IV. KONSEP PERANCANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. KONSEP PERANCANGAN"

Transkripsi

1 IV. KONSEP PERANCANGAN A. Ide Desain Perancangan Ide ini muncul dari teman penulis yang memang mempunyai suatu usaha dari produk lampu hias. Walaupun teman penulis usahanya lampu hias ruangan, akan tetapi disini penulis mempunyai suatu ide dan inovasi yang tertuju kepada lampu ruang belajar dengan mempunyai nilai fungsional. Hal ini lah yang membuat penulis merasa bahwa memang perlunya penerangan dalam sebuah ruang, khususnya ruang belajar. Karena memang lampu belajar ini sangat membantu si pengguna saat beraktivitas dalam ruangan. Keberadaan lampu selalu menjadi prioritas utama yang harus dipenuhi dan merupakan suatu kebutuhan primer dalam rumah kita. Perkembangan lampu hias saat ini memang sangat pesat dikarenakan munculnya sebuah inovasi-inovasi baru dalam lampu ruang belajar, tak terkecuali trend lampu belajar pada saat ini memang cenderung lebih ke minimalis dan klasik. Lampu belajar memang memiliki suatu karakter tersendiri yang menarik baik dari bentuk, dan bahan materialnya. Kemajuan jaman saat ini dimana produk lampu ruang belajar juga digunakan sebagai hiasan interior yang sekaligus berfungsi sebagai penerang ketika tidur. Sesuai perkembangan lampu ruang belajar saat ini yang kebanyakan dibuat dengan desain minimalis, karena memang desain minimalis itu sederhana. Oleh sebab itu dalam segi desain, perancang membuat suatu inovasi dari lampu belajar yang ada saat ini, dengan memanfaatkan nilai multifungsi dan bisa dibongkar pasang yaitu dengan konsep desain klasik memilih nilai multifungsi pada lampu ini. Karena lampu belajar saat ini kurang memanfaatkan nilai multifungsi dan hanya mengunggulkan aspek desain minimalis karena masyarakat memang suka yang sederhana dalam ruang belajar. Produk yang dirancang tentu tidak dapat terlepas dari unsur-unsur desain yang mendukung, diantaranya: bentuk, ukuran, warna dan bahan materialnya sehingga pesan dan gagasan dapat diterima oleh sasarannya dan pengguna. Lampu belajar ini bersifat multifungsi yang memudahkan pengguna 35

2 saat berada dalam ruang belajar. memiliki kelebihan yaitu bisa menerangi kemana saja dengan kap memutar 360 derajat, bertujuan memudahkan pengguna saat beraktivitas dalam ruang. Kenyamanan suatu proses belajar mengajar tidak lepas dari desain ruang belajar dalam kamar yang baik serta pencahayaan yang cukup baik. Serta bisa dibongkar pasang dan di kaki kerangka lampu ruang belajar ini terdapat lubang berfungsi untuk menaruh alat tulis seperti pensil dan pulpen sehingga membuat lampu ruang belajar ini berbeda dengan lampu ruang belajar pada umumnya kemudian juga dengan menggunakan tombol saklar on/off pada kabel lampu tersebut agar memudahkan pengguna ingga pengguna bisa sewaktu-waktu mematikan dan menghidupkan lampu dengan menekan tombol on/off tersebut yang ada dikabel tersebut sesuai keinginan walaupun kabel lisrik terpasang sehingga tidak perlu mencopot kabel listrik tersebut. B. Inovasi Desain Penulis merasa tertantang dalam penciptaan inovasi terhadap lampu ruang belajar. Dimana pada masa ini memang perkembangan lampu ruang belajar sangat pesat dengan jenis dan bentuk yang sangat variatif. Untuk itu penulis beupaya untuk menciptakan sebuah desain dengan inovasi yang tidak biasa agar konsumen serta para pengguna bisa melihat desain tersebut dan dapat tertarik, serta dapat membantu aktivitas dalam ruangan. Penulis membuat lampu ruang belajar sebanyak 3 buah. Inovasi yang penulis terapkan pada lampu ruang belajar tersebut yaitu dengan sebuah ide kreatif si penulis. Selain itu penulis juga menggunakan warna-warna yang elegen dan tidak mencolok, sepeti warna cokelat tua seperti kulit buah salak. Sejauh ini penulis belum menemukan lampu ruang belajar yang menggunakan teknik multifungsi seperti bisa dibongkar pasang serta memutar hingga 360 derajat. Penulis mendapatkan ide untuk menerapkan teknik multifungsi ini dari teman yang menggunakan teknik multifungsi dalam sebuah produknya. Dan penulis berfikir kenapa tidak diterapkan dalam sebuah lampu ruang belajar. Karena menurut penulis dengan menambahkan teknik rmultifungsi ini pengguna yang melihat lampu tersebut akan merasa penasaran dan mencoba untuk mendekati serta ingin tahu untuk dilihat dan memutarnya. Walaupun proses multifungsi pada lampu belajar 36

3 tersebut adalah proses yang sudah ada, akan tetapi tidak menutup kemungkinan jika lampu ruang belajar ini menjadi pembaharuan dalam poster-poster sebelumnya. Untuk itu ide yang penulis hasilkan menjadikan ide yang inovatif untuk dijadikan sebuah media yang dapat menarik perhatian khalayak khususnya anak remaja. C. Sasaran Desain Sasaran desain yaitu anak berumur sekitar tahun atau setara anak-anak sekolah dasar kelas 5. Pada target usia ini diharapkan dapat membangun serta memberikan pemahaman tentang kesadaran sejak dini akan kesiapan anak dalam menghadapi bencana yang datang secara tiba-tiba. D. Pendekatan Estetis Desain Desain yang digunakan sebagai pendekatan estetis dalam produk lampu hias ruangan ini terdapat pada bentuk karakter yang minimalis dan klasik yang mengacu kepada mobile fungsi, namun tetap terlihat menarik dan unik serta berbeda pada lampu umumnya. Warna yang digunakan disamakan dengan karakter dari lampu tersebut, dan disesuaikan dengan motif batik yang warnanya tidak terlalu terang dan norak. Guna menjadikan lampu ruang ini terlihat minimalis dan klasik serta terlihat saling berkaitan antara desain lampu satu dengan desain lampu belajar lainnya. Karena lampu ruang belajar ini ditargetkan untuk anak remaja, maka penulis menggunakan desain yang tidak terlalu kekanak-kanakan. E. Muatan Lokal Perancangan Desain Konten isi yang terdapat dalam lampu ruang belajar adalah konten yang berkaitan dengan nilai lokalitas kebudayaan, dengan memakai motif batik dari kap lampu tersebut. 37

