GAMBARAN UMUM WILAYAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GAMBARAN UMUM WILAYAH"

Transkripsi

1 Jl. Poros PolewaliMamasa Kompleks Perumahan Dinas Pemkab Mamasa (Dengen) Desa Osango Mamasa Tlp/Fax (08) 800 BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH.. GEOGRAFIS, ADMINISTRATIF DAN KONDISI FISIK Kabupaten Mamasa merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Polewali Mamasa pada tahun 00 yang terbentuk berdasarkan UndangUndang Nomor Tahun 00 yang pada saat itu masih dalam wilayah Propinsi Sulawesi Selatan. Namun pada saat terbitnya UndangUndang Nomor Tahun 00 tentang Pembentukan Propinsi Sulawesi Barat di Propinsi Sulawesi Selatan, Kabupaten Mamasa masuk dalam wilayah Propinsi Sulawesi Barat bersama dengan empat kabupaten lainnya yaitu Kabupaten Mamuju, Mamuju Utara, Majene dan Polewali Mandar. Secara geografis, letak wilayah Kabupaten Mamasa berada pada koordinat antara Bujur Timur, serta 0 00 hingga 0 00 Lintang Selatan dengan luas wilayah seluas 00,88 Km. Secara administratif, batas wilayah Kabupaten Mamasa adalah: Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Mamuju; Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Selatan (Kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten Pinrang); Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Polewali Mandar ; Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene. Kabupaten Mamasa memiliki potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang beraneka ragam, antara lain pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan darat, pertambangan dan pariwisata. Secara administratif, Kabupaten Mamasa sampai pada saat ini terdiri dari (tujuh belas) Kecamatan yaitu : Kecamatan Messawa, Kecamatan Sumarorong, Kecamatan Tanduk Kalua, Kecamatan Nosu, Kecamatan Pana, Kecamatan Mamasa, Kecamatan Tabang, Kecamatan Mambi, Kecamatan Tabulahan, Kecamatan Aralle, Kecamatan Rante Bulahan Timur, Kecamatan Sesena Padang, Kecamatan Balla, Kecamatan Tawalian, Kecamatan Bambang, Kecamatan Buntumalangka, dan Kecamatan Mehalaan. Sebagian besar wilayah Kabupaten Mamasa merupakan dataran tinggi dan kawasan hutan. Luas hutan mencapai. Ha. Sedangkan luas lahan kritis cukup besar, yaitu dalam kawasan hutan kurang lebih.00 Ha dan di luar kawasan hutan.0 Ha.

2 Jl. Poros PolewaliMamasa Kompleks Perumahan Dinas Pemkab Mamasa (Dengen) Desa Osango Mamasa Tlp/Fax (08) 800 Gambar. Peta Kabupaten Mamasa Kabupaten Mamasa termasuk kedalam kategori Daerah Aliran Sungai (DAS). sungaisungai di DAS Mamasa selain dimanfaatkan untuk persawahan, pembudidayaan ikan air tawar dan digunakan masyarakat untuk kebutuhan MCK, sungaisungai di DAS Mamasa pun digunakan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Bakaru di Kab. Pinrang.

3 Jl. Poros PolewaliMamasa Kompleks Perumahan Dinas Pemkab Mamasa (Dengen) Desa Osango Mamasa Tlp/Fax (08) 800 Sebagai sumberdaya air permukaan sungaisungai di Mamasa juga dimanfaatkan oleh PDAM di Kab. Mamasa sebagai sumber air bersih. Tabel. Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Mamasa No. Nama DAS Luas (Ha) Debit (l/dtk) 8. (Keseluruhan) 0 l/detik Sungai Loko (Mamasa) Ha Sungai Parak (Tawalian) 00 l/detik Sungai Kampinisan (Tandukkalua) 0 l/detik Sungai Liawan (Sumarorong) 00 l/detik Sungai Loko (Messawa) 0 l/detik Sumber : Data Dasar Penyusunan Rencana Umum Sungai Mamasa Segmen Prov. Sulbar, 0 Tabel. Nama, Luas Wilayah perkecamatan dan Jumlah Kelurahan Luas Wilayah No. Nama Kecamatan Jumlah Kelurahan/Desa Administrasi (%) thd total (Ha) Sumarorong Messawa Pana Nosu Tabang Mamasa Tandukkalua Balla Sesena Padang Tawalian Mambi Bambang Rantebulahan Timur Mehalaan Aralle Buntu Malangka Tabulahan Terbangun,00 0,88 8,, 0, 0,0 0,8 9,,0,99,,,8,,9,,9 (%) thd total (Ha) 8,,0,0, 0, 8,,0,98,09,,,,0,,9,00,09 Sumber : Mamasa Dalam Angka 0

4 Jl. Poros PolewaliMamasa Kompleks Perumahan Dinas Pemkab Mamasa (Dengen) Desa Osango Mamasa Tlp/Fax (08) Iklim Kondisi iklim di wilayah Kabupaten Mamasa bervariasi sesuai dengan geografisnya. Berdasarkan klasifikasi iklim Schmidt Ferguson (9) adalah sebagai berikut:. Wilayah Kecamatan Mamasa, Kecamatan Sesena Padang, Kecamatan Tawalian, Kecamatan Balla dan Kecamatan Tanduk Kalua termasuk dalam zona agriklimat D dengan curah hujan ratarata sekitar.0 mm/tahun dan bulan basah sebanyak bulan. Wilayah Kecamatan Sumarorong dan Kecamatan Messawa termasuk dalam zona agriklimat A dengan curah hujan ratarata sekitar. mm/tahun dan bulan basah sebanyak bulan.. Wilayah Kecamatan Pana, Kecamatan Nosu, dan Kecamatan Tabang termasuk dalam zona agriklimat D dengan curah hujan rata sebesar.8 mm/tahun dan bulan basah sebanyak bulan. Wilayah Kecamatan Mambi, Kecamatan Bambang, Kecamatan Rantebulahan Timur, Kecamatan Aralle dan Kecamatan Tabulahan berada pada Zona agriklimat B dengan curah hujan ratarata.8 mm/tahun dan bulan basah sebanyak bulan. Secara umum wilayah Kabupaten Mamasa tergolong iklim tropis basah dengan suhu udara minimum 9,00 C dan suhu maksimum ratarata berkisar 8,0 C. Kecepatan angin ratarata setiap tahunnya 8 Km/jam. Berikut ini adalah kondisi iklim Kab. Mamasa secara umum : Tabel. Kondisi Iklim Kabupaten Mamasa No Parameter Kondisi Iklim Ratarata curah Hujan/Tahun Curah Hujan Maksimal Curah Hujan Minimal Suhu Maksimal Suhu Minimal Rerata Kecepatan Angin Kecepatan Angin Maksimal Rerata Kelembaban Udara Kelembaban Udara Maksimal Kelembaban Udara Minimal Kondisi Iklim Nilai Satuan, 8, 0, 8, 9,0 0, 0, )* )* )* Mm Mm Mm Celcius Celcius Km/jam Km/jam %)* %)* %)* Sumber : Dinas Pertanian dan HoltikulturaKabupaten Mamasa, 0 Keterangan : )* Tidak ada data

5 Jl. Poros PolewaliMamasa Kompleks Perumahan Dinas Pemkab Mamasa (Dengen) Desa Osango Mamasa Tlp/Fax (08) Keadaan Topografi Keadaan topografi Kabupaten Mamasa bervariasi mulai dari datar, berbukit sampai bergununggunung dengan tingkat kemiringan yang sangat terjal. Bagian wilayah dengan kemiringan di atas 0% menempati luasan terbesar yaitu seluas 8.0 Ha (8,%) dan terdapat pada hampir semua Kecamatan. Bagian wilayah yang memiliki tingkat kemiringan 0 8 % menempati areal yang terkecil yaitu hanya sekitar.0 Ha atau,% dari total luas wilayah Kabupaten Mamasa. Keadaan topografi yang demikian dan ditunjang oleh iklim tropis yang basah mengakibatkan daerah ini dikitari oleh beberapa daerah aliran sungai diantaranya, DAS Mamasa yang mengalir ke wilayah Kabupaten Pinrang (PLTA Bakaru), DAS masuppu yang mengalir ke wilayah Kabupaten Pinrang dan Kabupaten Sidrap, DAS Mapilli mengalir ke wilayah Kabupaten Sidrap dan Kabupaten Enrekang, DAS Mamuju mengalir ke wilayah Kabupaten Mamuju, dan DAS Bone Hau mengalir ke Wilayah Kabupaten Mamuju Utara. Dengan Kekhasan wilayah Kabupaten Mamasa yang didominasi oleh dataran tinggi, maka potensi yang diunggulkan diantanya adalah: pertambangan, Kepariwisataan, Kehutanan, Pertanian, Perkebunan dan Perikanan air tawar. Tabel. Posisi dan Tinggi Wilayah Diatas Pemukaan Laut (DPL) menurut Kecamatan di Kabupaten Mamasa 0 Kecamatan Bujur Lintang Tinggi DPL (m) Sumarorong Messawa Pana 9 0. Nosu Tabang Mamasa Tanduk Kalua Balla Sesenapadang Tawalian Mambi Bambang 9 90.

