BAB 2 LANDASAN TEORI. pengguna, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, dan sumber-sumber

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI. pengguna, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, dan sumber-sumber"

Transkripsi

1 9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Informasi Sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur dan kombinasi dari pengguna, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, dan sumber-sumber data yang mengumpulkan, memproses dan mendistribusikan informasi. Penjelasan di atas mengacu kepada pendapat Laudon dan Laudon (2009, p.8), sistem informasi secara teknikal dapat didefinisikan sebagai serangkaian komponen yang saling berhubungan untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyebarkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan mengendalikan organisasi. Dan juga berdasarkan pendapat O Brien (2005, p.5), sistem informasi dapat merupakan kombinasi dari orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Sistem informasi akuntansi adalah salah satu subsistem dari sistem informasi manajemen yang berfungsi untuk mengumpulkan, mencatat, menyimpan dan mengolah data-data dalam proses transaksi akuntansi yang rutin untuk menghasilkan informasi akuntansi dan keuangan yang berguna bagi manajemen dalam pengambilan keputusan.

2 10 Penjelasan di atas mengacu kepada pendapat Jones dan Rama (2006,p.5), Sistem informasi akuntansi adalah sebuah subsistem dari sistem informasi manajemen yang menyediakan informasi akuntansi dan keuangan, bersama informasi lainnya yang diperoleh dalam proses transaksi akuntansi yang rutin. Dan juga berdasarkan pendapat Romney dan Steinbart (2008, p.6), Sistem informasi akuntansi adalah sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan dan memproses data menjadi informasi untuk pengambilan keputusan. Menurut Hall (2009, p65), terdapat tiga siklus dalam siklus transaksi antara lain : 1. Siklus Pengeluaran (p65) Aktivitas bisnis di mulai dengan pemerolehan bahan baku, properti, dan tenaga kerja melalui pertukaran dengan kas siklus pengeluaran. Subsistem-subsistem utama dari siklus pengeluaran antara lain: a. Sistem pembelian/utang b. Sistem pengeluaran kas c. Sistem penggajian d. Sistem aktiva tetap 2. Siklus Pendapatan (p67) Perusahaan menjual barang jadi ke pelanggan melalui siklus pendapatan,yang melibatkan pemrosesan penjualan tunai, penjualan kredit, dan penerimaan kas setelah penjualan kredit. 3. Siklus Konversi (p66) Siklus konversi terdiri atas dua subsistem utama : sistem produksi dan sistem akuntansi biaya. Sistem produksi melibatkan perencanaan, penjadwalan dan

3 11 pengendalian produk fisik melalui proses produksi. Hal ini termasuk menetapkan kebutuhan bahan baku, otorisasi kerja yang harus dilakukan dan pelepasan bahan baku ke produksi, serta mengarahkan pergerakan barang dalam proses melalui berbagai tahap proses-proses. Sistem akuntansi biaya memantau arus informasi biaya yang berkaitan dengan dengan produksi. Informasi yang dihasilkan oleh sistem ini digunakan untuk penilaian persediaan, penganggaran, pengendalian biaya, pelaporan kinerja, dan keputusan manajemen seperti keputusan membuat atau membeli Manfaat Sistem Informasi Akuntansi Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi menurut Jones dan Rama (2006,p.6), antara lain : a. Menghasilkan External Report Bisnis menggunakan sistem informasi akuntansi untuk menghasilkan laporan-laporan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi investor, kreditor, petugas pajak, agen pengatur dan lain-lain. b. Mendukung Aktivitas Rutin Manajer membutuhkan sistem informasi akuntansi untuk menangani aktivitas operasional yang rutin dalam siklus operasi perusahaan. Contohnya antara lain : melayani pemesanan pelanggan, pengiriman barang dan jasa, penagihan kepada pelanggan, dan penerimaan kas.

4 12 c. Pengambilan Keputusan Informasi juga dibutuhkan untuk pengambilan keputusan tidak rutin pada semua level dari organisasi. Contohnya antara lain : mengetahui barang yang penjualannya baik dan pelanggan yang paling banyak melakukan pembelian. d. Perencanaan dan Pengendalian Sebuah sistem informasi dibutuhkan untuk aktivitas perencanaan dan pengendalian e. Implementasi Pengendalian Internal Pengendalian internal meliputi kebijakan, prosedur dan sistem informasi yang digunakan untuk melindungi harta (asset) perusahaan dari kerugian atau pencurian dan untuk memelihara keakuratan data keuangan 2.2 Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Pengertian Persediaan Persediaan merupakan seluruh barang yang dimiliki oleh perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode operasi normal, termasuk juga bahan baku (barang yang digunakan untuk proses produksi), barang dalam proses (barang yang masih dalam proses produksi), serta produk jadi (barang yang siap untuk dijual) sehingga dapat memenuhi permintaan para pelanggan. Berdasarkan pendapat Warren et al. (2005, p344), persediaan digunakan untuk mengindikasikan (1) barang dagangan yang disimpan untuk dijual selama dalam operasi bisnis yang normal (2) bahan-bahan dalam proses produksi atau yang disimpan untuk produksi.

5 13 Russel dan Taylor (2006, p529) mendefinisikan persediaan merupakan sebuah stok dari item-item yang disimpan oleh suatu organisasi untuk memenuhi permintaan para pelanggan internal atau eksternal Sistem Persediaan Menurut Weigandt et al. (2005, p220) terdapat dua sistem persediaan, yaitu : 1. Sistem Persediaan Periodik Dalam sistem periodik, perusahaan tidak selalu mencatat yang terjadi pada persediaan yang dimilikinya. Akibatnya, pada akhir periode, perusahaan harus melakukan perhitungan fisik untuk mengetahui jumlah persediaan yang dimilki pada saat itu. Jumlah persediaan tersebut akan dikalikan dengan unit biaya untuk mendapatkan harga pokok persediaan pada akhir periode. Angka ini akan masuk ke dalam neraca. Angka ini juga digunakan untuk menghitung harga pokok penjualan. Sistem periodic disebut juga sistem fisik, karena sistem ini tergantung pada hasil persediaan secara fisik pada akhir periode. Sistem ini biasanya digunakan untuk mencatat persediaan yang nilainya tidak tinggi, karena dari segi biaya, tidak begitu menguntungkan untuk mempunyai catatan untuk setiap dari barang yang rendah nilainya. 2. Sistem Persediaan Perpetual Dalam sistem perpetual, perusahaan akan mencatat setiap yang terjadi pada persediaan barangnya. Jadi akun persediaan akan selalu menunjukkan nilai persediaan setiap saat. Pencatatan secara perpetual berguna untuk menyediakan laporan bulanan, kuartalan, ataupun laporan interim, dimana perusahaan dapat

6 14 lansung menentukan jumlah dan harga pokok persediaan yang dimilikinya tanpa harus menghitung persediaan fisik terlebih dahulu. Sistem persediaan perpetual juga memberikan tingkat pengendalian terhadap persediaan yang lebih akurat dibandingkan sistem periodik karena informasi mengenai persediaan dalam sistem perpetual selalu mencerminkan keadaan persediaan saat ini Metode Penilaian Persediaan Menurut pendapat Weigandt et al. (2005, p237), terdapat tiga metode penilaian terhadap persediaan, yaitu : 1. Specific Identification Method Metode ini menelusuri arus fisik aktual dari barang. Masing-masing jenis persediaan ditandai, diberi label, ataupun diberi kode sesuai dengan spesifik biaya per unitnya. Pada akhir periode, biaya spesifik dari persediaan yang masih menjadi persediaan merupakan biaya total dari persediaan akhir. 2. First-in, First-Out method (FIFO) First-in, First-Out method (FIFO) adalah metode penilaian persediaan yang menganggap barang yang pertama kali masuk diasumsikan keluar pertama kali pula. Pada umumnya perusahaan menggunakan metode ini, sebab metode ini perhitungannya sangat sederhana baik sistem fisik maupun sistem perpetual akan menghasilkan penilaian persediaan yang sama. Dengan metode FIFO, harga pokok barang yang lebih dulu dibeli merupakan biaya yang pertama kali diakui sebagai harga pokok penjualan.

