BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN"

Transkripsi

1 BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK PERANCANGAN 1. Pengertian Sepatu Pada awalnya perkembangan sepatu adalah sebagai protection of the foot, pelindung kaki dari serangan bermacam macam iklim (dingin, panas, dan hujan) ataupun rasa sakit saat menginjak suatu benda tajam atau runcing. Pada mulanya sepatu merupakan alat khusus yang digunakan untuk melindungi kaki yang terbuat dari daun (papyrus), kulit kayu, dan kulit binatang, kemudian seiring dengan perkembangan zaman, kegunaan sepatu bukan hanya sebagai pelindung kaki namun sepatu digunakan pula sebagai salah satu pelengkap pakaian manusia. Perkembangan sepatu dimulai dari daerah Mediterania dan daerah Eropa, perbedaan asal sepatu ini sebabkan karena faktor iklim yaitu pada daerah Mediterania sepatu digunakan untuk melindungi kaki dari batu kecil dan sengatan sinar matahari sedangkan di daerah Eropa sepatu digunakan sebagai pelindung kaki dari hawa buruk seperti dinginnya salju didaerah itu. 2. Desain Modular Secara simpel desain modular merupakan pendekatan yang membagi sistem menjadi bagian-bagian kecil (modul) yang dapat dibuat dan kemudian digunakan dalam sistem yang berbeda untuk mengarahkan beberapa fungsi. Gagasan pokok modular desain adalah untuk mengembangkan serangkaian komponenkomponen produk dasar yang dapat dirakit menjadi sejumlah besar produk yang berbeda-beda. Desain modular dengan bagian yang terpisah-pisah, memungkinkan perusahaan untuk melakukan perbaikan, pemeliharaan atau penggantian salah satu modul atau komponen yang rusak. Sebuah sistem modular dapat dicirikan sebagai berikut: 16

2 o Fungsional, modul dapat digunakan kembali o Termasuk berorientasi objek deskripsi fungsi modul o Kemudahan perubahan untuk mencapai transparansi teknologi 3. Konversi Ukuran Sepatu Eropa, Inggris dan Indonesia Gambar 3.1 ukuran sepatu wanita (Sumber : itsmachmudi.wordpress.com, 2014) Pada dasarnya ukuran sepatu memiliki standar yang berbeda-beda, ukuran yang sering kita jumpai pada sepatu lokal atau buatan indonesia biasanya menggunakan ukuran standar eropa, meskipun indonesia juga memiliki ukuran standar, namun jarang digunakan. Kalau ukuran pada sepatu import itu biasanya menyertakan ketiga ukuran tersebut yaitu Eropa, Inggris, Amerika dan Australia. B. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ESTETIKA FUNGSI PERANCANGAN PRODUK 1. Perkembangan Model Sepatu Wanita Perkembangan dunia industri fashion seolah tidak pernah berhenti dan terus mengalami perkembangan dan pertumbuhan. Termasuk diantaranya model sepatu wanita yang menjadi perhatian tersendiri bagi kalangan wanita. Inovasi terus dilakukan guna memuaskan hasrat para pecintanya di dunia fashion yang kini berfokus pada desain dan tentu tanpa mengabaikan aspek kenyamanan dari sepatu itu sendiri yang sangat berdampak pada penggunaannya. Karena memang sepatu adalah merupakan aspek terpenting dan tidak bisa dipisahkan dalam hidup manusia. Terlebih saat ini sepatu sendiri menjadi bagian vital yang menjadi perhatian disamping fungsinya sebagai alas kaki. Para wanita saat ini tidak sedikit 17

3 menjadikan sepatu sebagai prioritas utama dan tidak heran jika banyak dari mereka yang mengkoleksi sepatu sesuai dengan karakternya. Aneka ragam model sepatu pilihan wanita khususnya wanita fashion holic sangat bergam. Diantaranya adalah wedges, pump, stiletto, boots, ballerina flats, kitten heels, chunky heels dan lain sebagainya. Setiap model dan jenisnya sendiri sepatusepatu wanita tersebut tentu memiliki kriteria dan fungsinya tersendiri dan untuk penggunaannya disesuaikan dengan aktivitas yang akan dijalankan. a. Wedges Gambar 3.2 Sepatu Wedges Model sepatu wedges cocok digunakan oleh wanita yang belum terbiasa menggunakan sepatu hak tinggi, karena haknya yang tebal membuat pengguna merasa lebih aman. b. Pumps Gambar 3.3 Sepatu Pumps 18

4 Model sepatu Pumps biasanya mempunyai ketinggian hak 5 cm 11 cm. Bagian depan nya berbentuk bulat dan tertutup. Sepatu ini biasanya digunakan pada acara formal. c. Stiletto Gambar 3.4 Sepatu Stiletto Model sepatu stiletto bisa dibilang jenis sepatu yang paling feminim dari sekian banyak jenis sepatu. Bagian depannya runcing dengan hak yang tinggi. Untuk memakai sepatu ini wanita harus menjaga keseimbangan. d. Boots Gambar 3.5 Sepatu Boots 19