6 Jl. Poros PolewaliMamasa Kompleks Perumahan Dinas Pemkab Mamasa (Dengen) Desa Osango Mamasa Tlp/Fax (08) 800 Rantebulahan Timur Mehalaan Aralle Buntu Malangka Tabulahan *) *) *) *) *) Data tidak tersedia Sumber : Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Mamasa Gambar. Peta Topografi Kabupaten Mamasa

7 Jl. Poros PolewaliMamasa Kompleks Perumahan Dinas Pemkab Mamasa (Dengen) Desa Osango Mamasa Tlp/Fax (08) DEMOGRAFI Jumlah penduduk merupakan modal yang potensial dan sangat menguntungkan bila diimbangi dengan peningkatan kualitas yang baik. Namun bila tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas justru akan menjadi beban dan kendaladalam kegiatan pembangunan. Istilah kependudukan (population) dihubungkan dengan halhal yang menyangkut perubahanperubahan dalam struktur kependudukan, meliputi jumlah penduduk,pertumbuhan penduduk,komposisi penduduk,dan persebaran penduduk. Jumlah Penduduk Kabupaten Mamasa pada tahun 0, berjumlah. jiwa, meningkat sekitar. jiwa dari tahun sebelumnya dengan laju pertumbuhan penduduk per tahun sebesar,0 persen. Kecamatan Mamasa merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar, yaitu sekitar.9 jiwa (,09%). Sedangkan yang terkecil adalah Kecamatan Mehalaan sebesar.9 jiwa (,%). Kepadatan penduduk Kabupaten Mamasa pada tahun 0 adalah jiwa per Km, atau terdapat sekitar jiwa setiap Km. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, maka tingkat kepadatan penduduk juga mengalami peningkatan. Hingga akhir tahun 0 kepadatan penduduk tercatat sebanyak. jiwa dan jiwa/km², dengan luas wilayah Kabupaten Mamasa ±.00,88 km². Bila memperhatikan data penyebaran penduduk pada tingkat kecamatan, ternyata Kecamatan Rantebulahan Timur merupakan wilayah yang memiliki kepadatan tertinggi yaitu 8 jiwa/km², kemudian Kecamatan Tawalian sebanyak jiwa/km²,sedangkan Kecamatan Tabulahan merupakan wilayah yang memiliki kepadatan penduduk terendah yaitu sebanyak 9 jiwa/km². Tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Mamasa dapat dilihat pada tabel berikut :

8 Jl. Poros PolewaliMamasa Kompleks Perumahan Dinas Pemkab Mamasa (Dengen) Desa Osango Mamasa Tlp/Fax (08) 800 Tabel. Jumlah Penduduk dan Kepadatannya Tahun Terakhir Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan Tahun Tahun Tahun Nama Kecamatan n n n n n n Sumarorong Messawa Pana Nosu Tabang Mamasa 8 Tanduk Kalua n n Balla Sesenapadang Tawalian Mambi Bambang Rantebulahan Timur Mehalaan Aralle Tabulahan 0 98 Sumber : Kabupaten Mamasa dalam Angka Buntu Malangka n 0, n,80 n Kepadatan Penduduk Tahun,0 8

9 Jl. Poros PolewaliMamasa Kompleks Perumahan Dinas Pemkab Mamasa (Dengen) Desa Osango Mamasa Tlp/Fax (08) 800 Tabel. Jumlah Saat Ini dan Proyeksinya untuk tahun Nama Kecamatan n Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan Tahun Tahun Tahun n+ n+ N n+ n+ N n+ n+ Kepadatan Penduduk Tahun n n Sumarorong Messawa Pana Nosu Tabang Mamasa Tanduk Kalua Balla Sesenapadang Tawalian Mambi Bambang Rantebulahan Timur Mehalaan Aralle Buntu Malangka Tabulahan Sumber : Kabupaten Mamasa dalam Angka 9

10 Jl. Poros PolewaliMamasa Kompleks Perumahan Dinas Pemkab Mamasa (Dengen) Desa Osango Mamasa Tlp/Fax (08) 800 0

11 Jl. Poros PolewaliMamasa Kompleks Perumahan Dinas Pemkab Mamasa (Dengen) Desa Osango Mamasa Tlp/Fax (08) 800 Tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Mamasa dapat pula dilihat pada peta berikut ini : Gambar. Peta Kepadatan Penduduk di Kabupaten Mamasa

12 Jl. Poros PolewaliMamasa Kompleks Perumahan Dinas Pemkab Mamasa (Dengen) Desa Osango Mamasa Tlp/Fax (08) 800 Jumlah penduduk lakilaki di Kabupaten Mamasa pada tahun 0 sebanyak. jiwa, sedangkan penduduk perempuan sebanyak 0. jiwa. Data ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk lakilaki ternyata,0 persen lebih banyak daripada jumlah penduduk perempuan, dengan perbandingan jenis kelamin (sex ratio) 0 yang berarti bahwa diantara 00 orang perempuan terdapat 0 lakilaki.jumlah penduduk berdasarkan Kecamatan dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel.8 dibawah ini : Tabel. Rasio Jumlah Penduduk Berdasarkan Kecamatan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Mamasa Tahun 0 No. Kecamatan Lakilaki Populasi Penduduk Perempuan Jumlah Rasio (%) Sumarorong Messawa Pana Nosu Tabang Mamasa Tanduk Kalua Balla Sesenapadang Tawalian... 0 Mambi Bambang Rantebulahan Timur Mehalaan Aralle Buntu Malangka Tabulahan Jumlah Sumber : Mamasa Dalam Angka 0

13 Jl. Poros PolewaliMamasa Kompleks Perumahan Dinas Pemkab Mamasa (Dengen) Desa Osango Mamasa Tlp/Fax (08) 800 Gambar. Grafik Jumlah Penduduk menurut Kecamatan dan Perbandingan Jenis Kelamin di Kabupaten Mamasa Tahun 0 TABULAHAN BUNTU MALANGKA ARALLE MEHALAAN RANTEBULAHAN TIMUR BAMBANG MAMBI TAWALIAN SESENA PADANG BALLA TANDUK KALUA PEREMPUAN LAKILAKI 0 MAMASA TABANG NOSU PANA MESSAWA SUMARORONG Sumber : Mamasa Dalam Angka, 0.. KEUANGAN DAN PEREKONOMIAN DAERAH Perkembangan kondisi keuangan dan perekonomian Kabupaten Mamasa selama kurun waktu lima tahun terakhir (008 0) dalam hal ini realisasi APBD yang meliputi realisasi pendapatan dan belanja daerah, kapasitas keuangan daerah, kemampuan fiskal/ruang fiskal, data perekonomian dan realisasi belanja modal sanitasi untuk setiap SKPD, merupakan bahan untuk mengidentifikasi peta pendanaan sanitasi yang digambarkan melalui belanja sanitasi Kabupaten Mamasa dan mengidentifikasi peta beberapa aspek perekonomian kabupaten selama tahun terakhir sebagai benchmark perkembangan sanitasi kabupaten. Data realisasi APBD tahun terakhir dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :

14 Jl. Poros PolewaliMamasa Kompleks Perumahan Dinas Pemkab Mamasa (Dengen) Desa Osango Mamasa Tlp/Fax (08) 800 Tabel.8 Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Mamasa Tahun No Realisasi Anggaran Tahun n n n n N,88,99,0.0 0,90,,.9 8,99,9, ,,90,9. 8,99,9,9. 8,9,,8.0,0,0,0.9,00,9,.0,8,8,.,,98,9.,9,00.00,80,99.0,,90,0.00,0,88,8.00,,9,99.00,8,9,0.00,9,9,8.00,99,9,0.00,,9,9.00,9,, ,,8.0,8,,0. 9,08,90.,9,0,8.00,,,0.00,0,,80.00,,9,9.00,,,9.,,,8.,0,,8. 8,0,0, ,0,8, ,0,8,8.00 8,98,0,0.00,,8,.00,8,,00.00,,,8.00,,,8.00,9,999,0.00,09,90,.00 A Pendapatan (a. + a. +a.) a. Pendapatan Asli Daerah a.. Pajak Daerah a.. Retribusi Daerah a.. Hasil pengelolaan Kekayaan daerah yang dipisahkan a.. Lainlain pendapatan Daerah yang sah a. Dana Perimbangan (Transfer) a.. Dana Bagi Hasil a.. Dana alokasi umum,0,8,000.00,088,8,000.00,088,8, ,9,, ,8,0, a.. Dana Alokasi khusus,88,000,000.00,,00,000.00,,00,000.00,9,00,000.00,8,80, a. Lainlain pendapatan yang Sah,8,,,9,0,.00 0,89,,.00,9,8,8.00 8,,, a.. Hibah a.. Dana Darurat 9, ,0, ,800,000.00,9,, a.. Dana bagi hasil pajak dari provinsi ke kabupaten,9,9,.00,9,08,0.00,0,00,9.00,0,9,00.00 a.. Dana penyesuaian dan dana otonomi khusus Bantuan keuangan dari provinsi/pemerintah daerah lainnya,988,8, ,0,90,.00 0,8,8,880.00,9,, a..,,000,000.00,0,8,0.00 Ratarata Pertumbuhan,0,00,000.00

