Nilai minimum X 100 Nilai maksimum X - Nilai minimum X Keterangan: Y = Skor dalam persen X = Skor yang diperoleh untuk setiap contoh 2. Uji hubungan digunakan untuk melihat hubungan antara faktor demografik, konflik kerja-keluarga, dan kepuasan perkawinan. 3. Uji pengaruh digunakan untuk menganalisis pengaruh faktor demografik, konflik kerja-keluarga, dan kepuasan perkawinan. Hasil Faktor Demografi Hasil analisis deskriptif (Tabel 2) menunjukkan rata-rata suami berusia 38.3 tahun dan istri berusia 34.9 tahun. Kelompok terbesar suami (53.3%) dan istri (56.7%) berusia tahun, yaitu usia produktif. Rata-rata suami berpendidikan 12 tahun dan istri 11.9 tahun, yaitu setara SMA. Rata-rata jumlah anggota keluarga contoh adalah 4.5 orang, yaitu tergolong keluarga kecil. Garis Upah Minimum Rata-rata (UMR) kota Bogor tahun 2014 (Putra, 2013) adalah Rp Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa sebanyak 30.8 persen keluarga contoh memiliki pendapatan di bawah UMR. Rata-rata pendapatan keluarga adalah Rp dengan pendapatan minimum Rp dan maksimal Rp Menurut BPS (September 2012), batas garis kemiskinan masyarakat Kota Bogor adalah Rp /kap/bulan. Rata-rata pendapatan perkapita keluarga contoh adalah Rp , dengan rentang minimal Rp /kap/bulan dan maksimal Rp /kap/bulan. Sebagian besar keluarga (77.5%) tidak tergolong keluarga miskin. Tabel 2 Rataan faktor demografi Faktor Demografi Minimum-Maksimum Rata-rata ± SD Usia Suami (tahun) ± 7.1 Usia Istri (tahun) ± 6.5 Lama Pendidikan Suami (tahun) ± 3.5 Lama Pendidikan Istri (tahun) ± 3.8 Jumlah anggota keluarga (orang) ± 1.3 Lama Pernikahan (tahun) ± 6.4 Pendapatan keluarga (ribu ± rupiah/bln) Pendapatan Perkapita (ribu rupiah /bln) ± 1 827,8 Konflik Kerja-Keluarga Konflik kerja-keluarga adalah keinginan yang berbeda atau berlawanan antara pekerjaan dengan keluarga, dimana peran yang satu menuntut lebih peran yang lain sehingga salah satunya terganggu (Netemeyer et al. 1996). Tabel 3

6 26 menyajikan hasil bahwa satu dari dua contoh (54.2%) tergolong memiliki konflik kerja-keluarga sedang. Hampir separuh contoh (42.5%) tergolong memiliki konflik kerja-keluarga rendah dan sebagian kecil contoh (3.3%) tergolong dalam konflik kerja-keluarga tinggi. Tabel 3 Sebaran contoh berdasarkan kategori capaian dimensi konflik kerja mengganggu keluarga No Kategori Total N % 1 Rendah (0-33.3%) Sedang (33.4%-66.7%) Tinggi (66.8%-100%) Total Rata-rata ± SD 35.8 ± 18.3 Hasil analisis deskriptif (Tabel 4) menunjukkan bahwa pada dimensi konflik kerja mengganggu keluarga, persentase skor terbesar adalah pada item istri merasa tuntutan dari pekerjaan mempengaruhi kehidupan keluarga dan rumah tangganya (58.3%) dan harus membuat perubahan rencana keluarga melaksanakan tugas pekerjaan (57.1%). Pada dimensi konflik keluarga mengganggu kerja menunjukkan bahwa persentase skor terbesar adalah item istri merasa tuntutan di rumah membuatnya sering menunda melakukan hal-hal di tempat kerja (52.3%), dan tuntutan keluarga mempengaruhi kegiatan pekerjaan saya (51.3%). Tabel 4 Sebaran item berdasarkan rataan capaian konflik kerja-keluarga No Pernyataan Dimensi Konflik Kerja Mengganggu Keluarga % 1. Tuntutan pekerjaan mempengaruhi kehidupan keluarga Jumlah waktu bekerja membuat sulit memenuhi tanggung jawab dalam keluarga Kegiatan di rumah sering tidak dapat diselesaikan karena adanya tuntutan pekerjaan Pekerjaan menghasilkan tekanan yang membuat sulit untuk memenuhi tugas 47.9 keluarga. 5. Tuntutan tugas pekerjaan mengharuskan membuat perubahan rencana bersama 57.1 keluarga. Rataan Dimensi Konflik Kerja Mengganggu Keluarga 53.9 No Pernyataan Dimensi Konflik Keluarga Mengganggu Kerja % 6. Tuntutan keluarga mempengaruhi kegiatan pekerjaan Adanya tuntutan di rumah, membuat harus sering menunda dalam menyelesaikan tugas di tempat kerja. 8. Hal yang ingin dilakukan di tempat kerja tidak dapat dilakukan karena tuntutan keluarga. 9. Kehidupan keluarga mengganggu tanggung jawab di tempat kerja, seperti tidak bisa tepat waktu untuk masuk kerja dan menyelesaikan tugas sehari-hari, dan tidak bisa bekerja lembur. 10. Ketegangan yang terjadi dalam keluarga mengganggu kemampuan untuk melakukan 49.6 tugas yang berhubungan dengan pekerjaan. Rataan Dimensi Konflik Keluarga Mengganggu Kerja Kepuasan Perkawinan Kepuasan perkawinan pada penelitian ini adalah evaluasi subjektif terhadap kualitas perkawinan secara keseluruhan (Fower dan Olson, 1993). Dimensi kepuasan perkawinan adalah masalah kepribadian (nomor 1 dan 2), kesetaraan peran (nomor 3), komunikasi (nomor 4 dan 5), penyelesaian konflik (nomor 6 dan