4 Gambar 15, Kap Lampu Ruang Belajar Dengan Motif Batik Khas Tasik 38

5 F. Perancangan Sketsa Manual 1. Konsep Proses Perancangan Sketsa Desain Pertama Gambar 16, Proses Sketsa Manual Pertama Hadap Samping Kanan Gambar 17, Proses Sketsa Manual Hadap Samping Kiri 39

6 2. Konsep Proses Perancangan Sketsa Desain Kedua Gambar 18, Proses Sketsa Manual Hadap Depan Gambar 19, Proses Sketsa Manual Hadap Samping 40

7 3. Konsep Proses Perancangan Sketsa Desain Ketiga Gambar 20, Proses Sketsa Manual Hadap Depan Gambar 21, Proses Sketsa Manual Hadap Samping 41

8 G. Perancangan Sketsa Digital 1. Perancangan Sketsa Digital Pertama Gambar 22, Proses Sketsa Digital Pertama 42

9 2. Perancangan Sketsa Digital Kedua Gambar 23, Proses Sketsa Digital Kedua 43

10 3. Perancangan Sketsa Digital Kedua Gambar 24, Proses Sketsa Digital Ketiga 44

11 H. Penjelasan Perancangan Desain 1. Desain Kerangka Lampu Ruang Belajar Pertama 40 Cm 30 Cm 25 Cm Gambar 25, Kerangka Lampu Ruang Belajar Pertama a. Disini perancang membuat inovasi dengan dua kerangka lampu berbentuk huruf L dengan sudut siku tumpul, karena untuk kap yang berputar dan bongkar pasang b. Dengan kap berbentuk kotak supaya penyinaran cahaya lampu agar lebih merata c. Dengan alas kerangka persegi dan sisi yang berlubang dibuat untuk menaruh pensil dan pulpen 45

12 1. Desain Kerangka Lampu Ruang Belajar Kedua 40 Cm 25 Cm 30 Cm Gambar 26, Kerangka Lampu Ruang Belajar Kedua a. Perancang membuat inovasi dengan dua kerangka lampu dengan satu penyanggah, agar kerangka tersebut bisa memutar juga hingga 360 derajat sama dengan kap lampunya b. Dengan kap berbentuk kotak supaya penyinaran cahaya lampu agar lebih merata c. Dengan alas kerangka bercabang agar tapakan lampu tersebut lebih kokoh dan sisi yang berlubang dibuat untuk menaruh pensil dan pulpen 46

13 2. Desain Kerangka Lampu Ruang Belajar Ketiga 40 Cm 25 Cm Gambar 27, Kerangka Lampu Ruang Belajar Ketiga 1. Disini perancang membuat inovasi dengan dua kerangka lampu yang berbentuk huruf V, agar kap lampu tersebut bisa memutar hingga 360 derajat 2. Dengan kap berbentuk kotak supaya penyinaran cahaya lampu agar lebih merata 3. Dengan alas kerangka berbentuk bulat lonjong agar tapakan lampu tidak goyah dan 47

14 I. Tujuan Perancangan Desain Memberikan kemudahan serta kenyamanan kepada para pengguna ruangan sehingga tidak perlu untuk menggeserkan dan memindahkan lampu yang ada pada ruangan belajar secara manual sebab pada kap lampu tersebut bisa memutar 360 derajat dan apabila ingin menghidupkan lampu tersebut tinggal menekan tombol on/off yang ada pada kabel apabila ingin menggunakannya. Membantu mengasah kreatifitas dalam mendesain dan merancang sebuah lampu ruang belajar serta mampu mengetahui hal-hal penting dalam merancang lampu belajar yang multifungsi untuk menumbuhkan rasa nyaman dalam aktivitas belajar sehingga masyarakat mengetahui lampu belajar yang akan dibutuhkan saat ini dan memunculkan rasa betah dalam ruang belajar. J. Alasan Perancangan Desain Walaupun peralatan lampu ruang belajar ini adalah hal yang umum di dalam rumah-rumah, namun yang membuat perbedaan adalah desain yang menarik berbeda dengan desain lampu belajar pada umumnya. Disini perancang ingin membuat suatu inovasi yang berbeda pada lampu belajar tersebut, perancang ingin memberikan kemudahan serta kenyamanan kepada para pengguna ruangan sehingga tidak perlu untuk menggeserkan dan memindahkan lampu yang ada pada ruangan belajar secara manual sebab pada kap lampu tersebut bisa memutar 360 derajat dan apabila ingin menghidupkan lampu tersebut tinggal menekan tombol on/off yang ada pada kabel apabila ingin menggunakannya. Dengan kap lampu desain 360 derajat sesuai dengan keinginan kita sehingga mendukung aktivitas kita dalam ruang belajar. Kemudian lampu terebut bisa dibongkar pasang yang mengaju kepada desain yang multifungsi. Kemudian sistem kelistrikan yang digunakan pada lampu ini adalah dengan memakai kabel listrik dan menerapkan sistem kabel on/off sehingga pengguna bisa sewaktu-waktu mematikan dan menghidupkan lampu dengan menekan tombol on/off tersebut yang ada dikabel tersebut sesuai keinginan walaupun kabel lisrik terpasang sehingga tidak perlu mencopot kabel 48

