BAB 2 LANDASAN TEORI. tergantung satu sama lain dimana mereka bersama-sama menyelesaikan sasaran yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI. tergantung satu sama lain dimana mereka bersama-sama menyelesaikan sasaran yang"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Pengertian Sistem Menurut Gelinas (2008, p.11), sistem adalah kumpulan dari elemen yang saling tergantung satu sama lain dimana mereka bersama-sama menyelesaikan sasaran yang spesifik. Menurut O Brien yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary (2006, p.29), sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur. Jadi dapat ditarik kesimpulan, bahwa sistem merupakan serangkaian dari komponen atau elemen yang saling berkaitan dan terintegrasi serta bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan dengan menerima input dan menghasilkan output melalui sebuah proses transformasi Pengertian Informasi Menurut Gelinas (2008, p.17), informasi adalah data yang dipresentasikan dalam bentuk yang berguna untuk aktivitas pengambilan keputusan. Menurut Romney dan Steinbart (2008, p.5), informasi adalah data yang telah diatur dan diproses untuk memberikan arti. Menurut McLeod (2007, p.8), informasi adalah data yang telah diproses, atau data yang memiliki arti.

2 12 Jadi dapat ditarik kesimpulan, bahwa informasi adalah data yang telah diolah sehingga memiliki arti dan berguna bagi pemakai. Contohnya adalah informasi mengenai laba yang diperoleh sebuah perusahaan selama jangka waktu tertentu akan berguna bagi para investor untuk membuat keputusan investasi Pengertian Sistem Informasi Menurut Gelinas (2008, p13), sistem informasi adalah sistem yang dibuat oleh manusia yang secara umum terdiri dari sekumpulan komponen-komponen berbasis komputer yang terintegrasi dan juga komponen-komponen manual yang dibentuk untuk mengumpulkan, menyimpan, dan mengatur data serta menyediakan output informasi untuk para penggunanya. Menurut O Brien yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary (2006, p5), sistem informasi dapat merupakan kombinasi teratur apapun dari orang-orang, hardware, sofware, jaringan komunikasi dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Orang tergantung pada sistem informasi untuk berkomunikasi antara satu sama lain dengan menggunakan berbagai jenis alat fisik (hardware), perintah dan prosedur pemrosesan informasi (software), saluran komunikasi (network), dan data yang disimpan (sumber daya data) sejak permulaan peradaban. Jadi dapat ditarik kesimpulan, bahwa sistem informasi adalah komponenkomponen sumber daya perusahaan yang saling berinteraksi untuk mendukung rutinitas operasi perusahaan, menyediakan informasi yang dibutuhkan dan mendukung proses pengambilan keputusan perusahaan dalam usahanya untuk pencapaian suatu tujuan tertentu.

3 Sistem Informasi Akutansi Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Dasaratha V. Rama dan Frederick L. Jones yang diterjemahkan oleh M. Slamet Wibowo (2008, p5), sistem informasi akuntansi dipandang sebagai bagian dari Sistem Informasi Manajemen. Sistem Informasi Manajemen adalah suatu sistem yang merangkap data tentang satu organisasi, menyimpan dan memelihara data, serta menyediakan informasi yang berguna bagi manajemen. Menurut Gelinas (2008, p14), sistem informasi akuntansi adalah sebuah spesifikasi subsistem dari sistem informasi yang bertujuan untuk mengumpulkan, memproses, dan melaporkan informasi yang berkaitan terhadap aspek keuangan dari kegiatan bisnis, yang terintegrasi dengan sistem informasi dan tidak dapat dibedakan sebagai pemisah subsistem. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi akuntansi adalah suatu sistem berbasis komputer yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan memproses data dengan tujuan untuk menghasilkan informasi keuangan yang berguna bagi pemakai didalam dan diluar perusahaan Tujuan dan Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi Menurut Romney (2006, p7), tujuan sistem informasi akuntansi adalah mengumpulkan, menyimpan dan mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan, serta menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga asset organisasi. Menurut Rama, Dasaratha V dan Frederick L.Jones yang diterjemahkan oleh M. Slamet Wibowo (2008, p9), Lima kegunaan Sistem informasi akuntansi yaitu :

4 14 a. Menyusun laporan eksternal perusahaan. Bisnis menggunakan sistem informasi akuntansi untuk menghasilkan laporanlaporan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi investor, kreditor, petugas pajak, agen pengatur dan lain-lain. b. Menangani transaksi rutin. Manajer membutuhkan sistem informasi akuntansi untuk menangani aktivitas operasional yang rutin dalam siklus operasi perusahaan. Contohnya meliputi : melayani pemesanan pelanggan, pengiriman barang dan jasa, penagihan kepada pelanggan, dan penerimaan kas. c. Membantu para manajer membuat keputusan baik rutin maupun tidak rutin. Informasi juga dibutuhkan untuk pengambilan keputusan tidak rutin pada semua level dari organisasi. Contohnya meliputi : mengetahui barang yang penjualannya baik dan pelanggan yang paling banyak melakukan pembelian. d. Membantu perencanaan dan pengendalian. Sebuah sistem informasi dibutuhkan untuk aktivitas perencanaan dan pengendalian. e. Memelihara pengendalian intern. Pengendalian internal meliputi kebijakan, prosedur dan sistem informasi yang digunakan untuk melindungi harta (asset) perusahaan dari kerugian atau pencurian dan untuk memelihara keakuratan data keuangan Komponen Sistem Informasi Akuntansi Menurut Hall (2011, p13-p18), elemen-elemen dari sistem informasi akutansi adalah sebagai berikut :

5 15 1. Pemakai akhir Dibagi dalam dua kelompok umum : eksternal dan internal. Pemakai eksternal meliputi para kreditur, para pemegang saham, para investor potensial, agen-agen pemuat peraturan, otoritas pajak, para pemasok, dan pelanggan. Para pemakai internal adalah pihak manajemen di setiap tingkat organisasi, juga personel operasi. Berlawanan dengan pelaporan eksternal, organisasi memiliki cukup kebebasan dalam memenuhi kebutuhan pemakai internal. 2. Sumber data Sumber data adalah transaksi keuangan yang memasuki sistem informasi dari sumber internal dan eksternal. Transaksi keuangan eksternal merupakan sumber data yang umum bagi kebanyakan organisasi. Termasuk dalam transaksi ini adalah pertukaran ekonomis dengan entitas bisnis lainnya dan individu dari luar perusahaan. Misalnya, penjualan barang-barang dan jasa, pembelian persediaan, penerimaan kas, dan pengeluaran kas (termasuk gaji). Transaksi keuangan internal melibatkan pertukaran dan pergerakan sumber daya dalam organisasi. 3. Pengumpulan data Pengumpulan data merupakan tahap operasional pertama dalam sistem informasi. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa data-data peristiwa yang memasuki sistem itu sah (valid), lengkap dan bebas dari kesalahan material. Jika transaksi yang salah memasuki pengumpulan data tanpa terdeteksi, sistem mungkin akan memproses kesalahan dan menghasilkan output yang keliru dan tidak dapat diandalkan.

6 16 4. Pemrosesan data Tugas dari pemrosesan data bervariasi dari yang sederhana sampai kompleks. Misalnya adalah prosedur-prosedur untuk memposkan dan merangkumkan yang digunakan dalam aplikasi akuntansi. 5. Manajemen database Database organisasi merupakan tempat penyimpanan fisik data keuangan dan nonkeuangan. Manajemen database memiliki tiga tugas mendasar, yaitu penyimpanan, perbaikan (retrieval), dan penghapusan. 6. Penghasil informasi Penghasil informasi merupakan proses mengumpulkan, mengatur, menformat, dan menyajikan informasi untuk para pemakai. Tanpa memperhatikan bentuk fisiknya, informsi yang berguna memiliki karakteristik berikut ini : a. Relevan Isi sebuah laporan atau dokumen harus melayani suatu tujuan. b. Tepat waktu Informasi harus tidak lebih tua dari periode waktu tindakan yang didukungnya. c. Akurat Informasi harus bebas dari kesalahan yang sifatnya material. d. Lengkap Tidak boleh ada bagian informasi yang esensial bagi pengambilan keputusan atau pelaksanaan tugas yang hilang. e. Rangkuman Informasi harus diagregasi agar sesuai dengan kebutuhan pemakai.