15 Jl. Poros PolewaliMamasa Kompleks Perumahan Dinas Pemkab Mamasa (Dengen) Desa Osango Mamasa Tlp/Fax (08) 800 B Belanja (b + b) b. Belanja Tidak Langsung b.. Belanja pegawai b.. Bunga b.. Subsidi b.. Hibah b.. Bantuan Sosial b.. Belanja Bagi Hasil b.. Bantuan keuangan b..8 Belanja tidak terduga b. Belanja Langsung b.. Belanja Pegawai b.. Belanja Barang dan Jasa b.. belanja Modal C Pembiayaan Surplus/Defisit Anggaran 0,8,00,98.00,8,,9.98 9,9,,.00,,8,8.00,,9,9.00,8,,9.00,,,.00 8,,00,.00,00,09,.00,80,, ,8,,9.00 9,0,089,.00 8,,0,.00 90,90,88,.00,99,,88.00,8,,.00,,9,0.00,,00,.00,0,000,000.00,,,00.00,00,0, ,0,,.00,8,, ,9,,99.00,8,,000.00,,0,000.00,8,98,8.00,9,0,000.00,,8, ,9,9, ,,99, ,0,,99.00,,,98.00,8,000,000.00,,, ,,000.00,,,000.00,99,0,000.00,9,8, ,8,98, ,,8, ,,9, ,,,.00,99,0,000.00,9,,0.00 9,0,9,8.00 0,,0,.00 9,,89,8.00,,,898.00,,0,.00,9,0,.00,,8,0.00 8,,0,.00,,0,0.00 0,89,,9.,009,0,.00,89,,.00,8,0,9.00,,0,.9,,00,98. (,0,,0.) (,0,9,008.) (0,0,9,08.0),00,98,.0 (0,,8,08.0) 8,98,9,.0,,,. 9,,,00. Sumber : Realisasi APBD Tahun 008 0, diolah oleh DPKAD Kab. Mamasa Keterangan : n = tahun penyusunan

16 Jl. Poros PolewaliMamasa Kompleks Perumahan Dinas Pemkab Mamasa (Dengen) Desa Osango Mamasa Tlp/Fax (08) 800 Tabel diatas memberikan gambaran secara umum mengenai kondisi keuangan kabupaten serta menggambarkan perkembangan realisasi APBD setiap tahun. Pada tabel terlihat ada peningkatan APBD Kabupaten Mamasa selama kurun waktu mengalami peningkatan setiap tahunnya dari tahun 008 ke tahun 009 sekitar %. % tahun 00,..% tahun 0 dan tahun 0..%. Pemetaan pendanaan dan perekonomian daerah dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai arsitektur pendanaan dan perekonomian daerah dalam melaksanakan pembangunan sanitasi di wilayahnya. Diharapkan hasilnya dapat menggambarkan secara jelas kondisi internal dan eksternalpendanaan sanitasi untuk semua komponen pembangunan sanitasi, serta diharapkan dapat memberikan kontribusi tentang bentuk pembangunan sanitasi yang sesuai dengan kondisi perekonomian Kabupaten Mamasa. Untuk mendapatkan gambaran pendanaan sanitasi di Kabupaten Mamasa dilakukan pengamatan terhadap besaran pendanaan SKPD untuk pembangunan sanitasi (air limbah, persampahan, drainase serta promosi higiene sanitasi) yang dikelola. Besaran proporsi pendanaan sanitasi setiap SKPD menjadi dasar bagi penetapan besarnya kontribusi APBD dalam mendanai program dan kegiatan pembangunan sanitasi kedepan. Gambaran mengenai perkembangan realisasi pembiayaan dan belanja sanitasi selama kurun waktu lima tahun terakhir (008 0) pada semua komponen (air limbah, persampahan, drainase dan PHBS) belum menunjukkan perkembangan yang signifikan, hal ini dapat dilihat pada tabel berikut :

17 Jl. Poros PolewaliMamasa Kompleks Perumahan Dinas Pemkab Mamasa (Dengen) Desa Osango Mamasa Tlp/Fax (08) 800 Tabel.9 Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Mamasa tahun No.a.b.a.b.a.b.a.b.a.b.a.b Sumber Tahun SKPD PU & Perumahan Investasi Operasional/pemeliharaan (OM) Badan Lingkungan Hidup Daerah Investasi Operasional/pemeliharaan (OM) Dinas Kesehatan Investasi Operasional/pemeliharaan (OM) Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa & Pemdes Investasi Operasional/pemeliharaan (OM) Bappeda Investasi Operasional/pemeliharaan (OM) SKPD Lainnya (sebutkan) Investasi Operasional/pemeliharaan (OM) Belanja Sanitasi (+++++) Pendanaan Investasi Sanitasi Total (a+a+a+a+a) Pendanaan OM (b+b+b+b+b) Belanja Langsung Proporsi belanja sanitasi belanja langsung (/0) Proporsi Investasi sanitasi Total belanja sanitasi (8/) Proporsi OM Sanitasi Total Belanja Sanitasi (9/) n 0,000,000 0,000,000 90,,000 90,,000,00,,000,00,,000,00,,000 (,00,,000) n,,0,,0 9,,000 00,8,000 90,00,000 8,089,0,89,0 90,00,000 8,089,0 (90,00,000) (,89,0) n 0,000,000 0,000,000 8,0,000,80,000 8,80,000 9,000,000 9,000,000 9,0,000,80,000 8,80,000 9,0,000 (8,80,000) (,80,000) n 88,00,000,0,000,0,000,000,000,000,000 90,00,000 8,0,000,0,000 90,00,000 (,0,000) (8,0,000) N 8,9,000 8,9,000 9,,000 9,,000,9,0,000,9,0,000,9,0,000 (,9,0,000) Ratarata Pertumbuhan : Realisasi APBD tahun 008 0, diolah oleh Bappeda Keterangan : Investasi termasuk didalamnnya pembangunan sarana prasarana, pengadaan lahan, pelatihan, pelatihan, koordinasi, advokasi, kampanye dan studistudy yang terkait dengan sanitasi

18 Jl. Poros PolewaliMamasa Kompleks Perumahan Dinas Pemkab Mamasa (Dengen) Desa Osango Mamasa Tlp/Fax (08) 800 8

19 Jl. Poros PolewaliMamasa Kompleks Perumahan Dinas Pemkab Mamasa (Dengen) Desa Osango Mamasa Tlp/Fax (08) 800 Berdasarkan tabel diatas terlihat kondisi pembiayaan untuk pembangunan bidang sanitasi untuk setiap komponen masih sangat rendah dan belum menjadi perhatian pemerintah daerah. Alokasi pembiayaan sanitasi setiap tahun sebagian besar berasal dari dana alokasi khusus (DAK), dimana pada tahun 008 alokasi pembangunan sanitasi Rp , tahun 009 Rp , tahun 00 Rp tahun 0 Rp dan tahun 0 Rp Hal ini disebabkan oleh rendahnya sumber pendapatan daerah (PAD) yang terdiri atas pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lainlain PAD yang sah. Tabel.0 Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Mamasa No Deskripsi Total Belanja Sanitasi Kabupaten Tahun n n,00,,000 8,089,0 9,0,000 90,00,000,9,0,000,0,80,90,09, 0,08,,000,9 8,0.,.,89.0,.9,.9,900 Jumlah Penduduk Belanja Sanitasi Perkapita (/) n N Ratarata n Sumber : APBD & BPS, diolah oleh Pokja Sanitasi Dari tabel diatas terlihat bahwa posisi belanja sanitasi perkapita penduduk di Kabupaten Mamasa masih sangat rendah yaitu berkisar Rp..000 Rp /kapita/tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan sanitasi di Kabupaten Mamasa dilihat dari sisi pendanaan belum berada pada posisi ideal, dibandingkan dengan hasil studi yang pernah dilakukan bahwa pembangunan sanitasi yang ideal dari segi pendanaan adalah sebesar ± Rp..000/kapita/tahun. Dengan demikian untuk tahun yang akan datang pemerintah perlu lebih memperhatikan pembangunan bidang sanitasi. Segi pendanaan yang memberi pengaruh besar dalam membentuk gambaran pendanaan sanitasi serta penetapan strategi sanitasi kabupaten adalah pendanaan atau penerimaan dari layanan sanitasi yang dijalankan (retribusi layanan sanitasi). Retribusi secara langsung memperlihatkan potensi pendapatan kabupaten dari layanan sanitasi yang dijalankan kepada masyarakat. Di Kabupaten Mamasa layanan sanitasi yang sudah berjalan adalah layanan persampahan namun dengan layanan yang masih terbatas yaitu hanya mampu melayani sebagian wilayah ibukota Kabupaten Mamasa yaitu Kota Mamasa dan sekitarnya.layanan ini menarik retribusi dari masyarakat sebesar Rp. 000/bulan. Namun dengan kondisi prasarana angkutan yang masih minim, sampah banyak yang tidak terangkut dengan baik. Untuk melengkapi pemetaan pendanaan sanitasi Kabupaten Mamasa, disusun tabel peta perekonomian kabupaten untuk periode tahun terakhir berdasarkan data yang tersedia dari Badan Pusat Statistik. 9