15 listrik tersebut. sehingga aman dan dalam ruangan serta akan menghasilkan peralatan yang bernilai ekonomis untuk si pengguna. K. Bahan Material Di indonsia kayu kamper telah menjadi alternatif bahan bangunan yang harganya lebih terjangkau. Meskipun tidak setahan dan sekuat kayu jati dan sekuat kayu bingkirai, kayu kamper memiliki serat kayu yang halus dan indah sehingga sering menjadi pilihan bahan membuat pintu, jendela dan lampu hias. Karena tidak segetas bangkirai, retak rambut jarang ditemui pada kayu kamper. Karena tidak sekeras kayu bingkirai, kecenderungan berubah bentuk juga cukup besar. Sehingga tidak disarankan untuk pintu, jendela dan lampu hias dengan desain yang terlalu lebar dan tinggi. Kayu kamper termasuk kayu kelas awet nomer dua, dan kuat nomer dua. Pohon kamper banyak ditemui dihutan hujan tropis di Kalimantan. Samarinda adalah daerah yang terkenal menghasilkan kamper yang serat lebih halus dibandingkan daerah lain di Kalimantan. Gambar 28, Kayu Kamper Yang Menjadi Bahan Material 49

16 Perancang memilih kayu kamper ini karena memang kayu kamper ini cukup halus akan seratnya dibandingkan kayu lain yang kasar. Dan juga kayu kamper ini selain halus dia juga tidak terlalu susah untuk ditemukan di tempat pembuatan furniture, begitu juga dengan harga yang cukup terjangkau dan modelnya yang tidak rumit untuk di buat sedemikian rupa sehingga dalam pembuatan pintu, jendela dan lampu ruang belajar ini tidak terlalu lama. L. Proses Perancangan Desain Perancang membuat suatu inovasi desain dari sebuah lampu ruang belajar dengan pencahayaan yang baik dan multifungsi serta menggabungkan dengan nilai lokalitas yaitu dengan unsur kebudayaan lokal. Dengan desain yang baik dan pencahayaan yang tepat, maka akan memberikan kenyamanan bagi penghuni dan pengguna. Cahaya ruang belajar yang terlalu redup akan memberi kesan yang kusam. Sedangkan jika terlalu terang cahaya membuat silau dan sulit saat sedang beraktivitas dalam ruang belajar tersebut. Sumber cahaya pada siang hari yaitu matahari, bila malam, lampu penerangan yangcukup akan memberikan cahaya yang baik pada ruang. Disini pemilihan lampu ruang belajar sangat penting, selain sebagai penerangan lampu juga harus mempunyai nilai estetika danlokalitas yang cukup tinggi. Beragam model lampu ruang belajar tersedia, namun untuk ruang belajar diperlukan keselarasan bentuk dan multifungsi. Dengan kesesuaian ini, lampu ruang belajar akan memberi peran dekoratif yang baik pada ruangan anda. Perancangan sebuah lampu ruang belajar multifungsi, kap lampu tersebut bisa memutar hingga 360 derajat. Dan terdapat sistem aliran listrik yaitu dengan menggunakan kabel dan saklar on/off sehingga pengguna bisa sewaktu-waktu mematikan dan menghidupkan lampu dengan menekan saklar on/off tersebut yang ada dikabel tersebut sesuai keinginan walaupun kabel lisrik terpasang sehingga tidak perlu mencopot kabel listrik tersebut. Berikut adalah sebuah proses perancangan desain lampu ruang multifungsi belajar ; 50

17 M. Struktur Proses Perancangan Lampu Ruang Belajar 1. Perancangan Lampu Ruang Belajar Pertama Gambar 29, Proses Perancangan Desain Lampu Ruang Belajar Pertama Unsur Perancangan Tipe : Minimalis dengan sentuhan klasik Tinggi : 40 cm Lebar : 25 cm Panjang : 35 cm Bahan material : Kayu kamper Warna kap : Batik Daerah Tasik Warna kerangka : Cokelat kayu kamper Aliran listrik : Kabel dan saklar on/off Ukuran kabel : 1,5 meter Penerangan : Lampu bohlam Merk lampu bohlam : Philips Tegangan listrik : 5 Watt, Volt Tutup kap lampu : Kaca bening Finishing produk : Melamix glossy 51

18 2. Perancangan Lampu Ruang Belajar Kedua Gambar 30, Proses Perancangan Desain Lampu Ruang Belajar Kedua Unsur Perancangan Tipe : Minimalis dengan sentuhan klasik Tinggi : 40 cm Lebar : 25 cm Panjang : 35 cm Bahan material : Kayu kamper Warna kap : Batik Daerah Tasik Warna kerangka : Cokelat kayu kamper Aliran listrik : Kabel dan saklar on/off Ukuran kabel : 1,5 meter Penerangan : Lampu bohlam Merk lampu bohlam : Philips Tegangan listrik : 5 Watt, Volt Tutup kap lampu : Kaca bening Finishing produk : Melamix glossy 52

19 3. Perancangan Lampu Ruang Belajar Ketiga Gambar 31, Proses Perancangan Desain Lampu Ruang Belajar Ketiga Unsur Perancangan Tipe : Minimalis dengan sentuhan klasik Tinggi : 40 cm Lebar : 30 cm Panjang : 20 cm Bahan material : Kayu kamper Warna kap : atik Daerah Tasik Warna kerangka : Cokelat kayu kamper Aliran listrik : Kabel dan saklar on/off Ukuran kabel : 1,5 meter Penerangan : Lampu bohlam Merk lampu bohlam : Philips Tegangan listrik : 5 Watt, Volt Tutup kap lampu : Kaca bening Finishing produk : Melamix glossy 53

20 N. Lokalitas Dalam penciptaan desain produk lampu ini, perancang membuat suatu identitas dari sebuah nilai lokalitas kebudayaan dengan menggabungkan motif batik dari daerah Tasik. Identitas tersebut berada pada kap lampu yang diberikan sentuhan motif batik, dikarenakan perancang yang berasal dari daerah Tasik. Gambar 32, Kap DiBalut Dengan Batik Khas Daerah Tasik 54

21 O. Proses Finishing Proses pembuatan lapu ini dengan menggunakan sistem melamine dengan pernis glosyy. Karena dengan memakai melamine dengan pernis glossy, kerangka kayu pada lampu tersebut menjadi tampak halus serta terlihat berkilau. Dengan warna cokelat terlihat seperti kulit salak ditambah pernis glossy nampak mengkilap dan elegan Gambar 33, Finishing Melamine Glossy 55

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemilihan Studi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemilihan Studi A. Latar Belakang Pemilihan Studi I. PENDAHULUAN Produk merupakan sesuatu yang ditawarkan oleh suatu perusahaan dan organisasi kepada konsumen. Produk dapat diwujudkan berdasarkan bentuk, ukuran dan jenisnya.

Lebih terperinci

II. METODOLOGI. Metodologi. Fenomena. A. Kerangka Berfikir Studi

II. METODOLOGI. Metodologi. Fenomena. A. Kerangka Berfikir Studi II. METODOLOGI A. Kerangka Berfikir Studi Metodologi Mencari data mengenai produk lampu ruang belajar. Mencari studi pustaka yang bersumber dari buku ataupun internet. Melakukan studi banding dengan karya

Lebih terperinci

V. ULASAN PERANCANGAN

V. ULASAN PERANCANGAN V. ULASAN PERANCANGAN A. Konsep Perancangan Desain Secara umum konsep adalah suatu abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Konsep berisi suatu gagasan

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Lampu merupakan sumber penerangan buatan untuk mendukung manusia beraktifitas melakukan aktifitas, khususnya

Lebih terperinci

dari permainan egrang. Seperti yang kita ketahui permainan egrang kini sudah sangat

dari permainan egrang. Seperti yang kita ketahui permainan egrang kini sudah sangat V. ULASAN KARYA PERANCANGAN A. Konsep Perancangan Dalam proses perancangan desain meja belajar ini dibuat untuk turut serta melestarikan kebudayaan Indonesia melalui lemari minimalis yang mengandung esensi

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN Batik merupakan warisan budaya dari Indonesia yang sudah disahkan oleh pihak UNESCO. Batik Yogyakarta atau Batik Jogja merupakan bagian dari budaya Jawa.

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Ide Perancangan Desain Setiap keluarga memiliki kebiasaan yang berbeda, kebiasaan-kebiasaan ini secara tidak langsung menjadi acuan dalam memilih furnitur yang ada di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perancangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan Di berbagai bidang, suatu penelitian yang berkaitan dengan suatu rancangan produk atau proses, kualitas menjadi hal yang sangat diperhitungkan. Kualitas

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Sepanjang Januari 2015, tercatat 32 kasus pohon tumbang dan 14 pohon sempal di wilayah Jakarta. Beberapa jenis pohon yang tumbang adalah angsana,

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN 1. Orisinalitas Perbedaan karya rancangan penulis dengan karya desainer lain berdasarkan riset yang penulis kumpulkan adalah desainer lain ada juga yang membuat rancangan meja

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN Dalam proses perancangan desain gerobak kopi keliling renceng sepeda ini, digunakan metode yang merujuk pada konsep perancangan. Sebuah konsep dalam proses perancangan dirasa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tugas Akhir Mainan edukasi 1

I. PENDAHULUAN. Tugas Akhir Mainan edukasi 1 I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan Mainan edukasi adalah mainan yang dapat memberikan stimulasi perkembangan anak, seperti perkembangan fisik, motorik kasar dan halus, keberanian,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pemilihan Studi

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pemilihan Studi I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pemilihan Studi Saat ini, keterbatasan lahan dan biaya menyebabkan masyaratkat Indonesia semakin sulit untuk menemukan dan membuat rumah dengan luasan yang cukup besar,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan Perancangan desain produk furnitur rak buku dengan gaya pop art, furnitur yang dibuat ialah furnitur rak buku dengan menampilkan berbagai macam

Lebih terperinci

Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan

Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Jenis-jenis kayu untuk konstruksi di proyek- Pada kesempatan ini saya akan berbagi informasi tentang Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Kayu adalah material

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan atau Komunitas Perancangan tempat ganti popok bayi model lipat ini adalah produk yang berkaitan dengan kebutuhan orang tua untuk keperluan bayi. Karena produk

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN Dalam sebuah proses desain, perancangan Meja Tulis Minimalis dan Kursi Taman Minimalis ini di buat dengan menggunakan beberapa metode yang mengacu kepada konsep perancangan. Suatu

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN Dalam sebuah proses desain, perancangan pembuatan paper log dan paper board ini di buat dengan menggunakan beberapa metode yang mengacu kepada konsep perancangan. Suatu konsep

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Dalam pemilihan material yang akan digunakan untuk membuat sebuah rak, perlu memperhatikan juga unsur kelestarian bagi lingkungan. Penggunaan kayu

Lebih terperinci

V. ULASAN KARYA PERANCANGAN A. Konsep Perancangan Dalam proses perancangan desain furniture dengan tujuan untuk pemberian nilai baru dengan menggunakan desain mainan tradisional yang sekarang sudah jarang

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Keterhubungan hasil rancangan dengan lingkungan yaitu penggunanaan bahan multipleks lapisan-lapisan kayu yang ditumpuk berlapis-lapis dan dipress

Lebih terperinci

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA LAMPIRAN 1 133 134 KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA Aspek Pertanyaan 1. Latar belakang 1. Bagaimanakah sejarah berdirinya LPIT BIAS? 2. Siapakah pendiri LPIT BIAS? 3. Apa tujuan didirikan LPIT BIAS? 4. Ada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemilihan Studi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemilihan Studi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan Studi Saat ini di Indonesia memiliki pemasalahan soal keterbatasan lahan untuk tempat tinggal dan semakin padatnya masyarakat yang tinggal di Ibu Kota. Sehingga

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. 2. Tataran System a. Bagian Bagian Casing PC.

