BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian"

Transkripsi

1 26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting Penelitian Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sidomukti yang terdapat di Kota Salatiga. Kecamatan Sidomukti terdiri dari 4 Kelurahan yaitu: Kecandran, Dukuh, Mangunsari dan Kalicacing. Jumlah RW di Kecamatan Sidomukti adalah 37 dan jumlah RT di Kecamatan Sidomukti adalah 119. Secara geografi luas wilayah di Kecamatan Sidomukti adalah 1.145,85 diatas permukaan laut. Peneliti melakukan penelitian di Kecamatan Sidomukti, Salatiga dengan mengambil Desa Pengilon dan Karanganyar Proses Penelitian Penelitian ini diawali dengan membuat surat pengantar untuk meminta ijin studi pendahuluan dan penelitian di Kecamatan Sidomukti, pembuatan surat pengantar melalui bagian tata usaha Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga pada tanggal 3 Juni 2015 dalam bentuk surat ijin studi pendahuluan dan penelitian yang ditandangani oleh Wakil Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan 26

2 Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, dan kemudian surat tersebut dibawa ke Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik Kota Salatiga untuk diproses. Pada tanggal 5 Juni 2015 surat balasan dari Kesatuan Bangsa dan Politik diambil oleh peneliti, kemudian peneliti menyerahkan surat balasan dari Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Salatiga yang di tembuskan di Walikota Salatiga, Kepala Bappeda Kota Salatiga, Dinas Kesehatan Kota Salatiga, Camat Sidomukti, Lurah, dan Kepala Puskesmas Kalicacing. Peneliti kemudian melakukan studi pendahuluan di Puskesmas Kalicacing pada bulan Juni-Oktober 2015, setelah itu pada tanggal 16 Desember 2015 peneliti kemudian menghubungi partisipan dan melakukan penelitian. Penelitian ini berlangsung pada bulan Desember 2015 hingga Januari Proses wawancara dilakukan berdasarkan panduan wawancara yang sudah dipersiapkan oleh peneliti. Namun pertanyaan yang disampaikan kepada partisipan tidak berurutan sesuai dengan panduan wawancara yang peneliti buat. Saat wawancara, peneliti mengembangkan sehingga proses wawancara lebih santai dan bisa mendapatkan sesuai dengan apa yang diharapkan dengan gambaran pertanyaan

3 28 yang dituliskan peneliti. Selama wawancara berlangsung, peneliti merekam semua proses pembicaraan dengan menggunakan voice recorder pada handphone dan sebuah buku tulis untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dan mendukung hasil wawancara. 4.2 Hasil Penelitian Deskriptif Partisipan a. Gambaran Umum Riset Partisipan 1 Nama Jenis kelamin Umur Agama Status pernikahan Pekerjaan : Ny. R : Perempuan :71 Tahun : Kristen : Menikah : Pensiun PNS Ny.R adalah ibu dari 6 saudara, anak pertama Ny.R adalah anak yang mengalami gangguan jiwa. Ny. R sekarang tinggal berdua dengan anak pertamanya, sedangkan suaminya sudah meninggal sejak tahun Setiap hari Ny.R berjualan di rumahnya dan mengurus anak pertamanya, yang kondisinya belum stabil. 28

4 b. Gambaran Umum Riset Partisipan 2 Nama Jenis kelamin Umur Agama Status pernikahan Pekerjaan : Ny. I : Perempuan : 74 Tahun : Islam : Menikah : Pedagang keliling Ny. I berusia 74 tahun dengan jenis kelamin wanita, Ny.I mempunyai anak yang berjumlah 11 orang dan anak terakhir bernama sdr.y yang saat ini terkena gangguan jiwa, Ny.I dan sdr.y tinggal bersama dalam satu rumah, Suami Ny.I sudah meninggal sedangkan anak-anaknya sudah menikah dan berkeluarga sendiri-sendiri tetapi setiap hari anak-anak Ny.I setiap hari pulang untuk menjenguk sdr. Y untuk mengurusi dan memandikan sdr.y. a. Gambaran Umum Riset Partisipan 3 Nama Jenis kelamin Umur Agama : Nn. W : Perempuan : 36 Tahun : Islam

5 30 Status pernikahan Pekerjaan : Belum menikah : Wiraswasta Nn. W adalah adik dari sdr. P. sdr. P adalah pasien yang mengalami gangguan jiwa. sdr. P sangat dekat dengan adiknya Nn.W saat ini Nn. W bekerja di Semarang. Mereka tinggal bersama dengan kedua orang tuanya Observasi Dari observasi yang dilakukan oleh peneliti dalam penanganan yang dilakukan keluarga terhadap pasien gangguan jiwa, yang dilakukan oleh partisipan 1, partisipan 2 dan partisipan 3 adalah: Ny. R merawat anaknya dan membimbing anaknya agar bisa lebih mandiri dan tidak minder dengan lingkungan, mengajak komunikasi dengan anaknya dan memberikan kasih sayang kepada anaknya. Sedangkan penanganan yang dilakukan keluarga terhadap pasien gangguan jiwa pada Ny. I dalam kesehariannya ia merawat anaknya seperti biasa saja, dia memberikan makan dan memandikan anaknya. Tetapi terlihat saat peneliti melakukan observasi terlihat bahwa anaknya tidak stabil, peneliti mengatakan tidak stabil karena pada saat wawancara anaknya marah-marah tidak jelas dan berbicara sendiri dengan gaya ingin memukul orang, Ny.I juga mengatakan 30

6 bahwa anakanya tidak pernah berobat, jika anak mengamuk maka keluarga hanya membiarkannya saja dan memaklumi anaknya sakit hal tersebut Ny.I beranggapan bahwa anaknya merupakan kerasukan setan. Observasi berikutnya dilakukan pada Nn.W peneliti datang kerumah Nn.W bersama ibu RT maka peneliti diijinkan masuk dan keluarga bersedia untuk diwawancarai. Peneliti mengamati bahwa keluarga ini sangat memperhatikan kondisi sdr.p mereka selalu memberikan dukungan kepada sdr.p agar cepat sembuh dan selalu memberikan support agar selalu meminum obat dengan teratur Pengetahuan keluarga tentang gangguan jiwa Hasil penelitian terkait dengan pengetahuan keluarga tentang gangguan jiwa partisipan 1, partisipan 2, dan partisipan ke 3 adalah : Pengetahuan keluarga tentang gangguan jiwa, pada Ny.R dalam pengetahuannya tidak mengerti tentang gangguan jiwa yang diderita oleh anaknya (RP1) Tidak tahu itu mbak (65-70) Dalam pengetahuan tentang gangguan jiwa Ny.R kurang mengetahui tentang jenis, tingkatan, tanda dan gejala dari