7 7), pengelolaan keuangan (nomor 8 dan 9), aktifitas bersama (nomor 10), relasi seksual (nomor 11), anak-anak dan perkawinan (nomor 12 dan 13), keluarga dan teman (nomor 14), dan orientasi keagamaan (nomor 15). Deskripsi pada tabel 6 menunjukkan bahwa dimensi yang paling tinggi persentase skornya (80.0%) adalah dimensi keluarga dan teman, yaitu istri merasa puas dalam hubungannya dengan orangtua, mertua, dan/atau teman. No Tabel 5 Sebaran contoh berdasarkan kategori capaian kepuasan perkawinan Kategori 27 Total n % 1 Rendah (0-33.3%) Sedang (33.4%-66.7%) Tinggi (66.8%-100%) Total Rata-rata ± SD 66.4 ± 14.6 Dimensi yang memiliki persentase skor tertinggi kedua adalah komunikasi (communication) sebesar 77.5 persen, yaitu istri merasa pasangan memahami dan simpati dengan setiap perasaannya serta bahagia dengan cara komunikasi dengan pasangan. Hal ini menjelaskan bahwa faktor hubungan dengan orangtua dan kerabat serta komunikasi dengan pasangan berkontribusi paling besar terhadap kepuasan perkawinan. Tabel 6 Sebaran item berdasarkan rataan capaian kepuasan perkawinan No Pernyataan Dimensi Kepuasan Perkawinan % 1. Saling memahami satu sama lain dengan pasangan Dapat menerima karakteristik kepribadian dan kebiasaan pasangan Dapat berbagi tanggung jawab peran dalam perkawinan Pasangan memahami dan simpati dengan setiap perasaan yang diungkapkan Bahagia dengan cara komunikasi dengan pasangan Dapat menyelesaikan konflik dengan baik Senang dengan cara bersama dalam membuat keputusan dan memecahkan konflik Bahagia dengan posisi keuangan dan cara membuat keputusan keuangan bersama 77.1 pasangan. 9. Semua kebutuhan dapat terpenuhi dengan situasi keuangan saat ini Bahagia dengan cara mengatur waktu luang dan waktu yang digunakan bersama Bahagia dengan cara mengekspresikan kasih sayang dan berhubungan seksual dengan 76.1 pasangan. 12. Puas dengan cara yang digunakan untuk mengatasi tanggungjawab sebagai orangtua Tidak menyesalkan hubungan dengan pasangan sampai saat ini Keluarga dan Teman Puas dengan hubungan dengan orangtua, mertua, dan/atau teman Orientasi Religius Puas dengan cara masing-masing mempraktekkan keyakinan agama dan nilai-nilai Rataan Total Kepuasan Perkawinan 74.8 Analisis Hubungan Antar Peubah Penelitian Hasil analisis hubungan (Tabel 7) menunjukkan bahwa pendidikan istri berhubungan negatif dengan konflik kerja mengganggu keluarga, dan besar keluarga berhubungan positif dengan konflik kerja mengganggu keluarga. Semakin tinggi pendidikan istri maka semakin rendah konflik kerja-keluarga, dan semakin besar anggota keluarga maka semakin tinggi konflik kerja-keluarga.

8 28 Besar keluarga berhubungan positif dengan dimensi konflik keluarga mengganggu kerja dan dimensi konflik kerja mengganggu keluarga, berarti semakin besar keluarga maka semakin tinggi konflik kerja mengganggu keluarga dan konflik keluarga mengganggu kerja. Pendidikan istri berhubungan positif dengan kepuasan perkawinan, berarti, semakin tinggi pendidikan istri, semakin tinggi kepuasan perkawinan. Besar keluarga, lama pernikahan, konflik kerja mengganggu keluarga, dan konflik keluarga mengganggu kerja berhubungan negatif dengan kepuasan perkawinan. Semakin besar jumlah keluarga, semakin lama pernikahan, semakin tinggi konflik kerja mengganggu keluarga dan konflik keluarga mengganggu kerja, maka semakin rendah kepuasan perkawinan. Tabel 7 Hasil koefisien korelasi antara faktor demografi, konflik kerja-keluarga, dan kepuasan perkawinan X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X1: Usia istri 1 X2: Pendidikan istri X3: Besar keluarga.473** -.289* 1 X4: Pendapatan keluarga ** -.209* 1 X5: Lama pernikahan.465** -.388** X6: Konflik kerja mengganggu keluarga *.264* X7: Konflik keluarga menggangu kerja * * 1 X8: Kepuasan perkawinan ** -.269* ** -.495** -.371* 1 Analisis Pengaruh Faktor Demografik dan Konflik Kerja-Keluarga terhadap Kepuasan Perkawinan Model pada Tabel 8 dapat menjelaskan 15.1 persen pengaruhnya terhadap kepuasan perkawinan. Hal ini berarti 15.1 persen faktor-faktor dalam penelitian ini berkontribusi dalam menjelaskan kepuasan perkawinan keluarga dengan suami-istri bekerja. Tabel 8 Koefisien regresi pengaruh karakteristik demografik dan konflik kerjakeluarga terhadap kepuasan perkawinan Koefisien β Variabel Tidak Sig. Terstandarisasi terstandarisasi Konstanta ,000** Usia istri (tahun) Pendidikan istri (tahun) ** Jumlah anggota keluarga (orang) Pendapatan keluarga (Rp) 5.117E Lama pernikahan (tahun) Konflik kerja mengganggu keluarga ** Konflik keluarga mengganggu kerja F Sig * R Square Adjusted R Square 0.151