20 Jl. Poros PolewaliMamasa Kompleks Perumahan Dinas Pemkab Mamasa (Dengen) Desa Osango Mamasa Tlp/Fax (08) 800 Tabel. Peta Perekonomian Kabupaten Mamasa tahun No Deskripsi PDRB harga konstran (struktur perekonomian) (Rp.) Pendapatan Perkapita Kabupaten (Rp.) n n,, , Pertumbuhan Ekonomi (%) Tahun n n n,8, , 8,, Sumber : BPS Kabupaten Mamasa 0 Dalam struktur perekonomian Kabupaten Mamasa peranan sektor pertanian cukup besar selama lima tahun terakhir (tahun 0000) yakni ratarata,0 persen, walaupun setiap tahun peranannya mengalami penurunan. Pada tahun 00 peranannya mencapai,9 persen, sedang pada tahun 00 peranannya turun menjadi,8 persen. Tingginya peranan ini ditopang oleh subsektor tanaman pangan dengan kontribusi ratarata, persen kemudian disusul oleh subsektor tanaman perkebunan dengan kontribusi ratarata, persen. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Kabupaten Mamasa masih mengandalkan sektor pertanian tanaman bahan makanan sebagai sumber utama mata pencahariannya. Selain pertanian, lapangan usaha lain yang mempunyai kontribusi cukup besar adalah sektor jasajasa, Lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran, serta lapangan usaha bangunan, yang masingmasing menyumbang, persen, 0, persen, serta, persen terhadap pembentukan total PDRB Kabupaten Mamasa pada tahun 00. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel. Struktur Ekonomi Kabupaten Mamasa Periode 00 0 (%) No. Lapangan Usaha Pertanian,9,,,,8,. Pertambangan dan Penggalian 0, 0, 0,0 0, 0, 0,8. Industri Pengolahan,9,,,9,,9. Listrik, Gas, dan Air Bersih 0, 0,8 0,9 0,8 0, 0,0. Bangunan,8,,98,,,. Perdagangan, Hotel dan Restoran,8,9 0, 9,99 0, 0,. Angkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan,,,,,0,,,0,0,8,8, 8. 0

21 Jl. Poros PolewaliMamasa Kompleks Perumahan Dinas Pemkab Mamasa (Dengen) Desa Osango Mamasa Tlp/Fax (08) JasaJasa PDRB, 9, 8,8 8,0, 9, Sumber: BPS, PDRB Kabupaten Mamasa, 00 Sedangkan Realisasi APBD Kabupaten Mamasa selama ( lima) tahun terakhir mulai tahun sebagai berikut : Tabel. Data Mengenai Ruang Fiskal Kabupaten Mamasa Tahun Terakhir No. Tahun Indeks Kemampuan Fiskal/Ruang Fiskal Daerah (IRFD) Sumber : Hasil Perhitungan Realisasi Keauangan Akhir Tahun APBD Kab. Mamasa (DPKAD Kab. Mamasa).. TATA RUANG WILAYAH Berdasarkan struktur tata ruang Kabupaten Mamasa direncanakan pembentukan wilayah fungsional yang didasarkan pada kecenderungan dan pengarahan kegiatan serta potensi dan karakteristik fisik. Sasaran yang hendak dicapai dalam pembentukan struktur wilayah fungsional tersebut antara lain adalah : Adanya kesamaan fungsi (homogenitas) dan dominasi kegiatan tertentu, dimana pengelompokan kegiatankegiatan tersebut dalam satu satuan wilayah akan lebih menguntungkan baik dalam segi pengadaan sarana dan prasarana pelayanan, interaksi antar kegiatan sejenis maupun pengawasan segala kegiatan yang terjadi; Batasan Kemampuan Jangkauan Pelayanan (radius pelayanan) fasilitas sosial ekonomi skala BWK; Adanya batas fisik yang jelas seperti jalan, sungai dan lainlain; Kekompakan wilayah terhadap daerahdaerah yang akan dikembangkan; Kemudahan hubungan antar bagian wilayah, tercapainya keserasian, dan integrasi antara kota lama dengan kawasan pengembangan; Memantapkan peran BWK dengan meningkatkan saranaprasarana yang sesuai dengan karakteristik wilayahnya; Kemudahan dalam pengawasan dan pengelolaan masingmasing wilayah fungsional.

22 Jl. Poros PolewaliMamasa Kompleks Perumahan Dinas Pemkab Mamasa (Dengen) Desa Osango Mamasa Tlp/Fax (08) 800 Pada setiap bagian wilayah tersebut dialokasikan pusatpusat pengembangan dengan pengarahan pada skala pelayanannya, sedangkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan pembangunan, wilayah Kabupaten Mamasa dibagi dalam beberapa wilayah pengembangan yaitu : Tabel. Wilayah Pengembangan Kabupaten Mamasa No. WP Wilayah Pengembangan Utara Selatan Timur Kecamatan Tabang, Pana dan Nosu; Barat Kecamatan Mambi, Rantebulahan Timur, Aralle, Tabulahan, Bambang, Buntu Malangka dan Mehalaan. Kecamatan Mamasa, Sesena Padang, Tawalian dan Balla; Kecamatan Sumarorong, Messawa dan Tanduk Kalua ;

23 Jl. Poros PolewaliMamasa Kompleks Perumahan Dinas Pemkab Mamasa (Dengen) Desa Osango Mamasa Tlp/Fax (08) 800 Gambar. Rencana Wilayah Pengembangan Kabupaten Mamasa Pada dasarnya wilayah Kabupaten Mamasa merupakan wilayah rawan bencana terutama bencana tanah longsor karena merupakan daerah pegunungan dengan struktur tanah yang tidak stabil (labil) serta diperparah oleh tingginya

24 Jl. Poros PolewaliMamasa Kompleks Perumahan Dinas Pemkab Mamasa (Dengen) Desa Osango Mamasa Tlp/Fax (08) 800 frekuensi hujan yang turun, tingginya penebangan pohon serta maraknya penambangan batu. Dengan demikian membutuhkan perlakukan khusus dalam penanganan untuk meminimalkan bencana. Rencana pemanfaatan ruang bertujuan mengidentifikasi bentukbentuk pemanfaatan ruang yang menggambarkan ukuran, fungsi dan karakteristik kegiatan alam dan manusia, serta mengantisipasi perubahan/perkembangan bentukbentuk pemanfaatan ruang tersebut. Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 08.a tahun 00 tanggal Oktober 00 tentang Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten Mamasa, maka pemanfaatan ruang di Kabupaten Mamasa diatur sebagai berikut : a. Rencana Kawasan Lindung. Kawasan Hutan Lindung 0.,80 ha, di Kec. Sumarorong, Mmessawa, Pana, Nosu, Tabang, Mamasa, Tanduk Kalua, Balla, Sesena Padang, Tawalian, Mambi, Bambang, Tabulahan, Aralle;. Kawasan Resapan Air adalah DAS di seluruh kecamatan;. Sempadan Sungai : a. Sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan min. m dari tepi luar kaki tanggul; b. Sungai bertanggul di luar kawasan perkotaan min. m dari tepi luar kaki tanggul; c. Sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan : Kedalaman < m sempadan min. 0 m; Kedalaman 0 m sempadan min. 0 m; Kedalaman >0 m sempadan min. 0 m; d. Sungai tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan: sungai besar luas DAS >00 km², sungai kecil luas DAS < 00 km². Rencana detail penetapan besaran sempadan sungai di Kabupaten Mamasa sampai saat ini belum ditetapkan. Namun rencana sempadan sungai secara grafis digambarkan sebagai berikut : Sempadan sungai Badan sungai Gambar. Rencana Sempadan Sungai di Kab. Mamasa

