BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. 2. Variabel bebas (X) : Konseling Kelompok Perencanaan Karir. B. Definisi Operasional

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. 2. Variabel bebas (X) : Konseling Kelompok Perencanaan Karir. B. Definisi Operasional"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel terikat (Y) : Kematangan Karir 2. Variabel bebas (X) : Konseling Kelompok Perencanaan Karir B. Definisi Operasional Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Terikat (Y): Kematangan karir yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa untuk dapat memahami potensi yang dimiliki serta dapat mempelajari pilihan-pilihan jurusan yang diminati untuk melakukan perencanaan karir yang realistik dan mampu mengambil keputusan mengenai jurusan yang akan dipilih setelah lulus dari SMA, serta yakin dapat menyelesaikan permasalahan yang muncul dalam mencapai tujuan tersebut. Variabel ini diungkap dengan Career Maturity Inventory (CMI) Form C yang dikembangkan oleh Savickas dan Porfeli (2011) dan dimodifikasi oleh peneliti. Skala tersebut mengacu pada aspek-aspek kematangan karir yang dikemukakan oleh Savickas dan Porfeli (2011) yaitu keprihatinan karir (career concern), konsultasi karir (career consultation), keingintahuan karir (career curiosity), dan kepercayaan karir (career confidence). Tingkat kematangan karir dilihat dari besarnya skor yang diperoleh. Semakin tinggi skor total yang diperoleh 65

2 66 maka semakin sesuai pula kematangan kariernya dan semakin rendah skor total yang diperoleh menunjukkan semakin tidak sesuai pula kematangan karier. 2. Variabel Bebas (X): Konseling kelompok perencanaan karir yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli (konselor) yang bertujuan untuk membantu permasalahan siswa dengan melakukan perencanaan karir. Perencanaan karir yang dimaksudkan adalah proses perkembangan karir siswa untuk dapat melakukan eksplorasi diri dan dunia kerja, mengidentifikasi hambatan-hambatan yang muncul dalam melakukan perencanaan, membuat keputusan karir, menyusun langkah-langkah konkrit yang harus dilakukan berdasarkan keputusan tersebut, dan kemudian melaksanakan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Hal tersebut bertujuan agar siswa mampu memilih jurusan yang sesuai dan mampu berhasil dalam bidang pekerjaan yang akan ditekuni. Konseling kelompok perencanaan karir disusun sebanyak 6 pertemuan yang terdiri dari 4 tahap (Pembentukan, Peralihan, Kegiatan, dan Pengakhiran). Pada tahap kegiatan inti terdapat 5 sesi, yaitu sesi pemahaman diri, wawasan karir, masalah karir dan problem solvin, pembuatan keputusan karir, dan menyusun perencanaan dan jadwal kegiatan. C. Responden Penelitian Responden dalam penelitian ini adalah siswa SMA N X Yogyakarta. Responden dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sugiyono (2012) mengemukakan bahwa purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Peneliti

3 67 mempertimbangakn karakteristik-karakteristik tertentu dalam melakukan penyeleksian responden yang akan dijadikan responden penelitian. Adapun karakteristik responden yang digunakan pada penelitian ini adalah: 1. Siswa SMA N X kelas XI. 2. Siswa yang memiliki skor kematangan karir yang rendah dan sedang, yang diukur dengan skala kematangan karir (prates). 3. Memiliki keinginan untuk melanjutkan studi di perguruan tinggi. 4. Responden bersedia untuk mengikuti seluruh rangkaian penelitian eksperimen yang terdiri dari prates (pengisian skala kematangan karir), mengikuti konseling kelompok perencanaan karir, pascates dan tindak lanjut (pengisian skala kematangan karir). D. Desain Penelitian Peneliti menggunakan desain untreated control group design with dependent prates and postetst. Shadish, Cook, dan Campbell (2002) mengemukakan bahwa desain untreated control group design with dependent pretest and posttest yaitu desain eksperimen yang dirancang dengan membagi subjek ke dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang berada dalam kondisi eksperimen atau menerima manipulasi eksperimen. Kelompok kontrol merupakan kelompok yang berada dalam kondisi kontrol, yang digunakan untuk menentukan nilai dari variabel tergantung tanpa adanya manipulasi eksperimen dari variabel bebas.

4 68 Pada penelitian ini, kelompok eksperimen akan diberi perlakuan berupa konseling kelompok perencanaan karir, sedangkan kelompok kontrol tidak diberi perlakuan. Kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol akan diberikan prates dan postets berupa skala kematangan karir, untuk kemudian diukur efektivitasnya. Setelah pemberian perlakuan, akan dilakukan tindak lanjut untuk mengetahui efek konseling kelompok perencanaan karir terhadap subjek penelitian setelah jangka waktu tertentu. Desain penelitian dapat digambarkan seperti pada gambar 2. Group Pretest Treatment Postets Follow up Exp. Group O1 X O2 O3 Control Group O1 O2 O3 Gambar 2. Desain Eksperimen Keterangan: O1 = Pretest X = Treatment O2 = Postets O3 = Follow up Kelompok kontrol perlu mendapatkan hak penelitian yang sama, sehingga untuk menjaga kode etik psikologi, kelompok kontrol dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan dengan diberikan konseling kelompok perencanaan karir. Setelah rangkaian konseling kelompok pada kelompok eksperimen selesai, maka konseling kelompok perencanaan karir juga akan diberikan pada kelompok kontrol. Konseling kelompok perencanaan karir bagi kelompok kontrol dilakukan tiga hari setelah pemberian pascates pada kelompok eksperimen. Dengan demikian hal tersebut bukan sebagai rangkaian dari kegiatan penelitian.