7 17 7. Umpan balik Umpan balik adalah suatu bentuk output yang dikirimkan kembali ke sistem sebagai suatu sumber data. Umpan balik dapat bersifat internal atau eksternal dan digunakan untuk memulai atau mengubah suatu proses Siklus Transaksi Pada Sistem Informasi Akuntansi Menurut Romney dan Steinbart (2006, p30), siklus pemrosesan transaksi pada sistem adalah suatu rangkaian aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam melakukan bisnisnya, mulai dari proses pembelian, produksi, hingga penjualan barang dan jasa. Siklus transaksi pada perusahaan dapat dibagi kedalam lima subsistem, yaitu: 1. Revenue cycle, yang terjadi dari transaksi pembelian dan penerimaan kas. 2. Expenditure cycle, yang terdiri dari peristiwa pembelian dan pengeluaran kas. 3. Human Resource/ Payroll cycle, yang terdiri dari peristiwa yang berhubungan dengan perekrutan dan pembayaran atas tenaga kerja. 4. Production cycle, yang terdiri dari peristiwa yang berhubungan dengan pengubahan bahan mentah menjadi produk/ jasa yang siap dipasarkan. 5. Financing cycle, yang terdiri dari peristiwa yang berhubungan dengan penerimaan modal dari investor dan kreditor Teori - Teori Produksi Pengertian Produksi Menurut Groover (2005,p1), produksi merupakan suatu kumpulan orang, peralatan, dan aturan-aturan yang dikelola sedemikian rupa untuk melaksanakan operasioperasi manufaktur dalam sebuah pabrik.

8 Perencanaan Produksi Menurut Nasution (2003, p13), perencanaan produksi adalah proses untuk merencanakan dan mengendalikan aliran material yang masuk, mengalir dan keluar dari sistem produksi / operasi sehingga permintaan pasar dapat dipenuhi dengan jumlah yang tepat, waktu penyerahan tepat, dan biaya produksi minimum Proses Produksi Menurut Nasution (2003, p3), proses produksi merupakan cara, metode, dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu produk dengan mengoptimalkan sumberdaya produksi (tenaga kerja, mesin, bahan baku, dana) yang ada Fungsi Produksi Menurut Nasution (2003, p1), ada 3 fungsi utama dari kegiatan-kegiatan produksi, yaitu: a. Proses produksi, yaitu metode dan teknik yang digunakan dalam mengolah bahan baku menjadi produk. b. Perencanaan produksi, yaitu merupakan tindakan antisipasi di masa mendatang sesuai dengan periode waktu yang direncanakan. c. Pengendalian produksi, yaitu tindakan yang menjamin bahwa semua kegiatan yang dilaksanakan dalam perencanaan telah dilakukan sesuai dengan target yang telah di tetapkan Sistem Produksi Pengertian Sistem Produksi Menurut Nasution (2003, p2), sistem produksi merupakan kumpulan dari sub sistem yang saling berinteraksi dengan tujuan mentransformasi input produksi menjadi

9 19 output produksi. Input produksi dapat berupa bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal, dan informasi, sedangkan output produksi merupakan produk yang dihasilkan berikut hasil sampingnya seperti limbah, informasi, dan sebagainya Jenis Sistem Produksi Menurut Nasution (2003,p3), sistem produksi menurut proses menghasilkan output dibedakan menjadi: a. Proses produksi kontinyu (Continuos Process). Proses ini tidak memerlukan waktu set up yang lama karena proses ini memproduksi secara terus menerus untuk setiap jenis produk yang sama. b. Proses produksi terputus (Intermittent Process). Proses ini memerlukan total waktu setup yang lebih lama karena proses ini memproduksi berbagai jenis spesifikasi barang sesuai dengan pesanan, sehingga adanya pergantian jenis barang yang diproduksi akan membutuhkan kegiatan setup yang berbeda. Menurut Nasution (2003, p4), karateristik dari proses produksi yang terus menerus, yaitu: 1. Biasanya produk yang dihasilkan dalam jumlah yang besar dengan variasi yang sangat sedikit dan sudah di standarisasikan. 2. Proses seperti ini biasanya menggunakan sistem atau cara penyusunan peralatan berdasarkan urutan pengerjaan dari produk yang dihasilkan. 3. Mesin-mesin yang dipakai dalam proses produksi seperti ini adalah mesin-mesin yang bersifat khusus untuk menghasilkan produk tersebut, yang dikenal dengan nama special purpose Machines.

10 20 4. Oleh karena mesin-mesin bersifat khusus dan biasanya semi otomatif, maka pengaruh individual operator terhadap produk yang dihasilkan kecil sekali, sehingga operatornya tidak perlu mempunyai keahlian/keterampilan yang tinggi untuk pengerjaan produk tersebut. 5. Apabila terjadi salah satu mesin/ peralatan terhenti / rusak, maka seluruh proses produksi akan terhenti. 6. Oleh karena itu mesin-mesinnya bersifat khusus dan variasi dari produknya kecil maka job structure-nya sedikit dan jumlah tenaga kerjanya tidak perlu banyak. 7. Persediaan bahan baku dan bahan dalam proses adalah lebih rendah dibandingkan dengan proses produksi terputus. 8. Oleh karena mesin-mesin yang dipakai bersifat khusus, maka proses seperti ini membutuhkan ahli pemeliharaan yang mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang banyak. 9. Biasanya bahan-bahan dipindahkan dengan peralatan handling yang tetap yang menggunakan tenaga mesin seperti ban berjalan Harga Pokok Produksi Menurut Horngen yang di terjemahkan Desi Adhariani (2005, p46), harga pokok produksi menunjukan biaya barang yang sampai di selesaikan, apakah dimulai sebelum atau selama periode akuntansi berjalan. Menurut Hansen Mowen yang diterjemahkan oleh Deny Arnos Kwary (2009, p60), harga pokok produksi mencerminkan total biaya barang yang di selesaikan selama periode yang berjalan.

11 21 Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa harga pokok produksi adalah biaya yang di keluarkan untuk menghasilkan suatu barang. Harga pokok merupakan salah satu hal yang dijadikan landasan dalam pengambilan keputusan mengenai harga jual suatu produk, sehingga keputusan mengenai harga jual dapat dipertanggung jawabkan Sistem Akumulasi Biaya Produksi Process Costing Menurut Garrison yang diterjemahkan oleh Nuri Hinduan (2006, p204), perhitungan biaya berdasarkan proses adalah metode penentuan harga pokok yang digunakan untuk perusahaan yang memproduksi produk sejenis secara terus-menerus. Menurut Carter Usry yang diterjemahkan oleh Krista (2006, p156), sistem perhitungan biaya berdasarkan proses adalah suatu metode dimana bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik dibebankan ke pusat biaya Menurut Hansen Mowen yang diterjemahkan oleh Deny Arnos Kwary (2009, p291), sistem perhitungan biaya proses adalah suatu proses yang mengakumulasikan biaya produksi berdasarkan proses untuk satu periode waktu tertentu. Output proses dalam periode tersebut akan diukur dan biaya per unit dihitung melalui pembagian biaya prosesnya dengan output pada periode terkait. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa Process costing adalah transaksi yang dilakukan sebelum menerima pesananan atau secara masal dan biasanya diproduksi dalam jumlah banyak. Harga pokok proses biaya diakumulasikan berdasarkan proses produksi atau berdasarkan departemen. Departemen merupakan fokus dari penulusuran biaya dalam perhitungan biaya berdasarkan proses dan digunakan bila semua unit yang dikerjakan dalam suatu departemen atau area kerja lain bersifat homogen.

12 Jenis - Jenis Proses Manufaktur Menurut Hansen Mowen yang diterjemahkan oleh Deny Arnos Kwary (2009, p ), dalam perusahaan dengan sistem proses, maka unit-unit produksi umumnya melalui setiap departemen atau proses. Dalam setiap departemen, bahan baku, tenaga kerja, dan overhead mungkin dibutuhkan. Saat penyelesaian proses tertentu, barang setengah jadi dipindahkan ke departemen berikutnya. Setelah melewati departemen terakhir, barang selesai diproduksi. Berikut jenis-jenis manufaktur proses: 1. Proses berurutan (sequential processing), yaitu pola pemrosesan dengan unit yang melewati dari satu proses ke proses lainnya dalam serangkaian susunan. Gambar 2.1 Proses Berurutan (sequential processing) 2. Proses paralel (parallel processing), yaitu pola pemrosesan dengan dua atau lebih proses berurutan yang disyaratkan untuk menghasilkan sebuah barang jadi. Gambar 2.22 Proses paralel (parallell processing) ) Arus biaya produksi untuk sistem perhitungan biaya proses dilakukan ketika bahan baku dibeli, biayaa bahan baku tersebut mengalir ke akun persediaan bahan baku. Biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead yang dibebankan akan mengalir ke akun barang dalam proses. Ketika barang telah selesai, biaya barang yang telah selesai mengalir dari akun barang dalam proses ke barang jadi.