9 Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor pendidikan istri berpengaruh positif terhadap kepuasan perkawinan, dan konflik kerja mengganggu keluarga berpengaruh secara positif signifikan terhadap kepuasan perkawinan. Semakin tinggi pendidikan istri maka semakin meningkat kepuasan perkawinan, dan semakin tinggi konflik kerja mengganggu keluarga kerja, maka semakin berkurang kepuasan perkawinan. 29 Pembahasan Kepuasan perkawinan dipengaruhi oleh konflik kerja-keluarga. Hal ini berarti, istri yang dapat meregulasi konflik kerja-keluarga cenderung puas dengan perkawinannya. Kebanyakan pekerja melaporkan bahwa keluarga lebih penting dari pekerjaan, dan penelitian membuktikan bahwa konflik kerja mengganggu keluarga lebih sering terjadi dibandingkan dengan konflik keluarga mengganggu kerja (Netemeyer et al. 1996). Penelitian mengenai konflik kerja-keluarga menemukan bahwa variabel ini mempengaruhi beberapa aspek, yaitu psychological well-being, depresi, kepuasan perkawinan, dan kepuasan hidup (Greenhaus dan Beutell, 1985). Berdasarkan deskripsi konflik kerja keluarga, persentase skor dimensi konflik kerja mengganggu keluarga lebih besar dibandingkan dengan dimensi konflik keluarga mengganggu kerja. Hasil penelitian ini sejalan dengan Sunarti et al. (2014), bahwa istri bekerja cenderung lebih mengalami konflik kerja mengganggu keluarga daripada konflik keluarga mengganggu kerja. Hal ini dapat terjadi bila istri lebih banyak menggunakan waktunya untuk bekerja dibanding menghabiskan waktu bersama keluarga. Kepuasan terhadap lingkungan pekerjaan dan waktu kerja yang fleksibel dapat mengurangi konflik kerja-keluarga istri yang berkerja (Kiger dan Riley, 2000). Greenhaus et al (2003) menambahkan, dibandingkan dengan orang yang lebih banyak terlibat dalam dunia kerja, orang yang lebih banyak terlibat dalam keluarga memiliki kepuasan hidup yang lebih tinggi karena adanya keterlibatan psikologis dalam mengerjakan peran di keluarga. Mengacu pada deskripsi kepuasan perkawinan, dimensi yang paling berkontribusi terhadap kepuasan perkawinan istri bekerja adalah hubungan dengan orangtua dan kerabat, serta komunikasi dengan pasangan. Hubungan dengan orangtua dan kerabat dapat menjadi salah satu koping untuk menghadapi berbagai masalah dalam perkawinan, karena keduanya memberikan dukungan dan bersedia membantu memecahkan masalah saat seseorang mengalami pemasalahan dalam perkawinan. Dengan begitu, memiliki hubungan yang mendalam dengan orangtua dan kerabat sangat berkontribusi terhadap kepuasan perkawinan (Unger et al., 1996). Komunikasi dalam rumah tangga dapat menjadi mediator bagi pasangan yang mengalami level konflik kerja-keluarga yang tinggi (Carroll et al., 2013). Maka suami-stri yang bekerja sangat penting dalam menjaga keterampilan berkomunikasi dengan pasangan, agar keutuhan rumah tangga tetap terjaga dan masing-masing merasa puas dengan perkawinannya. Hasil uji hubungan dan pengaruh menunjukkan bahwa pendidikan istri berpengaruh secara positif terhadap kepuasan perkawinan. Hal ini sejalan dengan penelitian Glenn dan Weaver (1988), yang menjelaskan bahwa perbedaan tingkat

10 30 pendidikan mempengaruhi kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan, keinginan dan aspirasinya. Hal ini berarti semakin tinggi pendidikan individu semakin jelas wawasannya, sehingga persepsi terhadap diri dan kehidupan pernikahannya menjadi semakin baik. Jumlah anggota keluarga berhubungan negatif terhadap kepuasan perkawinan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Acock dan Demo (dalam Benokraitis, 1996), bahwa pasangan yang memiliki lebih banyak anak atau anggota keluarga akan lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengajarkan berbagai nilai-nilai dan aturan kepada anak, bertanggung jawab dan berhubungan baik dengan anggota keluarga lain. Pasangan dengan banyak anggota keluarga membutuhkan banyak waktu dan tenaga yang menyebabkan kekurangan waktu untuk bersama dan menghabiskan sedikit waktu untuk saling berkomunikasi yang dapat menurunkan kepuasan dalam perkawinan. Lama pernikahan berhubungan secara negatif terhadap kepuasan perkawinan. Awal-awal pernikahan menjadi saksi bagaimana suatu keluarga beradaptasi terhadap masalah yang pada akhirnya mempererat hubungan antar pasangan. Pada kasus lain, awal-awal pernikahan dipenuhi kebahagiaan dan adaptasi yang baik, baru kemudian disusul dengan berbagai masalah (Azeez 2013). Penelitian Blood dan Wolfe (Rybash, Roodin, dan Santrock, 1991) menemukan bahwa kepuasan pernikahan turun secara linear dari awal sampai 30 tahun pernikahan, sedangkan menurut Pineo kepuasan pernikahan berpuncak pada 5 tahun pertama pernikahan kemudian menurun sampai periode ketika anak anak sudah menginjak remaja/dewasa. Setelah anak meninggalkan rumah, kepuasan pernikahan meningkat tetapi tidak mencapai tahap seperti 5 tahun awal pernikahan. Pada umumnya, pasangan yang menikah akan menyesuaikan diri dengan baik dalam pernikahannya setelah 3 4 tahun pernikahan. Penyesuaian yang baik akan mendukung meningkatnya kepuasan perkawinan (Hurlock 1953). Penjelasan tersebut berbeda dengan hasil penelitian Zainah et al. (2012), yang menyatakan bahwa pasangan dengan lama pernikahan lebih dari 10 tahun memiliki kepuasan yang lebih tinggi. Penelitian-penelitian lama yang meneliti hubungan antara lama pernikahan degan kepuasan perkawinan memperlihatkan hasil yang tidak konsisten, maka masih ada hal-hal yang diperdebatkan dalam literatur-literatur tersebut (Clements dan Swensen, 2000). Beberapa penelitian memperlihatkan fakta mengenai perkawinan, bahwa hubungan dalam perkawinan memiliki kecenderungan untuk menurun dalam hal kepuasan selama duapuluh tahun pertama perkawinan. Kebanyakan pasangan yang baru menikah memiliki kepuasan perkawinan yang tinggi dan perubahan-perubahan selama perjalanan perkawinan dapat menurunkan kepuasan perkawinan (Broderick, 1988). Penelitian longitudinal Huston et al. (1986) menemukan penurunan kepuasan perkawinan selama awal pernikahan dan penelitian Glenn (1989) menegaskan dengan penemuan, bahwa pasangan yang menyatakan kepuasan perkawinan mereka dengan sangat bahagia (very happy) menunjukkan penurunan kepuasan perkawinan secara terus-menerus dalam sepuluh sampai duapuluh lima tahun perkawinan.

11 31 Simpulan Sebagian besar suami dan istri tergolong usia produktif (31-40 tahun). Ratarata suami dan istri berpendidikan setara SMA. Sebagian besar keluarga tergolong keluarga kecil dan rata-rata telah menikah selama 10 tahun. Pendapatan perkapita keluarga sebagian besar tidak tergolong dalam kategori miskin. Satu dari dua istri (54.2%) tergolong dalam kategori konflik kerja-keluarga sedang dan lebih dari satu per tiga istri (39.2%) tergolong dalam kategori kepuasan perkawinan tinggi. Konflik kerja-keluarga berhubungan negatif secara nyata dengan pendidikan istri, dan berhubungan positif secara nyata dengan besar keluarga. Kepuasan perkawinan berhubungan positif secara nyata dengan pendidikan istri, dan berhubungan negatif secara nyata dengan besar keluarga, lama pernikahan dan konflik kerja keluarga. Pendidikan istri dan konflik kerja mengganggu keluarga berpengaruh sangat signifikan terhadap kepuasan perkawinan.

