BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Orientasi kancah dan Perencanaan Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Orientasi kancah dan Perencanaan Penelitian"

Transkripsi

1 83 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi kancah dan Perencanaan Penelitian 1. Orientasi Kancah Penelitian Pengambilan data penelitian diawali dengan orientasi kancah mengenai pelaksanaan penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan melibatkan sejumlah siswa sekolah dasar yang ada di salah satu sekolah swasta H di Yogyakarta. SDIT H merupakan salah satu sekolah dasar islam terpadu yang yang didirikan oleh yayasan As Sakinah pada tahun Sekolah ini berlokasi di daerah Sleman, Yogyakarta, dan memiliki misi kelembagaan untuk dapat mewujudkan sekolah berkualitas yang peduli pada kalangan miskin. Sedangkan misi kependidikannya yaitu menyelenggarakan pendidikan islam secara integral dalam aspek ruhiyah, aqliyah, dan jismiyah, sehingga dapat menghantarkan generasi islam yang memiliki karakteristik taqwa, cendekia, terampil, dan kuat. Sekolah ini memiliki 4 tingkatan jenjang kependidikan, mulai dari TK, SD, SMP, serta SMA. Sekolah ini memiliki sarana dan prasarana berupa 7 buah gedung utama yang terdiri dari beberapa kelas sebagai sarana pembelajaran, masjid, ruang guru, ruang perpustakaan, kantor, kantin, ruang aula, serta halaman sekolah. Sekolah ini menerapkan sistem pembelajaran yang dipisah, antara siswa laki-laki dan siswa perempuan. Sehingga memungkinkan bagi siswa laki-laki untuk lebih rentan memunculkan perilaku agresif mereka di dalam kelas. 2. Perencanaan Penelitian a. Persiapan administrasi

2 84 Peneliti mengawali penelitian dengan mengajukan surat izin penelitian kepada pihak sekolah di SDIT H. Perizinan untuk melaksanakan penelitian didapatkan melalui surat izin nomor 355/Ketua_M.Psi./20/Akd/XI/2015 Ketua Program Magister Profesi Psikologi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia. Setelah mendapatkan persetujuan dari pihak sekolah untuk dapat melakukan penelitian di sekolah tersebut, peneliti kemudian melakukan asesmen kebutuhan di SDIT H untuk memastikan permasalahan agresivitas siswa di sekolah tersebut. b. Persiapan Alat ukur Penelitian Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala perilaku agresif yang dibuat oleh Murtiningtyas (2009) yang mengacu pada aspek-aspek perilaku agresif oleh Anderson dan Huesmann (2007) yaitu agresi fisik dan agresi verbal. Skala ini memiliki koefisien reliabilitas α sebesar Skala ini terdiri dari lima kategori respon yang diamati selama 2 minggu yaitu : nilai (0) untuk perilaku agresif yang tidak pernah muncul pada anak, nilai (1) untuk perilaku yang Nampak sebanyak 1 3 kali, nilai (2) untuk perilaku yang muncul sebanyak 4 6 kali, nilai (3) untuk perilaku yang muncul sebanyak 7 9 kali, dan nilai (4) untuk perilaku agresif yang nampak sebanyak lebih dari 10 kali. c. Persiapan Modul Pelatihan Penelitian ini menggunakan modul social emotional learning Aku anak baik yang telah diadaptasi sebelumnya oleh Zwagery (2012) berdasarkan aspek-aspek pembelajaran sosial emosional dari Denham dan Weissberg (2004), antara lain: (1) Kesadaran diri, (2) Manajemen diri, (3) Kesadaran sosial, (4) Kemampuan menjalin

3 85 hubungan dengan orang lain, dan (5) Membuat keputusan yang bertanggung jawab. Modul yang digunakan merupakan modul yang disusun dan dimodifikasi oleh peneliti dengan disesuaikan berdasarkan kebutuhan subjek, sehingga membutuhkan adanya penilaian profesional oleh seorang ahli yang telah memahami pelatihan dan perkembangan perilaku pada anak, khususnya siswa sekolah dasar. Professional Judgement dilakukan untuk mengetahui apakah materi pelatihan sudah cukup tepat sehingga sesuai dengan tujuan pelatihan. Professional Judgment dalam validasi modul pelatihan ini adalah bapak Nur Widiasmara, S.Psi., M.Psi., Psikolog. Hasil penilaian modul menunjukkan perlunya perbaikan mengenai waktu pelaksanaan, prosedur penyajian serta penggunaan bahasa dalam materi pelatihan. Selain pengujian melalui professional judgment, pengujian modul juga dilakukan dengan ujicoba pelatihan terhadap tiga orang siswa mengenai dua sesi yang ada di dalam pelatihan, yaitu mengenalkan teknik mengatasi rasa marah dalam diri serta mengajarkan bagaimana meredam konflik antar teman (memecahkan masalah dengan orang lain). Adapun alasan peneliti hanya melakukan uji coba terhadap dua sesi pelatihan ialah peneliti berasumsi bahwa dua sesi tersebut belum pernah diberikan di dalam penelitian sebelumnya, selain itu peneliti menganggap bahwa dua sesi tersebut merupakan sesi yang sulit untuk diterapkan, sehingga peneliti memutuskan hanya mengujicobakan dua sesi saja untuk melihat sejauh mana anak dapat memahami isi materi yang akan disampaikan. Hasil uji coba modul sendiri menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mampu memahami dan mempraktekkan isi materi yang ada di dalam modul tersebut. Sebelumnya, peneliti lebih banyak menggunakan metode bercerita sebagai pengantar untuk memasuki inti materi yang akan diberikan, namun setelah dilakukan uji coba,

4 86 anak terlihat lebih mudah mengingat melalui tayangan video, sehingga peneliti berinisitif untuk menggantinya dengan tayangan video sebagai pengantar materi. Pada bagian lembar kerja, peneliti mendapatkan masukan untuk dapat memberikan pengantar dan penjelasan singkat sebelum anak mulai mengerjakan, hal ini dilakukan agar anak lebih dapat memahami dan tidak merasa bingung ketika diminta untuk mengerjakan lembar kerja di setiap akhir sesi dalam pelatihan. Selain itu, peneliti juga memasukan lebih banyak gambar agar lembar kerja terlihat lebih menarik. Berdasarkan hasil konsultasi dan uji coba modul yang telah dilakukan, peneliti mendapatkan banyak masukan yang dapat dijadikan evaluasi untuk menyempurnakan modul pelatihan social emotional learning yang akan diberikan dalam penelitian ini. d. Penentuan subjek Penentuan subjek dalam penelitian ini ialah siswa sekolah dasar SDIT H Yogyakarta yang memiliki rentang usia antara 9 sampai 11 tahun, berjenis kelamin laki-laki, dan memiliki karakteristik berperilaku agresif berdasarkan hasil screening yang telah dilakukan peneliti melalui peer nomination. Berdasarkan hasil penyebaran kuisioner peer nomination, peneliti mendapatkan 20 siswa yang memiliki karakteristik perilaku agresif, pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Peneliti kemudian melakukan prates kepada dua kelompok tersebut dengan menyebarkan skala kepada tiga orang guru kelas yang sering terlibat berinteraksi dengan siswa di sekolah. Pelaksanaan prates dilakukan pada tanggal 26 November 2015 sampai dengan 10 Desember Skala yang telah disebar,

5 87 kemudian dilakukan perhitungan lebih lanjut berdasarkan kategorisasi tinggi, sedang, dan rendah, Perhitungan kategori subjek penelitian adalah sebagai berikut : 1) Jumlah butir aitem adalah 22 butir, dengan nilai skala yang bergerak dari 0 sampai 4. 2) Skor maksimum hipotetik adalah : Jumlah butir x nilai maksimum butir 22 x 4 = 88 3) Skor minimum hipotetik adalah : Jumlah butir x nilai minimum butir 22 x 0 = 0 4) Range hipotetik : Skor maksimum skor minimum 88 0 = 88 5) Standar deviasi hipotetik adalah Range : 6 = 88 : 6 = 14, 67 6) Mean hipotetik adalah : Nilai tengah x jumlah butir 2 x 22 = 44

6 88 Kategorisasi asertivitas siswa : a. Rendah X < Mean 1 SD (Standar Deviasi) X < 44 14,67 X < 29,33 b. Sedang M 1 SD x M + 1 SD (44 14,67) x ,67 29,33 x 58,67 c. Tinggi X > M + 1 SD X > ,67 X > 58,67 Data prates subjek penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5. Kategorisasi subjek penelitian kelompok eksperimen Kategori Rentang Hasil Jumlah Persentase Rendah X < 29, % Sedang 29,33 x 58, % Tinggi X > 58, % Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa terdapat 2 siswa yang memiliki karakteristik berperilaku agresif dengan kategori tinggi, 6 siswa dengan ketegori sedang, dan 2 siswa dengan kategori rendah. Sehingga pada kelompok eskperimen, awalnya didapatkan 8 siswa yang akan dijadikan subjek dalam proses penelitian.

