IMPLEMENTASI ANT-BASED ROUTING ALGORITHM PADA MOBILE AD HOC NETWORK (MANET)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IMPLEMENTASI ANT-BASED ROUTING ALGORITHM PADA MOBILE AD HOC NETWORK (MANET)"

Transkripsi

1 IMPLEMENTASI ANT-ASED ROUTING ALGORITHM PADA MOILE AD HOC NETWORK (MANET) Rahadani 1), Safriadi 2) Aulia Essra 3) Universitas Panca udi 1), Magister Teknik Inforatika,USU 2,3) E-ail : rah4dani@gail.co ASTRACT MANET is a network odel cordless (wireless) fro obile devices that can be setup dynaically fro anywhere and at anytie without using a fixed network infrastructure. Ease of use and it is without a fixed infrastructure (less infrastructure) akes this odel very suitable for use in critical situations, such as in the afterath of disaster, isolated areas and areas with inial counications network resources. To axiize the utilization and use of MANET network syste, especially on the deterination and selection of the best route to a node can connect and transit the packet fro the source node to the destination node to be optiized. This study was done to iprove the perforance of packet delivery by creating a node that functioned as a gateway and client using routing protocols Ant-ased Routing Algorith (ARA) so as to reduce the processing tie (overhead) that often occurs in MANET network. Testing is done with a nuber of different nodes of 10, 20, and 30 nodes, with a bandwidth of 5 Mbps, 5 Mbps and the packet area of 10x10. The test results deonstrate the value of perforance etrics on throughput and delay have optial perforance and low overhead so that the process of counication in the area of MANET network can take place with the stable. Keywords: Manet, ant-based routing algorith, networking ASTRAK MANET erupakan sebuah odel jaringan tanpa kabel (wireless) dari perangkatperangkat obile yang dapat di-setup secara dinais dari ana saja dan kapan saja tanpa enggunakan infrastruktur jaringan yang tetap. Keudahan dala peakaian dan sifatnya yang tanpa infrastructure tetap (less infrastructure) ebuat odel ini sangat cocok digunakan pada keadaan kritis, seperti pada keadaan pasca bencana, daerah yang terisolir dan daerah yang ini dengan suber daya jaringan kounikasi. Untuk eaksialkan dala peanfaatan dan penggunaan siste jaringan MANET terutaa pada bagian penentuan dan peilihan rute terbaik untuk node dapat terhubung dan engirikan packet dari node suber ke node tujuan agar lebih optial. Penelitian ini dilakukan untuk eningkatkan perfora pengirian packet dengan ebuat node yang difungsikan sebagai gateway dan client enggunakan protocol routing Ant-ased Routing Algorith (ARA) sehingga dapat engurangi waktu perosesan (overhead) yang sering terjadi pada jaringan MANET. Pengujian dilakukan dengan julah node yang berbeda dari 10, 20, dan 30 node, dengan bandwidth 5 Mbps, packet 5 Mbps dan luas area 10x10. Hasil pengujian enunjukkan nilai perforance etric pada throughput dan delay eiliki perfora yang optial dan overhead yang rendah sehingga proses kounikasi pada area jaringan MANET dapat berlangsung dengan stabil. Kata kunci: anet, ant-based routing algorith, networking Jurnal ISD Vol.2 No.1 Januari - Juni 2017 pissn : X eissn:

2 PENDAHULUAN Paradiga obile ultihop ad hoc networking lahir dengan ide awal untuk eperluas layanan internet pada pengguna ponsel, odel jaringan ini sering disebut sebagai Mobile Ad Hoc Network (MANET) [1]. MANET erupakan sebuah odel jaringan tanpa kabel (wireless) dari perangkatperangkat obile yang dapat di-setup secara dinais dari ana saja dan kapan saja tanpa enggunakan infrastruktur jaringan yang tetap [2]. MANET dapat dibentuk oleh beberapa obile node tanpa adanya pusat adinistrasi dan infrastruktur khusus sehingga obile host yang terhubung dengan wireless dapat bergerak bebas (dynaic) dan atau juga berperan sebagai router [3]. Keudahan dala peakaian dan sifatnya yang tanpa infrastructure tetap (less infrastructure) ebuat odel ini sangat cocok digunakan pada keadaan kritis, seperti pada keadaan pasca bencana, daerah yang terisolir dan daerah yang ini dengan suber daya jaringan kounikasi. Keudahan dan kepraktisan dala penggunaannya ebuat siste jaringan MANET terus dikebangkan oleh para peneliti, terutaa bidang jaringan koputer. Untuk eaksialkan dala peanfaatan dan penggunaan siste jaringan MANET aka perlu untuk dikebangkan kebali odel siste jaringan ini, terutaa pada bagian penentuan dan peilihan rute terbaik untuk node dapat terhubung dan engirikan packet dari node suber ke node tujuan pada area jaringan MANET agar lebih optial. Penelitian ini dilakukan untuk eningkatkan perfora proses pengirian packet dengan ebuat node yang difungsikan sebagai gateway dan client enggunakan protocol lrouting Ant- ased Routing Algorith(ARA). Ant-ased Routing Algorith (ARA) erupakan perkebangan teknologi routing berbasis Ant Colony Optiization (ACO), bagian dari reactive routing serta endukung ultipath routing [4]. Ant-ased Routing Algorith (ARA) apu engurangi waktu perosesan (overhead) yang sering terjadi pada jaringan MANET, karena tabel routing tidak dipertukarkan (interchanged) antara node yang satu dengan node lainnya selaa proses ode ad hoc sedang berlangsung pada jaringan MANET sehingga akan epercepat dan eningkatkan perforansi proses kounikasi antar node pada pengirian packet [5]. Sehingga dengan hasil penelitian ini, dapat eningkatkan perforansi proses pengirian packet dari node suber ke node tujuan. METODE PENELITIAN Model siulasi erupakan cara praktis untuk dapat elakukan analisis dan pengujian dala sebuah penelitian. Tujuan utaa siulasi dilakukan untuk enentukan jalur (rute) terbaik yang akan dilalui node pada proses pengirian packet dari node suber ke node tujuan pada jaringan MANET yang sedang berlangsung. Ant-ased Routing Algorith (ARA) Ant-based routing algorith erupakan protokol routing reaktif yang didasarkan pada sifat sekupulan seut (ant) tiruan dala encari jalur terpendek dan terbaik dari suber ke tujuan [6]. Proses adaftasi dan optiasi eta-heuristic pada Mobile Ad Hoc Network (MANET) dengan Ant-ased Routing Algorith (ARA) dilakukan dengan tiga fase proses routing yaitu Route Discovery Phase (fase pencarian), Route Maintenance (fase routing) dan Route ailure Handling (fase penanganan kesalahan) [5]. Jurnal ISD Vol.2 No.1 Januari - Juni 2017 pissn : X eissn:

3 Route Discovery Phase Pada fase awal pola jaringan MANET akan dibentuk dengan agen seut yaitu, orward Ant (A) dan ackward Ant (A). orward ant akan bertugas sebagai agent yang ebentuk jalur pheroon ke node suber, sedangkan backward ant akan ebentuk jalur pheroone enuju node tujuan. orward ant dan backward ant erupakan representasi packet kecil dengan urutan noor kode (code nuber) yang unik. Dengan code nuber yang unik setiap node pada jaringan MANET dapat ebedakan packet bedasarkan noor urutan dan alaat suber dari forward ant dan backward ant. S 1 2 Gabar 1. ase Route Discovery Untuk orward Ant Sebuah forward ant akan elakukan broadcast dan akan disebarkan ke node tetangga (next hop). yang baru pertaa kali eneria inforasi dari forward ant akan ebuat catatan (note) pada routing table engenai alaat tujuan, hop selanjutnya (next hop) dan nilai (value) pheroon. Keudian pada langkah berikutnya node akan enterjeahkan alaat suber forward ant sebagai alaat tujuan. Alaat dari node sebelunya atau forward ant sebagai alaat tujuan. tersebut sebagai next hop akan enghitung nilai pheroon bedasarkan julah hop yang dibutuhkan forward ant untuk encapai node. Lalu node akan enyebarkan forward ant ke node tetangga. orward ant elewati node yang saa akan dideteksi elalui D noor urutannya dan langsung di hancurkan, ketika forward ant sapai pada node tujuan. Keudian inforasi dari forward ant akan diekstrak dan langsung dihancurkan, seperti yang dijelaskan pada Gabar 1. Pada tahapan selanjutnya agent akan ebuat backward ant untuk dikiri ke node pengiri. ackward ant epunyai tugas yang hapir saa dengan forward ant, yaitu ebuat jalur enuju node suber. Ketika node pengiri eneria backward ant dari node tujuan, aka jalur akan dibentuk dan packet data dapat dikiri. Hal ini dapat dilihat pada Gabar 2. S 1 2 Gabar 2.ase Route Discovery Untuk ackward Ant Route Maintenence ase yang kedua pada proses routing dengan ant-based routing algorith adalah fase route aintenance yang akan bertugas enjaga perkebangan dan stabilitas routing selaa proses route sedang berlangsung atau antar node sedang berkounikasi pada jaringan MANET selaa berkounikasi. Ant-ased Routing Algorith (ARA) tidak ebutuhkan packet yang khusus untuk proses aintenance route. Karena sekali saja forward ant dan backward ant ebangun jalur pheroone antara node suber dan tujuan, packet data akan langsung digunakan untuk epertahankan jalurnya. Saa seperti kejadian yang ungkin sering terjadi diala atau lingkungan sebenarnya (nature proses), jalur yang telah terbangun tidak akan ebiarkan nilai pheroon awal tetap untuk selaanya. Nilai dari pheroone akan bertabah D Jurnal ISD Vol.2 No.1 Januari - Juni 2017 pissn : X eissn:

4 bila jalur tersebut selalu dilewati packet, seentara nilainya akan berkurang. Untuk encegah perulangan (loop) yang tidak diinginkan oleh setiap packet yang elewati node yang saa 2 (dua) kali, dapat dideteksi berdasarkan alaat suber dan noor urutan pada node tersebut. Lalu node akan eberikan flag DUPLICATE_error dan engirikan packet ke node sebelunya. Keudian node sebelunya akan eatikan (enonaktifkan) link enuju kenode ini. Sehingga packet tidak akan elewati jalur tersebut yang telah dinonaktifkan. Route ailure Handling ase terakhir pada optiasi Ant-ased Routing Algorith (ARA) adalah enangani proses gagal routing pada agent. Hal ini akan disebabkan obilitas node yang sangat tinggi. Agent akan engetauhi route yang gagal bedasarkan hilangnya acknowledgeent. Jika sebuah node endapatkan pesan ROUTE_error pada link tertentu, hal pertaa yang akan dilakukan adalah enonaktifkan link tersebut, yaitu dengan engatur nilai pheroone enjadi saa dengan 0 (nol). Keudian node akan encari link alternatif pada table routing. Jika terdapat kegagalan link pada siste jaringan ad hoc aka packet akan dikirikan kebali elalui link alternative. Jika packet kebali ke node suber dan tidak encapai tujuan aka suber akan eulai fase route discovery lagi dari awal. Konfigurasi Jaringan MANET Konfigurasi jaringan MANET erupakan representasi graph dengan N sebagai nodes dan M sebagai penghubung (links) [7]. Seua links yang ditapilkan adalah besaran jalur konektifitas yang erupakan bandwidth (bits/sec) dan waktu transisi (sec). Hal ini ditujukan agar setiap node dapat enyipan dan eneruskan packet pada antrian pada siste jaringan MANET diana packet keluar dan asuk keudian disipan. Hal ini dapat dijelaskan pada Gabar 3. Packet Antrian Packet Diteria Proses Packet Dikiri Next Hop Gabar 3. Model Pada MANET Sipanan seentara (buffer) pada node akan dibagi (share) diantara seua antrian pada saat node asuk untuk terhubung atau keluar pada jaringan MANET yang sedang berjalan. Proses transfer packet dapat erupakan data packet atau routing packet. Packet akan elakukan antrian dan akan dilayani dengan odel aturan irst In irst Out (IO). Sebuah packet akan dibaca dari proses inforasi routing table engenai link ana yang akan digunakan untuk diikuti dan dikirikan ke node tujuan. Ketika link tersedia, proses pengirian packet akan dipersiapkan. Pada saat packet diabil untuk dipindahkan dari node satu ke node tetangga akan bergantung pada ukuran packet, bandwidth dan karakteristik transisi data yang digunakan. Ketika packet sapai ketujuan aka packet akan disipan pada eory buffer. Apabila ruang penyipanan (buffer) tidak encukupi aka packet akan dibuang atau diabaikan. Untuk ebangun konfigurasi jaringan MANET serta proses routing dari node suber ke node tujuan digunakan ant-based routing algorith untuk endapatkan hasil yang lebih optial dala proses pengirian packet. Konsep odel jaringan yang diasusikan sebagai topologi jaringan MANET terdiri dari node A,, C, D, E, dan G yang Jurnal ISD Vol.2 No.1 Januari - Juni 2017 pissn : X eissn:

5 erupakan tujuh wireless nodes pada lingkungan jaringan MANET (Gabar 4). Diasusikan node sebagai suber akan berkounikasi dengan node D sebagai tujuan. Dari konsep node tersebut terdapat beberapa jalur routing yang berbeda yang dapat dilalui dala pengirian packet ke tujuan. Routing dilakukan dengan engirikan packet dari suber enuju tujuan. Routing protocol dengan ant-based routing algorith dapat eneukan rute atau signal terbaik untuk dapat dilalui node dala proses pengirian packet berdasarkan nilai signal tertinggi dan terbaik serta dapat engukur variabel pada perforance etric, seperti throughput dan delay. A Source C Gabar 4. Skea Rancangan Jaringan MANET HASIL DAN PEMAHASAN erdasarkan hasil rancangan yang telah dijelaskan pada etode penelitian, untuk enapilkan dan ebahas hasil rancangan, aka dilakukan pengujian enggunakan siulator yang telah dibangun dengan bahasa perograan Java Script. Siulator enguji nilai yang diproses berdasarkan paraeter yang telah ditentukan. Persiapan Siulasi Skenario siulasi terdiri dari beberapa julah node yang awalnya ditepatkan secara acak danterus bergerak dala siulasi area persegi berdasarkan odel Rando Waypoint Mobile (RWM). Setiap node elakukan perjalanan antar hop atau ke tujuan secara acak pada area siulasi jaringan G Destination E D MANET, keudian elakukan pause atau waktu jeda untuk sesi kedua. Setelah asa jeda, node enuju tepat lain atau node-node tetangga yang dipilih secara acak. Proses ini akan terus diulang pada saat siulasi, hal ini akan enyebabkan perubahan terus enerus (obility node) pada topologi jaringan MANET. Pada proses ini akan diadopsi perilaku agent seut yang terdiri dari forward ant dan backward ant yang enghasilkan perbaikan dari tabel routing sehingga dihasilkan troughput yang lebih optial dan delay yang lebih rendah. Model siulasi enggunakan siulator yang dibangun berdasarkan pendekatan dan paraeter yang dibutuhkan. Paraeter odel siulasi yang digunakan dala percobaan dijelaskan pada Tabel 1. Tabel 1. Paraeter Pengujian Skenario Siulasi Paraeter Uji Nilai Satuan Pada Siulasi Luas Grid Area 100 x100 2 Julah 10, 20, dan 30 node andwidth 5 Mbps Model Jaringan Mobile Mobility Model Ukuran Packet Jarak Transisi Routing Protocol Rando Waypoint Mobility (RWM) 5 Mbps Ant-ased Routing Algorith Pada saat siulasi dilakukan, untuk endapatkan hasil yang optial pada proses pengujian digunakan sebuah asusi bahwa tidak ada habatan (obstacles) pada rute yang akan dilalui agent seut pada proses kounikasi sedang berlangsung Hasil Pengujian Dengan 10 Pada siulasi pertaa pengujian dilakukan enggunakan sebanyak 10 node. diuji dengan jenis paraeter Jurnal ISD Vol.2 No.1 Januari - Juni 2017 pissn : X eissn:

6 yang saa, seperti yang dijelaskan pada Tabel 1. Gabar 5. Pengujian Dengan 10 Hasil pengujian (result) enggunakan 10 node, dijelaskan pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Pengujian 10 Suber 1 Tujuan 10 Julah 6 Tetangga (Rute Terbaik) Jarak Yang Ditepuh ANT Tie 10.64s Throughput 0.47 Mbps Delay 8.14 s Total Jarak Yang Hasil Pengujian Dengan 20 Pengujian selanjutnya dengan enabahkan 10 node yang baru, sehingga pada grid area julah node bertabah enjadi 20 node, seperti yang ditapilkan dan dijelaskan pada Gabar 6. Setelah proses siulasi dijalankan dengan paraeter yang saa, dan hanya node tujuan saja yang dirubah enjadi node paling akhir yang asuk atau ditepatkan ke grid area yaitu pada node 20. Hasil pengujian dengan 20 node pada proses penentuan rute terbaik dan pengirian packet dijelaskan pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Pengujian 20 Suber 1 Tujuan 20 Julah 8 Tetangga (Rute Terbaik) Jarak Yang Ditepuh ANT Tie Throughput Delay Total Jarak Yang s 0.36 Mbps s Hasil Pengujian Dengan 30 Setelah elakukan pengujian dengan 20 node dengan odel jaringan obile, pada pengujian berikutnya julah node ditabah sebanyak 10 node pada grid area, sehingga enjadi berjulah 30 node. Langkah ini dilakukan untuk engukur perforansi routing protocol yang digunakan jika node terus ditabah. Julah node yang diuji dala proses siulasi, dijelaskan pada Gabar 7. Gabar 6. Pengujian Dengan 20 Gabar 7. Pengujian Dengan 30 Jurnal ISD Vol.2 No.1 Januari - Juni 2017 pissn : X eissn:

7 Setelah proses siulasi dijalankan kebali dengan paraeter yang saa, hanya node tujuan saja yang dirubah enjadi node 30. Hasil pegujian dengan 30 node pada proses pengirian packet dari node suber ke node tujuan dijelaskan pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil Pengujian 30 Suber 1 Tujuan 30 Julah 10 Tetangga (Rute Terbaik) Jarak Yang Ditepuh ANT Tie Throughput Delay Total Jarak s 0.31 Mbps s Penentuan Rute (Signal) Terbaik Pada proses penentuan rute atau signal terbaik dengan ant-based routing protocol, setiap node yang akan dilalui oleh agent akan ebandingkan nilai strength jarak atau jangkauan signal yang akan dilalui, sinyal ana yang terbesar diantara beberapa node tetangga, node tersebut yang akan dipilih agent untuk dilalui. Pada tahapan selanjutnya agent akan enjulahkan nilai jarak berdasarkan peilihan signal pada node-node untuk dilalui oleh agent berikutnya. Hasil penentuan rute yang dilalui agent yang erupakan rute terbaik dari hasil pengujian berdasarkan waktu tepuh dan hasil rekapitulasi pengujian dijelaskan pada Tabel 5. Tabel 5. Rekapitulasi Rute (Signal) Terbaik Jula h Jarak Ditep uh 10 5 Nod e 4 Nod e Nod e 8 Nod e Nod e 8 Nod e No de ANT Tie s s s erdasarkan Tabel 5 dapat dibuktikan bahwa, ant-based routing algorith dapat dengan stabil enentukan atau eeilih jalur (signal) terbaik dan Jurnal ISD Vol.2 No.1 Januari - Juni 2017 pissn : X eissn:

8 terdekat pada node-node tetangga pada jaringan MANET yang sedang berjalan walaupun julah node yang terhubung terus bertabah untuk dilalui dala proses pengirian packet dari node suber ke node tujuan berdasarkan waktu tepuh. Throughput Nilai throughput yang dihasilkan dari serangkaian uji coba yang telah dilakukan dengan ant-based routing protocol seperti yang ditapilkan pada Tabel 6, enunjukkan bahwa nilai throughput yang dihasilkan sedikit engalai penurunan ketika node ditabah secara signifikan pada grid area, tetapi proses kounikasi dan pengirian packet asih dapat berjalan dengan stabil dan lancar dari node suber ke node tujuan pada jaringan MANET yang sedang berlangsung. Jul ah Tabel 6. Tabel Throughput Jarak Ditep uh Thro ughp ut 0.47 Mbps 0.36 Mbps 0.31 Mbps Nod e Delay Nilai delay yang dihasilkan dari serangkaian uji coba yang telah dilakukan enggunakan ant-based routing algorith enunjukkan bahwa delay yang dihasilkan sangat kecil terhadap penabahan julah node yang cukup signifikan, sehingga dapat enurunkan nilai overhead pada siste jaringan MANET yang sedang berjalan. Nilai delay yang dihasilkan berdasarkan pengujian dengan julah node yang berbeda-beda dijelaskan pada Tabel 7. Jula h Tabel 7. Tabel Delay Yang Jarak Yang Ditepu h Dela y s s Jurnal ISD Vol.2 No.1 Januari - Juni 2017 pissn : X eissn:

9 No de s KESIMPULAN erdasarkan hasil pengujian enggunakan siulator dan pebahasan yang telah dilakukan, ketika proses kounikasi dan pengirian packet dari node suber ke node tujuan pada jaringan MANET adalah sebagai berikut; 1. Ant-based routing algorith dapat eningkatkan perforansi penentuan rute dan epercepat waktu pengirian packet dari node suber ke node tujuan dengan besar bandwidth terbatas dan julah node yang dinais pada jaringan MANET, berdasarkan hasil pengujian terhadap nilai throughput dan delay. 2. Ant-based routing algorith lebih baik digunakan pada jalur kounikasi (traffic) yang padat atau pada sarana kounikasi yang ini, karna kestabilannya dala einialisir overhead. DATAR PUSTAKA [1]asagni, S., Conti, M., Giordano, S.,& Stojenovic, I., Mobile Ad Hoc Networking: Cutting Edge Directions, IEEE Press, Willey: USA [2]Tavli, & Heinzellan, W., Mobile Ad Hoc Networks Energy- Efficient Real-Tie Data Counications, Springer: USA [3]rikha, M, Ad Hoc Networks:Routing, QoS and Optiization, WILEY [4]Taraka,.N, & Eani,.A, Routing in Ad Hoc Networks Using Ant Colony Optiization, ifth International Conference on Intelligent Systes, Modelling and Siulation [5]Mesut Gunes Udo Sorges,.& Ied ouazizi, ARA The Ant- Colony ased Routing Algorith for MANETs, International Workshop on Ad Hoc Networking (IWAHN 2002), Vancouver,ritish Colubia, Canada, August pp [6]Talwar, & Gupta, A, Ant Colony based and Mobile Ad Hoc Networks Routing Protocols, International Journal of Coputer Applications ( ), Volue 49,No.21 [7]Dorigo, M,.& Stutzle,. T., Ant Colony Optiization, MIT Press: London Jurnal ISD Vol.2 No.1 Januari - Juni 2017 pissn : X eissn:

ANALISIS ALGORITMA LOCALLY OPTIMAL HARD HANDOFF TERHADAP KECEPATAN DAN KORELASI JARAK

ANALISIS ALGORITMA LOCALLY OPTIMAL HARD HANDOFF TERHADAP KECEPATAN DAN KORELASI JARAK ANALISIS ALGORITMA LOCALLY OPTIMAL HARD HANDOFF TERHADAP KECEPATAN DAN KORELASI JARAK Lucky T Sianjuntak, Maksu Pine Departeen Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Suatera Utara, Medan e-ail : LuckyTrasya@gail.co

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi nirkabel terus berkembang lebih maju, dan peluang penggunaanya semakin menyebar secara luas. Dengan mudahnya kita bisa menemukan tempat

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan komputer saat ini semakin banyak digunakan oleh orang, terlebih kebutuhan akan akses jaringan nirkabel. Mobile Ad Hoc Network (MANET) adalah salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi komputer membantu semua aspek kehidupan manusia. Contoh nyata dari kemajuan teknologi komputer adalah perkembangan teknologi nirkabel (wireless)

Lebih terperinci

Estimasi Sinyal Quantitative Ultrasound QUS dengan Algoritma Space Alternate Generalized Expectation (SAGE)

Estimasi Sinyal Quantitative Ultrasound QUS dengan Algoritma Space Alternate Generalized Expectation (SAGE) JUISI, Vol. 03, No. 02, Agustus 2017 1 Estiasi Sinyal Quantitative Ultrasound QUS dengan Algorita Space Alternate Generalized Expectation (SAGE) Musayyanah 1, Yosefine Triwidyastuti 2, Heri Pratikno 3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air erupakan kebutuhan yang penting bagi kehidupan anusia. Manusia tidak dapat elanjutkan kehidupannya tanpa penyediaan air yang cukup dala segi kuantitas dan kualitasnya.

Lebih terperinci

Penentuan Akar-Akar Sistem Persamaan Tak Linier dengan Kombinasi Differential Evolution dan Clustering

Penentuan Akar-Akar Sistem Persamaan Tak Linier dengan Kombinasi Differential Evolution dan Clustering Jurnal Kubik, Volue No. ISSN : 338-0896 Penentuan Akar-Akar Siste Persaaan Tak Linier dengan Kobinasi Differential Evolution dan Clustering Jaaliatul Badriyah Jurusan Mateatika, Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

Studi Kinerja Multipath AODV dengan Menggunakan Network simulator 2 (NS-2)

Studi Kinerja Multipath AODV dengan Menggunakan Network simulator 2 (NS-2) A652 Studi Kinerja Multipath AODV dengan Menggunakan Network simulator 2 (NS-2) Bima Bahteradi Putra dan Radityo Anggoro Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Simulasi dan Analisis Kinerja Prediktor Smith pada Kontrol Proses yang Disertai Tundaan Waktu

Simulasi dan Analisis Kinerja Prediktor Smith pada Kontrol Proses yang Disertai Tundaan Waktu 6 Siulasi dan Analisis Kinerja Prediktor Sith pada Kontrol Proses yang Disertai Tundaan Waktu Neilcy Tjahja Mooniarsih Progra Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Sistem Fuzzy

Perancangan Sistem Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Sistem Fuzzy JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-58 Perancangan Siste Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Siste Fuzzy Mochaad Raa Raadhan,

Lebih terperinci

STUDI SIMULASI BIAS ESTIMATOR GPH PADA DATA SKIP SAMPLING

STUDI SIMULASI BIAS ESTIMATOR GPH PADA DATA SKIP SAMPLING Statistika, Vol., No., Noveber 0 STUDI SIMULASI BIAS ESTIMATOR GPH PADA DATA SKIP SAMPLING Gede Suwardika, Heri Kuswanto, Irhaah Jurusan Statistika,Fakultas Mateatika dan Ilu Pengetahuan Ala, Universitas

Lebih terperinci

OPTIMASI PENENTUAN ZONA PADA PROTOKOL ROUTING HOPNET DENGAN TEKNIK MIN-SEARCHING

OPTIMASI PENENTUAN ZONA PADA PROTOKOL ROUTING HOPNET DENGAN TEKNIK MIN-SEARCHING OPTIMASI PENENTUAN ZONA PADA PROTOKOL ROUTING HOPNET DENGAN TEKNIK MIN-SEARCHING Pembimbing : Prof. Ir. Supeno Djanali, M.Sc, Ph.D Co-Pembimbing : Ir. Muchammad Husni, M.Kom Oleh: Surateno, NRP. 5108 201

Lebih terperinci

Kriptografi Visual Menggunakan Algoritma Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gambar Sampul

Kriptografi Visual Menggunakan Algoritma Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gambar Sampul Kriptografi Visual Menggunakan Algorita Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gabar Sapul Yusuf Rahatullah Progra Studi Teknik Inforatika Institut Teknologi Bandung Bandung, Indonesia 13512040@std.stei.itb.a.id

Lebih terperinci

Seminar Proyek Akhir ke-2 PENS-ITS Surabaya, Juli 2011

Seminar Proyek Akhir ke-2 PENS-ITS Surabaya, Juli 2011 Seinar Proyek Akhir ke-2 PENS-ITS Surabaya, 19-22 Juli 2011 UNIT SENTRAL DATA SEBAGAI MEDIA PENGONTROL PERALATAN LISTRIK BERBASIS ATMEGA8515 DAN POWER LINE CARRIER Ferry Trivianto ferry@student.eepis-its.edu

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN ULUAN

1 BAB I PENDAHULUAN ULUAN ULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia untuk melakukan komunikasi semakin besar dari waktu ke waktu. Saat ini, komunikasi bergerak menjadi kebutuhan komunikasi yang sudah tidak

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PROTOKOL ROUTING AODV DAN OLSR PADA JARINGAN MOBILE AD-HOC

ANALISIS KINERJA PROTOKOL ROUTING AODV DAN OLSR PADA JARINGAN MOBILE AD-HOC ANALISIS KINERJA PROTOKOL ROUTING AODV DAN OLSR PADA JARINGAN MOBILE AD-HOC SONY CANDRA D. NRP 5104 100 008 Dosen Pembimbing Ir. Muchammad Husni, M.Kom. JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA Fakultas Teknologi Informasi

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PROTOKOL REAKTIF PADA JARINGAN MANET DALAM SIMULASI JARINGAN MENGGUNAKAN NETWORK SIMULATOR DAN TRACEGRAPH

ANALISIS KINERJA PROTOKOL REAKTIF PADA JARINGAN MANET DALAM SIMULASI JARINGAN MENGGUNAKAN NETWORK SIMULATOR DAN TRACEGRAPH ANALISIS KINERJA PROTOKOL REAKTIF PADA JARINGAN MANET DALAM SIMULASI JARINGAN MENGGUNAKAN NETWORK SIMULATOR DAN TRACEGRAPH Bayu Nugroho, Noor Akhmad Setiawan, dan Silmi Fauziati Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