7 15 3. Last-in, First-out method (LIFO) Last-in, First-out method (LIFO) adalah metode penilaian persediaan yang terakhir masuk diasumsikan akan keluar atau ditetapkan dalam menghitung harga pokok penjualan. Metode ini memiliki konsep yang cukup sederhana namun sulit dilaksanakan. Pengaruh penggunaan metode LIFO terhadap penentuan laba bersih usaha, jika harga cenderung naik maka laba perusahaan terlalu kecil atau sebaliknya. 4. Average method (Metode rata-rata) Metode ini mengasumsikan bahwa barang yang tersedia untuk dijual memiliki biaya per unit yang sama (rata-rata). Besar kecilnya nilai persediaan yang masih ada dan harga pokok barang yang dijual, dipengaruhi oleh metode yang dipakai dalam metode rata-rata adalah (1) sistem fisik yang dibagi menjadi metode ratarata sederhana dan metode rata-rata tertimbang; (2) sistem perpetual (metode rata-rata bergerak) Metode Pengendalian Persediaan Metode pengendalian persediaan terdiri dari kuantitas pemesanan ekonomis, titik pemesanan kembali, serta persediaan/stok pengaman sebagaimana diuraikan berikut: 1. Kuantitas Pemesanan Ekonomis (Economic Order Quantity atau EOQ) Pengendalian persediaan bertujuan untuk meminimalkan total biaya persediaan sehingga suatu keputusan penting yang perlu dibuat merupakan ukuran setiap kuantitas pemesanan pembelian, yaitu economic order quantity (EOQ). Kuantitas pemesanan pembelian harus menyeimbangkan dua sistem

8 16 biaya, yaitu total biaya penyimpanan (carrying cost) dan total biaya pemesanan (ordering cost). Setelah EOQ dikalkulasi, waktu pemesanan harus diputuskan, yaitu ROP harus ditentukan. 2. Titik Pemesanan Kembali (Re-order point atau ROP) Suatu ROP merupakan tingkat persediaan ketika diperlukan sekali untuk memesan atau menghasilkan items tambahan untuk menghindari kondisi kehabisan stok persediaan. Pengembangan ROP memerlukan suatu analisis permintaan produk, biaya pemasangan (setup) produksi atau pemesanan, lead time produksi atau pemasok, biaya penyimpanan (holding) persediaan, dan biaya yang berhubungan dengan kondisi kehabisan stok persediaan, seperti kehilangan penjualan (lost sales) atau penggunaan yang tidak efisien dari fasilitas-fasilitas produksi. Jika lead time pemesanan tingkat penggunaan persediaan diketahui, penentuan ROP dapat langsung diperoleh. Lead time merupakan waktu di antara penempatan pesanan dan penerimaan barang. Tingkat penggunaan persediaan (inventory usage rate) merupakan kuantitas barang yang digunakan selama periode waktu. ROP seharusnya terjadi ketika tingkat persediaan mencapai jumlah unit yang akan dikonsumsi selama lead time, dengan rumus sebagai berikut : Reorder point (ROP) = lead time x average inventory usage rate ROP terjadi ketika persediaan mencapai sebelum nol, kemudian perusahaan melakukan pemesanan kembali, dan dengan seketika barang yang dipesan diterima. Perhitungan ROP menggunakan rumus sebagai berikut (persamaan

9 17 di bawah ini mengasumsikan bahwa permintaan selama lead time dan lead time sendiri adalah konstan): ROP = d x L Keterangan: ROP = titik pemesanan ulang d = Permintaan per hari L = lead time untuk pemesanan baru atau waktu pengiriman (dalam hari) Permintaan per hari, d, dapat dicari dengan membagi permintaan tahunan, D, dengan jumlah hari kerja per tahun sebagai berikut : d = D jumlah hari kerja per tahun 2.3 Sistem Pengendalian Internal Definisi Sistem Pengendalian Internal Pengendalian Internal adalah suatu sistem pengendalian yang berupa aturan, kebijakan, prosedur dan sistem informasi yang dihasilkan juga akurat dan dapat diandalkan, tingkat efektivitas dan efisiensi operasional, serta memastikan bahwa segala kebijakan dan peraturan yang ada dapat dipatuhi sebagaimana mestinya. Menurut Gelinas dan Dull (2008, p.216), yang terdapat dalam Committee of Sponsoring Organization (COSO), pengendalian internal didefinisikan sebagai suatu proses yang dipengaruhi oleh suatu dewan direksi, manajemen, dan pihak personal lainnya dalam suatu entitas, yang dirancang untuk menyediakan jaminan atau keyakinan

10 18 yang layak atau memadai berkenaan dengan pencapaian tujuan denagn kategori sebagai berikut: efektivitas dan efisiensi operasi, kehandalan laporan keuangan, dan kesesuaian dengan hukum dan peraturan yang berlaku Komponen-Komponen Pengendalian Internal Menurut Jones dan Rama (2006, p.105), komponen-komponen yang berhubungan dengan pengendalian internal terdiri dari lima komponen, yaitu: 1. Lingkungan Pengendalian Berhubungan dengan beberapa faktor yang disusun oleh organisasi untuk mengendalikan kesadaran para karyawannya. Faktor tersebut berhubungan dengan integritas, nilai etika, filosofi manajemen dan gaya operasional. Termasuk di dalamnya cara manajemen menetapkan otoritas dan tanggung jawab, mengatur, dan mengembangkan sumber daya manusia serta perhatian dan petunjuk Dewan Direktur. 2. Penilaian Resiko Merupakan proses identifikasi dan analisis terhadap resiko yang dapat menghambat pencapaian tujuan pengendalian internal. 3. Aktivitas Pengendalian Merupakan kebijakan dan prosedur yang dikembangkan oleh organisasi untuk menangani resiko-resiko yang mungkin dan telah ada. Aktivitas pengendalian mencakup: Performance Review, kegiatan yang berhubungan dengan analisis terhadap kinerja, misalnya dengan membandingkan hasil yang didapat dengan anggaran, standar perhitungan, dan data pada periode sebelumnya.

11 19 Segregation of Duties, terdiri dari penetapan tanggung jawab untuk mengotorisasi transaksi, melakukan transaksi, mencatat transaksi, dan menjaga aset yang dilakukan oleh karyawan yang berbeda. Application Control, yang berhubungan dengan aplikasi sistem informasi akuntansi. General control, berhubungan dengan pengawasan yang lebih luas yang berhubungan dengan berbagai aplikasi. 4. Informasi dan Komunikasi Sistem informasi perusahaan adalah kumpulan dari prosedur (baik otomatis maupun manual) dan pencatatan dalam memulai, mencatat, memproses, dan melaporkan kejadian atas proses-proses yang terjadi dalam organisasi. Dan komunikasi berhubungan dengan menyediakan pemahaman atas peraturan dan tanggung jawab tertentu. 5. Pengawasan Manajemen harus mengawasi pengendalian internal untuk memastikan bahwa pengendalian internal organisasi berjalan sesuai tujuan yang diharapkan. 2.4 Perencanaan Produksi Menurut Assauri (2008, h.181) perencanaan produksi adalah perencanaan dan pengorganisasian sebelumnya mengenai orang-orang, bahan-bahan, mesin-mesin dan peralatan lain serta modal yang diperlukan untuk memproduksi barang-barang pada suatu periode tertentu di masa depan sesuai dengan yang diperkirakan atau diramalkan.

12 20 Barang yang direncanakan akan diproduksi pada suatu periode di masa depan harus memenuhi beberapa syarat, yaitu : a. barang tersebut harus dapat diproduksi atau dibuat pada waktu itu b. barang tersebut harus dapat dikerjakan dengan atau oleh pabrik ini, c. barang tersebut harus sesuai dengan atau dapat memenuhi atau dicocokan dengan keinginan pembeli sesuai dengan ramalan baik mengenai harga, kuantitas,kualitas dan waktu yang dibutuhkan Tujuan perencanaan produksi adalah : a. untuk mencapai tingkat /level keuntungan (profit) yang tertentu. Misalnya berapa hasil (output) yang diproduksi supaya dapat dicapai tingkat/level profit yang diinginkan dan dan tingkat persentase tertentu dari keuntungan (profit) setahun terhadap penjualan (sales) yang diinginkan b. untuk menguasai pasar tertentu, sehingga hasil atau output perusahaan ini tetap mempunyai pangsa pasar (market share) tertentu c. untuk mengusahakan supaya perusahaaan pabrik ini dapat bekerja pada tingkat efisiensi tertentu. d. untuk mengusahakan dan mempertahankan supaya pekerjaan dan kesempatan kerja yang sudah ada tetap pada tingkatnya dan berkembang. e. untuk menggunakan sebaik-baiknya (efisien) fasilitas yang sudah ada pada perusahaan yang bersangkutan.

