BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menguraikan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menguraikan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh"

Transkripsi

1 59 BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menguraikan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh dari setiap tahapan penelitian yang telah dilakukan. Data yang diperoleh berasal dari data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari hasil pretest, postest, dan gain ternormalisasi, sedangkan data kualitatif diperoleh dari lembar observasi dan hasil angket siswa,. Pengolahan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 17.0 for windows dan Microsoft Excel A. Analisis Data Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan menggunakan model SAVI. Dalam penelitian ini, dipilih dua kelas untuk dijadikan sebagai kelas eksperimen yaitu kelas yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan model SAVI dan kelas kontrol yang mendapatkan pembelajaran kooperatif. Data yang disajikan merupakan data kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas eksperimen yang terdiri dari 20 siswa dan kelas kontrol terdiri dari 29 siswa. Data tersebut diperoleh dari hasil tes awal dan tes akhir yang diberikan pada masing-masing kelompok dengan skor maksimal

2 60 Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis dan disajikan pada Tabel 4.1 berikut ini: Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Eksperimen Kontrol Besaran Gain Gain Pretes Postes Ternor Pretes Postes Ternor malisasi malisasi Jumlah , ,99 Rata-rata 18,40 30,50 0,42 14,55 20,69 0,17 Varians 162,04 144,68 0,07 26,97 54,22 0,03 Standar Deviasi 12,73 12,03 0,26 5,19 7,36 0,17 Skor Terkecil , Skor Terbesar ,55 SMI (Skor Maksimum Ideal)=50 Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran D.1 dan D Analisis data pretes (tes awal) Berikut ini adalah Tabel 4.2 yang menyajikan statistik deskriptif nilai pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Skor Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Besaran Pretes Eksperimen Kontrol Jumlah Rata-rata 18,40 14,55 Skor Terkecil 1 6 Skor Terbesar SMI (Skor Maksimum Ideal)=50

3 61 Terlihat pada Tabel 4.2 bahwa rata-rata skor pretes yang diperoleh kelas eksperimen hanya 3,85 lebih besar dari rata-rata skor pretes yang diperoleh kelas kontrol. Nampak bahwa kemampuan awal antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol tidak memiliki perbedaan yang begitu jauh. Akan tetapi, hal ini belum cukup berarti untuk melihat apakah terdapat perbedaan kemampuan awal atau tidak. Untuk menjawab itu semua, maka digunakan uji statistik sebagai berikut. a. Uji normalitas Setelah diketahui gambaran statistik deskriptif skor pretes dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol, langkah selanjutnya adalah melakukan uji normalitas terhadap skor pretes kedua kelas tersebut. Untuk menguji normalitas skor pretes pada penelitian ini, digunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov dengan taraf signifikansi (α) sebesar 0,05. Perumusan hipotesis pengujian normalitas skor pretes adalah sebagai berikut: H 0 : Data sampel berdistribusi normal H 1 : Data sampel tidak berdistribusi normal Kriteria pengujiannya, adalah: 1) terima H 0 jika α 0,05, dan 2) tolak H 0 jika α < 0,05. Output dari analisis uji normalitas Kolmogorov-Smirnov disajikan pada Tabel 4.3 di bawah ini.

4 62 Tabel 4.3 Output Tests of Normality Pretes Kelas Kolmogorov-Smirnov a Statistic df Sig. Pretes Eksperimen kontrol Berdasarkan Tabel 4.3 dan kriteria pengujian di atas, terlihat bahwa nilai signifikansi atau probabilitas dari kelas eksperimen adalah sebesar 0,013, sedangkan kelas kontrol adalah sebesar 0,177. Karena nilai signifikansi pada kelas eksperimen lebih kecil dari 0,05, ini berarti H 0 ditolak atau data sampel tidak berdistribusi normal. Karena data pretes salah satu kelas tidak berdistribusi normal, maka tidak dilakukan uji homogenitas varians. Akan tetapi, untuk menguji apakah terdapat perbedaan antara kemampuan awal siswa kelas eksperimen dengan kemampuan awal siswa kelas kontrol dalam pemecahan masalah matematis, dilakukan uji statistik non-parametrik dengan menggunakan uji Mann-Whitney. b. Uji perbedaan dua rata-rata Setelah dilakukan uji normalitas data hasil pretes diketahui bahwa penyebaran skor pretes salah satu sampel tidak berdistribusi normal, maka untuk menguji perbedaan dua rata-rata pretes digunakan statistik uji non-parametrik, yaitu dengan uji Mann-Whitney.