13 23 Akhirnya, biaya barang jadi akan dipindahkan ke akun harga pokok penjualan ketika barang terjual. Dalam perhitungan biaya proses, setiap departemen produksi memiliki akun barang dalam proses tersendiri, ketika barang selesai dalam satu departemen, maka barang tersebut akan dipindahkan ke departemen berikutnya. Gambar 2.3 Aliran Biaya Produksi Menurut Carter Usry yang diterjemahkan oleh Krista (2006, p ) ), ada tiga bentuk aliran produksi fisik yang berhubungan berdasarkan proses yaitu: dengan perhitungan biaya 1. Aliran produk berurutan (sequencial product flow), yaitu suatu format arus produksi fisik di mana setiap produk diproses dalam urutan langkah yang sama. Gambar 2.4 Aliran produk berurutan (sequencial product flow)

14 24 2. Aliran produk paralel (parallel product flow), yaitu suatu format arus produksi fisik di mana bagian-bagian tertentu dari pekerjaan dilakukan secara simultan dan kemudian digabungkan dalam suatu proses atau proses-proses final untuk penyelesaian dan transfer ke barang jadi. Gambar 2.5 Aliran produk paralel (parallel product flow) 3. Aliran produk selektif (selective product flow), yaitu format arus produksi fisik di mana produk berpindah ke departemen-departemen yang berbeda dalam suatu pabrik, bergantung pada produk final yang akan diproduksi. Gambar 2.6 Aliran produk selektif (selective product flow)

15 Laporan Biaya Produksi Menurut Carter Usry yang diterjemahkan oleh Krista (2006, p163), laporan biaya produksi adalah kertas kerja yang menampilkan jumlah biaya yang di akumulasikan dan di bebankan ke produksi selama satu bulan atau periode lain. Laporan tersebut juga merupakan sumber informasi untuk menyiapkan ayat jurnal ikhtisar untuk mencatat biaya unit yang di transfer dari satu departemen produksi ke departemen produksi lain dan akhirnya ke persediaan barang jadi. Menurut Hansen Mowen yang diterjemahkan oleh Deny Arnos Kwary (2009, p308), laporan produksi adalah dokumen yang meringkas aktivitas manufaktur yang terjadi di suatu departemen dalam periode tertentu. Laporan produksi berisi informasi biaya-biaya yang ditransfer masuk dari departemen sebelumnya serta biaya-biaya yang ditambahkan dalam departemen itu sendiri, seperti bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead. Menurut Hansen Mowen yang diterjemahkan oleh Deny Arnos Kwary (2009, p308), laporan produksi dibagi menjadi dua bagian yaitu : 1. Bagian informasi unit, bagian informasi unit memiliki dua sub bagian utama yaitu: a. Unit untuk diperhitungkan. b. Unit yang telah dihitung. 2. Bagian informasi biaya, bagian informasi biaya memiliki dua sub bagian utama yaitu: a. Biaya untuk diperhitungkan. b. Biaya yang telah diperhitungkan.

16 26 Menurut Garrison yang diterjemahkan oleh Nuri Hinduan (2006, p206), laporan produksi (production report) adalah laporan yang meringkas seluruh aktivitas di dalam akun barang dalam proses selama periode tertentu. Menurut Garrison yang diterjemahkan oleh Nuri Hinduan (2006, p206), laporan produksi terdiri atas tiga bagian yaitu: 1. Skedul kuantitas dan perhitungan unit ekuivalen. 2. Perhitungan total biaya dan biaya per unit. 3. Rekonsiliasi biaya. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan biaya produksi adalah laporan yang menampilkan mengenai biaya-biaya yang dikeluarkan pada saat produksi dilakukan Metode Perhitungan Process Costing Menurut Carter Usry yang diterjemahkan oleh Krista (2006, p164), Ada dua metode perhitungan biaya yaitu : 1. Metode biaya rata rata tertimbang (weighted average method) Suatu metode alokasi biaya produksi gabungan ke produk gabungan dengan memberian bobot yang telah ditentukan sebelumnya ke setiap unit. 2. Metode biaya masuk pertama keluar pertama (first in, first out method) Suatu perhitungan biaya persediaan di mana ketika bahan baku digunakan, biaya yang dibebankan ke bahan baku tersebut adalah biaya dari pasokan tertua dalam persediaan. Menurut Hansen Mowen yang diterjemahkan oleh Deny Arnos Kwary (2009, p310), ada dua metode perlakukan persediaan awal barang dalam proses yaitu :

17 27 1. Metode rata-rata tertimbang (weighted average method) Pada dasarnya metode perhitungan biaya rata-rata tertimbang menggabungkan biaya persediaan awal dengan biaya periode saat ini, untuk menghitung biaya per unit. intinya, biaya disatukan dan hanya satu biaya unit rata-rata yang dihitung dan dibebankan baik pada unit yang ditransfer keluar maupun pada unit yang tetap dalam persediaan akhir. Gambar 2.7 Metode biaya rata rata tertimbang 2. First in, first out method (FIFO) Metode perhitungan biaya FIFO, di lain pihak, memisahkan unit dalam persediaan awal dari unit yang diproduksi dalam periode saat ini. Diasumsikan bahwa unit dari persediaan awal diselesaikan terlebih dahulu dan ditransfer keluar bersamaan dengan semua biaya periode sebelumnya ditambah biaya periode saat ini yang diperlukan untuk menyelesaikan unit-unit tersebut. Selanjutnya produksi periode saat ini

18 28 dimulai dan diselesaikan atau dibiarkan tidak selesai dan diperlakukan sebagai persediaan akhir barang dalam proses. Gambar 2.8 Metode FIFO Langkah-Langkah Perhitungan Biaya Dengan Metode Rata-Rata Tertimbang (Weighted Average Method) Menurut Hansen Mowen yang diterjemahkan oleh Deny Arnos Kwary (2009, p311), pola umum untuk pembuatan laporan produksi terdiri dari lima langkah sebagai berikut: 1. Analisis aliran unit secara fisik. Langkah pertama ini digunakan untuk menelusuri unit produksi secara fisik. Unitunit fisik bukan merupakan unit ekuivalen melainkan unit-unit yang berada dalam

19 29 tahap penyelesaian. Analisis aliran unit secara fisik biasanya diselesaikan dengan menyiapkan laporan aliran fisik. Gambar 2.9 Analisis aliran unit secara fisik 2. Perhitungan unit-unit setara atau ekuivalen. Dengan adanya informasi yang diberikan dalam laporan fisik dan unit-unit ekuivalen berdasarkan rata-rataa tertimbang. Gambar 2.10 Perhitungan unit-unit setara atau ekuivalen 3. Perhitungan biaya per unit. Biaya per unit dan digunakan untuk menghitung biaya barang yang ditransfer keluar serta biaya persediaan akhir barang dalam proses.

20 30 Gambar 2.11 Perhitungan biaya per unit 4. Penilaiann persediaan (barang ditransfer keluar dan akhir barang dalam proses). Perhatikan unit-unitt yang telah selesai (langkah 1), unit-unit ekuivalen pada akhir barang dalam prosess (langkah 2), serta biaya per unit (langkah 3) semua diperlukan untuk menilai barang-barang yang ditransfer keluar maupun yang berada pada akhir barang dalam proses. Gambar 2.12 Penilaian persediaan 5. Rekonsiliasi biaya. Rekonsiliasi biaya diperlukan untuk mengecek total biaya yang dibebankan ke barang yang ditransfer keluar dan ke persediaan akhir barang dalam proses harus sesuai dengan total biaya padaa persediaan awal barang dalam proses dan biaya produksi yang muncul selama periode berjalan.

21 31 Gambar 2.13 Rekonsiliasi Biaya Gambar 2.14 Laporan produksi metode rata-rata tertimbang Menurut Carter Usry yang diterjemahkan oleh Krista (2006, p163), Laporan biaya produksi dengan menunjukkan: metode rata-rata tertimbang untuk suatu departemen sebaiknya

22 32 1. Biaya total dan biaya per unit dari pekerjaan yang di terima dari satu atau beberapa departemen lain. 2. Biaya total dan biaya per unit dari bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik yang di tambahkan oleh departemen tersebut. 3. Biaya dari persediaan barang dalam proses awal dan akhir. 4. Biaya yang di transfer ke departemen berikutnya atau ke persediaan barang jadi. Gambar 2.15 Laporan produksi departemen pemotongan

23 Gambar 2.16 Laporan produksi departemen perakitan 33

24 34 Gambar 2.17 Laporan produksi departemen pencampuran Biaya Biaya Operasi Manufaktur Biaya dan faktor biaya di kelompokan menjadi: a. Biaya tetap, biaya variabel dan biaya semivariabel. Menurut Carter Usry yang diterjemahkan oleh Krista (2006, p58), biaya tetap (fixed cost) adalah suatu biaya yang secara total tidak berubah saat aktivitas bisnis meningkat

25 35 atau menurun. Contohnya yaitu overhead pabrik, penyusutan, sewa, asuransi, pajak, dan sebagainya. Menurut Carter Usry yang diterjemahkan oleh Krista (2006, p59), biaya variabel (variable cost) adalah suatu biaya yang secara total meningkat secara proposional terhadap peningkatan dalam aktivitas dan menurun secara proposional terhadap penurunan dalam aktivitas. Contohnya yaitu biaya tenaga kerja langsung, biaya bahan baku langsung, biaya pengerjaan ulang, dan sebagainya. Menurut Carter Usry yang diterjemahkan oleh Krista (2006, p60), biaya semivariabel adalah suatu biaya yang memperlihatkan baik karakteristik dari biaya tetap maupun biaya variabel. Contohnya yaitu biaya listrik, biaya air, gas, bensin, dan sebagainya. Menurut Hansen Mowen yang diterjemahkan oleh Deny Arnos Kwary (2009, p98), biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang dalam jumlah keseluruhan tetap konstan dalam rentang yang relevan ketika tingkat keluaran aktivitas berubah. Menurut Hansen Mowen yang diterjemahkan oleh Deny Arnos Kwary (2009, p100), biaya variabel (variable cost) adalah biaya yang dalam jumlah keseluruhan bervariasi secara proposional terhadap perubahan keluaran. Jadi biaya variabel naik ketika keluaran naik dan akan turun jika keluaran turun. Menurut Hansen Mowen yang diterjemahkan oleh Deny Arnos Kwary (2009, p102), biaya campuran adalah biaya yang memiliki komponen tetap dan variabel.