7 32 gangguan jiwa tetapi peneliti menemukan bahwa Ny. R menyebutkan bahwa adanya penyebab gangguan jiwa yang diderita oleh anaknya (RP1) Ya pengertiannya saya karena kecewa itu tadi (70-75). (RP1) Ya saya tidak tahu mbk (75-80) (RP1) Ya tidak ada apa-apa kok mbak, ya cuma dari sekolahan Cuma ngguyu- ngguyu sendiri gitu (80-85). Hasil pengetahuan tentang gangguan jiwa dari Ny.I dalam memberikan penanganan terhadap anaknya, Ny I juga kurang pengetahuan tentang gangguan jiwa secara umum. Karena Ny.I beranggapan bahwa anaknya tidak gila hanya mengalami gangguan roh jahat. (RP2) Nek gangguan jiwa niku rak edan mbak, la nek mas Y menika kan mboten edan. Nek niki ngoten saking gangguan roh sing mboten ketok (30-35). (kalau gangguan jiwa itukan gila mbak, kalau Ms.Y kan itu tidak gila, kalau ini kan dari gangguan dari roh yang tidak terlihat). Ny.I juga tidak menyebutkan jenis-jenis gangguan jiwa secara umum, dia hanya mengira bahwa anaknya terkena arwah yang tidak terlihat. Ny.I lebih menyebutkan apa penyebab dari gangguan jiwa. (RP 2) Mboten niku mbak. Sak ngertiku yo mung kenging gangguan arwah (35-40). 32

8 (tidak tau itu mbak, ya setahu saya ya Cuma terkena gangguan jiwa). Pada partisipan ke 3 hasil yang didapat dari pengetahuan keluarga tentang gangguan jiwa, partisipan 3 dia mengerti apa yang dimaksud dengan gangguan jiwa (RP 3) Setahu aku yo terguncang jiwanya. Nggak kuat mental gitu tok. hmmm (30-35). Sedangkan pada partisipan 3, saat peneliti bertanya tentang pengetahuan keluarga terhadap jenis, tanda gangguan jiwa juga tidak dapat mengetahui apa itu gangguan jiwa, tetapi pada saat peneliti bertanya tentang tingkatan gangguan jiwa, partisipan 3 menyebutkan bahwa adanya gangguan jiwa berat dan gangguan jiwa ringan. Pada saat wawancara berlangsung, peneliti menemukan adanya penyebab yang di derita oleh sdr.p (RP 3) Ya mungkin itu ada yang parah dan yang nggak parah dek (35-40). (RP 3) Ya kadang ki mbak menyendiri, suka senyum senyum sendiri itu sih yang aku tahu (40-45) Penanganan keluarga terhadap pasien gangguan jiwa pasca perawatan rumah sakit Hasil penelitian yang dilakukan pada partisipan 1, partisipan 2, dan partisipan 3 dalam penanganan keluarga terhadap pasien gangguan jiwa pasca perawatan rumah

9 34 sakit. Pada partisipan 1 yang dilakukan oleh Nn.K awalnya dia dibawa ke psikiater selain itu juga dia dibawa berobat dan ke Solo untuk menjalani perawatan karena Nn.K kondisi membaik maka yang dilakukan keluarga Nn.K adalah membawa kontrol rutin setiap bulan ke Puskesmas Kalicacing Salatiga. (RP1) Ya dibawa ke psikiater, dan diwawancarai selama ada setengah jam begitu dan saya bawa ke rumah sakit saja to mbak (80-90). (RP1 ) Ya obat seperti kemarin, 10 hari kalau disini kalau di rumah sakit solo itu sebulan sekali obat jalan. Iya rutin, ya kadang-kadang dijajalkan itu. Dulu kan satu butir merahnya itu untuk obat tidur itu, pada waktu sakitnya masih keras ya. Tapi sekarang seperempat saja sok diminum sok ndak. Tidurnya sudah bagus dan apa-apanya sudah bagus ( ) Dalam penanganan keluarga terhadap gangguan jiwa Ny.R sebagai partisipan 1 tidak melakukan tindakan yang membuat Nn.K terkekang seperti dikurung ataupun dipasung. (RP1) oh yo tidak, ya tidur dengan saya, waktu dirumah sakit juga dengan saya, tapi yo tidak penah keluar maksudnya yo kalau ada orang meninggal yo saya ajak biar kumpul kan ( ). Dari partisipan 2 bahwa hasil yang didapat dalam penanganan keluarga terhadap pasien gangguan jiwa pasca perawatan rumah sakit. Penanganan yang dilakukan pasca 34

10 perawatan rumah sakit terhadap sdr.y yaitu bahwa sdr.y pernah dibawa kerumah sakit jiwa, tidak hanya itu sdr.y juga di rehabilitasi oleh keluarganya. (RP 2) niku men nggih ngantek, terus teng griya sakit niku teng Wedi ping kalih, teng Magelang ping kalih teng Jakarta, lajeng kula pondoke teng ngriku candi setunggal tahun nggih mboten wonten perubahan (80-90). (ya terus sampe dibawa ke rumah sakit di Wedi dua kali di Magelang dua kali, di Jakarta, terus dia juga penrnah mondok di situ Candi satu tahun tapi ya tidak ada perubahan). Peran keluarga sangat penting untuk kesembuhan pasien gangguan jiwa, tetapi penanganan yang dilakukan oleh Ny.I. Ny I pernah membawa sdr.y berobat dan dibawa kerumah sakit namun setelah pulang partisipan 2 mengatakan tidak ada perubahan, dan pihak keluarga juga pernah memberikan obat setiap saat yang sudah diresepkan oleh dokter setelah obat habis, keluarga tidak tahu bahwa di Puskesmas sudah disediakan obat, maka pihak keluarga memutuskan untuk tidak memberikannya lagi sampai saat ini kepada sdr.y. Ny.I juga beranggapan bahwa sdr.y tidak terkena gangguan jiwa. Masalah ini merupakan suatu anggapan keliru terhadap penderita gangguan jiwa, dimana penderita dianggap sebagai orang yang terkena guna-guna.

11 36 Sehingga keluarga mencari pengobatan yang dilakukan adalah pergi ke dukun Simanjuntak (2012). (RP) Niku ngeten lo mbak, ceritane nggih malam sasi suro dijak koncone teng tengaran, nggon pengunungan mboh apa ya?, terus lebeti arwah sing mboten ketok. La piambake kan mboten kuat lo mbak langsung ngledak kados kelapa tiba gubrakgubrak ngoten, sedinten ping gangsal men enten, lajeng sing ndekei niku pun dipendet kalih, mase sing kerja dados supir ingkang hotel wahid, lajeng sampun di bucal ning kok nyatane mboten saget medal ngantos kula niku nggolek tiyang puuuuundi mawon ngantean supaya saget ngetoke niku ngantos sak yahketen (55-73). (itu gini lo mbak, ceritanya ya malam bulan suro ( tanggal jawa ) diajak temenya ke tengarandi pegunungan atau apa gitu ya? terus dimasuki arwah yang tidak terlihat la dia sendiri tidak kuat gitu lo mbak, langsung jatuh seperti kelapa jatuh gubrak-gubrak seperti itu, sehari lima kali, kakaknya yang kerja jadi supir di Hotel Wahid, langsung sudah pergi tapi kok ternyata tidak bisa keluar terus saya itu cari orang mannnnnaaa saja supaya bisa keluarin itu sampe sekarang). Dalam keterbatasan pengetahuannya setelah sdr.y keluar dari rumah sakit dia berhenti untuk memberi obat alasanya karena Ny.I dan keluarga tidak tahu bahwa di Puskesmas terdapat obat untuk orang-orang gangguan jiwa. (RP) Di rumah yo biasa, ndak pernah dikasih obat, la angel og mbak tapi saya le ngurusi repot. Ya pulang dari rumah sakit itu ya dibawain resep.tapi cari disini gak ada, apotek gak ada terus sampe sekarang. (95-100). 36