25 Jl. Poros PolewaliMamasa Kompleks Perumahan Dinas Pemkab Mamasa (Dengen) Desa Osango Mamasa Tlp/Fax (08) 800. Sempadan Sekitar Mata Air radius min 00 m di sekeliling mata air;. Kawasan Lindung Spritual & Kearifan Lokal, yaitu Rumah Adat Mamasa, Gereja Peninggalan Belanda, Lokasi Prosesi Adat.. Kawasan Suaka Alam yaitu kawasan sekitar Gunung Gandang Dewata di Kec. Tabulahan.. Kawasan Suaka Cagar Budaya & Iptek : a. Kawasan Rumah Adat PUS Kondosapata waisapalelean; b. kawasan perkampungan tradisional Balla peu ; c. Kawasan situs makam kuno TedongTedong Kec. Balla; d. Kawasan situs sejarah To pao Kec. Mamasa. 8. Kawasan Cagar Alam Geologi : a. Kawasan keunikan batuan & fosil di Kec. Mamasa, Pana, Messawa, Sumarorong, Tabulahan; b. Kawasan keunikan bentang alam di Kec. Tawalian; c. Kawasan keunikan proses geologi di Kec. Messawa. 9. Kawasan Rawan Bencana Alam Geologi : a. Kawasan rawan letusan gunung api di Kec. Tabang; b. Kawasan rawan gerakan tanah di Kec. Mamasa, Sumarorong dan Mambi; c. Kawasan rawan longsor di seluruh kecamatan. (RTRW Kab. Mamasa 00) b. Rencana Kawasan Budaya. Kawasan Hutan Produksi Terbatas sekitar 8. hs di Kec. Sumarorong, Messawa, Pana, Nosu, Mamasa, Balla, Sesena Padang, Mambi, Bambang, Tabulahan, Aralle.. Kawasan Hutan Produksi yang dapat Dikonversi 9 ha di Kec. Tabang.. Kawasan Hutan Rakyat di Sumarorong, Messawa, Pana, Nosu, Tabang, Tanduk Kalua, Bballa, Sesena Padang, Mambi, Rante Bulahan Timur, Bambang, Tabulahan, Aralle.. Kawasan Peruntukan Pertanian Tanaman Pangan: di Kec. Mambi, Aralle, Sumarorong, Messawa, Sesena Padang, Mamasa, Bambang, Rantebulahan, Nosu, Pana, Tanduk Kalua dan Tabulahan;. Kawasan Peruntukan Pertanian Holtikultura, Kec. Mamasa, Sesena padang, Nosu,

26 Jl. Poros PolewaliMamasa Kompleks Perumahan Dinas Pemkab Mamasa (Dengen) Desa Osango Mamasa Tlp/Fax (08) 800 Pana, Tabang, Sumarorong, Bambang, Messawa, Tanduk Kalua, Rantebulahan, Buntu Malangka, Tawalian dan Mehalaan;. Kawasan Peruntukan Perkebunan,: a. Kawasan perkebunan kopi arabila dan robusta di semua kecamatan; b. Kawasan perkebunan kakao di Kec. Mambi, Aralle, Bambang, Tabulahan, Rantebulahan Timur, Buntu Malangka, Mehalaan, Messawa, Sumarorong, Tanduk Kalua Tabang dan Pana; c. Kawasan peternakan di seluruh kecamatan.. Kawasan Peruntukan Pertanian, di selutuh kecamatan; 8. Kawasan peruntukan pertambangan: a. Emas: di Kec. Balla, Taalian, Tabang, Tanduk Kalua; b. Besi di Kec. Mesara, Sumarrong, Nosu, Tabang, Arale, Bambang; Pana. 9. Kawasan Peruntukan Industri : a. Industri menengah: pengolahan kopi bubuk, markisa, penggilingan padi, tenun tradisional, batu bata; b. Industri rumah tangga 0. Kawasan Peruntukan Pariwisata; a. Pariwisata budaya b. Pariwisata alam c. Pariwisata buatan. Kawasan Peruntukan Permukiman a. Permukiman perkotaan b. Permukiman perdesaan (RTRW Kab. Mamasa 00)

27 Jl. Poros PolewaliMamasa Kompleks Perumahan Dinas Pemkab Mamasa (Dengen) Desa Osango Mamasa Tlp/Fax (08) 800 Gambar. Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Mamasa Tahun 00 09

28 Jl. Poros PolewaliMamasa Kompleks Perumahan Dinas Pemkab Mamasa (Dengen) Desa Osango Mamasa Tlp/Fax (08) SOSIAL BUDAYA... Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan manusia. Pembangunan pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) suatu daerah akan menentukan karakter dari pembangunan ekonomi dan sosial pada daerah tersebut, karena manusia adalah pelaku aktif dari seluruh kegiatan ekonomi dan sosial, sehingga keberhasilan pembangunan di bidang pendidikan merupakan salah satu parameter untuk mengetahui tingkat kesejahteraan rakyat. Dari tahun ke tahun partisipasi masyarakat Kabupaten Mamasa di dalam pendidikan semakin meningkat, hal ini berkaitan dengan berbagai program pendidikan yang dicanangkan Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah yang bertujuan untuk lebih memperbesar kesempatan masyarakat untuk mengikuti pendidikan. Keadaan pendidikan di Kabupaten Mamasa dapat dilihat dari jumlah fasilitas pendidikan yang tersedia dan banyaknya penduduk berumur 0 tahun keatas menurut kecamatan dan Angka Partisipasi Sekolah di Kabupaten Mamasa Tahun 0 berdasarkan data dari BPS Mamasa berikut ini : Tabel. Fasilitas Pendidikan yang Tersedia di Kabupaten Mamasa Jumlah Saran Pendidikan No. Nama Kecamatan Sumarorong Messawa Pana Nosu Tabang Mamasa Tandukkalua Balla Sesena Padang Tawalian Mambi Bambang Rantebulahan Timur Mehalaan Umum Agama SD SMP SMA SMK MI MTs MA

29 Jl. Poros PolewaliMamasa Kompleks Perumahan Dinas Pemkab Mamasa (Dengen) Desa Osango Mamasa Tlp/Fax (08) 800 Aralle Buntu Malangka Tabulahan Sumber : Mamasa Dalam Angka 0... Kesehatan Pembangunan di bidang Kesehatan sangat penting peranannya dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat di suatu wilayah. Indikator untuk melihat majunya kesehatan diantaranya lengkapnya fasilitas kesehatan dan tercukupinya tenaga medis yang berkualitas. Pada tahun 0 tercatat bahwa di Kabupaten Mamasa terdapat satu rumah sakit umum dan satu rumah sakit swasta. Selain rumah sakit, di tiaptiap kecamatan juga terdapat puskesmas, puskesmas pembantu dan poskesdes. Jumlah Dokter Umum yang tercatat di Kabupaten Mamasa hingga pada tahun 0 sebanyak 9 orang ditambah orang Dokter Gigi, orang Apoteker, Bidan sebanyak orang dan Perawat orang.sedangkan jumlah sarana pelayanan kesehatan di Kabupaten Mamasa dapat dilihat pada tabel.0 berikut ini : Tabel. Banyaknya Sarana Kesehatan Menurut Kecamatan di Kabupaten Mamasa Tahun 0 Rumah Bersalin Swasta Puskes mas Puskes mas Pemban tu Puskes mas Keliling Apotik Toko Obat No. Kecamatan Rumah Sakit 8 9 Sumarorong Messawa Pana 0 Nosu Tabang Mamasa Tanduk Kalua 8 Balla 9 Sesenapadang 0 Tawalian Mambi Bambang Rantebulahan Timur Mehalaan 9

30 Jl. Poros PolewaliMamasa Kompleks Perumahan Dinas Pemkab Mamasa (Dengen) Desa Osango Mamasa Tlp/Fax (08) 800 Aralle Buntu Malangka Tabulahan 8 8 JumlahTotal Sumber : Mamasa Dalam Angka 0... Penduduk & Kemiskinan Aspek sosial budaya masyarakat juga dapat dilihat dari aspek perkembangan kependudukan, seperti tingkat pertumbuhan penduduk, pendapatan perkapita penduduk, ukuran keluarga, budaya atau aktivitas sosial penduduk termasuk tradisi masyarakat yang mengusahakan komoditas unggulan daerah. Jumlah rumah tangga miskin di Kabupaten Mamasa pada tahun 0, berdasarkan data hasil Pendataan Program Layanan Sosial (PPLS 0) adalah sebanyak.980 rumah tangga. Jika dibandingkan dengan data rumah tangga hasil estimasi BPS, yaitu sebanyak. rumah tangga, maka di Kabupaten Mamasa pada tahun 0 terdapat,9%rumah tangga miskin. Berikut ini tabel mengenai jumlah penduduk miskin perkecamatan tahun 0. Tabel. Jumlah Penduduk Miskin perkecamatan No Nama Kecamatan Sumarorong Messawa Pana Nosu Tabang Mamasa Tandukkalua Balla Sesena Padang Tawalian Mambi Bambang Rantebulahan Timur Mehalaan Aralle Jumlah Keluarga Miskin (KK) *).0 0