26 36 b. Biaya tenaga kerja langsung, bahan baku, dan overhead. Menurut Hansen Mowen yang diterjemahkan oleh Deny Arnos Kwary (2009, p57), biaya produksi dapat dikalsifikasikan menjadi : 1. Bahan langsung Bahan langsung adalah bahan yang dapat ditelusuri secara langsung pada barang atau jasa yang sedang diproduksi. 2. Tenaga kerja langsung Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang dapat ditelusuri secara langsung pada barang atau jasa yang sedang diproduksi. 3. Overhead Overhead adalah semua biaya produksi selain bahan langsung dan tenaga kerja langsung dikelompokkan dalam satu kategori. Menurut Garrison yang diterjemahkan oleh Nuri Hinduan (2006, p51), biaya produksi dibagi menjadi : 1. Bahan langsung (direct material) Bahan langsung adalah bahan yang digunakan untuk menghasilkan produk jadi. 2. Tenaga kerja langsung (direct labor) Tenaga kerja langsung disebut juga tenaga kerja manual (touch labor) karena tenaga kerja langsung melakukan kerja tangan atas produk pada saat produksi. 3. Biaya overhead pabrik (manfucturing overhead) Overhead pabrik adalah elemen ketiga biaya produksi yang mencakup seluruh biaya produksi yang tidak termasuk dalam bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik termasuk bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung, pemeliharaan dan sebagainya.

27 37 Menurut Groover (2005, p59), Klasifikasi lain membagi biaya menjadi: 1. Biaya tenaga kerja langsung Biaya tenaga kerja langsung adalah jumlah seluruh upah dan gaji yang dibayar kepada tenaga kerja yang mengopersikan peralatan produksi dan melaksanakan operasi pengerjaan dan operasi perakitan. 2. Biaya material Biaya material adalah biaya pada penyediaan semua material bahan baku untuk membuat produk. 3. Biaya overhead Biaya overhead adalah semua pengeluaran lainnya yang terkait dengan beroperasinya perusahaan manufaktur itu. Biaya ini dibagi menjadi 2 : a. Biaya overhead pabrik terdiri dari biaya untuk menjalankan pabrik selain biaya tenaga kerja dan material. b. Biaya overhead perusahaan adalah biaya untuk menjalankan perusahaan selain aktivitas-aktivitas manufaktur. c. Biaya penggunaan peralatan Biaya pekerja yang menjalankan mesin di bagi menjadi, yaitu biaya tenaga kerja langsung dan mesin. Biaya tidak di bebankan kepada seluruh operasi pabrik, tetapi pada pusat pengerjaan individu Sistem Perhitungan Harga Menurut Witjaksono (2006, p101), secara garis besar terdapat 2 macam alternative sistem perhitungan biaya, yaitu:

28 38 1. Sistem Biaya Penuh (Full costing) Sistem harga pokok penuh seluruh biaya produksi variabel dan biaya produksi tetap dibebankan kepada produk. 2. Sistem Biaya Variabel (Variable costing) Sistem harga pokok variabel hanya biaya produksi variabel yang dibebankan kepada produk. Menurut Raiborn & Kinney (2009, p73), absorption costing treats the costs of all manufacturing component(direct material, direct labor, variable overhead, and fixed overhead) as inventoriable, or product, cost in accordance with GAAP. Menurut Raiborn & Kinney (2009, p73), variable costing is a cost accumulation method that includes only direct material, direct labor, and variable overhead as a period cost. Menurut Witjaksono (2006, p102), perbedaan antara biaya penuh dan biaya variabel adalah perlakuan terhadap biaya tetap dimana full costing biaya tetap diperlakukan sebagai biaya produk, sedangkan dalam variable costing diperlakukan sebagai biaya periode. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa full costing adalah penjumlahan antara bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel, dan biaya overhead pabrik tetap. Sedangkan biaya variabel adalah penjumlahan antara bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel.

29 Klasifikasi Biaya Menurut Carter Usry yang diterjemahkan oleh Krista (2006, p40), klasifikasi biaya yang paling umum digunakan didasarkan pada hubungan antara biaya dengan berikut ini: 1. Produk (satu lot, bath, atau unit dari suatu barang atau jasa). 2. Volume produksi. 3. Departemen, proses, pusat biaya (cost center), atau subdivisi lain dari manufaktur. 4. Periode akuntansi. 5. Suatu keputusan, tindakan atau evaluasi. Menurut Carter Usry yang diterjemahkan oleh Krista (2006, p41), Klasifikasi biaya dalam hubungannya dengan Produk, Gambar 2.18 mengilustrasikan pembagian total biaya operasi dan mengidentifikasikan beberapa elemen yang termasuk dalam setiap divisi.

30 Gambar Klasifikasi biaya dalam hubungannya dengan produk 40

31 Pengertian Pembelian Menurut Bodnar dan Hopwood (2001, p323), pembelian adalah proses bisnis dari memilih sumber daya, memesan, dan memperoleh barang atau jasa. Barang atau jasa dapat diperoleh secara internal jika barang diproduksi oleh entitas lain dalam perusahaan. Pembelian adalah sinonim dari pengadaan (procurement). Menurut Gelinas (2008, p420) proses pembelian adalah sebuah struktur interaksi antara orang-orang, peralatan, metode-metode dan pengendalian yang didesain untuk mencapai fungsi-fungsi utama berikut: - Menangani rutinitas pekerjaan yang berulang-ulang dari departemen pembelian dan departemen penerimaan. - Mendukung kebutuhan pengambilan keputusan dari orang-orang yang mengatur departemen pembelian dan penerimaan. - Membantu dalam penyiapan laporan internal dan eksternal. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelian adalah suatu aktivitas yang melibatkan aktivitas pemilihan pemasok, pemesanan barang atau jasa, penerimaan barang atau jasa dan penyimpanan barang Sistem Pengendalian Internal Pengertian Sistem Pengendalian Internal Menurut Gelinas (2008, p216), yang terdapat dalam Committee of Sponsoring Organization (COSO), pengendalian internal didefinisikan sebagai suatu proses yang dipengaruhi oleh suatu dewan direksi, manajemen, dan pihak personal lainnya dalam suatu entitas, yang dirancang untuk menyediakan jaminan atau keyakinan yang layak atau memadai berkenaan dengan pencapaian tujuan dengan kategori sebagai berikut:

32 42 efektivitas dan efisiensi operasi, kehandalan laporan keuangan, dan kesesuaian dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Menurut Moscove (2001, p210), sebuah pengendalian internal terdiri dari berbagai macam metode dan rancangan pengukuran serta implementasi kedalam keseluruhan sistem organisasi untuk mencapai empat tujuan: perlindungan terhadap aset, melakukan pengecekan terhadap ketepatan dan keandalan dari data akunting, peningkatan efisiensi operasional, dan mendorong ketaatan terhadap peraturan manajerial yang berlaku. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal adalah suatu sistem pengendalian yang berupa aturan, kebijakan, prosedur dan sistem informasi yang dirancang untuk memastikan bahwa aset dapat terlindungi dengan baik, informasi yang dihasilkan juga akurat dan dapat diandalkan, tingkat efektivitas dan efisiensi operasional, serta memastikan bahwa segala kebijakan dan peraturan yang ada dapat dipatuhi sebagaimana mestinya Komponen Sistem Pengendalian Internal Menurut Jones dan Rama (2006, p105), komponen-komponen yang berhubungan dengan pengendalian internal terdiri dari lima komponen yaitu: 1. Control environment Berhubungan dengan beberapa faktor yang disusun oleh organisasi untuk mengendalikan kesadaran para karyawannya. Faktor tersebut berhubungan dengan integritas, nilai etika, filosofi manajemen dan gaya operasional. Termasuk didalamnya cara manajemen menetapkan otoritas dan tanggung jawab, mengatur, dan mengembangkan sumber daya manusia serta perhatian dan petunjuk dari board of directors.

