BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN A. Pengertian Administrasi, Kearsipan, dan Administrasi Kearsipan Administrasi Kearsipan mengandung tiga unsur pengertian dasar di dalamnya, yakni: Administrasi, Kearsipan, dan Administrasi Kearsipan. Untuk selanjutnya diuraikan lebih rinci mengenai pengertian kata masing-masing. 1. Administrasi a. Pengertian Administrasi Administrasi didefinisikan oleh beberapa ahli antara lain; Menurut Sondang P. Siagian (1992 : 267) Administrasi berarti keseluruhan proses penyelenggaraan kegiatan-kegiatan yang didasarkan pada rasional tertentu oleh dua orang atau lebih dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan sebelumnya dengan menggunakan sarana dan prasarana tertentu pula. The Liang Gie (1986 : 18) Administrasi adalah segenap rangkaian pembuatan penyelenggaraan dalam setiap usaha kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. Menyelenggarakan berarti melaksanakan, menunaikan, memelihara, mengatur, mengurus, atau dengan singkat kegiatan- kegiatan menata. Prajudi Admosudirdjo (1982 : 43) memberi pernyataan bahwa Administrasi adalah fungsi utama yang harus dijalankan administrator. Sedangkan pengertian administrator menurut Ninik Widiyanti (1988 : 3) adalah setiap kepala organisasi, yang harus membuat orang yang dipimpinnya itu hidup, tumbuh bergerak. Dari pengertian administrasi diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa administrasi adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dua orang atau lebih guna mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan sebelumnya. Kegiatan tersebut tentunya mengunakan sarana prasarana tertentu agar kegiatan tersebut berjalan secara efektif dan efisien. 5

2 6 b. Unsur-Unsur Administrasi Untuk membangun suatu administrasi sebagai sistem diperlukan berbagai unsur (elements, elementen), baik berupa faktor-faktor situasionil dan kondisionil maupun sumberdaya sumberdaya (resources) tertentu (Prajudi Admosudirdjo, 1982 : 44-46) : 1) Organisasi Organisasi ini dicipta secara konstitusionil oleh Pimpinan Tertinggi daripada badan-usaha, dan akan menjadi wahana (wadah), struktur, dan rangka dasar (framework) daripada Administrasi. 2) Lingkungan Lingkungan yang mengelilingi administrasi yang berada di dalam organisasi terdiri atas berbagai lapis: geografis fysik, biologis (flora, fauna), Sosial, budaya, ekonomis, psikilogis, politik, teknologis. Administrasi (Organisasi) akan bergerak sambil berpindah-pindah lapis setiap kali berganti persoalan atau urusan. Sebagian (besar) daripada lingkungan tersebut akan merupakan lingkungan ekologis. 3) Situasi Situasi berada di dalam Lingkungan dan berada dalam keadaan bergerak serta berubah secara terus-menerus. Situasi adalah seperangkat faktor-faktor lingkungan yang secara langsung maupun tidak langsung mempunyai pengaruh terhadap peri keadaan, peri kehidupan, dan gerak-gerik Administrasi (organisasi). 4) Lokasi Lokasi adalah bagian daripada lingkungan terdiri atas semua faktor yang mempunyai relevansi (hubungan kepentingan) dengan Administrasi (organisasi) dan mempunyai arti letak dengan diukur menurut jarak transportasi dan komunikasi. 5) Wilayah Operasi atau Yuridiksi Wilayah operasi atau wilayah yuridiksi adalah bagian dari pada lingkungan yang dijadikan atau merupakan sasaran kegiatan atau tindakan daripada

3 7 Administrasi (Organisasi). Terdiri tiga unsur, yakni : a) Wilayah personil, terdiri atas semua orang-orang dan badan-badan yang mempunyai kepentingan dengan Administrasi (Organisasi). b) Wilayah materiil, terdiri atas semua urusan-urusan dan persoalanpersoalan yang menjadi tugas atau kewajiban Administrasi (Organisasi). c) Wilayah territorial, yakni wilayah geografis dengan batas-batas tertentu yang tidak boleh dilampaui. 6) Persil (Site) Persil terdiri atas tanah halaman dan gedung dimana kegiatankegiatan utama dan Pimpinan Administrasi (Organisasi) berada. 7) Mesin dan Peralatan (equipment) Terdiri atas semua barang modal yang merupakan hardware dari pada Administrasi (Organisasi). 8) Program-Usaha (Software) dan Mission Terdiri atas peraturan-peraturan dan prosedur-prosedur konstitusionil, dirakit dengan suatu Filosofi Bisnis dan Filosofi Administrasi yang merupakan kerangka dan rangka dasar berfikir dan berusaha. 9) Legitimitas Kekuatan sosial-politik-yuridis yang berasal dari undang-undang atau konsessi, lisensi, patent, dan sebagainya. 10) Pimpinan Pimpinan itu terdiri atas semua Manager dan Staffer yang ditanamkan oleh para pemilik badan-usaha untuk bertindak sebagai kader. 11) Personil Personil terdiri atas semua orang warga Organisasi (Administrasi) yang secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi daripada Administrasi (Organisasi). Masalah pokok daripada Administrasi adalah bagaimana secara terus-menerus mengendalikan, merakit, dan memanfaatkan unsur-unsur Administrasi tersebut di atas secara seefektif-efektifnya dan seefisienefisiennya.

4 8 c. Proses-Proses Administrasi Administrasi sebagai proses menurut Prajudi Admosudirdjo (1982 : 178) ialah keseluruhan proses yang terdiri atas kegiatan-kegiatan, pemikiranpemikiran, pengaturan-pengaturan, mulai dari penentuan tujuan sampai dengan penyelenggaraan sehingga tercapai tujuan tersebut. Dalam bentuk ikhtisar, proses administrasi sebagai persiapan dan pelaksanaan kebijaksanaan politik meliputi kegiatan; 1) Merencanakan (mempersiapkan) a) Merencanakan (dalam arti memikirkan) b) Merumuskan 2) Mengorganisasikan (menyusun organisasi) a) Menetapkan tujuan b) Menetapkan jangka-waktu c) Menetapkan metode bekerja d) Menghimpun alat-alat (tenaga perlengkapan) e) Menyusun alat-alat ( arrangement ) f) Menggerakkan g) Mengadakan pemeriksaan ( controle ) h) Mengadakan perbaikan 3) Memimpin (memimpin organisasi) a) Memelihara secara struktural b) Memelihara secara fungsional c) Memajukan secara struktural d) Memajukan secara fungsional 2. Kearsipan a. Pengertian Kearsipan Pengertian Kearsipan di definisikan oleh beberapa ahli. Pengertian Kearsipan menurut Ig. Wursanto (1995:19-20) adalah

5 9 suatu proses kegiatan yang berhubungan dengan pengurusan atau pengaturan arsip dengan mempergunakan suatu sistem tertentu, sehingga arsip-arsip dapat ditemukan kembali dengan mudah dan cepat apabila sewaktu-waktu diperlukan. Sedangkan pengertian Kearsipan menurut MC Maryati (2008:114) adalah suatu kegiatan (replacing) dokumen-dokumen penting dalam tempat penyimpanan yang baik dan menurut aturan tertentu sehingga setiap diperlukan dapat menemukan kembali (finding) kembali dengan mudah dan cepat. Jadi penulis memberi kesimpulan bahwa kearsipan adalah suatu proses pengelolaan arsip yang baik dan sesuai aturan tertentu sehingga arsip dapat ditemukan kembali dengan cepat apabila diperlukan. b. Tujuan Arsip dan Kearsipan Arsip mempunyai tujuan yang dikemukakan oleh beberapa Ahli. Mc Maryati (2008:115) dalam bukunya yang berjudul Manajemen Perkantoran Efektif mengemukakan bahwa tujuan arsip: 1) Sebagai referensi atau bukti legalitas sewaktu-waktu arsip dibutuhkan. 2) Sebagai sumber data yang berarti arsip merupakan sumber informasi yang sangat diperlukan dalam mendukung pengambilan keputusan. 3) Sebagai data historis yang dapat digunakan untuk mengetahui perkembangan sejarah atau dinamika organisasi di masa lalu. Menurut Bank Dunia (dalam Badri Munir Sukoco, 2007:82) tujuan arsip adalah: 1) Untuk menjaga dokumen maupun arsip agar dapat diakses dan digunakan sepanjang ada nilai gunanya. 2) Untuk membuat informasi dari dokumen dan arsip, tersedia dalam format yang tepat, digunakan oleh orang yang tepat, dan dapat digunakan pada saat yang tepat. Pendapat lain mengatakan tujuan arsip ialah untuk menjamin keselamatan bahan pertanggungjawaban nasional tentang perencanaan, pelaksanaan dan

6 10 penyelenggaraan kehidupan kebangsaan serta untuk menyediakan bahan pertanggungjawaban tersebut bagi kegiatan Pemerintah. (Basir Barthos, 1990:12) Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan arsip adalah untuk menjaga dokumen dan arsip agar dapat diakses dan digunakan sepanjang ada nilai gunanya, mengetahui informasi arsip organisasi di masa lalu, dan sebagai bahan pertanggungjawaban. Fungsi Kearsipan Menurut Undang-Undang Dasar Pasal 3 No. 7 tahun 1971 adalah: 1) Untuk menjamin keselamatan bahan-bahan pertanggung jawaban nasional tentang perencanaan, pelaksanaan, dan penyelenggaraan kehidupan kebangsaan; 2) Menyediakan bahan pertanggung jawaban tersebut bagi kegiatan pemerintah; 3) Menyediakan bahan bukti untuk keperluan ilmiah yaitu untuk penelitian dan pengembangan teknologi. Jadi penulis memberi kesimpulan bahwa kearsipan mempunyai tujuan yang sangat berperan penting dalam setiap instansi. Baik instansi pemerintah maupun instansi swasta. Arsip-arsip tersebut nantinya dapat dijadikan pedoman utama dalam pengengambilan keputusan maupun bukti legalitas apabila diperlukan. Selain itu karena arsip mempunyai nilai historis, arsip nantinya dapat dijadikan bahan untuk keperluan ilmiah yaiut untuk penelitian dan pengembangan tehnologi. c. Jenis Arsip Arsip mempunyai berbagai jenis arsip. Ig. Wursanto (1991: 21-28) membagi jenis arsip dilihat dari beberapa segi diantaranya : 1) Menurut subjek atau isinya : a) Arsip Keuangan

7 11 Jenis arsip yang berhubungan dengan masalah keuangan seperti laporan keuangan, surat perintah membayar tunai, surat penagihan, dan daftar gaji. b) Arsip Kepegawaian Jenis arsip yang berhubungan dengan masalah kepegawaian seperti daftar riwayat hidup pegawai dan absensi pegawai. c) Arsip Pemasaran Jenis arsip yang berhubungan dengan masalah-masalah pemasaran seperti surat penawaran, surat pesanan, daftar harga barang, surat permintaan kebutuhan barang. d) Arsip Pendidikan Jenis arsip yang berhubungan dengan masalah-masalah pendidikan seperti garis-garis besar program pengajaran (GBPP), satuan pelajaran, program pengajaran, daftar absensi siswa dan guru. 2) Arsip menurut bentuk dan wujudnya a) Surat Setiap lembaran kertas yang berisi informasi atau keterangan yang berguna bagi penyelenggara kehidupan organisasi seperti naskah perjanjian atau kontrak, akte pendirian perusahaan, notulen rapat, kuitansi, naskah berita acara, kartu pegawai, dan bon penjualan. b) Pita rekaman Setiap kotak pita rekaman yang berisi informasi atau keterangan yang berguna bagi penyelenggara kehidupan organisasi. c) Piringan hitam Setiap Piringan hitam yang berisi informasi atau keterangan yang berguna bagi penyelenggara kehidupan organisasi. d) Mikro film Film yang memuat rekaman bahan tertulis, tercetak, dan tergambar dalam ukuran yang sangat kecil untuk memudahkan penyimpanan dan penggunaan. Cetakan microfilm tersebut disebut hard copy.