5 Model sepatu wanita yang bernama boots ini cocok dipakai untuk wanita kala ingin tampil dengan kesan edgy. Ada beberapa jenis boots wanita yang umumnya dipakai yaitu angkle boots dengan hak setinggi mata kaki dan flat boots yang datar tanpa hak. Keduanya biasanya berbahan kulit atau suede yang jika dipakai membuat kaki wanita terlihat lebih tinggi. Ada model boots yang tinggi hingga ke betis atau model boots wanita yang setinggi mata kaki. e. Ballerina Flats Gambar 3.6 Ballerina Flats Model sepatu ini datar, tidak memiliki ketinggian hak sama sekali. Sepatu model ini biasa digunakan pada acara non formal. f. Kitten Heels Gambar 3.7 Sepatu Kitten Heels 20

6 Model sepatu wanita kitten heels memiliki ciri khas unik, yaitu heels atau hak yang rendah atau lebih pendek dibandingkan jenis sepatu dengan heels lainnya. Heels yang pendek tersebut membuat wanita yang memakainya dapat bergerak lebih leluasa. Kitten heels cocok dipakai oleh wanita trendy dan modis untuk acara yang formal maupun acara yang lebih santai. g. Chunky Heels Gambar 3.8 Sepatu Chunky Heels (Sumber : bitebrands, 2016 Sepatu cewek chunky heels, memiliki bentuk hak yang terbilang tebal dan tinggi. Sepatu ini lebih nyaman dibanding dengan sepatu heels lainnya pada saat dipakai. Dengan mengetahui berbagai macam bentuk dari sepatu wanita, wedges dan chunky heels merupakan jenis sepatu yang lebih nyaman digunakan diantara sepatu lainnya. Karena dengan hak wedges yang melebar dari depan hingga belakang bisa lebih menopang berat tubuh manusia sama seperti chunky heels, dengan heels yang tebal, maka pengguna akan lebih merasa nyaman pada saat menggunakannya. Maka dari itu dirancang sepatu modular dengan model seperti wedges dan chunky heels. 21

7 C. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK TEKNIS PRODUK PERANCANGAN 1. Bagian-bagian Sepatu Sepasang sepatu wanita adalah kesatuan dari bagian-bagiannya yang terangkai menjadi satu. Pada awalnya bagian-bagian tersebut dibuat secara khusus berdasarkan disain yang sudah ditentukan. Kemudian dalam proses selanjutnya ditambahkan asesori atau bagian-bagian yang bersifat sekunder. Setelah melalui proses finishing, sepatu tersebut baru bisa hadir sebagai salah satu produk fashion untuk mendukung penampilan sang pengguna. Keterangan gambar Gambar 3.9 Bagian-bagian sepatu (Sumber : Ike, 2017) Counter : Bagian belakang tumit kaki, berfungsi untuk memperkeras bagian belakang sepatu dan membentuk struktur sepatu. Quarter : Bagian tumit sepatu sebelah dalam yang menutupi tumit kaki bagian belakang. Untuk sepatu wanita, biasanya quarter dan counter dicetak dalam satu bagian. Heel : Sebutan untuk bagian sepatu yang posisinya persis di bawah tumit, heel menjadi ukuran tinggi rendahnya sepatu. Bagian ini secara mendasar membedakan dengan jenis sepatu flat. Sedangkan bentuknya sering menjadi sebutan untuk model sepatu. 22

8 Seat Heel : Bagian atau posisi tempat menempel heel pada telapak kaki bagian belakang Heel Breast : Sisi atau bidang heel yang berada di bagian dalam. Top Heel : Bagian dari ujung heel yang menapak ke lantai. Top heel dibuat dari bahan yang ringan dan keras, karena fungsinya menahan beban berat tubuh pemakai. Shank : Bagian yang membentang antara tumit sampai bagian depan telapak kaki untuk membentuk struktur sepatu. Sole : Bagian bawah sepatu yang bersentuhan dengan lantai. Vamp : Ruang terbuka untuk memasukkan kaki ke dalam sepatu. Umumnya sepatu wanita didesain dengan vamp lebar untuk menampakkan banyak bagian kaki penggunanya sehingga terkesan lebih panjang dan ramping. Insole : Sebuah lapisan bahan yang terletak di antara Sole dan telapak kaki, biasanya terbuat dari lembaran kertas selulosa, atau sintetis nonwoven. Fungsinya untuk menambah kenyamanan dan sekaligus untuk menyerap keringat kaki. Throat : Bagian depan Vamp sebelum ujung sepatu (Toe Box). Beberapa sepatu tidak memiliki bagian Throat karena menggunakan disain langsung. Toebox : Bagian dari sepatu untuk menutupi dan melindungi jari-jari kaki, sepatu yang tidak memiliki Toe Box disebut Open Toe yang menampakkan jari-jari kaki penggunanya. Untuk mengetahui apa saja style toebox, baca lebih lanjut tentang Bagian Depan Sepatu Wanita. 23

9 2. Proses Pembuatan Sepatu Dibawah ini proses pembuatan sepatu No Foto Proses Produksi Keterangan 1 Pembuatan pola sepatu yang akan dibuat 2 Menyatukan setiap pola yang sudah dibuat menggunakan jahit mesin 24

10 3 Pengukuran dan pemotongan bahan busa yang akan dibuat sepatu 4 Proses penghalusan menggunakan gerindra Tabel 3.1 Proses pembuatan sepatu 25