13 Biaya Pada Perusahaan Manufaktur Pengertian Biaya Biaya yang dikeluarkan untuk melakukan tindakan ekonomis adalah suatu pengorbanan nilai dari faktor-faktor produksi. Biaya merupakan pengorbanan sumber daya ekonomi dalam bentuk kas atau aktiva lain (nonkas) yang dikeluarkan untuk menghasilkan dan memperoleh barang dan jasa yang diharapkan memberikan manfaat bagi perusahaan di masa yang akan datang. Biaya menurut Hansen dan Mowen (2009, h.47) adalah asset kas atau nonkas yang dikorbankan untuk barang dan jasa yang diharapkan keuntungan bagi perusahaan pada masa sekarang atau yang akan datang. Menurut Witjaksono (2006,h.6) terdapat beberapa definisi biaya antara lain adalah : 1. Cost adalah pengorbanan sumber daya untuk mencapai suatu tujuan tertentu. 2. Sebagian akuntan mendefinisikan biaya sebagai satuan moneter atas pengorbanan barang dan jasa untuk memperoleh manfaat di masa kini atau masa yang akan datang Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya adalah akuntansi yang menyediakan informasi biaya untuk membantu manajemen agar dapat mengelola biaya secara efektif dan efisien Menurut Witjaksono (2006, h.1) akuntansi biaya dapat didefinisikan sebagai ilmu dan seni mencatat, mengakumulasikan, mengukur serta menyajikan informasi berkenaan dengan biaya dan beban

14 22 Horngren dan Datar (2005, h.3) menyatakan, Akuntansi Biaya menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan. Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan nonkeuangan yang terkait dengan daya perolehan atau pemanfaatan sumber daya dalam suatu organisasi Klasifikasi Biaya Pada Perusahaan Manufaktur Biaya dapat dikelompokkan dengan berbagai macam cara. Pada umumnya klasifikasi biaya ditentukan berdasarkan tujuan yang akan dicapai dari penggolongan tersebut Menurut Hansen dan Mowen (2009,h.56), biaya dikelompokkan dalam dua kategori fungsional utama : 1. Biaya produksi Biaya produksi adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa. Biaya produksi dapat diklasifikasikan lebih lanjut sebagai : a. Bahan Langsung Bahan langsung adalah bahan yang dapat ditelusuri secara langsung pada barang atau jasa yang sedang diproduksi. Biaya bahan ini dapat langsung dibebankan pada produk karena pengamatan secara fisik dapat digunakan untuk mengukur kuantitas yang dikonsumsi setiap produk. b. Tenaga Kerja Langsung Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang dapat ditelusuri secara langsung pada barang atau jasa yang sedang diproduksi. Karyawan yang

15 23 mengubah bahan baku menjadi produk atau menyediakan jasa kepada pelanggan diklasifikasikan sebagai tenaga kerja langsung. c. Overhead Semua biaya produksi selain bahan langsung dan tenaga kerja langsung dikelompokkan dalam satu kategori yang disebut overhead. Pada perusahaan manufaktur, overhead juga dikenal sebagai beban pabrik (Factory Overhead) atau overhead manufaktur (Manufacturing Overhead). d. Biaya Utama dan Konversi Kombinasi dari berbagai biaya produksi mengarah pada konsep biaya konversi dan biaya utama. Biaya utama (Prime Cost) adalah jumlah dari biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya konversi (Conversion Cost) adalah jumlah dari biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Untuk perusahaan manufaktur, biaya koversi bisa diinterpretasikan sebagai biaya untuk mengonversi bahan baku menjadi produk akhir. 2. Biaya nonproduksi Biaya nonproduksi adalah biaya yang berkaitan dengan fungsi desain, pengembangan pemasaran, distribusi, layanan pelanggan, dan administrasi umum. Biaya nonproduksi sering dibagi menjadi dua kategori umum yaitu : a. Biaya Penjualan Biaya-biaya yang diperlukan untuk memasarkan, mendistribusikan, dan melayani produk atau jasa merupakan biaya pemasaran (penjualan).

16 24 Biaya ini sering disebut sebagai biaya mendapatkan pesanan (order getting cost) dan biaya memenuhi pesanan (order filling cost). Contoh biaya mendapatkan pesanan adalah gaji dan komisi tenaga penjual dan iklan. Contoh biaya memenuhi pesanan adalah pergudangan, pengiriman, dan layanan pelanggan. b. Biaya administrasi Seluruh biaya yang berkaitan dengan penelitian, pengembangan dan administrasi umum pada organisasi yang tidak dapat dibebankan pada pemasaran ataupun produksi, dikelompokkan sebagai biaya administrasi. Administrasi umum bertanggung jawab dalam memastikan bahwa berbagai aktivitas organisasi terintegrasi secara tepat sehingga misi perusahaan secara keseluruhan dapat terealisasi. Contoh biaya administrasi umum adalah gaji eksekutif puncak, biaya jasa konsultasi hukum, pencetakan laporan tahunan, dan akuntansi umum. Biaya penelitian dan pengembangan adalah biaya yang berkaitan dengan desain dan pengembangan produk baru. Menurut Rudianto (2005, h.14) perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang membeli bahan mentah, mengolahnya hingga menjadi produk jadi yang siap pakai dan menjualnya kepada konsumen yang membutuhkannya. Misalnya produsen mie instan mengolah tepung terigu hingga menjadi mie instan dan menjualnya kepada masyarakat. Jadi, fungsi utama perusahaan manufaktur adalah sebagai jembatan antara perusahaan penghasil bahan mentah dengan konsumen yang membutuhkan barang yang memiliki

17 25 nilai tambah lebih tinggi dari bahan mentah tersebut. Perusahaan manufaktur harus mengolah terlebih dahulu bahan baku atau bahan mentah yang dibelinya sebelum menjualnya ke masyarakat. Dalam proses pengolahan tersebut perusahaan manufaktur membutuhkan biaya tambahan dalam berbagai bentuknya agar proses pemberian nilai tambah dapat terjadi. Karena, perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang membeli dan mengolah bahan baku menjadi barang yang siap pakai maka secara keseluruhan transaksi di perusahaan manufaktur dapat di ringkas ke dalam bagan sebagai berikut : Produsen bahan baku Menjual bahan Membeli bahan Perusahaan manufaktur Menjual produk jadi Membeli produk Konsumen Gambar 2.1 Transaksi Perusahaan Manufaktur Sumber : Rudianto (2005,h.15) Biaya di dalam perusahaan manufaktur dikelompokkan menjadi beberapa kelompok menurut spesifikasi manfaatnya, yakni biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead, biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum. 1. Biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku yang telah digunakan untuk menghasilkan suatu produk jadi dalam volume tertentu. Misalnya, harga beli kain per potong pakaian, harga beli dari kayu per unit meja dan sebagainya.

18 26 2. Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar pekerja yang terlibat secara langsung dalam proses produksi. Misalnya, tukang jahit di dalam perusahaan garmen, tukang kayu di dalam perusahaan mebel dan lain-lain. Hanya pekerja yang terlibat secara langsung di dalam proses menghasilkan produk perusahaan yang dapat dikelompokkan sebagai tenaga kerja langsung. 3. Biaya overhead adalah berbagai macam biaya selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung tetapi juga dibutuhkan dalam proses produksi. Termasuk dalam kelompok ini adalah biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja penolong dan biaya pabrikase lain. 1) Biaya bahan penolong (bahan tidak langsung) yaitu dalam bahan tambahan yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk tertentu. Misalnya, kain dan kancing dibutuhkan untuk menghasilkan pakaian, paku dan cat untuk menghasilkan meja tulis dan sebagainya. Bahan penolong merupakan elemen bahan baku yang tetap dibutuhkan oleh suatu produk jadi tetapi bukan elemen utama. Tanpa bahan penolong, suatu produk tidak akan pernah menjadi produk yang siap dipakai dan siap dijual 2) Biaya tenaga kerja penolong (tenaga kerja tidak langsung) adalah pekerja yang dibutuhkan dalam proses menghasilkan suatu barang tetapi tidak terlibat secara langsung di dalam proses produksi. Misalnya, mandor dari para penjahit dan tukang kayu, satpam pabrik dan lainnya. Tenaga kerja penolong merupakan tenaga kerja yang tetap dibutuhkan tetapi bukan

19 27 merupakan elemen tenaga kerja utama didalam suatu produk. Tetapi tanpa tenaga kerja penolong, proses produksi dapat terganggu. 3) Biaya pabrikase lain adalah biaya-biaya tambahan yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk selain biaya bahan penolong dan biaya tenaga kerja penolong. Seperti biaya listrik dan air pabrik, biaya telepon pabrik, depresiasi bangunan pabrik, biaya depresiasi mesin dan sebagainya. 4. Biaya pemasaran digunakan untuk menampung keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mendistribusikan barang dagangannya hingga sampai ke tangan langganan. Biaya ini mencakup, gaji salesman, komisi salesman, biaya iklan, biaya listrik kantor pemasaran, biaya telepon kantor pemasaran, biaya angkut penjualan, biaya depresiasi kantor dan kendaraan pemasaran dan sebagainya. 5. Biaya administrasi dan umum digunakan untuk menanpung keseluruhan biaya operasi kantor. Biaya ini mencakup, gaji direktur, gaji sekretaris, biaya listrik, biaya telepon, biaya depresiasi bangunan dan lainnya. Kemudian biaya-biaya tersebut diatas dikelompokkan lagi menjadi : 1). Biaya produksi 1. Biaya bahan baku langsung 2. Biaya tenaga kerja langsung 3. Biaya overhead Akumulasi dari ketiga kelompok biaya tersebut di dalam satu periode akuntansi menghasilkan biaya produksi untuk periode tersebut

20 28 2). Biaya operasi/komersial 1. Biaya pemasaran, dan 2. Biaya administrasi dan umum Biaya operasi adalah biaya yang berkaitan dengan operasi perusahan diluar biaya produksi. Biaya operasi atau biaya komersial mencakup dua kelompok biaya yaitu biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum Jenis Persediaan Pada Perusahaan Manufaktur Jenis persediaan (stok) dalam perusahaan manufaktur dapat dibedakan menjadi : 1. Persediaan bahan baku, yaitu bahan dasar yang menjadi komponen utama dari suatu produk. Bahan baku merupakan elemen utama dari suatu produk, walaupun di dalam suatu produk dalam terdapat elemen yang lain. Misalnya, kain adalah bahan baku dari pakaian, kayu adalah bahan baku dari meja. 2. Persediaan barang dalam proses, yaitu bahan baku yang telah diproses untuk diubah menjadi barang jadi, tetapi sampai pada akhir periode tertentu, belum selesai proses produksinya. Misalnya, pakaian yang belum ada lengannya di dalam industri garmen, meja tulis yang belum dihaluskan dan belum dicat dalam industri mebel 3. Persediaan barang jadi, adalah bahan baku yang telah diproses menjadi produk jadi yang siap pakai dan siap dipasarkan. Seperti pakaian jadi, meja tulis, sepeda motor lengkap, televisi dan lain-lain. Perbedaan antara barang jadi dan barang dalam proses adalah pada kandungan biaya di dalam setiap jenis persediaan tersebut. Di dalam barang jadi terkandung 100 % komponen

21 29 biaya yang dibutuhkan, sedangkan barang dalam proses kandungan biayanya kurang dari 100% dari keseluruhan biaya yang dibutuhkan Arus Biaya Perusahaan manufaktur harus mengubah dan memproses bahan baku menjadi barang dalam proses dan kemudian menjadi barang jadi, sedangkan biaya yang dibutuhkan di dalam proses produksi tersebut terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead maka hubungan antara setiap komponen biaya tersebut dengan setiap jenis persediaannya, adalah sebagai berikut : Bahan baku Tenaga kerja Barang Dalam Proses Barang Jadi Overhead Gambar 2.2 Arus Biaya Sumber : Rudianto (2005,h.20) Gabungan dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead membentuk biaya produksi. Jika ketiga komponen biaya tersebut masingmasing belum mencakup 100% dari kebutuhan biaya produksi per unit output maka gabungan ketiganya membentuk persediaan barang dalam proses. Jika gabungan ketiga komponen biaya tersebut masing-masing telah mencapai 100% maka akan membentuk barang jadi. Itu berarti perbedaan antara barang jadi dan barang dalam proses adalah pada kandungan biaya di dalam setiap jenis persediaan tersebut. Di dalam barang jadi

22 30 telah terkandung 100% komponen biaya yang dibutuhkan sedangkan barang dalam proses kandungan biayanya kurang dari 100% dari keseluruhan biaya yang dibutuhkan Ilustrasi berikut mungkin dapat memperjelas keterangan di atas: PT Sandang Indah adalah sebuah perusahaan produsen pakaian jadi yang berkedudukan di Bandung. Bahan baku yang digunakan di dalam perusahaan ini adalah kain, sedangkan bahan penolongnya adalah kancing, benang, dan aksesoris. Tukang jahitnya adalah tenaga kerja yang langsung terlibat dalam proses produksi. Di dalam perusahaan ini, lokasi kantor administrasi, kantor pemasaran dan pabrik terpisah satu dengan yang lain. Pada akhir bulan September 2002, staf akuntansi yang baru menyusun suatu neraca saldo seperti berikut : Tabel 2.1 Biaya PT Sandang Indah September 2002 Nama Biaya Jumlah (dalam jutaan) Biaya pemakaian kain Biaya pemakaian kancing Biaya pemakaian benang Biaya pemakaian asesoris Upah tukang jahit Gaji mandor produksi Gaji satpam pabrik Gaji salesman Komisi salesman Gaji karyawan kantor pemasaran Gaji karyawan administrasi Biaya listrik, air, dan telepon pabrik Biaya listrik, air dan telepon kantor pemasaran Biaya listrik, air dan telepon kantor administrasi Biaya bunga Biaya depresiasi bangunan pabrik Biaya depresiasi bangunan kantor pemasaran Biaya depresiasi gedung kantor administrasi Biaya depresiasi mesin pabrik Biaya depresiasi kendaraan pemasaran 900 Biaya depresiasi kendaraan direksi 700

23 31 Biaya angkut penjualan Biaya iklan Sumber : Rudianto (2005,22) Berdasarkan data diatas, jika kemudian biaya-biaya tersebut dikelompokkan ke dalam kelompok biaya sesuai dengan penjelasan di atas akan dapat terlihat hasilnya sebagai berikut : Tabel 2.2 Klasifikasi Biaya PT Sandang Indah September 2002 Nama Biaya Jumlah Biaya (dalam jutaan) Total Biaya (dalam jutaan) 1. Biaya pemakaian kain Upah tukang jahit Biaya overhead : a. Biaya bahan penolong : - Biaya pemakaian kancing - Biaya pemakaian benang - Biaya pemakaian asesoris b. Biaya tenaga kerja penolong : - Gaji mandor peoduksi - Gaji satpam pabrik c. Biaya pabrikase lain : - Biaya air, listrik, telepon - Biaya depresiasi bangunan - Biaya depresiasi mesin Biaya Produksi Biaya komersial : a. Biaya pemasaran : - Gaji Salesman - Komisi salesman - gaji karyawan kantor pemasaran - Biaya listrik, air dan telepon - Biaya depresiasi kantor pemasaran - Biaya depresiasi kendaraan - Biaya angkut penjualan - Biaya iklan b. Biaya administrasi dan umum : - Gaji karyawan administrasi - Biaya listrik, air, dan telepon - Biaya depresiasi kantor administrasi - Biaya depresiasi kendaraan

24 32 - Biaya bunga Total Sumber : Rudianto (2005,23) Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Hansen dan Mowen (2009, h.162) mendefinisikan bahwa ada lima pendorong kegiatan yang umumnya dipakai sebagai pembebanan biaya overhead : 1. Unit yang diproduksi 2. Jam tenaga kerja langsung 3. Dolar tenaga kerja langsung 4. Jam mesin 5. Bahan langsung Biaya overhead seharusnya dibebankan mengikuti, sedekat mungkin, hubungan sebab akibat. Untuk mengidentifikasikan faktor-faktor tersebut memerlukan usaha yang menyebabkan konsumsi overhead. Faktor-faktor penyebab ini diidentifikasi, atau pendorong kegiatan, harus digunakan untuk membebankan biaya overhead pada produk yaitu : Menurut Carter (2009, h.452), memberikan contoh pembebanan biaya overhead Tarif overhead pabrik telah di tentukan sebelumnya yaitu sebesar $15 per jam mesin dan estimasi pemakaian mesin selama jam mesin. Untuk menentukan ilustrasi ini, asumsikan jam mesin aktualnya adalah sebesar jam mesin dan biaya overhead pabrik aktual sebesar $ Overhead pabrik yang dibebankan selama periode ini adalah x $15 = $ Ayat jurnal umum yang mengikhtisarkan pembebanan overhead adalah :

25 33 Barang dalam proses Overhead pabrik dibebankan Akun overhead pabrik dibebankan kemudian akan ditutup ke akun pengendali overhead di akhir tahun dengan ayat jurnal sebagai berikut : Overhead pabrik dibebankan Pengendali overhead pabrik Merupakan praktik umum untuk menggunakan overhead pabrik dibebankan karena akun tersebut menyimpan biaya yang dibebankan dan biaya aktual secara terpisah. Pemisahan ini menfasilitasi perbandingan bulanan dengan biaya overhead pabrik yang dianggarkan. Debit di akun pengendali overhead mencerminkan biaya overhead pabrik aktual yang terjadi selama periode tersebut, sementara kreditnya mencerminkan jumlah yang dibebankan. Mungkin juga penyesuaian kredit (misalnya, untuk retur perlengkapan ke gudang) yang mengurangi biaya total overhead pabrik aktual. Karena debit dan kreditnya jarang sama, maka biasanya ada saldo debit dan kredit di akun tersebut. Saldo debit mengindikasikan bahwa overhead pabrik terlalu rendah, sedangkan saldo kredit berarti bahwa overhead pabrik telah dibebankan terlalu tinggi. Saldo ini dapat digunakan berbagai sumber informasi bagi manajemen untuk mengendalikan dan menilai efisiensi operasi dan penggunaan kapasitas yang tersedia, serta untuk

26 34 menghitung tarif overhead yang telah ditentukan sebelumnya untuk periode-periode berikutnya. Alokasi pembebanan yang terlalu tinggi dan terlalu rendah cukup sederhana. Di akhir periode akuntansi, jumlah tersebut dapat diperlakukan sebagai biaya periodik atau dialokasikan ke persediaaan dan harga pokok penjualan. Jika jumlah perbedaannya tidak signifikan maka sebaiknya ditutup langsung ke ikhtisar rugi laba atau harga pokok penjualan sebagai biaya periodik, contoh ayat jurnalnya adalah : Ikhtisar laba rugi 8,500 Pengendali overhead pabrik Atau Harga pokok penjualan 8,500 Pengendali overhead pabrik 8,500 Tidak signifikan dalam hal ini mengacu pada jumlah yang sangat kecil sehingga dampaknya ke laba apabila dibebankan seluruhnya, dibandingkan dengan mengalokasikan sebagai persediaan, adalah tidak material yaitu sangat kecil sehingga selisihnya diperkirakan tidak akan mempengaruhi keputusan atau pembaca laporan keuangan. 2.6 Harga Pokok Produksi (HPP) Pengertian Harga Pokok Produksi Menurut Garrison, Norren dan Brewer (2008, p.47), harga pokok produksi terdiri dari biaya manufaktur yang berkaitan dengan barang-barang yang diselesaikan dalam periode tertentu

27 35 Menurut Horngren dan Datar (2009, p.65) mendefinisikan harga pokok produksi mewakili jumlah biaya barang yang diselesaikan pada periode tersebut. Hansen dan Mowen (2009, h.60) mendefinisikan harga pokok produksi mencerminkan total biaya barang yang diselesaikan selama periode berjalan. Biaya yang hanya dibebankan ke barang yang diselesaikan adalah biaya manufaktur bahan langsung, tenaga kerja langsung dan overhead. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa harga pokok produksi merupakan biaya yang dikeluarkan atau dikorbankan pada proses produksi untuk memperoleh barang dan jasa yaitu biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik Unsur-Unsur Harga Pokok Produksi Menurut Carter (2009,p.40) unsur-unsur harga pokok produksi ada 3 yaitu : 1. Biaya Bahan Baku Langsung (Direct Material Cost) adalah semua bahan baku yang membentuk bagian integral dari produk jadi dan dimasukkan secara eksplisit dalam perhitungan biaya produk 2. Biaya Tenaga kerja langsung (Direct Labor Cost) adalah tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu 3. Biaya Overhead Pabrik (Factory Overhead) disebut juga overhead manufaktur, beban manufaktur atau beban pabrik, terdiri atas semua biaya manufaktur yang tidak ditelusuri secara langsung ke output.

28 Metode Penentuan Harga Pokok Produksi Menurut Garrison dan Norren (2006, h.388) ada dua metode penentuan harga pokok produksi, yaitu : 1. Perhitungan Biaya Penyerapan Perhitungan biaya penyerapan (absorption costing) memperlakukan semua biaya produksi sebagai biaya produk, tanpa membedakan apakah biaya itu variabel atau tetap. Dengan demikian biaya produk per unit terdiri atas bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead variabel dan tetap. Karena perhitungan biaya penyerapan melibatkan semua produksi, metode ini sering disebut sebagai metode biaya penuh (full cost). 2. Perhitungan Biaya Variabel Perhitungan biaya variabel (variable costing), hanya biaya produksi yang berubah ubah sesuai dengan output yang diperlakukan sebagai biaya produk. Termasuk di dalamnya bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik variabel. Biaya overhead pabrik tetap tidak diperlakukan sebagai biaya produk dalam metode ini. Sebaliknya, biaya overhead pabrik diperlakukan sebagai biaya periodik, seperti beban administrasi dan penjualan, beban tersebut dibebankan secara utuh ke dalam pendapatan setiap periodenya. Perhitungan biaya variabel sering disebut perhitungan biaya langsung (direct costing) atau perhitungan biaya marginal (marginal costing).

29 37 Menurut Witjaksono (2006,h.25) secara garis besar terdapat dua macam alternatif sistem perhitungan harga pokok produksi antara lain : 1. Sistem Perhitungan Harga Pokok Penuh (Full Costing/Absorption Costing) Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK), perusahaan manufaktur diwajibkan untuk menerapkan metode perhitungan harga pokok penuh (full absorption costing) untuk keperluan pelaporan pada pihak eksternal. Dalam sistem harga pokok penuh seluruh biaya produksi variabel dan biaya produksi tetap dibebankan kepada produk. 2. Sistem Perhitungan Harga Pokok Variabel (Variable Costing) Dalam sistem harga pokok variabel (variable costing) hanya biaya produksi variabel yang dibebankan kepada produk. Metode variable costing banyak diterapkan bagi keperluan pelaporan internal, karena metode ini dianggap konsisten dengan asumsi perilaku biaya yang kerap digunakan dalam pengambilan keputusan manajemen Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi Garrison, Noreen dan Brewer (2008, p.92) menyatakan bahwa terdapat dua metode perhitungan biaya, yaitu : 1. Perhitungan biaya berdasarkan proses Sistem perhitungan biaya berdasarkan proses digunakan dalam perusahaan yang memproduksi satu jenis produk dalam jumlah besar dalam jangka panjang. Prinsip dasar dari perhitungan biaya berdasarkan proses adalah mengakumulasikan biaya dari operasi atau departemen tertentu selama satu

30 38 periode penuh (bulanan, kuartalan, dan tahunan) dan kemudian membaginya dengan jumlah ini yang diproduksi selama periode tersebut. Rumus dasar untuk perhitungan biaya berdasarkan proses adalah sebagai berikut : Biaya per unit = Total biaya produksi Total unit yang diproduksi Secara umum teknik perhitungan biaya tersebut berarti bahwa setiap biaya rata-rata per unit yang ditetapkan untuk unit yang homogen mengalir secara terus menerus sepanjang proses produksi. 2. Perhitungan biaya berdasarkan pesanan Sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan digunakan untuk perusahaan yang memproduksi berbagai produk selama periode tertentu. Dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan, biaya ditelusuri dan dialokasikan ke pekerjaan dan biaya untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut dibagi dengan jumlah unit yang dihasilkan untuk menghasilkan harga rata-rata per unit. Carter (2009, h.124) mendefinisikan bahwa ada dua metode penentuan harga pokok penjualan, yaitu : 1. Sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan (Job Order Costing) Dalam perhitungan biaya berdasarkan pesanan, biaya diakumulasikan untuk setiap batch, lot, atau pesanan pelanggan. Dalam perhitungan biaya, berdasarkan pesanan akan lebih praktis mengidentifikasikan secara fisik setiap pesanan yang diproduksi dan membebankan setiap pesanan dengan paling tidak beberapa elemen biayanya.

31 39 Dasar dari perhitungan biaya berdasarkan pesanan melibatkan hanya delapan tipe ayat jurnal akuntansi, satu untuk setiap item berikut : a. Pembelian bahan baku b. Pengakuan biaya tenaga kerja pabrik c. Pengakuan biaya overhead pabrik d. Penggunaan bahan baku e. Distribusi beban gaji tenaga kerja f. Pembebanan estimasi biaya overhead g. Penyelesaian pesanan h. Penjualan produk 2. Sistem perhitungan biaya berdasarkan proses (Process Costing) Perhitungan biaya berdasarkan proses mengakumulasikan semua biaya operasi suatu proses untuk periode waktu dan kemudian membagi biaya tersebut dengan jumlah unit produk yang telah melewati proses selama periode tersebut hasilnya adalah biaya per unit. Dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan proses, bahan baku, tenaga kerja dan overhead pabrik dibebankan ke pusat biaya. Biaya yang dibebankan ke setiap unit ditentukan dengan membagi total biaya yang dibebankan ke pusat biaya dengan total unit yang diproduksi. Pusat biaya biasanya adalah departemen, tetapi bisa juga pusat pemrosesan dalam satu departemen. Persyaratan utamanya adalah semua produk yang diproduksi dalam suatu pusat biaya selama suatu periode harus sama dalam hal sumber

32 40 daya yang dikonsumsi; bila tidak, perhitungan biaya berdasarkan proses dapat mendistorsi biaya produk 2.7 Harga Jual Pengertian Harga Jual Garisson, Noreen dan Brewer (2006, h.531) menyatakan, Keputusan penentuan harga jual sangat penting bagi perusahan. Jika harga jual ditentukan terlalu tinggi, konsumen akan enggan untuk membeli produk perusahaan. Jika harga jual yang ditentukan terlalu rendah, biaya perusahaan tidak mungkin tertutupi. Pendekatan umum penentuan harga jual adalah mark up. Mark up adalah perbedaan antara harga jual dan biaya produksinya Harga jual = Biaya + (Persentase mark up x biaya) Menurut Rudianto (2005,h.230), harga jual produk perusahaan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Harga jual terlalu tinggi akan membuat masyarakat tidak membeli atau mengurangi jumlah pembelian produk perusahaan sehingga perusahaan tidak akan memperoleh pendapatan dan laba yang cukup. Sebaliknya, harga jual yang terlalu rendah akan membuat perusahaan tidak mampu mencapai laba usaha yang direncanakan. Karena itu, menetapkan harga jual produk perusahaan pada harga yang sangat tepat sangat penting bagi perusahaan agar tujuan perusahaan secara umum dapat tercapai.

33 Metode Penentuan Harga Jual Garrison, Noreen dan Brewer (2006, h.537) mengatakan terdapat 2 pendekatan dalam menentukan harga jual yaitu : 1. Pendekatan absorption costing untuk cost plus pricing Berdasarkan pendekatan absorption terhadap cost plus pricing, basis biayanya adalah biaya produksi per unit berdasarkan absorption costing. Untuk menggambarkan hal tersebut asumsikan bahwa pihak manajemen Ritter Company ingin menentukan harga jual produk yang baru saja dimodifikasi. Departemen Akuntansi memberikan estimasi biaya untuk desain ulang produk seperti yang tersaji dibawah ini : Per unit Total Bahan Langsung $6 Tenaga Kerja Langsung 4 Overhead pabrik tetap 3 Overhead pabrik variabel $ 70,000 Biaya admin, umum dan penjualan variable 2 Biaya admin, umum dan penjualan tetap Langkah pertama dalam pendekatan absorption costing untuk cost plus pricing untuk menghitung biaya produksi per unit. Untuk Ritter Company, nilainya adalah $20 per unit dengan volume unit seperti tampak dalam perhitungan di bawah ini :

34 42 Bahan Langsung $6 Tenaga Kerja Langsung 4 Overhead pabrik variable 3 Overhead pabrik tetap 7 Biaya Produksi per unit $20 Ritter Company memiliki kebijakan umum mark up biaya produksi per unit sebesar 50 %. Mark up untuk menutup biaya administrasi, umum dan penjualan dan laba yang diharapkan adalah 50 % dari biaya produksi per unit 10 Target harga jual per unit $30 Masalah masalah dalam pendekatan absorption costing yang harus dilakukan adalah menghitung biaya produksi per unit, memutuskan berapakah laba yang diinginkan, dan menentukan harga jual. Pendekatan absorption costing mengandalkan perkiraan unit penjualan. Pendekatan absorption costing mengasumsikan bahwa konsumen membutuhkan barang sebanyak yang diperkirakan dan bersedia membayar berapa harga jual yang telah ditetapkan. Dalam kenyataannya, konsumen memiliki pilihan. Jika harga jual ditentukan terlalu tinggi, mereka dapat membeli dari pesaing atau bahkan tidak membeli sama sekali. Pendekatan absorption costing hanya aman sepanjang konsumen bersedia membeli sejumlah barang seperti yang telah diperkirakan 2. Target Costing Perhitungan biaya target adalah proses penentuan biaya maksimum yang dimungkinkan untuk suatu produk baru dan kemudian mengembangkan

35 43 sebuah contoh yang dapat dibuat dengan menguntungkan berdasarkan angka biaya target maksimum tersebut. Biaya target untuk suatu produk dihitung dengan mulai pada harga jual yang diantisipasi dan kemudian menguranginya dengan laba yang diinginkan, sebagai berikut : Biaya target = Harga jual yang diantisipasi Laba yang diinginkan Untuk memperjelas lagi terdapat contoh sederhana : Handy Appliance Company survey fitur dan harga sebesar $30 di pasar, departemen marketing percaya bahwa harga $ 30 cocok untuk mixer baru tersebut. Pada harga tersebut, marketing memperkirakan dapat menjual unit mixer per tahun. Untuk mendesain, mengembangkan dan memproduksi mixer baru ini, dibutuhkan investasi sebesar $ Perusahan mengharapkan Return on Investment (ROI) 15%. Dengan data tersebut, target biaya produksi, penjualan, distribusi dan jasa untuk per unit mixer adalah $22,5 seperti dalam perhitngan berikut : Proyeksi penjualan ( mixer X $30) $ Dikurangi laba yang diharapkan (15% x $ ) Target biaya untuk mixer $ Target biaya untuk setiap unit mixer ($ : ) $ 22.5

36 44 Target biaya sebesar $ 22.5 ini akan dipilah menjadi target biaya beberapa fungsi : produksi, marketing, distribusi, jasa setelah penjualan dan sebagainya. Setiap area fungsional akan bertanggung jawab untuk mengeluarkan biaya sesuai dengan target. Menurut Rudianto (2005, h.232) secara umum terdapat beberapa metode yang dapat dipergunakan untuk menentukan harga jual suatu produk dengan berbasis pada besarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan, yaitu : 1. Maksimalisasi laba Untuk memperjelas keterangan tentang metode maksimalisasi di dalam menetapkan harga jual produk di atas : PT Koinmas memproduksi suatu barang dengan kapasitas sebesar unit per tahun. Jumlah biaya tetap total yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan seluruh produk tersebut adalah sebesar Rp ,00 sementara biaya variable yang diperlukan untuk menghasilkan produk tersebut diperkirakan sebesar Rp 7.000,00 per unit. Manajemen perusahaan sedang mempertimbangkan harga jual yang tepat untuk produk tersebut, agar laba usaha total yang akan diperoleh perusahaan optimal. Bagian pemasaran perusahaan akan memperkirakan perubahan harga produk akan mempengaruhi secara langsung jumlah produk yang akan terjual. Taksiran bagian pemasaran tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 2.3 Perkiraan Perubahan Harga Produk Terhadap Volume Penjualan Harga jual (Rp) Volume (unit) , ,

37 , , , , , Sumber : Rudianto (2005,h.233) Berdasarkan data tersebut di atas, manajemen PT Koinmas membuat tabel alternatif harga dan volume penjualan sebagai berikut : Tabel 2.4 Alternatif harga dan Volume Penjualan Harga Jual Volume Penjualan Nilai Penjualan Biaya Variabel Biaya Tetap Laba (Rugi) Sumber : Rudianto (2005,h.234) Itu berarti, harga jual yang optimal yang dapat mengakibatkan perolehan laba usaha maksimal adalah sebesar Rp per unit produk. 2. Tingkat pengembalian atas modal yang digunakan Terkadang perusahaan menetapkan terlebih dahulu besarnya tingkat pengembalian atas modal yang ditanamkannya di dalam suatu bidang usaha, sebagai dasar untuk menentukan harga jual produk yang dihasilkan perusahaan tersebut. Ilustrasi berikut mungkin dapat memperjelas keterangan dalam metode tingkat pengembalian atas modal di dalam menetapkan harga jual produk di atas. PT. Prima Niaga adalah sebuah perusahaan produsen pemanas air listrik. Total modal yang digunakan oleh perusahaan ini adalah sebesar Rp

38 ,00 dengan tingkat pengembalian invenstasi atas modal yang digunakan adalah sebesar 20 %. Volume produksi dan volume penjualan yang direncanakan adalah sebesar unit produk. Sementara biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi seluruh produk adalah sebesar Rp ,00. Berdasarkan tingkat pengembalian investasi atas modal yang digunakan tersebut maka harga jual per unit pemanas air listrik adalah sebagai berikut : Harga = total biaya + (tingkat pengembalian modal x modal) Volume penjualan = (20% x ) = Rp 8.400,00 per unit Bukti : Penjualan = unit x Rp = Rp Total biaya = Rp Laba = 20 % x Rp = Rp Berdasarkan perhitungan diatas, terlihat bahwa dengan tingkat pengembalian atas modal yang ditanamkan sebesar 20 % maka harga jual yang ditetapkan untuk pemanas air listrik adalah sebesar Rp 8.400,00 per unit. Dari perhitungan pembuktian di atas, terlihat bahwa dengan harga Rp 8.400,00 per unit tersebut dan dengan volume penjualan sebesar unit akan menghasilkan laba usaha sebesar Rp ,00. Laba sebesar Rp ,00 tersebut merupakan 20 % dari total modal yang ditanamkan.

39 47 3. Biaya konversi Jika suatu perusahaan memproduksi lebih dari satu produk dengan komposisi biaya yang berbeda satu dengan yang lainnya maka perusahaan tersebut dapat mempertimbangkan untuk membuat pilihan produksi yang paling menguntungkan bagi perusahaan. Maksudnya, jika perusahaan memiliki 2 produk untuk dihasilkan dengan jumlah laba per per unit yang sama antara 1 produk dengan lainnya maka perusahaan harus melihat komposisi biaya diantara kedua produk. Dengan melihat dan menganalisis komposisi biaya masing-masing produk tersebut, perusahaan dapat memilih untuk memproduksi salah satu produk saja yang memberikan keuntungan total yang lebih besar dari perusahaan. 4. Marjin kontribusi Marjin kontribusi adalah selisih antara harga jual dengan biaya produksi variable yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk tersebut. Jumlah tersebut akan digunakan untuk menutup biaya tetap dan menghasilkan laba periode tersebut. Marjin kontribusi bukanlah laba kotor usaha. Marjin kontribusi dihitung dengan mengabaikan biaya tetap yang dikeluarkan perusahaan. Jika perusahaan telah mencapai titik impas (break even point) maka biaya tetap yang dikeluarkan perusahaan pada periode tersebut telah dibebankan dan ditutup oleh volume impas tersebut perusahan dapat mengabaikan biaya tetap tersebut dalam menentukan harga jual produknya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memberikan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Akuntansi Biaya II.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Terdapat beberapa pengertian akuntansi biaya yang dikemukakan oleh beberapa ahli, antara lain: Rayburn yang diterjemahkan oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi suatu perusahaan. Akuntansi biaya mengukur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Ada beberapa pengertian biaya yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: Daljono (2011: 13) mendefinisikan Biaya adalah suatu pengorbanan sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2011:47) Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntani Biaya 1. Pengertian biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses produksi dalam satu perusahaan manufaktur. Terdapat

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA - Jurusan Teknik Industri TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA Teknik Industri Lesson 1 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah : Kode : TID 4019 Semester : 3 Beban Studi : 3 SKS Capaian Pembelajaran (CPL): 1. Menguasai

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Akuntansi Biaya 2.1.1. Pengertian Akuntasi Biaya Secara garis besar Akuntasi berarti pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian dari transaksi-transaksi

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU. Universitas Esa Unggul Jakarta

COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU. Universitas Esa Unggul Jakarta COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU Universitas Esa Unggul Jakarta PENGERTIAN BAHAN BAKU Adalah bahan yang membentuk bagian menyeluruh dari produk jadi. Bahan baku dapat diperoleh dari pembelian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsure dari harga dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu perlu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi berkaitan dengan hal pengukuran, pencatatan dan pelaporan informasi keuangan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pengembangan akuntansi umum. Pengembangan tersebut diadakan karena. kebutuhan informasi terhadap biaya produksi secara rinci.

BAB II LANDASAN TEORI. pengembangan akuntansi umum. Pengembangan tersebut diadakan karena. kebutuhan informasi terhadap biaya produksi secara rinci. BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntansi Biaya dan Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan cabang akuntansi, yang berasal dari pengembangan akuntansi umum. Pengembangan tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan yang membahas mengenai penentuan harga pokok produk. Akuntansi biaya secara khusus berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka ini menjelaskan mengenai pengertian yang mendasari dari perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari buku ilmiah, laporan penelitian

Lebih terperinci

Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Full Costing Sebagai Dasar Penentuan Harga Jual Produksi Tahu Pas (Putra H.

Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Full Costing Sebagai Dasar Penentuan Harga Jual Produksi Tahu Pas (Putra H. Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2017-01-07 Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pengertian dan Penggolongan Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi bisnis, non-bisnis, manufaktur, eceran dan jasa. Umumnya, berbagai macam

Lebih terperinci

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TUNJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Bastian (2006:137) Biaya adalah suatu bentuk pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan entitas.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya sangat berperan penting dalam kegiatan perusahaan. Salah satu peranan akuntansi biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Biaya merupakan komponen terpenting dalam melakukan perhitungan harga pokok produksi. Setiap perusahaan yang bertujuan mencari laba (profit oriented) ataupun tidak mencari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENELITIAN TERDAHULU Telah ada beberapa penelitian-penelitian terdahulu mengenai penetapan harga pokok produk dengan metode biaya yang mempunyai kaitan dengan penelitian ini.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Dalam kegiatan perusahaan ada banyak keputusan yang harus diambil oleh manajemen untuk kelangsungan hidup perusahaan. Dalam pengambilan keputusan dibutuhkan informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau lebih popular dengan singkatan UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan pekerjaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki perusahaan dalam

Lebih terperinci

Bab 1. Konsep Biaya dan Sistem Informasi Akuntansi Biaya Hubungan Akuntansi Biaya dengan Akuntansi Keuangan

Bab 1. Konsep Biaya dan Sistem Informasi Akuntansi Biaya Hubungan Akuntansi Biaya dengan Akuntansi Keuangan Bab 1 Konsep Biaya dan Sistem Informasi Akuntansi Biaya 1.1 Pengertian Akuntansi biaya adalah suatu bidang akuntansi yang mempelajari bagaimana mencatat, megukur dan melaporkan tentang informasi biaya

Lebih terperinci

SISTEM PERHITUNGAN BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA AKUNTANSI BIAYA

SISTEM PERHITUNGAN BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA AKUNTANSI BIAYA SISTEM PERHITUNGAN BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA AKUNTANSI BIAYA PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2006 SISTEM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruksi, dan Variabel Penelitian 2.1.1 Biaya Produksi Menurut Hansen dan Mowen (2012: 47), Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Akuntansi Biaya. Menurut Mulyadi (2009:7) mendefinisikan akuntansi biaya sebagai. berikut:

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Akuntansi Biaya. Menurut Mulyadi (2009:7) mendefinisikan akuntansi biaya sebagai. berikut: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatam perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2010:7) Akuntansi Biaya ialah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk jasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 2.1.1. Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Harga Pokok Produksi Menurut Mulyadi (2007:18) yang dimaksud dengan harga pokok produksi adalah harga pokok produksi memperhitungkan semua unsur biaya yang terdiri dari biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Secara garis besar bahwa akuntansi dapat diartikan sebagai pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya dan Pengklasifikasian Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi baik organisasi bisnis, non bisnis, manufaktur, dagang dan jasa. Dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pembiayaan Sistem pembiayaan (costing system) secara umum terbagi menjadi dua tipe, yaitu sistem akuntansi biaya konvensional. Sistem akuntansi biaya konvensional menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi dan Persediaan 2.1.1 Pengertian Akuntansi Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan informasi keuangan kepada

Lebih terperinci

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK Nurul Badriyah,SE,MPd ABSTRAK Direct costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini, penulis akan menguraikan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli yang akan digunakan sebagai landasan dalam menganalisa permasalahan yang ada diperusahaan PT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perbandingan Harga Pokok Produksi Full Costing dan Variable Costinguntuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perbandingan Harga Pokok Produksi Full Costing dan Variable Costinguntuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu tentang analisis perhitungan harga pokok produksi pada UKM telah dilakukan dan menunjukkan bahwa sebagian besar UKM belum menerapkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsur dari harga pokok dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 7 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem BAB II TINJAUAN PUSTAKA Untuk mencapai tujuan suatu perusahaan dibutuhkan suatu sistem akuntansi yang dapat membantu perusahaan dalam mengelola sumber data keuangannya. Namun sebelum

Lebih terperinci

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI BAB II HARGA POKOK PRODUKSI Bab ini berisi teori yang akan digunakan sebagai dasar melakukan analisis data. Mencakup pengertian dan penggolongan biaya serta teori yang berkaitan dengan penentuan harga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Evaluasi dan Kebijakan 2.1.1 Pengertian Evaluasi dan Kebijakan Pengertian evaluasi menurut Syahrul dan Nizar (2000:58) adalah sebagai berikut: Penilaian atau proses penelitian

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan dalam menentukan harga pokok adalah biaya. Biaya mengandung dua pengertian, yaitu dalam beban

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN TEORETIS BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Sistem informasi akuntansi persediaan merupakan sebuah sistem yang memelihara catatan persediaan dan memberitahu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya, Biaya, dan Penggolongan Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Siklus perusahaan manufaktur dimulai dengan pengolahan bahan baku di bagian produksi dan berakhir

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN 2.1 Harga Pokok Produksi 1. Pengertian Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi Biaya merupakan hal yang penting bagi perusahaan manufaktur dalam mengendalikan suatu biaya

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan bukan merupakan tipe akuntansi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk

BAB II BAHAN RUJUKAN. Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk BAB II BAHAN RUJUKAN 2.2 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi, serta membuat baik keputusan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan, pengambilan keputusan yang tepat dan akurat memerlukan pemahaman tentang konsep biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Semua jenis perusahaan baik itu perusahaan manufaktur, perusahaan jasa dan perusahaan dagang memiliki persediaan sebagai aktiva lancar. Persediaan bagi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntansi Menurut (Jerry J.Weygandt 2007:5) pengertian akuntansi adalah : Suatu sistem informasi yang mengidentifikasikan, mencatat, dan mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Istilah biaya (cost) sering digunakan dalam arti yang sama dengan istilah beban (expense). Berdasarkan teori yang ada istilah biaya (cost) dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan diperlukan keputusan yang tepat dan akurat terhadap konsep biaya yang ada. Ada beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertiandan Klasifikasi Biaya Produksi

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertiandan Klasifikasi Biaya Produksi BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertiandan Klasifikasi Biaya Produksi Hansen dan Mowen ( 2012 : 47 ) menjelaskan bahwa Biaya (Cost) adalah nilai kas atau setara kas yang di korbankan untuk mendapatkan barang

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu:

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Sistem Biaya & Akumulasi Biaya (Cost System & Cost Accumulation) Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Akuntansi Biaya. Sistem Biaya & Akumulasi Biaya (Cost System & Cost Accumulation) Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Akuntansi Biaya Modul ke: Sistem Biaya & Akumulasi Biaya (Cost System & Cost Accumulation) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Rista Bintara, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Sistem Biaya

Lebih terperinci

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Penjualan Dan Laba Operasi Pada Perusahaan Manufaktur

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Penjualan Dan Laba Operasi Pada Perusahaan Manufaktur Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Financial Accounting 2015-12-21 Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Penjualan Dan Laba Operasi Pada Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mendefinisikan, Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan

BAB II LANDASAN TEORI. mendefinisikan, Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan BAB II LANDASAN TEORI II.1 Biaya II.1.1 Pengertian Biaya Hansen dan Mowen yang diterjemahkan oleh Hermawan (2000) mendefinisikan, Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Biaya Biaya merupakan salah satu komponen yang sangat penting karena biaya sangat berpengaruh dalam mendukung kemajuan suatu perusahaan dalam melaksanakan aktifitas

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya Akuntansi merupakan bagian dari dua tipe akuntansi yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. II.1.1. Konsep Biaya Identifikasi Biaya Definisi biaya menurut Krismiaji (2002), Cost adalah kas atau ekuivalen kas yang dikorbankan untuk membeli barang atau jasa yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan faktor penting dalam menentukan harga pokok, karena dalam kegiatan operasi suatu perusahaan untuk menghasilkan produk harus mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, Dan HIPOTESIS

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, Dan HIPOTESIS 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, Dan HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian dan Penggolongan Biaya Biaya dalam akuntansi biaya diartikan dalam dua pengertian yang berbeda, yaitu biaya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Akuntansi Pengertian Akuntansi menurut Rudiyanto ( 2012 : 4 ) akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Penilaian atas persediaan akan memberikan akibat langsung terhadap penentuan income dan penyajian arus kas. Persediaan merupakan salah satu aktiva yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA Manajemen dalam menjalankan tugasnya harus mempunyai keahlian serta kemampuan untuk memanfaatkan setiap faktor produksi yang ada. Salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki pemahaman dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di berbagai bidang seperti ekonomi, politik, teknologi, industri, kesehatan, dan bidang lainnya

Lebih terperinci

JOB-ORDER COSTING (BIAYA BERDASARKAN PESANAN)

JOB-ORDER COSTING (BIAYA BERDASARKAN PESANAN) JOB-ORDER COSTING (BIAYA BERDASARKAN PESANAN) 1. Konsep Dasar Job-Order Costing & Process Costing 2. Perbedaan Job-Order Costing & Process Costing 3. Arus Biaya dalam Perhitungan Job-Order Costing Muniya

Lebih terperinci

Modul ke: AKUNTANSI BIAYA SISTEM BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA. Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM. Program Studi AKUNTANSI.

Modul ke: AKUNTANSI BIAYA SISTEM BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA. Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM. Program Studi AKUNTANSI. Modul ke: AKUNTANSI BIAYA SISTEM BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Bagian Isi Modul Modul menjelaskan arus biaya dalam perusahaan manufaktur,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian, Sistem dan Metode Pencatatan Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan atau sering disebut dengan persediaan barang dagang (merchandise inventory) secara umum

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Review : Joint Product, Material, Labor, Factory Overhead, Activity-Based Costing. Rista Bintara, SE., M.Ak.

Akuntansi Biaya. Review : Joint Product, Material, Labor, Factory Overhead, Activity-Based Costing. Rista Bintara, SE., M.Ak. Akuntansi Biaya Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Review : Joint Product, Material, Labor, Factory Overhead, Activity-Based Costing Rista Bintara, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Masiyah Kholmi dan Yuningsih biaya (cost)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Masiyah Kholmi dan Yuningsih biaya (cost) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan dalam menentukan harga pokok adalah biaya. Biaya mengandung dua pengertian, yaitu dalam beban

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Manajemen Pihak pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangat memerlukan informasi akuntansi, untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Bahan Baku: Pengendalian, Perhitungan Biaya, dan Perencanaan. Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI. Modul ke:

Akuntansi Biaya. Bahan Baku: Pengendalian, Perhitungan Biaya, dan Perencanaan. Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI. Modul ke: Akuntansi Biaya Modul ke: Bahan Baku: Pengendalian, Perhitungan Biaya, dan Perencanaan Fakultas Fakultas Ekonomi dan BIsnis Program Studi Akuntansi Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Internal 1. Pengertian Pengendalian Internal Pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva dari penyalahgunaan, memastikan bahwa

Lebih terperinci

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH 3.1 Biaya 3.1.1 Pengertian Biaya Biaya memiliki dua pengertian baik pengertian secara luas dan pengertian secara sempit. Dalam arti luas, biaya adalah

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Walter T Harrison JR. (2011:03) Mulyadi (2009:5)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Walter T Harrison JR. (2011:03) Mulyadi (2009:5) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintah, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Biaya 1. Pengertian Biaya Biaya menurut Atkinson dan Kaplan (2009 : 33) adalah nilai moneter barang dan jasa yang dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat sekarang atau masa

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Materials : Controlling, Costing, and Planning. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1

Akuntansi Biaya. Materials : Controlling, Costing, and Planning. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1 Akuntansi Biaya Modul ke: Materials : Controlling, Costing, and Planning Fakultas FEB Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Program Studi Manajemen S1 www.mercubuana.ac.id Definisi Bahan Baku adalah Bahan yang secara

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Pengertian Akuntansi Biaya Carter & Usry (2006;11)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Pengertian Akuntansi Biaya Carter & Usry (2006;11) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar bisa dibagi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi

Lebih terperinci

Perhitungan Harga Pokok Produksi þÿ P a d a P a b r i k T a h u B u G i t o D e n Metode Process Costing

Perhitungan Harga Pokok Produksi þÿ P a d a P a b r i k T a h u B u G i t o D e n Metode Process Costing Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-06 Perhitungan Harga Pokok Produksi þÿ P a d a P

Lebih terperinci