BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa point penting

Transkripsi

1 BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa point penting yang dapat dijadikan kesimpulan, yaitu: 1. Dari data yang didapatkan mengenai konflik peran ganda dari responden terlihat bahwa sebanyak 39 orang (53,4%) responden mendominasi hasil dengan tingkat konflik peran ganda yang tergolong tinggi. Nilai minimum dari data yang didapatkan mengenai konflik peran ganda adalah 43,00 dan nilai maksimumnya adalah 69,00 dengan rata-rata 55,52 dan nilai tengah 56, Selanjutnya, dari data yang didapatkan mengenai stres kerja dari responden terlihat bahwa sebanyak 39 orang (53,4%) responden mendominasi hasil dengan tingkat stres kerja tinggi. Nilai minimum dari data yang didapatkan mengenai stres kerja adalah 41,00 dan nilai maksimumnya 68,00 dengan rata-rata 52,95 dan nilai tengah 54, Dari hasil uji korelasi antara konflik peran ganda dengan stres kerja pada perawat wanita dewasa muda yang ada di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi menunjukkan bahwa kedua variable tersebut memiliki hubungan yang sedang, dengan koefisien korelasi sebesar 0,402 dengan signifikansi 0,000, yang berarti uji hipotesis membuktikan bahwa Ha di terima dan Ho di tolak. 4. Selanjutnya uji regresi linier sederhana dari konflik peran ganda dengan stres kerja di dapatkan hasil bahwa nilai R Square 0,161 yang mengandung arti bahwa tingkat stres kerja perawat dewasa muda di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi dapat dijelaskan sebesar 16,1 % dari konflik peran

2 ganda. Persamaan garis diperoleh bahwa tingkat stres kerja = 29,83 + 0,416* konflik peran ganda. Dengan artian bahwa ketika konflik peran ganda tidak ada maka stres kerja perawat dewasa muda di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi sebanyak 29,83 dan meningkat sebesar 0,416 kali setelah dipengaruhi oleh konflik peran ganda. 5. Ada beberapa analisis tambahan yang dilakukan untuk memperkaya hasil temuan dari hasil analisis tambahan tersebut peneliti bahwa kriteria dari responden ada yang mempengaruhi tingkat konflik peran ganda maupun stres kerja dari para perawat tersebut Menurut Kahn dkk (dalam Greenhaus & Beutell,1985) menjelaskan konflik antar peran terjadi ketika pelaksanaan salah satu peran menyulitkan pelaksaan peran yang lain. Tekanan untuk menyeimbangkan dua peran tersebut dapat menyebabkan timbulnya stres. Konflik pekerjaan-keluarga merupakan salah satu bentuk konflik antar peran dimana tekanan dari pekerjaan mengganggu pelaksanaan peran keluarga. Hal ini sejalan dengan penelitian karena terlihat semakin besar konflik peran ganda yang dialami seseorang maka semakin besar pula stres kerjanya. Seseorang yang mengalami konflik peran ganda dapat diukur dengan menggunakan dimensi dari konflik peran ganda menurut Greenhaus & Beutell (1985) yaitu time based confict, strain based conflict, dan behavior based conflict masingmasingnya muncul dari sudut pandang keluarga dan pekerjaan. Dan seseorang yang mengalami stres kerja dapat diukur melalui gejala yang timbul sesuai dengan yang dikemukakan oleh Beehr & Newman (dalam Rice, 1999) yaitu gejala fisik, gejala psikologis dan perilaku. Dari penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwan konflik peran ganda dan stres kerja memiliki suatu hubungan yang sedang, dan konflik peran ganda adalah salah satu varibael yang mempengaruhi meningkatnya tingkat stres kerja seorang

