Perkembangan mutakhir sektor rumahsakit di Indonesia: Mengapa RS Non-Profit membutuhkan dana kemanusiaan
|
|
- Lanny Yulia Setiabudi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Perkembangan mutakhir sektor rumahsakit di Indonesia: Mengapa RS Non-Profit membutuhkan dana kemanusiaan Laksono Trisnantoro Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
2 Tujuan Instruksional: 1. Memahami perkembangan mutakhir situasi RS di Indonesia dalam perspektif sejarah 2. Memahami indikator rumahsakit keagamaan berbasis Balanced Score Card 3. Peluang Usaha RS 4. Posisi Dana Kemanusiaan
3 Bagian 1: Memahami rumahsakit sebagai sektor yang berdasarkan mekanisme pasar Sejarah RS di Indonesia Jenis RS Menurut UU RS tahun 2009 RS Publik: RS non-profit/nirlaba (RS Pemerintah dan RS Swasta Yayasan/Perkumpulan) RS Private: RS for profit ( RS Swasta berbentuk PT)
4 Sejarah RS di Indonesia Masa Kolonial: Dari Militer dan Perkebunan ke Misi dan Politik Etis Pasca kemerdekaan: Berkurangnya bantuan luar negeri Orde Baru;Pendekatan pasar dan peran negara yang sedikit. Pasca Reformasi 1997: RS menjadi isu politik, termasuk pendanaan masyarakat. 2009: UU RS menjanjikan adanya insentif pajak
5 Situasi segmentasi pasar RS saat ini Masyarakat Sosial Ekonomi Tinggi Masyarakat Sosial Ekonomi Menengah Teknologi Tinggi RS Luar negeri 1 RS Luar Negeri RS Pendidikan RS Swasta (tertentu, 4 sedikit) 4 Teknologi menengah RS Luar Negeri RS Swasta 2 RS Luar Negeri RS Pendidikan pemerintah dan non pendidikan RS Swasta 5 Teknologi Sederhana RS Luar Negeri RS Swasta 3 RS Pendidikan pemerintah dan non pendidikan RS Swasta 6 Masyarakat Sosial Ekonomi Rendah RS Pendidikan 7 RS Pendidikan pemerintah dan non pendidikan RS Swasta (terutama rs nirlaba) 8 RS Pendidikan pemerintah dan non pendidikan RS Swasta (terutama rs nirlaba) 9
6 RS-RS di Singapura, Bangkok, Malaysia,
7 RS di Indonesia: Dari yang paling mewah, sampai yang paling sederhana Dari mutu yang sangat tinggi, sampai ke yang paling buruk Dari pengguna masyarakat atas sampai masyarakat bawah Sebagian besar berada di daerah yang sulit
8
9
10
11
12 Dinamika RS RS Pemerintah: termasuk RS BUMN dan Militer. RS Swasta: Perseroan Terbatas (PT), Yayasan dan Perkumpulan Ada fakta mekanisme pasar di sektor kesehatan.
13 Perkembangan RS Pemerintah dan RS Swasta: Jumlah Rumah Sakit Pemerintah Swasta
14 Perkembangan Jumlah TT RS Jumlah Tempat Tidur 100, ,000 80,000 70,000 60,000 50, ,000 30,000 20,000 10, Pemerintah Swasta
15 RS berbentuk PT Meningkat sangat pesat. Dari 34 di tahun 1998 menjadi 85 di tahun Cenderung berada di kelompok pasar menengah atas Sebagian berasal dari bentuk Yayasan. Antara tahun 2002 sd 2008, ada penambahan 25 RS PT dari bentuk Yayasan. Sebaliknya hanya 5 PT menjadi Yayasan Berbasis UU PT yang cukup rinci dan mampu memperkuat governance (tata-kelola) rumahsakit.
16 Perkembangan RS Swasta berbentuk PT Jumlah Rumah Sakit Perusahaan Yayasan Perkumpulan
17 Lokasi RS Swasta berbentuk PT
18 RS Yayasan dan Perkumpulan Dari berkembang pesat dari 434 menjadi 538 Dalam 5 tahun terakhir tidak mempunyai banyak perkembangan Sebagian rumahsakit Yayasan berubah menjadi PT (25) Semakin berat aspek ekonominya karena segmen yang dilayani harus sampai ke masyarakat ekonomi bawah. Melayani Jamkesmas yang tarif DRGnya mungkin di bawah unit-cost Sebagian kurang efisien karena mempunyai overhead yang besar dan beban historis. Selama bertahun-tahun tidak mempunyai insentif pajak. Perlakukan pajak dan retribusi hampir sama dengan RS forprofit
19 Perkembangan RS Swasta Yayasan Jumlah Rumah Sakit Perusahaan Yayasan Perkumpulan
20 Lokasi RS berbentuk Yayasan/Perkumpulan
21 Ringkasan dinamika RS RS Swasta berkembang dengan TT yang lebih kecil, berbentuk PT untuk sasaran menengah ke atas RS Yayasan melambat perkembangannya Beberapa RS Keagamaan dalam posisi menurun RS Pemerintah meningkat jumlah TTnya. Ada kemungkinan pengaruh Jamkesmas. RS militer, BUMN cenderung statis Pemaknaan: Peran mekanisme pasar menguat. RS-RS swasta cenderung ke PT Peran subsidi pemerintah pusat dan daerah juga menguat Dinamika RS berada dalam suasana pasar namun ada intervensi pemerintah, walaupun sedikit.
22 Bagian 2 Intervensi Pemerintah
23 Mengapa ada intervensi pemerintah? Risiko apabila pasar RS dilepaskan bebas tanpa intervensi Pemerintah Bagi Masyarakat pengguna Masyarakat miskin tidak dapat memperoleh manfaat atau memperoleh dengan mutu rendah Rumahsakit hanya digunakan oleh yang mampu Bagi Rumahsakit: - RS Pemerintah dapat tidak berjalan dengan baik. - RS Swasta Yayasan dapat terbebani misi sosial kemanusiaan jika tanpa dukungan pemerintah - RS Swasta PT menjadi tanpa support/proteksi untuk bersaing dengan RS luar negeri.