FAKTOR DEMOGRAFI, KONFLIK KERJA-KELUARGA, DAN KEPUASAN PERKAWINAN ISTRI BEKERJA

FAKTOR DEMOGRAFI, KONFLIK KERJA-KELUARGA, DAN KEPUASAN PERKAWINAN ISTRI BEKERJA Jur. Ilm. Kel. & Kons., September 2014, p : 133-142 Vol. 7, No. 3 ISSN : 1907-6037 FAKTOR DEMOGRAFI, KONFLIK KERJA-KELUARGA, DAN KEPUASAN PERKAWINAN ISTRI BEKERJA Fitri Meliani 1*), Euis Sunarti 2, Diah

Lebih terperinci

PERBEDAAN KONFLIK KERJA-KELUARGA DAN TIPOLOGI KELUARGA BERDASARKAN JENIS PEKERJAAN ISTRI

PERBEDAAN KONFLIK KERJA-KELUARGA DAN TIPOLOGI KELUARGA BERDASARKAN JENIS PEKERJAAN ISTRI 32 PERBEDAAN KONFLIK KERJA-KELUARGA DAN TIPOLOGI KELUARGA BERDASARKAN JENIS PEKERJAAN ISTRI Work-Family Conflict and Family Typology based on Job Characteristic among Dual Earner Families Fitri Meliani,

Lebih terperinci

MASALAH DAN KONFLIK KERJA-KELUARGA SERTA STRATEGI PENYEIMBANGAN PADA KELUARGA DENGAN SUAMI ISTERI BEKERJA RISDA RIZKILLAH

MASALAH DAN KONFLIK KERJA-KELUARGA SERTA STRATEGI PENYEIMBANGAN PADA KELUARGA DENGAN SUAMI ISTERI BEKERJA RISDA RIZKILLAH MASALAH DAN KONFLIK KERJA-KELUARGA SERTA STRATEGI PENYEIMBANGAN PADA KELUARGA DENGAN SUAMI ISTERI BEKERJA RISDA RIZKILLAH DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 19 METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini merupakan subsampling dari penelitian utama Hibah Kompetensi DIKTI Sunarti (2012) dengan tema Keragaan Ketahanan Keluarga Indonesia. Disain

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka Penarikan Contoh Penelitian. Purposive. Kecamatan Bogor Barat. Purposive. Kelurahan Bubulak

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka Penarikan Contoh Penelitian. Purposive. Kecamatan Bogor Barat. Purposive. Kelurahan Bubulak 25 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Disain yang digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi antara cross sectional study, yaitu penelitian yang hanya dilakukan pada satu waktu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study dengan metode survey di Kelurahan Kertamaya, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Pemilihan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 19 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Disain penelitian adalah cross sectional study, yakni data dikumpulkan pada satu waktu (Singarimbun & Effendi 1995. Penelitian berlokasi di Kota

Lebih terperinci

Karakteristik TKW Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Lama menjadi TKW. Kualitas Perkawinan Kebahagiaan perkawinan Kepuasan Perkawinan

Karakteristik TKW Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Lama menjadi TKW. Kualitas Perkawinan Kebahagiaan perkawinan Kepuasan Perkawinan 46 KERANGKA PEMIKIRAN Keluarga Tenaga Kerja Wanita (TKW) merupakan keluarga yang mengalami perpisahan dengan istri dalam jangka waktu yang relatif lama. Ketiadaan istri dalam keluarga menjadi tantangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh 2 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan disain cross sectional study, yaitu suatu penelitian dengan teknik pengambilan data melalui survei lapang dalam satu titik

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dan Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN. Populasi dan Teknik Pengambilan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan desain cross sectional study, yaitu data dikumpulkan pada satu waktu untuk memperoleh gambaran

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh 32 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian interaksi keluarga yang memfokuskan pada interaksi suami istri. Variabel yang diteliti pada penelitian interaksi

Lebih terperinci

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG KERANGKA PEMIKIRAN Program konversi minyak tanah ke LPG dilakukan melalui pembagian paket LPG kg beserta tabung, kompor, regulator dan selang secara gratis kepada keluarga miskin yang jumlahnya mencapai.

Lebih terperinci

Strategi Koping Fungsi Ekonomi: Strategi penghematan Strategi penambahan pendapatan. Dukungan Sosial: Keluarga Besar Tetangga. Input Throughput Output

Strategi Koping Fungsi Ekonomi: Strategi penghematan Strategi penambahan pendapatan. Dukungan Sosial: Keluarga Besar Tetangga. Input Throughput Output 34 KERANGKA PEMIKIRAN Kemiskinan yang melanda bangsa Indonesia selama bertahun-tahun menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah meningkatnya harga kebutuhan pokok yang mengakibatkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka pengambilan contoh penelitian. Purposive. Proporsional random sampling. Mahasiswa TPB-IPB 2011/2012 (N=3494)

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka pengambilan contoh penelitian. Purposive. Proporsional random sampling. Mahasiswa TPB-IPB 2011/2012 (N=3494) 19 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional karena pengumpulan data hanya dilakukan pada satu waktu dan tidak berkelanjutan, serta retrospektif karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masa depan keluarga menjadi fenomena yang sudah lazim terjadi pada era

BAB 1 PENDAHULUAN. masa depan keluarga menjadi fenomena yang sudah lazim terjadi pada era 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Suami istri yang bersama-sama mencari nafkah (bekerja) untuk masa depan keluarga menjadi fenomena yang sudah lazim terjadi pada era globalisasi ini. Hal

Lebih terperinci

HASIL. Tabel 20 Sebaran nilai minimum, maksimum, rata-rata dan standar deviasi karakteristik keluarga Rata-rata ± Standar Deviasi

HASIL. Tabel 20 Sebaran nilai minimum, maksimum, rata-rata dan standar deviasi karakteristik keluarga Rata-rata ± Standar Deviasi 43 HASIL Karakteristik Keluarga Tabel 20 menunjukkan data deskriptif karakteristik keluarga. Secara umum, usia suami dan usia istri saat ini berada pada kategori dewasa muda (usia diatas 25 tahun) dengan

Lebih terperinci

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Subyek yang diteliti pada penelitian ini adalah istri (wanita) pada pasangan suami istri yang terikat dalam perkawinan. Istri