11 D. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK EKONOMI PRODUK RANCANGAN Desain modular yang telah dirancang merupakan desain sepatu yang ekonomis. Karena dengan harga beli sekitar Rp , masyarakat bisa mempunyai satu pasang sepatu dengan model yang berbeda. Jika dipasaran banyak sepatu dengan harga tinggi tetapi hanya mendapatkan satu model sepatu, berbeda dengan sepatu modular ini. Masyarakat bisa mengganti ketinggian sepatu mereka hanya dengan satu sepatu. Karena wanita merupakan mayoritas yang suka mengkoleksi sepatu, maka mereka akan rela mengeluarkan budget mahal hanya demi sepatu yang mereka inginkan. Dan biasanya dikalangan masyarakat perkotaan, sepatu dengan harga Rp hanya bisa mendapatkan satu model sepatu, tetapi dengan adanya produk modular ini, wanita bisa mendapatkan dua model sepatu, jadi mereka bisa mendapatkan dua style sepatu dengan harga yang lebih ekonomis. 26

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/ KOMUNITAS Produk sepatu ini dirancang mencakup tataran non fisik, karena lebih menampilkan gaya hidup, fashion dan sosial budaya. Untuk tataran lingkungan,

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN 1. Pengertian Sepatu Sepatu adalah pembungkus kaki yang biasanya dibuat dari kulit (karet dsb), bagian

Lebih terperinci

PERANCANGAN SEPATU WANITA DENGAN MULTIFUNGSI HAK SEPATU

PERANCANGAN SEPATU WANITA DENGAN MULTIFUNGSI HAK SEPATU TUGAS AKHIR PERANCANGAN SEPATU WANITA DENGAN MULTIFUNGSI HAK SEPATU Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Oleh : Ike Nurhidayati 41913110036 DESAIN PRODUK

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Sepatu sebagai sebuah produk yang telah banyak tersebar luas di dunia memiliki tempat tersendiri di hati orang-orang yang menggemari sepatu. Sepatu tidak hanya

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Kelompok Data Berkaitan Dengan Aspek Fungsi Produk Rancangan 1. Fungsi Sandal dan totebag

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Kelompok Data Berkaitan Dengan Aspek Fungsi Produk Rancangan 1. Fungsi Sandal dan totebag BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Kelompok Data Berkaitan Dengan Aspek Fungsi Produk Rancangan 1. Fungsi Sandal dan totebag Tabel03 : Fungsi sandal dan totebag SANDAL FUNGSI TAS TOTE BAG Sandal berfungsi

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS 1. Karya sejenis 1.1. Sepatu Boots Pengguna sepatu boots sekarang dapat memilih jenis apa yang akan mereka kenakan, apakah sepatu boot kulit, sepatu boot kanvas,

Lebih terperinci

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN BAB IV. KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Menurut ASEAN DNA, sebuah situs untuk mempromosikan pemahaman yang berkaitan dengan karakteristik ASEAN menyebutkan bahwa rata-rata tinggi badan

Lebih terperinci

Thina Suteki : Sepatu Itu Harus yang Nyaman, Bukan Buat Keren-Kerenan Doang Majalah Teen Online - t

Thina Suteki : Sepatu Itu Harus yang Nyaman, Bukan Buat Keren-Kerenan Doang Majalah Teen Online - t Styling rambut udah oke, make up wajah udah cantik, gaun pesta udah anggun, tas udah yahud, aksesori udah komplet, bagaimana dengan sepatu? Gak lucu ah kalo udah dandan kece, tapi sepatunya gak nampol?

Lebih terperinci

BAB II. METODE PERANCANGAN

BAB II. METODE PERANCANGAN BAB II. METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Sepatu wedges memiliki ciri tersendiri yaitu terdapat pada bagian solnya yang tebal dan mengikuti tapak kaki wanita. Sepatu wedges memberikan efek tinggi saat

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DESAIN. Berdasarkan hasil studi dan analisa, maka didapatkam kriteria produk perancangan desain ini ialah:

BAB V KONSEP DESAIN. Berdasarkan hasil studi dan analisa, maka didapatkam kriteria produk perancangan desain ini ialah: BAB V KONSEP DESAIN Berdasarkan hasil studi dan analisa, maka didapatkam kriteria produk perancangan desain ini ialah: Gambar 5.1. Konsep desain. 5.1. Penerapan Solusi Desain pada Produk Berdasarkan hasil

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Pemanfaatan bahan kulit asli yang dihasilkan dari kulit hewan bisa mempengaruhi kesinambungan kehidupan hewan. Oleh karena itu diharapkan bisa

Lebih terperinci

Bab 2. Data dan Analisa. Data dan informasi yang digunakan untuk analisa dan konsep proyek ini didapat dari

Bab 2. Data dan Analisa. Data dan informasi yang digunakan untuk analisa dan konsep proyek ini didapat dari Bab 2 Data dan Analisa 2.1 Sumber Data dan informasi yang digunakan untuk analisa dan konsep proyek ini didapat dari berbagai sumber, dantara lain: a. Literatur: artikel elektronik maupun non elektronik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dari kemajuan peradapan suatu masyarakat. Hal itu dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dari kemajuan peradapan suatu masyarakat. Hal itu dikarenakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dari dahulu hingga sekarang, fashion merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kemajuan peradapan suatu masyarakat. Hal itu dikarenakan fashion sering kali