12 Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh riset partisipan 3 dalam Penanganan keluarga terhadap pasien gangguan jiwa pasca perawatan rumah sakit, mereka pernah membawa sdr.p ke rumah sakit jiwa Magelang untuk diobati di sana, selain itu juga mereka memberikan obat kepada sdr.p dengan rutin. Partisipan 3 sangat peduli dengan sdr.p untuk itu partisipan 3 selalu membawa kontrol rutin berobat di Puskesmas. (RP 3) Itu kata dokter emm saya itu sama keluarga salah memasukan mas P seharusnya direhab, tapi berhubung dulu itu ngamuk to dek terus tak bawa ke rumah sakit jiwa magelang karena keluaga takut, disuntik lalu seterusny saya nggak tau (75-83) (RP 3) 2 bulan lebih, yo 3 bulan ee dek (85-86). (RP3) Obati dirumah cara-carane obate nggak pernah putus dan makannya juga teratur, sekarang alhamdulilah agak pulih.kan sedikit-sedikit (89-100). 4.3 Member Check Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan member check kepada partisipan. Peneliti mengecek data dengan mendatangi lagi partisipan pada tanggal 7-12 Januari 2016.

13 38 1. Partisipan 1 Setelah dilakukan pengecekan kembali kepada parisipan 1, partisipan 1 menyatakan setuju bahwa data yang telah diberikan adalah benar. 2. Partisipan 2 Dalam melakukan uji keabsahan data yang dilakukan pada partisipan 2, partisipan 2 menyatakan setuju dengan data pada saat peneliti melakukan wawancara. 3. Partisipan 3 Setelah dilakukan pengecekan data kembali kepada partisipan 3, partisipan telah setuju dan data yang diberikan pada saat penelitian benar. 4.4 Pembahasan a. Pengetahuan Keluarga Terhadap Pasien Gangguan Jiwa Pasca Perawatan Rumah Sakit Beberapa penyebab pengetahuan keluarga terhadap pasien gangguan jiwa diantaranya merupakan medis dan nonmedis. Penyebab medis dalam pengetahuan terhadap gangguan jiwa merupakan penyebab adanya kegagalan pengobatan dan seringnya kekambuhan karena pasien tidak 38

14 disiplin dalam mengkonsumsi obat dengan teratur. Hal tersebut terjadi pada partisipan 2. Penyebab yang terjadi secara non medis sebagian keluarga dalam pengetahuannya beranggapan bahwa gangguan jiwa adalah sebagai sesuatu yang berhubungan dengan kerasukan roh, anggapan keliru ini maka keluarga tidak membawa pasien berobat dan keluarga menganggap pasien akan sembuh dengan sendirinya, hasil dari penelitian ini terjadi pada partisipan 2 Selain penyebab, pengetahuan keluarga terhadap pasien gangguan jiwa pasca perawatan rumah sakit meliputi jenis, tingkatan, tanda, dan gejala gangguan jiwa tetapi dalam pembahasan ini peneliti lebih menonjolkan kepada penyebab dan penanganan keluarga terhadap pasien gangguan jiwa pasca perawatan rumah sakit. Pada partisapan 1 pengetahuan keluarga tentang gangguan jiwa, partisipan 1 tidak mengetahui tentang gangguan jiwa yang diderita oleh anaknya, begitu juga dengan jenis dan tingkatan gangguan jiwa partisipan belum memahami apa itu jenis dan tingkatan gangguan jiwa tetapi, pada saat peneliti mewawancarai tentang tanda dari gangguan jiwa, partisipan 1 bisa menjawab dan paham mengenai tanda dari gangguan jiwa.

15 40 peneliti menyimpulkan partisipan lebih menjawab tentang penyebab gangguan jiwa. Hasil dari partisipan 2 bahwa pengetahuan tentang gangguan jiwa partisipan 2 kurang memahami gangguan jiwa secara umum. Partisipan 2 mengatakan bahwa anaknya tidak terkena gangguan jiwa hanya kerasukan roh, partisipan 2 juga tidak mengetahui tentang jenis, tanda dan tingkatan anaknya mengalami gangguan jiwa. Pada partisipan ke 3 hasil yang didapat dari pengetahuan keluarga tentang gangguan jiwa, mengerti apa yang dimaksud dengan gangguan jiwa, tetapi riset partisipan 3 tidak tahu tentang jenis gangguan jiwa secara umum, partisipan 3 saat peneliti mewawancarai pada tingkatan dan tanda dari gangguan jiwa, partisipan dapat menjawab. Pengetahuan keluarga berpengaruh dalam kesembuhan anak dan saudaranya, maka dari itu dari parisipan 1, 2, dan 3 berusaha supaya anggota keluarganya berharap untuk sembuh. mereka mau berusaha. 40

16 b. Penanganan keluarga terhadap pasien gangguan jiwa pasca perawatan rumah sakit Gangguan jiwa adalah sebuah penyakit dengan ketidakmampuan psikologis atau perilaku yang disebabkan oleh gangguan pada fungsi sosial, psikologis, genetik, atau biologis. Mereka yang menderita gangguan jiwa mengalami distress, yaitu suatu perasaan, tidak nyaman, tidak tentram rasa nyeri dan disabilitas atau ketidakmampuan dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari (Thong, 2011). Penanganan keluarga terhadap penderita gangguan jiwa sangat penting dilakukan untuk mendukung dalam proses kesembuhan. Dalam penanganan keluarga terhadap pasien gangguan jiwa pasca perawatan rumah sakit, keluarga dapat melakukan kontrol rutin dalam memberikan obat dan melatih agar pasien bisa mandiri, penanganan juga dapat dilakukan dengan terapi seperti terapi psikososial yang bertujuan agar pasien dapat kembali beradaptasi dengan lingkungan sekitar sehingga pasien tidak membebani keluarga dan masyarakat sekitar (Hawari, 2007). Dari hasil wawancara dari tiga orang riset partisipan satu dari tiga orang sebagian belum melakukan penanganan keluarga secara maksimal, terlihat dari wawancara dan hasil observasi

17 42 yang dilakukan, dari hasil wawancara menunjukan bahwa partisipan pertama sudah menunjukan kasih sayang dan perhatian terhadap pasien. Partisipan pertama ini selalu membawa anaknya kontrol rutin setiap bulan ke Puskesmas Kalicacing Salatiga, penanganan yang dilakukan dalam keluarga selalu mendukung anaknya dalam berinteraksi dengan orang sekitar contohnya pada waktu partisipan pertama sedang mencuci didapur maka pasien disuruh jaga warung dan melayani pembeli, tidak hanya itu saja pada saat ada acara tertentu partisipan petama mengajak anaknya untuk turut serta dalam masyarakat. Hal ini keluarga ingin sekali bahwa anaknya ingin sembuh dan mandiri dan ingin kembali ke keadaan yang sehat, bisa melakukan pekerjaan yang bisa mereka lakukan dan bisa berguna bagi orang terdekat. Dari hasil wawancara dan observasi dengan riset partisipan kedua menunjukan bahwa penanganan yang dilakukan keluarga terhadap pasien gangguan jiwa pasca perawatan rumah sakit kurang maksimal, karena dari tingkat pengetahuan keluarga tidak begitu memahami tentang penanganan keluarga tehadap pasien gangguan jiwa pasca perawatan rumah sakit, perhatian terhadap anggota keluarga yang menderita sakit jiwa ini kurang karena pasien dibiarkan begitu saja dan tidak pernah kontrol rutin, tidak hanya itu pasien 42

18 berhenti dalam pengobatan selama satu tahun, hal ini keluarga beralasan bahwa tidak tahu dalam membeli obat ahirnya keluarga memutuskan untuk tidak mengantarkan untukkontrol rutin, keluarga juga beranggapan bahwa sakit yang diderita berasal dari kerasukan roh jahat. Tetapi dalam hal perhatian keluarga selalu ada untuk pasien, misalnya dalam memandikan dan memberi makan. Begitu pula dengan riset partisipan ketiga ini, keluarga melakukan penanganan dengan maksimal karena setiap bulan partisipan ketiga membawa pasien kontrol rutin dan tidak pernah lepas dari obat, partispan ketiga ini sangat sayang sehingga ada keinginan agar kakaknya sembuh dan mulai beraktifitas lagi dengan lingkungan sekitar. Dalam hasil penelitian dari ketiga riset partisipan tersebut, anggota keluarga dari partisipan pertama dan partisipan ketiga selalu melakukan kontrol rutin setiap bulan sedangkan pada anggota keluarga partisipan kedua belum melakukan kontrol rutin karena ketidaktahuan keluarga tentang tempat dalam memperoleh obat di Salatiga. Pentingnya suatu keluarga bagi kesembuhan pasien karena keluarga merupakan tempat pertama kali pasien berinteraksi untuk mencapai keberhasilan dalam bersosialisasi

19 44 dengan lingkungan yang lebih besar. Lingkungan ini berpengaruh terhadap perkembangan manusia, mencangkup antara lain lingkungan sosial, status ekonomi dan kesehatan (Riyadi, 2009). Tempat tinggal dari ketiga partisipan ini berada dilingkungan tetangga dan masyarakat. Namun menurut tetangga pada riset patisipan pertama tidak pernah tahu tentang penanganan keluarga pada riset patisipan pertama karena menurut tetangga riset partisipan pertama sangat tertutup, hanya saja tetangga mengetahui bahwa riset partisipan pertama sering membawa anaknya kontrol untuk berobat. Tetangga pada riset partisipan dua, mereka tidak begitu mempedulikan riset partisipan kedua dan tidak ingin ikut campur dengan penanganan yang diberikan oleh riset partisipan kedua pada tetangga ini dia tahu bahwa pasien pernah dibawa ke rumahsakit tetapi kontrol rutin tidak tahu, sedangkan pada tentangga riset partisipan ketiga, mereka sangat mendukung dan selalu memberikan dukungan agar selalu kontrol rutin. 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum TK Purwanida I

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum TK Purwanida I BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum TK Purwanida I TK Purwanida I terletak di Jalan Srikandi No 12 Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga, Provinsi Jawa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga terletak di jalan Hasanuddin No. 806, Kelurahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku dimana. individu tidak mampu mencapai tujuan, putus asa, gelisah,

BAB I PENDAHULUAN. adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku dimana. individu tidak mampu mencapai tujuan, putus asa, gelisah, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan jiwa adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku dimana individu tidak mampu mencapai tujuan, putus asa, gelisah,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 2 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 SIMPULAN Dari hasil penelitan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa riset partisipan 1 sampai 4 ketika melakukan kontrol rutin di poliklinik rumah sakit jiwa Amino Gondohutomo-Semarang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Provinsi Maluku Rumah Sakit Jiwa Ambon di mulai tahun anggaran 1981/1982 Rumah Sakit

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA. 3. Pernahkah anda melakukan usaha untuk menggugurkan kandungan? tua/pasangan/orang-orang terdekat anda?

PEDOMAN WAWANCARA. 3. Pernahkah anda melakukan usaha untuk menggugurkan kandungan? tua/pasangan/orang-orang terdekat anda? LAMPIRAN 59 PEDOMAN WAWANCARA 1. Bagaimana perasaaan anda ketika anda mengetahui bahwa anda sedang hamil? 2. Apa yang anda lakukan ketika anda mengetahui bahwa anda sedang hamil? 3. Pernahkah anda melakukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Faktor-Faktor Penyebab Anak Terkena Epilepsi di Gubeng

BAB IV ANALISIS DATA. A. Faktor-Faktor Penyebab Anak Terkena Epilepsi di Gubeng BAB IV ANALISIS DATA A. Faktor-Faktor Penyebab Anak Terkena Epilepsi di Gubeng Klingsingan Surabaya Faktor penyebab klien terkena epilepsi terjadi karena faktor eksternal. Yaitu faktor yang terjadi bukan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I : PERTANYAAN PENELITIAN

LAMPIRAN I : PERTANYAAN PENELITIAN LAMPIRAN 68 LAMPIRAN I : PERTANYAAN PENELITIAN Kecemasan 1. Bagaimana perasaan anda menghadapi tindakan pemasangan WSD? 2. Apa yang anda cemaskan menghadapi tindakan pemasangan WSD? instrumental 1. Bagaimana

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Verbatim

LAMPIRAN 1. Verbatim LAMPIRAN 105 106 LAMPIRAN 1 Verbatim 107 Verbatim Responden 1-4 Responden 1 : Tn. A Lokasi : Depan Ruang RKO RJD Dr. Amino Gondohutomo- emarang Tanggal : 13 Maret 2012 : Peneliti R1 : Riset Partisipan

Lebih terperinci

LAMPIRAN LAMPIRAN A PANDUAN WAWANCARA

LAMPIRAN LAMPIRAN A PANDUAN WAWANCARA LAMPIRAN LAMPIRAN A PANDUAN WAWANCARA Deskripsi Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran proses pemulihan dan faktorfaktor pendukungnya pada penderita gangguan bipolar Izin untuk

Lebih terperinci

Wawancara Partisipan 1

Wawancara Partisipan 1 55 Verbatim Partisipan Wawancara Partisipan 1 S Isi Percakapan Kode P Selamat pasi mas 1 P1 Selamat pagi juga mbak 2 P Bisa minta waktunya sebentar mas sekitar 5-10 menit 3 P1 Iya bisa 4 P Perkenalkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perpecahan antara pemikiran, emosi dan perilaku. Stuart, (2013) mengatakan

BAB I PENDAHULUAN. perpecahan antara pemikiran, emosi dan perilaku. Stuart, (2013) mengatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Skizofrenia merupakan gangguan kesehatan serius yang perlu mendapatkan perhatian dari keluarga. Townsend (2014), mengatakan skizofrenia yaitu terjadi perpecahan antara

Lebih terperinci

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr. BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG A. Identitas Pasien 1. Inisial : Sdr. W 2. Umur : 26 tahun 3. No.CM : 064601

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak setiap orang merupakan salah satu slogan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak setiap orang merupakan salah satu slogan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Kesehatan adalah hak setiap orang merupakan salah satu slogan yang sering kita dengar dalam dunia kesehatan. Hal ini berarti setiap pasien yang dirawat di

Lebih terperinci

ANGKET SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS

ANGKET SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS ANGKET 1. Bila orangtua mendahulukan kepentingan kakak/ adik saya, saya akan marah. 2. Jika saya tidak setuju dengan pendapat orangtua, saya akan mengatakan tidak setuju. 3. Menceritakan kebodohan kakak/adik

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN MASALAH

BAB V PEMBAHASAN MASALAH BAB V PEMBAHASAN MASALAH A. PEMBAHASAN Setiap manusia memiliki impian untuk membangun rumah tangga yang harmonis. Tetapi ketika sudah menikah banyak dari pasangan suami istri yang memilih tinggal bersama

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa Kabupaten Semarang yang berdiri sejak 1930 merupakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN - LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN - LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN - LAMPIRAN Lampiran 1 No. :... LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENGALAMAN KELUARGA SEBAGAI PEMBERI ASUHAN PERAWATAN PADA PENDERITA SKIZOFRENIA DI DESA BIREM PUNTONG KOTA LANGSA Saya bernama

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN 1. Dampak skizofrenia bagi keluarga sangatlah besar, ini menyebabkan seluruh keluarga ikut merasakan penderitaan tersebut. Jika keluarga tidak siap dengan hal ini,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Panduan wawancara. Perilaku kesehatan ibu hamil yang menderita malaria pada suku Amungme di Timika

Lampiran 1. Panduan wawancara. Perilaku kesehatan ibu hamil yang menderita malaria pada suku Amungme di Timika Lampiran 1. Panduan wawancara Perilaku kesehatan ibu hamil yang menderita malaria pada suku Amungme di Timika Daftar pertanyaan 1. Siapa nama Ibu? 2. Berapa umur Ibu? 3. Sejak kapan dan tinggal disini?

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Setting Penelitian 1.1.1 Gambaran Umum RSJD Dr. Amino Gondohutomo Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondohutomo Semarang merupakan rumah sakit khusus tipe A

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi segala kebutuhan dirinya dan kehidupan keluarga. yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi segala kebutuhan dirinya dan kehidupan keluarga. yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan jiwa merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan individu manusia, karena dengan sehat jiwa seseorang mampu berkembang secara fisik, mental dan

Lebih terperinci

Verbatim. Tujuan Khusus Tema Sub Tema Kategori Kata kunci P1 P2 P3. dapat. Saya hanya pasrah kepada. kanker payudara istri pasca

Verbatim. Tujuan Khusus Tema Sub Tema Kategori Kata kunci P1 P2 P3. dapat. Saya hanya pasrah kepada. kanker payudara istri pasca LAMPIRAN 1 Verbatim Tujuan Khusus Tema Sub Tema Kategori Kata kunci P1 P2 P3 Mengidentifikasi Bentuk-bentuk Dukungan Pasrah dan Saya kaget, karena selama dukungan sosial dukungan emosional percaya kepada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang penting secara klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitkan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang penting secara klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitkan dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Gangguan jiwa adalah suatu sindroma atau pola psikologis atau perilaku yang penting secara klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitkan dengan adanya distress (misalnya,

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara 86 Lampiran 1. Pedoman wawancara Pedoman wawancara saat penelitian Di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan Daftar pertanyaan wawancara kepada keluarga pasien Data singkat informan Nama : Jenis Kelamin : Tanggal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sendiri. Kehidupan yang sulit dan komplek mengakibatkan bertambahnya

BAB 1 PENDAHULUAN. sendiri. Kehidupan yang sulit dan komplek mengakibatkan bertambahnya 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan yang pesat dalam berbagai bidang kehidupan manusia yang meliputi bidang ekonomi, teknologi, sosial, dan budaya serta bidangbidang yang lain telah membawa

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN. : Ketepatan Ibu Menangani Demam Pada Anak

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN. : Ketepatan Ibu Menangani Demam Pada Anak Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN Judul : Ketepatan Ibu Menangani Demam Pada Anak Nama Peneliti : Pusparini NIM : 462012064 Saya adalah mahasiswa program S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kriteria riset partisipan adalah ibu hamil primigravida dengan usia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kriteria riset partisipan adalah ibu hamil primigravida dengan usia BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Riset Kriteria riset partisipan adalah ibu hamil primigravida dengan usia kehamilan 20-32 minggu, mampu berkomunikasi dengan baik, tinggal di wilayah

Lebih terperinci

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN. Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN. Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi 75 Lampiran 1 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Veny C Pelamonia NIM : 462012021 Adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi Keperawatan Universitas

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (INDEPTH INTERVIEW) Adapun pertanyaan yang disusun dalam melakukan Indepth Interview untuk

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (INDEPTH INTERVIEW) Adapun pertanyaan yang disusun dalam melakukan Indepth Interview untuk PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (INDEPTH INTERVIEW) Adapun pertanyaan yang disusun dalam melakukan Indepth Interview untuk menggali informasi dari informan adalah : 1. Bisakah ibu menceritakan bagaimana ibu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. genetik, faktor organo-biologis, faktor psikologis serta faktor sosio-kultural.

BAB I PENDAHULUAN. genetik, faktor organo-biologis, faktor psikologis serta faktor sosio-kultural. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan proses interaksi yang kompleks antara faktor genetik, faktor organo-biologis, faktor psikologis serta faktor sosio-kultural. Telah terbukti

Lebih terperinci

Transkrip Wawancara dengan Suami Broken Home

Transkrip Wawancara dengan Suami Broken Home Transkrip Wawancara dengan Suami Broken Home Informan 1 Nama : Bapak MH Jenis kelamin : Laki-laki Usia : 39 tahun Pendidikan : SMA Hari/tanggal wawancara : Selasa, 8 April 2014 Tempat wawancara : Rumah

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PARTISIPAN PENELITIAN. Pmengetahui Adaptasi Psikososial Wanita Yang Menghadapi Menopause.

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PARTISIPAN PENELITIAN. Pmengetahui Adaptasi Psikososial Wanita Yang Menghadapi Menopause. 40 Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PARTISIPAN PENELITIAN Nama : Fitri Mayang Sari NIM : 141121021 Saya adalah mahasiswi S-I Keperawatan Fakultas Keperawatan, yang akan melakukan penelitian dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebagai : Subyek 1. Pendidikan Terakhir : SMP Kelas 2 : 2 dari 4 Bersaudara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebagai : Subyek 1. Pendidikan Terakhir : SMP Kelas 2 : 2 dari 4 Bersaudara BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Partisipan 1. Profil Subyek 1 Sebagai : Subyek 1 Nama : AN Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat saat ini : Sidoarjo Agama : Islam Usia : 18 Tahun Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN SUBJEK DAN HASIL PENELITIAN

BAB III GAMBARAN SUBJEK DAN HASIL PENELITIAN BAB III GAMBARAN SUBJEK DAN HASIL PENELITIAN 1.1 Gambaran R, S, dan N dampak perceraian orang tua terhadap remaja Gaya hidup dalam kehidupan anak remaja masa kini mungkin sudah tidak karuan dibandingkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini berisi penyajian data penelitian dan triangulasi data dari sumber lain mengenai dukungan sosial keluarga yang diberikan kepada penderita skizofrenia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk kesejahteraan dan kesembuhan orang lain. Maka haruslah tergerak motifmotif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk kesejahteraan dan kesembuhan orang lain. Maka haruslah tergerak motifmotif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keperawatan merupakan pengabdian atau pekerjaan sosial yang dilakukan untuk kesejahteraan dan kesembuhan orang lain. Maka haruslah tergerak motifmotif dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah sel-sel tubuh yang tumbuh tanpa kendali dan dapat menyebar ke seluruh tubuh. Kanker merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi pada manusia modern.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan perilaku psikotik, pemikiran konkret, dan kesulitan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan perilaku psikotik, pemikiran konkret, dan kesulitan dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Skizofrenia adalah suatu penyakit otak persisten dan serius yang mengakibatkan perilaku psikotik, pemikiran konkret, dan kesulitan dalam memproses informasi, hubungan

Lebih terperinci

: Permohonan Wawancara. Cirebon, Juli Kepada Yth. Bapak/Ibu

: Permohonan Wawancara. Cirebon, Juli Kepada Yth. Bapak/Ibu Permohonan Wawancara Cirebon, Juli 2010 Hal : Permohonan Wawancara Kepada Yth. Bapak/Ibu Dengan hormat, Dalam rangka penulisan Karya Tulis Ilmiah Program Sarjana Kedokteran pada Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

ANAMNESIS. I. Identitas. 1. Nama : Ny. Bandi. 3. Jenis Kelamin : Perempuan. 4. Alamat : Jalan Taman S.Parman II no. 5 Rt. 09/ Rw.

ANAMNESIS. I. Identitas. 1. Nama : Ny. Bandi. 3. Jenis Kelamin : Perempuan. 4. Alamat : Jalan Taman S.Parman II no. 5 Rt. 09/ Rw. ANAMNESIS I. Identitas 1. Nama : Ny. Bandi 2. Umur : 55 tahun 3. Jenis Kelamin : Perempuan 4. Alamat : Jalan Taman S.Parman II no. 5 Rt. 09/ Rw.08, Jakarta Barat 5. Status Pernikahan : Sudah menikah 6.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam hal ini peneliti akan menguraikan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada tujuh partisipan selama kurang lebih dua bulan. Penyajian data hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, merasa gagal

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, merasa gagal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jika individu sering mengalami kegagalan maka gangguan jiwa yang sering muncul adalah gangguan konsep diri harga diri rendah, yang mana harga diri rendah digambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Bekerja bisa berarti kewajiban dan hak bagi setiap orang, terutama pada manusia yang sedang dalam tahap perkembangan dewasa. Dengan bekerja seseorang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skizofrenia merupakan suatu penyakit yang mempengaruhi otak dan menyebabkan timbulnya gangguan pikiran, persepsi, emosi, gerakan dan perilaku yang aneh. Penyakit ini

Lebih terperinci

LAMPIRAN I. Verbatim (Bahasa Indonesia) Subjek JP. S : Iya, tidak apa-apa kak, saya juga punya waktu luang dan tidak ada kesibukan

LAMPIRAN I. Verbatim (Bahasa Indonesia) Subjek JP. S : Iya, tidak apa-apa kak, saya juga punya waktu luang dan tidak ada kesibukan LAMPIRAN I Verbatim (Bahasa Indonesia) P : Peneliti S : Subjek Subjek JP P : Assalamu alaikum, selamat pagi S : Wa alaikum salam, pagi.. P : Sebelum nya kakak mintaa maaf dik, mungkin mengganggu waktunya

Lebih terperinci

Transkrip Wawancara dengan Anak Korban Broken Home

Transkrip Wawancara dengan Anak Korban Broken Home Transkrip Wawancara dengan Anak Korban Broken Home Informan 1 Nama : AD Jenis kelamin : Perempuan Usia : 14 Tahun Pendidikan : SMP Hari/tanggal wawancara : Jum at, 4 April 2014 Tempat wawancara : Rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perannya dalam masyarakat dan berperilaku sesuai dengan norma dan aturan

BAB I PENDAHULUAN. perannya dalam masyarakat dan berperilaku sesuai dengan norma dan aturan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hal yang penting dalam kehidupan. Seseorang dikatakan dalam keadaan sehat apabila orang tersebut mampu menjalani perannya dalam masyarakat

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK INFORMAN

KARAKTERISTIK INFORMAN KARAKTERISTIK INFORMAN Komunikasi Efektif Dokter dan Pasien Dalam Upaya Keselamatan Pasien (patient Safety) di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan Petunjuk Pengisian : Istilah pertanyaan dibawah ini

Lebih terperinci

terlebih bagi seorang wanita, sebagian besar wanita menganggap pernikahan untuk melengkapi atau menyempurnakan hidup (Kartono,1992).

terlebih bagi seorang wanita, sebagian besar wanita menganggap pernikahan untuk melengkapi atau menyempurnakan hidup (Kartono,1992). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap pasangan yang menikah tentunya memiliki banyak impian dan harapan indah yang ingin dicapai melalui kebersamaan dalam ikatan tersebut, terlebih bagi seorang

Lebih terperinci

Bab II. Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan. Cerita Juanita. Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan

Bab II. Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan. Cerita Juanita. Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan Bab II Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan Cerita Juanita Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan Untuk pekerja di bidang kesehatan 26 Beberapa masalah harus diatasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti, yaitu tipe penelitian kualitatif yang digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan mengalami kekambuhan. WHO (2001) menyatakan, paling tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. akan mengalami kekambuhan. WHO (2001) menyatakan, paling tidak ada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman era globalisasi ini banyak sekali masyarakat yang mengalami gangguan jiwa dan biasanya pasien yang telah mengalami gangguan jiwa akan mengalami kekambuhan.

Lebih terperinci

7. Penghasilan per bulan : a. < Rp b. > Rp PENGETAHUAN

7. Penghasilan per bulan : a. < Rp b. > Rp PENGETAHUAN KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENGAWAS MENELAN OBAT (PMO) TERHADAP CAKUPAN ANGKA KESEMBUHAN PENDERITA TBC PARU BTA (+) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LARANGAN KOTA CIREBON TAHUN 2008 IDENTITAS

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN OBJEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN OBJEK PENELITIAN BAB IV GAMBARAN OBJEK PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sumber data dari 3 anak remaja dan 3 keluarga yang berdomisili di Salatiga, seperti dibawah ini : 4.1. Profil Subjek 4.1.1. Profil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sejak dulu sudah dikenal adanya gangguan jiwa, misalnya dalam cerita Mahabarata dan Ramayana dikenal adanya Srikandi Edan, Gatot Kaca Gandrung. Pada

Lebih terperinci

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Informasi yang Dimiliki Masyarakat Migran Di Permukiman Liar Mengenai Adanya Fasilitas Kesehatan Gratis Atau Bersubsidi Salah satu program pemerintah untuk menunjang kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. WHO akan mengalami peningkatan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. WHO akan mengalami peningkatan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indikator keberhasilan pembangunan suatu negara adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Meningkatnya usia harapan hidup penduduk, menyebabkan jumlah

Lebih terperinci

JADWAL TENTATIF PENELITIAN

JADWAL TENTATIF PENELITIAN Lampiran 1 JADWAL TENTATIF PENELITIAN No. Nama Kegiatan Februari Maret April Mei Juni 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pemilihan sampel penelitian 2 Melakukan prolonged engagement 3 Melakukan

Lebih terperinci

5. KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN

5. KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN 5. KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN 5.1. Kesimpulan Bab ini berusaha menjawab permasalahan penelitian yang telah disebutkan di bab pendahuluan yaitu melihat gambaran faktor-faktor yang mendukung pemulihan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masing-masing dari kita mungkin pernah menyaksikan di jalan-jalan, orang yang berpakaian compang-camping bahkan terkadang telanjang sama sekali, berkulit dekil, rambut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sel asalnya, namun dalam bentuk primitif dan tidak sempurna (Pusat Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sel asalnya, namun dalam bentuk primitif dan tidak sempurna (Pusat Komunikasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker adalah sel-sel jaringan tubuh yang menjadi ganas yang ditandai oleh pembelahan sel dengan cepat dan tidak terkendali membentuk sel sejenis dengan sel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran umum penelitian Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan beralamat di jalan Hasanudin, No. 806 Salatiga, Jawa Tengah. Sesuai dengan SK Menteri Kesehatan RI,

Lebih terperinci

Ibu Penderita Kanker Payudara Menolak Dirawat di RS

Ibu Penderita Kanker Payudara Menolak Dirawat di RS Usai Melahirkan, Ibu Penderita Kanker Payudara Menolak Dirawat di RS Kontributor Banyuwangi, Ira RachmawatiTim kesehatan dari Dinas Kesehatan Banyuwangi saat menjenguk Sulastri, pasien penderita kanker

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN. perah di Desa Krisik Kecamatan Pudak Kabupaten Ponorogo? kotorannya menjadi sumber energi alternatif (biogas)?

DAFTAR PERTANYAAN. perah di Desa Krisik Kecamatan Pudak Kabupaten Ponorogo? kotorannya menjadi sumber energi alternatif (biogas)? DAFTAR PERTANYAAN 1. Bagaimana Peranan Pemerintah Desa dalam memanfaatkan limbah kotoran sapi perah di Desa Krisik Kecamatan Pudak Kabupaten Ponorogo? 2. Apakah pemerintah desa krisik pernah mengadakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesalahpahaman, dan penghukuman, bukan simpati atau perhatian.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesalahpahaman, dan penghukuman, bukan simpati atau perhatian. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Skizofrenia merupakan suatu sindrom penyakit klinis yang paling membingungkan dan melumpuhkan. Gangguan psikologis ini adalah salah satu jenis gangguan yang

Lebih terperinci

Apa itu menstruasi? Menstruasi adalah tanda anak perempuan tumbuh menjadi dewasa. Menstruasi adalah proses alami bagi perempuan.

Apa itu menstruasi? Menstruasi adalah tanda anak perempuan tumbuh menjadi dewasa. Menstruasi adalah proses alami bagi perempuan. Apa itu menstruasi? Menstruasi adalah tanda anak perempuan tumbuh menjadi dewasa. Menstruasi adalah proses alami bagi perempuan. Menstruasi pertama biasanya mulai terjadi pada usia 10-14 tahun. 1 10-14

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Wawancara Informan 1. Informan I 1.1.Identitas Informan I Wanita berumur 25 tahun ini bernama Tri wahyu Ningsih. Anak kedua dari dua bersaudara pasang Bapak Giono dan

Lebih terperinci

MODUL STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN DENGAN HALUSINASI DENGAR OLEH ANNISETYA ROBERTHA M. BATE

MODUL STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN DENGAN HALUSINASI DENGAR OLEH ANNISETYA ROBERTHA M. BATE Lampiran 8 MODUL STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN DENGAN HALUSINASI DENGAR OLEH ANNISETYA ROBERTHA M. BATE 2009.33.032 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran umum partisipan I

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran umum partisipan I BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Gambaran umum partisipan I Partisipan I yang dikenal dengan RP I berusia 27 tahun. Pendidikan terakhir RP I adalah statra I. Saat ini

Lebih terperinci

BAB II RINGKASAN CERITA. sakit dan mengantarkan adik-adiknya ke sekolah. Karena sejak kecil Lina

BAB II RINGKASAN CERITA. sakit dan mengantarkan adik-adiknya ke sekolah. Karena sejak kecil Lina BAB II RINGKASAN CERITA Ada dua kewajiban yang paling di benci Lara yang harus di lakukannya setiap pagi. Lara harus mengemudi mobil ayahnya yang besar dan tua ke rumah sakit dan mengantarkan adik-adiknya

Lebih terperinci

LAPORAN KASUS SKIZOFRENIA HEBEFRENIK

LAPORAN KASUS SKIZOFRENIA HEBEFRENIK LAPORAN KASUS SKIZOFRENIA HEBEFRENIK Oleh: Frentya Maya Anggi W, S.Ked NIM. 042010101005 Pembimbing: dr. Justina Evy Tyaswati Sp. KJ FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER 2009 1 LAPORAN KASUS PSIKIATRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Fungsi utama Rumah Sakit yakni melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Seiring dengan berjalannya waktu dan semakin majunya teknologi kedokteran,

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian. jalan yang banyak dikunjungi oleh customer dan menjadi produk

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian. jalan yang banyak dikunjungi oleh customer dan menjadi produk BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit 1 adalah salah satu rumah sakit swasta di Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan nasional. Meskipun masih belum menjadi program prioritas utama

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan nasional. Meskipun masih belum menjadi program prioritas utama BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Gangguan jiwa masih menjadi masalah serius kesehatan mental di Indonesia yang perlu mendapat perhatian lebih dari pemangku kebijakan kesehatan nasional. Meskipun masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih. Kelumpuhan adalah cacat paling umum dialami oleh penderita stroke.

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih. Kelumpuhan adalah cacat paling umum dialami oleh penderita stroke. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merujuk pada istilah medis stroke didefinisikan sebagai gangguan saraf permanen akibat terganggunya peredaran darah ke otak, yang terjadi sekitar 24 jam atau lebih.

Lebih terperinci

Lampiran 1: LEMBAR PERSETUJUAN

Lampiran 1: LEMBAR PERSETUJUAN 65 Lampiran 1: LEMBAR PERSETUJUAN Anda diundang untuk berpartisipasi dalam penelitian yang berjudul Perbandingan Tingkat Kepuasan Pasien Peserta Jaminan Kesehatan Nasional Jaminan Kesehatan Nasional tentang

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien Nama Umur Pendidikan Alamat Agama : Tn.G : 30 th : tamat SMA : Blora : Islam Tanggal masuk : 06/12/2009 Tgl pengkajian : 06/12/2009 No.cm : 06 80

Lebih terperinci

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN. Kepada Yth. Di Tempat. Saya yang bertanda tangan dibawah: : Destinady Kadiser Miden NIM :

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN. Kepada Yth. Di Tempat. Saya yang bertanda tangan dibawah: : Destinady Kadiser Miden NIM : 64 Lampiran 1 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN Kepada Yth Calon Partisipan Penelitian Di Tempat Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan dibawah: Nama : Destinady Kadiser Miden NIM : 462012049 Adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan tidak hanya menawarkan kebahagiaan tetapi juga penderitaan kepada manusia. Human life can be fullified not only in creating and enjoying, but also

Lebih terperinci

Universitas Sumatra Utara

Universitas Sumatra Utara Lembar Persetujuan Menjadi Responden Nama saya adalah Ahmad Syahidin Sinaga, mahasiswa S1 Keperawatan Ekstensi 2012 Fakultas Keperawatan USU. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang Stres Keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Chaplin,gangguan jiwa adalah ketidakmampuan menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data

Lebih terperinci

Bab 1. Kehilangan mimpi

Bab 1. Kehilangan mimpi Bab 1 Kehilangan mimpi Disuatu daerah didesa yang kecil,daerah surabaya tepat dekat daerah nganjuk hidup seorang wanita yang selalu gigih dalam bekerja keras demi menghidupi ketiga anaknya, bersama sang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dukungan sosial merupakan keberadaan, kesediaan, keperdulian dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dukungan sosial merupakan keberadaan, kesediaan, keperdulian dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dukungan sosial merupakan keberadaan, kesediaan, keperdulian dari orang-orang yang bisa diandalkan, menghargai dan menyayangi kita yang berasal dari teman, anggota

Lebih terperinci

KUESIONER ORANG TUA EFEK PSIKOSOSIAL PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN YANG MEMILIKI KARIES TINGGI DAN KARIES RENDAH. Tanggal Lahir :...

KUESIONER ORANG TUA EFEK PSIKOSOSIAL PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN YANG MEMILIKI KARIES TINGGI DAN KARIES RENDAH. Tanggal Lahir :... Lampiran 1 KUESIONER ORANG TUA EFEK PSIKOSOSIAL PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN YANG MEMILIKI KARIES TINGGI DAN KARIES RENDAH Tanggal Pemeriksaan : 1 0 Nama Anak : Jenis Kelamin : LK / PR Tanggal Lahir :... (

Lebih terperinci

Telah dijelaskan tentang tahap dari penelitian yang berjudul Hubungan Antara. Kepatuhan Minum Obat Dengan Fungsi Sosial Pasien, dan diyakinkan bahwa

Telah dijelaskan tentang tahap dari penelitian yang berjudul Hubungan Antara. Kepatuhan Minum Obat Dengan Fungsi Sosial Pasien, dan diyakinkan bahwa 1 LAMPIRAN 1 LEMBAR PERSETUJUAN UNTUK MENJADI RESPONDEN HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN OBAT DENGAN FUNGSI SOSIAL PASIEN SKIZOFRENIA Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama pasien : Nama anggota keluarga : Telah

Lebih terperinci

DRUG ABUSE KELOMPOK 5

DRUG ABUSE KELOMPOK 5 DRUG ABUSE KELOMPOK 5 Pertanyaan Umum 1. Identitas Pribadi Nama Pasien : Umur : tahun (*pria/wanita) Alamat : Suku : Agama : Pendidikan terakhir : Pekerjaan : Aktivitas sehari-hari : Status pernikahan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 1 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Persiapan Dan Pelaksanaan Penelitian 1. Persiapan Persiapan merupakan hal penting yang harus dilakukan untuk mendukung proses penelitian yang lancar sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melangsungkan pernikahan dengan calon istrinya yang bernama Wida secara

BAB I PENDAHULUAN. melangsungkan pernikahan dengan calon istrinya yang bernama Wida secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidak pernah terbayangkan sebelumnya, Dadang yang awalnya ingin melangsungkan pernikahan dengan calon istrinya yang bernama Wida secara serentak batal menikah, karena

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai gambaran diri (body image) dan dukungan sosial pada tiga orang wanita yang mengalami penyakit kanker payudara yang telah

Lebih terperinci

B A B 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya

B A B 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya B A B 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya kekacauan pikiran, persepsi, dan tingkah laku dimana individu tidak mampu menyesuaikan diri

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN KEHILANGAN DAN BERDUKA

ASUHAN KEPERAWATAN KEHILANGAN DAN BERDUKA ASUHAN KEPERAWATAN KEHILANGAN DAN BERDUKA Sepanjang daur kehidupan tidak terlepas dari situasi yang dapat mempengaruhi respon emosi individu. Salah satu situasi yang mempengaruhi emosi individu adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Identitas Subjek Penelitian Nama Subjek S (p) S.R E.N N S (l) J Usia 72 Tahun 76 Tahun 84 Tahun 63 Tahun 68 Tahun 60 Tahun Jenis Perempuan Perempuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Gangguan Jiwa BAB II TINJAUAN TEORI 2.1.1 Pengertian Gangguan Jiwa Gangguan jiwa merupakan perubahan sikap dan perilaku seseorang yang ekstrem dari sikap dan perilaku yang dapat menimbulkan penderitaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian 1. Gambaran umum tempat penelitian Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perilaku masyarakat pada penderita gangguan jiwa di RW 08 Kelurahan Muktiharjo

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. Dalam Proses Penyembuhan Kesehatan Mental Klien Rumah Sakit Jiwa Tampan

BAB III PENYAJIAN DATA. Dalam Proses Penyembuhan Kesehatan Mental Klien Rumah Sakit Jiwa Tampan BAB III PENYAJIAN DATA Pada bab III ini merupakan data yang disajikan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan data

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Penelitian. Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Penelitian. Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Penelitian Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga merupakan Universitas yang terletak di kota Salatiga, Jawa Tengah. UKSW dimulai sebagai

Lebih terperinci

BAB III TEMUAN PENELITIAN. kedukaan X mahasiswi Fakultas Teologi UKSW pasca kematian kedua orang tua.

BAB III TEMUAN PENELITIAN. kedukaan X mahasiswi Fakultas Teologi UKSW pasca kematian kedua orang tua. BAB III TEMUAN PENELITIAN Dalam bab ini saya akan membahas temuan hasil penelitian terkait studi kasus kedukaan X mahasiswi Fakultas Teologi UKSW pasca kematian kedua orang tua. Mengawali deskripsi hasil

Lebih terperinci

STUDI PERILAKU PENGOBATAN DAN PENGELOLAAN DIABETES MELLITUS DI KELURAHAN PURWODADI DAN DESA TRUWOLU JAWA TENGAH SKRIPSI. Disusun Oleh : Irma Aryani

STUDI PERILAKU PENGOBATAN DAN PENGELOLAAN DIABETES MELLITUS DI KELURAHAN PURWODADI DAN DESA TRUWOLU JAWA TENGAH SKRIPSI. Disusun Oleh : Irma Aryani STUDI PERILAKU PENGOBATAN DAN PENGELOLAAN DIABETES MELLITUS DI KELURAHAN PURWODADI DAN DESA TRUWOLU JAWA TENGAH SKRIPSI Disusun Oleh : Irma Aryani 462008091 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahkan dapat berkembang menjadi kanker. pembedahan ( operasi). Pembedahan memberikan konsekuesi untuk

BAB I PENDAHULUAN. bahkan dapat berkembang menjadi kanker. pembedahan ( operasi). Pembedahan memberikan konsekuesi untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akhir-akhir ini jumlah penderita tumor dan kanker semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008 terdapat 12,7 juta jiwa kemudian tahun 2010 meningkat menjadi

Lebih terperinci