7 89 Namun diantara 8 siswa tersebut, terdapat 2 siswa pada kategori tinggi yang tidak bisa diikutkan proses penelitian lebih lanjut dikarenakan salah satu siswa tersebut pindah sekolah, sedangkan satu siswa lainnya sudah mendapatkan penanganan khusus dari psikolog, sehingga pihak sekolah tidak mengizinkan siswa tersebut untuk dapat mengikuti proses pelatihan. Tabel 6. Kategorisasi subjek penelitian kelompok kontrol Kategori Rentang Hasil Jumlah Persentase Rendah X < 29, % Sedang 29,33 x 58, % Tinggi X > 58,7 0 0 % Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa pada kelompok kontrol yang telah disebarkan hasil prates, diketahui bahwa terdapat 6 orang siswa yang memiliki karakteristik perilaku agresif dengan kategori sedang dan 4 orang siswa yang memiliki karakteristik perilaku agresif dengan ketegori rendah. Pada kelompok ini, tidak terdapat siswa yang memiliki tingkat agresivitas dengan kategori tinggi. Sehingga jumlah antara kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol bisa dikatakan sama/seimbang. d. Mempersiapkan Informed consent Setelah didapatkan subjek yang akan diikutkan dalam proses intervensi, maka peneliti meminta izin langsung kepada pihak sekolah melalui penandatanganan informed consent yang diisikan oleh wali kelas di SDIT H. Peneliti juga memberikan penjelasan tentang prosedur pelatihan, waktu pelaksanaan pelatihan, serta apa saja yang perlu dipersiapkan untuk melaksanakan pelatihan di sekolah. Lembar informed consent disusun dengan mengacu pada Kode Etik Psikologi Indonesia (2010).

8 90 3. Pelaksanaan Penelitian a. Deskripsi Subjek Penelitian Setelah dilakukan prates, peneliti mendapatkan data mengenai 12 orang subjek yang akan dijadikan subjek dalam penelitian. Pemilihan subjek penelitian didasarkan pada sistem matching, dengan karakteristik yang sama antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol dengan Subjek dibagi menjadi dua kelompok yang terdiri dari 6 orang. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah tabel yang menjelaskan gambaran singkat tentang subjek yang akan menjadi fokus dalam penelitian ini : Tabel 7. Deskripsi Subjek Penelitian Kelompok Subjek Usia JK Tingkat Agresivitas Eksperimen Subjek 1 10 th 1 bulan Laki-laki Sedang Subjek 2 10 th 2 bulan Laki-laki Sedang Subjek 3 9 th 10 bulan Laki-laki Sedang Subjek 4 10 th 2 bulan Laki-laki Sedang Subjek 5 10 th 3 bulan Laki-laki Sedang Subjek 6 10 th Laki-laki Sedang Kontrol Subjek 1 10 th 11 bulan Laki-laki Sedang Subjek 2 11 tahun Laki-laki Sedang Subjek 3 11 th 4 bulan Laki-laki Sedang Subjek 4 11 th 2 bulan Laki-laki Sedang Subjek 5 10 th 9 bulan Laki-laki Sedang Subjek 6 11 tahun Laki-laki Sedang b. Intervensi

9 91 Setelah melakukan koordinasi dengan pihak sekolah dan pelatih, pelaksanaan pelatihan dilaksanakan pada 4 kali pertemuan yang berlangsung pada tanggal 12, 14, 18 dan 21 Januari Pelatihan dilakukan di ruang perpustakaan sekolah. Dan berlangsung dengan rentang waktu antara 1,5 jam sampai 2,5 jam. Pelatih dalam pelatihan social emotional learning ini merupakan seorang psikolog yang telah cukup berpengalaman dalam memberikan pelayanan psikologi, khususnya dalam bidang psikologi pendidikan Adapun penjelasan tentang proses pelaksanaan pelatihan adalah sebagai berikut: 1) Pertemuan I (sesi I dan II) Pertemuan pertama dimulai pada tanggal 12 Januari 2016, berlangsung pada pukul sampai dengan pukul Pertemuan ini terdiri dari dua sesi, yakni sesi pertama dan sesi kedua. Sesi pertama pelatihan dimulai dengan pembukaan salam dan perkenalan yang dipandu oleh pendamping pelatih. Selama perkenalan, masing-masing peserta maupun pelatih dan pendamping pelatih saling berdiri dan menyebutkan nama serta hobbi masing-masing. Setelah perkenalan, pelatih mulai mengajak para peserta untuk membaca doa terlebih dahulu sebelum materi dimulai. Pembacaan doa dipimpin oleh salah satu peserta. Setelah itu, pelatih mulai menjelaskan gambaran pelatihan, tujuan, serta aturan yang telah disepakati bersama agar proses pelatihan dapat berjalan dengan lancar dan mencapai target yang diinginkan. Pada sesi kedua, pelatih mulai memberikan materi tentang memahami perasaan. Pelatih mengawali sesi ini dengan memberikan cerita singkat berjudul meminta maaf. Selama membacakan cerita, para peserta terlihat duduk dengan tenang, dan menyimak cerita yang disampaikan tersebut, sehingga saat diberikan

10 92 pertanyaan, seluruh peserta mampu menjawab pertanyaan yang diajukan. Seusai membacakan cerita, pelatih memberikan materi berupa jenis-jenis perasaan, seperti marah, senang, sedih, takut dan terkejut. Ketika diberikan materi, para peserta terlihat antusias memperhatikan pelatih dan melihat gambar-gambar pada slide, sembari ikut menirukan beberapa ekspresi wajah tersebut. Pelatih kemudian menanyakan kepada masing-masing peserta tentang hal apa saja yang dapat membuat peserta merasakan beberapa emosi tersebut. Setelah itu, pelatih meminta peserta untuk mengisi lembar kerja 1 (LK1) dengan cara menempelkan gambar emote icon yang merepresentasikan perasaan mereka pada hari itu. Seusai mengerjakan LK1, pelatih menayakan kepada peserta tentang hal apa saja yang telah mereka dapatkan selama pelatihan berlangsung. Pendamping pelatih kemudian memberikan hadiah berupa bintang dan snack kepada tiga orang peserta yang berhasil melaksanakan aturan yang telah disepakati. Setelah itu, pelatih menutup pertemuan pertama dengan pembacaan doa yang dipandu oleh salah satu peserta. 2) Pertemuan II (sesi III dan IV) Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 14 Januari 2016 pada pukul sampai dengan pukul 10.30, di ruang perpustakaan sekolah. Saat dimulai, awalnya hanya terdapat 5 orang peserta yang hadir, sedangkan satu orang peserta sempat tidak mau ikut pelatihan karena sedang bertengkar dengan salah satu peserta lainnya. Namun setelah beberapa menit dibujuk oleh observer, peserta tersebut akhirnya bersedia untuk ikut. Untuk mencairkan suasana, pendamping pelatih memberikan ice breaking berupa chicken dance, dan meminta seluruh peserta untuk

11 93 mengikuti gerakan tersebut. Para peserta mulai terlihat ceria dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan yang ada. Sesi ketiga dimulai dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh salah satu peserta. Kemudian, pelatih menanyakan tentang materi apa saja yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya. Pelatih juga mengingatkan para peserta tentang aturan yang harus disepakati bersama. Sebelum memberikan materi, pelatih memberikan kuis tentang beberapa macam ekspresi muka seseorang, lalu meminta mereka untuk dapat menyebutkan nama perasaan berikut ciri-ciri yang ditunjukkan. Setelah itu, pelatih memberikan penjelasan singkat tentang materi yang akan dibahas pada pertemuan kedua ini. Memasuki materi, pada sesi III, pelatih memberikan tayangan video yang berjudul Igo and Friends, lalu memberikan tanya jawab tentang video tersebut. Usai membahas tentang video, pelatih mulai memberikan materi tentang cara-cara yang baik dan tidak baik dalam menunjukkan perasaan. Kemudian pelatih menunjuk masing-masing peserta untuk berdiri dan saling menceritakan cara-cara yang baik dan tidak baik yang mereka lakukan ketika merasakan perasaan tertentu. Setelah saling bercerita, pelatih meminta para peserta untuk mengisi lembar kerja 2 (LK2), dan mengumpulkannya ketika sudah selesai. Sebelum memasuki sesi keempat, pendamping pelatih memberikan ice breaking berupa senam jari kepada para peserta agar tidak bosan. Sesi keempat dimulai pada pukul Sesi ini menjelaskan tentang saat kamu marah. Sebelumnya, pelatih memberikan tayangan video tentang kisah seorang anak yang pemarah, kemudian melakukan tanya jawab seputar tokoh, perasaan dan hal apa saja yang dilakukan tokoh tersebut dalam mengatasi

12 94 perasaannya. Setelah melakukan tanya jawab, pelatih lalu menanyakan pengalaman masing-masing peserta ketika merasa marah. Pelatih mulai memberikan materi tentang cara dan teknik dalam mengatasi rasa marah dalam diri. Pelath dan pendamping pelatih lalu meminta para peserta untuk berdiri dan mempraktekkan teknik tersebut. Pertama-tama peserta diminta untuk bersikap diam dan tenang sembari mengucap istighfar. Kedua, peserta berhitung 1 sampai dengan 10. Ketiga, peserta bersama-sama menarik nafas dalam-dalam, lalu keempat peserta menghembuskan nafas secara perlahan. Agar lebih ingat, pelatih meminta para peserta mempraktekkan ulang teknik tersebut secara sendiri-sendiri. Selama mempraktekkan, para peserta terlihat senang dan antusias dalam memperagakannya. Menjelang penutupan sesi keempat, pelatih meminta para peserta untuk berpasangan dan secara bergantian maju ke depan ruangan untuk memperagakan adegan tentang cara yang baik dan tidak baik dalam mengatasi rasa marah. Peserta yang tidak maju, diminta untuk menjawab apakah cara tersebut sudah merupakan cara yang tepat ataupun sebaliknya. Setelah itu, pelatih membagikan lembar kerja 3 (LK3) dan meminta mengisi lembar kerja tersebut berdasarkan materi yang telah disampaikan. Sesi keempat ditutup dengan menyimpulkan materi, membaca doa, serta memberikan hadian berupa bintang dan snack kepada tiga orang peserta yang berhasil mentaati peraturan yang ada selama sesi berlangsung 3) Pertemuan III (sesi V dan VI) Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 18 Januari 2016 pukul sampai dengan pukul Pelaksanaan pertemuan ketiga berlangsung dengan