24 Intervensi pemerintah untuk pasar rumahsakit berdasar konsep Circular Flow
25 Model Circular Flow dalam kehidupan Pengeluaran rupiah oleh rumah tangga Pasar Produksi Barang dan jasa yang dibutuhkan Pasokan Barang Penerimaan Rumah tangga Firma Pemasukan rupiah dari produksi Pasokan input dari rumahtangga Input yang dibutuhkan firma Pasar Faktor-faktor Produksi Biaya Produksi yang dibayar firma
26 Intervensi Pemerintah dalam pasar RS saat ini Subsidi bagi rumahtangga Pengeluaran rupiah oleh rumah tangga Pasar Produksi Barang dan jasa yang dibutuhkan Pasokan Barang Penerimaan Rumah tangga Pemasukan rupiah dari produksi Pasokan input dari rumahtangga Input yang dibutuhkan firma Pasar Faktor-faktor Produksi Rumah Firma Sakit Biaya Produksi yang dibayar firma Subsidi bagi RS
27 Subsidi Untuk masyarakat Pelayanan digratiskan bagi masyarakat miskin Setelah Krisis di tahun 1997 Jaring Pengaman Sosial Askeskin Jaminan Kesehatan Masyarakat Pusat dan Daerah Untuk Rumahsakit Subsidi Gaji Subsidi biaya operasional Subsidi biaya modal......
28 Catatan penting (1): Dengan adanya kebijakan JPS BK sampai Jamkesmas/Jamkesda: isu subsidi silang di RS hilang. Pasien VIP tidak membiayai pasien miskin. Jamkesmas/Jamkesda dapat dipergunakan di RS Swasta Kesempatan bagi RS swasta
29 Catatan penting (2) RS-RS Keagamaan selama 40 tahun terakhir cenderung berperilaku seperti RS for-profit Dana kemanusiaan dari masyarakat dan gereja menurun Pendapatan dari RS bahkan ada yang masuk ke pemilik (subsidi dari orang sakit ke orang sehat) RS menjadi tempat mencari uang bukan untuk menolong orang miskin SDM (terutama dokter) ada yang berperilaku seperti bekerja di lembaga for-profit.
30 Apa akibat intervensi pemerintah untuk sektor RS? Pasien meningkat karena program Jamkesmas Jumlah dokter masih relatif kurang, terutama di daerah yang miskin. Terjadi antrean untuk dilayani dokter (waktu tunggu) Mengakibatkan: Masalah mutu pelayanan. Ketidak adilan geografis.
31 Kebijakan pemerintah saat ini Harus dipergunakan sebagai momentum untuk merubah situasi di RS keagamaan RS Keagamaan mempunyai kesempatan lebih baik untuk berkembang sebagai pelayanan masyarakat miskin Mengembalikan RS sebagai tempat pelayanan sosial namun mempunyai aspek business yang baik
32 Intervensi Pemerintah yang diperkirakan akan ada di masa mendatang
33 Intervensi lebih lanjut Pengeluaran rupiah oleh rumah tangga Pasar Produksi Barang dan jasa yang dibutuhkan Pasokan Barang Penerimaan Menambah jumlah dokter spesialis/sub tertentu Pajak Dr Progressif Rumah tangga Pemasukan rupiah dari produksi Pasokan input dari rumahtangga Input yang dibutuhkan firma Pasar Faktor-faktor Produksi Rumah Firma Sakit Biaya Produksi yang dibayar firma Pengurangan Bea Masuk Subsidi bagi RS Insentif Pajak
34 Dua isu kunci dalam intervensi pemerintah di aspek faktor-faktor produksi: - Aspek pajak dan bea (sudah mulai ditangani) - Aspek ketersediaan tenaga spesialis (belum ditangani dengan penuh)
35 Bagian 3: Peluang Usaha RS
36 Bahan renungan: Pernyataan diungkapkan seorang direktur: Masyarakat mengira di rumah sakit banyak uang melimpah dan bahkan yang minta banyak sekali, selain dari perguruan tinggi, atau dari organisasi, gereja-gereja pun malah terbalik gitu lho mestinya dia berpikir juga bagaimana mestinya gereja ikut memikirkan kita, umpamanya gereja minta bantuan nyumbang untuk ini Memang sekarang itu ya itu tadi dari luar mengira dengan bangunan gini itu sudah wajib dimintai bantuan
37 Peluang Usaha berdasarkan segmen pasar dan teknologi Masyarakat Sosial Ekonomi Tinggi Teknologi Tinggi Teknologi menengah Teknologi Sederhana Masyarakat Sosial Ekonomi Menengah Masyarakat Sosial Ekonomi Rendah 7 8 9
38 Kemana RS Non-Profit akan menuju? Masyarakat Sosial Ekonomi Tinggi Masyarakat Sosial Ekonomi Menengah Teknologi Tinggi Teknologi menengah Teknologi Sederhana Masyarakat Sosial Ekonomi Rendah 7 8 9
39 Kemana RS Non-Profit akan menuju? Masyarakat Sosial Ekonomi Tinggi Masyarakat Sosial Ekonomi Menengah Masyarakat Sosial Ekonomi Rendah Teknologi Tinggi Teknologi menengah Teknologi Sederhana Apakah RS Non-Profit akan menghindari beroperasi di daerah ini karena merugikan atau justru masuk lebih dalam?
40 Kasus RS Keagamaan. Diskusi:
41 Harapan tentang arah strategi usaha RS Keagamaan Tidak boleh meninggalkan misi untuk melayani kaum miskin Tetap mengedepankan misi sosial Harus mempunyai kegiatan yang memberikan survival yang tinggi Berani masuk ke daerah baru yang sulit.
42 Ada kemungkinan strategi untuk melayani masyarakat atas Mengembangkan Bangsal VIP lebih banyak lagi RS keagamaan bekerja sama dengan lembaga lain atau bekerja sendiri mendirikan RS berbentuk PT Catatan: Bila RS Keagamaan berada di segmen ini dengan mencolok pertanyaannya adalah: Dimana letak keagamaannya? Khusus untuk RS Kristiani, dimana pengaruh Nabi Jesus sebagai Nabi dengan mukzizat penyembuh?