3 perawat wanita dewasa muda yang bekerja di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi. 5.2 Diskusi Dari hasil penelitian terdapat beberapa hal yang menarik yang dapat didiskusikan, yaitu : 1. Dari analisis tambahan ditemukan beberapa perbedaan konflik peran ganda jika ditinjau berdasarkan ruangan bertugas dari perawat dan jenis pekerjaan dari suami responden. Hal ini menarik jika diteliti lebih lanjut mengapa hal tersebut bisa terjadi. Karena keterbatasan waktu maka peneliti tidak membahas lebih mendalam mengenai temuan tersebut. 2. Dari analisis tambahan juga ditemukan perbedaan antara stres kerja berdasarkan ruangan bertugas dari perawat. Hal ini mungkin terjadi mengingat tingkat kesulitan dari masing-masing ruangan tempat mereka bertugas memiliki tingkat kersulitan yang berbeda. Dilihat dari meannya perawat dari ruangan IGD memiliki stres kerja yang paling tinggi. Adapun sarang yang dapat peneliti berikan kepada Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi adalah untuk dapat melakukan rotasi ruangan bertugas para perawatnya. 3. Dari hasil analisis tambahan juga dapat dilihat tidak ada perbedaan yang signifikan dari konflik peran ganda yang ditinjau berdasarkan jumlah anak dari responden. Hal ini tidak sejalan dengan yang dikemukakan oleh Stoner dkk (1990) yang menyebutkan beberapa hal yang mempengaruhi konflik peran ganda salah satunya adalah family size and supportdengan artian jika anggota keluarga semakin banyak jumlahnya maka akan semakin banyak konflik yang akan timbul. 4. Mungkin tidak terdapatnya perbedaan yang signifikan dari tingkat konflik peran ganda dan stres kerja yang ditinjau dari jumlah anak dari responden

4 dikarenakan besarnya dukungan yang diberikan. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Stoner dkk (1990) yang menyatakan bahwa Apabila dengan banyaknya jumlah anggota keluarga yang memberikan dukungan maka akan sedikit terjadi konflik. 5. Pada penelitian ini juga dapat dilihat perbedaan koefisien korelasi dari konflik peran ganda dengan stres kerja secara total dan koefisien korelasi dari konflik peran ganda dengan stres kerja jika dikaji permasing masing dimensi. Hal tersebut menarik untuk di lihat lebih mendalam apa yang menyebabkan selisih dari besarnya koefisien dari korelasi tersebut. 6. Penelitian ini hanya dapat menggambarkan kondisi dari responden yang dijadikan sampel dari penelitian ini. Oleh sebab itu sebaiknya penelitian selanjutnya membuat alat ukur yang lebih umum sehingga dapat melihat gambaran tingkat konflik peran ganda dan stres kerja perawat di rumah sakit lainnya. 5.3 Saran Adapun saran yang akan peneliti berikan berdasarkan temuan adalah: 1. Bagi Responden Untuk menekan tingkat stres kerja maka responden hendaknya mampu mengurangi konflik peran ganda yang dialami dengan cara seperti: - Membagi tugas rumah tangga dengan suami, hal ini memungkinkan responden tidak merasa tertekan dengan tuntutan pekerjaan rumah tangganya. - Meminta dukungan dari suami dalam menjalankan karirnya sebagai perawat di rumah sakit. - Mampu memprioritaskan hal yang dirasa penting antara keluarga atau pekerjaan ditinjau dari kebutuhan yang mendesak.

5 2. Bagi Instansi Adapun cara yang mungkin dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat stres kerja dan konflik peran ganda pada perawat di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi adalah dengan cara seperti: - Memberikan training seputar pemenuhan peran di rumah sakit dan peran perawat sebagai ibu rumah tangga, seperti pelatihan time management, mengelola emosi, dan coping stress. - Memberikan kebijakan bagi para perawat saat mereka memiliki urusan yang berkaitan dengan keluarga atau anak. - Melakukan rotasi ruangan bertugas secara berkala. - Memberikan jadwal kerja alternatif jika perawat tersebut memiliki kebutuhan yang medesak yang berkaitan dengan keluarganya. 3. Bagi Penelitian Selanjutnya Terdapat beberapa kekurangan saat melakukan penelitian ini yang diharapakan mampu dilakukan oleh penliti selanjutnya agar mendapatkan hasil yang lebih baik lagi di antaranya: - Meneliti lebih jauh apa yang menyebabkan perbedaan tingkat konflik peran ganda dan stres kerja dari data kontrol yang terdapat dianalisis tambahan. - Penelitian selanjutnya yang serupa dapat memperluas kajian hasil pembahasan, tidak hanya terkait dengan penelitian korelasi. - Membuat alat ukur menjadi lebih umum sehingga dapat mengukur tingkat konflik peran ganda dan tingkat stres kerja pada rumah sakit lainnya.