13 95 tepat waktu dan sesuai dengan waktu yang telah dijadwalkan sebelumnya. Sesi kelima kegiatan dimulai dengan pembukaan salam, serta pembacaan doa yang dipimpin oleh salah satu peserta, Sebelum memasuki materi, pelatih memberikan kuis kepada para peserta yang berisi pertanyaan tentang kegiatan dan materi apa saja yang telah diajarkan kepada para peserta mulai dari sesi kedua hingga sesi keempat. Pelatih juga memberikan bonus bintang kepada para peserta yang berhasil menjawab pertanyaan dengan benar. Materi kelima menjelaskan tentang memahami perasaan orang lain. Sebelumnya, pelatih memberikan video yang berisi kumpulan ekspresi wajah seseorang ketika merasakan sesuatu. Kemudian, pelatih mulai memberikan materi tentang ciri-ciri yang ditunjukkan oleh seseorang ketika merasakan perasaan tertentu. Pelatih juga menanyakan alasan mengapa kita perlu memahami perasaan orang lain. Kemudian pelatih membagi peserta secara acak untuk berpasangan, kemudian meminta mereka untuk maju ke depan ruangan dan saling memperagakan sekaligus menebak perasaan yang dialami oleh pasangannya secara bergantian. Pelatih mengakhiri sesi kelima dengan tepukan tangan dan meminta peserta untuk mengisi lembar kerja 5 (LK5). Sesi ke enam dimulai dengan memberikan ice breaking berupa simon says agar suasana lebih ceria. Setelah itu, pelatih memberikan video yang berjudul persahabatan, dan menanyakan beberapa pertanyaan kepada para peserta tentang makna dalam video tersebut. Setelah mereview video, pelatih kemudian mulai memberikan materi tentang menjadi teman yang baik. Pelatih memberikan caracara menjadi seorang teman yang baik, seperti : berbicara yang baik, belajar mendengarkan, serta belajar mendekati dan saling berbagi. Pelatih kemudian membagi peserta menjadi dua kelompok, yang terdiri dari tiga orang peserta.

14 96 Masing-masing kelompok diminta untuk saling berlomba menyusun potongan puzzle menjadi sebuah gambar yang utuh dan menarik. Dalam hal ini, setiap peserta diwajibkan untuk saling bekerjasama dengan timnya, dengan menerapkan beberapa aturan, seperti: berbicara dengan tutur kata yang baik, saling mendengarkan, saling berbagi, mengerjakan dengan tenang/tidak berisik, serta tidak saling bertengkar satu sama lainnya. Bagi kelompok yang menang, masing-masing peserta akan mendapatkan bintang sekaligus hadiah, dan bagi kelompok yang tidak dapat menerapkan aturan yang diterapkan, akan mendapatkan sanksi berupa pengurangan jumlah bintang. Pada kegiatan ini, para peserta terlihat merangkai puzzle dengan sungguh-sungguh dan saling berusaha untuk bekerja sama dengan kelompoknya. Usai memberikan permainan, pelatih kemudian mengumumkan kelompok yang menang, dan peserta yang berhak mendapatkan bintang. Kemudian, pelatih memberikan review singkat dengan menanyakan makna dari permainan tersebut, serta hal baik maupun hal buruk apa saja yang telah mereka lakukan dalam permainan tersebut. Setelah itu, pelatih memberikan lembar kerja 6 (LK6) kepada para peserta dan meminta mereka untuk mengisinya. Pelatih mengakhiri sesi keenam dengan membaca doa bersama, memberikan kesimpulan tentang materi dan kegiatan yang telah dilakukan pada pertemuan ini, serta memberikan bintang dan hadiah kepada peserta yang aktif dan berhasil mengikuti aturan yang telah disepakati. 4) Pertemuan IV (sesi VII dan VIII) Pertemuan ke empat dilaksanakan pada tanggal 21 Januari 2016 di ruang perpustakaan. Waktu pelaksanaan kegiatan sempat mundur 30 menit dari waktu yang telah ditentukan, karena kurangnya koordinasi antara pihak guru dengan

15 97 pengelola perpustakaan. Sehingga sesi ketujuh dimulai pada pukul sampai dengan pukul Pada pertemuan terakhir, para peserta terlihat semangat dalam mengikuti kegiatan yang ada. Peserta juga hadir dalam jumlah yang lengkap. Pembukaan kegiatan diawali dengan salam dan pembacaan doa. Pelatih juga menanyakan materi apa saja yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Setelah itu pelatih memberikan materi tentang memecahkan masalah dengan orang lain. Pada materi ini, pelatih memberikan ulasan singkat tentang perselisihan dengan teman, dan memberikan upaya-upaya yang bisa dilakukan dalam menghindari perselisihan dengan teman, seperti: saling memahami teman, meminta maaf ketika bersalah, tidak bersikap kasar dengan teman, menunggu dan saling bergantian, serta menjauh ketika ada teman yang ingin melukai. Pelatih kemudian membagi peserta secara berpasangan. dan meminta mereka untuk satu persatu maju ke depan ruangan dan memperagakan adegan tentang bagaimana menghindari perselisihan dengan teman secara bergantian. Setelah itu, pelatih membagikan lembar kerja keenam (LK6) dan meminta peserta untuk mengisinya. Memasuki sesi ke delapan, pendamping pelatih memberikan ice breaking berupa senam jari kepada peserta agar suasana lebih hidup dan semangat. Pelatih memulai sesi ke delapan dengan membacakan cerita singkat, kemudian meminta peserta untuk saling menyebutkan judul dan tokoh cerita, serta apa yang dilakukan tokoh tersebut. Pelatih kemudian memberikan ulasan tentang materi-materi yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya, mulai dari sesi pertama hingga sesi ketujuh. Pelatih kemudian memberikan kuis kepada para peserta tentang materimateri yang telah dibahas pada pertemuan awal hingga pertemuan akhir. Pelatih meminta para peserta satu persatu untuk maju ke depan ruangan dan mengutarakan

16 98 apa saja yang telah mereka dapatkan selama pelatihan sosial emosional berlangsung dari pertemuan awal hingga pertemuan terakhir. Para peserta juga diminta untuk memperagakan ekspresi tubuh, dan teknik dalam mengatasi rasa marah. Setelah masing-masing peserta maju ke depan ruangan, pelatih dan pendamping pelatih saling memberikan feedback kepada peserta agar mereka lebih dapat mengingat sekaligus mempraktekkannya secara tepat. Para peserta secara bersama-sama saling memperagakan kembali ekpresi tubuh, cara yang baik dan tidak baik, serta teknik dan upaya yang bisa dilakukan dalam mengatasi rasa marah dan menghindari perselisihan dengan teman. Setelah selesai mengulas semua materi, pelatih meminta peserta untuk mengisi lembar kerja ketujuh (LK7), dan mengumpulkannya kepada pendamping pelatih. Pendamping pelatih kemudian mulai mengumumkan tiga orang peserta yang berhak menjadi juara karena telah berhasil mengumpulkan jumlah bintang terbanyak, mulai dari pertemuan awal hingga pertemuan akhir, lalu membagikan hadiah kepada tiga peserta yang menjadi juara tersebut. Pelatih menutup sesi terakhir dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh salah satu peserta, serta ucapan terimakasih kepada seluruh peserta yang telah bersedia ikut dan aktif dalam kegiatan yang telah dilakukan. 4. Pelaksanaan Pascates Pascates diberikan kepada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Pengambilan data pascates dilaksanakan selama dua minggu setelah sesi pelatihan pembelajaran sosial emosional berakhir, yakni pada tanggal 21 Januari hingga 4 Februari Pelaksanaan Tindak lanjut

17 99 Tindak lanjut pelatihan dilakukan selama 15 hari setelah pengukuran pascates dilakukan, yakni tanggal 4 Februari hingga 18 Februari Proses tindak lanjut dilakukan oleh peneliti dengan cara menggunakan alat ukur yang sama dengan alat ukur yang telah digunakan untuk pratest maupun pascates. Pengambilan data tersebut dilakukan untuk mengetahui gambaran perilaku agresif siswa di SDIT H pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah tahap intervensi dan pascates dilakukan. 6. Pelaksanaan pelatihan pada kelompok kontrol (waiting list) Pelaksanaan pelatihan pada kelompok kontrol dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan modul yang sama dengan modul yang digunakan pada kelompok eksperimen, yang mencangkup 8 sesi pelatihan. Akan tetapi dalam pelaksanaannya, kelompok kontrol akan diberikan dalam satu kali pertemuan saja mengingat keterbatasan waktu dan tempat yang akan disediakan. Pelaksanaan pelatihan pada kelompok kontrol rencananya akan dilakukan dengan dipandu oleh peneliti sendiri sebagai pelatih peserta pelatihan. B. Hasil Penelitian 1. Analisis Kuantitatif a. Deskripsi Subjek Penelitian Data dalam penelitian ini disusun berdasarkan pengisian skala perilaku agresif siswa antara sebelum pelatihan (prates), setelah pelatihan (pascates), dan 2 minggu setelah pelatihan (tindak lanjut). Data ini sebelumnya diisikan oleh tiga orang guru