43 Posisi mana yang anda pilih sebagai RS Keagamaan? A B RS Swasta Keagamaan Masyarakat kaya RS P RS Swasta Keagamaan RS Pemerintah Masyarakat miskin
44 Untuk melayani masyarakat miskin secara sehat Membutuhkan dana kemanusiaan dari Pemerintah Masyarakat Perusahaan yang menyumbang
45 Bagaimana Indikator RS Non- Profit?
46 Apa indikator RS yang menjalankan misi sosial namun sehat keuangannya?
47 Balanced Score Card Status Keuangan RS dan Menjalankan misi Memuaskan Pasien yang membeli Memuaskan Pemberi Subsidi Memuaskan Pemberi Donor Kemanusiaan Proses Pelayanan Yang bermutu Sumber Daya Manusia
48 Bagian 4. Posisi dana kemanusiaan dalam sumber pembiayaan RS non-profit dari aspek ekonomi dan pencitraan
49 Motivasi. Metode, dan Tujuan Stakeholders kunci Pihak yang diuntungka n Modal Tenaga Kerja Pasokan bahan Murni Kemanusiaan Demi Kebaikan Dipandu oleh misi Nilai-nilai Sosial Tidak membayar sama sekali Sumbangan dana kemanusian dan hibah Sukarela Diberikan pasokan bahan berdasarkan sumbangan kemanusiaan Motivasi campuran Dipandu oleh misi dan nilai-nilai pasar Nilai-nilai sosial dan ekonomi Mempunyai subsidi berdasarkan kemampuan dan mereka yang tidak membayar sama sekali Campuran antara sumbangan dana kemanusiaan dan modal yang dinilai berdasarkan pasar Di bayar di bawah nilai pasar, atau campuran antara sukarela dengan yang dibayar penuh Ada potongan khusus, atau campuran antara sumbangan dengan pasokan yang fullprice. Murni Komersial Terkesan untuk maksud sendiri Dipandu oleh nilai pasar Nilai-nilai ekonomi Membayar tarif berdasarkan nilai pasar Modal yang berdasarkan nilai pasar Kompensasi berdasar nilai pasar Pasokan bahan dibayar berdasarkan nilai pasar
50 Motivasi. Metode, dan Tujuan Stakeholders kunci Pihak yang diuntungka n Modal Tenaga Kerja Pasokan bahan Murni Kemanusiaan Demi Kebaikan Dipandu oleh misi Nilai-nilai Sosial Tidak membayar sama sekali Sumbangan dana kemanusian dan hibah Sukarela Diberikan pasokan bahan berdasarkan sumbangan kemanusiaan Motivasi campuran Dipandu oleh misi dan nilai-nilai pasar Nilai-nilai sosial dan ekonomi Mempunyai subsidi berdasarkan kemampuan dan mereka yang tidak membayar sama sekali Campuran antara sumbangan dana kemanusiaan dan modal yang dinilai berdasarkan pasar Di bayar di bawah nilai pasar, atau campuran antara sukarela dengan yang dibayar penuh Ada potongan khusus, atau campuran antara sumbangan dengan pasokan yang fullprice. Murni Komersial Terkesan untuk maksud sendiri Dipandu oleh nilai pasar Nilai-nilai ekonomi Membayar tarif berdasarkan nilai pasar Modal yang berdasarkan nilai pasar Kompensasi berdasar nilai pasar Pasokan bahan dibayar berdasarkan nilai pasar
51 Sebagai lembaga campuran: Mempunyai kesempatan bagus untuk melakukan strategi pembiayaan khususnya bagi masyarakat miskin
52 Indikator RS Status Keuangan RS dan Menjalankan misi Memuaskan Pasien yang membeli Memuaskan Pemberi Subsidi Memuaskan Pemberi Donor Kemanusiaan Proses Pelayanan Yang bermutu Sumber Daya Manusia
53 Mengapa ada kesempatan besar untuk melayani masyarakat miskin dengan lebih baik? Sifat RS keagamaan sebagai lembaga yang tidak murni komersial Adanya Jamkesmas dan Jamkesda Adanya gerakan masyarakat untuk menolong sesama Akan didukung oleh pemerintah dengan memberikan insentif pajak
54 Terobosan untuk pembiayaan bagi kelompok miskin: Kombinasi sumber dana Pemerintah dan Swasta
55 Pola hubungan Pelaksana Pemerintah Private Budget Sources Pemerintah 1 2 Private 3 4
56 Pola hubungan Pelaksana Pemerintah Private Budget Sources Pemerintah 1 Dana Jamkesmas + Private 3 Dana Kemanusiaan
57 Isu-isu Kunci yang perlu dipertajam dalam seminar hari ini: A. Sistem manajemen harus tegas sebagai lembaga non-profit dan menggunakan costleadership B. Dana Kemanusiaan perlu untuk dipakai sebagai citra bahwa RS merupakan lembaga yang perlu disumbang. C. Dimana letak unit yang mengurusi penyumbang: (1) di dalam RS; atau (2) di luar struktur RS
58 Di mana peran pemerintah? Hubungan dengan RS Swasta Public and Private Partnership
Perkembangan RS. Sektor RS dan Ideologinya di Indonesia
Perkembangan RS Sektor RS dan Ideologinya di Indonesia 1 Apa arti ideologi? 1. The body of ideas reflecting the social needs and aspirations of an individual, group, class, or culture. 2. A set of doctrines
Lebih terperinciModul 1 Perkembangan mutakhir sektor rumahsakit di Indonesia. Laksono Trisnantoro Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
Modul 1 Perkembangan mutakhir sektor rumahsakit di Indonesia Laksono Trisnantoro Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Workshop PELATIHAN PENGGALANGAN DANA KEMANUSIAAN Untuk jaringan pelayanan kesehatan
Lebih terperinciOutlook Dalam konteks ideologi pemerintah
Reformasi Pelayanan Kesehatan di Indonesia Outlook 2011 2015 Dalam konteks ideologi pemerintah Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan FK UGM Isi Pengantar 1. Konsep Reformasi sektor Kesehatan 2. Perkembangan
Lebih terperinciDiskusi Kebijakan Publik untuk RS swasta di Indonesia: Kontroversi UU RS
Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan (PMPK) Fakultas Kedokteran UGM Diskusi Kebijakan Publik untuk RS swasta di Indonesia: Kontroversi UU RS Kamis, 10 Desember 2009 pkl. 18.00 21.00 WIB Hotel Parklane,
Lebih terperinciPMPK Fakultas Kedokteran UGM menyelenggarakan seri pertemuan hasil penelitian tentang. Perkembangan RS Swasta Non- Profit dan tantangan masa depannya
PMPK Fakultas Kedokteran UGM menyelenggarakan seri pertemuan hasil penelitian tentang Perkembangan RS Swasta Non- Profit dan tantangan masa depannya 3 Kegiatan Seminar 1 (1 hari): Kriteria Pelayanan sosial
Lebih terperinciPlan of Action: Menggalang Dana Kemanusiaan. Laksono Trisnantoro
Plan of Action: Menggalang Dana Kemanusiaan Laksono Trisnantoro Kegiatan Hari ini Pembukaan: 08.30 09.00 - Konsep Dasar - Mengapa kita menggunakan konsep pemasaran? Latihan 1. Identifikasi kebutuhan RS
Lebih terperinciDAFTAR ISI... PRAKATA...
DAFTAR ISI PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... v xvii xxii DAFTAR GAMBAR... xxiv BAGIAN I PERKEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN RUMAH SA- KIT DAN REFORMASI PELAYANAN KESEHATAN... 1 Pengantar... 1 Bab I Sistem
Lebih terperinciModul. Blok II 1. Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM. Prinsip Ekonomi Manajerial dan Penerapannya Dalam Manajemen Rumah Sakit
1 Modul Minat Utama Manajemen Rumahsakit Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran UGM Gedung IKM Lt. 2 Jln Farmako, Sekip Utara, Jogjakarta 55281 Telp. (0274) 581679, 551408 Fax. (0274)
Lebih terperinciSkenario RS menghadapi era
Skenario RS menghadapi era BPJS: dalam konteks spesialis dan kebijakan industri Laksono Trisnantoro Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan FK UGM Ob servasi 15 tahun terakhir: Masyarakat miskin yang dulu
Lebih terperinciBLOCK 4 CORPORATE-CLINICAL GOVERNANCE AND BUSINESS ENVIRONMENT. Koordinator: Laksono Trisnantoro
BLOCK 4 CORPORATE-CLINICAL GOVERNANCE AND BUSINESS ENVIRONMENT Koordinator: Laksono Trisnantoro Review Block 1: Analisis perubahan lingkungan usaha rumah sakit dan sense making di organisasi PENGANTAR
Lebih terperinciSIFAT LEMBAGA RUMAH SAKIT
BAB 4 SIFAT LEMBAGA RUMAH SAKIT S ifat rumah sakit sebagai suatu lembaga diperlukan untuk menyusun rencana. Proses perencanaan rumah sakit berbentuk PT dengan rumah sakit daerah tentunya berbeda, termasuk
Lebih terperinciLEMBAGA USAHA (FIRMA)
Bagian II 85 BAB VI LEMBAGA USAHA (FIRMA) 6.1 Rumah Sakit dan Konsep Firma Dalam model Circular Flow, firma atau lembaga usaha merupakan salah satu dari empat penopang sistem ekonomi. Katz dan Rosen (1998)
Lebih terperinciTarif Pelayanan Kesehatan. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
Tarif Pelayanan Kesehatan Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH 1 Pokok Bahasan Pendahuluan Konsep tarif pelayanan kesehatan Tujuan penetapan tarif Faktor yang mempengaruhi tarif pelayanan kesehatan Upaya
Lebih terperinciHarapan dan Kekhawatiran RS Publik swasta. Daniel Budi Wibowo. Kongres XII PERSI Jakarta, 7 November 2012
Harapan dan Kekhawatiran RS Publik swasta terhadap UU SJSN / BPJS Daniel Budi Wibowo Kongres XII PERSI Jakarta, 7 November 2012 Rumah Sakit NOT FOR PROFIT Yang dimaksud dengan rumah sakit not for profit
Lebih terperinciProfessional Development
Professional Development untuk Peningkatan Mutu Laksono Trisnantoro Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan FK- UGM/Magister Manajemen Rumahsakit/Magister Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan UGM 1
Lebih terperinciKONSEP PENETAPAN TARIF DAN INVESTASI
146 Memahami Penggunaan Ilmu Ekonomi BAB X KONSEP PENETAPAN TARIF DAN INVESTASI 10.1 Konsep Penetapan Tarif dalam Manajemen Rumah Sakit Tarif adalah nilai suatu jasa pelayanan yang ditetapkan dengan ukuran
Lebih terperinciASPEK STRATEGIS MANAJEMEN RUMAH SAKIT
Pengantar R umah sakit merupakan sebuah lembaga yang melakukan kegiatan tidak di ruang hampa. Dalam sejarah perkembangan rumah sakit terdapat interaksi antara lingkungan dengan keadaan dalam rumah sakit.
Lebih terperinciviii Memahami Penggunaan Ilmu Ekonomi
PRAKATA Aplikasi ekonomi dalam manajemen rumah sakit merupakan suatu topik menarik untuk dibahas. Buku ini bertujuan membahas berbagai aspek aplikasi ekonomi, khususnya ekonomi mikro dalam manajemen rumah
Lebih terperinciGAMBARAN BEBAN PAJAK DI RS. ISLAM DAN PROSPEK KEDEPANNYA SERTA KONSESI PAJAK
GAMBARAN BEBAN PAJAK DI RS. ISLAM DAN PROSPEK KEDEPANNYA SERTA KONSESI PAJAK Disampaikan oleh : Drs. H. S. Eko Prijono, MM pada Seminar 1 hari Kriteria Pelayanan sosial RS dan Konsesi Pajak untuk RS non-profit
Lebih terperinci" Ideologi Jaminan Kesehatan di Indonesia: Apakah akan bertabrakan atau seiring dengan "ideologi dokter (spesialis) dan rumah sakit?