Lebih terperinci

TEKNIK PEMBUATAN POLA SEPATU MODEL OXFORD Oleh: Supriyanta Tyas Purnomo

TEKNIK PEMBUATAN POLA SEPATU MODEL OXFORD Oleh: Supriyanta Tyas Purnomo TEKNIK PEMBUATAN POLA SEPATU MODEL OXFORD Oleh: Supriyanta Tyas Purnomo A. PENDAHULUAN Sepatu Model Oxford merupakan salah satu model sepatu lama yang sampai saat ini masih disenangi konsumen terutama

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Produk sejenis yang berkaitan dengan sepatu modular yang akan dirancang adalah Day2Night yang dibuat oleh Candice Cabe & Nadine Lubkowitz. Sepatu Day2Night dapat

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha. Gambar 1.1

BAB 1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha. Gambar 1.1 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Negara Cina yang merupakan salah satu dengan penduduk terbanyak di dunia memiliki berbagai seni budaya maupun mitos yang masih sangat kental. Acara-acara besar yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia fashion sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Setiap harinya kita tidak lepas dari kebutuhan sandang baik sebagai kebutuhan pokok maupun kebutuhan sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini, bukan hanya pria saja yang dituntut untuk memiliki pekerjaan tetapi para wanita pun dituntut untuk memiliki suatu pekerjaan agar kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan pangan, papan dan sandang. Kebutuhan tersebut tidak pernah

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan pangan, papan dan sandang. Kebutuhan tersebut tidak pernah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia memiliki beberapa kebutuhan pokok yang dapat dikelompokan menjadi kebutuhan pangan, papan dan sandang. Kebutuhan tersebut tidak pernah lepas untuk menunjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penutup atau pelindung anggota tubuh. Pakaian digunakan sebagai pelindung

BAB I PENDAHULUAN. penutup atau pelindung anggota tubuh. Pakaian digunakan sebagai pelindung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pengertiannya yang paling umum, pakaian dapat diartikan sebagai penutup atau pelindung anggota tubuh. Pakaian digunakan sebagai pelindung tubuh terhadap hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan. mengakibatkan berbagai perilaku manusia sebagai konsumen semakin mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan. mengakibatkan berbagai perilaku manusia sebagai konsumen semakin mengalami 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan pola pikir manusia mengakibatkan berbagai perilaku manusia sebagai konsumen semakin mengalami banyaknya perubahan

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB II Tinjauan Pustaka BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Konsep Dasar QFD (Quality Function Deployment). Konsep Qualty Function Deployment merupakan alat untuk mengidentifikasikan kebutuhan pelanggan.tujuannya adalah menjamin bahwa

Lebih terperinci

Bab VI Kesimpulan dan Saran

Bab VI Kesimpulan dan Saran Bab VI Kesimpulan dan Saran 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil yang diperoleh pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan antara lain sebagai berikut

Lebih terperinci

Keindahan Desain Kalung Padu Padan Busana. Yulia Ardiani (Staff Teknologi Komunikasi dan Informasi Institut Seni Indonesia Denpasar) Abstrak

Keindahan Desain Kalung Padu Padan Busana. Yulia Ardiani (Staff Teknologi Komunikasi dan Informasi Institut Seni Indonesia Denpasar) Abstrak Keindahan Desain Kalung Padu Padan Busana Yulia Ardiani (Staff Teknologi Komunikasi dan Informasi Institut Seni Indonesia Denpasar) Abstrak Pemakaian busana kini telah menjadi trend di dunia remaja, dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat menciptakan keunikan dari sebuah produk, salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat menciptakan keunikan dari sebuah produk, salah satu cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keunikan suatu produk, merupakan salah satu cara yang sering digunakan perusahaan untuk meningkatkan daya saing produknya, karena semakin unik suatu produk, maka konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Sepatu adalah salah satu jenis alas kaki yang berfungsi untuk melindungi keselurukan kaki. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sepatu diartikan lapik atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara tropis yang memiliki 2 musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Sebagian besar penduduk Indonesia menggunakan motor sebagai alat transportasi

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK PERANCANGAN 1. Furniture Fleksibel Fleksibilitas merupakan sifat kelenturan yang dapat menyesuaikan diri

Lebih terperinci

BAB III DATA ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III DATA ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III DATA ANALISA DAN PERANCANGAN A. Kelompok Data Berkaitan Dengan Aspek Fungsi Produk Perancangan Lemari penyimpanan modular merupakan sarana atau fasilitas bagi berbagai kegiatan manusia. Desain

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II a. Orisinalitas METODE PERANCANGAN Banyak produk rak buku dengan berbagai macam bentuk yang sudah beredar dipasaran, namun dari banyaknya jenis rak yang sudah ada hanya sedikit sekali yang mengeksplorasi

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data 2.1.1 Data Literatur Data literatur didapat dari buku, website perusahaan, dan artikel yang berhubungan dengan bahan materi yang akan diangkat. Antara lain mengenai

Lebih terperinci

A. Bagan Pemecahan Masalah. Cetak Saring. Desain Motif Fauna

A. Bagan Pemecahan Masalah. Cetak Saring. Desain Motif Fauna BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Cetak Saring Desain Motif Karakter Visual Ragam Hias Flora Fauna Perancangan Desain Motif Tekstil Cinderamata dengan Penerapan Ragam hias relief candi

Lebih terperinci

Hidup Sehat. Peta Konsep. Halaman 1 dari 8

Hidup Sehat. Peta Konsep. Halaman 1 dari 8 5 Hidup Sehat Pola hidup akan menentukan kualitas kesehatan seseorang. Pola hidup yang baik akan membawa seseorang pada kesehatan jasmani. Sebaliknya, pola hidup yang buruk dapat menimbulkan berbagai masalah.