18 100 yang bertindak sebagai penilai untuk memberikan penilaian terhadap enam subjek penelitian. Kemudian peneliti mengambil mean atau nilai tengah dari ketiga pengisi tersebut yang hasilnya nanti akan dianalisis lebih lanjut dalam pengolahan data statistik. Untuk lebih jelasnya, data dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 8. Deskripsi Data Subjek Penelitian Subjek Prates Kategori Pascates Kategori Tindak lanjut Kategori Kelompok Eksperimen Subjek 1 35 S 20 R 20 R Subjek 2 38 S 18 R 18 R Subjek 3 31 S 15 R 15 R Subjek 4 32 S 16 R 14 R Subjek 5 39 S 18 R 16 R Subjek 6 33 S 15 R 12 R Kelompok Kontrol Subjek 1 35 S 33 S 34 S Subjek 2 32 S 29 R 27 R Subjek 3 35 S 31 S 34 S Subjek 4 32 S 33 S 34 S Subjek 5 33 S 30 S 27 R Subjek 6 32 S 29 R 28 R Keterangan : R : Rendah S : Sedang

19 101 T : Tinggi ST : Sangat Tinggi b. Deskripsi Data Penelitian Tabel 9. Deskripsi Data Penelitian Klasifikasi Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Xmin Xmax Mean SD Xmin Xmax Mean SD Prates Pascates Tindak lanjut Berdasarkan tabel di atas, diketahu bahwa terdapat penurunan tingkat agresivitas pada keenam subjek penelitian setelah diberikan perlakuan (pascates). Hasil ini juga tetap signifikan setelah diukur pengukuran ulang selama 2 minggu pada saat tindak lanjut. Dari tabel di atas, terlihat bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata (mean) atara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Nilai rata-rata kelompok eksperimen pada saat prates sebesar dan mengalami penurunan menjadi Hal ini menunjukkan terjadi penurunan tingkat agresivitas kelompok eksperimen dari prates ke pascates. Begitupun pada saat dilakukan tindak lanjut, nilai rata-rata juga mengalami penurunan menjadi Hal ini menunjukkan bahwa terdapat adanya penurunan tingkat agresivitas siswa pada kelompok eksperimen dari pascates ke tindak lanjut. Pada kelompok kontrol, hal yang serupa juga dirasakan, dimana terdapat perbedaan nilai rata-rata (mean) pada saat prates sebesar menjadi

20 102 Perbedaan nilai rata-rata ini menunjukkan bahwa terdapat penurunan tingkat agresivitas dari prates ke pascates. Begitupun pada saat dilakukan tindak lanjut, nilai rata-rata turun menjadi Hal ini menunjukkan bahwa tingkat agresivitas pada kelompok kontrol pada saat dilakukan tindak lanjut. c. Hasil Uji Asumsi 1) Uji Normalitas Uji normalitas dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat normal tidaknya penyebaran data variable penelitian. Teknik pengujian normalitas yang digunakan adalah One sample Kolmogorov Smirnov Test. Adapun hasil uji normalitas skala agresivitas yang telah disebarkan pada saat prates dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 10. Uji Normalitas PRATES Kolmogorov- Smirnov.195 Asymp. (2-tailed) Sig c,d Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai K-SZ sebesar 0.195, sehingga dapat dijelaskan bahwa sebaran skor pada data prates pada kedua kelompok terdistribusi normal dengan nilai p>0.05.

21 103 2) Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk menentukan frekuensi ataupun proporsi antara kedua kelompok yang diujikan tersebut tidak berbeda secara signifikan. Untuk hasil uji homogentias dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 11. Uji Homogenitas Levene Statistik df1 df2 Sig Berdasarkan tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa tingkat homogenitas dalam kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol mendapatkan nilai levene statistik = dengan nilai p= Hal ini menunjukkan bahwa data pada skala agresivitas yang telah disebarkan, bersifat tidak homogen karena nilai p<0.05. Oleh karena itu, metode analisis data yang dipakai dalam penelitian ini ialah non parametrik. d. Uji Hipotesis Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis statistik nonparamterik dengan menggunakan uji statistik Mann-Whitney U antara hasil prates, pascates dan tindak lanjut. Sugiyono (2012) mengemukakan bahwa Mann- Whitney digunakan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hipotesis diterima jika nilai yang diperoleh lebih kecil dari 0.05 untuk taraf signifikansi 5%. Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh antara pelatihan social emotional learning pada penurunan tingkat agresivitas siswa. Dimana terdapat perbedaan penurunan tingkat agresivitas siswa pada kelompok eksperimen

22 104 dan kelompok kontrol setelah mendapatkan pelatihan. Adapun hasil analisis data uji Mann Whitney dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 12. Hasil Uji Mann Whitney Kelompok Ekeperimen dan Kelompok Kontrol Pratest Pascatest Tindaklanjut Z Asymp. Sig. (2- tailed) Exact Sig. [2*(1- tailed Sig.)] b.002 b.002 b a. Grouping Variable: KELOMPOK b. Not corrected for ties. Hasil uji analisis Mann-Whitney U pada tabel di atas menunjukkan adanya perubahan tingkat agresivitas yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada saat pascates, yang ditunjukkan dengan skor Z sebesar dengan p sebesar (p<0.05). Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat agresivitas pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol antara sebelum dan setelah pelatihan social emotional learning diberikan. Pada kelompok eksperimen yang mendapatkan pelatihan social emotional learning

23 105 memiliki skor tingkat agresif yang lebih menurun secara signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol, yang tidak diberikan perlakuan. Pada saat dilakukan proses tindak lanjut, hasil uji Mann-Whitney menunjukkan tidak adanya perbedaan skor yang signifikan antara skor tingkat agresivitas di kelompok ekperimen maupun kelompok kontrol saat sesudah pelatihan hingga masa tindak lanjut. Ini ditunjukkan dengan nilai Z = , dengan p sebesar (p<0.05). Hal ini menjelaskan bahwa baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol memiliki tingkat agresivitas yang cenderung ajeg, dari saat prates dilakukan hingga masa tindak lajut berakhir. Berdasarkan uji hipotesis di atas, dapat disimpulkan bahwa pelatihan social emotional learning dapat memberikan pengaruh pada penurunan tingkat agresivitas siswa. Sehingga dalam hal ini bisa dikatakan bahwa hipotesis diterima. e. Grafik Perbandingan Antar Kelompok Penelitian Perbandingan skor prates dan pascates pada masing-masing kelompok dapat dilihat pada grafik berikut ini :

24 106 Grafik 1. Perubahan rata-rata skor tingkat agresivitas kelompok eksperimen Berdasarkan gambaran grafik di atas, dapat diketahui bahwa tingkat agresivitas seluruh subjek sebelum diberikan pelatihan, berada pada kategori sedang. Namun setelah diberikan pelatihan, diketahui bahwa terdapat penurunan skor tingkat agresivitas siswa menjadi rendah. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat penurunan skor tingkat perilaku agresif yang cukup signifikan pada seluruh peserta di dalam kelompok eksperimen, baik pada saat prates, pascates, maupun tindak lanjut dilakukan.

25 107 Grafik 2. Perubahan rata-rata skor tingkat agresivitas kelompok kontrol Berdasarkan gambaran grafik di atas, dapat diketahui bahwa, tingkat agresivitas sebagian besar subjek pelatihan antara sebelum dilakukan pelatihan maupun setelah dilakukan pelatihan, tetap berada pada kategori sedang. Hal ini menunjukan bahwa tidak terdapat adanya perubahan perilaku agresif yang signifikan pada sebagian besar peserta kelompok kontrol. 2. Analisa Kualitatif Selain menggunakan analisa secara kuantitatif, penelitian ini juga menggunakan analisa kualitatif yang dilakukan pada kelompok eksperimen berdasarkan hasil observasi, wawancara, maupun pada saat pelaksanaan pelatihan dan pengisian lembar kerja. Tujuan analisa kualitatif adalah untuk mengetahui bagaimana perkembangan

26 108 perilaku agresivitas subjek selama mengikuti seluruh rangkaian kegiatan pelatihan. Analisis kualitatif yang dilakukan pada seluruh subjek dalam kelompok eksperimen antara lain : a. Subjek 1 (H) Subjek 1 merupakan seorang siswa sekolah dasar berusia 10 tahun. Berdasarkan hasil skala perilaku agresif yang telah diisikan oleh ketiga guru, subjek memiliki tingkat agresivitas yang berada pada kategori sedang dengan perolehan skor sebesar 35. Subjek mengikuti seluruh rangkaian sesi pelatihan sebanyak 4 kali pertemuan. Pada saat pelatihan, subjek terlihat aktif dalam mengikuti setiap sesi yang ada. Dari awal hingga akhir pelatihan berlangsung, subjek cenderung bersikap reaktif serta dominan. Dari hasil pengamatan pada pertemuan pertama, subjek sempat beberapa kali memukul teman-temannya dengan menggunakan buku, memukul-mukul meja dan memainkan LCD, mengejek temannya dengan mengatakan goblok, serta mengusili temannya dengan menendang-nendangkan kaki saat mengerjakan lembar kerja. Pada pertemuan kedua, subjek sempat bertengkar dengan salah satu peserta pelatihan, sehingga subjek sempat tidak mood dalam mengikuti awal sesi. Sesi selanjutnya membahas mengenai mengatasi rasa marah. Dalam hal ini subjek sempat merasa bahwa dirinya merupakan anak yang pemarah, sehingga dirinya sempat merasa malu dan mengatakan bahwa dirinya ingin berubah menjadi tidak pemarah agar teman-temannya tidak takut terhadap dirinya. Pada pertemuan ketiga, subjek terlihat semangat dalam mengikuti pelatihan, hal ini terlihat pada saat pelatih memberikan kuis, subjek selalu berusaha menjawabnya. Pada pertemuan ini, subjek sempat terlihat merebut peci dan pena milik temannya, memainkan LCD

