BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV KONSEP PERANCANGAN"

Transkripsi

1 BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas 1. Komunitas pengguna Secara umum pengguna suatu produk/sistem bisa dikelompokan menjadi dua katagori, yaitu: a. Pengguna/pemakai langsung (direct user) adalah orang yang bertindak sebagai pengguna produk secara langsung dengan intensitas yang tinggi. Pada pengguna utama, mainan puzzle edukatif ini ditargetkan kepada anak umur 4 tahun keatas baik bermain secara individual maupun berkelompok dengan teman-temannya. Mainan ini juga dapat berfungsi untuk melatih fisik/motorik halus pada anak serta untuk perkembangan daya imajinasi dan kreatif anak-anak. Gambar 4. 1 Pengguana Mainan Edukatif b. Pengguna/pemakai tidak langsung (undirect user) adalah orang yang bertindak sebagai pengguna produk secara tidak langsung dengan intensitas hubungan yang rendah. Pada pengguna sekunder ini, mainan puzzle edukatif menargetkan orang tua dan guru yang merupakan pengguna secara tidak langsung. Tugas Akhir 31

2 2. Antropometri Dalam perancangan desain produk memerlukan sistem perhitungan berupa Antropometri, karena berperan penting dalam bidang perancangan, data statistik tentang distribusi dimensi tubuh dari suatu populasi diperlukan untuk menghasilkan produk yang optimal. Pengertian antropometri menurut Wigjosoebroto (1995) menerangkan bahwa antropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam proses perancangan (desain) produk maupun sistem kerja yang akan memerlukan interaksi manusia. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data antropometri akan menentukan bentuk, ukuran dan dimensi yang berkaitan dengan produk yang akan dirancang dan manusia yang akan mengoperasikannya/menggunakan produk tersebut. Acuan antropometri pada rancangan ini terdapat pada tangan pengguna utamnya yaitu anak-anak umur 4 tahun keatas. Pada pengukuran data ini, perancang mengambil beberapa anak dengan umur 4 sampai 6 tahun. Hal ini nantinya akan mengacu pada penentuan ukuran pada tiap part dari puzzle itu sendiri Gambar 4. 2 Antropometri tangan anak 4-5 tahun 3. Kemasan Kemasan dapat didefinisikan sebagai seluruh kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus atau kemasan suatu produk. Kemasan meliputi tiga hal, yaitu merek, kemasan itu sendiri dan label. Agar berhasil, maka penampilan sebuah kemasan harus mempunyai daya tarik. Daya tarik pada kemasan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu daya tarik Tugas Akhir 32

3 visual (estetika) dan daya tarik praktis (fungsional) (Cenadi;Jan 2000;Vol. 2 /1). Penggunaan kemasan pada produk mainan ini terdiri dari tiga jenis kemasan, yaitu kemasan premier berupa kemasan plastik bubble warp yang berfungsi melindungi produk artinya kemasan tersebut langsung bersentuhan dengan produk mainannya, kedua kemasan secondary yang yang berfungsi mewadahi kemasan utama itu sendiri, material yang digunakan untuk kemasan ini ialah kardus, ketiga yaitu kemasan pelengkap yang digunakan diluar dari kemasan utama dan kedua, kemasan ini berfungsi sebagai wadah untuk penyimpanan pada saat selesai bermain, kemasan ini berupa tas berbahan kanvas dan dilengkapi oleh tali agar bisa menggendong wadah tersebut seperti halnya sebuah tas. Gambar 4. 3 Ukuran dan Material Packaging Primer Gambar 4. 4 Ukuran dan Visual Packaging Sekunder Tugas Akhir 33

4 Gambar 4. 5 Ukuran Packaging Tersier B. Tataran Produk 1. Konsep Perancangan Berdasarkan hasil observasi dari beberapa produk mainan edukasi yang ada, ada beberapa varian dari mainan edukatif. Ada mainan yang mengusulkan tema dengan tujuan mengenalkan tema tersebut terhadap anak sehingga anak tersebut teredukasi, ada juga mainan yang tidak mempunyai tema sama sekali (abstrak) namun mainan ini mengedepankan aspek kreativitas anak pada saat bermainnya. Gambar 4. 6 Diagram katagori rancangan Sumber gambar : pribadi Dalam perancangan ini, perancang akan membuat sebuah mainan yang berada ditengah-tengah dari jenis kedua mainan yang telah diamati tersebut. Mainan edukatif ini akan mengusung tema dari hewan endemik Tugas Akhir 34

5 asal Indonesia. Pada hewan-hewan tersebut tentunya memiliki ciri-ciri fisik yang khas, dari ciri-ciri tersebut bisa dijadikan sebagai acuan pembuatan bentuk dari mainan tersebut. Dengan menerapkan metode diformasi yang mana penggambaran bentuk yang menekankan pada interpretasi karakter,dengan cara mengubah bentuk obyek dengan cara menggambarkan sebagain saja yang lebih dianggap mewakili, dengan hal tersebut mainan akan menjadi hidup dengan penggunaan tematik yang telah ditentukan tersebut. Gambar 4. 7 Hewan endemic asal Indonesia Sumber gambar : Ada bagian/part yang mana bisa menjadi serbaguna bisa digunakan pada setiap karakter hewan nantinya. Tidak hanya itu, pada setiap bagian mainan puzzle tersebut juga bisa dikombinasikan satu sama lain, sehingga daya bermain pada mainan tersebut akan bertamah diluar dari tema yang telah ditentukan. Bentuk yang digunakan yaitu 3 dimensi sehingga karakter tersebut bisa berdiri dan bisa dilihat dari berbagai arah. Inspirasi bentuk akan Tugas Akhir 35

6 berpacu pada bentuk-bentuk dasar geometri seperti persegi dan lingkaran. Sehingga bentuknya akan lebih mudah terfokuskan. Untuk sistem dari mainan ini menggunakan sistem magnetik sebagai penyambung dari setiap bagian-bagian puzzlenya tersebut. Material yang akan dipergunakan yaitu material kayu solid namun yang beratnya ringan dan kuat, mengingan target pasar dari mainan ini ialah anak-anak, maka kayu jati belanda dipilih karena memiliki kriteria yang sesuai dengan perancangan ini. Warna yang akan digunakan yaitu warna-warna fantasi/warna-warna cerah dan hal tersebut digunakan sebagai pengelompokan hewan dari mainan puzzle tersebut. 2. Proses Perancangan a. Membuat sketsa manual Pada proses gambar awal mainan puzzle, tentunya harus mengetahui bagaimana sistem dari setiap puzzle tersebut nantinya bekerja. Pada awalnya perancang sedikit kebingungan dengan karakter dari sebuah mainan tematik hewan ini. Hewan yang pada umumnya berjalan menggunakan empat kaki namun desain hewan dengan menggunakan empat kaki tersebut sudah terlalu banyak dipasarannya. Terlintas pada saat melihat sebuah gambar kartun asal Amerika, yaitu Winny The Pooh yang mana setiap karakternya tersebut ialah seekor hewan namun pembentukan karakter tiap hewan dikartun tersebut menggunakan dua kaki untuk berdiri. Tugas Akhir 36

7 Gambar 4. 8 Inspirasi pembentukan karakter Sumber gambar : Maka dari itu, perancang membuat contoh acuan dari satu hewan sehingga ketika gambar dan bentuk sudah ditemukan, bentuk hewan yang lainnya akan menyesuaikan perkembangan dari bentunya tersebut. Berikut ialah tahap pembuatan sketsa manual : Gambar 4. 9 Perubahan bentuk gajah sumatera kedalam bentuk sketsa Gambar Perubahan bentuk badak jawa kedalam bentuk sketsa Gambar Perubahan bentuk tapir sumatera kedalam bentuk sketsa Tugas Akhir 37

8 Gambar Perubahan bentuk burung kasuari papua kedalam bentuk sketsa Gambar Perubahan bentuk orangutan kalimantan kedalam bentuk sketsa C. Prototype Setelah menemukan hasil rancangan sketsa yang sesuai, perancang membuat portotype dari hasil gambar tersebut untuk acuan menemukan ukuran setiap bagiannya yang sesuai. Tidak hanya bagian puzzlenya saja, pada proses ini juga perancang menentukan letak dari posisi magnet yang nantinya akan digunakan pada mainan ini. Material yang digunakan untuk protoype ini ialah sterofoam untuk bagian puzzlenya dan batang sapu lidih sebagai gambaran penempatan dari magnetnya tersebut. Tugas Akhir 38

9 Gambar Proses pembuatan protoype c. Sketsa digital Setelah proses prototype sudah selesai dan sudah menemukan ukuran-ukuran setiap bagiannya, proses selanjutnya yaitu proses sketsa menggunakan digital. Proses sketsa digital ini perancang menyeleksi jenis hewan yang akan dikembangkan maka terpilihlah menjadi 5 hewan pilihan. Proses digitalisasi dilakukan untuk menghasilkan gambar 3 dimensi menggunakan software adobe illustrator dengan menggunakan effect 3d. Penggunaan aplikasi yang mudah dipilih perancang dalam melakukan proses sketsa digital tersebut. Penggunaan tampak isometric pada gambar Tugas Akhir 39

10 agar lebih terlihat lebih jelas. Berikut ini ialah gambar kerja dari beberapa tema hewan yang ada: Gambar Gambar kerja mainan dengan tema Gajah Gambar Gambar kerja mainan dengan tema Badak Tugas Akhir 40

11 Gambar Gambar kerja mainan dengan tema Tapir Gambar Gambar kerja mainan dengan tema Burung Kasuari Tugas Akhir 41

12 Gambar Gambar kerja mainan dengan tema Orangutan Untuk ukuran keseluruhan setiap karakter mainan, ratarata memiliki panjang mulai dari 9 cm hingga 17 cm, tinggi 20 cm sampai dengan 23 cm dan lebarnya 11 cm sampai dengan 13 cm. c. Gambar kerja tiap hewan Pada tahap ini, perancang sudah memberikan ukuran yang lebih rinci pada setiap karakter dari mainan tersebut. Perancang menggambar kerja dengan menggunakan teknik digital pada aplikasi adobe illustrator CC 2017 dikarenakan penggunaan fitur yang mudah dan efektif untuk menentukan sebuah ukuran yang presisi serta efesiensi waktu pengerjaan yang cukup lebih cepat daripada proses menggambar kerja manual. Gambar kerja menggunakan area kertas A3 dengan skala 1 : 2 dan menampilkan 4 tampak pada setiap karakter mainan tersebut yaitu tampak depan, samping, belakang dan atas. Berikut ini ialah gambar kerja. Berikut ini gambar kerja pada setiap karakter dari mainan tersebut: Tugas Akhir 42

13 Gambar Gambar tampak mainan dengan tema Gajah Gambar Gambar tampak mainan dengan tema Badak Tugas Akhir 43

14 Gambar Gambar tampak mainan dengan tema Tapir Gambar Gambar tampak mainan dengan tema Burung Kausari Tugas Akhir 44

15 Gambar Gambar tampak mainan dengan tema Orangutan Total part dari keseluruhan mainan tersebut berjumlah 69 part dan setiap partnya memiliki ukuran yang berbeda-beda mulai dari yang terkecil dengan dimensi 1,5cm x 1,5cm hingga yang terbesar yaitu dengan ukuran 11cm x 1,5cm x 8cm. Ada part yang memiliki ukuran yang sama, namun penempatan lubang untuk magnetnya yang berbeda, ada juga part yang memilikii ukuran yang sama dengan penempatan lubang untuk magnet yang sama persis. Pada setiap bagian/partnya sudah diberikan sebuah kode yang mana masing-masing karakter mempunyai kode yang berbeda, ada juga part yang memiliki kode yang sama dikrenakan bentuknya yang sejenis. Tak terkecuali untuk bagian badannya yang menggunakan kode part yang selalu sama. d. Proses Produksi Pada proses produksi perancangan mainan puzzle ini dikerjakan oleh perancang sendiri. Waktu proses produksi mainan puzzle ini dikerjakan selama dua minggu lebih secara perlahan. Berikut tahapan dari proses produksinya: Tugas Akhir 45

16 Proses Produksi Keterangan Tahap pertama pada proses produksi ialah memilih material yang sesuai kemudia material tersebut dipotong dengan pengelompokan ukuran-ukuran yang sama Setelah dilakukan pemotongan dengan ukuran yang sesuai, langkah berikutnya yaitu membentuk sudut/bentuk yang seperti curva menggunakan mesin grinder tangan dengan nomor amplas 80 Lalu, setelah itu dilakukan proses dempul untuk bagianbagian yang tidak rata ataupun bagian yang memiliki lubang Proses selanjutnya yaitu membuat lubang untuk penempatan magnetnya. Mata bor yang digunakan yaitu ukuran 5mm dan 10mm dengan kedalama yang disesuaikan dengan tebal magnetnya Tugas Akhir 46

17 Kemudian, pemasangan magnet awalnya memasukan lem kedalam lubang, lalu untuk memasukan magnet bisa menggunakan paku agar lebih mudah Proses selanjutnya yaitu pendempulan kembali namun dengan kertas amplas yang lebih halus untuk menghasilkan permukaan yang halus yaitu dengan amplas nomor 400 Setelah itu dilakukan proses masking pada magnet dengan menggunakan papertape yang bertujuan melindungi magnet dari proses pengecatan Tahap selanjutnya yaitu pengecatan dengan pewarna khusus untuk mainan. Kuas yang digunakan ilah kuas nomor 6 yang cocok untuk tiap bagian/part mainan tersebut. pengeringan bisa dilakukan dengan menjemur dengan sinar matahari dan bisa juga menggunakan kipas angina sebagai bantuannya Tugas Akhir 47

18 Proses akhir yaitu pemberian pelapis/flitur kayu yang berfungsi untuk melindungi warna agar tidak mengelupas atupun melindungi pada saat part tersebut berbenturan. Setelah kering langkah selanjutnya yaitu membuka masking yang menutupi magnet-magnet tersebut. Table 4. 1 Proses produksi pembuatan mianan puzzle magnetik Sumber : Pribadi Pada proses produksi tersebut, tentunya memiliki sebuah hambatan-hambatan. Untuk pemotongan ukuran-ukuran yang telah di tentukan bisa berkurang 2 mm karena ketebalan dari mata pisau pemotongnya tersebut. hambatan selanjutnya pada penggunaan mesin grinder yang tidak boleh terlalu terburu-buru dikarenakan apabila terlalu berlebih, proses tersebut harus diulang kembali. Proses perancangan dilakukan menggunakan seorang tukang yang bertugas memotong-motong kayu sesuai ukuran dan kemudian dilanjutkan oleh perancang. Untuk waktu produksinya sendiri dari awal hingga akhir memakan waktu kurang lebih dua minggu. D. Tataran Sistem 1. Manfaat dan Penyebaran Produk Manfaat dari mainan puzzle edukatif ini ialah sebagai media bermain untuk anak yang dapat mengenali bebrapa jenis satwa langka yang ada di Indonesia serta mainan ini juga dapat mengmbangkan daya konsentrasi dan imajinasi pada anak, pengelompokan benda berdasarkan bentuk Tugas Akhir 48

19 dan warna sehingga aktifitas panca indra anak juga bisa berkembang sedikit demi sedikit. Untuk penyebaran produk mainan edukatif ini sendiri menargetkan konsumen dengan komuniti ekonomi menengah keatas. Lingkungan dari target tersebut diantaranya seperti toko buku Gramedia, toko-toko mainan seperti Kidz Station, Toy City dan beberapa toko-toko mainan yang terdapat di mall-mall lainnya. 2. Cara Kerja Mainan a. Magnetik Sebuah mainan puzzle tentu saja bisa disebut dengan mainan bongkar pasang. Pada setiap bagian dari mainan puzzle tentunya memiliki sebuah pola pengungunci berupa bentuk dari tiap keeping puzzle maupun kunci yang berupa visual/potongan gambar. Pada sistem pengunci yang digunakan pada mainan puzzle edukatif ini digunakan sistem magnetik sebagai penguncinya. Magnet-magnet tersebut juga nantinya bisa melati otot motorik halus pada tangan anak-anak yang akan memainkannya. Gambar Magnet Neodimiyum Magnet yang akan digunakan pada puzzle edukatif ini merupakan magnet yang cukup kuat daya tarik-menariknya (neodymium). Sehingga pengaplikasian magnet ini sangat cocok digunakan pada sebuah kayu yang nantinya akan menjadi bahan utama dari mainan puzzle edukatif ini. Magnet Tugas Akhir 49

20 yang dibutuhkan mempunyai 2 ukuran, yaitu ukuran 5 mm x 3 mm sebanyak 30 pcs dan ukuran 10 mm x 2 mm sebanyak 175 pcs. Ada bebrapa faktor dipilihanya kedua ukuran yang berbeda tersebut. Penggunaan biji magnet ukuran kecil ditujukan untuk bagian-bagian puzzle yang ukurnya kecil/tidak terlalu lebar. Penggunaan biji magnet lebar ditujukan pada bagian-bagian puzzle yang lebar sehingga tidak perlu banyak pemakaian biji magnet berukuran kecil. Penggunaan biji magnet yang jumlahnya lebih dari 1 pasang setiap bagian ditujukan sebagai pengunci yang mana kemungkinan bagian tersebut tidak dapat digerakkan, sedangkan penggunaan biji magnet yang hanya menggunakan 1 pasang biji magnet ada kemungkinan bagian tersebut bisa digerakkan/diputar. b. Edukatif dan Kreatif Pada mainan ini tentunya harus memiliki cara bermain yang seru namun mendidik. Untuk itu diterapkan sistem edukasi dan sistem kreatif yang mana kedua sistem tersebut bisa membuat mainan ini bisa membuat anak lebih betah bermain. Untuk sistem edukasinya, mainan ini menerapkan tematik berupa hewan endemik asal Indonesia. Hewan yang dipilih terdiri dari 5 jenis yaitu gajah, badak, tapir, burung kasuari dan orang utan. Pada tiap bagian tiap partnya ada yang memiliki bentuk yang sama ada juga yang berbeda. Mainan ini juga bersifat modular yang mana bagian tubuh dari hewan tersebut hanya satu jenis saja dan badan tersebut bisa berkesinambungan dengan part dengan tema hewan yang berbeda. Tak hanya badannya saja, tiap part dari hewan tersebut juga bisa berkesinambungan dengan part hewan lainnya. Namun ada beberapa part yang tidak memungkinkan karena sifat kemagnetan yang sama (arah kutub magnet yang sama). Penggunaan sistem modular tersebut bisa memungkinkan anak lebih kreatif dan imajinatif pada saat bermainnya. Tugas Akhir 50

21 Kedua hal tersebut akan tersajikan pada sebuah buku panduan bermain yang mana isi pada buku tersebut terdapat panduan untuk menyusun mainan dengan tematik yang sudah ditentukan. Hal tersebut bisa saja dihiraukan sang anak ketika ia memilih untuk tidak melihat cara menyusun bentunya tersebut, maka pada buku panduan terdapat sebuah halaman yang bisa diisi dengan menulis nama dari benda yang dibentuk oleh sang anak tersebut. Pada bagian akhir panduan, tersampaikan pesan untuk memperlakukan mainan tersebut ketika sudah tidak dimainkan dan hal yang harsu dilakukan setelah bermain. E. Tataran Elemen A. Bentuk Bentuk-bentuk yang ditentukan pada perancangan mainan puzzle edukatif ini ialah bentuk dasar geometri, yang mana diketahuin bentukbentuk tersebut tidak sulit untuk dimengerti oleh anak-anak sendiri. Bentuk persegi digunakan sebagai bentuk dasar seperti badan, kepala, perut, kaki dan lain-lain, sedangkan untuk bentuk lingkaran digunakan sebagai bentuk penggabungan pada bentuk persegi tersebut yang mana menghasilkan sudut-sudut melengkung sehingga memberikan kesan yang lembut. Gambar Bentuk acuan Tugas Akhir 51

22 B. Warna Warna dianggap memiliki pengaruh terhadap psikologi seseorang. Warna merupakan unsur penting dalam desain, karena dengan warna, suatu karya desain akan mempunyai arti atau nilai lebih (added value) dari utilitas karya tersebut. Keindahan sebuah warna tidak aka nada artinya apabila hadir sendiri tanpa kehadiran warna-warna lain disekitarnya. Penggunaan warna pada rancangan ini bisa dijadikan sebagai media komunikasi yang mana bertujuan sebagai identitas dari setiap karakter tersebut. Warna yang digunakan yaitu warna fantasi/warna warna cerah yang disesuaikan dengan skema warna dinamis menurut S. Kobayashi yang terdiri dari warna vibrant dan cerah Gambar Diagram Kombinasi Warna dari Shigenobu Kobayashi dan Nipon Color&Design Research Institute (Sumber: alineofsmile.blogspot.com; Aloysia Krisnawatie; 2012) Tugas Akhir 52

23 C. Material Material yang digunakan pada perancangan ini ialah kayu jati belanda. Kayu jenis ini biasa digunakan pada industri untuk mengemas barang-barang elektronik dan otomotif. Karena fungsinya sebagai pengemas barang tentu saja material yang dipilih tersebut pastilah material itu kuat dan tingkat kekeringannya sesuai standar yang telah ditetapkan. Tak hanya sebagai pelindung, kayu jenis ini sudah lama digunakan sebagai bahan dasar pembuat mainan anak khususnya mainan edukatif. Karena sifat anak masih sering kali ceroboh dalam bermain, mainan tersebut harus mempunyai daya tahan yang kuat. Material pendukung dari material utama yaitu magnet, magnet yang digunakan pada rancangan ini ialah magnet yang mempunyai daya tarik-menari yang sangat kuat. Ukuran magnet yang digunakan terdiri dari 2 ukuran 5x3 mm dan 10x2 mm dengan bentuk yang sama yaitu lingkaran. Material untuk finishing digunakan sebuah pewarna dan pelapis flitur glossy yang ramah lingkungan, artinya pewarna-pewarna ini sangat aman untuk digunakan pada rancangan mainan ini sehingga anak-anak tidak perlu khawatir pada bahan-bahan kimia ataupun aroma yang terlalu menyengat yang dihasilkan oleh pewarna tersebut karena pewarna tersebut berbahan dasar air (water base). Tugas Akhir 53

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Pada dasarnya mainan edukatif memiliki berbagai macam variasi bentuk maupun variasi dari cara bermainnya. Ada variasi mainan yang sudah memiliki bentuk dan ukuran

Lebih terperinci

Keterbatasan produksi mainan lokal. Latar belakang + -

Keterbatasan produksi mainan lokal. Latar belakang + - Keterbatasan produksi mainan lokal Latar belakang + - Lebih produktif Bahan tidak aman Finishing aman Produksi lebih lambat Penggunaan bahan baku kayu Proses produksinya memungkinkan dilakukan secara skala

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS 1. Komunitas Pengguna Kursi goyang berbahan kardus, dengan menggunakan material utamanya adalah kardus yang dipesan khusus agar kursi goyang ini

Lebih terperinci

BAB IV. KONSEP RANCANGAN

BAB IV. KONSEP RANCANGAN BAB IV. KONSEP RANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN / KOMUNITAS Dalam tataran lingkungan, produk rancangan yang dibuat dengan memanfaatkan limbah kayu palet secara maksimal. Palet kayu biasa digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN Dalam melakukan pembelian produk konsumen tidak mengetahui produk edisi terbaru hold project, konsumen mengeluhkan untuk mencari produk edisi terbaru, dikarenakan

Lebih terperinci

II. METODE/PROSES PERANCANGAN

II. METODE/PROSES PERANCANGAN II. METODE/PROSES PERANCANGAN A. Kerangka Perancangan Latar Belakang Masalah Data-data Analisis Penentuan Ide Menambahkan tema hewan endemik pada loker tas dan sepatu. Membuat loker yang tidak hanya memiliki

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Dalam pemilihan material yang akan digunakan untuk membuat sebuah rak, perlu memperhatikan juga unsur kelestarian bagi lingkungan. Penggunaan kayu

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan atau Komunitas Perancangan tempat ganti popok bayi model lipat ini adalah produk yang berkaitan dengan kebutuhan orang tua untuk keperluan bayi. Karena produk

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II a. Orisinalitas METODE PERANCANGAN Banyak produk rak buku dengan berbagai macam bentuk yang sudah beredar dipasaran, namun dari banyaknya jenis rak yang sudah ada hanya sedikit sekali yang mengeksplorasi

Lebih terperinci

DESAIN MAINAN KAYU BERTEMA HEWAN ENDEMIK INDONESIA UNTUK ANAK USIA 4-6 TAHUN. Oleh : Desica Pramudita

DESAIN MAINAN KAYU BERTEMA HEWAN ENDEMIK INDONESIA UNTUK ANAK USIA 4-6 TAHUN. Oleh : Desica Pramudita DESAIN MAINAN KAYU BERTEMA HEWAN ENDEMIK INDONESIA UNTUK ANAK USIA 4-6 TAHUN Oleh : Desica Pramudita LATAR BELAKANG FENOMENA PERMAINAN ANAK DI INDONESIA LATAR BELAKANG Tahun 2010, pasar mainan anak dunia

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Keterhubungan hasil rancangan dengan lingkungan, yaitu pemilihan bahan baku bambu petung diolah menjadi bambu laminasi. Bambu laminasi merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tugas Akhir Mainan edukasi 1

I. PENDAHULUAN. Tugas Akhir Mainan edukasi 1 I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan Mainan edukasi adalah mainan yang dapat memberikan stimulasi perkembangan anak, seperti perkembangan fisik, motorik kasar dan halus, keberanian,

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. kayu olahan berupa tripleks. Dengan menggunakan bahan baku yang sudah mengalami

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. kayu olahan berupa tripleks. Dengan menggunakan bahan baku yang sudah mengalami BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Meja kerja multifungsi ini memiliki hal penting yang terdapat pada perancangan adalah keterkaitannya dengan tataran lingkungan yang mengutamakan

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN Fungsi produk yang menjelaskan tentang data yang didapat dari berbagai sumber yang digunakan sebagai acuan

Lebih terperinci

V. ULASAN KARYA PERANCANGAN

V. ULASAN KARYA PERANCANGAN V. ULASAN KARYA PERANCANGAN A. Konsep Perancangan Dalam proses perancangan desain furnitur dengan tujuan memberikan nilai estetis dengan menggunakan material dasar kayu, maka sebuah konsep sangat dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. 2. Tataran System a. Bagian Bagian Casing PC.

BAB IV KONSEP. 2. Tataran System a. Bagian Bagian Casing PC. BAB IV KONSEP 1. Tataran Lingkungan / Komunitas Keterhubungan hasil rancangan ini pada komunitas pengguna komputer desktop untuk memberikan kualitas dan ragam produk kerajinan kriya yang dimasukan ke dalam

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN 1. Orisinalitas Casing kayu gaya klasik BAB II METODE PERANCANGAN Gambar 2. Five Wood Computer Case (Sumber : Google) Casing PC material kayu dengan model ini lebih mengutamakan sisi bentuk elegan namun

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Tempat tidur anak pada umumnya hanya sebagai tempat beristirahat atau tidur, dan kadang digunakan sebagai tempat belajar atau bermain bagi anak-anak, meskipun

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di 22 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan 20 22 Maret 2013 di Laboratorium dan Perbengkelan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

WORKING PLAN SIMPLE WALL SHELF S001

WORKING PLAN SIMPLE WALL SHELF S001 A DESKRIPSI PRODUK Simple Wall Shelf berukuran jadi 1.200 x 200 x 50 mm. Ukuran panjang dan lebar bisa ditambah/dikurangi sesuai dengan rencana penempatan anda. Varian ukuran panjang adalah 1.000 1.400mm,

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/ Komunitas Isu pemanasan global yang sedang ramai saat ini dibutuhkan kesadarannya dari manusia terhadap lingkungan agar tetap berkesinambungan, untuk terus

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Bagi pengrajin furniture tradisional, rel pada sebuah laci memiliki peran yang penting sebagai penghubung antara laci dengan benda furniture yang memiliki ruang

Lebih terperinci

BAB ll METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Beberapa desainer ada yang bergerak di dunia design toys atau bisa disebut Urban toys, tema yang mereka ambil biasanya karakter pribadi, tokoh kartun, superhero,

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Keterhubungan hasil rancangan dengan lingkungan yaitu penggunanaan bahan multipleks lapisan-lapisan kayu yang ditumpuk berlapis-lapis dan dipress

Lebih terperinci

V. ULASAN KARYA PERANCANGAN

V. ULASAN KARYA PERANCANGAN V. ULASAN KARYA PERANCANGAN A. Konsep Perancangan Ruang kelas adalah suatu ruangan dalam bangunan sekolah, yang berfungsi sebagai tempat untuk kegiatan tatap muka dalam proses kegiatan belajar mengajar

Lebih terperinci

A. KELOMPOK DATA BERKAITAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN

A. KELOMPOK DATA BERKAITAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN Analisis desain yang pertama dilakukan adalah untuk mendapatkan data atau informasi yang diperlukan berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Pemanfaatan bahan kulit asli yang dihasilkan dari kulit hewan bisa mempengaruhi kesinambungan kehidupan hewan. Oleh karena itu diharapkan bisa

Lebih terperinci

IV. KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN 1. Lingkungan Hidup a. Limbah Limbah merupakan buangan atau sisa yang dihasilkan dari suatu proses atau kegiatan dari industry maupun domestik ( rumah tangga

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Pada era modern saat ini banyak sekali produk pengembangan untuk menunjang kebutuhan aktivitas bermain anak. Mulai permainan melatih otak, fisik sampai anak dapat

Lebih terperinci

BAB II A. ORISINALITAS

BAB II A. ORISINALITAS BAB II A. ORISINALITAS Beberapa desainer ada yang bergerak di dunia design toys atau bisa disebut Urbantoys, tema yang mereka ambil biasanya karakter pribadi, tokoh kartun, superhero, streetart, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Sepanjang Januari 2015, tercatat 32 kasus pohon tumbang dan 14 pohon sempal di wilayah Jakarta. Beberapa jenis pohon yang tumbang adalah angsana,

Lebih terperinci

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper).

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper). III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper). Akan tetapi, pada dasarnya unsur kreativitas dan pengalaman

Lebih terperinci

IV. KONSEP PERANCANGAN

IV. KONSEP PERANCANGAN IV. KONSEP PERANCANGAN A. Ide Perancangan Game Cetak Edukasi 1. Ide desain Game edukasi ini diadopsi dari tiga game popular dalam dunia anak, yaitu game Ular Tangga, Monopoli dan Puzzle. Penggabungan tiga

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Kucing adalah hewan yang memiliki karakter yang unik dan menarik. Tingkah laku kucing yang ekspresif, dinamis, lincah, dan luwes menjadi daya

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan Bentuk dari Meja kopi ini dibuat berdasarkan pertimbangan material dan sifat velg bekas yang sudah berbentuk lingkaran dengan mengeksplorasi dari bentuk

Lebih terperinci

dari permainan egrang. Seperti yang kita ketahui permainan egrang kini sudah sangat

dari permainan egrang. Seperti yang kita ketahui permainan egrang kini sudah sangat V. ULASAN KARYA PERANCANGAN A. Konsep Perancangan Dalam proses perancangan desain meja belajar ini dibuat untuk turut serta melestarikan kebudayaan Indonesia melalui lemari minimalis yang mengandung esensi

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Lemari penyimpanan yang beredar di indonesia kini sudah banyak sekali, mulai dari lemari ukuran besar, lemari super mini, tempat tidur yang memiliki fungsi ganda

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN / KOMUNITAS Bahan kayu yang digunakan pada laci berhubungan dengan tataran lingkungan karena ramah lingkungan. Kayu yang digunakan merupakan kayu olahan

Lebih terperinci

Desain Mainan Edukasi Balok Modul untuk Anak Usia 8-12 Tahun Bertema Candi

Desain Mainan Edukasi Balok Modul untuk Anak Usia 8-12 Tahun Bertema Candi JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No.2, (2014) 2337-3520 (2301-928X Print) F-55 Desain Mainan Edukasi Balok Modul untuk Anak Usia 8-12 Tahun Bertema Candi Martha Oki Rahmawati dan Primaditya Jurusan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN Dalam proses perancangan desain gerobak kopi keliling renceng sepeda ini, digunakan metode yang merujuk pada konsep perancangan. Sebuah konsep dalam proses perancangan dirasa

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI. A. Kerangka Berfikir Studi. Fenomena

BAB II METODOLOGI. A. Kerangka Berfikir Studi. Fenomena BAB II METODOLOGI A. Kerangka Berfikir Studi Fenomena Anak-anak senang ketika banjir datang. Peringatan dari orang lain atau orang tua yang di acuhkan. Anak-anak suka bermain secara berkelompok maupun

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN Tataran lingkungan dari produk puzzle ragam hias betawi ini yaitu berkaitan dengan tataran lingkungan non fisik. Perkembangan zaman yang semakin pesat membuat

Lebih terperinci

II. METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Perancangan tas wanita batok kelapa yang dibuat ini orisinalitas sendiri berdasarkan penggunaan bahan yang berasal dari limbah dan sistem yang digunakan pada tas

Lebih terperinci

BAB II METODE PERCANCANGAN A. ORISINALITAS Pada awalnya tote bag dibuat menggunakan bahan kain yang cukup keras, seperti kain kanvas, goni, atau rami. Namun seiring dengan perkembangan jaman dan mode,

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN KARYA

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN KARYA 35 BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN KARYA Dalam proses pembuatan karya seni, konsep adalah hal terpenting yang menjadi acuan dalam berkarya, yang menjadi dasar sebuah pemikiran. Konsep dari karya yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN Kompetensi Umum...7

DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN Kompetensi Umum...7 DAFTAR ISI DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN...7 1. Umum...7 2. Kejuruan...8 RUANG LINGKUP PEKERJAAN...15 SUBSTANSI PEMELAJARAN...16 1.

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN 1. Tematik A. Implementasi Teoritis Kehidupan dunia anak-anak yang diangkat oleh penulis ke dalam karya Tugas Akhir seni lukis ini merupakan suatu ketertarikaan penulis terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin

BAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin BAB III METODE PROYEK AKHIR A. Waktu dan Tempat Tempat pembuatan dan perakitan mesin pemotong kerupuk ini di lakukan di Bengkel Kurnia Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya

Lebih terperinci

BAB 4. Konsep Desain

BAB 4. Konsep Desain BAB 4 Konsep Desain 4.1 Fungsi Bentuk Dalam perancangan furnitur dan aksesoris pada lobi hotel Artotel ini, rancangan furnitur yang dibuat yaitu kursi, coffee table, dan stool, sedangkan untuk aksesoris

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Carrier bag multifungsi ini memiliki pasar yang lebih luas dibanding carrier bag pada umumnya.perancangan adjustable carrier bag ini bertujuan

Lebih terperinci

Pemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular

Pemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular Pemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular Iyus Susila 1,*, Fakhri Huseini 1 1 Institut Teknologi dan Sains Bandung, Deltamas, Bekasi

Lebih terperinci

III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN

III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN 1. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Analisis desain yang pertama dilakukan adalah untuk mendapatkan data atau informasi yang diperlukan berkaitan

Lebih terperinci

Gambar 1 mainan tungang gajah jungkat kjungkit Gambar 2. Mainan tungang gajah jungkat kjungkit 2

Gambar 1 mainan tungang gajah jungkat kjungkit Gambar 2. Mainan tungang gajah jungkat kjungkit 2 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan Sebuah mainan yang mempunyai bentuk yang menarik akan mengundang minat anak untuk memainkan permainan tersebut, terlebih mainan yang dimainkan adalah bentuk

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas 1. Ulasan Tentang Gapura Gapura adalah suatu struktur yang merupakan pintu masuk atau gerbang ke suatu kawasan. Gapura juga sering diartikan sebagai pintu gerbang.

Lebih terperinci

4. Behavioral ( Kebiasaan ) Saat bermain anak sangat aktif, senang berlarian, melompat, memiliki imajinasi yang kuat, tidak cepat lelah, dan tidak bisa diam dalam satu tempat. C. TUJUAN DAN MANFAAT 1.

Lebih terperinci

BAB lv KONSEP PERANCANGAN

BAB lv KONSEP PERANCANGAN BAB lv KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan Atau Komunitas Sebuah desain dari awal saat dilakukannya pengkonsepan produk, sudah memiliki tujuan yang menjurus kepada siapa produk tersebut akan dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DESAIN

BAB IV KONSEP DESAIN BAB IV KONSEP DESAIN 4.1 Rak Penyimpanan Sepatu Gambar 4.1 Hasil Perancangan Rak Sepatu 4.1.1 Fungsi Bentuk Bentuk yang diambil sebagai inspirasi dari perancangan rak sepatu adalah binatang kelinci. Binatang

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. karna beberapa faktor yang mendukung dalam pemakaian bahan plywood tersendiri yaitu :

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. karna beberapa faktor yang mendukung dalam pemakaian bahan plywood tersendiri yaitu : BAB IV KONSEP PERANCANGAN 1. Tataran Lingkungan Tanggung jawab karya pada lingkungan Penggunaan material plywood pada karya ini memang terdengar relatif murah dan berkualitas. Karena pada plywood sendiri

Lebih terperinci

IV. KONSEP PERANCANGAN

IV. KONSEP PERANCANGAN IV. KONSEP PERANCANGAN A. Ide Desain Perancangan Ide ini muncul dari teman penulis yang memang mempunyai suatu usaha dari produk lampu hias. Walaupun teman penulis usahanya lampu hias ruangan, akan tetapi

Lebih terperinci

BAB IV. Teknik Produksi Media. yang digunakan untuk perancangan desain kemasan Bir Pletok Alifah.

BAB IV. Teknik Produksi Media. yang digunakan untuk perancangan desain kemasan Bir Pletok Alifah. BAB IV Teknik Produksi Media 4.1. Proses Teknik Produksi Media Bab ini akan membahas semua proses dan teknis produksi semua media yang digunakan untuk perancangan desain kemasan Bir Pletok Alifah. 4.2.

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN 1. Orisinalitas Perbedaan karya rancangan penulis dengan karya desainer lain berdasarkan riset yang penulis kumpulkan adalah desainer lain ada juga yang membuat rancangan meja

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN MEJA KERJA PENJUAL KOPI, ES, TEH DAN ROKOK KELILING YANG MENGGUNAKAN SEPEDA

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN MEJA KERJA PENJUAL KOPI, ES, TEH DAN ROKOK KELILING YANG MENGGUNAKAN SEPEDA BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Kelompok Data Berkaitan dengan Aspek Fungsi Produk Rancangan Table 01 : Fungsi meja kerja penjual kopi, es, teh dan rokok keliling yang menggunakan sepeda FUNGSI

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN Dapat memberikan identitas bagi komunitas atau untuk unit tertentu terhadap orang yang memakai kaos tersebut. Seperti, kominutas sepeda dengan nama BIKE

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Sebuah buku materi pendidikan yang bersifat akademis umumnya berupa buku formal yang dibuka halaman per halaman. Begitu juga dengan buku teoriteori tentang tipografi,

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI & KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI & KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI & KONSEP VISUAL 3.1 Tujuan Komunikasi Dalam perancangan media berupa kartu edukasi atau flashcard origami seri hewan ini, penulis mencoba menjabarkan tujuan dari perancangan kartu edukasi

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN Batik merupakan warisan budaya dari Indonesia yang sudah disahkan oleh pihak UNESCO. Batik Yogyakarta atau Batik Jogja merupakan bagian dari budaya Jawa.

Lebih terperinci

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA 1.1 Teknis Media Teknik perancangan media utama dan media pendukung menggunakan ilustrasi yang sederhana dengan warna-warna cerah dan memiliki kesan ceria. Media utama berupa

Lebih terperinci

V. ULASAN KARYA PERANCANGAN A. Konsep Perancangan Dalam proses perancangan desain furniture dengan tujuan untuk pemberian nilai baru dengan menggunakan desain mainan tradisional yang sekarang sudah jarang

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK

BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK Boneka bisa terbuat dari bermacam bahan, bahan yang bisa digunakan yaitu kain, kulit, kertas, fiber, tanah liat

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Meja dan kursi yang bertujuan untuk bermain belum pernah penulis temui. Kebanyakan untuk pembuatan meja dan kursi hanya mempertimbangkan biaya, sehingga fungsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PEMBUATAN PATUNG KAYU

BAB III METODOLOGI PEMBUATAN PATUNG KAYU BAB III METODOLOGI PEMBUATAN PATUNG KAYU A. Bagan Proses Penciptaan Ide Studi Literatur Eksplorasi - Observasi - Dokumentasi - Pemilihan Media - Teknik Improvisasi Perancangan Bentuk Proses Pembentukan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas BAB IV KONSEP PERANCANGAN Pemanfaatan teknologi panel surya pada desain pengisi daya ini memberikan manfaat bagi penggunanya. Pengkonversian dari tenaga matahari menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMBUATAN PATUNG GAJAH IDE. Eksplorasi

BAB III METODE PEMBUATAN PATUNG GAJAH IDE. Eksplorasi 36 BAB III METODE PEMBUATAN PATUNG GAJAH A. Bagan Proses Penciptaan IDE Kajian teoritik tentang kesenirupaan dan bahasan yang berhubungan dengan karya (Studi literatur) Eksplorasi Obervasi Pemotretan Objek

Lebih terperinci

BAB III CARA PEMBUATAN ALAT TRACKE R BEARING. Rahang penahan berfungsi sebagai rumah atau sarang dari bagian komponen lain

BAB III CARA PEMBUATAN ALAT TRACKE R BEARING. Rahang penahan berfungsi sebagai rumah atau sarang dari bagian komponen lain BAB III CARA PEMBUATAN ALAT TRACKE R BEARING 3.1 RAHANG PENAHAN Rahang penahan berfungsi sebagai rumah atau sarang dari bagian komponen lain yaitu - Kaki penahan - Batang ulir. Yang semua komponen akan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. DESAIN BENTUK DASAR Sebelum memasuki proses ini, Sebelumnya penulis berkordinasi dengan dosen pembimbing mengenai desain yang seperti apa yang nantinya akan diproduksi. Penilaian

Lebih terperinci

BAB IV VISUALISASI KARYA. A. Visualisasi Rancangan Buku Pop-Up

BAB IV VISUALISASI KARYA. A. Visualisasi Rancangan Buku Pop-Up digilib.uns.ac.id BAB IV VISUALISASI KARYA A. Visualisasi Rancangan Buku Pop-Up 1. Thumbnail Thumbnail adalah cara me-layout gambar yang sudah disketsa kasar secara manual dengan menggunakan pensil kayu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Riset Ide Kemunafikan merupakan salah satu fenomena dalam masyarakat, oleh karena itu riset idenya merupakan forming dari beberapa kasus yang terjadi di masyarakat berdasarkan

Lebih terperinci

III. PROSES PENCIPTAAN

III. PROSES PENCIPTAAN III. PROSES PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Dunia virtual dalam media sosial memang amat menarik untuk dibahas, hal ini pulalah yang membuat penulis melakukan sebuah pengamatan, perenungan

Lebih terperinci

III. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut

III. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut 16 III. METODE PEMBUATAN A. Waktu dan Tempat Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut Amanah, jalan raya candimas Natar, Lampung Selatan. Pembuatan mesin pengaduk adonan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DESAIN. Berdasarkan hasil studi dan analisa, maka didapatkam kriteria produk perancangan desain ini ialah:

BAB V KONSEP DESAIN. Berdasarkan hasil studi dan analisa, maka didapatkam kriteria produk perancangan desain ini ialah: BAB V KONSEP DESAIN Berdasarkan hasil studi dan analisa, maka didapatkam kriteria produk perancangan desain ini ialah: Gambar 5.1. Konsep desain. 5.1. Penerapan Solusi Desain pada Produk Berdasarkan hasil

Lebih terperinci

PUSKESMAS KIT Kegiatan Pengadaan Alat Permainan Edukatif pada Puskesmas Ramah Anak, Belanja Perlengkapan Kantor

PUSKESMAS KIT Kegiatan Pengadaan Alat Permainan Edukatif pada Puskesmas Ramah Anak, Belanja Perlengkapan Kantor PUSKESMAS KIT 2015 Kegiatan Pengadaan Alat Permainan Edukatif pada Puskesmas Ramah Anak, Belanja Perlengkapan Kantor No Nama Kegiatan Spesifikasi Satuan Kegiatan Pengadaan Alat Permainan Edukatif pada

Lebih terperinci

BAB 6 PERANCANGAN DAN ANALISIS

BAB 6 PERANCANGAN DAN ANALISIS BAB 6 PERANCANGAN DAN ANALISIS 6.1 Perancangan Pada Ruang Operation Maintenance Centre (OMC) Perancangan merupakan perbaikan yang dilakukan terhadap fasilitas fisik, lingkungan fisik, dan tata letak fasilitas

Lebih terperinci

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN BAB IV. KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Menurut ASEAN DNA, sebuah situs untuk mempromosikan pemahaman yang berkaitan dengan karakteristik ASEAN menyebutkan bahwa rata-rata tinggi badan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN digilib.uns.ac.id BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Skema Alur Kerja Pembuatan - Skema proses pembuatan alat pneumatik transfer station adalah alur kerja proses pembuatan alat pneumatik transfer station

Lebih terperinci

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK 4.1 PERANAN PRAKTIKAN CV. AKSEN GRAPHIC STUDIO memberikan kebebasan dalam mengembangkan peng-aplikasian ilmu desain yang telah diterima praktikan di universitas untuk dapat dipraktekkan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Pada pembahasan Orisinalitas, penulis ingin mengulas beberapa referensi-referensi artistik event atau Festival. Seperti pada Komunitas konser kampung adalah komunitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Larasita Puji Daniar, 2014 Legenda Ciung Wanara Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Larasita Puji Daniar, 2014 Legenda Ciung Wanara Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Legenda merupakan salah satu warisan budaya yang harus dilestarikan. Di Indonesia terdapat berbagai macam legenda yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK PERANCANGAN 1. Furniture Fleksibel Fleksibilitas merupakan sifat kelenturan yang dapat menyesuaikan diri

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PERANCANGAN. ruangan yang bersifat modern simple untuk menghemat suatu ruangan.

BAB II METODOLOGI PERANCANGAN. ruangan yang bersifat modern simple untuk menghemat suatu ruangan. BAB II METODOLOGI PERANCANGAN A. ORISINALITAS Metode perancangan ini mengacu kepada beberapa desain yang dikembangkan menjadi sebuah furniture yang berbeda dari sebuah desain dan material meja ruang tamu

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Banyak cara dilakukan untuk menciptakan kesan interior yang indah pada ruangan. Terutama sudut ruangan yang sering menjadi titik fokus untuk memperindah

Lebih terperinci

BAB IV TEKNIS PRODUKSI. menggunakan aplikasi digital Photoshop CS3 dan Adobe Illustrator CS3 demi

BAB IV TEKNIS PRODUKSI. menggunakan aplikasi digital Photoshop CS3 dan Adobe Illustrator CS3 demi 43 BAB IV TEKNIS PRODUKSI 4.1 Teknik Perancangan Teknik pembuatan desain pada kaos YCC terlebih dahulu mengandalkan proses sketsa manual, kemudian dilanjutkan dengan sentuhan finishing akhir dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN 30 BAB IV PROSES PEMBUATAN 4.1 Proses Pembuatan Proses pengerjaan adalah tahapan-tahapan yang dilakukan untuk membuat komponen-komponen pada mesin pembuat stik dan keripik. Pengerjaan yang dominan dalam

Lebih terperinci

Briefing Desain. Analisa. Sketsa Awasl. penyelesaian

Briefing Desain. Analisa. Sketsa Awasl. penyelesaian BAB II METODOLOGI A. STRATEGI DESAIN Briefing Desain Pengumpulan data Analisa Konsep Desain Proses digital Sketsa Awasl Proses Produksi penyelesaian Gambar 2.1: strategi desain Sumber : data pribadi KEBUTUHAN

Lebih terperinci

BAB III PROSES PEMBENTUKAN

BAB III PROSES PEMBENTUKAN BAB III PROSES PEMBENTUKAN Lahirnya karya seni rupa melalui proses penciptaan selalu terkait dengan masalah teknis, bahan, dan alat yang digunakan serta tahapan pembentukannya. Selain kemampuan dan pengalaman,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Masalah yang ingin penulis angkat dalam proyek penyusunan skripsi ini adalah bagaimana merancang animasi Simulasi pendaur ulangan sampah plastik

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir BAB IV MODIFIKASI

Laporan Tugas Akhir BAB IV MODIFIKASI BAB IV MODIFIKASI 4.1. Rancangan Mesin Sebelumnya Untuk melakukan modifikasi, terlebih dahulu dibutuhkan data-data dari perancangan sebelumnya. Data-data yang didapatkan dari perancangan sebelumnya adalah

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK PERANCANGAN 1. Pengertian Sepatu Pada awalnya perkembangan sepatu adalah sebagai protection of the foot,

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Beauty case adalah kotak untuk menyimpan dan membawa berbagai alat kosmetik. Beauty case ini tersedia dalam berbagai ukuran masing-masing terdiri dari beberapa

Lebih terperinci

Gambar 6. Proses Permainan Interaktif Saat di Buka Sumber : Ferdiansyah Choirull Zein

Gambar 6. Proses Permainan Interaktif Saat di Buka Sumber : Ferdiansyah Choirull Zein BAB V ULASAN KARYA PERANCANGAN A. Tampilan Permainan Interaktif 1. Format Ukuran Papan Permainan Format ukuran yang digunakan penulis adalah 43cm x 43cm dengan ketebalan papan adalah 3mm. Dengan ukuran

Lebih terperinci