" Ideologi Jaminan Kesehatan di Indonesia: Apakah akan bertabrakan atau seiring dengan "ideologi dokter (spesialis) dan rumah sakit? Laksono Trisnantoro Center for Health Service Management Gadjah Mada
Lebih terperinciviii Memahami Penggunaan Ilmu Ekonomi
PRAKATA Aplikasi ekonomi dalam manajemen rumah sakit merupakan suatu topik menarik untuk dibahas. Buku ini bertujuan membahas berbagai aspek aplikasi ekonomi, khususnya ekonomi mikro dalam manajemen rumah
Lebih terperinciBLOCK 4 CORPORATE-CLINICAL GOVERNANCE AND BUSINESS ENVIRONMENT. Koordinator: Laksono Trisnantoro
BLOCK 4 CORPORATE-CLINICAL GOVERNANCE AND BUSINESS ENVIRONMENT Koordinator: Laksono Trisnantoro Review Block 1: Analisis perubahan lingkungan usaha rumah sakit dan sense making di organisasi PENGANTAR
Lebih terperinciLaksono Trisnantoro Ketua Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
Laksono Trisnantoro Ketua Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada 1 Pembahasan 1. Makna Ekonomi Politik 2. Makna Pemerataan 3. Makna Mutu 4. Implikasi terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. strategi untuk tetap survive dan tetap memenangkan persaingan. Mengelola kinerja dengan mempertimbangkan faktor strategi dan risiko
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semua perusahaan memiliki strategi dalam perencanaannya dan implementasi dari strategi tersebut memiliki beragam alat ukur dalam mengevaluasinya sehingga apakah sudah
Lebih terperinciBUSINESS PLAN: Apa dan Bagaimana? Ni Luh Putu Eka
BUSINESS PLAN: Apa dan Bagaimana? Ni Luh Putu Eka (triandyn@yahoo.com) Pengenalan business plan: Bagian 1: Pengantar Bagian 2: Konsep-konsep yang Perlu Dipahami dalam Menyusun Business Plan Bagian 3: Rencana
Lebih terperinciBAGIAN II ILMU EKONOMI UNTUK SEKTOR KESEHATAN
BAGIAN II ILMU EKONOMI UNTUK SEKTOR KESEHATAN PENGANTAR Bagian II ini merupakan intisari Pengantar Ilmu Ekonomi yang diaplikasikan pada sektor kesehatan. Bagian I telah menegaskan bahwa masalah yang terjadi
Lebih terperinciKebijakan dan Manajemen Kesehatan. Deskripsi
Mata Kuliah Kebijakan dan Manajemen Kesehatan KUI 661 Sesi 1: Prof. dr. Laksono Trisnantoro, MSc, PhD 1 Deskripsi Matakuliah ini membahas mengenai ilmu kebijakan k dan manajemen yang diterapkan di sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan persaingan akan mendorong perusahaan untuk melakukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin meningkat. Peningkatan persaingan akan mendorong perusahaan untuk melakukan penyesuaian terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Baik negeri maupun swasta sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan yang semakin lama akan semakin berkembang seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Baik negeri maupun swasta sebagai penyelenggaranya
Lebih terperinciMonitoring Pelaksanaan Kebijakan BOK dan Jampersal Di DIY, Papua dan NTT. PMPK UGM dan UNFPA Laksono Trisnantoro Sigit Riyarto Tudiono
Monitoring Pelaksanaan Kebijakan BOK dan Jampersal Di DIY, Papua dan NTT PMPK UGM dan UNFPA Laksono Trisnantoro Sigit Riyarto Tudiono Pengantar Mengapa melakukan Monitoring Kebijakan Proses Kebijakan Penetapan
Lebih terperinciPerubahan Lingkungan Usaha RS: Skenario Sistem Pelayanan Kesehatan dalam Konteks Good Governance, Corporate Governance dan Clinical Governance
Block 4 Sesi1 Perubahan Lingkungan Usaha RS: Skenario Sistem Pelayanan Kesehatan dalam Konteks Good Governance, Corporate Governance dan Clinical Governance Tujuan Memahami perkembangan Sistem Pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selalu berhadapan dengan masalah pengelolaan perusahaan dalam pengawasan aset.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam dunia bisnis, perusahaan perusahaan baik yang bergerak di bidang jasa, perdagangan, maupun manufaktur yang telah berkembang dengan pesat akan selalu berhadapan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. baik dalam bentuk jasa maupun fasilitas. Bahkan untuk mengukur tingkat kemajuan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Masalah Salah satu tugas utama negara adalah memberi pelayanan kepada masyarakat baik dalam bentuk jasa maupun fasilitas. Bahkan untuk mengukur tingkat kemajuan sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam ekonomi, pemerintah merupakan agen, dimana peran pemerintah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam ekonomi, pemerintah merupakan agen, dimana peran pemerintah adalah menghasilkan barang publik. Barang publik harus dihasilkan pemerintah, terutama karena tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setelah beberapa tahun kemudian atau di tahun 1970-an, fakta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berawal dari tahun 1959, pemerintah Indonesia dengan konfrontasi politiknya mulai mengambil alih perusahaan-perusahaan milik Belanda. Namun yang terjadi setelah mengambil
Lebih terperinciKebijakan Desentralisasi Kesehatan dan Governance Sektor Kesehatan. Laksono Trisnantoro Dwi Handono Sulistyo KMPK FK UGM