27 109 di meja, serta meneriaki siswa lain yang berada di luar ruangan dengan bahasa yang cukup kasar, sehingga terdapat pengurangan jumlah bintang. Pada pertemuan terakhir, subjek mulai terlihat lebih anteng dibandingkan pertemuan sebelumsebelumnya. Ketika diberikan lembar kerja, subjek terlihat fokus mengerjakan tanpa mengganggu temannya. Pada saat kuis, subjek mampu menjawab pertanyaan yang diajukan dengan benar. Subjek juga mampu mempraktekkan cara-cara yang bisa dilakukan dalam mengatasi rasa marah maupun permasalahan dengan teman. Walaupun subjek tidak mendapatkan hadiah, namun subjek mau berjanji untuk meruba sikap agresifnya tersebut agar lebih disukai oleh teman-temannya. Selang 2 minggu setelah mendapatkan pelatihan, subjek mengalami penurunan tingkat perilaku menjadi 20. Hal ini menunjukkan bahwa subjek mengalami penurunan perilaku agresif sebesar 15 antara sebelum diberikan perlakuan pada saat prates, dengan setelah diberikan perlakuan pada saat pascates. Pengukuran yang sama dilakukan kembali pada saat 1 bulan pasca pelatihan, dimana subjek 1 memperoleh nilai skor sebesar 20. Dalam hal ini, subjek mendapatkan perolehan tingkat agresivitas yang berada pada kategori rendah dan cenderung ajeng dengan pengkuran sebelumnya. Untuk lebih jelasnya, perkembangan perilaku subjek 1 dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

28 110 Grafik 3. Perubahan skor agresivitas subjek 1 b. Subjek 2 (Nz) Subjek kedua berinisial Nz merupakan seorang anak laki-laki berusia 10 tahun. Berdasarkan hasil skala perilaku agresif yang telah diisikan oleh ketiga guru, subjek memiliki tingkat agresivitas yang berada pada kategori sedang dengan perolehan skor sebesar 38. Subjek mengikuti selurunh rangkaian sesi pelatihan sebanyak 4 kali pertemuan. Dari awal hingga akhir pelatihan, subjek terlihat aktif dan semangat dalam mengikuti setiap sesi yang ada, hal ini ditunjukkan dengan inisiatifnya dalam memimpin doa, selalu berusaha menjawab pertanyaan yang diberikan pada saat kuis berlangsung, aktif bertanya ketika ada materi yang tidak dipahami, serta selalu menyimak pelatih ketika membacakan cerita dan memberikan video. Pada pertemuan kedua pelatihan, subjek terlihat mampu menjelaskan sekaligus memperagakan cara-cara yang baik dan tidak baik dalam mengatasi perasaan marah. Subjek juga mampu menebak perasaan apa yang muncul pada teman pasangannya dengan tepat. Pada pertemuan ketiga, subjek sempat terlihat memukul meja dan berteriak-teriak saat tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan, sehingga subjek tidak mendapatkan bintang. Pada saat pengisian lembar kerja, subjek menuturkan keinginannya menjadi teman yang baik, dengan melakukan cara-cara yang benar dalam berteman. Pada pertemuan keempat, subjek terlihat aktif dalam menjawab kuis dengan cepat. Ketika diminta untuk maju ke depan untuk menyebutkan dan memperagakan hal apa saja yang sudah di dapatkan selama pelatihan berlangsung, subjek terlihat percaya diri dan mampu menyebutkan dengan tepat. Karena keaktifan subjek serta perilakunya

29 111 yang cukup stabil, subjek mendapatkan hadiah sebagai juara ketiga dalam pelatihan. Selang 2 minggu setelah mendapatkan pelatihan, subjek mengalami penurunan skor tingkat perilaku agresif menjadi 18. Hal ini menunjukkan bahwa subjek mengalami penurunan perilaku agresif sebesar 20 antara sebelum diberikan perlakuan pada saat prates, dengan setelah diberikan perlakuan pada saat pascates. Ketika dilakukan tindak lanjut, subjek juga memperoleh nilai skor yang sama yakni sebesar 20. Dimana dalam hal ini,tidak terdapat perbedaan antara setelah dilakukannya pelatihan (prates) dengan hasil tindak lanjut. Artinya, subjek 2 cukup menerapkan apa yang disampaikan dalam materi pelatihan, memiliki tingkat agresivitas yang relatif menurun dibandingkan dengan sebelum pelatihan, namun tetap memiliki skor yang ajeg setelah 1 bulan diberikan pelatihan. Untuk lebih jelasnya, perkembangan rata-rata tingkat agresivitas subjek 2 dapat dilihat pada grafik di bawah ini: Grafik 4. Perubahan skor agresivitas subjek 2 c. Subjek 3 (D)

30 112 Subjek ketiga berinisial D merupakan seorang anak laki-laki berusia 9 tahun 10 bulan. Berdasarkan hasil skala perilaku agresif yang telah diisikan oleh ketiga guru, subjek memiliki tingkat agresivitas yang berada pada kategori sedang dengan perolehan skor sebesar 31. Subjek mengikuti selurunh rangkaian sesi pelatihan sebanyak 4 kali pertemuan. Di awal sesi pelatihan, subjek terlihat diam dan memiliki suara yang cukup pelan ketika ditanya mengenai nama serta hobbi. Memasuki sesi kedua, subjek mulai terlihat lebih aktif. Subjek juga sempat memainkan LCD yang ada di meja, serta mengejek teman yang ada di sampingnya dengan sebutan telek sembari tertawa. Pada pertemuan kedua, subjek sempat bertengkar dengan salah satu peserta. Ketika ada salah satu teman yang mengusilinya, subjek cenderung membalasnya dengan cara mendorong dan menduduki punggung temannya. Namun, setelah dinasehati, subjek mau berinisiatif untuk meminta maaf dan berjanji untuk tidak bertengkar. Pada sesi ketiga, subjek terlihat pasif dan sempat beberapa kali menolak saat dimintai untuk maju ke depan dan memperagakan adegan. Namun, ketika temannya menunjukkan mimik dan bahasa tubuh yang mewakili suatu perasaan tertantu, subjek mampu menebaknya dengan tepat. Saat pelatihan berlangsung, subjek sempat mengusili temannya dengan mengetuk-ngetuk kepala temannya dan mengatakan pikun. Pada pertemuan terakhir, subjek terlihat pasif dalam mengikuti kegiatan yang ada. Ketika pelatih memberikan pertanyaan, subjek terlihat lebih banyak diam dan tidak bisa menjawab, sehingga banyak dari temannya yang akhirnya menjawab pertanyaan yang diajukan kepada subjek. Dalam lembar kerja, subjek melusikan keinginannya untuk dapat menjadi teman yang baik. Subjek juga mampu menyebutkan cara-cara apa saja yang dapat dilakukan dalam menghindari pertengkaran dengan teman. Walaupun tidak mendapatkan bintang

31 113 maupun hadiah, subjek tetap terlihat ceria dan bersedia untuk menjadi teman yang lebih baik lagi agar tidak dijauhi oleh teman-temannya. Setelah mendapatkan pelatihan, subjek mengalami penurunan skor perilaku menjadi 15. Hal ini menunjukkan bahwa subjek mengalami penurunan perilaku agresif sebesar 16 antara sebelum diberikan perlakuan pada saat prates, dengan setelah diberikan perlakuan pada saat pascates. Selang 2 minggu setelah dilakukannya pascates, subjek 3 juga memperoleh nilai skor yang sama yakni sebesar 15. Dimana dalam hal ini,tidak terdapat perbedaan antara setelah dilakukannya pelatihan (prates) dengan hasil tindak lanjut. Artinya, subjek 3 cukup menerapkan apa yang disampaikan dalam materi pelatihan, memiliki tingkat agresivitas yang relatif menurun dibandingkan dengan sebelum pelatihan, namun tetap memiliki skor yang ajeg setelah 1 bulan diberikan pelatihan. Untuk lebih jelasnya, perkembangan rata-rata tingkat agresivitas subjek 3 dapat dilihat pada grafik di bawah ini: Grafik 5. Perubahan skor agresivitas subjek 3