Sistem Keamanan Ruangan Berbasis WEB Menggunakan Webcam dan Sensor PIR

Sistem Keamanan Ruangan Berbasis WEB Menggunakan Webcam dan Sensor PIR Siste Keaanan Ruangan Berbasis WEB Menggunakan Webca dan Sensor PIR Ahad Syafiul Ua Ahad.syafiul94@gail.co Universitas Jeber Babang Supeno babangsupeno@gail.co Universitas Jeber Widya Cahyadi cahyadi@unej.ac.id

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia APLIKASI KENDALI ADAPTIF PADA SISTEM PENGATURAN TEMPERATUR CAIRAN DENGAN TIPOLOGI KENDALI MODEL REFERENCE ADAPTIVE CONTROLLER (MRAC) Ferry Rusawan, Iwan Setiawan, ST. MT., Wahyudi, ST. MT. Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Variabel 2.1.1 Data Pengertian data enurut Webster New World Dictionary adalah things known or assued, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap.

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN 6 BAB II METODOLOGI PENELITIAN.1 Waktu dan Tepat Penelitian Gabar Peta kawasan hutan KPH Madiun Peru perhutani Unit II Jati. Pengabilan data penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sapai dengan bulan

Lebih terperinci

AS IR O R U O TI U N TI G P AD

AS IR O R U O TI U N TI G P AD Tesis OPTIMASI ROUTING PADA JARING DATA MULTI JALUR MENGGUNAKAN METODE ANT COLONY OPTIMIZATION (ACO) Nama : Agus Kurniwanto NIM : 2209206803 PROGRAM STUDI MAGISTER BIDANG KEAHLIAN TELEMATIKA JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nirkabel dan merupakan turunan dari MANET (Mobile Ad hoc Network). Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. nirkabel dan merupakan turunan dari MANET (Mobile Ad hoc Network). Tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vehicular Ad hoc Network (VANET) termasuk dalam jaringan komunikasi nirkabel dan merupakan turunan dari MANET (Mobile Ad hoc Network). Tujuan dasar VANET adalah untuk

Lebih terperinci

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA Jurnal Mateatika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 160 167 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA

Lebih terperinci

Simulasi dan Pengkajian Performa Vehicular Ad Hoc Network

Simulasi dan Pengkajian Performa Vehicular Ad Hoc Network Simulasi dan Pengkajian Performa Vehicular Ad Hoc Network Aletheia Anggelia Tonoro 1, Hartanto Kusuma Wardana 2, Saptadi Nugroho 3 Program Studi Sistem Komputer Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan daerah sebagai bagian yang integral dari pebangunan nasional dilaksanakan berdasakan prinsip otonoi daerah dan pengaturan suber daya nasional yang

Lebih terperinci

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (03) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) Ipleentasi Histogra Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segentasi Citra Berwarna Risky Agnesta Kusua Wati, Diana Purwitasari, Rully Soelaian

Lebih terperinci

ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA FASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU FASA

ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA FASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU FASA ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA ASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU ASA Maulana Ardiansyah, Teguh Yuwono, Dedet Candra Riawan Jurusan Teknik Elektro TI - ITS Abstrak Generator induksi

Lebih terperinci

Sistem Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant

Sistem Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant Siste Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant A 11 M. Andy udhito Progra Studi Pendidikan Mateatika FKIP Universitas Sanata Dhara Paingan Maguwoharjo Yogyakarta eail: arudhito@yahoo.co.id Abstrak elah

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis Web Pada SMPN 71 Jakarta

Rancang Bangun Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis Web Pada SMPN 71 Jakarta Siposiu Nasional Ilu Pengetahuan dan Teknologi (SIMNASIPTEK) 207 ISBN: 978-602-6268-4-9 Rancang Bangun Siste Inforasi Perpustakaan Berbasis Web Pada SMPN 7 Jakarta Kurniawati, Ghofar Taufik 2 STMIK Nusa

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA HEURISTIK RAJENDRAN UNTUK PENJADUALAN PRODUKSI JENIS FLOW SHOP

PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA HEURISTIK RAJENDRAN UNTUK PENJADUALAN PRODUKSI JENIS FLOW SHOP PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA HEURISTIK RAJENDRAN UNTUK PERJADUALAN PRODUKSI JENIS FLOW SHOP (Didik Wahyudi) PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA HEURISTIK RAJENDRAN

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1-1. Hybrid Ad Hoc Wireless Topology

1 BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1-1. Hybrid Ad Hoc Wireless Topology 1.1 Latar belakang masalah 1 BAB I PENDAHULUAN Jaringan hybrid wireless ad hoc adalah gabungan antara jaringan infrastruktur dengan MANET yang memungkinkan adanya node yang bergerak bebas/mobile yang dapat

Lebih terperinci

PERCOBAAN III Komunikasi Data Pengukuran Komunikasi Serial

PERCOBAAN III Komunikasi Data Pengukuran Komunikasi Serial PERCOBAAN III Kounikasi Data Pengukuran Kounikasi Serial 1. TUJUAN 1. Mapu enghubungkan 2 PC untuk dapat berkounikasi lewat port serial RS232 2. Mengetahui siste pengkabelan untuk enghubungkan 2 PC lewat

Lebih terperinci

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah Konferensi Nasional Siste & Inforatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Penerapan Metode Sipleks Untuk Optialisasi Produksi Pada UKM Gerabah Ni Luh Gede Pivin Suwirayanti STMIK STIKOM Bali Jl. Raya

Lebih terperinci

APLIKASI PEMESANAN PRODUK TIENS BERDASARKAN LOCATION BASED SERVICE BERBASIS ANDROID

APLIKASI PEMESANAN PRODUK TIENS BERDASARKAN LOCATION BASED SERVICE BERBASIS ANDROID Seinar Nasional APTIKOM (SEMNASTIKOM), FaveHotel Jayapura, 3 Noveber 207 APLIKASI PEMESANAN PRODUK TIENS BERDASARKAN LOCATION BASED SERVICE BERBASIS ANDROID Febryna Chaniago, Rikip Ginanjar 2, Rosalina

Lebih terperinci

Algoritma Pencarian A* dengan Fungsi Heuristik Jarak Manhattan

Algoritma Pencarian A* dengan Fungsi Heuristik Jarak Manhattan Algorita Pencarian A* dengan Fungsi Heuristik Jarak Manhattan Puanta Della Maharani Riyadi - 13507135 Teknik Inforatika Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha no. 10, Bandung If17135@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

Sistem Informasi Manajemen Penjualan Pada Koperasi Pegawai Negeri Kantor

Sistem Informasi Manajemen Penjualan Pada Koperasi Pegawai Negeri Kantor Siste Inforasi Manajeen Penjualan Pada Koperasi Pegawai Negeri Kantor Gubernur Berbasis Web Deasy AnnisaSari, Helfi Nasution 2, Anggi Sriurdianti Sukato 3. Progra Studi Inforatika Universitas Tanjungpura,2,3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pergeseran perkembangan teknologi dimulai dari teknologi bersifat tetap dan sekarang mulai bergeser menuju teknologi bersifat mobile. Untuk teknologi mobile tidak terlepas

Lebih terperinci

JSIKA Vol. 5, No. 5. Tahun 2016 ISSN X

JSIKA Vol. 5, No. 5. Tahun 2016 ISSN X SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET TI PADA KEMENTERIAN AGAMA KOTA PROBOLINGGO Zulfikar Rahan 1) Arifin Puji Widodo 2) Anjik Sukaaji 3) S1 / Jurusan Siste Inforasi Institut Bisnis dan Inforatika STIKOM Surabaya