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Contoh dan Metode Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Contoh dan Metode Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional Study yaitu penelitian yang dilakukan pada satu waktu dan menggunakan metode survei. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh 31 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survei dengan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data utama.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh 17 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross sectional study, yaitu penelitian yang dilakukan pada satu waktu. Pemillihan tempat dilakukan dengan cara pupossive, yaitu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian 18 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi antara cross sectional study, yaitu penelitian yang dilakukan hanya pada satu waktu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Populasi dan Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Populasi dan Teknik Penarikan Contoh METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Disain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study, artinya data penelitian dikumpulkan pada satu periode waktu tertentu. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta tanggung jawab sosial untuk pasangan (Seccombe & Warner, 2004). Pada

BAB I PENDAHULUAN. serta tanggung jawab sosial untuk pasangan (Seccombe & Warner, 2004). Pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah suatu hubungan yang sah dan diketahui secara sosial antara seorang pria dan seorang wanita yang meliputi seksual, ekonomi dan hak serta tanggung

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Dramaga. Siswa kelas 8 (9 kelas) Siswa kelas 8.4 dan 8.6 n= siswa laki-laki 30 siswa perempuan

METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Dramaga. Siswa kelas 8 (9 kelas) Siswa kelas 8.4 dan 8.6 n= siswa laki-laki 30 siswa perempuan 18 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian interaksi keluarga yang memfokuskan pada interaksi antara ibu dengan anak. Desain yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. N Ne = 780. n = 780( = 106, N = Jumlah populasi mahasiswa S1 FEMA IPB Tahun e = error (9%)

METODE PENELITIAN. N Ne = 780. n = 780( = 106, N = Jumlah populasi mahasiswa S1 FEMA IPB Tahun e = error (9%) 19 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Desain Penelitian ini adalah cross sectional study, karena data yang dikumpulkan hanya pada satu waktu dan tidak berkelanjutan (Nazir 2009). Lokasi penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN GANDA DENGAN PENGEMBANGAN KARIER WANITA (Kelurahan Menteng, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat)

HUBUNGAN PERAN GANDA DENGAN PENGEMBANGAN KARIER WANITA (Kelurahan Menteng, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) HUBUNGAN PERAN GANDA DENGAN PENGEMBANGAN KARIER WANITA (Kelurahan Menteng, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) PALUPI CIPTONINGRUM I34050807 SKRIPSI DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN INTERPRETASI

BAB 4 HASIL DAN INTERPRETASI 48 BAB 4 HASIL DAN INTERPRETASI 4.1 Gambaran Partisipan penelitian berdasarkan data partisipan Dalam bab 4 ini akan dipaparkan gambaran demografis partisipan, gambaran tingkat konflik kerja-keluarga dan

Lebih terperinci

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian. Karakteristik anak 1. jenis kelamin 2. usia. Status Gizi

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian. Karakteristik anak 1. jenis kelamin 2. usia. Status Gizi KERANGKA PEMIKIRAN Perkembangan kognitif merupakan suatu proses psikologis yang terjadi dalam bentuk pengenalan, pengertian, dan pemahaman dengan menggunakan pengamatan, pendengaran, dan pemikiran (Baraja

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian 31 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi cross sectional, karena data dikumpulkan pada satu waktu tidak berkelanjutan (Singarimbun dan Efendi 1995). Penelitian

Lebih terperinci

Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Konflik Peran Ganda Pada Wanita Bekerja Yang Menyusui. Rizky Wijayanti

Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Konflik Peran Ganda Pada Wanita Bekerja Yang Menyusui. Rizky Wijayanti Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Konflik Peran Ganda Pada Wanita Bekerja Yang Menyusui Rizky Wijayanti 18513012 BAB I Latar Belakang Masalah Tuntutan Kebutuhan Hidup Wanita Bekerja Wanita Bekerja

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian 8 METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Disain yang digunakan dalam penelitian ini adalah disain cross sectional study. Disain ini dipilih karena ingin mendapatkan data pada saat yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik dan Cara Pemilihan Sampel

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik dan Cara Pemilihan Sampel 15 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional study yaitu suatu teknik pengambilan data yang dilakukan melalui survey lapang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk penelitian korelasi yang melihat Hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk penelitian korelasi yang melihat Hubungan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian korelasi yang melihat Hubungan Antara Penyesuaian Perkawinan dengan Kepuasan Perkawinan. B. Identifikasi Variabel Variabel

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh 25 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Data dikumpulkan untuk meneliti suatu fenomena dalam satu kurun waktu tertentu (Umar 2006).

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian 19 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain retrospektif dan cross sectional karena data yang diambil berkenaan dengan pengalaman masa lalu yaitu saat keluarga

Lebih terperinci

Gambar 2 Metode Penarikan Contoh

Gambar 2 Metode Penarikan Contoh 17 METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan disain Cross Sectional Study, yaitu data dikumpulkan pada satu waktu untuk memperoleh gambaran karakteristik contoh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif komparatif, yakni jenis

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif komparatif, yakni jenis 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Menurut Arikunto (2002) desain penelitian merupakan serangkaian proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Penelitian ini merupakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Keluarga petani yang merupakan anggota Kelompok Tani Padajaya. RW 4 = 7 orang. RW 5 = 23 orang. Gambar 2 Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN. Keluarga petani yang merupakan anggota Kelompok Tani Padajaya. RW 4 = 7 orang. RW 5 = 23 orang. Gambar 2 Teknik Pengambilan Contoh 24 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study, yaitu suatu penelitian dengan teknik pengambilan data dalam satu titik dan waktu tertentu.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Contoh dan Cara Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN. Contoh dan Cara Pengambilan Contoh 35 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian adalah cross sectional study. Penelitian ini dilakukan di Kota Bogor untuk mewakili wilayah perkotaan dan Kabupaten Bogor untuk

Lebih terperinci

KEPUASAN KERJA ISTRI PADA KELUARGA DENGAN SUAMI ISTRI BEKERJA MENURUT JENIS PEKERJAAN DAN ALOKASI WAKTU KERJA NOVY TRI MUKTIYAH

KEPUASAN KERJA ISTRI PADA KELUARGA DENGAN SUAMI ISTRI BEKERJA MENURUT JENIS PEKERJAAN DAN ALOKASI WAKTU KERJA NOVY TRI MUKTIYAH KEPUASAN KERJA ISTRI PADA KELUARGA DENGAN SUAMI ISTRI BEKERJA MENURUT JENIS PEKERJAAN DAN ALOKASI WAKTU KERJA NOVY TRI MUKTIYAH DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