32 114 d.. Subjek 4 (M) Subjek keempat merupakan seorang anak laki-laki berinisial M dengan usia 10 tahun. Berdasarkan hasil skala perilaku agresif yang telah diisikan oleh ketiga guru, subjek memiliki tingkat agresivitas yang berada pada kategori sedang dengan perolehan skor sebesar 32. Subjek mengikuti seluruh rangkaian sesi pelatihan sebanyak 4 kali pertemuan. Pada pertemuan pertama, subjek terlihat pasif dan lebih banyak diam dalam mengikuti kegiatan yang ada. Saat pelatih membacakan cerita, subjek terlihat duduk diam dan menyimak dengan baik. Ketika diajukan pertanyaan, subjek mampu menjawab dengan tepat, walaupun dengan suara yang cukup pelan. Selama pertemuan pertama, subjek terlihat kalem dan mampu mengikuti aturan yang diterapkan, sehingga subjek memperoleh bintang. Pada pertemuan kedua, subjek mulai terlihat lebih aktif berbicara. Saat pelatihan berlangsung, subjek sempat beberapa kali menyeletuk, mengejek teman, serta memotong pembicaraan pelatih ketika sedang memberikan materi. Ketika diminta maju ke depan untuk memperagakan teknik mengatasi rasa marah, subjek sempat menolak dengan alasan malu. Pada pertemuan ketiga, subjek sempat mengangkat kakinya di atas meja dan beberapa kali mengejek teannya. Ketika ditegur, awalnya subjek sempat membantah dan selalu menjawab ketika dinasehati, namun setelah diingatkan tentang pengurangan jumlah bintang, subjek mulai terlihat lebih menurut. Pada saat permainan puzzle, subjek bersama dengan kelompoknya terlihat menyusun potongan puzzle sesuai dengan aturan yang diterapkan. Subjek juga mulai terlihat tenang, tidak berisik dan tidak memunculkan agresi fisik, sehingga pada pertemuan ini,m subjek mendapatkan bintang. Pada pertemuan terakhir, ketika diberikan kuis, subjek terlihat ikut berebut untuk menjawab pertanyaan. Ketika diminta untuk maju ke

33 115 depan, subjek terlihat malu, namun ia mampu mengurtarakan hal apa saja yang telah ia dapatkan selama pelatihan berlangsung. Pada lembar kerja, subjek menyatakan keinginannya untuk dapat menjadi teman yang baik agar mendapatkan teman yang lebih banyak. Subjek juga berjanji untuk tidak mengejek dan membantah nasehat gurunya ketika ia berbuat suatu kesalahan. Karena sikapnya tersebut, subjek mendapatkan bintang dan terpilih menjadi juara kedua dalam pelatihan. Selang 2 minggu setelah mendapatkan pelatihan, subjek mengalami penurunan skor tingkat perilaku agresif menjadi 16. Hal ini menunjukkan bahwa subjek mengalami penurunan perilaku agresif sebesar 18 antara sebelum diberikan perlakuan pada saat prates, dengan setelah diberikan perlakuan pada saat pascates. Pada saat dilakukan tindak lanjut, subjek memiliki skor tingkat agresivitas yang relatif semakin menurun dari sebelumnya menjadi 14. Ini menujukkan bahwa subjek cukup menerapkan materi yang ada di dalam pelatihan tentang cara mengendalikan emosi dan perilaku. Dari hasil wawancara yang dilakukan, guru menilai adanya perubahan perilaku yang cukup signifikan dialami oleh subjek, dimana subjek cenderung tidak memunculkan adanya perilaku agresif fisik. Sehingga dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa subjek 4 memiliki tingkat agresivitas yang semakin menurun antara sebelum diberikan pelatihan, setelah diberikan pelatihan, maupun pada saat tindak lanjut yang dilakukan 1 bulan setelah pelatihan. Untuk lebih jelasnya, perkembangan rata-rata tingkat agresivitas subjek 4 dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

34 116 Grafik 6. Perubahan skor agresivitas subjek 4 e. Subjek 5 (Naf) Subjek kelima merupakan seorang anak laki-laki berinisial M dengan usia 10 tahun. Berdasarkan hasil skala perilaku agresif yang telah diisikan oleh ketiga guru, subjek memiliki tingkat agresivitas yang berada pada kategori sedang dengan perolehan skor sebesar 39. Dari awal hingga akhir pertemuan, subjek cenderung aktif dalam mengikuti seluruh rangkaian sesi pelatihan sebanyak 4 kali pertemuan. Pada pertemuan pertama, subjek terlihat memperkenalkan diri dengan suara yang cukup lantang. Subjek juga terlihat menyimak saat dibacakan cerita. Di sesi kedua, subjek sempat terlihat membalas teman yang memukul dirinya dengan cara menindih temannya tersebut. Pada saat mengerjakan lembar kerja, subjek juga terlihat merebut lem yang sedang dipakai oleh temannya. Pada pertemuan kedua, saat diputarkan video tentang seorang anak yang pemarah, subjek terlihat memperhatikan sembari tersenyum dan meledek salah satu temannya yang sering marah-marah. Memasuki sesi selanjutnya, sembari menunggu giiran untuk memperagakan teknik mengatasi rasa marah, Subjek sempat terlihat memukul-

35 117 mukul meja, mendorong dan menendang teman yang ada disampingnya. Namun pada saat mengerjakan lembar kerja, subjek terlihat mengerjakan dengan tenang dan fokus. Pada pertemuan ketiga, saat diputarkan video tentang persahabatan, subjek terlihat menyimak dengan tenang dan tidak mengganggu temannya. Memasuki sesi selanjutnya saat permainan puzzle, subjek bersama dengan kelompoknya terlihat merangkai puzzle dengan mengikuti aturan yang disepakati bersama, sehingga pada sesi ini, subjek memeproleh bintang. Pada pertemuan ke empat, saat diberikan kuis, subjek selalu berusaha menjawab pertanyaan yang diajukan dengan semangat. Subjek juga tidak malu untuk dapat menjabarkan sekaligus mempraktekkan hal apa saja yang telah didapatkan selama pelatihan berlangsung. Pada lembar kerja, subjek mampu menyebutkan cara-cara baik apa saja yang dapat dilakukan untuk dapat menjaga pertemanan. Subjek juga mampu menunjukkan mimik dan bahasa tubuh yang sesuai ketika merasakan perasaan marah ataupun takut. Dibandingkan dengan pertemuan pertama, subjek mulai menunjukkan perilaku yang lebih baik dalam menghargai teman. Dengan keseluruhan sikap yang ditunjukkan tersebut. Diakhir pelatihan, subjek mendapatkan hadiah sebagai juara pertama. Selang 2 minggu setelah mendapatkan pelatihan, subjek mengalami penurunan skor tingkat perilaku agresif menjadi 21. Hal ini menunjukkan bahwa subjek mengalami penurunan perilaku agresif sebesar 18 antara sebelum diberikan perlakuan pada saat prates, dengan setelah diberikan perlakuan pada saat pascates. Pada saat dilakukan tindak lanjut, subjek memiliki skor tingkat agtresivitas yang relatif semakin menurun dari sebelumnya menjadi 16. Ini menujukkan bahwa subjek cukup menerapkan materi yang ada di dalam pelatihan tentang cara mengendalikan emosi dan perilaku. Dari hasil wawancara yang dilakukan, guru

36 118 menilai adanya perubahan perilaku yang cukup signifikan dialami oleh subjek, dimana perilaku agresi fisik subjek ke lima cenderung berkurang secara signifikan. Dalam mengerjakan tugas di dalam kelas, subjek juga tidak terlihat berjalan-jalan. Ketika diberikan nasehat, subjek cenderng lebih menurut dibandingkan sebelumnya. Sehingga dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa subjek 5 memiliki tingkat agresivitas yang semakin menurun antara sebelum diberikan pelatihan, setelah diberikan pelatihan, maupun pada saat tindak lanjut setelah pelatihan. Untuk lebih jelasnya, perkembangan rata-rata tingkat agresivitas subjek 5 dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

37 119 Grafik 7. Perubahan skor agresivitas subjek 5 f. Subjek 6 (I) Subjek keenam berinisial I merupakan seorang anak laki-laki berusia 10 tahun. Berdasarkan hasil skala perilaku agresif yang telah diisikan oleh ketiga guru, subjek memiliki tingkat agresivitas yang berada pada kategori sedang dengan perolehan skor sebesar 33. Subjek mengikuti seluruh rangkaian sesi pelatihan sebanyak 4 kali pertemuan. Pada pertemuan pertama, subjek terlihat pasif dan lebih banyak diam. Saat pelatih membacakan cerita, subjek terlihat menyimak dengan baik, dan ketika diberikan pertanyaan, subjek terlihat malu-malu untuk menjawab. Di sesi kedua, subjek juga sempat terlihat memukul salah satu temannya dan membalas pukulan temannya tersebut dengan saling menindih. Ketika pelatih memnbacakan lembar perasaan, subjek terlihat bercanda dan saling mengejek teman yang ada disebelahnya, sehingga pada pertemuan pertama, subjek tidak mendapatkan bintang tambahan. Pada pertemuan kedua, subjek mulai terlihat lebih aktif dan mulai ikut menjawab pertanyaan yang diberikan dengan suara yang lebih lantang. Pada lembar kerja, subjek mampu menyebutkan cara yang baik dan tidak baik dalam mengatasi

D. Hipotesis Penelitian. social emotional learning dalam menurunkan tingkat agresivitas pada siswa sekolah

D. Hipotesis Penelitian. social emotional learning dalam menurunkan tingkat agresivitas pada siswa sekolah 61 D. Hipotesis Penelitian Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini ialah adanya pengaruh pelatihan social emotional learning dalam menurunkan tingkat agresivitas pada siswa sekolah dasar H Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanaan di SMP Negeri 2 Ambarawa Kabupaten Semarang. Lokasi penelitian tersebut berada di Jl.