33 43 2. Risk assessment Merupakan proses identifikasi dan analisis terhadap resiko yang dapat menghambat pencapaian tujuan pengendalian internal. 3. Control activities Merupakan kebijakan dan prosedur yang dikembangkan oleh organisasi untuk menangani resiko-resiko yang mungkin dan telah ada. Control activities mencakup: a. Performance reviews, kegiatan yang berhubungan dengan analisis terhadap kinerja, misalnya dengan membandingkan hasil yang didapat dengan anggaran, standar perhitungan, dan data pada periode sebelumnya. b. Segregation of duties, terdiri dari penetapan tanggung jawab untuk mengotorisasi transaksi, melakukan transaksi, mencatat transaksi, dan menjaga aset yang dilakukan oleh karyawan yang berbeda. c. Application control, berhubungan dengan aplikasi sistem informasi akuntansi. d. General control, berhubungan dengan pengawasan yang lebih luas yang berhubungan dengan berbagai aplikasi. 4. Information and communication Sistem informasi perusahaan adalah kumpulan dari prosedur (baik otomatis maupun manual) dan pencatatan dalam memulai, mencatat, memproses, dan melaporkan kejadian atas proses-proses yang terjadi dalam organisasi dan komunikasi berhubungan dengan menyediakan pemahaman atas peraturan dan tanggung jawab tertentu. 5. Monitoring Manajemen harus mengawasi pengendalian internal untuk memastikan bahwa pengendalian internal organisasi berjalan sesuai tujuan yang diharapkan.

34 Aktivitas Sistem Pengendalian Internal Menurut Wilkinson (2000, p5), aktivitas pengendalian internal meliputi: 1. General Control a. Organizational Controls Dalam organisasi, harus dilakukan pemisahan fungsi antara pihak yang melakukan operasional dengan bagian yang menangani pencatatan. b. Documentation Controls Dokumentasi yang ada harus lengkap dan selalu bersifat up-to-date. c. Asset Accountability Controls Buku besar pembantu utang harus direkonsiliasi secara berkala dengan rekening kontrol utang yang ada dibuku besar. Demikian juga dengan catatan persediaan dan keseimbangan atas saldo bank dan kas dibuku besar. d. Management Practices Controls Karyawan, termasuk programmer dan akuntan harus diberikan pelatihan, perkembangan sistem dan perubahannya harus mengikuti prosedur yang jelas, audit harus dilakukan terhadap kebijakan pembelian dan pengeluaran kas. Manajer harus melakukan review terhadap analisis periodik dan laporan-laporan mengenai kegiatan akuntansi dan transaksi yang disahkan melalui komputer. e. Data Center Operation Controls Staf TI dan akuntansi harus diawasi, serta kinerja mereka direview dengan bantuan laporan kontrol proses komputer dan pencatatan akses. f. Authorization Control Transaksi penjualan kredit harus diotorisasi oleh manajer yang telah ditetapkan.

35 45 g. Access Controls Menggunakan password, terminal yang khusus untuk fungsi yang bersangkutan, melakukan login terhadap semua transaksi pembelian dan pengeluaran kas pada saat dientry kedalam sistem, melakukan back-up, terhadap file utang dan persediaan ke dalam media penyimpanan lain. 2. Application Controls Tujuan dari application controls utuk membantu memastikan bahwa semua transaksi diotorisasi secara sah dan tepat, dicatat, dikelompokkan, diproses, dan dilaporkan. Application controls terdiri dari: a. Input Controls Transaksi-transaksi harus dicatat secara akurat, lengkap dan tepat. b. Processing Controls Untuk memastikan bahwa data diproses dengan tepat dan lengkap, tidak termasuk transaksi yang tidak diotorisasi, hanya file dan program yang benar dimasukkan, sehingga semua transaksi dapat dengan mudah ditelusuri. c. Output Controls Outputs menyediakan sebuah sistem informasi yang lengkap dan dapat diandalkan serta disampaikan kepada penerima informasi yang tepat Konsep Reorder Point (ROP) dan Economic Order Quantity (EOQ) Reorder Point (ROP) Menurut Render dan Heizer (2001, p324), reorder point merupakan titik dimana pemesanan dilakukan ketika persediaan yang ada telah mencapai suatu titik atau tingkat tertentu. Hal-hal yang memperngaruhi ROP antara lain adalah lead time,

36 46 permintaan per hari, dan safety stock. Safety Stock itu sendiri adalah unit tambahan di persediaan yang digunakan sebagai stok pengaman sebelum mencapai tahap reorder point. Perhitungan ROP menggunakan rumus sebagai berikut: ROP = (d x L) + safety stock Dimana: d L = jumlah permintaan (unit), atau daily quantity required = lead time atau waktu pengiriman pesanan (dalam hari) Permintaan per hari, d, dapat dicari dengan membagi permintaan tahunan, D, dengan jumlah hari kerja per tahun, sebagai berikut: d = D / jumlah hari kerja per tahun Ilustrasi perhitungan mengenai konsep reorder point atau titik pemesanan kembali, disajikan sebagai berikut: Perusahaan K memiliki suatu jenis barang persediaan yang memiliki tingkat ratarata penggunaan per unit waktu utamanya sebesar 1000 unit. Sedangkan waktu pengiriman pemesanan atas barang tersebut mencapai rata-rata 3 hari. Diketahui: d = 1000 unit/ hari L Safety stock = 3 hari = 3000 unit Maka ROP dapat dihitung sebagai berikut, ROP = (1000 x 3) = 6000 unit Jadi titik pemesanan kembali yang ditetapkan untuk suatu jenis barang persediaan ini adalah sebesar 6000 unit. Yang artinya, pada saat jumlah item persediaan

37 47 tersebut mencapai titik 6000 unit di gudang, maka bagian gudang diharapkan segera melakukan prosedur pemesanan kembali atas barang persediaan tersebut kepada bagian pembelian Economic Order Quantity (EOQ) Menurut Render dan Heizer (2001, p322) Economic Order Quantity adalah suatu rumus untuk menetukan kuantitas pesanan yang akan meminimumkan biaya persediaan total. Perhitungan EOQ menggunakan rumus sebagai berikut: EOQ = 2 D S H Dimana : EOQ = Jumlah optimal pemesanan barang D S H = Permintaan tahunan atas barang persediaan dalam unit = Biaya pesan per pesanan = Biaya penyimpanan per unit per tahun Ilustrasi perhitungan mengenai konsep reorder point atau titik pemesanan kembali, disajikan sebagai berikut: Perusahaan K memiliki bahan baku dengan permintaan tahunan 1000 unit, biaya pesan unit tersebut sebesar $10 dan biaya simpan sebesar $0,5. Maka EOQ dari barang tersebut dapat dihitung sebagai berikut: EOQ = 2 (1000) (10) 0,5 = 200 unit

38 48 Jadi titik EOQ dari barang tersebut adalah sebesar 200 unit. Yang artinya perusahaan harus melakukan pemesanan sebanyak 200 unit per pesanan untuk mendapat tingkat harga yang paling ekonomis Analisa dan Perancangan Sistem Informasi Berbasis Object Oriented Menurut Whitten (2001, p646), teknik object oriented analysis digunakan untuk mempelajari suatu objek untuk melihat apakah dapat digunakan kembali atau diadaptasi dengan penggunaan baru, dan untuk menjelaskan objek yang baru dimodifikasi akan digabungkan dengan objek yang telah ada ke dalam aplikasi komponen bisnis yang bermanfaat. Menurut Mathiassen (2000, p12), object oriented analysis and design merupakan kumpulan dari pedoman umum yang digunakan untuk melakukan analisis dan perancangan. Object oriented analysis and design mencerminkan empat perspektif pokok pada suatu sistem dan konteksnya, yaitu kandungan informasi dari sistem, bagaimana sistem akan digunakan, sistem sebagai keseluruhan atau satu kesatuan, dan komponen-komponen sistem. Keempat perspektif tersebut dihubungkan dengan empat aktivitas utama object oriented analysis and design, yaitu problem-domain analysis, application-domain analysis, architectural design, dan component design secara berturut-turut seperti yang terlihat pada gambar 2.19 berikut ini:

39 49 Sumber : Mathiassen (2000, p15) Gambar 2.19 Aktivitas utama dalam object oriented analysis and design System Definition Menurut Mathiassen (2000, p24), system definition merupakan deskripsi singkat dari sebuah sistem terkomputerisasi yang dinyatakan dalam bahasa alami. Suatu system definition mengekspresikan properti-properti yang fundamental untuk pengembangan dan penggunaan sistem. Hal tersebut mendeskripsikan sistem dalam konteks, informasi apa yang harus dikandungnya, function mana yang harus tersedia, dimana hal tersebut akan digunakan, dan kondisi pengembangan mana yang diterapkan. Tujuan dari system definition adalah untuk menerangkan berbagai interpretasi dan kemungkinan yang berbeda. System definition membantu menangani gambaran umum dari berbagai pilihan-pilihan yang berbeda, dan dapat digunakan untuk membandingkan berbagai alternatif. System definition yang akhirnya dipilih harus menyediakan fondasi yang diperlukan untuk melanjutkan aktivitas analisis dan desain.

40 Kriteria FACTOR Menurut Mathiassen (2000, p39), kriteria FACTOR terdiri dari enam elemen, sebagai berikut: 1. Functionality : Fungsi dari sistem yang mendukung tugas-tugas application domain. 2. Application-domain : Bagian dari organisasi yang mengadministrasi, memonitor, atau mengontrol suatu problem domain. 3. Conditions : Kondisi dimana sistem akan dikembangkan dan digunakan. 4. Technology : Teknologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem dan teknologi dimana sistem akan berjalan. 5. Objects : Objek utama dalam problem domain. 6. Responsibility : Tanggung jawab keseluruhan dari sistem dalam hubungannya dengan konteksnya Rich Picture Menurut Mathiassen, et al. (2000, p26), A rich picture is an informal drawing that presents the illustrator s understanding of a situation. Dengan kata lain, rich picture adalah sebuah gambaran informal yang digunakan oleh pengembang sistem untuk menyatakan pemahaman mereka terhadap situasi dari sistem yang sedang berlangsung. Para pengembang sistem perlu memahami situasi masalah yang ada dengan menjalin kerjasama yang erat dengan semua pihak yang terlibat dan khususnya dengan pengguna sistem dimasa depan. Rich picture merupakan alat utama untuk membantu pengembang sistem mengorganisasikan secara jelas pemahaman mereka. Selain itu rich picture adalah alat yang bermanfaat untuk mempermudah komunikasi dengan para pengguna.

41 Problem Domain Analysis Mengacu pada pendapat Mathiassen (2000, p47), problem domain adalah bagian dari konteks yang diadministrasi, dimonitor, dan dikontrol oleh sistem. Tujuan dari aktivitas ini adalah mengidentifikasikan dan memodelkan problem domain. Sedangkan model merupakan gambaran dari class, structure, dan behaviour pada problem domain. Pada problem-domain analysis terdapat tiga aktivitas utama, yaitu: 1. Classes, aktivitas ini melakukan pendefinisian dan pengkarakteristikan problem domain dengan memilih class dan events yang menghasilkan event table. 2. Structure, aktivitas ini mengkhususkan hubungan antara class dan object yang ada pada problem domain sehingga menghasilkan class diagram. 3. Behaviour, pada aktivitas ini menggambarkan properti-properti yang dinamik dan atribut-atribut dari setiap class yang dipilih. Tujuan dari behaviour adalah untuk memodelkan kedinamisan suatu problem domain. Sumber: Mathiassen (2000, p46) Gambar 2.20 Aktivitas problem-domain

42 Classes Menurut Mathiassen (2000, p53), Class is a description of a collection of objects sharing structure, behavioural pattern, and attributes. Dengan demikian, class adalah sebuah deskripsi object yang menggambarkan struktur, behavioural pattern, dan atribut. Menurut Mathiassen (2000, p49-65), kegiatan kelas merupakan kegiatan pertama dalam analisis problem domain. Ada beberapa tugas utama dalam kegiatan ini yaitu: abstraksi fenomena dari problem domain dalam object dan event; klasifikasi object dan event; pemilihan class dan event yang akan dipelihara informasinya oleh sistem. Pemilihan class tersebut bertujuan untuk mendefinisikan dan membatasi problem domain. Sementara pemilihan kumpulan event yang dialami atau dilakukan oleh satu atau lebih object bertujuan untuk membedakan tiap-tiap class dalam problem domain Structure Menurut Mathiassen (2000, p336), structure adalah hubungan antara class dengan objek pada problem domain secara keseluruhan. Hasil dari kegiatan structure adalah membuat class diagram. Class diagram menggambarkan kumpulan dari classes dan hubungan yang terstruktur. Menurut Mathiassen (2000, p72-77), hubungan antar class dan object dihubungkan menjadi beberapa jenis, yaitu :

43 53 a. Class structure i. Generalization Diartikan dengan a kind of karena merupakan jenis dari class tertentu yang lebih besar jadi dapat dipecah menjadi dua bagian, yaitu general class (the super class) dan specialized (subclasses). Ilustrasi dari cluster dapat dilihat pada Gambar 2.21 berikut ini: Employee -employee_id : char -employee_name : String -address : String -no_telp : String -fax : String -password : char +direkrut() +dikeluarkan() Bagian Purchasing Bagian Gudang ii. Cluster +negosiasi_pembelian() +memesan_material() +meretur_barang() +menilai_pemasok() +meminta_barang() +menerima_barang() +mengembalikan_barang() Gambar 2.21 Generalization Structure Mendefinisikan sekumpulan class yang saling berhubungan. Ilustrasinya seperti pada Gambar 2.22 sebagai berikut: Employee Supplier Pemesanan b. Object structure Gambar 2.22 Cluster Structure i. Aggregation Diartikan dengan a part of karena merupakan bagian dari sesuatu yang lebih besar dan tidak dapat dipisahkan dari hal tersebut karena bila dipecahkan bukan

44 54 merupakan bagian yang diinginkan. Ilustrasi dari aggregation dapat dilihat pada Gambar 2.23 berikut ini: Purchase Order Header -PO_ID : char -PO_date : Date -SQ_ID : char -SQ_date : Date -supplier_name : String +memesan_barang() +menerima_barang() 1 * ii. Association Purchase Order Detail -PO_ID : char -product_id : char -quantity : int -price : long -delivery_date : Date -tax : float -total +calculate_total() Gambar 2.23 Aggregation Structure Diartikan dengan hubungan antar object yang mana object yang satu dapat digunakan oleh object dengan jumlah tertentu. Ilustrasi dari association dapat dilihat pada Gambar 2.24 berikut ini: Bagian Gudang +meminta_barang() +menerima_barang() +mengembalikan_barang() 1 * Purchase Order Header -PO_ID : char -PO_date : Date -SQ_ID : char -SQ_date : Date -supplier_name : String +memesan_barang() +menerima_barang() Gambar 2.24 Association Structure Behaviour Mengacu pada pendapat Mathiassen (2000, p89), kegiatan behaviour bertujuan untuk memodelkan apa yang terjadi dalam problem-domain sistem sepanjang waktu. Tugas utama dari kegiatan ini adalah menggambarkan pola perilaku (behavioural pattern) dan atribut dari setiap class. Hasil dari kegiatan ini adalah behavioural pattern yang diekspresikan secara grafis dalam statechart diagram.

45 55 Konsep dari behaviour adalah: a. Event trace, mendefinisikan sekumpulan event yang melibatkan object yang spesifik. b. Behaviour pattern, mendefinisikan gambaran dari class atau event. c. Attribute, mendefinisikan gambaran dari class atau event. Menurut Mathiassen (2000, p341), A statechart diagram describes the general behaviour of all objects in a specific class and contains states and transitions between them. Dapat diartikan bahwa statechart diagram menjelaskan tentang behaviour umum dari tiap object dalam sebuah class yang spesifik dan berisikan state dan transition diantara mereka. Statechart diagram adalah bagian dari UML. Statechart diagram dapat juga menjelaskan use case, dimana transition melambangkan action Application Domain Analysis Menurut Mathiassen (2000, p115), application domain adalah sebuah organisasi yang mengadministrasi, memonitor, atau mengontrol sebuah problem domain. Tujuan dari analisis application domain adalah untuk menentukan persyaratan penggunaan sistem (system requirements). Aktivitas-aktivitas dalam analisis application domain ditunjukkan pada Tabel 2.1 sebagai berikut:

46 56 Tabel 2.1 Aktivitas dalam application-domain analysis Activity Content Concept Usage Bagaimana sistem berinteraksi Use case dan actor dengan user dan dengan sistem lain dalam konteks? Function Bagaimana kemampuan sistem Function dalam memproses informasi? Interfaces Apa target kebutuhan dari interface sistem? Interface, user interface, dan system interface Sumber: Mathiassen (2000, p117) Usage Menurut Mathiassen (2000, p119), kegiatan usage merupakan kegiatan pertama dalam analisis application domain yang bertujuan untuk menentukan bagaimana actor yang merupakan pengguna atau sistem lain berinteraksi dengan sistem yang dituju. Interaksi antara actor dengan sistem tersebut dinyatakan dalam use case. Menurut Mathiassen (2000, p119), use case adalah pola interaksi antara sistem dan actor didalam application domain. Use case dapat digambarkan dengan menggunakan spesifikasi use case, dimana use case dijelaskan secara singkat namun jelas dan dapat disertai dengan keterangan objek sistem yang terlibat dan function dari use case tersebut atau dengan diagram statechart karena use case adalah sebuah fenomena yang dinamik. Mengacu pada pendapat Mathiassen (2000, p343), use case diagram menunjukkan beberapa sequence yang memungkinkan dalam interaksi diantara actor dan sistem. Actor adalah abstraksi dari user atau sistem lain yang berinteraksi dengan target sistem. Cara untuk mengidentifikasi actor adalah dengan mengetahui alasan actor menggunakan sistem. Masing-masing actor memiliki alasan yang berbeda untuk menggunakan sistem. Masing-masing actor juga memiliki peran yang berbeda-beda.

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama.