NILAI KERJA DAN MANAJEMEN SUMBERDAYA KELUARGA PADA KELUARGA DENGAN SUAMI ISTRI BEKERJA FITRI APRILIANA HAKIM

NILAI KERJA DAN MANAJEMEN SUMBERDAYA KELUARGA PADA KELUARGA DENGAN SUAMI ISTRI BEKERJA FITRI APRILIANA HAKIM NILAI KERJA DAN MANAJEMEN SUMBERDAYA KELUARGA PADA KELUARGA DENGAN SUAMI ISTRI BEKERJA FITRI APRILIANA HAKIM DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh 20 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study, karena data dikumpulkan pada satu waktu dan tidak berkelanjutan dengan sampel yang dipilih khusus

Lebih terperinci

Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian 37 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan disain cross sectional study yaitu data dikumpulkan pada satu waktu tidak berkelanjutan untuk memperoleh karakteristik

Lebih terperinci

GAMBARAN KEPUASAN PERNIKAHAN PADA ISTRI YANG TELAH MENIKAH TIGA TAHUN DAN BELUM MEMILIKI ANAK KEUMALA NURANTI ABSTRAK

GAMBARAN KEPUASAN PERNIKAHAN PADA ISTRI YANG TELAH MENIKAH TIGA TAHUN DAN BELUM MEMILIKI ANAK KEUMALA NURANTI ABSTRAK GAMBARAN KEPUASAN PERNIKAHAN PADA ISTRI YANG TELAH MENIKAH TIGA TAHUN DAN BELUM MEMILIKI ANAK KEUMALA NURANTI ABSTRAK Penelitian deskriptif ini berdasar pada fenomena bahwa kehadiran anak memiliki peran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Responden Pada penelitian ini, responden berjumlah 160. Responden terdiri dari karyawan yang berstatus menikah. Adapun gambaran responden

Lebih terperinci

Fitriana Rahayu Pratiwi, Dian Ratna Sawitri. Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang 50275

Fitriana Rahayu Pratiwi, Dian Ratna Sawitri. Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang 50275 KEPUASAN PERNIKAHAN DITINJAU DARI KONFLIK PERAN PEKERJAAN-KELUARGA DAN FASE PERKEMBANGAN DEWASA PADA PERAWAT WANITA DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. SOEROYO MAGELANG Fitriana Rahayu Pratiwi, Dian Ratna Sawitri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Santrock,2003). Hall menyebut masa ini sebagai periode Storm and Stress atau

BAB 1 PENDAHULUAN. (Santrock,2003). Hall menyebut masa ini sebagai periode Storm and Stress atau 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja ditandai oleh perubahan yang besar diantaranya kebutuhan untuk beradaptasi dengan perubahan fisik dan psikologis, pencarian identitas dan membentuk hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa dewasa adalah masa awal individu dalam menyesuaikan diri terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa dewasa adalah masa awal individu dalam menyesuaikan diri terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa dewasa adalah masa awal individu dalam menyesuaikan diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Pada masa ini, individu dituntut

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Berdasarkan BPS (2010), jumlah penduduk miskin di Indonesia mengalami penurunan sebesar 1,5 juta orang. Pada Maret 2009, jumlah penduduk miskin sebesar 32,5 juta orang, sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan dan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan dimulai dari lahir, masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan dan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan dimulai dari lahir, masa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial. Manusia mengalami berbagai proses perkembangan dan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan dimulai dari lahir, masa kanak-kanak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di negara sedang berkembang kemiskinan adalah masalah utama. Menurut Chambers (1983), kemiskinan yang dialami oleh sebagian besar rakyat di negara sedang berkembang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 19 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan disain cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di dua sekolah menengah atas yaitu Sekolah Menengah Atas Negeri

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian 46 METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini merupakan studi cross-sectional karena data dikumpulkan pada satu waktu tidak berkelanjutan (Singarimbun dan Effendi 1991). Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bekerja. Tanggapan individu terhadap pekerjaan berbeda-beda dengan

BAB I PENDAHULUAN. bekerja. Tanggapan individu terhadap pekerjaan berbeda-beda dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hampir separuh dari seluruh kehidupan seseorang dilalui dengan bekerja. Tanggapan individu terhadap pekerjaan berbeda-beda dengan berbagai perasaan dan sikap. Saat ini,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN IBU RUMAH TANGGA YANG BEKERJA PADA SEKTOR INFORMAL DI KELURAHAN DAUH PURI KAUH, DENPASAR BARAT

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN IBU RUMAH TANGGA YANG BEKERJA PADA SEKTOR INFORMAL DI KELURAHAN DAUH PURI KAUH, DENPASAR BARAT E-Jurnal EP Unud, 2 [5] :269-276 ISSN: 2303-0178 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN IBU RUMAH TANGGA YANG BEKERJA PADA SEKTOR INFORMAL DI KELURAHAN DAUH PURI KAUH, DENPASAR BARAT I Made Adi Wijaya

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab metodologi penelitian, akan dibahas mengenai variabel penelitian, masalah penelitian, subjek penelitian, metode pengambilan data, alat ukur yang digunakan, prosedur

Lebih terperinci

2016 WORK FAMILY CONFLICT - KONFLIK PERAN GANDA PADA PRAMUDI BIS WANITA

2016 WORK FAMILY CONFLICT - KONFLIK PERAN GANDA PADA PRAMUDI BIS WANITA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bekerja bagi manusia sudah menjadi suatu kebutuhan, baik bagi pria maupun bagi wanita. Bekerja mengandung arti melaksanakan suatu tugas yang diakhiri dengan buah karya

Lebih terperinci

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : ANANG RIASMOKO J

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : ANANG RIASMOKO J FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KEPESERTAAN ISTRI DALAM PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2011 Skripsi ini Disusun

Lebih terperinci

PENGARUH PEMENUHAN TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA REMAJA TERHADAP PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA. Lia Nurjanah

PENGARUH PEMENUHAN TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA REMAJA TERHADAP PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA. Lia Nurjanah PENGARUH PEMENUHAN TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA REMAJA TERHADAP PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA Lia Nurjanah DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN DISKUSI. Pada penelitian ini, responden berjumlah 396 responden terdiri dari ibu

BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN DISKUSI. Pada penelitian ini, responden berjumlah 396 responden terdiri dari ibu 56 BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN DISKUSI 4.1 Gambaran Responden Pada penelitian ini, responden berjumlah 396 responden terdiri dari ibu yang bekerja full time yang berdomisili di wilayah Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pernikahan menurut Undang-Undang No.1 Tahun 1974 adalah ikatan lahir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pernikahan menurut Undang-Undang No.1 Tahun 1974 adalah ikatan lahir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernikahan menurut Undang-Undang No.1 Tahun 1974 adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami-istri dengan tujuan untuk membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada masa remaja, salah satunya adalah problematika seksual. Sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. pada masa remaja, salah satunya adalah problematika seksual. Sebagian besar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, masalah-masalah yang muncul dalam kehidupan remaja sering menimbulkan berbagai tantangan bagi para orang dewasa. Banyak hal yang timbul pada masa remaja,

Lebih terperinci

tingkat kepentingan dan kepuasan sasaran serta keluaran atribut yang harus ditingkatkan pemerintah dan instansi terkait dalam pelaksanaan program

tingkat kepentingan dan kepuasan sasaran serta keluaran atribut yang harus ditingkatkan pemerintah dan instansi terkait dalam pelaksanaan program 22 KERANGKA PEMIKIRAN Program konversi minyak tanah ke LPG yang dilakukan sejak tahun 2007 telah mengubah pola perilaku keluarga dari menggunakan minyak tanah menjadi menggunakan LPG. Sebagai suatu kebijakan,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Teknik Pemilihan Responden

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Teknik Pemilihan Responden 23 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari objek dalam satu waktu tertentu, tidak berkesinambungan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2 Sebaran jumlah penduduk menurut lokasi penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2 Sebaran jumlah penduduk menurut lokasi penelitian 25 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Secara administratif, Desa Kuning Gading dan Desa Rantau Ikil termasuk dalam wilayah Kecamatan Pelepat Ilir dan Kecamatan Jujuhan, Kabupaten Bungo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seiring dengan berkembangnya zaman manusia untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seiring dengan berkembangnya zaman manusia untuk mempertahankan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya zaman manusia untuk mempertahankan hidup adalah dengan peningkatan ekonomi. Didalam orang yang sudah berkeluarga tentunya mempunyai berbagai

Lebih terperinci

PEMENUHAN TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA PADA KELUARGA DENGAN SUAMI ISTRI BEKERJA MENURUT JENIS DAN ALOKASI WAKTU KERJA ISTRI RAHMI DAMAYANTI

PEMENUHAN TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA PADA KELUARGA DENGAN SUAMI ISTRI BEKERJA MENURUT JENIS DAN ALOKASI WAKTU KERJA ISTRI RAHMI DAMAYANTI PEMENUHAN TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA PADA KELUARGA DENGAN SUAMI ISTRI BEKERJA MENURUT JENIS DAN ALOKASI WAKTU KERJA ISTRI RAHMI DAMAYANTI DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Hasil Presentase Pernikahan Dini di Pedesaan dan Perkotaan. Angka Pernikahan di Indonesia BKKBN (2012)

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Hasil Presentase Pernikahan Dini di Pedesaan dan Perkotaan. Angka Pernikahan di Indonesia BKKBN (2012) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Angka pernikahan dini di Indonesia terus meningkat setiap tahunya. Data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN (2012), menyatakan bahwa angka pernikahan

Lebih terperinci

4 METODE. Desain, Tempat dan Waktu. Teknik Penarikan Contoh

4 METODE. Desain, Tempat dan Waktu. Teknik Penarikan Contoh 15 4 METODE Desain, Tempat dan Waktu Desain penelitian yang digunakan cross sectional. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian Pengembangan Model Pendidikan Makanan Jajanan Sehat Berbasis Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia memiliki fitrah untuk saling tertarik antara laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia memiliki fitrah untuk saling tertarik antara laki-laki dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia memiliki fitrah untuk saling tertarik antara laki-laki dan perempuan. Kemudian ketertarikan tersebut, diwujudkan dalam bentuk perkawinan atau pernikahan.

Lebih terperinci

PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN

PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. numerik dan diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN. numerik dan diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. digunakan peneliti serta kegiatan yang akan dilakukan selama proses penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. digunakan peneliti serta kegiatan yang akan dilakukan selama proses penelitian 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian (disebut juga rancangan penelitian; proposal penelitian atau usul penelitian) adalah penjelasan mengenai berbagai komponen yang akan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 1 Surat Keterangan Penelitian Lampiran Surat Keterangan Penelitian Lampiran 2 Kuesioner KUESIONER PETUNJUK PENGISIAN Untuk menjawab pertanyaan dalam angket ini, Saudara/Saudari cukup memberikan tanda silang (X pada salah satu jawaban

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Cara Pemilihan Contoh 25 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study dan restrospective. Cross sectional study yaitu penelitian yang dilakukan hanya pada satu waktu tertentu, desain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suami-istri yang menjalani hubungan jarak jauh. Pengertian hubungan jarak jauh atau

BAB I PENDAHULUAN. suami-istri yang menjalani hubungan jarak jauh. Pengertian hubungan jarak jauh atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu yang biasanya didapatkan setelah menikah adalah menikmati kebersamaan dengan pasangan. Karakteristik ini tidak kita temukan pada pasangan suami-istri yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian 39 METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian Desain dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan desain cross sectional study, yaitu penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika

Lebih terperinci

5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN Pada bab 5 ini, akan dijelaskan mengenai kesimpulan dan diskusi dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Kemudian, saran-saran juga akan dikemukakan untuk perkembangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Sekolah di Kota Bogor SMAN 1. Kelas Bertaraf Internasional. 12 Laki-laki 24 Perempuan 12 Laki-laki 25 Perempuan

METODE PENELITIAN. Sekolah di Kota Bogor SMAN 1. Kelas Bertaraf Internasional. 12 Laki-laki 24 Perempuan 12 Laki-laki 25 Perempuan 60 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Bogor, Kota Bogor Provinsi Jawa Barat. Lokasi penelitian dilakukan secara