BAB IV KONSEP. 2. Tataran System a. Bagian Bagian Casing PC. BAB IV KONSEP 1. Tataran Lingkungan / Komunitas Keterhubungan hasil rancangan ini pada komunitas pengguna komputer desktop untuk memberikan kualitas dan ragam produk kerajinan kriya yang dimasukan ke dalam

Lebih terperinci

IV. KONSEP PERANCANGAN

IV. KONSEP PERANCANGAN IV. KONSEP PERANCANGAN Dalam sebuah proses desain, kursi ini di buat dengan menggunakan beberapa metode yang mengacu kepada konsep perancangan. Suatu konsep dalam proses perancangan sangat diperlukan untuk

Lebih terperinci

III. DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BEKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN

III. DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BEKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN III. DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BEKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Kebutahan user/pengguna dari aspek fungsi rak buku komik adalah: 1. Rak yang dapat menyimpan buku komik

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB IV TINJAUAN KHUSUS BAB IV TINJAUAN KHUSUS 4.1. Perencanaan Bahan 4.1.1. Perencanaan Lantai Lantai dasar difungsikan untuk area parkir mobil, area service, pantry, ruang tamu, ruang makan, ruang keluarga, kamar mandi tamu.

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Batik Kudus. Perancangan Motif Batik. Konsep desain

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Batik Kudus. Perancangan Motif Batik. Konsep desain BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Batik Kudus Perancangan Motif Batik Buah Parijoto sebagai sumber pengembangan motif batik Parijoto Konsep desain Aspek Estetis Aspek Bahan Aspek Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1 Latar Belakang Wallpaper adalah sejenis bahan yang digunakan untuk melapisi dan menghias dinding untuk kebutuhan interior rumah, kantor, atau fungsi bangunan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Hasil rancangan ini diharapkan dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi para pengguna untuk meningkatkan kualitas tidur secara maksimal. Dari

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN / KOMUNITAS Bahan kayu yang digunakan pada laci berhubungan dengan tataran lingkungan karena ramah lingkungan. Kayu yang digunakan merupakan kayu olahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anyaman rata, anyaman soumak, anyaman giordes, dan anyaman ikal. Anyaman

BAB I PENDAHULUAN. anyaman rata, anyaman soumak, anyaman giordes, dan anyaman ikal. Anyaman digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Tapestri adalah suatu karya pertenunan dari benang yang berwarna dan tidak berwarna yang biasanya difungsikan untuk bahan penutup lantai,

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Meja tracing atau trace box sudah tidak asing lagi dikalangan pembuat komik dan animasi, pada umumnya meja tracing atau trace box digunakan untuk mempermudah seorang

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II a. Orisinalitas METODE PERANCANGAN Banyak produk rak buku dengan berbagai macam bentuk yang sudah beredar dipasaran, namun dari banyaknya jenis rak yang sudah ada hanya sedikit sekali yang mengeksplorasi

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Desain furnitur yang berkualitas mengandung kompleksitas nilai, ketrampilan teknik, muatan filosofi maupun metodologi. Pertimbangan perencanaan desain lampu hias

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN Produk yang penulis buat merupakan salah satu produk yang berwawasan lingkungan dimana penulis menjadikan sebuah limbah untuk di daur ulang kembali menjadi

Lebih terperinci

Putih Abu Hitam Coklat

Putih Abu Hitam Coklat KONSEP PERANCANGAN RUANG DALAM Tema yang saya terapkan pada tugas Perancangan Ruang Dalam ini adalah konsep Kontemporer. Karakteristik dari konsep kontemporer adalah konsep ruang yang terkesan terbuka

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7-1 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan 1. Penilaian Fasilitas 1.1. Penilaian Fasilitas dalam Kamar Tidur a. Lemari Pakaian Menurut data anthropometri, ukuran panjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain

BAB I PENDAHULUAN. Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain yang memberikan pelayanan atau fasilitas pada kegiatan hidup manusia. Membuat desain mebel

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Spiral Lamp Gambar. 2. Sebagai bahan buku Spiral Lamp 1. Tataran lingkungan Kocokan kue ini gunanya adalah untuk proses pembuatan kue dimana di gunakan untuk mengocok telur

Lebih terperinci

Natural Friendly Neoclassical Style. Architecture

Natural Friendly Neoclassical Style. Architecture Architecture Natural Friendly Neoclassical Style Teks: Widya Prawira Foto: BambangPurwanto Desain rumah yang everlasting dengan mengoptimalkan potensi lingkungan, menjadikan rumah ini bersahabat dengan

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 1. Ada beberapa fasilitas fisik di kamar tidur 1 yang belum ergonomis, yaitu tempat tidur ukuran double, meja rias, kursi rias dan console table. 2. Fasilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tradisional di Sumatera Utara adalah seni tradisional etnis Batak Karo.

BAB I PENDAHULUAN. tradisional di Sumatera Utara adalah seni tradisional etnis Batak Karo. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Karya seni kerajinan secara umum dipahami sebagai suatu karya dua dimensi atau dwimatra dan tiga dimensi atau trimatra yang dikerjakan dengan mempergunakan alat-alat

Lebih terperinci

BAB IV. KONSEP RANCANGAN

BAB IV. KONSEP RANCANGAN BAB IV. KONSEP RANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN / KOMUNITAS Dalam tataran lingkungan, produk rancangan yang dibuat dengan memanfaatkan limbah kayu palet secara maksimal. Palet kayu biasa digunakan sebagai

Lebih terperinci

Alamat : Jl. Boulevard Bukit Gading Raya, Jakarta, Kota Jakarta Utara.