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Persiapan Penelitian Sebelum melaksanakan penelitian pada tanggal 3 Maret 2012 penulis terlebih dahulu meminta surat ijin penelitian dari Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

MODUL PSIKOEDUKASI MENINGKATKAN REGULASI EMOSI PADA ANAK MENTAL RETARDASI. : Menjalin rapport dengan anak serta membuat peraturan-peraturan dengan

MODUL PSIKOEDUKASI MENINGKATKAN REGULASI EMOSI PADA ANAK MENTAL RETARDASI. : Menjalin rapport dengan anak serta membuat peraturan-peraturan dengan LAMPIRAN 1. Informed Consent 152 153 154 LAMPIRAN 2. Modul Psikoedukasi 155 MODUL PSIKOEDUKASI MENINGKATKAN REGULASI EMOSI PADA ANAK MENTAL RETARDASI Sesi 1 Tema Tujuan : ice breaking : Menjalin rapport

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Theresiana Salatiga, dengan mengambil subjek penelitian di kelas XI. Diperoleh subjek penelitian sebanyak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. didapatkan 10 siswa termasuk dalam kategori sangat rendah dan rendah yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. didapatkan 10 siswa termasuk dalam kategori sangat rendah dan rendah yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Salatiga. Subjek dalam penelitian ini adalah kelas IX A dan Kelas IX B yang berjumlah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas VII G dan VII C SMP Negeri 9 Salatiga yang memiliki keterampilan sosial rendah yang masing-masing berjumlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah : BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel tergantung (dependent variable/ effectual variable) : kualitas hidup 2. Variabel bebas (independent

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memberikan ijin penelitian pada penulis. eksperimen dan kontrol yang berdasarkan jenis kelamin dan usia.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memberikan ijin penelitian pada penulis. eksperimen dan kontrol yang berdasarkan jenis kelamin dan usia. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Persiapan Penelitian Pada tanggal 4 Januari 2013, penulis mengurus surat permohonan ijin penelitian dari Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang ditujukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Tehnik Mesin SMK Saraswati Salatiga yang berjumlah 36 siswa. Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. 1. Variabel tergantung : Stres kerja

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. 1. Variabel tergantung : Stres kerja 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian 1. Variabel tergantung : Stres kerja 2. Variabel bebas : Pelatihan kebersyukuran B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 8 Salatiga. Sebelumnya penulis telah

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 8 Salatiga. Sebelumnya penulis telah BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Izin Penelitian Pada tanggal 11 September 2011 penulis meminta surat permohonan izin penelitian dari Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang ditujukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas III semester II SD Kristen Satya Wacana. Kelas III dibagi menjadi dua kelas paralel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Persiapan Penelitian Tanggal 5 Februari 2014, peneliti mengurus surat permohonan ijin penelitian dari Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang ditunjukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIIA dan VIIIB di SMP Muhammadiyah Salatiga tahun ajaran 2013/2014. Kelas VIIIA sebagai kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Salatiga yang berjumlah 52 siswa dengan terdiri dari dua kelompok, yaitu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dtujukan kepada Kepala Sekolah SMP N 2 Pabelan. Sebelumnya, penulis telah meminta izin

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dtujukan kepada Kepala Sekolah SMP N 2 Pabelan. Sebelumnya, penulis telah meminta izin BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Izin Penelitian Mengurus izin penelitian pada tanggal 9 Mei 2014, penulis memiinta surat permohonan izin penelitian dari Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan hasil pengolahan data penelitian berupa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan hasil pengolahan data penelitian berupa 32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan hasil pengolahan data penelitian berupa pengujian-pengujian dengan perhitungan statistika melalui teknik analisis data yang telah dijelaskan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek yang diambil adalah peserta didik kelas XI PM 2 SMK Negeri 1 Salatiga tahun pelajaran 2015/2016. Dalam penelitian ini subjek

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Lokasi Penelitian SMP Negeri 7 Salatiga merupakan tempat yang dipilih penulis untuk melakukan penelitian. Sekolah ini beralamat di jalan Setiaki No.15, Salatiga.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 4.1.Interaksi Sosial Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol. No Nama Skor Kategori Kelompok

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 4.1.Interaksi Sosial Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol. No Nama Skor Kategori Kelompok BAB IV PEMBAHASAN 1.1.Deskripsi Subjek Penelitian 1.1.1. Lokasi Penelitian Penulis memilih melakukan penelitian di SMP Negeri 02 Kaliwungu yang beralamat di desa Papringan, kecamatan Kaliwungu, kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasinya cukup. 1. Tahun : SMEP N Wates

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasinya cukup. 1. Tahun : SMEP N Wates BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Sekolah SMP N 4 Wates terletak di Jalan Terbahsari 3 Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasinya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di SMPN 12 Bandung. Sekolah ini berada di Jl. Setiabudhi, Kota Bandung. Pemilihan SMPN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian pada kelas eksperimen dilakukan dari tanggal 14 Maret 2014 sampai 22 Maret 2014. Kegiatan hal teknis seperti permohonan izin

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bab ini akan dipaparkan mengenai hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian yang telah dilaksanakan. Hasil penelitian akan menjawab

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri 2 Salatiga memberikan ijin penelitian pada penulis.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri 2 Salatiga memberikan ijin penelitian pada penulis. 4.1. Persiapan Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada tanggal 4 Oktober 2011, penulis mengurus surat permohonan ijin penelitian dari Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang ditujukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil penelitian sesuai dengan data yang diperoleh. Pembahasan diawali dengan memberikan gambaran subjek penelitian, pelaksanaan penelitian, pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. B. Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. B. Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel tergantung Variabel bebas : caregiver burden : supportive group therapy B. Definisi Operasional Variabel Berikut adalah definisi dari masing-masing

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek penelitian ini adalah 12 siswa yang hasil pre-testnya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek penelitian ini adalah 12 siswa yang hasil pre-testnya BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah 12 siswa yang hasil pre-testnya menunjukkan percaya diri siswa yang rendah. Dari 12 siswa dibagi menjadi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan pimpinan Ibu kepala sekolah Drs. Kriswinarti. Subyek penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan pimpinan Ibu kepala sekolah Drs. Kriswinarti. Subyek penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Depskripsi Subjek Penelitian Peneliti memilih tempat untuk penelitian di SMA Kristen 1 Salatiga, sekolah ini beralamatkan di kota Salatiga Jln. Osamaliki no.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN SUBJEK PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SMP Kristen 2 Salatiga yang beralamat di Jalan Jendral Sudirman No. 111b Kecamatan Tingkir Salatiga.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sidorejo Lor 2 dan SD Negeri Sidorejo Lor 6. Kelas yang digunakan untuk penelitian yaitu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pertama melakukan pretest, tiga kali pertemuan dilakukan pembelajaran dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pertama melakukan pretest, tiga kali pertemuan dilakukan pembelajaran dan 62 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian dilakukan sebanyak lima kali pertemuan yaitu pertemuan pertama melakukan pretest, tiga kali pertemuan dilakukan pembelajaran dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Penelitian Subyek penelitian yang diambil adalah siswa kelas X-BB di SMK Islam Sudirman 1 Ambarawa tahun pelajaran 2011/2012, penulis melakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subyek Penelitian Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah 10 siswa kelas VII A SMP Kristen 2 Salatiga yang hasil pre testnya menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT ditinjau dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah 16 siswa kelas XII Tata Boga 2 SMKN 1 Salatiga yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu masing-masing

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pemaparan mengenai hasil penelitian yang telah didapatkan dan pembahasan akan dipaparkan lebih rinci pada Bab ini, pemaparan ini berlandaskan pada tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMP Negeri 14 Yogyakarta

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMP Negeri 14 Yogyakarta BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum SMP Negeri 14 Yogyakarta SMP Negeri 14 Yogyakarta berlokasi di Jalan Tentara Pelajar No. 7, Jetis, Kota Yogyakarta, DIY. Secara

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa 31 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku

Lebih terperinci

BAB IV PERSIAPAAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan

BAB IV PERSIAPAAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan BAB IV PERSIAPAAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi kancah Penelitian ini dilakukan di BPS (bidan praktik swasta) milik bidan W yang terletak di Nusawungu, Cilacap,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. pembahasannya tentang Penerapan Metode Pembelajaran Aktif Tipe Team

BAB IV HASIL PENELITIAN. pembahasannya tentang Penerapan Metode Pembelajaran Aktif Tipe Team 61 BAB IV HASIL PENELITIAN Pada bab ini dideskripsikan hasil-hasil penelitian beserta pembahasannya tentang Penerapan Metode Pembelajaran Aktif Tipe Team Quiz Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis data hasil penelitian yang telah dilakukan beserta pembahasannya. A. Hasil Penelitian 1. Diskripsi Data Penelitian Pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Sampel Peneliitian Sampel yang diambil adalah 2 SD Negeri kelas V dari SD Negeri di Gugus Gatot Subroto yaitu SDN 03 Ngraho dan SDN 01 Nglandeyan. Kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Analisis deskripsi dalam penelitian ini membahas mengenai deskripsi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Analisis deskripsi dalam penelitian ini membahas mengenai deskripsi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Analisis deskripsi dalam penelitian ini membahas mengenai deskripsi pembelajaran dan deskripsi data. 1. Deskripsi Pembelajaran SMK N 1 Pleret berlokasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah 51 siswa kelas 3 SD Negeri Getasan yang terbagi menjadi 2 kelas yaitu kelas 3a dan 3b. Kelas kontrol

Lebih terperinci

Tabel 18 Deskripsi Data Tes Awal

Tabel 18 Deskripsi Data Tes Awal BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pamona Utara yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman no 21 Tentena, Kecamatan Pamona Puselemba, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel tergantung (dependent) : Kecemasan ibu hamil hipertensi 2. Variabel bebas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah. Jumlah Seluruhnya 60. Tabel 10.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah. Jumlah Seluruhnya 60. Tabel 10. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 3 Tuntang, suatu sekolah yang berlokasi di kampung Beran, Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pratindakan Peneliti melakukan observasi sebelum melaksanakan penelitian. Observasi bertujuan untuk mengetahui kondisi awal siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 5 Putatsari yang terletak di Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan. SD Negeri 5 Putatsari