Lebih terperinci

PERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU

PERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU PERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU Warsito (warsito@ail.ut.ac.id) Universitas Terbuka ABSTRAT A function f ( x) ( is bounded and continuous in (, ), so the iproper integral of rational

Lebih terperinci

BAB IV GENERATOR BILANGAN RANDOM

BAB IV GENERATOR BILANGAN RANDOM BAB IV GENERATOR BILANGAN RANDOM 4.1. Generator Bilangan Rando dan Fungsi Distribusi Pada siulasi seringkali dibutuhkan bilangan-bilangan yang ewakili keadaan siste yang disiulasikan. Biasanya, kegiatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi sangatlah cepat demi memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia. Perkembangan di bidang teknologi

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG )

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG ) PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG ) Siti Munawaroh, S.Ko Abstrak: Koperasi Aanah Sejahtera erupakan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY

BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY 3.1 Analisis Dinaika Model Hodgkin Huxley Persaaan Hodgkin-Huxley berisi epat persaaan ODE terkopel dengan derajat nonlinear yang tinggi dan sangat sulit

Lebih terperinci

1. Penyearah 1 Fasa Gelombang Penuh Terkontrol Beban R...1

1. Penyearah 1 Fasa Gelombang Penuh Terkontrol Beban R...1 DAFTA ISI. Penyearah Fasa Gelobang Penuh Terkontrol Beban..... Cara Kerja angkaian..... Siulasi Matlab...7.3. Hasil Siulasi.... Penyearah Gelobang Penuh Terkontrol Beban -L..... Cara Kerja angkaian.....

Lebih terperinci

KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM

KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM (CUSUM) DAN EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE () DALAM MENDETEKSI PERGESERAN RATARATA PROSES Oleh: Nurul Hidayah 06 0 05 Desen pebibing:

Lebih terperinci

Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil

Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil Vol. 2, 2017 Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil Widiarti 1*, Rifa Raha Pertiwi 2, & Agus Sutrisno 3 Jurusan Mateatika, Fakultas Mateatika

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Proses produksi di bidang pertanian secara umum merupakan kegiatan

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Proses produksi di bidang pertanian secara umum merupakan kegiatan 2 III. KERANGKA PEMIKIRAN Proses produksi di bidang pertanian secara uu erupakan kegiatan dala enciptakan dan enabah utilitas barang atau jasa dengan eanfaatkan lahan, tenaga kerja, sarana produksi (bibit,

Lebih terperinci

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan tanpa kabel (wireless) sebenarnya hampir sama dengan jaringan LAN, akan tetapi setiap node pada WLAN (Wireless Local Area Network) menggunakan wireless

Lebih terperinci

Aplikasi Information Retrieval (IR) CATA Dengan Metode Generalized Vector Space Model

Aplikasi Information Retrieval (IR) CATA Dengan Metode Generalized Vector Space Model Aplikasi Inforation Retrieval (IR) CATA Dengan Metode Generalized Vetor Spae Model Hendra Bunyain, Chathalea Puspa Negara Jurusan Teknik Inforatika Fakultas Teknologi Inforasi, Universitas Kristen Maranatha.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan Nirkabel Jaringan nirkabel atau dikenal dengan jaringan wireless adalah jaringan komunikasi yang tidak memerlukan kabel sebagai media transmisinya. Pada jaringan nirkabel

Lebih terperinci

SNIPTEK 2016 ISBN: SISTEM INFORMASI DISTRIBUTOR OBAT BERBASIS WEB PADA PT PRADIPTA CAKRAWALA PACIFIC JAKARTA

SNIPTEK 2016 ISBN: SISTEM INFORMASI DISTRIBUTOR OBAT BERBASIS WEB PADA PT PRADIPTA CAKRAWALA PACIFIC JAKARTA SNIPTEK 206 ISBN: 978-602-72850-3-3 SISTEM INFORMASI DISTRIBUTOR OBAT BERBASIS WEB PADA PT PRADIPTA CAKRAWALA PACIFIC JAKARTA NICODIAS PALASARA STMIK Nusa Mandiri Jakarta nico.dias@nusaandiri.ac.id DIAN

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Performansi Mesin Pendingin 1)

Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Performansi Mesin Pendingin 1) JURNAL TEKNIK MESIN Vol 4, No 2, Oktober 2002: 94 98 Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Perforansi Mesin Pendingin ) Ekadewi Anggraini Handoyo Dosen Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS)

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS) BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS) Adapun sejarah Badan Pusat Statistik di Indonesia terjadi epat asa peerintah di Indonesia, antara lain : 1. Masa Peerintahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah kecelakaan pada kendaaraan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya [1]. Bahkan banyak orang terluka dan korban mati terjadi di jalan raya diakibatkan oleh

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graph Sebelu sapai pada pendefinisian asalah network flow, terlebih dahulu pada bagian ini akan diuraikan engenai konsep-konsep dasar dari odel graph dan representasinya

Lebih terperinci

ANALISA GELOMBANG KEJUT TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN WALANDA MARAMIS BITUNG

ANALISA GELOMBANG KEJUT TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN WALANDA MARAMIS BITUNG Jurnal Iliah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No. 2, Juli 2013 ISSN 2087-9334 (94-98) ANALISA GELOMBANG KEJUT TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN WALANDA MARAMIS BITUNG Octaviani Litwina Ada Aluni

Lebih terperinci

Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126; Telp

Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126; Telp SIMULASI PERILAKU PONDASI GABUNGAN TELAPAK DAN SUMURAN DENGAN VARIASI DIMENSI TELAPAK DAN DIAMETER SUMURAN PADA TANAH LEMPUNG BERLAPIS DITINJAU DARI NILAI PENURUNAN Habib Abduljabar Waskito 1), Niken Sili

Lebih terperinci

Pembandingan Kinerja Antara Protokol Dynamic Source Routing Dan Zone Routing Pada Jaringan Ad-Hoc Wireless Bluetooth

Pembandingan Kinerja Antara Protokol Dynamic Source Routing Dan Zone Routing Pada Jaringan Ad-Hoc Wireless Bluetooth Pembandingan Kinerja Antara Protokol Dynamic Source Routing Dan Zone Routing Pada Jaringan Ad-Hoc Wireless Bluetooth Oleh : DICKY RACHMAD PAMBUDI Dosen Pembimbing : Dr.Ir. Achmad Affandi, DEA LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Tirta Ala Seesta. Perusahaan tersebut berlokasi di Desa Ciburayut, Kecaatan Cigobong, Kabupaten Bogor. Peilihan objek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini teknologi komunikasi data yang lebih dikenal sebagai packet switching semakin berkembang dari tahun ke tahun. Voice over Internet Protokol (VoIP)

Lebih terperinci

SISTEM RESI GUDANG SOLUSI BAGI PETANI

SISTEM RESI GUDANG SOLUSI BAGI PETANI SISTEM RESI GUDANG SOLUSI AGI PETANI Noviarina Purnai Putri Siste Resi Gudang ulai di kenal di Indonesia sejak 5 tahun terakhir. Sebelu uncul Undang- Undang no 9 Tahun 2006 Tentang Siste Resi Gudang banyak