8 12 3) Arsip menurut sifat kepentingannya a) Arsip non essensial, yaitu arsip yang tidak memerlukan pengolahan dan tidak mempunyai hubungan dengan hal-hal yang penting sehingga tidak perlu disimpan dalam waktu yang terlalu lama (tidak penting). Contohnya antara lain : Surat atau kartu undangan, pengumuman hari libur, memo atau nota tentang hal-hal yang tidak penting, dan lainlain. b) Arsip yang diperlukan (useful archives), yaitu arsip yang masih mempunyai nilai kegunaan, tetapi sifatnya sementara dan kadangkadang masih dipergunakan atau dibutuhkan (arsip ini masih disimpan antara 2 atau 3 tahun). Contohnya antara lain : surat perintah jalan, surat keterangan pegawai, surat telegram, dan lain-lain. c) Arsip penting (important archives), yaitu arsip yang mempunyai nilainhukum, pendidikan, keuangan, dokumentasi, sejarah dan sebagainya. Apabila arsip ini hilang maka sulit untuk mencari penggantinya karena masih diperlukan atau dipergunakan dalam membantu kelancaran pekerjaan. Contohnya antara lain : surat keputusan (penangkatan, pemindahan, pemberhentian), daftar sensus pegawai, laporan keuangan, berita acara pemeriksaan keuangan, dan lain-lain. d) Arsip Vital (vital archives), yaitu arsip yang bersifat permanen, langgeng, disimpan untuk selama-lamanya. Contohnya antara lain : akte pendirian perusahaan, daftar hasil ujian dinas pegawai, daftar hasil ujian jabatan pegawai, dokumen-dokumen kepemilikan tanah (gedung), buku induk pegawai dan lain-lain. 4) Arsip menurut fungsinya a) Arsip dinamis, yaitu arsip yang masih dipergunakan secara langsung dalam kegiatan perkantoran sehari-hari. Arsip ini dapat dibedakan menjadi 3 macam menurut fungsi dan kegunaannya yaitu : Arsip aktif yaitu arsip yang masih sering dipergunakan bagi kelangsungan kerja. Arsip semi aktif yaitu arsip yang frekuensi penggunaannya sudah

9 13 mulai menurun. Arsip In-aktif yaitu arsip yang jarang sekali dipergunakan dalam proses pekerjaansehari-hari. b) Arsip statis yaitu arsip yang sudah tidak dipergunakan secara langsung dalam kegiatan perkantoran sehari-hari. Dari penjelasan diatas penulis memberikan kesimpulan bahwa menurut I.g Wursanto arsip memiliki berbagai jenis yang dilihat dari beberapa segi. Mulai dari arsip menurut subjek atau isinya, arsip menurut bentuk dan wujudnya, arsip menurut sifat kepentinganya, sampai arsip menurut fungsinya. Tentunya dari jenis-jenis arsip tersebut dapat membantu dalam kegiatan administrasi kearsipan. d. Fasilitas Kearsipan Agar dapat melaksanakan kegiatan kearsipan tentunya memerlukan berbagai alayt-alat fasilitas penunjang untuk kelancaran kegiatan kearsipan tersebut. Menurut Ig. Wursanto (1991:32) Alat-alat yang dipergunakan dalam bidang kearsipan misalnya map, folder, guide, filing cabinet, almari, rak, dan rotary filing: 1) Map Menurut Ig. Wursanto (1991:32), Map adalah lipatan kertas atau karton (kertas manila) yang dipergunakan untuk menyimpan arsip. Map mempunyai macam-macam bentuk dan ukuran. Sesuai dengan fungsi dan cara mempergunakannya, map dapat dibedakan menjadi 4 macam, yaitu map biasa, map tali, map jepitan, map tebal dengan memakai jepitan. a) Map biasa disebut juga stopmap atau stofmap atau lebih lengkap disebut stopmap folio. Disebut stopmap folio karena hanya dapat dipergunakan untuk menyimpan arsip yang paling luas ukuran folio (21 X 34 cm). Gunanya untuk menyimpan sementara arsip. Gambar 2. 1 Stopmap

10 14 Sumber: Wursanto (1991:33) b) Stopmap tali adalah stopmap yang memakai tali pengikat sebagai alat merapatkannya. Stopmap tali disebut juga portapel. Stopmap tali atau portapel terbuat dari karton dan diberi tali dari kain atau pita. Pada bagian belakang diberi catatan dengan huruf yang jelas dan teratur sehingga dari jauh dapat diketahui isinya. Gambar 2. 2 Stopmap tali Sumber: Wursanto (1991:34) c) Map jepitan adalah map yang memakai jepitan dari logam untuk memegang arsip dengan kuat sehingga arsip di dalamnya tidak mudah terlepas. Dalam praktek perkantoran, map jepitan lebih dikenal dengan nama Snelhechter. Seperti halnya dengan stopmap folio, map jepitan atau Snelhechter terbuat dari kertas tebal atau karton (karton manila) dengan ukuran yang sama dengan stopmap folio. Warna mapjepitan bermacam-macam. Warna ini sangat penting untuk membedakan tiap persoalan. Gambar 2. 3 Map jepitan

11 15 atau Snelhechter Sumber: Wursanto (1991:35) d) Map tebal atau map besar dengan jepitan adalah map dengan memakai jepitan khusus dan bentuknya kokoh atau kuat sehingga dapat disimpan secara vertikal atau berdiri/tegak. Map jenis ini sering disebut Briefordner atau dalam praktek perkantoran lebih dikenal dengan nama ordner saja. Gambar 2. 4 Map tebal atau Briefordner Sumber: Wursanto (1991:36) 2) Folder Folder merupakan lipatan kertas tebal/karton manila berbentuk segi empat panjang untuk menyimpan atau untuk menempatkan arsip atau sekelompok arsip di dalam file/filing cabinet. Folder juga dapat merupakan bentuk wadah dari file atau berkas apabila di dalamnya berisikan satu himpunan arsip dari suatu persoalan yang tunggal. Dapat

12 16 terjadi bahwa satu file persoalan tertentu terdiri dari beberapa folder karena banyaknya arsip, sehingga diperlukan beberapa folder untuk menempatkannya. Bentuk folder seperti stopmap folio, tetapi tidak dilengkapi daun penutup, atau seperti map jepitan tetapi tidak dilengkapi dengan jepitan. Biasanya folder dilengkapi dengan tab, yaitu bagian yang menonjol dari folder. Lengkapnya disebut tab folder atau folder tab. Fungsi tab folder adalah untuk menempatkan kode-kode, tanda-tanda, atau indeks yang menunjukkan isi folder yang bersangkutan. (Ig. Wursanto 1991:36) Gambar 2.5 Folder Sumber: Wursanto (1991:37) 3) Guide Guide adalah lembaran kertas tebal atau karton manila yang dipergunakan sebagai penunjuk atau sekat/pemisah dalam penyimpanan arsip. Guide terdiri dari dua bagian, yaitu: bagian yang menonjol yang disebut tab atau tab guide. Tab guide berguna untuk menempatkan atau mencantumkan kode-kode, tandatanda atau indeks-indeks klasifikasi; dan badan guide. Satu guide hanya mempunyai satu tab. Jumlah guide yang diperlukan dalam sistem filing adalah sebanyak pembagian subjek dalam pola klasifikasi (main subjek, sub subjek dan sub-sub subjek). Guide pertama dinamakan main guide untuk menempatkan main subjek; guide kedua untuk mencantumkan sub subjek atau sub heading yang disebut sub guide; dan guide ketiga disebut sub-sub guide untuk

13 17 menempatkan sub-sub heading atau sub-sub main subjek. (Ig. Wursanto 1991:38) Gambar 2. 6 Guide Sumber: Wursanto (1991:41) 4) Filing Cabinet Filing cabinet, ada juga yang menyebut file cabinet, adalah perabot kantor berbentuk segi empat panjang yang diletakkan secara vertical (berdiri) dipergunakan untuk menyimpan berkas-berkas atau arsip. Pada umumnya filling cabinet terdiri dari 4 laci, tetapi ada pula yang terdiri dari 5 atau 6 laci tersusun ke bawah. Setiap laci dapat memuat warkat atau arsip sebanyak lembar, yang dihimpun di dalam folder-folder. Filing cabinet dapat dibuat dari kayu, logam atau ada pula yang dibuat dari metal (stell filing cabinet). (Ig. Wursanto 1991:41) Gambar 2. 7 Filing cabinet Sumber: Wursanto (1991:41) 5) Almari Arsip

14 18 Dinamakan almari arsip, karena dipergunakan untuk menyimpan berkasberkas atau arsip. Almari arsip ada yang terdiri dari satu pintu, dan ada pula yang terdiri dari dua pintu. Berkas-berkas atau arsip di dalam almari arsip sebaiknya disusun atau ditata secara vertical lateral (vertikal berderet ke samping), sehingga susunan arsip di dalam almari arsip sama dengan susunan arsip yang disusun atau ditata didalam rak arsip. Almari ada yang dibuat dari kayu, dan ada pula yang dibuat dari besi atau baja. Almari yang dibuat dari baja lebih aman dalam menghadapi tindak kejahatan dan kebakaran. (Ig. Wursanto 1991:47) Gambar 2.8 Almari Arsip Sumber: Wursanto (1991:48) 6) Rak Arsip Rak arsip adalah sejenis almari tidak berpintu, yang merupakan rakitan dari beberapa keping papan, kemudian diberi tiang untuk menaruh atau menyimpan berkas-berkas atau arsip. Arsip-arsip disusun secara vertical lateral (vertikal berderet ke samping). Arsip-arsip ditempatkan di rak, selalu dimulai dari kiri paling atas ke kanan, dan seterusnya; seterusnya ke bawah dimulai dari paling kiri seterusnya ke kanan dan seterusnya. Demikian seterusnya sampai dengan rak yang paling bawah. (Ig. Wursanto 1991:54) Gambar 2. 9 Rak Arsip

15 19 Sumber: Wursanto (1991:56) 7) Rotary Filing Menurut Ig. Wursanto (1991:58), Rotary filing adalah peralatan yang dapat berputar, dipergunakan untuk menyimpan warkat-warkat atau arsip (terutama yang berupa kartu). Sedangkan menurut Sedarmayanti (2008:76), Rotary filing adalah sistem file bertingkat (vertikal) yang dilengkapi dengan sistem kode, angka, abjad dan warna, serta berpola tingkatan bentuknya bundar dan dapat berputar, serta dapat mendeteksi lebih awal bila terjadi kekeliruan (karena tampak dari sistem nada/harmoni yang terpotong). Memakai sistem retracting door (pintu bergeser ke dalam), sehingga tidak menyita tempat. Gambar 2.10 Rotary Filing