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN GENENG KABUPATEN NGAWI

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN GENENG KABUPATEN NGAWI PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN GENENG KABUPATEN NGAWI 1. Alwin Tentrem Naluri 2. Ketut Prasetyo S1 Pendidikan Geografi, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan dalam mengelola urusan keluarga. Sedangkan dalam rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN. berperan dalam mengelola urusan keluarga. Sedangkan dalam rumah tangga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era modern ini, terjadi pergeseran dari rumah tangga tradisional ke rumah tangga modern. Dalam rumah tangga tradisional terdapat pembagian tugas yang jelas,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan sosial yang semakin kompleks menuntut keluarga untuk dapat beradaptasi secara cepat (Sunarti 2007). Duvall (1971) menjelaskan bahwa perubahan ini berdampak pada

Lebih terperinci

Menurut Knox (1985) terdapat tiga faktor yang menentukan kesiapan menikah, yaitu usia menikah, pendidikan, dan rencana karir. Pada dasarnya usia

Menurut Knox (1985) terdapat tiga faktor yang menentukan kesiapan menikah, yaitu usia menikah, pendidikan, dan rencana karir. Pada dasarnya usia 57 PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan menikah dan pelaksanaan tugas perkembangan keluarga dengan anak usia prasekolah. Penelitian ini dilakukan pada keluarga yang memiliki anak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Lemme (1995) kepuasan pernikahan adalah evaluasi suami dan istri terhadap

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Lemme (1995) kepuasan pernikahan adalah evaluasi suami dan istri terhadap BAB II LANDASAN TEORI A. Kepuasan Pernikahan 1. Definisi Kepuasan Pernikahan Menurut Lemme (1995) kepuasan pernikahan adalah evaluasi suami dan istri terhadap hubungan pernikahan yang cenderung berubah

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dengan proses pacaran dan proses ta aruf. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dengan proses pacaran dan proses ta aruf. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini difokuskan pada pasangan yang sudah menikah dengan proses pacaran dan proses ta aruf. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Cara Pemilihan Contoh METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini berjudul Konsep Diri, Kecerdasan Emosional, Tingkat Stres, dan Strategi Koping Remaja pada Berbagai Model Pembelajaran di SMA. Disain penelitian

Lebih terperinci

KONDISI LINGKUNGAN, PERILAKU HIDUP SEHAT, DAN STATUS KESEHATAN KELUARGA WANITA PEMETIK TEH DI PTPN VIII PENGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT

KONDISI LINGKUNGAN, PERILAKU HIDUP SEHAT, DAN STATUS KESEHATAN KELUARGA WANITA PEMETIK TEH DI PTPN VIII PENGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT KONDISI LINGKUNGAN, PERILAKU HIDUP SEHAT, DAN STATUS KESEHATAN KELUARGA WANITA PEMETIK TEH DI PTPN VIII PENGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT YULI FITRIYANI PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Setiap manusia dalam perkembangan hidupnya akan mengalami banyak perubahan di mana ia harus menyelesaikan tugastugas perkembangan, dari lahir, masa kanak-kanak, masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga memiliki tanggung jawab terbesar dalam pengaturan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga memiliki tanggung jawab terbesar dalam pengaturan fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga memiliki tanggung jawab terbesar dalam pengaturan fungsi reproduksi dan memberikan perlindungan kepada anggota keluarga dalam masyarakat. Keluarga

Lebih terperinci

ABSTRACT PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN USIA KAWIN PERTAMA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP JUMLAH ANAK

ABSTRACT PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN USIA KAWIN PERTAMA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP JUMLAH ANAK 1 ABSTRACT PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN USIA KAWIN PERTAMA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP JUMLAH ANAK Nanik Oktavia ¹, Trisnaningsih ², Zulkarnain ³ This study aimed to determine the effect of education

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dari proses kematangan dan pengalaman dalam hidupnya. Perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dari proses kematangan dan pengalaman dalam hidupnya. Perubahan-perubahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia selalu mengalami serangkaian perubahan yang terjadi akibat dari proses kematangan dan pengalaman dalam hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut dinamakan perkembangan

Lebih terperinci

Karakteristik Anak Umur Jenis Kelamin Urutan anak Kepribadian Cita-cita dan tujuan. Tingkat Stres Menghadapi UN SMA Negeri SMA Swasta

Karakteristik Anak Umur Jenis Kelamin Urutan anak Kepribadian Cita-cita dan tujuan. Tingkat Stres Menghadapi UN SMA Negeri SMA Swasta 44 KERANGKA PEMIKIRAN Salah satu ciri yang paling sering muncul pada remaja untuk menjalani penanganan psikologisnya adalah stres. Stres pada remaja yang duduk dibangku sekolah dapat dilanda ketika mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna dari makhluk hidup lainnya. Mereka memiliki akal budi untuk berpikir dengan baik dan memiliki kata hati.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kaum perempuan di sektor publik. Tampak tidak ada sektor publik yang belum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kaum perempuan di sektor publik. Tampak tidak ada sektor publik yang belum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan di era globalisasi sekarang ini menimbulkan berbagai macam perubahan, salah satu dari perubahan tersebut ditandai dengan meningkatnya peran kaum

Lebih terperinci

konsumsi merupakan salahsatu indikator pengukuran tingkat ketahanan pangan. Dengan demikian, bila tingkat konsumsi rumahtangga sudah terpenuhi maka

konsumsi merupakan salahsatu indikator pengukuran tingkat ketahanan pangan. Dengan demikian, bila tingkat konsumsi rumahtangga sudah terpenuhi maka 21 KERANGKA PEMIKIRAN Ketahanan pangan rumahtangga dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah karakteristik rumahtangga (meliputi ukuran rumahtangga, pendidikan kepala dan ibu rumahtangga, dan

Lebih terperinci

ABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG NILAI ANAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN JUMLAH ANAK

ABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG NILAI ANAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN JUMLAH ANAK ABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG NILAI ANAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN JUMLAH ANAK Nurlaili 1) Trisnaningsih 2) Edy Haryono 3) This research aimed to find out correlation between university

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Para individu lanjut usia atau lansia telah pensiun dari pekerjaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Para individu lanjut usia atau lansia telah pensiun dari pekerjaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernikahan adalah sebuah hubungan yang menjadi penting bagi individu lanjut usia yang telah kehilangan banyak peran (Indriana, 2013). Para individu lanjut usia atau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Identifikasi Variabel 1. Variabel tergantung : Kepuasan perkawinan. Variabel bebas : a. Self-esteem b. Penghargaan suami B. Definisi Operasional Variabel Definisi operasional

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa point penting

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa point penting BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa point penting yang dapat dijadikan kesimpulan, yaitu: 1. Dari data yang didapatkan mengenai konflik

Lebih terperinci