5 63 berikut: Pasangan hipotesis nol dan hipotesis tandingannya adalah sebagai H 0 : Tidak terdapat perbedaan rata-rata antara kemampuan awal pemecahan masalah matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. H 1 : Terdapat perbedaan rata-rata antara kemampuan awal pemecahan masalah matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pasangan hipotesis tersebut bila dirumuskan dalam bentuk hipotesis statistik adalah sebagai berikut: H 0 : µ E = µ K H 1 : µ E µ K Keterangan: µ E : rata-rata kemampuan awal pemecahan masalah matematis siswa kelas eksperimen µ K : rata-rata kemampuan awal pemecahan masalah matematis siswa kelas kontrol Uji statistik yang digunakan adalah uji Mann-Whitney (2-tailed) dengan mengambil taraf signifikansi (α) sebesar 0,025. Kriteria pengujiannya, adalah: 1) terima H 0 jika α 0,025, dan 2) tolak H 0 jika α < 0,025. Output dari analisis uji Mann-Whitney disajikan pada Tabel 4.4 di bawah ini.

6 64 Tabel 4.4 Output Uji Mann-Whitney Pretes Pretes Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed).624 Berdasarkan Tabel 4.4 dan kriteria pengujian di atas, terlihat bahwa nilai signifikansi (2-tailed) adalah sebesar 0,624. Karena 0,624 lebih besar dari 0,025, ini berarti H 0 diterima atau kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol sama. Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran D Analisis data postes (tes akhir) Berikut ini adalah Tabel 4.5 yang menyajikan statistik deskriptif nilai postes kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Skor Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Besaran Postes Eksperimen Kontrol Jumlah Rata-rata 30,50 20,69 Skor Terkecil 10 8 Skor Terbesar SMI (Skor Maksimum Ideal)=50

7 65 Dari Tabel 4.5 terlihat bahwa rata-rata skor kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas eksperimen relatif lebih tinggi daripada rata-rata kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa kelas yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan model SAVI memiliki rata-rata kemampuan akhir pemecahan masalah matematis yang lebih baik daripada kelas yang mendapatkan pembelajaran kooperatif. Namun hasil tersebut belum pasti dapat menjawab hipotesis penelitian ini. Oleh karena itu, dilakukan pengolahan data skor postes berikut ini. a. Uji normalitas Untuk menguji normalitas skor postes pada penelitian ini, digunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov dengan taraf signifikansi (α) sebesar 0,05. Perumusan hipotesis pengujian normalitas skor postes adalah sebagai berikut: H 0 : Data sampel berdistribusi normal H 1 : Data sampel tidak berdistribusi normal Kriteria pengujiannya, adalah: a) terima H 0 jika α 0,05, dan b) tolak H 0 jika α < 0,05. Output dari analisis uji normalitas Kolmogorov-Smirnov disajikan pada Tabel 4.6 di bawah ini.

8 66 Tabel 4.6 Output Tests of Normality Postes Kelas Kolmogorov-Smirnov a Statistic df Sig. Postes Eksperimen * kontrol Berdasarkan Tabel 4.6 dan kriteria pengujian di atas, terlihat bahwa nilai signifikansi atau probabilitas dari kelas eksperimen adalah sebesar 0,200, sedangkan kelas kontrol memiliki signifikansi sebesar 0,165. Karena nilai signifikansi pada kedua kelas lebih besar dari 0,05, ini berarti H 0 diterima atau kedua kelas berdistribusi normal. b. Uji homogenitas Setelah dilakukan uji normalitas kedua data hasil postes yang ternyata berdistribusi normal, maka selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing data yang diperoleh dari kedua kelas sampel memiliki varians populasi yang sama atau berbeda. Uji statistik yang akan digunakan adalah uji Levene dengan taraf signifikansi (α) sebesar 0,05. Pasangan hipotesis nol dan hipotesis tandingannya adalah: H 0 : Data postes berasal dari varians yang homogen H 1 : Data postes berasal dari varians yang tidak homogen Kriteria pengujiannya, yaitu: 1) terima H 0 jika α 0,05, dan

9 67 2) tolak H 0 jika α < 0,05. bawah ini. Output dari analisis uji homogenitas disajikan pada Tabel 4.7 di Tabel 4.7 Output Tests of Homogenity of Variances Postes Levene Statistic df1 df2 Sig Berdasarkan Tabel 4.7 dan kriteria pengujian di atas, terlihat bahwa nilai signifikansi sebesar 0,008. Karena nilai signifikansi uji homogenitas postes kurang dar dari 0,05, ini berarti H 0 ditolak atau data postes berasal dari varians yang tidak homogen. Karena data postes berasal varians yang tidak homogen, maka langkah selanjutnya untuk melihat kelas mana yang mengalami peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis yang lebih baik adalah dengan melakukan uji t. c. Uji t Data postes yang telah diuji kenormalannya, ternyata berasal dari varians yang tidak homogen. Oleh karena itu, langkah selanjutnya adalah melakukan uji t (satu pihak). Pasangan hipotesis nol dan hipotesis tandingannya adalah: H 0 : Tidak terdapat perbedaan rata-rata antara kemampuan akhir