31 Jl. Poros PolewaliMamasa Kompleks Perumahan Dinas Pemkab Mamasa (Dengen) Desa Osango Mamasa Tlp/Fax (08) 800 Buntu Malangka Tabulahan *).9 Keterangan : *) Masih gabung dengan kecamatan induk Sumber : Mamasa Dalam Angka 0 Jumlah rumah tangga di Kabupaten Mamasa tahun 0 sebanyak. rumah tangga. Dari jumlah tersebut, sebanyak. rumah tangga mempunyai rumah dengan luas 0 9 m,.0 mempunyai luas kurang dari 9 m, 8. dengan luas 0 99 m,. dengan luas 00 9 m, dan sisanya sebanyak.0 rumah tangga mempunyai tempat tinggal dengan luas lebih dari 9 m.. Untuk sarana sanitasi rumahtangga, sebanyak.0 rumah tangga, belum mempunyai fasilitas untuk buang air besar. Sedangkan untuk tempat pembuangan air besar akhir, mayoritas berada di sungai/danau. Tabel.8 Jumlah Rumah Tangga menurut Kecamatan dan Luas Lantai di Kabupaten Mamasa Tahun 0 No Kecamatan 9 Luas Lantai Rumah (M²) Jumlah Total Sumarorong Messawa Pana.8.98 Nosu Tabang 9.0 Mamasa Tandukkalua Balla Sesena Padang Tawalian Mambi Bambang. 9. Rantebulahan Timur Mehalaan Aralle 9 8. Buntu Malangka.09. Tabulahan Jumlah Total Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Mamasa 0

32 Jl. Poros PolewaliMamasa Kompleks Perumahan Dinas Pemkab Mamasa (Dengen) Desa Osango Mamasa Tlp/Fax (08) 800 Tabel.9 Jumlah Rumah tangga menurut Kecamatan dan Penggunaan Fasilitas Tempat Buang Air Besar di Kabupaten Mamasa Tahun 0 No Kecamatan Penggunaan Fasilitas Tempat Buang Air Besar Sendiri Bersama Umum Tidak Ada Jumlah Total..8 Sumarorong Messawa Pana Nosu Tabang Mamasa Tandukkalua Balla Sesena Padang Tawalian Mambi Bambang Rantebulahan Timur Mehalaan Aralle Buntu Malangka Tabulahan Jumlah Total Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Mamasa, 0 Tabel.0 Jumlah Rumah Tangga Menurut Kecamatan dan Tempat Pembuangan Akhir Tinja di Kabupaten Mamasa Tahun 0 Jenis Tempat Pembuangan Akhir Tinja No Kecamatan Tanki/ Spal Kolam/ Sawah Sungai/ Danau Lobang Tanah Tanah Lapang/ Kebun Lainnya Jumlah Total 8 9 Sumarorong Messawa Pana Nosu Tabang Mamasa

33 Jl. Poros PolewaliMamasa Kompleks Perumahan Dinas Pemkab Mamasa (Dengen) Desa Osango Mamasa Tlp/Fax (08) 800 Tandukkalua Balla Sesena Padang Tawalian 9.8 Mambi Bambang Rantebulahan Timur Mehalaan Aralle Buntu Malangka Tabulahan Jumlah Total Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Mamasa, 0. KELEMBAGAAN PEMERINTAH DAERAH Untuk mengetahui secara jelas gambaran atau peta kondisi kelembagaan sanitasi yang ada saat ini diperlukan kajian kelembagaan dan kebijakan pemerintah daerah. Dengan adanya peta kelembagaan ini maka upaya penyusunan kerangka layanan sanitasi skala kabupaten yang berkelanjutan dapat dikembangkan secara lebih realistis karena didasarkan pada kondisi dan potensi kelembagaan yang benarbenar nyata. Kajian kelembagaan meliputi pemetaan pemangku kepentingan dalam pembangunan dan pengelolaan sanitasi dan pemetaan kebijakan sanitasi kabupaten. Dalam rangka meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan secara prima, maka berdasarkan Perubahan Peraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor Tahun 00 tanggal 8 Oktober 00 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Peraturan Daerah Nomor tahun 00 tanggal 8 November 00 tentang Pembentukan Organisasi dantata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Mamasa dan Peraturan Daerahi Nomor Tahun 00 tanggal 8 November 00 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Mamasa, maka dalam melaksanakan tugastugas penyelenggaraan pemerintah, Bupati dan Wakil Bupati dalam melaksanakan tugas dibantu oleh:.. Sekretaris Daerah; Staf Ahli Bidang : Politik & Pemerintahan Ekonomi dan Pembangunan Bidang Sosial & SDM

34 Jl. Poros PolewaliMamasa Kompleks Perumahan Dinas Pemkab Mamasa (Dengen) Desa Osango Mamasa Tlp/Fax (08) Asisten Bidang : Pemerintahan; Ekonomi & Pembangunan; Umum & Kepegawaian. Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; Dinas Daerah. Lembaga Teknis Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Mamasa terdiri atas lembaga teknis daerah dan dinas daerah. Bagan struktur pemerintahan Kabupaten Mamasa dapat dilihat sebagai berikut : Gambar. Diagram Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Mamasa Perda No. Tahun 00 Sekretariat Daerah DPRD Perda No. Tahun 00Dewan Sekretariat Perda No. Tahun 00 Perda No. Tahun 00 Dinas Dinas Daerah Lembaga Teknis Daerah. Bappeda. Dinas Pendidikan, Pemuda. BPM Pemdes & OR. BPK. Dinas Kesehatan. Badan Pemberdayaan. Dinas Sosial, Nakertrans Perempuan & KB. Dinas Perhub, Kominfo. BKDD. Dinas Kehutanan. Inspektorat Daerah. Diskoperindag. BLHD. Dinas Pertanian, 8. RSUD Perkebunan & Holtikultura 9. Kantor Satpol Pamong 8. Dinas Perikanan & Praja Peternakan 0. Badan Linmas, Kesbang 9. Dispenda Pol. 0. Dinas Pariwisata &. Badan Penanggulangan kebudayaan Bencana Daerah. Dinas Kependudukan &. Kantor Perpustakaan & Capil Arsip daerah. Dinas Pu & Perumahan. Badan Ketahanan pangan. DPKAD. Dinas Pertambangan, BABESDM II. KECAMATAN KELURAHAN

35 Jl. Poros PolewaliMamasa Kompleks Perumahan Dinas Pemkab Mamasa (Dengen) Desa Osango Mamasa Tlp/Fax (08) 800 Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor tahun 00 tanggal 8 November 00 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah dan lembagan daerah Kabupaten Mamasa, maka pembentukan dinas daerah didasarkan pada beberapa antara lain, kewenangan pemerintah yang dimiliki, karakteristik, potensi dan kebutuhan daerah serta kemampuan keuangan daerah dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas Pemerintah Kabupaten Mamasa. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang memiliki keterkaitan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) langsung maupun tidak langsung dalam pembangunan sanitasi di Kabupaten Mamasa dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar.8 Diagram Susunan SKPD Pemerintah Kabupaten Mamasa dalam Hubungan Keterkaitan dengan Program Sanitasi Kabupaten BUPATI BAPPEDA BPMD & PD PU & Perumahan Bidang Perencanaan Fisik dan Prasarana Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa Bidang Cipta Karya BLHD KESEHATAN Bidang Pelestarian & Informasi Lingkungan Bidang Pemberantasan Penyalkit & Penyehatan Lingkungan Keterangan : Terkait langsung Tidak terkait langsung Berdasarkan gambar diatas, SKPD yang mempunyai tupoksi terkait dengan pembangunan sanitasi baik secara langsung maupun tidak langsung adalah :. Bappeda : Berperan dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran pembangunan bidang sanitasi;. Dinas PU & Perumahan : Berperan langsung dalam pembangunan sanitasi komponen drainase baik lingkungan maupun drainase utama;

36 Jl. Poros PolewaliMamasa Kompleks Perumahan Dinas Pemkab Mamasa (Dengen) Desa Osango Mamasa Tlp/Fax (08) 800. Dinas Kesehatan : Berperan langsung dalam pembangunan sanitasi komponen PHBS meliputi kegiatan promosi dan pemicuan.. Badan Lingkungan Hidup Daerah : Berperan secara langsung dalam pembangunan sanitasi untuk komponen air limbah dan persampahan.. Badan Pemberdayaan Masyarakat & Pemerintahan Desa : berperan secara tidak langsung dalam pembangunan sanitasi semua komponen kaitannya dengan pemberdayaan masyarakat desa dalam pembangunan sanitasi.