5 69 E. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data untuk variabel tergantung adalah dengan menggunakan Career Maturity Inventory (CMI) Form C yang dikembangkan oleh Savickas dan Porfeli (2011) dan kemudian dimodifikasi oleh peneliti. Skala tersebut mengacu pada aspek-aspek kematangan karir yang dikemukakan oleh Savickas dan Porfeli (2011) yaitu keprihatinan karir (career concern), konsultasi karir (career consultation), keingintahuan karir (career curiosity), dan kepercayaan karir (career confidence). Azwar (2013) mengemukakan bahwa metode skala digunakan dengan beberapa alasan, sebagai berikut: 1. Mampu mengungkap indikator perilaku dari aitem yang tersedia, sehingga walaupun subjek yang diukur memahami pernyataan yang ada tapi tidak mengetahui jawabannya, jawaban yang diberikan akan tergantung pada interpretasi dan mampu memproyeksikan kepribadian subjek yang dikur. 2. Mampu mengungkap indikator perilaku secara tidak langsung melalui pengisian penyataan atau aitem-aitem yang ada. 3. Semua jawaban dapat diterima dan tidak ada respon yang benar maupun yang salah. Skala kematangan karir berbentuk summated rating scale yang terdiri dari aitem favorable dan unfavorable. Azwar (2013) mengemukakan bahwa aitem favorable adalah aitem yang mendukung objek yang ingin diukur, sedangkan aitem unfavorable tidak mendukung objek yang ingin diukur. Skala yang digunakan adalah skala kematangan karir yang terdiri atas empat alternatif jawaban yaitu sangat tidak sesuai (STS), tidak sesuai (TS), sesuai (S),

6 70 sangat sesuai (SS). Pemberian skor tergantung pada Favorable atau Unfavorable suatu butir. Skor jawaban untuk butir Favorable berkisar 4-1 dimana Sangat sesuai (SS) diberi skor 4, sesuai (S) diberi skor 3, tidak sesuai (TS) diberi skor 2, dan sangat tidak sesuai (STS) diberi skor 1. Skor jawaban untuk Unfavorable berkisar dari 1-4, yaitu sangat sesuai (SS) skor 1, sesuai (S) diberi skor 2, tidak sesuai (TS) diberi skor 3, dan sangat tidak sesuai (STS) diberi skor 4. Tabel 3.1 Tabel distribusi butir skala kematangan karir sebelum uji coba Aspek Favorable Unfavorable Jumlah Career concern - 1, 5, 9, 13, 17, 21 6 Career curiosity - 2, 6, 10, 14, 18, 22 6 Career confidence - 3, 7, 11, 15, 19, 23 6 Career consultation 8, 12, 20, 24 4, 16 6 Total F. Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas a. Validitas alat ukur Azwar (2010) mengemukakan bahwa validitas merupakan sejauhmana tes mampu mengukur atribut yang seharusnya diukur. Hadi (2004) mengemukakan bahwa validitas adalah seberapa jauh alat ukur dapat mengungkap dengan benar gejala atau sebagian besar gejala yang hendak diukur, artinya alat ukur tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Suatu alat ukur dapat dikatakan memiliki validitas tinggi apabila alat ukur tersebut menjalankan fungsi ukurnya dan memberikan hasil sesuai maksud dilakukannya pengukuran.

7 71 Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi (content validity). Azwar (2010) mengemukakan bahwa validitas isi adalah validitas yang diestimasi melalui pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau melalui professional judgement. Professional judgement dalam alat ukur ini adalah Dosen peneliti yang memahami alat ukur kematangan karir (CMI Form C) dengan baik. Validasi skala kematangan karir melalui professional judgment adalah dengan melihat kesesuaian antara karakteristik aitem yang dirumuskan dengan definisi operasional penelitian. Professional judgment juga melakukan validasi dengan mengevaluasi penampakan luar dari alat ukur (face validity). Validitas tampang dievaluasi dengan membaca dan menyelidiki tiap-tiap aitem pernyataan, serta membandingkannya dengan variabel yang akan diukur yaitu kematangan karir. Selain itu, professional judgment juga mengevaluasi sejauh mana aitem-aitem pernyataan dalam setiap aspek merupakan representasi dari aspek-aspek yang ingin diukur dengan melihat pada blue print skala kematangan karir. Azwar (2012) mengemukakan bahwa parameter yang paling penting untuk menganalisis aitem skala psikologi yang mengukur atribut nonkognitif adalah daya beda atau daya diskriminasi aitem. Daya diskriminasi aitem adalah sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur. Indeks daya diskriminasi aitem merupakan indikator keselarasan atau konsistensi antara fungsi aitem dengan fungsi skala secara keseluruhan yang dikenal dengan istilah konsistensi aitem-total.