10 68 pemecahan masalah matematis siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol. H 1 : Rata-rata kemampuan akhir pemecahan masalah matematis siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Pasangan hipotesis tersebut bila dirumuskan dalam bentuk hipotesis statistik adalah sebagai berikut: H 0 : µ 1 = µ 2 H 1 : µ 1 > µ 2 Kriteria pengujiannya adalah H 0 ditolak jika dan H 0 diterima untuk harga-harga lainnya. Berdasarkan perhitungan manual diperoleh bahwa 3,25 dan ,72 (perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran D.7), maka kriteria pengujiannya adalah: tolak H 0 jika 1,72. Karena 3,25 dan 3,25 > 1,72, maka H 0 ditolak atau rata-rata kemampuan akhir pemecahan masalah matematis siswa kelas yang mengikuti pembelajaran matematika dengan model SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual) lebih baik daripada siswa yang mengikuti pembelajaran matematika dengan pembelajaran kooperatif. 3. Analisis data hasil angket

11 69 Setelah pelaksanaan pembelajaran matematika dengan model SAVI selesai, semua siswa pada kelas eksperimen diminta pendapatnya mengenai respons mereka terhadap pembelajaran matematika yang telah mereka alami dengan cara mengisi angket. Angket ini terdiri dari 27 pernyataan yang memuat sikap siswa terhadap matematika, sikap siswa terhadap model SAVI dan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Secara lengkap frekuensi, persentase dan skor penyebaran hasil respons siswa terhadap matematika disajikan pada tabel 4.8 di bawah ini. Tabel 4.8 Respons Siswa Terhadap Matematika Indikator Minat/motivasi siswa terhadap pelajaran matematika Manfaat pembelajaran matematika Nomor & Sifat Frekuensi & Persentase (%) SS S TS STS Skor Kelas Kriteria 3,8 Baik 4,0 Baik

12 70 Minat/motivasi siswa terhadap pembelajaran model SAVI Manfaat pembelajaran model SAVI Menunjukkan sikap setuju terhadap pembelajaran dengan model SAVI untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis ,2 Baik 4,1 Baik 3,9 Baik Tabel 4.8 di atas memperlihatkan bahwa sebagian besar siswa (61,67%) memiliki minat/motivasi terhadap pelajaran matematika,

13 71 meskipun ada sebagian kecil dari siswa (15,83%) yang tidak menyukai matematika. Tetapi rata-rata siswa memiliki respons yang positif (3,8) terhadap matematika. Bahkan sebagian besar siswa (64%) menyatakan setuju akan adanya manfaat pembelajaran matematika untuk kehidupan mereka. Kemudian setelah mengalami pembelajaran matematika dengan model SAVI, ternyata hampir seluruh siswa (78,33%) berminat terhadap pembelajaran seperti ini dan sebagian besar siswa (65%) merasakan manfaatnya. Selanjutnya, hampir seluruh siswa (88%) menyatakan sikap setuju terhadap pembelajaran dengan model SAVI untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis mereka, bahkan hampir seluruh siswa (80%) juga berharap agar topik lain diajarkan dengan pembelajaran SAVI. Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dan persentase pada tabel 4.8, dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh siswa (80,19%) pada kelas eksperimen memberikan respons yang positif terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan model SAVI. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran E Analisis data hasil observasi Selama proses pembelajaran matematika dengan menggunakan model SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual), observer mengamati kegiatan siswa dan guru. Secara keseluruhan pelaksanaan model pembelajaran SAVI berjalan dengan baik. Setiap kegiatan diikuti

14 72 oleh siswa, mulai dari kegiatan Somatic, Auditory, Visual maupun Intellectual. Berikut hasil kegiatan guru dan siswa yang diobservasi. Tabel 4.9 Data Observasi Proses Pembelajaran No. Hal yang diamati Pertemuan Aktivitas Guru 1 Mengondisikan dan mengecek kehadiran siswa. 2 Menyampaikan inti tujuan pembelajaran. 3 Mengarahkan siswa untuk berkelompok. 4 Menyiapkan materi dan bahan ajar (LKS). 5 Memberitahukan prosedur pembelajaran. 6 Mengamati dan membimbing kegiatan siswa. 7 Memberikan waktu yang cukup untuk menyelesaikan masalah/lks. 8 Membimbing diskusi kelas. - 9 Membimbing siswa untuk membuat kesimpulan. 10 Memberikan tugas dan memberitahukan materi untuk pertemuan berikutnya. 11 Menutup pembelajaran. Aktivitas Siswa 12 Memperhatikan penjelasan guru. 13 Mempelajari dan mengerjakan bahan ajar/lks. 14 Berdiskusi dalam kelompok. 15 Memeragakan konsep sambil mempelajarinya langkah demi langkah. 16 Melihat, mengamati, dan mendemonstrasikan alat peraga. 17 Memahami permasalahan yang disajikan dalam LKS Mengajukan dan menjawab pertanyaan. 19 Siswa dari perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi Lancar dalam mengungkapkan pendapat Mencoba menyimpulkan materi pembelajaran. - Keterangan: = aspek yang diperhatikan muncul - = aspek yang diperhatikan tidak muncul Berdasarkan Tabel 4.9, peneliti/guru telah melaksanakan fungsinya dengan baik yaitu menjadi fasilitator yang mengarahkan siswa, mengamati