PEMERINTAH KABUPATEN MAMASA

PEMERINTAH KABUPATEN MAMASA PEMERINTAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang sering kali kurang mendapatkan perhatian dan menjadi prioritas pembangunan di daerah, hal ini dapat diketahui

Lebih terperinci

Gambaran Umum Wilayah

Gambaran Umum Wilayah Bab 2: Gambaran Umum Wilayah 2.1 Geogrfis, Administratif dan Kondisi Fisik Kabupaten Minahasa Selatan adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara. Ibukota Kabupaten Minahasa Selatan adalah Amurang,

Lebih terperinci

Data Agregat per Kecamatan BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMASA

Data Agregat per Kecamatan BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMASA Kabupaten Mamasa Data Agregat per Kecamatan BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMASA 16 1 PENUTUP Kegiatan Sensus Penduduk 2010 merupakan kegiatan besar yang sangat penting demi mensukseskan pembangunan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SOPPENG

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SOPPENG BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SOPPENG 2.1. Batas Administratif Kabupaten Soppeng merupakan salah satu bagian dari Provinsi Sulawesi Selatan yang secara administratif dibagi menjadi 8 kecamatan, 21 kelurahan,

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 2.1. GEOGRAFIS, ADMINISTRATIF DAN KONDISI FISIK Kabupaten Mamasa merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Polewali Mamasa pada tahun 2002 yang terbentuk berdasarkan UU

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Kabupaten Toba Samosir Kabupaten Toba Samosir dimekarkan dari Kabupaten Tapanuli Utara sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 2.1. Geografis, Administrasi, dan Kondisi Fisik 2.1.1 Geografis Kabupaten Musi Rawas merupakan salah satu kabupaten dalam Provinsi Sumatera Selatan yang secara geografis terletak

Lebih terperinci

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI YANG SEDANG BERJALAN

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI YANG SEDANG BERJALAN PEMERINTAH BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI YANG SEDANG BERJALAN Dalam APBD Tahun Anggaran 2013 Pemerintah Kabupaten Mamasa telah mengalokasikan pembiayaan untuk peningkatan sarana dan prasarana

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH Kota Metro dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 12 Tahun 1999 dengan luas wilayah 6.874 Ha. Kota Metro terdiri dari 5 Kecamatan dengan 22 kelurahan, yang pembentukannya berdasarkan

Lebih terperinci

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis 2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik A. Kondsi Geografis Kabupaten Bolaang Mongondow adalah salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi Utara. Ibukota Kabupaten Bolaang Mongondow adalah Lolak,

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG 2015 No Publikasi : 2171.15.27 Katalog BPS : 1102001.2171.060 Ukuran Buku : 24,5 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 14 hal. Naskah

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1. Sejarah Organisasi Kota Serang terbentuk dan menjadi salah satu Kota di Propinsi Banten berdasarkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 bulan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI WILAYAH

BAB II DESKRIPSI WILAYAH BAB II DESKRIPSI WILAYAH 1.1 Kondisi Geografis 2.1.1 Kota Magelang a. Letak Wilayah Berdasarkan letak astronomis, Kota Magelang terletak pada posisi 110 0 12 30 110 0 12 52 Bujur Timur dan 7 0 26 28 7

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Situasi Wilayah Letak Geografi Secara geografis Kabupaten Tapin terletak antara 2 o 11 40 LS 3 o 11 50 LS dan 114 o 4 27 BT 115 o 3 20 BT. Dengan tinggi dari permukaan laut

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH Kota Metro dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 12 Tahun 1999 dengan luas wilayah 6.874 Ha. Kota Metro terdiri dari 5 Kecamatan dengan 22 kelurahan, yang pembentukannya berdasarkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MAMASA DAN KOTA PALOPO DI PROVINSI SULAWESI SELATAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MAMASA DAN KOTA PALOPO DI PROVINSI SULAWESI SELATAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MAMASA DAN KOTA PALOPO DI PROVINSI SULAWESI SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintahan Daerah telah diberikan kewenangan untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN :

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MAMASA DAN KOTA PALOPO DI PROVINSI SULAWESI SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 DAFTAR TABEL Taks Halaman Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 Tabel 2.2 Posisi dan Tinggi Wilayah Diatas Permukaan Laut (DPL) Menurut Kecamatan di Kabupaten Mamasa... 26 Tabel

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH ` 2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik 2.1.1 Letak Geografis merupakan salah satu dari 14 Kabupaten yang ada di Provinsi Kalimantan Timur dan merupakan hasil pemekaran

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah 5.1. Kondisi Geografis BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT Propinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 o 50 ' - 7 o 50 ' Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR 4. 1 Kondisi Geografis Provinsi Jawa Timur membentang antara 111 0 BT - 114 4 BT dan 7 12 LS - 8 48 LS, dengan ibukota yang terletak di Kota Surabaya. Bagian utara

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI YANG SEDANG BERJALAN

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI YANG SEDANG BERJALAN PEMERINTAH MASA ASI BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI YANG SEDANG BERJALAN Dalam APBD Tahun Anggaran garan 2013 Pemerintah Kabupaten Mamasa telah mengalokasikan pembiayaan untuk peningkatan

Lebih terperinci

BUPATI MAMASA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMASA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN MAMASA TAHUN

BUPATI MAMASA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMASA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN MAMASA TAHUN BUPATI MAMASA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMASA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN MAMASA TAHUN 2015-2035 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAMASA, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak otonomi daerah dan desentralisasi fiskal mulai dilaksanakan pada tanggal 1 januari 2001, pemekaran daerah kabupaten dan kota dan juga propinsi menjadi suatu

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH

PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH KABUPATEN TAHUN : 2012 : PENAJAM PASER UTARA SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET Dituntaskannya program wajib belajar dua belas tahun pada seluruh siswa Persentase

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Sejarah Kota Bekasi Berdasarkan Undang-Undang No 14 Tahun 1950, terbentuk Kabupaten Bekasi. Kabupaten bekasi mempunyai 4 kawedanan, 13 kecamatan, dan 95 desa.

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA 31 KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA Administrasi Secara administratif pemerintahan Kabupaten Katingan dibagi ke dalam 11 kecamatan dengan ibukota kabupaten terletak di Kecamatan

Lebih terperinci

D A F T A R I S I Halaman

D A F T A R I S I Halaman D A F T A R I S I Halaman B A B I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan I-2 1.3 Hubungan RPJM dengan Dokumen Perencanaan Lainnya I-3 1.4 Sistematika Penulisan I-7 1.5 Maksud

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 51 BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis Kota Bogor 4.1.1 Letak dan Batas Wilayah Kota Bogor terletak diantara 106 derajat 43 30 BT dan 30 30 LS 6 derajat 41 00 LS serta mempunyai ketinggian

Lebih terperinci

MAKALAH AKUNTANSI PEMERINTAHAN

MAKALAH AKUNTANSI PEMERINTAHAN MAKALAH AKUNTANSI PEMERINTAHAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR Disusun oleh: Kelompok 8 Akuntansi Pemerintahan 1. Annisa Fitri (03) 2. Lily Radhiya Ulfa (18) 3. Wisnu Noor Fahmi (37)

Lebih terperinci

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 92 IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 4.1. Kota Bekasi dalam Kebijakan Tata Makro Analisis situasional daerah penelitian diperlukan untuk mengkaji perkembangan kebijakan tata ruang kota yang terjadi

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Secara geografis, wilayah Kabupaten Karawang terletak antara 107

Lebih terperinci

BAB 2. GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB 2. GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB 2. GAMBARAN UMUM WILAYAH 2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik Kabupaten Kepulauan Aru dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2003 dengan maksud mengoptimalkan penyelenggaraan

Lebih terperinci

KEBUTUHAN DATA SEKUNDER PADA BAB 2

KEBUTUHAN DATA SEKUNDER PADA BAB 2 KEBUTUHAN DATA SEKUNDER PADA BAB 2 Tabel 2.1 Luas daerah dan pembagian daerah administrasi Tabel 2.2 Jumlah Penduduk perkecamatan dan rata-rata kepadatannya Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SOPPENG

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SOPPENG BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SOPPENG 2.1. BATAS ADMINISTRATIF Kabupaten Soppeng merupakan salah satu bagian dari Provinsi Sulawesi Selatan yang secara administratif dibagi menjadi 8 kecamatan, 21 kelurahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN...I.