Lebih terperinci

PEMILIHAN KRITERIA DALAM PEMBUATAN KARTU KREDIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY AHP

PEMILIHAN KRITERIA DALAM PEMBUATAN KARTU KREDIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY AHP E-Jurnal Mateatika Vol. 3, No. Januari 204, 25-32 ISSN: 2303-75 PEMILIHAN KRITERIA DALAM PEMBUATAN KARTU KREDIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY AHP JOKO HADI APRIANTO, G. K. GANDHIADI 2, DESAK PUTU EKA

Lebih terperinci

PEMBUATAN APLIKASI PELACAKAN LOKASI UNTUK MEMONITOR KELOMPOK BERBASIS ANDROID

PEMBUATAN APLIKASI PELACAKAN LOKASI UNTUK MEMONITOR KELOMPOK BERBASIS ANDROID PEMBUATAN APLIKASI PELACAKAN LOKASI UNTUK MEMONITOR KELOMPOK BERBASIS ANDROID Rody Verdika Cahyadi *), Kodrat Ian Satoto, and R. Rizal Isnanto Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci

Sphaira Mobile Electronic Medical Record (m-emr) Mobile Application untuk pelayanan medis yang lebih baik

Sphaira Mobile Electronic Medical Record (m-emr) Mobile Application untuk pelayanan medis yang lebih baik Sphaira Mobile Electronic Medical Record (-EMR) Mobile Application untuk pelayanan edis yang lebih baik Para narasuber di peluncuran aplikasi Sphaira Mobile pada tablet Windows 8 (ki-ka) Rudy Surjanto

Lebih terperinci

Gambar 4.27 Perbandingan throughput rata-rata IIX ke Gateway 2

Gambar 4.27 Perbandingan throughput rata-rata IIX ke Gateway 2 68 Gambar 4.27 Perbandingan throughput rata-rata IIX ke Gateway 2 Dari gambar 4.27, terlihat bahwa nilai throughput IIX ke Gateway 2 pada skenario router reflector BGP berkisar antara 0-3 paket per detik,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pebekuan Pebekuan berarti peindahan panas dari bahan yang disertai dengan perubahan fase dari cair ke padat dan erupakan salah satu proses pengawetan yang uu dilakukan untuk penanganan

Lebih terperinci

KUANTIFIKASI JENIS KAYU BERDASARKAN SIFAT ELEKTRIK QUANTIFICATION THE TYPES OF WOOD BASED ELECTRICAL PROPERTIES

KUANTIFIKASI JENIS KAYU BERDASARKAN SIFAT ELEKTRIK QUANTIFICATION THE TYPES OF WOOD BASED ELECTRICAL PROPERTIES ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Deseber 2017 Page 3906 KUANTIFIKASI JENIS KAYU BERDASARKAN SIFAT ELEKTRIK QUANTIFICATION THE TYPES OF WOOD BASED ELECTRICAL PROPERTIES Zeny Firdha

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH GANGGUAN HEAT TRANSFER KONDENSOR TERHADAP PERFORMANSI AIR CONDITIONING. Puji Saksono 1) ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH GANGGUAN HEAT TRANSFER KONDENSOR TERHADAP PERFORMANSI AIR CONDITIONING. Puji Saksono 1) ABSTRAK ANALISIS PENGARUH GANGGUAN HEAT TRANSFER KONDENSOR TERHADAP PERFORMANSI AIR CONDITIONING Puji Saksono 1) ABSTRAK Kondensor erupakan alat penukar kalor pada sisti refrigerasi yang berfungsi untuk elepaskan

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI TABUNG UDARA TERHHADAP DEBIT PEMOMPAAN POMPA HIDRAM

PENGARUH VARIASI TABUNG UDARA TERHHADAP DEBIT PEMOMPAAN POMPA HIDRAM 25 PENGARUH VARIASI TABUNG UDARA TERHHADAP DEBIT PEMOMPAAN POMPA HIDRAM Budi Hartono Fakultas Teknik, Universitas Ibnu Chaldun, Jl. Raya Serang Cilegon K.5, Serang Banten. Telp. 254-82357 / Fax. 254-82358

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. penelitian sebelumnya, hasil tersebut kemudian dianalisis, dimana hasil dari analisis

BAB 4 PEMBAHASAN. penelitian sebelumnya, hasil tersebut kemudian dianalisis, dimana hasil dari analisis BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pada bab ini ditampilkan hasil dari simulasi yang telah dilakukan pada tahap penelitian sebelumnya, hasil tersebut kemudian dianalisis, dimana hasil dari analisis tersebut

Lebih terperinci

APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST

APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST Andry Budian Sutanto dan Abdullah Shahab Progra Studi Magter Manajeen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopeber

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka 5 Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Definisi Penjadwalan Penjadwalan adalah kegiatan pengalokasian suber-suber atau esin-esin yang ada untuk enjalankan sekupulan tugas dala jangka waktu tertentu. (Baker,1974).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infrastruktur komunikasi data nirkabel diperlukan agar perangkat bergerak nirkabel (wireless mobile device) dapat berkomunikasi satu dengan yang lain. Pada beberapa

Lebih terperinci

Adaptasi Dinamis Protokol Routing AODV Menggunakan Distributed Routing pada Mobile Ad Hoc Networks untuk Sistem Komunikasi Kapal Perang

Adaptasi Dinamis Protokol Routing AODV Menggunakan Distributed Routing pada Mobile Ad Hoc Networks untuk Sistem Komunikasi Kapal Perang JURNAL ILMIAH ELITE ELEKTRO, VOL. 4, NO. 1, MARET 2013: 59-64 Adaptasi Dinamis Protokol Routing AODV Menggunakan Distributed Routing pada Mobile Ad Hoc Networks untuk Sistem Komunikasi Kapal Perang Shelvi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Konsep teori graf diperkenalkan pertama kali oleh seorang matematikawan Swiss,

I. PENDAHULUAN. Konsep teori graf diperkenalkan pertama kali oleh seorang matematikawan Swiss, I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Konsep teori graf diperkenalkan pertaa kali oleh seorang ateatikawan Swiss, Leonard Euler pada tahun 736, dala perasalahan jebatan Konigsberg. Teori graf erupakan salah satu

Lebih terperinci

OPTIMISASI SISTEM TRANSPORTASI MINYAK TITIK TUANG TINGGI: STUDI KASUS LAPANGAN X

OPTIMISASI SISTEM TRANSPORTASI MINYAK TITIK TUANG TINGGI: STUDI KASUS LAPANGAN X IATMI 2006-TS-30 PROSIDING, Siposiu Nasional & Kongres IX Ikatan Ahli Teknik Perinyakan Indonesia (IATMI) 2006 Hotel The Ritz Carlton Jakarta, 5-7 Noveber 2006 OPTIMISASI SISTEM TRANSPORTASI MINYAK TITIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini komunikasi menggunakan perangkat cerdas seperti smartphone, tablet, dan laptop telah menjadi sebuah kebutuhan pokok bagi semua orang. Kemajuan teknologi

Lebih terperinci

PENGARUH WATER STORAGE VOLUME TERHADAP UNJUK KERJA SOLAR ASSISTED HEAT PUMP WATER HEATER (SAHPWH) MENGGUNAKAN HFC-134a

PENGARUH WATER STORAGE VOLUME TERHADAP UNJUK KERJA SOLAR ASSISTED HEAT PUMP WATER HEATER (SAHPWH) MENGGUNAKAN HFC-134a PENGARUH WATER STORAGE VOLUME TERHADAP UNJUK KERJA SOLAR ASSISTED HEAT PUMP WATER HEATER (SAHPWH) MENGGUNAKAN HFC-34a Wibawa Endra J, Tri Istanto Staf Pengajar - Jurusan Teknik Mesin - Fakultas Teknik