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Ambor Baju Pesta Balita Perempuan merupakan baju pesta untuk usia 1-5 tahun. Faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan busana yang terus meningkat pesat membuat para desainer. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan busana yang terus meningkat pesat membuat para desainer. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang mempunyai berbagai macam kebutuhan, antara lain sandang, pangan, dan papan. Sandang merupakan kebutuhan primer yang digunakan manusia

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERANCANGAN SEPATU WEDGES DENGAN INSPIRASI BENTUK HEWAN

TUGAS AKHIR PERANCANGAN SEPATU WEDGES DENGAN INSPIRASI BENTUK HEWAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN SEPATU WEDGES DENGAN INSPIRASI BENTUK HEWAN Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Oleh : Heppy Sugiarti NIM : 41911120014 Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dahulu, penggunaan handuk di lingkungan masyarakat umumnya terbatas pada kegiatan higienitas jasmani maupun lingkungan, seperti untuk mengeringkan tubuh maupun tangan,

Lebih terperinci

BAB I GAMBARAN USAHA. India, Cina, Thailand, dan terakhir Malaysia, mengakui bahwa Seni Batik berasal

BAB I GAMBARAN USAHA. India, Cina, Thailand, dan terakhir Malaysia, mengakui bahwa Seni Batik berasal BAB I GAMBARAN USAHA 1.1 Deskripsi Konsep Bisnis Seni batik di Indonesia usianya telah sangat tua, namun belum diketahui secara pasti kapan mulai berkembang di Indonesia, khususnya di Jawa. Banyak negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa tahun belakangan ini semakin berkembang berbagai macam variasi model dan jenis dengan berbagai merk sepatu yang beredar di pasaran Indonesia. Selain variasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fashion dan wanita merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Sejak zaman dahulu pakaian termasuk kebutuhan utama bagi manusia yang digunakan untuk melindungi tubuh

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DESAIN

BAB IV KONSEP DESAIN BAB IV KONSEP DESAIN 4.1 Rak Penyimpanan Sepatu Gambar 4.1 Hasil Perancangan Rak Sepatu 4.1.1 Fungsi Bentuk Bentuk yang diambil sebagai inspirasi dari perancangan rak sepatu adalah binatang kelinci. Binatang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Foto 1.1 Jenis Flatshoes 1. Sumber: Data Internal NSBWZ (2014)

BAB I PENDAHULUAN. Foto 1.1 Jenis Flatshoes 1. Sumber: Data Internal NSBWZ (2014) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah Perusahaan Nice Shoes Be Wonder Zhoes selanjutnya disingkat NSBWZ merupakan salah satu merek lokal di Indonesia yang khusus memproduksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Modernitas berbagai segi kehidupan menuntut manusia lebih aktif serta produktif. Manusia sebagai subjek utama yang mengambil peran utama dari berbagai perubahan, termasuk

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Kelompok Data Berkaitan Dengan Aspek Fungsi Produk Perancangan 1. Tas Tas adalah wadah tertutup yang dapat dibawa berpergian. Tas biasanya digunakan untuk membawa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan berbagai peralatan dan perlengkapan hidup yang berfungsi untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan berbagai peralatan dan perlengkapan hidup yang berfungsi untuk 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Pengertian Busana Manusia adalah makhluk yang berbudaya, dengan kebudayaan itu manusia mampu menciptakan berbagai peralatan dan perlengkapan hidup yang berfungsi

Lebih terperinci

IV. KONSEP PERANCANGAN

IV. KONSEP PERANCANGAN IV. KONSEP PERANCANGAN A. Ide Desain Perancangan Ide ini muncul dari teman penulis yang memang mempunyai suatu usaha dari produk lampu hias. Walaupun teman penulis usahanya lampu hias ruangan, akan tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain

BAB I PENDAHULUAN. Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain yang memberikan pelayanan atau fasilitas pada kegiatan hidup manusia. Membuat desain mebel

Lebih terperinci

III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN

III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN 1. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Analisis desain yang pertama dilakukan adalah untuk mendapatkan data atau informasi yang diperlukan berkaitan

Lebih terperinci

Desain Alas Kaki Casual untuk Anak Perempuan Usia 8-12 Tahun dengan Eksplorasi dan Aplikasi Motif Batik Anak