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2001, p2) Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya, yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi. Informasi ini kemudian

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi. Informasi ini kemudian BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Gelinas et al. (2005, p.15), Sistem Informasi Akuntansi adalah subsistem dari sistem informasi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami penyempurnaan untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia dengan lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami penyempurnaan untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia dengan lebih 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia teknologi informasi telah berkembang dengan sangat pesat dan terus mengalami penyempurnaan untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia dengan lebih baik. Dewasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN TEORETIS BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Sistem informasi akuntansi persediaan merupakan sebuah sistem yang memelihara catatan persediaan dan memberitahu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Sistem Nugroho Widjajanto (2001:2) mengartikan sistem sebagai sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini perkembangan teknologi dan informasi berkembang begitu pesat diikuti dengan tingkat persaingan yang begitu ketat dan tuntutan globalisasi yang menyebabkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem menurut Krismiaji (2010, p1) merupakan rangkaian komponen yang dikoordinasikan untuk mencapai serangkaian tujuan, yang memiliki karakteristik meliputi; komponen,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Model Perumusan Masalah Metodologi penelitian penting dilakukan untuk menentukan pola pikir dalam mengindentifikasi masalah dan melakukan pemecahannya. Untuk melakukan pemecahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian Pengendalian Internal. Pengertian pengendalian internal merupakan metode yang berguna bagi

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian Pengendalian Internal. Pengertian pengendalian internal merupakan metode yang berguna bagi BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengendalian Internal II.1.1 Pengertian Pengendalian Internal Pengertian pengendalian internal merupakan metode yang berguna bagi manajemen untuk menjaga kekayaan organisasi,

Lebih terperinci

BAB 4. PT. Siaga Ratindotama

BAB 4. PT. Siaga Ratindotama BAB 4 Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Pembelian bahan baku PT. Siaga Ratindotama 4.1 Analysis Document 4.1.1 The Task 4.1.1.1 Purpose Pengembangan sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Pemecahan Masalah Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian 88 A B Analisis Sistem Berjalan Membuat Rich Picture dari sistem yang sedang berjalan Perancangan database

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1.1 Definisi Sistem Menurut Mulyadi (2001, p2) definisi sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan bukan merupakan tipe akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini sistem informasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk membantu

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini sistem informasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk membantu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini sistem informasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk membantu kegiatan operasionalnya dan membantu perusahaan dalam mengambil sebuah keputusan atas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya sangat berperan penting dalam kegiatan perusahaan. Salah satu peranan akuntansi biaya

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 78 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah produk unit karoseri yang pernah diproduksi oleh PT. Karyatugas Paramitra dari bulan Januari sampai

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut George H. Bodnar (2000, p6), sistem informasi akuntansi adalah sistem berbasis komputer yang dirancang untuk mengubah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN. Persediaan yang baru ditampilkan pada gambar 4.1.

BAB 4 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN. Persediaan yang baru ditampilkan pada gambar 4.1. 74 BAB 4 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN 4.1. Analysis 4.1.1. Rich Picture Rich Picture yang menggambarkan proses Sistem Informasi Manejemen Persediaan yang baru ditampilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Ada beberapa pengertian biaya yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: Daljono (2011: 13) mendefinisikan Biaya adalah suatu pengorbanan sumber

Lebih terperinci

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini peran teknologi informasi sangat penting bagi proses bisnis pada suatu perusahaan. Adanya teknologi informasi pada perusahaan dapat mendukung

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN PT. PUTRATUNGGAL ANEKA. menyediakan suku cadang kendaraan bermotor (spare part) bagi kendaraan

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN PT. PUTRATUNGGAL ANEKA. menyediakan suku cadang kendaraan bermotor (spare part) bagi kendaraan BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN PT. PUTRATUNGGAL ANEKA 4.1 Analysis Document 4.1.1 The Task 4.1.1.1 Purpose PT. PUTRATUNGGAL ANEKA adalah salah satu perusahaan pengelola kendaraan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem pengumpulan dan pemrosesan data transaksi serta penyebaran informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dikenal dengan nama sistem

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Diagram alir di bawah ini merupakan langkah-langkah yang diambil untuk mendukung

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Diagram alir di bawah ini merupakan langkah-langkah yang diambil untuk mendukung BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Pemecahan Masalah Diagram alir di bawah ini merupakan langkah-langkah yang diambil untuk mendukung proses penelitian yang akan dibuat agar penelitian dapat berjalan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan.

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan. BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan Evaluasi IV.1.1. Ruang Lingkup Evaluasi Ruang lingkup pengendalian internal atas siklus pendapatan adalah : 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN SISTEM DAN PROSEDUR 1. Pengertian Sistem Adanya sistem dalam sebuah organisasi maupun kelompok dalam melakukan kegiatan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Inventory atau Persediaan Inventory adalah item atau material yang dipakai oleh suatu organisasi atau perusahaan untuk menjalankan bisnisnya[10]. Persediaan adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang terus berkembang saat ini mempermudah setiap orang untuk saling berkomunikasi dan bertukar informasi tanpa dibatasi oleh waktu,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Makna penelitian secara sederhana ialah bagaimana mengetahui sesuatu yang dilakukan melalui cara tertentu dengan prosedur yang sistematis. Proses sistematis ini tidak lain adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Nastiti (UMM:2001) judul: penerapan MRP pada perusahaan tenun Pelangi lawang. Pendekatan yang digunakan untuk pengolahan data yaitu membuat Jadwal

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN 11 BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN 2.1. Pengertian dan Manfaat Analisis Profitabilitas Pelanggan Kondisi lingkungan yang baru menyebabkan perusahaan harus berfokus kepada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Sistem, Informasi, dan Data

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Sistem, Informasi, dan Data 4 BAB II LANDASAN TEORI A. Sistem Informasi Akuntansi 1. Pengertian Sistem, Informasi, dan Data Akuntan, dan pakar ekonomi telah mengembangkan konsep dan istilah sistem, informasi dan data menurut pendapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Akuntansi Biaya II.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Terdapat beberapa pengertian akuntansi biaya yang dikemukakan oleh beberapa ahli, antara lain: Rayburn yang diterjemahkan oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Kas Pada umumnya kas dikenal juga dengan uang tunai yang didalam neraca kas masuk dalam golongan aktiva lancar yang sering mengalami perubahan akibat transaksi keuangan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS: PT.

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS: PT. PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS: PT. NMS SALATIGA) 1) Imanuel Susanto, 2) Agustinus Fritz Wijaya Program Studi Sistem

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Review : Joint Product, Material, Labor, Factory Overhead, Activity-Based Costing. Rista Bintara, SE., M.Ak.

Akuntansi Biaya. Review : Joint Product, Material, Labor, Factory Overhead, Activity-Based Costing. Rista Bintara, SE., M.Ak. Akuntansi Biaya Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Review : Joint Product, Material, Labor, Factory Overhead, Activity-Based Costing Rista Bintara, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB IX SIKLUS PRODUKSI

BAB IX SIKLUS PRODUKSI BAB IX SIKLUS PRODUKSI A. Aktivitas-aktivitas Siklus Produksi Siklus Produksi adalah rangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan data terkait yang terus terjadi yang berkaitan dengan pembuatan produk.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan membutuhkan sistem informasi yang handal dan reliable untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan membutuhkan sistem informasi yang handal dan reliable untuk 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan membutuhkan sistem informasi yang handal dan reliable untuk menyediakan sumber daya informasi yang akurat, relevan, tepat waktu dan up to date. Sistem

Lebih terperinci

LAMPIRAN A KERANGKA DOKUMEN ANALISIS

LAMPIRAN A KERANGKA DOKUMEN ANALISIS 195 LAMPIRAN A KERANGKA DOKUMEN ANALISIS 1. The Task. Penjelasan ringkas dari latar belakang dan hubungan dokumen. 1.1 Purpose. Maksud keseluruhan dari proyek pengembangan sistem. 1.2 System Definition.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Prosedur Akuntansi Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki sistem dan prosedur yang dilaksanakan sesuai dengan standar operasional perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

Aplikasi Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Process Costing Pada Peternakan Ayam Petelur Lawu Farm

Aplikasi Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Process Costing Pada Peternakan Ayam Petelur Lawu Farm Aplikasi Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Process Costing Pada Peternakan Ayam Petelur Lawu Farm Andreas Handojo, Christian Purnama, Magdalena Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi akuntansi adalah suatu kesatuan aktivitas, data, dokumen

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi akuntansi adalah suatu kesatuan aktivitas, data, dokumen BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem informasi akuntansi adalah suatu kesatuan aktivitas, data, dokumen dan teknologi yang keterkaitannya dirancang untuk mengumpulkan dan memproses

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunkasi dan sumber

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunkasi dan sumber BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi O Brien (2003, h.7) menyatakan, Sistem Informasi dapat mengelola kombinasi dari orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunkasi dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. erat dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Maka tidak mengherankan teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. erat dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Maka tidak mengherankan teknologi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, teknologi informasi telah menjadi suatu kesatuan yang erat dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Maka tidak mengherankan teknologi

Lebih terperinci

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN Pengendalian Intern : Rencana organisasi dan semua metode, prosedure serta kebijaksanaan, yang terkoordinasi dalam suatu unit usaha, dengan tujuan : a. Mengamankan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. teori-teori tersebut memiliki pengertian yang sama diantaranya adalah :

BAB II LANDASAN TEORI. teori-teori tersebut memiliki pengertian yang sama diantaranya adalah : BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sistem, Informasi, Akuntansi 1. Pengertian Sistem Definisi sistem banyak sekali ditemukan penulis, namun pada prinsipnya teori-teori tersebut memiliki pengertian yang

Lebih terperinci

Gambar Window Transaksi Pengeluaran Barang Gudang

Gambar Window Transaksi Pengeluaran Barang Gudang Gambar Window Transaksi Pengeluaran Barang Gudang L8 Gambar Window Laporan Fisik Persediaan L9 Gambar Window Laporan Status Persediaan L10 Gambar Window Laporan Management by Exception L11 L12 Descriptions

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Perumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Model perumusan masalah dan pengambilan keputusan yang digunakan dalam skripsi ini dimulai dengan melakukan observasi lapangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi suatu perusahaan. Akuntansi biaya mengukur

Lebih terperinci

BAB 3. perusahaan manufaktur sekaligus eksportir yang bergerak di bidang furniture. rotan, enceng gondok, pelepah pisang dan sebagainya.