15 73 serta membimbing kegiatan siswa, baik ketika berdiskusi kelompok maupun diskusi kelas (Auditory), melakukan kegiatan Somatic, Visual dan Intellectual. Pada pertemuan pertama, tidak semua siswa memperhatikan penjelasan guru karena jam pelajaran yang kurang tepat, yaitu pukul Hal ini merupakan kebijakan dari sekolah akan adanya jam pagi dan jam siang. Pikiran siswa pasti sudah tidak fokus dan hanya memikirkan kapan bel tanda berakhir pelajaran berbunyi. Selain itu, dalam memeragakan konsep untuk mengontruksi konsep persegi panjang (Somatic), siswa masih harus mendapatkan bimbingan karena merasa bingung dengan petunjuk dan masalah yang dipaparkan dalam LKS. Kemudian dalam diskusi kelas, siswa masih belum lancar dalam mengungkapkan pendapat dan kesimpulan dari pembelajaran. Hal ini disebabkan siswa tidak terbiasa belajar berkelompok dan mengerjakan LKS. Pada pertemuan kedua, diskusi kelas (Auditory) tidak dapat dilaksanakan karena waktu yang tersedia tidak mencukupi serta kesalahan informasi mengenai jadwal pelajaran matematika dan peneliti juga harus mengajar di kelas kontrol pada jam pelajaran sebelumnya, sehingga proses pembelajaran di kelas eksperimen menjadi kurang maksimal. Berdasarkan hasil pengamatan observer, dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung sudah berjalan baik

16 74 meskipun pada pertemuan pertama dan kedua tidak terlalu maksimal. Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran F.4. B. Pembahasan 1. Kemampuan pemecahan masalah matematis Untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa, model SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual) dalam pembelajaran matematika merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar. Dalam penelitian ini diperoleh temuan-temuan yang didasarkan rumusan masalah yaitu penggunaan model SAVI dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis. Setelah dilakukan pembelajaran di kedua kelas selama tiga kali pertemuan, terlihat bahwa kemampuan akhir pemecahan masalah matematis siswa yang mendapat model pembelajaran SAVI lebih baik daripada kemampuan akhir pemecahan masalah matematis siswa yang mendapat pembelajaran kooperatif. Hal ini dapat dilihat dari kenaikan ratarata hasil postes dengan skor maksimum ideal (SMI) sebesar 50, yaitu: kelas eksperimen mengalami kenaikan sebesar 12,10 dan kelas kontrol mengalami kenaikan sebesar 6,14. Dari hasil pretes dan postes menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kedua kelompok secara umum mengalami peningkatan, walaupun ada

17 75 beberapa siswa kelas kontrol yang tidak mengalami peningkatan skor (gain nol). Jika dilihat dari hasil pretes dan postes, maka kualitas peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mendapat model pembelajaran SAVI lebih baik daripada kualitas peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mendapat pembelajaran kooperatif. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil pretes dan postes kedua kelompok. Rata-rata hasil pretes dan postes kelas eksperimen adalah dan 30,50, sedangkan rata-rata pretes dan postes kelas kontrol adalah 14,55 dan 20,69. Untuk melihat seberapa besar peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mendapat model pembelajaran SAVI dan siswa yang mendapat pembelajaran kooperatif dapat dilihat dari rata-rata gain ternormalisasi. Rata-rata gain ternormalisasi kelas eksperimen adalah 0,42 dengan kriteria sedang dan rata-rata kelas kontrol adalah 0,17 dengan kriteria rendah. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas eksperimen lebih baik jika dibandingkan dengan kelas kontrol. Dari pembahasan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan model SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual) lebih baik daripada siswa yang memperoleh

18 76 pembelajaran kooperatif. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran D. 2. Respons Siswa terhadap Model SAVI Secara umum respons siswa terhadap matematika menunjukkan sikap yang positif. Hal ini dapat dilihat dari minat/motivasi siswa terhadap matematika dan siswa menganggap bahwa matematika bermanfaat dan sangat penting dalam kehidupan sehari-hari dan dengan belajar matematika, mereka berlatih untuk memecahkan masalah. Selanjutnya respons yang ditunjukkan siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model SAVI adalah positif. Hal ini dikarenakan hampir seluruh siswa berpendapat bahwa pembelajaran matematika dengan model SAVI yang telah mereka ikuti menarik dan tidak membosankan, berbeda dengan pembelajaran yang lain. Mereka juga merasa senang karena terdapat diskusi kelompok yang menyebabkan belajar lebih efektif dan memudahkan mereka dalam memahami konsep matematika yang sedang dipelajari. Selain itu, sebagian besar siswa berharap agar topik lain selain persegi panjang dan persegi diajarkan dengan model SAVI. Sehingga, secara umum respons siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model SAVI adalah positif. Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran E.7.

19 77 3. Deskripsi Pelaksanaan Model SAVI Berdasarkan data yang diperoleh dari observer, pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan model SAVI berjalan dengan baik dan cukup lancar. Walaupun banyak kendala yang dihadapi oleh peneliti baik dalam penyusunan bahan ajar maupun dalam mengelola kondisi kelas pada saat pembelajaran berlangsung. Meskipun pada pertemuan pertama siswa terlihat bingung dengan apa yang harus mereka kerjakan, tetapi pada pertemuan selanjutnya siswa mulai memahami teknis pembelajaran yang dilaksanakan. Adapun deskripsi dari setiap kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut. a. Somatic Kegiatan Somatic dilakukan dengan cara siswa memeragakan konsep sambil mempelajarinya langkah demi langkah. Siswa dituntut untuk mengerjakan tugas individual untuk mengonstruksi konsep matematika. Pada setiap pertemuan, siswa diminta untuk membawa alat tulis pribadi khususnya penggaris. Namun, pada kenyataannya pada setiap pertemuan masih saja ada beberapa siswa yang tidak membawa peralatan tersebut, sehingga menghambat proses pembelajaran. Pada pertemuan pertama, siswa secara berkelompok mengerjakan LKS untuk mengontruksi konsep persegi panjang. Karena belum terbiasa dan kondisi pengetahuan awal mereka kurang, maka pada

20 78 pertemuan pertama siswa masih bingung dan hasil pekerjaannya masih banyak yang kurang maksimal. Aktivitas siswa pada saat melakukan kegiatan somatic dapat dilihat padaa Gambar 4.1 di bawah ini: Gambar 4.1 Aktivitas Siswa pada saat melakukan kegiatan Somatic b. Auditory Kegiatan auditory dilakukan dengan cara siswa berdiskusi dalam kelompok, mereka mengajukan dan menjawab pertanyaan. Akan tetapi, pada pertemuan pertama mereka belum lancar dalam mengungkapkan pendapat ketika diskusi kelas karena belum terbiasa dengan pembelajaran seperti ini. Namun pada umumnya semua siswa aktif

21 79 karena kelompok terbaik mendapatkan reward, sehingga mengakibatkan antusiasme siswa dalam berdiskusi cukup tinggi. Aktivitas siswa pada saat melakukan kegiatan Auditory dapat dilihat padaa Gambar 4.2 di bawah ini: Gambar 4.2 Aktivitas Siswa pada saat melakukan kegiatan Auditory c. Visual Kegiatan visual dilakukan dengan cara siswa melihat, menggambar, mengamati dan mendemontrasikan alat peraga. Pada pertemuan pertama, siswa masih merasa bingung dengan alat peraga yang harus mereka gunakan untuk mengerjakan LKS sehingga guru, dalam hal ini peneliti, harus membimbing mereka dengan sepenuh hati. Pada pertemuan ketiga, antusiasme siswa lebih tinggi karena mereka dapat memasang puzzle persegi panjang dan persegi untuk menghitungg luas serta menghitung keliling gambar berbentuk persegi panjang dengan benang kasur. Contoh alat peraga yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat padaa Gambar 4.3 di bawah ini:

22 80 Gambar 4.3 Alat Peraga d. Intellectual Kegiatan Intellectual dilakukan dengan cara siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan secara individu. Soal-soal yang diberikan merupakan soal-soal kontekstual yang tidak rutin. Secara umum, kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model SAVI adalah alokasi waktu yang kurang mencukupi khususnya pada kegiatan Somatic dan Intellectual karena pada kegiatan ini masing-masing siswa dituntut untuk mengerjakan sendiri dan memerlukan kondisi yang tenang untuk lebih berkonsentrasi. 4. Deskripsi pelaksanaan pembelajaran kooperatif Pada pelaksanaan pembelajaran kooperatif, guru melakukan pembelajaran dengan langkah-langkah mirip seperti pada model SAVI tetapi alat peraga dan diskusi kelas ditiadakan.

23 81 Jika dibandingkan dengan pembelajaran model SAVI, aktivitas siswa cenderung pasif karena siswa tidak menggunakan alat peraga dalam mengontruksi materi. Tetapi di sini justru diharapkan timbul kreativitas siswa agar mereka dapat menyelesaian LKS dengan lebih mudah. Kemudian, diskusi kelas juga ditiadakan, sehingga pembelajaran tidak maksimal. Hal ini yang menyebabkan pembelajaran matematika dengan model SAVI lebih baik daripada pembelajaran kooperatif.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dari hasil pengolahan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dari hasil pengolahan 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dari hasil pengolahan data-data yang diperoleh dari hasil penelitian. Hasil analisis data yang diperoleh merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis data hasil penelitian yang diperoleh dalam setiap kegiatan yang dilakukan selama penelitian. Pada penjelasan pada bab