Desain Alas Kaki Casual untuk Anak Perempuan Usia 8-12 Tahun dengan Eksplorasi dan Aplikasi Motif Batik Anak Desain Alas Kaki Casual untuk Anak Perempuan Usia 8-12 Tahun dengan Eksplorasi dan Aplikasi Motif Batik Anak Sakina Mutiara Rahmawati dan Primaditya, S.Sn. M.Ds Jurusan Desain Produk Industri, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Tugas Akhir. Yogya karta: Institut Seni Indonesia Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Tugas Akhir. Yogya karta: Institut Seni Indonesia Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Skateboarding mulai muncul pada tahun 1930-an. Di California selatan, skateboard terbuat dari kayu peti buah dengan roda yang dipasang pada bagian bawah. Model

Lebih terperinci

A. Bagan Pemecahan Masalah

A. Bagan Pemecahan Masalah 39 BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Dampak Fast Fashion dan Pewarna Sintetis Permasalahan Merancang karya tekstil dengan eco printing yang maksimal dengan menggunakan potensi alam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Majunya teknologi dan informasi membuat masyarakat Indonesia lebih terbuka pada pengetahuan global. Tidak bisa dipungkiri lagi tren mode di Indonesia banyak dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1. Pembahasan Pembahasan membahas tentang perancangan rak sepatu berdasarkan data yang telah didapatkan dari populasi kelas 3ID02. Beberapa hal yang dibahas antara lain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Ide dalam proses penciptaan karya seni dapat diperoleh dari hasil pengalaman pribadi maupun pengamatan lingkungan. Kemudian, melalui proses

Lebih terperinci

MODUL VI BU 461*) Adibusana

MODUL VI BU 461*) Adibusana MODUL VI 1. Mata Kuliah : BU 461*) Adibusana 2. Pertemuan ke : 11 dan 12 3. Pokok Materi : Busana Fantasi dan Kreasi Busana 1. Busana Fantasi 2. Busana Kreasi 4. Materi Perkuliahan : Busana fantasi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wanita masa kini adalah cerminan wanita modern yang tangguh. Semakin terlihat jelas arti emansipasi yang dicetus oleh Ibu Kartini. Emansipasi wanita bukan hanya berbicara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan dunia mode saat ini memang tidak dapat kita abaikan. Bermacam inovasi menarik terdapat di dalamnya. Salah satu yang paling menarik adalah sepatu bertumit

Lebih terperinci

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF. Kebutuhan manusia dapat dibagi sesuai tingkat kepentingan atau prioritas

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF. Kebutuhan manusia dapat dibagi sesuai tingkat kepentingan atau prioritas BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF 1.1 Deskripsi Konsep Bisnis Kebutuhan manusia dapat dibagi sesuai tingkat kepentingan atau prioritas yaitu kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Kebutuhan primer adalah kebutuhan

Lebih terperinci

AKTIVITAS PENYUSUNAN KONSEP

AKTIVITAS PENYUSUNAN KONSEP Amalia, S.T., M.T. AKTIVITAS PENYUSUNAN KONSEP Konsep produk adalah sebuah gambaran atau perkiraan mengenai teknologi, prinsip kerja dan bentuk produk. Konsep produk merupakan gambaran singkat bagaimana

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Analisa Kebutuhan Konsumen Desain Sepatu Casual Pria Lama

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Analisa Kebutuhan Konsumen Desain Sepatu Casual Pria Lama 80 BAB V PEMBAHASAN 5.1 Analisa Kebutuhan Konsumen Sepatu memiliki tujuan tersendiri bagi para pemakainya, berbagai jenis dan model sepatu yang berbeda-beda sudah banyak dibuat dan dikembangkan. Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peranan wanita makin dirasakan dalam berbagai sektor, seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan wanita makin dirasakan dalam berbagai sektor, seiring dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Peranan wanita makin dirasakan dalam berbagai sektor, seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi. Dari segi pekerjaan wanita sangat diperlukan sebagai sumber daya

Lebih terperinci

A. KELOMPOK DATA BERKAITAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN

A. KELOMPOK DATA BERKAITAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN Analisis desain yang pertama dilakukan adalah untuk mendapatkan data atau informasi yang diperlukan berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Suryamas Lestari Prima adalah perusahaan swasta yang bergerak dalam industri pembuatan daun pintu. PT. Suryamas Lestari Prima didirikan atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini industri tumbuh dan berkembang dengan pesat. Salah satunya adalah industri fashion yang kini telah berkembang pesat dibanyak daerah di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan fashion dibidang aksesoris jilbab dengan manik, kristal dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan fashion dibidang aksesoris jilbab dengan manik, kristal dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan fashion dibidang aksesoris jilbab dengan manik, kristal dan peniti saat ini semakin pesat. Bisa dikatakan kerajinan yang sudah ada sejak dulu ini

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Pada era modern saat ini banyak sekali produk pengembangan untuk menunjang kebutuhan aktivitas bermain anak. Mulai permainan melatih otak, fisik sampai anak dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Busana merupakan kebutuhan dasar manusia sepanjang hidupnya. Semakin tinggi taraf ekonomi seseorang, kebutuhan berbusana juga akan meningkat. Peningkatan tersebut dapat

Lebih terperinci

Lampiran 1 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Lampiran 1 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Saya yang bertanda tangan dibawah ini : LAMPIRAN Lampiran 1 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada Yth.Sdra/I Responden Dengan hormat Assalamu alaikum Wr. Wb Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Yogyakarta, Maret 2016 Nama : Hasrullah