16 20 Sumber: Sedarmayanti (2008:76) 8) Meja Arsip Menurut Sedarmayanti (2008:76) meja arsip digunakan untuk menaruh arsiparsip yang besrifat sementara. Arsip-arsip yang ditaruh diatas meja biasanya menunggu diproses ditindak lanjuti. Baik itu proses penandatanganan, proses pengagendaan, maupun proses yang lainnya. Gambar 2.11 Meja arsip Sumber: Sedarmayanti (2008:76) 9) Alat tulis kantor

17 21 Menurut Sedarmayanti (2008:76) alat tulis disini adalah sebagai penunjang keberlangsungan kearsipan yang masih bersifat manual. Alat tulis dapat berupa bulpoint, pensil, penghapus, pengaris, solatip, perekat kertas, stapler, stabilo. Gambar 2.12 Alat tulis kantor Sumber: Sedarmayanti (2008:76) Penyelenggaraan kegiatan kearsipan suatu kantor tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak didukung oleh peralatan untuk menata/menyimpan arsip. Dalam pengadaan peralatan arsip, peralatan yang dipilih dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkan. Perusahaan yang baik selalu memperhatikan kerapian arsip, sebagai asset perusahaan. Arsip tersebut disimpan dengan baik dan menggunakan peralatan arsip yang jumlahnya cukup dan berkualitas. Di setiap kantor peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ruang lingkup perusahaan, sesuai dengan luas ruang yang tersedia dan sesuai dengan bentuk dan ukuran arsip. Semakin besar kantor dan arsip yang dikelola, maka semakin banyak dan beragam pula peralatan yang digunakan. Peralatan arsip penting agar arsip-arsip terlindungi dari bahaya yang dapat menyebabkan kerusakan arsip, seperti bahaya banjir, kebakaran, pencurian dan sebagainya. e. Ruang Kearsipan Ruang untuk menyimpan arsip hendaknya diatur sedemikian rupa sesuai teori ilmu kearsipan. Hal ini untuk menghindari arsip cepat rusak sebelum masa

18 22 gunanya habis. Menurut Ig. Wursanto (1991 : ) ruang kearsipan hendaknya diatur sebagai berikut: 1) Ruang penyimpanan arsip dijaga tetap kering dan tidak terlalu lembab. Oleh karena itu, kelembaban udara diatur sekitar 50% dan 65%. Apabila kelembaban udara melebihi 65%, dalam waktu yang relatif singkat arsiparsipuserakan rusak/lapuk. Untuk mengatur kelembaban udara dapat dipasang Air Conditioner (AC), yang dihidupkan 24 jam terus menerus. 2) Ruangan harus terang, dan sebaiknya mempergunakan penerengan alam, yaitu sinar matahari. Sinar matahari disamping untuk memberi penerangan ruangan, dapat pula membantu membasmi musuh-musuh kertas arsip. 3) Ruangan harus diberi ventilasi cukup. Ventilasi dapat membantu mengatur suhu dalam ruangan, sehingga ruangan tidak terlalu lembab. 4) Ruangan harus terhindar dari kemungkinan serangan api. 5) Ruangan harus terhindar dari kemungkinan serangan air (banjir). 6) Dalam hal-hal tertentu (semisal hujan) ruangan diperiksa untuk mengetahui kemungkinan adanya talang, saluran air, atau atap gedung yang bocor. Apabila terjadi kebocoran harus segera diperbaiki pada saat itu juga. 7) Ruangan hendaknya terhindar dari kemungkinan serangan perusak/pemakan kertas arsip. 8) Lokasi ruang/gedung penyimpanan arsip hendaknya bebas dari tempattempat industri, sebab polusi udara sebagai hasil pembakaran minyak sangat berbahaya bagi kertas-kertas arsip. Untuk mengatasi hal semacam itu sebaiknya ruang kearsipan dilengkapi dengan filter untuk menyaring udara. 9) Ruangan penyimpanan arsip sebaiknya terpisah dari ruangan- ruangan kantor yang lain. 10) Ruangan penyimpanan arsip hendaknya disesuaikan dengan bentuk arsip yang akan disimpan di dalamnya.

19 23 f. Pegawai Kearsipan Meskipun sistem penyimpanan arsip tepat, fasilitas dan ruangan memadai dan memenuhi syarat tetapi pelaksanaan administrasi kearsipan tidak dapat berjalan baik jika tidak didukung oleh pegawai kearsipan yang cakap dengan beberapa persyaratan lainnya yang harus dipenuhi oleh petugas (A.W. Widjaja, 1993 : 104) : 1) Memiliki pengetahuan dibidang : Pengetahuan umum, terutama yang menyangkut pengurusan surat menyurat dan arsip. Pengetahuan tentang seluk beluk instansi tempat bekerja, yakni struktur organisasi beserta tugas-tugasnya dan pejabat- pejabatnya. Pengetahuan khusus tentang tata kearsipan. 2) Memiliki keterampilan untuk melaksanakan teknik tata kearsipan yang sedang dijalankan 3) Berkepribadian baik, yakni memiliki ketekunan, kesabaran, ketelitian, kerapian, kecekatan, kejujuran, serta loyal dan dapat menyimpan rahasia organisasi. Pegawai kearsipan merupakan aspek penting dalam berjalannya kegiatan administrasi kearsipan. Pegawai kearsipan perlu kemampuan umum maupun khusus dalam bidang kearsipan. Pegawai kearsipan juga perlu diberi kemapuan atau keahlian khusus agar pelaksanaan kearsipan dapat berjalan secara efisien dan efektif. Berjalannya kearsipan yang efektif dan efisien disini dapat dilihat apabila arsip dapat ditemukan kembali dalam waktu secepat-cepatnya. 3. Administrasi Kearsipan a. Pengertian Administrasi kearsipan Menurut The Liang Gie (1986 : 28), Administrasi Kearsipan adalah segenap rangkaian perbuatan yang menyelenggarakan arsip sejak saat dimulainya

20 24 pengumpulan warkat-warkat sampai penyingkirannya. Saiman (2002 : 104) juga memberikan pendapatnya bahwa Administrasi Kearsipan adalah suatu pekerjaan menghasilkan arsip yang terdapat pada perencanaan, pelaksanaan, sampai pada pengawasan. Ig. Wursanto (1995 : 16), menjelaskan Administrasi Kearsipan adalah suatu proses kegiatan pengaturan arsip dengan mempergunakan sistem tertentu, sehingga arsip arsip dapat ditemukan kembali sewaktu diperlukan. Menurut A. W. Widjaja (1986 : 7-8), Administrasi Kearsipan adalah Pekerjaan menyimpan surat atau dokumen-dokumen yang didalamnya terdapat kegiatan kegiatan yang berkenaan dengan penerimaan, pencatatan, pengiriman, penyingkiran, maupun pemusnahan surat menyurat atau berbagai macam warkat lainnya. Berdasarkan pengertian di atas, penulis mengambil kesimpulkan bahwa pengertian Administrasi Kearsipan dalam pengamatan ini mengacu pada pengertian Administrasi Kearsipan menurut A. W. Widjaja (1986: 7 8) adalah pekerjaan menyimpan surat atau dokumen-dokumen yang didalamnya terdapat kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan penerimaan, pencatatan, pengiriman, penyingkiran, maupun pemusnahan surat menyurat atau berbagai macam warkat lainnya. Hal-hal yang berkaitan dengan administrasi kearsipan berdasarkan pengertian administrasi kearsipan yang telah dikemukakan sebelumnya, yakni : 1) Penerimaan dan Pencatatan arsip, 2) Penyimpanan arsip, 3) Pemeliharaan arsip, 4) Penyusutan dan Pemusnahan arsip. 1) Penerimaan dan Pencatatan arsip. Kegiatan penerimaan dan pencatatan berada pada jajaran awal dalam pengelolaan arsip, khususnya untuk pengurusan arsip berbentuk surat.

21 25 Dalam hal ini, penanganan surat terbagi menjadi dua macam, yakni surat masuk dan surat keluar. Untuk lebih jelasnya, diuraikan perihal prosedur pengurusan surat masuk terlebih dahulu, baru kemudian surat keluar. Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), sebagai lembaga pemerintah non- Departemen yang merupakan lembaga tertinggi dalam pengurusan arsip Negara Republik Indonesia, dalam Buku Petunjuk Teknis Tata Kearsipan Dinamis Sutarto menguraikan tata aliran surat masuk sebagai berikut. Tata aliran surat masuk; a. Penerimaan surat masuk Surat-surat dinas masuk diterima oleh pegawai pengelola arsip (baik surat yang datang melalui pos maupun melalui kurir). Kemudian suratsurat tersebut disortir untuk dikelompokkan surat mana yang boleh dibuka dan mana yang tidak boleh dibuka (surat rahasia), dan suratsurat pribadi. b. Membuka surat / menstempel Surat-surat rahasia diberi stempel jam dan tanggal terima surat pada amplop bagian belakang, sedangkan surat-surat yang dapat dibuka distempel pada bagian belakang surat. Selanjutnya petugas meneliti kesesuaian antara jumlah lampiran dengan apa yang tertulis pada surat, ada atau tidaknya tembusan dan lain-lain. Apabila surat tidak tercantum alamat pengirim, amplop diklip menjadi satu dengan surat tersebut. c. Mengelompokkan surat. Surat-surat masuk dikelompokkan menjadi satu berdasarkan susunan kronologis tanggal surat, kemudian diserahkan kepada petugas pencatat surat. Sedarmayanti (2008:100) mengemukakan, sistem kronologis adalah salah satu sistem penataan berkas berdasarkan urutan tanggal, bulan dan tahun yang mana pada umumnya tanggal yang dijadikan pedoman

22 26 termasuk diperhatikan dari datangnya surat, akan lebih baik bila berpedoman pada cap datangnya surat. Surat atau berkas yang datangnya paling akhir ditempatkan di bagian paling akhir pula, tanpa memperhatikan masalah surat atau berkas tersebut. Akhirnya surat atau berkas yang defile tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan bulanbulan setiap tahunnya. d. Menilai surat Petugas pencatat surat menilai dan menentukan penggolongan suratsurat penting dan surat rutin/biasa. Jika surat sudah ditentukan golongannya, masing-masing dikelompokan menurut asal surat dan disusun secara kronologis. Perihal menilai surat ini, Siwi Kadarmo (1994 : 75) menyatakan bahwa sumber surat dapat dilihat dari nama pengirim, alamat, atau stempel pos. Dari tanda-tanda sumber surat tersebut, pegawai pengelola arsip dapat dengan segera menyimpulkan penting atau tidaknya suatu surat, baik yang bersifat dinas maupun pribadi. e. Mencatat surat 1) Keterangan-keterangan yang perlu dicatat dibuku agenda, antara lain: Tanggal penerimaan surat masuk Nomor urut surat Mencoret huruf K (Keluar), karena yang sedang diproses surat masuk. Isi ringkas, diambil dari isi yang terkandung dalam surat masuk Memberi kode klasifikasi Memberi indeks/pengenal Asal surat masuk Alamat yang dituju surat masuk Tanggal dan nomor surat masuk Pengolahan surat masuk 2) Pencatatan pada Kartu Kendali sebanyak tiga lembar, meliputi :

23 27 Tanggal dan nomor urut Mencatat tanggal datangnya surat, dan mencatat nomor urut dari surat masuk tersebut. Karena merupakan surat masuk, maka kode K (Keluar) yang dicoret. Isi ringkas Menentukan isi surat secara ringkas, sedapat mungkin tidak lebih dari lima kata. Kode Penentuan kode harus disesuaikan dengan isi ringkasan surat. Setiap instansi tentu memiliki daftar klasifikasi arsip yang berisi kode dan masalah. Setiap surat masuk diberi kode sesuai dengan daftar klasifikasi tersebut. Indeks Penentuan indeks diambil dari keterangan dalam isi surat, yang dapat digunakan sebagai tanda pengenal surat. Antara indeks dan isi surat harus saling berkaitan. Indeks dapat berupa masalah, nama orang, nama organisasi, atau nama tempat. Lampiran Diisi sesuai jumlah berkas yang dilampirkan. Dari/Kepada Merupakan alamat surat dan alamat yang dituju dari surat yang bersangkutan. Pengolah Pihak yang nantinya akan menangani surat yang bersangkutan Tunjuk Silang Terkadang pada surat masuk terdapat obyek lebih dari satu masalah, lebih dari satu macam organisasi, lebih dari seorang nama, atau lebih dari satu tempat. Namun karena obyek yang satu telah dicatat pada indeks, maka obyek yang lain dicatat pada kolom Tunjuk Silang dan kemudian dibuatkan Lembar Tunjuk

24 28 Silang. Berikut ini contoh format Kartu Kendali dan Lembar Tunjuk Silang: Gambar 2.13 Kartu Kendali INDEKS: DARI: TANGGAL: (Sutarto, 1992 :234) TGL: NO.URUT ISI RINGKAS: LAMPIRAN: PENGOLAH: TUNJUK SILANG: M/K KEPADA: NO. SURAT: KODE: PARAF: Gambar 2.14 Lembar Tunjuk Silang INDEKS: KODE: TGL: NO: ISI RINGKAS: DARI: KEPADA: INDEKS: (Sutarto, 1992 : 235) Lihat Berkas TGL: NO: f. Mengarahkan surat Setelah surat masuk dicatat pada Kartu Kendali rangkap tiga, kemudian surat diserahkan kepada Unit Pengolah, bersama Kartu Kendali II berwarna hijau dan Kartu Kendali III berwarna merah. Kartu Kendali I berwarna putih ditinggal di petugas pengarah (pengendali). Apabila Kartu Kendali II dan III telah diparaf oleh Unit Pengolah, maka selanjutnya : 1) Kartu Kendali II disampaikan ke petugas pengarah untuk dicek, lalu disimpan oleh pinata arsip. Kartu Kendali II ini berfungsi

25 29 No Urut sebagai arsip pengganti selama surat tersebut masih aktif digunakan oleh Unit Pengolah. 2) Kartu Kendali III diklip menjadi satu dengan suratnya. Tgl. Surat Pada waktu mendistribusikan surat-surat masuk, perlu menggunakan Buku Ekspedisi sebagai bukti tertulis atau tanda terima surat-surat yang disampaikan kepada pejabat maupun Unit kerja yang dituju. Selain menggunakan Kartu Kendali, pencatatan dan pengendalian surat dapat mempergunakan fasilitas lain semacam Buku Agenda dan Tata Naskah. Pencatatan dengan Buku Agenda biasanya dilakukan oleh organisasi atau kantor yang belum menerapkan Kartu Kendali, tetapi dapat juga dilakukan pada lembaga yang sudah besar, karena adanya Buku Agenda memberikan manfaat yang besar dalam pengendalian catatan kantor. Berikut ini contoh Buku Agenda Surat Masuk dan Buku Ekspedisi Internal : Gambar 2.15 Buku Agenda Surat Masuk Terima dari Tgl. Nomor Perihal Lampiran Ket. Surat Surat (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (Sutarto, 1992 : 236) Gambar 2.16 Buku Ekspedisi Internal No. Urut Tgl. Surat No. Surat Banyak -Nya Lamp Bagian Penerima Paraf Penerima Catatan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (Sutarto, 1992 : 236) Berbeda dengan pengurusan surat masuk yang harus melalui beberapa prosedur yang cukup panjang, pada pengelolaan surat keluar prosedurnya

26 30 lebih sederhana dan ringkas. Berikut ini tata aliran surat keluar menurut Sutarto dalam Buku Petunjuk Teknis Tata Kearsipan Dinamis. Tata aliran surat keluar; a) Mencatat surat keluar Surat keluar yang akan dikirim dicatat terlebih dahulu oleh petugas pengolah pada Kartu Kendali rangkap tiga, setelah ditangda tangani oleh Pimpinan pengelola. Cara-cara pencatatan dalam Kartu Kendali surat keluar tidak berbeda dengan pencatatan pada Kartu Kendali surat masuk. Seperti pada pencatatan surat masuk, ada pula prosedur selain penggunaan Kartu Kendali, yaitu dengan fasilitas Buku Agenda. Berikut ini contoh Buku Gambar Buku Agenda Surat Keluar No. Tgl. No. Perihal Hubungan Lampiran Paraf Urut Surat Surat dengan nomor surat Penerima (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (Sutarto, 1992 : 238) b) Penyampaian Setelah surat dicatat pada Kartu Kendali rangkap tiga, maka arsip surat keluar serta Kartu Kendali I dan II disampaikan kepada Unit Kearsipan untuk distempel, sedangkan surat aslinya untuk dikirim. Kartu Kendali I berwarna putih diserahkan kepada pengarah /pengendali. Arsip surat diberi cap jam dan tanggal pengirimannya, dibagian belakang arsip surat. Arsip surat dan Kartu Kendali II berwarna hijau kemudian disampaikan kepada Unit Pengolah. Oleh Unit Pengolah, Kartu Kendali II diparaf dan dikembalikan kepengarah dan selanjutnya diserahkan kepada pinata arsip untuk

27 31 disimpan sebagai pengganti arsip, karena arsip surat disimpan oleh Unit Pengolah. Surat tersebut selanjutnya diklip menjadi satu dengan Kartu Kendali III berwarna merah oleh pengolah. c) Penyimpanan arsip surat Arsip surat keluar disimpan bersama-sama dengan konsep surat dan Kartu Kendali III. Arsip surat jawaban disimpan menjadi satu map dengan surat masuk. Dari buku Petunjuk Teknis Tata Kearsipan Dinamis karangna Sutarto dapat disimpulkan bahwa aliran surat masuk meliputi; penerimaan surat, membuka surat dan menstampel, mengelompokan surat, menilai surat (apakah surat penting, biasa, atau rahasia), mencatat surat (mencatat dibuku agenda, mencatat di kartu kendali). Aliran surat ini harus berjalan berurutan karena didalam pencatatan nantinya data dan kode yang harus sama antara buku agenda dan kartu kendali. Sedangkan aliran surat keluar hanya melalui proses pencacatan (mencatat dibuku agenda dan kartu kendali), dan penyimpanan arsip. Pencatatan dan penyimpanan ini bertujuan agar nantinya diketahui apakah surat masuk sudah diberi balasan atau belum, dan juga bertujuan agar mengetahui berapa jumlah surat keluar yang telah dibuat oleh instansi selama periode yang ditentukan. 2) Penyimpanan arsip Arsip-arsip yang diterima atau dihasilkan oleh suatu organisasi diselesaikan oleh pengelola arsip, maka kegiatan selanjutnya ialah melaksanakan penataan arsip yang menuju pada penyimpanan benda-benda arsip, karena arsip merupakan sumber informasi atau data yang membantu melancarkan tugas pekerjaan dan menjadi dasar pertimbangan bagi pimpinan dalam mengambil suatu keputusan secara tepat mengenai suatu permasalahan yang sedang dihadapi, maka arsip

28 32 tersebut perlu disimpan secara sistematis sehingga apabila diperlukan dapat diketemukan kembali dengan cepat. Tujuan dari penataan arsip tersebut menurut A. W. Widjaja (1986 :104) adalah sebagai berikut : Menyimpan bahan arsip atau dokumen yang masih mempunyai nilai guna pakai yang sewaktu-waktu diperlukan bagi pemecahan suatu persoalan atau proses pekerjaan. Menyimpan bahan arsip atau dokumen dengan sistem tertentu sehingga apabila diperlukan dengan cepat dapat ditemukan kembali. Menjaga dan memelihara fisik arsip atau dokumen agar terhindar dari kemungkinan rusak, terbakar, atau hilang. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan arsip adalah sebagai berikut : a. Asas Penyimpanan Arsip Kebutuhan akan arsip dan penyelenggaraan bagi setiap instansi atau lembaga tentu berbeda-beda. Ada tiga macam asas yang dapat dipergunakan oleh instansi atau lembaga yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing seperti yang dikemukakan oleh Ig. Wursanto (1991:172), asas arsip adalah: 1) Asas Sentralisasi Asas Sentralisasi adalah penyimpanan arsip yang dipusatkan (central filing) pada unit tertentu. Jadi, penyimpanan arsip dari setiap unit yang ada di dalam organisasi (kantor) dipusatkan pada unit tertentu. 2) Asas Desentralisasi Asas Desentralisasi adalah dengan memberikan kewenangan kepada tiaptiap unit satuan kerja untuk mengurus penyelenggaraan penyimpanan arsip sendiri-sendiri. Dalam hal demikian unit kearsipan secara sentral dalam bentuk apapun tidak ada. Sebaliknya di masing-masing unit satuan kerja dipasang unit kearsipan yang bertugas menyelenggarakan kegiatan kearsipan di unit satuan kerja masing-masing.

29 33 3) Asas Campuran Asas Campuran adalah asas kombinasi antara desentralisasi dengan sentralisasi. Dalam asas campuran tiap-tiap unit satuan kerja dimungkinkan menyelenggarakan sendiri-sendiri penyelenggaraan penyimpanan arsipnya karena mempunyai spesifikasi tersendiri; sedangkan penyimpanan arsip untuk unit-unit satuan kerja yang tidak mempunyai spesifikasi tersendiri disentralisasikan. Tujuan penyimpanan arsip dengan asas campuran ini adalah untuk mengatasi kekurangan kekurangan yang terdapat dalam asas sentralisasi dan asas desentralisasi. Dalam perusahaan untuk menentukan asas yang akan dipakai, ada pertimbangan misalnya lokasi dari setiap unit kerja apa berada dalam satu atap atau tidak,volume surat yang besar, jumlah pegawai dan pertimbangan lainnya. b. Sistem Penyimpanan Arsip Surat, naskah, dokumen atau warkat lainnya yang diterima suatu organisasi setelah dilakukan pencatatan oleh suatu pengolah, maka kegiatan selanjutnya adalah melakukan penataan yang mengarah pada penyimpanan arsip-arsip yang bersangkutan. Hal ini sesuai pengertian filing dalam ilmu kearsipan. Menurut The Liang Gie (1986 : 18) filing adalah pengaturan dan penyimpanan berkas/warkat atau record atas dasar sistem serta prosedur tertentu secara sistematis dan konsisten. Moekijat (1992 : 31) menguraikan filing adalah proses pengaturan dan penyimpanan bahan-bahan secara sistematis, sehingga bahan-bahan tersebutto dapat dengan mudah dan cepat dapat ditemukan kembali setiap kali diperlukan. Berdasarkan beberapa definisi filing ini, Penulis mengambil kesimpulan bahwa pengelolaan arsip harus memperhatikan sistem atau prosedur penyimpanan arsip yang telah ditentukan suatu organisasi, menurut Ig.