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa SMP kelas VIII melalui metode Personalized System of Instruction (PSI).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa SMP kelas VIII melalui metode Personalized System of Instruction (PSI). 49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas hasil penelitian dan pembahasannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa SMP kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian, deskripsi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian, deskripsi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian, deskripsi pembelajaran dan pembahasannya. Dalam penelitian ini digunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen 1 sebagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penalaran matematis siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya, peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penalaran matematis siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya, peneliti BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan penalaran matematis siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya, peneliti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil dan Temuan Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa dengan penerapan pembelajaran melalui pendekatan Collaborative Problem Solving.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sedangkan untuk data kuantitatif diperoleh dari hasil pretes dan postes kemampuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sedangkan untuk data kuantitatif diperoleh dari hasil pretes dan postes kemampuan 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil angket siswa dan lembar observasi.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini dibahas hasil penelitian dengan analisis data yang diperoleh, perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan 6162 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan komunikasi matematis siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang diperoleh dalam setiap tahapan penelitian yang telah dilakukan. Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang diperoleh dalam setiap tahapan penelitian yang telah dilakukan. Penelitian 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dipaparkan mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh dalam setiap tahapan penelitian yang telah dilakukan. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pemaparan mengenai hasil penelitian yang telah didapatkan dan pembahasan akan dipaparkan lebih rinci pada Bab ini, pemaparan ini berlandaskan pada tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dipaparkan hasil penelitian dan pembahasan yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dipaparkan hasil penelitian dan pembahasan yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dipaparkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh dari setiap tahapan penelitian yang telah dilakukan, terdapat dua jenis data yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bab ini akan dipaparkan mengenai hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian yang telah dilaksanakan. Hasil penelitian akan menjawab

Lebih terperinci

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka diperoleh data kuantitatif maupun data kualitatif. Data kuantitatif meliputi hasil pretes dan hasil postes pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen adalah melakukan pengukuran sebagai hasil eksperimen terhadap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen adalah melakukan pengukuran sebagai hasil eksperimen terhadap BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Hal ini disebabkan tujuan penelitian adalah melihat hubungan sebab akibat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan tentang gambaran pelaksanaan pembelajaraan dengan umpan balik dan tanpa umpan balik serta perbedaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis antara siswa yang menggunakan model pembelajaran Treffinger dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil dan Temuan Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan pemahaman matematis siswa dan data hasil skala sikap.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan berpikir

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan berpikir 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis antara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan open-ended,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan sebab akibat. Perlakuan yang dilakukan terhadap variabel bebas pada penelitian ini adalah pembelajaran

Lebih terperinci

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS),

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS), 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuasi eksperimen. Dikarenakan subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi menerima keadaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan menggunakan Pendekatan dalam pembelajaran matematika.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Salatiga yang beralamat Jalan Stadion Nomor 4. Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 1 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 1 Baleendah Kabubaten Bandung yang terdiri atas 10 kelas dengan banyak

Lebih terperinci

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN BAB III METEDOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen.pemilihan metode ini dilandasi oleh keinginan peneliti untuk melihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, karena penelitian yang digunakan adalah hubungan sebab akibat yang didalamnya ada dua unsur yang dimanipulasikan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengolah data tersebut sesuai dengan langkah-langkah yang ditentukan pada BAB

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengolah data tersebut sesuai dengan langkah-langkah yang ditentukan pada BAB 64 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan berpikir kritis matematis siswa dan data hasil skala sikap siswa. Selanjutnya,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Ruseffendi (2005, hlm. 35), penelitian eksperimen atau percobaan (eksperimental

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 87 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DATA HASIL PENELITIAN Setelah dilakukan pengolahan data skor pretes dan postes kemampuan pemahaman matematika dan disposisi matematika pada kelas eksperimen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Data Sugiyono (2011:207), Statistik deskriptif adalah statistik yang di gunakan untuk menganalisis data dengan cara mendiskripsikan atau menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dan metode deskriptif. Metode quasi experiment digunakan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa melalui pembelajaran aktif (active learning)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Ruseffendi (2005) penelitian eksperimen atau percobaan (experimental

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu desain kuasi eksperimen. Pada kuasi eksperimen ini subjek tidak dikelompokkan secara acak tetapi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 25 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 25 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 5 Bandar Lampung yang terletak di Jl. Amir Hamzah No. 58 Gotong Royong, Kota Bandar Lampung. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek dan Tempat penelitian 4.1.1 Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitiaan adalah siswa kelas 6 SDN Kutowinangun 12 dan SDN 03 Kutowinangun. Jumlah subjek

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MTs

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MTs PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MTs Dede Siti Nurjanah Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Subang ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang 28 BAB III Metodologi Penelitian 3.1. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat peningkatan pemahaman matematis siswa SMA IPS melalui pembelajaran dengan pendekatan Contextual

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data tersebut diperoleh dari hasil pretes

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data tersebut diperoleh dari hasil pretes BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif merupakan data kemampuan koneksi matematis siswa kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. METODE DAN DESAIN PENELITIAN Berdasarkan masalah yang dikembangkan, penelitian yang dilaksanakan adalah untuk melihat peningkatan pemahaman matematis dan koneksi matematis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengembangan bahan ajar matematika berkarakter yang dapat meningkatkan kemampuan koneksi dan disposisi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Bandar Lampung. Kelas VIII di SMP Negeri 24 Bandar Lampung terdiri dari

METODE PENELITIAN. Bandar Lampung. Kelas VIII di SMP Negeri 24 Bandar Lampung terdiri dari 1 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Bandar Lampung. Kelas VIII di SMP Negeri 4 Bandar Lampung terdiri dari sepuluh kelas,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan menggunakan penelitian eksperimen diharapkan, setelah menganalisis hasilnya kita dapat melihat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN SUBJEK PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SMP Kristen 2 Salatiga yang beralamat di Jalan Jendral Sudirman No. 111b Kecamatan Tingkir Salatiga.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. pemilihan metode ini dilandasi oleh keinginan peneliti untuk melihat hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bab III menjelaskan tentang hal-hal yang terkait dengan metodologi

BAB III METODE PENELITIAN. Bab III menjelaskan tentang hal-hal yang terkait dengan metodologi 48 BAB III METODE PENELITIAN Bab III menjelaskan tentang hal-hal yang terkait dengan metodologi penelitian, desain penelitian, waktu, lokasi, dan subjek penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan

Lebih terperinci

Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O Sumber : (Sugiyono, 2012)

Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O Sumber : (Sugiyono, 2012) BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan penalaran dan komunikasi matematis, serta mengetahui kemandirian belajar matematis siswa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bandarlampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bandarlampung. Populasi dalam 18 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bandarlampung. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandarlampung tahun pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan dalam penelitian yang akan dilakukan. Perencanaan tersebut meliputi metode penelitian, desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan sebab-akibat dengan perlakuan terhadap variabel bebas untuk melihat hasilnya pada variabel terikat dengan pengambilan sampel tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini tidak dilakukan dilakukan pengacakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 25 Bandarlampung yang terletak di Jl.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 25 Bandarlampung yang terletak di Jl. III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 25 Bandarlampung yang terletak di Jl. Amir Hamzah No. 58 Gotong Royong, Kota Bandar Lampung. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK Diponegoro Salatiga yang beralamat jl kartini Salatiga. Subjek penelitian adalah siswa kelas X

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuasi eksperimen yang terdiri dari dua kelompok penelitian yaitu kelas eksperimen (kelas perlakuan) merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen karena pengambilan sampel

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen karena pengambilan sampel BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen karena pengambilan sampel

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. serta sikap siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan. Untuk mengetahui

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. serta sikap siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan. Untuk mengetahui 76 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Sebagaimana telah dikemukakan pada BAB I bahwa penelitian ini bertujuan untuk menelaah kemampuan pemahaman konsep dan penalaran matematis siswa yang mendapat pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan dalam penelitian yang dilakukan. Perencanaan tersebut meliputi metode penelitian, desain penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu melihat hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berangkat dari rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya,

BAB III METODE PENELITIAN. Berangkat dari rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Berangkat dari rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan peningkatan kemampuan pemahaman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan mengkaji implementasi pendekatan metaphorical thinking dalam meningkatkan kemampuan pemahaman dan penalaran. Dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok kontrol (kelas X MIPA 2)

BAB IV HASIL PENELITIAN. eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok kontrol (kelas X MIPA 2) BAB IV HASIL PENELITIAN Penelitian ini melibatkan dua kelompok sampel yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok kontrol (kelas X MIPA 2) berjumlah 37 peserta didik sedangkan kelompok eksperimen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keefektifan pembelajaran menggunakan model problem based learning dan model

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keefektifan pembelajaran menggunakan model problem based learning dan model BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan keefektifan pembelajaran menggunakan model problem based learning dan model pembelajaran konvensional.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuasi eksperimen, dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif yang bertujuan untuk menyelidiki hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen kelompok kontrol pretes-postes. Berdasarkan Ruseffendi (1994, hlm. 36) menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data hasil penelitian meliputi data nilai pretest, posttest, dan n-gain untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data hasil penelitian meliputi data nilai pretest, posttest, dan n-gain untuk 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN Data hasil penelitian meliputi data nilai pretest, posttest, dan n-gain untuk penguasaan konsep. Data tersebut kemudian diolah dan dianalisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. matematik siswa dengan menerapkan pendekatan Model Eliciting Activities

BAB III METODE PENELITIAN. matematik siswa dengan menerapkan pendekatan Model Eliciting Activities 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa dengan menerapkan pendekatan Model Eliciting Activities (MEAs)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berbentuk kelomprok kontrol pretes-postes (pre-test post-test control group

BAB III METODE PENELITIAN. berbentuk kelomprok kontrol pretes-postes (pre-test post-test control group 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan disain penelitian berbentuk kelomprok kontrol pretes-postes (pre-test post-test control group

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Kristen 01 dan SD Kristen 03 Kabupaten Woosobo. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis-jenis penelitian dapat dikelompokan menurut bidang, tujuan, metode, tingkat eksplanasi, dan waktu. Dari segi metode penelitian dapat dibedakan menjadi:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, karena penelitian yang digunakan adalah hubungan sebab akibat yang didalamnya ada dua

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Hasil Penelitian Data hasil penelitian berupa data kuantitatif dan data kualitatif, data tersebut bertujuan untuk menemukan jawaban dari rumusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dirancang untuk mengungkapkan ada tidaknya hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dirancang untuk mengungkapkan ada tidaknya hubungan 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini dirancang untuk mengungkapkan ada tidaknya hubungan sebab-akibat antara model dan pendekatan pembelajaran yang dikembangkan dengan kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian 1. Populasi Menurut Sugiyono (2007: 117), Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 2015/2016, dengan pokok bahasan Lingkaran. eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

BAB III METODE PENELITIAN. 2015/2016, dengan pokok bahasan Lingkaran. eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted BAB III METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Blado, Batang Jawa Tengah. Penelitian difokuskan pada kelas VIII Semester genap tahun ajaran 2015/2016,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pendekatan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran dengan metode Genius Learning sedangkan kelompok yang lainnya

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran dengan metode Genius Learning sedangkan kelompok yang lainnya 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi eksperimental dengan desain kuasieksperimen karena subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi peneliti menerima

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Karena pada penelitian ini dilakukan implementasi pembelajaran matematika dengan pendekatan metakognitif, kemudian ingin dilihat dampaknya terhadap peningkatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan membandingkan kemampuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan membandingkan kemampuan 60 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan membandingkan kemampuan pemahaman dan generalisasi matematis antara siswa yang memperoleh pembelajaran yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, karena penelitian yang digunakan adalah hubungan sebab akibat yang didalamnya ada dua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang sebaiknya digunakan adalah metode penelitian eksperimen karena metode inilah yang paling mendekati metode ilmiah. Selain

Lebih terperinci

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini dipaparkan mengenai temuan penelitian dan pembahasannya. Temuan yang didapat dari penelitian ini berupa analisis data kuantitatif dan analisis data kualitatif.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Dan Desain Penelitian Penelitian ini melibatkan dua kelompok kelas yaitu kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol. Kedua kelas tersebut mendapat perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Ruseffendi (2010, hlm. 35) mengemukakan, Penelitian eksperimen atau percobaan adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V semester genap SDN Kandangan 03 yang berjumlah 25 siswa dan SDN Polosiri 01 yang

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN BAB III DESAIN PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui model bahan ajar matematika berkarakter yang dikembangkan berdasarkan learning obstacle siswa dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Gambaran Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP N I BERGAS yang beralamat di Karangjati, Kec. Bergas, Kab. Semarang. Populasi

Lebih terperinci

:Perlakuan berupa pembelajaran matematika realistik berbantuan GeoGebra :Perlakuan berupa pembelajaran matematika realistik tanpaberbantuan GeoGebra

:Perlakuan berupa pembelajaran matematika realistik berbantuan GeoGebra :Perlakuan berupa pembelajaran matematika realistik tanpaberbantuan GeoGebra BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen. Kuasi eksperimen adalah eksperimen yang menggunakan perlakuan (treatments), pengukuranpengukuran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Ruseffendi (2005, hlm. 35) mengemukakan, Penelitian eksperimen atau percobaan (eksperimental

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, karena subjek

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, karena subjek BAB III METODE PENELITIAN A. Disain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, karena subjek dalam penelitian ini (baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol) tidak dipilih secara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 45 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data Hasil Penelitian Penelitian menggunakan dua kelompok sampel yaitu kelompok eksperimen pada kelas X.ATPH dengan jumlah peserta didik 30 orang dan kelompok kontrol pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki peningkatan pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki peningkatan pembelajaran BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki peningkatan pembelajaran kooperatif teknik tari bambu yang disertai dengan LKS pemecahan masalah terhadap kemampuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah. Jumlah Seluruhnya 60. Tabel 10.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah. Jumlah Seluruhnya 60. Tabel 10. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 3 Tuntang, suatu sekolah yang berlokasi di kampung Beran, Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK Diponegoro Salatiga yang terletak di jalan Kartini No 2 Salatiga. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X Akuntansi

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode dengan pendekatan kuantitatif adalah metode eksperimen dengan desain eksperimen semu (Quasi Experiment).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen (experimental research). Menurut Ruseffendi (2005) menyatakan bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dirancang oleh peneliti adalah dengan menggunakan metode eksperimen. Metode Eksperimen adalah kegiatan penelitian yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII di SMP Negeri 12

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII di SMP Negeri 12 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Bandarlampung. Kelas di SMP Negeri 1 Bandarlampung terdiri dari sembilan kelas,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pekalongan. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pekalongan. Populasi dalam 20 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pekalongan. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII tahun pelajaran 2012/2013. Jumlah siswa kelas

Lebih terperinci

Tabel 18 Deskripsi Data Tes Awal

Tabel 18 Deskripsi Data Tes Awal BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pamona Utara yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman no 21 Tentena, Kecamatan Pamona Puselemba, Kabupaten

Lebih terperinci