BAB I PENDAHULUAN...I. DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GRAFIK... x DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN... I. 1 1.1 Latar Belakang... I. 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I. 9 1.3 Hubungan RKPD dan

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 1101002.6409010 Statistik Daerah Kecamatan Babulu 2015 Statistik Daerah Kecamatan Babulu No. Publikasi : 6409.550.1511 Katalog BPS : 1101002.6409010 Naskah : Seksi Statistik Neraca Wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR HAL i iv vi vii BAB I PENDAHULUAN I - 1 1.1 DASAR HUKUM I - 4 1.2 GAMBARAN UMUM DAERAH I - 3 1. Kondisi Geografis Daerah I - 5 2. Batas Administrasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA BANGKA BELITUNG KOTA ADMINISTRASI Profil Wilayah Kondisi tanah dan keterbatasan lahan Kota Pangkal Pinang kurang memungkinkan daerah ini mengembangkan kegiatan pertanian. Dari

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA AMBON MALUKU KOTA AMBON ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Ambon merupakan ibukota propinsi kepulauan Maluku. Dengan sejarah sebagai wilayah perdagangan rempah terkenal, membentuk

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN MUNA

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN MUNA IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN MUNA 4.1 Letak Geografis dan Kondisi Alam Kabupaten Muna merupakan daerah kepulauan yang terletak diwilayah Sulawesi Tenggara. Luas wilayah Kabupaten Muna adalah 488.700 hektar

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN KABUPATEN : PENAJAM PASER UTARA TAHUN : 2010 RENCANA KINERJA TAHUNAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET Persentase Angka Partisipasi Sekolah (APM) SD/ MI 92 Persen Dituntaskannya program wajib

Lebih terperinci

Lampiran Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor : 18 Tahun 2015 Tanggal : 18 Mei 2015 Tentang : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI

Lampiran Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor : 18 Tahun 2015 Tanggal : 18 Mei 2015 Tentang : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI Lampiran Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor : 18 Tahun 2015 Tanggal : 18 Mei 2015 Tentang : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK DAFTAR ISI i

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

8.1. Keuangan Daerah APBD

8.1. Keuangan Daerah APBD S alah satu aspek pembangunan yang mendasar dan strategis adalah pembangunan aspek ekonomi, baik pembangunan ekonomi pada tatanan mikro maupun makro. Secara mikro, pembangunan ekonomi lebih menekankan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi II-1 BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi Pembangunan Tahun 2011-2015 adalah Melanjutkan Pembangunan Menuju Balangan yang Mandiri dan Sejahtera. Mandiri bermakna harus mampu

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian ini meliputi wilayah Kota Palangkaraya, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Geografis Kabupaten Bandung terletak di Provinsi Jawa Barat, dengan ibu kota Soreang. Secara geografis, Kabupaten Bandung berada pada 6 41 7 19 Lintang

Lebih terperinci

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian Curah hujan Kecamatan Babulu rata-rata 242,25 mm pada tahun 2010 Kecamatan Babulu memiliki luas 399,46 km 2. Secara geografis berbatasan

Lebih terperinci

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah 2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang

Lebih terperinci

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12 BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Konsekuensi logis sebagai negara kesatuan

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG 2015 No Publikasi : 2171.15.31 Katalog BPS : 1102001.2171.081 Ukuran Buku : 24,5 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 11 hal. Naskah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM KABUPATEN BOGOR

BAB IV KONDISI UMUM KABUPATEN BOGOR BAB IV KONDISI UMUM KABUPATEN BOGOR 1.5 Kondisi Geografis dan Administratif Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah daratan (tidak memiliki wilayah laut) yang berbatasan langsung dengan

Lebih terperinci

REALISASI PENCAIRAN DANA APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH S.D. TRIWULAN IV TA 2015

REALISASI PENCAIRAN DANA APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH S.D. TRIWULAN IV TA 2015 REALISASI PENCAIRAN DANA APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH S.D. TRIWULAN IV TA 2015 APBD PERUBAHAN PROVINSI KALTENG TA. 2015 Ditetapkan dengan Perda No. 09 Tahun 2015 Tgl. 17 November 2015 Ttg APBD Perubahan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2011-2015 Diperbanyak oleh: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Mamasa sebagai wilayah pemekaran dari Kabupaten Polewali Mandar (Gambar 2). Waktu Pelaksanaan Penelitian

Lebih terperinci

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan.... DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Gambar Daftar Grafik i ii vii viii Bab I Pendahuluan. 1.1. Dasar Hukum..... 1.2. Profil Wilayah Kabupaten Sijunjung... 1.2.1 Kondisi Fisik

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT. STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Statistik Daerah Kecamatan Air Dikit 214 Halaman ii STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Nomor ISSN : - Nomor Publikasi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Wilayah Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Wilayah Joglosemar terdiri dari kota Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Secara geografis ketiga

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i iii x xi BAB I PENDAHULUAN... I - 1 A. Dasar Hukum... I - 1 B. Gambaran Umum Daerah... I - 4 1. Kondisi Geografis Daerah...

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA (3) 64,65 Persen. 53,87 Persen

PENGUKURAN KINERJA (3) 64,65 Persen. 53,87 Persen PENGUKURAN KINERJA KABUPATEN : PENAJAM PASER UTARA TAHUN : 2010 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % Dituntaskannya program wajib belajar dua belas tahun pada seluruh siswa Persentase

Lebih terperinci

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-nya kegiatan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010-2015 dapat diselesaikan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA CIMAHI. Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan dan Otonomi

IV. GAMBARAN UMUM KOTA CIMAHI. Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan dan Otonomi IV. GAMBARAN UMUM KOTA CIMAHI Cimahi berasal dari status Kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Bandung sesuai dengan perkembangan dan kemajuannya berdasarkan Undangundang Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH i ii BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH Identifikasi kondisi dan karakteristik wilayah Kabupaten Sidenreng Rappang meliputi karakteristik fisik, kependudukan, administratif, keuangan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI Kabupaten Kendal terletak pada 109 40' - 110 18' Bujur Timur dan 6 32' - 7 24' Lintang Selatan. Batas wilayah administrasi Kabupaten

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas

Lebih terperinci

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALBAR

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALBAR Urusan Pemerintahan 1 - URUSAN WAJIB 1.20 - Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, 1.20.05 - BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALBAR 15.090.246.60 5.844.854.40

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Administrasi Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6º56'49'' - 7 º45'00'' Lintang Selatan dan 107º25'8'' - 108º7'30'' Bujur Timur

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

REALISASI APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN ANGGARAN 2013 TRIWULAN I

REALISASI APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN ANGGARAN 2013 TRIWULAN I REALISASI APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN ANGGARAN 2013 TRIWULAN I APBD Murni TA. 2013 Ditetapkan dengan Perda Nomor : 14 Tahun 2012 Tanggal 13 Desember 2012 Ttg APBD TA. 2013 dan Pergub Nomor 29

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA SUMATERA SELATAN KOTA ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota ini berada di dataran tinggi yang sejuk, aktivitas ekonomi / perdagangan sangat ditentukan oleh sektor Pertanian dan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BULANG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BULANG STATISTIK DAERAH KECAMATAN BULANG 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BULANG 2015 ISSN : No Publikasi : 2171.15.21 Katalog BPS : 1102001.2171.020 Ukuran Buku: 24,5 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 20 hal. Naskah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH GAMBARAN UMUM WILAYAH. Geografi, Administratif dan Kondisi Fisik Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Jawa Tengah yang berbatasan dengan Kabupaten Sragen di sebelah utara, Propinsi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen... I-7 1.4.

Lebih terperinci

PROFIL SANITASI SAAT INI

PROFIL SANITASI SAAT INI BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI Tinjauan : Tidak ada narasi yang menjelaskan tabel tabel, Data dasar kemajuan SSK sebelum pemutakhiran belum ada ( Air Limbah, Sampah dan Drainase), Tabel kondisi sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara.

Lebih terperinci

A. Gambaran Umum Daerah

A. Gambaran Umum Daerah Pemerintah Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Daerah K ota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat, terletak di antara 107º Bujur Timur dan 6,55 º

Lebih terperinci

APBD KOTA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2018

APBD KOTA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2018 APBD KOTA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2018 1. Tema pembangunan tahun 2018 : Meningkatnya Pelayanan Publik yang Berkualitas Menuju Kota Yogyakarta yang Mandiri dan Sejahtera Berlandaskan Semangat Segoro Amarto.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 TANJUNGPANDAN, MARET 2014 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

IV. KONDISI UMUM WILAYAH 29 IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis dan Administrasi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 50-7 50 LS dan 104 48-104 48 BT dengan batas-batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE 4.1 Kondisi Wilayah Pulau Simeulue merupakan salah satu pulau terluar dari propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Ο Ο Ο Ο berada pada posisi 0 0 03-03 0 04 lintang Utara

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Kabupaten Kulonprogo Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di propinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci