D. Hipotesis Penelitian. social emotional learning dalam menurunkan tingkat agresivitas pada siswa sekolah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "D. Hipotesis Penelitian. social emotional learning dalam menurunkan tingkat agresivitas pada siswa sekolah"

Transkripsi

1 61 D. Hipotesis Penelitian Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini ialah adanya pengaruh pelatihan social emotional learning dalam menurunkan tingkat agresivitas pada siswa sekolah dasar H Yogyakarta.

2 62 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas : Pelatihan Social emotional learning 2. Variabel Tergantung : Agresivitas B. Definisi Operasional Definisi operasional variabel penelitian ini terdiri dari Pelatihan Social emotional learning dan Agresivitas. Berikut definisi kedua variabel antara lain: 1. Pelatihan Social emotional learning Pelatihan social emotional learning ialah suatu kegiatan perlakuan sistematis yang bertujuan agar anak dapat memperoleh ilmu tentang keterampilan mengatur emosi, membangun perasaan untuk peduli dan perhatian terhadap orang lain, bertanggung jawab dengan keputusan yang diambil, membangun hubungan positif dan menangani perubahan situasi secara efektif. Adapun isi dari pelatihan social emotional learning ini mengacu pada aspek-aspek belajar sosial emosional yaitu: (1) kesadaran diri, meliputi kemampuan mengenali perasaan, (2) manajemen diri, meliputi kemampuan mengekpresikan perasaan dan mengarasi rasa marah, (3) kesadaran sosial,

3 63 meliputi kemampuan berempati dan memahami perasaan orang lain, (4) kemampuan menjalin hubungan dengan orang lain, meliputi kemampuan berkomunikasi dan membangun hubungan pertemanan yang baik kepada orang lain, dan (5) membuat keputusan yang bertanggung jawab, meliputi kemampuan memanajemen konflik atau memecahkan masalah dengan orang lain. 2. Agresivitas Agresivitas adalah suatu tindakan yang sengaja dilakukan oleh seseorang dengan maksud untuk menyakiti ataupun membahayakan, baik diri sendiri maupun orang lain, yang menyebabkan adanya kerugian yang dirasakan, baik secara fisik maupun psikis, dan umumnya tidak dapat diterima dalam aturan sosial. Terdapat dua aspek yang diungkap dari perilaku agresif ini, yaitu agresi fisik, dan agresi verbal. Agresi fisik meliputi: perilaku memukul, menendang, mencubit, menjewer, mengigit, merusak barang, merebut paksa, berkelahi, serta mencelakakan orang lain. Sedangkan agresi verbal meliputi: perilaku mengejek, membentak, membantah, membual, mengancam, berteriak, membuat keributan, serta menipu orang lain agar mengalami kesulitan. C. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen dengan desain penelitian yaitu quasi experimental atau yang biasa disebut dengan eksperimen semu. Kuasi

4 64 eksperimen adalah eksperimen yang dilakukan tanpa randomisasi (Shadish, Cook, & Campbell, 2002). Alasan utama digunakan kuasi eksperimen adalah adanya pertimbangan etis dan praktis, walaupun dilakukan tanpa proses randomisasi, kuasi eksperimen tetap melakukan kontrol terhadap beberapa variabel non-eksperimental dan menggunakan kelompok kontrol sebagai kelompok komparatif untuk memahai efek perlakuan (Latipun, 2002). Rancangan eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest posttest control group design, yaitu metode eksperimen yang berusaha untuk membandingkan efek suatu perlakuan terhadap variabel tergantung yang diuji dengan membandingkan variable tergantung pada kelompok eksperimen setelah dikenai perlakuan dengan kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan. Pemilihan subjek ditetapkan dengan cara tidak random, yakni berdasarkan kriteria yang telah ditentukan (Latipun, 2002). Efek yang diukur dalam penelitian ini dilakukan dengan membandingkan perbedaan skor nilai prates dan pascates pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Peneliti menggunakan metode eksperimen ini dengan tujuan agar dapat memberikan perlakuan dan dapat menjelaskan hubungan kausalitas secara sistematis terhadap perilaku yang secara khusus terjadi pada kondisi tertentu serta mengontrol variabel-variabel pengganggu yang dapat mempengaruhi variabel tergantung. Selain itu, prates dilakukan sebelum perlakuan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi awal subjek sehingga mampu mengoptimalkan pengaruh perlakuan.

5 65 Dalam desain penelitian ini terdapat dua kelompok, yaitu kelompok pertama yang diberikan perlakuan disebut dengan kelompok eksperimen (KE) dan kelompok kedua yang tidak diberikan perlakuan disebut dengan kelompok kontrol (KK). Pada kelompok eksperimen, siswa akan diberikan perlakuan berupa pelatihan social emotional learning, sedangkan pada kelompok kontrol akan diperlakukan sebagai waiting list yang akan diberikan pelatihan oleh peneliti sendiri. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk pertanggung jawaban secara etika dan bukan merupakan rangkaian dari penelitian yang dilakukan. Adapun desain rancangan eksperimen yang akan dilakukan dapat dijelaskan pada tabel di bawah ini : Tabel 2. Rancangan Desain Penelitian KE O1 à X à O2 à Tindak lanjut KK O1 à - à O2 à Tindak lanjut Keterangan gambar : KE: Kelompok Eksperimen KK: Kelompok Kontrol O1 : Pengukuran prates O2 : Pengukuran pascates X : Perlakuan (pelatihan pembelajaran sosial emosional) D. Subjek Penelitian Partisipan dalam penelitian ini adalah siswa Sekolah Dasar (SD) yang bersekolah di SDIT H Yogyakarta dengan rentang usia antara 9 11 tahun, serta berjenis kelamin laki-laki. Penentuan subjek awal penelitian ini dilakukan dengan

6 66 cara peer nomination. Setelah didapatkan beberapa siswa yang memiliki kecenderungan perilaku agresif, peneliti lalu menyeleksi beberapa siswa tersebut dengan membagikan skala yang akan diisikan oleh guru untuk menentukan siswa mana yang akan mengikuti pelatihan social emotional learning. Subjek yang diambil berdasarkan hasil pengisian skala dengan kategori tinggi-sedang. Subjek lalu dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. E. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data ialah cara-cara yang digunakan untuk memperoleh data guna mencapai tujuan penelitian. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ialah : 1. Wawancara Wawancara dilakukan kepada wali kelas dan guru guna memperoleh data secara kualitatif dalam mengungkap permasalahan yang terjadi di sekolah. Metode wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur. Wawancara dilakukan sebelum serta setelah diberikan pelatihan untuk mengetahui gambaran perkembangan perilaku subjek penelitian di sekolah. Adapun gambaran pertanyaan awal yang diajukan kepada guru ataupun wali kelas yang diberikan sebelum dilakukan pelatihan antara lain ialah : a. Berapa banyak siswa yang bapak/ibu ketahui sering berperilaku agresif di kelas?

7 67 b. Seberapa sering (intensitas) anak-anak tersebut menunjukkan perilaku agresif mereka di dalam kelas? c. Bentuk perilaku agresif seperti apa yang sering ditunjukkan anak di dalam kelas? d. Faktor penyebab apa saja yang sering menyebabkan anak dalam melakukan tindakan agresif? e. Dampak apa saja yang sering ditimbulkan oleh anak yang berperilaku agresif? f. Bentuk penanganan apa saja yang telah bapak/ibu berikan dalam menghadapai anak yang berperilaku agresif di kelas? 2. Observasi Observasi dilakukan guna memperoleh gambaran data mengenai bentuk dan intensitas permasalahan yang muncul di sekolah. Dalam penelitian ini, proses observasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perilaku agresif siswa yang muncul di sekolah, baik pada sebelum pelatihan (baseline), masa pelatihan (intervensi), dan pasca pelatihan. Proses observasi dalam penelitian ini melibatkan tiga orang observer. 3. Sosiometri (peer nomination) Dalam penelitian ini, peer nomination digunakan peneliti sebagai bentuk sosiometri dalam penjaringan subjek yang akan dilibatkan ke dalam proses penelitian (screening). Peer nomination ini merupakan metode menilai teman sejawat dimana tiap anggota kelompok memilih anggota kelompok yang lain

8 68 yang dianggap paling memiliki suatu karakteristik tertentu. Proses ini menggunakan validitas konstruk, dan memiliki manfaat untuk dapat memberikan hasil beberapa pengamatan perilaku yang sama oleh sejumlah pengamat yang berbeda (seluruh siswa di kelas di berikan). Para pengamat merupakan teman terdekat yang sering terlibat interaksi langsung selama periode waktu yang cukup lama, sehingga dapat lebih mengetahui teman mana yang memiliki internsitas tertinggi dalam melakukan perilaku agresif (Huesmann, dkk, 1994) Adapun karakterisk peer nomination dalam penelitian ini menggunakan aspek perilaku agresif yang diungkapkan oleh Anderson & Huesmann (2007) dalam dua bentuk perwujudan perilaku agresif, yaitu agresi fisik dan agresi verbal. Alat ukur ini sebelumnya sudah pernah diadaptasi dan diujicobakan oleh Khumas (1997) dan Murtiningtyas (2009) dengan koefisien reabilitas sebesar 0, Skala perilaku agresif Peneliti menggunakan skala perilaku agresif sebagai bentuk dari proses pengambilan data awal penelitian yang nantinya akan diisikan oleh guru kelas. Penelitian ini menggunakan skala perilaku agresif yang dibuat oleh Murtiningtyas (2009), serta pernah diujicobakan oleh Murtiningtyas (2009) dan Ridwan (2014) pada siswa jenjang sekolah dasar. Skala perilaku agresif ini mengungkapkan dua bentuk perwujudan perilaku agresif berdasarkan aspek-

9 69 aspek perilaku agresif yang dikemukakan oleh Anderson dan Huesmann (2007), yaitu : a. Agresi Fisik Agresi yang dilakukan secara fisik seperti memukul, menendang, menjegal, mengigit, mencubit, merusak barang, merebut paksa, berkelahi serta mencelakakan teman. b. Agresi Verbal Agresi yang dilakukan secara verbal, seperti : mengejek, membentak, membantah, menghasut, membual, mengancam, memaki, berteriak, membuat keributan, serta menipu orang lain agar mengalami kesulitan. Skala perilaku agresif ini terdiri atas 22 aitem yang terdiri dari 11 aitem perilaku agresif fisik dan 11 aitem perilaku agresif verbal. Terdapat 5 kategori respon yang diamati selama 2 minggu terakhir, yaitu : a) Nilai 0, untuk perilaku tidak pernah nampak pada anak b) Nilai 1, perilaku nampak sebanyak 1 3 c) Nilai 2, perilaku nampak sebanyak 4 6 kali d) Nilai 3, perilaku nampak sebanyak 7 9 kali e) Nilai 4, perilaku nampak sebanyak sama atau lebih dari 10 kali Total skor dalam skala ini bergerak dari 0 sampai 88. Semakin tinggi skor yang diperoleh, maka semakin tinggi pula perilaku agresifnya. Alat ukur ini diisi

10 70 oleh guru yang telah mengajar anak minimal selama 6 bulan. Skala ini memiliki koefisien reabilitas α sebesar 0, 958 (Murtiningtyas, 2009). Tabel 3 Blueprint skala Agresivitas No Agresi Fisik Nomor Aitem Agresi Verbal Nomor Aitem 1 Merusak barangbarang sendiri 2 Merusak barangbarang milik orang lain/sekolah 3 Bertengkar dengan teman lain 1 Membantah 12 2 Menghasut teman lain 13 3 Membentak 14 4 Merebut barang milik teman lain 4 Suka menarik perhatian atau melucu 15 5 Memukul 5 Berbicara terlalu banyak 6 Menendang 6 Mengejek atau memberikan julukan pada teman (misalnya si gendut, si hitam) 7 Menjegal 7 Mengancam anak lain (Misalnya : menyuruh teman dengan paksa) Mencelakakan teman (Misalnya : menarik kursi teman agar terjatuh) 8 Memaki atau berkata dengan kasar 19 9 Menjewer kuping teman 9 Berteriak-teriak Menggigit 10 Membuat keributan di kelas (Misalnya : bersiul, memukulmukul meja) 21

11 71 11 Mencubit 11 Bercerita bohong atau melimpahkan kesalahan pada teman lain agar mengalami kesulitan 22 F. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas alat ukur Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauhmana ketepatan dan kecermatan alat ukur melakukan fungsi ukurnya. Suatu alat ukur dikatakan memiliki validitas tinggi apabila alat ukur tersebut dapat menjelaskan fungsi ukurnya sesuai dengan tujuan pengukurannya (Azwar, 2007). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini ialah validitas isi (content validity). Validitas isi tes menunjuk kepada sejauh mana tes, yang merupakan seperangkat soal-soal dilihat dari isinya memang mengukur apa yang akan diukur dan ditentukan melalui pendapat profesional (professional judgment) dalam proses telaah soal (Suryabrata, 2000). 2. Reliabilitas alat ukur Reliabilitas suatu alat ukur sering disebut dengan keajegan (consistency) dari alat ukur tersebut. Pada prinsipnya, ini menujukkan sejauhmana pengukuran tersebut dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran berulang terhadap subjek yang sama (Azwar, 2007). Estimasi reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan konsistensi internal (internal consistency) yang dimaksud untuk menghindari masalah-masalah yang biasanya

12 72 ditimbulkan oleh pendekatan tes ulang maupun pendekatan bentuk parallel (Azwar, 2007). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala perilaku agresif untuk mengukur agresivitas secara verbal dan fisik pada subjek penelitian. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala perilaku agresif untuk jenjang siswa sekolah dasar yang berguna untuk mengetahui tingkat agresivitas siswa. Alat ukur ini sebelumnya sudah pernah diujicobakan oleh Murtiningtyas (2009) dan Ridwan (2014) dengan koefisien reliabilitas α sebesar 0,958. Menurut Azwar (2007), reabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berada pada rentang 0 sampai dengan 1,00, sehingga semakin mendekati 0, menunjukkan semakin rendah reliabilitas skala, dan sebaliknya, semakin mendekati angka 1,00, maka semakin tinggi reliabilitas skala tersebut. Dengan angka koefisien reliabilitas α sebesar 0,958 maka dapat dikatakan bahwa hasil dari pengukuran skala perilaku agresif siswa memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi. G. Prosedur Penelitian Sebelum pelatihan social emotional learning diberikan, terdapat beberapa tahapan yang dilakukan, antara lain : 1. Persetujuan kelembagaan

13 73 Sebelum proses pengambilan data dilakukan, peneliti terlebih dahulu meminta izin dan persetujuan dari pihak kelembagaan SDIT H Yogyakarta mengenai proses penelitian yang akan dilakukan. 2. Analisis kebutuhan Analisis kebutuhan ini dilakukan untuk mengetahui perlu atau tidaknya pelatihan diberikan pada siswa di SDIT H Yogyakarta. Berdasarkan hasil asesmen yang dilakukan, terdapat kecenderungan perilaku agresif pada sebagian besar siswa di sekolah tersebut, khususnya untuk siswa yang berjenis kelamin laki-laki. Hal ini menunjukkan diperlukannya suatu intervensi untuk menurunkan tingkat agresivitas siswa melalui pelatihan social emotional learning. 3. Sosiometri dan Pengukuran awal (prates) Peneliti menggunakan peer nomination sebagai bentuk sosiometri penelitian yang akan dibagikan kepada seluruh siswa kelas IV dan V yang memiliki rentang usia antara 9 sampai dengan 11 tahun. Proses ini dilakukan guna menjaring siswa mana yang akan dilibatkan dalam proses penelitian lebih lanjut. Kemudian setelah terjaring beberapa siswa, peneliti lalu menggunakan alat ukur berupa skala perilaku agresif siswa yang akan diberikan kepada tiga orang guru yang mengajar di SDIT H Yogyakarta sebagai pengukuran awal (pretest) pada siswa yang akan dilibatkan dalam pelatihan. Skala perilaku agresif ini terdiri dari 22 aitem perilaku agresi fisik dan agresi verbal yang

14 74 disusun berdasarkan aspek perilaku agresif yang dikemukakan oleh Anderson dan Huesmann (2007). 4. Penyusunan Modul Pelatihan Pembelajaran Sosial Emosional Penelitian ini menggunakan modul pembelajaran sosial emosional Aku Anak Baik yang telah diadaptasi oleh Zwagery (2012) dan dimodifikasi, berdasarkan aspek-aspek pembelajaran sosial emosional dari Denham dan Weissberg (2004), antara lain: (1) kesadaran diri, (2) manajemen diri, (3) kesadaran sosial, (4) kemampuan menjalin hubungan dengan orang lain, dan (5) membuat keputusan yang bertanggung jawab. Validasi yang digunakan dalam modul ini ialah validasi isi dan konstruk. Pelatihan social emotional learning ini menggunakan metode pembelajaran yang dirancang untuk mengurangi perilaku agresif pada siswa sekolah dasar berdasarkan pendekatan kognitif perilaku. Adapun metode yang digunakan dalam pelatihan social emotional learning ini adalah story telling, roleplay, modelling, permainan, tanya jawab dan umpan balik. Modul pelatihan ini disusun sebagai panduan pelatih (trainer) dalam melaksanakan pelatihan pembelajaran sosial emosional. Adanya modul ini diharapkan dapat menurunkan tingkat agresivitas siswa di SDIT H. Adapun gambaran modul pelatihan yang akan digunakan dalam pelatihan ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