Kebijakan Desentralisasi Kesehatan dan Governance Sektor Kesehatan Laksono Trisnantoro Dwi Handono Sulistyo KMPK FK UGM Pokok Bahasan 1: KEBIJAKAN DESENTRALISASI Perkembangan Desentralisasi di Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pusat (sentralistik) telah menimbulkan kesenjangan antara Jawa dan luar Jawa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mensejahterakan masyarakat yaitu melalui pembangunan yang dilaksanakan secara merata. Pembangunan di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pembangunan kesehatan ditentukan antara lain oleh ketersediaan biaya kesehatan. Biaya kesehatan ditinjau dari sisi pemakai jasa pelayanan kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat diketahui kelemahan dan kekurangan jasa pelayanan kesehatan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada era sekarang ini semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan, akan mengakibatkan tuntutan peningkatan pelayanan kesehatan. Salah satu mengantisipasi
Lebih terperinciPerencanaan Strategis dan Perubahan Budaya Organisasi
Perencanaan Strategis dan Perubahan Budaya Organisasi Isi: Pelajaran dari RS yang melakukan Perubahan Perubahan Budaya di RS Tabanan Dimana peran Perencanaan Strategis pada perubahan? Pelajaran dari berbagai
Lebih terperinciDiskusi Kebijakan Dilema profesi dokter dalam penentuan tarif di RS dan sistem asuransi kesehatan
Diskusi Kebijakan Dilema profesi dokter dalam penentuan tarif di RS dan sistem asuransi kesehatan Gedung Perpustakaan FK UGM. 12 April 2013 Oleh: Laksono Trisnantoro 1 Metrotvnews.com, Jakarta: Realitas
Lebih terperinciKebijakan memperbolehkan Tenaga kesehatan (spesialis) bangsa asing
Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan (PMPK) Fakultas Kedokteran UGM Kebijakan memperbolehkan Tenaga kesehatan (spesialis) bangsa asing ke Indonesia Selasa 12 April, Kuningan, Jakarta Isi: Pengantar Model
Lebih terperinciVisi Pendidikan Spesialis dan Subspesialis: Menjadi bagian integral dalam Sistem Pelayanan Kesehatan di Indonesia
Visi Pendidikan Spesialis dan Subspesialis: Menjadi bagian integral dalam Sistem Pelayanan Kesehatan di Indonesia Laksono Trisnantoro, Fakultas Kedokteran UGM Pengantar Jaminan Kesehatan Nasional talah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. peranan yang amat vital untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembiayaan Kesehatan Pembiayaan kesehatan yang kuat, stabil dan berkesinambungan memegang peranan yang amat vital untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan dalam rangka mencapai
Lebih terperinciSTRATEGI RUMAH SAKIT DAN ETIKA BISNIS
BAB 12 STRATEGI RUMAH SAKIT DAN ETIKA BISNIS D alam membahas strategi rumah sakit terdapat beberapa isu yang terkait dengan etika, antara lain: Apabila rumah sakit menyusun rencana strategis, apakah kegiatan
Lebih terperinciPENGANTAR EKONOMI MANAJERIAL UNTUK RUMAH SAKIT
98 Memahami Penggunaan Ilmu Ekonomi BAB VII PENGANTAR EKONOMI MANAJERIAL UNTUK RUMAH SAKIT 7.1 Masalah Manajemen dan Ekonomi Perubahan disadari telah terjadi dalam rumah sakit. Fakta di lapangan dan sejarah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pemerintah merupakan organisasi sektor publik yang mempunyai tanggung
BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemerintah merupakan organisasi sektor publik yang mempunyai tanggung jawab mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui penyediaan barang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Selama pemerintahan orde baru sentralisasi kekuasaan sangat terasa dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama pemerintahan orde baru sentralisasi kekuasaan sangat terasa dalam setiap aktivitas pemerintahan daerah, bahkan rancangan pembangunan disetiap daerah
Lebih terperinciKEKHAWATIRAN DAN HARAPAN RUMAH SAKIT PRIVAT TERHADAP PELAKSANAAN UU. SJSN/BPJS. Oleh: Mus Aida (Ketua ARSSI)
KEKHAWATIRAN DAN HARAPAN RUMAH SAKIT PRIVAT TERHADAP PELAKSANAAN UU. SJSN/BPJS Oleh: Mus Aida (Ketua ARSSI) ARSSI ( ASOSIASI RUMAH SAKIT SWASTA INDONESIA) BERANGGOTAKAN RS SWASTA BAIK FOR PROFIT MAUPUN
Lebih terperinciINDEKS. C Cash and Carry, 43 Cash-Flow, 161 Circular Flow, 61, 68-70, 75, 84-86, 109, 163, 165, 168, 172, 191
INDEKS A Akuntabilitas Usaha, 178 Akuntabilitas, 50, 52, 57, 58, 179, 246 Asuransi Kesehatan, 3, 7, 27, 29, 31, 41-44, 58, 65, 116, 120-123, 151, 187, 199, 233, 254, 274, 285 B Bad Externalities, 279 Badan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional sebagai rangkaian upaya pembangunan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional sebagai rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan kebutuhan pokok yang harus diperhatikan setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan pokok yang harus diperhatikan setiap orang demi mempertahankan kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, rumah sakit sebagai fasilitas kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada Tahun 2000 strategi global kesehatan untuk semua dari World Health Organization (WHO) menekankan bahwa kesehatan adalah hak manusia, yang mengandung arti bahwa
Lebih terperinciReview Kebijakan Anggaran Kesehatan Nasional. Apakah merupakan Anggaran Yang Kurang atau Berlebih?