Alamat : Jl. Boulevard Bukit Gading Raya, Jakarta, Kota Jakarta Utara. LAPORAN OBSERVASI AWAL 1. PROFIL OBJEK OBSERVASI Gambar Hotel BnB Kelapa Gading, Jakarta sumber : http://www.laterooms.com/en/hotel-reservations/277724_the-bnb-jakarta-kelapagading-jakarta.aspx Nama objek

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN 1. Orisinalitas Casing kayu gaya klasik BAB II METODE PERANCANGAN Gambar 2. Five Wood Computer Case (Sumber : Google) Casing PC material kayu dengan model ini lebih mengutamakan sisi bentuk elegan namun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keanekaragaman mainan tradisional di indonesia menjadi kekayaan yang tak ternilai harganya dan menjadi ciri khas tersendiri untuk bangsa indonesia, serta menjadi daya tarik

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan / Komunitas Berdasarkan latar belakang dan data mengenai aspek fungsi dalam perancangan yang sebelumnya sudah penulis paparkan, maka pada tataran lingkungan

Lebih terperinci

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1 0.15 8.60 2.88 Pada area lantai,1 ruang parkir di perluas dari yang sebelumnya karena faktor jumlah kendaraan pada asrama yang cukup banyak. Terdapat selasar yang difungsikan sebagai ruang tangga umum

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Keterhubungan hasil rancangan dengan lingkungan, yaitu pemilihan bahan baku bambu petung diolah menjadi bambu laminasi. Bambu laminasi merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses pertumbuhannya yaitu berkisar antara ºc dan baik di tanam pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses pertumbuhannya yaitu berkisar antara ºc dan baik di tanam pada 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Singkong Singkong merupakan tumbuhan umbi-umbian yang dapat tumbuh di daerah tropis dengan iklim panas dan lembab. Daerah beriklim tropis dibutuhkan singkong untuk

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PERANCANGAN

BAB 6 HASIL PERANCANGAN BAB 6 HASIL PERANCANGAN Perancangan Hotel Resort Kota Batu yang mengintegrasikan konsep arsitektur tropis yang mempunyai karakter beradaptasi terhadap keadaan kondisi iklim dan cuaca di daerah Kota Batu

Lebih terperinci

TEORI UMUM DAN KONSEP RUANG DALAM. A. Teori Perancangan Ruang Dalam.

TEORI UMUM DAN KONSEP RUANG DALAM. A. Teori Perancangan Ruang Dalam. A. Teori Perancangan Ruang Dalam. TEORI UMUM DAN KONSEP RUANG DALAM Perancangan ruang dalam atau yang lebih populer disebut dengan desain interior adalah suatu proses menata sebuah ruang dalam baik dari

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN Dalam melakukan pembelian produk konsumen tidak mengetahui produk edisi terbaru hold project, konsumen mengeluhkan untuk mencari produk edisi terbaru, dikarenakan

Lebih terperinci

Pemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular

Pemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular Pemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular Iyus Susila 1,*, Fakhri Huseini 1 1 Institut Teknologi dan Sains Bandung, Deltamas, Bekasi

Lebih terperinci

diatas sebuah kursi, sikap berdiri ketika didepan lemari, dan lain-lain.

diatas sebuah kursi, sikap berdiri ketika didepan lemari, dan lain-lain. II. METODOLOGI A. KERANGKA BERPIKIR STUDI Dalam sebuah proses perancangan desain produk, diperlukan teori - teori yang mendukung jalannya proses perancangan ini. Teori-teori tersebut diperlukan guna menjawab

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PERANCANGAN. ruangan yang bersifat modern simple untuk menghemat suatu ruangan.

BAB II METODOLOGI PERANCANGAN. ruangan yang bersifat modern simple untuk menghemat suatu ruangan. BAB II METODOLOGI PERANCANGAN A. ORISINALITAS Metode perancangan ini mengacu kepada beberapa desain yang dikembangkan menjadi sebuah furniture yang berbeda dari sebuah desain dan material meja ruang tamu

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI A. KERANGKA BERPIKIR STUDI Dalam sebuah proses perancangan desain produk, diperlukan teori teori yang mendukung jalannya proses perancangan ini. Teori-teori tersebut diperlukan guna menjawab

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide Berkarya BAB III METODE PENCIPTAAN Pengolahan ide berkarya adalah proses pengolahan konsep, selanjutnya terwujudkan kedalam sebuah karya yang dimulai dengan mengolah rasa, kepekaan, memperhatikan

Lebih terperinci

KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA

KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA 2011 KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA RUMAH TINGGAL BAPAK Ir. Budiman, M.A. Jl. Merdeka Barat 12 Jakarta Designed by: Karina Larasati NIM. 00987654333 JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FBS UNY

Lebih terperinci

IV. Konsep Perancangan

IV. Konsep Perancangan IV. Konsep Perancangan Dalam proses perancangan desain furniture dengan tujuan untuk pemberian nilai baru dengan menggunakan material dasar yaitu kayu jati Belanda. Konsep pembuatan bentuk funriture dengan

Lebih terperinci

BAB ll METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Beberapa desainer ada yang bergerak di dunia design toys atau bisa disebut Urban toys, tema yang mereka ambil biasanya karakter pribadi, tokoh kartun, superhero,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Fungsi dan Bentuk Fungsi daripada furnitur dan aksesoris yang dibuat adalah untuk membantu setiap tamu untuk melakukan aktifitas meditasi, sehingga furnitur berupa sarana

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TEKNOLOGI DALAM PROSES PENCIPTAAN SENI KRIYA KAYU I WAYAN JAGRI DI DESA SINGAPADU

IMPLEMENTASI TEKNOLOGI DALAM PROSES PENCIPTAAN SENI KRIYA KAYU I WAYAN JAGRI DI DESA SINGAPADU IMPLEMENTASI TEKNOLOGI DALAM PROSES PENCIPTAAN SENI KRIYA KAYU I WAYAN JAGRI DI DESA SINGAPADU 1. Pendahuluan Oleh Nama: I Wayan Arissusila Nim : 201 121 001 Minat: Penciptaan Seni Seni kriya merupakan