8 72 Pengujian daya diskriminasi aitem pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS for Windows. Azwar (2012) mengemukakan bahwa kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem total menggunakan batasan 0,30. Aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30, maka daya diskriminasi aitem dianggap memuaskan. Aitem yang memiliki koefisien korelasi kurang dari 0,30, maka dapat diinterpretasikan sebagai aitem yang memiliki daya diskriminasi aitem yang rendah. Penyeleksian aitem juga harus tetap memperhatikan keterpenuhan komposisi aitem untuk masing-masing aspek, sehingga indeks daya diskriminasi aitem dapat diturunkan hingga 0,25. b. Validitas Dalam Penelitian Eksperimen Seniati, Yulianto, dan Setiadi (2005) mengemukakan bahwa validitas internal berkaitan dengan sejauhmana hubungan sebab-akibat antara variabel tergantung dan variabel bebas yang ditemukan dalam penelitian. Terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi validitas internal, yaitu: 1) Proactive History, yaitu faktor perbedaan individual yang merupakan faktor bawaan maupun sesuatu yang telah dipelajari sebelumnya, seperti usia, jenis kelamin, kepribadian, sikap, inteligensi, dan lainnya. 2) Retroactive History, yaitu faktor yang dapat memengaruhi validitas internal karena perubahan atau pengaruh yang dialami oleh Responden, diantara waktu pemberian prates dan pascates.

9 73 3) Maturation, yaitu perubahan biologis atau perubahan psikologis yang sistematis pada organisme dalam suatu waktu tertentu. Faktor ini biasanya terjadi pada penelitian jangka panjang. 4) Testing, tes yang sama diberikan kepada Responden pada saat dilakukannya prates dan pascates, sehingga ada proses belajar didalamnya. Hal tersebut menyebabkan Responden cenderung mengingat jawaban, sehingga respon yang terukur bukan merupakan pengaruh dari perlakuan yang diberikan. 5) Statistical Regression. Dalam hukum statistik, pengukuran yang dilakukan secara berulang-ulang akan menyebabkan nilai ekstrem, yaitu nilai tertinggi dan nilai terendah, cenderung mendekati rata-rata meskipun tidak diberikan perlakuan apapun. 6) Experimental Mortality, yaitu faktor dimana jumlah Responden pada akhir penelitian berkurang dibandingkan dengan awal penelitian. Penelitian ini biasanya melibatkan prates dan pascates dalam jangka waktu yang lama atau pada penelitian within-subject. 7) Interaction Effect. Faktor ini dapat terjadi pada desain penelitian eksperimen within-subject, dimana setiap Responden mendapat lebih dari satu perlakuan. Pengaruh dari perlakuan yang diterima oleh Responden sebelumnya belum hilang, sehingga dapat berinteraksi dengan perlakuan selanjutnya dan dapat memengaruhi variabel tergantung. 8) Instrumentation Effect, yaitu alat ukur yang digunakan dalam penelitian

10 74 9) Experimental Effect, yaitu interaksi antara eksperimenter dengan Responden penelitian, dimana saling memiliki harapan berkaitan dengan peran masing-masing. 10) Efek Partisipan. Faktor dimana Responden penelitian seringkali berusaha untuk mencari tahu apa yang akan mereka alami, apa yang harus mereka lakukan, serta merencanakan respon yang akan diberikan. Berdasarkan uraian di atas, beberapa faktor yang mungkin muncul pada penelitian ini adalah testing, dimana ada kemungkinan terjadinya proses belajar pada saat dilakukannya prates dan pascates. Selain itu, efek partisipan juga mungkin muncul dalam penelitian ini, dimana siswa berusaha mencari tahu apa yang akan mereka alami, apa yang harus mereka lakukan, serta merencanakan respon yang akan diberikan. Meningkatkan validitas internal dapat dilakukan dengan a) pengelompokkan subjek penelitian dengan cara random; b) Instrumen yang digunakan valid dan reliabel, serta menggunakan prosedur yang tepat; c) Menghindari terjadinya interaksi antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen; dan d) Membuat suasana lingkungan eksperimen yang ajeg. 2. Uji reliabilitas alat ukur Azwar (2012) mengemukakan bahwa reliabilitas adalah keterpercayaan atau konsistensi hasil ukur, yang mengandung makna seberapa tinggi kecermatan pengukuran. Reliabilitas alat ukur pada penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach dengan bantuan SPSS 16,0 for Windows. Tinggi rendahnya reliabilitas ditunjukkan oleh suatu angka, yaitu koefisien

11 75 reliabilitas. Koefisien reliabilitas berada dalam rentang angka dari 0 sampai dengan 1,00., semakin tinggi mendekati angka 1,00 berarti pengukuran semakin reliable. Uji coba dilakukan peneliti kepada 91 siswa di SMA N Y Yogyakarta. Berdasarkan hasil analisis aitem skala kematangan karir, menunjukkan koefisien reliabilitas alpha sebesar 0,755. Selain itu, dari 24 aitem yang diujicobakan terdapat 8 aitem yang gugur. Adapun aitem yang gugur yaitu nomor 1, 5, 8, 12, 13, 14, 20, dan 24. G. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian dibagi menjadi lima bagian, yaitu persiapan penelitian, seleksi responden, pelaksanaan penelitian, evaluasi dan pascates, dan tindak lanjut. 1. Persiapan Penelitian Adapun tahapan yang dilakukan adalah: a. Penyusunan proposal penelitian dan perijinan. Pada tahap ini peneliti terlebih dahulu menyusun proposal penelitian, kemudian peneliti mengajukan surat ijin permohonan pengambilan data awal sebagai identifikasi permasalahan yang ada di SMA N X Yogyakarta. Surat ijin penelitian didapatkan oleh peneliti melalui pengelola Magister Profesi Psikologi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. Selanjutnya surat ijin tersebut disampaikan oleh pihak sekolah, kemudian pihak sekolah memberikan ijin kepada peneliti untuk mengambil data awal