Review Kebijakan Anggaran Kesehatan Nasional Apakah merupakan Anggaran Yang Kurang atau Berlebih? Pendahuluan Pembiayaan kesehatan oleh pemerintah pusat di Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun terakhir
Lebih terperinciPENGANTAR BISNIS MINGGU KE-3
PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-3 Bentuk-bentuk Badan Usaha Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si ORGANIZING Proses pengorganisasian Cara organisasi mengalokasikan & menugaskan kegiatan-kegiatan kepada para
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan khusus kepada penduduk miskin, anak-anak, dan para lanjut usia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan nasional, pelayanan kesehatan baik oleh pemerintah maupun masyarakat harus diselengarakan secara
Lebih terperinciMencermati PP Nomor. 28 Tahun 2003
Mencermati PP Nomor. 28 Tahun 2003 Oleh : Adi Nugroho Onggoboyo Sebagai ujung tombak dalam memperlancar tugas-tugas pemerintahan, baik pada tingkat pusat maupun daerah, pegawai negeri sipil sebagai aparatur
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi segenap bangsa Indonesia
Lebih terperinciKEBIJAKAN OTONOMI DALAM MANAJEMEN RUMAH SAKIT
Bagian I 51 BAB IV KEBIJAKAN OTONOMI DALAM MANAJEMEN RUMAH SAKIT 4.1 Globalisasi dan Otonomi Rumah Sakit Di Indonesia problem keuangan menyebabkan kemampuan pemerintah pusat untuk membiayai pembangunan
Lebih terperinciPengalaman Perdhaki dalam Fund-Raising. Yogyakarta, 6 7 Agustus 2010
Pengalaman Perdhaki dalam Fund-Raising Yogyakarta, 6 7 Agustus 2010 Pendahuluan Perdhaki : Persatuan Karya Dharma Kesehatan Indonesia Berdiri : 24 Juli 1972 Kantor Pusat : Jl. Kramat VI no 7 Jakarta Pusat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai badan hukum. Jika perseroan terbatas menjalankan fungsi privat dalam kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Perseroan terbatas merupakan suatu badan hukum yang berbeda dengan negara sebagai badan hukum. Jika perseroan terbatas menjalankan fungsi privat dalam kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terkendali biaya dan kualitasnya, seperti yang tercantum dalam Undang -
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk dapat hidup layak dan produktif, untuk itu diperlukan penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang terkendali biaya dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap negara mengakui bahwa kesehatan menjadi modal terbesar untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental dan sosial yang tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan. Kesehatan merupakan hak bagi setiap
Lebih terperinciOPSI ALTERNATIF: PERCEPATAN CAKUPAN SEMESTA ASURANSI KESEHATAN SOSIAL DI INDONESIA*
OPSI ALTERNATIF: PERCEPATAN CAKUPAN SEMESTA ASURANSI KESEHATAN SOSIAL DI INDONESIA* Soewarta Kosen, Tati Suryati dan Muh. Karyana PusLitBang Sistem dan Kebijakan Kesehatan Badan Penelitian dan Pengembangan
Lebih terperinciStrategi Pemberdayaan Lembaga Keuangan Rakyat BPR
Strategi Pemberdayaan Lembaga Keuangan Rakyat BPR Oleh : Marsuki Disampaikan dalam Seminar Serial Kelompok TEMPO Media dan Bank Danamon dengan Tema : Peran Pemberdayaan dalam Pengembangan Ekonomi Daerah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terkecuali pelayanan penunjang medis di bidang farmasi. Pelayanan yang baik
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini kemajuan perkembangan rumah sakit mengalami perubahan besar dimana rumah sakit sedang berada dalam suasana global dan kompetitif. Pelayanan rumah sakit
Lebih terperinciReformasi Sistem Tata Kelola Sektor Migas: Pertimbangan untuk Pemerintah Jokowi - JK
Briefing October 2014 Reformasi Sistem Tata Kelola Sektor Migas: Pertimbangan untuk Pemerintah Jokowi - JK Patrick Heller dan Poppy Ismalina Universitas Gadjah Mada Memaksimalkan keuntungan dari sektor
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Menurut Rochmat Soemitro, dalam buku Mardiasmo, (2011:1) Pajak adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat
Lebih terperinciMAKALAH MANAJEMEN REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT
MAKALAH MANAJEMEN REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT DISUSUN OLEH MARIA YOSEFINA SARINA BIMA 10.001.068 Semester/Kelas : III/C AKADEMI PEREKAM MEDIS DAN INFORMATIKA KESEHATAN YAYASAN BINA ADMINISTRASI BANDUNG
Lebih terperinciPelayanan Antidiskriminasi
Pelayanan Antidiskriminasi 07 Jan 2015 Perbaikan Pemberian Pelayanan Kepada Masyarakat Memperkenalkan Pendekatan Baru Meningkatkan Efisiensi Keadilan dan Kemudahan akses pelayanan bagi kelompok rentan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri pelayanan jasa kesehatan berkembang sangat pesat di Indonesia. Di wilayah Yogyakarta sendiri terdapat 2.403 rumah sakit. Terdiri dari 1.850 Rumah
Lebih terperinciPERENCANAAN STRATEGIS UNTUK ORGANISASI NON-PROFIT
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK ORGANISASI NON-PROFIT DR. Johannes Buku : Manajemen Stratejik - bab 11 TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mengikuti BAB ini diharapkan menjelaskan hal-hal berikut. anda dapat 1.Perkembangan
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN ASKESKIN, ASKES PNS, UMUM PADA PELAYANAN LOKET PENDAFTARAN RAWAT JALAN DI RSUD KABUPATEN KARANGANYAR
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN ASKESKIN, ASKES PNS, UMUM PADA PELAYANAN LOKET PENDAFTARAN RAWAT JALAN DI RSUD KABUPATEN KARANGANYAR Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah
Lebih terperinciSEKILAS TENTANG ANALISIS KEBIJAKAN BELANJA PUBLIK/NEGARA
SEKILAS TENTANG ANALISIS KEBIJAKAN BELANJA PUBLIK/NEGARA 1. Arti penting dan peran analisis kebijakan belanja publik. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara
Lebih terperinciContoh topik penelitian manajemen rumahsakit
Contoh topik penelitian manajemen rumahsakit Adi Utarini Penelitian di bidang manajemen rumah sakit merupakan penelitian terapan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan manajemen.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disahkan 20 Juli 2007 menandai babak baru pengaturan CSR di negeri ini.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konsep tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) yang dikemukakan H. R. Bowen (1953), muncul sebagai akibat karakter perusahaan yang
Lebih terperinciPokok-pokok pemikiran mengenai IDI dan Kolegium sebagai organisasi profesi yang terpisah