Lebih terperinci

IV. KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN 1. Lingkungan Hidup a. Limbah Limbah merupakan buangan atau sisa yang dihasilkan dari suatu proses atau kegiatan dari industry maupun domestik ( rumah tangga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan dapat dibedakan menjadi Tiga bagian, yakni kebutuhan pimer, sekunder, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan dapat dibedakan menjadi Tiga bagian, yakni kebutuhan pimer, sekunder, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan dapat dibedakan menjadi Tiga bagian, yakni kebutuhan pimer, sekunder, dan tersier. Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang mendasar dan harus dipenuhi. Hakikatnya,

Lebih terperinci

III. DATA PERANCANGAN. Kesiapan Data Rincian Data. Pedoman Membuat Dining chair. Sumber Inspirasi Refrensi Model. Dalam Menciptakan Dining Chair

III. DATA PERANCANGAN. Kesiapan Data Rincian Data. Pedoman Membuat Dining chair. Sumber Inspirasi Refrensi Model. Dalam Menciptakan Dining Chair III. DATA PERANCANGAN A. TABEL DATA PERANCANGAN Sifat Data Manfaat Data Kesiapan Data Rincian Data Dalam Perancangan Sudah Belum Utama Penunjang Data Objek Dan Teknik Perancangan Spesifikasi Pedoman Membuat

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN 1. Orisinalitas Perbedaan karya rancangan penulis dengan karya desainer lain berdasarkan riset yang penulis kumpulkan adalah desainer lain ada juga yang membuat rancangan meja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fisik dengan menggunakan anggota tubuhnya. Biasanya anggota yang. badan, pergerakan tersebut bisa terjadi pada saat beraktivitas.

BAB I PENDAHULUAN. fisik dengan menggunakan anggota tubuhnya. Biasanya anggota yang. badan, pergerakan tersebut bisa terjadi pada saat beraktivitas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk hidup yang banyak melakukan kerja fisik dengan menggunakan anggota tubuhnya. Biasanya anggota yang sering digunakan terutama bagian kaki. Gerak

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Dalam pemilihan material yang akan digunakan untuk membuat sebuah rak, perlu memperhatikan juga unsur kelestarian bagi lingkungan. Penggunaan kayu

Lebih terperinci

I Mencetak kelainan bentuk

I Mencetak kelainan bentuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tahapan Perancangan Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam perancangan produk dapat dilihat pada diagram alir dibawah ini: Mulai Identifikasi Masalah dan Tujuan I Perumusan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Keterhubungan hasil rancangan dengan lingkungan yaitu penggunanaan bahan multipleks lapisan-lapisan kayu yang ditumpuk berlapis-lapis dan dipress

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS 1. Ulasan Karya Sejenis a. Bohemian Style Produk 1 : Baju Blouse Lengan Kalong Gambar 2. 1 Baju Blouse (Sumber: www.pinterest.com, 2017) Gambar diatas adalah beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Data yang diambil dalam menyelesaikan penelitian ini merupakan kosakata istilah asing bidang fashion yang diperoleh dan dicari di daerah kota

Lebih terperinci

INOVASI PRODUK SEPATU PANTOFEL

INOVASI PRODUK SEPATU PANTOFEL INOVASI PRODUK SEPATU PANTOFEL Oleh: Supriyanta Tyas Purnomo Widyaiswara PPPPTK Seni dan Budaya Sleman Yogyakarta ABSTRAK Sepatu Pantofel biasanya dipakai oleh kalangan anak muda dan dewasa, baik untuk

Lebih terperinci

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper).

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper). III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper). Akan tetapi, pada dasarnya unsur kreativitas dan pengalaman

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN / KOMUNITAS Bahan kayu yang digunakan pada laci berhubungan dengan tataran lingkungan karena ramah lingkungan. Kayu yang digunakan merupakan kayu olahan

Lebih terperinci

Maulana Achmadi, Lisna Pekerti, Rizky Musfiati, Siti Juwariyah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin

Maulana Achmadi, Lisna Pekerti, Rizky Musfiati, Siti Juwariyah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin PKMK-2-9-2 PENYULUHAN DAN PELATIHAN PENGRAJIN KAIN SASIRANGAN DI KELURAHAN SEBERANG MESJID KECAMATAN BANJARMASIN TENGAH KOTA BANJARMASIN DALAM RANGKA PENINGKATAN MUTU DAN KUALITAS SASIRANGAN Maulana Achmadi,

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA RANSEL MULTIGUNA YANG BISA MENJADI JAS HUJAN PKM-KARSA CIPTA

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA RANSEL MULTIGUNA YANG BISA MENJADI JAS HUJAN PKM-KARSA CIPTA USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA RANSEL MULTIGUNA YANG BISA MENJADI JAS HUJAN PKM-KARSA CIPTA Disusun oleh : Syaiful Rahman Nu (712.1.1.1842) 2012 Misnawi (712.1.1.1826) 2012 Hasan Basri (711.1.1.1636)

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Ide/Gagasan Perancangan 4.1.1 Ide Desain Ide atau gagasan awal penulis dalam perancangan ini yaitu dikarenakan rasa ketidaknyamanan menggunakan jas hujan khususnya saat berkendara.