12 76 penelitian serta mengadakan konseling kelompok di SMA N X Yogyakarta. b. Pengambilan data awal yang dilaksanakan dengan melakukan wawancara. Pengambilan data ditujukan kepada perwakilan siswa SMA kelas XI serta guru BK dengan melakukan wawancara pada tanggal 18 dan 21 september Informasi yang diperoleh dari siswa adalah gambaran kegiatan bimbingan karir, serta permasalahan seputar persiapan karir yang selama ini dihadapi oleh siswa. Sedangkan, informasi yang diperoleh dari guru BK adalah gambaran kegiatan atau bimbingan karir yang sejauh ini sudah dilakukan oleh guru BK. Tujuan dari pengambilan data awal ini adalah untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada serta intervensi yang sesuai bagi permasalahan tersebut. c. Penyusunan, Validitas, dan Uji coba skala kematangan karir serta modul konseling kelompok perencanaan karir Konseling kelompok perencanaan karir ini mengangkat tema Amazing in your career, dimana tema dalam konseling ini dirancang sedemikian rupa untuk merangsang peserta dalam berperan aktif serta penuh kesungguhan dalam mengikuti jalannya konseling. Peneliti menyusun konseling kelompok perencanaan karir dengan mengacu pada konseling perencanaan karir yang disusun oleh Aryatmi (1991). Konseling kelompok perencanaan karir disusun menjadi 6 pertemuan dengan 5 sesi, sebagai berikut:

13 77 a. Pertemuan pertama, terdiri dari kegiatan; a) Tahap 1: Pembentukan. Pada tahap ini, pada umumnya para anggota saling memperkenalkan diri dan juga mengungkapkan tujuan ataupun harapan yang hendak dicapai, baik oleh masing-masing, sebagian, atau seluruh anggota kelompok. b) Tahap 2: Peralihan. Pada tahap ini pemimpin kelompok menjelaskan peranan para anggota kelompok, kemudian pemimpin kelompok menawarkan kepada anggota mengenai kesiapan untuk memulai kegiatan selanjutnya. c) Tahap 3: Kegiatan. Tahap kegiatan yaitu membahas topik-topik tertentu, dimana pemimpin kelompok mengemukakan permasalahan atau topik untuk selanjutnya akan dibahas oleh kelompok secara mendalam dan tuntas. b. Pertemuan kedua, Tahap kegiatan konseling kelompok perencanaan karir. Sesi pertama, yaitu sesi pemahaman diri. Sesi ini bertujuan agar peserta mampu mengetahui dan memahami kondisi diri sendiri (minat, bakat, sifat-sifat, keterampilan yang dimiliki, nilai-nilai, kelebihan dan kelemahan). Sesi kedua, yaitu sesi wawasan karir. Sesi ini bertujuan agar siswa mengetahui berbagai informasi terkait dengan jurusan di Perguruan tinggi. Hal tersebut bertujuan agar siswa memahami pentingnya informasi terkait jurusan yang diminati, materi yang akan dipelajari,

14 78 prospek karir atau jenis lapangan pekerjaan yang tersedia bagi setiap jurusan, serta jenis keterampilan dan tipe kepribadian yang sesuai dengan setiap jurusan. c. Pertemuan ketiga, Tahap kegiatan konseling kelompok perencanaan karir. Sesi ketiga, yaitu sesi masalah karir dan problem solving. Sesi ini bertujuan agar peserta mampu menyadari hambatan-hambatan yang ditemui dalam proses mencapai bidang minat karir (jurusan) yang diinginkan, baik hambatan yang berasal dari diri sendiri (internal), maupun dari luar diri (eksternal). d. Pertemuan keempat, Tahap kegiatan konseling kelompok perencanaan karir. Sesi keempat, yaitu sesi pembuatan keputusan karir. Sesi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membuat suatu keputusan karir, khususnya keputusan dalam menentukan jurusan yang sesuai dengan dirinya. e. Pertemuan kelima, Tahap kegiatan konseling kelompok perencanaan karir. Sesi kelima, yaitu sesi menyusun perencanaan dan jadwal kegiatan. Sesi ini bertujuan agar siswa mampu menyusun langkah-langkah yang harus dilakukan untuk dapat mencapai jurusan yang diinginkan, dengan membuat jadwal rencana aksi.

15 79 f. Pertemuan keenam, Tahap IV: Pengakhiran. Tahap pengakhiran adalah tahapan akhir untuk melihat tercapainya hasil atau tujuan oleh kelompok. Modul dan skala disusun secara bersamaan, kemudian dilakukan validasi isi terhadap skala maupun modul. Validasi isi untuk skala kematangan karir dilakukan melalui professional judgment oleh dosen peneliti sebelum melakukan uji coba. Uji coba dilakukan peneliti kepada 91 siswa SMA N Y Yogyakarta. Karakteristik siswa yang dikenakan uji coba, sama dengan karakteristik responden penelitian. Uji coba dilakukan peneliti sejak tanggal 7 12 Januari Selanjutnya, validasi isi untuk modul konseling kelompok perencanaan karir divalidasi oleh psikolog yang memahami konsep konseling kelompok. Selanjutnya, dilakukan kembali penyusunan modul berdasarkan saran dan masukan dari professional judgment. Peneliti kemudian melakukan pemilihan dan pembekalan kepada konselor, ko-konselor, dan observer sebelum dilakukannya uji coba modul. Uji coba modul konseling kelompok perencanaan karir dilakukan dengan melibatkan 2 orang siswa kelas XI SMA N Y Yogyakarta pada tanggal 14 dan 21 Januari 2016 dengan melibatkan rater. Rater dalam uji coba modul ini adalah seorang psikolog yang memahami konsep konseling kelompok. d. Materi atau Alat 1) Alat ukur menggunakan CMI form C yang dikembangkan oleh Savickas dan Porfeli (2011) dan dimodifikasi oleh peneliti. 2) Lembar persetujuan Siswa (Informed Consent)

16 80 3) Modul konseling kelompok perencanaan karir 4) Lembar kerja Lembar kerja ini merupakan tugas yang harus dikerjakan oleh Siswa dalam beberapa sesi konseling. Tugas yang dikerjakan oleh Siswa ini didiskusikan pada setiap pertemuannya. 5) Lembar panduan observasi Lembar observasi ini berisi pengamatan selama berjalannya proses konseling kelompok perencanaan karir. Lembar observasi diisi oleh observer atau pengamat pada setiap sesi dalam konseling. Aspek-aspek yang teramati dalam observasi peserta meliputi: a) Mampu membangun hubungan dengan peserta lain & terapis; b) Mencari gagasan; c) Mengajukan pertanyaan; d) Memberikan informasi; e) Merangkum; f) Empati; g) Mempersilahkan temannya berbicara; h) Mendengarkan; i) Menyerang; j) Memperhatikan; k) Interaktif dengan peserta lain; l) Mencatat materi; m) Menjelaskan manfaat dan makna pada setiap sesi; n) Menjawab pertanyaan terapis & peserta lain; dan o) Melakukan sesuatu yang tidak ada hubungan dengan konseling kelompok. Sedangkan, aspek-aspek yang teramati dalam observasi konselor meliputi: a) Mampu membangun hubungan dengan peserta; b) Mampu menyampaikan materi dengan jelas; c) Mampu menguasai materi yang disampaikan; d) Mampu memastikan bahwa tugas telah dipahami oleh peserta; e) Mampu membangkitkan minat peserta; f) Mampu membangkitkan motivasi peserta; g) Mampu menyimpulkan pendapat

17 81 peserta; h) Mampu menghubungkan materi dan contoh; dan i) Ketepatan waktu sesuai dengan materi yang diberikan. 6) Lembar evaluasi konseling Lembar evaluasi ini diberikan kepada peserta setelah berakhirnya konseling. Lembar evaluasi berupa pernyataan maupun pertanyaan mengenai a) pelaksanaan konseling; b) kompetensi konselor; c) harapan konseling; d) efektifitas konseling; e) komentar positif; f) saran; g) rencana tindakan penerapan. e. Seleksi konselor, ko-konselor dan observer Pelaksana modul intervensi atau konselor dalam penelitian ini adalah psikolog dengan kriteria sebagai berikut: a) Psikolog yang memiliki latar belakang pendidikan dengan konsentrasi psikologi pendidikan b) Memiliki pengalaman mengikuti suatu konseling kelompok, workshop, seminar dan pertemuan ilmiah lainnya c) Memiliki kemampuan interpersonal yang baik (ramah, empati, dan interaktif dengan Siswa) d) Menguasai modul intervensi. Ko-konselor dalam penelitian ini adalah Mahasiswa magister profesi psikologi pendidikan, sedangkan untuk observer atau pengamat sebaiknya memiliki kualifikasi sebagai berikut: 1) Mahasiswa Magister Profesi Psikologi yang telah melulusi mata kuliah observasi atau memahami proses asesmen psikologi

18 82 2) Pernah mengikui kegiatan konseling psikologi sebelumnya f. Melatih konselor dan observer Peneliti menjelaskan hak dan kewajiban konselor dan observer. Materi yang diberikan oleh konselor adalah modul konseling kelompok perencanaan karir, sedangkan materi yang diberikan oleh observer yaitu panduan observasi yang telah disusun sebelumnya. 2. Pelaksanaan Penelitian a. Melakukan prates berupa skala kematangan karir pada kelompok eksperimen dan kelompok dengan tujuan untuk mengetahui hasil awal skor kematangan karir responden sebelum diberi perlakukan pada tanggal 18 dan 21 Januari b. Memberikan informed consent. Peneliti selanjutnya mengumpulkan responden penelitian, baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol secara terpisah. Peneliti memberikan informed consent serta penjelasan singkat mengenai konseling kelompok perencanaan karir pada kelompok eksperimen. Peneliti kemudian menjelaskan secara lisan konseling kelompok yang akan dilaksanakan dan meminta responden untuk menyatakan kesediaannya maupun ketidaksediannya untuk berpartisipasi dalam penelitian secara keseluruhan. Responden yang bersedia menjadi kelompok eksperimen diminta untuk menadatangani informed consent yang sudah diberikan. Pada kelompok kontrol, peneliti menjelaskan mengenai pengukuran yang akan dilakukan, baik pascates maupun tindak lanjut.

19 83 Peneliti juga menawarkan untuk mengadakan konseling kelompok bagi kelompok kontrol, setelah seluruh kegiatan penelitian berakhir. c. Melakukan intervensi berupa konseling kelompok perencanaan karir pada kelompok eksperimen. Konseling kelompok perencanaan karir berlangsung selama 6 kali pertemuan dengan metode direktif, diskusi, sharing, games, tanya jawab, dan tugas individu. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 29 Januari 2016, pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 30 Januari 2016, pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 01 Februari 2016, pertemuan keempat dilaksanakan pada tanggal 04 Februari 2016, dan pertemuan kelima dilaksanakan pada tanggal 06 Februari d. Melakukan pascates pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada tanggal 09 Februari Selain itu, peneliti melakukan wawancara terkait perubahan yang dirasakan oleh responden pada kelompok eksperimen setelah mengikuti konseling kelompok perencanaan karir. e. Melakukan pengukuran tindak lanjut pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol, yang dilakukan pada tanggal 24 Februari H. Teknik Analisis Data Adapun langkah-langkah teknik analisis data yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti di SMA N X Yogyakarta.

20 84 2. Analisis deskriptif Sugiyono (2012) mengemukakan bahwa analisis deskriptif adalah statitstik yang digunakan untuk menganalisis data yang telah terkumpul sebagaimana adanya, tanpa bermaksud untuk membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Priyanto (2009) mengemukakan bahwa analisis deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti mean, standar deviasi, varian, modus, dan lain-lain. Subjek dikategorisasikan dalam tiga kategori, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Adapun kriteria yang digunakan menurut Azwar (2012) adalah sebagai berikut: X +1,0SD X tinggi X -1,0SD X < X +1,0 SD sedang X < (µ-1,0sd) rendah ket: X = Mean hipotetik SD = standar deviasi 3. Uji normalitas Sugiyono (2010) mengemukakan bahwa hal yang harus dilakukan peneliti sebelum melakukan pengujian data adalah melakukan uji normalitas. Uji normalitas bertujuan untuk menguji asumsi bahwa data setiap variabel penelitian yang akan dianalisis, membentuk distribusi normal. Teknik pengujian data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Kolmogorov Smirnov dengan program SPSS for Windows. Priyanto (2012) menjelaskan mengenai kriteria uji normalitas sebagai berikut:

21 85 1) Jika nilai signifikansi > 0,05, maka data dinyatakan berdistribusi normal. 2) Jika nilai signifikansi < 0,05, maka data dinyatakan tidak berdistribusi normal. 4. Uji homogenitas Azwar (2003) mengemukakan bahwa uji homogenitas dilakukan dengan memperhatikan proporsi di antara kedua kelompok yang diujikan tidak berbeda secara signifikan. Uji homogenitas menggunakan uji Box s M dengan kaidah uji yang digunakan adalah: a. Jika nilai signifikansi < 0,05, maka varians dari kedua kelompok berbeda (tidak homogen). b. Jika nilai signifikansi > 0,05, maka varians dari kedua kelompok adalah sama (homogen). 5. Uji hipotesis. Analisis uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis data kuantitatif yang digunakan adalah analisis statistik parametrik dengan menggunakan Anava Mixed Design, dimana analisis ini memadukan dua sub analisis yaitu Within Subject Test dan Between Subject Test.Within Subject Test adalah pengujian perbedaan skor dalam satu kelompok (prates, pasca tes, tindak lanjut), sedangkan Between Subject Test adalah pengujian perbedaan skor antar kelompok (Eksperimen dan Kontrol) (Widhiarso, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. 1. Variabel tergantung : Stres kerja

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. 1. Variabel tergantung : Stres kerja 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian 1. Variabel tergantung : Stres kerja 2. Variabel bebas : Pelatihan kebersyukuran B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. analisis variabel (data) untuk mengetahui perbedaan di antara dua kelompok data

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. analisis variabel (data) untuk mengetahui perbedaan di antara dua kelompok data BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif. Penelitian ini menggunakan analisis komparatif atau analisis perbedaan yang artinya bentuk analisis variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain Penelitian adalah rencana atau strategi yang digunakan untuk menjawab masalah penelitian (Seniati, dkk, 2011). Kerlinger (2000) menambahkan bahwa desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah 23 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah atau prosedur kerja sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel Tergantung Variabel Bebas : Kohesivitas kelompok : Konseling Kelompok B. Definisi operasional 1. Kohesivitas Kelompok Kohesivitas

Lebih terperinci

BAB III. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen. Penelitian

BAB III. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen. Penelitian 18 BAB III A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan dengan melakukan manipulasi untuk mengetahui akibat manipulasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah : BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel tergantung (dependent variable/ effectual variable) : kualitas hidup 2. Variabel bebas (independent

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian komparatif untuk mengetahui perbedaan kinerja pegawai pria dan pegawai wanita Kantor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah : 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah : Variabel Tergantung : Kematangan karir pada remaja Variabel Bebas : 1. Self-Esteem

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah pada

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah pada III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitan Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah pada tahun pelajaran 013/014. B. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Rancangan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka-angka, mulai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian komparatif untuk mengetahui perbedaan hardiness mahasiswa lakilaki dan mahasiswa perempuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini penulis menggunakan metode korelasional, yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu dukungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk menjelaskan hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk menjelaskan hubungan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif korelasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif korelasional BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif korelasional yaitu korelasi parsial. Menurut Arikunto (2002:23) penelitian kuantitatif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara gaya kepemimpinan transformasional (X) dengan efektivitas kinerja karyawan (Y),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan suatu bentuk penelitian deskriptif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan satu bentuk penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan satu bentuk penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan satu bentuk penelitian deskriptif dengan menggunakan teknik korelasi. Penelitian dengan teknik korelasi merupakan penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan teknik komparatif. Penelitian dengan teknik komparatif yakni jenis penelitian yang bertujuan membandingkannya dengan melihat persamaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN EVALUASI. A. Orientasi Kancah dan Persiapan

BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN EVALUASI. A. Orientasi Kancah dan Persiapan BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN EVALUASI A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian Salah satu tahap yang harus dilalui sebelum penelitian dilaksanakan adalah memahami kancah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional yang menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang diolah dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif yang menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional. Penelitian ini mengukur hubungan kepercayaan diri (X) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional. Penelitian ini mengukur hubungan kepercayaan diri (X) dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Penelitian ini mengukur hubungan kepercayaan diri (X) dengan perilaku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. berkaitan dengan variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2013)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. berkaitan dengan variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2013) BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu dilakukan dengan mengumpulakan data yang berupa angka. Data tersebut kemudian diolah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Variabel Penelitian. keluarga tidak lengkap, dan variabel (Y) identitas vokasional.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Variabel Penelitian. keluarga tidak lengkap, dan variabel (Y) identitas vokasional. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian komparasi yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan identitas vokasional remaja antara remaja yang memiliki keluarga lengkap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bisa dikatakan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala

BAB III METODE PENELITIAN. bisa dikatakan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel adalah semua keadaan, faktor, kondisi perilaku atau tindakan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian (Hadi, 000). Variabel penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel tergantung : Kecemasan menghadapi persalinan pertama

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel tergantung : Kecemasan menghadapi persalinan pertama BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel tergantung : Kecemasan menghadapi persalinan pertama 2. Variabel bebas : Terapi Tadabbur Al-quran B. Definisi Operasional 1. Kecemasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA yang berada di kota Bandung yaitu SMA Kartika XIX-2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. digunakan peneliti serta kegiatan yang akan dilakukan selama proses penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. digunakan peneliti serta kegiatan yang akan dilakukan selama proses penelitian 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian (disebut juga rancangan penelitian; proposal penelitian atau usul penelitian) adalah penjelasan mengenai berbagai komponen yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu syukur sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu syukur sebagai BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode korelasional, yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu syukur sebagai variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: B. Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Variabel tergantung Variabel bebas : Empati : Bermain peran (roleplay) B. Definisi Operasional 1.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain komparasional menurut Arikunto (2010:310) menyebutkan bahwa penelitian membandingkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang identik dengan pendekatan deduktif yang berangkat dari persoalan-persoalan umum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kejadian dengan melihat penyebab-penyebabnya. Teknik analisis komparasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kejadian dengan melihat penyebab-penyebabnya. Teknik analisis komparasional BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain dalam penelitian ini bersifat komparasional. Desain komparasional menurut Arikunto (2010 ) menyebutkan bahwa penelitian membandingkan dua kejadian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desian penelitian korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. B. Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. B. Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel tergantung Variabel bebas : caregiver burden : supportive group therapy B. Definisi Operasional Variabel Berikut adalah definisi dari masing-masing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini pada dasarnya adalah penelitian kuantitatif, penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini pada dasarnya adalah penelitian kuantitatif, penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini pada dasarnya adalah penelitian kuantitatif, penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan angkaangka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian menyelidiki sejauhmana

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian menyelidiki sejauhmana BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian menyelidiki sejauhmana

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen1, yaitu jenis Quasi Experimental Design. Desain ini mempunyai kelompok eksperimen2,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif komparatif, yakni jenis

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif komparatif, yakni jenis 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Menurut Arikunto (2002) desain penelitian merupakan serangkaian proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Penelitian ini merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian adalah suatu proses mencari sesuatu secara sistematik dalam waktu yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. yakni angkanya dapat berbeda-beda dari satu objek ke objek yang lain.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. yakni angkanya dapat berbeda-beda dari satu objek ke objek yang lain. BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Menurut Azwar (2013), variabel adalah simbol yang nilainya dapat bervariasi, yakni angkanya dapat berbeda-beda dari satu objek ke objek yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian a. Persiapan Awal Salah satu tahap yang harus dilalui sebelum penelitian dilaksanakan adalah perlunya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional yang meneliti

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional yang meneliti BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional yang meneliti hubungan antara persepsi tentang tata ruang kerja ( layout) (X) dengan kepuasan kerja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini tidak

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini tidak 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pemilihan dan penggunaan metode sangat menentukan keberhasilan suatu penelitian, oleh karena itu penentuan metode yang dipakai harus tepat dan sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional kuantitatif. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Eksperimen. Sugiyono, (2010: 107) penelitian Eksperimental (Experimental Research),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. perilakuan religius terhadap kesejahteraan subjektif penderita gagal ginjal kronis

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. perilakuan religius terhadap kesejahteraan subjektif penderita gagal ginjal kronis BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Terdapat dua variabel dalam penelitian tentang pengaruh terapi kognitif perilakuan religius terhadap kesejahteraan subjektif penderita gagal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara sikap terhadap iklan rokok (X1) dan konformitas teman sebaya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara sikap terhadap iklan rokok (X1) dan konformitas teman sebaya BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan di uraikan tentang tipe penelitian, identifikasi variabel penelitian, defenisi operasional variabel penelitian, populasi dan teknik pengambilan sampel, metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT ditinjau dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. independent (bebas) dan variabel dependet (terikat). Variabel bebas yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. independent (bebas) dan variabel dependet (terikat). Variabel bebas yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel yaitu variabel independent (bebas) dan variabel dependet (terikat).

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang banyak menggunakan angka, mulai dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan, BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif yang bersifat kuantitatif korelasional, yaitu penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui tingkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik ini merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik ini merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan suatu bentuk penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik ini merupakan penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan tekhnik korelasional yang bertujuan untuk mencari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan tekhnik korelasional yang bertujuan untuk mencari 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk pendekatan penelitian kuantitatif yang menekankan pada analisis data numerikal yang diolah dengan metode statistika. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: B. Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1. Variabel Tergantung : Penerimaan Diri 2. Variabel Bebas : Pelatihan Konsep Diri B. Definisi Operasional

Lebih terperinci

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang 28 BAB III Metodologi Penelitian 3.1. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat peningkatan pemahaman matematis siswa SMA IPS melalui pembelajaran dengan pendekatan Contextual

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif yang menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika.

Lebih terperinci

Bab III METODE. analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode

Bab III METODE. analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode Bab III METODE A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif yaitu menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Subjective Well-being ditinjau dari faktor demografi pada petani sawit di Desa Rawa Bangun

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Subjective Well-being ditinjau dari faktor demografi pada petani sawit di Desa Rawa Bangun BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian komparatif yang bertujuan untuk membandingkan Subjective Well-being ditinjau dari faktor demografi pada petani sawit di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Karanganyar yang beralamat di Jl. R. W. Monginsidi Karanganyar. Alasan dipilihnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan metode penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara kelekatan pada guru ( X) dengan motivasi menghafal al-

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara kelekatan pada guru ( X) dengan motivasi menghafal al- 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan teknik korelasional yang menghubungkan antara kelekatan pada guru ( X) dengan motivasi menghafal al-

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Untuk menguji hipotesis penelitian, sebelumnya akan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengukuran skalanya. Metode kuantitatif menurut Sugiyono (2014) yaitu metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengukuran skalanya. Metode kuantitatif menurut Sugiyono (2014) yaitu metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian kuantitatif karena penelitian ini menggunakan perhitungan statistik dalam pengukuran

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Kotagajah yang berlokasi di Jalan SMA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Kotagajah yang berlokasi di Jalan SMA III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Kotagajah yang berlokasi di Jalan SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah. Waktu penelitian ini adalah pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pada hakekatnya penelitian merupakan wadah untuk mencari kebenaran atau untuk memberikan kebenaran. Usaha untuk mengejar kebenaran dilakukan oleh para

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Alat ukur yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Alat ukur yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksud untuk mengetahui ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang diikuti oleh peneliti untuk melakukan penelitian. Pendekatan yang

BAB III METODE PENELITIAN. yang diikuti oleh peneliti untuk melakukan penelitian. Pendekatan yang BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan pedoman dan langkah-langkah yang diikuti oleh peneliti untuk melakukan penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA N 1 Banyudono yang beralamat di Jembungan, Banyudono, Boyolali adapun alasan dalam pemilihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Penelitian eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan quasi experiment dengan desain satu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan quasi experiment dengan desain satu 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan quasi experiment dengan desain satu kelompok. Desain Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah onegroup pretest-posttest

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel terikat : Learned Helplessness Variabel bebas : Status kelas: - Kelas Reguler - Kelas Unggulan B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Yakni penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada pola-pola numerikal (angka)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dalam prosesnya menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dalam prosesnya menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif yang dalam prosesnya menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 27 Bandung. Adapun pertimbangan dan alasan dilakukan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian pada dasarnya adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif jenis ex post facto atau disebut juga penelitian non-eksperimen, dimana

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif jenis ex post facto atau disebut juga penelitian non-eksperimen, dimana BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif jenis ex post facto atau disebut juga penelitian non-eksperimen, dimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berdasarkan angka-angka yang diperoleh dari hasil analitik statistik

BAB III METODE PENELITIAN. berdasarkan angka-angka yang diperoleh dari hasil analitik statistik BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk dalam pendekatan kuantitatif yang mempunyai tata cara dengan pengambilan keputusan interpretasi data dan kesimpulan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya kepemimpinan partisipatif dan Work

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimen Semu atau Kuasi (Quasi Experimental) yaitu penelitian eksperimental yang penyamaan kelompok kontrol dengan kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif, seperti yang dijelaskan oleh Arikunto (006. 1) bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan analisisnya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan analisisnya BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah berbentuk data kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan satu bentuk penelitian deskriptif dengan menggunakan teknik korelasi. Penelitian dengan teknik korelasi merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Menurut Sugiyono (2010:107) metode penelitian eksperimen digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel penelitian Dan Definisi Operasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel penelitian Dan Definisi Operasional BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Variabel penelitian Dan Definisi Operasional 1. Variabel penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional yang bertujuan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel persepsi terhadap dukungan organisasi

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. komparatif, yaitu suatu penelitian yang bersifat membandingkan atau perbedaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. komparatif, yaitu suatu penelitian yang bersifat membandingkan atau perbedaan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian komparatif, yaitu suatu penelitian yang bersifat membandingkan atau perbedaan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. (treatment) dengan perilaku subjek. Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. (treatment) dengan perilaku subjek. Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain Penelitian ini menggunakan metode Eksperimen. Pada penelitian ini peneliti ini melihat sejauh mana hubungan sebab akibat antar perlakuan (treatment)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah atau prosedur kerja sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. C. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. C. Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode korelasi, yaitu metode yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara keaktifan berorganisasi dengan kepercayaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara memecahkan persoalan dalam penelitian. ilmiah tidaknya suatu penelitian sangat tergantung pada metodologi yang digunakan. 1 Kesalahan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional. Metode penelitian korelasional digunakan

Lebih terperinci