30 34 Wursanto (1991:87-88) penyimpanan arsip hendaknya dilakukan dengan mempergunakan suatu sistem tertentu yang memungkinkan : 1) Penemuan kembali dengan mudah dan cepat apabila sewaktu-waktu diperlukan 2) Pengambilan arsip dari tempat penyimpanan dapat dilakukan dengan mudah 3) Pengambilan arsip dari tempat penyimpanan dapat dilakukan dengan mudah Oleh sebab itu sebelum suatu organisasi menetapkan sistem penyimpanan yang akan dipakai hendaknya direncanakan terlebih dahulu dengan matang. Karena perencanaan merupakan suatu persiapan untuk tindakan tindakan selanjutnya. Penyimpanan arsip merupakan kegiatan yang sangat penting dalam pelaksanaan administrasi kearsipan. Aktivitas pokok dalam bidang kearsipan berupa penyimpanan warkat-warkat. Warkat-warkat itu harus disimpan menurut suatu sistem yang memungkinkan penemuan kembali dengan cepat apabila diperlukan. Menurut Ig. Wursanto (1991:215) pada pokoknya sistem penyimpanan warkat atau arsip ada lima macam, yaitu: 1) Sistem Abjad (alphaberical filing) Penyimpanan arsip dengan menggunakan sistem abjad berarti arsip yang dihasilkan atau diterima oleh suatu instansi didalamnya termuat nama-nama orang, nama organisasi, nama tempat atau wilayah, nama pokok soal. Disimpan menurut tata abjad huruf pertama dari suatu nama setelah nama-nama itu diindeks menurut aturan atau ketentuan-ketentuan yang berlaku untuk masingmasing nama. 2) Sistem pokok masalah (subject filing)

31 35 Dalam sistem ini arsip-arsip disimpan menurut pokok soal yang terdapat dalam arsip.oleh karena itu arsip-arsip dikelompokan menurut pokok soalnya, kemudian disusun menurut urut-urutan abjad pokok soal arsip tersebut.pokok soal ini sekaligus dapat digunakan sebagai kode dari arsip tersebut. Surat yang berisi atau berhubungan dengan kredit misalnya, diberi kode kredit. Jadi semua surat yang berhubungan dengan kredit dihimpun dalam suatu berkas yang diberi tanda berupa perkataan kredit. 3) Sistem Wilayah (geograpichal filing) Dalam sistem wilayah arsip-arsip disimpan menurut pembagian wilayah tertentu, misalnya: pulau, propinsi, kabupaten, kota, kecamatan, dan lain-lain. Setelah pembagian wilayah ditentukan, kemudian disusun menurut susunan abjad agar penemuan kembali dapat dilakukan dengan cepat dan tepat. 4) Sistem nomor (numerical filing) Penyimpanan arsip dengan sistem nomor, berarti arsip disimpan dengan mempergunakan kode nomor. Arsip disimpan menurut urut - urutan angka dari 1, 2, 3, terus meningkat sampai bilangan yang lebih besar. 5) Sistem tanggal (chronological filing) Dalam sistem tanggal disimpan menurut tanggal yang tercantum dalam surat. Sistem ini sebenarnya lebih tepat digunakan untuk menyimpan arsip-arsip yang berhubungan dengan jangka waktu tertentu, misalnya, surat-surat perjanjian kontrak kerja, surat-surat tagihan, dan sebagainya. c. Proses Penyimpanan Arsip Setiap kegiatan tentunya mempunyai urutan - urutan langkah untuk menyelesaikan pekerjaan yang bersangkutan dari permulaan sampai selesai.hal ini digunakan agar pekerjaan lebih terarah dan mudah

32 36 dilaksanakan. Tahapan - tahapan tersebut satu sama lain saling berkaitan sehingga merupakan suatu rangkaian kegiatan. Prosedur mengarsip ini menurut Basir Barhos (1990:49) meliputi kegiatan - kegiatan : pembuatan tanda pelepas, pembinaan kode, pembuatan kartu tunjuk silang, menggolong - golongkan, penyimpanan. Pendapat ini dikemukakan oleh Ig. Wursanto (1995:16-18) yang menyebutkan bahwa proses penyimpanan arsip meliputi kegiatan sebagai berikut : 1) Memisah-misahkan (segregating) arsip Memisah-misahkan arsip berarti mengadakan pensortiran terhadap arsip-arsip yang akan disimpan, untuk dikelompokan menurut subjek- subjek seperti yang dicantumkan dalam kartu kendali atau menurut daftar indek yang telah ditentukan. 2) Meneliti (examining) arsip Meneliti arsip-arsip yang disimpan perlu untuk mengetahui apakah arsip yang disimpan (di file) itu sudah ada tanda - tanda persetujuan (disposisi) dari pejabat yang berwenang membenarkan bahwa arsip tersebut boleh disimpan. 3) Memadukan (assembling) arsip Arsip yang merupakan bagian-bagian langsung atas persoalan yang sama dijadikan satu dan disusun menurut susunan kronologis tanggal surat. 4) Mengklasifikasi (classification) arsip Mengklasifikasikan arsip berarti menggolongkan arsip atas dasar perbedaan- perbedaan yang ada, serta pengelompokan arsip atas dasar persamaan- persamaan yang ada untuk menentukan kelasnya (sub-sub subjek) beserta kodenya secara cermat. Kode dicantumkan pada ujung kanan bawah surat. 5) Mengindeks (indexing) arsip Kegiatan mengindeks meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut: Membaca secara cermat untuk menentukan inti surat Menentukan judul atau caption arsip secara tepat

33 37 Memberikan tanda - tanda (keterangan) lain yang dapat menjadi petunjuk (indeks) arsip yang bersangkutan 6) Mempersiapkan tunjuk silang (cross reference) Tunjuk silang digunakan apabila terdapat dua caption.caption pertama digunakan sebagai caption utama, sedangkan caption yang kedua dicantumkam pada arsip yang bersangkutan. 7) Menyusun arsip Arsip-arsip yang sudah diberi judul atau caption disusun sesuai dengan sistem susunan yang digunakan dalam sistem penyimpanan. 8) Memfile arsip Memfile arsip berarti mengatur pembentukan arsip - arsip sesuai pola klasifikasi dan mengatur penyusunan arsip - arsip didalam file file atau folder-folder pada tempatnya yang benar. Oleh karena itu perlengkapan yang digunakan dalam filing dan penenmpatannya dalam penyimpanan harus disiapkan lebih dahulu. d. Penemuan Kembali Arsip Informasi yang terkandung dalam arsip sering digunakan sebagai bahan pertimbangan atau pengingat untuk melakukan berbagai kegiatan operasional. Oleh karena itu penemuan kembali arsip atau sering disebut dengan istilah pencarian dokumen, perlu diperhatikan oleh personal kearsipan.penemuan kembali arsip secara tepat dan cepat, merupakan tujuan dari penyimpanan arsip. Menurut Ig. Wursanto (1991 : 187) pencarian dokumen merupakan salah satu kegiatan dalam bidang kearsipan, yang bertujuan menemukan kembali warkat atau arsip karena akan dipergunakan dalam proses penyelenggaraan administrasi. Menurut A.W Widjaja (1993 : 171) penemuan kembali dokumen atau arsip bukan sekedar menemukan berkas-berkas dari tempat penyimpanannya, akan tetapi yang lebih penting ialah informasi yang terkandung dalam dokumen itu dapat ditemukan, sehingga tindakan pengambilan keputusan

34 38 yang didasarkan dari sumber informasi dari arsip tersebut dapat dipenuhi. Pengelolaan arsip yang memperhatikan sistem atau prosedur kearsipan akan memudahkan dalam proses penemuan kembali. 3) Pemeliharaan arsip Menurut Ig. Wursanto (1991: ), yang dimaksud dengan pemeliharaan arsip adalah Usaha-usaha yang dilakukan untuk menjaga arsip- arsip dari segala kerusakan dan kemusnahan.usaha pemeliharaan arsip berupa melindungi, mengatasi, mencegah dan mengambil langkah-langkah tindakan yang bertujuan untuk menyelamatkan arsip-arsip berikut informasinya serta menjamin kelangsungan hidup arsip dari pemusnahan yang sebenarnya tidak diinginkan. Pemeliharaan arsip dapat dilakukan dengan usaha-usaha sebagai berikut: a. Pengaturan Ruangan Yang dimaksud dengan ruangan dalam hal ini adalah ruangan penyimpanan arsip, yang harus diperhatikan dalam pengaturan ruangan yaitu : Suhu dalam ruangan Pencahayaan yang terdapat pada ruangan Ruangan harus memiliki ventilasi secukupnya Ruangan harus terhindar dari kemungkinan serangan api, banjir, hujan, dan perusak arsip lainya b. Kebersihan Kebersihan yang dimaksud disini meliputi kebersihan ruangan penyimpanan arsip dan kebersihan kertas-kertas arsip. Pemeliharaan Tempat Penyimpanan Arsip Tempat yang digunakan untuk menyimpan arsip antara lain rak arsip dan lemari arsip. 4) Penyusutan atau Pemusnahan arsip Pada setiap unit yang ada di dalam suatu organisasi tentunya memiliki arsip. Arsip-arsip tersebut akan selalu bertambah dan berkembang sejalan dengan perkembangan organisasi tersebut. Tidak semua arsip itu mempunyai nilai guna

35 39 abadi. Arsip-arsip yang sudah tidak mempunyai nilai kegunaan, apabila disimpan terus-menerus akan menimbulkan masalah tersendiri, baik bagi pegawai pada umumnya maupun bagi pegawai kearsipan khususnya, dan pimpinan organisasi itu sendiri, karena arsip-arsip tersebut membutuhkan tenaga, biaya, peralatan yang tidak sedikit bagi perawatannya. Untuk mangatasi masalah tersebut antara lain perlu diadakan penyusutan terhadap arsip-arsip yang sudah tidak memiliki nilai kegunaan. Penyusutan arsip dengan cara (Ig Wursanto, 1995:208) Memindahkan arsip inaktif dari Unit Pengolah ke Unit Kearsipan dalam lingkungan Lembaga-lembaga Negara atau Badan-badan Pemerintahan masing - masing. Pemusnahan arsip sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku. Menyerahkan arsip-arsip statis oleh unit kearsipan kepada arsip nasional. Dengan demikian dalam penyimpanan arsip terdapat dua kegiatan pokok yaitu pemindahan dan pemusnahan arsip. Dalam kegiatan pemindahan arsip dilakukan dari tempat penyimpanannya untuk arsip aktif ke arsip inaktif. Meskipun disebut dengan arsip inaktif tetapi dalam jenis ini masih ada yang masih digunakan tetapi sebagian lagi sudah benar-benar tidak digunakan lagi bagi organisasi. Untuk arsip inaktif yang masih diperlukan, maka sebaiknya dilakukan penyingkiran untuk sementara atau dipisahkan dari arsip aktif, sedang arsip inaktif yang memang sudah tidak bermanfaat langsung dimusnahkan. Disini penulis jelaskan kembali apa itu arsip dinamis dan arsip statis menurut Ig. Wursanto (1991: 21-28) 1) Arsip dinamis, yaitu arsip yang masih dipergunakan secara langsung dalam kegiatan perkantoran sehari-hari. Arsip ini dapat dibedakan menjadi 3 macam menurut fungsi dan kegunaannya yaitu : Arsip aktif yaitu arsip yang masih sering dipergunakan bagi kelangsungan kerja. Arsip semi aktif yaitu arsip yang frekuensi penggunaannya sudah mulai menurun. Arsip Inaktif yaitu arsip yang jarang sekali dipergunakan dalam proses pekerjaansehari-hari.

36 40 2) Arsip statis yaitu arsip yang sudah tidak dipergunakan secara langsung dalam kegiatan perkantoran sehari-hari. Dalam rangka penyusutan arsip biasanya kantor membentuk tim khusus dan dibuatkan Jadwal Retensi Arsip. Tim ini mula-mula menentukan dan memilah-milah nilai guna arsip yang sudah layak untuk dimusnahkan. Ketentuan dalam menentukan nilai suatu jenis arsip tergantung dari organisasi masing - masing yang disesuaikan dengan bidang kerja, kebutuhan, ciri khusus dari organisasi tersebut. Adapun yang dimaksud dengan Jadwal Retensi Arsip menurut Basir Barthos (1990:103) adalah daftar yang berisi tentang jangka waktu penyimpanan arsip yang dipergunakan sebagai pedoman penyusutan arsip.pemusnahan atau disposal arsip menurut (Ig Wursanto, 1995:207) adalah tindakan atau kegiatan menghancurkan secara fisik arsip yang sudah berakhir fungsinya serta yang tidak memiliki nilai guna. Penghancuran tersebut harus dilakukan secara total, yaitu dengan cara membakar habis, dicacah, dihancurkan dengan bahan commitpulping (dijadikan bubur), atau dengan cara lain sehingga tidak dapat lagi dikenal baik isi maupun bentuknya. Sedangkan menurut Maryati (2008 : 129), metode pemusnahan arsip ada beberapa, antara lain : 1) Perajangan Dokumen yang akan dimusnahkan dirajang atau dicacah dengan menggunakan mesin perajang kertas. 2) Pembakaran Cara pembakaran memang paling mudah tanpa biaya, tetapi cara ini jarang dilakukan karena kurang bersahabat dengan lingkungan karena asapnya akan menjadi polusi udara. Selain itu jika ada kertas yang melesat dari api dan belum hangus maka dokumen rahasia masih bisa terbaca. 3) Pemusnahan kimiawi menggunakan bahan kimiawi untuk melenyapkan tulisan dan melunakkan kertas. 4) Pembuburan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN A. PENGERTIAN ADMINISTRASI KEARSIPAN 1. Pengertian Administrasi Pengertian administrasi dapat dibagi menjadi dua yaitu administrasi dalam arti luas dan administrasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arsip berasal dari bahasa Yunani Archivum yang artinya tempat untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arsip berasal dari bahasa Yunani Archivum yang artinya tempat untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Pengertian Arsip Dan Kearsipan 1.1.1 Pengertian Arsip Arsip berasal dari bahasa Yunani Archivum yang artinya tempat untuk menyimpan, sering juga kata tersebut di tulis Archeon

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kearsipan Menurut Barthos (2000: 2), kearsipan mempunyai peranan sebagai pusat ingatan, sebagai sumber informasi dan sebagai alat pengawasan yang sangat diperlukan dalam setiap

Lebih terperinci

BAB II SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF

BAB II SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF BAB II SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF 2.1. Pengertian Sebelum penulis melakukan pembahasan lebih lanjut mengenai penggolongan arsip, maka terlebih dahulu membahas tentang sistem. Menurut (Nurlela,

Lebih terperinci

Arsip Dinamis Arsip Statis

Arsip Dinamis Arsip Statis Naskah - naskah yang dibuat dan diterima oleh lembaga - lembaga dan badan - badan Pemerintah dalam bentuk apapun, baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan;

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Dokumen perusahaan/organisasi adalah data, catatan dan/atau keterangan

BAB III LANDASAN TEORI. Dokumen perusahaan/organisasi adalah data, catatan dan/atau keterangan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Dokumen Dokumen perusahaan/organisasi adalah data, catatan dan/atau keterangan yang dibuat dan/atau diterima oleh perusahaan/organisasi dalam rangka pelaksanaan kegiatannya,

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN Landasan Teori Pengertian dan FungsiSurat A Pengertian

BAB III PEMBAHASAN Landasan Teori Pengertian dan FungsiSurat A Pengertian BAB III PEMBAHASAN 3.1. Landasan Teori 3.1.1. Pengertian dan FungsiSurat A Pengertian Menurut Barthos (2005: 36) Surat adalah alat komunikasi tertulis yang berasal dari satu pihak dan ditujukan kepada

Lebih terperinci

PEDOMAN KEARSIPAN Suatu naskah tertulis yang berisi segala karangan yang diperlukan mengenai pekerjaan arsip / dokumen dalam suatu organisasi

PEDOMAN KEARSIPAN Suatu naskah tertulis yang berisi segala karangan yang diperlukan mengenai pekerjaan arsip / dokumen dalam suatu organisasi ISTILAH ARSIP P PEDOMAN KEARSIPAN Suatu naskah tertulis yang berisi segala karangan yang diperlukan mengenai pekerjaan arsip / dokumen dalam suatu organisasi PELAKSANAAN PENATAAN 1. Penataan arsip tulis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Arsip BAB II TINJAUAN TEORITIS Kearsipan menyangkut pekerjaan yang berhubungan dengan penyimpana surat-surat atau dokumen kantor lainnya. Kearsipan sebenarnya sudah ada sejak adanya sejarah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN. Pengurusan dan pengendalian surat adalah kegiatan-kegiatan mencatat

BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN. Pengurusan dan pengendalian surat adalah kegiatan-kegiatan mencatat 1 BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN 4.1. Analisis Sistem Yang Berjalan 4.1.1. Tahap-Tahap Kearsipan Dalam melaksanakan tugas pekerjaan suatu instansi khususnya bagian yang menangani kearsipan harus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rangka melaksanakan segala kegiatan pada kantor-kantor, lembaga-lembaga negara,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rangka melaksanakan segala kegiatan pada kantor-kantor, lembaga-lembaga negara, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Arsip Kearsipan mempunyai peranan sebagai ingatan, sumber informasi serta alat pengawasan yang sangat diperlukan setiap organisasi khususnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. arsip agar dapat dengan cepat bila arsip bilamana arsip sewaktu-waktu

BAB II LANDASAN TEORI. arsip agar dapat dengan cepat bila arsip bilamana arsip sewaktu-waktu 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Sistem Penyimpanan Arsip Menurut Donni dan Agus (2013:164-167) Sistem penyimpanan arsip (filling system) adalah sistem yang digunakan untuk menyimpan arsip agar dapat dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan administrasi Kearsipan di Sekretariat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sragen Dalam bagian ini penulis akan membahas secara lebih mendalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Administrasi Sejak dulu sampai sekarang setiap orang mempunyai kebutuhankebutuhan yang sudah menjadi kodratnya. Ini dapat berupa kebutuhan jasmani

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pengertian Arsip BAB II TINJAUAN TEORITIS Kearsipan merupakan salah satu macam pekerjaan kantor atau tata usaha yang banyak dilakukan oleh setiap badan usaha pemerintah maupun swasta. Kearsipan menyangkut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. merencanakan, dan mengontrol setiap aktivitas kantor, dimana hasil akhir

BAB II LANDASAN TEORI. merencanakan, dan mengontrol setiap aktivitas kantor, dimana hasil akhir BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Perkantoran Suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengelola, merencanakan, dan mengontrol setiap aktivitas kantor, dimana hasil akhir kegiatan kantor ini berwujud

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 1. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pengertian manajemen menurut George R. Terry ( 2008:22) adalah: suatu proses tertentu yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan

Lebih terperinci

PENTINGNYA PENATAAN KEARSIPAN DALAM MENUNJANG AKTIVITAS PEGAWAI PADA KANTOR KEJAKSAAN TINGGI SULAWESI UTARA TUGAS AKHIR

PENTINGNYA PENATAAN KEARSIPAN DALAM MENUNJANG AKTIVITAS PEGAWAI PADA KANTOR KEJAKSAAN TINGGI SULAWESI UTARA TUGAS AKHIR PENTINGNYA PENATAAN KEARSIPAN DALAM MENUNJANG AKTIVITAS PEGAWAI PADA KANTOR KEJAKSAAN TINGGI SULAWESI UTARA TUGAS AKHIR Tugas Akhir ini diajukan guna memenuhi syarat untuk memperoleh Ijazah Diploma III

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Arsip Dinamis Arsip dinamis adalah suatu kumpulan warkat yang disimpan secara sistematis karena mempunyai suatu kegunaan agar setiap kali diperlukan dapat secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 PENGERTIAN ARSIP Kearsipan menyangkut pekerjaan yang berhubungan dengan penyimpanan surat-surat atau dokumenkantor lainnya.kearsipan sebenarnya sudah ada sejak adanya sejarah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penataan Arsip Dinamis Aktif Dalam setiap kegiatan yang dilakukan di sebuah perguruan Tinggi atau universitas tentu menghasilkan arsip, seiring berjalannya waktu tentu arsip

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Aplikasi Definisi aplikasi adalah penggunaan dan penerapan suatu konsep yang menjadi suatu pokok pembahasan (Eka Noviansyah, 2008 : 4). Aplikasi dapat diartikan juga sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Arsip 1. Pengertian Arsip Arsip sebagai naskah dinas yang dibuat dan diterima oleh pimpinan unit kerja dalam bentuk corak apapun baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok

Lebih terperinci

BAB I. Pengertian. A. Pengertian Arsip

BAB I. Pengertian. A. Pengertian Arsip BAB I Pengertian A. Pengertian Arsip Arsip adalah naskah naskah yang dibuat dan diterima oleh lembaga Negara dan Badan badan Pemerintahan, maupun naskah naskah yang dibuat dan diterima oleh Badan badan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Arsip Kearsipan merupakan salah satu macam pekerjaan kantor atau pekerjaan tata usaha, yang banyak dilakukan setiap badan usaha, baik badan usaha pemerintah maupun

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN KEARSIPAN. Dari pengertian di atas dapat diambil ciri-ciri arsip yaitu:

BAB II MANAJEMEN KEARSIPAN. Dari pengertian di atas dapat diambil ciri-ciri arsip yaitu: BAB II MANAJEMEN KEARSIPAN 2.1. Pengertian Arsip Pengertian arsip adalah sekumpulan warkat yang memiliki kegunaan tertentu yang disimpan secara sistematis dan setiap saat diperlukan dan dapat ditemukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN A. Tinjauan Pustaka 1. Arsip Ada beberapa pengertian arsip yang dikemukakan beberapa ahli dalam bukunya. Kata arsip berasal dari Bahasa Belanda yakni archief.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. atau rakitan komponen atau bagian-bagian yang membentuk suatu kesatuan yang utuh

BAB II KAJIAN TEORI. atau rakitan komponen atau bagian-bagian yang membentuk suatu kesatuan yang utuh BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Pengertian sistem menurut (Moenir, 2008) bahwa sistem adalah suatu susunan atau rakitan komponen atau bagian-bagian yang membentuk suatu kesatuan yang utuh dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Bahasan mengenai kearsipan memiliki banyak macam definisi dari berbagai sumber. Namun penulis hanya membahas tentang penataan kearsipan. Untuk itu penulis akan

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 93 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PEMERINTAH DAERAH

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 93 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PEMERINTAH DAERAH BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 93 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI KULON PROGO,

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 106 TAHUN 1980 TENTANG TATA KEARSIPAN PEMERINTAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 106 TAHUN 1980 TENTANG TATA KEARSIPAN PEMERINTAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 106 TAHUN 1980 TENTANG TATA KEARSIPAN PEMERINTAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR GUBERNUR KEPALA

Lebih terperinci

BUPATI TERNGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK

BUPATI TERNGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK BUPATI TERNGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Penyimpanan Data Secara Umum Pengolahan Data adalah manipulasi data agar menjadi bentuk yang lebih berguna. Pengolahan data ini tidak hanya berupa perhitungan numeris

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : TAHUN 2005 SERI : PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR : 21 Tahun 2005 TENTANG :

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : TAHUN 2005 SERI : PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR : 21 Tahun 2005 TENTANG : BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : TAHUN 2005 SERI : PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR : 21 Tahun 2005 TENTANG : TATA KEARSIPAN PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA BUPATI MAJALENGKA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Arsip BAB II TINJAUAN TEORITIS Pengertian arsip secara etimologi berasal dari bahasa Yunani (Greek) yaitu archium yang artinya peti untuk menyiapkan sesuatu. Semula pengertian arsip itu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Arsip Menurut The Liang Gie dalam Sugiarto dan wahyono (2005: 04), arsip adalah suatu kumpulan dokumen yang disimpan secara sistematis karena mempunyai suatu kegunaan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Undang-Undang No. 7 Tahun 1971 tentang Ketentuan-ketentuan

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Undang-Undang No. 7 Tahun 1971 tentang Ketentuan-ketentuan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian arsip Menurut Undang-Undang No. 7 Tahun 1971 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kearsipan, yang dimaksud dengan arsip adalah: a. Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan dan pencapaian

BAB II KAJIAN TEORI. memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan dan pencapaian BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengelolaan Arsip 2.1.1. Pengertian Pengelolaan Pengelolaan adalah proses yang membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat

Lebih terperinci

PENTINGNYA MANAJEMEN SISTEM PENYIMPANAN ARSIP. Oleh; Melizubaidah Mahmud Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo

PENTINGNYA MANAJEMEN SISTEM PENYIMPANAN ARSIP. Oleh; Melizubaidah Mahmud Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo PENTINGNYA MANAJEMEN SISTEM PENYIMPANAN ARSIP Oleh; Melizubaidah Mahmud Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Arsip merupakan salah satu hal yang sangat penting dank fundamental

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Sekretaris Dewan Pertimbangan Presiden, Garibaldi Sujatmiko

KATA PENGANTAR. Sekretaris Dewan Pertimbangan Presiden, Garibaldi Sujatmiko KATA PENGANTAR Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2006 tentang Dewan Pertimbangan Presiden, disebutkan bahwa dalam penyelenggaraan pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia, tugas pemberian

Lebih terperinci

BAB II PERANGKAT KEARSIPAN

BAB II PERANGKAT KEARSIPAN BAB II PERANGKAT KEARSIPAN A. Pengertian Perangkat kearsipan adalah semua alat perlengkapan yang digunakan dalam pengelolaan arsip di lingkungan Sekretariat Negara, yang meliputi organisasi kearsipan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal.2. 1 Zulkifli Amsyah, Manajemen Kearsipan, Gramedia Pustaka, Jakarta, 2005,

BAB I PENDAHULUAN. hal.2. 1 Zulkifli Amsyah, Manajemen Kearsipan, Gramedia Pustaka, Jakarta, 2005, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kantor besar maupun kecil, swasta maupun instansi pemerintah mempunyai record dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan. Record itu disebut arsip. Arsip sebagai

Lebih terperinci

PELAKSANAAN ADMINISTRASI KEARSIPAN PADA SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN DI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA SURAKARTA

PELAKSANAAN ADMINISTRASI KEARSIPAN PADA SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN DI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA SURAKARTA digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ADMINISTRASI KEARSIPAN PADA SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN DI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.505, 2014 BNN. Kearsipan. Dinamis. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN KEARSIPAN DINAMIS BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. Saiman (2000:16) pengelolaan adalah bermacam-macam kegiatan

BAB II KAJIAN TEORETIS. Saiman (2000:16) pengelolaan adalah bermacam-macam kegiatan BAB II KAJIAN TEORETIS 1.1 Konsep Pengelolaan Pengelolaan adalah suatu proses kegiatan yang merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan dan mengawasi terhadap suatu kegiatan usaha untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Dalam menyelesaikan tugas tugas pada Divisi Research and. dipertanggungjawabkan adalah sebagai berikut :

BAB III LANDASAN TEORI. Dalam menyelesaikan tugas tugas pada Divisi Research and. dipertanggungjawabkan adalah sebagai berikut : BAB III LANDASAN TEORI Dalam menyelesaikan tugas tugas pada Divisi Research and Development (R&D) dan Koperasi Karyawan PT. VITAPHARM, secara ilmiah landasan teori yang digunakan sebagai acuan yang dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Arsip Penulis mengutip beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai pengertian arsip. Adapun pengertian arsip yang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. banyak aktivitas atau kegiatan suatu organisasi, maka kegiatan surat

BAB III LANDASAN TEORI. banyak aktivitas atau kegiatan suatu organisasi, maka kegiatan surat BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Surat Menyurat 3.1.1 Pengertian Surat Menyurat Surat sebagai alat barometer kemajuan organisasi karena semakin banyak aktivitas atau kegiatan suatu organisasi, maka kegiatan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I : PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 51/Menhut-II/2011 TANGGAL : 30 Juni 2011

LAMPIRAN I : PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 51/Menhut-II/2011 TANGGAL : 30 Juni 2011 LAMPIRAN I : PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 51/Menhut-II/2011 TANGGAL : 30 Juni 2011 PENYELENGGARAAN TATA KEARSIPAN KEMENTERIAN KEHUTANAN BAB I PENGURUSAN DAN PENGENDALIAN NASKAH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Arsip dan Kearsipan Setiap kegiatan pada sebuah organisasi memiliki bukti dari hasil kegiatan tersebut. Buktibukti tersebut terkenal dengan istilah arsip. Berikut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. Arsip berasal dari bahasa Yunani, yaitu arche yang kemudian berubah menjadi archea,

BAB II KAJIAN TEORITIS. Arsip berasal dari bahasa Yunani, yaitu arche yang kemudian berubah menjadi archea, BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Arsip Arsip berasal dari bahasa Yunani, yaitu arche yang kemudian berubah menjadi archea, lalu berubah lagi menjadi archeon. Arche berarti permulaan, jabatan, atau

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEARSIPAN. Oleh: Rr. Sarwendah Pancaningsih Arsiparis Pertama Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. Soedarto, SH. Tembalang Semarang 50275

MANAJEMEN KEARSIPAN. Oleh: Rr. Sarwendah Pancaningsih Arsiparis Pertama Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. Soedarto, SH. Tembalang Semarang 50275 ORBITH VOL. 12 NO. 3 November 2016 : 120 125 MANAJEMEN KEARSIPAN Oleh: Rr. Sarwendah Pancaningsih Arsiparis Pertama Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. Soedarto, SH. Tembalang Semarang 50275 Abstrak Kearsipan

Lebih terperinci

MANAJEMEN ARSIP DINAMIS (AKTIF & IN AKTIF)

MANAJEMEN ARSIP DINAMIS (AKTIF & IN AKTIF) MANAJEMEN ARSIP DINAMIS (AKTIF & IN AKTIF) Disampaikan Pada Pelatihan Kearsipan bagi Dosen dan Tenaga Administrasi PTS di Lingkungan KOPERTIS Wilayah IV Peran Aparatur dalam Kearsipan PENGGUNA PENCIPTA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Arsip dan Kearsipan Setiap organisasi pasti memerlukan data untuk mendukung setiap kegiatan administrasi yang diperlukan. Sumber data bisa merupakan sebuah informasi,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA KO T A P R A D J A JO J G A TA R A K LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor 42 Tahun 2006 Seri D PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

BUPATI PENAJAM PASER UTARA 9 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PENAJAM PENAJAM PASER UTARA BUPATI PENAJAM PASER UTARA,

Lebih terperinci

BAB III PENANGANAN SURAT MASUK DAN SURAT KELUAR PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR DUA

BAB III PENANGANAN SURAT MASUK DAN SURAT KELUAR PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR DUA BAB III PENANGANAN SURAT MASUK DAN SURAT KELUAR PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR DUA A. Pengertian Surat Masuk dan Surat Keluar Surat masuk adalah surat yang diterima oleh suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan, pengumpulan, pengaturan, pengendalian, pemeliharaan, dan

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan, pengumpulan, pengaturan, pengendalian, pemeliharaan, dan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengarsipan 2.1.1 Pengertian Pengarsipan Pengarsipan adalah suatu proses mulai dari penciptaan, penerimaan, pengumpulan, pengaturan, pengendalian, pemeliharaan, dan perawatan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERKANTORAN

MANAJEMEN PERKANTORAN MANAJEMEN PERKANTORAN Istilah istilah administrasi dan manajemen makin lama makin banyak dipakai secara searti. Walaupun istilah administrasi telah diterapkan lebih banyak bagi tindakan dalam urusan urusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Arsip Menurut Sugiarto (2013:23), dalam Undang-undang nomor 43 tahun 2009, tentan gkearsipan, arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam bebagai bentuk dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pengawasan yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan-tujuan

BAB II LANDASAN TEORI. pengawasan yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan-tujuan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pengertian manajemen menurut George R. Terry ( 2008:22) adalah: suatu proses tertentu yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan yang

Lebih terperinci

2.2 Fungsi Surat Menurut Ramelan (2005:11), dikemukakan bahwa surat berfungsi sebagai berikut:

2.2 Fungsi Surat Menurut Ramelan (2005:11), dikemukakan bahwa surat berfungsi sebagai berikut: 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Surat Menurut Finoza (2010:4), surat adalah informasi tertulis yang dapat dipergunakan sebagai alat komunikasi tulis yang dibuat dengan persyaratan tertentu. 2.2

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN 1. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Prosedur Pengelolaan Surat 1) Prosedur Prosedur merupakan faktor yang sangat penting dalam pelaksanaan tugas atau pekerjaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan data yang diperoleh pada saat melakukan penelitian di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Salatiga, selanjutnya dilakukan analisis untuk menjawab

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 96 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 96 TAHUN 2017 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 96 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ARSIP AKTIF DI PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Dari segi administrasi, tujuan penyusutan arsip ialah:

Dari segi administrasi, tujuan penyusutan arsip ialah: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Penyusutan Arsip Menurut Arsip Nasional RI penyusutan dan penghapusan arsip berarti pemindahan arsip-arsip dari file aktif ke file inaktif atau pemindahan arsip-arsip

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Arsip Istilah arsip dalam bahasa Belanda disebut Archief, sedang dalam bahasa Inggris disebut Archieve, kata ini berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata Arche

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BNN NOMOR 7 TAHUN 2014 TANGGAL 28 MARET 2014 BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BNN NOMOR 7 TAHUN 2014 TANGGAL 28 MARET 2014 BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BNN NOMOR 7 TAHUN 2014 TANGGAL 28 MARET 2014 I. PENGURUSAN DAN PENGENDALIAN NASKAH DINAS BNN A. Naskah Dinas Masuk 1. Pada Unit Pengolah

Lebih terperinci

PEDOMAN ADMINISTRASI UMUM BPJS KETENAGAKERJAAN

PEDOMAN ADMINISTRASI UMUM BPJS KETENAGAKERJAAN DIKLAT OPK 2016 PEDOMAN ADMINISTRASI UMUM BPJS KETENAGAKERJAAN Landasan Hukum PERATURAN DIREKSI BPJS KETENAGAKERJAAN NOMOR PERDIR/09/072015 TENTANG PEDOMAN ADMINISTRASI UMUM Pedoman Tata Naskah Pedoman

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Arsip dan Kearsipan 3.1.1 Definisi Kearsipan Menurut Undang-Undang nomor 43 tahun 2009, tentang kearsipan, arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Tata Usaha dan Rumah Tangga PT PELABUHAN INDONESIAIII (PERSERO)

BAB III LANDASAN TEORI. Tata Usaha dan Rumah Tangga PT PELABUHAN INDONESIAIII (PERSERO) 19 BAB III LANDASAN TEORI Menyelesaikan tugas tugas pada Divisi Sunber Daya Manusia Sub Dinas Tata Usaha dan Rumah Tangga PT PELABUHAN INDONESIAIII (PERSERO) CABANG TANJUNG PERAK SURABAYA, secara ilmiah

Lebih terperinci

TATA TERTIB PENGGUNAAN LABORATORIUM PERKANTORAN/KEARSIPAN

TATA TERTIB PENGGUNAAN LABORATORIUM PERKANTORAN/KEARSIPAN MANAJEMEN KEARSIPAN TATA TERTIB PENGGUNAAN LABORATORIUM PERKANTORAN/KEARSIPAN 1. Memakai seragam sesuai dengan ketentuan pemakaian seragam dan bersepatu. 2. Datang tepat pada waktunya. 3. Memasuki ruangan

Lebih terperinci

KEARSIPAN. 16 JP (720 menit) Modul 01 PENGANTAR KOMPETENSI DASAR

KEARSIPAN. 16 JP (720 menit) Modul 01 PENGANTAR KOMPETENSI DASAR Modul 01 KEARSIPAN 16 JP (720 menit) PENGANTAR Arsip sebagai hasil kegiatan organisasi mengandung data dan informasi yang dapat dipergunakan sebagai pengetahuan atau pengalaman tentang apa yang pernah

Lebih terperinci

Manajemen Kearsipan untuk Mewujudkan Tata Kelola Administrasi Perkantoran yang Efektif dan Efisien

Manajemen Kearsipan untuk Mewujudkan Tata Kelola Administrasi Perkantoran yang Efektif dan Efisien 177 Manajemen Kearsipan untuk Mewujudkan Tata Kelola Administrasi Perkantoran yang Efektif dan Efisien Meirinawati 1, Indah Prabawati 2 1,2 Program Studi Ilmu Administrasi Negara, FIS, Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Kantor dan Sistem Kearsipan. Menurut Maryati dalam bukunya Manajemen Perkantoran efektif.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Kantor dan Sistem Kearsipan. Menurut Maryati dalam bukunya Manajemen Perkantoran efektif. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kantor dan Sistem Kearsipan Menurut Maryati dalam bukunya Manajemen Perkantoran efektif. (2008;8) kantor adalah : Unit organisasi yang terdiri atas tempat, staf personil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Arsip Penulis mengutip beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai pengertian arsip. Adapun pengertian arsip

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan (Poerwadarminta,

BAB III LANDASAN TEORI. terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan (Poerwadarminta, BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengelolaan 3.1.1 Pengertian Pengelolaan Pengelolaan adalah proses yang membantu merumuskan kebijakan dan tujuan organisasi atau proses yang memberikan pengawasan pada semua

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1499, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Arsip. Penyusutan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM.94 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUTAN ARSIP

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Secara etimologis administrasi berasal dari bahasa latin yaitu ad + ministrare

BAB III PEMBAHASAN. Secara etimologis administrasi berasal dari bahasa latin yaitu ad + ministrare BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Administrasi Secara etimologis administrasi berasal dari bahasa latin yaitu ad + ministrare yang berarti melayani, membantu dan memenuhi. Menurut Liang Gie dalam Ali Mufiz

Lebih terperinci

2012, No SISTEMATIKA BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. MAKSUD DAN TUJUAN C. RUANG LINGKUP D.

2012, No SISTEMATIKA BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. MAKSUD DAN TUJUAN C. RUANG LINGKUP D. 2012, No.498 4 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBERKASAN ARSIP AKTIF DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Arsip Istilah arsip yang sering didengar, ditulis, dan diucapkan adalah istilah yang mempunyai arti. Disatu segi arsip berarti warkat yang disimpan yang ujudnya dapat

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN ARSIP PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR: 116 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN PENATAAN BERKAS BADAN ARSIP PROPINSI JAWA TIMUR

KEPUTUSAN KEPALA BADAN ARSIP PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR: 116 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN PENATAAN BERKAS BADAN ARSIP PROPINSI JAWA TIMUR KEPUTUSAN KEPALA BADAN ARSIP PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR: 116 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN PENATAAN BERKAS BADAN ARSIP PROPINSI JAWA TIMUR KEPALA BADAN ARSIP PROPINSI JAWA TIMUR MENIMBANG : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.894, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Arsip. Dokumentasi. Informasi Publik. Pengelola. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS oleh :

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS oleh : PEDOMAN TATA NASKAH DINAS oleh : Robaini, S.IP Badan Pengawas Obat dan Makanan Jakarta, Juli 2016 MATERI ADMINISTRASI PERKANTORAN TUJUAN : Setelah mengikuti pelatihan peserta diharapkan memiliki pengetahuan

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menjamin

Lebih terperinci

PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT

PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG PANJANG NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG WALIKOTA PADANG PANJANG, Menimbang : Mengingat

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEARSIPAN. Anna Riasmiati, S.E. : Manajemen Kearsipan : Drs. Sularso Mulyono, dkk. Cetakan : I, 2011

MANAJEMEN KEARSIPAN. Anna Riasmiati, S.E. : Manajemen Kearsipan : Drs. Sularso Mulyono, dkk. Cetakan : I, 2011 RESENSI MANAJEMEN KEARSIPAN 1 Anna Riasmiati, S.E. Judul Penulis Cetakan : I, 2011 Penerbit : Manajemen Kearsipan : Drs. Sularso Mulyono, dkk. : UNNES Press Semarang ISBN : 978-602-8467-57-5 Halaman :

Lebih terperinci

KONSEP ARSIP DAN KEARSIPAN

KONSEP ARSIP DAN KEARSIPAN KONSEP ARSIP DAN KEARSIPAN oleh: Muslikhah Dwihartanti (muslikhah@uny.ac.id) Makalah disampaikan pada kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Pelatihan Dan Pendampingan Pengelolaan Arsip Bagi Guru Dan Tenaga

Lebih terperinci

Contoh Lampiran 49 PERSIT KARTIKA CHANDRA KIRANA... LEMBAR DISPOSISI

Contoh Lampiran 49 PERSIT KARTIKA CHANDRA KIRANA... LEMBAR DISPOSISI Contoh Lampiran 49 PERSIT KARTIKA CHANDRA KIRANA... LEMBAR DISPOSISI Diterima Tgl : Agenda No : Dari : Pengirim No Surat : Catatan : 1. Mohon tidak memisahkan lembar disposisi ini dari suratnya 2. Pengisian

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUTAN ARSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUTAN ARSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUTAN ARSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Arsip Pengertian arsip seperti yang terkandung dalam Undang-undang Nomor 7 tahun 1971 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kearsipan pada Bab I Pasal 1 (dalam Sedarmayanti,

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENYIMPANAN ARSIP OLEH PEGAWAI SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN DI DINAS KOPERASI, USAHA KECIL MENENGAH DAN PERDAGANGAN KABUPATEN CIAMIS

PELAKSANAAN PENYIMPANAN ARSIP OLEH PEGAWAI SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN DI DINAS KOPERASI, USAHA KECIL MENENGAH DAN PERDAGANGAN KABUPATEN CIAMIS PELAKSANAAN PENYIMPANAN ARSIP OLEH PEGAWAI SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN DI DINAS KOPERASI, USAHA KECIL MENENGAH DAN PERDAGANGAN KABUPATEN CIAMIS Oleh : Kristi Winasari Kristiwinasari@gmail.com Fakultas

Lebih terperinci

KEARSIPAN DI KANTOR BAPPEDA KARANGANYAR D

KEARSIPAN DI KANTOR BAPPEDA KARANGANYAR D KEARSIPAN DI KANTOR BAPPEDA KARANGANYAR TUGAS AKHIR DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM MEMPEROLEH SEBUTAN VOKASI AHLI MADYA (A.MD.) DALAM BIDANG MANAJEMEN ADMINISTRASI OLEH : EPI LISTIARINI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi dewasa ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi dewasa ini semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dewasa ini semakin menuntut pentingnya informasi bagi setiap organisasi, baik pemerintah maupun swasta. Karena pada dasarnya keseluruhan kegiatan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2006 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2006 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2006 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Lebih terperinci

PENGELOLAAN ARSIP SMA NEGERI DI KOTA YOGYAKARTA SKRIPSI

PENGELOLAAN ARSIP SMA NEGERI DI KOTA YOGYAKARTA SKRIPSI PENGELOLAAN ARSIP SMA NEGERI DI KOTA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

PENYUSUTAN ARSIP DI PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR

PENYUSUTAN ARSIP DI PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR PENYUSUTAN ARSIP DI PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR Emi Jumiyati Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK PENYUSUTAN ARSIP DI PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR. Penyusutan Arsip Di Pusat

Lebih terperinci

Oleh : Dra. Anna Nunuk Nuryani

Oleh : Dra. Anna Nunuk Nuryani KEWAJIBAN PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS DI PEMERINTAH DAERAH Oleh : Dra. Anna Nunuk Nuryani ( Arsiparis Madya BPAD DIY) Pendahuluan Arsip dinamis merupakan rekaman informasi yang masih digunakan sebagai berkas

Lebih terperinci