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR Prasato Satwiko. Arsitektur Sadar Energi tahun 2005 Dengan memfokuskan permasalahan, strategi penataan energi bangunan dapat dikembangkan dengan lebih terarah.strategi

Lebih terperinci

RESORT DENGAN FASILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB III TINJAUAN KHUSUS. 3.1 Latar Belakang Pemilihan Tema. 3.2 Penjelasan Tema

RESORT DENGAN FASILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB III TINJAUAN KHUSUS. 3.1 Latar Belakang Pemilihan Tema. 3.2 Penjelasan Tema BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1 Latar Belakang Pemilihan Tema Tema yang diusung dalam pengerjaan proyek Resort Dengan Fasilitas Meditasi ini adalah Arsitektur Tropis yang ramah lingkungan. Beberapa alasan

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Lemari penyimpanan yang beredar di indonesia kini sudah banyak sekali, mulai dari lemari ukuran besar, lemari super mini, tempat tidur yang memiliki fungsi ganda

Lebih terperinci

PENGUJIAN KARAKTERISTIK MEKANIK GENTENG

PENGUJIAN KARAKTERISTIK MEKANIK GENTENG TUGAS AKHIR PENGUJIAN KARAKTERISTIK MEKANIK GENTENG Disusun : YULLI ARIYADI NIM : D.200.02.0067 NIRM : 02.6.106.03030.50067 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Juni

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN BAB V PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 5.1 Profil Perusahaan Fashion in Frame adalah toko online penyedia jaket berkualitas untuk pria, wanita dan anak-anak.dimulai dari usaha online kecil yang dimotori

Lebih terperinci

menjadi tren di pasaran. Mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki. Tak hanya pakaian dan alat-alat kecantikan. Beberapa aksesoris pendukung pun mulai

menjadi tren di pasaran. Mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki. Tak hanya pakaian dan alat-alat kecantikan. Beberapa aksesoris pendukung pun mulai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan Studi 1. Judul Perancangan Perancangan Tugas Akhir yang berjudul Poster Counter Tas KoepuKupoe. Agar tidak terjadi salah penafsiran dalam mengartikan kata-kata

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS BAB IV KONSEP PERANCANGAN Lingkungan yang akan digunakan adalah perumahan, rumah yang berukuran sedang keatas. Ditaruh di ruangan seperti kamar ataupun juga bisa ditaruh

Lebih terperinci

a. Katun Combed Nama cotton combed (katun combed) diambil dari nama mesin pemintalnya, yaitu mesin combing. Mesin combing sendiri berfungsi untuk memb

a. Katun Combed Nama cotton combed (katun combed) diambil dari nama mesin pemintalnya, yaitu mesin combing. Mesin combing sendiri berfungsi untuk memb BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Buku merupakan salah satu media yang bisa digunakan dalam hal penyampaian informasi. Diantara faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Perancangan Motif Batik Geometri

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Perancangan Motif Batik Geometri BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah A. Perancangan Motif Batik Geometri Permasalahan: 1. Pemahaman konsep perancangan. 2. Perancangan motif batik Geometri 3. Visualisasi bentuk dan warna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam hukum ekonomi memiliki berbagai banyak kebutuhan. Kebutuhan tersebut dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Rumah

Lebih terperinci

III. DATA PERANCANGAN

III. DATA PERANCANGAN III. DATA PERANCANGAN A. TABEL DATA PERANCANGAN Rincian Data Sifat Data Manfaat Data Dalam Kesiapan Data Utama Penunjang Perancangan Sudah Belum Data Objek Dan Teknik Perancangan Spesifikasi sofa Pedoman

Lebih terperinci

Perancangan Sepatu Casual untuk Pria Muda dengan Keywords Simple dan Dinamis

Perancangan Sepatu Casual untuk Pria Muda dengan Keywords Simple dan Dinamis Perancangan Sepatu Casual untuk Pria Muda dengan Keywords Simple dan Dinamis Mochamad Ersjad Mahasiswa Program Studi Desain Produk Universitas Paramadina Jakarta ABSTRAK Alas kaki adalah produk penting

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Produk : Gambar 1 : Pakaian dan Celana yang beredar di pasaran (Sumber : www. Pinterest.com, 2017) Gambar diatas adalah beberapa jenis pakaian dan celana yang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DESAIN PRODUK DARI TONGKOL JAGUNG BERBASIS INDUSTRI KREATIF

PENGEMBANGAN DESAIN PRODUK DARI TONGKOL JAGUNG BERBASIS INDUSTRI KREATIF PENGEMBANGAN DESAIN PRODUK DARI TONGKOL JAGUNG BERBASIS INDUSTRI KREATIF Faza Wahmuda dan Ratna Puspitasari Jurusan Desain Produk, ABSTRAK Peluang besar untuk memanfaatkan tongkol jagung sebagai bahan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Review PT. Union Jaya Pratama PT Union Jaya Pratama merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan kasur busa. Hasil produksi dikelompokkan menjadi 3 jenis berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang Wonder Woman merupakan karakter komik yang diciptakan oleh William Moulton Marston dan diterbitkan oleh DC Comics di Amerika. Tokoh Wonder Woman pertama kali muncul

Lebih terperinci