Pokok-pokok pemikiran mengenai IDI dan Kolegium sebagai organisasi profesi yang terpisah Untuk mencegah hilangnya/pembatasan hak konstitusi masyarakat dalam mendapat pelayanan kesehatan dan pendidikan
Lebih terperinciRumah Sakit Perjan: Konsep Salah Kaprah
Rumah Sakit Perjan: Konsep Salah Kaprah Hasbullah Thabrany 1 Jika kita memperhatikan prilaku masyarakat Indonesia, maka terdapat dua perbedaan sikap yang sangat menyolok terhadap dua jenis institusi sosial
Lebih terperinciPerencanaan dan Penganggaran: Analisis Kasus di Daerah
Perencanaan dan Penganggaran: Analisis Kasus di Daerah Dr. Wahyudi Kumorotomo Magister Administrasi Publik Universitas Gadjah Mada Website: www.kumoro.staff.ugm.ac.id E-mail: kumoro@ugm.ac.id MASALAH POKOK
Lebih terperinciPENGGUNAAN EKONOMI MIKRO DI SEKTOR KESEHATAN
Bagian II 63 BAB V PENGGUNAAN EKONOMI MIKRO DI SEKTOR KESEHATAN 5.1 Ekonomi dan Rumah Sakit Gambaran mengenai keadaan rumah sakit pada Bab I menunjukkan bahwa ilmu ekonomi perlu untuk dipahami pada sektor
Lebih terperinciPerkembangan Kebijakan Otonomi Rumahsakit dan Pengawasan Rumahsakit di Era Jaminan Kesehatan Nasional Laksono Trisnantoro
Perkembangan Kebijakan Otonomi Rumahsakit dan Pengawasan Rumahsakit di Era Jaminan Kesehatan Nasional Laksono Trisnantoro Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK-UGM/ Magister Manajemen Rumahsakit UGM/
Lebih terperinciKemitraan Dalam. Ringkasan Laporan 2012/2013
Kemitraan Dalam Membangun Masa Depan BERSAMA di Asia Ringkasan Laporan 2012/2013 YAYASAN TEMASEK Yayasan Temasek adalah organisasi kemanusiaan Singapura yang didirikan oleh Temasek, sebuah perusahaan Asia
Lebih terperinciTabel 1. Perbandingan Belanja Kesehatan di Negara ASEAN
14 Tabel 1. Perbandingan Belanja Kesehatan di Negara ASEAN Negara Belanja kesehatan terhadap % PDB Belanja kesehatan pemerintah terhadap % total belanja kesehatan Malaysia 4,3 44,1 Thailand 4,1 74,3 Filipina
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada mulanya rumah sakit di Indonesia banyak didirikan dengan tujuan sosial
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada mulanya rumah sakit di Indonesia banyak didirikan dengan tujuan sosial tanpa terlalu mempertimbangkan segi ekonominya. Pada masa itu kebanyakan rumah sakit mendapat
Lebih terperinciASPEK KEADILAN SOSIAL & PAJAK RS NON-PROFIT. Studi Banding Indonesia & Australia
ASPEK KEADILAN SOSIAL & PAJAK RS NON-PROFIT Studi Banding Indonesia & Australia Pendahuluan UU RS no. 44 tahun 2009, pasal 30 (h): Setiap RS memiliki hak mendapatkan insentif pajak bagi Rumah Sakit publik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat. Semua orang menginginkan kesehatan karena kesehatan dinilai sangat berharga dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development)
16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini dunia usaha tidak lagi hanya memperhatikan catatan keuangan perusahaan semata (single bottom line), juga aspek sosial dan lingkungan yang biasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H dan Undang-Undang Nomor
Lebih terperinciGedung Granadi, Kuningan Lantai 10 (seberang Departemen Kesehatan) Jakarta, Selasa 8 Februari 2011, pukul
Lunch Seminar Peranan Profesi dan Asosiasi Profesi dalam Reformasi Pelayanan Kesehatan: Apakah mendukung atau menghambat proses reformasi pelayanan kesehatan? Sebuah kajian budaya dan ideologi Gedung Granadi,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dari rumusan permasalahan dan pertanyaan penelitian. Setelah teridentifikasi
BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini berisi penjelasan mengenai latar belakang masalah dari penelitian yang akan dilakukan. Rangkaian penjelasan latar belakang masalah merupakan dasar dari rumusan permasalahan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang melaksanakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat baik masyarakat umum maupun peserta asuransi kesehatan misalnya
Lebih terperinciBAB II KINERJA SEKTOR PUBLIK. hendak dicapai. Tujuan tiap-tiap organisasi sangat bervariasi tergantung pada
11 BAB II KINERJA SEKTOR PUBLIK 2.1. SEKTOR PUBLIK 2.1.1. Organisasi Sektor Publik Setiap organisasi pasti mempunyai tujuan spesifik dan unik yang hendak dicapai. Tujuan tiap-tiap organisasi sangat bervariasi
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI SKPD Analisis Isu-isu strategis dalam perencanaan pembangunan selama 5 (lima) tahun periode
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan investasi sumber daya manusia. Dengan masyarakat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan investasi sumber daya manusia. Dengan masyarakat yang sehat maka produktivitas masyarakat akan meningkat yang pada gilirannya nanti,akan meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar dari setiap manusia
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar dari setiap manusia untuk dapat hidup layak, produktif, serta mampu bersaing untuk meningkatkan taraf hidupnya. Namun demikian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Reformasi tahun 1998 memberikan dampak yang besar dalam bidang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Reformasi tahun 1998 memberikan dampak yang besar dalam bidang Pemerintahan yakni perubahan struktur pemerintahan, dari sentralisasi menuju desentralisasi.
Lebih terperinci2016 ANALISIS KINERJA RUMAH SAKIT RUJUKAN BPJS KESEHATAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN BALANCE SCORECARD
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan faktor penting bagi kita semua. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
Lebih terperinciBAB II. PROFIL PERUSAHAAN PT. BTPN Tbk Medan. dalam suatu perkumpulan pegawai pensiunan militer pada tahun 1958 di
BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT. BTPN Tbk Medan A. Sejarah Perusahaan Bank Tabungan Pensiunan Nasional terlahir dari pemikiran 7 (tujuh) orang dalam suatu perkumpulan pegawai pensiunan militer pada tahun 1958
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk menjalin komunikasi dengan para stakeholders ataupun. lembaga / perusahaan kepada publik.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bagian Hubungan Masyarakat atau disingkat dengan Humas atau Public Relations sangat dibutuhkan hampir di semua bentuk organisasi atau lembaga, bersifat komersial
Lebih terperinci