15 75 Tabel 4 Rancangan Kegiatan Pelatihan Pertemuan Aspek Sesi Kegiatan Tujuan Metode Waktu I Self Awareness 1. Pengantar dan Perkenalan Pembukaan Perkenalan Membuat kontrak belajar Menjelaskan program belajar sosial emosional dan memperkenalka n topik-topik yang akan dibahas Mengenalkan anak pada program belajar sosial emosional Ceramah Tanya jawab 30 menit Self Awareness Self Awareness Self Management 2. Memahami Perasaan 1 3. Memahami Perasaan 2 Pengantar topik Membacakan cerita Penjelasan materi tentang emosi dasar Mengidentifika si perasaan berdasarkan materi cerita dan kartu emosi Melakukan diskusi Penutup Pembukaan Mereview materi sebelumnya Penjelasan mengenai materi tentang emosi dasar tayangan video dan mendiskusikann ya Membantu anak dalam memahami perasaan dasar mereka secara tepat Mengajarkan anak cara mengekspresi kan perasaan dengan tepat Bercerita Ceramah Tanya jawab Menonton video Tanya jawab Role play Ceramah 70 menit 70 menit

16 76 Mengajarkan cara untuk menunjukkan perasaan melalui contoh Melakukan role play Diskusi Penutup II Self Management 4. Saat kamu marah Pembukaan Menjelaskan gambaran sesi tayangan video tentang rasa marah materi mengenai rasa marah teknik mengatasi rasa marah Melakukan role play Melakukan diskusi Penutup Mengajarkan anak tentang cara mengatur & mengatasi rasa marah Menonton Video Role Play Tanya jawab 75 menit Social awareness Relationship skill 5. Memahami perasaan orang lain Pengantar sesi tayangan video materi tentang bahsan tubuh dan perasaan dasar, serta menunjukkan bagaimana cara mengenal perasaan orang lain Melakukan role Mengajarkan anak kemampuan mengindentifi kasi perasaan orang lain Menonton video Ceramah Role play Tanya jawab 60 menit

17 77 III Relationship skill Responsible decison making 6. Menjadi teman yang baik 7. Memecahka n masalah orang lain play Melakukan diskusi Penutup Pembukaan Mereview materi sebelumnya Membacakan cerita materi dan pemahaman mengenai cara berbicara dan menjadi pendengar yang baik materi mengenai cara mendekati orang lain dan keterampilan berbagi Melakukan role play Penutup Pengantar sesi Membacakan cerita pemahaman mengenai masalah yang dialami oleh orang lain penjelasan kembali mengenai perasaan marah dan cara berbicara yang baik pemahaman Mengajarkan anak kemampuan komunikasi dasar dan membangun persahabatan Mengajarkan anak kemampuan memecahkan masalah dengan orang lain Games Ceramah Tanya jawab Bercerita Role Play Ceramah Tanya jawab 70 menit 60 menit

18 78 IV Total Waktu Self awareness Self Management Social awareness Relationship skill Responsible decison making 8. Berakhir! Penutup mengenai cara mengatasi masalah Penutup Pembukaan tayangan video tentang persahabatan Mereview kembali seluruh materi dalam sesi pelatihan Melakukan diskusi dan memberikan umpan balik (feedback) Memotivasi dan merencanakan apa yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan untuk ke depannya Menutup sesi pelatihan Meninjau kembali konsep utama dan kemampuan anak dalam mengenal dan mengaplikasik an materi yang telah diberikan Menonton video Ceramah Tanya jawab Memberik an Feedback 70 menit 505 menit atau 8 jam 25 menit 5. Penyusunan Kelengkapan Modul Pelatihan a. Alat atau materi 1) Modul pelatihan social emotional learning yang berisi pengantar, langkah pelaksanaan serta jawdal kegiatan. 2) Alat audiovisual (LCD, Soundsystem), laptop, serta alat tulis yang dibutuhkan sebagai alat bantu dalam pelaksanaan pelatihan b. Lembar kerja

19 79 Lembar kerja berisikan tugas yang harus dikerjakan oleh peserta di dalam kegiatan pelatihan. Tugas yang dikerjakan oleh peserta pelatihan ini didiskusikan pada setiap pertemuannya. c. Lembar observasi Lembar observasi ini berisi pengamatan selama berjalannya perlakuan dalam pelatihan tersebut. Lembar ini diisi oleh observer atau pengamat pada setiap pertemuan yang dilakukan. Observasi dilakukan selama pelatihan agar dapat diperoleh hasil gambaran secara lengkap mengenai perilaku peserta selama pelatihan berlangsung d. Uji kelayakan modul Sebelum diterapkan langsung ke dalam perlakuan, uji kelayakan modul dilakukan dengan menggunakan pertimbangan tokoh kompeten dan memiliki pengalaman dalam hal pelatihan pada anak. Profesional judgement dilakukan oleh praktisi dengan latar belakang psikologi pendidikan. Hal yang dilakukan pada saat profesional judgement adalah melihat materi pelatihan yang dapat diberikan, pembagian sesi dan waku, metode, aktivitas pelatihan, dan evaluasi pelatihan apakah sudah sesuai dengan tujuan penelitian. Selain itu, peneliti juga melakukan uji coba modul untuk melihat sejauh mana anak dapat memahami isi yang akan disampaikan di dalam pelatihan yang akan diberikan. 6. Mempersiapkan Pelatih, Pendamping Pelatih Dan Observer a. Kualifikasi pelatih pada pelatihan ini adalah sebagai berikut :

20 80 1) Memiliki pengalaman sebagai pengisi materi 2) Memiliki keterarikan dalam bidang pendidikan maupun perkembangan anak 3) Memiliki kemampuan komunikasi dengan baik dan lancar secara dua arah, baik komunikasi secara verbal maupun non verbal. 4) Memiliki kemampuan interpersonal yang baik (empati, ramah, sabar, dan mengayomi), serta mampu menjalin kedekatan dengan anak b. Kualifikasi pendamping pelatih pada pelatihan ini adalah sebagai berikut : 1) Mahasiswa magister profesi psikologi, 2) Pernah mengikuti program kegiatan pelatihan psikologi. c. Kualifikasi observer pada pelatihan ini adalah sebagai berikut : 1) Mahasiswa magister profesi psikologi pernah mengambil mata kuliah observasi, dan yang telah cukup menguasai proses asesmen psikologi 2) Pernah mengikuti pelatihan psikologi. 7. Pelaksanaan pelatihan Setelah tahap persiapan telah selesai dilakukan, maka tahap selanjutnya ialah pelaksanaan pelatihan social emotional learning pada peserta pelatihan di SDIT H Yogyakarta. Pelatihan ini terdiri dari 8 sesi yang dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan selama dua minggu dengan waktu yang telah disepakati bersama antara peneliti dengan pihak sekolah. Pelaksanaan penelitian terbagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen (KE),

21 81 dimana kelompok ini diberikan perlakuan berupa pelatihan social emotional learning. Kelompok berikutnya adalah kelompok kontrol (KK), dimana kelompok ini akan diberikan perlakuan seperti kelompok sebelumnya namun menggunakan metode waiting list. 8. Pengukuran akhir (pascates) dan tindak lanjut Pascates diberikan kepada tiga orang guru selama ± dua minggu setelah pelaksaaan intervensi, sedangkan tindak lanjut dilakukan setelah 1 bulan subjek penelitian diberikan intervensi. Pemberian posttest dan tindak lanjut ini dilakukan dengan memberikan skala perilaku agresif kepada guru yang mengajar siswa di SDIT H. Selain itu, wawancara juga dilakukan untulk melihat sejauhmana perkembangan perilaku para peserta setelah mengikuti pelatihan. H. Metode Analisis Data 1. Mengumpulkan data pascates skala yang telah diisikan oleh guru 2. Memasukkan total skor skala masing-masing subjek pada program Excell dan mencari nilai tengah (mean) diantara ketiga pengisi 3. Menghitung hasil prates dan pascates skala yang telah diisikan dengan menggunakan penghitungan statsistika dengan program SPSS for Mac 4. Menganalisis data dengan melakukan uji hipotesis menggunakan Uji Mann Whitney U test untuk melihat perbedaan hasil pratest, pascates, dan tindaklanjut pada kelompok kontrol dan eksperimen.

22 82 5. Secara kualitatif, peneliti menuliskan hasil analisa deskriptif dengan menuliskan data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, serta lembar kerja siswa selama proses pelatihan berlangsung.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah : BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel tergantung (dependent variable/ effectual variable) : kualitas hidup 2. Variabel bebas (independent

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. 1. Variabel tergantung : Stres kerja

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. 1. Variabel tergantung : Stres kerja 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian 1. Variabel tergantung : Stres kerja 2. Variabel bebas : Pelatihan kebersyukuran B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel tergantung (dependent) : Kecemasan ibu hamil hipertensi 2. Variabel bebas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel tergantung : Kecemasan menghadapi persalinan pertama

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel tergantung : Kecemasan menghadapi persalinan pertama BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel tergantung : Kecemasan menghadapi persalinan pertama 2. Variabel bebas : Terapi Tadabbur Al-quran B. Definisi Operasional 1. Kecemasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Orientasi kancah dan Perencanaan Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Orientasi kancah dan Perencanaan Penelitian 83 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi kancah dan Perencanaan Penelitian 1. Orientasi Kancah Penelitian Pengambilan data penelitian diawali dengan orientasi kancah mengenai pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Penelitian 1. Variabel tergantung: Komitmen Organisasi 2. Variabel bebas: Komunikasi Interpersonal B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Komitmen organisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. memiliki anak dengan riwayat gangguan skizofrenia

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. memiliki anak dengan riwayat gangguan skizofrenia 61 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan terikat, meliputi : 1. Variabel bebas : pelatihan regulasi emosi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: B. Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1. Variabel Tergantung : Penerimaan Diri 2. Variabel Bebas : Pelatihan Konsep Diri B. Definisi Operasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. perilakuan religius terhadap kesejahteraan subjektif penderita gagal ginjal kronis

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. perilakuan religius terhadap kesejahteraan subjektif penderita gagal ginjal kronis BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Terdapat dua variabel dalam penelitian tentang pengaruh terapi kognitif perilakuan religius terhadap kesejahteraan subjektif penderita gagal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian yang digunakan adalah pretest-posttest control group design

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian yang digunakan adalah pretest-posttest control group design 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuasi-eksperimen dengan model rancangan penelitian yang digunakan adalah pretest-posttest control group design (Neuman,

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Permasalahan 22 BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Permasalahan Perilaku agresif merupakan salah satu permasalahan yang kerap muncul dan sering terjadi pada anak. Anak tidak hanya mengenal arti agresi, akan tetapi mereka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: B. Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Variabel tergantung Variabel bebas : Empati : Bermain peran (roleplay) B. Definisi Operasional 1.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Agresivitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Agresivitas 37 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Agresivitas 1. Pengertian Agresivitas Agresivitas adalah perilaku yang memiliki maksud untuk menyakiti seseorang, baik secara fisik maupun verbal (Myers, 2010). Hal yang serupa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. B. Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. B. Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel tergantung Variabel bebas : caregiver burden : supportive group therapy B. Definisi Operasional Variabel Berikut adalah definisi dari masing-masing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain Penelitian adalah rencana atau strategi yang digunakan untuk menjawab masalah penelitian (Seniati, dkk, 2011). Kerlinger (2000) menambahkan bahwa desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel Tergantung Variabel Bebas : Kohesivitas kelompok : Konseling Kelompok B. Definisi operasional 1. Kohesivitas Kelompok Kohesivitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. 2. Variabel bebas (X) : Konseling Kelompok Perencanaan Karir. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. 2. Variabel bebas (X) : Konseling Kelompok Perencanaan Karir. B. Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel terikat (Y) : Kematangan Karir 2. Variabel bebas (X) : Konseling Kelompok Perencanaan Karir B. Definisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. yakni angkanya dapat berbeda-beda dari satu objek ke objek yang lain.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. yakni angkanya dapat berbeda-beda dari satu objek ke objek yang lain. BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Menurut Azwar (2013), variabel adalah simbol yang nilainya dapat bervariasi, yakni angkanya dapat berbeda-beda dari satu objek ke objek yang

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Defenisi Operasional Variabel Penelitian

BAB III. Metode Penelitian. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Defenisi Operasional Variabel Penelitian BAB III Metode Penelitian A. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel bebas : Pelatihan shalat khusyuk 2. Variabel tergantung : Kecemasan B. Defenisi Operasional Variabel Penelitian Defenisi operasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 52 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK 2 SWADHIPA Natar dan waktu pelaksanaan penelitiannya pada tahun 2013/2014 B. Metode Penelitian Metode dalam penelitian

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. karena tidak memenuhi tiga syarat utama dari suatu penelitian eksperimen. rendah di PAUD AN Nur Kecamatan Kemiling.

III. METODELOGI PENELITIAN. karena tidak memenuhi tiga syarat utama dari suatu penelitian eksperimen. rendah di PAUD AN Nur Kecamatan Kemiling. III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen dengan jenis eksperimen kuasi. Seniati (2005: 37) menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes Akhir E O1 X1 O2 K O3 X2 04

BAB III METODE PENELITIAN. Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes Akhir E O1 X1 O2 K O3 X2 04 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Peneliti menggunakan metode eksperimen semu atau quasi experimental design dalam penelitian ini. Alasan penggunaan metode eksperimen kuasi ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen. Eksperimen adalah suatu penelitian untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel tergantung. Shaughnessy, Zeichmester, dan Zeichmester (2012)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas : Terapi Kebermaknaan Hidup

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas : Terapi Kebermaknaan Hidup 59 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas : Terapi Kebermaknaan Hidup 2. Variabel Tergantung : Kesejahteraan subjektif B.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen. Eksperimen adalah suatu penelitian untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan adalah desain eksperimen semu (quasi experimental

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan adalah desain eksperimen semu (quasi experimental BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah desain eksperimen semu (quasi experimental design). Desain

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian adalah pada Tahun Ajaran 2013/2014. yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

III. METODE PENELITIAN. penelitian adalah pada Tahun Ajaran 2013/2014. yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan 38 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung. Waktu penelitian adalah pada Tahun Ajaran 2013/2014. B. Metode Penelitian Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen. Penelitian

BAB III. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen. Penelitian 18 BAB III A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan dengan melakukan manipulasi untuk mengetahui akibat manipulasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 15 Maret 2012 sampai selesai dengan lokasi penelitiannya: di SD Negeri Secang 2, Magelang pada semester

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri 3 Natar dan waktu pelaksanaan. penelitiannya pada tahun pelajaran 2014/2015.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri 3 Natar dan waktu pelaksanaan. penelitiannya pada tahun pelajaran 2014/2015. 53 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri 3 Natar dan waktu pelaksanaan penelitiannya pada tahun pelajaran 2014/2015. B. Metode Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian eksperimen semu. Penelitian eksperimen ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya penurunan perilaku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan oleh peneliti setelah menetapkan judul penelitiannya (Gulo, 2002: 99)

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan oleh peneliti setelah menetapkan judul penelitiannya (Gulo, 2002: 99) BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian atau desain penelitian adalah cetak biru yang menentukan pelaksanaan penelitian selanjutnya. Penyusunan rancangan ini dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental semu. Menurut Azwar (1999) penelitian eksperimental semu adalah jenis penelitian yang meniru kondisi penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Penulisan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Penulisan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Penulisan eksperimen sangat sesuai untuk menguji hipotesis tertentu. Penelitian eksperimen yang digunakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. memecahkan, dan mengantisipasi masalah. Oleh karena itu dalam bab tiga ini

III. METODOLOGI PENELITIAN. memecahkan, dan mengantisipasi masalah. Oleh karena itu dalam bab tiga ini III. METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanaan di SMP Negeri 2 Ambarawa Kabupaten Semarang. Lokasi penelitian tersebut berada di Jl.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Suryabrata (2006), variabel diartikan sebagai segala sesuatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Suryabrata (2006), variabel diartikan sebagai segala sesuatu 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Menurut Suryabrata (2006), variabel diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Jadi, variabel adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan prosedur penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan prosedur penelitian BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan prosedur penelitian yang akan dilakukan yaitu 1) desain penelitian, 2) teknik penelitian, 3) teknik analisis data, dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian Identifikasi variabel penelitian perlu ditentukan sebelum pengumpulan data dilakukan. Pengidentifikasian variabel-variabel penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN [ BAB III METODE PENELITIAN Suatu penelitian harus menggunakan metode penelitian yang tepat untuk menghasilkan penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Kesalahan dalam pemilihan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terkendalikan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan bentuk Pretest- Tabel 3.1 Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. terkendalikan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan bentuk Pretest- Tabel 3.1 Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Desain Penelitian Penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu penelitian eksperimen semu (quasi eksperimental). Sugiyono (2010) menyatakan, bahwa eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. menggunakan desain Pretest-Posttest Control Group Design. Eksperimen semu

BAB III METODELOGI PENELITIAN. menggunakan desain Pretest-Posttest Control Group Design. Eksperimen semu BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian Eksperimen Semu dengan menggunakan desain Pretest-Posttest Control Group Design. Eksperimen semu sebagai sebuah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2009). Dalam metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2009). Dalam metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental. Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk meneliti populasi atau sampel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk meneliti populasi atau sampel BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk meneliti populasi atau sampel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hasil proyeksi sensus penduduk 2011, jumlah penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hasil proyeksi sensus penduduk 2011, jumlah penduduk Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hasil proyeksi sensus penduduk 2011, jumlah penduduk Indonesia mencapai 243,8 juta jiwa dan sekitar 33,9 persen diantaranya adalah anakanak usia 0-17 tahun (Badan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan eksperimen semu (Pre Experiment Design) yang tujuannya untuk memperoleh informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto (2002) bahwa penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. metode pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto (2002) bahwa penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Rancangan penelitian dalam suatu penelitian ilmiah digunakan sebagai pedoman bagi peneliti untuk melakukan penelitian. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono yang berlokasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono yang berlokasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono yang berlokasi di Kecamatan Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur. Waktu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Sugiyono (2010:114) mengemukakan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Sugiyono (2010:114) mengemukakan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan eksperimen semu (quasi experiment). Sugiyono (2010:114) mengemukakan penelitian eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan Kontrol diri (variabel bebas) dan Perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan Kontrol diri (variabel bebas) dan Perilaku BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : B. Definisi Operasional digilib.uns.ac.id 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : Variabel Tergantung Variabel Bebas : Stres Kerja : Pelatihan Regulasi Emosi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perencanaan dan pelaksanaan penelitian sesuai metode penelitian. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. perencanaan dan pelaksanaan penelitian sesuai metode penelitian. Metode BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian sesuai metode penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dalam bentuk penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dalam bentuk penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dalam bentuk penelitian korelasional yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini adalah untuk menghasilkan program latihan asertif dalam konseling

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini adalah untuk menghasilkan program latihan asertif dalam konseling BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam bab pendahuluan, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan program latihan asertif dalam

Lebih terperinci

MENINGKATKAN EMPATI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 1 BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

MENINGKATKAN EMPATI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 1 BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 MENINGKATKAN EMPATI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 1 BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Ida Nur Kristianti Kata Kunci : Empati, Layanan Bimbingan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2010) penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2010) penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2010) penelitian eksperimen adalah metode penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Baradatu. Waktu penelitian. adalah pada tahun pelajaran 2014/2015.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Baradatu. Waktu penelitian. adalah pada tahun pelajaran 2014/2015. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Baradatu. Waktu penelitian adalah pada tahun pelajaran 2014/2015. B. Metode Penelitian Metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya metode ini yaitu quassi exsprimen (Sugiyono, 2010: 3).

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya metode ini yaitu quassi exsprimen (Sugiyono, 2010: 3). BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian eksperimen, namun karena variabel kontrolnya sulit untuk dikontrol semua sehingga dilakukannya metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu kebijakan pemerintah di sektor pendidikan yang mendukung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu kebijakan pemerintah di sektor pendidikan yang mendukung 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kebijakan pemerintah di sektor pendidikan yang mendukung pendidikan sepanjang hayat adalah diakuinya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). PAUD adalah pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini termasuk ke dalam quasy experimental. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu. Dalam penelitian eksperimen terdapat dua variabel, yaitu veriabel bebas dan variabel terikat (Arikunto, 2008).

Lebih terperinci

Kelas Pratest Perlakuan Pascates

Kelas Pratest Perlakuan Pascates 26 BAB 3 METODE PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode eksperimen dapat diartikan sebagai metode yang mengujicobakan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Terkait dengan tujuan penelitian ini yang mengabaikan variabel luar yang

BAB III METODE PENELITIAN. Terkait dengan tujuan penelitian ini yang mengabaikan variabel luar yang BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Desain Penelitian Terkait dengan tujuan penelitian ini yang mengabaikan variabel luar yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen maka digunakan metode quasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. dapat dibedakan menjadi dua yakni variabel bebas dan variabel terikat

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. dapat dibedakan menjadi dua yakni variabel bebas dan variabel terikat 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Variabel adalah suatu konsep yang memiliki variasi nilai. Konsep apa saja asalkan memiliki variasi nilai dapat disebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen (eksperimen semu), dimana sampel penelitian diambil secara cluster random sampling (Fraenkel & Wallen, 2009). Dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. mengumpulkan data dengan tujuan tertentu. Penggunaan metode. dimaksudkan agar kebenaran yang diungkap benar-benar dapat

III. METODE PENELITIAN. mengumpulkan data dengan tujuan tertentu. Penggunaan metode. dimaksudkan agar kebenaran yang diungkap benar-benar dapat 29 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang di gunakan untuk mengumpulkan data dengan tujuan tertentu. Penggunaan metode dimaksudkan agar kebenaran yang