Lebih terperinci

III. DATA PERANCANGAN

III. DATA PERANCANGAN A. Tabel Data Perancangan III. DATA PERANCANGAN Rincian Data Sifat Data Manfaat Data Dalam Perancangan Utama Penunjang 1 Data Objek Perancanan Lampu Ruang Belajar Sebagai referensi dan untuk menentukan

Lebih terperinci

Pengertian. Ragam hias. Teknik. Pada pelajaran Bab 4, peserta didik diharapkan peduli dan melakukan aktivitas berkesenian,

Pengertian. Ragam hias. Teknik. Pada pelajaran Bab 4, peserta didik diharapkan peduli dan melakukan aktivitas berkesenian, Bab 4 Menerapkan Ragam Hias pada Bahan Kayu Alur Pembelajaran Pengertian Menerapkan Ragam Hias pada Bahan Kayu Ragam hias Teknik Menggambar Ragam Hias Ukiran Melukis Ragam Hias di Atas Bahan Kayu Pada

Lebih terperinci

Gambar 1 : Tempat Tidur Bayi Dari Kayu

Gambar 1 : Tempat Tidur Bayi Dari Kayu BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Gambar 1 : Tempat Tidur Bayi Dari Kayu Gambar di atas adalah Tempat tidur karya sejenis dari segi bahan dan materialnya produk di atas menggunakan bahan baku kayu,

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Gerakan-gerakan kerja operator untuk tiap stasiun kerja sudah dirancang

Lebih terperinci

II. METODOLOGI. Latar Belakang. Data Data Analisis. Solusi Permasalahan. Proses Produksi. Proses Produksi

II. METODOLOGI. Latar Belakang. Data Data Analisis. Solusi Permasalahan. Proses Produksi. Proses Produksi A. Kerangka Berpikir Studi II. METODOLOGI Latar Belakang Data Data Analisis Penentuan Ide Penentuan Sasaran Desain Membuat furniture yang tidak hanya memiliki fungsi tetapi memiliki nilai estetik dan konseptual

Lebih terperinci

PENCAHAYAAN SEBAGAI INDIKATOR KENYAMANAN PADA RUMAH SEDERHANA YANG ERGONOMIS Studi Kasus RSS di Kota Depok Jawa Barat

PENCAHAYAAN SEBAGAI INDIKATOR KENYAMANAN PADA RUMAH SEDERHANA YANG ERGONOMIS Studi Kasus RSS di Kota Depok Jawa Barat PENCAHAYAAN SEBAGAI INDIKATOR KENYAMANAN PADA RUMAH SEDERHANA YANG ERGONOMIS Studi Kasus RSS di Kota Depok Jawa Barat Ashadi 1, Nelfiyanthi 2, Anisa 3 1 Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Bagi pengrajin furniture tradisional, rel pada sebuah laci memiliki peran yang penting sebagai penghubung antara laci dengan benda furniture yang memiliki ruang

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Pemanfaatan bahan kulit asli yang dihasilkan dari kulit hewan bisa mempengaruhi kesinambungan kehidupan hewan. Oleh karena itu diharapkan bisa

Lebih terperinci

Esensial Tip Memotret Foto dengan Tablet

Esensial Tip Memotret Foto dengan Tablet 1 Esensial Tip Memotret Foto dengan Tablet Salah satu keunggulan yang membuat tablet menjadi sebuah perangkat yang sempurna untuk fotografi adalah kamera yang tersedia pada tablet Anda. Dengan semakin

Lebih terperinci

V ULASAN KARYA PERANCANGAN

V ULASAN KARYA PERANCANGAN V ULASAN KARYA PERANCANGAN A. Konsep perancangan Konsep merupakan sintesis sejumlah kesimpulan yang telah ditarik dari pengalaman dengan objek atau kejadian tertentu. Dengan menggunakan definisi pembentukan

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha. Gambar 1.1

BAB 1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha. Gambar 1.1 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Negara Cina yang merupakan salah satu dengan penduduk terbanyak di dunia memiliki berbagai seni budaya maupun mitos yang masih sangat kental. Acara-acara besar yang

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. karna beberapa faktor yang mendukung dalam pemakaian bahan plywood tersendiri yaitu :

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. karna beberapa faktor yang mendukung dalam pemakaian bahan plywood tersendiri yaitu : BAB IV KONSEP PERANCANGAN 1. Tataran Lingkungan Tanggung jawab karya pada lingkungan Penggunaan material plywood pada karya ini memang terdengar relatif murah dan berkualitas. Karena pada plywood sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Saat ini perkembangan teknologi berkembang dengan sangat cepat dan pesat. Salah satu contohnya adalah otomatisasi sistem disegala bidang. Sistem otomatisasi awalnya

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Tahapan pelaksanaan penelitian ini dapat ditunjukkan pada diagram alur penelitian yang ada pada gambar 3-1. Mulai Identifikasi Masalah Penentuan Kriteria Desain

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 2. Latar Belakang Perancangan

I. PENDAHULUAN. 2. Latar Belakang Perancangan I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI 1. Penjelasan Tema/ Ide/ Judul Perancangan Pada judul laporan Desain Sofa Ruang Tamu Menggunakan Material Daur Ulang, dengan konsep Go-Green. Pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Perancangan rak buku yang dibuat memiliki orisinialitas sendiri berdasarkan sistematika dan pemilian warna yang contrast. Berbahan dasar multiplek, dan dilapisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. secara otomatis dengan menggunakan sensor PIR dan sensor LDR serta membuat

BAB III METODE PENELITIAN. secara otomatis dengan menggunakan sensor PIR dan sensor LDR serta membuat 3.1 Model Pengembangan BAB III METODE PENELITIAN Tujuan dari tugas akhir ini adalah membuat sistem penerangan pada rumah secara otomatis dengan menggunakan sensor PIR dan sensor LDR serta membuat sistem