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN

MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN 43 MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : MATERI KULIAH: Mekanika klasik, Huku Newton I, Gaya, Siste Satuan Mekanika, Berat dan assa, Cara statik engukur gaya.. POKOK BAHASAN: DINAMIKA PARTIKEL 6.1 MEKANIKA

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA AD-HOC ON DEMAND DISTANCE VECTOR (AODV) PADA KOMUNIKASI VMES

ANALISA KINERJA AD-HOC ON DEMAND DISTANCE VECTOR (AODV) PADA KOMUNIKASI VMES ANALISA KINERJA AD-HOC ON DEMAND DISTANCE VECTOR (AODV) PADA KOMUNIKASI VMES Kamal Syarif 2208100642 Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Achmad Affandi, DEA Ir. Djoko Suprajitno R, MT Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

Implementasi Routing Protocol DSR pada Skenario Mobility Random Waypoint dengan menggunakan Propagasi Nakagami

Implementasi Routing Protocol DSR pada Skenario Mobility Random Waypoint dengan menggunakan Propagasi Nakagami JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (217) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) A-49 Implementasi Routing Protocol DSR pada Skenario Mobility Random Waypoint dengan menggunakan Propagasi Nakagami Hasbi As Shiddi

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KEPENDUDUKAN DI DESA WANUREJO, BOROBUDUR, MAGELANG NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KEPENDUDUKAN DI DESA WANUREJO, BOROBUDUR, MAGELANG NASKAH PUBLIKASI ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KEPENDUDUKAN DI DESA WANUREJO, BOROBUDUR, MAGELANG NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Desy Verina Sari 0.2.480 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

Implementasi Routing Protocol DSR pada Skenario Mobility Random Waypoint dengan menggunakan Propagasi Nakagami

Implementasi Routing Protocol DSR pada Skenario Mobility Random Waypoint dengan menggunakan Propagasi Nakagami A396 Implementasi Routing Protocol DSR pada Skenario Mobility Random Waypoint dengan menggunakan Propagasi Nakagami Hasbi As Shiddi Qi, Radityo Anggoro, Muchammad Husni Departemen Teknik Informatika, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini enjelaskan engenai berbagai teori yang digunakan untuk elakukan penelitian ini. Bab ini terdiri dari penjelasan engenai penghitung pengunjung, lalu penjelasan engenai

Lebih terperinci

TERMODINAMIKA TEKNIK II

TERMODINAMIKA TEKNIK II DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 2005 i DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II Disusun : ASYARI DARAMI YUNUS Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017 Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi untuk Mengebangkan Budaya Iliah dan Inovasi terbarukan dala endukung Sustainable Developent Goals (SDGs) 2030 ANALISIS INTENSITAS MEDAN MAGNET EXTREMELY LOW FREQUENCY

Lebih terperinci

BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON

BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON 3. Metode Beda Hingga Crank-Nicolson (C-N) Metode Crank-Nicolson dikebangkan oleh Crank John dan Phyllips Nicholson pada pertengahan abad ke-, etode ini erupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wibling et al. (2004) menyatakan bahwa Mobile Ad Hoc Network (MANET) adalah jaringan komputer bersifat spontan, yang berkomunikasi melalui suatu media nirkabel. Setiap

Lebih terperinci

ABSTRAK. Keywords: Economic Quantity Production, Nasution, A.H, Perencanaan dan Pengendalian Persediaan. ABSTRACT

ABSTRAK. Keywords: Economic Quantity Production, Nasution, A.H, Perencanaan dan Pengendalian Persediaan. ABSTRACT PERECANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE ECONOMIC PRODUCTION QUANTITY MULTI ITEM DI CV. FAJAR TEKNIK SEJAHTERA Dio Kharisa Putra, Rusindiyanto dan Budi Santoso

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Halaan i iii I PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN 11 Latar Belakang 1 12 Fungsi Pengawas dan Peeriksa 2 13 Pengawasan 2 14 Peeriksaan 3 II PEMERIKSAAN ISIAN DAFTAR VIMK14-L2

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) B-95

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) B-95 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-95 Studi Variasi Beban Pendinginan Di Evaporator Low Stage Siste Refrigerasi Cascade Menggunakan Heat Exchanger Tipe Concentric

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS. Pada penelitian ini akan dilakukan simulasi sistem pelacakan (tracking) dengan

BAB 3 ANALISIS. Pada penelitian ini akan dilakukan simulasi sistem pelacakan (tracking) dengan BAB 3 ANALISIS 3.1 Pendahuluan Pada penelitian ini akan dilakukan simulasi sistem pelacakan (tracking) dengan menggunakan teknologi Mobile Ad Hoc Network. Simulasi akan dilakukan berdasarkan beberapa skenario

Lebih terperinci

FITUR LENGTH OF EDGE DAN MOMENT INVARIAN UNTUK GESTURE RECOGNITION DENGAN MENGGUNAKAN KINECT UNTUK KONTROL LAMPU

FITUR LENGTH OF EDGE DAN MOMENT INVARIAN UNTUK GESTURE RECOGNITION DENGAN MENGGUNAKAN KINECT UNTUK KONTROL LAMPU Jurnal Teknologi Inforasi dan Ilu Koputer (JTIIK) Vol., No. 1, April 015, hl. 73-78 FITUR LENGTH OF EDGE DAN MOMENT INVARIAN UNTUK GESTURE RECOGNITION DENGAN MENGGUNAKAN KINECT UNTUK KONTROL LAMPU Rekyan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN 35 BAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN Skripsi ini bertujuan untuk elihat perbedaan hasil pengukuran yang didapat dengan enjulahkan hasil pengukuran enggunakan kwh-eter satu fasa pada jalur fasa-fasa dengan

Lebih terperinci

PERANCANGAN LOWONGAN KERJA ONLINE BERBASIS WEB PADA PT ANH

PERANCANGAN LOWONGAN KERJA ONLINE BERBASIS WEB PADA PT ANH Perancangan Online Berbasis Web Pada PT ANH PERANCANGAN LOWONGAN KERJA ONLINE BERBASIS WEB PADA PT ANH Akhsani Taqwiy ), Novan Wijaya 2) Koputerisasi Akuntansi, STMIK GI MDP eail: akhsani.taqwiy@dp.ac.id

Lebih terperinci

ANALISA DAN IMPLEMENTASI DNS SERVER SEBAGAI FILTERING KONTEN NEGATIF MENGGUNAKAN METODE RPZ (RESPONSE POLICY ZONE) DI PT.

ANALISA DAN IMPLEMENTASI DNS SERVER SEBAGAI FILTERING KONTEN NEGATIF MENGGUNAKAN METODE RPZ (RESPONSE POLICY ZONE) DI PT. Jurnal Iliah DASI Vol. 16 No. 1 Maret 2015, hl 49-54 ISSN: 1411-3201 ANALISA DAN IMPLEMENTASI DNS SERVER SEBAGAI FILTERING KONTEN NEGATIF MENGGUNAKAN METODE RPZ (RESPONSE POLICY ZONE) DI PT. TIME EXCELINDO

Lebih terperinci

BILANGAN PRIMA : PERKEMBANGAN DAN APLIKASINYA

BILANGAN PRIMA : PERKEMBANGAN DAN APLIKASINYA J. J. Siang BILANGAN PRIMA : PERKEMBANGAN DAN APLIKASINYA Intisari Dala tulisan ini dipaparkan engenai sejarah peneuan bilangan pria, pengujian bilangan pria besar, serta salah satu aplikasinya dala kriptografi

Lebih terperinci