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015. BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Kotabumi. Waktu penelitian adalah pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015. B. Metode Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian yang berjudul Keefektifan Layanan Informasi tentang Bahaya Bullying untuk Meningkatkan Empati pada Peserta didik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian komparatif untuk mengetahui perbedaan kinerja pegawai pria dan pegawai wanita Kantor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variable Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Menurut Sugiyono (2013) dalam penelitian eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Ketika akan melakukan penelitian terdapat beberapa objek yang akan diteliti. Objek yang akan diteliti berupa variabel. Ketika melakukan penelitian akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan metode penelitian kuantitaftif eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tidak adanya hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan teknik korelasional

BAB III METODE PENELITIAN. tidak adanya hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan teknik korelasional BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasional. Menurut Arikunto (1998), penelitian korelasional merupakan penelitian untuk mengetahui ada atau tidak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian a. Persiapan Awal Salah satu tahap yang harus dilalui sebelum penelitian dilaksanakan adalah perlunya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab tiga menjelaskan metodologi penelitian yang terdiri atas pendekatan penelitian, metode penelitian, lokasi dan subjek penelitian, definisi operasional variabel, pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi atau disebut juga quasi eksperimental research.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di TK At-Taqwa Bandar Jaya Barat dan dilaksanakan pada tahun ajaran 2014/2015. B. Metode Penelitian Ciri dalam sebuah kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang diambil adalah SD Negeri Cieunteung 2, yang terletak di Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN III. 1. Desain Penelitian Berdasarkan data yang diperoleh, maka penelitian ini tergolong dalam penelitian kuantitatif dimana data atau informasi yang diperoleh berupa angka yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Langlangbuana 2 Bandung yang berlokasi di Jl. Rusbandi, SH (Aspol) Sukamiskin. Alasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experimental).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Dalam proses pengambilan data untuk mencapai suatu tujuan harus dilakukan secara ilmiah, yakni dengan menggunakan ciri-ciri keilmuan yang meliputi kerasionalan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian dilakukan di SMAN 4 Bandung, yang berlokasi di Jl. Gardujati No. 20 Bandung. Waktu penelitian dilakukan selama berlangsungnya pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ini yaitu untuk mengetahui efektivitas metode group resume dan giving

BAB III METODE PENELITIAN. ini yaitu untuk mengetahui efektivitas metode group resume dan giving BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitan ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen semu (quasi experimental Desain). Penelitian ini dikatakan eksperimen semu karena peneliti tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2010) Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ketiga menjelaskan tentang metode penelitian yang mencakup tentang pendekatan, metode, desain penelitian, lokasi penelitian, populasi, sampel, variabel penelitian, definisi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan dalam kegiatan penelitian secara teratur dan sistematis, mulai dari tahap perencanaan,

Lebih terperinci

MODUL PSIKOEDUKASI MENINGKATKAN REGULASI EMOSI PADA ANAK MENTAL RETARDASI. : Menjalin rapport dengan anak serta membuat peraturan-peraturan dengan

MODUL PSIKOEDUKASI MENINGKATKAN REGULASI EMOSI PADA ANAK MENTAL RETARDASI. : Menjalin rapport dengan anak serta membuat peraturan-peraturan dengan LAMPIRAN 1. Informed Consent 152 153 154 LAMPIRAN 2. Modul Psikoedukasi 155 MODUL PSIKOEDUKASI MENINGKATKAN REGULASI EMOSI PADA ANAK MENTAL RETARDASI Sesi 1 Tema Tujuan : ice breaking : Menjalin rapport

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Alasan penggunaan pendekatan kuantitatif adalah dimungkinkannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode dan Teknik Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode dan Teknik Pengumpulan Data BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan, Metode dan Teknik Pengumpulan Data 1. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian untuk meneliti populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sehingga nantinya dapat menghasilkan sesuatu yang benar dan kebenarannya. dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

BAB III METODE PENELITIAN. sehingga nantinya dapat menghasilkan sesuatu yang benar dan kebenarannya. dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. 35 BAB III METODE PENELITIAN Dalam suatu penelitian, penggunaan metode penelitian sangat penting bagi peneliti. Dengan metode penelitian yang tepat, maka diharapkan tujuan penelitian dapat tercapai. Di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (quasi experimental design). Penelitian eksperimental ini meniru kondisi

BAB III METODE PENELITIAN. (quasi experimental design). Penelitian eksperimental ini meniru kondisi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian eksperimen semu (quasi experimental design). Penelitian eksperimental ini meniru kondisi penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. research karena peneliti tidak mengontrol variabel-variabel luar yang

BAB III METODE PENELITIAN. research karena peneliti tidak mengontrol variabel-variabel luar yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen semu/ quasi experimental research karena peneliti tidak mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Adapun variabel yang dimaksud, sebagai berikut: : Stereotip daya tarik fisik dan kesepian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Adapun variabel yang dimaksud, sebagai berikut: : Stereotip daya tarik fisik dan kesepian BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian ini menggunakan satu variabel tergantung dan dua variabel bebas. Adapun variabel yang dimaksud, sebagai berikut: Variabel tergantung Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui keefektifan media audio visual berita dalam pembelajaran menulis karangan narasi ekspositoris. Adapun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain komparasional menurut Arikunto (2010:310) menyebutkan bahwa penelitian membandingkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian adalah prosedur dan cara melakukan verifikasi data yang diperlukan untuk memecahkan atau menjawab masalah penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang digunakan untuk meneliti sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri A Surakarta yang merupakan salah satu sekolah favorit dengan berbagai pencapaian prestasi

Lebih terperinci