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 37 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan di dua lokasi yaitu di kampus program studi Teknik Sipil Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dimulai dari tanggal 8 april 2011 hingga 30 april Dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dimulai dari tanggal 8 april 2011 hingga 30 april Dengan 75 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini dimulai dari tanggal 8 april 2011 hingga 30 april 2011. Dengan subjek 5 anak, tidak ada kelompok kontrol karena polpulasi hanya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 67 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tuntang, Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang beralamat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perencanaan dan pelaksanaan penelitian sesuai metode penelitian. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. perencanaan dan pelaksanaan penelitian sesuai metode penelitian. Metode BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian sesuai metode penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subyek Penelitian Subyek penelitian yang diambil adalah siswa kelas XII-BB SMKN 1 Bancak tahun pelajaran 2016/2017, penulis melakukan penelitian di

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Diagram Persentase ketuntasan siswa pada prasiklus

Gambar 4.1 Diagram Persentase ketuntasan siswa pada prasiklus BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Prasiklus Proses pembelajaran sebelum dilakukan tindakan, guru hanya mengajar dengan ceramah. Guru cenderung mentransfer ilmu pada siswa, sehingga guru lebih aktif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. 2. Variabel bebas (X) : Konseling Kelompok Perencanaan Karir. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. 2. Variabel bebas (X) : Konseling Kelompok Perencanaan Karir. B. Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel terikat (Y) : Kematangan Karir 2. Variabel bebas (X) : Konseling Kelompok Perencanaan Karir B. Definisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel tergantung : Kecemasan menghadapi persalinan pertama

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel tergantung : Kecemasan menghadapi persalinan pertama BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel tergantung : Kecemasan menghadapi persalinan pertama 2. Variabel bebas : Terapi Tadabbur Al-quran B. Definisi Operasional 1. Kecemasan

Lebih terperinci

Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick On The Draw pada Mata Pelajaran Matematika Di SMPN 6 Banjarmasin Tahun Pelajaran

Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick On The Draw pada Mata Pelajaran Matematika Di SMPN 6 Banjarmasin Tahun Pelajaran SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015 Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick On The Draw pada Mata Pelajaran Matematika Di SMPN 6 Banjarmasin Tahun Pelajaran 2012-2013

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilaksanakan pada tanggal 30 Mei 2013.kepada anak anak di Panti Asuhan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilaksanakan pada tanggal 30 Mei 2013.kepada anak anak di Panti Asuhan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Persiapan Penelitian Pada tanggal 29 Mei 2013 penulis meminta ijin kepada ketua Panti Asuhan AL-ITTIHAD Semowo untuk mengadakan penilitian di Panti Asuhan AL-ITTIHAD

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (00:07) penelitian ekperimental

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada uraian bab ini akan dipaparkan tentang hasil ujicoba instrumen, hasil penelitian, analisis data dan pembahasan. Data yang diolah adalah data hasil observasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel Tergantung Variabel Bebas : Kohesivitas kelompok : Konseling Kelompok B. Definisi operasional 1. Kohesivitas Kelompok Kohesivitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sekolah SD Negeri Bawen 03 di Lingkungan Berokan Bawen. Kemudian pada. Tabel 4.1.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sekolah SD Negeri Bawen 03 di Lingkungan Berokan Bawen. Kemudian pada. Tabel 4.1. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Persiapan Penelitian Pada tanggal 8 November 2013, penulis mengurus surat permohonan penelitian dari Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan yang ditujukan

Lebih terperinci

Grafik Frekuensi Siswa

Grafik Frekuensi Siswa BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Penelitian 4.1.1 Gambaran Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Mojowetan Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora. Subjek penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Nusantara Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. SMP Nusantara Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Nusantara Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. SMP Nusantara Kecamatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Subjek Penelitian Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Nusantara Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. SMP Nusantara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Bab IV pada laporan penelitian ini berisi mengenai hasil penelitian, analisis hasil penelitian dan pembahasannya. Hasil penelitian yang diperoleh, nantinya diolah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengumpulan data penelitian, hasil analisis data dan pembahasannya. Dari uraian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengumpulan data penelitian, hasil analisis data dan pembahasannya. Dari uraian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan tentang pelaksanaan kegiatan penelitian, pengumpulan data penelitian, hasil analisis data dan pembahasannya. Dari uraian tersebut, akan menjawab perumusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah penjelasan operasional tentang istilah-istilah yang

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah penjelasan operasional tentang istilah-istilah yang BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Berikut ini adalah penjelasan operasional tentang istilah-istilah yang terdapat pada perumusan masalah, guna menghindari terjadinya perbedaan penafsiran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. antara kelas yang menggunakan LKS paperless dan kelas yang menggunakan LKS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. antara kelas yang menggunakan LKS paperless dan kelas yang menggunakan LKS BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Penelitian Skor hasil belajar siswa diperoleh dengan menggunakan tes hasil belajar siswa. Data hasil penelitian didapatkan dengan membandingkan hasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Hasil Penelitian Data hasil penelitian berupa data kuantitatif dan data kualitatif, data tersebut bertujuan untuk menemukan jawaban dari rumusan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas II SD Kutowinangun 08. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya MTsN Anjir Muara km. 20 Madrasah Tsanawiyah Negeri Anjir Muara Km. 20 terletak di jalan Trans Kalimantan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2012/2013. SMP Negeri 3 Kaloran terletak 6 KM dari pusat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2012/2013. SMP Negeri 3 Kaloran terletak 6 KM dari pusat BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Diskripsi Data 4.1.1.1 Objek Dan Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2012/2013. SMP Negeri 3 Kaloran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian di laksanakan pada bulan Maret sampai bulan April 2013. Observasi dilaksanakan sebelum penelitian yaitu pada bulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas : Terapi Kebermaknaan Hidup

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas : Terapi Kebermaknaan Hidup 59 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas : Terapi Kebermaknaan Hidup 2. Variabel Tergantung : Kesejahteraan subjektif B.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Lokasi Penelitian SMP Negeri 1 Suruh merupakan tempat yang dipilih oleh penulis untuk melakukan penelitian. Sekolah ini berada di Dusun Mesu Desa Suruh Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen kuasi yang berfungsi untuk mengetahui ada tidaknya hubungan sebab akibat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian dilakukan pada siswa kelas 5 SD Negeri Bawen 01 dan siswa kelas 5 SD Negeri Bawen 04 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian dilakukan di SD N Salaman 1 yang terletak di dusun Kauman desa Salaman, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. SD N

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, dari bulan Februari sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 01 Salatiga yang merupakan salah satu SD di Gugus Sidomukti dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Disain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode weak experiment dan metode deskriptif. Untuk mendapatkan gambaran peningkatan penguasaan konsep dan kemampuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Setting dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri Salatiga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Setting dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri Salatiga BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Setting dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri Salatiga 06. Sekolah tersebut terletak di Jalan Kartini no.26,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian kelas XI yang berjumlah semua 40 siswa yaitu 20 siswa XI IPS dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian kelas XI yang berjumlah semua 40 siswa yaitu 20 siswa XI IPS dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Kanisius Ambarawa dengan subjek penelitian kelas XI yang berjumlah semua 40 siswa yaitu 20 siswa XI IPS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini ditujukan pada siswa kelas VII MTsN 1 Bojonegoro dengan sampel penelitian dua kelas sebagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini dibahas hasil penelitian dengan analisis data yang diperoleh, perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Muhammadiyah 2 Palembang tahun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Muhammadiyah 2 Palembang tahun BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Muhammadiyah 2 Palembang tahun ajaran 2015/2016 pada tanggal 10 Agustus 2015 sampai 05 September 2015 dengan materi Sistem

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Salatiga yang beralamat Jalan Stadion Nomor 4. Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental. Quasi experimental adalah penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SDN 4 Mendenrejo Kradenan Blora yang beralamatkan di Jalan Raya Randublatung Km 1,5 Mendenrejo Blora 58383. Unit

Lebih terperinci

Kelas Pratest Perlakuan Pascates

Kelas Pratest Perlakuan Pascates 26 BAB 3 METODE PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode eksperimen dapat diartikan sebagai metode yang mengujicobakan suatu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menguraikan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh

BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menguraikan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh 59 BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menguraikan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh dari setiap tahapan penelitian yang telah dilakukan. Data yang diperoleh berasal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan model penelitian eksperimen semu yaitu dengan pemasangan subyek melalui tes awal dan tes akhir dan kelompok kontrol (Ardhana 2008).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kelompok eksperimen adalah siswa yang diberikan perlakuan (treatment) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. kelompok eksperimen adalah siswa yang diberikan perlakuan (treatment) dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode dan Desain Penelitian Metode merupakan suatu cara ilmiah yang digunakan untuk mencapai maksud dan tujuan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara kepribadian kompetitif dengan perilaku mengemudi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. tentang penerapan model pembelajaran inquiry training pada materi gerak lurus,

BAB IV HASIL PENELITIAN. tentang penerapan model pembelajaran inquiry training pada materi gerak lurus, 83 BAB IV HASIL PENELITIAN Pada bab ini diuraikan hasil-hasil penelitian beserta pembahasannya tentang penerapan model pembelajaran inquiry training pada materi gerak lurus, yang meliputi data (1) hasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Subjek dan Pelaksanaan Penelitian Gambaran Umum Subjek penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Subjek dan Pelaksanaan Penelitian Gambaran Umum Subjek penelitian 48 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek dan Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Subjek penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Sawit dan siswa kelas

Lebih terperinci