Lebih terperinci

II. METODE/PROSES PERANCANGAN. Data-data Analisis

II. METODE/PROSES PERANCANGAN. Data-data Analisis II. METODE/PROSES PERANCANGAN A. Kerangka Perancangan Latar Belakang Masalah Data-data Analisis Penentuan Ide Pencarian bahan limbah. Pemilihan bahan yang akan digunakan. Membuat furnitur yang tidak hanya

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGGUNAAN KIPAS ANGIN DENGAN LAMPU NEON & RADIO AM/FM POWER AC/DC ISI ULANG

PETUNJUK PENGGUNAAN KIPAS ANGIN DENGAN LAMPU NEON & RADIO AM/FM POWER AC/DC ISI ULANG PETUNJUK PENGGUNAAN KIPAS ANGIN DENGAN LAMPU NEON & RADIO AM/FM POWER AC/DC ISI ULANG MODEL: EF70 PERINGATAN: ISILAH BATERAI PADA SAAT CAHAYA LAMPU MEREDUP KETERANGAN GAMBAR 1. TUTUP BELAKANG KIPAS 11.

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN Meskipun perempuan tinggal di tempat tinggal yang kecil mereka membutuhkan furniture untuk segala perlengkapannya khususnya perlengkapan kecantikan seperti

Lebih terperinci

Architecture. Modern Aesthetic. Neoclassic Style Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto. Home Diary #009 / 2015

Architecture. Modern Aesthetic. Neoclassic Style Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto. Home Diary #009 / 2015 Architecture Modern Aesthetic in Neoclassic Style Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto 86 Kolaborasi gaya neoklasik dengan elemen yang mengusung aspek kekinian, menjadi kekuatan desain rumah ini.

Lebih terperinci

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper).

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper). III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper). Akan tetapi, pada dasarnya unsur kreativitas dan pengalaman

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG INSTRUKSI KERJA PENGOPERASIAN KOMPUTER LABORATORIUM INFORMATIKA DAN KOMPUTER Jurusan Teknik Elektro FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012 LABORATORIUM INFORMATIKA DAN KOMPUTER TE FTUB INSTRUKSI

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. DESAIN BENTUK DASAR Sebelum memasuki proses ini, Sebelumnya penulis berkordinasi dengan dosen pembimbing mengenai desain yang seperti apa yang nantinya akan diproduksi. Penilaian

Lebih terperinci

APARTEMEN. LU 74 m 2

APARTEMEN. LU 74 m 2 LU 74 m 2 Area makan dengan meja yang menyatu dengan kabinet dapur. Di area ini, setiap jengkalnya dimanfaatkan optimal sebagai tempat penyimpanan. Saat tidak digunakan, meja makan dapat dilipat ke atas

Lebih terperinci

BAB IV DESAIN DAN IMPLEMENTASI

BAB IV DESAIN DAN IMPLEMENTASI BAB IV DESAIN DAN IMPLEMENTASI Pada bab ini membahas tentang proses produksi dan post produksi CD Interaktif Company Profile yang meliputi pemotretan background, penataan cahaya, pemotretan karakter dan

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Limbah spanduk MMT (Metromedia Technologi\ Riset kebutuhan dan peluang pemanfaatan limbah spanduk MMT Gagasan pemanfaatan limbah spanduk MMT untuk

Lebih terperinci

Cozy Urban Loft SEBIDANG DINDING ABU- Tekstur alami kayu dipadu dengan semen menghasilkan suasana nyaman dalam sentuhan modern di hunian ini.

Cozy Urban Loft SEBIDANG DINDING ABU- Tekstur alami kayu dipadu dengan semen menghasilkan suasana nyaman dalam sentuhan modern di hunian ini. APARTEMEN LU: 140 m² Cozy Urban Loft Tekstur alami kayu dipadu dengan semen menghasilkan suasana nyaman dalam sentuhan modern di hunian ini. TEKS FRANSISCA WUNGU PRASASTI FOTO ADELINE KRISANTI DESAIN INTERIOR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Ide dalam proses penciptaan karya seni dapat diperoleh dari hasil pengalaman pribadi maupun pengamatan lingkungan. Kemudian, melalui proses

Lebih terperinci

Briefing Desain. Analisa. Sketsa Awasl. penyelesaian

Briefing Desain. Analisa. Sketsa Awasl. penyelesaian BAB II METODOLOGI A. STRATEGI DESAIN Briefing Desain Pengumpulan data Analisa Konsep Desain Proses digital Sketsa Awasl Proses Produksi penyelesaian Gambar 2.1: strategi desain Sumber : data pribadi KEBUTUHAN

Lebih terperinci

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center KONSEP RANCANGAN Latar Belakang Surabaya semakin banyak berdiri gedung gedung pencakar langit dengan style bangunan bergaya modern minimalis. Dengan semakin banyaknya bangunan dengan style modern minimalis

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Analisa Kecukupan Data Data yang telah didapat, baik itu berupa data primer maupun data sekunder yang digunakan sebagai referensi dan literatur dari perancangan media promosi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik sangat identik dengan anak muda sebagai salah satu pengaruh yang bisa dikaitkan dengan gaya hidup. Musik menjadi suatu media bagi banyak orang untuk berekspresi.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bisnis ritel menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan

I. PENDAHULUAN. Bisnis ritel menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bisnis ritel menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, bisnis ritel memperluas pasar produk

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR DAN PENERAPAN DESAIN

BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR DAN PENERAPAN DESAIN BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR DAN PENERAPAN DESAIN V.1 Konsep Perancangan Interior V.1..1 Konsep Desain Perancangan interior untuk Interior Design Department of Binus University ini memiliki tema Dynamic

Lebih terperinci

UKDW BAB 1. PENDAHULUAN

UKDW BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kayu merupakan bahan yang paling banyak digunakan untuk keperluan konstruksi. Kebutuhan kayu yang terus meningkat dan potensi hutan yang terus berkurang menuntut penggunaan kayu secara

Lebih terperinci