BAB 3. perusahaan manufaktur sekaligus eksportir yang bergerak di bidang furniture. rotan, enceng gondok, pelepah pisang dan sebagainya. BAB 3 Analisis Sistem Pembelian Bahan Baku yang Sedang Berjalan 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Siaga Ratindotama, yang didirikan pada tanggal 12 Maret 1992 di Jakarta

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu BAB II LANDASAN TEORITIS A. TEORI - TEORI 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas a. Sistem Informasi Akuntansi Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu memberikan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu memberikan yang bermanfaat bagi para pemakainya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan berkembangnya dunia usaha yang semakin pesat, maka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan berkembangnya dunia usaha yang semakin pesat, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan berkembangnya dunia usaha yang semakin pesat, maka sudah semestinya setiap organisasi perusahaan mempersiapkan sebuah sistem yang baik agar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. pengguna, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, dan sumber-sumber

BAB 2 LANDASAN TEORI. pengguna, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, dan sumber-sumber 9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur dan kombinasi dari pengguna, perangkat keras, perangkat lunak,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Pengertian sistem menurut Anastasia Diana dan Lilis Setiawati (2011:3) dalam bukunya Sistem Informasi Akuntansi:Perancangan, Proses, dan Penerapan sistem adalah:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penerapan teknologi informasi yang sangat pesat membawa dampak secara global dimana hampir semua perusahaan baik yang bergerak di bidang perdagangan ataupun di bidang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Penilaian atas persediaan akan memberikan akibat langsung terhadap penentuan income dan penyajian arus kas. Persediaan merupakan salah satu aktiva yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pada perusahaan yang tergolong dalam perusahaan besar pimpinan

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pada perusahaan yang tergolong dalam perusahaan besar pimpinan BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Akuntansi Pada perusahaan yang tergolong dalam perusahaan besar pimpinan perusahaan mulai dapat merasakan perlunya fungsi informasi akuntansi hal ini disebabkan oleh semakin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Sistem Informasi Akuntansi Penyelenggaraan sistem akuntansi akan menyediakan informasi keuangan mengenai harta, kewajiban, dan modal perusahaan. Berdasarkan informasi-informasi

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN PADA PT KEBAYORAN

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruksi, dan Variabel Penelitian 2.1.1 Biaya Produksi Menurut Hansen dan Mowen (2012: 47), Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut James A. Hall (2011 : 6) Sistem adalah kelompok dari dua orang atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem Informasi Manajemen berkepentingan dalam menyediakan sistem informasi yang menyeluruh dan terintegrasi untuk mengambil keputusan berbagai tingkatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cabang semarang. Tujauan peneliti adalah sebagai bahan pertimbangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cabang semarang. Tujauan peneliti adalah sebagai bahan pertimbangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Pulasari (2010) meneliti tentang evaluasi system pengendalian internal penjualan jasa perawatan lift pada PT.Industri Lift Indonesia Nusantara kantor cabang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini, penulis akan menguraikan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli yang akan digunakan sebagai landasan dalam menganalisa permasalahan yang ada diperusahaan PT

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pengembangan akuntansi umum. Pengembangan tersebut diadakan karena. kebutuhan informasi terhadap biaya produksi secara rinci.

BAB II LANDASAN TEORI. pengembangan akuntansi umum. Pengembangan tersebut diadakan karena. kebutuhan informasi terhadap biaya produksi secara rinci. BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntansi Biaya dan Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan cabang akuntansi, yang berasal dari pengembangan akuntansi umum. Pengembangan tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem BAB II TINJAUAN PUSTAKA Untuk mencapai tujuan suatu perusahaan dibutuhkan suatu sistem akuntansi yang dapat membantu perusahaan dalam mengelola sumber data keuangannya. Namun sebelum

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman era globalisasi ini teknologi informasi telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini berdampak sangat besar pada proses bisnis dalam perusahaan,

Lebih terperinci

RANGKUMAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BAB I IV

RANGKUMAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BAB I IV RANGKUMAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BAB I IV DIRANGKUM OLEH: ARYA SULISTYO KELAS 3DB11 NPM 31111224 DILARANG KERAS MENCOPY TANPA SEIZIN PENULIS.. soalnya udah capek-capek ngerangkum Bab I Mengenal Sistem

Lebih terperinci

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA - Jurusan Teknik Industri TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA Teknik Industri Lesson 1 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah : Kode : TID 4019 Semester : 3 Beban Studi : 3 SKS Capaian Pembelajaran (CPL): 1. Menguasai

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan. Sekarang komputer bukan

Bab 1 PENDAHULUAN. keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan. Sekarang komputer bukan Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi khususnya teknologi informasi berbasis komputer dewasa ini dirasa sangat pesat dan hal ini berpengruh terhadap aspek pekerjaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka ini menjelaskan mengenai pengertian yang mendasari dari perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari buku ilmiah, laporan penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan (inventory) adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu diadakan dan dipelihara untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi bahan baku (raw

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. Sistem informasi akuntansi diperlukan oleh pihak manajemen

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. Sistem informasi akuntansi diperlukan oleh pihak manajemen 3 BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Dasar Sistem Informasi Akuntansi 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Sistem informasi akuntansi diperlukan oleh pihak manajemen maupun pihak lain yang berkepentingan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsure dari harga dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu perlu

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pada proses ini penulis melakukan proses interview dan observation terhadap

BAB IV PEMBAHASAN. Pada proses ini penulis melakukan proses interview dan observation terhadap BAB IV PEMBAHASAN Proses audit operasional dilakukan untuk menilai apakah kinerja dari manajemen pada fungsi pembelian dan pengelolaan persediaan sudah dilaksanakan dengan kebijakan yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Manajemen Akuntansi dapat dipandang dari dua tipe akuntansi yang ada yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Sebagai salah satu tipe informasi akuntansi manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Produksi Peranan manajemen dalam pelaksanaan sistem produksi adalah agar dapat dicapai tujuan yang diharapkan perusahaan untuk menghasilkan barang atau jasa dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Definisi Sistem, Informasi, dan Sistem Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Definisi Sistem, Informasi, dan Sistem Informasi 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem, Informasi, dan Sistem Informasi Dalam melakukan analisis sistem informasi untuk pembuatan sistem penjualan yang menjadi topik skripsi ini, dibutuhkan pemahaman

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan dalam menentukan harga pokok adalah biaya. Biaya mengandung dua pengertian, yaitu dalam beban

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM BAB 4 PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analysis Document 4.1.1 The Task 4.1.1.1 Purpose Pengembangan sistem informasi akuntansi pembelian dan utang usaha untuk PT. Fajar Surya Utama dilakukan dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya berikut : Menurut Mulyadi (2000: 6) pengertian Akuntansi Biaya adalah sebagai Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut :

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar/Umum Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : 2.1.1 Sistem Pengertian sistem menurut Williams dan Sawyer (2005, p457) adalah sekumpulan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki BAB 4 PEMBAHASAN Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki pengendalian internal yang memadai, terutama pada siklus pendapatannya. Siklus pendapatan terdiri dari kegiatan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengendalian Persediaan Setiap perusahaan, apakah itu perusahaan dagang, pabrik, serta jasa selalu mengadakan persediaan, karena itu persediaan sangat penting. Tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1. Definisi Sistem Menurut Hall (2011, p.5), Sebuah sistem adalah kumpulan dari dua atau lebih komponen yang berhubungan atau subsistem

Lebih terperinci

SIKLUS PRODUKSI. N. Tri Suswanto Saptadi. 6/1/2016 nts/sia 1. Aktivitas Siklus Produksi

SIKLUS PRODUKSI. N. Tri Suswanto Saptadi. 6/1/2016 nts/sia 1. Aktivitas Siklus Produksi SIKLUS PRODUKSI N. Tri Suswanto Saptadi 6/1/2016 nts/sia 1 Aktivitas Siklus Produksi Siklus Produksi adalah rangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan data terkait yang terus terjadi yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsur dari harga pokok dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN PIUTANG

Lebih terperinci